Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

15
1 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Erina Nindya Lestari 1 , Ika Ningsih 2 1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya6,Jakarta Pusat, 10430, Indonesia 2. Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Pegangsaan Timur16,Cikini, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Infeksi bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan salah satu masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi di Asia, khususnya Indonesia dengan kepadatan penduduk yang juga tinggi sehingga berpengaruh terhadap penyebaran penyakit infeksi ini.Hingga saat ini, vankomisin merupakan antibiotik yang dapat digunakan untuk menangani infeksi MRSA.Untuk itu, perlu dikembangkan alternatif antibiotikagar dapat mencegah peningkatan penyakit infeksi akibat MRSA.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA dengan melihat konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM).Penelitian menggunakan metode makrodilusiekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)dan antibiotik vankomisinsebagai pembanding. Konsentrasi bakteri MRSA dalam penelitian ini sesuai dengan Mc Farland 0,5. Hasil penelitian menunjukkan terjadi kekeruhan pada tabung di setiap konsentrasi dan tumbuh koloni bakteri pada agar Mueller Hinton yang menunjukkan adanya bakteri MRSA. Oleh karena itu, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) pada konsentrasi 1280µg/mL hingga 0,625 µg/mLtidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap MRSA. Katakunci : Aktivitas antibakteri; antibiotik vankomisin; daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri); Methicillin- resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Antibacterial Activity of Ironwood (Eusideroxylon zwageri) Leaf Extract on Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Abstract Bacterial infection of Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is one of the health problem withhigh prevalence in Asia, especially Indonesia withhigh population density that influence the spread of this infectious disease. Until now, vancomycin is an antibiotic that can be used to treat MRSA infection. It is necessary to develop alternative antibiotic in order to prevent the increase of infection due to MRSA. This study was conducted to determine the antibacterial activity of ironwood(Eusideroxylon zwageri) leaf extract against MRSA to see the minimum inhibitory concentration (MIC) and the minimum bactericidal concentration (MBC). This research used macrodilution method withironwood(Eusideroxylon zwageri) leaf extractand vancomycinas a comparison. Concentration of MRSA in this study based on Mc Farland 0,5. The results showed turbidityoccured in tubes at each concentrations and bacterial colonies grown on Mueller Hinton Agar that indicate the presence ofMRSA.Therefore, from this study we can conclude that the ironwood (Eusideroxylon zwageri) leaf extract at concentration of 1280µg/mL until 0,625 µg/mLdo not have antibacterial activity against MRSA. Keywords : Antibacterial activity; antibiotic vancomycin; ironwood(Eusideroxylon zwageri) leaf; Methicillin- resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Transcript of Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

Page 1: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

1

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Erina Nindya Lestari1, Ika Ningsih2

1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba

Raya6,Jakarta Pusat, 10430, Indonesia 2. Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Pegangsaan

Timur16,Cikini, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak Infeksi bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan salah satu masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi di Asia, khususnya Indonesia dengan kepadatan penduduk yang juga tinggi sehingga berpengaruh terhadap penyebaran penyakit infeksi ini.Hingga saat ini, vankomisin merupakan antibiotik yang dapat digunakan untuk menangani infeksi MRSA.Untuk itu, perlu dikembangkan alternatif antibiotikagar dapat mencegah peningkatan penyakit infeksi akibat MRSA.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA dengan melihat konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM).Penelitian menggunakan metode makrodilusiekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)dan antibiotik vankomisinsebagai pembanding. Konsentrasi bakteri MRSA dalam penelitian ini sesuai dengan Mc Farland 0,5. Hasil penelitian menunjukkan terjadi kekeruhan pada tabung di setiap konsentrasi dan tumbuh koloni bakteri pada agar Mueller Hinton yang menunjukkan adanya bakteri MRSA. Oleh karena itu, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) pada konsentrasi 1280µg/mL hingga 0,625 µg/mLtidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap MRSA. Katakunci : Aktivitas antibakteri; antibiotik vankomisin; daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri); Methicillin- resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Antibacterial Activity of Ironwood (Eusideroxylon zwageri) Leaf Extract on

