KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat...

142
i KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSUDdr.SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Oleh : Dewi Putri Mardyaningsih NIM. S10011 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Transcript of KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat...

Page 1: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

i

KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL

KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS

DI RSUDdr.SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

KABUPATEN WONOGIRI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

Dewi Putri Mardyaningsih

NIM. S10011

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

ii

Page 3: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dewi Putri Mardyaningsih

NIM : S10011

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

Surakarta maupun perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan dari

Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang

dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di

perguruan tinggi.

Surakarta, Juli 2014

Yang membuat pernyataan,

Dewi Putri Mardyaningsih

NIM. S10011

Page 4: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah serta

karuniaNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kualitas Hidup

Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisis di

RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. Dalam penyusunan

skripsi ini, penulis mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dukungan maka kurang sempurna

penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi. selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns. M.Kep, selaku Pembimbing Utama dan

Kepala Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingan serta arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Ariyani, S.Kep.,Ns. M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan banyak masukan, bimbingan serta arahan dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns. M.Kep, selaku Penguji yang telah

memberikan banyak masukan, bimbingan serta arahan dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk

melakukan penelitian.

Page 5: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

v

6. Bapak Waluyo, selaku kepala ruang Unit Hemodialisis RSUD dr.Soediran

Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri yang telah membantu dan

mengarahkan peneliti dalam proses penelitian.

7. Seluruh staf pengajar dan akademik Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah membantu penulis.

8. Bapak Sobirin dan Ibu Maryati, Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu

mengajarkan arti kesabaran dan kekuatan, yang tak henti – hentinya

mendoakan dan selalu memberikan motivasi serta dukungan terbesar kepada

penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan maksimal.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk Bapak dan Ibu tercinta, meskipun

belum sebanding dengan pengorbanan dan perjuangan Bapak dan Ibu dalam

merawat dan membesarkan penulis.

9. Adik tercinta Retno Mardyanti atas doa dan motivasi yang selalu diberikan

kepada penulis dan telah berjuang bersama – sama dalam membahagiakan

dan membanggakan Bapak dan Ibu tercinta.

10. Kakek, nenek serta saudara – saudara yang terkasih atas doa dan motivasi

yang diberikan kepada penulis.

11. Teman – teman kost Matic dan kost Mawar Berduri yang telah memberikan

dukungan, semangat dan motivasi kepada penulis serta telah berjuang

bersama – sama dalam penyelesaian skripsi.

12. Teman – teman seperjuangan dan seangkatan (S10) Prodi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta yang tak pernah berhenti memberikan

Page 6: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

vi

dukungan kepada penulis dan telah berjuang bersama dalam penyelesaian

skripsi.

13. Seluruh partisipan yang telah berkenan menjadi partisipan dalam penelitian

ini dan telah membantu peneliti dalam memberikan informasi.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, untuk itu

penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga

penelitian ini dapat memberikan manfaat.

Surakarta, Juli 2014

Penulis

Page 7: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR SKEMA xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

DAFTAR SINGKATAN xiv

ABSTRAK

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Rumusan Masalah 9

1.3.Tujuan 9

1.4. Manfaat Penelitian 10

1.5.Keaslian Penelitian 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penyakit Gagal Ginjal Kronik 14

2.1.1. Pengertian 14

Page 8: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

viii

2.1.2. Etiologi 15

2.1.3. Manifestasi Klinis 15

2.1.4. Patofisiologi 16

2.1.5. Klasifikasi 18

2.1.6. Penatalaksanaan 18

2.1.7. Pemeriksaan Penunjang 19

2.2. Hemodialisis 20

2.2.1. Pengertian 20

2.2.2. Tujuan 20

2.2.3. Indikasi Hemodialisis 21

2.2.4. Adekuasi Hemodialisis 21

2.2.5. Peran Perawat Hemodialisis 22

2.3. Kualitas Hidup 25

2.3.1. Pengertian 25

2.3.2. Model Konsep Kualitas Hidup 26

2.3.3. Dampak Hemodialisis terhadap kualitas hidup 28

2.3.4. Status fungsional 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Fokus Penelitian 36

3.2. Desain Penelitian 37

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian 38

3.4. Populasi dan Sampel 39

Page 9: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

ix

3.5. Pengumpulan Data 41

3.5.1. Cara Pengumpulan Data 41

3.5.2. Alat Pengumpul Data 42

3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42

3.6. Analisa Data 46

3.7. Validitas dan Reliabilitas 47

3.8. Etika Penelitian 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Tempat Penelitian 50

4.2. Gambaran Karakteristik Partisipan 51

4.3. Hasil Penelitian 72

4.3.1. Tema dari Dimensi Fisik 72

4.3.2. Tema dari Dimensi Psikologis 81

4.3.3. Tema dari Dimensi Hubungan sosial 87

4.3.4. Tema dari Dimensi Lingkungan 90

4.4. Pembahasan 94

4.4.1. Dimensi Fisik 94

4.4.2. Dimensi Psikologis 108

4.4.3. Dimensi Hubungan sosial 110

4.4.4. Dimensi Lingkungan 115

4.5. Keterbatasan Penelitian 117

Page 10: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

x

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan 119

5.2. Saran 120

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ..................................................................... 12

Tabel 2.1 Klasifikasi GGK berdasarkan derajat penyakit .......................... 18

Page 12: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

xii

DAFTARSKEMA

Halaman

Skema 2.1 Skala Pengukuran kualitas hidup menurut WHOQOL-Bref ..... 28

Skema 3.1 Fokus Penelitian ......................................................................... 36

Page 13: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : F-1 Usulan topik penelitian

Lampiran 2 : F-2 Pengajuan persetujuan judul

Lampiran 3 : F-4 Pengajuan izin studi pendahuluan

Lampiran 4 : Surat izin studi pendahuluan

Lampiran 5 : Surat Rekomendasi Kesbangpol Wonogiri

Lampiran 6 : Surat pengantar RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Lampiran 7 : F-7 Pengajuan surat penelitian

Lampiran 8 : Surat izin penelitian

Lampiran 9 : Surat rekomendasi Kesbangpol Wonogiri

Lampiran 10 : Surat pengantar RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Lampiran 11 : Surat pernyataan selesai penelitian

Lampiran 12 : Surat permohonan menjadi partisipan

Lampiran 13 : Persetujuan menjadi partisipan

Lampiran 14 : Pedoman wawancara

Lampiran 15 : Jadwal penelitian

Lampiran 16 : Lembar biodata partisipan

Lampiran 17 : Lembar konsultasi

Lampiran 18 : Transkrip wawancara

Lampiran 19 : Tema – tema

Lampiran 20 : Kata kunci dan makna - makna

Page 14: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

xiv

DAFTAR SINGKATAN

AVF : Akses Vaskular Fistula

Av-Shunt : Akses Vaskular-Shunt

BAK : Buang Air Kecil

BUN : Blood Urea Nitrogen

CKD : Chronic Kidney Disease

CRF : Chronic Renal Failure

ESRD : End Stage Renal Disease

ESRF : End Stage Renal Failure

FGD : Focus Group Discussion

GGK : Gagal ginjal kronik

GFR : Glomerulus Filtration Rate

HB : Hemoglobin

HD : Hemodialisis

ICU : Intensive Care Unit

LFG : Laju Filtrasi Glomerulus

Ml : Mili Liter

Mg : Mili Gram

NKF : The National Kidney Foundation

PH : Pangkat Hidrogen

QB : Quick Of Blood

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

Page 15: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

xv

SD : Sekolah Dasar

USRDS : The United States Renal Data System

WHO : World Health Organization

WHOQoL : World Health Organization Quality of Life

YGDI : Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia

Page 16: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

xvi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2014

Dewi Putri Mardyaningsih

Kualitas Hidup Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi

Hemodialisis di RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri

Abstrak

Penyakit ginjalmencakup berbagaipenyakit dan gangguan

yangmempengaruhi ginjal. Jika penyakit ginjal tidak segera diobati dan ditangani

maka akan terjadi gagal ginjal. Gagal ginjal akan mengakibatkan terganggunya

kualitas hidup penderita. Hemodialisis merupakan tindakan pengganti fungsi

ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup penderita gagal

ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD dr.Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

dengan pendekatan fenomenologis. Data diperoleh dari wawancara mendalam

terhadap 5 partisipan yang menjalani terapi hemodialisis satu tahun terakhir. Data

dianalisa menggunakan metode Colaizzi. Kemudian data dianalisa dan didapatkan

kata kunci, makna – makna dan tema – tema. Hasil penelitian didapatkan

beberapa tema. (1) Tema dimensi fisik : (a) kelemahan fisik; (b) sesak nafas; (c)

BAK tidak lampias; (d) kulit hitam; (e) kualitas tidur dan (f) perubahan pola

nutrisi. (2) Tema dimensi psikologis : (a) perasaan positif dan (b) perasaan

negatif. (3)Tema dimensi hubungan sosial : (a) kurang bersosialisasi; (b) disfungsi

seksual dan (c) butuh dukungan. (4) Tema dimensi lingkungan : (a) perubahan

status ekonomi; (b) butuh informasi dan (c) puas dengan akses kesehatan dan

transportasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak

rumah sakit khususnya pelayanan hemodialisis untuk lebih meningkatkan asuhan

keperawatan yang menyeluruh terhadap penderita gagal ginjal.

Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Kualitas Hidup, Hemodialisis

Daftar Pustaka : 42 (2001-2013)

Page 17: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

xvii

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014

Dewi Putri Mardyaningsih

Life Quality of Chronic Renal Failure Clients Undergoing Hemodialysis

Therapy at dr. Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of

Wonogiri Regency

Abstract

Kidney disease includes various diseases and disorders that affect kidneys.

If the kidney disease is not immediately medicated and handled, the renal failure

will occur. The renal failure will disrupt the life quality of its sufferer.

Hemodialysis is an intervention to substitute the renal functions to discharge the

wastes of metabolism.

The objective of this research is to investigate the life quality of chronic

renal failure clients undergoing hemodialysis therapy at dr.Soediran Mangun

Sumarso Local General Hospital of Wonogiri regency.

This research used the qualitative research method with the

phenomenological approach. The data of the research were were gathered through

in-depth interview to five participants who underwent hemodialysis therapy for

the last one year. The data of the research were analyzed by using the Colaizzi

method.

The result of the research includes several themes as follows: (1) physical

dimension theme which includes (a) physical weakness, (b) difficulty in

breathing, (c) incomplete emptying of the bladder when urinating, (d) black skin,

(e) sleep quality, and (f) nutrition pattern change; (2) psychological dimension

theme which comprises (a) positive feeling and (b) negative feeling; (3) social

relation dimension theme which includes (a) lack of socialization, (b) sexual

dysfunction, and (c) support need; and (4) environmental dimension theme which

covers (a) economic status change, (b) information need, and (c) satisfaction to

health access and transportation.

The result of this research is expected to provide information to the

hospital particularly to the department which provides hemodialysis services to

improve nursing care thoroughly for the sufferers of renal failure.

Keywords: Chronic renal failure, life quality, and Hemodialysis

References: 42 (2001-2013)

Page 18: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyakit ginjal mencakup berbagai penyakit dan gangguan yang

mempengaruhi ginjal. Sebagian besar penyakit ginjal menyerang unit

penyaringan ginjal, nefron dan merusak kemampuan untuk menghilangkan

limbah dan kelebihan cairan (Corrigan 2011). Jika penyakit ginjal tidak

segera diobati dan ditangani maka kemungkinan akan terjadi gagal ginjal.

Gagal ginjal merupakan akibat dari beberapa penyakit ginjal yang sudah

menahun. Disebut gagal ginjal akut jika kurang dari tiga bulan dan gagal

ginjal kronik jika lebih dari tiga bulan.

The National Kidney Foundation (2002) mendefinisikan gagal ginjal

kronik sebagai adanya kerusakan ginjal, atau menurunnya tingkat fungsi

ginjal untuk jangka waktu tiga bulan atau lebih. Hal ini dapat dibagi lagi

menjadi 5 tahap, tergantung pada tingkat keparahan kerusakan ginjal dan

tingkat penurunan fungsi ginjal. Tahap 5 Chronic Kidney Disease (CKD)

disebut sebagai stadium akhir penyakit ginjal / gagal ginjal (End Stage Renal

Disease / End Stage Renal Failure). Tahap ini merupakan akhir dari fungsi

ginjal. Ginjal bekerja kurang dari 15% dari normal (Corrigan 2011)

Kasus gagal ginjal kronik laporan The United States Renal Data

System (USRDS 2013) menunjukkan prevalensi rate penderita penyakit

ginjal kronik di Amerika Serikat pada tahun 2011 sebesar 1.901 per 1 juta

Page 19: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

2

penduduk. Treatment of End-Stage Organ Failure in Canada, 2000 sampai

2009 menyebutkan bahwa hampir 38.000 warga Kanada hidup dengan

penyakit gagal ginjal kronik dan telah meningkat hampir 3x lipat dari tahun

1990, dari jumlah tersebut 59% (22.300) telah menjalani hemodialisis dan

sebanyak 3000 orang berada dijadwal tunggu untuk transplantasi ginjal

(Corrigan 2011). Sedangkan di Indonesia setiap tahunnya cukup tinggi,

mencapai 200–250/1 juta penduduk. Di RSUD Ulin Banjarmasin Kalimantan

Timur, prevalensi penderita gagal ginjal kronik mencapai 192 pasien pada

bulan Desember 2011 (Rahman 2013). Gagal ginjal kronik menjadi masalah

besar dunia karena sulit disembuhkan, biaya perawatan dan pengobatannya

yang terhitung mahal (Supriyadi 2011).

Ada beberapa treatment untuk menghadapi kasus gagal ginjal kronik.

Saat ini ada tiga terapi modalitas pengobatan yang tersedia untuk gagal ginjal

kronik yang telah mencapai derajat V (End Stage Renal Disease) yaitu

hemodialisis, peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal (Corrigan 2011).

Terbatasnya jumlah donor ginjal yang tersedia untuk transplantasi, dialisis

(hemodialisis dan peritoneal dialisis) cenderung menjadi metode yang paling

umum dari pengobatan (Corrigan 2011). Menurut USRDS (2013) pada tahun

2011, jumlah pasien baru yang memulai hemodialisis mulai turun sebanyak

1,5%, total kejadian pasien yang menjalani dialisis adalah sebanyak 112.788

orang, sementara 2,855 orang telah menerima dan melakukan transplantasi,

total dari semua pasien yang menjalani terapi pada end stage renal disease

pada tahun 2011adalah sebanyak 115,643 orang. Sedangkan di RSUD dr.

Page 20: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

3

Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri yang menjalani terapi

hemodialisis mencapai 40 orang.

Hemodialisis adalah suatu bentuk tindakan pertolongan dengan

menggunakan alat yaitu dializer yang bertujuan untuk menyaring dan

membuang sisa produk metabolisme toksik yang seharusnya dibuang oleh

ginjal. Hemodialisis merupakan terapi utama selain transplantasi ginjal pada

orang- orang dengan gagal ginjal kronik (Rahman 2013).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 November 2013

melalui wawancara dengan kepala ruang Unit Hemodialisis RSUD Wonogiri

yaitu Bp. Waluyo menyatakan bahwa ruang hemodialisis RSUD Wonogiri

memiliki kapasitas 6 tempat tidur dengan 2 shift pagi dan siang hari yang

berdiri 2 tahun terakhir, dengan jumlah perawat 5 orang. Shift pagi dan siang

selalu penuh dalam satu minggu. Terhitung sebanyak 40 orang yang

menjalani hemodialisis, baik satu minggu satu kali maupun satu minggu dua

kali dan lamanya hemodialisis selama 4 – 5 jam. Pemeriksaan laboratorium

(ureum, kreatinin, hemoglobin, dll) dilakukan pada saat awal pasien

terdiagnosa penyakit gagal ginjal kronik. Pemeriksaan saat perawatan hanya

pada saat diperlukan ketika pasien mengalami kondisi yang mulai memburuk.

Dari wawancara yang dilakukan kepada 3 pasien yang menjalani

hemodialisis, diapatkan data mengenai dimensi fisik, dimensi psikologi,

dimensi lingkungan dan dimensi sosial.

Data yang diperoleh dari dimensi fisik, semua pasien (3 pasien)

mengungkapkan merasakan nyeri pada seluruh tubuh dan merasa lemas pada

Page 21: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

4

awal penyakitnya. Nyeri dirasakan ketika aktivitas. Semua pasien juga

mengungkapkan ketika dipasang AV Fistula (Akses Vaskular Fistula) akan

merasakan nyeri dan setelah hemodialisis selesai akan merasakan pusing dan

sakit kepala serta lemas yang terkadang mengganggu untuk perjalanan

pulang. Semenjak harus menjalani hemodialisis, aktivitas fisik dari ketiga

pasien akan terganggu dan tidak maksimal seperti dahulu sebelum menjalani

hemodialisis. Dua pasien yang baru menjalani hemodialisis selama 1 bulan

harus istirahat total dan tidak bekerja, namun teman kerjanya sudah bisa

mengerti, kemudian 1 pasien yang sudah menjalani hemodialisis selama 1

tahun dapat melakukan pekerjaan rumah tangga secara mandiri. Ketiga pasien

mengungkapkan tidak dapat pergi jauh dan berlama – lama karena mereka

mempunyai jadwal hemodialisis yang tidak mungkin untuk ditinggalkan.

Ketiga pasien mengalami nutrisi yang tidak adekuat dikarenakan setelah

hemodialisis mengalami mual dan muntah. Satu pasien mengatakan setelah

dilakukan hemodialisis keadaan tubuhnya semakin membaik dalam satu

minggu setelahnya. Satu pasien menyebutkan mengalami gangguan tidur satu

hari menjelang hemodialisis.

Data yang diperoleh dari dimensi psikologi, 2 pasien mengatakan

bahwa pada awal didiagnosa gagal ginjal dan harus menjalani hemodialisis,

mereka selalu berfikir negatif tentang hidupnya, seperti (kenapa saya sakit

seperti ini, padahal saya masih muda?). Satu pasien mengatakan bahwa

dirinya sudah menerima kondisinya semenjak awal diagnosa. Ketiga pasien

memiliki harga diri yang positif seperti mereka dapat dihargai oleh orang lain.

Page 22: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

5

Ketiga pasien saat ini menerima kondisinya karena memang sudah jalan yang

ditentukan Tuhan, ini membuat mereka semakin mendekatkan diri kepada

Tuhan. Namun 2 pasien mengatakan, bahwa dirinya merasa sehat dan tidak

perlu dilakukan hemodialisis lagi.

Data yang diperoleh dari dimensi hubungan sosial, ketiga pasien

mengatakan masih dapat berhubungan dengan orang lain secara baik. Satu

pasien mengatakan teman kantor sudah dapat menerima kondisi saat ini dan

membantu pekerjaannya. Ketiga pasien sudah mendapat dukungan yang

penuh dari beberapa anggota keluarga dan teman. Tiga pasien menyebutkan

tidak dapat berhubungan seksual dengan pasangannya dikarenakan kondisi

saat ini yang tidak memungkinkan.

Data yang diperoleh dari dimensi lingkungan, ketiga pasien

mengatakan bahwa pembiayaan hemodialisis ditanggung oleh pemerintah,

mereka terdaftar sebagai peserta jamkesmas. Hanya saja untuk transportasi

harus menggunakan uang sendiri. Pada awalnya 2 pasien belum mengetahui

alur untuk hemodialisis dengan program jamkesmas, kemudian dijelaskan

oleh perawat ruangan. Akses kesehatan yang tidak terlalu jauh dari rumah

membuat ketiga pasien mudah untuk mendapatkan pelayanan hemodialisis

atau pelayanan kesehatan. Hampir dari seluruh kualitas kehidupan pasien

berubah semenjak harus menjalani hemodialisis. Mereka telah mengetahui

hemodialisis akan dilakukan seumur hidupnya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari wawancara terhadap 3 orang

pasien adalah ketiga pasien mengalami masalah mengenai hidupnya, hampir

Page 23: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

6

seluruh dari aspek kehidupannya berubah semenjak harus hemodialisis.

Ketiga pasien harus bertahan dengan kondisi saat ini dan sebisa mungkin

tetap beraktivitas.

Hal ini menjadi suatu perhatian khusus, karena penyakit gagal ginjal

kronik akan menimbulkan berbagai macam gangguan lainnya. Pada gagal

ginjal kronik akan terjadi penurunan fungsi ginjal dalam proses eritropoesis

yang dapat menyebabkan anemia, terjadinya hipertensi dan edema yang

berakibat pada penurunan kualitas hidup pasien baik dari segi fisik, mental,

sosial dan lingkungan (Rahman 2013).

Kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi

hemodialisis masih merupakan masalah yang menarik perhatian para

profesional kesehatan. Pasien bisa bertahan hidup dengan menjalani terapi

hemodialisis, namun masih menyisakan sejumlah persoalan penting sebagai

dampak dari terapi hemodialisis. Hemodialisis bertujuan untuk

mempertahankan kualitas hidup penderita (Brunner & Suddart 2002).

Mencapai kualitas hidup perlu perubahan secara fundamental atas cara

pandang pasien terhadap penyakit gagal ginjal kronik itu sendiri (Togatorop

2011).

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa sehat tidak

hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan, tetapi juga terdapatnya

kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Hal–hal tersebut merupakan hal yang

menjadi masalah pada pasien dengan gagal ginjal kronik karena pada

Page 24: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

7

penyakit tersebut terjadi penurunan kualitas hidup yang meliputi aspek -

aspek tersebut (Lacson 2010).

World Health OrganizationQuality of Life mengemukakankualitas

hidup adalah persepsi individu dalam kemampuan, keterbatasan, gejala serta

sifat psikososial hidupnya dalam konteks budaya dan sistem nilai untuk

menjalankan peran dan fungsinya (WHOQoL dikutip dalam Nurchayati

2010). Perubahan fisik yang berasal dari gagal ginjal kronik yang sudah

mencapai stage V tidak hanya terbatas pada sistem ginjal. Sistem tubuh lain

juga dapat dipengaruhi dan menyebabkan penurunan status kesehatan dan

kualitas hidup. Banyak perubahan yang terjadi pada penderita gagal ginjal

kronik yaitu, perubahan fisik, secara terpisah, masing-masing perubahan fisik

memiliki potensi untuk menurunkan kualitas hidup, perubahan psikologi

(Psychological Changes), respon psikologis pasien terhadap penyakit dapat

bervariasi dan sering berhubungan dengan kerugian, baik aktual atau

potensial, dan telah disamakan dengan proses kesedihan. Salah satu

bentuknya adalah depresi, diketahui bahwa depresi dapat menurunkan respon

kekebalan tubuh, dan untuk pasien dengan gagal ginjal kronik stage V

penambahan depresi ke dalam pikirannya dapat semakin memperburuk

keadaan (Tallis 2005).

