AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional,...

29
AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE RED CROSS DALAM UPAYA PENGGIATAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DI INDONESIA TAHUN 2011-2015 Haggie Arranda Wahab * ABSTRAK Penelitian ini dilakukan berdasarkan pentingnya pemberlakuan Hukum Humaniter Internasional (HHI) bagi perlindungan masyarakat sipil sebagai non-kombatan di Indonesia. Hal ini menarik untuk diteliti dikarenakan the International Committee of the Red Cross (ICRC) merupakan pihak yang bertugas untuk melakukan penyebaran informasi mengenai HHI. Hal menarik lainnya adalah dimana ICRC dengan principle of voluntary service yang dimilikinya, tetap melakukan aksi sosialisasi walaupun Indonesia belum melakukan ratifikasi terhadap Protokol Tambahan Konvensi Jenewa 1977. Problematik yang diangkat menitikberatkan pada kegiatan sosialisasi HHI yang dilakukan ICRC dalam rentang waktu tahun 2011 hingga tahun 2015 di Indonesia terhadap pihak TNI, POLRI, pekerja media, dan kalangan akademis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teori yang diacu sebagai referensi adalah human security dari United Nations dan komunitas epistemik dari Peter Haas. Hasil temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ICRC membantu Indonesia dalam melakukan sosialisasi terhadap hukum humaniter internasional. Selain itu, ICRC sebagai komunitas epistemik bekerjasama dengan TNI, POLRI, kalangan akademis, dan pekerja media juga merupakan bentuk dari usaha mewujudkkan keberlangsungan human security. Kata Kunci: Aksi Sosialisasi, Hukum Humaniter Internasional, Indonesia. ABSTRACT This research was conducted based on Indonesia Humanitary Law enactment to protect civil society as non-combatant in Indonesia. The topic is interesting to be observed since the International Committee of the Red Cross (ICRC) is the party which is in charge to do the dissemination of information about HHI and ICRC with its principle * Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, E-mail: [email protected].

Transcript of AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional,...

Page 1: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE RED CROSS

DALAM UPAYA PENGGIATAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DI INDONESIA TAHUN 2011-2015

Haggie Arranda Wahab*

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pentingnya pemberlakuan Hukum Humaniter Internasional (HHI) bagi perlindungan masyarakat sipil sebagai non-kombatan di Indonesia. Hal ini menarik untuk diteliti dikarenakan the International Committee of the Red Cross (ICRC) merupakan pihak yang bertugas untuk melakukan penyebaran informasi mengenai HHI. Hal menarik lainnya adalah dimana ICRC dengan principle of voluntary service yang dimilikinya, tetap melakukan aksi sosialisasi walaupun Indonesia belum melakukan ratifikasi terhadap Protokol Tambahan Konvensi Jenewa 1977. Problematik yang diangkat menitikberatkan pada kegiatan sosialisasi HHI yang dilakukan ICRC dalam rentang waktu tahun 2011 hingga tahun 2015 di Indonesia terhadap pihak TNI, POLRI, pekerja media, dan kalangan akademis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teori yang diacu sebagai referensi adalah human security dari United Nations dan komunitas epistemik dari Peter Haas. Hasil temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ICRC membantu Indonesia dalam melakukan sosialisasi terhadap hukum humaniter internasional. Selain itu, ICRC sebagai komunitas epistemik bekerjasama dengan TNI, POLRI, kalangan akademis, dan pekerja media juga merupakan bentuk dari usaha mewujudkkan keberlangsungan human security.

Kata Kunci: Aksi Sosialisasi, Hukum Humaniter Internasional, Indonesia.

ABSTRACT

This research was conducted based on Indonesia Humanitary Law enactment to protect civil society as non-combatant in Indonesia. The topic is interesting to be observed since the International Committee of the Red Cross (ICRC) is the party which is in charge to do the dissemination of information about HHI and ICRC with its principle * Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas

Sebelas Maret, Surakarta, E-mail: [email protected].

Page 2: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

of voluntary service still doing socialization while Indonesia didn’t do ratification towards Additional Protocol of the Geneva Convention in 1977. The problematic focuses on dissemination activities of IHL by ICRC within the period of 2011 to 2015 in Indonesia against the military, police, media workers, and academia. This study uses descriptive qualitative research. The theory is referred to as a reference is the human security of United Nations and epistemic communities of Peter Haas. The result from this study can be concluded that the ICRC assist Indonesia in dissemination of international humanitarian law. In addition, the ICRC as an epistemic community in cooperation with the military, police, academics and media workers is also a form of efforts towards the sustainability of human security.

Keywords: Socialization Act, International Humanitarian Law, Indonesia.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara multikultural dengan

jumlah 1.128 suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.1

Selain itu, dengan jumlah penduduk yaitu 255,993,674 jiwa, membuat

Indonesia menjadi negara urutan keempat dalam world’s 50 most

populous countries pada tahun 2015.2 Luas wilayah Indonesia yang

merupakan negara kelautan juga mencapai 1.904.569 km2.3 Dengan

komposisi 90% penduduknya merupakan penduduk muslim, Indonesia

bukanlah sebuah negara Islam. Keberagaman dan penghormatan antar

umat beragama juga tetap dijaga serta mereka bersatu dalam sebuah

payung yang bernama “Bhinneka Tunggal Ika”, yang memiliki arti

“Berbeda-beda tapi tetap satu jua".4 Namun, dengan data yang

disebutkan sebelumnya, hal itu bukan merupakan sebuah jaminan

bahwa Indonesia bisa terhindar dari konflik internal yang terjadi di

negaranya. Konflik bisa saja terjadi secara vertikal yaitu antara

Page 3: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

pemerintah dengan masyarakat, atau terjadi secara horizontal yaitu

antar sesama masyarakat.

