“Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan...

58
1 “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang” BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya penggunaan telepon seluler (ponsel) di zaman modern ini menyebabkan para pengusaha melirik peluang bisnis dalam bidang telekomunikasi. Mereka berbondong-bondong untuk mengembangkan sistem telekomunikasi yang terbaik bagi penggunanya. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, industri telekomunikasi bergerak cepat. Betapa tidak jika pada tahun 1999 laju pertumbuhan sektor telekomunikasi masih relatif kecil dibandingkan pertumbuhan sektor lainnya, misalnya sektor perdagangan dan manufaktur. Pada tahun 2008, sektor telekomunikasi yang merupakan bagian dari teknologi informasi dan komunikasi (Information, Communication and Technology/ICT) ini mampu memberi satu kontribusi hingga 1,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Perkembangan industri, khususnya industri telekomunikasi pada dasarnya ditujukan untuk memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat baik melalui pembukaan lapangan pekerjaan, tersedianya jaringan berkomunikasi

description

sf

Transcript of “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan...

Page 1: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

1

“Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka

Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Maraknya penggunaan telepon seluler (ponsel) di zaman modern ini

menyebabkan para pengusaha melirik peluang bisnis dalam bidang

telekomunikasi. Mereka berbondong-bondong untuk mengembangkan sistem

telekomunikasi yang terbaik bagi penggunanya. Dalam kurun waktu sepuluh

tahun terakhir, industri telekomunikasi bergerak cepat. Betapa tidak jika pada

tahun 1999 laju pertumbuhan sektor telekomunikasi masih relatif kecil

dibandingkan pertumbuhan sektor lainnya, misalnya sektor perdagangan dan

manufaktur.

Pada tahun 2008, sektor telekomunikasi yang merupakan bagian dari

teknologi informasi dan komunikasi (Information, Communication and

Technology/ICT) ini mampu memberi satu kontribusi hingga 1,8 persen terhadap

produk domestik bruto (PDB). Perkembangan industri, khususnya industri

telekomunikasi pada dasarnya ditujukan untuk memberikan manfaat bagi 

kesejahteraan masyarakat baik melalui pembukaan lapangan pekerjaan,

tersedianya jaringan berkomunikasi melalui ponsel yang berkualitas baik,

mendatangkan devisa negara, pembayaran pajak, maupun peningkatan kualitas

pendidikan. Namun, pada kenyataannya selain dampak positif di atas,

perkembangan industri menuai berbagai dampak negatif antara lain, kerusakan

lingkungan hidup serta menimbulkan permasalahan sosial, yaitu konflik antara

perusahaan dengan penduduk setempat akibat adanya kesenjangan secara sosial

maupun ekonomi antara pelaku usaha (korporat) dengan masyarakat sekitar

perusahaan.

Kenyataan bahwa keberadaan perusahaan di lingkungan masyarakat

hampir pasti membawa dampak negatif, meskipun memiliki kemanfaatan untuk

kesejahteraan dan pembangunan. Beberapa kasus berskala nasional dan

Page 2: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

2

internasional, seperti global warming, pencemaran lingkungan, radiasi serta

munculnya berbagai penyakit mematikan akibat infeksi bahan kimia dari

industrialisasi yang adalah sederetan excess negative externalities industrialisasi.

Oleh karena itu, perusahaan tidak boleh mengembangkan diri sendiri dengan tidak

memperhatikan lingkungan.

Mencermati sisi negatif industrialisasi tersebut, tidak adil manakala

masyarakat harus menanggung beban sosial. Mengingat masyarakat adalah pihak

yang tidak memperoleh kontra prestasi langsung dari industrialisasi, terutama

masyarakat garis bawah yang secara modal dan kesempatan tidak memiliki akses

terhadap hiruk-pikuk industrialisasi. Sementara, justru mereka yang harus

menanggung dampak sosial dan lingkungan.

Perkembangan industri telekomunikasi, khususnya telekomunikasi

seluler di kota Makassar sedang berkembang pesat, apalagi dengan bertambahnya

jumlah operator telepon seluler di kota Makassar. Oleh karena itu, pemerintah

kota Makassar dapat meningkatkan pendapatannya dan terbukanya lapangan

pekerjaan bagi para pengangguran di kota Makassar. Hal ini merupakan sebuah

dampak yang sangat positif bagi masyarakat luas.

Adapun peraturan dari pemerintah yang mengatur tentang CSR atau

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang terdapat pada Undang-undang Nomor

40 Tahun 2007 adalah

(1) Perseroan Terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggsung

Jawab Sosial dan Lingkungan, (2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan

sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang

dilanggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan kewajaran,

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan (4) Ketentuan lebih kanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial

dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 3: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

3

Kemudian ada juga UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal Pasal 15(b) yang berbunyi demikian : setiap penanam modal berkewajiban

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam kedua undang-undang

tersebut di atas mengatur seluruh badan usaha (perusahaan) Perseroan Terbatas

(PT) diwajibkan untuk melaksanakan program CSR atau Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan. Hal ini menyebabkan PT Telkomsel merasa terpanggil untuk

senantiasa melaksanakan aktivitas CSR meskipun Telkomsel bukan sebuah

perusahaan yang menggunakan sumber daya alam sebagai sumber utama barang

produksinya.

Dari sekian banyak operator seluler di Indonesia, PT Telkomsel

merupakan salah satu perusahan operator telepon seluler terbesar di Indonesia.

Sebagai pelopor operator telekomunikasi seluler GSM pertama dan terbesar di

Indonesia, Telkomsel terdorong untuk selalu tampil terdepan dengan terus

melakukan inovasi dan membuat terobosan baru agar tercapainya pelayanan yang

terbaik bagi pelanggannya dan tetap menjadi operator telepon seluler terbesar di

Indonesia di tengah ketatnya persaingan antar operator telepon seluler pada saat

ini. Melalui visi inilah, Telkomsel tetap menjadi pilihan utama bagi sebagian besar

masyarakat Indonesia.

PT Telkomsel telah memberikan pelayanan yang terbaik bagi para

penggunanya. Telkomsel mengklaim dirinya sebagai operator telekomunikasi

seluler terbesar di Indonesia, dengan 100 juta pelanggan (pada April 2011) dan

menguasai 50% pengguna ponsel di Indonesia (pada Juni 2010), sedangkan

pelanggan Blackberry Telkomsel Area Pamasuka (Papua, Maluku, Sulawesi,

Kalimantan) naik 255% (pada November 2010).

Total jumlah pelanggan Telkomsel Area Pamasuka adalah 25 juta (pada

April 2011), dengan rincian sebagai berikut : Papua berjumlah 1,05 juta

pelanggan, Maluku berjumlah 2,75 juta pelanggan, Sulawesi berjumlah 11,1 juta

pelanggan dan Kalimantan berjumlah 10,1 juta pelanggan. Sedangkan jumlah

pelanggan Telkomsel untuk wilayah Sulselbar adalah 4,9 juta yang merupakan

setengah dari total jumlah pelanggan di Pulau Sulawesi. Melalui data ini dapat

dilihat bahwa sebagian besar masyarakat Sulawesi Selatan adalah pelanggan

Page 4: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

4

Telkomsel. Penulis melihat bahwa sangat memungkinkan melakukan penelitian

megenai PT Telkomsel di daerah Sulsel, khususnya di kota Makassar yang

merupakan ibukota dimana pusat tempat dilaksanakannya aktivitas CSR

Telkomsel. Selain itu, kantor pusat PT Telkomsel Area Pamasuka terdapat di kota

Makassar sehingga pusat aktivitas CSR juga terlaksana di tempat ini.

