AKTIVITAS DAKWAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN...
Transcript of AKTIVITAS DAKWAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN...
AKTIVITAS DAKWAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA CIPAYUNG JAYA DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Disusun oleh :
Sri Ayu Rahayu
Nim : 107051002395
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
i
ABSTRAK
AKTIVITAS DAKWAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA CIPAYUNG JAYA DEPOK
Pondok pesantren Qotrun Nada merupakan pesantren yang sudah cukup di kenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat Cipayung Jaya Depok. Dari banyaknya pesantren yang ada di kota Depok, pondok pesantren Qotrun Nada merupakan pesantren yang cukup unggul sekota Depok, karena dengan kegiatan-kegiatannya yang bagus dan kesederhanaannya yang dimiliki oleh pondok pesantren Qotrun Nada tersebut. Karena dengan kesederhanaannya dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya, membuat tertarik masyarakat untuk memasuki anaknya ke Qotrun Nada khususnya masyarakat Cipayung Jaya. maka penulis tertarik untuk meneliti pondok pesantren Qotrun Nada ini dengan judul “Aktivitas Dakwah Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok.”
Adapun yang akan diteliti oleh penulis yaitu aktivitas apa saja yang dilaksanakan di Qotrun Nada, bagaimana pelaksanaan aktivitas dakwah pondok pesantren Qotrun Nada baik dalam dakwah Bil Lisan maupun dakwah Bil Hal, dan apa saja faktor pendukung dan penghambat di pondok pesantren Qotrun Nada.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulis mengadakan penelitian ini dengan cara wawancara, observasi langsung kelapangan dan ikut serta dalam kegiatan pengajian seperti: pengajian ratiban yang dilaksanakan setiap malam Jum’at dan kegiatan muhadhoroh.
Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya adalah menyusun data secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam melakukan analisis data. Aktivitas dakwah santri yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada baik dalam bentuk Bil Hal dan Bil Lisan bertujuan semata-mata untuk menuntut Ilmu, khususnya Ilmu agama dan serta dapat memberikan apresiasi tentang peningkatan akhlak santri, sehingga generasi yang akan datang masih ada penerus-penerus yang akan memperjuangkan agama Islam.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta yang telah memberikan
berbagai macam nikmat, rahmat dan karunia-Nya serta kasih sayang-Nya yang tidak
terduga serta telah member kekuatan, kesabaran dan pertolongan kepada penulis
hingga terselesainya tugas akhir ini.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
memberikan kita pengetahuan tentang hakikat kebenaran yang sesungguhnya, dan
dengan ajarannya kita bisa menanggapi segala problematika kehidupan ini dengan
suatu ketenangan, kesabaran, dan solusi yang terbaik.
Selama proses pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan
yang penulis hadapi dan alami, baik yang menyangkut waktu, pengumpulan bahan-
bahan, pembiayaan dan sebagainya. Namun, kesemuanya itu akhirnya penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini, karena berkat kesungguhan hati, do’a dan kerja keras dan
disertai dorongan dan bantuan dari banyak pihak.
Skripsi ini mungkin bukanlah sesuatu yang sempurna bahkan yang baru,
karena meskipun didalamnya masih banyak kekurangan (penulis sangat
mengharapkan masukan dan saran yang tentunya membangun) dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi orang banyak. Sudah sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih
dan rasa penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak DR. H Arif Subhan, MA, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, Selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik.
3. Bapak Drs. Study Rizal LK, MA. Selaku Pembantu Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
4. Bapak Mahmud Jalal MA, Selaku Pembantu Dekan Bidang Adm Umum.
iii
5. Bapak Drs. Jumroni, M.S, Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
6. Ibu Umi Musyarofah, MA, seketaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
sekaligus selaku pembimbing, yang telah bersedia meluangkannya memberikan
bimbingan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini dan penulis berharap Ibu dan
keluarga selalu mendapatkan kesehatan dan dimudahkan segala macam
aktivitasnya oleh Allah SWT, Amin.
7. Seluruh Dosen KPI yang telah memberikan Ilmu yang bermanfaat selama
perkuliahan berlangsung.
8. Kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda H.Anda. St. Bagindo dan Ibunda Hj.
Yulmaita, yang selalu memberikan support baik moral dan materil serta do’a yang
tidak pernah henti-hentinya kepada penulis hingga dapat terselesaikannya tugas
akhir ini.
9. Seluruh santri Qotrun Nada khususnya Zahratus Sa’adah, Sri Wahyuni dan Shela
Amelia dan seluruh para Ustad Pondok Pesantren Qotrun Nada khususnya ustad
Ready Gunawan, ustad Shofian Efendy dan ustad Musa Abadi Wahab yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan informasi sekitar Pondok Pesantren
Qotrun Nada. Terutama kepada Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu
KH. Burhanudin Marzuki yang telah meluangkan waktunya dan memberikan
informasi kepada penulis, hingga penulisan skripsi ini selesai.
10. Seluruh teman-teman KPI angkatan 2007, yang selalu menyegarkan suasana dan
menjadikan hidup lebih hidup.
11. Seluruh Staf perpustakaan utama dan staf perpustakaan dakwah dan komunikasi
yang telah meminjamkan buku yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT semoga semua
pihaak yang telah memberikan dukungan moral, materi, dan do’a mendapatkan
balasan dan keridhoan dan Allah SWT (Amin).
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Pembatasan dan perumusan Masalah..................................................6
C. Tujuan dan Manfaat penelitian............................................................6
D. Tinjauan Pustaka.................................................................................7
E. Metodologi Penelitian..........................................................................8
F. Sistematika Penulisan.........................................................................11
BAB II : KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Aktivitas............................................................................13
B. Pengertian Dakwah.............................................................................14
C. Unsur-Unsur Dakwah.........................................................................17
D. Tujuan Dakwah……………………………….……………….….....30
E. Fungsi-fungsi Dakwah………………………………………………31
F. Pengertian Pesantren………………………………………………...32
v
BAB III : GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
A. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Qotrun
Nada...............................................................................................35
B. Struktur Organisasi…………….....................................................39
C. Visi dan Misi………..................................................................... 40
D. Tujuan ………………....................................................................41
E. Program Kerja Pondok Pesantren Qotrun Nada.............................42
1. Kegiatan Harian…………………………………………....…….42
2. Kegiatan Mingguan………………………………………...…....42
3. Kegiatan Bulanan…………………………………………...…...43
4. Kegiatan Tahunan………………………………………………..43
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Pondok pesantren Qotrun
Nada...............................................................................................44
1. Pelaksanaan Dakwah Bil-Lisan :
1. kegiatan Harian ……………………..…….…….….…….......44
2. kegiatan Mingguan……………………………...….…….......50
3. Kegiatan Bulanan…………………………………….………54
4. Kegiatan Tahunan.....................................................................55
2. Pelaksanaan Dakwah Bil-Hal :
1. Penyembelihan Hewan Qurban................................................61
2. Kegiatan Bakti Sosial...............................................................62
B. Metode Pelaksaan Dakwah Pondok Pesantren Qotrun
Nada...............................................................................................64
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Kegiatan Pondok
Pesantren Qotrun
Nada...............................................................................................67
vi
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………69
B. Saran-saran…………………………………………………….…70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menegaskan
umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat
manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana
ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan
sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.1
Islam juga merupakan ajaran Allah yang sempurna dan diturunkan
untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi,
kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan angan-angan saja
jika ajaran yang baik tidak disampaikan kepada manusia. Lebih-lebih jika
ajaran itu tidak diamalkan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu,
dakwah merupakan suatu aktivitas yang sangat penting dalam keseluruhan
ajaran Islam. Dengan dakwah, Islam dapat diketahui, dihayati, dan
diamalkan oleh manusia dari generasi kegenerasi berikutnya. Sebaliknya,
tanpa dakwah terputuslah generasi manusia yang mengamalkan Islam dan
selanjutnya Islam akan lenyap dari permukaan bumi.2
Dakwah sangatlah penting dan sangat diperlukan oleh manusia
karena tanpanya manusia akan sesat. Berarti hidupnya menjadi tidak
teratur dan kualitas kemanusiannya merosot. Tanpa adanya dakwah
1 Abdur Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang 1993), Cet ke-3, h.1
2 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media 2004), Cet ke-1, h.55
2
manusia akan kehilangan akhlak, nuraninya tertutup, menjadi egois, rakus,
liar, binal, kehilangan moral, akan saling menindas, saling memakan dan
saling memeras. Tanpa adanya dakwah atau karena lemahnya dakwah
maka manusia akan melakukan kerusakan dimana-mana. Sumber daya
alam akan dipergunakan semaunya yang pada gilirannya akan terjadi
kerusakan dan kebangkuratan dimana-mana.3
Firman Allah SWT:
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesaat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl: 125).
Kata ud’u yang diterjemahkan dengan ajakan adalah fi’il amr.
Menurut aturan ushul fiqh, setiap fi’il amr menjadi perintah wajib yang
harus dipatuhi atau lain-lainnya. Jadi melakukan dakwah Islamiyah itu
adalah wajib, karena tidak ada dalam hal ini dalil-dalil lain yang
memalingkan kepada sunah atau ibadah (boleh dikerjakan atau boleh
tidak).
Wajib itu ada dua jenis, yakni wajib aini dan wajib kifa’i. wajib
aini maksudnya setiap orang Islam dewasa tidak ada uzur wajib
mengerjakannya, baik laki-laki maupun perempuan, seperti sholat lima
waktu, puasa di bulan Ramadhan dan lainnya. Sedangkan wajib kifa’i
artinya harus ada seseorang didalam satu tempat atau kelompok yang
3Nawari Ismail, Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah Dan Penerapannya, (Jakarta: Pt Bulan
Bintang 2004), Ed ke- 2, h. xiv
3
mengerjakannya, agar mereka lepas dari perintah itu. Kalau tidak maka
mereka berdosa semuanya seperti sholat jenazah, menyuruh ma’ruf
(berbuat baik), melarang munkar (berbuat jahat) dan lain-lainnya. Adapun
jenis wajib yang dimaksud didalam dakwah Islamiyah ini pada asalnya
adalah wajib kifa’i tetapi harus diingat tentang pertanggungan
jawabannya.4
Sebagai diketahui aktivitas dakwah pada awalnya hanyalah
merupakan tugas sederhana yakni kewajiban untuk menyampaikan apa
yang diterima dari Rasulallah SAW. : “Ballighu ‘anni walau ayat.” Inilah
yang membuat kegiatan atau aktifitas dakwah boleh dan harus dilakukan
oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan untuk menyebarkan
nilai-nilai Islam itu sebabnya aktifitas dakwah memang harus berangkat
dari kesadaran pribadi yang dilakaukan oleh orang per orang dengan
kemampuan minimal dari siapa saja yang dapat melakukan dakwah
tersebut.5 Dan salah satu tempat yang dapat dijadikan untuk
mengembangkan dakwah dalam melalui aktivitas-aktivitas dakwah yang
dilaksankannya adalah Pondok Pesantren Qotrun Nada.
Di Indonesia pondok pesantren dikenal sebagai lembaga
pendidikan yang mewujudkan proses wajar dalam perkembangan sistem
pendidikan nasional. Dari segi historis, pondok pesantren tidak hanya
mengandung makna dakwah Islam, melainkan juga mengandung unsur
keaslian Indonesia. Sebab, lembaga pendidikan berasrama yang serupa ini
4 Muhammad Nuh Sayid. Dakwah Fardiyah pendekatan personal dalam dakwah, Solo: Era Intermedia, 1996. Hal.4
5 Drs.H.Munzier Suparta.M.A.,Metode Dakwah,(Jakarta: Kencana, 2009), Cet ke-3. h.viii.
4
sudah terdapat pada masa kekuasaan Hindu-Budha dengan nama
pedepokan. Kemudian, datangnya Islam ke Indonesia telah berhasil
meneruskan serta meng-Islam-kannya menjadi pesantren. Pada masa pra
Islam, lembaga pendidikan model pesantren berfungsi mencetak elit
agama Hindu-Budha. Kemudian, pada masa Islam pesantren berkembang
menjadi pusat berlangsungnya proses pembelajaran ilmu-ilmu keislaman.
di pesantren itulah muslim Indonesia mendalami ajaran dasar keislaman.6
Dengan menyadarkan diri kepada Allah SWT, para kyai pesantren
memulai pendidikan pesantrennya dengan modal niat ikhlas dakwah untuk
menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana prasarana sederhana
dan terbatas. Inilah ciri pesantren, tidak tergantung kepada sponsor dalam
melaksanakan visi dan misinya. Memang sering kita jumpai dalam jumlah
kecil pesantren tradisional dengan sarana prasarana yang megah, namun
para kyai dan santrinya tetap mencerminkan perilaku-perilaku
kesederhanaan. Relevan dengan jiwa kesederhanaan di atas, maka tujuan
pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, sebagai
pelayan masyarakat, mandiri, dan menegakkan agama Islam.7
Salah satu pesantren yang dapat dijadikan untuk mengembangkan
dakwah dalam melalui aktifitas-aktifitas dakwah yang dilaksanakannya
adalah Pondok Pesantren Qotrun Nada. Pesantren ini merupakan pesantren
6 Umi Musyarrofah. Dakwah K.H. Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan, (Jakarta: Uin
Jakarta Press 2009), Cet.ke-1, h. 4-5 7 M.Sulthon Masyhud & Moh.Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta:
Diva Pustaka 2005), Cet.ke-2, h. 92-93
5
yang sudah cukup di kenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat
Cipayung Jaya Depok, dari banyaknya pesantren yang ada di kota Depok,
pondok pesantren Qotrun Nada adalah pesantren yang cukup unggul
sekota Depok dan aktivitas yang dilaksanakannya pun berbeda dengan
pesantren kota Depok lainnya.
Dengan berbagai aktivitas yang berbeda dengan pesantren sekota
Depok lainnya, banyak para orang tua memasukkan anaknya ke pesantren
Qotrun Nada, karena selain aktivitasnya yang begitu banyak dan bagus
tapi bayarannya itu cukup murah dan terjangkau.8 Dan salah satu aktifitas
pondok pesantren Qotrun Nada yang berbeda dengan pesantren lain yaitu
kegiatan Batsul Masail dan pengajian Amsilati, yang mana Batsul Masail
ini membahas tentang masalah fiqih, seperti membahas toharoh, jual beli
dalam Islam, haid, nifas, riba dan lain-lain. Dan metode belajarnya ini
seperti persentasi, ada Tanya jawab, dan sekaligus bisa saling tukar
pendapat maupun pikiran, sedangkan kalau pengajian Amsilati itu,
gunanya untuk cara cepat membaca kitab kuning, dan pengajian kitab
Amsilati ini hanya di pondok pesantren Qotrun Nada saja yang baru
melaksanakannya sedangkan di pesantren Depok lainnya belum ada yang
melaksanakannya. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang mempunyai
daya tarik cukup besar bagi para santri.
Oleh karena itu, Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik
untuk meneliti dalam bentuk judul :
8Wawancara Pribadi Shela Amelia. Santri Pondok Pesantren Qotrun Nada. Jakarta 21
Maret 2011
6
“Aktivitas Dakwah Santri Di Pondok Pesantren Qotrun Nada
Cipayung Jaya Pancoran Mas Depok”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Batasan dalam kajian karya Ilmiah ini di batasi yang terkait dalam
Aktivitas dakwah santri Pondok Pesantren Qotrun Nada meliputi kegiatan
Dakwah Bil-Lisan dan Dakwah Bil-Haal.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti akan
merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Aktifitas dakwah apa saja yang dilaksanakan oleh para santri yang ada
di pondok pesantren Qotrun Nada ?
b. Bagaimana pelaksanaan aktifitas dakwah santri di pondok pesantren
Qotrun Nada ?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat di pondok pesantren
Qotrun Nada ini dalam melaksanakan aktivitasnya ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari
diadakan penelitian ini adalah :
a. untuk mengetahui aktivitas-aktifitas dakwah santri yang ada di pondok
pesantren Qotrun Nada.
7
b. Untuk mengetahui pelaksanaan aktifitas dakwah santri di pondok
pesantren Qotrun Nada.
c. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam
menyampaikan ajaran Islam.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan keilmuan dakwah khususnya tentang aktifitas dakwah dan
guna memenuhi kebutuhan motivasi spiritual masyarakat.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai sarana yang
mendukung dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan dakwah di
pondok pesantren Qotrun Nada khususnya, dan pada masyarakat luas pada
umumnya.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, sebelum penulis mengadakan
penelitian lebih jauh dan kemudian menyusunnya menjadi sebuah karya
ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih
dahulu karya ilmiah yang mempunyai judul hampir sama dengan yang
akan penulis teliti. Adapun maksud dari penelitian ini untuk mengetahui
bahwa permasalahan yang penulis teliti berbeda dengan yang diteliti
sebelumnya.
8
Setelah penulis mengadakan kajian pustaka, penulis akhirnya
menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul yang hampir sama
dengan yang akan penulis teliti. Skripsi tersebut antara lain adalah skripsi
karya Nurmaniyah Tahun 2006 yang berjudul “ Penerapan Retorika K.H.
Burhanuddin Marzuki Dalam Dakwah Di Pondok Pesantren Qotrun Nada
Depok “.
Focus penelitian pada skripsi karya Nurmaniyah memfokuskan
pada penerapan retorika seorang K.H Burhanuddin Marzuki dalam
dakwahnya di pondok pesantren Qotrun Nada, sedangkan penelitian yang
akan diteliti oleh penulis yaitu pada “aktivitas dakwah santri di pondok
pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok.”
E. Metodologi Penelitian
Agar dapat membahas dan merumuskan masalah penelitian dengan
baik, maka penulis akan mengambil metode penelitian dengan langkah-
langkah berikut ini:
1. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif deskriptif, yaitu suatu metodologi penelitian yang
dihasilkan dari sebuah data yang di kumpulkan berupa kata-kata, gambar
dan suatu penelitian bersifat alamiah dengan mendatangi langsung tempat
penelitian.
Seperti yang dikemukakan oleh Bodgan dan Taylor mendefinisikan
bahwa metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
9
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.9
Tujuan adanya metode ini adalah agar dapat menggambarkan suatu
keadaan serta dapat mengambil manfaat dari penelitian yang sebenar-
benarnya berdasarkan hasil tes wawancara dengan narasumbernya. Untuk
itu guna mempermudah menyelesaikan skripsi ini langkah-langkah
metodologi yang disusun oleh penulis ini sebagai berikut:
a. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek adalah orang atau kelompok orang yang
memberi informasi, dalam hal ini adalah para santri, para Ustad dan
oleh KH. Drs. Burhanuddin Marzuki (Pimpinan Pondok Pesantren
Qotrun Nada).
b. Objek Penelitian
Sedangkan menjadi objek penelitian ini adalah segala bentuk
kegiatan dakwah bil lisan dan bil haal yang dilakukan oleh pondok
pesantren Qotrun Nada.
