Aku Dan Tuhan

5
Yehovah Jireh Batinku terasa tertekan, aku merasa hidup dalam dunia kebingungan, banyak pertanyaan yang melayang-layang dalam pikiranku atas semua masalah dan kehiduapanku di dunia ini, baik dalam kehiduapan keluraga maupun kehidupanku bersama orang-orang disekitarku.Memikirkan itu aku mulai menetaskan air mata, aku bertanya pada Tuhan dalam setiap doaku, selalu bertanya dengan awalan Kenapa Tuhan atau kok gini sih Tuhan. Tandanya, aku hanya bisa mengeluh. Aku mulai menyadari, sesuatu yang salah terjadi dalam hidupku dan aku harus mengubah itu. Tapi, sebelum itu aku lakukan, aku ingin semua pertanyaanku hilang dan telah terjawab. Aku mengusap air mataku, sambil memikirkan itu, pelan-pelan aku mulai tertidur diatas meja belajarku. Aku membuka mataku, melihat sekelilingku, aku mulai mengerutkan dahi, bingung. Dimana aku berada? Di sekelilingku terlihat semua berwarna putih seperti asap yang menggembul. Namun, seketika tempat itu terasa berubah. Aku berdiri dan membawa kakiku melangkah pelan- pelan menyelusuri semua jalan setapak ini. Tempat ini terasa teduh, dedaunan pohon terlihat berayun-ayun karena tiupan angin. Suara tetesan air dari sebuah danau terdengar merdu sekali. Damai. Aku merasa semua kekuatiranku dan kebingunganku lenyap seketika. Aku tersenyum melihat tempat ini. Sayangnya, mengapa tempat ini sepi sekali. Aku terus berjalan, mencoba mencari kehidupan ditempat ini sambil melihat pemandangan yang sangat menajubkan. Seketika itu, langkahku terhenti sesaat. Aku melihat ada sesosok tubuh berjubah putih bersih seperti salju sedang duduk dikursi taman sambil membaca sebuah buku. Pelan-pelan aku mendekatiNya. Dari dekat aku melihat wajahNya, terlihat jelas di wajahNya ada perasaan damai yang luar biasa. Bahkan dihatiku tidak ada perasaan takut sama sekali. Walaupun aku tidak tahu siapa Dia? Malahan, ingin rasanya aku terus bersama dia. Dia memalingkan wajahNya kearahku. Dia memberikan senyum termanis , yang sebelumnya tidak pernah aku lihat pada sosok pria manapun. Dia pria yang tampan, sepertinya tubuhNya juga tinggi. Aku terus melakukan penilaian dari atas hingga ujung kakinya, benar-benar aku dibuat kagum dengar penampilanNya. “Apakah Aku seaneh itu, sehingga kamu menilai diri dari atas hingga bawah?” tanyaNya halus padaku, pertanyaan itu membuataku

description

Cerpen Rohani

Transcript of Aku Dan Tuhan

Page 1: Aku Dan Tuhan

Yehovah JirehBatinku terasa tertekan, aku merasa hidup dalam dunia kebingungan, banyak pertanyaan yang

melayang-layang dalam pikiranku atas semua masalah dan kehiduapanku di dunia ini, baik dalam kehiduapan keluraga maupun kehidupanku bersama orang-orang disekitarku.Memikirkan itu aku mulai menetaskan air mata, aku bertanya pada Tuhan dalam setiap doaku, selalu bertanya dengan awalan Kenapa Tuhan atau kok gini sih Tuhan. Tandanya, aku hanya bisa mengeluh. Aku mulai menyadari, sesuatu yang salah terjadi dalam hidupku dan aku harus mengubah itu. Tapi, sebelum itu aku lakukan, aku ingin semua pertanyaanku hilang dan telah terjawab. Aku mengusap air mataku, sambil memikirkan itu, pelan-pelan aku mulai tertidur diatas meja belajarku.