Selain perubahan pada fisik dan psikologis, Tallis juga menyebutkan

pada penyakit gagal ginjal kronik akan mengalami perubahan sosial (social

changes), nutrisi merupakan komponen penting dan utama dalam kehidupan

setiap orang. Untuk orang dengan gagal ginjal kronik pentingnya gizi

Page 25: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

8

mengingat dampak negatif dari manajemen diet yang buruk. Efek samping

tersebut termasuk hiperkalemia, hiperfosfatemia, protein yang berhubungan

dengan kekurangan gizi dan kelebihan cairan. Sebagian besar dari interaksi

sosial antara orang melibatkan makan dan minum sehingga tidak jarang untuk

pasien dengan gagal ginjal kronik untuk mengurangi keterlibatan sosial

mereka karena pembatasan makanan dan cairan yang ketat (Tallis 2005).

Hasil penelitian Kusumawardani (2009) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara karakteristik individu dengan kualitas hidup dimensi fisik

pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Hal ini

menunjukkan semakin tinggi karakteristik seseorang maka akan semakin baik

pula kualitas hidupnya. Karakteristik seseorang sangat mempengaruhi pola

kehidupan seseorang, karakteristik bisa dilihat dari beberapa sudut pandang

diantaranya umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan seseorang, disamping

itu keseriusan seseorang dalam menjaga kesehatannya sangat mempengaruhi

kualitas kehidupannya baik dalam beraktivitas, istirahat, ataupun secara

psikologis. Banyak orang yang beranggapan bahwa orang terkena penyakit

gagal ginjal akan mengalami penurunan dalam kehidupannya.

Sebagai care provider dan pemberi layanan kepada pasien maka

perawat khusunya spesialis hemodialisis berperan dalam meningkatkan

kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik, yaitu dalam ranah primer, sekunder

dan tersier. Perawat berperan dalam memberikan edukasi kepada pasien

tentang penyakit, prognosis serta perawatannya, sehingga penyakit ginjal

Page 26: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

9

tidak mengalami progesifitas dan menyebabkan komplikasi serta kematian

(World Kidney Day dikutip dalam Nurchayati 2010).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang sedang menjalani

terapi hemodialisis.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dan fenomena yang muncul

mengenai kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang sedang menjalani

terapi hemodialisis, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“bagaimana kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang sedang menjalani

terapi hemodialisis ditinjau dari berbagai dimensi kehidupan ?”

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu untuk menjelaskan kualitas

hidup pasien gagal ginjal kronik yang sedang menjalani terapi

hemodialisis.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisa kualitas hidup pasien dilihat dari dimensi kesehatan

fisik.

Page 27: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

10

2. Menganalisa kualitas hidup pasien dilihat dari dimensi kesehatan

psikologis.

3. Menganalisa kualitas hidup pasien dilihat dari dimensi hubungan

sosial.

4. Menganalisa kualitas hidup pasien dilihat dari dimensi lingkungan.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1.4.1. Institusi keperawatan / rumah sakit

1. Dapat menambah wawasan perawat tentang pentingnya

mengetahui kualitas hidup klien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisis dengan ranah tindakan memberikan

pendidikan mengenai awal diagnosis, terapi rutin hemodialisis dan

pemberian motivasi.

2. Memberikan pengetahuan dan dapat diaplikasikan dalam praktik

layanan keperawatan kepada klien khusunya gagal ginjal kronik

yang menjalani terapi hemodialisis.

1.4.2. Ilmu keperawatan

1. Mengembangkan intervensi keperawatan bagi pasien gagal ginjal

kronik yang memiliki semangat dan motivasi rendah untuk bisa

menerima kondisinya.

Page 28: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

11

2. Mengembangkan intervensi keperawatan pemberian pendidikan

mengenai kualitas hidup bahwa pasien gagal ginjal dengan terapi

hemodialisis dapat bertahan hidup lebih panjang.

1.4.3. Bagi institusi pendidikan keperawatan

1. Dapat dijadikan kepustakaan mengenai kualitas hidup pasien gagal

ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis.

2. Dapat dijadikan acuhan bagi penelitian selanjutnya.

1.4.4. Bagi peneliti lain

Dapat dijadikan penelitian selanjutnya mengenai penderita gagal

ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis terutama di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri.

1.4.5. Bagi peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai penderita penyakit

gagal ginjal kronik yang sedang menjalani terapi hemodialisis

1.5. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian ini difokuskan pada kualitas hidup penderita gagal ginjal

kronik yang sedang menjalani terapi hemodialisis dengan menekankan aspek

dan dimensi dari kualitas hidup penderita gagal ginjal kronik.

Page 29: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

12

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian

Penelitian

Sekarang

Sofiana

Nurchayati

(2010)

Faktor – faktor

yang

berhubungan

dengan

kualitas hidup

pasien

penyakit gagal

ginjal kronik

yang menjalani

hemodislisis di

Rumah Sakit

Islam Fatimah

Cilacap dan

Rumah Sakit

Umum Daerah

Banyumas

Deskriptif

korelasi

dengan

pendekatan

cross

sectional

study.

Kualitas hidup

penderita tidak

berhubungan

dengan usia,

jenis kelamin,

pendidikan,

pekerjaan,

anemia,

adekuasi

hemodialisis

dan akses

vaskular; lama

hemodialisis

berhubungan

dengan

kualitas hidup

artinya

responden

yang belum

lama menjalani

hemodialisis

beresiko 2.6

kali hidupnya

kurang

berkualitas;

faktor dominan

yang

berhubungan

dengan

kualitas hidup

adalah tekanan

darah.

Judul :

Kualitas hidup

pada penderita

gagal ginjal

kronik yang

menjalani

terapi

hemodialisis di

RSUD

dr.Soediran

Mangun

Sumarso

Kabupaten

Wonogiri.

Metode :

Kualitatif

dengan

pendekatan

fenomenologis

I Gusti Ayu

Puja Astuti

Dewi

(2010)

Hubungan

antara Quick of

Blood (QB)

dengan

adekuasi

hemodialisis

pada pasien

yang menjalani

terapi

Kuantitatif

dengan

pendekatan

cross

sectional

study.

Tidak ada

hubungan yang

bermakna

antara Qb

dengan

adekuasi

hemodialisis

menggunakan

rumus

Judul :

Kualitas hidup

pada penderita

gagal ginjal

kronik yang

menjalani

terapi

hemodialisis di

RSUD

Page 30: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

13

hemodialisis di

ruang HD

BRSU Dareah

Tabanan Bali

penghitungan

Kt/V dan

URR. Dari

variabel

perancu, hanya

jenis kelamin

yang memiliki

hubungan

bermakna

dengan

adekuasi

hemodialisis.

dr.Soediran

Mangun

Sumarso

Kabupaten

Wonogiri

Metode :

Kualitatif

dengan

pendekatan

fenomenologis

Aditya

Rizky Arief

Rahman

(2013)

Hubungan

antara

adekuasi

hemodialisis

dan kualitas

hidup pasien di

RSUD Ulin

Banjarmasin.

Kuantitatif

dengan

pendekatan

cross

sectional.

Nilai adekuasi

yang adekuat

yaitu 22,72%

dan pasien

yang memiliki

nilai adekuasi

yang inadekuat

adalah sebesar

77,28%. nilai

kualitas

kesehatan fisik

(PCS) pasien

memiliki

proporsi nilai

yang terdiri

atas kualitas

fisik rendah

43,3%,

kualitas fisik

sedang 47,8%,

kualitas fisik

baik 9 %; nilai

kualitas

kesehatan

mental (MCS)

pasien

memiliki

proporsi nilai

yang terdiri

atas kualitas

mental rendah

20,5 %

Judul :

Kualitas hidup

pada penderita

gagal ginjal

kronik yang

menjalani

terapi

hemodialisis di

RSUD

dr.Soediran

Mangun

Sumarso

Kabupaten

Wonogiri

Metode :

Kualitatif

dengan

pendekatan

fenomenologis

Page 31: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KONSEP PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK

2.1.1. Pengertian

Gagal ginjal kronik (chronic kidney disease) adalah destruksi

struktur ginjal yang progresif dan terus menerus. Gagal ginjal kronik dapat

timbul dari hampir semua penyakit penyerta, akan terjadi perburukan

fungsi ginjal secara progresif yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi

glomerulus (LFG) yang progresif (Corwin 2009).

The National Kidney Foundation (2002) mendefinisikan gagal ginjal

kronik sebagai adanya kerusakan ginjal, atau menurunnya tingkat fungsi

ginjal untuk jangka waktu tiga bulan atau lebih. Gagal ginjal kronik ini

dapat dibagi lagi menjadi 5 tahap, tergantung pada tingkat keparahan

kerusakan ginjal dan tingkat penurunan fungsi ginjal. Tahap 5 Chronic

Kidney Disease (CKD) disebut sebagai stadium akhir penyakit ginjal (end

stage renal disease / end stage renal failure). Tahap ini merupakan akhir

dari fungsi ginjal. Ginjal bekerja kurang dari 15% dari normal (Corrigan

2011).

Chronic Renal Failure (CRF) atau gagal ginjal kronik adalah

kerusakan ginjal yang irreversibel yang diakibatkan karena berbagai

Page 32: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

15

macam cidera pada ginjal yang mengakibatkan sindrom klinis yang

disebut uremia (Emanuelsen & Rosenlicht 2010).

Gagal ginjal kronik (GGK) yang mulai perlu dialisis adalah penyakit

ginjal kronik yang mengalami penurunan fungsi ginjal dengan laju filtrasi

glomerulus (LFG) <15 mL/menit. Pada keadaan ini fungsi ginjal sudah

sangat menurun sehingga terjadi akumulasi toksin dalam tubuh yang

disebut dengan uremia. Pada keadaa uremia dibutuhkan terapi pengganti

ginjal untuk mengambil alih fungsi ginjal dalam mengeliminasi toksin

tubuh sehingga tidak terjadi gejala yang lebih berat (Cahyaningsih 2008).

2.1.2. Etiologi

Beberapa penyakit yang dapat merusak nefron dapat mengakibatkan

gagal ginjal yang kronik. Penyebab utama penyakit gagal ginjal kronik

adalah diabetes melitus yaitu sebesar 30%, hipertensi 24%,

glomerulonhepritis 17%, chronic pyelonephritis 5% dan yang terakhir

tidak diketahui penyebabnya sebesar 20% (Milner 2003).

2.1.3. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala pada pasien gagal ginjal kronik dapat

diklasifikasikan sesuai dengan derajatnya. Berikut adalah tanda dan gejala

gagal ginjal kronik (Black & Hawks dikutip dalam Nurchayati 2010) :

1. Derajat I

Pasien dengan tekanan darah normal, tanpa abnormalitas hasil tes

laboratorium dan tanpa manifestasi klinis

Page 33: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

16

2. Derajat II

Umumnya asimptomatik, berkembang menjadi hipertensi dan

munculnya nilai laboratorium yang abnormal.

3. Derajat III

Asimptomatik, nilai laboratorium menandakan adanya abnormalitas

pada beberapa sistem organ.

4. Derajat IV

Munculnya manifestasi klinis penyakit ginjal kronik berupa kelelahan

dan penurunan rangsangan.

5. Derajat V

Peningkatan Blood Urea Nitrogen (BUN) dan anemia.

2.1.4. Patofisiologi

Patofisiologi pada gagal ginjal kronik tergantung dari penyakit yang

menyebabkannya. Pada awal perjalanannya, keseimbangan cairan dan

penimbunan produksi sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian

ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25%, manifestasi

gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron – nefron lain yang

sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak.

Nefron yang rusak meningkatkan laju filtrasi, reabsorbsi dan

sekresinya serta mengalami hipertrofi dalam proses tersebut. Seiring

dengan semakin banyaknya nefron yang mati, nefron yang tersisa

menghadapi tugas yang semakin berat, sehingga nefron – nefron tersebut

menglami kerusakan dan akhirnya mati. Siklus kematian ini tampaknya

Page 34: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

17

berkaitan dengan nefron – nefron yang ada untuk meningkatkan reabsorbsi

protein. Seiring dengan progesif penuyusutan dari nefron, akan terjadi

pembentukan jaringan parut dan penurunan aliran darah ke ginjal (Corwin

2009).

Proses kegagalan ginjal selanjutnya masuk ketahap insufisiensi

ginjal. Sisa akhir metabolisme mulai terakumulasi dalam darah sebab

nefron sehat yang tersisa tidak cukup untuk mengkompensasi nefron yang

tidak berfungsi, yang akan mengakibatkan tertimbunnya produk sisa

metabolisme di dalam darah yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal akan

menggangu kerja dari sistem tubuh lainnya. Kerja sistem tubuh yang

terganggu meliputi sistem gastrointestinal, integumen, hematologi, syaraf

dan otot, kardiovaskuler serta endokrin. Pasien gagal ginjal kronik sering

menunjukkan manifestasi klinis berbagai keadaan patologis disfungsi

organ baik yang disebabkan oleh penyakit primer (diabetes melitus) dan

efek patologis intrinsik uremia atau keduanya (Milner 2003).

Uremia mengacu pada banyak efek yang dihasilkan dari

ketidakmampuan untuk mengekskresikan produk dari metabolisme protein

dan asam amino. Beberapa produk metabolisme tertentu menyebabkan

disfungsi organ (Milner 2003). Efek multiorgan uremia juga disebabkan

oleh gangguan dari berbagai metabolisme dan fungsi endokrin yang

biasanya dilakukan oleh ginjal (Milner 2003).

Dari urutan kejadian diatas akan menimbulkan berbagai manifestasi

klinis dan komplikasi pada seluruh sistem tubuh. Semakin banyak

Page 35: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

18

tertimbun sisa akhir metabolisme, maka gejala akan semakin berat. Klien

akan merasa kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari – hari akibat

timbulnya berbagai macam manifestasi klinis tersebut. Beberapa

komplikasi yang ditimbulkan akan berpengaruh buruk terhadap kualitas

hidup (Corwin 2009).

2.1.5. Klasifikasi

Klasifikasi gagal ginjal kronik dapat dibedakan seperti dibawah ini :

Tabel 2.1

Klasifikasi gagal ginjal kronik menurut derajat penyakit

Derajat Deskripsi Nama lain GFR

(ml/menit/1,73m2)

I Kerusakan ginjal

dengan GFR

normal

risiko >90

II Kerusakan ginjal

dengan penurunan

GFR ringan

Chronic renal

insufisiensi

60 - 89

III Penurunan GFR

tingkat sedang

Chornic renal

failure (CRF)

30 - 59

IV Penuruna GFR

tingkat berat

CRF 15 - 29

V Gagal ginjal End-stage

renal disease

(ESDR)

<15

Sumber : (Levey et al. 2010)

2.1.6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gagal ginjal kronik (stage V) adalah untuk

mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis. Penatalaksanaan tersebut

meliputi penanganan konservatif, yaitu :

Page 36: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

19

1. Menghambat perburukan fungsi ginjal / mengurangi hiperfiltrasi

glomerulus dengan diet seperti pembatasan asupan protein dan fosfat.

2. Terapi farmakologis dan pencegahan serta pengobatan terhadap

komplikasi, bertujuan mengurangi hipertensi intraglomerulus

dan memperkecil resiko terhadap penyakit kardiovascular seperti

diabetes, hipertensi, dislipidemia, anemia, asidosis, neuropati perifer,

kelebihan cairan dan keseimbangan elektrolit (Price & Wilson 2005).

Terapi pengganti ginjal dilakukan pada seseorang yang mengidap

penyakit gagal ginjal kronik atau ginjal tahap akhir, yang bertujuan

untuk menghindari komplikasi dan memperpanjang umur pasien.

Terapi pengganti ginjal dibagi menjadi dua, antara lain dialysis

(hemodialisis dan peritoneal dialisis) dan transplantasi ginjal

(Shahgholian et al. 2008).

2.1.7. Pemeriksaan Penunjang

Pada gagal ginjal kronik dapat dilakukan pemeriksaan salah satunya

dengan ultrasonografi gagal ginjal. Ultrasonografi saat ini digunakan

sebagai pemeriksaan rutin dan merupakan pilihan pertama pada penderita

gagal ginjal kronik. Pada gagal ginjal tahap awal ukuran ginjal masih

terbilang normal sedangkan pada gagal ginjal kronik ukuran ginjal pada

umunya mengecil, dengan penipisan parenkim, peninggian ekogenitas

parenkim dan batas kartikomedular yang sudah tidak jelas/mengecil.

Ultrasonografi juga dapat digunakan untuk menilai ukuran serta ada

tidanya obstruksi ginjal (Andika 2003).

Page 37: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

20

2.2. HEMODIALISIS

2.2.1. Pengertian

Hemodialisis adalah dialisis yang dilakukan diluar tubuh, darah

dikeluarkan dari tubuh melalui sebuah kateter arteri, kemudian masuk ke

dalam sebuah mesin besar, di dalam mesin tersebut terdapat dua ruang

yang dipisahkan oleh sebuah membran semipermeabel. Darah dimasukkan

ke salah satu ruang, sedangkan ruang yang lain diisi oleh cairan perdialisis

dan diantara keduanya akan terjadi difusi. Darah dikembalikan ke tubuh

melalui sebuah pirau vena. Hemodialisis memerlukan waktu selama 3 – 5

jam dan dilakukan sekitar 3x dalam seminggu. Pada akhir interval 2 – 3

hari diantara terapi, keseimbangan garam, air dan pangkat hidrogen (PH)

sudah tidak normal lagi dan penderita biasanya merasa tidak sehat (Corwin

2009).

Price & Wilson (2005) hemodialisis adalah proses dimana terjadi

difusi partikel terlarut (solut) dan air secara pasif melalui satu

kompartemen cair yaitu darah dan menuju kompartemen lainnya yaitu

cairan dyalisat melalui membran semipermeabel dalam dialiser.

2.2.2. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya terapi hemodialisis adalah untuk

menghilangkan gejala yaitu mengendalikan uremia, kelebihan cairan dan

ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi pada pasien penyakit ginjal

tahap akhir. Selain itu, memungkinkan kehidupan untuk dijalani dan

Page 38: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

21

memberikan kehidupan yang layak untuk dijalani, tidak hanya menjaga

pasien agar tetap hidup dengan dialisis (Tallis 2005).

2.2.3. Indikasi Hemodialisis

Hemodialisis diindikasikan pada pasien dalam keadaan akut yang

memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa

minggu) atau pasien dengan gagal ginjal tahap akhir yang memerlukan

terapi jangka panjang / permanen (Smeltzer et al. 2008). Secara umum

indikasi dilakukan hemodialisis pada penderita gagal ginjal adalah :

1. Laju filtrasi glomerulus kurang dari 15ml/menit

2. Hiperkalemia

3. Kegagalan terapi konservatif

4. Kadar ureum lebih dari 200mg/dl

5. Kreatinin lebih dari 65mEq/L

6. Kelebihan cairan

7. Anuria berkepanjangan lebih dari 5 kali.

2.2.4. Adekuasi Hemodialisis

Adekuasi atau kecukupan dosis hemodialisis dicapai setelah proses

hemodialisis selesai selama kurang lebih 5 jam. Adekuasi hemodialisis

tercapai ababila pasien merasa nyaman dan keadaan menjadi lebih baik,

dan dapat menjalani hidup yang lebih panjang meskipun harus dengan

penyakit gagal ginjal kronik.

Page 39: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

22

2.2.5. Peran Perawat Hemodialisis

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam sebuah sistem dan

dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi

keperawatan dan bersifat konstan (Farida 2010). Perawat berperan dalam

meningkatkan kesehatan dan pencegahan penyakit, serta memandang klien

secara komprehensif. Peran perawat adalah sebagai pemberi perawatan,

membuat keputusan klinik, pelindung dan advocad, manajer kasus,

rehabilitator, komunikator, dan pendidik (Potter & Perry 2005). Penyedia

pelayanan yang komprehensif untuk pasien yang membutuhkan perawatan

yang komprehensif telah berkembang menjadi upaya multidisiplin

komplek yang melibatkan perawat (Rajeswari & Sivamani 2010).

Kallenbach (dikutip dalam Dewi 2010) menyatakan bahwa peran

dan fungsi perawat hemodialisis adalah sebagai care provider, educator,

dan researcher. Perawat dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai

care provider dan educator sesuai dengan tahap proses hemodialisis.

Tahapan tersebut dimulai dari persiapan hemodialisis, pre hemodialisis,

intra hemodialisis dan post hemodialisis.

1. Persiapan Hemodialisis

Tahap ini perawat dapat memberikan edukasi atau pendidikan

kesehatan mengenai penyakit ginjal tahap akhir dan manfaat terapi

hemodialisis. Perawat memberikan dukungan kepada pasien dalam

mengambil keputusan untuk mengikuti terapi hemodialisis dengan

Page 40: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

23

memfasilitasi pasien untuk bertemu dan berdiskusi dengan pasien yang

telah mengikuti terapi hemodialisis, selanjutnya perawat memberikan

penjelasan tentang cara pemasangan akses vascular sementara dan

permanen (kolaborasi dengan dokter), perawatan akses dan

penanganan komplikasi akses vascular.

2. Intra Hemodialisis

Peran perawat pada tahap ini yang terpenting adalah penanganan

komplikasi akut yang sering terjadi misalnya hipotensi, hipertensi,

mual muntah, sakit kepala, kejang kram, demam disertai menggigil,

nyeri dada dan gatal – gatal. Perawat melakukan kolaborasi dengan tim

dokter. Penanganan komplikasi intra hemodialisis antara lain

pengaturan Quick Blood, pemberian oksigen, pemberian medikasi, dan

pemantauan cairan dialisat.

3. Post Hemodialisis

Tahap ini perawat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap (ureum, kreatinin), dan

elektrolit darah. Perawat dapat memberikan edukasi tentang diet,

intake cairan dan pencapaian berat badan yang ideal selama pasien

dirumah sebelum menjalani terapi hemodialisis selanjutnya. Setelah

selesai hemodialisis pastikan akses tidak terjadi perdarahan sebelum

membiarkan pasien pulang dan melakukan aktifitas kembali

(Rajeswari & Sivamani 2010)

Page 41: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

24

Perawat dapat menghabiskan waktu dengan pasien sehingga

dengan hal itu pasien akan dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Hal

ini tidak hanya cukup untuk memperpanjang umur pasien tetapi juga

penting untuk merehabilitasi pasien sebaik mungkin. Penting bahwa

perawat dapat mengidentifikasi area rejimen pengobatan yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup pasien dan mengembangkan strategi

untuk mengurangi kualitas hidup yang negatif (Tallis 2005).

Headley & Wall (dikutip dalam Farida 2010) praktek

keperawatan hemodialisis merupakan praktik keperawatan lanjutan

yang dilakukan oleh perawat dialisis yang terdiri dari perawat praktisi

dan perawat spesialis klinik dan memiliki sertifikat pelatihan dialisis.

