Aktifitas Bakteri Saccharomyces Cerevisiae Fermentasi Roti Dan Bir

8
AKTIFITAS KHAMIR Saccharomyces cerevisiae FERMENTASI ROTI dan MINUMAN BERALKOHOL 1. Pendahuluan Mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil namun memiliki peranan besar dalam kehidupan. Salah satu peran mikroorganime ini adalah dapat mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain yang memberi manfaat dalam membantu pencernaaan zat nutrisi makanan. Proses yang dibantu oleh mikroorganisme misalnya melalui fermentasi. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-ob atan. Terdapat banyaak sekali jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi dalam meningkatkan produk pangan, salah satunya adalah khamir Saccharomyces cerevisiae. S. cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones dalam kehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (sebagai ragi roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan minuman (fermentasi bir dan anggur, sekitar 7000 SM, di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumeria). Di Indonesia sendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Nenek moyang kita dan hingga saat ini kita sendiri menggunakannya dalam pembuatan makanan dan minuman, seperti tempe, tape, dan tuak. Dengan menghasilkan berbagai minuman beralkohol, mikroorganisme tertua yang dikembangbiakkan oleh manusia ini memungkinkan terjadinya proses bioteknologi yang pertama di dunia. Seiring dengan berkembangnya genetika molekuler, S. cerevisiae juga digunakan untuk menciptakan revolusi terbaru manusia di bidang rekayasa genetika. S. cerevisiae yang sering mendapat julukan sebagai “top-fermenting yeast” telah menjadi mikroorganisme frontier di berbagai bioteknologi modern. Saccharomyces cerevisiae berperan dalam berbagai fermentasi karena Saccharomyces bersifat fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol) kuat seperti tahu, tempe, tape, roti

description

aktifitas kamir Saccharimyces cerevisiae dakam memfermentasi bahan pangan berbeda, hal ini tergantung dari fermentor dan jenis produk fermentasi yang diinginkan. pada fermentasi roti dan minuman beralkohol ragi tersebut sama-sama membutuhkan kondisi anaerob untuk beraktifitas, akan tetapi yang membedakan dari ragi yang sama ini adalah aktifitas dan hasil akhir, pada roti ragi ini akan mengembangkan adonan roti sedangkan pada minuman beralkohol ekstrak buah-buahan atau bahan lainnya diubah menjadi minuman .....

Transcript of Aktifitas Bakteri Saccharomyces Cerevisiae Fermentasi Roti Dan Bir

  • AKTIFITAS KHAMIR Saccharomyces cerevisiae FERMENTASI ROTI dan

    MINUMAN BERALKOHOL

    1. Pendahuluan

    Mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil namun memiliki

    peranan besar dalam kehidupan. Salah satu peran mikroorganime ini adalah dapat

    mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain yang memberi manfaat dalam

    membantu pencernaaan zat nutrisi makanan. Proses yang dibantu oleh

    mikroorganisme misalnya melalui fermentasi. Proses fermentasi menghasilkan

    senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-ob atan.

    Terdapat banyaak sekali jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam

    proses fermentasi dalam meningkatkan produk pangan, salah satunya adalah

    khamir Saccharomyces cerevisiae. S. cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang

    telah memahat milestones dalam kehidupan dunia. Jamur ini merupakan

    mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat

    makanan (sebagai ragi roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan minuman

    (fermentasi bir dan anggur, sekitar 7000 SM, di Assyria, Caucasia, Mesopotamia,

    dan Sumeria). Di Indonesia sendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan

    sehari-hari. Nenek moyang kita dan hingga saat ini kita sendiri menggunakannya

    dalam pembuatan makanan dan minuman, seperti tempe, tape, dan tuak. Dengan

    menghasilkan berbagai minuman beralkohol, mikroorganisme tertua yang

    dikembangbiakkan oleh manusia ini memungkinkan terjadinya proses

    bioteknologi yang pertama di dunia. Seiring dengan berkembangnya genetika

    molekuler, S. cerevisiae juga digunakan untuk menciptakan revolusi terbaru

    manusia di bidang rekayasa genetika. S. cerevisiae yang sering mendapat julukan

    sebagai top-fermenting yeast telah menjadi mikroorganisme frontier di berbagai

    bioteknologi modern.

    Saccharomyces cerevisiae berperan dalam berbagai fermentasi karena

    Saccharomyces bersifat fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu memecah

    glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol) kuat seperti tahu, tempe, tape, roti

  • dan bir. Saccharomyces cereviciae yang penting dalam pembuatan roti memiliki

    sifat dapat memfermentasikan maltosa secara cepat (lean dough yeast),

    memperbaiki sifat osmotolesance (sweet dough yeast), rapid fermentation

    kinetics, freeze dan thaw tolerance, dan memiliki kemampuan memetabolisme

    substrat.