Sebagai contoh pada tahun 2003, sebuah konflik vertikal yang

terjadi antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka

(GAM). Hal ini terjadi dikarenakan Indonesia waktu itu ingin

membendung kekuatan GAM di Aceh. Tentara Nasional Indonesia (TNI)

pun dikerahkan untuk melakukan penyisiran terhadap pasukan GAM.

Namun, yang terjadi adalah banyaknya masyarakat sipil yang menjadi

korban dari kejadian tersebut. Dari barat Indonesia, konflik pun terjadi

di bagian timur Indonesia yaitu di Papua. Organisasi Papua Merdeka

(OPM) merupakan sebuah kelompok yang telah ada sejak tahun 1965

dengan memiliki komitmen untuk memperoleh kemerdekaaan kepada

Papua untuk menjadi sebuah negara yang berdaulat di bagian timur

Indonesia.

Kekerasan yang dilakukan OPM bukanlah hanya sebatas sebuah

ancaman. Sepanjang tahun 2014, kekerasan di Papua terjadi cukup

sering. Contohnya, pada 9 Januari 2014, terjadi baku tembak di Tanggul

Timur, Kali Kopi, Mimika. Kekerasan ini terjadi antara pasukan

gabungan TNI-POLRI dengan pasukan OPM yang memang biasa

melakukan tugas di area Freeport, Kabupaten Mimika. Dari konflik ini,

satu anggota OPM ditemukan tewas di tempat. Kekerasan juga terjadi

pada 18 Januari 2014 Pos Kompas unit intel Kodim 1714/PJ Kota Lama

Page 4: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.5 Pos ini ditembaki kelompok sipil

bersenjata, mengakibatkan dua personil TNI yaitu Serda Laowe terkena

tembakan tangan kiri dan Praka Adi terserempet amunisi di bahu.

Melihat konflik yang disebutkan pada paragraf sebelumnya,

maka memang dengan kondisi Indonesia yang memiliki beragam suku

bangsa dengan kepentingan yang berbeda, menjadi sebuah potensi

yang nantinya akan menimbulkan konflik atau peperangan. Ketika

konflik maupun peperangan itu terjadi, bukan tidak mungkin jika

hukum perang atau hukum humaniter internasional akan dilanggar.

DEFINISI HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

The International Committee of the Red Cross (ICRC)

mengemukakan bahwa hukum humaniter internasional (HHI) ialah

seperangkat peraturan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, dan

bertujuan untuk membatasi dampak yang ditimbulkan dari konflik

bersenjata. Hukum humaniter internasional diterapkan untuk

melindungi orang-orang yang tidak terlibat dalam perang, personil

militer yang sudah tidak lagi berpartisipasi dalam peperangan, individu

yang terlibat dalam peperangan yang sedang berlangsung, dan

membatasi sarana serta metode yang digunakan dalam perang

tersebut.6 Maka dari itu ICRC juga mengatur bahwa setiap pihak yang

ikut serta dalam konflik maupun personil militer yang bertugas di

dalamnya, mempunyai hak yang terbatas untuk menggunakan sarana

Page 5: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

dan metode perang yang dipilihnya. ICRC membuat aturan tersebut

bukan ditujukan untuk menggantikan perjanjian internasional yang ada.

Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah proses penggiatan

HHI.

THE INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE RED CROSS (ICRC)

The International Commitee of the Red Cross (ICRC) merupakan

sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1863 dengan tujuan untuk

menjamin perlindungan bantuan bagi masyarakat yang menjadi korban

konflik maupun konflik bersenjata. Perwujudan aksi yang dilakukan

ICRC ini dilakukan dengan melakukan penyebaran informasi dan

meningkatkan apresiasi terhadap HHI oleh pemerintah, masyarakat,

dan semua pihak yang memegang senjata atau terlibat dalam perang

maupun konflik. Sejak tahun 1945, ICRC terus meminta pemerintah

untuk melakukan penguatan dalam aplikasi hukum humaniter

internasional dan menghormatinya sebagai hukum yang sah untuk

mengatur segala hal dalam konflik dan perlindungan terhadap

masyarakat yang tidak terlibat dalam perang yang biasa disebut

dengan non-kombatan.7 Anggota ICRC terus berusaha untuk

melakukan tugasnya yaitu melindungi masyarakat dari ancaman

kekerasan dan juga penindasan terhadap hak asasi manusia.

Aksi sosialisasi yang dilakukan oleh ICRC berdasarkan kepada

Konvensi Jenewa tahun 1949, protokol-protokol tambahan, anggaran

Page 6: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

dasar ICRC, gerakan palang merah internasional, dan bulan sabit

merah. ICRC menyatakan diri mereka sebagai organisasi yang mandiri

dan netral yang memang sesuai dengan tujuan utama mereka untuk

menjamin perlindungan dan pertolongan kemanusiaan bagi korban

konflik bersenjata maupun bentuk kekerasan lainnya.8 ICRC melakukan

usaha terbaiknya untuk menjamin implementasi HHI di hukum nasional

masing-masing negara sehingga tujuan mereka untuk menjamin

penegakan HHI, dapat tercapai dengan hambatan yang telah

diminimalisasi sebaik mungkin.

ICRC DI INDONESIA

Keberadaan ICRC di Indonesia sudah sejak tahun 1942, ketika

Jepang merebut Indonesia dari tangan Belanda. Pada saat itu, utusan

ICRC melakukan kegiatan kunjungan ke berbagai lokasi penahanan

warga sipil dan militer Belanda di berbagai tempat di tanah air. Seiring

berjalannya waktu, kegiatan kemanusiaan yang dilakukan ICRC di

Indonesia semakin berkembang bersamaan dengan banyaknya

peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia. ICRC berusaha

membantu masyarakat sipil di Indonesia dengan melakukan berbagai

usaha penanggulangan dan pertolongan kepada korban seperti

pengiriman obat dan pendirian posko bantuan guna memberikan

pertolongan pertama di lapangan kepada masyarakat sipil yang terluka.