2. Tempat Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada
Cipayung Jaya Depok. Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian skripsi ini adalah selama 1 bulan terhitung dari tanggal 5 sampai
30 Maret 2011.
9 Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1989), cet ke-1 h.4
10
Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, tehnik pengumpulan data
yang akan dilaksanakan adalah melalui beberapa data yaitu :
a. Observasi, adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu
dengan pancaindra lainnya.10 Metode ini dilakukan dengan cara
melakukan penelitian langsung ke objeknya. Dalam observasi ini
penulis akan meneliti tentang aktifitas dakwah di pondok pesantren
Qotrun Nada.
b. Wawancara, adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan
kepada tujuan penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau lebih
hadir secara langsung dalam proses tanya jawab itu.11 Peneliti
mewawancarai dengan pihak yang bersangkutan, untuk mengetahui
gambaran umum tentang pesantren dan mengetahui aktifitas-
aktifitas apa saja yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada.
c. Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang
berkaitan tentang apa yang diteliti. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mengumpulkan data-data melalui: fhoto, buku-buku, dan
bahan-bahan yang lainnya.
3. Tehnik Analisa Data
Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan di
interprestasikan, adapun metode yang digunakan dalam menganalisis data
10 M.Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group,
2009), Cet ke-4, h.183 11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), Ed 1,
h.193.
11
dengan menggunakan metode analisis deskriptif maksudnya, cara
melaporkan data dengan menerangkan dan memberikan gambaran
mengenai data yang telah terkumpul secara apa adanya dan kemudian data
tersebut disimpulkan.
F. Sistematika Penulisan
Sebagai karya tulis ilmiah, penulisan skripsi ini akan di susun
secara sistematis sesuai dengan ketentuan yang ada dan berlaku. Adapun
bentuk penulisan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I Dalam bab ini akan membahas pendahuuan yang memaparkan
latar belakang masalah, agar tetap fokus, dengan memberikan
batasan dan rumusan masalah. Namun yang tak kalah penting
juga dicantumkan tinjauan teoritis dan metodologi penelitian
sebagai kerangka berpikir serta sistematika penulisan
BAB II Dalam bab ini, akan menjelaskan mengenai pengertian aktivitas,
pengertian dakwah, bentuk-bentuk dakwah, unsur-unsur
dakwah, tujuan dakwah, fungsi-fungsi dakwah dan pengertian
Pondok Pesantren Qotrun Nada.
BAB III Dalam bab ini, menjelaskan mengenai sejarah berdirinya Pondok
Pesantren Qotrun Nada, visi dan misi, tujuan, program
kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Qotrun Nada
dan struktur organisasi.
12
BAB IV Sebagai inti pembahasan bab ini membahas tentang aktivitas
dakwah dan pelaksanaannya di Pondok Pesantren Qotrun
Nada, metode pelaksanaan dakwah di Pondok Pesantren
Qotrun Nada, faktor pendukung dan penghambat dalam
kegiatan dakwah Pondok Pesantren Qotrun Nada.
BAB V Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran yang
dilengkapi daftar pustaka, hasil wawancara dan lampiran yang
dianggap penting
13
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Aktivitas
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai
segala bentuk keaktifan dan kegiatan.1 Aktivitas adalah keaktifan,
kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu
kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi
atau lembaga.2
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktifitas, kegiatan, atau
kesibukan yang dilakukan manusia. Namun berarti atau tidaknya kegiatan
tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena menurut Samuel
Soeltoe sebenarnya aktifitas bukan hanya sekedar kegiatan, beliau
mengatakan bahwa aktifitas dipandang sebagai uaha mencapai atau
memenuhi kebutuhan.
Menurut ilmu Sosiologi aktivitas diartikan sebagai segala bentuk
kegiatan yang ada di masyarakat seperti gotong royong dan keja sama
disebut sebagai aktivitas sosial baik yang berdasarkan hubungan tetangga
atau kekerabatan.3
Sedangkan aktivitas dakwah adalah salah satu kegiatan-kegiatan
yang penting dalam agama Islam, yang mana di dalamnya terdapat seruan
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997). Cet-9, h.20. 2 Departremen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990). Cet. Ke-3, h.17 3 Sojogyo dan Pujiwati Soyogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1999) , Cet ke-12 Jilid 1.h.28
14
atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha untuk mengubah situasi
kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi
maupun masyarakat serta mendapatkan ridho dari Allah.4
Dari definisi diatas penulis menyimpulkan, bahwa aktivitas adalah
kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu kegiatan
kerja yang dilaksanakan dalam setiap bagian yang tidak terlepas baik yang
bersifat individu ataupun kerja sama atau kelompok.
B. Pengertian Dakwah
Secara bahasa (etimologi) kata dakwah berasal dari bahasa arab,
yaitu da’a – yad’u – da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil.
Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah (terminologi) sangat
beragam, karena setiap ahli dakwah memberikan pengertian dan sudut
pandang yang berbeda-beda sehingga istilah dari suatu ahli dakwah
dengan ahli yang lainnya seringkali terdapat beberapa persamaan
Menurut Toha Yahya Omar mendefinisikan dakwah adalah
mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan akhirat.5
Menurut H.S. Nasaruddin Latief mendifinisikan : dakwah adalah
setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang
bersifat menyeru, mengajak memanggil manusia lainnya untuk beriman
4 Matuloh, Pengaruh Aktifitas Dakwah Terhadap Perubahan Akhlak Remaja Ustad
Jami’Asy-yafi’iyyah Pondok Pucung Karang Tengah Tanggerang, 2009, Skripsi Jurusan KPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5 Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009). Cet.ke-1, h. 1-2
15
dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta
akhlak islam.6
Sedangkan menurut Syekh Ali Mahfudz memberikan definisi
tentang dakwah:
الخیر والھدي واالمر بالمعروف والنھي عن المنكر لیقوزو بسعادة العاجل واالجلث الناس على ح
“mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk, dan menyuruh berbuat baik, dan mencegah berbuat munkar untuk mencapai kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.”
Dari ungkapan di atas dapatlah dipahami bahwa dakwah pada
hakikatnya adalah segala aktifitas dan kegiatan yang mengajak orang
untuk berubah dari satu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang
bukan Islami kepada nilai kehidupan yang Islami. Aktifitas dan kegiatan
tersebut dilakukan dengan mengajak, mendorong, menyeru, tanpa tekanan,
paksaan dan provokasi, dan bukan pula dengan bujukan dan rayuan
pemberian sembako.7
Selain definisi yang dikemukakan di atas, dalam Al-Qur’an juga
banyak disebut tentang pengertian dakwah, salah satu diantaranya dalam
surat An-Nahl 125 :
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
6 Hasuddin, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005). Cet. Ke-1, h.41 7 Munzier Suparta, Metode Dakwah,(Jakarta: Kencana, 2009), Cet ke-3, h.xi
16
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesaat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
Ayat diatas menerangkan bahwa dakwah merupakan perbuatan
yang sangat penting, karena dalam ayat tersebut terdapat kata serulah,
maka umat manusia diperintahkan untuk menyeru, menyebarkan,
mengajak, memberikan pengetahuan kepada orang lain tentang ajaran-
ajaran Islam, meluruskan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari
ajaran-ajaran Islam.
Dari berbagai definisi dakwah di atas yang disampaikan oleh para
ahli dakwah, dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan mengajak
manusia kepada jalan kebenaran, menyampaikan syariat Islam kepada
individu atau kelompok baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan agar
mereka senantiasa berada di jalan Allah.
Adapun bentuk-bentuk dakwah yaitu :
1. Dakwah bil lisan
Dakwah bil lisan adalah penyampaian informasi atau pesan
dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subjek
dan objek dakwah). Dakwah bi lisan mempunyai beberapa media, seperti:
khutbah, ceramah, ataupun pidato.
2. Dakwah bil qalam
Dakwah bil qalam adalah dakwah dengan menggunakan media
tulisan. Dakwah bil qalam merupakan bentuk dakwah yang pernah
dipraktekan Rasulullah SAW. Dakwah dalam bentuk tulisan yang
17
dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah dengan mengirim surat-surat yang
berisi seruan, ajakan, atau panggilan.
Dakwah bil qalam pada era sekarang ini menggunakan media
cetak yang meliputi: surat kabar, majalah, brosur, dan bulletin.
3. Dakwah bil hal
Dakwah bil hal adalah melaksanakan amal kebaikan dalam
kehidupan sehari-hari yang meliputi bidang sosial, ekonomi, dan budaya
dalam bingkai nilai-nilai ajaran agama Islam. Dakwah bil hal merupakan
usaha merintis dan mempraktekkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari. Dakwah dalam bentuk ini dapat dilakukan oleh setiap orang dimana
pun berada dengan profesi apa pun.8
C. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah haruslah ada dalam proses dakwah, bilamana
unsur-unsur itu tidak terpenuhi maka dakwah akan mengalami hambatan
bahkan kegagalan. Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen
yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah.
Adapun unsur-unsur dakwah itu antara : Da’i (pelaku dakwah),
mad’u (penerima dakwah), materi dakwah (maddah), media dakwah
(wasilah), metode dakwah (metode) dan efek dakwah (atsar).
Adapun pengertian-pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Da’i (pelaku dakwah)
8 Umi Musyarrofah. Dakwah KH.Hamam Dja’far dan Pondok Pesantren Pabelan.
(Jakarta: UIN Press, 2009) cet ke-1 h.20-21.
18
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan,
maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau
lewat organisasi.
Secara umum kata da’i ini sering disebut dengan sebutan
mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam). Namun sebenarnya
sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung
mengartikannya sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui
lisan, seperti penceramah agama, khatib, dan sebagainya.
Nasaruddin Lathief mendefinisikan bahwa da’i adalah muslim dan
muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi
tugas ulama.9
Dalam Al-Qur’an dan sunnah, terdapat penjelasan tentang amr
ma’ruf nahi munkar dan perintah terhadap mereka yang layak untuk
membawa bendera dakwah Islam. Merekalah yang mampu mengajarkan
agama, baik melalui tulisan, ceramah maupun pengajaran sehingga
individu dan masyarakat dapat memahaminya.
Dalam kegiatan dakwah peranan da’i sangatlah esensial, sebab
tanpa da’i ajaran Islam hanyalah idiologi yang tidak terwujud dalam
kehidupan masyarakat.
Adapun sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang da’i
yaitu :
1. Mendalami Al-Qur’an dan Sunnah dan Sejarah kehidupan Rasul
serta khulafaurrasyidin.
9 Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hlm. 21-22
19
2. Memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi.
3. Berani dalam mengungkapkan kebenaran kapan pun dan di mana
pun.
4. Ikhlas dalam melaksanakan tugas dakwah tanpa tergiur oleh
nikmat materi yang hanya sementara.
5. Satu kata dengan perbuatan.
6. Terjauh dari hal-hal yang menjatuhkan harga diri.10
Karena pentingnya fungsi da’i ini, maka banyak Al-Qur’an dan
Hadist yang memberikan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh da’i.
demikian pula banyak buku yang ditulis oleh yang memberikan syarat
ideal bagi juru dakwah.
Oleh karena itu, da’i yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup
tentang masyarakat yang akan menjadi mitra dakwahnya adalah calon-
calon da’i yang akan mengalami kegagalan dalam dakwahnya.
2. Mad’u (penerima dakwah)
Mad’u dalam isim maf’ul dari da’a, berarti orang yang diajak, atau
dikenakan perbuatan dakwah. Mad’u adalah objek dan sekaligus subyek
dalam dakwah yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka,
laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru
lahir ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad’u dalam
dakwah islam. Dakwah tidak hanya ditujukan kepada orang Islam, tetapi
10 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Ed.1, h. 77 & 81
20
orang-orang diluar Islam, baik mereka itu atheis, penganut aliran
kepercayaan, pemeluk agama-agama lain, semua adalah mad’u.
Sesuai dengan firman Allah QS. Saba’ 28 :
“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS. Saba’ : 2 ).
Mereka yang menerima dakwah ini lebih disebut mitra dakwah dari
pada sebutan objek dakwah sebab sebutan yang kedua lebih
mencerminkan kepasifan penerima dakwah; padahal sebenarnya dakwah
adalah suatu tindakan menjadikan orang lain sebagai kawan berfikir
tentang keimanan, syari’ah, dan akhlak kemudian untuk diupayakan dan
diamalkan secara bersama-sama.11
Di awal surat Al-Baqoroh, mad’u dikelompokkan dalam tiga
rumpun, yaitu mukmin, kafir, dan munafik. Mujahid berkata: “ empat ayat
di awal surah Al-Baqoroh mendeskripsikan tentang sifat orang mukmin,
dua ayat mendeskripsikan sifat orang kafir, dan tiga belas ayat berikutnya
mendeskripsikan sifat orang munafik”.
Muhammad Abu al-Fath Al Bayununi mengelompokkan mad’u
dalam dua rumpun besar yaitu : rumpun muslimun atau mukminun (umat
yang telah menerima dakwah), dan non muslim atau umat dakwah (umat
yang perlu sampai kepada mereka dakwah Islam).
11 Cahyadi Takariawan. Prinsip-Prinsip Dakwah, ( Yogyakarta: ‘Izzan Pustaka, 2005),
Cet, ke- IV. h. 25
21
3. Materi Dakwah (Maddah)
Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan
da’i pada mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah
dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Sebab semua ajaran Islam yang
sangat luas itu bisa dijadikan maddah dakwah Islam. Secara umum materi
dakwah dapat diklasifikasikan menjadi 4 masalah pokok, yaitu :
a. Masalah Akidah
Akidah secara harfiah berarti sesuatu yang tersimpul secara erat
dan kuat. Wacana tersebut lalu dipakai dalam istilah agama Islam, yang
mengandung pengertian “ pandangan pemahaman, ataui ide yang diyakini
kebenarannya oleh hati.
Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah
Islamiah. Karena akidah mengikat kalbu manusia dan menguasai hatinya.
Dari akidah inilah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia. Oleh
karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah
akidah atau keimanan.
Akidah yang menjadi materi utama dakwah ini mempunyai cirri-
ciri yang membedakan kepercayaan dengan agama lain, yaitu :
1. Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Dengan demikian
seorang muslim selalu jelas identitasnya dan bersedia
mengakui identitas keagamaan orang lain.
2. Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalakan
bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam, bukan Tuhan
22
kelompok atau bangsa tertentu. Sebagaimana dalam firman
Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 3 :
“Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulallah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Q.S. Al-Hujarat: 3).
3. Kejelasan dan kesederhanaan diartikan bahwa seluruh ajaran
akidah baik soal ketuhanan, kerasulan, ataupun alam ghaib
sangat mudah untuk dipahami.
4. Ketahanan antara iman dan Islam maupun amal perbuatan.
Aspek ajaran Islam tentang ketuhanan dan kepercayaan
(akidah) pada intinya mengandung keyakinan terhadap ke-Maha Esa-an
Allah SWT.12
b. Masalah Syari’ah
Hukum atau syari’ah sering disebut sebagai cermin peradaban
dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka
peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Pelaksanaan
syari’ah merupakan sumber yang melahirkan peradaban Islam, yang
12 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 109-110
23
melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syari’ah inilah yang akan
selalu menjadi kekuatan peradaban di kalangan kaum muslim.
Dan materi dakwah dalam bidang syariah ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang benar, pandangan yang jernih, kejadian
secara cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiap
persoalan pembaruan, sehingga umat tidak terperosok ke dalam kejelekan,
sementara yang diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan.
Dan inilah yang akan dijadikan materi dakwah sebagaimana da’i
mampu mengemas masalah syariah ini ke dalam permasalahan umat era
sekarang yang bisa menjawab atau memberikan solusi terhadapnya. Dan
terpenting materi syariat ini tidak bertentangan dengan sumber utamanya
yaitu al-Qur’an dan Hadist.13
c. Masalah Muamalah
Islam ternyata agama yang menekankan urusan muamalah lebih
besar daripada urusan ibadah. Islam lebih banyak memperhatikan aspek
kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual. Islam adalah agama
yang menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat mengabdi kepada Allah.
Ibadah dalam muamalah disini diartikan sebagai ibadah yang mencakup
hubungan denga Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT. Dan
muamalah jauh lebih luas daripada ibadah. Hal demikian dengan alasan :
a. Dalam Al-Qur’an atau kitab-kitab hadits, proporsi terbesar
sumber hukum itu berkenaan dengan urusan muamalah.
13 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 114
24
b. Adanya sebuah realita bahwa jika urusan ibadah bersamaan
waktunya dengan urusan muamalah yang penting maka
ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan (bukan
ditinggalkan).
c. Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi
ganjaran lebih besar daripada ibadah yang bersifat
perorangan. Karena itu sholat jamaah lebih tinggi nilainya
daripada sholat sendirian.
d. Bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal,
karena melanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya
tebusannya adalah melakukan sesuatu yang berhubungan
dengan muamalah.
e. Melakukan amal baik dalam bidang kemasyarakatan
mendapatkan ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah
sebagaimana yang tertera dalam hadits berikut : “orang-
orang yang bekerja untuk menyantuni janda dan orang-
orang miskin, adalah seperti pejuang di jalan Allah (atau
aku kata beliau berkata) dan seperti orang yang terus
menerus sholat malam dan terus menerus puasa.”14
Dari hadist tersebut, dapat dianalisa bahwa ibadah sosial seperti
menyantuni kaum dhuafa, meringankan beban orang lain adalah lebih
besar ganjarannya daripada ibadah-ibadah sunnah.
d. Masalah Akhlak
14 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 115
25
Pengertian akhlak dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab, yang
berarti perangai, tabi’at, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun agama.
Secara linguistic (kebahasaan) kata akhlak merupakan isim jamid
atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata,
melainkan kata tersebut memang begitu adanya. Kata akhlak adalah jamak
dari kata khulqun atau khuluq yang artinya sama dengan arti akhlak
sebagaimana telah disebutkan diatas. Baik kata akhlak atau khuluq kedua-
duanya dijumpai pemakainnya di dalam Al-Qur’an maupun Hadist sebagai
berikut :
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S. Al-Qalam: 4).15
Menurut istilah, pengertian akhlak adalah akhlak yang tertanam
dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau
buruk tanpa membutuhkan pemikiran atau pertimbangan.
Sementara menurut Al-Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbullkan macam-macam perbuatan dengan
gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Akhlak tidak dapat begitu saja dimiliki oleh seseorang. Akhlak
adalah sesuatu yang sudah menempel pada seseorang dan menjadi bagian
dari dirinya.
15Moh.Ardani, Akhlak Tasawuf Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan
Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), Ed-2.h.25
26
Dari definisi tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa akhlak
adalah suatu kondisi atau sifat yang meresap dalam jiwa dan menjadi
kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan
cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan
pemikiran.16
Untuk itu salah satu materi dakwah Islam dalam rangka
memanifestasikan penyempurnaan martabat manusia serta membuat
harmonis tatanan hidup masyarakat, disamping aturan legal formal yang
terkandung dalam syariat, salah satu ajaran etis Islam adalah akhlak.