Menurut informasi yang penulis dapatkan pada saat melakukan pra

penelitian di kantor Telkomsel Area IV Pamasuka, saat ini Telkomsel sedang

berlomba-lomba dengan beberapa kompetitornya dalam hal pelaksanaan program

CSR. Data-data yang penulis dapatkan menunjukkan bahwa operator XL dan

Indosat juga berbondong-bondong melaksanakan aktivitas CSR. Penulis

mengumpulkan data dari kumpulan kliping PT Telkomsel selama tahun 2010

yang memuat berita mengenai CSR. Melalui data ini, dapat dilihat bahwa

perusahaan operator telepon seluler yang paling banyak melaksanakan aktivitas

CSR adalah Telkomsel. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang

aktivitas CSR dari PT Telkomsel, khususnya di Area Pamasuka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area

Pamasuka dalam upaya meningkatkan citra perusahaan Kupang?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat aktivitas

Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka dalam

upaya meningkatkan citra perusahaan di Kupangr?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 5: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

5

a. Untuk mengetahui aktivitas Corporate Social Responsibility PT

Telkomsel Area Pamasuka dalam upaya meningkatkan citra

perusahaan.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area

Pamasuka dalam upaya meningkatkan citra perusahaan.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan Teoretis

a. Sebagai bahan masukan terhadap pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi.

b. Menarik serta merangsang peneliti-peneliti baru dalam bidang

pembentukan citra perusahaan (corporate image) melalui aktivitas

Corporate Social Responsibility, sehingga selalu dapat

menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu

pengetahuan.

Kegunaan Praktis

a. Sebagai sumber tambahan dan masukan bagi PT Telkomsel Area

Pamasuka dalam menjalankan aktivitas Corporate Social

Responsibility untuk ke depannya.

b. Menjadi bahan kajian bagi perusahaan lain dalam menjalankan

aktivitas Corporate Social Responsibility dalam upaya

meningkatkan citra suatu perusahaan.

Page 6: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Public Relations

1. Pengertian Public Relations

Pengertian Public Relations (yang selanjutnya disebut PR) itu sendiri

sangat banyak. Para ahli dalam bidang inipun memiliki definisi tersendiri

mengenai PR. Namun, adapula orang-orang yang masih bingung dengan definisi

PR, apalagi ditambah dengan banyaknya rumusan dan deskripsi tentang PR.

Kebanyakan perbedaan rumusan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.

Selain itu, jenis organisasi atau perusahaan dan taraf PR itu dilaksanakan juga

ikut memengaruhi definisi PR.

Oleh karena itu, penulis mencoba menuangkan beberapa definisi PR

menurut beberapa ahli yang terkenal dalam bidang ini. Penulis mulai dengan

mengupas makna dari kata “Public” dan “Relations” terlebih dahulu. Bila istilah

Public Relations diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, maka istilah itu

mengandung arti “hubungan dengan publik”.

Pengertian “Public” adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian

pada sesuatu hal yang sama jenisnya, mempunyai minat dan kepentingan yang

sama. Publik dapat merupakan kelompok kecil, terdiri atas orang-orang yang

Page 7: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

7

berjumlah sedikit, juga dapat merupakan kelompok besar yang terdiri atas orang-

orang yang jumlahnya besar bahkan bisa sangat besar. Kata publik dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia berarti orang banyak, berbeda dengan pengertian massa

secara umum, publik tidak berkumpul dalam suatu tempat tertentu melainkan

tersebar. Publik mempunyai tujuan yang lebih terarah, pandangan terhadap

masalah dan menentukan sikap serta menentukan pilihan.

Istilah “Relations” bagi PR merupakan sebuah prinsip karena

mengandung arti adanya hubungan timbal balik (two way communications). Lalu

dalam praktiknya, selalu dalam pengertian positif, artinya bahwa “relations”

diadakan dalam rangka memperoleh a sound and productive relations, baik

dengan publik tertentu maupun dengan masyarakat pada umumnya.

PR pada dasarnya berfungsi untuk menghubungkan publik-publik atau

pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu organisasi/instansi/perusahaan.

Tidak hanya sekedar hubungan biasa melainkan hubungan efektif yang antara

pihak-pihak yang berkepentingan demi tercapainya kepentingan dan kepuasan

bersama.

Public Relations atau Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen

yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan-

kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi

berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan pengertian dan penerimaan

publik. Secara spesifik, definisi umum PR disimpulkan sebagai seni (arts) dan

gabungan dari disiplin ilmu manajemen, komunikasi, psikologi, sosial dan

marketing, untuk membentuk agar perusahaan atau lembaga, nama dan

produknya menjadi disukai dan dapat dipercaya oleh publiknya. Dalam

hubungannya dengan target audience atau stakeholder tersebut, dikenal tiga tipe

tentang apa yang disukai dan tidak disukai, yaitu :

a. Those who know you and like you (mengenal dan menyukai Anda).

b. Those who know you and don't like you (mengenal dan tidak menyukai

Anda).

c. Those who neither you nor care you (tidak dikenal maka tidak

disukai).

Page 8: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

8

Dimulai dari definisi PR menurut The British Institute of Public

Relations, yaitu an effort to establish and maintain mutual understanding

between organization and its public (suatu upaya untuk membangun dan

mempertahankan saling pengertian antara organisasi dan publiknya).

Onong Uchjana Effendy dalam Kriyantono (2008:4) memberi pengertian

PR sebagai berikut,

Komunikasi dua arah (two way communications) antara organisasi dengan

publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan

manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan

kepentingan bersama.

Sedangkan menurut Cutlip dan Center (2006:6), Public Relations (PR)

adalah

Public relations is the management functions that establishes and maintains

mutually beneficial relationshif between an organization and the publics on

whom its success of failure depends (PR adalah fungsi manajemen yang

membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara

organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan

organisasi tersebut).

Dari semua definisi yang dipaparkan tersebut mempunyai maksud yang

sama, yaitu untuk memperoleh pengertian, kepercayaan, dukungan melalui suatu

kegiatan komunikasi timbal balik (two way communications). Kegiatan

komunikasi tersebut, baik itu dilakukan dalam organisasinya, maupun

komunikasi dengan publik-publik di luar organisasi/instansi/perusahaan.

2. Konsep Public Relations

Seringkali terlontar kalimat yang lazim diutarakan oleh kalangan pebisnis

istilah 4P (Price, Product, Place and Promotion). Istilah ini diperdengarkan oleh

seorang pakar pemasaran, yaitu Philip Kotler dan sering dikampanyekan oleh

para pakar pemasaran. Tetapi rupanya guru pemasaran ini melihat bahwa ada hal

lain yang perlu ditambahkan pada konsep 4P di atas yang disarikan menjadi

Page 9: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

9

Mega Marketing (Price, Product, Place, Promotion, Power and Public

Relations). Kata terakhir yaitu Public Relations (PR) mungkin bukan hal yang

baru di telinga kita sebab sejak era tahun 2000 istilah ini sering menjadi bagian

dari topik-topik dari talk show baik yang dilakukan lewat media elektronik

maupun di seminar-seminar. Sadarkah kita pada arti kata PR atau yang dibahasa-

indonesiakan Hubungan Masyarakat sehingga menempati arti yang penting

dalam kegiatan operasional sebuah organisasi/perusahaan/institusi. PR

dikarenakan fungsi dan tugas pokok sebagai image builder (pembangun citra)

dari sebuah organisasi/perusahaan/institusi. Organisasi/perusahaan/institusi yang

baik dan menempati hati atau tertanam dalam benak (mindset) para pelanggan

adalah institusi yang mempunyai citra positif, setiap citra positif yang

ditampilkan oleh institusi terhadap publiknya membuat publik (pelanggan)

”meletakkan” keyakinannya pada organisasi/perusahaan/institusi tersebut. PR

juga mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai ”jembatan” antara institusi

dengan publiknya (pelanggannya) kerangka kerja yang positif.

Menurut Sukatendel (1990) dalam Ardianto (2004) mendefinisikan PR

sebagai suatu metode komunikasi untuk penciptaan citra positif dari mitra

organisasi/perusahaan/institusi atas dasar kesadaran yang untuk menghormati

kepentingan bersama. Apabila disari ada sejumlah butir penting yaitu :

a. PR adalah sebuah ilmu yang cabang keilmuan dari Ilmu Komunikasi.

Sebagai suatu cabang keilmuan maka PR bukan sekadar menjadi isu semata

tetapi mempunyai dasar berpikir yang dapat dijelaskan dan

dipertanggungjawabkan melalui metode logika tertentu layaknya pengujian

terhadap cabang keilmuan lainnya.

b. Citra adalah obyek dari PR telah menjadi kebutuhan dari institusi layaknya

sumber daya yang telah ada seperti sumber daya manusia, sumber daya

keuangan, sumber daya peralatan bahkan sumber daya pengetahuan

(knowledge dalam knowledge management).

c. Mitra adalah subyek dari PR disamping organisasi/perusahaan/institusi itu

sendiri. Mitra adalah bagian dari operasi sebuah organisasi, tanpa mitra

sebuah organisasi tidak dapat berjalan.

