politik internaTIONAL

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Global governance yang dahulunya didefinisikan sebagai seperangkat hubungan otoritas, seiring globalisasi dan demokratisasi, telah mengalami redefinisi. Sebelum 1914, global governance lebih merujuk kepada pemerintah nasional, industrialisasi, dan integrasi ekonomi yang mendorong pembangunan institusi internasional demi menanggapi tuntutan lintas batas infrastruktur (Kahler, 2003). Setelah Perang Dunia 1, terbentuklah Liga Bangsa-Bangsa yang bertugas mencegah agar perang tidak terjadi lagi karena telah menimbulkan hilangnya banyak nyawa dan harta. Governance pun kembali diklaim oleh pemerintah nasional yang memiliki power kuat. Pasca 1945, redefinisi mengenai global governance ini semakin terlihat dari banyaknya pendapat yang mengatakan bahwa konsep ini lebih merujuk pada pemerintahan global dan arsitektur kelembagaannya. Gelombang ketiga mengenai pembentukan institusi ini adalah respon terhadap dunia yang disintegratif, dimana unit-unit kedaulatan relatif sedikit (Kahler, 2003). Seiring dinamika 1

description

no any description

Transcript of politik internaTIONAL

Page 1: politik internaTIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Global governance yang dahulunya didefinisikan sebagai

seperangkat hubungan otoritas, seiring globalisasi dan demokratisasi, telah

mengalami redefinisi. Sebelum 1914, global governance lebih merujuk

kepada pemerintah nasional, industrialisasi, dan integrasi ekonomi yang

mendorong pembangunan institusi internasional demi menanggapi

tuntutan lintas batas infrastruktur (Kahler, 2003). Setelah Perang Dunia 1,

terbentuklah Liga Bangsa-Bangsa yang bertugas mencegah agar perang

tidak terjadi lagi karena telah menimbulkan hilangnya banyak nyawa dan

harta. Governance pun kembali diklaim oleh pemerintah nasional yang

memiliki power kuat. Pasca 1945, redefinisi mengenai global governance

ini semakin terlihat dari banyaknya pendapat yang mengatakan bahwa

konsep ini lebih merujuk pada pemerintahan global dan arsitektur

kelembagaannya. Gelombang ketiga mengenai pembentukan institusi ini

adalah respon terhadap dunia yang disintegratif, dimana unit-unit

kedaulatan relatif sedikit (Kahler, 2003). Seiring dinamika internasional

kontemporer, lembaga-lembaga ekonomi internasional pun menggurita,

seperti International Monetary Found (IMF), Bank Dunia, dan General

Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Lembaga-lembaga ini membuat

peran pemerintah dalam melakukan kontrol terhadap sirkulasi barang,

modal, dan tenaga kerja yang melintasi batas-batas negara, menjadi

tereduksi.

Adanya global governance memiliki fungsi yang cukup banyak,

hal inilah yang membuatnya menjadi penting. Dengan adanya global

governance, fungsi yang diberikan antara lain sebagai penciptaan dan

pertukaran informasi; formulasi dan penyebaran prinsip dan promosi atas

pengetahuan konsensus yang mempengaruhi international order secara

umum, isu-isu khusus dalam agenda internasional, dan upaya untuk

1

Page 2: politik internaTIONAL

mempengaruhi domestic rules dan perilaku negara; birokrasi yang baik,

konsiliasi, mediasi, dan kewajiban atas pembuatan resolusi konflik;

pembentukan rezim, pemeliharaan, dan eksekusi; pengadopsian peraturan,

kode, dan regulasi; alokasi sumber daya materi; syarat mengenai bantuan

secara teknis dan program pengembangan; bantuan, humanitarianisme,

kondisi darurat, dan aktivitas bencana; dan memelihara perdamaian dan

order.