Aku membuka mataku, melihat sekelilingku, aku mulai mengerutkan dahi, bingung. Dimana aku berada? Di sekelilingku terlihat semua berwarna putih seperti asap yang menggembul. Namun, seketika tempat itu terasa berubah. Aku berdiri dan membawa kakiku melangkah pelan-pelan menyelusuri semua jalan setapak ini. Tempat ini terasa teduh, dedaunan pohon terlihat berayun-ayun karena tiupan angin. Suara tetesan air dari sebuah danau terdengar merdu sekali. Damai. Aku merasa semua kekuatiranku dan kebingunganku lenyap seketika. Aku tersenyum melihat tempat ini. Sayangnya, mengapa tempat ini sepi sekali. Aku terus berjalan, mencoba mencari kehidupan ditempat ini sambil melihat pemandangan yang sangat menajubkan. Seketika itu, langkahku terhenti sesaat. Aku melihat ada sesosok tubuh berjubah putih bersih seperti salju sedang duduk dikursi taman sambil membaca sebuah buku. Pelan-pelan aku mendekatiNya. Dari dekat aku melihat wajahNya, terlihat jelas di wajahNya ada perasaan damai yang luar biasa. Bahkan dihatiku tidak ada perasaan takut sama sekali. Walaupun aku tidak tahu siapa Dia? Malahan, ingin rasanya aku terus bersama dia. Dia memalingkan wajahNya kearahku. Dia memberikan senyum termanis , yang sebelumnya tidak pernah aku lihat pada sosok pria manapun. Dia pria yang tampan, sepertinya tubuhNya juga tinggi. Aku terus melakukan penilaian dari atas hingga ujung kakinya, benar-benar aku dibuat kagum dengar penampilanNya.

“Apakah Aku seaneh itu, sehingga kamu menilai diri dari atas hingga bawah?” tanyaNya halus padaku, pertanyaan itu membuataku berhenti melakukan penilaianku. Aku membalasNya dengan senyuman dan menjawab

“Aku hanya kagum denganMu. Entah mengapa, melihatMu, ada perasaan damai yang luar biasa aku rasakan. Siapakah Engkau?”. Dia menambah senyuman diwajahNya dan berkata

“ Duduklah disini terlebih dahulu.” sambil menawarkan tempat kosong disebelahnya. Aku menerima tawarannya. Dan Ia melanjutkan perkataanNya

“ Kamu bertanya, siapa Aku?” tanyaNya balik padaku. Aku menganggukan kepalaku dengan cepat.

“Tidakkah kamu tahu? Aku lah yang kamu cari?”. Aku heran dengan pernyataannya. Sesaat aku berfikir dan kemudian..

“Benarkah itu Engkau?”tanyaku cepat. “Kamu masih tidak yakin siapa Aku?”balasNya“Tidak Yesus, bukan begitu. Aku percaya, kalau ini benar-benar Engkau. Aku hanya ingin

menyakinkan diriku, bahwa apa yang aku pikirkan ini benar. Bahwa yang ada didepanku sekarang adalah Yesus. Sosok yang ingin aku temui dari dulu.”jelasku padaNya.

“Aku selalu hadir dalam kamarmu jika kamu ada dikamar, Aku selalu ada dalam ruang kuliahmu saat kamu ada kelas. Bahkan saat kamu jalan bersama teman-temanmu, aku juga ikut jalan bersamamu. Dimanapun kamu berada, Aku selalu bersama engkau. Lalu mengapa Engkau masih mencari Aku?”tanya Yesus. Pertanyaan itu membuat aku menutup mulutku, bingung bagaimana aku harus menjawab pertanyaan itu. Yesus melihatku masih dengan senyuman lembut diwajahNya.