Page 10: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

10

3. Proses Manajemen Public Relations

Public Relations (PR) terus menjadi salah satu bidang yang sangat

dinamis dalam kehidupan berorganisasi di seluruh dunia. Salah satu alasannya

adalah karena praktisi PR membutuhkan keterampilan dan kapabilitas yang

beragam untuk keberhasilan pekerjaan mereka. Inti dari kegiatan PR adalah

mengetahui apa yang menggerakkan dan mempengaruhi sikap seseorang yang

memungkinkan terbentuknya opini yang menguntungkan atau merugikan

terhadap organisasi/perusahaan/instansi. Fungsi sentral PR adalah menunjang

menajamen dalam mencapai tujuan organisasi dengan komunikasi sebagai

kegiatan utamanya.

Perlu dipahami bahwa PR merupakan fungsi manajemen yang memiliki

tanggung jawab manajerial terhadap masyarakat dan khalayak umum (publik)

atau hal-hal yang lebih khusus. PR adalah bagian proses perubahan dan

pemecahan masalah di dalam organisasi/perusahaan/instansi yang dilakukan

secara ilmiah. Proses PR sebagai proses yang berkelanjutan perlu terus berjalan

mengingat lingkungan organisasi/perusahaan/instansi pun bergerak secara

dinamis, sehingga organisasi/perusahaan/instansi perlu menanggapi dinamika

lingkungan tersebut. Relasi organisasi/perusahaan/instansi dengan publiknya

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal

organisasi/perusahaan/instansi. PR terus berusaha menjaga agar relasi antara

organisasi/perusahaan/instansi dengan publiknya tetap berjalan pada jalur yang

benar dan membawa kepuasan bersama bagi semua pihak.

Praktisi PR menggunakan teori dan bukti terbaik yang ada untuk

melakukan proses manajemen PR yang dikemukakan oleh Cutlip, Center dan

Broom (2006:320) yang menggambarkan bagaimana proses manajerial yang

biasa dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan aktivitas PR. Proses ini

terdiri dari :

a. Defining the Problem (Mendefinisilan Masalah)

Tahap ini mencakup kegiatan mengumpulkan fakta, opini, sikap dan

perilaku dari pihak-pihak yang terkait dengan kebijakan perusahaan. PR

diarahkan untuk meneliti masalah atau fakta-fakta yang menyangkut

Page 11: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

11

dengan organisasi/perusahaan/instansi. Pada dasarnya ini adalah fungsi

intelijen organisasi/perusahaan/instansi. Fungsi ini menyediakan dasar

untuk semua langkah dalam proses pemecahan masalah dengan

menentukan “Apa yang sedang terjadi saat ini?”.

b. Planning and Programming (Perencanaan dan Pemrograman)

Tahap ini merupakan tahap membuat keputusan tentang penetapan visi dan

misi, serta tujuan, mempertimbangkan kebijakan, menetapkan target,

penetapan program publik, strategi tujuan, struktur organisasi,

menyediakan sumber daya manusia dan pemetaan wilayah serta penentuan

sumber dana aktivitas PR yang akan dilakukan. Langkah ini akan

mempertimbangkan dari temuan dari langkah dalam membuat kebijakan

dan program organisasi/perusahaan/instansi.

c. Taking Action and Communicating (Mengambil Tindakan dan

Berkomunikasi)

Tahap yang ketiga ini merupakan kegiatan yang mengarah pada penerapan

dan mengkomunikasikan program-program PR kepada publik secara

sistematis, sehingga persepsi publik dapat terbentuk dengan baik. Kegiatan

yang dilakukan adalah mengimplementasikan program aksi dan

komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan dari program.

d. Evaluating the Program (Mengevaluasi Program)

Pada tahapan yang terakhir ini, kegiatan komunikasi dalam PR difokuskan

pada usaha untuk melakukan penilaian atas persiapan, implementasi dan

hasil dari program-program PR yang telah dilakukan. Penyesuaian akan

dilakukan pada saat program diimplementasikan dan didasarkan pada

evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program tersebut berhasil

atau tidak.

4. Fungsi dan Aktivitas Public Relations

Cutlip, Center dan Broom dalam Effective Public Relations (2007:11),

merumuskan bagian-bagian dari fungsi Public Relations (PR) antara lain :

a. Hubungan Internal adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan

mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara

Page 12: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

12

manajer dan karyawan tempat organisasi/perusahaan/instansi

menggantungkan kesuksesannya.

b. Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang

digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode

penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol

(uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada

media untuk pemuatan informasi tersebut.

c. Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor

tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu

penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam

menempatkan pesan di media.

d. Press Agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita

untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik.

e. Public Affairs adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan

mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka

memengaruhi kebijakan publik.

f. Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan

memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan

memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi.

g. Manajemen Isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi,

mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespons isu-isu kebijakan publik

yang memengaruhi hubungan organisasi/perusahaan/institusi dengan publik

mereka.

h. Hubungan Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang

membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling

menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas

keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.

i. Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba

yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan

anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.

Page 13: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

13

Sementara Rosady Ruslan (2005) dalam Suparmo (2011:91)

mengemukakan secara garis besar fungsi aktivitas PR adalah sebagai berikut :

a. Communicator

Kemampuan sebagai communicator adalah segala kemampuan yang terkait

secara langsung maupun tidak langsung dengan media cetak, elektronik,

tatap muka, lisan dan lainnya. Selain itu juga kemampuan untuk bertindak

sebagai mediator dan persuader.

b. Relationship

Kemampuan di bidang relationship adalah kemampuan PR membangun

hubungan yang positif antara organisasi/perusahaan/instansi yang

diwakilinya dengan publik internal dan publik eksternal. PR juga berupaya

menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan kerja sama dan

toleransi di antara kedua belah pihak tersebut.

c. Back-up Management

Kemampuan sebagai back-up management adalah kemampuan untuk

melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti

bagian manajemen promosi, pemasaran, operasional dan personalia.

d. Good Image Maker

Kemampuan sebagai good image maker adalah kemampuan menciptakan

citra atau publikasi yang positif. Kemampuan ini merupakan prestasi,

reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama manajemen kehumasan

organisasi/perusahaan/instansi.

e. Creator

Kemampuan sebagai creator adalah kemampuan yang terkait dengan

kewajiban PR menciptakan berbagai macam program

organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan tujuan dan sasarannya.

f. Conceptor

Kemampuan sebagai conseptor adalah kemampuan yang terkait dengan

tugas PR menyusun dan menuliskan berbagai macam naskah yang

diperlukan organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan writing skill-nya.

g. Problem Solver

Page 14: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

14

Kemampuan sebagai problem solver adalah kemampuan PR sebagai bagian

dari tatanan dan jajaran di dalam organisasi/perusahaan/instansi serta turut

bertanggung jawab memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.

B. Corporate Communication

1. Pengertian Corporate Communication

Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan

pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi Korporat) yang

tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan-perusahaan tidak

memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi, mereka harus sering

merespons kepada publik internal dan eksternal. Oleh karena hukum-hukum

baru memaksa perusahaan untuk berkomunikasi di banyak situasi yang dulunya

mereka tidak terbiasa dikonfrontasi dan kebutuhan untuk terus-menerus

merespons menunjukkan bahwa sumber daya yang berdedikasi dibutuhkan

untuk mengatur aliran sistem komunikasi. Menurut penjelasan tersebut,

Corporate Communication memiliki definisi yang sama dengan PR. Corporate

Communication pun menjalankan fungsi-fungsi PR yang sudah kita ketahui.

Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees van Riel

dan Charles Fombrun,

Komunikasi Korporat dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang

termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan

eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan

dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung.

Komunikasi perusahaan terdiri dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi

ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan

kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi.

Konsep Corporate Communication dapat dilihat sebagai struktur

komunikasi integratif yang menghubungkan para pemilik kepentingan kepada

organisasi atau perusahaan. Struktur Corporate Communication adalah sebuah

Page 15: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

15

sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur segala bentuk dan jenis

komunikasi secara strategis.