Praktik keperawatan di Indonesia, unit hemodialisis umumnya

diberikan oleh perawat dengan tingkat pendidikan diploma baik yang

sudah mengikuti maupun yang belum mengikuti pelatihan dialisis.

Peran perawat adalah menangani prosedur dialisis seluruhnya dengan

sedikit pengawasan langsung dari dokter.

Perawat memiliki kontak yang paling sering dengan pasien yang

sedang menjalani terapi hemodialisis. Dengan demikian perawat harus

memiliki pegetahuan yang lebih banyak dan menyeluruh tentang

patofisiologi gagal ginjal, mekanik dan aspek dialiser dari hasil yang

diharapkan dan komplikasi hemodialisis khususnya kebutuhan pasien

mengenai hemodialisis. Perawat yang bekerja di unit hemodialisis

dapat menikmati banyak kepuasan dalam membantu pasien

Page 42: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

25

hemodialisis mempertahankan kehidupannya yang produktif dan dapat

hidup dalam jangka panjang dengan gagal ginjal kronik, perawat dapat

merubah kehidupan pasien (Rajeswari & Sivamani 2010).

Perawat mempunyai tanggung jawab untuk semua bentuk terapi

hemodialisis. Asuhan keperawatan berfokus pada penilaian dan

pemantauan pasien selama proses dialisis (Rajeswari & Sivamani

2010). Berapa prioritas keperawatan dalam kaitannya dengan asuhan

keperawatan pada pasien hemodialisis yaitu, promosi homeostasis;

menjaga kenyamanan; mencegah komplikasi; dukungan / perawatan

diri pasien; dan memberikan informasi tentang proses penyakit /

prognosis dan pengobatan (Rajeswari & Sivamani 2010)

2.3.KUALITAS HIDUP

2.3.1. Pengertian

Nurchayati (2010) menyebutkan bahwa kualitas hidup seseorang

tidak dapat didefinisikan dengan pasti, hanya orang tersebut yang dapat

mendefinisikannya, karena kualitas hidup merupakan suatu yang bersifat

subyektif. WHOQoL menyatakan kualitas hidup adalah persepsi individu

terhadap posisinya dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem

nilai dimana individu tersebut hidup, dan hubungan terhadap tujuan,

harapan, standar dan keinginan. Hal ini merupakan suatu konsep yang

dipadukan dengan berbagai cara seseorang untuk mendapat kesehatan

Page 43: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

26

fisik, keadaan psikologis, tingkat independen, hubungan sosial, dan

hubungan dengan lingkungan sekitarnya.

Kinghron (dikutip dalam Farida 2010) pengertian kualitas hidup

masih menjadi suatu permasalahan, belum ada suatu pengertian tepat yang

dapat digunakan sebagai acuhan untuk mengukur kualitas hidup

seseorang. Kualitas hidup merupakan suatu ide yang abstrak yang tidak

terkait oleh tempat dan waktu, bersifat situasional dan meliputi berbagai

konsep yang saling tumpang tindih. Kualitas hidup merupakan suatu

model konseptual, yang bertujuan untuk menggambarkan perspektif klien

dengan berbagai macam istilah. Dengan demikian kualitas hidup akan

berbeda bagi orang sakit dan orang sehat.

Kinghron (dikutip dalam Farida 2010), terdapat dua komponen dasar

dari kualitas hidup yaitu subyektifitas dan multidimensi. Subyektifitas

mengandung arti bahwa kualitas hidup hanya dapat ditentukan dari satu

sudut pandang klien itu sendiri dan ini hanya dapat diketahui dengan

bertanya langsung kepada klien. Sedangkan multidimensi bermakna

bahwa kualitas hidup dipandang dari seluruh aspek kehidupan seseorang

secara holistik meliputi aspek biologi / fisik, psikologis, sosial dan

lingkungan.

2.3.2. Model Konsep Kualitas Hidup

Kualitas hidup sangat berhubungan dengan aspek / dominan yang

dinilai meliputi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Model

konsep kualitas hidup dari WHOQoL-Bref (The World Health

Page 44: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

27

Organization Quality of Life - Bref) mulai berkembang sejak tahun 1991.

Instrumen ini terdiri dari 26 item pertanyaan yang terdiri dari 4 domain

(Skevington et al. 2004), yaitu :

1. Dimensi kesehatan fisik yang terdiri dari rasa nyeri, energi, istirahat,

tidur, mobilitas, aktivitas, pengobatan dan pekerjaan;

2. Dimensi psikologis yang terdiri dari perasaan positif dan negatif, cara

berfikir, harga diri, body image, spiritual.

3. Dimensi hubungan sosial terdiri dari hubungan individu, dukungan

sosial, aktivitas seksual.

4. Dimensi lingkungan meliputi sumber keuangan, informasi dan

ketrampilan, rekreasi dan bersantai, lingkungan rumah, akses ke

perawatan kesehatan dan sosial, keamanan fisik, lingkungan fisik,

transportasi.

Page 45: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

28

Skema 2.1. Skala pengukuran kualitas hidup menurut

WHOQoL-Bref

2.3.3. Dampak hemodialisis terhadap kualitas hidup

Dampak hemodialisis akan berakibat terhadap respon pasien. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karakteristik individu,

pengalaman sebelumnya dan mekanisme koping. Masing – masing

dimensi mempunyai pengaruh tersendiri terhadap kualitas hidup.

1. Dimensi fisik

Dimensi fisik mempunyai beberapa dampak terhadap kualitas

hidup penderita gagal ginjal kronik. Dimensi fisik merujuk pada gejala

Rasa nyeri, energi,

istirahat, tidur,

mobilitas, aktivitas,

pengobatan dan

pekerjaan

Perasaan positif,

perasaan negatif, cara

berfikir, harga diri,

spiritual dan body

image

Hubungan individu dan

sosial, dukungan sosial,

aktivitas seksual

Sumber keuangan,

informasi dan

ketrampilan, rekerasi

dan bersantai,

lingkungan rumah,

akses ke perawatan

kesehatan dan sosial,

keamanan fisik,

lingkungan fisik,

transportasi

Fisik

Psikologi

Hubungan

sosial

Lingkungan

Kualitas

Hidup

Page 46: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

29

– gejala yang terkait penyakit dan pengobatan yang dijalani. Pada

penderita gagal ginjal kronik akan mengalami perubahan fisik.

Kelemahan merupakan hal utama yang dirasakan oleh pasien gagal

ginjal kronik. Kelemahan berhubungan dengan gangguan pada kondisi

fisik, termasuk malnutrisi, anemia uremia. Kelemahan fisik dapat

menurunkan motivasi. Kelemahan secara signifikan berhubungan

dengan timbulnya gejala gangguan masalah tidur, status kesehatan

fisik yang menurun dan depresi yang dapat mempengaruhi kualitas

hidupnya (Farida 2010).

Tallis (2005), menyatakan bahwa perubahan fisik pada pasien

dengan gagal ginjal kronik tidak terbatas pada sistem ginjal, sistem

tubuh lain juga dapat dipengaruhi dan dapat mengakibatkan penurunan

status kesehatan dan kualitas hidup. Farida (2010) mengenai kualitas

hidup penderita gagal ginjal kronik dalam konteks asuhan keperawatan

didapatkan hasil bahwa kualitas hidup secara fisik akan menurun

setelah mengalami gagal ginjal dan harus menjalani hemodialisis.

Seluruh aktivitasnya terbatas dikarenakan kelemahan, respon fisik

dirasakan menurun, merasa mudah capek, dan keterbatasan dalam

asupan cairan dan nutrisi serta merasakan kurang tidur. Hal ini

mempengaruhi semua kesehatan fisik penderita gagal ginjal kronik

sehingga tidak dapat melakukan kegiatan seperti saat sebelum

menjalani hemodialisis. Adaptasi yang dilakukan penderita dalam

mengatasi kesehatan fisik yang menurun berupa membatasi aktivitas

Page 47: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

30

fisik seperti tidak melakukan pekerjaan yang berat, membatasi

pemasukan cairan dan nutrisi sesuai yang dianjurkan berdasarkan

kesehatannya.

2. Dimensi psikologi

Tallis (2005) respon psikologis pada pasien gagal ginjal kronik

dapat bervariasi dan sering berhubungan dengan kerugian, baik aktual

maupun potensial, dan telah disamakan dengan proses kesedihan.

Depresi merupakan respon psikologis yang paling umum dan telah

dilaporkan berhubungan dengan kualitas hidup yang rendah yang

berhubungan dengan kesehatan. Kemarahan dan penolakan yang

sering dilakukan oleh pasien untuk melindungi diri dan emosi tak

terkendali, ini dapat memiliki efek negatif yang dapat menyebabkan

penurunan kepatuhan pasien terhadap rejimen pengobatan dan

mengurangi komunikasi yang efektif antara pasien dan tim kesehatan.

Penderita gagal ginjal kronik akan mengalami perubahan dalam

hal spiritual. Pasien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan

dibandingkan sebelum terkena gagal ginjal dan melakukan

hemodialisis. Mendekatkan diri kepada Tuhan dilakukan dengan

menjalankan aturan agama dan tidak berbuat hal yang dilarang agama.

Lebih memikirkan kehidupan untuk bekal diakherat. Kualitas hidup

secara spiritual dirasakan lebih meningkat dengan cara mendekatkan

diri kepada Tuhan dan berbuat baik (Farida 2010).

Page 48: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

31

Inti dari spiritual adalah kualitas dari suatu proses menjadi lebih

religius, berusaha mendapatkan inspirasi, penghormatan, perasaan

kagum, memberi makna dan tujuan yang dilakukan oleh individu yang

percaya dan tidak percaya kepada Tuhan. Lebih memikirkan

kehidupan untuk bekal diakherat. Selain dampak spiritual, penderita

akan merasa mudah putus asa, malu, merasa bersalah, hal ini dapat

menyebabkan depresi. Rasa kehilangan pekerjaan, peran dalam

keluarga dan kehilangan teman, serta tingkat pendidikan yang rendah

merupakan resiko utama terjadinya depresi. Depresi merupakan hal

yang berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Adaptasi psikologi

yang dilakukan adalah menjadi lebih sabar, menerima keadaan dan

ikhlas (Farida 2010)

3. Dimensi hubungan sosial

Nutrisi merupakan komponen penting dalam kehidupan pasien

dengan gagal ginjal kronik. Efek samping jika mengalami gangguan

nutrisi adalah hiperkalemia, hiperfosfatemia, protein yang

berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelebihan cairan. Sebagian

besar dari interaksi orang, melibatkan makan dan minum sehingga

tidak jarang untuk pasien dengan ESRF untuk mengurangi keterlibatan

sosial mereka karena pembatasan makanan dan minuman yang ketat.

Masalah sosial lainnya dapat dipengaruhi oleh penyakit kronis dan

termasuk status kerja pasien, hubungan antara keluarga dan teman-

teman, dan bahkan keinginan untuk melakukan kegiatan rekreasi.

Page 49: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

32

Perubahan aspek sosial dapat disebabkan oleh perubahan fisik dan /

atau psikologis dan bisa ada siklus negatif yang jika dipelihara maka

penyebabnya juga dapat menjadi efek (Tallis 2005).

Pasien hemodialisis juga mengalami gangguan sosial berupa

disfungsi seksual. Dusfungsi seksual terjadi pada klien gagal ginjal

kronik tahap akhir dengan hemodialisis. Pada pasien gagal ginjal

kronik, umumnya mendapatkan terapi antidepresan, dimana obat ini

dapat berefek menurunkan libido dan menunda orgasme pada wanita,

menurunkan ereksi dan ejakulasi pada laki – laki. Selain faktor

depresan hal lain yang berkontribusi pada disfungsi seksual adalah

body image, defisiensi zinc dan gangguan hormonal (Diaz et al. 2006).

4. Dimensi lingkungan

Penelitian yang dilakukan oleh Chang (dikutip dalam Farida

2010) mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan

dalam melakukan koping pada pasien yang menjalani hemodialisis.

Hasil penelitian mengatakan penyebab stres utama adalah yang

berhubungan dengan masalah ekonomi dan ketidakmampuan untuk

mendapatkan uang.

2.3.4. Status fungsional yang mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal

ginjal kronik

National Kidney Foundation, dalam menilai kualitas hidup pasien

gagal ginjal kronik yang mengalami hemodialisis, faktor yang dinilai

adalah akses vaskular, dyalisis adequacy, anemia, nutrisi, hipertensi, serta

Page 50: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

33

penyakit tulang (kontrol phospat dan kalsium) (Clarkson & NKF dikutip

dalam Nurchayati 2010) :

1. Anemia

Brunner & Suddart (2002), menyatakan derajat anemia yang

terjadi pada pasien dengan gagal ginjal kronik sangat bervariasi,

mayoritas terjadi pada pasien dengan nitrogen urea dalam darah

(BUN) > 10 mg/dl. Hematokrit turun antara 20 – 30%, sedangkan pada

pemeriksaan apusan darah tepi sel darah merah tampak normal.

Anemia tersebut terjadi karena penurunan ketahanan hidup sel darah

merah maupun defisiensi eritropoetin.

Dampak anemia terhadap kualitas hidup, adalah sebagai berikut :

a. Dampak anemia terhadap fungsi fisik

Pada pasien dialisis dengan anemia memiliki nilai volume O2

maximal 50% dibandingkan dengan orang sehat ataupun yang

sesuai. Level oksigen yang rendah akan menyebabkan pasien

keusulitan untuk melakukan aktivitas harian atau bekerja sesuai

dengan keadaan normal (Gregory 2005).

b. Dampak anemia terhadap fungsi kognitif

Pada pasien dengan dialisis mengalami penurunan fungsi kognitif

yang dimanifestasikan dengan kebingungan, gangguan memori,

tidak mampu berkonsentrasi, dan penurunan kesadaran mental

(Gregory 2005).

c. Dampak anemia terhadap fungsi psikologis dan sosial

Page 51: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

34

Percobaan klinis telah menemukan adanya efek anemia terhadap

kesehatan psikologis dan sosial pada pasien hemodialisis, dengan

meningkatkan level hemoglobin dapat meningkatkan kesehatan

psikologis dan sosial pada pasien hemodialisis yang mengalami

anemia (Gregory 2005).

2. Adekuasi hemodialisis

NKF-KDOQi (2001) adekuasi hemodialisis adalah kecukupan

dosis hemodialisis yang direkomendasikan untuk mendapatkan hasil

yang adekuat pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.

Nurchayati (2010) secara klinis hemodialisis dikatakan adekuat bila

keadaan umum pasien dalam keadaan baik, merasa lebih nyaman,

tidak ada manifestasi uremia dan usia hidup pasien lebih panjang.

Akan tetapi ketergantungan pasien pada mesin dialisis seumur

hidupnya mengakibatkan terjadinya perubahan pada perubahan untuk

menjalani fungsi kehidupan sehari – hari yang dapat mempengaruhi

kualitas hidupnya.

3. Hipertensi

Hipertensi pada penyakit ginjal dapat terjadi akibat kelainan

glomerulus maupun kelainan vascular diginjal (Nurchayati 2010). Soni

et al. (2010) penelitian yang dilakukan terhadap penduduk Afrika

selama 7 tahun dengan jumlah responden sebanyak 1094 orang yang

memiliki Mean Arterial Pressusre (MAP) 102 – 107 mmHg, yang

telah mendapat terapi antihipertensi dan setelah dilakukan pengukuran

Page 52: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

35

kualitas hidup menggunakan SF-36 didapatkan hasil adanya efek

negatif yang signifikan antara MAP dengan kualitas hidup.

4. Akses vascular

Wasse et al. (2007) yang telah melakukan penelitian mengenai

akses vascular hemodialisis didapatkan adanya hubungan antara akses

vascular (pada pasien yang menggunakan AVF) dengan kualitas hidup

pada pasien yang menjalani hemodialisis.

5. Nutrisi

Malnutrisi pada pasien gagal ginjal kronik sangat berkaitan, dan

secara umum dengan berbagai tipe yaitu berat badan rendah,

kehilangan protein tubuh (massa otot berkurang), tingkat serum

albumin rendah (Nurchayati 2010).

6. Kontrol kalsium dan phospat

Abnormalitas lain dari pasien gagal ginjal kronik adalah

gangguan metabolisme kalsium dan phospat. Kadar serum kalsium

dan phospat tubuh memiliki hubungan timbal balik, jika salah satu

meningkat maka yang lainnya akan menurun. Dengan menurunnya

filtrasi glomerulus di ginjal terjadi peningkatan kadar phospat serum

dan sebaliknya (Nurchayati 2010).

Page 53: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Fokus Penelitian

Skema 3.1

Fokus Penelitian

Keterangan : Tidak diteliti

Diteliti

Fisik

Psikologi

Hubungan

sosial

Lingkungan

Kualitas Hidup

penderita gagal

ginjal kronik

Peran perawat

hemodialisis

Faktor yang

mempengaruhi :

- Anemia

- Adekuasi

hemodialisis

- Hipertensi

- Akses vascular

- Nutrisi

- Kontrol

phospat dan

kalsium

Page 54: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

37

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan fenomenologis. Saryono & Anggraeni (2010) penelitian kualitatif

efektif digunakan untuk memperoleh informasi yang spesifik mengenai nilai,

opini, perilaku dan konteks sosial menurut keterangan populasi. Sedangkan

pendekatan fenomenologis merupakan pendekatan yang berusaha untuk

memahami makna dari berbagai peristiwa dan interaksi manusia didalam

situasinya yang khusus. Fenomenologi menggambarkan riwayat hidup

seseorang dengan cara menguraikan arti dan makna hidup serta pengalaman

suatu peristiwa yang dialaminya. Penelitian ini dilakukan dalam situasi

penelitian yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau

memahami fenomena yang diteliti. Dengan demikian cara fenomenologis

menekankan pada berbagai aspek subyektif dari perilaku manusia supaya

dapat memahami tentang bagaimana dan makna apa yang mereka bentuk dari

berbagai peristiwa di dalam kehidupan informan sehari – harinya (Sutopo

2006).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi

kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisis

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri sesuai dengan pengalaman pasien. Pendekatan ini juga

memberikan kesempatan kepada partisipan untuk mengungkapkan hal – hal

yang selama ini terjadi dalam hidupnya setelah didiagnosa gagal ginjal kronik

dan harus menjalani hemodialisis.

Page 55: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

38

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil yang

diperoleh dalam penelitian. Pemilihan tempat penelitian harus disesuaikan

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, sehingga tempat

ditentukan benar – benar menggambarkan kondisi informan yang

sesungguhnya. Tempat penelitian adalah tempat interaksi informan dengan

lingkungannya yang akan membangun pengalaman hidupnya (Saryono &

Anggraeni 2010).

3.3.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Unit Hemodialisis Ruamh Sakit

Umum Daerah (RSUD) dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri terhadap pasien yang menjalani hemodialisis dan telah

memenuhi kriteria penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Alasan

dilakukan penelitian ini dikarenakan belum pernah dilakukan penelitian

serupa mengenai kualitas hidup pasien penderita gagal ginjal kronik di

Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran

Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. Unit Hemodialisis Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri telah berdiri sejak tahun 2010, dalam satu bangsal berkapasitas

9 tempat tidur.

3.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Mei

2014.

Page 56: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

39

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah setiap subyek (misalnya manusia,

pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam 2011).

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subyek penelitian melalui sampling. Sampling adalah proses

menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili sampel yang ada

(Nursalam 2011).Saryono & Anggraeni (2010) konsep sampel dalam

penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana memilih informan atau

situasi sosial tertentu yang dapat memberikan informasi yang adekuat dan

terpercaya mengenai elemen – elemen yang ada yang akan diteliti. Pada

penelitian fenomenologi sampel yang diambil adalah sampel yang pernah

mengalami substansi yang akan diteliti, yang artinya sampel tersebut pernah

mengalami sesuatu hal yang akan diteliti oleh peneliti.Dalam penelitian

kualitatif sampel diartikan sebagai partisipan / informan.

Partisipan dalam penelitian ini adalah pasien dengan gagal ginjal kronik

yang sedang menjalani terapi hemodialisis di Unit Hemodialisis Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.

Pengambilan dan rekrutmen partisipan dilakukan dengan cara purposive

sampling, yang mana penelitian mendasarkan pada landasan kaitan teori yang

digunakan, keingintahuan pribadi, dan karakteristik empiris yang dihadapi.

Dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informasinya berdasarkan

posisi dengan akses terentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan

dengan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi

Page 57: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

40

sumber data yang akurat (Sutopo 2006). Kekhususan penelitian ini adalah

pasien yang menjalani hemodialisis yang dapat mengungkapkan

pengalamannya mengenai kualitas hidup. Partisipan yang terpilih untuk

mengikuti penelitian adalah individu yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Pasien dewasa dengan gagal ginjal kronik yang sedang menjalani terapi

hemodialisis.

2. Menjalani hemodialisis dengan frekuensi 1 – 2 kali dalam seminggu.

3. Berusia 30 – 50 tahun.

4. Telah menderita gagal ginjal kronik selama 1 tahun terakhir.

5. Mampu berkomunikasi secara verbal dan baik.

6. Pasien yang kooperatif.

7. Menyetujui informed consent.

8. Bersedia menjadi partisipan selama penelitian berlangung.

Rekruitmen partisipan dimulai dengan mengidentifikasi nama –

nama partisipan yang didapatkan di rekam medik atau catatan nama –

nama pasien yang menjalani hemodialisis di Unit Hemodialisis Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah minimal 5 orang

sesuai dengan krteria yang telah dibuat. Dimana hal ini sesuai pendapat

Saryono & Anggraeni (2010) bawah fokus penelitian kualitatif adalah

pada kedalaman dan proses sehingga pada penelitian ini hanya melibatkan

jumlah partisipan yang sedikit. Pertemuan dengan masing – masing

partisipan dilakukan secara bertahan.

Page 58: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

41

3.5. Pengumpulan Data

Saryono & Anggraeni (2010) dalam proses pengumpulan data

penelitian kualitatif, manusia berfungsi seabagi instrumen utama penelitian.

Meskipun demikian, pada pelaksanaannya peneliti dibantu oleh pedoman

pengumpulan data.

3.5.1. Cara pengumpulan data

Dalam penelitian kualitatif terdapat banyak cara yang dipakai untuk

mengumpulkan data, cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

sesuai dengan pedoman menurut Saryono & Anggraeni (2010) :

1. Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap

informasi terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh

sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara mendalam (In dept interview). Wawancara

mendalam (In dept interview) adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama. Pedoman wawancara dalam

penelitian ini dibuat sesuai dengan indikator – indikator kualitas hidup.