Dengan demikian, orang bertakwa adalah orang yang mampu
menggunakan akalnya dan mengaktualisasikan pembinaan akhlak mulia
yang menjadi ajaran paling dasar islam.
4. Wasilah (Media Dakwah)
Unsur dakwah yang keempat adalah wasillah (media) dakwah,
yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran
Islam) kepada mad’u. untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat,
dakwah dapat menggunkan berbagai wasillah. Hamzah Ya’qub membagi
wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu :
a. Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah bimbingan, penyuluhan, dan
sebagainya.
16 Asep Usmar Ismail, Tasawuf, (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Jakarta, 2005), hlm. 25
27
b. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyrat spanduk,
lukisan, gambar dan sebagainya.
c. Audio Visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra
pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film,
slide, internet dan sebagainya.
d. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan
ajaran Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.17
5. Thariqoh (Metode Dakwah)
Sebelum kita membicarakan metode dakwah, terlebih dahulu akan
dijelaskan tentang pengertian metode. Kata metode berasal dari bahasa
latin methodus yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani, methodus berarti
cara atau jalan. Sedangkan dalam bahasa Inggris methode dijelaskan
dengan metode atau cara. 18
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah
untuk menyampaikan ajatan materi dakwah Islam. Dalam meyampaikan
suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, karena suatu
pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar,
maka pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. Ketika membahas
tentang metode dakwah, maka pada umumnya merujuk pada surat An-
Nahl: 125
17 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 120 18 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 120-121
28
“Seluruh ( manusia ) kepada jalan Tuhanmu degan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantalah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl: 125).
Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu :
1. Bi al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan
kondisi saran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan
mereka, sehingga didalam menjalankan ajaran-ajaran Islam
selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
2. Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan
nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan
rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang
disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.
3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya
dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan
pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.19
6. Atsar (Efek Dakwah)
Dalam setiap aktifitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi.
Artinya, jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi
19 Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hlm. 34
29
dakwah, wasilah, dan thariqah tertentu, maka akan timbul respons dan
efek (atsar) pada mad’u (penerima dakwah).
Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari
proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian
para da’i. kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah
disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat besar artinya
dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya tanpa menganalisis
atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat
merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya,
dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka
kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan
penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya.20
Evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus dilaksanakan
secara radikal dan komprehensif, artinya tidak secara parsial atau
setengah-setengah. Seluruh komponen system dakwah harus dievaluasi
secara komprehensif. Sebaliknya, evaluasi itu dilakukan oleh beberapa
da’i, para tokoh masyarakat, dan para ahli.
Jadi dengan menerima pesan melalui kegiatan dakwah, diharapkan
akan dapat mengubah cara berfikir seseorang tentang ajaran agama sesuai
dengan pemahaman yang sebenarnya. Begitu pula dengan perbuatan atau
perilaku seseorang itu pada hakikatnya, adalah perwujudan dari perasaan
dan pikirannya. Adapun dalam hal ini perilaku yang diharapkan adalah
20 Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hlm. 34
30
perilaku yang sesuai dengan pesan dakwah, yakni perilaku positif sesuai
dengan ajaran Islam baik bagi individu taupun masyarakat.21
D. Tujuan Dakwah
Tujuan umum dakwah merupakan sesuatu yang hendak dicapai
dalam aktivitas dakwah. Ini berarti, bahwa tujuan dakwah masih bersifat
umum dan utama, dimana seluruh gerak langkah proses dakwah harus
ditujukan dan diarahkan padanya. Dengan demikian, tujuan dakwah secara
umum sebagaimana yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an adalah mengajak
umat manusia (meliputi orang mukmin maupun orang kafir) kepada jalan
yang benar yang diridhoi Allah SWT.
Di samping itu, tujuan dakwah itu adalah mendapat kebaikan dunia
dan akhirat serta terbebas dari azab neraka. Sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-Baqarah: 202
“Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan bagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah: 202).
Jadi, dari berbagai macam tujuan dakwah diatas, bisa ditarik
kesimpulan bahwa tujuan dakwah itu adalah mengajak umat manusia kepada
jalan yang benar yang diridhai Allah SWT, agar hidup bahagia dan sejahtera
di dunia dan akhirat.
21 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 139-141
31
Dan jika dilihat dari sasaran aktivitasnya, tujuan dakwah dapat
diklasifikasikan menjadi :
a. Mengajak orang yang belum masuk Islam untuk menerima Islam,
hal ini dapat dipahami dalam firman Allah SWT.
b. Amr ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat. Amr ma’ruf
disni, diartikan sebagai usaha mendorong dan menggerakan umat
manusia agar menerima dan melaksanakan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Nahi munkar, muatan dakwah yang berarti usaha mendorong dan
menggerakan umat manusia untuk menolak dan meninggalkan hal-
hal yang mungkar.22
E. Fungsi-Fungsi Dakwah
Dakwah mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Mendatangkan pertolongan dan bantuan rabbani dalam
perjuangan melawan kebatilan dan jahiliyah.
2. Menggugah dan membangunkan manusia dari tidur panjangnya
menuju kebangkitan hakiki yang agung bersama Islam.
3. Menegakkan hujah kepada orang-orang yang terus menerus
berbuat salah dan dosa.
4. Membentuk opini umum yang benar dan selamat. Opini umum
inilah yang mempunyai peran besar di dalam menjaga dan
memelihara adab, akhklak, dan hak-hak umat serta membentuk
kepribadian dalam kehidupan bermasyarkat.
22 Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hlm. 88-91
32
5. Dakwah akan membuat baiknya perilaku dan istiqomahnya
akhlak kita.
6. Dengan dakwah kita akan memperoleh keberuntungan berupa
jannah dan keridhaan Allah di akhirat.
7. Dengan dakwah kita akan terlepas dari siksa di dunia dan di
akhirat.
8. Dakwah adalah jalan menuju wihdatul ummah, karena dakwah
berusaha menanamkan nilai-nilai ukhuwah, kebersamaan,
ta’awun dalam kebaikan dan taqwa serta rasa saling
memperhatikan antara kaum muslimin.23
F. Pesantren
Pesantren dikatakan oleh Didin Hafiduddin adalah salah satu
lembaga iqamatuddin. Lembaga-lembaga iqamatuddin memiliki dua
fungsi utama, yaitu sebagai tempat tafaqquh fiddien (pengajaran,
pemahaman dan pendalaman ajaran agama Islam) dan indzar
(menyampaikan dan mendakwahkan ajaran Islam kepada masyarakat).kata
“pondok pesantren” terdiri dari dua suku kata, yaitu “pondok” dan
“pesantren”. Kata pondok berasal dari bahasa arab funduqun, yang artinya
‘hotel atau penginapan’.
Dari keterangan di atas dapat dirumuskan tentang pengertian
pondok pesantren, yaitu tempat orang-orang atau para pemuda menginap
(bertempat tinggal) yang dibarengi dengan suatu kegiatan untuk
23 Sayid Muhammad Nuh. Dakwah Fardiyah pendekatan personal dalam dakwah, (Solo:
Era Intermedia, 1996), Cet. Ke-1.h. 33-42
33
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dnan mengamalkan
ajaran agama islam.24
Sedangkan menurut Drs. Mahmud, pondok pesantren adalah
merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam di mana di
dalamnya terjadi interaksi aktif antara kyai atau ustadz sebagai guru dan
para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid/mushalla,
ruang kelas, emper asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-
buku teks keagamaan karya ulama masa lalu.25
1. Tujuan dan ciri-ciri pesantren :
Dengan menyadarkan diri kepada Allah SWT, para kyai pesantren
melalui pendidikan pesantrennya dengan modal niat ikhlas dakwah untuk
menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana prasarana sederhana
dan terbatas.
Relevan dengan jiwa kesederhanaan di atas, maka tujuan
pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, mandiri, bebas
dan teguh dalam kepribadian.
Sedangkan ciri-ciri pesantren itu seperti :
a. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya.
b. Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujidkan dalam
lingkungan pesantren.
24 Umi Musyarrofah, Dakwah KH.Haman Dja’far dan Pondok Pesantren Pabelan, h.21-
22 25 Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, (Tanggerang: Media Nusantara,
2006), cet-1, h. 1.
34
c. Kemandirian amat terasa di pesantren. Seperti, para santri
mencuci pakaian sendiri, dan membersihkan kamar tidurnya
sendiri.
d. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat
mewarnai pergaulan di pesantren.
e. Disiplin sangat dianjurkan.
f. Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia.26
26 M.Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003),
Cet. Ke-1, h. 92.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
A. Sejarah singkat terbentuknya pondok pesantren Qotrun Nada
Qotrun Nada adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang
terletak didaerah Cipayung Jaya – Pancoranmas, Depok, Jawa Barat.
Meskipun terletak didaerah yang agak terdalam dan berada persis
ditepi sungai namun tidak meruntuhkan niat para santri untuk
menuntut ilmu disini, dengan keyakinan yang kuat itulah yang
membuat ratusan santri berkumpul dalam sebuah wadah yang selalu
dinantikan hasilnya dan mereka terdiri dari keberanekaragaman
daerah, adat dan budaya seperti dari daerah Jawa, Sunda, Betawi
bahkan ada juga yang berasal dari Aceh, Padang dan Jambi.1
Awalnya Qotrun Nada hanyalah sebuah Majlis Ta’lim kecil
yang hanya digunakan oleh masyarakat cipayung untuk kegiatan
mengajarkan Al Qur’an namun tanpa disangka lambat laun akhirnya
Majlis Taklim ini semakin diminati oleh masyarakat cipayung dan
sekitarnya, sampai akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat
maka pada tahun 1995 mulailah diadakan penerapan pendidikan Islam
yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar jam sekolah
atau pada bahasa masyarakat Cipayung adalah santri kalong. Santri
kalong adalah santri yang pada saat itu mengikuti kegiatan pengajian
1 Wawancara pribadi dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pimpinan Pondok Pesantren
Qotrun Nada, Jakarta 30 Maret 2011.
36
kitab salafi pada waktu-waktu tertentu dan setelah selesai pengajian
santri pulang kerumah masing-masing.
Karena peminat santri kalong semakin banyak dan permintaan
dari para wali santri agar pengajian yang selama ini diadakan agar
lebih dimaksimalkan lagi, maka pada saat itulah para santri diwajibkan
untuk bermukim di Majlis Ta’lim, khusus putra bermukim disebelah
kediaman kyai sedangkan khusus putri bermukim dikediaman orang
tua sang kyai, yaitu Al-Walid H. Marzuki karena pada waktu itu belum
tersedia tempat yang memadai untuk dijadikan tempat bemukim bagi
para santri.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti
bulan, dan tahun berganti tahun. Seiring dengan dukungan para
masyarakat maka tepat pada tanggal 09 September 1996 dimulailah
pelaksanaan peletakan batu pertama diatas tanah seluas 1500 M dan
sejak itu pula Majlis Ta’lim tersebut dinamai oleh salah seorang kyai
yang merupakan guru dari sang pimpinan yang bernama KH. Ahmad
Zaini dengan nama ‘ QOTRUN NADA ’ yang memiliki arti “Tetesan
Embun Pagi”, Dengan nama Qotrun Nada-lah kami selalu berharap
bahwa nantinya santri kami akan menjadi generasi penerus yang
memiliki pemikiran kreatif, inovatif, serta positif dan dengan landasan
yang berdasarkan atas Al Qur’an dan Hadits, seperti halnya tetesan
embun yang senantiasa Allah turunkan dari langit yang membawa
pencerahan untuk alam disekelilingnya.
37
Tepat pada tahun 1997 secara resmi penerimaan santri baru
dengan jumlah santri yang pada saat itu berjumlah 52 orang itu pun
belum semuanya bermukim dikarenakan masih banyaknya kekurangan
disana sini, dan Alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu,
Pondok Pesantren Qotrun Nada terus berkembang hingga saat ini atas
do’a para kaum muslimin sekalian dan hingga saat ini pula kami telah
memiliki sekitar 750 santri dan seluruhnya bermukim dipondok. 2
Program pendidikan yang dikembangkan oleh pendiri Pondok
Pesantren Qotrun Nada (The Family Fathors) yang terdiri dari : Drs.
KH. Burhanuddin Marzuki, Ust. Syamwari, Ust.Achyanuddin Syakier.
Secara perlahan-lahan dan dengan penuh kesabaran diiringi dengan
dedikasi yang tinggi Beliau telah berhasil mengembangkan Pondok
Pesantren Qotrun Nada menjadi suatu lembaga pendidikan keagamaan
yang memiliki kaderisasi seorang yang berjiwa keagamaan. Program
yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah
program terpadu yaitu panduan belajar selama enam tahun yang
meliputi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Namun Pondok Pesantren Qotrun Nada ini juga membuka program
pendidikan yang agak singkat meliputi program Takhassus/Intensif
yang setingkat dengan Aliyah yaitu hanya tiga tahun bagi para lulusan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau SLTP yang ingin melanjutkan
studinya di Pondok Pesantren Qotrun Nada ini.
2 Wawancara pribadi dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pimpinan Pondok Pesantren
Qotrun Nada, Jakarta 30 Maret 2011.
38
Pondok Pesantren Qotrun Nada sangat terkenal dengan
kedisiplinannya, mulai dari disiplin waktu sampai dengan disiplin akan
peraturan yang telah ditetapkan. Qotrun Nada sendiri terdiri dari
berbagai macam organisasi, baik organisasi dalam lingkup yang besar
(Majlis Guru) maupun yang masih dalam lingkup yang masih kecil /
ISQN (Ikatan Santri Qotrun Nada) yang mana seluruh organisasi-
organisasi tersebut saling bekerja sama dalam melaksanakan
kewajibannya demi terwujudnya sebuah kedisiplinan yang senantiasa
dijaga oleh para santrinya.
Upaya pengembangan pondok pesantren tidak cukup jika
hanya dari banyaknya prestasi saja, tapi juga jasa dari pengasuh dan
pimpinan yang senantiasa selalu menyiarkan tentang Pondok Pesantren
kehadapan publik sehingga masyarakat dapat mengenal lebih dekat
tentang apa itu sebuah pondok pesantren dan bagaimana cara memilih
pondok pesantren yang benar sehingga tidak menimbulkan kesalahan
nantinya. selain itu juga ada kegiatan akhir tahun yang dilaksanakan
oleh para calon alumni setelah mereka mengikuti Ujian Akhir (UN)
yaitu kegiatan pembelajaran atau yang biasa disebut dengan PPM
(Praktek Pengabdian Masyarakat) hasil dari kegiatan tersebutlah yang
sedikit banyaknya mampu mengambil perhatian masyarakat yang
menjadi tuan rumah dari kegiatan tersebut dan Alhamdulillah semuanya
yang dilakukan oleh para santri kami semuanya dapat mereka terima
dan dipandang dengan pandangan yang baik.3
3 Wawancara pribadi dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pimpinan Pondok Pesantren
Qotrun Nada, Jakarta 30 Maret 2011.
39
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat
diabaikan dalam suatu kelompok yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang sama pula. Susunan ini dibentuk supaya terdapat
pembagian kerja, pelimpahan wewenang dan kewajiban yang jelas antar
individu yang satu dengan yang lainnya. Adapun struktur organisasi
Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu :
STRUKTUR ORGANISASI
PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
Tahun Pelajaran 2010/2011
1. Pengasuh : Drs. KH. Burhanuddin Marzuki
2. Direktur : Ust. Drs. H.Syamwari
3. Wakil Direktur : Ust. Achyanuddin Syakier
4. Sekretaris : Ust. Muhammad Fitri Yadi
5. Bendahara : Ustzh.YayahUmmu Adiyah, S.Ag.
6. Pembina ISQN : Ust. Sandy Maelas
7. Pembina Pramuka : Ust. Syahril Azis
8. Pembina Bahasa : Ust. Andi Shofiyan Effendi
9. Koordinator Kutubut Turats & Pengajianan Bulanan
Ketua : Ust. Ayyub Sholihin
Sekretaris : Ust. Muhammad Irham
40
Anggota : Ust.Muhammad Nashruddin
: Ustzh. Ummu Farida
10. Koordinator Komputer : Ust. Saipul Hidayat, S.Sy.
11. Koordinator Tahfidz Qur’an : Ust. Habibi Hasan
: Ustzh. Aini Fitria
C. Visi Dan Misi
Sebelum menentukan tujuan, sebuah organisasi atau lembaga
harus terlebih dahulu menetapkan visi dan misi lembaga atau
organisasi, menyajikan kerangka kerja yang menuntun suatu nilai
kepercayaan suatu organisasi, pernyataan visi dan misi sebuah
organisasi merupakan suatu peranan penting dalam meningkatkan
semangat aktivitas atau mengembangkan system kualitas. Visi dan
misi memberikan identitas sebuah organisasi dan pemahaman terhadap
arah yang dituju oleh organisasi tersebut.
Visi adalah suatu pernyataan yang relatif singkat tentang
inspirasi atau arah organisasi yang akan datang. Sedangkan misi adalah
tujuan yang paling hakiki dan mempunyai nilai yang paling tinggi
dalam kehidupan manusia maupun organisasi yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup.4
4 Arif, Mirrian Sofyan, Materi Pokok Organisasi dan Manajemen (Jakarta : Universitas
Terbuka, 2005), cet. Ke-1.h.1.18 & 1.20
41
Adapun Visi Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu :
المـحافظة على القدیم الصالح واألخذ بالـجدید األصلح
(Melestarikan nilai-nilai klasik yang baik dan mengambil nilai-
nilai baru yang lebih baik).
Untuk melaksanakan visi di atas, Pondok Pesantren Qotrun
Nada mempunyai misi sebagai berikut :
1. Mencipatakan Generasi Yang Berakhlakul Karimah
2. Berilmu Amaliyah, Beramal Ilmiyah
3. Mampu Menjalankan Perintah & Menjauhi Larangan Allah SWT.5
D. Tujuan
Tujuan adalah akhir dari segala aktivitas atau kegiatan. Oleh
sebab itu, setiap orang mempunyai keinginan dan berusaha melakukan
kegiatan yang berakhir dengan tercapainya keinginan tersebut.6
Dimana tujuan-tujuan tersebut merupakan arahan dasar akan kemana
sebuah organisasi di bawa serta menjadikan organisasi tersebut lebih
terarah.
Adapun tujuan Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu :
1. Sebagai sarana menuntut Ilmu
2. Membentuk generasi muda yang akhlakul karimah.
3. Dan mempererat tali silaturrahmi antara warga sekitar dengan para
santri dan guru-guru yang lainnya.
5 Wawancara Pribadi dengan Ustad Ready Gunawan, Ustad Pondok Pesantren Qotrun
Nada, 18 Maret 2011 6 Arif, Mirrian Sofyan, Materi Pokok Organisasi dan Manajemen. h. 1.18.
42
E. Program Kerja Pondok Pesantren Qotrun Nada
Adapun program kegiatan yang ada di Pondok Pesantren
Qotrun Nada sudah di susun seperti :
1. Kegiatan Harian
a. Pengajian rutin yang dilaksanakan oleh santri Qotrun Nada
setiap ba’da Subuh, Ashar, Maghrib, dan Isya.