Page 7: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

Peran signifikan ICRC juga mulai terlihat dengan terbentuknya

Palang Merah Indonesia (PMI) pada 17 September 1945.9 PMI didirikan

dengan tujuan untuk menunjukkan eksistensi Indonesia di dunia

internasional. Tujuan tersebut pun tercapai dengan pengakuan yang

dilakukan ICRC terhadap PMI pada 15 Juni 1950. Hubungan PMI dan

ICRC terus berkembang hingga pada rentang tahun 1979-1980, ICRC

membantu PMI dengan untuk melakukan wawancara dengan tahanan

yang diduga sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan

memberikan laporan hasil wawancara tersebut.10

Berdasarkan paparan di atas, penulis mengangkat “Aksi

Sosialisasi The International Committee of The Red Cross (ICRC) dalam

Upaya Penggiatan Humaniter Internasional Tahun 2011-2015”

dikarenakan ICRC banyak melakukan upaya yang signifikan untuk

melakukan penggiatan hukum humaniter internasional dalam bentuk

penyebaran informasi, penyuluhan, dan seminar kepada masyarakat

Indonesia. Sosialisasi HHI yang dilakukan ICRC tidak hanya mencakup

kepada masyarakat sipil, namun juga kalangan akademis dan juga

aparat keamanan di Indonesia.

Menurut penulis, hal ini menjadi sebuah urgensi untuk dibahas

dikarenakan aparat-aparat keamanan seperti TNI dan POLRI

merupakan ujung tombak pertahanan di Indonesia dan perlu memiliki

sebuah pemahaman mengenai batasan-batasan dalam konflik atau

Page 8: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

peperangan. Batasan tersebut tentunya sudah tercantum dalam

konvensi jenewa serta hukum humaniter internasional melalui prinsip

distinction yaitu pembeda antara kombatan sebagai sasaran militer dan

non-kombatan sebagai pihak yang harus dilindungi. Hal ini perlu

diketahui untuk menghindari pelanggaran akan hukum humaniter

internasional maupun meminimalisasi jumlah korban sipil yang

berjatuhan akibat konflik atau peperangan yang terjadi. Untuk itu,

perlu diangkat sebuah penelitian yang menjelaskan mengenai

sosialisasi HHI yang menjadi sarana ICRC untuk memperkaya

pemahaman TNI dan POLRI sehingga pelanggaran dan korban sipil bisa

diminimalisasi dengan sebaik mungkin.

Pihak media pun menjadi sebuah pihak yang tidak luput dari

sosialisasi HHI yang dilakukan ICRC karena mereka merupakan sebuah

pihak yang bertugas untuk melakukan peliputan terhadap konflik yang

terjadi sehingga informasi mengenai hal tersebut bisa diketahui secara

umum baik nasional maupun internasional

Media menjadi sebuah wadah informasi ketika sebuah konflik

terjadi untuk mengetahui bentuk pelanggaran yang telah dilakukan

serta bagaimana upaya memerangi konflik yang benar yaitu yang

sesuai dengan kaidah hukum humaniter internasional. Sehingga, ketika

masyarakat sudah mengetahui mengenai hal tersebut, mereka bisa

memberi tahu kepada kombatan untuk menghindari pelanggaran-

Page 9: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

pelanggaran yang ada dan jika mereka berpartisipasi dalam

peperangan sebagai kombatan, mereka juga akan mengetahui

bagaimana cara melakukan perang yang sesuai dengan hukum

humaniter internasional. Sebagai non-kombatan, masyarakat sipil juga

akan mengetahui perlindungan yang akan diperoleh masyarakat sipil

dalam konflik bersenjata sehingga mereka mengetahui hak yang

mereka bisa dapatkan dalam peperangan dan konflik-konflik lainnya

sehingga perlindungan mereka akan terjamin oleh negara dan

terhindar dari kekerasan yang nantinya terjadi dalam konflik tersebut.

Hal yang menjadi menarik disini adalah dimana ICRC tetap

melakukan sosialisasi dalam rangka penggiatan HHI di Indonesia

meskipun Indonesia sendiri belum melakukan ratifikasi terhadap

protokol tambahan konvensi jenewa 1977. Namun, dengan

berdasarkan hukum kebiasaan internasional, maka dengan atau tanpa

ratifikasi yang dilakukan oleh Indonesia atas protokol tambahan

tersebut, maka kekuatan dari hukum kebiasaan internasional

menjadikan Indonesia harus tetap patuh terhadap aturan-aturan yang

terdapat dalam protokol tambahan tersebut dan ICRC tetap melakukan

penggiatan atas konvensi jenewa secara keseluruhan baik konvensi

utama maupun protokol tambahannya.

Selain itu, penulis membatasi penelitian pada tahun 2011-2015

dikarenakan terdapat UU No. 26 Tahun 200o tentang Pengadilan Hak

Page 10: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

Asasi Manusia yang memang bekerja untuk menjamin perlindungan

terhadap hak asasi manusia dari setiap warga negara Indonesia.

Menjadi sebuah hal yang perlu diteliti ketika tingkat pelaporan

masyarakat terkait pelanggaran HAM di Indonesia pada tahun 2014,

berdasarkan data yang dimiliki komnas HAM, mencapai 7.200 kasus

pelanggaran.11 Maka dari itu, penulis ingin mengetahui bentuk

sosialisasi yang signifikan dari ICRC dalam mempersuasikan

implementasi hukum humaniter internasional pada rentang waktu

yang telah ditentukan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah sebuah penelitian deskriptif kualitatif.

Dalam buku Metode Penelitian Sosial karangan Ulber Silalahi,

disebutkan bahwa penelitian deskriptif melibatkan proses

konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema

kualifikasi.12 Berhubungan dengan penelitian ini, penelitian deskriptif

menggunakan pengetahuan atau informasi tentang gejala sosial yang

diselidiki atau dipermasalahkan. Jenis data yang digunakan adalah data

primer hasil wawancara dengan narasumber dari ICRC dan undang-

undang serta konvensi jenewa dan protokol tambahannya. Data

sekunder berupa buku, dokumentasi kegiatan, dan jurnal, didapatkan

melalui studi pustaka dan telusur internet. Teknik analisa data dalam

penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, dan

Page 11: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

penarikan kesimpulan yang teknik ini sendiri dikemukakan oleh Miles

dan Huberman.