2. Dokumen

Sejumlah besar data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Dalam penelitian ini mengambil sumber data dari

Page 59: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

42

dokumen rekam medik di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri

yang bertujuan untuk mengetahui data nama pasien dan lama

menjalani hemodialisis.

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan data

mengenai hal – hal yang dapat dinilai secara obyektif dari partisipan.

Dalam penelitian ini pengumpulan data secara onbservasi dilakukan

untuk mengetahui indikator - indikator seperti mobilisasi,

pengungkapan nyeri, pembatasan energi dan perubahan fisik.

3.5.2. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data penelitian ini terdiri dari :

1. enghasilan per bulan.

2. Lembar alat pengumpulan data mengenai nama, umur, alamat dan

pLembar transkrip wawancara dan pertanyaan.

3. Alat tulis.

3.5.3. Tahap Pengumpulan Data

1. Tahap Orientasi

Peneliti melakukan pengumpulan data segera dilakukan setelah

peneliti memperoleh izin dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri dan

selanjutnya peneliti melihat data identitas calon partisipan di dokumen

rekam medik. Setelah menentukan calon partisipan yang sesuai dengan

Page 60: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

43

kriteria penelitian dan mendiskusikannya dengan perawat di Unit

hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran

Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. Peneliti bertemu langsung

dengan calon partisipan sesuai dengan jadwal hemodialisis atau

menghubungi lewat telepon untuk menjelaskan tujuan penelitian,

manfaat penelitian, prosedur penelitian, hak – hak partisipan serta

peran partisipan dalam penelitian.

Setelah membina hubungan saling percaya, kemudian peneliti

menanyakan kesediaan calon partisipan untuk menjadi partisipan

dalam penelitian ini. Jika calon partisipan bersedia menjadi partisipan

dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti membuat perjanjian tempat

dan waktu dilakukannya wawancara. Calon partisipan / informan

menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah peneliti membuat perjanjian dengan calon partisipan dan

bersedia untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini serta telah

menandatangani informed consent, selanjutnya adalah wawancara

mendalam terhadap partisipan. Peneliti memberikan pertanyaan kepada

partisipan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat pada

saat persiapan sebelum penelitian dilakukan. Setelah wawancara

selesai, peneliti segera melakukan transkripsi hasil wawancara dan

melakukan konsultasi dengan pembimbing tentang pertanyaan yang

mungkin perlu untuk dikembangkan dan ditambahkan. Pertanyaan

Page 61: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

44

sesuai dengan pedoman wawancara dibuat berdasarkandata yang telah

dikumpulkan pada saat studi pendahuluan dan sesuai dengan kategori –

kategori dimensi kualitas hidup, dengan berbagai macam

pengembangan sesuai dengan keadaan partisipan. Wawancara

dilakukan dengan pedoman wawancara namun tidak bersifat kaku

karena pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan proses yang

belangsung selama wawancara, dengan tanpa meninggalkan landasan

teori yang telah ditetapkan dalam penelitian. Hal ini bertujuan untuk

memungkinkan peneliti mendapatkan respon yang luas dari partisipan.

Informasi yang disampaikan partisipan terbebas dari pengaruh orang

lain baik dari keluarganya maupun orang terdekat dari partisipan,

mengingat kualitas hidup merupakan hal subyektif yang hanya dapat

diungkapkan oleh partisipan penderita gagal ginjal kronik, informasi

tersebut diperoleh langsung dari sumbernya.

Pada saat tahap pengumpulan data, peneliti melakukan analisa

data dengan metode Colaizzi yang sesuai dengan transkrip wawancara

yang telah dibuat, setelah menemukan kata kunci dan makna serta

tema sementara dari analisa yang dilakukan peneliti melakukan

wawancara terhadap partisipan selanjutnya. Peneliti menggunakan alat

perekamsebagai alat bantu perekaman wawancara.

Jumlah pertemuan antar peneliti dengan partisipan berbeda - beda

anatar satu hingga dua kali pertemuan. Peneliti selalu memperhatikan

kondisi partisipan sehingga jika pada saat pertemuan pertama belum

Page 62: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

45

tercapai semua tujuan penelitian maka peneliti dan partisipan membuat

kesepakatan waktu dan tempat untuk pertemuan yang selanjutnya,

mengingat partisipan tidak selalu dalam kondisi yang baik pada saat

dilakukan wawancara dan pengambilan data sehingga wawancara

disesuaikan dengan kondisi partisipan.

Wawancara kedua dilakukan setelah semua data dari hasil

wawancara pertama telah dibuat dalam suatu transkrip data serta telah

ditetapkan kata kunci, makna dan tema sementara dari berbagai

pengalaman yang dideskripsikan para partisipan. Selama wawancara

ini, partisipan diminta untuk mengkonfirmasi tema – tema yang

sementara dihasilkan berhubungan dengan pengalaman mereka

mengenai kualitas hidup berdasarkan intepretasi data yang telah dibuat

oleh peneliti.

Pada wawancara kedua ini juga penting dilakukan untuk

memberikan kesempatan kepada para partisipan melakukan verifikasi /

konfirmasi, memperluas dan menambah deskripsi mereka dari

pengalaman – pengalaman mereka mengenai kualitas hidup untuk

lebih menambah keakuratan dari penelitian ini. Setelah wawancara

kedua selesai dan dilakukan transkrip wawancara, transkrip dirujuk

kedalam kata kunci dan makna serta tema – tema yang telah dibuat

sebelumnya sehingga setelah wawancara kedua ini tema – tema sudah

ditetapkan sebagai pernyataan yang tegas.

Page 63: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

46

3.6. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode

fenomenologis deskriptif dengan metode Colaizzi (Polit & Back 2006),

metode Colaizzi dinilai efektif digunakan dalam penelitian ini, dikarenakan

dengan metode Colaizzi fenomena – fenomena dapat terungkap dengan jelas

sesuai dengan makna – makna yang didapat. Adapun langkah – langkah

analisa data adalah sebagai berikut :

1. Peneliti menggambarkan fenomena dari pengalaman hidup partisipan

yang diteliti yaitu mengenai kualitas hidup penderita hemodialisis.

2. Peneliti mengumpulkan gambaran fenomena partisipan berupa

pengalaman pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis terhadap

kualitaas hidup.

3. Peneliti membaca semua protokol atau transkrip untuk mendapatkan

perasaan yang sesuai dari partisipan. Kemudian mengidentifikasi

pernyataan partisipan yang relevan. Serta membaca transkrip secara

berulang – ulang hingga ditemukan kata kunci dari pernyataan –

pernyataan mengenai kualitas hidup.

4. Kemudian peneliti mencari makna dan dirumuskan ke dalam tema.

Setelah tema dianalisa, merujuk kelompok tema kedalam transkrip dan

protokol asli untuk memvalidasi

5. Peneliti mengintegrasikan hasil kedalam deskripsi lengkap dari fenomena

yang diteliti mengenai kualitas hidup.

Page 64: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

47

6. Merumuskan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti sebagai

pernyataan tegas dan diidentifikasi kembali.

7. Kembali kepada partisipan untuk langkah validasi akhir / verifikasi tema

– tema segera setelah proses verbatim dilakukan dan peneliti tidak

mendapatkan data tambahan baru mengenai kualitas hidup selama

verifikasi.

3.7. Validitas dan Reliabilitas

Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan untuk

peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif (Sutopo 2006). Dalam

penelitian ini menggunakan triangulasipeneliti, data, metodologi dan teoritis.

Alasan menggunakan triangulasi tersebut dikarenakan focus group

discussion tidak dapat dilakukan mengingat masing – masing partisipan tidak

memungkinkan dilakukan FGD dalam penelitian ini.

3.8. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu sistem nilai normal yang harus dipatuhi

oleh peneliti saat melakukan aktivitas penelitian yang melibatkan responden,

meliputi kebebasan dari adanya ancaman, kebebasan dari adanya eksploitasi

keuntungan dari penelitian tersebut, dan resiko yang didapatkan (Polit &

Hungler 2005).

Page 65: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

48

Peneliti meyakini bahwa partisipan harus dilindungi dengan

memperhatikan aspek – aspek : self determination, privacy, anonymity,

informed consent, dan protections for discomfort (Polit & Hungler 2005) :

1. Self determination

Partisipan diberikan kebebasan untuk menentukan apakah bersedia

atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela. Peneliti

memberikan kebebasan kepada partisipan untuk ikut berpartisipasi.

Peneliti memberikan penjelasan kepada calon partisispan mengenai tujuan

dan manfaat penelitian yang dilakukan. Peneliti juga menjelaskan bahwa

partisipan yang mengikuti penelitian tidak dipungut biaya apapun, seluruh

biaya sudah ditanggung peneliti.

2. Informed consent

Peneliti menegaskan kembali mengenai maksud dan tujuan

penelitian yaitu untuk menganalisa kualitas hidup dilihat dari dimensi

fisik, dimensi psikologis, dimensi hubungan sosial dan dimensi

lingkungan. Setelah partisipan mengerti, peneliti memberikan lembar

Informed consent kepada partisipan.

3. Privacy

Selama dan sesudah penelitian, privacy partisipan dijaga secara

benar, semua partisipan diberlakukan sama, peneliti akan menjaga

kerahasiaan partisipan dari informasi yang diberikan dan hanya digunakan

untuk kegiatan penelitian serta tidak akan dipublikasikan tanpa izin dari

partisipan.

Page 66: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

49

4. Anonymity

Nama partisipan selama penelitian tidak digunakan melainkan

diganti dengan nomor dan inisial penelitian. Nomor dan inisial dari

partisipan ini digunakan dengan tujuan untuk menjaga kerahasiaan

partisipan dan mencegah kekeliruan peneliti dalam memasukkan data.

Berikut kode partisipan yang digunakan dalam penelitian ini : Partisipan I

(P01), Partisipan II (P02), Partisipan III (P03), Partisipan IV (P04) dan

Partisipan V (P05).

5. Protections for discomfort

Selama pengambilan data penelitian, peneliti memberi kenyamanan pada

partisipan dengan mengambil tempat wawancara sesuai dengan keinginan

partisipan. Sehingga partisipan dapat leluasa tanpa ada pengaruh

lingkungan untuk mengungkapkan masalah yang alami. Pada penelitian

ini, penelitian dilakukan dirumah masing – masing partisipan karena

penelitian tidak memungkinkan dilakukan di ruang Hemodialisis.

Page 67: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai karakteristik seluruh partisipan dan

berbagai pengalaman kehidupan pasien dengan gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran

Mangun Soemarso Kabupaten Wonogiri. Pada penelitian ini telah ditemukan tema

– tema yang memberikan sebuah gambaran mengenai kualitas hidup penderita

gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis.

4.1.GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) dr. Soediran Mangun Sumarso. RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri telah lama menemani masyarakat Kabupaten

Wonogiri dalam memberikan pelayanan dibidang kesehatan dan juga

dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat diluar kabupaten Wonogiri,

sehingga memuaskan masyarakat dalam jasa pelayanan rumah sakit.

RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri telah

ditetapkan izin operasionalnya oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 13

Januari 1956 sebagai rumah sakit tipe D. Seiring dan sejalan tuntutan publik,

maka pembenahan pelayanan dilakukan dengan kerja keras oleh RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri yang membawa peningkatan

tipe rumah sakit menjadi tipe C pada tanggal 11 Juni 1983. Setelah itu, RSUD

Page 68: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

51

dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri melakukan perbaikan lagi

dan ditetapkan menjadi tipe Non B pendidikan.

Unit hemodialisis RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri telah berdiri sejak tahun 2010 dengan kapasitas 6 tempat tidur,

namun sering berjalannya waktu kapasitas bertambah menjadi 9 tempat tidur

dan 5 perawat spesialis hemodialisis.

4.2.GAMBARAN KARAKTERISTIK PARTISIPAN

4.2.1. Partisipan I (P01)

Ny.ST umur 44 tahun berjenis kelamin perempuan merupakan

partisipan pertama yang diwawancarai untuk pertama kalinya pada hari

Jumat, 31 Januari 2014 pukul 17.00 WIB dirumah Ny.ST yang beralamat

di Desa Tanjung Belikuirp Baturetno. Jarak antara partisipan dengan

peneliti adalah 1 meter. Wawancara kedua dilakukan pada hari sabtu, 17

Mei 2014 pukul 15.30 WIB di rumah Ny.ST. Saat wawancara kedua

kondisi Ny.ST sudah membaik. Jarak antara partisipan dengan peneliti

adalah 1 meter.

Ny.ST merupakan pasien gagal ginjal kronik sejak satu tahun yang

lalu. Ny.ST harus menjalani terapi hemodialisis 2x dalam satu minggu

yang dilaksanakan pada hari selasa pagi dan jumat pagi. Ny.ST memiliki

riwayat darah tinggi sejak 15 tahun yang lalu. Ny.ST juga menggunakan

KB pil selama 15 tahun. Oleh bidan setempat, Ny.ST sudah diberi

Page 69: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

52

pengertian mengenai resiko penderita hipertensi jika menggunakan pil KB,

namun Ny.ST siap untuk menerima resiko.

Pada awal penyakitnya Ny.ST tidak merasakan gejala yang khas.

Jauh sebelum didiagnosa gagal ginjal kronik, Ny.ST mengkonsumsi

minuman rebusan daun sirih. Konsumsi rebusan daun sirih dilakukan 3

tahun terakhir dan konsumsi 2 – 3x dalam sehari untuk mengobati

keputihan. Selain itu, Ny.ST sering menahan BAK setiap harinya

dikarenakan Ny.ST bekerja di pabrik roti yang mengharuskan Ny.ST

untuk selalu bekerja cepat. Pada awal penyakit gagal ginjal kronik, tiba –

tiba Ny.ST mengalami penurunan kesadaran, perut bengkak dan badan

lemas sehingga tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Kemudian oleh

keluarga Ny.ST dibawa ke Rawat Inap daerah Baturetno, di Rawat Inap

tidak dilakukan pemeriksaan apapun.

Sebagai orang yang sakit saat itu, Ny.ST tidak menghindari makanan

apapun. Saat itu Ny.ST belum mengetahui mengenai penyakitnya.

Beberapa hari setelah dibawa pulang dari rawat inap, kondisi Ny.ST

kembali buruk dan oleh keluarga dibawah ke Rumah Sakit Medika Mulya

Wonogiri, Rumah sakit tersebut tidak mampu menangani Ny.ST, akhirnya

Ny.ST dirujuk ke Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta untuk mendapat

pengobatan yang lebih lanjut. Di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta

Ny.ST dilakukan pemeriksaan – pemeriksaan penunjang untuk

memperjelas penyakitnya. Ny.ST lalu masuk ke ruang Intensive Care Unit

(ICU) Rumah Sakit Dr.Moewardi karena kondisi yang tidak sadar,

Page 70: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

53

keadaan itu berlangsung hingga 9 hari. Kemudian oleh dokter disarankan

untuk dilakukan cuci darah, setelah dilakukan cuci darah 2x selama 5 jam,

Ny.ST kemudian sadar.

Beberapa saat setelah sadar Ny.ST tidak dapat mengingat siapa

namanya, nama suami dan anaknya. Ny.ST hanya merasakan pikirannya

seperti orang yang ling lung dan bingung tidak tahu siapa – siapa serta

lupa apa yang telah terjadi padanya. Namun oleh keluarga selalu dibantu

untuk mengingat dan selalu diajak untuk berbincang – bincang. Setelah

beberapa saat, Ny.ST sedikit demi sedikit dapat mengingat orang – orang

yang berada disekitarnya. Ny.ST merasakan perut yang sakit dan badan

panas setiap kali diberikan obat. Ny.ST tidak pernah betah tinggal di ruang

Intensive Care Unit (ICU) dikarenakan setiap kali ingin mandi atau sibin

yang melakukan tindakan adalah perawat laki – laki, sehingga Ny.ST

merasa malu selain itu Ny.ST juga takut banyak alat dan kabel yang

terpasang ditubuhnya.

Perasaan Ny.ST pada saat itu adalah perasaan takut dan ingin cepat

pulang serta ingin cepat sembuh. Pada saat kondisi yang sudah membaik,

Ny.ST dipindah ke ruang biasa untuk menstabilkan kondisinya. Diruangan

biasa Ny.ST merasakan kondisi yang kurang lebih baik daripada di

Intensive Care Unit (ICU) dikarenakan kondisi ruangan yang panas dan

banyak pasien. Beberapa saat setelah kondisi sudah membaik, Ny.ST

diperbolehkan untuk pulang, namun tetap harus menjalani terapi

hemodialisis di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta sebanyak 1x dalam

Page 71: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

54

satu minggu. Tidak ada pilihan lain Ny.ST dan keluarga harus mentaati

perintah dari dokter mengingat kondisi Ny.ST yang harus tetap menjalani

hemodialisis.

Pada saat dilakukan hemodialisis 1x dalam seminggu, kondisi Ny.ST

kurang baik, lalu oleh dokter disarankan untuk menambah frekuensi

hemodialisis menjadi 2x dalam seminggu. Dengan hemodialisis yang

dilakukan 2x dalam seminggu kondisi Ny.ST jauh lebih baik. Pada awal

diagnosa gagal ginjal, ada perasaan menyesal, sedih, pasrah dan bingung.

Mengingat kondisi keuangan Ny.ST yang merupakan keluarga menengah

kebawah, sehingga Ny.ST dan keluarga harus berfikir 2x untuk

mendapatkan uang. Tindakan hemodialisis yang dijalani Ny.ST sudah

termasuk dalam jamkesmas, keluarga Ny.ST hanya memikirkan untuk

transportasi.

Akses yang tidak mudah dan jarak yang terlalu jauh yang harus

dijangkau oleh Ny.ST untuk melakukan tindakan hemodialisis membuat

Ny.ST selalu merasa lelah sebelum dan sesudah hemodialisis. Hal itu akan

tetap dilakukan oleh Ny.ST mengingat unit hemodialisis di Rumah Sakit

Dr.Moewardi merupakan unit hemodialisis yang terdekat. Selama ½ tahun

Ny.ST menjalani terapi hemodialisis di Rumah Sakit Dr.Moewardi, Ny.ST

meminta pindah tempat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Wonogiri, mengingat pada saat itu RSUD Wonogiri sudah membuka unit

hemodialisis. Ny.ST dapat meminimalkan biaya transportasi dan tidak

mengeluarkan banyak tenaga. Sejak saat itu, Ny.ST melakukan terapi

Page 72: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

55

hemodialsisi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri hingga saat ini.

Kondisi Ny.ST tidak selalu baik, Ny.ST sering keluar masuk rumah

sakit dengan penyakit yang sama. Pada saat wawancara yang pertama

kondisi Ny.ST sedang membaik dan kondisinya sudah stabil. Namun perut

Ny.ST tetap membesar. Ny.ST tidak pernah mentaati diit yang dianjurkan

oleh dokter dan perawat di rumah sakit. Ny.ST selalu minum banyak air

putih yang dingin, jika Ny.ST tidak minum air dingin maka kondisi badan

tidak stabil. Ny.ST akan merasakan badan tidak nyaman dan badan lemas

jika minumnya hanya sedikit, menurut Ny.ST lebih baik minum daripada

makan. Hal ini yang membuat Ny.ST selalu dilakukan pengeluaran cairan

dalam perut, sekali tindakan dapat mengeluarkan sebanyak 5 – 6 liter.

Ny.ST tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya semenjak

mengidap gagal ginjal. Ny.ST tidak dapat bekerja dan susah untuk

bersosialisasi karena kondisi badan yang sudah tidak seperti dahulu.

Ny.ST selalu merasakan badan lemah dan lemas ketika melakukan

aktivitas yang berlebih, Ny.ST sudah tidak dapat melakukan aktivitas

secara maksimal. Karena penyakitnya Ny.ST merasa malu jika harus

bepergian jauh dan bertemu dengan orang lain yang belum mengenalnya.

Semenjak sakit Ny.ST tidak melakukan aktivitas rekreasi dengan

keluarga dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan. Ny.ST selalu

mengeluhkan bahwa tidak bisa buang air kecil (BAK) dengan puas

dikarenakan fungsi ginjal yang tidak maksimal lagi, buang air kecil (BAK)

Page 73: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

56

hanya menetes pada saat pagi dan malam hari. Ny.ST selalu

mengharapkan ingin cepat sembuh dari sakitnya agar tidak merepotkan

keluarga yang lain. Semenjak hemodialisis dilakukan 2x dalam seminggu

Ny.ST selalu merasakan badan yang enak setelah terapi hemodialisis

selesai, namun pada saat terapi dilakukan badan terasa capek dan lemas

serta kadang – kadang ingin muntah.

Manfaat dari terapi hemodialisis dirasakan Ny.ST setelah 1 hari

melakukan terapi. Satu sampai dua hari menjelang hemodialisis

berikutnya, Ny.ST mengeluhkan badan yang kurang enak dan kurang

stabil, perut terasa sesak dan tidak dapat buang air kecil (BAK). Saat ini

Ny.ST tetap rutin menjalani terapi hemodialisis di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.

Akses vaskular yang digunakan Ny.ST adalah akses vaskular biasa. Saat

ini kondisi Ny.ST sudah mulai membaik dan terhitung dari awal tahun

2014 Ny.ST belum pernah dirawat dirumah sakit dengan sakit yang sama.

4.2.2. Partisipan II (P02)

Tn.ST umur 54 tahun merupakan partisipan kedua yang

diwawancarai pada hari Rabu tanggal 5 Februari 2014 pukul 13.00 WIB.

Tn.ST bertempat tinggal di Dusun Kajar, Blembem Pokoh Kidul

Kabupaten Wonogiri. Wawancara kedua dilakukan pada hari Minggu, 18

Mei 2014, jarak antara partisipan dengan peneliti adalah 1 meter. Tn.ST

menjalani terapi hemodialisis sejak tanggal 28 Agustus 2012, sejak saat itu

Tn.ST mengalami perubahan yang drastis pada kehidupannya.

Page 74: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

57

Awal mula penyakit gagal ginjal tidak dirasakan oleh Tn.ST,

mengingat selama hidupnya Tn.ST tidak pernah mengalami sakit yang

separah ini. Sebelum Tn.ST sakit gagal ginjal, Tn.ST berprofesi sebagai

supir truk di luar jawa selama hampir seumur hidupnya. Tn.ST merupakan

orang yang mempunyai banyak teman, terbukti pada saat Tn.ST sakit,

banyak teman – teman Tn.ST yang turut simpati dan prihatin. Pada awal

sakitnya, Tn.ST tidak merasakan hal yang khas sebagai penderita gagal

ginjal.