2. Kegiatan Mingguan
a. Pembacaan Surat Yasiin Fadhilah, surat Al Waqi’ah, tahlil,
sholawat, rawi, dan do’a yang dilaksanakan setiap malam
Jum’at.
b. Pengajian Ta’lim Mutalim
c. Muhadhoroh ( pelatihan pidato )
d. Pengajian Batsul Masail
Adapun tempat dan waktu dilaksanakannya kegiatan mingguan
yang pertama, pembacaan surat Yasin pada malam Jum’at, pengajian
ini dilaksanakan setiap seminggu sekali yaitu tepatnya pada malam
Jum’at ba’da Maghrib sampai selesai. Pengajian ini dilaksanakan di
lapangan Pondok Pesantren Qotrun Nada oleh semua para santri dan
ustadz-ustadz lainnya. Kedua, pengajian Ta’lim Mutalim, pengajian ini
dilaksanakan pada hari Rabu ba’da Subuh sampai jam 06.00 WIB ,
yang dilaksanakan oleh seluruh santri di lapangan Pondok Pesantren
Qotrun Nada, oleh KH. Burhanuddin Marzuki. Ketiga, kegiatan
Muhadhoroh, kegiatan muhadhoroh ini dilaksanakan pada malam
minggu jam 20.00-22.00 WIB, dan kegiatan ini dilaksanakan oleh
43
para santri tiap tingkatan kelasnya masing-masing. Keempat, pengajian
Batsul Masail, pengajian ini dilaksanakan setiap malam minggu dari
jam 20..00-23.00 WIB di Masjid Pondok Pesantren Qotrun Nada, dan
pengajian ini hanya dilaksankan khusus untuk kelas 3 Aliyah saja.
3. Kegiatan Bulanan
a. Mengadakan pengajian bulanan untuk para wali murid.
Adapun tempat dan waktu dilasanakannya pengajian
bulanan pengajian bulanan ini dilaksanakan pada awal bulan,
tepatnya pada hari Minggu, jam 09.00-12.00 WIB di Masjid
Pondok Pesantren Qotrun Nada. Diadakannya kegiatan pengajian
bulanan ini, selain untuk menambah Ilmu Agama tapi juga salah
satunya untuk mempererat tali silaturrahmi antara wali murid
dengan kyai dan ustadz-ustadz lainnya.
4. Kegiatan Tahunan
1. Mengadakan peringatan hari ( PHBI ), seperti :
a. Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang dihadiri oleh
para tokoh Agama dan Alim Ulama.
b. Perayaan Isra Mi’raj.
c. Perayaan 1 Muharram.
d. Mengadakan acara malam Nuzulul Qur’an.
e. Pemotongan hewan Qurban
f. Pelaksanaan bakti social.7
7Wawancara Pribadi dengan Ustad Andi Shofian Efendy, Ustad Pondok Pesantren
Qotrun Nada, Jakarta 18 Maret 2011.
44
BAB IV
ANALISA HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Pondok Pesantren Qotrun Nada
Dalam rangka melakukan kegiatan dakwahnya, pondok pesantern
Qotrun Nada mengadakan berbagai macam kegiatan yang kesemuanya
bertujuan kepada dakwah Islam. Pada saat penelitian dilakukan, sejauh
pengamatan dan informasi yang diperoleh dari penelitian mengenai
kegiatan dakwah ada berbagai kegiatan dakwah yang dilakukan oleh
Pondok Pesantren Qotrun Nada. kegiatan yang dilaksanakan di Pondok
Pesantren Qotrun Nada untuk para santri selalu mengedepankan nilai-nilai
dakwah yang dilaksanakan pada berbagai bidang, bukan saja bidang
dakwah yang digelutinya namun merambah pada bidang-bidang lainnya
tanpa melepaskan bidang dakwah dalam pelaksanaannya.
Pondok Pesantren Qotrun Nada melakukan aktifitas dakwahnya,
secara garis besar meliputi; dakwah bil lisan dan dakwah bil hal. Dakwah
bil lisan diantaranya :
1. Pengajian harian
Kesadaran akan pentingnya sebuah Ilmu pengetahuan agama
terhadap para santri memiliki peran yang sangat penting, maka setiap
kegiatan tersebut dapat diaplikasikan oleh para santri Pondok
Pesantren Qotrun Nada dengan melakukan kegiatan pengajian harian.
Pengajian ini diadakan bertujuan agar para santri dapat menambah
45
wawasan pengetahuan agama secara mendalam dan menjalin
ukhuwah Islamiah diantara sesama santri.
Adapun Jadwal Pengajian Harian Santri Pondok Pesantren Qotrun Nada
adalah :
1. Kelas 1 Tsanawiyah :
a. Ba’da subuh , Setiap hari senin & kamis: materi Safinnatunnajah.
Membahas tentang tentang masalah fiqih, seperti : rukun Islam, rukun
Iman, Tayamum, dan tentang rukun-rukun sholat. Selasa & sabtu,
akhlakulilbanat. Membahas tentang bagaimana akhlak seorang
perempuan yang baik itu.
b. Ba’da Ashar, setiap hari senin : materi Ibadah Amalia. Membahas
tentang Dalam materi ini membahas tentang hafalan doa sehari-hari,
dan hafalan bacaan sholat. Hari selasa, materi Khulasoh. Membahas
tentang Menjelaskan tentang kehidupan saidina Muhammad SAW.
Hari kamis, materi Qiyatul Muklamat. Membahas tentang hafalan-
hafalan hadist-hadist dan tentang ayat-ayat Al-Qur’an. hari Jum’at,
materi Imla, membahas tentang Metode-metode penjelasan penulisan
bahasa Arab yang benar.
c. Ba’da Maghrib, setiap hari senin, selasa, rabu,minggu, dan jum’at :
materi Tahsin dan Tahfidz. Dalam materi ini, mempelajari tentang
hukum bacaan (tajwid) dan hafalan juz amma.
d. Ba’da Isya, setiap hari senin, selasa, rabu, minggu, dan jum’at : materi
Amsilati. Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat
membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati).
46
2. Kelas 2 Tsanawiyah :
a. Ba’da Subuh, setiap hari senin, selasa, kamis dan sabtu : materi
Taqrib. membahas tentang masalah-masalah fiqih, seperti; bab
thoharoh, zakat, puaasa dan haji.
b. Ba’da Ashar, setiap hari senin & jum’at, materi Nahwu Shorof. Tujuan
mempelajari nahwu shorof ini agar bisa mengetahui cara membaca
kitab yang baik, baik secara dhomir maupun yang lainnya
c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at :
materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang
hukum bacaan (tajwid) dan hafalan juz amma.
d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi
Amsilati Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat
membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati).
Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab dan
hafalan-hafalan.
3. Kelas 3 Tsanawiyah :
a. Ba’da Subuh, setiap hari senin, selasa, kamis, dan sabtu : materi Fathul
Qorib. Membahas tentag masalah-masalah fiqih, seperti masalah bab
Thoharoh, bab Haji, bab zakat dan ban puasa. Dan bedanya kitab
Fathul Qorib ini dengan Taqrib dan safinnahtunnajah ini yaitu
penjelasan Fathul Qorib ini lebih luas, sedangkan penjelasan
safinnahtunnajah dan Taqrib ini lebih singkat.
47
b. Ba’da Ashar, setiap hari senin & kamis : materi Kaylani. Membahas
tentang pendalaman Shorof dan Tasrif. Hari rabu & jum’at : materi
Qotrul Ghois. Membahas tentang Aqidah Islam ( Tauhid dan
Keyakinan ).
c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at :
materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang
hukum bacaan (tajwid) dan hafalan juz amma.
d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi
Amsilati Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat
membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati).
Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab dan
hafalan-hafalan.
4. Kelas 1 Aliyah :
a. Ba’da subuh, setiap hari senin, selasa, kamis, dan sabtu : materi Fathul
Qorib. Membahas tentag masalah-masalah fiqih, seperti masalah bab
Thoharoh, bab Haji, bab zakat dan ban puasa. Dan bedanya kitab
Fathul Qorib ini dengan Taqrib dan safinnahtunnajah ini yaitu
penjelasan Fathul Qorib ini lebih luas, sedangkan penjelasan
safinnahtunnajah dan Taqrib ini lebih singkat.
b. ba’da Ashar, setiap hari senin & jum’at : materi Kaylani. Membahas
tentang pendalaman Shorof dan Tasrif. Hari selasa & kamis : materi
Tijanuddurory. Membahas tentang nama-nama anak Nabi SAW,
nama-nama 25 Nabi yang wajib diketahui, dan pengetahuan zaman
nabi.
48
c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at :
materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang
hukum bacaan (tajwid) dan hafalan juz amma.
d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi
Amsilati Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat
membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati).
Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab dan
hafalan-hafalan.
5. Kelas 2 Aliyah :
a. Ba’da Subu &, ba’da dzhur , setiap hari senin, selasa, kamis dan sabtu
: materi Amsilati. Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara
cepat membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah &
amsilati). Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab
dan hafalan-hafalan.
b. Ba’da Ashar, setiap hari senin & selasa : materi Ianah Tholibin.
Membahs tentang masalah-masalah Fiqh, seperti Jual beli. hari Rabu
& Jum’at : materi Fathul Majid. Membahas tentang Tauhid, keesaan
Allah, sifat-sifat Allaah dan sifat-sifat Nabi SAW.
c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at :
materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang
hukum bacaan (tajwid) dan hafalan Al-Qur’an.
d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi
Amsilati Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat
membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati).
49
Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab dan
hafalan-hafalan.
6. Kelas 3 Aliyah :
a. Ba’da subuh, setiap hari senin , selasa, kamis dan sabtu : materi Ianah
Tholibin. membahas tentang masalah-masalah Fiqih, seperti : bab haji,
bab puasa, dan bab thoharoh.
b. Ba’da Ashar, setiap hari senin, selasa, rabu & jum’at : materi fathul
majid. Membahas tentang tentang Tauhid, keesaan Allah, sifat-sifat
Allaah dan sifat-sifat Nabi SAW. Kemudian setiap hari Jum’at : materi
Nashoih Ad Diniyah. Membahas tentang nasehat-nasehat seorang guru
dalam segi agama Islam.
c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at :
materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang
hukum bacaan (tajwid) dan hafalan Al-Qur’an.
d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, & jum’at : materi
Alfiah. Membahas ilmu I’lad dan bagaimana cara membaca kitab
kuning yang baik itu, seperti nahwu shorofnya atau dhomir-dhomirnya.
Pengajian ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh para santri Qotrun Nada yang telah ditetapkan oleh para asatidz yang
ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada. tujuan dilaksanakan pengajian ini,
agar para santri lebih bisa mengetahui dan memahami tentang masalah-
masalah agama Islam lebih dalam dan juga bisa lebih mengetahui
bagaimana cara membaca kitab kuning yang baik dan benar.
50
Dari berbagai macam kitab salafi yang dipelajari oleh para santri
setiap kelasnya, materinya itu tidak lepas dari masalah Fiqih maupun
Akidah, seperti: kitab Safinatunnajah dan Fathul Qorib. Kitab ini sama-
sama menerangkan tentang masalah Fiqih, seperti tentang rukun sholat,
tayamum, tentang thoharoh, zakat, maupun tentang bab haji. Tetapi yang
membedakan antara Safinatunnajah dengan Fathul Qorib ini yaitu, kalau
Safinatunnajah ini penjelasannya lebih singkat sedangkan Fathul Qorib ini
penjelasannya lebih luas.
Dalam pengajian harian ini, kekurangannya itu adalah banyaknya
waktu yang diporsis oleh para ustad kepada santrinya untuk mengikuti
pengajian harian sehingga dalam pelaksanan pengajian harian banyak anak
santri yang tidur atau tidak konsen dalam mengikuti pengajian tersebut
karena istirahat yang mereka miliki sangat sedikit.
2. Pengajian mingguan
1. Pengajian Ratiban
Pengajian Ratiban ini dilaksanakan setiap pada malam
Jum’at ba’da Maghrib di halaman lapangan Pondok Pesantren
Qotrun Nada yang di ikuti oleh semua santri dan para asatidz yang
ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada. Dan dalam Ratiban ini,
pertama-tamanya itu membaca Ahli kubur, kemudian dilanjutkan
dengan membaca surah Yasin Fadhilah dan pembacaan Simti
Duroh, dan kemudian diselingi dengan sholawat-sholawat dalam
51
simti duroh tersebut dengan menggunakan hadroh. Dan pengajian
ratiban ini biasanya selesai sampai dengan jam 22.00 WIB. 1
Kegiatan ratiban ini merupakan suatu kegiatan mingguan yang
rutin dilaksanakan oleh pondok pesantren Qotrun Nada tepatnya pada
malam Jum’at. Dilaksanakannya kegiatan pengajian ratiban ini, agar para
santri (Mad’u) selalu bisa mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dan
sekaligus mendoakan para ahli ulama maupun para muslimin dan
muslimat yang sudah wafat.
Yang dirasakan oleh para santri (Mad’u) dengan mengikuti
kegiatan pengajian ratiban ini, hati mereka sangat merasa nyaman sekali
bahkan seakan-akan Allah itu sangat dekat dengan kita. karena di dalam
pengajian ratiban ini, selain membaca surah Yasin tetapi juga membaca
Simti Duroh yang sekaligus diselingi oleh sholawat-sholawat dengan
menggunakan hadroh, yang membuat hati para santri merasa nyaman.
2. Pengajian Ta’lim Mu’talim
Pengajiaan Ta’lim Mu’talim ini dilaksankan setiap hari
Rabu ba’da subuh jam 05.15 sampai dengan pukul 06.00 WIB. Dan
pengajian Ta’lim Mu’talim ini diikuti oleh semua santri dari kelas 1
Tsnawiyah sampai dengan kelas 3 Aliyah, yang dilaksanakan di
halaman lapangan pondok pesantren Qotrun Nada. Dan yang
mengajar atau yang menbjadi Da’i dalam pengajian kitab Ta’lim
Mu’talim ini yaitu KH. Burhanuddin Marzuki (Pimpinan Pondok
Pesantren Qotrun Nada). Dalam pengajian kitab Ta’lim Mu’talim
1 Wawancara pribadi dengan Ustad Musa Abadi Wahab. Asatidz pondok pesantren
Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011.
52
ini salah satunya membahas tentang tingkah laku atau adab seorang
murid terhadap gurunya.
Jadi dengan adanya pengajian kitab Ta’lim Mu’talim ini, selain
untuk menambah wawasan Ilmu agama para santri, tetapi agar para santri
bisa lebih mengetahui lagi, bagaimana cara bersikap sopan santun seorang
murid itu terhadap gurunya. Agar didalam belajar itu, seorang murid lebih
bisa menghargai guru yang telah memberikannya ilmu.
Pengajian Ta’lim Mu’talim ini sangat penting sekali untuk
dipelajari, khususnya untuk anak santri pondok pesantren Qotrun Nada.
Gunanya, agar bisa mengetahui bagaimana cara menghargai dan bersikap
sopan santun terhadap seorang guru itu.
3. Pengajian Bahtsul Masail
Pengajian Bahtsul Masail ini, dilaksanakan setiap malam
Minggu pada pukul 20.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB,
pengajian Bahtsul Masail ini hanya dilaksanakan oleh kelas 3
Aliyah saja. Dalam pengajian kitab bahtsul masail ini, membahas
tentang masalah-masalah Fiqih, seperti; membahas tentang bab
Jual Beli, bab Riba, bab Thoharoh, bab Khiar, bab Haid, dan bab
tentang perdamaian antara orang yang berhutang dengan orang
yang dihutangi. Dalam pengajian bahtsul masail ini, metode
belajarnya itu seperti persentase, dan ada juga tanya jawab. Jadi,
setiap anak dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap
kelompok itu membahas dengan bab yang berbeda-beda.
Kemudian, untuk mencari bahan materi yang dibutuhkan tersebut,
53
para santri bisa mencarinya di kitab-kitab yang sudah mereka
pelajari sebelumnya. Kemudian, di waktu malam Minggu tersebut
setiap kelompok harus mempresentasikan materi yang sudah
dibagikan tersebut. Dalam presentasi tersebut juga ada tanya
jawab.2
Pengajian bahtsul masail ini, merupakan pengajian yang
mempunyai daya tarik yang tinggi bagi para santri Qotrun Nada, karena
didalam pengajian ini, selain bisa mengetahui tentang masalah-masalah
Fiqih, tetapi mereka juga bisa tahu, bagaimana cara berdebat atau
berdiskusi yang baik itu dan juga bisa melatih mempresentasikan sebuah
materi, agar dikemudian hari mereka masuk diperkuliahan mereka sudah
tidak asing atau gugup lagi.
Dan kekurangan dalam kegiatan bahtsul masail ini, usatad-usatd
atau Da’i nya itu selalu tidak tepat waktu datangnya, sehingga waktunya
itu terbuang sia-sia dan waktu untuk kegiatan pengajian bahtsul masail ini
pun juga jadi semakin sedikit. Tapi kelebihan dari pengajian bahtsul
masail ini yaitu selain untuk menambah wawasan ilmu agama para santri,
tapi juga melatih para santri untuk mempresentasikan suatu materi
pelajaran.
4. Muhadharah
Pelaksanaan muhadharah yang biasa dilaksanakan sebagian
besar di pondok pesantren merupakan pelatihan dasar berdakwah.
Muhadharah didefinisikan sebagai ceramah, tabligh atau khutbah
2 Wawancara pribadi dengan Zahratus Sa’adah. Santriawati Pondok Pesantren Qotrun Nada. Jakarta 21 Maret 2011.
54
yang merupakan bentuk komunikasi penyampaian ajaran agama
Islam secara lisan. Pelaksanaan muhadharah di pondok pesantren
Qotrun Nada ini memang sudah terbentuk dari awal dibukanya
pondok pesantren ini. Adapun jadwal pelaksanaan muhadharah
yang telah disusun oleh pondok pesantren Qotrun Nada ini yaitu
dilaksanakan pada waktu malam Minggu pada pukul 20.00 WIB
sampai dengan pukul 22.00 WIB. Adapun pelaksanaan
Muhadhoroh ini dibedakan tiap kelasnya, dan setiap kelas itu
tempatnya berbeda-beda, ada yang didalam kelas dan ada yang
didalam masjid. Dan Pembimbing dalam muhadhoroh itu sendiri
yaitu para pengurus Ikatan Santri Qotrun Nada. salah satu tujuan
dilaksanakannya muhadharah ini untuk melatih mental untuk
berpidato, khususnya berpidato di depan orang banyak.3
Pelaksanaan muhadhoroh adalah kegiatan yang cukup mendukung
para santri dalam membekali dirinya dalam bidang dakwah. Dalam
kegiatan muhadhoroh tersebut, santri selain dapat pengetahuan tentang
cara berpidato yang baik, tetapi santri juga dilatih dan di bimbing untuk
dapat mengembangkan Ilmu agama mereka melalui berpidato. Kegiatan
muhadhoroh sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan
bakat dan kemampuan santri dalam berdakwah.