SOSIALISASI HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

Sosialisasi hukum humaniter internasional yang dilakukan oleh

ICRC dilaksanakan melalui bekerjasama dengan berbagai pihak agar

pemerataan informasi dapat tercapai. Sesuai dengan tujuan ICRC,

mereka berusaha untuk memberikan informasi mengenai HHI kepada

pihak-pihak yang mereka prioritaskan. Pihak-pihak tersebut adalah

pemegang kekuasaan di bidang politik, sektor militer, tokoh

masyarakat, media, dan juga organisasi internasional kemanusiaan

lainnya.13 Untuk di Indonesia, penulis melihat intensitas dalam kegiatan

sosialisasi lebih kepada pihak TNI, POLRI, kalangan akademis, dan juga

media yang melakukan liputan saat terjadi konflik.

Sebagai sebuah komunitas epistemik, ICRC berusaha

menjalankan tugasnya untuk membantu pemerintahan Indonesia

melakukan tugas sosialisasi dari hukum humaniter internasional.

Melalui kerjasamanya dengan pihak TNI, POLRI, kalangan akademis,

dan pekerja media, nyatanya hal tersebut juga merupakan sebuah

perwujudan dari upaya menjaga keberlangsungan human security

terutama personal security. Hal ini dikarenakan dari human security

tersebut dibutuhkan sebuah sinergi yang cukup efektif dari berbagai

pihak yang ada untuk mencegah ancaman-ancaman yang dapat

Page 12: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

menganggu keberlangsungan human security. Selain itu, dibutuhkan

cara yang non-konvensional untuk mencegah ancaman-ancaman

tersebut agak tidak dapat terjadi. Maka dari itu, ICRC membuat sebuah

kegiatan yang memang nantinya akan berdampak kepada penggiatan

hukum humaniter internasional di Indonesia. Kegiatan yang dipilih

tersebut adalah sosialisasi hukum humaniter internasional.

Menurut penulis, hal yang membuat TNI, POLRI, dan media

dijadikan sasaran kegiatan sosisaliasi adalah karena mereka merupakan

pihak yang langsung terjun ke lapangan ketika konflik kemanusiaan

terjadi. Sehingga, mereka harus mengetahui bagaimana hukum

humaniter internasional bekerja ketika operasi militer berupa perang

maupun non-perang berlangsung. Sedangkan untuk kalangan

akademis, sosialisasi yang dilakukan ICRC bisa menjadi sebuah kegiatan

yang akan memperkuat fondasi pengetahuan mereka mengenai hukum

humaniter internasional.

Untuk program sosialisasi yang dijalankan cukup beragam.

Program tersebut disesuaikan dengan pihak yang diajak bekerja sama

serta bagaimana hukum humaniter internasional dapat memainkan

peranannya dengan baik ketika pihak tersebut melakukan kegiatan

operasionalnya. Di dalam bab III ini, penulis membagi bentuk sosialisasi

yang dilakukan oleh ICRC dengan pihak yang diajak untuk kerjasama

yaitu TNI, POLRI, pekerja media, dan juga kalangan akademisi.

Page 13: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

LOKAKARYA PEKERJA MEDIA

Sebuah konflik akan bisa diketahui oleh masyarakat luas melalui

pemberitaan yang dilakukan oleh media. Maka dari itu, ketika konflik

terjadi, akan banyak peliputan untuk menggali informasi sebanyak-

banyaknya untuk diberitakan kepada masyarakat luas. Mengenai hal ini,

para jurnalis dan wartawan juga merupakan orang yang secara langsung

terjun ke daerah konflik untuk melakukan peliputan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, ICRC melakukan sosialisasi untuk pihak pers

dan media. Bentuk sosialisasi akan materi yang disampaikan adalah

perlindungan terhadap pihak media dalam peperangan.

Wartawan bisa dianggap sebagai masyarakat sipil berdasarkan atas

pasal 79 protokol tambahan 1 konvensi jenewa. Namun, yang perlu

menjadi catatan adalah wartawan tersebut dilarang untuk melakukan

tindakan apapun yang dapat merusak status mereka sebagai masyarakat

sipil. Tindakan yang bisa merusak status mereka tersebut antara lain

seperti secara langsung membantu peperangan, membawa senjata ke

dalam peperangan tersebut, dan menjadi informan atau mata-mata dari

salah satu pihak yang terlibat dalam peperangan.Serangan yang sengaja

dilakukan dan ditujukan kepada pihak jurnalis dalam peperangan hingga

menyebabkan kematian atau luka fisik serius adalah suatu pelanggaran

yang besar terhadap protokol tambahan ini. Terlebih, tindakan tersebut

dianggap sebagai suatu bentuk kejahatan perang.

Page 14: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

Pekerja media tidak bisa dianggap sebagai sasaran militer yang sah

bahkan ketika mereka digunakan sebagai tujuan propaganda, terkecuali

dikarenakan hal khusus. Dengan kata lain, jika tidak ada peraturan

khusus untuk wartawan dan pekerja media, mereka akan memperoleh

sebuah benefit yang cukup luas dari perlindungan yang ditujukan bagi

masyarakat sipil pada umumnya dari konvensi jenewa. Sekali lagi,

perlindungan tersebut akan tetap diberikan selama mereka tidak

memberikan kontribusi apapun kepada peperangan yang sedang

berlangsung.

ICRC berdasarkan hukum humaniter internasional memberikan

beberapa definisi atas wartawan yang ada di dalam peperangan, yaitu

tiga kategori jurnalis dalam tugas profesional di area konflik bersenjata.