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Abstract

Bacterial infection of Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is one of the health problem withhigh prevalence in Asia, especially Indonesia withhigh population density that influence the spread of this infectious disease. Until now, vancomycin is an antibiotic that can be used to treat MRSA infection. It is necessary to develop alternative antibiotic in order to prevent the increase of infection due to MRSA. This study was conducted to determine the antibacterial activity of ironwood(Eusideroxylon zwageri) leaf extract against MRSA to see the minimum inhibitory concentration (MIC) and the minimum bactericidal concentration (MBC). This research used macrodilution method withironwood(Eusideroxylon zwageri) leaf extractand vancomycinas a comparison. Concentration of MRSA in this study based on Mc Farland 0,5. The results showed turbidityoccured in tubes at each concentrations and bacterial colonies grown on Mueller Hinton Agar that indicate the presence ofMRSA.Therefore, from this study we can conclude that the ironwood (Eusideroxylon zwageri) leaf extract at concentration of 1280µg/mL until 0,625 µg/mLdo not have antibacterial activity against MRSA. Keywords : Antibacterial activity; antibiotic vancomycin; ironwood(Eusideroxylon zwageri) leaf; Methicillin- resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 2: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

2

Pendahuluan Indonesia merupakan negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi.Hal tersebut dapat

memudahkan transmisi penyakit menular yang masih menjadi masalah di

Indonesia.Beberapa perilaku masyarakat Indonesia dapat pula mendukung penyebaran

penyakit menular tersebut, yakni kurangnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan

khususnya lingkungan rumah sakit yang seringkali menjadi lokasi penyebaran penyakit

infeksi yang paling strategis serta menggunakan peralatan pribadi bersama-sama. Selain itu,

penggunaan antibiotik secara tidak tepat ataupun berlebihan dapat pula memicu munculnya

mikroba penginfeksi yang resisten terhadap antibiotik.1

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri yang bersifat

resisten terhadap antibiotik golongan β laktam.Resistensi tersebut dapat terjadi akibat

pemakaian antibiotik secara tidak tepat.Penyebaran MRSA bisa melalui tindakan medis di

rumah sakit (HA-MRSA) maupun kurangnya kebersihan dalam suatu komunitas (CA-

MRSA). Penyebaran MRSA cukup banyak ditemukan di Asia, misalnya Filipina 5%, Cina

20%, Singapura 60%, Taiwan 60%, dan Hongkong 70%. Begitu pula dengan prevalensinya

di Indonesia mencapai 30-50% di RS Atmajaya, RS Moh. Husein, dan RS Abdul

Moeloek.2,3,4Infeksi MRSA dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, empiema,

endokarditis, ataupun sepsis.Saat ini, terapi yang tepat bagi infeksi MRSA adalah dengan

pemberian antibiotik vankomisin.5,6

Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) berasal dari Kalimantan dengan ciri kayu yang keras dan

kuat, berwarna gelap, dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin memiliki beragam manfaat,

salah satunya sebagai obat dengan mengolah daun, batang, biji, dan buahuntuk obat bengkak

dan menghitamkan rambut.7,8 Daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)mengandung

beberapa senyawa fitokimia, seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid, dan

sterol-terpenoid. Pada penelitian yang dilakukan tahun 2007, ekstrak daun kayu ulin

(Eusideroxylon zwageri)mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus pada

konsentrasi 2%. Akan tetapi, pengujian ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon

zwageri)terhadap MRSA belum ditemukan.9,10

Oleh karena itu, dengan adanya bagian dari kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)yang dapat

berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus, namun belum

pernah diujikan pada MRSA mendorong peneliti untuk membuktikan ada atau tidaknya

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 3: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

3

aktivitas antibakteri ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)terhadap MRSA. Selain

itu, jika terbukti daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)memiliki aktivitas antibakteri

terhadap MRSA, maka dapat digunakan untuk alternatif pengobataninfeksi MRSA dan

menurunkan prevalensi penyakit menular akibat MRSA di Indonesia.