2. Corporate Communication dan Public Relations

Oleh karena kata Public Relations sangat umum, tidak heran kalau

organisasi/perusahaan/instansi yang berbeda menamai fungsinya secara berbeda

pula. Kata communication dan Corporate Communication sekarang sering

digunakan untuk menyebut fungsi Public Relations di banyak

organisasi/perusahaan/instansi.

Corporate Communication menghasilkan dan mempromosikan sebagai

berikut :

Budaya perusahaan yang kuat

Identitas korporat

Filosofi perusahaan

Corporate citizenship

Sebuah hubungan yang sesuai dan profesional terhadap pers, termasuk

respons yang cepat dan bertanggung jawab terutama saat terjadi krisis

Memahami alat komunikasi dan teknologinya

Pendekatan untuk komunikasi global.

Bagaimana organisasi berkomunikasi dengan karyawannya, pers, dan

pelanggan dalam menjaga dan menghidupkan nilai perusahaan itu sendiri.

Komunikasi perusahaan merupakan segala hal tentang mengelola persepsi dan

memastikan:

Efektif dan tepat waktu dalam penyebaran informasi

Citra perusahaan yang positif

hubungan yang lancar dan sejalan dengan stakeholder

Baik itu tubuh perusahaan, organisasi, lembaga, organisasi non-

pemerintah atau badan pemerintah, semua memerlukan citra dan reputasi positif.

Dalam kompetisi yang semakin meningkat saat ini, akses mudah terhadap

informasi dan media, manajemen reputasi telah menjadi semakin penting. Oleh

karena itu, Corporate Communication telah menjadi aset yang signifikan untuk

Page 16: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

16

kelangsungan hidup perusahaan. Corporate Communication kini telah muncul

sebagai suatu ilmu dan seni manajemen persepsi.

3. Tugas utama Corporate Communication

Tanggung jawab Corporate Communication adalah:

Untuk menyempurnakan profil dari perusahaan (corporate branding);

Untuk meminimalkan perbedaan antara identitas perusahaan yang

diinginkan dan fitur merek;

Untuk mendelegasikan tugas-tugas dalam komunikasi;

Untuk merumuskan dan melaksanakan prosedur yang efektif untuk

membuat keputusan mengenai urusan komunikasi;

Untuk menggerakkan dukungan internal dan eksternal demi tujuan-

tujuan perusahaan;

Untuk berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis

internasional. (

4. Alat Corporate Communication

Komunikasi yang terintegrasi dapat dicapai dalam berbagai cara. Empat

hal yang utama adalah:

a. Penerapan sistem identitas visual (kadang-kadang disebut sebagai "house

style");

b. Penggunaan komunikasi pemasaran terpadu;

c. Ketergantungan pada koordinasi;

d. Adopsi sistem perencanaan terpusat.

Menurut penelitian, lebih dari setengah dari kepala Departement

Corporate Communication mengawasi fungsi komunikasi yang mencakup

komunikasi internal/eksternal, mengelola reputasi perusahaan dan merek,

merekrut dan mempertahankan karyawan berbakat, peluncuran produk,

mengembangkan strategi perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR),

meningkatkan persepsi investor/analis, dan mengelola krisis.

C. Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Latar Belakang Munculnya Konsep CSR

Page 17: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

17

Berkembang pesatnya dunia usaha saat ini membuat peran dunia usaha

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dan mempertimbangkan

faktor lingkungan hidup tentu saja sangat diperlukan. Corporate Social

Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berkembang

sejalan dengan inter-relasi antara perusahaan dengan masyarakat yang sangat

ditentukan oleh dampak yang timbul dari perkembangan dan peradaban

masyarakat. Semakin tinggi tingkat peradaban masyarakat, khususnya akibat

perkembangan ilmu sehingga meningkatkan kesadaran dan perhatian lingkungan

memunculkan tuntutan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini disebabkan

oleh adanya peningkatan pengetahuan, meningkatkan keterbukaan ekspektasi

masa depan dan sustainabilitas pembangunan.

Batasan konsep CSR mengalami perkembangan dalam sejarah

keberadaannya. Mengingat bahwa CSR salah satunya muncul dari tuntutan

stakeholder sebagai akibat bagian dari hak yang dimiliki terganggu oleh

eksistensi perusahaan. Selain ketimpangan ekonomi antara pengusaha dengan

masyarakat sekitar, kegiatan operasional perusahaan umumnya memberikan

dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan

sekitar operasi perushaan. Hal inilah yang melatarbelakangi munculnya konsep

CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Secara umum, CSR akan menjadi hal yang tak terpisahkan dalam usaha

penciptaan kesejahteraan oleh perusahaan yang dalam jangka panjang dapat

meningkatkan dan memperkuat nilai perusahaan di mata masyarakat. Hal ini

akan terasa ketika perushaan tengah berada di masa-masa sulit akibat dilanda

krisis atau pun terpaan publisitas negatif.

2. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) masih sangat banyak

dan hingga saat ini pun dimana CSR semakin populer, masih saja belum

memiliki definisi atau pengertian yang tunggal. Johnson dan Johnson (2006)

dalam Hadi (2011:46) mendefinisikan Corporate Social Responsibility is about

how companies manage the business processes to produce an overall positive

impact on society. Definisi tersebut pada dasarnya berangkat dari filosofi

Page 18: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

18

bagaimana cara mengelola perusahaan, baik sebagian maupun secara

keseluruhan memiliki dampak yang positif bagi perusahaan dan lingkungan.

Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya dengan

menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan

lingkungan.

The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)

yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955 dan

beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara di

dunia, lewat publikasinya “Making Good Business Sense” mendefinisikan CSR

yaitu :

3. Prinsip Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)

Ranah tanggung jawab sosial (social responsibility) mengandung dimensi

yang sangat luas dan kompleks. Di samping itu, tanggung jawab sosial (social

responsibility) juga mengandung interpretasi yang sangat berbeda, terutama

dikaitkan dengan kepentingan pemangku kepentingan (stakeholder). Untuk itu,

dalam rangka memudahkan pemahaman dan penyederhanaan, banyak ahli

mencoba menggarisbawahi prinsip dasar yang terkandung dalam Corporate

Social Responsibility (CSR).

D. Citra Perusahaan (Corporate Image)

1. Pengertian Citra Perusahaan (Corporate Image)

Citra memiliki kesan yang buruk di mata insan pers dalam istilah Public

Relations (PR), tetapi permintaan akan konsultan citra tetap tinggi. Citra adalah

suatu gambaran tentang mental; ide yang dihasilkan oleh imajinasi atau

kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seorang, perusahaan,

organisasi dan sebagainya. Bagian dari kesan yang buruk mungkin terletak pada

fakta bahwa citra dapat berupa konsep yang abstrak sehingga hal tersebut dapat

menimbulkan kecurigaan.

2. Jenis-jenis Citra Perusahaan (Corporate Image)

Frank Jefkins menyebutkan beberapa jenis citra (image). Berikut adalah

lima jenis citra yang dikemukakan, yakni :

Page 19: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

19

a. Citra Bayangan (Mirror Image)

Citra jenis ini adalah citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan

terutama pihak manajemen yang tidak percaya “apa dan bagaimana”

kesan pihak luar terhadap institusi yang dipimpinnya, tidak selamanya

dalam posisi yang baik.

b. Citra Kini (Current Image)

Citra yang sekarang dimiliki oleh pihak luar dalam memandang institusi

tersebut. Ada kemungkinan ”citra kini” yang dimiliki oleh sebuah institusi

adalah citra yang buruk atau negatif.

c. Citra Harapan (Wish Image)

Citra yang menjadi harapan dan cita-cita dari suatu insitusi yang hendak

ditampilkan kepada publiknya. Idealnya citra sebuah insitusi adalah

positif.

d. Citra Perusahaan (Corporate Image)

Citra adalah citra yang berkaitan dengan sosok insititusi sebagai tujuan

utamanya, bagaimana citra institusi yang positif lebih dikenal serta

diterima oleh publiknya.

e. Citra Serbaneka (Multiple Image)

Citra ini adalah komplimen (pelengkap) dari corporate image sebagai

contoh pihak PR dapat menampilkan citra dari atribut logo, nama produk,

tampilan gedung dan lain sebagainya;

f. Citra Penampilan (Performance Image)

Citra ini lebih ditujukan kepada subyek yang ada pada institusi,

bagaimana kinerja atau penampilan diri dari para profesional pada

institusi yang bersangkutan sebagai contoh citra yang ditampilkan

karyawan dalam menangani keluhan para pelanggan.