Kategori pertama merupakan staf penerangan dari negara yang terlibat

dalam peperangan tersebut dan secara otomatis mereka dianggap

sebagai kombatan dikarenakan tergabung dalam satuan militer yang

sedang berperang. Kategori selanjutnya adalah jurnalis yang bertugas

sebagai koresponden perang yang diakui dan diakreditasi oleh salah satu

pihak angkatan bersenjata yang terlibat dalam peperangan tersebut.

Koresponden yang menjadi anggota media dari salah satu pihak tersebut

termasuk kategori kombatan karena keberpihakannya dan

keikutsertaannya dalam peperangan yang berlangsung. Jika jurnalis

tersebut tertangkap, maka status mereka adalah tawanan perang.

Page 15: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

Kategori yang ketiga adalah wartawan freelance, yaitu wartawan

yang tidak ambil bagian dalam peperangan dan murni melakukan tugas

kerja peliputan bagi suatu media. Benefit yang bisa didapatkan adalah

status mereka sama seperti masyarakat sipil dan perlindungan yang

diberikan kepada mereka sama halnya untuk non-kombatan dengan

syarat mereka bebas dari segala tindakan partisipasi dalam peperangan.

ICRC juga menjelaskan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan

oleh media dalam melakukan tugasnya seperti menyebarkan kebencian,

melakukan keberpihakan, dan pengembangan berita dari bentuk aslinya

dengan menambahkan beberapa hal demi meningkatkan minat baca

terhadap berita yang diterbitkan. ICRC berpendapat bahwa hal yang

diharuskan oleh media adalah memberikan informasi yang berimbang,

menyampaikan opini berdasarkan informasi yang kredibel, tidak

melakukan pemberitaan yang berlebihan tentang korban dari suatu

peperangan dalam rangka untuk tetap memanusiakan korban,

memberikan informasi yang tepat dan sesuai dengan porsinya untuk

warga sipil, dan mengingatkan dunia tentang bagaimana suatu konflik

bisa terlupakan. Hal ini perlu dilakukan demi menggerakan dukungan

dari masyarakat untuk pihak media sehingga persepsi buruk mereka

akan media akan bisa diminimalisasi.

ICRC juga banyak menyampaikan mengenai hal-hal yang bisa

dilakukan dalam membantu para pekerja media tersebut dalam konflik

bersenjata. Salah satunya adalah memberikan bantuan ketika pekerja

Page 16: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

media tersebut merasa terancam ketika sedang melakukan peliputan di

daerah konflik. Selain itu, dalam daerah konflik bersenjata internasional,

ICRC juga dapat memberikan perlindungan kepada wartawan ketika

mereka sedang melakukan liputan. Ketika wartawan tersebut

tertangkap dan menjadi tahanan perang, ICRC juga bisa memberikan

kunjungan serta bantuan kepada wartawan yang tertangkap oleh salah

satu pihak dalam peperangan. ICRC juga memberikan sebuah nomor

telepon untuk keadaan gawat darurat bagi pekerja media, anggota

keluarganya, dan rekan kerjanya yang merasa terancam akibat konflik

bersenjata internasional yang terjadi.

Salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan ICRC kepada pekerja

media adalah sebuah lokakarya peliputan daerah bencana atau konflik.

Pada tanggal 18 Juli 2013, ICRC bekerjasama dengan Lembaga Pers Dr.

Soetomo (LPDS) mengadakan acara tersebut di Hotel Akmani, Jakarta.14

Acara tersebut menghadirkan psikolog dan wartawan senior dari

beberapa media terkemuka di Indonesia. Peserta yang mengikuti

sosialisasi tersebut disuguhkan dengan materi tentang pengetahuan

cara meliput di daerah konflik dan bencana yang tentunya harus disertai

dengan ketahanan fisik serta mental dari wartawan yang bertugas.

Melalui acara tersebut juga dijelaskan bagaimana seorang

wartawan harus mempunyai etika liputan yang baik, kemampuan

bertahan hidup di tengah konflik yang terjadi ketika memang peliputan

masih dilakukan, dan juga bagaimana mereka bisa menyembuhkan diri

Page 17: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

mereka sendiri dari trauma yang didapatkan ketika bertugas di daerah

konflik maupun bencana. Acara ini juga sekaligus menjadi sebuah bentuk

pencapaian terhadap human security dimana nantinya pekerja media

juga bisa diharapkan terhindar dari physical violence yang terdapat dalam

ancaman yang bisa terjadi pada setiap individu yang ancaman tersebut

juga bisa mengancam kepada personal security.

EKSPLORASI HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

Eksplorasi Hukum Humaniter (EHH) merupakan sebuah program

pendidikan dalam rangka untuk memperkenalkan aturan-aturan dan

prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional (HHI) kepada

pemuda berusia 13-18 tahun. Materi pembelajaran yang diberikan dalam

program EHH didasarkan pada situasi masa lalu yang telah terjadi

maupun situasi kontemporer. Melalui materi tersebut, diperlihatkan

bagaimana HHI melaksanakan tujuannya yaitu untuk memberikan

perlindungan terhadap kehidupan dan martabat dari setiap manusia

selama konflik bersenjata. Melalui program ini. HHI juga diperkenalkan

sebagai hukum yang berfungsi untuk mencegah dan mengurangi

penderitaan dan kehancuran yang ditimbulkan akibat perang atau

konflik yang telah terjadi.