Tinjauan Teoritis

• Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) termasuk bakteri Staphylococcus yang

merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat dengan diameter 0,5-1,5 µm, bergerombol

seperti buah anggur, bersifat fakultatif anaerob, tidak aktif bergerak (non motil), dan tidak

membentuk spora. Bakteri ini membentuk koloni berbentuk bola dan berwarna putih susu.

Bakteri ini tumbuh dengan optimal pada suhu 370 C dan seringkali ditemukan pada hidung,

tenggorokan, aksila, sela jari kaki, dan perineum. Transmisi Methicillin-resistant

Staphylococcus aureus (MRSA) dapat dibagi menjadi dua, yaitu health care-associated

MRSA (HA-MRSA) dan community-associated MRSA (CA-MRSA).2,11,12,13

Zat yang berperan sebagai faktor virulensi MRSA, diantaranya katalase, koagulase,

hemolisin, toksin eksfoliatif, toksin sindrom syok toksik, dan enterotoksin.Methicillin-

resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dapat menyebabkan pneumonia, meningitis,

empiema, endokarditis, ataupun sepsis.Sampel untuk diagnosis dapat diperoleh melaluiswab

pada luka dengan mengambil pus, darah, aspirat trakea, atau cairan spinal, kemudian

dilakukan penanaman pada agar nutrien dan agar darah, ujiGram, uji katalase,dan uji

sensitivitas terhadap antibiotik.Terapi yang menjadi drug of choice untukMRSA dengan

pemberian antibiotik vankomisin serta tindakan bedah, seperti nekrotomi. Pencegahan

terhadap infeksi MRSA adalah menjaga kebersihan diri dengan hand hygiene (cuci tangan),

menghindari penggunaan bersama peralatan pribadi, serta menjaga kebersihan luka.5,6,14,15

• Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri)

Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) berasal dari Kalimantan dengan ciri kayu yang keras dan

kuat, berwarna gelap, dan tahan terhadap air laut. Tinggi pohon kayu ulin ini mencapai 50

meter dengan diameter hingga 120 cm. Batang pohon kayu ulin tumbuh lurus, susunan daun

kayu ulin berselang-seling dengan daun muda berwarna merah dan daun tua berwarna hijau,

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 4: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

4

bunga kayu ulin tumbuh pada ketiak daun yang berbau harum, dan buah kayu ulin berbentuk

bulat telur dengan ukuran 10-18 cm dengan diameter 7-10 cm. Daun kayu ulin memiliki

berbagai manfaat, yakni di bidang ekonomi, ekologi, sosial budaya, dan kesehatan. Daun

kayu ulin mengandung senyawa fitokimia, seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,

triterpenoid, dan sterol-terpenoid.7,9,10

• Antibiotik Vankomisin

Vankomisin merupakan antimikroba golongan glikopeptida.Kelas terapi dari vankomisin

adalah antiinfeksi, sedangkan subkelas terapinya adalah antibakteri.Vankomisin memiliki

sifat fisikokimia, berupa serbuk berwarna coklat, tidak berbau, mudah larut dalam air, dan

tidak larut dalam kloroform dan eter.Vankomisin diberikan secara intravena.Dosis yang

diberikan pada anak sebesar 20-40 mg/kgBB/hari dan dewasa sebesar 2-4

gr/hari.Mekanisme kerja dari vankomisin, yakni menghambat sintesis dinding sel

bakteri.Vankomisin dapat menimbulkan efek samping berupa mulut pahit, mual, muntah,

gagal ginjal, dan ruam kulit.16,17,18,19

Metode Penelitian

Desain penelitian yangdigunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratorium

dengan memberikan intervensi ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) yang berasal

dari LIPI kepada bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) yang berasal

dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI dengan konsentrasi 1280 µg/mL hingga 0,625

µg/mL. Desain penelitian yang digunakan ini bertujuan untuk dapat mengetahui efektivitas

antibakteri dari ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)terhadap bakteri Methicillin-

resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dengan menggunakan pembanding, yakni

antibiotik vankomisin dengan konsentrasi 128 µg/mL hingga 0,25 µg/mL. Metode yang

digunakan adalah metode in vitro berupa makrodilusi tabung. Cara kerja yang dilakukan

dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Tania Graciana.20 Akan

tetapi, ekstrak yang digunakan adalah ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 5: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