Dengan adanya pelaksanaan pelatihan muhadhoroh tersebut santri
dapat banyak berlatih dan akan meningkatkan kepercayaan dirinya
menjadi seorang pendakwah. Melalui pelatihan muhadhoroh berarti
3 Wawancara pribadi Sri Wahyuni. Ketua ISQN Pondok Pesantren Qotrun Nada. Jakarta
21 Maret 2011.
55
mereka membangun kebiasaan yang menopang kemampuan berbicara di
depan audien.
Materi yang disampaikan dalam muhadhoroh ini, salah satunya
tidak lepas dari Akidah (masalah keimanan), yang dimana merupakan
pondasi bagi setiap muslim yang menjadi dasar dan memberi arah dalam
hidup dan kehidupan seorang muslim. Selain Akidah, materi yang
disampaikan dalam muhadhoroh ini, juga tidak lepas dari Akhlak, karena
akhlak merupakan sebagai materi muhadhoroh yang merupakan pelengkap
dari adanya keimanan dan keislaman seseorang.
3. Pengajian bulanan
1. Pengajian Bulanan untuk para wali murid
Dalam pengajian bulanan ini yang menjadi Mad’u disini
yaitu para orang tua wali murid sekaligus para masyarakat sekitar
daerah Cipayung Jaya, pengajian ini dilaksankan setiap satu bulan
sekali tepatnya pada hari Minggu pertama, pada pukul 09..00
sampai dengan 12.00 WIB. Dalam pengajian bulanan ini,
pembahasannya itu adalah tentang masalah kitab Fiqih, dan Da’i
dalam pengajian kitab Fiqih ini diajarkan langsung oleh KH.
Burhanuddin Marzuki (Pemimpin Pondok Pesantren Qotrun Nada),
selain itu, yang menjadi Da’i dalam pengajian bulanan ini yaitu
kyai dari luar Pesantren yang di undang oleh Pondok Pesantren
Qotrun Nada, dan biasanya materi agama yang disampaikannya itu
lebih bersifat ke umum.
56
Sebelum pengajian ini dimulai, pengajian ini diisi dengan
membaca Sholawat Nabi SAW, diteruskan pembacaan dzikir,
kemudian pembacaan simti dhuror, dan diselingi sholawat dengan
hadrohnya, untuk menunggu wali murid berdatangan untuk
dimulainya pengajian tersebut.
Dari hasil penelitian penulis, bahwa aktivitas dakwah dalam
pengajian bulanan yang ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada ini,
pengajian bulanan ini hanya khusus untuk para wali murid dan
masyarakat sekitar Cipayung Jaya saja. Dengan adanya pengajian bulanan
yang diadakan di pondok pesantren Qotrun Nada, banyak sekali
perubahan yang dialami oleh para Mad’u, salah satunya adalah mereka
mendapatkan wawasan Ilmu Agama terutama dalam masalah-masalah
Fiqih, yang tadinya mereka tidak mengetahuinya menjadi mengetahui.
Selain Ilmu Agama yang mereka dapat, silaturrahim antara wali murid
dan masyarakat sekitar dengan kyainya pun semakin erat, karena adanya
komunikasi dalam pengajian bulanan ini.
Jadi banyak sekali manfaat yang mereka dapat dengan diadakannya
kegiatan pengajian bulanan yang diadakan di pondok pesantren Qotrun
Nada ini.
4. Memperingati PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)
Demikian pula Pondok Pesantren Qotrun Nada setiap tahunnya
mengadakan dakwah melalui peringatan hari-hari besar Islam seperti :
57
1. Maulid Nabi Muhammad SAW
Pelaksanaan peringatan maulid di Pondok Pesantren Qotrun
Nada bekerjasama dengan masyarakat setempat guna memeriahkan
acara tersebut. Maulid ini diselenggarakan di halaman lapangan
Pondok Pesantren Qotrun Nada, dan acara Maulid Nabi ini juga
turut mengundang penceramah-penceramah, habib-habib, dan para
ulama atau para Da’i. Acara ini dilaksanakan pada hari Minggu, 14
Februari 2011 yang lalu, dimulai pada 09.00 WIB sampai jam
12.00 WIB. Acara maulid ini dihadiri oleh para masyarakat daerah
Cipayung Jaya, para wali murid, dan para santri lainnya atau bisa
disebut sebagai Mad’u.
Metode yang digunakan oleh Da’i dalam acara tersebut
menggunakan metode ceramah dan materi yang disampaikan
dalam acara tersebut tentunya tidak terlepas dari materi dakwah
yakni seputar Akhlak Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi suri
tauladan yang harus dicontoh dengan mengaitkan kondisi pada
zaman sekarang ini.
Dari hasil penelitian, bahwa dalam memperingati maulid Nabi
Muhammad SAW ini, masyarakat setempat khususnya para anak muda
Cipayung Jaya juga ikut serta membantu mensukseskan acara ini bahkan
sekaligus menjadi panitia dalam acara maulid tersebut seperti: membantu
dalam masalah mentertibkan sarana parkiran yang ada disekitar pondok
pesantren Qotrun Nada, karena dalam acara maulid ini tidak sedikit para
jama’ah yang datang.
58
Pada acara maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di
pondok pesantren Qotrun Nada, bahwa kegiatan tersebut mendapat
simpati dari masyarakat yang banyak, khususnya masyarakat Cipayung
Jaya, karena selain menambah syiar dakwah Islam, tetapi juga sebagai
bentuk ajang silaturrahim diantara para jama’ah.
2. Peringatan Isra’ Miraj
Acara Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW ini selalu
diperingati oleh para santri pondok pesantren Qotru Nada, tujuan
acara Isra’ Miraj ini dilaksanakan untuk memperingati peristiwa
perjalanan Nabi besar Muhammad SAW, pada malam hari dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho. Pada peristiwa ini Nabi
Muhammad SAW mendapat perintah Allah SWT untuk berseru
kepada umatnya untuk melaksankan kewajiban, seperti sholat lima
waktu, yang sampai sekarang wajib dilaksanakan oleh seluruh
umat Islam.
Dalam memperingati Isra’ Miraj ini, pondok pesantren
Qotrun Nada selalu mengadakan acara yang diisi dengan ceramah-
ceramah yang dibawakan oleh sebagian para santri. Dalam acara
memperingati Isra’Miraj ini pondok pesantren Qotrun Nada juga
turut mengundang sebagian para Mubaligh (Da’i) untuk mengisi
acara Isra’ Miraj tersebut dalam thausiahny seperti ceramah
mengenai Isra’ Miraj tujuannya agar para santri (Mad’u) tahu apa
arti dari Isra Miraj tersebut.
59
Sebelum acara Isra’ Miraj dimulai, ada pembacaan ayat suci
Al-Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan sari thilawah, dan
sholawat-sholawat yang diiringi dengan marawis yang dibawakan
oleh para santri pondok pesantren Qotrun Nada. Selain diisi dengan
ceramah, acara Isra’ Miraj ini juga dimeriahkan dengan berbagai
acara perlombaan hafalan Juz Amma, nasyid, dan Asmaul Husna
yang diikuti oleh santri Qotrun Nada itu sendiri. Dalam
memperingati Isra’ Miraj ini, acaranya dilaksanakan dihalaman
pondok pesantren Qotrun Nada pada pukul 20.00 sampai dengan
pukul 24.00 WIB. 4
Dalam acara Isra’Miraj ini, masyarakat setempat juga ikut
memeriahkan acara ini dengan menyaksikan beberapa penampilan-
penampilan yang ditampilkan oleh santri Qotrun Nada maupun thausiah
yang dibawakan oleh beberapa para mubaligh. karena dengan adanya
acara Isra’ Miraj yang diadakan di pondok pesantren Qotrun Nada ini,
bisa membuat masyarakat setempat dan para santri lebih mendekatkan
dirinya kepada Allah SWT dan selalu mengingat perjuangan Nabi
Muhammad SAW selama masa hidupnya.
3. Peringatan 1 Muharram
Dalam memperingati satu Muharram ini, para santri pondok
pesantren Qotrun Nada membuat suatu acara perlombaan-
perlombaan selama satu minggu untuk memperingati Tahun Baru
Islam. Adapun perlombaan-perlombaan yang biasa
4 Wawancara pribadi dengan ustad Andi Shofian Efendy. Ustad pondok pesantren Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011. Jam 10.15 WIB.
60
diselenggarakan untuk mengisi acara Satu Muharram ini selama
satu minggu pekan adalah :
1. Perlombaan Fathul Kutub
2. Perlombaan Fahmil Qur’an
3. Perlombaan Kaligrafhi
4. Perlombaan Letter
5. Perlombaan Cerdas Cermat
Dan semua perlombaan ini diikuti oleh seluruh santri pondok
pesantren Qotrun Nada, dan lomba ini adalah lomba yang mengharuskan
para peserta harus bisa hafal serta faham beberapa dari isi dari kitab-kitab
yang telah dipelajari. Adapun peserta yang mengikuti perlombaan Fathul
Kutub terdiri dari satu orang perwakilan setiap kelasnya. Dan yang
menjadi juri dalam perlombaan satu Muharram ini yaitu beberapa Majlis
guru yang dipercaya untuk memandu perlombaan ini, dan para pemenang
dari perlombaan tersebut akan diberikan hadiah diakhir penutupan pekan
Muharram tersebut.
Jadi dengan diadakannya acara satu Muharam tersebut, banyak
sekali manfaat yang didapatkan oleh para santri, selain untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan, tetapi juga bisa memberikan semangat para
santri untuk belajar maupun menghafal dalam mengikuti acara
perlombaan-perlombaan tersebut agar bisa memenangkan perlombaan
yang mereka ikuti dan sekaligus juga bisa mengembangkan bakat para
santri dalam hobinya, seperti: kaligrafi, maupun letter.
61
4. Peringatan malam Nuzulul Qur’an
Kegiatan peringatan Nuzulul Qur’an ini adalah suatu
kegiatan yang rutin diperingati oleh pondok pesantren Qotrun Nada
setiap satu tahun sekali, tepatnya pada bulan Ramadhan, setiap mau
menjelang liburan Idhul Fitri para santri. Diadakan acara Nuzulul
Qur’an ini, untuk menumbuhkan rasa cinta akan membaca Al-
Qur’an serta meningkatkan kualitas nilai-nilai Islam sebagai jati
diri manusia yang bertakwa.
Peringatan Nuzulul Qur’an di pondok pesantren Qotrun
Nada ini diselenggarakan dihalaman pondok pesantren Qotrun
Nada, pada pukul 20.00 sampai pukul 24.00 WIB. Dalam acara
Nuzulul Qur’an ini, juga dihadiri oleh seluruh santri, majlis guru,
serta pemimpin pondok pesantren Qotrun Nada juga ikut hadir
sekaligus untuk membuka pembukaan isi acara Nuzulul Qur’an
tersebut.
Dalam acara ini diisi oleh beberapa penampilan-penampilan,
mulai dari sambutan-sambutan yang dipimpin oleh ketua panitia
dan KH.Burhanudin Marzuki (pimpinan pondok pesantren Qotrun
Nada). Setelah itu pembacaan ayat suci Al-Qur’an sebagai
pembukaan acara tersebut, sholawat-sholawat yang diiringi oleh
marawis, kemudian pembacaan Asmaul Husna, nasyid-nasyid, dan
penampilan-penampilan lainnya yang ditampilkan langsung oleh
para santri Qotrun Nada itu sendiri untuk memeriahkan acara
tersebut. Dalam acara Nuzulul Qur’an ini, pondok pesantren
62
Qotrun Nada juga mengundang beberapa para Mubaligh Da’i
untuk menyampaikan beberapa thausiah-thausiahnya yang
berkaitan dengan Nuzulul Qur’an agar santri (mad’u) tahu apa
makna dari Nuzulu Qur’an tersebut.
Pada akhir acara, ada pembagian hadiah dari pimpinan
pondok pesantren Qotrun Nada kepada 3 orang santri, dalam
rangka khataman pembacaan Al-Qur’an yang paling banyak
selama di bulan Ramadhan dan selain itu juga ada pembagian
santunan untuk anak santri yang sudah yatim maupun yatim piatu
berupa uang. Dan dalam acara Nuzulul Qur’an ini, bukan hanya
santri Qotrun Nada saja yang mengikutinya tapi Masyarakat
setempat juga ikut serta menyaksikan dan memeriahkan acara
Nuzulul Qur’an tersebut. Acara ini dapat terbentuk dan terlaksana
dengan baik atas kerjasama para santri dan para pengurus Ikatan
Santri Qotrun Nada (ISQN).5
Dari hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa acara Nuzulul Qur’an
ini, sangat mendapatkan respon yang baik dari masyarakat setempat,
meskipun acara ini sampai tengah malam, tapi masyarakat setempat tidak
merasa terganggu, bahkan sebagian masyarakat Cipayung Jaya tersebut
ikut menyaksikan acara tersebut sampai selesai, karena acara yang
ditampilkan oleh santri pondok pesantren Qotrun Nada sangat positif
bahkan bisa menghibur masyarakat setempat karena penampilan-
5 Wawancara pribadi dengan ustad Andi Shofian Efendy. Ustad pondok pesantren
Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011.
63
penampilan yang dibawakan oleh santri Qotrun Nada seperti: marawis,
nasyid, maupun penampilan-penampilan lainnya.
Dan dalam dakwah bil hal, pondok pesantren Qotrun Nada ini juga
sering mengadakan aktifitas-aktifitas dakwah nya antara lain :
1. Penyembelihan Hewan Qurban
Setiap lebaran Idhul Adha, pondok pesantren Qotrun Nada selalu
mengadakan penyembelihan hewan qurban yang dilaksanakan didaerah
sekitar pondok pesantren Qotrun Nada. selain pondok pesantren Qotrun
Nada yang ikut penyembelihan hewan qurban, Qotrun Nada juga
mendapatkan kepercayaan dari beberapa donatur yang ikut
menyumbangkan beberapa hewan kambing atau sapi untuk disembelih dan
dibagikan untuk masyarakat setempat yang berhak menerimanya dan
untuk anak santri Qotrun Nada.
Dalam tekhnis pembagian daging qurban, biasanya pembagian ini
dbantu oleh beberapa panitia yakni para ustad yang ada di pondok
pesantren Qotrun Nada agar dalam pelaksanaan pembagian daging qurban
berjalan dengan tertib. Sistem pembagiannya dengan cara memberikan
kupon kepada masyarakat, yang mana kupon itu sudah diberikan oleh
panitia yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada kepada masyarakat
setempat. Selain dibagikan untuk masyarakat setempat, santri Qotrun Nada
pun juga berhak untuk menyicipi hasil dari penyembelihan hewan qurban
tersebut karena dari penyembelihan tersebut ada sebagian hak para santri
Qotrun Nada. Jumlah hewan qurban pada tahun 2010, sebanyak kambing
15 ekor dan sapi 4 ekor.
64
Dalam pembagian hewan qurban terhadap masyarakat Cipayung
Jaya, Alhamdulillah, dalam pembagiannya rata dan tidak ada yang tidak
dapat. Selain untuk masyarakat setempat, hasil hewan qurban ini juga
dibagikan kepada santri qotrun nada untuk dinikmati oleh mereka, yang
mana daging tersebut dimasak oleh ibu dapur yang kemudian dinikmati
oleh seluruh santri qotrun nada selama 3 hari berturut-turut.
Berqurban diharapkan dapat melahirkan rasa solidaritas yang tinggi
dan rasa tanggung jawab yang besar guna meningkatkan rasa kepedulian
sosial sesama muslim dan juga dapat mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
2. Kegiatan bakti sosial
Pada dasarnya bentuk dakwah Islam yang merupakan aktualisasi
imani yang di manifestasikan dalam suatu sistem kegiatan kemanusiaan
yang dilakukan secara terartur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir,
bersikap, dan bertindak manusia pada tataran kenyataan individual dan
social cultural. Dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dan
mengembangkan kualitas moral yang tinggi bagi umatnya, Islam telah
menanamkan antara lain aturan tentang membelanjakan kelebihan harta
kepada yang berhak menerimanya. Aturan ini menganjurkan bahwa
kelebihan harta harus dipergunakan untuk memberikan layanan kebaikan.
Kegiatan pondok pesantren Qotrun Nada dalam bidang sosial
merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap sesama manusia yang
kurang mampu. Berupa bentuk kegiatan yang dilakukan pondok pesantren
65
Qotrun Nada seperti (santunan anak yatim maupun yatim piatu kepada
santri Qotrun Nada itu sendiri).
Untuk tekhnis pelaksanaan kegiatan bakti sosial ini biasanya,
pondok pesantren Qotrun Nada mengadakannya bersamaan pada waktu
acara Nuzulul Qur’an yaitu bertepatan pada bulan Ramadhan. Di akhir
acara Nuzulul Qur’an ini, pimpinan pondok pesantren Qotrun Nada
memberikan santunan kepada anak santri yang sudah yatim maupun yatim
piatu, baik berupa uang maupun berupa pakaian. 6
Dari hasil penelitian, sumbangan yang diberikan kepada anak santri
yang yatim piatu itu berupa pakaian, seperti sarung, mukena, dan berupa
uang. Dan selain uang maupun pakaian, pimpinan pondok pesantren
Qotrun Nada juga mengadakan acara buka puasa bersama dengan para
santri yang yatim piatu dirumah kediaman beliau yang masih berada
disekitar pondok pesantren Qotrun Nada tersebut.
Selain pimpinan pondok pesantren Qotrun Nada yang memberikan
sumbangan kepada anak santri yang yatim piatu, ada juga sebagian
donatur dari luar yang ikut menyumbangkan sebagian hartanya untuk
santri qotrun nada yang sudah yatim piatu berupa makanan dan uang yang
bertepatan pada bulan ramadhan.
B. Metode Pelaksanaan Dakwah Pondok Pesantren Qotrun Nada
Setiap aktivitas dakwah harus dirancang dan dilakukan dengan
sebaik-baiknya dengan memperhatikan berbagai situasi kondisi yang
dihadapi. Pembicaraan tentang bagaimana dakwah harus dilakukan,
6 Wawancara pribadi dengan Ustad Ready. Ustad Pondok Pesantren Qotrun Nada. 18.
Maret 2011. Jam 10.00 WIB.
66
merupakan pembicaraan mengenai metode dakwah. Metode dakwah suatu
cara yang digunakan oleh seseorang maupun kelompok dalam
menyampaikan suatu pesan, amanah, atau ajaran tersebut yang disesuaikan
dengan apa yang akan disampaikan. Dalam kajian dakwah, metode
merupakan kajian yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu
aktivitas dakwah. Selain dapat menentukan materi apa yang akan
ditempuh dalam melaksanakan aktivitasnya, dengan metode pula
pelaksanaan dakwah mempunyai arti yang amat besar yaitu dengan
tersebarluasnya ajaran Islam pada berbagai lapisan masyarakat seperti
sekarang ini.
