Akses Vaskular

16
CHAPTER 8 AKSES VASKULAR Kanula perifer intravena (PIV) adalah alat yang paling sering digunakan untuk mengakses vena pada anak-anak. Meskipun akses vena sering dicapai pada orang dewasa dengan distres minimal, penggunaan kateter intravena pada anak-anak bisa sangat traumatis bagi anak, orang tua, dan petugas layanan kesehatan. Dalam beberapa situasi, hal ini bisa menjadi cukup frustasi dan memakan waktu.Pada tiap anak memerlukan solusi khusu dalam akses vaskular, yaitu pemilihan alat dan situs yang dipilih untuk penempatan (Tabel 8-1). Dokter harus menyadari keterbatasan dan efek samping dari berbagai perangkat akses vaskular (VADs) yang tersedia. Dalam keadaan darurat, pilihan lain harus segera dipertimbangkan setelah upaya penempatan kanula PIV mengalami kegagalan. Secara historis, pilihan lain yang tersedia adalah diseksi vena atau pemasangan kateter vena sentral (CVC). Pilihan ini membutuhkan waktu yang cukup dan sering membutuhkan jasa seorang ahli bedah pediatrik. Pemasangan jarum Intraosseous (IO) telah menjadi metode kontingensi yang paling umum dalam akses vaskular yang darurat pada anak-anak. Perangkat mekanik yang lebih baru memudahkan pelatihan untuk tenaga medis darurat dan meningkatkan tingkat keberhasilan penempatan IO dalam keadaan pra-rumah sakit. Bahkan, dengan pelatihan yang tepat, jarum IO dapat ditempatkan lebih cepat daripada kanulaPIV. Pada neonatus yang sakit,

description

akses vaskuler

Transcript of Akses Vaskular

CHAPTER 8AKSES VASKULARKanula perifer intravena (PIV) adalah alat yang paling sering digunakan untuk mengakses vena pada anak-anak. Meskipun akses vena sering dicapai pada orang dewasa dengan distres minimal, penggunaan kateter intravena pada anak-anak bisa sangat traumatis bagi anak, orang tua, dan petugas layanan kesehatan. Dalam beberapa situasi, hal ini bisa menjadi cukup frustasi dan memakan waktu.Pada tiap anak memerlukan solusi khusu dalam akses vaskular, yaitu pemilihan alat dan situs yang dipilih untuk penempatan (Tabel 8-1). Dokter harus menyadari keterbatasan dan efek samping dari berbagai perangkat akses vaskular (VADs) yang tersedia.Dalam keadaan darurat, pilihan lain harus segera dipertimbangkan setelah upaya penempatan kanula PIV mengalami kegagalan. Secara historis, pilihan lain yang tersedia adalah diseksi vena atau pemasangan kateter vena sentral (CVC). Pilihan ini membutuhkan waktu yang cukup dan sering membutuhkan jasa seorang ahli bedah pediatrik. Pemasangan jarum Intraosseous (IO) telah menjadi metode kontingensi yang paling umum dalam akses vaskular yang darurat pada anak-anak. Perangkat mekanik yang lebih baru memudahkan pelatihan untuk tenaga medis darurat dan meningkatkan tingkat keberhasilan penempatan IO dalam keadaan pra-rumah sakit. Bahkan, dengan pelatihan yang tepat, jarum IO dapat ditempatkan lebih cepat daripada kanulaPIV. Pada neonatus yang sakit, pembuluh darah umbilikus sering dikanulasi, tetapi hanya dapat digunakan untuk jangka waktu yang terbatas [maksimal 5 hari untuk kateter arteri umbilikalis (UAC)] dan 14 hari untuk kateter vena umbilikalis (UVC) . Penempatan dini dari CVC perifer (PICC) lebih disukai pada bayi . Ketekunan dalam menggunakan