Kemunculan global governance akan melahirkan masyarakat

global, baik secara langsung atau tidak. Komisi Global Governance

mengatakan bahwa kualitas global governance sangat dipengaruhi oleh

etika sipil global untuk membimbing tindakan dalam lingkungan global

dan kepemimpinan yang diresapi dengan etika tersebut (Dingwert and

Pattberg, 2006). Kendala terkait global governance masih ada, diantaranya

adalah ketidakseimbangan kekuasaan dan masalah nasional dan

internasional dengan demokrasi dan legitimasi, kurangnya konsensus

normatif etika (etos global). Hal inilah yang masih mengganggu

penciptaan sistem yang kuat dari global governance. Global governance

juga masih hanya berupa visi daripada deskripsi suatu negara dalam sistem

internasional (Dingwert and Pattberg, 2006). Pernyataan ini

mengindikasikan bahwa global governance memang belum

diimplementasikan dalam dunia nyata, karena masih berwujud visi semata,

sehingga masyarakat global juga belum bisa dikatakan telah hadir.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsepsi global

governance telah mengalami redefinisi seiring adanya globalisasi dan

demokratisasi yang melanda dunia. Dalam global governance, terdapat

aktivitas-aktivitas yang berupaya mengontrol atau mempengaruhi pihak

lain yang terjadi dalam suatu arena, yakni level negara hingga level

internasional. Banyak praktisi yang mengatakan bahwa kehadiran sebuah

global governance merupakan keniscayaan akibat dunia yang semakin

terintegrasi. Konsep masyarakat global pun secara langsung atau tidak bisa

lahir dari global governance, namun hingga kini konsep tersebut masih

2

Page 3: politik internaTIONAL

berupa visi, sehingga tidak bisa dipastikan apakah masyarakat global ini

telah hadir atau belum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas makalah rumusan masalah dari makalah

ini adalah:

1. Apa definisi dari Governance, Government, Dan Global

Government?

2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab munculnya global

Governance?

3. Organisasi internasional apa saja yang berhubungan dengan

Global Governance?

C. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa definissi dari Governance, Government,

Dan Global Government.

2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor munculnya

Global Governance.

3. Untuk mengetahui organisasi internasional apa saja yang

berhuhubungan dengan Global Governance.

3

Page 4: politik internaTIONAL

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Governance, Government dan Global Governance

1. Governance

a. Definisi governance

Kata governance berasal dari kata to govern (yang berbeda maknanya dengan to command atau to order) yang artinya memerintah. Governance juga Dapat berarti cara penggunaan atau pelaksanaan. Governance memilki sifat hubungan yang hierarkis, dalam arti ada kesetaraan kedudukan dan hanya berbeda dalam fungsi. Ada komponen yang terlibat di dalam governance yaitu:

1. Sektor publik2. Sektor swasta3. Masyarakat.

Efek yang diharapkan dari sini adalah adanya partisipasi dari warga negara. Dalam governance tidak ada pemegang peran yang paling dominan karena semua memegang peran sesuai dengan fungsinya masing-masing.hasil yang di harapkan dari governanve ini yaitu tercapainya tujuan negara dan tujuan masyarakat melalui partisipasi sebagai warga negara maupun sebagai warga masyarakat.

b. Good Governance

Istilah Good Governance telah diterjemahkan dalam berbagai istilah,

misalnya penyelenggaraan pemerintahan yang amanah (Bintoro

Tjokroamidjojo), tata-pemerintahan yang baik, pengelolaan pemerintahan

yang baik dan bertanggung jawab. good governance merupakan seni atau

gaya moral pemerintahan yang baik, lebih memerlukan suatu butir-butir

moral-legal dalam pelaksanaannya. Good governance menunjuk pada suatu

penyelenggaraan negara yang bertanggung jawab serta efektif dan efisien

dengan menjaga kesinergisan interaksi konstruktif diantara institusi

negara/pemerintah (state), sektor swasta/dunia usaha (private sector) dan

masyarakat (society). Dengan demikian, paradigma good governance

4

Page 5: politik internaTIONAL

menekankan arti penting kesejajaran hubungan antara domain negara, sektor

swasta/dunia usaha dan masyarakat. Ketiganya berada pada posisi yang

sederajat dan saling kontrol untuk menghindari penguasan atau eksploitasi

oleh satu domain terhadap domain lainnya. Sedangkan clean government

dapat diartikan sebagai pemerintahan yang bersih, yaitu bersih dari korupsi,

kolusi, dan nepotisme serta permaslahan-permasalahan yang lain terkait

dengan pemerintahan.