Penggunaan metode-metode tersebut tergantung kepada bentuk-
bentuk kegiatan dakwah yang dilaksanakan. Begitu pula dengan metode
dakwah yang digunakan oleh pondok pesantren Qotrun Nada, juga
merujuk pada bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan, sehingga
orientasinya bersumber pada sisi pendekatan terhadap mad’u.
Dari keseluruhan bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan oleh
pondok pesantren Qotrun Nada lebih banyak menggunakan bentuk
dakwah bil lisan, yaitu dengan cara mengajar, komunikasi langsung
dengan para santri, dan mengadakan diskusi atau tanya jawab tentang
masalah keagamaan.
Diantara metode-metode dakwah efektif yang digunakan oleh
pondok pesantren Qotrun Nada adalah :
67
1. Metode Al-Hikmah (kebijaksanaan)
Dari berbagai kegiatan dakwah yang ada di pondok pesantren
Qotrun Nada, ternyata banyak sekali ajaran tentang keagamaan yang
didapat oleh para santrinya (Mad’u), selain dari ajaran-ajaran keagamaan
yang mereka dapat, tetapi dari kepribadian seorang kyainya (Da’i) juga
didapatkan oleh para santri (Mad’u), karena sifatnya yang tegas dalam
menyampaikan suatu materi kepada Mad’u nya, dan juga selalu
memberikan contoh yang baik pada santrinya tentunya dari segala tutur
kata dan tingkah lakunya. Gunanya agar para santrinya juga menjadi
seorang yang berakhlak mulia dan tingkah lakunya pun mencerminkan
benar-benar seorang santri.7
2. Metode Mau’izah Hasanah (nasihat yang baik)
Penyampaian materi dakwah oleh para ustad (Da’i), yang sering
disampaikan pada pengajian harian maupun mingguan terhadap santrinya
(Mad’u), hampir seluruh santri tertarik dengan cara penyampaiannya yang
begitu masuk kedalam hati, yang sekaligus dapat dipahami oleh para
santrinya, dan tidak dengan kata-kata yang keras atau emosi. Karena
dengan upaya lemah lembut dan tegas mereka, para santri bisa dengan
mudah menangkap materi yang disampaikan.
Setiap para ustad menyampaikan suatu materi atau pengajaran
terhadap para santrinya (Mad’u), dalam penyampaian materi para Asatidz
juga tidak lupa memberikan suatu pesan-pesan yang baik dan suatu
peringatan kepada santrinya, agar santrinya itu selalu ingat akan nasihat-
7 Wawancara pribadi dengan Ustad Musa Abadi Wahab. Asatidz pondok pesantren
Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011.
68
nasihat yang baik itu dan tetap selalu dijalan yang diridhoi oleh Allah
SWT.
3. Metode Al-Mujadalah Bil Lati Hiya Ahsan (Berdiskusi)
Metode ini yaitu dakwah melalui berbantah-bantahan dengan jalan
sebaik-baiknya, tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara
sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan
menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan
bukti yang kuat.8
Begitu juga metode dakwah yang dilakukan di pondok pesantren
Qotrun Nada, ketika ada seorang wali murid atau Masyarakat sekitar yang
ingin bertanya atau berdiskusi dengan Kyai atau Ustadnya langsung
tentang ajaran Islam, maka ketika beliau menerapkannya kepada orang
yang belum memahami tentang Islam atau bahkan mereka tahu tentang
Islam tetapi tidak menjalankannya, maka beliau memberikan keterangan
atau pemahaman tentang Islam itu kepada mereka dengan cara berdiskusi
yang baik, dan antara satu dengan yang lainnya saling menghargai dan
menghormati pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui
kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut,
itulah kunci untuk mendapatkan kebenaran sejati.9
Dari metode-metode dakwah yang digunakan di pondok pesantren
Qotrun Nada yaitu oleh Kyai atau Ustadnya atau disebut juga dengan para
8 Abdul Fatah, Rohandi dan M. Tata Taufik, Manajemen Dakwah di Era Global. Jakarta:
CV. Fauzab Inti Kreasi, 2004 9 Wawancara pribadi dengan Ustad Musa Abadi Wahab. Asatidz pondok pesantren
Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011
69
Da’i, akhirnya penulis dapat simpulkan bahwa metode yang digunakan dan
diterapkan oleh Kyai nya sejalan dengan Firman Allah SWT dalam surat
An-Nahl: 125, yang artinya :
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesaat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
C. Factor Pendukung Dan Penghambat Dalam Kegiatan Dakwah Santri di
Pondok Pesantren Qotrun Nada
1. Faktor Pendukung
Berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung yang peneliti
lakukan dengan pemimpin pondok pesantren Qotrun Nada, ada beberapa
faktor eksternal dan internal yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan
dakwah oleh pondok pesantren Qotrun Nada di antaranya adalah :
Faktor Pendukung Eksternal :
a. Karena ada keterkaitan antara wali santri dan pesantren maka
hubungannya menjadi lebih baik untuk berdakwah.
b. Respon dari masyarakat yang sangat baik dengan memberikan
dukungan sepenuhnya dalam setiap melakukan dakwah di pondok
pesantren Qotrun Nada. dan anggapan dari masyarakat sekitar, bahwa
dengan adanya pondok pesantren yang dibangun di Cipayung Jaya
mampu memberikan perubahan positif bagiu para santri.
70
c. Adanya bantuan dari para donator yang berpartisipasi dalam
pembangunan pesantren Qotrun Nada ini untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan dakwahnya.
Faktor Pendukung Internal :
a. Adanya potongan bayaran bulanan kepada anak santri yang orang
tuanya kurang mampu. Gunanya, agar selain membantu sesama umat
Muslim tetapi juga mempererat tali sillaturahim antara wali murid
dengan Kyai nya, dan ini juga yang membedakan pondok pesantren
Qotrun Nada, dengan Pondok Pesantren lainnya.
Setiap melaksanakan kegiatan dakwah, sudah tentu akan ditemui
masalah-masalah yang dapat menghambat kelancaran suatu kegiatan
dakwah, baik itu masalah-masalah kecil maupun masalah-masalah besar.
Adanya masalah-masalah atau hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan dakwah, seperti yang dialami pondok pesantren Qotrun Nada
merupakan suatu yang lumrah dan perlu dicari solusi yang tepat.
Diantaranya yang menjadi factor penghambat adalah :
2. Faktor Penghambat
a. Masih banyaknya sarana dan prasarana yang belum memadai sehingga
menjadi faktor penghambat bagi kegiatan dakwah yang dilaksanakan
oleh santri pondok pesantren Qotrun Nada, seperti: tempat sarana
belajar untuk menuntut ilmu khususnya ilmu agama, perpustakaan, dan
laboraturium. 10
10 Wawancara pribadi dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pimpinan Pondok Pesantren
Qotrun Nada, Jakarta 30 Maret 2011.
71
Dalam kegiatan dakwah maupun bentuk perjuangan lainnya adalah
suatu hal yang sudah biasa dengan adanya rintangan, tantangan, baik
secara internal maupun eksternal. Karena pada dasarnya suatu perjuangan
dapat dikatakan berhasil jika hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi.
Kegiatan dakwah yang di laksanakan oleh pondok pesantren Qotrun nada
saat ini masih berjalan dengan baik meskipun masih menemui hambatan-
hambatan.
Dengan adanya faktor pendukung dan penghambat maka dapat
menjadi bahan koreksi atau bahan evaluasi yang baik bagi pihak pondok
pesantren Qotrun Nada dalam meningkatkan kegiatan dakwah serta
pengamalan agama di waktu mendatang.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan analisis hasil penelitian di lapangan sebagaimana
dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Dari kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh pondok pesantren
Qotrun Nada semuanya mencangkup dalam dua hal bentuk
dakwah. Pertama yaitu dakwah bil lisan dan yang kedua dakwah
bil hal. Adapun aktifitas dakwah pondok pesantren Qotrun Nada
meliputi : dakwah bil lisan yakni melalui pengajian harian,
pengajian mingguan seperti : pengajian kitab Batsul Masail, dan
pengajian Ta’lim Mu’talim, pengajian bulanan yang diikuti oleh
para wali murid pondok pesantren Qotrun Nada, dan
memperingati hari-hari besar Islam (PHBI). Sedangkan dakwah bil
hal yang dilakukan oleh pondok pesantren Qotrun Nada sendiri
melalui santunan anak yatim piatu dan penyembelihan hewan
Qurban yang dilaksankan setiap Idhul Adha.
2. Secara keseluruhan pelaksanaan aktifitas dakwah berjalan dengan
baik dan lancar dan juga mendapat tanggapan yang positif dari
masyarakat cipayung jaya. Dan karena dengan berdirinya pondok
pesantren Qotrun Nada di Cipayung Jaya ini, daerah Cipayung ini
70
pendidikannya lebih meningkat dari sebelum-sebelumnya dan
pengetahuan agamanya pun juga lebih baik. Dengan demikian
maka secara umum pondok pesantren ini memberikan dampak
positif kepada masyarakat, walaupun pada kenyataannya tidak
sedikit pula masyarakat yang belum memahami atau mendalami
ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh.
3. Hambatan yang dihadapi oleh pondok pesantren Qotrun Nada
antara lain : kurang lengkapnya fasilitas yang diperlukan dalam
menunjang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di pondok
pesantren Qotrun Nada, sehingga para santri dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan aktivitasnya jadi terhambat karena fasilitas yang
serba kekurangan. Tapi meskipun demikian bukan berarti bisa
mematahkan semangat para santri dalam menjalankan aktivitas-
aktivitasnya. Keberhasilan dan kesuksesan aktivitas dakwah
pondok pesantren Qotrun Nada juga tidak terlepas dari faktor
pendukung, diantaranya adalah : adanya dukungan dari berbagai
kalangan, baik dari tokoh pemerintah, orang tua santri dan tokoh
masyarakat.
B. Saran – Saran
1. Kepada seluruh asatidz-asatidz pondok pesantren Qotrun Nada
hendaknya senantiasa melakukan dakwah, jangan ada rasa bosan
atau jenuh demi syiarnya agama Islam, bukan saja melalui dakwah
bil lisan namun yang lebih utama adalah dakwah dengan
perbuatan-perbuata yang baik dalam kehidupan sehari-hari
71
ditengah masyarakat maupun ditengah-tengah lingkungan pondok
pesantren.
2. Memberikan motivasi kepada para santri atau aktivitas dakwah
akan pentingnya dakwah ditengah masyarakat yang sangat
komplek baik dari segi ras, budaya terutama sekali agama, sebagai
pembinaan umat dalam menjalankan kehidupan menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Hendaknya para Asatidz tidak terlalu memporsis waktu anak santri
untuk kegiatan-kegiatan dalam belajar kitab, sehingga waktu yang
mereka punya untuk istirahat jadi sedikit.
4. Untuk para santri pondok pesantren Qotrun Nada yang
professional, dalam arti harus bisa menjaga identitas sebagai
seorang santri yang baik dan berakhlak, dimanapun anda berada
dan jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah SWT, harus
mempunyai keyakianan untuk sukses, baik di dunia maupun di
akhirat, dan senantiasa mengamalkan apa yang telah diterima di
pondok pesantren Qotrun Nada.
72
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009.
Aziz, Jum’ah Abdul Amin, Fiqih Dakwah, Solo: Era Intermedia, 2005.
Ali, Moh. Aziz, Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Ardani, Moh, Akhlak tasawuf Nilai-nilai Akhlak / Budipekerti dalam Ibadat
dan Tasawuf. Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005.
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media
Group, 2009.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 1997.
Departremen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1990.
Fatah Abdul, Rohandi dan Taufik M. Tata, Manajemen Dakwah di Era Global.
Jakarta: CV. Fauzab Inti Kreasi, 2004.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset, 1989.
Hasuddin, Manajemen Dakwah. Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005.
Ismail, Asep Usman, Tasawuf. Jakarta: Pusat Studi Wanita Uin Jakarta, 2005.
Ismail Nawari, Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah Dan Penerapannya, Jakarta: PT Bulan
Bintang 2004.
Musyarofah, Umi, Dakwah K.H. Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan.
Jakarta: Uin Jakarta Press 2009.
Masyhu, M. Sulthon, & Khusnurilo, Moh, Manajemen Pondok Pesantren.
Jakarta: Diva Pustaka 2005.
Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1989.
Munir, Muhammad & Ilaihi, Wahyu, Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada
Media Group, 2006.
73
Masyhu, M. Sulthon, Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka,
2003.
Matuloh, “Pengaruh Aktifitas Dakwah Terhadap Perubahan Akhlak Remaja
Ustad Jami’Asy-yafi’iyyah Pondok Pucung Karang Tengah Tanggerang.”
Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2009.
Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren. Tanggerang: Media
Nusantara, 2006.
Muhammad Nuh Sayid. Dakwah Fardiyah pendekatan personal dalam
dakwah, Solo: Era Intermedia, 1996.
Nuh, Muhammad Sayid, Dakwah Fardiyah pendekatan personal dalam
dakwah. Solo: Era Intermedia, 1996.
Shaleh, Abdur Rasyad, Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang,
1993.
Suparta, Munzier, Metode Dakwah. Jakarta: Kencana 2009.
Sofyan, Arif Mirrian, Materi Pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005.
Sojogyo dan Pujiwati Soyogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1999
Takariawan, Cahyadi, Prinsip-Prinsip Dakwah. Yogyakarta: ‘Izzan Pustaka,
2005.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Nama Santri : Sri Wahyuni ( ketua ISQN pondok pesantren Qotrun Nada )
Tanggal : 21 Maret 2011
Waktu : 13.00 WIB
BERITA WAWANCARA
1. T : Mengapa anda merasa tertarik untuk masuk ke pondok pesantren Qotrun
Nada ?
J : Saya merasa tertarik untuk masuk ke Pondok Pesantren Qotrun Nada
karena melihat dari segi bahasa, yang mana bahasa sehari-harinya itu memakai
bahasa arab dan bahasa inggris, dan selain itu aktivitas yang dilakukan di
Qotrun Nada ini cukup bagus dan banyak. Baik dari segi keseniannya,
pengajian kitab salafnya, pendidikan formalnya, maupun kegiatan mingguan
yang lainnya.
2. T : Menurut anda apa kelebihan pondok pesantren Qotrun Nada dibandingkan
dengan pondok pesantren yang lainnya ?
J : kelebihan Pondok Pesantren Qotrun Nada ini yaitu dari segi
kedisiplinannya, baik dari segi kedisiplinan dalam pamakaian bahasa,
peraturan, maupun kedisiplinan dalam berpakaian. Karena di Qotrun Nada ini
dalam masalah berpakaiannya sangat benar-benar tertutup sekali dan bahkan di
wajibkan untuk berpakaian gamis dalam sehari-harinya. Dan selain itu, yang
membuat beda Qotrun Nada dengan Pondok Pesantren Lainnya khususnya
Pondok Pesantren yang ada di daerah sekitar Depok yaitu aktivitas yang
dilakukan di Qotrun Nada begitu banyak, sehingga waktu itu tidak terbuang
dengan sia-sia, seperti kegiatan harian, yaitu pengajian kitab salafiyah, yang
dilaksankan tiap ba’da subuh, ba’da dzhur, ba’da ashar, ba’da maghrib dan
ba’da isya. Dan kalau kegiatan mingguannya, yaitu pengajian ta’lim mu’talim
yang dilaksanakan tiap hari rabu, dan kegiatan muhadhoroh sughro.
3. T : Apakah anda tekun dalam mengikuti kegiatan dakwah yang ada di pondok
pesantren Qotrun Nada ?
J : Alhamdulillah, selama badan saya sehat dan kuat, saya selalu rutin
mengikuti aktivitas-aktivitas yang ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada ini.
4. T : Materi apa saja yang telah anda pelajari di pondok pesantren Qotrun Nada
ini ?
J : materi yang telah saya pelajari di Pondok Pesantren Qotrun Nada,
khususnya materi pengajian kitab salafiah yaitu fathul mu’in, yang membahas
tentang Fiqih, Muamalat, tentang larangan-larangan mencuri, tentang hukum
Ghosob, atau pun yang lainnya. Kemudian kitab Ta’lim Mu’talim yang
dilaksanakan tiap satu minggu sekali yang membahas tentang menuntut Ilmu,
dan Ta’zim kepada guru. Kemudian kitab Fathul Qorib, dalam kitab ini
membahas tentang tentang Fiqih juga tapi penjelasannya lebih singkat, beda
dengan Fathul Mu’in. kemudian kitab Amsilati, yang mana kitab Amsilati ini
merupakan kitab yang baru dipelajari oleh para santri Qotrun Nada, dan tujuan
mempelajari kitab Amsilati ini yaitu untuk cara cepat membaca kitab kuning.
5. T : Apakah anda tertarik mempelajari materi-materi yang ada di pondok
pesantren Qotrun Nada? Jelaskan !
J : tertarik sekali, karena dengan mempelajari materi-materi yang ada di
Qotrun Nada ini saya jadi lebih mengetahui tentang masalah-masalah agama,
masalah-masalah tentang Fiqih dan bisa juga sedikit demi sedikit cara
membaca kitab kuning yang benar.
6. T : Sudah berapa lama anda di pondok pesantren Qotrun Nada ini ?
J : Saya di Qotrun Nada sudah hampir 5 tahun, dan sekarang saya juga sudah
menjadi ketua ISQN ( Ikatan Sanrti Qotrun Nada ).
7. T : Apa saja yang anda dapat selama berada di pondok pesantren Qotrun Nada
?
J : alhamdulillah, selama Saya ada di Qotrun Nada, begitu banyak yang saya
dapat, seperti dari segi akhlak, baik dari akhlak berpakaian, cara berbicara
terhadap yang lebih tua, kedisiplinan, bisa berbahasa Arab dan berbahasa
Inggris, bisa membaca Al-Qur’an dengan ragamnya, ibadahnya lebih
meningkat dari sebelum-sebelumnya dan lain-lain.
8. T : kegiatan apa saja yang dilaksanakan para santri pada waktu malam minggu
?
J : adapun kegiatan yang dilaksanakan pada malam minggu itu adalah kegiatan
muhadharah, yang mana kegiatan muhadharah ini dlaksanakan pada malam
minggu pada pukul 20.00 WIB. Dan dalam pelaksanaan kegiatan muhadharah
ini dibagi menjadi tiap kelas dan yang membimbing muhadharah itu sendiri
adalah pengurus Ikatan Santri Qotrun Nada. tujuan diadakannya muhadharah
ini, guna untuk melatih mental kita untuk berpidato di depan orang banyak.
Interviuwer Responden
(Sri Ayu Rahayu) (Sri Wahyuni)
Nama Santri : Shela Amelia
Tanggal : 21 Maret 2011
Waktu : 13.20 WIB
BERITA WAWANCARA
1. T : Mengapa anda merasa tertarik untuk masuk ke pondok pesantren Qotrun
Nada ?