Kanula PIV meningkatkan angka komplikasi dan mengurangi jumlah situs penempatan PICC selanjutnya.Dalam memilih VAD yang cocok untuk pasien onkologi, persyaratan onkologi, usia pasien, tingkat aktivitas yang diharapkan, peluang kesembuhan yangdiharapkan, jumlah VADS yang sebelumnya ditempatkan, dan patensi vena sentral harus dipertimbangkan. Jumlah lumen, ukuran kateter, jenis kateter, dan lokasinya dapat disesuaikan dengan patient. Pemeliharaan jangka panjang pada akses vena sentral pada pasien yang menderita malabsorpsi usus sangat menantang. Setelah enam lokasi konvensional untuk akses vena sentral- vena jugular internal bilateral, subklavia, dan vena femoralis, kita harus lebih kreatif dalam mencari akses sentral. Komplikasi yangsering terjadi untuk semua jenis VADS adalah ekstravasasi cairan, perdarahan, flebitis, septikemia, trombosis, dan tromboemboli. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kateter yang terkait dengan infeksi aliran darah dapat dicegah dengan edukasi dan pelatihan dalam melakukan insersi dan pengelolaan bundel.AKSES VENA PERIFERPemasangan kateter intravena perifer adalah metode yang paling sering digunakan untuk mendapatkan akses vaskular. Pada bayi dan anak-anak, akses PIV biasanya diperoleh dengan menggunakan vena pada punggung tangan, lengan, punggung kaki, aspek medial pergelangan kaki, dan kulit kepala. Pada bayi, vena medial bercabang pada aspek ventral dari distal lengan bawah dan pergelangan tangan, dan vena lateral bercabag ke lengkungan vena punggung kaki, bila tersedia, dengan menggunakan kateter dengan diameteyang tepatr. Lokasi distal vena saphena longus (anterior dari maleolus medial) cukup konstan dan sering teraba, membuatnya menjadi salah satu pembuluh darah yang paling sering digunakan untuk akses PIV, terutama pada bayi. Hal ini memungkinkan untuk menggunakan ukuran kateter yang besar dan stabilisasi yang terjaga. Vena kulit kepala dapat mudah terlihat dan diakses tetapi sulit untuk mempertahankan akses dalam waktu yang lama. Demikian pula, kateter vena jugularis eksternal cenderung bergeser pada pasien yang bergerak dan hanya berguna dalam waktu yang singkat.Beberapa teknik telah terbukti bermanfaat dalam kanulasi vena perifer, termasuk penghangatan ekstremitas, transiluminasi, dan vasodilator epidermal.Bimbingan Ultrasound (US) telah digunakan untuk mendapatkan akses ke vena basilika dan brakhialis di unit gawat darurat. Perangkat yang memanfaatkan pencitraan vena dengan menggunakan infra merah hingga kedalaman 10 mm digunakan secara rutin di rumah sakit, serta oleh petugas medis darurat di lapangan, untuk menemukan akses vena perifer di semua kelompok usia. Tidak seperti USG , tidak ada kontak fisik dengan kulit di atasnya dan karenanya tidak ada kompresi atau distorsi dari pembuluh darah. Komplikasi yang signifikan terkait dengan kateter PIV yaitu flebitis, trombosis, dan ekstravasasi dengan luka bakar atau nekrosis jaringan lunak sekitarnya.AKSES ARTERI DAN VENA UMBILIKUSNeonatus sering dikateter pada vena ataupun arteri umbilikus. Hal ini digunakan untuk pemantauan vena sentralis attau tekanan arteri, sampel darah, resusitasi cairan, pemberian obat, dan nutrisi parenteral total (TPN).XXXxUntuk meminimalkan komplikasi infeksi, UVCs biasanya diganti setelah maksimal 14 hari.Kateter ini biasanya dipasang oleh praktisi perawat neonatal atau neonatologist, dan membutuhkan pembedahan pada tunggul tali pusat dalam beberapa jam setelah kelahiran. Hal ini memungkinkan ahli bedah anak untuk melakukan kanulasi pada pembuluh darah umbilikus setelah puntung tali pusat telah mulai mengering. Sebuah sayatan kulit vertikal yang kecil dibuat di atas atau di bawah puntung tali pusat untuk mengakses vena atau arteriumbilikalis. Setelah fasia disayat, pembuluh darah yang sesuai diidentifikasi, disolasi, dan dikanulasi. Ujung UVC harus diposisikan pada persimpangan vena cava inferior (IVC) dan atrium kanan (RA) . Xiphisternum adalah marker yang baik untuk persimpangan RA / IVC. Pada foto toraks, ujung UVC harus berada pada atau di atas diafragma. Posisiterbaik Ujung UAC antara vertebra toraks keenam dan kesepuluh, disebelah atas celiac axis (Gambar. 8-1). Berbagai perhitungan telah diusulkan untuk memperkirakan panjang kateter yang benar sebelum penyisipan, berdasarkan berat dan ukuran biometrik lainnya pada bayi. Perdebatan panjang mengenai keamanan posisi ujung UAC letak tinggi atau rendah telah menemui tiitk temu. Posisi yang tinggi dikaitkan dengan rendahnya insidens trombosis aorta tanpa adanya peningkatan sequele yang lain. Kateter pembuluh umbilikus ini telah dikaitkan dengan berbagai komplikasi. Sebagai tambahan, pergeseran ujung kateter, sepsis, dan trombosis dapat terjadi. UVCs juga dihubungkan dengan perforasi IVC, ekstravasasi cairan ke dalam cairan peritoneal, dan trombosis vena portal. UACs dihubungkan dengan cedera aorta, tromboemboli cabang aorta, paraplegia, dan iskemik gluteal dengan kemungkinan nekrosis. Infeksi pembuluh darah juga dihubungkan dengan kateter umbilikus dan CVCs pada level III NICU telah membaik dalam beberapa tahun terakhir.KATETER SENTRAL YANG DIPASANG SECARA PERIFERPICC memungkinkan akses vena sentral pada neonatus dan anak- anak tanpa perlu langsung mengakses vena sentral. PII cocok untuk infus cairan, pengobatan, TPN, dan produk darah. Kebanyakan institusi yang merawat anak yang sakittelah mengembangkan tim khusus dan protokol untuk penempatan garis PICC untuk mengurangi variasi dalam praktek dan meningkatkan availabilitas. Teknik Seldinger yang dimodifikasi yang paling sering digunakan. Kateter intravena perifer yang kecil (sekitar 24 gauge) pertama ditempatkan, sebaiknya dengan bimbingan USG, dalam vena ekstremitas yang cocok seperti basilika, cephalic, atau vena saphena longus. Panduan kawat halus memasuki vena, lalu kateter dilepas, trek dilebarkan, dan selubung introduser PICC masuk melewati kawat panduan. Kawat panduan kemudian dilepas, dan garis PICC dimasukkanmelalui selubungnya (Gbr. 8-2) .21,22 Ujung dari PICC harus ditempatkan di persimpangan vena cava superior (SVC) / RA atau persimpanganIVC / RA. Lokasi perifer ini dianggap non-pusat dan berhubungan dengan komplikasi yang tinggi.Garis PICC juga sangat cocok untuk terapi antibiotik intravena atau TPNjangka pendek dan menengah. Komplikasi yang paling umum yang terkait denganGaris PICC adalah infeksi, oklusi, dan pergeseran kateter.