5

Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diperoleh dari percobaan secara eksperimental yang dilaksanakan di

Laboratorium Mikrobiologi FKUI. Uji kepekaan makrodilusi antibiotik vankomisin terhadap

MRSA dilakukansatu kali secara duplo. Begitu pula dengan uji kepekaan ekstrak daun kayu

ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA. Pada masing-masing percobaan digunakan

bakteri MRSA dengan konsentrasi sesuai Mc Farland 0,5 (1,5 x 108 CFU/mL).

Uji Kepekaan Antibiotik Vankomisin terhadap MRSA

• Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Gambar 1. Hasil KHM antibiotik vankomisin terhadap MRSA

Tabel 1. HasilKHM antibiotik vankomisin terhadap MRSA

Tabung Konsentrasi Hasil (Keruh +, Bening -)

Set 1 Set 2

Kontrol positif +

Kontrol negatif -

Antibiotik vankomisin 128 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 64 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 32 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 16 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 8 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 4 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 2 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 1 µg/mL + +

Antibiotik vankomisin 0,5 µg/mL + +

Antibiotik vankomisin 0,25 µg/mL + +

Kontrol positif = BHI steril + bakteri MRSA; Kontrol negatif = BHI steril

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 6: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

6

Pada tabel 1 diperoleh hasil tabungkeruh pada konsentrasi 0,25 µg/mL hingga 1 µg/mL yang

menunjukkan bahwa bakteri tetap tumbuh pada konsentrasi tersebut. Akan tetapi, tabung

mulai jernih pada konsentrasi 2 µg/mL yang membuktikan bahwa MRSA dapat dihambat

pertumbuhannya pada konsentrasi tersebut.Oleh karena itu, diperoleh konsentrasi hambat

minimum antibiotik vankomisin terhadap MRSA pada konsentrasi sebesar 2 µg/mL.

• Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Gambar 2. Hasil KBM antibiotik vankomisin terhadap MRSA

Tabel 2. HasilKBM antibiotik vankomisin terhadap MRSA

Tabung Konsentrasi Koloni Bakteri

(Tumbuh+, Tidak Tumbuh -)

Set 1 Set 2

Kontrol positif +

Kontrol negatif -

Antibiotik vankomisin 8 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 4 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 2 µg/mL - -

Antibiotik vankomisin 1 µg/mL + +

Antibiotik vankomisin 0,5 µg/mL + +

Kontrol positif = BHI steril + bakteri MRSA; Kontrol negatif = BHI steril

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 7: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

7

Pada tabel 2 dapat dilihat hasil kultur tabung mulai dari konsentrasi8 µg/mL hingga 0,5

µg/mL secara duplo pada agar Muller-Hinton yang menunjukkan adanya koloni bakteri

pada agar yang telah dikultur dari tabung konsentrasi 0,25 µg/mL, 0,5 µg/mL, dan 1

µg/mL. Akan tetapi, pada konsentrasi 2 µg/mL tidak terdapat koloni bakteri di agar

Mueller-Hinton tersebut.Oleh karena itu, diperoleh konsentrasi bunuh minimum antibiotik

vankomisin terhadap MRSA pada konsentrasi sebesar 2 µg/mL.

Gambar 3.Pewarnaan Gram pada koloni bakteri di Agar MuellerHinton (vankomisin terhadap MRSA)

Selanjutnya koloni bakteri tersebut dilakukan uji konfirmasi berupa Pewarnaan Gram untuk

dapat memastikan bakteri dalam agar Mueller Hinton tersebut adalah MRSA.Hasil

Pewarnaan Gram diperoleh morfologi bakteri kokus atau bulat bergerombol seperti anggur

dan Gram positif (ungu). Hal ini membuktikan bahwa tidak ada kontaminasi bakteri lain

dalam percobaan ini.