EHH menggunakan metode pengajaran yang mewajibkan para

siswa untuk memiliki peran serta andil yang aktif dalam proses

pembelajaran. Hal ini memungkinkan para siswa tersebut untuk

Page 18: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

melakukan pengembangan atas perspektif kemanusiaan secara

sederhana serta sekaligus memahami HHI yang merupakan sebuah

hukum dengan kompleksitas yang tinggi. Melalui program ini, para siswa

juga bisa melakukan analisa terhadap kehancuran yang diakibatkan oleh

perang melalui studi kasus dan melalui pengalaman serta daya pikir dari

masing-masing siswa. Studi kasus yang diberikan memberikan deskripsi

bahwa perilaku manusia yang terdesak akan tergambarkan secara aktual

dalam konflik yang membutuhkan tindakan kemanusiaan secara

spontan. Dengan mempelajari studi kasus tersebut, siswa diharapkan

akan mempunyai perspektif baru dan mengembangkannya dalam

kehidupan akademisnya kelak. Siswa juga diharapkan bisa memahami

tentang urgensi atas pemberlakuan aturan untuk melindungi kehidupan

dan martabat setiap manusia ketika perang atau konflik berlangsung.

Pelaksanaan program EHH berhasil dilakukan pada tanggal 5

hingga 9 Maret 2012. ICRC bekerjasama dengan Pondok Pesantren

Darrunajah dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, mengadakan pelatihan program EHH bagi 20 guru yang berasal

dari 11 pondok pesantren di Indonesia.15 Implementasi dari program EHH

sendiri telah dilakukan di 63 negara di dunia dengan beragam cara

penyampaian yang berbeda. Beberapa negara yaitu Malaysia, Mongolia,

Palestina, dan Yordania sudah berhasil melakukan integrasi EHH ke

dalam kurikulum sekolah maupun kegiatan ekstrakurikulernya.

Page 19: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

PEMBEKALAN TNI DAN POLRI

Sosialisasi hukum humaniter internasional yang dilakukan oleh

ICRC untuk TNI mencakup beberapa materi mengenai HHI. Salah satunya

adalah tentang distinction atau pembedaan dalam rangka memberikan

perlindungan masyarakat sipil dalam konflik bersenjata. Masyarakat sipil

dalam sebuah konflik bersenjata atau perang yang terjadi sering

mendapatkan akibat yang terjadi setelahnya. Bahkan, dalam sebagian

besar konflik, yang banyak menjadi korban adalah masyarakat sipil.

Di dalam protokol tambahan I dan II konvensi jenewa 1977,

terdapat sebuah perjanjian yang menyebutkan untuk perlindungan

masyarakat sipil secara lebih baik dalam konflik bersenjata tingkat

internasional maupun konflik non-internasional. Protokol tambahan

tersebut melindungi masyarakat sipil dengan berfokus kepada prinsip

pembedaan dalam HHI antara masyarakat sipil dengan kombatan. ICRC

dengan aksi sosialisasi HHI yang ditujukan kepada TNI, berusaha untuk

menjelaskan bagaimana TNI harus bisa membedakan antara objek sipil

dan sasaran militer. ICRC juga secara tidak langsung meminta TNI untuk

mematuhi prinsip pembedaan tersebut dalam rangka mewujudkan

sebuah perlindungan terhadap keberlangsungan masyarakat sipil.

Sehingga, dengan tercapainya dan terlaksananya prinsip pembedaan

dalam konflik bersenjata, maka salah satu elemen dari human security

yaitu personal security dimana menjamin masyarakat sipil terbebas dari

kekerasan fisik dari sebuah konflik, dapat tercapai.

Page 20: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

Materi lainnya yang disampaikan adalah tentang pengintegrasian

hukum humaniter internasional kepada praktik kerja yang dilakukan oleh

TNI. Program pengintegrasian merupakan sebuah proses tang bersifat

multi-disipliner dengan melibatkan pihak-pihak berwenang tingkat

tertinggi di Indonesia seperti kementerian-kementerian dan instansi

terkait yang ada di Indonesia. Untuk TNI sendiri, program

pengintegrasian merupakan sebuah tingkatan dalam rangkaian

komando yang meliputi tingkatan strategi dan juga tingkatan taktik. Para

komandan yang ada di puncak komando di TNI juga disarankan oleh ICRC

untuk membuka jalan atas pengintegrasian hukum humaniter

internasional ke dalam tahapan perencanaan, penyusunan, dan

pelaksanaan setiap operasi tempur dan penegakan hukum yang

dilakukan oleh TNI.

Pada umumnya, para puncak komando menerbitkan sebuah

perintah tertulis yang sifatnya akan permanen. Namun, perintah

tersebut juga belum cukup. Dalam pengaplikasiannya, dibutuhkan

sebuah penterjemahan perintah tersebut ke dalam program, proyek,

atau rencana kerja yang konkret. Setelah itu, maka realisasi atas rencana

kerja tersebut harus dilakukan dan harus ada evaluasi setelah kegiatan

itu selesai dilaksanakan. Evaluasi ini dibutuhkan untuk menyempurnakan

tujuan selama berlangsungnya proses pengintegrasian hukum humaniter

internasional.

Page 21: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

Materi pengintegrasian hukum humaniter internasional yang

disampaikan oleh ICRC juga mencakup kepada pengintegrasian HHI ke

dalam doktrin. Doktrin yang dimaksudkan adalah semua petunjuk,

kebijakan, prosedur, aturan perilaku (tata tertib), dan buku pegangan

yang dijadikan sebagai acuan pendidikan dan pelatihan pihak bersenjata

selama jenjang karier mereka berlangsung. Prinsip-prinsip yang relevan

dari hukum humaniter internasional seperti sarana, mekanisme, serta

prinsip untuk penghormatan kepada orang dan objek yang dilindungi,

juga merupakan hal-hal yang menjadi subjek pengintegrasian HHI ke

dalam doktrin.