KATETER VENA SENTRALDengan perkembangan tim PICC dan meningkatnya penggunaan garis PICC, telah terjadi penurunan penggunaan CVCs pada neonatus dan anak yang lebih tua. CVCs Nontunneled digunakan dalam jangka pendek dan menengah , sedangkan CVCs surgically place tunneled digunakan untuk indikasi jangka menengah dan panjang. Pada bayi prematur, jika penempatan PICC tidak berhasil, CVCs tunneled lebih dipilih untuk digunakan karena ukurannya lebih kecil dan daya tahannya dibandingkan nontunneled CVCs. Vena central yang diakses untuk penempatan CVCs adalah vena jugularis internal bilateral, vena subklavia, dan vena femoralis. Pada anak yang lebih tua dan neonatus aterm, digunakan teknik Seldinger perkutan. Pada neonatus prematur dan kadang-kadang pada anak-anak yang lebih tua, vena central atau salah satu dari cabangnya (yaitu, vena fasial kommunis atau vena jugularis eksterna di leher, vena cephalic pada sulcus deltopektoralis, atau vena saphena longus di selangkangan [Gambar. 8-3]), di-diseksi dan dikanulasiDalam beberapa situasi darurat, akses vena femoralis perkutan mungkin lebih disukai sebagai tempat penyisipan yang jauh dari kegiatan pusat yang berada di sekitar kepala, leher, dan dada. Ujung dari CVC ditempatkan dari tubuh bagian bawah harus diposisikan di persimpangan IVC dan RA, yang akan memastikan cairan keluar dari infus dan resiko trombosis untuk lebih rendah. Sekali lagi, proses xifoideus adalah marker yang baik untuk memperkirakan panjang kateter yang diperlukan. Secara radiografi, ujung kateter harus diposisikan tepat di atas diafragma.CVC yang ditempatkan melalui vena tubuh bagian atas harus diposisikan sedemikian rupa sehingga ujung adalah di persimpangan SVC dan RA. Marker untuk lokasi ini kurang dapat diandalkan. Sebuah titik sekitar 1 cm dibawah persimpangan manubriosternal, pada batas kanansternum, memberikan perkiraan yang akuratpada persimpangan SVC / RA pada balita dan anak-anak yang lebih tua.Batas bawah dari persimpangan costosternal kanan ketiga terbukti menjadi marker terbaik dalam penempatan ujung CVC di persimpangan SVC / RApada orang dewasa. Panjang yang direkomendasikan telah dibuat berdasarkan berat badan anak dalam penempatan CVCs di jugularis interna kanan dan subklavia kanan. Pada foto rontgen dada, ujung kateter harus memproyeksikan sekitar dua korpus vertebra dibawah karina. CVC tunneled dapat dibiarkan selama beberapa bulan hinggabertahun- tahun. Kateter Broviac dan Hickman(Sistem Bard Akses, Kota Salt Lake, UT) terbuat dari silikon dan tersedia dalam berbagai ukuran, yang terkecil berukuran 2,7 French. Pipa ini memiliki manset Dacron yang merangsang pertumbuhan jaringan, menyebabkan tertahannya kateter dalam terowongan subkutan. Manset dapat ditempatkan dekat dengan tempat keluar dari kateter untuk memfasilitasi pengeluaranmelalui diseksi pada tempat keluar. Penempatan manset Dacron diantara tempat venotomi dan tempat keluar memiliki keuntungan dengan mengurangi kemungkinan pengeluaran kateteryang tidak diinginkan.Penggunaan USG untuk akses vena sentral perkutan menjadi standar perawatan. Manfaat bantuan USG termasuk tingkat kesuksesanyang tinggi, akses yang lebih cepat, jarum lebih sedikit yang dimasukkan, dan arteri yang lebih sedikit ditusuk. Bimbingan USG 2DReal-time direkomendasikan sebagai metode yang disukai ketika menempatkan CVC ke dalam vena jugularis interna (IJV) pada orang dewasa dan anak-anak dalam situasi elektif. Dalam uji coba terkontrol secara acak, ultrasound terbukti bermanfaat dalam kateterisasi IJV pada bayi dengan berat kurang dari 7,5 kg bila dibandingkan dengan penggunaan USG berdasarkan marker di permukaan kulit. Selama penyisipan, transduser USG dibungkus dalam lengan steril, dan gel steril digunakan untuk mendapatkan gambarn real-timevaskular yang diakses. Baik short axis view yang melewati diameter vaskular (Gambar. 