J : Saya tertarik untuk masuk ke Qotrun Nada ini karena bahasanya berjalan
dengan baik, dan selain itu Qotrun Nada ini sangat unik, uniknya karena
bayarannya murah Rp.250.000 dan untuk anak yang kurang mampu dan anak
yatim bisa dikasih keringanan, tappi meskipun bayarannya murah bukan
berarti murahan, malah Qotrun Nada ini aktivitasnya itu sangat banyak sekali
dan pengajian kitab salafiahnya pun sangat bnanyak dipelajari, oleh karena itu
Saya sangat tertarik sekali masuk ke Qotrun Nada ini.
2. T : Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan pondok pesantren Qotrun
Nada dibandingkan dengan pondok pesantren yang lainnya ?
J : Qotrun Nada itu kalau Saya lihat dari kelebihannya, akhlak santrinya itu
lebih kelihatan atau menonjol sekali dan keakraban dengan teman-temannya
sangat hangat sekali dan solidaritasnya itu sangat tinggi sekali, dan Qotrun
Nada itu kalau Saya lihat berkah sekali karena pembangunannya yang begitu
cepat. Dan yang membuat beda Qotrun Nada ini dengan pesantren lainnya
yaitu kalau di pesantren Qotrun Nada ini telah ada pengajian kitab salfiah yaitu
pengajian kitab Amsilati, yang mana kitab Amsilati ini belajar tentang cara
cepat membaca kitab kuning, sedangkan di pesantren-pesantren lainnya
khususnya pesantren yang ada di sekitar daerah depok, pengajian kitab
Amsilati ini belum ada yang melaksanaknnya. Dan kalau dilihat dari segi
kekurangannya, Pondok Pesantren Qotrun Nada ini kekurangannya itu hanya
fasilitasnya saja yang kurang, seperti segi fasilitas dalam belajarnya, karena
sampai sekarang ada sebagian anak santri yang belajarnya itu ada yang di
depan kelas, di depan kamar anak santri ataupun di saung-saung.
3. T : Apakah anda tekun dalam mengikuti kegiatan dakwah yang ada di pondok
pesantren Qotrun Nada ?
J : Alhamdulillah, selama saya belajar di Qotrun Nada ini, Saya selalu aktif
dan rutin mengikuti aktivitas yang ada di Pesantren ini.
4. T : Materi apa saja yang telah anda pelajari di pondok pesantren Qotrun Nada
ini ?
J : selama Saya di Qotrun Nada, Saya sudah mempelajari berbagai macam
materi,khususnya materi pengajian kitab salafiah seperti, kitab Taqrib, yang
mana kitab Taqrib ini membahas tentang masalah-masalah Fiqih, seperti cara
berwudhu yang benar, tentang Sholat, Tayamum, Nifas, ataupun yang lainnya.
Kemudian kitab Kalamiah, yang membahas tentang pengesaan Allah,
keimanan kepada Allah, dan tentang sifat-sifat Nabi. Kemudian kitab
Jurumiyah, yang membahas tentang dasar-dasar bahasa Arab, kemudian kitab
Fathul Qorib yaitu lanjutan dari kitab Taqrib, tapi kalau fathul Qorib itu
penjabarannya lebih luas. Kemudian kitab Kaylani, yang membahas tentang
Wazan-Wazan, Shorof, Masdar dan perubahan-perubahan Shigot. Kemudian
kitab Tijan Darori, yaitu membahas tentang anak-anak Nabi Muhammad dan
sifat-sifat Nabi SAW.
5. T : Apakah anda tertarik mempelajari materi-materi yang ada di pondok
pesantren Qotrun Nada? Jelaskan !
J : tertarik sekali, karena ingin mengetahui lebih dalam lagi masalah-masalah
tentang Fiqih, masalah agama, dan masalah-masalah yang lainnya yang belum
Saya ketahui.
6. T : Sudah berapa lama anda di pondok pesantren Qotrun Nada ini ?
J : Saya di Qotrun Nada sudah 2 tahun dan sebelum masuk pesantren, saya
sebelumnya sekolah di SMP Negeri. Tapi meskipun Saya baru 2 tahun di
Qotrun Nada, Saya sudah dipercayai menjabat sebagai pengurus bagian
kebahasaan.
7. T : Apa saja yang anda dapat selama berada di pondok pesantren Qotrun Nada
?
J : selama 2 tahun di Qotrun Nada, Alhamdulillah begitu banyak yang Saya
dapat, seperti kedisiplinan, cara membagi waktu yang baik, bisa menguasai
bahasa arab dan bahasa inggris, khususnya perubahan akhlak, baik dari cara
akhlak berpakaian, berbicara terhadap yang lebih tua, dan selain itu yang
paling berharga yang saya dapat di Qotrun Nada ini adalah ibadah dalam
sholat Saya meningkat sekali dibandingkan sebelum Saya masuk ke Qotrun
Nada dan sekarang pun Saya sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan
menggunakan Tajwid.
Interviuwer Responden
(Sri Ayu Rahayu) (Shela Amelia)
Nama Santri : Zahratu Sa’adah Tanggal : 21 Maret 2011
Waktu : 14.00 WIB
BERITA WAWANCARA
1. T : Mengapa anda merasa tertarik untuk masuk ke pondok pesantren Qotrun
Nada ?
J : Saya tertarik masuk ke Pondok Pesantren Qotrun Nada, karena Qotrun
Nada ini ada perpaduan sendiri antara modern dengan salaf, meskipun
pesantren modern, tapi santrinya itu tetap kelihatan sebagai seorang santri, dan
dari pakaiannya begitu sangat sopan dan tertutup, dan selain itu yang buat saya
lebih tertarik lagi karena pemakaian bahasa arab dan bahasa inggrisnya itu
benar-benar diterapkan dalam kehidupan lingkungan pesantren.
2. T : Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan pondok pesantren Qotrun
Nada dibandingkan dengan pondok pesantren yang lainnya ?
J : kalau dilihat dari kelebihan Qotrun Nada ini yaitu dikolaborasinya, jadi
modern dengan salafnya itu benar-benar ada, kalau pesantren lain, kalau sudah
pesantren modern tapi sifat santrinya itu kurang mencerminkan benar-benar
seorang santri, contohnya dari cara berpakaiannya dan cara berbicaranya
terhadap seorang guru. Dan selain itu di Qotrun Nada ini juga sudah
mengadakan pengajian kitab amsilati, yang mana amsilati ini tujuannya itu
untuk cara cepat untuk membaca kitab kuning, sedangkan kalau dipesantren
daerah depok lainnya pengajian kitab amsilati ini belum ada yang
melaksanakannya. Sedangkan kalau dilihat dari segi kekurangannya, Qotrun
Nada ini fasilitasnya sangat-sangat kurang sekali, apalagi kalau dilihat dari
fasilitas untuk belajar itu sangat terbatas sekali, karena fasilitas yang sangat
kurang itu ada sebagian kelas yang belajarnya itu di depan kamar santri dan
ada juga yang belajar di depan rumah kyai. Dan fasilitas untuk praktek dan
perpustakaan pun juga belum ada.
3. T : Apakah anda tekun dalam mengikuti kegiatan dakwah yang ada di pondok
pesantren Qotrun Nada ?
J : Alhamdulillah, selama Saya di Qotrun Nada, Saya selalu rutin dan aktif
mengikuti aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di Qotrun Nada, kecuali kalau
saya lagi ada halangan, seperti sakit.
4. T : Materi apa saja yang telah anda pelajari di pondok pesantren Qotrun Nada
ini ?
J : materi yang sudah saya pelajari di Qotrun Nada, belajar kitab Iana Tholibin,
yaitu membahas tentang Fiqih, ada bab Haji, bab Soum, bab Thoharoh dan bab
Sholat. Kemudian Fathul Majid, yang membahas tentang keesaan Allah,
tentang Tauhid, sifat-sifat Allah dan sifat-sifat Nabi SAW. Kemudian kitab
Nasaul Diniyah, yaitu membahas tentang nasehat-nasehat seorang guru dalam
segi agama. Kemudian kitab Alfiah, yaitu membahas tentang ilmu I’lad, cara
membaca kitab kuning, seperti Nahu Shorofnya atau dhomir-dhomirnya. Dan
yang lebih menarik lagi yaitu pengajian Batsul Masail, yang mana Batsul
Masail ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada malam minggu ba’da
isya, dan dalam Batsul Masail disini, cara metode belajarnya itu dibuat
perkelompok dan setiap kelompok materinya berbeda-beda, seperti materi :
bab Bay’u ( jual beli ), bab Khiar, bab Sulhi, bab tentang perdamaian antara
orang yang berhutang dan yang dihutangi. Jadi setiap kelompok itu ditugaskan
mencari bahan-bahannya dari berbagai referensi kitab-kitab yang telah
dipelajari, kemudian diringkas dan kemudian di waktu malam minggu tersebut
dibahas dan dpresentasikan di depan dan kemudian ada Tanya jawab, dan
Batsul Masail ini hanya dilaksanakann oleh kelas 3 Aiyah saja.
5. T : Apakah anda tertarik mempelajari materi-materi yang ada di pondok
pesantren Qotrun Nada? Jelaskan !
J : sangat tertarik, karena dalam materi yang saya pelajari di Qotrun Nada ini,
materinya sangat bagus dan bisa langsung untuk dipahami dan juga bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. T : Sudah berapa lama anda di pondok pesantren Qotrun Nada ini ?
J : Saya di Qotrun Nada alhamdulilaah sudah hampir 6 tahun, dan sekarang ini
Saya sedang mempersiapkan ujian Negara.
7. T : Apa saja yang anda dapat selama berada di pondok pesantren Qotrun Nada
?
J : selama 6 tahun Saya di Qotrun Nada, Alhamdulillah sudah banyak yang
Saya dapat, yaitu dari segi mengatur waktu dengan sebaik mungkin,
kedisiplinan, bersosialisasi terhadap sesama teman, berakhlak, baik dari segi
akhlak pakaian maupun cara berbicara terhadap orang yan lebih tua, bisa
membaca Al-Qur’an dengan berbagai ragam, dan selain itu bisa berbahasa
arab dan bahasa inggris, dan bisa mengetahui tentang masalah-masalah agama
yang tadinya tidak tahu jadi mengetahui.
Interviuwer Responden
(Sri Ayu Rahayu) (Zahratus Sa’adah)
Nama : Ustd. Ready Gunawan
Waktu : 10.00 WIB
Tanggal : 18 Maret 2011
BERITA WAWANCARA
1. T : Apa Latar belakang pendidikan ustad ?
J : Saya dari lulusan Pondok Pesantren Assalam di Sukabumi selama 6 tahun,
dan lulus sekitar pada tahun 2002, setelah lulus Saya ke Arab Saudi untuk
belajar kesenian seperti, Kaligrafi dan lukis selama 2 tahun. dan setelah 2
tahun lamanya, Saya kembali lagi ke Indonesia pada tahun 2004, setelah setiba
di Indonesia Saya kuliah di LIPIA ( Ilmu Pengetahuan Bahasa Arab ), dan
sambil kulaih di LIPIA, Saya mengajar di Qotrun Nada.
2. T : Apa motivasi ustad menjadi seorang Da’I di pondok pesantren Qotrun
Nada ?
J : motivasi Saya yaitu, bahwa manusia yang baik itu adalah manuisa yang
bermanfaat untuk orang lain, karena meskipun manfaat untuk pribadi tapi
belum tentu manfaat untuk orang lain. Karena Saya lebih senang melihat
mereka (santri) sukses, karena mungkin saja dari kesuksesan mereka ada
sedikit Ilmu dari Saya. Jadi Saya ingin melihat generasinya itu menjadi lebih
baik dari kita, dan bisa berkhitmat untuk masyarakat, baik siang, malam
maupun tidak ada hentinya.
3. T : Sejak kapan ustad bergabung dengan pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : Saya bergabung di Pondok Pesantren ini pada Tahun 2004, dan alasan Saya
ingin bergabung di Qotrun Nada ini, karena niat Lillahita’ala, ingin berkhitmat
untuk umat dan juga ingin menolong agama Allah SWT, apapun jenisnya
Allah akan menolong kita dan tidak akan membiarkan kita. Dan selain itu,
Saya ingin bergabung di Qotrun Nada ini karena ingin mempererat tali
Silaturahim dan untuk pengalaman Saya juga.
4. T :Apa harapan ustad terhadap santri yang ada di pondok pesantren Qotrun
Nada ?
J : harapan Saya terhadap santri Qotrun Nada ini sangat tinggi sekali, karena
Saya ingin santri Qotrun Nada ini menjadi seorang sosok ulama, bisa
mencapai cita-cita yang tinggi, terus juga untuk bisa menerapkan Ilmu yang
ada, dan dari segi akhlak pun bisa diterapkan dengan Ilmu yang ada, karena
Allah tidak bisa menerima Ilmu kita semua.
5. T : Apa saja kekurangan dan kelebihan dari pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : Qotrun Nada ini kalau dari segi kekurangannya, yiatu dari segi fasilitas,
tapi meskipun dengan fasilitas yang serba kekurangan, tidak mematahkan
semangat para santri, dan para santrinya pun juga selalu semangat dalam
belajar, dan ini juga sebuah motivasi untuk para guru-guru semua agar
menjadi lebih baik lagi untuk para santri. Dan selain itu kekurangan Qotrun
Nada ini kalau dilihat dari segi pembelajarannya, mungkin dari segi pelajaran
umumnya saja seperti, kimia, biologi, fisika atau pelajaran umum yang lainnya
yang kurang diterapkan, karena memang di Qotrun Nada ini yang diterapkan
sekali yaitu pelajaran agamanya, tapi bukan berarti kami semua atau para
guru-guru lainnya mengabaikan pelajaran umum tersebut. Dan kalau dilihat
dari kelebihannya Qotrun Nada ini dengan pesantren yang lain, khususnya
pesantren yang ada di daerah sekitar Depok, yaitu dari segi bahasanya, yang
mana Qotrun Nada ini mempunyai dua bahasa yaitu bahasa Arab dan Bahasa
Inggris dan kedua bahasa ini benar-benar sangat diterapkan. Selain itu, di
Qotrun Nada ini sudah diterapkan pengajian kitab Amsilati, yang mana
pengajian kitab Amsilati ini tujuannya itu untuk cara cepat membaca kitab
kuning, dan bahkan dengan adanya pengajian kitab amsilati ini, para
masyarakat sekitar jiga ingin ikut mempelajarinya. Dan metode belajarnya ini
yaitu ada Tanya jawab, terus ada juga system menghafal jadi setiap pertemuan
harus bisa menghafal 20 koidah, dan kitab Amsilati ini sampai 5 Juz.
6. T : Materi apa saja yang ustad ajarkan di pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : materi yang sudah ajarkan di Qotrun Nada ini yaitu pengajian kitab
Amsilati, Jurumiayah, Tauhid, English Cors, dan Imla.
7. T : kegiatana apa saja yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada
tiap tahunnya ?
J : adapun kegiatan yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada tiap
tahunnya itu adalah sering mengadakan pemotongan Hewan Qurban yang
dilaksanakan pada lebaran Idhul Adha tiap tahunnya, dan santunan buat anak
santri yang sudah Yatim piatu.
8. T : Apa visi, misi, dan moto Pondok Pesantren Qotrun Nada?
J : adapun visi Qotrun Nada itu yaitu
األصلحالمـحافظة على القدیم الصالح واألخذ بالـجدید
(Melestarikan nilai-nilai klasik yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang
lebih baik).
Dan Misi Qotrun Nada yaitu
Mencipatakan Generasi Yang Berakhlakul Karimah
Berilmu Amaliyah, Beramal Ilmiyah
Mampu Menjalankan Perintah & Menjauhi Larangan Allah SWT
Sedangkan Moto Qotrun Nada yaitu
Berakhlakul Karimah
Berbadan Sehat
Berpengetahuan Luas
Berpikiran Bebas
Interviuwer Responden
(Sri Ayu Rahayu) (Ustad.Readi Gunawan)
Nama : Ustad Andi Shofian Efendy
Waktu : 10.15 WIB
Tanggal : 18 Maret 2011
BERITA WAWANCARA
1. T : Apa Latar belakang pendidikan ustad ?
J : Saya lulusan dari dari Pondok Pesantren Darussalam pada tahun 2003,
setelah lulus Saya langsung mengajar di Qotrun Nada, sambil kuliah di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. T : Apa motivasi ustad menjadi seorang Da’I di pondok pesantren Qotrun
Nada ?
J : Motivasi Saya yaitu, ingin mengamalkan Ilmu yang Saya punya dan bisa
bermanfaat untuk orang lain khususnya untuk santri Qotrun Nada ini.
3. T : Apa harapan ustad terhadap santri yang ada di pondok pesantren Qotrun
Nada ?
J : harapan saya, mudah-mudahan santri ini tidak hanya berkembang dalam
dunia kepesantrenan saja tetapi juga dalam segala bidang, apalagi di Qotrun
Nada ini juga menggunakan cara berbahasa, agar harapan saya mereka bisa
bersaing, jadi bukan dalam ke Islaman saja tapi juga dalam bidang social
mereka bisa bersaing. Sehingga diharapkan kalau mereka bekerja bukan hanya
dalam keimanan saja tapi dari segi sosialnya juga 100%, ketika nereka
bersaing dalam bidang tekhnologi mereka juga bisa bersaing. Jadi intinya,
harapan saya, supaya santri Qotrun Nada itu bisa bersaing dalam berbagai
bidang, bukan hanya dalam dakwah saja, tapi bagaimana mrereka bisa
menerapkan Islam dengan pokok social yang ada, dan bisa mengikuti
perkembangan zaman.
4. T : Apa saja kekurangan dan kelebihan dari pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : Saya kira semua lembaga pasti ada kekurangan atau kelebihannya, tapi
mungkin yang sangat mencolok kekurangan di Qotrun Nada ini yaitu fasilitas,
khusunya fasilitas dalam segi belajar, karena dengan fasilitas yang serba
kekurangan, membuat anak santri belajarnya agak sedikit terganggu karena
fasilitas kelas yang kurang, tapi meskipun fasilitas yang serba kekurangan
bukan berarti mematahkan semangat belajar para santri. Sedangkan kalau
dilihat dari kelebihannya, Qotrun Nada itu menggunakan metode pendidikan
yaitu mengedepankan program kitab kuning, yang dilaksanakan pada waktu
ba’da subuh, siang, sore, ba’da magrhib dan ba’da Isya. Dan sekaligus di
terapkannya dengan memakai bahasa Arab dan bahasa Inggris, yang mana dua
bahasa ini telah diterapkan dari awal berdirinya Qotrun Nada ini, dan hingga
sekarang metode tersebut masih diterapkan, dan dalam belajar kitab kuning
kita menggunakan gaya bahasa modern yaitu, dengan penguasaan bahasa Arab
dan bahasa Inggris dan sebagai bahasa pengantar dari pelajaran tersebut.
5. T : Materi apa saja yang ustad ajarkan di pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : materi yang Saya ajarkan di Qotrun Nada ini yaitu kitab Matan Taqrib,
yang membahas tentang Fiqih, dan kitab Jurumiyah.
6. T : kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada tiap
tahunnya ?