Page 20: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

20

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat PT Telkomsel

Telkomsel memiliki sejarah yang cukup singkat untuk menjadi operator

GSM terkemuka di Indonesia, yaitu :

Oktober 1993 Menparpostel menugaskan Telkom untuk membuat

sebuah Pilot Project GSM di pulau Batam.

November 1993 diimplementasikan Pilot Project oleh PT Telkom di

pulau Batam dan Bintan.

31 Desember 1993 proyek GSM beroperasi dan merupakan awal

komunikasi pertama antar ponsel di pulau Batam dan Bintan.

24 Agustus 1994 Telkom dan Indosat memperoleh izin prinsip

mengoperasikan sistem GSM.

1 November 1994 pembentukan perusahaan BUMN antara PT Telkom

dan PT Indosat.

26 Mei 1995 resmi berdiri PT Telkomsel sekaligus menandai

beroperasinya layanan GSM di Jakarta dan sekitarnya.

Page 21: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

21

11 Maret 1996 status BUMN berubah menjadi PMA dengan

bergabungnya PTT Telecom Netherlands (KPN Belanda) dan PT

Setdco Megacell Asia.

29 Desember 1996 jangkauan Telkomsel seluas 27 propinsi dan

dilebih dari 340 kota kabupaten di seluruh Indonesia.

20 April 2011 Telkomsel meraih 100 juta pelanggan.

PT Telkomsel memposisikan tiga gambaran rumusan strategi untuk

memposisikan layanan mereka dengan produk terbaik, total solusi untuk

pelanggan dan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan tetap.

PT Telkomsel mulai mengambil keuntungan besar dalam jasa dan produk

ketika jaringan servis datanya mulai mencakup keluar negeri (internasional).

Secara internasional kredibilitas Telkomsel diakui oleh 227 mitra yang mencakup

143 negara, dan sukses menjalin kemitraan dengan SingTel atas komitmen

bersama untuk menjadi salah satu pemegang saham dari Telkomsel. Perluasan

jaringan dan jasa layanan suara (voice service) menjadi fokus kunci Telkomsel,

sebab di Indonesia sendiri Telkomsel baru melakukan 4% penetrasi tahap kedua

dengan pertumbuhan pasar selular yang cepat dan tingkat persaingan operator

telepon selular yang tinggi. Pangsa pasar di Indonesia masih berjalan dengan jasa

layanan suara (Voice Service) ini berlawanan dengan aktivitas diseluruh dunia

yang sedang menuju 3G lisensi dan spektrum. Kebijakan manajemen untuk lebih

menguasai kompetensi pasar yang semakin ketat yang diarahkan menembus

pangsa pasar.

Sejak peluncuran produk pada bulan November 1997 Telkomsel menjadi

operator telekomunikasi selular pertama di Asia yang memperkenalkan teknologi

GSM GPRS dan Teknologi TEPI. Dengan total pendapatan PT Telkomsel sudah

tumbuh dari Rp 491 milyar tahun 1997 dan pendapatan terakhir 25,5 trilyun

diperiode yang sama jumlah pelanggan selular Telkomsel meningkat pada tanggal

31 Desember 1997 sampai pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi 65 juta

pelanggan.

PT Telkomsel adalah operator telepon selular yang terkemuka dengan

pangsa pasar yang cukup besar, pada akhir Desember 2008 Telkomsel mempunyai

Page 22: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

22

65 juta pelanggan berdasarkan pada statistik sekitar 52 % pangsa pasar di

Indonesia dan selebihnya sudah terbagi dengan perusahaan jasa telekomunikasi

GSM sejenisnya. Disamping itu, PT Telkomsel sudah membuka jaringan

internasional dengan menjalin kerjasama dengan 143 negara Negara.

PT Telkomsel merupakan operator yang menyediakan akses layanan data

terlengkap melalui implementasi teknologi CSD, GPRS (General Packet Radio

Service), Telkomsel menyediakan beraneka ragam fitur yang memberikan

kenyamanan berkomunikasi, dari yang sifatnya dasar hingga yang tercanggih

seperti Multy Party Call, SMS2e-mail, MMS, Video Streaming, Farida Multi

Number, mobile banking, info on demand, nada sambung pribadi dan lain

sebagainya.

Untuk lebih menjangkau pelanggan telepon selular di seluruh Indonesia

dimanapun mereka berada PT Telkomsel telah meluncurkan sistem penjualan

dengan prinsip kepuasan pelanggan adalah kuncinya dengan berprinsip itu PT

Telkomsel dalam melayani pelanggannya mendirikan kantor pelayanan dengan

nama GraPARI Telkomsel atau Graha Pari Sraya Telkomsel yang berasal dari

bahasa Sansekerta yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai

tanda penghargaan atas diresmikannya kantor pelayanan Telkomsel di Daerah

Istimewa Yogyakarta. Sejak itulah seluruh kantor pelayanan Telkomsel ditetapkan

dengan nama GraPARI Telkomsel atau Graha Pari Sraya Telkomsel.

Selain sebagai kantor pelayanan yang memfokuskan diri untuk melayani

pelanggannya, Grapari juga menyediakan penjualan produk sendiri seperti kartu

HALO, Simpati, dan Kartu AS. Grapari tidak menjual perangkat telepon selular

kecuali jika ada kebijaksanaan tertentu untuk menjual dalam bentuk paket produk

Telkomsel, hal inipun tidak selalu dilakukan. Sehingga jika ada pelanggan yang

ingin membeli perangkat telepon selular terpisah dari produk Telkomsel, maka

GraPARI akan menyarankan untuk mendapatkannya pada dealer resmi, outlet

eksklusif maupun ritel yang telah bekerjasama dengan Telkomsel.

1. Slogan, Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

a. Slogan Telkomsel

”Paling Indonesia”

Page 23: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

23

Menjadikan Telkomsel sebagai perusahaan jasa telekomunikasi seluler

pilihan yang paling banyak jumlah pelanggannya, terbukti dengan jumlah

pelanggan Telkomsel pada tahun 2011 mencapai 100 juta di Indonesia.

Telkomsel selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas

jaringan serta menyediakan jasa pelayanan yang terbaik kepada

pelanggannya.

b. Visi

“The Best and Leading Mobile Lifestyle and Solutions Provider in The

Region”

Maknanya adalah Telkomsel ingin menyediakan kualitas dan kepuasan di

berbagai segmen pelanggan dan menyediakan berbagai gaya hidup

pelanggan.

c. Misi

“Deliver Mobile Lifestyle Services and Solution in Excelent Way That

Exceed Customer Expectation, Create Value for All Stakeholder and The

Economic Development of The Nation”

Maknanya adalah Telkomsel ingin memberikan solusi mobilitas yang

terbaik bagi pelanggan eksternal, memberikan nilai employer choice bagi

para pemegang saham dan karyawan dan menjadi penggerak

perekonomian bangsa.

d. Budaya Perusahaan Telkomsel

1) Customer Intimacy : mengutamakan keakraban dan kepedulian untuk

pemenuhan kebutuhan pelanggan.

Pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan

Pemberian solusi

Mengatasi keluhan

2) Profesionalism : mengutamakan keahlian, komitmen, dedikasi,

obyektivitas dan orientasi jangka panjang.

Tanggung jawab terhadap tugas

Tanggung jawab terhadap aset perusahaan

Manajemen waktu dan kualitas

Page 24: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

24

Kontribusi pribadi

3) Teamwork : kemampuan bekerja sama secara sinergis untuk

mencapai tujuan.

Menghormati perbedaan

Komitmen terhadap tujuan tim

Umpan balik yang konstruktif

Keterlibatan dan partisipasi

Kepercayaan

4) Integrity : konsistensi antara moral dan tindakan yang sesuai dengan

standar etika dan praktik yang benar.

Karyawan perusahaan harus bersikap konsisten dalam pemikiran

Perbuatan berdasarkan peraturan dan norma perusahaan.

2. Logo dan Arti

Setiap bagian dan warna dari logo Telkomsel diatas memiliki maksud dan arti

tersendiri yaitu :

Lingkaran elips horizontal yang membelah heksagon tersebut

melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi domestik.