8-4) ataupunlong axis view sepanjang pembuluh darah digunakan untuk memvisualisasikan jarum yang mendekati dan memasuki vaskular. Kawat panduan kemudian dimasukkan ke dalam vaskular, diikuti oleh teknik Seldinger untuk pemasangan CVC. Karena berdekatan dengan klavikula, visualisasi vena subklavia sulit dengan USG. Kanulasi vena aksilla infraklavikula telah dilakukan dengan kesuksesan 96% dengan panduan ultrasound untuk pemasangan CVC tunneled ke vena subklavia. Mayoritas infeksi aliran darah pada anak-anak berhubungan dengan penggunaan perangkat akses vaskular. CVCs tunneled yang dimasukkan ke dalam vena leher neonatus di NICU telah dikaitkan dengan tingkat komplikasi yang lebih tinggi dari daripada yang ditempatkan di daerah inguinal. Tingkat infeksinya5,8 (leher) sedangkan 0,7 (pangkal paha) per 1.000 hari penggunaan kateter. CVCs Urgent yang ditempatkan pada 289 pasien anak unit luka bakar juga mengakibatkan tingkat infeksi yang lebih tinggi pada pemasangan CVCs di subklavia dan jugularis internal bila dibandingkan dengan pemasngan CVCs di femoralis (10 dan 13,6 vs 8,2 per 1000 hari penggunaan kateter) . Hal ini diduga disebabkan karena aktivitas perawatan dan terapi pernafasan sekitar kepala dan leher pada pasien ini memerlukan perawatan luka bakar yang intensif. Etanol, selain terapi antibiotik, telah terbukti bermanfaat dalam menyelamatkan CVCs yang terinfeksi. Etanol juga telah terbukti menggungguli heparin dalam mencegah infeksi kateter dan gangguan pada anak-anak dengan gagal usus.Fragmen CVCs yang tertahan setelah dicoba dilepaskan dilaporkan sebanyak 2%. Meninggalkan fragmen kateter yang terikat dalam pembuluh darah dirasakan lebih aman dibandingkan alternatif, yang melibatkan intervensi atau operasi pelepasan.KATETER VENA SENTRAL YANG DITANAM TOTALPerangkat intravaskular yangdiimplan total (port) adalah reservoir subkutan yang melekat pada CVCs. Reservoir terbuat dari logam atau plastik keras dengan septum silikon pusat yang ditembus untuk akses. Reservoir menyediakan solusi jangka panjang yang dapat diandalkan untuk pasien yang membutuhkan akses intermiten ke sistem vena sentral mereka. Hal ini ideal untuk pasien yang ingin terlibat dalam olahraga air dan kegiatan fisik lainnya. Hal inisangat berguna untuk pasien dengan keganasan, koagulopati, sindrom hemolitik, dan gagal ginjal, serta yang lainnya yang membutuhkan akses vaskular berulang. Profil portyang rendah dengan kateter 5 atau 6 French tersedia untuk digunakan pada bayi.Port yang lebih besar tersedia dalam lumens ganda. Port aliran tinggi tersedia (PowerPort-Bard sistemakses, Kota Salt Lake, UT) yang memungkinkan injeksi kontras intravena tekanan tinggi untuk pencitraan radiologis. Port membutuhkan jarum noncoring khusus untuk menjaga kebocoranseptum. Reservoir harus ditanamkan di dalam kantung subkutan, diatas dasar dinding dada. Situs pilihan untuk penempatan port termasuk daerah dada, daerah parasternal, (di atas dan medial areola) dan daerah subclavicular (medial dari lipatanaksila anterior). Pada wanita yang peduli terhadap kosmetik, daerah presternum bawah dan dinding lateral dadamerupakan lokasi untuk menyembunyikan bekas luka ketika port diangkat. Dalam menentukan penempatan port, pertimbangan harus diberikan terhadap usia pasien, kegiatan yang diinginkan, serta kenyamanan pengasuh. Penempatan subclavicular akan mempermudah dalam mengakses port; pada anak perempuan yang gemuk dan wanita muda, kemungkinan untuk bergeser karena jaringan payudara yang sangat mobile berkurang. Lokasi presternal akan memberikan landasan yang sangat stabil untuk port, bahkan pada anak yang obesitas. Ketika ditempatkan di bagian bawah sternum, dapat diakses dengan membuka bagian depan tombol down-top. Komplikasi yang unik untuk sebuah port yaitu ketidakmampuan untuk mengakses