2. Goverment

a. Definisi Goverment

Government (pemerintah) bisa di artikan sebagai pemerintah, yait

organisasi yang memiliki kewenamgan utk membuat dan menerapkan hukum

dan undang-undang. Pemerintah disini misalnya raja, presiden, walikota,

bupati, dan sebagainya. Pemerintah (government) adalah salah satu aktor

dalam pemerintahan. Aktor lain yang terlibat dalam pemerintahan bermacam-

macam, tergantung pada tingkat pemerintahan yang didiskusikan.

Government dapat berarti badan/lembaga atau fungsi yang dijalankan oleh

suatu organ tertinggi dalam suatu negara, sifat hubungannya hierarkis, dalam

arti yang memerintah berada di atas sedangkan warga negara yang diperintah

ada di bawah. Komponen yang terlibat sebagai subyek hanya ada 1 yaitu

institusi pemerintah. Sektor pemerintah memegang peran yang paling

dominan. Efek yang di harapkan adalah adanya kepatuhan warga negara dan

hasil akhir yang diharapkan adalah pencapain tujuan negara melalui

kepatuhan warga negara.

3. Global Governance

Secara keseluruhan bahwa global governance merupakan regulasi

social affairs meliputi regulasi masyarakat sipil serta aktor publik dan privat

yang otoritasnya melalui pemerintahan (Myntz, dalam Dingwerth and

Pattberg: 2006, 188). Global Governance tidaklah hanya meliputi organisasi

atau institusi internasional saja, melainkan juga seluruh sistem mulai dari

ruang lingkup terkecil hingga pada organisasi internasional dengan fokus

5

Page 6: politik internaTIONAL

pada aktivitas kemanusiaan untuk pencarian hasil di lingkup transnasional

(Rosenau, dalam Dingwerth and Pattberg: 2006, 190).

Dari kesekian banyak isi mengenai gobal governance yang dijelaskan

oleh Rosenau, berupaya untuk menantang adanya pengertian lama global

governance yang cakupannya hanya bermuatan pada ilmu hubungan

internasional seperti hanya meliputi organisasi internasional, gerakan

masyarakat global, otoritas privat dan lainnya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa konsep Global Governance dapat meliputi keseluruhan sistem aktor,

baik aktor negara maupun aktor-aktor non-negara speerti NGO, TNCs,

organisasi regional serta rezim internasional dengan ruang lingkup dari lokal,

nasional hingga internasional dimana secara keseluruhan pula dapat

berimplikasi pada perspektif multi aktor dalam aspek politik dunia.

Disisi lain konsep Global Governance merupakan korelasi antara

aktor-aktor politik baik privat maupun publik yang mana otoritasnya melalui

pemerintahan yang kiberjanya juga tergantung dengan kuat atau tidaknya

tekanan yang diberikan oleh MSG. Inti dari Global governance juga meliputi

adanya interaksi diantara masyarakat sosial yang bergerak dalam ruang

lingkup lokal, sub-nasional, nasional, regional hingga transnasional serta

kepentingan yang bersifat publik melalui kesadaran dengan memberikan

program-program secara jelas dan aksi reaksi transnasional diantara para

aktor didalamnya tersebut. Gambaran dari Global Governance yaitu ketika

PBB akan membuat suatu kebijakan maka sebelaumnya akan secara bersama-

sama dengan NGO serta korporasi swasta lainnya yang kemudian juga

menawarkan nilai-nilai global dalam ranah pemerintahan beberapa negara

yang juga bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah. Maka Global

Governance memanglah manjadi bagian dari pluralitas yang dapat diandalkan

oleh negara-negara di dunia, karena meskipun terkadang terdapat kepentingan

diantara para aktor privat dan pasar kapital liberal, juga akan berimbas pada

masyarakat internasional lainnya dan berhasil atau tidaknya kebijakan yang

dibuat oleh beberapa aktor juga akan terjawab dari adanya suara masyarakat

global.

6

Page 7: politik internaTIONAL

B. Faktor munculnya Global Governance

Global governance sebagai gagasan dalam ilmu hubungan internasional mulai marak dibicarakan setelah berakhirnya perang dingin di awal abad ke dua puluh. Pendefinisian konsep global governance memang masih diperdebatkan oleh para ahli. Namun perdebatan seputar terminologi global governance tersebut paling tidak akan menghantarkan kita untuk dapat lebih memahami dinamika penting yang terjadi dalam politik internasional pasca perang dingin.