Riwayat penyakit yang diderita Tn.ST yaitu penyakit diabetes

melitus sejak 6 tahun yang lalu, penyakit diabetes melitus tidak terlalu

diperhatikan oleh Tn.ST dan juga Tn.ST jarang memeriksakan

penyakitnya tersebut. Selain itu, Tn.ST juga jarang melakukan aktivitas

olahraga, akibat dari penyakit diabetes melitus yang tidak pernah

diperhatikan, Tn.ST terdiagnosa gagal ginjal. Pada awal terdeteksi

penyakit diabetes melitus adalah ketika Tn.ST mencangkul dibelakang

rumah dan jari kaki terkena cangkul, setelah 3 hari, lukanya tak kunjung

sembuh dan semakin menghitam. Lalu oleh keluarga dibawa ke Rumah

Sakit Dr.Moewardi. di Rumah Sakit Dr.Moewardi Tn.ST dilakukan

amputasi pada jari kaki kanan.

Pada saat dirawat, setiap harinya Tn.ST dilakukan cek gula darah

oleh perawat ruangan, gula darah saat itu mencapai 500mg/dl. Tn.ST

merasa tidak nyaman dirawat diruangan, lalu dengan inisiatif sendiri

Tn.ST melarikan diri untuk pulang. Selang beberapa bulan, jari kiri Tn.ST

Page 75: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

58

juga terkena cangkul, luka tidak kunjung sembuh dan menjalar ke

punggung kaki sampai kelima jari kaki. Oleh dokter umum, Tn.ST

disarankan untuk amputasi seluruh kaki, namun Tn.ST dan keluarga tidak

setuju. Tn.ST dan keluarga lalu membawanya ke Rumah Sakit Medika

Mulya, di Rumah Sakit tersebut Tn.ST dilakukan amputasi pada satu jari

kaki kiri, serta jaringan – jaringan yang sudah mati dibersihkan.

Tn.ST memanggil perawat home care untuk merawat luka bekas

operasi amputasi. Perawatan luka selama kurang lebih 3 bulan, setelah itu

kondisi luka mulai membaik dan perawatan luka dilanjutkan oleh istri

Tn.ST. Awal diagnosa Tn.ST merasakan badan yang tidak enak, seluruh

badan seperti berisi air, namun saat itu Tn.ST masih melakukan pekerjaan

seperti biasanya. Tn.ST tidak langsung dibawa ke rumah sakit melainkan

melakukan cek darah ke laboratorium Prodia dan didapatkan hasil bahwa

Tn.ST harus cuci darah dan harus dirawat inap, kemudian oleh keluarga

dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri.

Tn.ST tidak mengalami penurunan kesadaran, hanya saja pada saat

itu Tn.ST merasakan badannya lemas dan tidak mampu untuk beraktivitas.

Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri Tn.ST dilakukan pemeriksaan penunjang untuk

memperjelas penyakitnya. Tn.ST didiagnosa gagal ginjal. Tn.ST juga

harus menjalani terapi hemodialisis 2x dalam satu minggu. Mulai dari saat

itu kondisi dan keadaan Tn.ST naik turun, terkadang stabil dan terkadang

Page 76: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

59

tidak stabil, karena kondisi dan keadaan tersebut Tn.ST berkali – kali

keluar masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama.

Kehidupan Tn.ST mulai berubah, Tn.ST tidak dapat bekerja seperti

dulu dan tidak dapat bersosialisasi dengan bebas. Kebutuhan keuangan

keluarga Tn.ST juga ikut terpengaruh, Tn.ST sudah terdaftar sebagai

peserta jamkesmas, namun Tn.ST harus mempersiapkan biaya transportasi

untuk mencapai layanan kesehatan. Setiap harinya Tn.ST merasakan

badannya lemas, tidak mampu untuk berkativitas seperti biasanya, badan

mudah lelah dan terkadang sesak nafas. Pada awal diagnosa, Tn.ST tidak

dapat menerima kondisinya dikarenakan gagal ginjal merupakan penyakit

yang tidak dapat disembuhkan. Namun berkat dukungan keluarga, Tn.ST

sedikit demi sedikit telah mampu untuk menerima kondisinya.

Banyak keluhan yang dirasakan Tn.ST semenjak sakit, Tn.ST

mengeluhkan tidak dapat buang air kecil (BAK) dengan puas. Satu hari

menjelang hemodialisis, Tn.ST selalu merasakan badannya tidak enak dan

pikiran tidak tenang, namun setelah hemodialisis selesai, Tn.ST merasakan

badannya enak, dapat buang air kecil (BAK) meskipun hanya menetes.

Tn.ST ingin segera sembuh dari sakitnya dan ingin kembali beraktivitas

seperti dahulu. Tn.ST harus mentaati diit dari rumah sakit untuk menjaga

cairan supaya seimbang antara masukan dan pengeluaran.

Namun Tn.ST tidak pernah taat diit dari rumah sakit, minum tidak

pernah patuh, Tn.ST minum sehari minimal dua gelas. Pada saat awal

Tn.ST melakukan terapi hemodialisis, Tn.ST merasakan tidak nyaman

Page 77: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

60

dengan akses yang digunakan untuk hemodialisis. Tn.ST selalu merasa

kesakitan setelah hemodialisis, kemudian oleh perawat ruangan disarankan

untuk dilakukan operasi pemasangan Akses Vaskular-Shunt(AV-Shunt).

Akses vaskular yang digunakan Tn.ST saat ini adalah Akses Vaskular-

Shunt(AV-Shunt Akses Vaskular-Shunt(AV-Shunt) dirasakan lebih baik

daripada menggunkan akses vascular biasa.

4.2.3. Partisipan III (P03)

Ny. SL berumur 40 tahun merupakan partisipan yang ketiga.

Wawancara pertama dilakukan pada hari Kamis tanggal 6 Februari 2014

pukul 13.00 WIB di rumah Ny.SL yang beralamat di Dusun Semen Rt 02 /

01 Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri. Wawancara kedua dilakukan pada

hari minggu, 18 Mei 2014 pukul 09.45 WIB jarak antara partisipan dengan

peneliti adalah 1 meter. Kondisi saat dilakukan wawancara yang pertama

adalah Ny.SL sedang dalam keadaan kurang baik dan sesak nafas.

Kondisi pada saat wawancara kedua adalah Ny.SL dalam keadaan

yang lebih sehat daripada wawancara yang pertama. Pendidikan terakhir

Ny.SL adalah tamat Sekolah Dasar (SD). Sebelum sakit, Ny.SL berprofesi

sebagai penjaga warung miliknya yang berada didekat rumah. Ny.SL

merupakan pasien penderita gagal ginjal kronik sejak 19 Juli 2012. Ny.SL

memiliki riwayat darah tinggi sejak masih berusia muda. Jika darah

tingginya kambuh Ny.SL hanya membeli obat – obatan warung dan

apotek. Namun terkadang juga memeriksakan kondisinya ke dokter umum

terdekat.

Page 78: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

61

Pada awal diagnosa gagal ginjal, Ny.SL tidak begitu merasakan

tanda dan gejala yang khas, hanya saja selama berbulan – bulan Ny.SL

merasakan badan yang tidak enak, sulit tidur, badan terasa panas dan tidak

dapat bergerak dengan bebas, badan berubah warna menjadi hitam, dengan

inisiatif sendiri Ny.SL melakukan cek darah ke laboratorium. Pada saat itu

dokter mendiagnosa bahwa Ny.SL hanya terlalu capek karena pekerjaan.

Setelah beberapa kali melakukan cek darah, kondisi Ny.SL tidak kunjung

membaik. Terapi – terapi lain juga dilakukan oleh Ny.SL diantaranya

terapi alternatif dan dukun, pada saat itu kondisi Ny.SL hampir putus asa,

lalu Ny.SL melakukan cek darah yang kesekian kalinya untuk memastikan

kondisinya.

Oleh dokter selanjutnya, Ny.SL didiagnosa gagal ginjal. Ny.SL lalu

dibawa kerumah sakit oleh keluarganya untuk mendapatkan pengobatan.

Ny.SL dibawa ke Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta untuk melakukan

rawat inap yang pertama. Rawat inap yang pertama selama 13 hari. Di

Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta Ny.SL dilakukan pemeriksaan –

pemeriksaan penunjang lainnya untuk membenarkan diagnosa. Setelah

didiagnosa gagal ginjal, Ny.SL tidak langsung dilakukan cuci darah.

Ny.SL selalu merasa tidak nyaman ketika dirumah sakit, setiap kali

diberikan obat selalu merasa perut sebah dan kembung, pernafasan terasa

sesak, kaki dan badan terasa panas, tidak nyaman dan keluar keringat.

Ny.SL menghendaki untuk pulang ke rumah, kemudian oleh

keluarga Ny.SL dibawa pulang. Kondisi Ny.SL tidak lebih baik dan masih

Page 79: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

62

sama seperti sebelumnya, Ny.SL menghendaki untuk dilakukan

pemeriksaan ke dokter lainnya, oleh dokter tersebut Ny.SL harus

melakukan kuretase. Atas saran dokter Ny.SL melakukan kuretase. Setelah

kuretase, kondisi Ny.SL tidak kunjung sembuh, kondisi tidak membaik

dan masih sama dengan kondisi semula.

Untuk yang kedua kalinya Ny.SL dibawa kerumah sakit, Ny.SL

dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri karena kondisi kembali drop dan

memburuk, setelah melihat hasil laboratorium dan pemeriksaan –

pemeriksaan lainnya yang telah dilakukan oleh Ny.SL serta melihat

kondisi dan gejala – gejala Ny.SL. Oleh dokter, Ny.SL disarankan untuk

dilakukan terapi hemodialisis, hemodialisis pertama kali dilakukan di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri mengingat akses yang mudah dicapai dan tidak

terlalu jauh.

Pada awalnya Ny.SL melakukan cuci darah 1x dalam seminggu, saat

itu kondisi Ny.SL merasa kurang baik, perut sebah, kaki bengkak dan

sebelum tiba waktu untuk hemodialisis (HD) selanjutnya sudah merasa

badan tidak enak dan kaku, kemudian Ny.SL meminta untuk ditambah jam

hemodialisis (HD). Ny.SL merasa ada perbedaan antara hemodialisis (HD)

1x dalam seminggu dengan 2x dalam seminggu, kaki menjadi tidak

bengkak, dan badan terasa nyaman. Ny.SL merasa menyesal dengan

Page 80: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

63

penyakit yang sekarang sedang dideritanya namun saat ini sudah bisa

menerima kondisinya dengan ikhlas dan sabar.

Pada awal diagnosa penyakit gagal ginjal Ny.SL tidak pernah

mematuhi diitnya. Ketika Ny.SL tidak mematuhi diit, maka kondisi

badannya akan drop, sesak nafas dan tidak bisa tidur nyenyak. Ny.SL juga

tidak pernah mendengar nasehat dari suami dan anak – anaknya, namun

setelah sekian lama harus mengidap penyakit gagal ginjal dan harus

menjalani terapi hemodialisis dan efek yang ditimbulkan akibat tidak

mentaati diit, Ny.SL mulai merubah kebiasaannya yang kurang baik.

Ny.SL mulai mentaati diit sedikit demi sedikit, hingga saat ini Ny.SL

sudah bisa menerima kondisinya dan mentaati diit terutama minum.

Keluhan yang diungkapkan Ny.SL adalah tidak puas dalam buang air kecil

(BAK), buang air kecil (BAK) hanya pagi hari saja dan menetes, selain itu

Ny.SL selalu tidak bisa tidur pada malam hari, karena merasakan kaki

yang terasa pegal – pegal. Ny.SL tidak mampu dalam melakukan aktivitas

sehari – hari, badan selalu terasa capek dan lemah serta kondisi yang tidak

seperti dahulu.

Kegiatan sehari – hari dari Ny.SL hanya menonton televisi dan

sekedar bersantai dengan keluarga, namun sesekali Ny.SL melakukan

kegiatan menyapu dan memasak. Ny.SL tidak dapat melakukan pekerjaan

sebagai penjaga warung dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan.

Ny.SL hanya bisa pasrah dan bersabar, Ny.SL percaya bahwa akan ada

hikmah dibalik setiap cobaan. Semenjak harus melakukan terapi

Page 81: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

64

hemodialisis, kondisi keuangan Ny.SL berubah, perubahan tersebut

dirasakan untuk transportasi dan yang lainnya, tetapi untuk terapi

hemodialisis Ny.SL sudah terdaftar sebagai peserta jamkesmas. Saat ini

Ny.SL menjalani terapi hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri 2x dalam

seminggu.

4.2.4. Partisipan IV (P04)

Tn.SG umur 30 tahun merupakan partisipan yang keempat dilakukan

wawancara. Tn.SG berjenis kelamin laki – laki dan merupakan penderita

gagal ginjal kronik, pekerjaan Tn.SG sebagai buruh pabrik di Jakarta.

Wawancara pertama dilakukan pada hari Minggu tanggal 9 Februari 2014

pukul 11.00 WIB dirumah Tn.SG yang beralamat di Klepu Karanganom

Donorojo Pacitan Jawa Timur. Wawancara dilakukan selama kurang lebih

1 jam, jarak partisipan dengan peneliti adalah 1 meter.

Tn.SG memiliki riwayat hipertensi sejak masih muda dan awal –

awal pernikahan. Selain itu, Tn.SG selalu menkonsumsi minuman –

minuman berenergi selama kurang lebih tiga tahun untuk menunjang

kesehatannya mengingat Tn.SG bekerja sebagai pekerja pabrik yang selalu

dituntut untuk bekerja lebih keras. Pada awal penyakit gagal ginjal, Tn.SG

sering muntah jika kelelahan, namun setelah muntah Tn.SG merasa badan

membaik. Hal ini tidak pernah diperiksakan dan hanya dianggap penyakit

sepele, Tn.SG juga sering keluar keringat dingin. Hal itu dibiarkan begitu

saja dan tidak pernah dirasa sebagai penyakit yang serius.

Page 82: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

65

Kemudian Tn.SG merasakan badan yang begitu lemas dan tidak

mampu beraktivitas. Tn.SG memutuskan untuk pulang ke kampung

halaman dan berhenti bekerja. Tn.SG tidak mengalami penurunan

kesadaran namun tetap harus dilakukan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang dilakukan dan didapatkan hasil bahwa Tn.SG

mengidap gagal ginjal, selanjutnya Tn.SG juga harus menjalani terapi

hemodialisis 2x dalam seminggu.

Tn.SG menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri selama kurang lebih

10 hari, kemudian setelah membaik, Tn.SG dibawa pulang oleh

keluarganya. Kondisi pada saat wawancara Tn.SG dalam keadaan yang

sedang stabil dan tidak sesak nafas, Tn.SG akan merasa sesak nafas dan

lelah jika duduk yang terlalu lama. Semenjak terkena gagal ginjal, Tn.SG

harus rutin melakukan hemodialisis. Akses yang terlalu jauh membuat

Tn.SG merasa cepat lelah jika ingin hemodialisis. Tn.SG mengalami

perubahan dalam aktivitas, merasa cepat lelah, capek jika aktivitas yang

terlalu berat.

Akibat dari gagal ginjal, Tn.SG kehilangan pekerjaannya sebagai

pekerja pabrik di Jakarta yang merupakan sumber penghasilan selama ini.

Semenjak Tn.SG harus pulang dari jakarta dan menjalani terapi

hemodialisis Tn.NG menjalani hari – harinya dirumah orang tua. Tn.SG

juga mengeluhkan masalah ekonomi yang semakin bertambah

kebutuhannya, mengingat biaya transportasi yang harus dikeluarkan 2x

Page 83: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

66

dalam satu minggu. Tn.SG tidak pernah melakukan rekreasi keluar rumah

dengan keluarga mengingat kondisi yang tidak memungkinkan.

Keluhan lain yang diungkapkan oleh Tn.SG yaitu mengeluhkan

tidak puas dalam buang air kecil (BAK), buang air kecil (BAK) hanya

menetes pada pagi hari dan sore hari. Tn.SG bisa tidur lelap pada malam

hari jika kondisinya sedang baik dan tidak sesak nafas, namun jika

kondisinya tidak baik, maka Tn.SG tidak dapat tidur dengan nyenyak dan

selalu terbangun. Jika terbangun di malam hari, aktivitas yang dilakukan

Tn.SG adalah berdoa dan pasrah kepada Tuhan. Tn.SG merasa tidak

pernah melakukan dosa besar, namun selalu bertanya – tanya mengapa

dirinya yang diberikan sakit sampai seperti ini, sehingga membuat Tn.SG

selalu sabar dengan kondisinya.

Pada awal diagnosa Tn.SG tidak dapat menerima keadaannya, dan

selalu menyalahkan dirinya sendiri, Tn.SG merasa menyesal. Tn.SG juga

sempat putus asa dengan pengobatan yang dijalani, karena tidak pernah

ada hasilnya. Banyak pengobatan alternatif yang telah diikutinya namun

kondisinya tidak membaik dan tidak ada perubahan. Saat ini Tn.SG sudah

mulai menerima kondisinya dan hanya pasrah kepada yang diatas berharap

bisa sembuh dari penyakitnya.

Tn.SG mengaku mengalami gangguan dalam bersosialisasi dengan

orang lain sehingga dalam kesehariannya Tn.SG jarang kelaur rumah.

Tn.SG juga merasa malu dengan orang yang belum dikenalnya. Saat ini

Tn.SG sedang menjalani terapi hemodialisis dengan frekuensi 2x dalam

Page 84: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

67

seminggu di unit hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.

4.2.5. Partisipan V (P05)

Tn.SO umur 51 tahun yang berprofesi sebagai penjahit adalah

partisipan terakhir yang dilakukan wawancara. Wawancara pertama

dilakukan pada tanggal 12 Februari 2014 pukul 17.00 WIB dirumah

Tn.SO yang berlamat di Desa Gambiranom, Baturetno Wonogiri. Jarak

partisipan dengan peneliti adalah 1 meter. Wawancara kedua dilakukan

pada hari Sabtu, 17 Mei 2014 pukul 17.30 WIB. Tn.SO merupakan pasien

penderita gagal ginjal kronik sejak agustus 2012.

Tn.SO memiliki riwayat darah tinggi sejak masih muda selain itu

Tn.SO juga memiliki riwayat penyakit stroke. Jika Tn.SO merasakan

badan yang kurang enak, kepala pusing dan darah tingginya kambuh maka

Tn.SO akan membawa dirinya ke dokter umum area Baturetno. Tidak ada

tindakan khusus yang dilakukan Tn.SO untuk mengobati penyakit

strokenya tersebut. Tn.SO merupakan seorang pekerja keras, terbukti

dengan banyaknya orderan jahitan yang membuat Tn.SO selalu begadang

setiap harinya. Selain hal tersebut, Tn.SO juga sering menahan buang air

kecil (BAK), setiap kali Tn.SO merasa ingin buang air kecil (BAK) selalu

ditahan terlebih dahulu sampai akhirnya sudah tidak bisa untuk menahan

lagi.

Pada awal penyakitnya, tidak ada gejala yang diketahui mengenai

gagal ginjal yang diderita Tn.SO. Tn.SO merasa sering kelelahan dan

Page 85: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

68

badan tidak lagi sekuat dahulu, Tn.SO juga tidak kuat lagi untuk

mengerjakan pekerjaan yang kasar – kasar. Aktivitas Tn.SO sudah mulai

mengalami penurunan dan energi tidak sekuat dulu, gejala – gejala mual

muntah juga sering dirasakan Tn.SO, namun hal tersebut tidak pernah

dirasa sebagai penyakit yang parah.

Awal sakit pada bulan puasa tahun 2012, Tn.SO tidak dapat

melaksanakan ibadah puasa dengan maksimal dikarenakan kondisi yang

tidak memungkinkan. Awalnya Tn.SO tidak mengetahui bahwa dirinya

mengidap gagal ginjal, kemudian oleh keluarga disarankan untuk

melakukan cek darah ke laboratorium Pramesti. Hasil cek lab tersebut

dibawa ke dokter umum, oleh dokter umum Tn.SO hanya disarankan

untuk istirahat, setelah beberapa hari istirahat kondisi Tn.SO tidak kunjung

sembuh, lalu Tn.SO memeriksakan dirinya ke Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri, niat hanya

untuk periksa namun Tn.SO dianjurkan untuk rawat inap, kemudian

Tn.SO menunjukkan hasil laboratorium yang telah dilakukannya.

Setelah beberapa saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri dicurigai

Tn.SO mengidap gagal ginjal, selama 4 hari Tn.SO dirawat di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri. Tn.SO tidak mengalami penurunan kesadaran, namun harus

merasakan badan yang lemas, tidak kuat untuk aktivitas, makan dan

minum tidak enak dan rasanya seperti melayang – layang. Merasakan

Page 86: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

69

badan yang terlalu panas. Tn.SO disarankan untuk melakukan

hemosdialisis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonogiri 1x dalam

satu minggu. Dengan alasan ingin mendapatkan kesehatan seperti dahulu,

maka keluarga Tn.SO mengisi lembar persetujuan dilakukan tindakan

hemodialisis.

Setelah kondisi membaik Tn.SO diperbolehkan untuk pulang.

Selama harus menjalani hemodialisis 1x dalam satu minggu, kondisi

Tn.SO tidak menunjukkan perbaikan, selalu merasa badan tidak enak,

badan panas dan perut sesak sebelum tiba waktu hemodialisis selanjutnya,

lalu oleh dokter disarankan untuk hemodialisis 2x dalam seminggu.

Semenjak didiagnosa gagal ginjal dan harus menajalani hemodialisis,

kehidupan Tn.SO harus berubah total. Tn.SO kehilangan pekerjaan

sebagai penopang hidupnya.

Keluhan yang dirasakan Tn.SO adalah tidak bisa beraktivitas seperti

dahulu, badan tidak sekuat dahulu, tidak mampu untuk bekerja dan tidak

mampu untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dukungan yang dilakukan

istri Tn.SO adalah selalu memberikan motivasi kepada Tn.SO bahwa

penyakit itu adalah cobaan dari Tuhan. Namun Tn.SO merasa jika anak –

anaknya tidak pernah memberikan perhatian, Tn.SO selalu ingin mendapat

dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekatnya. Pada awal

sakitnya dan banyak mengalami perubahan, Tn.SO merasa malu dan

merasa tidak berguna.

Page 87: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

70

Tn.SO tidak percaya jika harus sakit gagal ginjal dan harus

hemodialisis seumur hidupnya. Tn.SO merasa tidak berguna bagi istri dan

anak – anaknya terlebih lagi Tn.SO sebagai kepala keluarga. Saat sakit,

Tn.SO jarang melakukan ibadah sholat, namun yang dilakukan hanya

berdoa kepada Tuhan semoga diberi kesembuhan dan ketabahan. Tn.SO

merasakan ada sedikit perubahan dalam hal ekonomi, kebutuhan ekonomi

semakin bertambah seiring dengan biaya transportasi hemodialisis yang

dijalaninya namun hal itu masih bisa diatasi oleh keluarga.