port, pemutusan kateter dari reservoir dengan ekstravasasi, portterbalik, fraktu dan embolisasi kateter, dan hancurnya kulit yang ada diatasnya.AKSES INTRAOSSEUSBeberapa studi yang telah dipublikasikan dalam 60 tahun terakhir menyatakan mengenai keamanan dan efektifitas akses IO untuk infus cairan dan pengobatan pada anak, termasuk bayi. Akses IO lebih cepat daripada akses PIV dan lebih aman daripada CVC darurat.xxxxSumsum tulang terdiri dari jaringan yang kaya lattice. Ketika vena perifer kolaps pada pasien shock, ruang pembuluh darah di sumsum tulang tidak kolaps. Bioavailabilitas obat resusitasi yang diberikan melalui akses IO terbukti lebih baik daripada yang diberikan melaluiendotrakeal tube. RekomendasiBantuan Hidup Anak Lanjutan (PALS) terbaru adalah membuat IO akses segera jika akses PIV tidak dapat dicapai dengan cepat pada neonatus dan anak-anak dari segala usia yang membutuhkan obat intravena atau cairan. Pada anak-anak, tulang panjang pada ekstremitas bawah digunakan untuk pemasangan IO. Proksimal Tibiaadalah situs yang paling sering digunakan, diikuti oleh distal femur. Dengan tindakan steril, jarum yang dirancang untuk aspirasi sumsum tulang masuk melalui tulang kortikal untuk mengakses sumsum tulang. Pada bayi, jarum spinal dapat digunakan, tetapi pada anak yang lebih tua, jarum sumsum tulang generik atau jarum IO yang dirancang khususseperti jarum Jamshidi banyak digunakan.Permukaan datar anteromedial tibia, 1-3 cm distal tuberositas tibialis, adalah situs terbaik. Sebuah sayatan kulit kecil dibuat menggunakan ujung pisau bedah runcing atau jarum suntik besar-bore. Jarum IOdiposisikan menunjuk posterior dan sudutnya sedikit ke bawah. Jarum kemudian memasuki tulang kortikal menggunakan gerakan berputar dengan tekanan konstan. Ketika jarum menembus korteks luar, tiba-tiba dirasakan sensasi yang berbeda. Jarum dipertahankan di posisi ini dan obturator dilepas. Sebuah jarum suntik dipasang dan sumsum tulang disedot untuk mengkonfirmasi penempatan yang benar. Jarum IOdistabilkan dengan verban. Lokasi distal femurdiakses dengan menempatkan jarum 1-3 cm ke atas patela, miring sedikit ke atas untuk menghindari lempeng pertumbuhan.Kontraindikasi penempatan IO yaitu cedera atau dicurigai cedera pada tulang atau jaringan lunak yang ada di ats situs pemasangan. Perangkat mekanis seperti BoneInjection Gun (BIG, Wasimed, Caesarea, Israel), FAST1 System (Pyng Medical Corporation, Vancouver, Kanada), dan EZ-IO (Vidacare, San Antonio, TX) telah membantu untuk memperluas penggunaan akses IO. Dua yang pertama adalah perangkat spring-loaded. SistemFAST1 ini dirancang untuk digunakan pada sternum orang dewasa. EZ-IO adalah perangkatbor listrik yang membuat penempatan IO lebih mudah pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.Kekhawatiran awal tentang efek samping potensial di lempeng pertumbuhan tulang panjang yang digunakan untuk akses IO telah dihilangkan dengan studi hewan. Tingkat komplikasi keseluruhan diperkirakan sekitar 1% . Ekstravasasi cairan adalah efek samping yang paling sering. Sindrom kompartemen, osteomyelitis, infeksi kulit dan jaringan lunak, patah tulang, dan emboli lemak, meskipun jarang, juga pernah dilaporkan.DISEKSI VENAMeskipun munculnya dan akhirnya penerimaanyang lebih luas dari infus IOhampir menghilangkan kebutuhan untuk diseksi vena dan mengurangi peran pemasanganCVCsdarurat, ahli bedah pediatrik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan prosedurini. Pembuluhyang dipilih adalah vena saphena longus dekat maleolus medial. Merupakan vena superfisial, ukurannyatepat, dan terdapat lemak subkutan minimal di lokasi ini. Sebuah sayatan melintang dibuat di bagian atas depan maleolus medial. Vena ini mudah diidentifikasi melaluidiseksi jaringan subkutan tipis dan distabilkan dengan menempatkan jahitan proksimal dan