    Aktifitas khamir S. cerevisiae memiliki kondisi dan proses fermentasi

    yang berbeda, tergantuk dari substrat bahan pangan yang difermentasikan. Pada

    fermentasi alkohol terjadi suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil

    alkohol) dan karbon dioksida. Sedangkan pada fermentasi roti aktifitas mikroba S.

    cereviciae adalah Udara (oksigen) yang masuk ke dalam adonan pada saat

    pencampuran dan pengulenan (kneading) akan dimanfaatkan untuk tumbuh oleh

    khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi yang anaerob dan terjadi proses

    fermentasi. Gas CO2 yang dihasilkan selama proses fermentasi akan terperangkap

    di dalam lapisan film gluten yang impermiabel. Gas akan mendesak lapisan yang

    elastis dan extensible yang selanjutnya menyebabkan pengembangan

    (penambahan volume) adonan.

    Dari berbagai proses fermentsi yang dilakukan oleh khamir ini akan diulas

    bebrapa aktifitas S. cereviciae dalam memfermentasikan dua jenis bahan pangan

    dalam bentuk hasil yang berbeda.

    2. Diskusi

    Semua strain S. cerevisiae dapat tumbuh secara aerobik pada glukosa,

    maltosa, dan trehalosa dan lambat tumbuh pada laktosa dan selobiosa. Hal ini

    menunjukkan bahwa galaktosa dan fruktosa adalah dua dari gula fermentasi

    terbaik. Kemampuan ragi untuk menggunakan gula yang berbeda dapat berbeda

    tergantung pada apakah mereka tumbuh aerobik atau anaerobik. Beberapa strain

    tidak dapat tumbuh secara anaerobik pada sukrosa dan trehalosa. Semua strain S.

    cerevisiae dapat memanfaatkan amonia dan urea sebagai satu-satunya sumber

    nitrogen, tetapi tidak dapat memanfaatkan nitrat, karena jamur ragi tidak toleran

    terhadap ion ammonium. Jamur ragi juga dapat memanfaatkan sebagian besar

  • asam amino, peptida rantai pendek, dan basa nitrogen sebagai sumber nitrogen.

    Histidin, glisin, sistin, dan lisin merupakan asam amino yang tidak mereka

    butuhkan. S. serevisiae tidak mengeluarkan protease sehingga protein

    ekstraseluler tidak dapat dimetabolisme.

    Kondisi Fermentator

    Fermentor yang digunakan dalam produksi etanol tergantung pada bahan

    baku yang digunakan. untuk penggunaan dengan bahan baku gula dapat langsung

    dengan fermentor anaerob, sedang jika akan digunakan dengan bahan baku dari

    pati atau karbohidrat lain harus ada proses sakarifikasi sehingga minimal ada dua

    fermentor.

    Fermentor dalam pembuatan roti adalah adonan yang terdiri dari bebrapa

    bakan kering berupa tepung, gula, susu bubuk, bread emulsifier, telur, air,

    mentega, garam dan ragi. Dalam adonan yang telah dibuat tidak dicampurkan

    kecuali garam. Karena garam dilarang bertemu dengan ragi sejak awal. Ragi

    akan mati bila dicampur bersamaan. Setelah itu kemudian masukkan mentega dan

    garam, pencampuran terus dilakukan sampai adonan licin, kalis dan elastis.

    Fermentor dalam fermentasi alkohol sering berasal dari tumbuh-tumbuhan

    yaitu perasan buah (jus) dan biji-bijian yang banyak digunakan adalah barley,

    gandum, hope dan beras. Fermentor adalah tempat berlangsungnya fermentasi

    dapat berupa bahan dengan kerja anaerob ataupun anaerob.

    Fermentasi

    Proses fermentasi ini dilakukan untuk menghasilkan potongan roti (loaves)

    dengan bagian yang porus dan tekstur roti yang lebih lembut. Metode ini

    didasarkan pada terbentuknya gas akibat proses fermentasi yang menghasilkan

    konsistensi adonan yang frothy (porus seperti busa). Pembentukan gas pada

    proses fermentasi sangat penting karena gas yang dihasilkan akan membentuk

    struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke dalam adonan dapat berlangsung

    cepat pada saat baking. Panas yang masuk ke dalam adonan akan menyebabkan

  • gas dan uap air terdesak ke luar dari adonan, sementara terjadi proses gelatinisasi

    pati sehingga terbentuk struktur frothy.