Page 2: Aku Dan Tuhan

“AnakKu, tenanglah! Sekarang Aku disini bersama engkau. Berbicaralah padaKu. Keluarkanlah semua keluh kesahmu, semua kebingungan atas setiap masalahmu. Aku akan mendengarkannya.”pintaNya halus. Mendengar itu, aku mulai meneteskan air mataku. Tuhan, mengapa engkau begitu baik? Tuhan, mengapa Engkau begitu mengasihiku? Apa pentingnya diriku untukMu. Tuhan? Semua itu aku katakan dalam hatiku sambil terus menangis.

“AnakKu, tenanglah! Kau boleh mengutarakan itu semua padaKu. Aku ingin mendengarkannya langsung dari mulutmu. Aku tidak mau mendengarkannya dari hatiMu. Sekarang, katakanlah.”

“Yesus, Engkau tahu setiap pergumulanku. Engkau tahu semua kekuatiranku. Aku takut menjalani hidup ini. Semakin hari, aku merasa semakin tertekan. Aku merasa sendiri. Aku lelah dengan semua ini. Aku tidak tahu harus bagaimana Tuhan?”

“Ingatkah engkau dengan perkataanKu ini, Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu? Sudahkah kamu lakukan itu anakKu?”tanya Yesus, aku mulai berfikir.

“Sudah Tuhan. Aku setiap minggu ke gereja.”jawabku. “ Ke gereja? Itu saja? Apa yang kamu dengar dari pesan yang hamba-hambaKu sampaikan? Adakah kamu melakukannya?”

“Belum Tuhan. Tapi, aku juga setiap pagi berdoa padaMu.”kataku membela diri.“AnakKu, aku tidak membutuhkan tubuhmu sedang hatimu tidak bersamaku. Aku membutuhkan

hati yang hancur. Hati yang benar-benar datang mencari Aku”. Sesaat aku terdiam mendengar perkataan itu. Perkataan itu benar-benar menggoncang hatiku. Apa yang aku lakukan selama ini? Aku ingin menemui Yesus, padahal Yesus selalu ada disampingku.

“Yesus, maaf kan aku. Aku berdosa terhadap Engkau. Aku ingin berubah, aku ingin bertobat, aku benar-benar ingin menyerahkan hatiku padaMu. Masihkah Engkau menerimanya?”

“AnakKu, Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat. Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat. Jadi, bersukacitalah, sebab dosamu telah diampuni.”

“Terima kasih Yesus.”ucapku. “Adakah yang lain anakku?”tanya Yesus lagi, sebab Dia tahu, bahwa aku masih ingin mengetahui jawabanNya dari pertanyaan-pertanyaanku.

“ Iya, Yesus. Boleh kah, aku bertanya lagi?”. “Tentu saja. Katakanlah, anakKu”. Aku gembira mendengar itu.“Tuhan, mengapa, aku harus menjalani semua masalah ini? Bagaimana jika aku tidak sanggup?

Boleh kah aku bertindak untuk meninggalkan dunia ini?”“Masihkah kamu tidak percaya padaKu? Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?

AnakKu, tidakkah kau pernah mendengar , kuatkan dan teguhkanlah hatimu! Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.”

“Maaf kan aku Yesus. Aku benar-benar berdosa padaMu”. Aku tertunduk malu. Ova!! Apa yang kau lakukan? Bukankah kau ingin bertobat. Ova, Teguhkan dan Kuatkanlah hatimu! Ingat, Jesus always with you. Kataku sambil mencoba menguatkan hatiku. Aku melihat Yesus tersenyum padaku.

“AnakKu, kamu harus ingat bahwa Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia  dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”pesan Yesus padaku.

“Ya Yesus. Terima kasih. Aku sadar bahwa aku tidak sendiri didunia. Engkau selalu ada dalam diriku. Bahkan aku melihat bahwa Engkau yang melakukan dan menyelesaikan setiap persoalanku. Seharusnya, aku tidak perlu takut. Sebab, Engkau Tuhan dan Juruselamatku!”