Uji Kepekaan Ekstrak Daun Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA

• Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Gambar 4. Hasil KHM ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSAset

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 8: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

8

Gambar 5. Hasil KHM ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSAset 2

Tabel3. Hasil KHM ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)terhadap MRSA

Tabung Konsentrasi Hasil (Keruh +, Bening -)

Set 1 Set 2

Kontrol positif +

Kontrol negatif -

E. zwageri 1280 µg/mL + +

E. zwageri 640 µg/mL + +

E. zwageri 320 µg/mL + +

E. zwageri 160 µg/mL + +

E. zwageri 80 µg/mL + +

E. zwageri 40 µg/mL + +

E. zwageri 20 µg/mL + +

E. zwageri 10 µg/mL + +

E. zwageri 5 µg/mL + +

E. zwageri 2,5 µg/mL + +

E. zwageri 1,25 µg/mL + +

E. zwageri 0,625 µg/mL + +

Kontrol positif = BHI steril + bakteri MRSA; Kontrol negatif = BHI steril

Dari tabel 3 dapat dilihattabung yang berisi BHI, ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)

dengan konsentrasi 1280 µg/mL hingga 0,625 µg/mL, dan bakteri MRSAmenunjukkan cairan yang

keruh. Hal tersebut membuktikan bahwa pertumbuhan bakteri MRSAtidak dapat dihambat oleh

ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) 1280 µg/mL hingga 0,625 µg/mL.Oleh karena itu,

konsentrasi hambat minimum ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA

dengantidak didapatkan dalam percobaan ini.

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 9: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

9

• Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Gambar 6. Hasil KBM ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA set 1 (atas), set 2 (bawah)

Tabel4. Hasil KBM ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA

Tabung Konsentrasi Koloni Bakteri

(Tumbuh +, Tidak Tumbuh -) Set 1 Set 2

Kontrol positif +

Kontrol negatif -

E. zwageri 1280 µg/mL + +

E. zwageri 640 µg/mL + +

E. zwageri 320 µg/mL + +

E. zwageri 160 µg/mL + +

E. zwageri 80 µg/mL + +

E. zwageri 40 µg/mL + +

E. zwageri 20 µg/mL + +

E. zwageri 10 µg/mL + +

E. zwageri 5 µg/mL + +

E. zwageri 2,5 µg/mL + +

E. zwageri 1,25 µg/mL + +

E. zwageri 0,625 µg/mL + +

Kontrol positif = BHI steril + bakteri MRSA; Kontrol negatif = BHI steril

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 10: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

10

Dari tabel 4 didapatkan hasil bahwa koloni bakteri MRSA masih tumbuh pada agar Mueller-

Hinton mulai dari konsentrasi ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) sebesar1280

µg/mL hingga 0,625 µg/mL. Oleh karena itu, konsentrasi bunuh minimum ekstrak daun

kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSAtidak dapat didapatkan dalam percobaan

ini.

Gambar 7.Pewarnaan Gram pada koloni bakteri di Agar Mueller-Hinton(E. zwageri terhadap MRSA)

Hasil Pewarnaan Gram menunjukkan koloni bakteri MRSA dengan ciri kokus atau

bulatbergerombol seperti anggur dan Gram positif (ungu). Hal ini membuktikan bahwa tidak

terjadi kontaminasi dari bakteri lain dalam percobaan ini.

Pembahasan

Tingginya transmisi penyakit menular menjadi salah satu masalah kesehatan di

Indonesia.Hal ini berkaitan dengan kepadatan penduduk Indonesia disertai perilaku

masyarakat Indonesia yang mendukung penyebaran penyakit menular, diantaranya

kurangnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.Penggunaan antibiotik yang tidak tepat

atau berlebihan juga mengakibatkan munculnya bakteri penyebab infeksi yang resisten

terhadap antibiotik, misalnya Methicillin-resistant Staphylococcus aureus

(MRSA).Penyebaran MRSA yang resisten terhadap antibiotik β laktam ini cukup banyak

ditemukan di kawasan Asia maupun Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat mencegah

peningkatan penyebaran infeksi MRSA dikembangkan berbagai penelitian dengan

menggunakan ekstrak tanaman untuk dapat menjadi alternatif antibiotik bagi infeksi