Tindakan hemodialisis sepenuhnya sudah termasuk jamkesmas

sehingga Tn.SO hanya butuh biaya untuk transportasi. Hemodialisis

pertama kali dilakukan oleh Tn.SO adalah pada saat hari pertama lebaran

tahun 2012. Transportasi yang digunakan Tn.SO adalah menggunakan

bus, namun sekarang Tn.SO sudah menggunakan sepeda motor miliknya

sendiri. Banyak perubahan yang dialami oleh Tn.SO. Keluhan lain yang

dirasakan Tn.SO adalah tidak bisa buang air kecil (BAK) dengan puas.

Tn.SO selalu mengeluhkan tidak puas dalam buang air kecil (BAK).

Buang air kecil (BAK) hanya menetes pada saat pagi dan sore.

Awal penyakitnya, Tn.SO tidak mengerti mengenai penyakit gagal

ginjal, Tn.SO menyatakan kurang mendapat informasi dari petugas

kesehatan mengenai penyakitnya. Tn.SO selalu ingin mendapatkan

informasi khususnya mengenai konsumsi air. Sampai peneliti melakukan

wawancara yang pertama Tn.SO mengeluhkan tidak pernah mendapat

informasi mengenai konsumsi air. Konsumsi air yang dilakukan Tn.SO

Page 88: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

71

saat ini hanya belajar dari pengalami dirinya sendiri. Jika Tn.SO banyak

minum, maka Tn.SO tidak nyaman, akan merasa sesak nafas dan perut

penuh. Namun jika Tn.SO membatasi cairan yang masuk, badan akan

terasa enak dan lebih baik.

Kondisi Tn.SO semakin meburuk ditambah dengan penyakit

strokenya. Tn.SO tidak mampu melakukan toileting dengan mandiri,

toileting dibantu oleh keluarga. Tn.SO mengeluhkan tidak berani ke toilet

sendiri dikarenakan takut jika jatuh dan akan memperburuk kondisinya.

Tn.SO juga mengeluhkan, pada saat akan dilakukan hemodialisis,

kondisinya kurang baik, karena itu pada saat malam menjelang

hemodialisis Tn.SO akan merasa gelisah dan ingin cepat menjelang pagi

lalu berangkat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran

Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.

Kondisi Tn.SO akan membaik lagi selang beberapa jam setelah

hemodialisis dilakukan, karena menurut Tn.SO seluruh kotoran dan racun

didalam darah sudah dikeluarkan pada saat hemodialsis. Pada saat

hemodialisis berlangsung, Tn.SO selalu merasakan badan lemas dan ingin

muntah, hemodialisis dilakukan selama kurang lebih 4 – 5 jam. Tn.SO

sudah dapat menerima kondisinya dengan berserah kepada yang diatas.

Saat dilakukan wawancara kondisi Tn.SO sedang membaik, namun hanya

merasakan sedikit sesak nafas, jika Tn.SO terlalu lama berbincang –

bincang maka akan merasakan sesak nafas, sehingga wawancara

menyesuaikan dengan kondisi Tn.SO.

Page 89: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

72

Wawancara berlangsung selama kurang lebih 1 jam, Tn.SO sangat

antusias dilakukan wawancara oleh peneliti dan bersedia menandatangani

surat persetujuan menjadi partisipan.

4.3.HASIL PENELITIAN

Dalam analisa tematik akan dijelaskan mengenai tema yang telah

didapat dan telah teridentifikasi dari hasil wawancara. Tema – tema yang

telah dihasilkan tersebut mengacu pada tema dimensi fisik, dimensi

psikologis, dimensi hubungan sosial dan dimensi lingkungan. Masing –

masing dimensi akan menghasilkan beberapa tema.

Tema – tema yang telah dihasilkan dan telah teridentifikasi dari hasil

wawancara tersebut akan secara rinci dibahas untuk mengungkapkan makna –

makna atau arti dari berbagai pengalaman hidup penderita gagal ginjal kronik

yang menjalani terapi hemodialisis, yang telah dilakukan dan dijalani oleh

partisipan dalam kehidupan sehari – hari. Tema – tema dan makna – makna

yang telah dihasilkan akan saling berhubungan satu per satu dengan yang

lain. Berikut penjelasan mengenai masing – masing tema dari empat macam

dimensi kualistas hidup :

4.3.1. Tema dari dimensi fisik

Tema – tema yang telah dihasilkan dari dimensi fisik adalah : 1)

kelemahan fisik; 2) sesak nafas; 3) Buang air kecil (BAK) tidak lampias;

4) kulit hitam; 5) kualitas tidur; dan 6) perubahan pola nutrisi. Tema ini

didapatkan dari analisa terhadap kategori – kategori yang didapat dari

Page 90: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

73

ungkapan keseluruhan dari partisipan. Berikut penjelasan mengenai

beberapa tema tersebut :

1) Kelemahan fisik

Kelemahan fisik dirasakan oleh seluruh partisipan sebagai akibat

dari capek dan penurunan aktivitas akibat dari hemodialisis yang

dijalaninya. Kelemahan fisik meliputi : 1) gangguan aktivitas; 2)

pembatasan energi; 3) tidak puas aktivitas; 4) gangguan mobilitas dan

5) kehilangan pekerjaan.

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai kelemahan fisik dan

gangguan aktivitas :

“...pas nyambut damel kesel, duduk lama nggih kesel... sesek

mboten saget aktivitas...” (P01)

“...kalau untuk aktivitas jalan ya sakit... saya itu kalau mau jalan

lama jadinya kesel...” (P02)

“...mencuci terlalu berat... kalau untuk jalan suka lelah...” (P03)

“...pokoknya kegiatan yang nguras tenaga akan ngerasain sakit...

seperti nyuci terlalu berat...” (P04)

“...kalau mau jalan harus dituntun... susah karena stroke...untuk

jalan dada sesek, capek, udah nggak bisa nglakuin apa –

apa...kadang bisa kadang nggak...” (P05).

Berikut ungkapan partisipan mengenai energi yang terbatas pada saat

aktivitas :

“...tetap ada...ya tidak bisa melakukan aktivitas cuma tidur, tiap

harinya duduk didepan, cari panas matahari didepan rumah,

tidak bisa aktivitas lain seperti nyari rumput untuk kambing...”

(P02)

“...paling kalau capek saya istirahat tapi sekarang saya sudah

benar – benar istirahat. Energinya kurang mbak, soalnya makan

Page 91: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

74

dan minum juga dibatasi kalau untuk jalan gitupun sudah

lelah...seperti kalau nyapu sebentar saya sudah capek, duduk

lama juga capek, buat mandi saja kadang capek mbak apa lagi

buat jualan seperti dulu, yuhh nggak pernah dilakukan lagi”

(P03)

“...saya ngirit energi mbak, kalau jalan 100 meter saja sudah

capek, tenaga tidak seperti dulu, sering lelah, ngerasain tenaga

kurang pembatasan energi jelas ada mbak...misalnya dulu bisa

kemana – mana sekarang nggak, dulu mau main bisa – bisa saja,

sekarang nggak bisa...” (P04)

“...ya itu capek banget, menggeh – menggeh...”

“...tenaga jelas kurang...semuanya mbak, mandi kalau kesumur

minta tolong, kalau jatuh itukan bahaya. Kalau untuk jalan –

jalan nggak berani mbak. Nyapu saya kesel capek mbak. Sedilit

ngone capek. Semuanya capek mbak...” (P05)

Berikut adalah ungkapan kepuasan dan ketidakpuasan partisipan

mengenai aktivitas yang dijalaninya sebagai akibat dari kelemahan

yang dirasakan.

“...nggih alhamdulillah kula puas sak enteni niki...”(P01)

“...yo ndak puas, puas dulu sebelum sakit, tapi sekarang kan

udah tua karena usianya sudah tua yo terserah gitu aja...” (P02)

“...tetap puas mbak, apapun itu saya tetap puas meskipun harus

ada banyak perubahan...saya tetep kuat mbak, masih bisa

melakukan aktivitas kecil seperti nyapu dan masak...” (P03)

“...nggak puas, ya jelas nggak puas mbak. Mau gimana lagi.

Kalau saya aktivitas berat sering capek. Mau ngapa – ngapain

dipikirkan dulu. Ya nggak puas...” (P04)

“...tidak...dulu bisa kok sekarang tidak...” (P05)

Berikut ungkapan partisipan yang mengalami gangguan mobilitas atau

perpindahan dikarenakan ketidakmampuan untuk mobilitas :

“...namung sebatas HD saja mbak, saya pergi...kula mboten

mbak, kerumah saudara harus siap – siap lebih awal...kalau

merasa takut untuk bepergian niku mboten mbak, namung malu,

Page 92: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

75

malunya perutnya gedhe...iya mbak,karena malu perutnya

gedhe...” (P01)

“...saya itu kalau mau pergikakinya berat, jadi nggak

pernah...hanya waktu HD... ya kadang direncanakan kadang

tidak...sudah ndak pernah, sekarang ndak pernah lagi. Saya ndak

takut untuk pergi...” (P02)

“...nggih ada, rasanya capek, kalau mau pergi harus

direncanakan dulu...nggak mbak, tapi saya sudah nggak mau

pergi kemana - mana” (P03)

“...ya gangguan pasti ada,badannya pasti berat, capek, nggak

seringan dulu, nggak nyaman lah badannya, juga merasa takut

bepergian...takutnya karena sesek biasanya, kondisi nggak kuat,

tenaga nggak kuat, orang tua juga nggak ngebolehin...” (P04)

“...umpama mau beli apa gitu ke Batu, ya suruh ngeterke... nggak

mbak, trimo. Nggak mau merepotkan anak. Kalau takut saya

nggak takut mbak. Kalau mau pergi harus direncanakan dulu,

misalnya dirumah saudara ada acara, ya harus direncanakan

dulu...” (P05)

Ungkapan lain yaitu partisipan merasa kehilangan pekerjaan setelah

menderita sakit gagal ginjal. Partisipan merasa tidak mampu dalam

menjalankan pekerjaannya. Berikut ungkapan ketiga partisipan :

“...mbak saya sekarang udah nggak memikirkan pekerjaan yang

penting saya sehat dulu...” (P01)

“...dulu itu sebelum HD saya mengemudi mobil dump, ngaspal

jalan sampai terminal, buat pasar dan sebagainya...”

“...lha saya terus sakit ini...” (P02)

“...sudah nggak bekerja setaun yang lalu mbak, saya sudah nggak

kerja, nggak bisa kerja seperti dulu...” (P04)

Ungkapan diatas merupakan ungkapan dari kelima partisipan

mengenai kelemahan fisik. Kelemahan fisik akan mengakibatkan

partisipan melakukan pembatasan energi. Pembatasan energi akan

Page 93: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

76

dilakukan oleh partisipan pada setiap harinya. Hal tersebut akan

berdampak terhadap mobilitas dan pekerjaan.

Partisipan mengalami gangguan mobilitas diakibatkan karena

fisik yang tidak mendukung dan tidak memungkinkan. Keseluruhan

partisipan mengungkapkan bahwa karena penyakit gagal ginjal dan

harus menjalani terapi hemodialisis yang membuat partisipan

merasakan lemah untuk aktivitas. Kelemahan fisik dirasakan pada saat

untuk bekerja berat, berjalan lama dan untuk aktivitas yang berat

seperti mencuci dan menyapu.

Akibat dari kelemahan fisik yang dirasakan, keseluruhan dari

partisipan akan merasa capek dan kurang tenaga. Keseluruhan dari

partisipan tidak mampu untuk beraktivitas dengan maksimal dan

merasa mempunyai energi yang terbatas. Dengan kata lain,

keseluruhan dari partisipan akan melakukan pembatasan energi setiap

harinya.

Beberapa partisipan mengungkapkan bahwa merasa puas

dengan aktivitas yang dijalani meskipun harus dengan perubahan yang

sangat berbeda dengan keadaan sehat. Namun, partisipan lain juga

mengungkapkan bahwa tidak merasa puas dan belum bisa

menyesuaikan aktivitas yang harus dijalani dengan kondisinya saat

ini.

Page 94: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

77

2) Sesak nafas

Gangguan pola nafas yaitu sesak nafas ditemukan pada

penelitian ini. Berikut ungkapan dari partisipan mengenai sesak nafas :

“...kalau banyak kadang sesek, rasanya penuh diperut...” (P02)

“...minumnya banyak rasanya mual dan senep...” (P03)

“...rasanya ya jelas nggak enak.gimana ya, rasanya sesek kalau

kebanyakan minum...” (P04)

“...niku keluhan tiap hari nggih sesek. Aktivitas sehari – hari

sering sesek...” (P05)

Sesak nafas diungkapkan tiga partisipan akibat dari konsumsi

air yang berlebih dan tidak dibatasi selain itu sesak nafas juga

dirasakan oleh satu partisipan pada saat aktivitas yang berlebih.

Akibat dari sesak nafas tersebut partisipan akan mengalami gangguan

pada saat tidur malam yang mengakibatkan partisipan tersebut tidak

dapat tidur kembali dan akhirnya tidurnya akan kurang. Selain

gangguan tidur, sesak nafas juga akan berakibat partisipan tidak dapat

melakukan aktivitas yang berat – berat.

3) Buang air kecil (BAK) tidak lampias

Gangguan eliminasi BAK diungkapkan oleh kelima dari

partisipan dan merupakan masalah yang terjadi pada partisipan.

Berikut ungkapan dari kelima partisipan mengenai BAK tidak lampias

:

“...nggak bisa puas.” (P01)

“...siang dan sore cuma tes - tes saja. Tidak puas.”(P02)

Page 95: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

78

“...nggak bisa mbak, ya keluarnya dengan dicuci itu mbak”

(P03)

“...pagi hari hanya sedikit, netes saja” (P04)

“...rasanya anyang – anyangan mbak, sakit. Pipisnya sedikit”

(P05).

Keseluruhan dari partisipan mengatakan bahwa sudah tidak bisa

lagi untuk BAK / kencing. BAK dilakukan hanya pada saat pagi hari

itupun hanya menetes dan tidak bisa puas. Jumlah urin yang

dikeluarkan jauh lebih sedikit daripada sebelum sakit gagal ginjal.

4) Kulit hitam

Perubahan pada kulit yang menjadi hitam diungkapkan oleh dua

partisipan. Perubahan warna kulit tersebut menjadi hitam, bersisik dan

gatal – gatal. Berikut ungkapan dari dua partisipan mengenai

perubahan warna kulit :

“...mau ketemu sama orang lain aja susah, masalahnya malu

kok aku dadi kaya ngene rupaku (kulit hitam dan kurus)...”

(P01)

“...malu dengan kondisi (hitam, kurus)...”“...dulu kan seger,

nggak item...” (P04)

Menurut dua partisipan perubahan tersebut dikarenakan proses

hemodialisis yang dilakukan 2x dalam seminggu dengan

menggunakan cairan kimia yang dimasukkan ke dalam tubuh. Itulah

yang mengakibatkan kulit mengalami perubahan warna menjadi hitam

dan bersisik serta gatal – gatal. Perubahan kulit tersebut menjadikan

partisipan malu untuk melakukan aktivitas seperti dahulu. Malu untuk

keluar rumah dan tidak mampu dalam bersosialisasi. Dari hasil

Page 96: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

79

observasi yang telah dilakukan pada saat wawancara, keseluruhan dari

partisipan mengalami perubahan warna kulit, kulit menjadi hitam,

kering dan bersisik. Kulit yang terlihat mengalami perubahan warna

adalah bagian kulit kaki.

5) Kualitas tidur

Keluhan tidur ditemukan dalam penelitian ini, keluhan kurang

tidur diungkapkan oleh 3 partisipan. Berikut ungkapan dari ketiga

partisipan :

“...iya nggak bisa tidur, malam – malam itu saya malah nyapu

nggak bisa tidur, jam 11 – 12 saya kebangun...istirahat cukup

mbak, orang saya nggak ngapa – ngapain, Cuma tidurnya saja

yang kurang...” (P03)

“...kadang cukup kadang enggak, soalnya tidurnya juga susah,

kalau nggak bisa tidur ya istirahatnya nggak banyak. Nggak

enak rasanya badan, panas...””...Kalau tidurnya cukup berarti

istirahatnya cukup...””...nggak nyenyak tidurnya nggak

nyenyak. Ya karena kondisi panas, terutama panas, terus ya

badannya pada sakit, nggak enak, nggak nyaman, apalagi

sekarang gusinya itu sering berdarah. Gelisah juga kalau tidur,

gelisahnya nggak tenang pokoknya...””...kalau terlalu turun

kebawah kebangun soalnya sesek...” (P04)

“...dulu – dulu sering kaya gitu. Kan baru sekali seminggu,

belum sampai saatnya untuk HD, malam senin sudah

merasakan. Rasanya kadang – kadang sebah, sesek, campur

semuanya...sering, ya cuma duduk, kadang nggak bisa tidur. Ya

pokoknya sengsara nggak ada enaknya...istirahate cukup wong

tiap hari istirahat...” (P05)

Mereka mengungkapkan bahwa jika tidurnya cukup maka

istirahatnya juga akan cukup. Namun ada 2 partisipan yang

mengatakan tidur cukup tetapi istirahatnya tidak cukup. Tidur malam

selalu terbangun dan tidak bisa tidur kembali. Beberapa partisipan

Page 97: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

80

merasakan kaki panas, perut kembung, kondisi badan panas, rasanya

sakit, tidak enak, tidak nyaman, gelisah saat tidur dan gusi berdarah.

Satu partisipan mengatakan tidak mengetahui perasaan apa yang

menyebabkan dirinya tidak bisa tidur.

6) Perubahan pola nutrisi

Perubahan pola nutrisi merupakan hal yang diungkapkan oleh

partisipan mengenai asupan makan dan minum pasien dengan gagal

ginjal kronik. Berikut ungkapan dari partisipan mengenai perubahan

pola nutrisi :

“...tidak mbak, wong saya kalau tidak minum malah rasanya

lemas, jadi saya minum sesuka saya. Pakai air es. Kalau nggak

es rasanya nggak enak. Arepo mati kakean banyu es mbok ben

mbak...mendingan minum daripada makan. Kalau makan

secukupnya saja, makanan protein mboten angsal kaleh sayuran

lan buah – buahan...” (P01)

“...dari petugas saya menyuruhnya melakukan pembatasan,

aturane dikit sekali kalau minum, tapi sekarang gimana lagi

kalau makan nggak minum, rasanya nggak enak, ya nyolong –

nyolong, tidak pernah patuh...ya mungkin dua gelas, makan

boleh banyak, tapi maemnya 3x sedikit sekali...kalau banyak

kadang sesek, rasanya diperut penuh...” (P02)

“...tetap dibatasi mbak untuk minumnya, kalau nggak banyak

kondisinya lebih baik, kalau misal minumnya banyak rasanya

mual dan senep. Saya minum hanya 2 gelas, sore satu gelas,

siang juga minum pas makan siang itu mbak, paling setengah

gelas. Makan nggak boleh buah – buahan sama protein...” (P03)

“...kalau satu hari minum dua gelas saja, itu anjuran dari dokter

tapi kan nggak ditaati, mungkin 1 liter saya habis

sehari...””...Kalau nggak minum kondisinya panas, kalau nggak

hujan malah tanbah panas dan dehidrasi, pengennya minum es,

kalau minum es malah tambah bengkak, paling nggak boleh

minum es...””...ya boleh banyak sih, protein sama buah –

buahan, yang dianjurkan ikan sama daging, tapi paling ya dikit

– dikit nggak terlalu banyak....””...ya dulu – dulu sih ngikutin,

Page 98: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

81

tapi kan namanya orang nggak tentu, bosen juga, sekarang

makan tempe tahu dibacem itu kan berani dikit – dikit juga sih

nggak terlalu banyak...” (P04)

“...yen esuk segelas, awan segelas, sore kat bengi 3 gelas.

Dibatasi dewe mbak minumnya. Dari pengalaman...maemnya

kalau mau okeh yo ra kepenak. Yen niki tak sedikitke kok mbak,

yen akeh – akeh dilit – dilit BAB. (P05)

Ketiga partisipan tidak menjalani aturan diit dari rumah sakit

mengenai konsumsi air. Konsumsi air pada penderita gagal ginjal

harus dibatasi, namun pada penelitian ini ditemukan tiga orang

partisipan tidak melakukan pembatasan diit terutama konsumsi air.

Satu orang partisipan menungkapkan bahwa melakukan pembatasan

diit minuman atas dasar pengalamannya sendiri.

4.3.2. Tema dari dimensi psikologis

Tema – tema yang dihasilkan dari dimensi psikologis mengenai

adaptasi psikologis dibagi menjadi 2 yaitu perasaan positif diantaranya

adalah : 1) banyak berdoa dan beribadah; 2) sabar. Sedangkan perasaan

negatif diantaranya adalah : 1) putus asa; 2) sedih; 3) menyesal; 4) kecewa

dan 5) malu. Keseluruhan dari partisipan mengungkapkan perasaan positif

dan negatif. Ungkapan tersebut merupakan ungkapan mengenai dirinya

semenjak harus menderita sakit gagal ginjal dan harus menjalani terapi

hemodialisis seumur hidupnya. Berikut penjelasan masing – masing tema :

Page 99: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

82

1) Perasaan positif

a. Banyak berdoa dan beribadah

Berdoa dan beribadah merupakan tindakan yang selalu

dilakukan dan dilaksanakan oleh keseluruhan dari partisipan.

berikut ungkapan dari kelima partisipan mengenai hal ini :

“...alhamdulillah mbak, sehari – hari semakin meningkat.

saya jalankan sholat 5 waktu, menjalankan ibadah, berdoa

kepada Tuhan...” (P01)

“... selama ini saya menjalankan yang ringan – ringan saja,

dulu waktu masih sehat saya ke masjid, berdzikir itu selalu,

berbuat baik juga dilakukan, rajin beribadah. Pas jam 12

malam cuma berdoa sama Tuhan bahwa diri saya dikasih

kesehatan lagi. Sholat udah nggak, nggak bisa bungkuk...”