Lingkaran elips vertikal melambangkan penyelenggara jasa

telekomunikasi internasional di Indonesia.

a. Heksagon merah itu sendiri melambangkan seluler (simbol seluler)

sedangkan warna merah memiliki makna bahwa Telkomsel berani dan siap

menyongsong masa depan dengan segala kemungkinannya.

b. Heksagon abu-abu kehitam-hitaman berarti bahwa Telkomsel selalu siap

mengayomi dan terus memenuhi kebutuhan pelanggannya, sedangkan

warna logam adalah warna logam yang berarti juga kesejukan, luwes dan

fleksibel juga melambangkan teknologi.

c. Pertemuan dua lingkaran elips berwarna putih berarti bahwa kedua

lingkaran elips tersebut berpotongan diatas heksagon merah yang

membentuk huruf “T” yang merupakan huruf awal dari Telkomsel. Warna

putih mengandung makna kebersihan, keterbukaan, transparansi dan

kecerahan.

Page 25: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

25

B. Produk-produk dari PT Telkomsel

1. Kartu HALO

Kartu HALO adalah kartu GSM pasca bayar dari Telkomsel. Dalam kartu

HALO tertampung data pelanggan, fasilitas/jasa yang dapat dinikmati

pelanggan serta PIN guna menjaga kerahasiaan data yang terdapat

didalamnya. Selain itu kartu HALO juga mampu menampungan 200 nomor

telepon beserta nama serta menyimpan 40 pesan singkat yang tidak ingin

dihapus oleh pelanggan.

Tampilan kartu HALO memiliki keunikan yang tidak terdapat pada simcard

lainnya. Dengan menampilkan gambar yang menonjolkan adat istiadat dari

seluruh propinsi di Indonesia, Telkomsel ingin menyampaikan pesan

melalui kartu HALO bahwa Telkomsel adalah operator yang memiliki

cakupan diseluruh tanah air dan semangat jiwa nsionalisme.

2. simPATI

simPATI adalah simcard pra bayar dari Telkomsel. Keunggulan-

keunggulan dari simPATI yaitu keamanan (bebas dari penyadapan dan

penggandaan), aksebilitas, harga yang terjangkau, mutu prima dan

jangkauannya luas GSM. Keunggulan produk ini adalah daya jelajahnya

yang bisa menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Nusantara. Sehingga

dapat dengan mudah dihubungi dan menghubungi dimana saja dan yang

paling penting tidak perlu repot dengan persyaratan administratif.

3. Kartu AS

Page 26: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

26

Kini Paket Perdana (starter pack) Kartu As makin murah karena kini bisa

Anda dapatkan dengan hanya Rp.2000. Dengan Rp 2000, Anda bisa

nikmati murahnya tarif Kartu As dan berkesempatan mendapatkan banyak

tawaran promo yang memenuhi kebutuhan Anda berkomunikasi. Didukung

dengan berbagai layanan berkualitas dan jaringan terluas  dari

TELKOMSEL membuat Anda semakin betah menjadi pelanggan kami.

Semuanya ada di satu paket : Paket Perdana Kartu As Rp 2000.

Berikut keunggulan-keunggulan Kartu As yang kami persembahkan untuk

para pelanggan.

4. TELKOMSEL Flash

“High Speed Wireless Broadband”

TELKOMSELFlash adalah layanan internet tanpa kabel (wireless) yang

disediakan oleh TELKOMSEL untuk seluruh pelanggannya (kartuHALO,

simPATI dan Kartu As). Layanan ini didukung dengan teknologi

HSDPA/3G/EDGE/GPRS TELKOMSEL yang dapat menghasilkan

kecepatan download sampai dengan 7.2 Mbps. TELKOMSELFlash

menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan koneksi jaringan

internet dengan kecepatan tinggi dan lokasi akses yang dapat dilakukan

dimana saja dalam jaringan HSDPA/3G/EDGE/GPRS TELKOMSEL.

C. Program-program Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel

1. ICT Guru

ICT Guru adalah suatu program pendidikan bagi para guru di

Indonesia yang telah dilaksanakan tahun 2010 di 18 kota tingkat Propinsi

di Indonesia. Konsep dasar pelaksanaan program berbasis ICT dengan 

metodologi offline dan online, target pelaksanaan program untuk 

menciptakan guru-guru di Indonesia expertise di bidang matematika.

Page 27: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

27

Program ICT Guru, menjadi kegiatan Corporate Social Responsibility

(CSR) Telkomsel berkelanjutan untuk mencetak pendidik ahli dan profesional di

bidang mata pelajaran matematika. Sepanjang program tersebut digulirkan,

Telkomsel telah mendidik 2.300 guru di seluruh Indonesia dengan tingkat

keberhasilan sukses dan terukur, baik bagi para guru maupun anak didik.

Memasuki tahun 2011 Telkomsel akan melebarkan target untuk mendidik

guru bidang Fisika, Kimia dan Matematika di seluruh Indonesia. Sehingga

kemampuan mengajar para guru bidang eksakta di Indonesia memiliki kualitas

sesuai standar pendidikan modern.

Pelaksanaan ICT Guru sendiri sejak tahun 2010 lalu sudah dilakukan pada

18 kota besar di Indonesia mulai dari Padang, Cimahi dan Bandung Barat,

Jakarta, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Cirebon, Malang, Sidoarjo, Semarang,

Denpasar. Dilanjutkan Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Medan, Palembang,

Bukit Tinggi hingga Kupang.

Fokus pada guru matematika tingkat Sekolah Menengah Atas serta

merangkul Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) matematika sebagai

sumber informasi terbaru tentang metode, soal hingga penyelesaiannya.

Telkomsel kemudian mengkolaborasikannya dengan para tenaga ahli dari

sejumlah universitas terkemuka di Indonesia, sehingga diharapkan akan

menularkan keahliannya kepada para guru tadi.

Secara offline kemasan program itu dilakukan dalam seminar sehari,

dimana setiap peserta diperkenalkan tentang metode, soal serta tips dan trik

terkini dari sejumlah kajian matematika yang masuk dalam materi ujian

nasional, seperti aljabar, geometri, trigonometri dan kalkulus.

.

2. ICT Murid & Sekolah

Sebuah program untuk memberikan kemampuan murid beradaptasi pada

kemajuan media digital interaktif. ICT Murid dan Sekolah digulirkan Telkomsel

sejak Januari 2010. Memanfaatkan perangkat komputer dan internet hemat

energi, kegiatan utama CSR Telkomsel tersebut telah disebar di 40 sekolah

Page 28: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

28

mulai dari Banda Aceh hingga Papua dan sukses diikuti oleh sekitar 5.000

pelajar di Indonesia.

Bergulir sejak awal tahun 2010, secara simultan kegiatan ini dilakukan

kepada 40 sekolah serta melibatkan sekitar 5000 pelajar Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia, tersebar dari

Banda Aceh hingga Papua. Kepada mereka, program ini memberikan

pemahaman tentang pemanfaatan perangkat ICT untuk meraih prestasi sejak di

bangku sekolah.

Wujud nyata tersebut berupa pemberian perangkat Multiseat EDU, terdiri

atas 1 CPU yang mampu terhubung dengan lima monitor penggunanya.

Ditambah modem TELKOMSEL Flash dan pemberian akses free login 150 per

sekolah selama satu tahun. Kendati diakses secara bersamaan, secara teknis tidak

akan mempengaruhi performansi kecepatan dan kerja dari masing-masing

komputer, sehingga perangkat ini bisa hemat energi sekira 89%.

Diletakan pada sebuah meja bundar dengan diameter 1,5 meter dan

kursinya, kegiatan belajar menggunakan perangkat tersebut menjadi lebih

interaktif antara murid dan guru.

Begitu terdaftar jadi member dan berhasil login, siswa bisa

memanfaatkan portal tersebut sebagai ajang diskusi, mempelajari demo soal

yang dikemas menarik dengan tampilan gambar full colour dan suara. Siswa

juga bisa mandapatkan latihan-latihan soal hingga meng-upload video dan foto

serta nge-link ke Facebook dan Twitter.

3. Pendidikan Non Formal

Sejak tahun 2009 Telkomsel fokus memberikan bekal kepada anak

jalanan, penyandang cacat dan mantan pecandu narkotika melalui pelatihan

kewirausahaan teknisi telepon genggam. Saat ini, tercatat sudah ada ratusan

wirausahaan baru di bidang tersebut.