“Ya, itu yang ingin aku dengar darimu,anakKu. Jika kau lihat suatu masalah, ingatlah bukan dua pasang jejak kaki yang akan terlihat, tapi hanya ada satu pasang jejak kaki. Bukan karena Aku meninggalkanmu, tapi, itu adalah jejak kakiKu, kamu ada dalam gendonganku. Aku yang akan berjalan dan menyelesaikan masalahmu.”

Page 3: Aku Dan Tuhan

Air mataku tak bisa kutahan lagi. Aku kembali menagis. Tuhan, Engkau sungguh baik! Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,  aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku, gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

“Ada lagi yang mengganjal dalam hatimu, AnakKu?”tanya Yesus lagi padaku. Aku menganggugkan kepala.

“Yesus, bagaimana caranya aku ingin bertemu dengan Engkau lagi?”.“Bukankah telah kukatakan padamu, bahwa dimanapun kamu berada, aku hadir juga disitu. Aku

selalu ada disampingmu. Mengapa kamu masih bingung mencari aku?”“Aku hanya ingin berkomunikasi padaMu, Yesus. Aku ingin bertukar pikiran seperti ini

padaMu.”“AnakKu, yang harus kamu lakukan tetaplah berdoa! Ingat dan lakukanlah hal ini, janganlah

hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga , tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”

“Ya Bapa. Terima kasih Yesus. Aku ingin terus berada disini bersamaMu. Boleh kah Bapa?”pintaku pada Yesus. Sekali lagi, aku melihat senyum terindah itu di wajah Yesus.

“Tentu saja. Aku akan terus bersamamu. Mari kita pergi”ajak Yesus sambil berdiri dan mulai melangkah meninggalkan bangku taman, tempat dimana kami bertanya jawab.Melihat Yesus bangkit dari kursi taman, seketika aku juga ikut berdiri dan berusaha melangkah mengikuti Yesus.Hanya beda 5 langkah saja dari posisiku berjalan dengan posisi Yesus berjalan, namun lama-lama sosok Yesus tak dapat aku lihat lagi. Kabut asap putih tadi kembali muncul menutupi pandanganku. Aku mulai panik, aku berjalan kekiri dan kekanan mencari Yesus, namun entah dari mana, aku mendengar suara Yesus berbicara padaku.

“Anakku, tenanglah! Aku bersama engkau!” Mendengar suara itu, hatiku merasakan damai yang luar biasa. Detik demi detik aku, aku merasa sangat mengantuk dan akhirnya aku terbaring ditempat aku mendengar suara Yesus tadi.

“Ova, Ova, bangun nak. Kamu nggak apa-apa?”tanya Ibu padaku sambil berusaha membuat aku terjaga. Aku terbangun, sesaat aku memandang wajah Ibu, lalu beberapa detik berusaha mengingat aku sedang ada dimana dan apa yang terjadi. Ternyata, aku tertidur dan bermimpi dimeja belajar ku.

“Ova nggak apa-apa kok, Bu.”jawabku sekenanya. Ibu mengerutkan dahinya, tanda tidak yakin. “Okee, Bu. Ova akan menceritakan mimpi terindah yang Ova alami, bahkan mungkin yang tidak

pernah dialami orang lain.”tambahku. “Benarkah? Apa itu? Sepertinya menarik?”tanya Ibu penasaran.“Ova bertemu Tuhan Yesus. Didalam mimpi itu, Ova disadarkan oleh Yesus. Ova ingin berubah,

Ova ingin bertobat. Ova benar-benar ingin memberikan hati Ova sepenuhnya untuk Tuhan.” Mendengar itu, Ibu tersenyum dan berkata “Seperti namamu, Nak. Tuhan Yesus menyediakan jawaban bagi setiap kebingungan dan kekuatiranmu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

“Amin! Ibu mau kah menemaniku berdoa?”“Pasti. Mari kita berdoa”.

Filipi 4:6Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu

kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan  apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera   dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan

kepadamu hari depan  yang penuh harapan.(Yeremia 29: 11)

By: Gita Pramodha (130110130056)