    Fermentasi adonan didasarkan pada aktivitas-aktivitas metobolis dari

    khamir. Aktivitas mikroorganisme ini pada kondisi anaerob akan menghasilkan

    metabolit fungsional yang penting pada pembentukkan adonan. Dengan

    mengendalikan parameter proses fermentasi dan metode preparasi adonan dapat

    dimungkinkan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dan enzim untuk

    menghasilkan adonan roti yang dikehendaki seperti volume, konsistensi, dan

    pembentukkan.

    Pada proses fermentasi minuman beralkohol S. sereviciae mengubah pati

    pada biji-bijian tersebut menjadi gula, serta mengubah sebagian gula menjadi

    alkohol dan komponen flavor (cita rasa). Dari proses tersebut kemudian akan

    dihasilkan minuman beralkohol dengan cita rasa tertentu sesuai dengan bahan

    baku yang digunakan.

    Lama proses fermentasi itu akan mempengaruhi jumlah alkohol yang

    dihasilkannya. Semakin lama proses fermentasi semakin tinggi kandungan

    alkoholnya. Dari perbedaan biji-bijian yang dipakai dan lamanya fermentasi ini

    akan menghasilkan jenis minuman keras yang berbeda-beda pula.

    Aktifitas Khamir Dalam Fermentasi Bahan Baku

    Peranan khamir pada pengembangan adonan roti adalah udara (oksigen)

    yang masuk ke dalam adonan pada saat pencampuran dan pengulenan (kneading)

    akan dimanfaatkan untuk tumbuh oleh khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi

    yang anaerob dan terjadi proses fermentasi. Gas CO2 yang dihasilkan selama

    proses fermentasi akan terperangkap di dalam lapisan film gluten yang

    impermiabel. Gas

    Selama proses fermentasi selain dihasilkan gas CO2 juga dihasilkan asam-

    asam organik yang menyebabkan penurunan pH adonan (asidifikasi). Karena

    tingginya kapasitas penyangga (buffer capacity) protein di dalam adonan, maka

    tingkat keasaman dapat ditentukan dengan menentukan total asam adonan. Proses

    asidifikasi ini dapat dijadikan sebagai indikator bahwa fermentasi adonan berjalan

  • dengan baik. Dengan demikian pengukuran pH mutlak diperlukan dalam

    pengendalian proses.

    Proses fermentsi roti mengakibatkan terbentuknya alkohol, penurunan pH,

    dan terbentuknya metabolit lainnya secara langsung akan berperan sebagai

    prekursor flavor dan rasa roti. Akibat proses fermentasi tersebut dapat

    menghasilkan roti dengan mutu organoleptik yang tinggi.

    Pada minuman beralkohol aktifitas khamir dapat mengubah pati pada biji-

    bijian tersebut menjadi gula, serta mengubah sebagian gula menjadi alkohol dan

    karbon dioksida. Budiyanto dan Krisno, (1996:75-77) Dalam proses pembuatan

    anggur (wine) terjadi proses pemecahan gula menjadi alkohol dan CO2 akibat dari

    aktifitas enzim yang dihasilkan oleh sel khamir. Reaksi dalam fermentasi berbeda-

    beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan.

    Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana,

    melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini

    dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

    Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula

    yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang terakhir akan

    bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan. merupakan bagian dari tahap

    awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme.

    Adapun hal-hal yang harus diperhatikan selama proses fermentasi

    berlangsung adalah: pemilihan khamir, nutrien, kosentrasi gula, keasaman,

    pemberian oksigen dan suhu dari perasan buah anggur tersebut. Khamir yang

    digunakan pada proses fermentasi ini harus tahan terhadap kadar alkohol yang

    tinggi dan mampu beradaptasi dengan SO2. Serta diharapkan mampu

    menghasilkan alkohol yang tinggi dan menghasilkan asam yang rendah. Selain

    Reaksi yang terjadi saat fermentasi

    Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) + Karbon

    dioksida + Energi (ATP)

  • itu, suhu juga berpengaruh terhadap fermentasi wine. Suhu yang cocok untuk

    proses ini adalah dibawah 30oC. Semakin rendah suhu fermentasi maka semakin

    tinggi pula alkohol yang akan dihasilkan. pH yang digunakan untuk pertumbuhan

    khamir adalah 4-4,5. Untuk menaikkan pH digunakan NaOH, dan untuk

    menurunkan pH digunakan asam nitrat. Fermentasi anggur (wine) juga

    dipengaruhi oleh kosentrasi garam logam dalam perasan. Pada kosentrasi yang

    rendah akan menstimulir aktivitas dan petumbuhan khamir, sedangkan pada

    kosentrasi yang tinggi akan menghambat pertumbuhan sel khamir. Starter yang

    ditambahkan pada perasan buah anggur yang akan difermentasi banyaknya 2-5%.