Selain materi-materi yang telah disebutkan sebelumnya, materi

lainnya yang disampaikan adalah mengenai prinsip-prinsip hukum

humaniter internasional, alat dan cara berperang, perlindungan terhadap

tawanan perang, perlindungan terhadap tahanan operasi, dan sengketa

bersenjata internasional maupun non-internasional. Untuk TNI AD,

ICRC setiap tahunnya merencanakan 7 kali program sosialisasi dengan

rincian yaitu program sosialisasi untuk KODAM dan KOREM sebanyak

dua kali, satu kali untuk KOSTRAD, satu kali dengan Brigif, satu kali

dengan KOPASSUS, satu kali dengan pusdiklat AD, kepada AKMIL satu

kali. Kepada TNI AL, ICRC mencanangkan dua program sosialisasi setiap

tahunnya bagi KOARMATIM (Komando Armada RI Kawasan Timur) dan

KOARMABAR (Komando Armada RI Kawasan Barat). Program sosialisasi

untuk TNI AL sendiri menggunakan Tactical Floor Games (TFG) dengan

Page 22: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

peta kelautan Indonesia sebagai media simulator strategi. Terakhir,

untuk TNI AU, sosialisasi juga dilaksanakan dua kali dalam setahun

dengan materi berupa hukum humaniter internasional, HAM, dan hukum

udara serta aspek-aspek perang di udara

Selain bekerjasama dengan TNI, dalam sosialisasinya, ICRC juga

melakukan kerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia. Bentuk

sosialisasi yang dilakukan oleh ICRC dalam hal ini sedikit berbeda dengan

apa yang dilakukan bersama dengan TNI. Dalam sosialisasi dengan pihak

POLRI, ICRC memberikan informasi mengenai standar HAM dan seputar

kepolisian internasional.

ICRC menyampaikan kepada POLRI tentang penegakkan hukum

nasional yaitu dengan perlindungan nyawa dan harta benda, penjaminan

atas situasi aman, pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban umum,

dan penghormatan kepada HAM. Kepolisian juga wajib untuk melakukan

pencegahan dan pendekteksian dini terhadap kejahatan dengan

melakukan sinergi yang kuat antara pihak kepolisian dan masyarakat

melalui hubungan timbal balik antara polisi dan masyarakat. ICRC juga

dalam kesempatan sosialisasinya, menerangkan bahwa POLRI harus juga

bisa menyediakan waktu untuk masyarakat dalam rangka memberikan

perlindungan dalam keadaan darurat. Selain itu, berdasarkan aturan

perilaku PBB bagi petugas penegak hukum ICRC menyampaikan

beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh pihak kepolisian Indonesia.

Aturan-aturan tersebut antara lain:

Page 23: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

1. Polisi harus selalu memenuhi kewajiban yang oleh hukum

dibebankan kepadanya, dengan cara melayani masyarakat

dan melindungi semua orang dari tindakan yang melawan

hukum.

2. Polisi harus selalu menghormati dan melindungi martabat

manusia serta menjunjung tinggi HAM dari setiap manusia.

3. Polisi diperbolehkan untuk menggunakan tindakan

kekerasan hanya bilamana benar-benar diperlukan dan bisa

memperhatikan faktor keseimbangan yang ada.

4. Polisi haruslah bisa menjaga kerahasiaan dari hal-hal yang

bersifat rahasia, terkecuali jika pelaksanaan kewajiban atau

tuntutan peradilan mengharuskan polisi tersebut

mengemukakannya,

5. Polisi dilarang untuk menyiksa dan memberikan perlakuan

yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan derajat

orang lain.

6. Polisi haruslah memastikan perlindungan penuh atas

kesehatan semua orang yang menjadi tahanannya.

7. Polisi tidak diperbolehkan untuk melakukan tindakan

sewenang-wenang.

8. Polisi haruslah menghormati hukum dan aturan perilaku

yang ada, serta diwajibkan untuk mencegah dan melawan

setiap pelanggaran hukum dan pelanggaran aturan perilaku.

Page 24: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights

(OHCHR) memiliki beberapa pandangan mengenai standar HAM

internasional bagi pihak kepolisian. Menurut OHCHR, pihak kepolisian

haruslah menjadi pihak yang bisa melindungi dan menjamin keamanan

serta hak dari masyarakat.16 Dalam pernyataannya, OHCHR juga

menegaskan bahwa pihak kepolisian yang ada di masing-masing negara

harus bisa melakukan optimalisasi perannya dalam melayani masyarakat.

Hal ini sesuai dengan salah satu misi POLRI yaitu “Memberikan

perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah, responsif dan

tidak diskriminatif.”17 Selain sosialisasi mengenai standar HAM dan

kepolisian internasional, ICRC juga melakukan sesi pemutaran video

dalam rangkaian acara yang biasa dilakukan. Video ini merupakan sebuah

“video dilematis” yang berisikan informasi tentang bagaimana

seharusnya pihak kepolisian bersikap dalam menghadapi suatu kejadian

ketika sedang melaksanakan tugas. Namun, yang menjadi pesan dalam

video ini adalah polisi yang sedang bertugas adalah bagaimana mereka

harus bisa memperhatikan sisi kemanusiaan yaitu hak-hak mendasar

yang dimiliki setiap individu.

DEBAT DAN KOMPETISI BAGI MAHASISWA

Untuk kalangan mahasiswa, ICRC juga mempunyai program

sosialisasi dengan bentuk kompetisi dan juga seminar. Ada dua bentuk

kompetisi yang diadakan oleh ICRC yaitu International Humanitarian Law

Page 25: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

(IHL) Debate dan juga Kompetisi Pengadilan Semu (Moot Court

Competition). Lomba debat nasional mengenai hukum humaniter

internasional atau biasa dikenal dengan International Humanitarian Law

Debate merupakan sebuah debat yang menggunakan bahasa inggris

sebagai bahasa pengantaranya dan diikuti secara rutin oleh mahasiswa

hubungan internasional yang ada di Indonesia dan secara resmi

diselenggarakan oleh delegasi regional ICRC di Jakarta. Debat ini

diperuntukkan bagi mahasiswa hubungan internasional dan diadakan di

universitas yang program studi hubungan internasionalnya menjadi tuan

rumah akan lomba tersebut. Acara ini merupakan sebuah acara yang

sangat istimewa bagi mahasiwa hubungan internasional yang ada di

Indonesia.