(P02)

“...ya sholat ngaji, berbuat kebaikan, tetap jalankan ibadah

mbak, saya suka dzikir pas malem – malem nggak bisa tidur,

semakin mendekatkan diri sama yang diatas...” (P03)

“...ikhatiar, tetap harus itu, kalau malam nggak bisa tidur

mungkin berdzikir atau merenung, banyak berdoa, sudah

diterima keadaan ini, agama saya semankin meningkat

mbak...” (P04)

“...sekarang nggak bisa sholat. Sebelum sakit masih bisa

mbak, masih ke masjid. Sekarang nggak bisa. Beribadah

kepada Tuhan hanya berdoa cuma biasa. Dzikir pas malam –

malam. Pasrah juga mbak, mau gimana lagi mbak, kalau

mau wudlu kalau malam takut jatuh...” (P05)

Berdoa dan beribadah dilakukan setiap hari oleh partisipan

meskipun tidak dengan menjalankan sholat. Karena suatu alasan

tertentu seperti badan tidak bisa membungkuk dan tidak tahan

untuk berdiri lama maka partisipan tidak dapat melaksanakan

sholat 5 waktu. Jika partisipan tidak dapat melaksanakan sholat 5

Page 100: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

83

waktu, maka partisipan akan melakukan ibadah yang ringan –

ringan seperti mengaji. Partisipan selalu meminta kepada Tuhan

untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu, partisipan selalu

berdzikir pada malam hari.

b. Sabar

Sabar merupakan hal yang sering diungkapkan oleh

keseluruhan dari partisipan. Berikut ungkapan dari kelima

partisipan :

“...pasti bisa sembuh, bersyukur.tapi buat apa disesali, orang

ini sudah takdir, disyukuri alhamdulillah saja, tetap sabar...”

(P01)

“...saya juga nggak malu, biasa saja...saya sabar, ikhlas

menerima keadaan dan nggak nyesel dengan kondisi

sekarang...” (P02)

“...saya selalu sabar mbak berusaha untuk nerima keadaan

dan tabah. Saya nggak malu mbak, mau badan saya item,

perut buncit, badan kururs seperti ini, nggak malu mbak.

Saya bersyukur mudah – mudahan Allah memberikan yang

terbaik...” (P03)

“...positifnya ya apa ya? Ya jadi tetap perfikir positif, dulu

suka ngeluh sekarang sudah nggak, sudah bisa nerima

keadaan, kesabaran meningkat, dulu sempat putus asa tapi

sekarang nggak lagi, ikhtiar juga kan masih tetep cuci darah,

harapannya semoga ada kemajuan...” (P04)

“...Cuma pasrah mbak...” (P05)

Keseluruhan dari partisipan mengungkapkan perasaan yang

sabar dalam menghadapi penyakitnya. Perasaan sabar diungkapkan

dengan berbagai macam ungkapan seperti tetap bersyukur dengan

keadaan, perasaan ikhlas dan perasaan tidak menyesal.

Page 101: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

84

2) Perasaan negatif

a. Putus asa

Perasaan putus asa diungkapkan oleh tiga partisipan penderita

gagal ginjal kronik. Seperti yang diungkapkan oleh ketiga

partisipan :

“...kadang putus asa kok nggak sembuh – sembuh, merasa

bersalah dengan keadaan, tapi ya mau gimana lagi...” (P02)

“...putus asa juga mbak, kok nggak sembuh – sembuh

padahal sudah berobat bertahun – tahun...” (P03)

“...karena sakitnya nggak sembuh – sembuh, kalau cuci

darah kan bukan obat, cuma ngebersihin darah atau sampah

yang habis dikonsumsi... minum obat diikutin, berobat

kesana diikutin, tapi kok lama – lama nggak ada perubahan,

udah capek iya tapi nggak ada perubahan...” (P04)

Putus asa dirasakan ketiga partisipan yang sudah menjalani

bermacam – macam pengobatan namun kondisinya tetap tidak

membaik dan belum mendapat kesembuhan.

b. Sedih

Perasaan sedih yang dialami oleh partisipan terutama pada

saat awal harus didiagnosa gagal ginjal dan harus menjalani

hemodialisis sepanjang hidupnya. Berikut ungkapan perasaan sedih

dari 4 partisipan :

“...saya takut mbak, takutnya itu suntuk jarum. Capek juga

mbak...” (P01)

“...tapi kadang saya nangis mbak kalau sakit sama kambuh

itu...” (P03)

“...dulu selalu berfikir positif, mungkin iya mbak, sekarang

dengan kondisi seperti ini ada sedikit gangguan, gimana sih

Page 102: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

85

kondisi orang sakit, pasti macam – macam pikirannya...”

(P04)

“...ya umpamanya kadang menangis, sedih. Karena kalau

kumat nggak ada yang ngurusi...” (P05)

Partisipan merasa sedih dengan perubahan kondisinya yang

jauh berbeda dengan kondisi sebelum sakit. Perasaan sedih

diungkapkan oleh 4 partisipan

c. Menyesal

Perasaan menyesal diungkapkan oleh kedua partisipan.

Berikut ungkapan dari kedua partisipan :

“...ya menyesalnya dulu kok, pernah kan awal – awalnya

gejala dulu kok nggak langsung diobati...” (P04)

“...menyesal mbak dengan kondisi ini, takut juga. Kalau pas

kumat sering emosi. Minta apa – apa harus dituruti...” (P05)

Ungkapan menyesal dikarenakan partisipan ketika sehat tidak

menjaga kesehatannya, mereka mengabaikan masalah kesehatan

dan akhirnya sampai saat ini harus terkena sakit gagal ginjal kronik

dan harus hemodialisis sepanjang hidupnya

Namun partisipan yang lain tidak mengungkapkan rasa

menyesalnya dengan kondisi yang saat ini sedang dialaminya.

Perasaan menyesal tersebut diungkapkan oleh bermacam – macam

karakter dari partisipan. Karena cara berfikir masing – masing

partisipan akan berbeda.

Page 103: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

86

d. Kecewa

Perasaan kecewa diungkapkan oleh dua dari partisipan.

Partisipan mengungkapkan perasaan kecewanya terhadap kondisi

saat ini. Berikut ungkapan dari kedua partisipan :

“...nggak ada puasnya malahan, adanya kecewa kecewa dan

kecewa...kalau awal – awalnya nggak nerima dengan kondisi

kaya gini, kok bisa ya aku kan kayaknya nggak berbuat

terlalu buruk, kok bisa begini jadi nggak nerima tapi ya

untungnya ada orang sekeliling yang support, kasih

semangat jadi tambah kuat lagi...”(P04)

“...belum bisa nerima keadaan karena usianya masih

muda,masih 54 tahun...” (P05)

Apa yang dialami partisipan merupakan sebuah kondisi yang

membuat partisipan merasa kecewa. Kecewa kepada diri sendiri

maupun kecewa kepada Tuhan. Satu partisipan merasa bahwa

dirinya tidak melakukan kesalahan yang besar namun diberikan

sakit yang begitu parah

e. Malu

Rasa malu diungkapkan oleh tiga partisipan. Berikut

ungkapan dari ketiga partisipan :

“...tetap ada rasa malu mbak, mau ketemu sama orang lain

aja susah, masalahnya malu kok aku dadi kaya ngene

rupaku, kok perutku jadi gedhe, misal mau bertemu sama

orang lain niku isin...” (P01)

“...kadang – kadang ada malu juga sih sama temen, malunya

karena dengan kondisi badan yang seperti ini, dulu kan

nggak keliatan orang sakit gitu lho, sekarang udah kaya gini,

kan cuci darah kan kulitnya jadi item, terus kurus, pokoknya

nggak ada nyaman – nyamannya...” (P04)

Page 104: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

87

“...menerima, tapi saya malu jika ketemu sama orang yang

belum dikenal karena badan berubah, kulit item perut besar

akhir – akhir ini...bersosialisasi nggak bisa...umpamanya ada

kematian itu sudah nggak bisa, sudah dirumah aja. Kalau

ada arisan juga sudah nggak...” (P05)

Rasa malu dikarenakan partisipan merasakan jika dirinya

mengalami perubahan dalam bentuk fisik tubuhnya. Kulit menjadi

hitam dan bersisik serta perut yang membuncit. Partisipan malu

untuk bersosialisasi dengan orang lain yang belum pernah bertemu

dengan partisipan. Rasa malu tersebut membuat partisipan jarang

bersosialsisasi dengan orang lain

4.3.3. Tema dari dimensi hubungan sosial

Tema yang didapat dari dimensi hubungan sosial adalah 1) kurang

sosialisasi; 2) disfungsi seksual; 3) butuh dukungan. Keseluruhan dari

partisipan mengalami gangguan dalam bersosialisasi dengan orang lain

yang diakibatkan karena kondisi yang tidak memungkinkan dan

mengalami perubahan kulit menjadi hitam dan kurus akibat dari

hemodialisis yang dijalani. Berikut penjelasan masing – masing tema :

1) Kurang sosialisasi

Kurang mampu bersosialisasi diungkapkan oleh empat dari

partisipan. Berikut ungkapan dari partisipan mengenai kurang

sosialisasi :

“...nggih mbak, tapi kurang sosialisasi, isin niku wau mbak...”

(P01)

“...kalau untuk sosial, saya kurang sosialisasi dengan tetangga,

jarang keluar rumah...” (P03)

Page 105: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

88

“...tidak bebas dalam bersosialisasi...” (P04)

“...orang lain ya biasa, kalau menarik diri nggak mbak, saya

biasa. Bersosialisasi nggak bisa. Umpamanya ada kematian itu

sudah nggak bisa, sudah dirumah saja...” (P05)

Kurang mampu sosialisasi diungkapkan oleh empat partisipan.

Partisipan mengungkapkan bahwa mengalami perubahan dalam

bersosialisasi dan berhubungan dengan orang lain. Keluar rumah

jarang dilakukan oleh partisipan dikarenakan kondisi yang tidak

memungkinkan. Keseluruhan dari partisipan juga tidak mampu

melakukan akivitas rekreasi seperti yang dilakukan sebelum sakit.

2) Disfungsi seksual

Disfungsi seksual dirasakan dan diungkapkan oleh keseluruhan

dari partisipan. Berikut ungkapan dari keseluruhan partisipan

mengenai disfungsi seksual :

“...insyaAllah mboten...sama sekali sudah tidak mbak...kalau

saya ngerasain capek mbak...” (P01)

“...kalau saya sudah nggak pernah melakukan, rasanya capek,

rasanya nggak puas, nggak ada gairah karena penyakit gulanya

apalagi sekarang ini...” (P02)

“...sudah ndak dilakukan, dari sekitar tiga tahunan yang lalu.

Rasanya ndak ada gairah, sudah lama mbak, tidak kuat juga...”

(P03)

“...udah nggak bisa, udah nggak dilakukan, orang istri juga

nggak ada disini, kalaupun ada saya juga nggak mbak, capek,

nggak ada gairah sama sekali. Nanti takutnya kalau sesek...”

(P04)

“...sudah nggak bisa, otomatis itu, berhenti total. Nggak bisa

ereksi, capek tentu, nggak bergairah itu juga...” (P05)

Page 106: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

89

Keseluruhan dari partisipan mengungkapkan tidak lagi

berhubungan suami istri dengan pasangannya. Partisipan

mengungkapkan bahwa tidak lagi melakukan hubungan seksual

dikarenakan sudah tidak bergairah, mengalami penurunan kekuatan

dan tidak bisa ereksi.

3) Butuh dukungan

Diperhatikan dan didukung merupakan sesuatu hal yang selalu

diharapkan oleh keseluruhan dari partisipan. Berikut ungkapan dari

partisipan mengenai dukungan yang diperoleh :

“kalau informasi sudah terpenuhi mbak, dari ruangan HD...ada

dukungan mbak, sebenarnya HD itu saya capek mbak, tapi

dukungan dari orang tua harus tetap ada. HD dan harus

berangkat HD...lingkunganHD nyaman – nyaman saja, teman –

teman pada kompak...” (P01)

“...ada mereka selalu menyuruh saya untuk tidak putus asa

dalam HD ini. mereka nggak pernah putus memberikan

semangat kepada saya. Saya juga tambah kuat. Setiap mau HD

mereka mengantar saya ke rumah sakit. Dari rumah sakit juga

ada kok. Pokoke saya disuruh nurut sama pihak rumah

sakit...””...ya temen saya kalau hadir kesini sering ninggali

uang gitu aja, tapi mereka juga mendukung...””...waduh itu

termasuk nyaman, saya sudah puas itu...” (P02)

“...kalau sama bapak dan kelaurga baik mbak malah semakin

dekat, setiap hari selalu berkomunikasi...kalau dari keluarga

ada dukungan mbak, kalau saya mau HD itu mereka selalu

mendukung, biar saya cepet sembuh. Kalau misal tidak mentaati

dietnya mereka mengingatkan saya supaya makan dan minum

tetap terjaga...dari tetangga mereka selalu memberikan

dukungan...”(P03)

“...hubungannya kalau orang tua sendiri malah semakin erat

mbak, siapa lagi kalau bukan mereka selalu memberikan

support..””...mereka selalu kasih support, yang sabar, semoga

cepat sembuh. Jadi nggak ada perubahan mbak, maksudnya

mereka nggak menjauh...””... orangnya baik – baik ramah,

Page 107: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

90

ruangannya nyaman, AC juga, kalau alat pas mati lampu, sama

jensetnya rusak, terus diganti sama batre yang ada alatnya

itu...” (P04)

Dukungan sosial diungkapkan oleh kelima partisipan. Dukungan

sosial merupakan kebutuhan dari partisipan dalam penelitian ini.

Partisipan ingin selalu mendapatkan kenyamanan fisik, ingin selalu

dicintai oleh keluarganya dan oleh semua orang, ingin dihargai oleh

orang lain. Dukungan yang dibutuhkan partisipan dalam penelitian ini

adalah dukungan dari keluarga untuk selalu berangkat hemodialisis,

dukungan untuk tetap kuat menjalani penyakit gagal ginjal, dan

dukungan dari perawat ruangan. Satu partisipan mengungkapkan

bahwa kurang mendapat dukungan dari anaknya, namun tetap

mendapat dukungan dari istri dan tetangga, selain itu partisipan juga

kurang mendapat informasi dari pihak rumah sakit. Berikut ungkapan

dari partisipan tersebut.

“...ya biasa, biasa saja nggak ada bedanya. Tapi kalau dengan

ibu ya dekat kan yang merawat saya sehari – hari...umpamanya

anak? Ya biasa saja, nggak mendukung. Anak saya cuek

saja...tetangga? iya mereka memberi dukungan, masih baik,

tanya kalau ketemu, po jik HD, masih, yuh mbok gek mari. Gitu

mbak...belum, penyakit gagal ginjal itu nggak boleh begini

nggak boleh begini itu nggak ada penjelasannya...” (P05)

4.3.4. Tema dari dimensi lingkungan

Tema yang telah didapat dari dimensi lingkungan adalah 1)

perubahan status ekonomi; 2) butuh informasi dan 3) puas dengan akses

kesehatan dan transportasi. Keseluruhan dari partisipan mengalami

perubahan dalam hal ekonomi. Kelima dari partisipan akan tetap

Page 108: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

91

mebutuhkan iformasi mengenai penyakitnya setiap saat. Selain dua hal

tersebut, partisipan mengungkapkan mengenai transportasi dan akses yang

ingin dicapai untuk mendapat layanan kesehatan. Empat partisipan

mengaku mudah untuk mencapai akses ke pelayanan kesehatan, namun

satu pasien mengatakan susah dan jauh untuk mencapai akses layanan

kesehatan, dikarenakan berbeda provinsi. Berikut penjelasan beberapa

tema dari partisipan :

1) Perubahan status ekonomi

Perubahan status ekonomi dirasakan oleh semua partisipan.

Empat dari partisipan mengungkapkan bahwa kebutuhan ekonomi

semakin meningkat seiring dengan hemodialisis yang dijalani saat ini.

Berikut ungkapan dari partisipan :

“...ya cukup nggak cukup harus cukup mbak. Alhamdulillah

tetap ada dan terpenuhi. Hanya untuk transportasi dan

sebagainya. Kalau HD sudah dari jamkesmas...” (P01)

“...saya menggunakan jamkesmas, kalau untuk sehari – hari

belum cukup, harus lebih ngirit, untuk transportasi HD saya

dikasih sama anak dan istri. Kalau untuk kebutuhan lain, harus

cari uang pinjaman juga, intinya masih kurang. Kalau sudah

gini, mau sambat ke siapa, mau minta siapa. Orang seperti saya

cuma adane itu ya itu...” (P02)

“...kadang yo kurang kadang yo nggak mbak. Kadang cukup dan

harus cukup mbak. Harus bisa membagi – bagi antara

kebutuhan rumah untuk makan...” (P03)

“...kalau HD jamkesmas mbak, jadi lumayan ringan nggak

terlalu berat – berat banget. Paling untuk transportasi...ya

kasian orang tua yang cari uang, apalagi dikampung gini kan

penghasilannya juga minim. Kalau saya sudah nggak dapet

penghasilan sama sekali. Kadang ngerasanya pingin cepet –

cepet bisa kerja lagi. Harus bagi – bagi uang buat

transportasi...” (P04)

Page 109: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

92

Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk trasnportasi.

Partisipan harus mempersiapkan uang untuk setiap kali hemodialsisi.

Belum lagi ditambah jika partisipan harus rawat inap jika kondisi

badannya kurang baik. Namun ada satu partisipan yang

mengungkapkan bahwa tidak mengalami perubahan dalam kebutuhan

ekonomi. Satu partisipan mengungkapkan bahwa tidak mengalami

perubahan dalam hal ekonomi. Kebutuhan tetap terpenuhi dan tidak

merasakan adanya kebutuhan yang meningkat. Berikut ungkapan dari

partisipan :

“...ya dikasih beli bensin sama mbah yang sudah pensiun...ibu

yang bekerja. Nggak merasa kurang mbak, nggak merasa

meningkat juga kebutuhannya, sudah cukup seperti ini...” (P05)

2) Butuh informasi

Mendapat informasi dan butuh informasi mengenai penyakit

gagal ginjal kronik dan hemodialisis diungkapkan oleh keseluruhan

dari partisipan. Berikut ungkapan dari partisipan :

“...kalau informasi sudah terpenhui mbak dari ruangan HD...”

(P01)

“...sudah, mereka memberikan informasi mengenai makan dan

minum, aktivitas yang boleh dilakukan, kalau saya bertanya

mereka menjawab. Ya sebatas itu – itu saja. Tapi saya cukup.

Mereka meberikan informasi mengenai obat juga...” (P02)

“...diberikan mbak mengenai makan dan minum dan juga

aktivitas...” (P03)

“...sudah mbak, sudah mendapat informasi, paling tentang

asupan makan dan minum...” (P04)

Page 110: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

93

Semua dari partisipan tetap membutuhkan informasi dari

petugas kesehatan mengenai sakit yang dideritanya. Empat partisipan

mengungkapkan bahwa sudah mendapat informasi yang dibutuhkan

dari petugas kesehatan, namun ada satu partisipan yang

mengungkapkan bahwa belum mendapat informasi dari petugas

kesehatan mengenai sakitnya.

“...belum, penyakit gagal ginjal itu nggak boleh begini nggak

boleh begini itu nggak ada penjelasannya... ya cuma sedikit,

tapi sedikitnya itu seberapa, nggak ada penjelasannya. Ada

yang menerangkan kalau pipis suruh nadahi, nanti minumnya

ditambahi sedikit, ya jalau nggak pipis bisa pipis beberapa hari

ngene iki opo kon ra minum... iya belum jelas semua... iya

masih, masih sekali... ya cuma setiap hari ditanya cuma gitu –

gitu aja jawabannya...” (P05)

Partisipan tersebut belum mendapatkan informasi yang

dibutuhkan mengenai penyakit gagal ginjal dan tindakan hemodialisis.

3) Puas dengan akses kesehatan dan transportasi

Puas dengan akses dan transportasi yang digunakan untuk

mencapai ke pelayanan kesehatan. Berikut ungkapan partisipan

mengenai akses dan transportasi yang dibutuhkan untuk mencapai

pelayanan kesehatan :

“...gampil menggunakan sepeda motor...tidak mbak (tidak ada

keluhan) kula biasa saja apa adanya (menerima jika

menggunakan sepeda motor untuk HD)...” (P01)

“...mudah, kalau saya itu termasuk mudah...menggunakan

sepeda motor (untuk HD), dengan itu sudah cukup...tidak

pernah ngeluh. Sepeda motor jelek ya ndak apa – apa...” (P02)

“...mudah mbak, sudah termasuk dekat kalau mau HD... kadang

– kadang menggunakan mobil, kadang – kadang juga

Page 111: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

94

bersepeda...ini pun saya sudah dapat sampai di rumah sakit

mbak. Yang penting saya hadir (HD)...” (P03)

“...ya sudah, sudah cukup, mudah saja. Orang Cuma deket kok

mbak...saya pakai sepeda motor udah biasa mbak...nggak,

ngapain ngeluh, sudah cukup (dengan menggunakan sepeda

motor untuk HD)...”

Keempat dari partisipan menungkapkan bahwa mudah dalam

mencapai pelayanan kesehatan dan puas dengan transportasi yang

digunakan untuk mencapai akses tersebut. Namun satu partisipan

mengungkapkan bahwa sulit untuk mencapai akses yang dibutuhkan

mengingat jarak rumah dengan rumah sakit sangat jauh. Keseluruhan

dari partisipan mengungkapkan bahwa sudah puas dengan transportasi

yang digunakan untuk mencapai layanan kesehatan. Berikut ungkapan

dari satu partisipan mengenai akses yang terlalu jauh :

“...terlalu jauh, di Pacitan sendiri sini kan nggak ada ya... ya

jelas pinginnya pakai mobil, tapi uang nggak cukup...motor aja

udah puas dan cukup mbak, yang penting bisa sampai sana

(Rumah sakit)...” (P05).

4.4.PEMBAHASAN

4.4.1. Dimensi Fisik

1) Kelemahan fisik

Kelemahan fisik dirasakan oleh keseluruhan dari partisipan.

Kelemahan fisik akan mempengaruhi aktivitas dari partisipan,

partisipan akan melakukan pembatasan energi untuk menyesuaikan

dengan kondisinya. Kelemahan fisik tersebut juga akan mempengarui

mobilitas dan partisipan akan kehilangan pekerjaan Sebagai akibatnya,

Page 112: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

95

partisipan tidak dapat melakukan kegiatan tersebut seperti dahulu

sebelum sakit.

Menurut Widodo (2006) kelemahan fisik pada pasien dengan

gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dapat terjadi akibat

adanya anemia, hal tersebut disebabkan karena menurunnya produksi

eritropoetin akibat kerusakan fungsi ginjal. Anemia merupakan suatu

keadaan dimana sel darah merah dari tubuh kurang dari normal. Gejala

– gejala dari anemia adalah lelah, letih dan lesu. Hal tersebut yang

membuat keseluruhan dari partisipan merasa kurang tenaga, merasa

lelah dalam beraktivitas dan merasa kurang energi untuk beraktivitas.

Nurchayati (2010) mengemukakan bahwa anemia dapat terjadi

pada hampir semua pasien dengan gagal ginjal kronik, menyebabkan

kematian dini serta mengurangi kualitas hidup karena menyebabkan

kelelahan, penurunan kemampuan kapasitas latihan, penurunan

kemampuan kognitif serta gangguan imunitas. Target HB yang tinggi

direkomendasikan karena dari berbagai studi observasi ditemukan

bahwa HB yang tinggi dapat meningkatkan ketahanan pasien dan

meningkatkan kualitas hidup. Dengan demikian anemia dapat

mempengaruhi aktivitas fisik pederita gagal ginjal kronik.