J : adapun kegiatan yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada tiap
tahunnya itu adalah Qotrun Nada ini sering mengadakan peringatan haro (
PHBI), seperti : perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, perayaan
Isra’Mi’raj, perayaan satu Muharram, dan mengadakan acara Nuzulul Qur’an.
Dan selain itu pondok pesantren Qotrun Nada tiap tahunnya juga mengadakan
pemotongan Hewan Qurban yang dilaksanakan pada Idhul Adha tiap
tahunnya, dan santunan buat anak Yatim piatu
interviewer Responden
(Sri Ayu Rahayu) (Ustad Andi Shofian Efendy)
Nama : Ustad Musa Abadi Wahab
Waktu : 13.00 WIB
Tanggal : 18 Maret 2011
BERITA WAWANCARA
1. T : Apa Latar belakang pendidikan ustad ?
J : latar belakang pendidikan saya, saya lulus dari pondok pesantren
Darurrahman Jakarta tahun 1990 an selama 6 tahun, kemudian setelah lulus
dari Pondok Pesantren Darurrahman, saya masuk kuliah di STAISA di daerah
Tanjung Priuk mengambil jurusan PAI dan lulus tahun 2009, setelah itu saya
mengajar di berbagai tempat seperti Darurrahman, SMA Mawaddah, STM
Wiguna, dan di Qotrun Nada.
2. T : Apa motivasi ustad menjadi seorang Da’I di pondok pesantren Qotrun
Nada ?
J : tujuan utama saya untuk menjadi seorang Da’I yaitu Amr Ma’ruf Nahi
Munkar atau Syiar Islam dan tidak semata-mata karena materi.
3. T : Apa harapan ustad terhadap santri yang ada di pondok pesantren Qotrun
Nada ?
J : harapan Saya untuk santri Qotrun Nada ini, supaya menjadi yang lebih
terbaik lagi dari pada kami, setidaknya menjadi mahar Guru dan bisa melebihi
dari guru-gurunya, dan juga bisa bermanfaat untuk orang lain.
4. T : Apa saja kekurangan dan kelebihan dari pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : kalau dilihat dari segi kekurangannya,Qotrun Nada ini fasilitasnya sangat
terbatas sekali, jadi, karena dengan fasilirtas yang serba kekurangan kegiatan
yang dilaksanakan di Qotrun Nada menjadi kurang begitu maksimal. Dan
kalau dilihat dari segi kelebihannya, yaitu pendidikannya, meskipun
pesantrennya biayanya murah, tapi kita itu tidaklah murahan. Dan anak santri
Qotrun Nada itu cukup berkualitas, meskipun sekolah atau belajarnya di
emperan, di saung-saung, di depan kamar santri tapi santri kami Insya Allah
berkualitas. Dan keunggulan Qotrun Nada dibandingkan dengan Pesantren
sekota Depok lainnya, Qotrun Nada termasuk paling unggul, baik dari segi
Ilmu pesantrennya, maupun dari segi ekstrakulikulernya, seperti lomba
pramuka sekota depok, Qotrun Nada termasuk yang terbaik dan sering
menjuarai.
5. T : Materi apa saja yang ustad ajarkan di pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : kalau dari segi kitab salafianya, Materi yang pernah Saya ajarkan di Qotrun
Nada ini yaitu Fathul Qorib, Matan Taqrib, Matan Jurumiyah dan Tijan Darori
6. T : Apa saja kegiatan mingguan, dan bulanan, yang dilaksanakan di Pondok
Pesantren Qotrun Nada ?
J : kegiatan yang dilaksanakan di Qotrun Nada tiap minggunya yaitu, Ratiban,
yang dilaksanakan pada malam jum’at ba’da maghrib. Dan dalam Ratiban ini,
pertama-tamanya itu membaca Ahli kubur, membaca Ratibul Athos, Rhotibul
adhad, membaca Al-Waqi’ah, Yasin Fadhilah, Simti Duroh, dan kemudian
diselingi dengan sholawat-sholawat dalam simti duroh tersebut. Sedangkan
tiap bulannya, Qotrun Nada mengadakan pengajian bulanan untuk para wali
murid, yang dilaksanakan pada awal bulan. Dalam penngajian ini, yang di
bahasnya itu adalah tentang masalah Fiqih, dan pengajian kitab Fiqih ini
diajarkan langsung oleh KH. Burhanuddin Marzuki ( Pemimpin Pondok
Pesantren Qotrun Nada), dan selain itu, dalam pengajian bulanan ini, juga
mengundang kyai dari luar Pesantren, dan biasanya materi agamanya
disampaikan lebih umum. Dan sebelum pengajian ini dimulai, diselingi
dengan Hadroh untuk menunggu wali murid berdatangan, jadi, sebelum
pengajian dimulai, diadakan membaca Sholawat Nabi SAW, diteruskan
pembacaan Dzikir, kemuidan Simti Dhuror, dan diselingi sholawat dengan
Hadrohnya.
7. T : metode apa yang digunakan oleh para Da’i di pondok pesantren Qotrun
Nada dalam melaksankan aktivitas dakwah santri ?
J : seperti yang telah ada didalam Al-Qur’an pada surat An-Nahl 125, yang “
serulah (manusia) kepada jalan Tuhan- mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan berdebatlah mereka dengan cara cara yang baik. Metode itulah
yang dijalani di pondok pesantren Qotrun Nada ini dalam kegiatan aktivitas
Dakwahnya terhadap santri, karena dengan kita menjalani hidup kita ini
berpatokan kepada Al-Qur’an maka hidup kita akan terasa tenang dan damai.
Interviewer Responden
(Sri Ayu Rahayu) (Ustad Musa Abadi Wahab)
Nama : KH. Burhanuddin Marzuki (Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun
Nada)
Waktu : 11.00 WIB
Tanggal : 30 Maret 2011
BERITA WAWANCARA
1. T : Bagaimana sejarah awal berdirinya pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : Awalnya Qotrun Nada hanyalah sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya
digunakan oleh masyarakat cipayung untuk kegiatan mengajarkan Al Qur’an
namun tanpa disangka lambat laun akhirnya Majlis Taklim ini semakin
diminati oleh masyarakat cipayung dan sekitarnya, sampai akhirnya atas
dorongan dan keyakinan yang kuat maka pada tahun 1995 mulailah diadakan
penerapan pendidikan islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada
luar jam sekolah atau pada bahasa masyarakat cipayung adalah santri
kalong.Santri kalong adalah santri yang pada saat itu mengikuti kegiatan
pengajian kitab salafi pada waktu-waktu tertentu dan setelah selesai pengajian
santri pulang kerumah masing-masing. Hari berganti hari, minggu berganti
minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Seiring dengan
dukungan para masyarakat maka tepat pada tanggal 09 September 1996
dimulailah pelaksanaan peletakan batu pertama diatas tanah seluas 1500 M
dan sejak itu pula majlis ta’lim tersebut dinamai oleh salah seorang kyai yang
merupakan guru dari sang pimpinan yang bernama KH. Ahmad Zaini dengan
nama “QOTRUN NADA” yang memiliki arti “Tetesan Embun Pagi”. Dan
akhirnya tepat pada tahun 1997 dimulai secara resmi penerimaan santri baru
dengan jumlah santri yang pada saat itu berjumlah 52 orang itu pun belum
semuanya bermukim dikarenakan masih banyaknya kekurangan disana sini,
walaupun terkesan begitu miris namun inilah yang dapat kami sampaikan
sangat apa adanya, tanpa mengurangi atupun menambahkan dan alhamdulillah
seiring dengan berjalannya waktu, Pondok Pesantren Qotrun Nada terus
berkembang hingga detik ini atas do’a para kaum muslimin sekalian dan
hingga saat ini pula kami telah memiliki sekitar 750 santri dan seluruhnya
bermukim dipondok.
2. T : Apa motivasi kyai untuk mendirikan pondok pesantren ini ?
J : Pertama, di Depok itu pada mulanya minim sekali lembaga pendidikan
pesantren. Ini memotivasi saya untuk berpartisipasi utk mencerdaskan
kehidupan masyarakat dengan pendidikan model pesantren. Apalagi model
pesantren yang berpola perpaduan antara pendidikan pesantren modern dan
pesantren salaf. Ketika awal saya mendirikan, Pesantren model itu hampir
belum ada. Kedua ini muncul dari latar belakang keluarga dan pengalaman
hidup. Saya dibesarkan dalam lingkungan yang mencintai habaib & alim
ulama’. Juga saya dididik di sebuah pesantren. Guru-guru dan orang tua saya
menitipkan agar saya meneruskan perjuangan mendirikan pesantren untuk
menegakkan dan mengajarkan agama Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Sebelum mendirikan Qotrun Nada, saya ada pengalaman ikut membidani
lahirnya PP Al-Mahbubiyyah Jakarta Selatan (di asuh oleh DR. KH. Manarul
Hidayat). Seteleh itu ikut mendirikan dan bergabung di Pondok Pesantren
Ahsanu Amala Tanah Baru Depok bersama Ustadz MD. Sirujuddin. Semua
saya alami bersama dengan teman-teman yang seide dan seperjuangan. Ketiga
berkat dukungan teman-teman tersebut dan dorongan penuh orang tua dan
keluarga akhirnya saya percaya mampu mendirikan lembaha pendidikan
Pondok Pesantren Qotrun Nada, yang sebelumnya merupakan MTs Qotrun
Nada yang kondisinya memprihatinkan. Kebetulan teman-teman yang
mendukung saya adalah teman-teman yang dahulu berjuang bersama-sama.
Jadi saya tahu persis kemampuan dan loyalitas mereka. Saya dan teman-teman
pernah dicoba ketika mendirikan Al-Mahbubiyah, Ahsanu Amala. Ternyata
kami mampu. Dan terbukti Qotrun Nada sudah eksis 10 tahun dengan
perkembangan santri yang terus meningkat tiap tahun.
3. T : Bagaimana cara kyai menarik para masyarakat, terutama para orang tua
agar memasukkan anaknya di pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : Kami di sini sangat menanamkan keikhlasan dalam mengelola pesantren.
Kami selalu berpesan kepada semua yang terlibat, terutama guru untuk
mengutamakan keikhlasan. Sesuatu yang diawali dengan keikhlasan Insya
Allah ada keberkahan. Keberkahan dari berbagai aspek. Dan ternyata dalam
perjalanan PPQN itu bisa saya buktikan kalau ada orang yang bergabung di
sini tidak tulus ikhlas niatnya akan mundur dengan sendirinya, dan ini terjadi
pada beberapa orang. Yang berikutnya kami tidak pernah meremehkan
persoalan sekecil apapun yang muncul. Semua masalah yang muncul dianggap
serius. Di tangani secara serius & professional sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Persoalan-persoalan santri satu demi satu dibahas dalam rapat
dewan guru setiap bulannya. Setiap wali kelas melaporkan persoalan santri
satu demi satu sampai tak ada yang terlewat kemudian diselesaikan bersama-
sama. Selanjutnya, ada aktivitas-aktivitas istimewa di PPQN yang menjadikan
pondok ini berkah. Di PPQN santri melakukan doa-doa munajat, qiyamullail.
Santri diwajibkan melakukan ibadah-ibadah yang sunnah, seperti puasa 6 hari
di bulan Syawwal dan sholat dhuha. Ini untuk membiasakan mereka, bukan
hanya sekedar mengenalkan shalat dhuha. Setiap malam jum’at santri baca
tahlil, maulid, shalat tasbih dan aurod-aurod dan dzikir-dzikir lainnya. Saya
kira do’a-do’a santri yang setiap saat dipanjatkan bisa mendukung dan
memotivasi dukungan masyarakat terhadap PPQN.
4. T : Apa yang menjadi program atau kegiatan unggulan pondok pesantren
Qotrun Nada sehingga kyai prioritaskan dan menjadi berbeda dengan pondok
pesantren lainnya ?
J : Program yang dipakai di Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah perpaduan
system modern dan salaf. Insya Allah program ini tidak akan berubah dan
akan tetap bertahan. Pernah pada sebuah acara di PBNU. KH. Hasyim Muzadi
(Ketua Umum PBNU) bercerita bahwa NU pernah mengirimkan 14 calon
mahasiswa yang akan belajar di luar negeri. Begitu ke-14 calon mahasiswa ini
ditest semuanya gagal. Beliau katakan kegagalannya karena kemampuan
Bahasa Inggrisnya lemah. Ini satu sisi. Pada sisi yang lain, ada orang mampu
berbicara Bahasa Arab & Inggris dengan lancar, tapi ketika disodorkan kitab
kuning yang kecil sekalipun ia tidak mampu membaca. Dari pengalaman-
pengalaman tersebut menjadi motivasi alangkah indahnya jika kedua-duanya
bisa dikuasai. Di samping bisa menguasai kitab kuning dengan baik, mereka
pun minimal menguasai bahasa asing tersebut, Inggris dan Arab sekaligus.
Dan system yang menghasilkan santri dg kualifikasi seperti ini akan terus kita
pertahankan dan tingkatkan. Dan untuk tahun 2011 ini sedang dilaksanakan
Program Amtsilati untuk membantu para santri mempermudah dalam
pembelajaran kitab kuning.
5. T : Apa saja materi yang diterapkan kepada santri dalam mempelajari ilmu
agama, khususnya dalam mempelajari kitab salaf ?
J : materi dalam kitab salaf yang diterapkan di Qotrun Nada ini tiap kelasnya
berbeda-beda, tapi pembahasannya itu tidak jauh dari masalah Fiqih, nahwu,
tentang keesaan Allah, sifat-sifat-sifat Nabi SAW dan lain-lain, namun tiap
tingkatan kelasnya itu cara pembelajarannya berbeda-beda, karena yang
mengajarnya itu pun gurunya berbeda-beda. Dan adapun kitab-kitab salaf yang
di pelajari di Qotrun Nada ini adalah safinnatunnajah, akhlakul banat, Al
Jurumiyah, Amsilati, Fathul Mu’in, Fathul Majid, Alfiah, Al Imrity, Kaylani,
Fathul Qorib, Jawahirul Kalamiah, Ta’lim Mu’talim, Batsul Masail,
Tahsin/Tahfidz, Qowaidul Imla, Ibadah Amaliah, Khulasoh, Qotrul Ghois,
Tijanuddurory, Nashoih Ad Diniah.
6. T : Apa saja keberhasilan Pondok pesantren Qotrun Nada selama 14 Tahun ini
?
J : Bicara keberhasilan tentu sangat relatif. Tapi paling tidak keberhasilan
PPQN dilihat pertama dari perkembangan jumlah santri yang mulanya 39
orang sekarang menjadi 950 orang santri. Saya bisa menarik keseimpulan
bahwa ini adalah kepercayaan dari masyarakat. Dan mungkin di QN ada
“sesuatu (yang dibanggakan)” sekarang timbul kepercayaan di masyarakat.
Tetapi kami belum puas dengan perkembangan yang ada, kami terus
melakukan terobosan-terobosan dalam mengelola pendidikan. Kedua dari segi
fisik / sarana prasarana dan luas tanah terus berkembang. PPQN yang dimulai
dari lahan 1000 m kini hampir seluas 1,5 hektar. Ketiga alumni yang
dihasilkan oleh Qotrun Nada banyak diterima di berbagai perguruan tinggi
negeri. Terutama di UIN Syarif Hidayatullah. Di samping ada beberapa santri
PPQN yang diterima di Universitas Ibnu Khaldun lewat beasiswa dan
universitas dan sekolah tinggi lainnya. Dan tingkat kelulusan santri PPQN
100% lulus. Kemampuan santri yang sedang diasuh juga cukup bersaing. Dari
beberapa event lomba yang ada di Jabotabek seperti loma pramuka, bahasa,
kitab kuning seringkali santri QN meraih prestasi. Ini pun keberhasilan.
7. T : Apa saja kekurangan Pondok Pesantren Qotrun Nada ?
J : Setiap pesanren pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Khusus pada
Ponpes Qotrun Nada mungkin masih banyak kekurangan terutama dari segi
fasilitas yang belum maksimal, namun setiap saat permasalahan tersebut
sedikit demi sedikit telah dibenahi. Sehingga sampai saat ini kami sudah bias
memisahkan antara asrama santri putra dan santri putri. Walaupun dalam
kekurangan sarana seperti iu tapi santri tetap mempunyai daya kreatifitas yang
tinggi. Saya sebetulnya menginginkan membangun sebuah pesantren yang
mewah tetapi sekaligus murah sehingga terjangkau oleh segenap lapisan
masyarakat terbawah sekalipun. Yang saya maksud mewah itu dari segi
fasilitasnya. Menjadi cita-cita saya untuk melengkapi sarana pesantren yang
representatif seperti ruang kelas yang nyaman, asrama yang asri, laboratorium
MIPA dan bahasanya. Tetapi tetap dengan biaya murah dan pasti terjangkau.
Dan mudah-mudahan ini menjadi motivasi dan do’a agar saya mampu
mewujudkannya. contoh kongkrit dengan biaya hidup santri hanya Rp.
250.000,-/bulan, kami tetap berusaha mewujudkan fasilitas-fasilitas untuk
kepentingan santri. Bahkan untuk santri yatim yang tidak mampu kami
menggratiskan. Pembebasan tanah untuk perluasan areal PPQN dan
pembangunan gedung tetap terus berjalan. Sedangkan kalau kelebihan Qotrun
Nada.
8. T : Apa factor pendukung dan penghambat terlaksanakannya kegiatan dakwah
di pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : adapun factor pendukung pondok pesantren Qotrun Nada yaitu Karena ada
keterkaitan antara wali santri dan pesantren maka hubungannya menjadi lebih
baik untuk dakwah, Respon dari masyarakat yang sangat baik dengan
memberikan dukungan sepenuhnya dalam setiap melakukan dakwah di
pondok pesantren Qotrun Nada, adanya bantuan dari para donator yang
berpartisipasi dalam pembangunan pesantren Qotrun Nada ini untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwahnya. Dan Niat ikhlas untuk
memajukan serta menyebarluaskan ajaran Islam yang ditanamkan para
Asatidz, sehingga dalam melaksanakan kegiatannya tanpa memikirkan
keuntungan yang duterimanya. Walaupun tidak menghasilkan keuntungan
materi namun yang dirasakan adalah kepuasan bathin.
Dan factor penghambat pondok pesantren Qotrun Nada itu sendiri yaitu Masih
banyaknya sarana dan prasarana yang belum memadai sehingga menjadi factor
penghambat bagi kegiatan dakwah ang dilakukan oleh pondok pesantren
Qotrun Nada.
Interviuwer Responden
(Sri Ayu Rahayu) (KH. Drs. Burhanuddin Marzuki)
Suasana acara pada kegiatan Muhadhoroh yang dilaksanakan pada malam minggu diPondok Pesantren Qotrun Nada.
Suasana depan Pondok Pesantren Qotrun Nada yang begitu sederhana dan asri.
Acara kegiatan Muharam yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali oleh santripondok pesantren Qotrun Nada.
Foto bersama Istri, dan Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung JayaDepok.