Melalui kompetisi ini, setiap mahasiswa yang menjadi peserta tidak

hanya diminta untuk memahami secara utuh tentang hukum humaniter

internasional. Namun, debat ini juga mewajibkan bagi mahasiswa

tersebut untuk aktif berpartisipasi mengemukakan pendapatnya dan

mendebatkan pendapat lawannya. Selain itu, peserta juga wajib untuk

menunjukkan performa terbaiknya untuk meyakinkan para juri dalam

kompetisi ini.

KESIMPULAN

Sebuah negara yang sudah melakukan ratifikasi terhadap Konvensi

Jenewa 1949 mempunyai tugas untuk menyebarluaskan informasi

Page 26: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

mengenai hukum humaniter internasional. Namun, tugas Indonesia

sebagai aktor yang seharusnya melakukan sosialisasi tersebut, sudah

diwakilkan dan dilaksanakan oleh ICRC.

Sebagai sebuah komunitas epistemik, ICRC menjadi sebuah aktor

untuk membantu Indonesia dalam melakukan sosialisasi hukum

humaniter internasional kepada instansi-instansi yang ada di Indonesia

yang dalam penelitian ini diambil empat pihak yaitu TNI, POLRI, kalangan

akademis, dan pekerja media. Melalui sosialisasi yang dilakukannya, ICRC

berusaha untuk selalu menyesuaikan materi serta informasi sosialisasi

dengan pihak yang menjadi tujuan sosialisasi mereka. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan manfaat nyata atas informasi hukum

humaniter internasional kepada pihak-pihak tersebut.

Catatan Akhir

1 Jawa Pos National Network, “Indonesia Miliki 1.128 Suku Bangsa”. 2 Infoplease, “World's 50 Most Populous Countries: 2015.” 3 Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, “The Geography of Indonesia”. 4 ItravelIndonesia, “Art & Culture & People.” 5 Kanis WK, “Inilah Kasus Kekerasan di Papua 5 Bulan terakhir.” 6 ICRC, What is International Humanitarian Law? 7 ICRC, ICRC: Who We Are? What We Do? 8 ICRC, Ibid. 9 Palang Merah Indonesia, “Sejarah PMI.” 10 Jusuf Wanandi, “Forty years of CSIS: Achievements and the future.” 11 Yudha Manggala, “Komnas HAM Terima 7.200 Laporan Dugaan Pelanggaran.” 12 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial 13 D. Djikezeul, Public Communication Strategies of International Humanitarian Organizations 14 ICRC, “Lokakarya Peliputan Daerah Bencana atau Konflik.” 15 ICRC, “Eksperimentasi Program Eksplorasi Hukum Humaniter.” 16 OHCHR, “Human Rights Standards and Practice for the Police.” 17 POLRI, “Visi Misi.”

Page 27: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

DAFTAR PUSTAKA

Buku

ICRC, What is International Humanitarian Law?, ICRC Press, Geneva, 2010.

ICRC, ICRC: Who We Are? What We Do?, ICRC Press, Geneva, 2010.

Silalahi, Ulber, Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung, 2009.

Artikel Jurnal

Dijkzeul, D., M. Moke, “International Review of The Red Cross: Public

Communication Strategies of International Humanitarian

Organization”, ICRC, Volume 87, No. 860, Geneva, 2005.

Internet

ICRC, “Eksperimentasi Program Eksplorasi Hukum Humaniter,”

http://blogs.icrc.org/indonesia/eksperimentasi-program-eksplorasi-

hukum-humaniter/, 23-11-2015, 12.39 WIB, Surakarta.

ICRC, “Lokakarya Peliputan Daerah Bencana atau Konflik,”

http://blogs.icrc.org/indonesia/lokakarya-peliputan-daerah-bencana-atau-

konflik/, 22-11-2015, 12.37 WIB, Surakarta.

Infoplease, “World's 50 Most Populous Countries: 2015,”

http://www.infoplease.com/world/statistics/most-populous-

countries.html, 18-04-2016, 22.54 WIB, Surakarta.

Page 28: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

ItravelIndonesia, “Art & Culture & People,”

http://www.itravelindonesia.com/art-and-culture.aspx, 18-04-2016, 21.00

WIB, Surakarta

Jawa Pos National Network, “Indonesia Miliki 1.128 Suku Bangsa,”

http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=57455, 03-03-

2016, 16.58 WIB, Surakarta.

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, “The Geography of

Indonesia,”

http://www.indonesia.go.id/en/indonesia-glance/geography-indonesia,

03-03-2016, 16.41 WIB, Surakarta.

Manggala, Yudha, “Komnas HAM Terima 7.200 Laporan Dugaan

Pelanggaran,”

http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/03/20/n2p57w-

komnas-ham-terima-7200-laporan-dugaan-pelanggaran, 11-06-2015, 16:00

WIB, Surakarta.

OHCHR, “Human Rights Standards and Practice for the Police,”

http://www.ohchr.org/Documents/Publications/training5Add3en.pdf, 13-

11-2015, 12.24 WIB, Surakarta.

POLRI, “Visi Misi,”

https://www.polri.go.id/tentang-visimisi.php, 13-11-2015, 13.05 WIB,

Surakarta.

Page 29: AKSI SOSIALISASI THE INTERNATIONAL COMMITTEE · PDF file* Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas ... Sosialisasi The International

Wanandi, Jusuf, “Forty years of CSIS: Achievments and the future,”

http://www.thejakartapost.com/news/2011/09/15/forty-years-csis-

achievements-and-future.html, 20-10-2015, 19.46 WIB, Surakarta.

WK, Kanis, “Inilah Kasus Kekerasan di Papua 5 Bulan terakhir,”

http://www.kompasiana.com/kanis/inilah-kasus-kekerasan-di-papua-5-

bulan-terakhir_54f72172a3331135728b4586, 18-04-2015, 22.35 WIB,

Surakarta.