Gagasan global governance muncul pertama kali sebagai sebuah konsekuensi dari fenomena globalisasi, khususnya dalam bidang ekonomi. Global governance menjawab tantangan-tantangan yang muncul akibat globalisasi terutama dengan adanya aktor-aktor baru non-negara yang memungkinkan berkembangnya pusat-pusat kekuasaan di luar kerangka negara-bangsa. Munculnya aktor-aktor baru dalam hubungan internasional sebagai dampak dari globalisasi pasca perang dingin tentu saja berdampak kepada berubahnya tatanan politik global. Hal ini mengakibatkan perlunya regulasi baru dalam hubugan internasional yang mengakomodasi aktor-aktor baru tersebut. Dalam konteks inilah global governance diasumsikan sebagai pengambil alih peran regulasi yang tidak bisa dimainkan oleh negara-negara teritorial.

Menurut Dirk Messner, global governance merupakan tatanan politik yang berkembang sebagai respon terhadap globalisasi dan merupakan mekanisme atau sarana institusional bagi kerjasama berbagai aktor baik negara maupun non-negara untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul sebagai konsekuensi dari globalisasi.

Sebagai sebuah mekanisme bagi kerjasama antara aktor-aktor dalam politik internasional sebagaimana digambarkan oleh Messner diatas, maka konsep global governance kemudian lebih diartikan sebagai ‘governance without government’. Dengan demikian konsep tersebut merujuk pada terbentuknya sebuah tatanan global tanpa adanya hierarki maupun sub-ordinasi sebagaimana yang terdapat dalam sebuah institusi formal.

Gagasan global governance seperti dimaksudkan diatas dapat dimengerti lebih mendalam lagi dengan cara membedakannya dari gagasan-gagasan pembentukan rezim. Dalam pembentukan rezim, hasil akhir dari kesepakatan-kesepakatan atau norma yang terjadi haruslah dilembagakan dalam bentuk institusi formal yang menuntut ketaatan (compliance) dari masing-masing pihak. Hal demikian menjadikan terjadinya struktur hierarkhis antara institusi rezim sebagai supra-ordinasi dan anggota-anggotanya sebagai sub-ordinasi atau dengan kata lain akan tercipta ‘governance with government’.

7

Page 8: politik internaTIONAL

Sebaliknya, gagasan global governance menghendaki ketaatan seluruh aktor – baik negara maupun non-negara – terhadap aturan-aturan yang berlaku secara internasional tanpa disertai paksaan (non-coercion). Global governance tetap memiliki semangat untuk menciptakan aturan-aturan lintas negara namun aturan-aturan tersebut tidaklah harus ditegakkan dengan cara paksaan, melainkan dapat dicapai melalui konsensus bersama. Bentuk-bentuk konsensus demikianlah yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keterdugaan terhadap perilaku aktor dalam hubungan internasional. Beberapa aspek dalam global governance berikut ini menunjukkan keterkaitan konsep tersebut sebagai gagasan yang kosmopolitan, yakni:

1) Global governance mengakomodasi semua aktor dalam hubungan internasional, baik itu aktor negara maupun non-negara. Baik individu maupun negara semuanya didudukkan dalam posisi yang sama (equality).

2) Global governance mengangkat isu-isu kemanusiaan, bukan negara. Dengan demikian global governence adalah konsep yang moral driven.

3) Proses pembentukan aturan-aturan dilaksanakan secara konsensus dengan tidak menggunakan paksaaan (non-coercion).

4) Global governance lebih berorientasi pada pelembagaan isu dan solusi, bukan kepada penciptaan fisik lembaganya atau institusi formal.

5) Global governance mempunyai semangat untuk menciptakan keteraturan dan keterdugaan terhadap perilaku aktor dalam hubungan internasional.

C. WTO, IMF, Bank Dunia, Tata Kelola Perdagangan dan Pembangunan Global

1. WTO ( World Trade Organization)

World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan

Dunia merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus

mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral

WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar

perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah

ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan

kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya

dalam pelaksanaan kebijakan perdagangannya. Walaupun ditandatangani oleh

pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang

dan jasa, eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan. Indonesia

8

Page 9: politik internaTIONAL

merupakan salah satu negara pendiri WTO dan telah meratifikasi Persetujuan

Pembentukan WTO melalui UU NO. 7/1994.