Telkomsel melalui program pelatihan kewirausahaan teknisi telepon

genggam mewujudkan komitmen tingkatkan kualitas hidup masyarakat kurang

beruntung dari segi ekonomi untuk meraih pendidikan formal. Anak jalanan dan

Page 29: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

29

penyandang cacat menjadi fokus kegiatan tersebut sejak digulirkan tahun 2009

silam.

Sebagai program berkelanjutan, pada tahun 2010 pada kwartal ke dua

bersamaan dengan rangkaian TELKOMSEL SIAGA 2010 ada sekira 100 anak

jalanan dan penyandang cacat, tersebar di wilayah Bogor, Malang, Purwokerto,

Yogyakarta dan Medan telah dibekali kemampuan reparasi telepon genggam.

Menitikberatkan pada pembekalan teknik dasar reparasi ponsel dan

strategi bisnisnya selama dua pekan. Materinya merupakan kombinasi dari teori

dan praktik, mulai dari pengenalan komponen ponsel, peralatan reparasi, hingga

simulasi menangani kerusakan ponsel.

.

4. Pelatihan Teknisi Hand Phone Mantan Pemakai Narkotika

Menindak lanjuti kerjasama yang sudah terjalin antara Telkomsel dengan

Badan Narkotika Nasional (BNN). Telkomsel kembali melakukan komitmen

untuk ikut gerakan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran

Gelap Narkoba (P4GN).

Kesepakatan yang terjadi jelang akhir tahun 2010 lalu itu menaruh harapan

untuk memberi kesempatan re-entery residence agar terlepas dari

ketergantungan narkotika. Utamanya yaitu membentuk jiwa kewirausahaan,

sehingga mereka lebih berani menatap masa depan yang lebih baik dan pada

akhirnya dapat hidup mandiri. 

Bentuknya adalah memberi pelatihan teknisi telepon seluler kepada

mereka yang telah dinyatakan lulus dari program rehabilitasi narkotika di Pusat

Rehabalitasi Narkotika BNN. Sebanyak 125 orang mengikuti pelatihan yang

dilakukan secara dua fase yaitu, bulan Januari hingga Februari 2011. Dengan

mengambil lokasi di kantor pusat BNN dan Pusat Rehabilitasi Narkotika BNN,

Lido, Sukabumi, Jawa Barat.

Setelah membekali para mantan pemakai narkotika, Telkomsel sebagai

penyedia jasa telekomunikasi seluler kembali mengkolaborasikan gerakan CSR

dengan bidang usaha utama. Bentuknya sudah tentu dalam penyediaan website

portal bersama antara Telkomsel dan BNN.

Page 30: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

30

5. Telkomsel Emergency Respons and Recovery Action (TERRA)

Sadar bahwa kualitas komunikasi selular kepada pelanggan ditentukan

oleh kondisi alam. Telkomsel melalui Telkomsel Emergency Respons and

Recovery Activity (TERRA), fokus pada aktivitas manajemen bencana alam.

Jelang akhir tahun 2010, eksistensi TERRA pun telah teruji di wilayah bencana

nasional, mulai dari tsunami, Mentawai-Sumatera Barat, erupsi Gunung Merapi

hingga banjir bandang di Wasior, Papua Barat.

Dibentuk pada 21 Januari 2010 dan mengusung konsep Community Based

Disaster Risk Management (CBDRM) sebuah proses dimana masyarakat

dilibatkan secara aktif di dalam proses identifikasi, analisa, penanggulangan,

pemantauan dan evaluasi terhadap risiko bencana.

Kemudian tersebar di seluruh Grapari Telkomsel di Indonesia. Terdiri atas

Telkomsel, Gadamusa Discovery, Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Koperasi

Telkomsel (Kisel). Lingkup aktivitas tim ini meliputi mengamankan

infrastruktur Telkomsel, tindak tanggap bencana, mobilisasi logistik hingga

pemberian layanan teknis.

Kendati telah diperkuat dari beberapa unsur di atas, kemampuan

beradaptasi dilokasi rawan bencana wajib dimiliki pula oleh karyawan

Telkomsel. Hingga saat ini, Telkomsel rutin memberikan pembekalan tanggap

bencana kepada karyawan di setiap area di Indonesia.

Fokus kegiatan adalah pengamanan asset Perusahaan apabila terjadi

bencana alam. Selain itu, tim TERRA pun dibekali pengetahuan tentang proses

manajemen posko termasuk distribusi logistik, teknik menyelamatkan diri baik

pada medan air, darat maupun tebing hingga membuka sambungan komunikasi

di daerah yang terisolir komunikasi.

Persiapan tadi pada akhirnya menjadikan Telkomsel waspada, siap dan

sigap ketika Indonesia didera bencana secara beruntun tahun 2010 lalu. Misalkan

saja TERRA terjun langsung di lokasi bencana tsunami di kepulauan Mentawai,

Sumatera Barat. Sejumlah kegiatan penyelamatan aset perusahaan maupun

kemanusiaan pun seketika digelar dengan situasi maupun kondisi terbatas

mencakup :

Page 31: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

31

Network Recovery : Penambahan perangkat USO sebanyak 4 unit, 2 unit di

Sikakap, 1 unit di Malakopak, dan 1 unit lainnya di Saumanganyak.

Penambahan kapasitas BTS di Sikakap dan Tua Pejat.

Bantuan kepada para korban bencana : Penyediaan fasilitas telepon gratis,

dengan 4 unit HP di Sikakap, dan 3500 unit kartu perdana As. Distribusi/

penyebaran bantuan logistik melalui tim TERRA ke lokasi Muntai, Baru-

baru dan sekitarnya.

Belum hilang rasa peluh yang tersisa dari Mentawai, gunung Merapi

menunjukan tajinya sebagai gunung teraktif di Negeri ini. Kali ini penangan

yang dilakukan TERRA harus dilakukan secara dua tahap dalam penanganan

bencana yang telah menelan korban sekira 144.660 jiwa itu.

Fase 1 dilakukan pada masa tanggap darurat 26 Oktober hingga 3

November 2010. Konsentrasi lebih dilakukan pada kegiatan manajerial posko

komando serta sejumlah aktivitas lain yang meliputi:

Pendirian posko assessment situasi Gunung Merapi dan pergerakan

pengungsi disamping membantu kegiatan evakuasi pengungsi.Pendirian

posko-posko layanan di 11 lokasi pengungsian maupun Satkorlak yang

tersebar di sekitar wilayah Gunung Merapi. Termasuk distribusi bantuan

logistik di posko pengungsian Umbulharjo.

Persiapan dan pelaksanaan posko pelayanan Telkomsel berkaitan dengan

kunjungan Presiden Republik Indonesia ke lokasi pengungsi

Purwobinangun (bekerja sama dengan Telkom), posko utama Pakem di

Sleman dan posko pelayanan di Kemalang Klaten.

Fase 2 dilakukan tatkala terjadinya letusan besar tanggal 6 November 2010

yang menyebabkan kondisi zona bahaya yang lebih luas hingga ke radius 20 km.

Letusan ini menyebabkan terganggunya operasional 31 BTS. Sehingga

diperlukan tindakan recovery yang dilakukan mulai tanggal 6 hingga 19

November 2010 dengan aksi berupa:

Page 32: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih 3 bulan

dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi secara

langsung, wawancara dengan beberapa informan yang terkait langsung dengan

aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telkomsel Area Pamasuka

dan melakukan studi pustaka dari beberapa literatur yang berhubungan dengan

CSR, maka penulis berhasil memperoleh data berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

Berdasarkan data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian, maka

dalam bab ini penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian tentang

Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka dalam

Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Makassar, seperti yang penulis uraikan

di bawah ini :

1. Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka

Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang.

Keterlibatan dalam semua segi pengembangan masyarakat merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari komitmen tanggung jawab sosial perusahaan

(Corporate Social Responsibility) PT Telkomsel kepada Indonesia karena PT

Telkomsel tumbuh dan berkembang menjadi sejahtera secara bersama-sama.

Seluruh inisiatif yang ada bertujuan untuk menyokong pengembangan masyarakat

yang berkelanjutan. Kegiatan Corporate Social Responsibility (yang selanjutnya

disebut CSR) yang dilakukan oleh PT Telkomsel tidak hanya dilaksanakan sekali

semata tetapi dilaksanakan secara berkelanjutan yang terprogram dengan baik.