MRSA.1

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 11: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

11

Penulis telah melakukan penelitian untuk dapat mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak

daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi Klinik FKUI.Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik

makrodilusi.MRSA merupakan bakteri yang masih sensitif terhadap antibiotik vankomisin

atau bukan termasuk bakteri vancomysin-resistant Staphylococcus aureus.Oleh karena itu,

dilakukan pembuktian dengan melihat konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi

bunuh minimum (KBM) dari antibiotik vankomisin terhadap MRSA. Kemudian digunakan

sebagai pembanding untuk dapat mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) dan

konsentrasi bunuh minimum (KBM) dari ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)

terhadap MRSA.

Ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) merupakan variabel bebas untuk melihat

pengaruhnya terhadap MRSA. Hal ini dikarenakan pemanfaatan kayu ulin (Eusideroxylon

zwageri) cukup tinggi di Indonesia, salah satunya di bidang kesehatan, namun belum pernah

diujikan pada MRSA.9 Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi daun kayu ulin

(Eusideroxylon zwageri) pada penelitian ini adalah Dimetil Sulfoksida (DMSO). DMSO

merupakan pelarut aprotik polar yang memiliki sifat antibakteri yang lebih rendah

dibandingkan pelarut lainnya, seperti etanol dan metanol sehingga DMSO menjadi pilihan

pelarut ekstrak yang baik karena tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk aktivitas

antibakteri dalam penelitian ini.21 Metode yang dipilih untuk penelitian ini adalah

makrodilusi tabung untuk dapat mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) dan

konsentrasi bunuh minimum (KBM) ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)

terhadap MRSA. Metode lain yang biasanya digunakan dalam uji antibakteri adalah metodi

difusi cakram, namun ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) yang diperoleh dari

LIPI bersifat crude extract sehingga ekstrak tidak dapat tersebar merata jika dilakukan

dengan metode difusi cakram.22

Setelah dilakukan penelitian, didapatkan hasil konsentrasi hambat minimum (KHM) dan

konsentrasi bunuh minimum (KBM) dari vankomisin terhadap MRSA sebesar 2 µg/mL.Hal

ini membuktikan bahwa antibiotik vankomisin masih sensitif terhadap MRSA. Sementara

itu, tidak didapatkan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum

(KBM) pada ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) mulai dari konsentrasi

terhadap bakteri MRSA 1280 µg/mL hingga 0,625 µg/mL.

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 12: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

12

Hingga saat ini belum ada penelitian lain yang dilakukan mengenai aktivitas antibakteri

ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA. Akan tetapi, ada salah satu

penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 dengan menggunakan ekstrak daun kayu ulin

(Eusideroxylon zwageri) terhadap bakteri Staphylococcus aureus.Dari penelitian tersebut,

didapatkan hasil ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 2%. Hal ini disebabkan oleh

adanya kandungan daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), berupa senyawa fitokimia,

seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid, dan sterol-terpenoid yang dapat

menghambat sintesis dinding sel bakteri Staphylococcus aureus.10 Penelitian lain

menyatakan bahwa kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) juga memiliki aktivitas antifungal

yang dapat menekan pertumbuhan Coriolus versicolor dan Tyromeces polutris akibat dari

kandungan eusiderin di dalamnya.23 Selain itu, biji kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) pada

konsentrasi 100 µg/ mL memiliki manfaat penting bagi kesehatan, yakni berpengaruh untuk

menghambat produksi melanin dari sel melanoma B16 dengan toksisitas yang rendah.24