distal. Vena ini kemudian langsung dikanulasi menggunakan kateter vena dengan ukuran yang sesuai terhadap vena, dan kateter dikaitkan ke kulit yang berdekatan.JALUR ALTERNATIF UNTUK AKSES VENA SENTRALPasien yang telah mendapatkan beberapa CVCs sebelumnya dapat mengalami trombosis atau stenosis vena sentral yang menghalangi penempatan kateter baru. USG Doppler atau magnetic resonance angiography dapat digunakan untuk survei vena sentral, termasuk vena brakhiosefalika, SVC, dan IVC. Bila perlu, akses perkutan dapat diperoleh melalui IVC yang paten dengan baik dengan pendekatan translumbar ataupun transhepatik. Kateter tunneled kemudian dapat dimasukkan untuk mencapai persimpanganIVC / RA. KateterTranslumbar IVC cukup tahan lama sementara kateter transhepatik cenderung mendapattarikan dari ruang vaskuler karena gerakan pernapasan konstan dari diafragma.Vena brakhiosefalika, jika paten, juga dapat diakses melalui rute suprasternal. Vena azygos dapat diakses melalui salah satu vena interkostalis perkutan atau pembedahan menggunakantorakotomi atau thoracoscopic assistance. Akses RA langsung telah digunakan untuk mengelola pasien dengan gagal usus dan tersumbatnyavena sentral untuk waktu yang lama, dan pada pasien jantung dalam situasi akut.KATETER ARTERI Kateter intra-arteri memungkinkan pemantauan hemodinamik terus menerus dan pengambilan sampel darah. Arteri Radial di pergelangan tangan ini paling sering digunakan untuk akses intra-arteri karena sirkulasi kolateral yang sangat baik. ArteriDorsalis pedis dan tibialis posterior adalah situs periferal lain yang kadang-kadang digunakan. Arteri femoralis sering digunakan oleh ahli jantung dalam intervensi jantung berbasis kateter dan juga untuk pemantauan. Namun, secara umum, disarankan untuk tidak menggunakan arteri utama ekstremitas untuk penempatan kateter arteri kronis untuk menghindari tromboemboli dan komplikasi iskemik. Kecukupan pasokan arteri kolateral melalui arteri ulnaris harus dikonfirmasi sebelum penempatan barisarteri radial dengan menggunakan Allen test. Arteri radialis yang tepat memungkinkan pemantauan preductal dan sampling. Kanulasi perkutan biasanya berhasil. Jika tidak berhasil, sebuah diseksi arteri dapat dilakukan. Iskemia digital dapat timbul dari kateter arteri radial. Tromboemboli dapat mengakibatkan hilangnya ekstremitas jika arteri aksilla, brakhialis, atau arteri femoralis dikateter. Infeksi lokal dapat terjadi ketika kateter dibiarkan selama beberapa hari. Sebuah pseudoaneurysm dapat timbul dari cedera pada vena yang berdekatan selama pemasangan.KATETER HEMODIALISISRekomendasi saat ini adalah dengan menggunakan fistula arteriovenosa autologus (AVF) sebagai rute pilihan untuk hemodialysis. AVFs mengizinkan rate aliran tinggi yang memfasilitasi dialisis yang efektif. AVF juga dapat diandalkan, tahan lama, dan, setelah terpasang, memiliki tingkat komplikasi yang rendah. Karena pasien sering dirujuk terlambat, dan pemasangan AVFs membutuhkan waktu yang lama, sehingga sering ada kebutuhan untuk CVCs untuk dialisis segera. Kateterhemodialisis temporer dan lumen ganda tunneled jangka panjang ditempatkan melalui IJV yang tepat, baik secara perkutan atau dengan diseksi. Ukuran vena yang lebih besar dan jalur internal kateter memungkinkan kateter yang lebih besar untuk dipasang dengan aman melalui IJV. Selain itu, penggunaan IJV menghindari kemungkinan cedera atau trombosis pada SCV yang harus paten untuk mempertahankan fungsi AVF pada pergelangan tangan. Dalam jangka panjang, diborgol kateter manset hemodialisis diatur untuk memungkinkan pemasangan padajugularis internaterhubung ke daerah dada. Laju aliran yang dicapai melalui kateter hemodialisis cenderung lebih rendah dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. AVF juga merupakan pilihan terapi untuk anak-anak dengan berat hemophilia.