Persetujuan-persetujuan WTO 

Hasil dari Putaran Uruguay berupa the Legal Text terdiri dari sekitar

60 persetujuan, lampiran (annexes), keputusan dan kesepakatan. Persetujuan-

persetujuan dalam WTO mencakup barang, jasa, dan kekayaaan intelektual

yang mengandung prinsip-prinsip utama liberalisasi. Struktur dasar

persetujuan WTO, meliputi:

1.     Barang/ goods (General Agreement on Tariff and Trade/ GATT)

2.     Jasa/ services (General Agreement on Trade and Services/ GATS)

3.     Kepemilikan intelektual (Trade-Related Aspects of Intellectual

Properties/ TRIPs)

4.     Penyelesaian sengketa (Dispute Settlements) 

Prinsip-prinsip Sistem Perdagangan Multilateral

a. MFN (Most-Favoured Nation): Perlakuan yang sama terhadap semua mitra

dagang. Dengan berdasarkan prinsip MFN, negara-negara anggota tidak

dapat begitu saja mendiskriminasikan mitra-mitra dagangnya. Keinginan

tarif impor yang diberikan pada produk suatu negara harus diberikan pula

kepada produk impor dari mitra dagang negara anggota lainnya.

b.  Perlakuan Nasional (National Treatment) Negara anggota diwajibkan

untuk memberikan perlakuan sama atas barang-barang impor dan lokal-

paling tidak setelah barang impor memasuki pasar domestik.

c.   Transparansi (Transparency) Negara anggota diwajibkan untuk bersikap

terbuka/transparan terhadap berbagai kebijakan perdagangannya sehingga

memudahkan para pelaku usaha untuk melakukan kegiatan perdagangan.

9

Page 10: politik internaTIONAL

2. IMF (International Monetary Fund)

International Monetary Fund (IMF) adalah organisasi internasional yang

bertanggungjawab dalam mengatur sistem finansial global dan menyediakan

pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu masalah-masalah

keseimbangan neraca keuangan masing-masing negara. Salah satu misinya adalah

membantu negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan

sebagai imbalannya, negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan-kebijakan

tertentu, misalnya privatisasi badan usaha milik negara.

Dari negara-negara anggota PBB, yang tidak menjadi anggota IMF adalah

Korea Utara, Kuba, Liechtenstein, Andorra, Monako, Tuvalu dan Nauru.

Lembaga ini berawal ketika PBB mensponsori Konferensi Keuangan dan

Moneter di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat pada tanggal 22

Juli, 1944. Artikel tentang Perjanjian IMF berlaku mulai 27 Desember 1945, dan

organisasi IMF terbentuk pada bulan Mei 1946, sebagai bagian dari rencana

rekonstruksi pasca Perang Dunia II dan memulai operasi finansial pada 1 Maret

1947.

Lembaga ini, bersama Bank untuk Penyelesaian Internasional dan Bank

Dunia, sering pula disebut sebagai institusi Bretton Woods. Ketiga institusi ini

menentukan kebijakan moneter yang diikuti oleh hampir semua negara-negara

yang memiliki ekonomi pasar. Sebuah negara yang menginginkan pinjaman dari

IMF, keistimewaan BIS serta pinjaman pembangunan Bank Dunia, harus

menyetujui syarat-syarat yang ditentukan oleh ketiga institusi ini.

IMF adalah lembaga pemberi pinjaman terbesar kepada Indonesia.

Lembaga internasional ini beranggotakan 182 negara. Kantor pusatnya terletak di

Washington. Misi lembaga ini adalah mengupayakan stabilitas keuangan dan

ekonomi melalui pemberian pinjaman sebagai bantuan keuangan temporer, guna

meringankan penyesuaian neraca pembayaran. Sebuah negara akan meminta dana

kepada IMF ketika sedang dilanda kiris ekonomi. Pinjaman tersebut terkait erat

dengan berbagai persyaratan, yang disebut kondisionalitas. Mata uang IMF adalah

SDR — Special Drawing Rights. Mulai 20 Agustus 1998, 1 SDR = US$ 1,33.