    Karena hal tersebut dapat memperpendek fase adaptasi. Starter yang digunakan

    sebaiknya mempunyai kadar alkohol lebih dari 4%. Hal ini berguna untuk

    menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merusak atau mengkontaminasi.

    Starter yang baik adalah starter dari biakan murni yang dapat diisolasi dari buah.

    Media starter dibuat dari must yang sudah disterilisasikan antara 2-5% volume

    dan yang telah diinokulasikan dengan khamir. Reaksi dalam fermentasi berbeda-

    beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan.

    Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana,

    melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini

    dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

    3. Kelebihan dan Kekurangan Bakteri

    Pemanfaaatan khamir tentu beradarkan pada kemampuannya dalam

    menggunakan substrat yang akan diubah dan melihat pada kondisi tumbuhnya

    khamir apakah mereka tumbuh aerobik atau anaerobik. Sehingga dari kondosi

    hidup yang demikian khamir Saccharomyces cereviciae memiliki beberapa

    kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhaatikan

    Kelebihan

    Saccharomyces cereviciae yang penting dalam pembuatan roti memiliki

    sifat dapat memfermentasikan maltosa secara cepat (lean dough yeast),

    memperbaiki sifat osmotolesance (sweet dough yeast), rapid fermentation

    kinetics, freeze dan thaw tolerance, dan memiliki kemampuan memetabolisme

  • substrat. Pemakaian ragi dalam adonan sangat berguna untuk mengembangkan

    adonan karena terjadi proses peragian terhadap gula, memberi aroma (alkohol).

    Saccharomyces cerevisiae juga telah digunakan dalam beberapa industri lainnya,

    seperti industri roti (bakery), industri flavour, (menggunakan ektrak ragi/yeast

    extracts), industri pembuatan alcohol (farmasi) dan industri pakan ternak.

    Dari ke dua proses fermentasi pengolahan pangan yang dihasilkan akibat

    dari atifitas khamir tersebut maka ke dua bahan pangan mengalami peningkatan

    produksi terutama dari tekstur, rasa dan aroma khas yang dimiliki masing-masing

    ahan pangan. Terciptanya kehasan pada produk yang dihasilkan dapat

    meningkatkan nilai ekonomis bagi industri pengolahan pangan. Peningkatan nilai

    ekonomis ini berlaku jika konsumen menyukai produk yang pas dan sesuai

    dengan standar mutu yang ada.

    Kekurangan

    Semua strain S. cerevisiae dapat memanfaatkan amonia dan urea sebagai

    satu-satunya sumber nitrogen, tetapi tidak dapat memanfaatkan nitrat, karena

    mereka tidak toleran terhadap ion ammonium. Dengan ini S. cerevisiae tidak

    dapat dimanfaatkan sebagai agens bioremediasi untuk mengontrol kadar amonia

    dan nitrit di tambak udang.

    Jiaka penggunaan khamir ini tidak memeperhatikan kondisi khamir (aerob

    dan anaerob), pH, fermentator, dan sifat-sifat proses maka fermentasi ayng

    dihasilkan akan kurang maksimal.

    4. Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil diskusi adalah:

    1. Jamur S. cerevisiae berperan sebagai fermentasi mkanan terutama roti

    dan minuman beraokohol karena dapat memecah glukosa menjadi

    karbon dioksida dan alkohol.

    2. Aktifitas Jamur S. cerevisiae dapat melakukan fermentasi sesuai

    dengan substrat atau bahan sumber fermentor yang akan difermentasi.

  • 3. Pada fermentasi roti S. cerevisiae dalam keadaan anaerob mampu

    menghasilkan CO2 yang mana gas ini akan mendesak lapisan yang

    elastis dan extensible yang selanjutnya menyebabkan pengembangan

    (penambahan volume) adonan.

    4. Pada fermentasi alkohol S. cerevisiae dapat mengubah pati pada biji-

    bijian tersebut menjadi gula, serta mengubah sebagian gula menjadi

    alkohol dan karbon dioksida.

    5. Hasil fermentasi pangan dari jamur S. cerevisiae akan lebih baik jika

    memeperhatikan pada pemilihan khamir, nutrien, kosentrasi gula,

    keasaman, kondisi aerob dan anaerob, suhu dari adonan dan atau

    perasan buah dan lama fermentasi.