Pada penelitian ini, konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum

(KBM) ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA tidak didapatkan

pada konsentrasi 1280 µg/mL hingga 0,625 µg/mL. Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu kandungan daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)tidak dapat mempengaruhi

sintesis dinding sel dari MRSA. Hal ini dikarenakanMRSA memiliki SCCmec yang

mengandung gen mecA. Gen mecA ini dapat mengode PBP2A, kemudian menghasilkan

PBP abnormal. PBP abnormal memiliki afinitas yang rendah terhadap antibiotik β laktam

dan penisilin. Oleh karena itu, pemberian antibiotik β laktam dan penisilintidak efektif

sebagai terapi infeksi MRSA karena MRSA dapat tetap tumbuh. Begitu pula dengan

pemberian ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) yang tidak dapat menghambat

pertumbuhan dan membunuh MRSA.3,10

Selain itu, pada penelitian ini digunakan konsentrasi ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon

zwageri) terbatas hanya sebesar 1280 µg/mL hingga 0,625 µg/mL, namun tidak dapat

menghambat pertumbuhan maupun membunuh MRSA.Oleh karena itu, penambahan

konsentrasi ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) dapat dilakukan untuk bisa

mengetahui pengaruhnya terhadap MRSA. Selain penambahan konsentrasi ekstrak,

penelitian juga dapat dilakukan secara triplo untuk dapat memberikan hasil yang lebih

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 13: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

13

akurat.25

Penelitian ini memiliki kelebihan, yakni penelitian mengenai aktivitas antibakteri ekstrak

daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA belum pernah dilakukan

sebelumnya sehingga menjadi penelitian pertama yang dilakukan.Di samping itu, terdapat

kekurangan juga dari penelitian ini, yaitu keterbatasan jumlah ekstrak sehingga penelitian ini

tidak dapat dilakukan secara triplo.

Kesimpulan

Setelah dilakukan serangkaian penelitian mengenai aktivitas antibakteri ekstrak daun kayu ulin

(Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa konsentrasi

hambat minimum (KHM) ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) terhadap MRSA tidak

didapatkan pada konsentrasi 1280 µg/mL hingga 0,625 µg/mL. Hal ini dibuktikan dengan larutan

yang terlihat keruh pada seluruh tabung reaksi di setiap konsentrasi.

Kemudian konsentrasi bunuh minimum (KBM) ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon

zwageri) terhadap MRSA tidak didapatkan pada konsentrasi 1280 µg/mL hingga 0,625

µg/mL. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya pertumbuhan koloni bakteri pada seluruh

tabung reaksi di setiap konsentrasi yang telah dikultur pada agar Mueller-Hinton.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan saran, yakni:

1. Menambahkan konsentrasi ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), misalnya

2560 µg/mL atau lebih tinggi lagi sehingga dapat mengetahui konsentrasi hambat

minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) ekstrak tersebut terhadap

MRSA.

2. Ekstrak yang digunakan adalah ekstrak daun kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) yang

telah diisolasi zat aktifnya sehingga dapat dilihat pengaruhnya secara optimal.

3. Menggunakan metode penelitian yang lain, misalnya metode mikrodilusi untuk

memanfaatkan jumlah ekstrak yang terbatas dengan lebih efektif dan penelitian dapat

dilakukan secara triplo.

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 14: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

14

4. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan dari ekstrak daun kayu ulin

(Eusideroxylon zwageri) untuk mengetahui kandungan lain di dalamnya.

Daftar Pustaka

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan informasi tahun 2014 profil

kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;2015. p.1-5.

2. Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. The staphylococci. In:

Jawetz, Melnick, and Adelberg’s medical microbiology. 25th ed. California: McGraw-

Hill; 2010. p. 209-19.

3. CDC. Methicillin-resistantStaphylococcus aureus (MRSA) infections

[Internet].2015[Cited on Jul 25 2015; 13.00]. Available from:

https://www.cdc.gov/mrsa/.

4. Mardiastuti H, Karuniawati A, Kiranasari A, Ikaningsih, dan Kadarsih R. Emerging

resistance pathogen: situasi terkini di Asia, Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah,

dan Indonesia. Maj Kedokt Indon. 2007; Vol. 57 (3): 75-9.

5. Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel RM. Medical microbiology. New York:

Thieme; 2005. p.229-33.

6. Yuwono. Pandemi resistensi antimikroba belajar dari MRSA. Jurnal Kulit Kelamin.

2010; 42(1): 2837-50.