10

Page 11: politik internaTIONAL

IMF dijuluki ‘organisasi internasional paling berkuasa di abad 20, yang

sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan sebagian besar penduduk bumi’.

Ada pula yang mengolok-olok IMF sebagai singkatan dari ‘institute of misery and

famine’ (lembaga kesengsaraan dan kelaparan). Sebagaimana halnya Bank Dunia,

lembaga ini dibentuk sebagai hasil kesepakatan Bretton Woods setelah Perang

Dunia II. Menurut pencetusnya, Keynes dan Dexter White, tujuannya adalah

‘menciptakan lembaga demokratis yang menggantikan kekuasaan para bankir dan

pemilik modal internasional’ yang bertanggung jawab terhadap resesi ekonomi

pada dekade 1930-an. Akan tetapi peran itu sekarang berbalik 180 derajat, setelah

IMF dan Bank Dunia menerapkan model ekonomi neo-liberal yang

menguntungkan para pemberi pinjaman, bankir swasta dan investor internasional.

Lembaga keuangan tersebut dikecam sebagai tak lebih dari perpanjangan

kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

IMF diserang kritik selama bertahun-tahun IMF dikecam karena

meningkatkan kemiskinan dan ketidakstabilan. Laporan-laporan terbaru dari

Kongres AS dan Parlemen Inggris juga memberikan kecaman pedas terhadap

tindakan-tindakan IMF. Kepala ahli Ekonomi Bank Dunia, Joseph Stiglitz, sangat

mengecam IMF atas perannya dalam krisis Asia. Di Indonesia, IMF dituding

sebagai biang keladi kepanikan yang berbuntut pada krisis keuangan, setelah ia

memaksa penutupan 16 bank dan membuat kesepakatan restrukturisasi besar-

besaran yang mengakibatkan investor panik. Kendati sejak musim gugur 1999

IMF menempuh langkah pengurangan kemiskinan sebagai sasaran utama, masih

perlu dicermati seberapa kuat daya penyembuhnya.

3. Bank Dunia

Bank dunia atau dikenal juga sebagai Worid Bank merupakan lembaga

keuangan Internasional yang memilki perwakilan di hampir setiap negara

khususnya negara-negara berkembang. Jadi pengertian Bank Dunia sendiri adalah

sebuah lembaga keuangan yang memilki peranan dalam menyediakan pinjaman

kepada negara berkembang sebagai progra pemberian modal dalam rangka

mewujudkan tujuan Bank Dunia yakni mengurangi kemiskinan. Mengurangi

kemiskinan tersebut merupakan tujuan resmi Bank Dunia. Oleh karenanya, Bank

11

Page 12: politik internaTIONAL

Dunia memang harus melaksanakan seluruh keputsan berdasarkan komitmen yang

telah dibuat yakni promosi investasi luar negeri, perdagangan Internasional dan

memfasilitasi investasi modal negara-negara berkembang. Bank Dunia atau W

orld Bank berbeda dengan Grup Bank Dunia (World Bank Group). Bank Dunia

hanya terdiri dari 2 lembaga yakni International Bank for Reconstruction and

Development dan International Development Association. Sementara itu Grup

Bank Dunia terdiri dari 2 lembaga tersebut yang di tambah lagi dengan 3 lembaga

lainnya seperti International Finance Corporation, Multilateral Investment

Guarantee Agency dan International Centre for Settlement of Investment

Disputes.

Sejarah Bank Dunia berdiri adalah dimulai pada tanggal 27 Desember

1945 berdasarkan ratifikasi Internasional ata proses adopsi dari perjanjian

Internasional yang mana pada saat itu diadakan sebuah konferensi pada tanggal 1-

22 Juli 1994 di kota Bretton woods. Dari konferensi tersebt dihasilkan keputusan

yang akhirnya mendasari sejarah berdirinya Bank Dnia yang hingga saat ini

bermakas di Washington DC, Amerika Serikat. Secara teknis dan struktur

mamang Bank Dunia adalah bagian dari PBB, namun berdasarkan segi

operasionalnya, Bank Dunia sangat berbeda dengan badan-badan resmi PBB.

Konferensi Bretton Woods ini dihadiri dan didelegasikan oleh 44 negara , namun

yang paling berperan penting pada saat itu adalah Amerika Serikat dan Inggris.