Sebenarnya program CSR PT Telkomsel Area Pamasuka merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh seluruh Telkomsel yang ada di Indonesia,

tidak hanya di Area Pamasuka saja. Kegiatan ini merupakan salah satu

komitmen PT Telkomsel dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan

Page 33: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

33

wujud kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya. Program CSR

Telkomsel sendiri tidak dilakukan secara insidental melainkan sudah

terprogram dengan baik dan tidak bersifat sementara, melainkan

dilaksanakan secara berkelanjutan.

a. Pembentukan Citra Positif Perusahaan dari Pelaksanaan Program

CSR Telkomsel

Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area

Pamasuka diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi para

stakeholder dan publik secara luas. Namun, tidak hanya itu saja yang terjadi,

citra positif dari Telkomsel akan terbentuk di mata masyarakat. Berikut

penjelasan mengenai upaya meingkatkan citra positif perusahaan melalui

aktivitas CSR dari Jowvy Kumala sebagai Manager Corporate

Communication and Secretary PT Telkomsel Area Pamasuka :

Kegiatan Corporate Social Resposibility (CSR) itu bisa meningkatkan

citra perusahaan karena menunjukkan bahwa sebuah perusahaan itu tidak

hanya berorientasi pada bisnis dan keuntungan. Dengan mengadakan

kegiatan CSR dan kepedualian sosial, maka akan menambah nilai plus

perusahaan di mata masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab

kepada masyarakat sekitar, makanya Telkomsel membuat kegiatan-

kegiatan CSR atau pun yang menunjukkan kepedulian sosial kepada

pelanggan Telkomsel atau pun publik yang di luar dari pelanggan

Telkomsel. Secara otomatis kegiatan CSR akan meningkatkan citra

positif perusahaan dan bukan hanya Telkomsel, perushaan-perushaan lain

pun memiliki sasaran ke arah tersebut.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa jelas dan benar adanya

aktivitas Corporate Social Responsibility itu dapat meningkatkan citra

positif perusahaan. Selain itu, reputasi perusahaan pun akan semakin baik di

mata publik secara luas.

Page 34: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

34

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Aktivitas Corporate Social

Responsibility (CSR) PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya

Meningkatkan Citra di kota Makassar

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh

penulis kepada informan, maka dapat dipaparkan sebagai berikut :

a. Faktor Pendukung Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)

Telkomsel Area Pamasuka

Faktor pendukung dari aktivitas CSR yang dilakukan oleh Telkomsel

Area Pamasuka kepada seluruh khalayak yang menjadi sasaran aktivitas

CSR dijelaskan oleh Manager Corporate Communication and Secretary

Area Pamasuka sebagai berikut :

Faktor pendukung dari aktivitas CSR di Telkomsel untuk khalayak

itu adalah tergantung dari tema yang diberikan oleh Telkomsel setiap

tahunnya. Kebetulan tahun ini merupakan tahun pendidikan oleh

Telkomsel, sehingga khalayak yang hendak mengadakan kerja sama

dengan PT Telkomsel harus memberikan proposal kegiatan CSR

mengenai pendidikan dan itu akan menjadi prioritas utama bagi

Telkomsel untuk diikutkan dalam kegiatan CSR.

Kesimpulan dari penjelasan di atas, yaitu yang menjadi faktor

pendukung dalam pelaksanaan aktivitas CSR Telkomsel adalah untuk

khalayak itu sendiri. Faktor pendukung ini dimaksudkan dalam hal

kerja sama dengan Telkomsel untuk melakukan aktivitas CSR. Oleh

karena itu, jika tahun 2011 meupakan tahun pendidikan bagi Telkomsel,

maka proposal kegiatan CSR mengenai pendidikan yang dimasukkan

oleh khalayak ke Telkomsel akan menjadi prioritas utama dan bahkan

bisa diterima untuk diajak bekerja sama.

b. Faktor Penghambat Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)

Telkomsel Area Pamasuka

Tidak hanya faktor pendukung yang dimiliki oleh CSR dalam

melaksanakan aktivitasnya, terdapat pula faktor penghambat.

Page 35: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

35

Adanya faktor penghambat tidak berarti menjadi penghalang bagi CSR

Telkomsel untuk mencapai tujuan. Sehingga upaya dari mencari solusi

yang kongkret, efektif dan efisien senantiasa dilakukan. Penjelasan

yang dilontarkan di atas dari informan cukup memberi gambaran sedikit

mengenai faktor penghambat pelaksanaan aktivitas CSR. Di sinilah

mungkin letak kelemahan dari Telkomsel karena memberikan semacam

persyaratan untuk menerima proposal kegiatan yang menyangkut CSR.

c. Opini Publik yang Merasakan Program CSR dari Telkomsel Area

Pamasuka

Selain wawancara langsung dengan Manager Corporate

Communication and Secretary PT Telkomsel Area Pamasuka, penulis

juga mewawancarai langsung beberapa publik yang bersangkutan

langsung dengan aktivitas CSR Telkomsel Area Pamasuka. Berikut hasil

1. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Aktivitas Corporate Social

Responsibility (CSR) PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya

Meningkatkan Citra Perusahaan di Makassar

Sebagai upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,

setiap organisasi atau lembaga terkadang dihadapkan pada beberapa faktor

yang dapat memengaruhi tujuan tersebut. Pada umumnya, faktor yang sering

dijumpai dalam usaha pencapaian tujuan adalah dua faktor, yakni faktor

pendukung dan faktor penghambat.

Adanya faktor pendukung semakin mempermudah pencapaian

tujuan dari suatu organisasi/perusahaan/lembaga. Namun, dengan adanya

faktor penghambat, maka bisa saja mengakibatkan terhambatnya pencapaian

tujuan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh

penulis kepada informan, maka dapat dipaparkan sebagi berikut :

Page 36: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

36

a. Faktor Pendukung Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) PT

Telkomsel Area Pamasuka

Faktor pendukung dari aktivitas CSR Telkomsel adalah untuk khalayak

itu sendiri. Faktor pendukung ini dimaksudkan dalam hal kerja sama

dengan Telkomsel untuk melakukan aktivitas CSR. Oleh karena itu, jika

tahun 2011 merupakan tahun pendidikan bagi Telkomsel, maka proposal

kegiatan CSR mengenai pendidikan yang dimasukkan oleh khalayak ke

Telkomsel akan menjadi prioritas utama dan bahkan bisa diterima untuk

diajak bekerja sama.

b. Faktor Penghambat Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) PT

Telkomsel Area Pamasuka

Tidak hanya faktor pendukung yang dimiliki oleh CSR dalam

melaksanakan aktivitasnya, terdapat pula faktor penghambat. Adanya

faktor penghambat tidak berarti menjadi penghalang bagi CSR

Telkomsel untuk mencapai tujuan. Sehingga upaya dari mencari solusi

yang kongkret, efektif dan efisien senantiasa dilakukan. Di sinilah

mungkin letak kelemahan dari Telkomsel karena memberikan semacam

persyaratan untuk menerima proposal kegiatan yang menyangkut CSR.

c. Opini Publik yang Merasakan Program CSR dari Telkomsel Area

Pamasuka

Sejauh ini masyarakat di kota Makassar masih sangat membutuhkan

program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Belum

adanya penyebaran aktivitas ini sehingga menyebabkan adanya

ketidakseimbangan. Sebagian publik mengharapkan lebih banyak

bantuan lagi. Publik juga sangat senang dengan bantuan-bantuan yang

telah diberikan oleh Telkomsel Area Pamasuka sehingga citra

perusahaan (corporate image) terbentuk positif. Demikian manfaat baik

yang didapatkan oleh perusahaan dengan diadakannya aktivitas CSR.

Page 37: “Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

37

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mengisi kesimpulan pada bab ini, tentunya kita harus kembali

kepada rumusan masalah yang terdapat di dalam Bab I, yaitu bagaimana aktivitas

Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka dalam upaya

meningkatkan citra perusahaan di kota Makassar.

Setelah melewati serangkaian penelitian dan interview, ternyata aktivitas

CSR yang dilaksanakan oleh PT Telkomsel itu sudah cukup banyak. Serangkaian

aktivitas CSR yang dilaksanakan oleh Telkomsel sudah terbagi menjadi beberapa

sub-tema yang sudah diprogramkan dari kantor pusat di Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan

masalah penelitian, sebagai berikut :