7. Kementerian Kehutanan Indonesia. 50 taman nasional di Indonesia [Internet]. 2010

[Cited on Jul 25 2015; 13.00]. Available from:

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_index.htm.

8. Susanto M. Status litbang ulin (Eusideroxylon zwageri T.et B.). Bogor: Pusat Litbang

Hutan Tanaman dan Tropenbos International Indonesia; 2006. p. 1-10.

9. Fauzi MA, Susanto M. Sebaran dan potensi ulin (Eusideroxylon zwageri teijsm. &

binn.) di provinsi Jambi. Bogor: Pusat Litbang Hutan Tanaman dan Tropenbos

International Indonesia; 2006. p. 115-9.

10. Ajizah A, Thihana, Mirhanuddin. Potensi ekstrak kayu ulin (Eusideroxylon Zwageri T

Et B) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara invitro.

Jurnal Bioscientiae. 2007; 4(1): 37-42.

11. Seubert H. MRSA [Internet]. 2008 [cited on 2015 Jul 25; 13.30]. Available from:

http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2008/seubert_heid/Classification.htm.

12. Fort G. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Philadhelphia: Elsevier;

2015. p. 797.

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016

Page 15: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kayu Ulin ...

15

13. National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Methicillin-

resistantStaphylococcus aureus (MRSA): transmission [Internet]. 2008 Mar 4 [cited

2015 Jul 25; 13.40]. Available from: http://www.niaid.nih.gov/topics/antimicrobial

resistance/examples/mrsa/Pages/transmission.aspx.

14. Talaro KP, Chess B. Drugs, microbes, host-the elements of chemoteraphy. In:

Foundations in microbiology. 8thed. New York: McGraw-Hill; 2012. p. 351-85.

15. Mandell GL, Bennet JE, Dolin R. Bacterial disease. In: Mandell, Douglas, and

Bennett’s principles and practice of infectious diseases. 7th ed. Philadelphia: Churchill

Livingstone Elsevier; 2009. p. 2543-5.

16. Brunton LL, Chabner BA, Knollmann BC. Protein synthesis inhibitors and

miscellaneous antibacterial agents. In: Goodman and Gilman’s: the pharmacological

basis of therapeutics. 12th ed. California: McGraw-Hill; 2011. p. 1194-6.

17. Setiabudy R. Farmakologi dan terapi. 5th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2012. p.

728.

18. Medline Plus. Vankomisin [Internet]. 2014 [Cited on Jul 25 2015; 13.20]. Available

from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a604038.html.

19. Medscape. Vankomisin [Internet]. 2015 [Cited on Jul 25 2015; 13.30]. Available

from: http://reference.medscape.com/drug/vancocin-vankomisin-342573.

20. Graciana T, Ningsih I. Efektivitas ekstrak daun nagasari (Mesua ferrea) terhadap

bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus[Skripsi]. Jakarta: Universitas

Indonesia; 2016. p. 15-17.

21. Wadhwani T, Desai K,Patel D,Lawani D, Bahaley P,Joshi P, et al. Effect of various

solvents on bacterial growth in context of determining MIC of various antimicrobials.

The Internet Journal of Microbiology2008; 7 (1): 1-7.

22. Jorgensen JH, Ferraro MJ. Antimicrobial susceptibility testing: a review of general

principles and contemporary practices. Medical Microbiology 2009; 49 (1): 1749-55.

23. Samejima W, Yoshimoto M. The role of extractives in decay resistance of ulin wood

(Eusideroxylon zwageri T. Et B). Utokyo Repository 2007; 82 (1): 8.

24. Arung ET, Kusuma IW, Christy EO, Shimizu K. Evaluation of medicinal plants from

Central Kalimantan for antimelanogenesis. Journal of Natural Medicines 2009; 63 (4):

473-80.

25. Patel JB, Cockerill FR, Alder J, Bradford PA, Eliopoulos GM, Hardy DJ, et al.

Performance standards for antimicrobial susceptibility testing: twenty fourth

informational supplement. Clinical Laboratory Standard Institute 2014; 34 (1): 72.

Aktivitas Antibakteri ..., Erina Nindya Lestari, FK UI, 2016