Sejarah Bank Dunia awalnya bertujuan untk pengaturan keuangan dunia setelah

Perang Dunia II dan membantu negara-negara dengan korman perang agar

perekonomiannya plih kembali.

Fungsi Bank Dunia

Fungsi Bank Dunia adalah untuk mengetaskan kemiskinan khususnya di

negara-negara berkembang dan negara dunia ketiga. Fungsi Bank Dunia Adalah :

1. Berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui program

kesehatan dan pendidikan.

2. Mengembangkan bidang kehidupan sosial, pemerintahan dan membangun

institusi sebagai kunci elemen pengurangan kemiskinan.

12

Page 13: politik internaTIONAL

3. Menguatkan kemampan pemerintah dalam pemberian pelayanan

berkualitas, efisien dan transparan.

4. Pelestarian lingkungan hidup.

5. Mendorong dan mendukung pengembangan bisnis sektor swasta

6. Turut ambil andil dalam pembentukan stabilitas lingkunagn ekonomi

makro sehingga tetap dalam kondisi kondusif untuk investasi dan

perencanaan jangka panjang.

4. Tata Kelola & Pembangunan Global

Konsep tata kelola global serupa dengan istilah governance. Governance berbeda dengangovernment atau pemerintah. Istilah governance lebih merujuk pada seperangkat struktur dan proses yang kompleks dan dalam perkembangannya, sering kali governance diartikan sebagai bentuk dari regulasi kolektif yang mencakup self-regulation dari masyarakat sipil baik yang berhubungan dengan pemerintah maupun publik (Dingwerth & Philipp, 2006 : 188). WTO merupakan forum bagi pemerintah untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan di samping itu WTO juga merupakan wadah bagi para anggotanya untuk menyelesaikan masalah – masalah perdagangan yang dihadapi. WTO merupakan reformasi dari General Agreement on Tariff and Trade atau GATT. WTO disini berusaha membuka pasar seluas – luasnya dan berusaha meninimalisir hambatan perdagangan agar perdagangan dapat berjalan dengan lancar. Dalam memberikan regulasi perdagangan, WTO tetap memperhatikan prinsip – prinsip dasar seperti non dikriminasi, terbuka, transparan, kompetitif, melindungi lingkungan dan bermanfaat bagi negara – negara kurang berkembang. Hingga pertengahan tahun 2012 ini WTO telah memiliki 155 anggota, meskipun WTO ini berada di belakang negara namun ia bertugas untuk memastikan bahwa negosiasi berjalan dengan baik dan memantau bahwa aturan – aturan perdagangan diterapkan dengan benar. Kemudian untuk prospek tata kelola global kedepannya adalah ketika suatu institusi yang berfungsi untuk mengelola dan memberikan regulasi – regulasi selama hal tersebut masih di perlukan oleh banyak pihak maka institusi tersebut masih akan mampu memberikan regulasi – regulasi jika dalam kasus ini maka WTO masih akan mampu memberikan regulasi – regulasi perdagangan terlepas regulasi tersebut menguntungkan negara A dan merugikan negara B karena jika tidak ada WTO maka perdagangan di dunia ini akan semakin kacau karena tidak ada satu negara yang mampu memberikan regulasi – regulasiny. Meskipun tidak sedikit yang memprotes keberadaannya namun WTO ini akan tetap bertahan selama masyarakat sipil global tersebut masih tidak mampu menghadirkan solusi alternatif lain jika WTO diruntuhkan.

13

Page 14: politik internaTIONAL

BAB III

KESIMPULAN

14

Page 15: politik internaTIONAL

Governance memilki sifat hubungan yang hierarkis, dalam arti ada kesetaraan kedudukan dan hanya berbeda dalam fungsi. Ada komponen yang terlibat di dalam governance yaitu:

1. Sektor publik

2. Sektor swasta

3. Masyarakat.

Istilah Good Governance telah diterjemahkan dalam berbagai istilah, misalnya penyelenggaraan pemerintahan yang amanah (Bintoro Tjokroamidjojo), tata-pemerintahan yang baik, pengelolaan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab. good governance merupakan seni atau gaya moral pemerintahan yang baik, lebih memerlukan suatu butir-butir moral-legal dalam pelaksanaannya

Government (pemerintah) bisa di artikan sebagai pemerintah, yait organisasi yang memiliki kewenamgan utk membuat dan menerapkan hukum dan undang-undang. Pemerintah disini misalnya raja, presiden, walikota, bupati, dan sebagainya. Pemerintah (government) adalah salah satu aktor dalam pemerintahan. Aktor lain yang terlibat dalam pemerintahan bermacam-macam, tergantung pada tingkat pemerintahan yang didiskusikan. Government dapat berarti badan/lembaga atau fungsi yang dijalankan oleh suatu organ tertinggi dalam suatu negara, sifat hubungannya hierarkis, dalam arti yang memerintah berada di atas sedangkan warga negara yang diperintah ada di bawah.

Secara keseluruhan bahwa global governance merupakan regulasi social

affairs meliputi regulasi masyarakat sipil serta aktor publik dan privat yang

otoritasnya melalui pemerintahan (Myntz, dalam Dingwerth and Pattberg:

2006, 188). Global Governance tidaklah hanya meliputi organisasi atau

institusi internasional saja, melainkan juga seluruh sistem mulai dari ruang

lingkup terkecil hingga pada organisasi internasional dengan fokus pada

aktivitas kemanusiaan untuk pencarian hasil di lingkup transnasional

(Rosenau, dalam Dingwerth and Pattberg: 2006, 190).

Gagasan global governance muncul pertama kali sebagai sebuah konsekuensi dari fenomena globalisasi, khususnya dalam bidang ekonomi. Global governance menjawab tantangan-tantangan yang muncul akibat globalisasi terutama dengan adanya aktor-aktor baru non-negara yang memungkinkan berkembangnya pusat-pusat kekuasaan di luar kerangka negara-bangsa. Munculnya aktor-aktor baru dalam hubungan internasional sebagai dampak

15

Page 16: politik internaTIONAL

dari globalisasi pasca perang dingin tentu saja berdampak kepada berubahnya tatanan politik global. Hal ini mengakibatkan perlunya regulasi baru dalam hubugan internasional yang mengakomodasi aktor-aktor baru tersebut. Dalam konteks inilah global governance diasumsikan sebagai pengambil alih peran regulasi yang tidak bisa dimainkan oleh negara-negara teritorial.

World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangannya.

International Monetary Fund (IMF) adalah organisasi internasional yang bertanggungjawab dalam mengatur sistem finansial global dan menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu masalah-masalah keseimbangan neraca keuangan masing-masing negara

Bank dunia atau dikenal juga sebagai Worid Bank merupakan lembaga keuangan Internasional yang memilki perwakilan di hampir setiap negara khususnya negara-negara berkembang. Jadi pengertian Bank Dunia sendiri adalah sebuah lembaga keuangan yang memilki peranan dalam menyediakan pinjaman kepada negara berkembang sebagai progra pemberian modal dalam rangka mewujudkan tujuan Bank Dunia yakni mengurangi kemiskinan. Mengurangi kemiskinan tersebut merupakan tujuan resmi Bank Dunia.

Konsep tata kelola global serupa dengan istilah governance. Governance berbeda dengangovernment atau pemerintah. Istilah governance lebih merujuk pada seperangkat struktur dan proses yang kompleks dan dalam perkembangannya, sering kali governance diartikan sebagai bentuk dari regulasi kolektif yang mencakup self-regulation dari masyarakat sipil baik yang berhubungan dengan pemerintah maupun publik (Dingwerth & Philipp, 2006 : 188).

DAFTAR PUSTAKA

Jemadu, Aleksius, 2008, Politik Global; dalam Teori dan Paktik, Graha Ilmu.

16

Page 17: politik internaTIONAL

http://ratna-d-p-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-47763 pembangunan%20dunia%20berkelanjutan.PEMERINTAHAN%20GLOBAL.html

http://adinda-p-a-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-48364-Umum-Masyarakat%20Sipil%20Global%20dan%20Prospek%20Tata%20Kelola%20Global%20:%20World%20Trade%20Organization.html

http://hukumislam-uii.blogspot.com/2009/05/pengertian-good-governance-dan-clean.html

http://artikel-pusrefil.blogspot.com/2012/04/pengertian-governance.html

http://ridhana-s-c-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-48156-Umum-global%20governance.html

17