Painter (2005) mengungkapkan bahwa tingkat aktivitas fisik

adalah prediktor kematian pada pasien dengan gagal ginjal kronik.

Painter juga mengungkapkan sebagian besar pasien dengan dialisis

tidak pernah melakukan aktivitas fisik di luar dasar dari activity dailiy

Page 113: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

96

living (ADL). Johansen (dikutip dalam Painter 2005) melaporkan

sebanyak 39 orang pasin hemodialisis memiliki aktivitas rendah yang

dikur dengan akselerometri. Survey yang dilakukan oleh USRDS

Morbidity and Mortality Study dari 4024 pasien hemodialisis, 12,4%

tidak dapat melakukan ambulasi dan transfer / perpindahan.

Painter (2005) mengungkapkan bahwa ada beberapa latihan fisik

untuk penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis.

Latihan kardiovascular telah meyakinkan terbukti menghasilkan dan

meningkatkan volume O2. Penelitian – penelitian yang telah dilakukan

mengenai hal ini menyebutkan bahwa pasien – pasien dengan

hemodialisis yang mengikuti latihan termasuk pasien berfungsi tinggi.

Rendahnya volume O2 menunjukkan beberapa keterbatasan fisiologi

pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

Salah satu keterbatasan tersebut adalah anemia. Dalam studi yang

dilakukan melaporkan bahwa satu – satunya faktor yang signifikan

dalam perubahan volume O2 pada pasien yang dilakukan latihanadalah

hematokrit yang tidak normal. Sedangkan kelompok hematokrit

normal dengan latihan volume O2 dapat meningkat sebanyak 21%.

Latihan fisik secara teratur telah terbukti dalam studi

observasional untuk meperpanjang umur dan untuk mengurangi risiko

cacat fisik dikemudian hari. Latihan – latihan tersebut antara lain

latihan kekuatan otot dan latihan fungsi vascular. Akibat dari

kelemahan fisik dan pembatasan energi yang dilakukan partisipan juga

Page 114: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

97

akan kehilangan pekerjaan, mengalami gangguan hubungan dengan

orang lain dan gangguan berinteraksi dengan orang lain.

Studi yang dilakukan oleh Ritma (dikutip dalam Nurchayati

2010) melalui studi fenomenologi mengemukakan bahwa pasien

dengan gagal ginjal kronik mengalami perubahan peran dalam

hubungan dengan orang lain akibat ketergantungan terknologi medis.

Pada penelitian tersebut ditemukan adanya penurunan independen dan

otonomi, kehilangan identitas peran keluarga, terpisah dari keluarga,

perasaan terisolasi dan membutuhkan pertolongan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Farida (2010) yaitu bahwa penderita gagal ginjal kronik

mengalami perubahan kebutuhan fisiologis, penderita gagal ginjal

kronik selalu mengalami kelemahan fisik untuk beraktivitas

dikarenakan adanya anemia. Akibat dari kelemahan fisik dan akibat

dari hemodialisis yang dilakukan, partisipan mengalami gangguan

dalam berinteraksi dengan orang lain.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri

(dikutip dalam Nurchayati 2010) mengatakan bahwa 2/3 pasien yang

mendapat terapi dialisis tidak pernah kembali pada aktivitas atau

pekerjaan seperti sediakala sehingga banyak pasien kehilangan

pekerjaannya. Menurut Warnick (dalam Farida 2010) melaporkan rasa

kehilangan pekerjaan, peran dalam keluarga dan kehilangan teman

Page 115: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

98

serta tingkat pendidikan yang rendah merupakan risiko utama

terjadinya depresi.

2) Sesak nafas

Sesak nafas yang diungkapkan oleh partisipan dikarenakan

banyak minum / kelebihan asupan cairan sehingga menyebabkan perut

menjadi senep selain itu sesak nafas juga diakibatkan karena aktivitas

yang terlalu berat dan berlebih. Purcell (dikutip dalam Farida 2010)

sesak juga terjadi akibat adanya komplikasi dari penyakit ginjal kronik

berupa penyakit jantung yang merupakan penyebab utama kematian

pada pasien yang menjalani hemodialisis.

Mavanur (2010) gangguan pernafasan dikaitkan dengan

gangguan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisis. Lebih lanjut lagi Mavanur menjelskan

bahwa gangguan pernafasan pada pasien gagal ginjal lebih banyak

disebabkan karena penyakit kardiovaskular, hipertrofi ventrikel kiri

akan dikaitkan dengan kejadian hipoksemia. Hal ini berbeda dengan

hasil penelitian terhadap 3 orang partisipan, pada penelitian ini

partisipan mengeluhkan sesak nafas dikarenakan konsumsi air minum

yang terlalu banyak. Namun ada 1 partisipan yang dicurigai mengidap

penyakit jantung hanya saja tidak terdiagnosa akibat tidak dilakukan

pemeriksaan – pemeriksaan. Partisipan tersebut mengungkapkan sesak

nafas untuk segala aktivitas dan merupakan keluhan sehari – hari.

Page 116: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

99

Sesak nafas diakibatkan karena banyak minum dan tidak

membatasi asupan cairan menyebabkan pasien dengan gagal ginjal

kronik mengalami penumpukan cairan di perut. Cairan tersebut tidak

dapat diproses melalui ginjal dikarenakan ginjal tidak dapat berfungsi

dengan baik. Jika pasien tidak membatasi asupan cairan maka hal

tersebut akan mengakibatkan perut semakin membesar. Perut yang

membesar akan semakin mendesak bagian epigastrium dan semakin

mendesak bagian paru – paru akibatnya paru – paru tidak dapat

berkembang dengan baik dan penderita akan mengalami sesak nafas.

3) BAK tidak lampias

Keseluruhan dari partisipan tetap membutuhkan terapi

pengobatan untuk kencing selain dari terapi hemodialisis yang

dijalaninya sat ini. Rasa puas untuk BAK tidak pernah dirasakan oleh

seluruh dari partisipan. Perubahan inipun yang paling sering dirasakan

oleh keseluruhan dari partisipan. Namun setelah partisipan menjalani

terapi hemodialisis, partisipan sedikit mampu untuk BAK dikarenakan

racun yang ada diseluruh tubuh sudah dikeluarkan pada saat

hemodialisis. Ketidakmampuan BAK yang dialami oleh partisipan

dapat disebut sebagai anuria.

Nurcahayti (2010) gangguan eliminasi berupa anuria, yaitu

suatu keadaan tidak ada produksi urin selain itu anuria diartikan

sebagai suatu keadaan dimana produksi urin dalam 24 jam kurang dari

100ml. Sebagai akibat dari gangguan eliminasi anuria akan timbul

Page 117: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

100

gangguan keseimbangan didalam tubuh yaitu berupa penumpukan

cairan, elektrolit, dan sisa – sisa metabolisme tubuh yang seharunya

keluar bersama – sama dengan keluarnya urin. Hal ini diakibatkan

karena fungsi ginjal yang sudah tidak maksimal.

Corwin (2009) pada awal penyakit gagal ginjal, manifestasi

anuria mungkin minimal karena nefron – nefron lain yang sehat

mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang rusak akan

meningkatkan laju filtrasi, reabsorbsi dan sekresinya serta mengalami

hipertrofi dalam proses tersebut. Seiring dengan banyaknya nefron

yang mati, nefron yang tersisa akan menghadapi tugas yang banyak

dan semakin berat, sehingga nefron – nefron tersebut mengalami

kerusakan dan akhirnya mati. Sehingga ginjal tidak dapat

mengeluarkan sisa metabolisme dengan maksimal.

Milner (2003) sisa akhir metabolisme tersebut mulai

terakumulasi dalam darah sebab nefron yang sehat tidak mampu untuk

mengkompensasi nefron – nefron yang tidak berfungsi, yang akan

mengakibatkan tertimbunnya produk akhir metabolisme di dalam

darah yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal termasuk produksi urin.

Pada penelitian ini keseluruhan dari partisipan mengalami keluhan

anuria setiap harinya.

4) Kulit hitam

Perubahan warna kulit menjadi kehitaman ditemukan dalam

penelitian ini. Partisipan mengalami perubahan warna kulit menjadi

Page 118: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

101

hitam dikarenakan akibat dari hemodialisis dan proses pembersihan

darah dengan zat kimia yang dilakukan satu minggu 2 kali. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Farida (2010)

mengungkapkan bahwa pada pasien dengan hemodialisis didapatkan

adanya rasa yang tidak nyaman berupa gangguan pada kulit. Gangguan

pada kulit seperti rasa gatal, kulit kering dan kulit belang / hitam.

Thomas (dikutip dalam Farida 2010) mengungkapkan bahwa penyebab

gatal pada kulit dikarenakan kulit kering, tingginya kadar kalsium dan

fosfat serta meningkatnya kadar histamin dan penumpukan zat besi,

hal tersebut diakibatkan karena ginjal tidak dapat mengeluarkan sisa –

sisa metabolisme.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut

adalah memberikan pengertian kepada partisipan atau penderita gagal

ginjal kronik untuk menggunakan lotion setiap kali sehabis mandi.

Lotion tersebut diharapkan mampu melembabkan kulit dan

menghilangkan rasa gatal serta bersisik. Dengan tujuan untuk

mempertahankan kelembapan kulit, agar terbebas dari kerusakan

akibat hemodialisis.

5) Kualitas tidur

Kualitas tidur dalam penelitian ini didapatkan bahwa partisipan

mengalami gangguan tidur pada saat malam hari. Tidur tidak dapat

terpenuhi dikarenakan suatu sebab yaitu merasakan kaki panas, perut

kembung, kondisi badan panas, rasanya sakit, tidak enak, tidak

Page 119: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

102

nyaman, gelisah saat tidur dan gusi berdarah. Satu partisipan

mengatakan tidak mengetahui perasaan apa yang menyebabkan dirinya

tidak bisa tidur. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida

(2010) mengemukakan bahwa perubahan pemenuhan kebutuhan pola

istirahat dan tidur dialami oleh partisipan dalam penelitian. Dalam

penelitian tersebut partisipan mengungkapkan bahwa tidak bisa tidur

dengan alasan yang tidak jelas.

Benz (2012) keluhan tidur pasien gagal ginjal dilaporkan

mencapai 50%, gangguan tidur tersebut termasuk sleep apnea

syndrome dan gelisah. Tidak jauh berbeda, Holley (dikutip dalam

Farida 2010) melaporkan bahwa sleep disorder disturbance pada klien

yang menjalani hemodialisis dapat disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain kecemasan, kesedihan dan nyeri tulang.

Benz (2012) mengungkapkan bahwa penyebab terbanyak

gangguan tidur yang dialami oleh pasien gagal ginjal kronik adalah

apnea tidur. Gangguan tidur pada pasien gagal ginjal kronik telah

dikaitkan dengan peningkatan penyakit kardiovaskular termasuk

penyakit arteri koroner, hipertrofi ventrikel kiri dan hipertensi. Pada

penelitian yang dilakukanya, Benz menyebutkan keluhan tidur

subyektif yang umum diungkapkan oleh pasien dialisis adalah

kesulitan memulai dan mempertahankan tidur, merasa gelisah, kaki

tidak nyaman, gatal – gatal, nyeri tulang, peningkatan stres,

kecemasan, dan depresi. Gangguan tidur yang dialami pasien dialisis

Page 120: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

103

yang sangat tidak nyaman akan mempengaruhi kegiatan sehari – hari.

Kebanyakan dari pasien percaya bahwa menghilangkan gangguan tidur

akan meningkatkan kualitas hidup. Dalam penelitiannya tersebut Benz

melaporkan bahwa pasien laki – laki lebih banyak mengalami

gangguan tidur dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yaitu 2 orang pasien berjenis kelamin laki –

laki dan hanya 1 orang pasien berjenis kelamin perempuan mengalami

gangguan tidur.

Parker (dikutip dalam Benz 2012) menyebutkan faktor – faktor

yang menyebabkan ganguan tidur pada pasien dengan gagal ginjal

kronik antara lain faktor psikologis (ansietas, depresi, stres, khawatir),

faktor penyakit (status kesehatan umum, anemia, uremia, perubahan

metabolik), faktor gaya hidup (peningkatan konsumsi kopi,

penggunaan rokok) dan faktor demografi (bertambahnya usia, jenis

kelamin dan warna kulit putih).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Rompas, dkk (2013)

menyebutkan bahwa banyak pasien gagal ginjal kronik yang

mengalami gangguan tidur terkait dengan kadar hemoglobin yang

dimiliki oleh pasien, kadar hemoglobin pada pasien dengan gagal

ginjal kronik mengalami penurunan dan penurunan itu akan

berdampak pada kualitas tidur pasien dikarenakan komplikasi seperti

anemia dan keluhan badan lemah, mual dan kurang nafsu makan. Pada

penelitian tersebut dijelaskan bahwa semakin kurang kadar

Page 121: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

104

hemoglobin yaitu <9,7 gr/dl semakin cenderung mengalami kualitas

tidur buruk dan sebaliknya semakin tinggi kadar hemoglobin yaitu

≥9,76 gr/dl semakin baik pula kualitas tidurnya.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa ada 2 partisipan yang

mengatakan tidak bisa tidur dimalam hari dikarenakan alasan yang

tidak jelas. Sedangkan 1 partisipan mengatasi gangguan tidur dengan

melakukan aktivitas seperti menyapu ruangan meskipun hanya

sebentar. Hal yang dilakukan partisipan pada saat terbangun dimalam

hari adalah berdoa.

6) Perubahan pola nutrisi

National Kidney Foundation (2006) Pada pasien dengan gagal

ginjal kronik diet adalah bagian terpenting dalam perawatan sehari –

hari. Diet dapat berubah – ubah seiring dengan berjalannya waktu dan

seiring dengan bertambahnya keparahan penyakit. Pemasukan cairan

harus disesuaikan dengan berapa banyak fungsi ginjal yang dimiliki.

Laju filtrasi glomerulus adalah cara terbaik untuk melacak fungsi

ginjal. Keseluruhan dari partisipan mengungkapkan bahwa mengalami

perubahan pola nutrisi setiap harinya karena harus melakukan

pembatasan makan dan minum, jika tidak dibatasi maka badan terasa

tidak enak. Beberapa cara yang dilakukan untuk menjaga nutrisi pada

pasien dengan gagal ginjal kronik adalah dengan menjaga asupan

kalori karena kalori dapat memberikan dan menambah energi, dapat

Page 122: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

105

mempertahankan berat badan dan membantu tubuh untuk

menggunakan protein sebagai penguat otot dan jaringan.

Pada penderita gagal ginjal dianjurkan untuk membatasi asupan

protein. Selain menjaga asupan kalori dan protein, pada pasien dengan

gagal ginjal perlu menjaga berat badan. Meskipun pada pasien gagal

ginjal kronik dibatasi untuk konsumsi protein, namun pada pasien

tersebut masih berhak untuk mendapatkan asupan protein yang

seimbang, protein tersebut berguna untuk membangun otot /

memperkuat otot, memperbaiki jaringan dan memerangi infeksi. Pada

tahap awal penyakit ginjal, pasien tidak perlu membatasi cairan,

namun jika penyakit ginjal sudah mendekati tahap akhir, pembatasan

cairan sangat penting dilakukan, karena ginjal sudah tidak mampu

untuk memproses cairan yang didalamnya.

Beberapa partisipan mengungkapkan bahwa jika banyak minum

maka badan rasanya tidak enak dan sesak nafas serta perut sebah terasa

penuh. Namun ada satu pasien jika tidak minum banyak badan akan

terasa tidak enak dan merasa lemas. Ketidakpatuhan terhadap asupan

cairan yang terjadi pada partisipan sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sari (2009) mengungkapkan bahwa klien gagal ginjal

yang menjalani terapi hemodialisis lebih banyak yang tidak patuh

dibandingkan dengan yang patuh. Asupan cairan / air pada penyakit

gagal ginjal kronik sangat perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk

mencegah terjadinya edema dan komplikasi kardiovascular.

Page 123: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

106

YGDI (2008) mengontrol asupan cairan merupakan salah satu

masalah utama bagi pasien dialisis. Karena dalam kondisi normal

manusia tidak dapat bertahan lebih lama tanpa asupan cairan

dibandingkan dengan makanan. Namun bagi penderita gagal ginjal

kronik harus melakukan pembatasan asupan cairan untuk

meningkatkan kualitas hidupnya. Mayoritas klien yang menjalani

terapi hemodialisis di Indonesia menjalani terapi 2x dalam seminggu

antara 4 – 5 jam pertindakan. Itu artinya tubuh harus menanggung

kelebihan cairan diantara waktu dialisis. Kontrol asupan cairan sangat

diperlukan untuk penderita gagal ginjal kronik.

Brunner & Suddart (2002) air yang masuk kedalam tubuh dibuat

seimbang dengan yang keluar, baik melalui urin maupun IWL. Dalam

melakukan pembatasan asupan cairan, cairan yang masuk bergantung

pada haluaran urin. Lewis dalam Farida (2010) untuk pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis, asupan cairan harus

diatur sehingga berat badan yang diperoleh tidak lebih dari 1 sampai 3

kg diantara waktu dialisis.

Apabila pasien tidak membatasi jumlah asupan cairan maka

cairan akan menumpuk didalam tubuh dan akan menimbulkan edema

di sekitar tubuh seperti tangan, kaki dan muka. Seperti yang terjadi

pada partisipan yang tidak melakukan pembatasan cairan, partisipan

tersebut akan terkena dampaknya yaitu edema disekitar kaki. Karena

itulah pentingnya melakukan pembatasan dan pengontrolan cairan.

Page 124: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

107

Pembatasan tersebut penting agar pasien tetap merasa nyaman pada

saat waktu antara hemodialisis selanjutnya. Ketidakpatuhan partisipan

dalam melakukan pembatasan asupan cairan dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah informasi dan dukungan keluarga.

Menurut Notoatmodjo (dikutip dalam Sari 2009) dengan adanya

kemudahan memperoleh informasi mengenai pentingnya pembatasan

asupan cairan pada penderita gagal ginjal kronik sehingga dapat

memfasilitasi terjadinya perilaku kepatuhan dalam melakukan

pembatasam asupan cairan. Dukungan keluarga merupakan salah satu

faktor penguat atau pendorong terjadinya perilaku. Dukungan keluarga

diperlukan karena pasien gagal ginjal kronik akan mengalami sejumlah

perubahan bagi hidupnya, diharapkan dengan adanya dukungan

keluarga dapat menunjang kepatuhan penderita.

Namun masih saja aturan diit tersebut ada yang mentaati dan

ada juga yang tidak mentaati. Keseluruhan dari partisipan mengalami

perubahan pola makan, makan tetap 3x dalam sehari namun hanya

sedikit. Partisipan tidak mengungkapkan rasa mual dan muntah. Hal

ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida (2010)

mengatakan bahwa partisipan mengalami penurunan nafsu makan

dapat disebabkan karena adanya mual. Mula dapat disebabkan karena

adanya uremic, yaitu suatu keadaan meningkatnya kadar ureum

didalam darah akibat dari kerusakan ginjal yang progresif.

Page 125: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

108

4.4.2. Dimensi Psikologis

1) Perasaan positif

Perasaan positif merupakan adaptasi psikologis yang baik dari

partisipan pada penelitian ini.

a. Banyak berdoa dan beribadah

Partisipan selalu mengharapkan dirinya dapat sembuh dan

lepas dari tindakan hemodialisis yang dijalaninya saat ini. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Farida (2010) mengatakan

kondisi pasien membuat pasien menjadi lebih meningkat dalam

menjalankan ibadah. Dengan kondisi yang dihadapi, membuat

partisipan lebih giat dalam beribadah dan berdoa.

Potter & Perry (2005) seseorang akan memperoleh manfaat

yang besar ketika seseorang menggunakan kepercayaannya sebagai

kekuatan yang dapat memberikan dukungan pada kesehatannya.

Keseluruhan dari partisipan selalu menjalankan ajaran agama

seperti berdoa kepada Tuhan untuk meminta kesembuhan.

b. Sabar

Sabar merupakan akibat dari keadaan yang saat ini sedang

dialami oleh partisipan yang menderita sakit gagal ginjal dan harus

menjalani terapi hemodialisis selama hidupnya. Beberapa

partisipan mengungkapkan bahwa dirinya tetap sabar dalam

menerima kondisinya saat ini. Selain itu, bersyukur juga

merupakan hal yang dilakukan partisipan untuk menerima kondisi.

Page 126: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

109

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida (2010)

ekspresi spiritual yang terjadi pada klien hemodialisis berupa

bersyukur, pasrah, dan rasa ikhlas menerima kondisi apa adanya.

2) Perasaan negatif

Perasaan negatif merupakan adaptasi psikologis yang kurang

baik dari partisipan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini

didapatkan hasil bahwa setiap partisipan memiliki perasaan yang

negatif dan memiliki perasaan positif sebagai adaptasi psikologis.

Perasaan negatif yang didapat dalam penelitian ini adalah 1) putus asa;

2) sedih; 3) menyesal; 4) kecewa; 5) malu.

Kualitas psikologis partisipan menurun diungkapkan dengan

rasa putus asa menjalani pengobatan, perasaan sedih, meyesal, kecewa

dan malu hal ini akan dapat menyebabkan depresi dan cemas pada

partisipan. Penelitian yang dilakukan oleh William (dikutip dalam

Farida 2010) mengungkapkan bahwa kualitas hidup juga dipengaruhi

oleh faktor psikologis, seperti adanya cemas. Cemas dialami oleh

pasien hemodialisis sampai 36%, sedangkan prevalensi depresi sekitar

28%. Cemas dan depresi memiliki korelasi negatif terhadap kualitas

hidup, artinya semakin tinggi kejadian cemas dan depresi maka

kualitas hidup semakin rendah. Depresi merupaka satu – satunya faktor

yang berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien.

Page 127: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

110

4.4.3. Dimensi Hubungan Sosial

1) Kurang bersosialisasi

Kurang bersosialisasi sebagai akibat dari penyakit gagal ginjal

dan dampak dari hemodialisis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Farida (2010) mengungkapkan bahwa pasien yang menjalani

hemodialisis mengalami perubahan dalam interaksi sosial. Sebelum

menjalani hemodialisis, pasien aktif melakukan aktivitas, seperti

bekerja diluar rumah, namun setelah menjalani hemodialisis aktivitas

pasien menjadi terbatas, pasien lebih banyak dirumah, sehingga pola

interaksi sosial juga berubah. Hal ini seperti yang terjadi pada

partisipan, sebelum terkena gagal ginjal dan harus menjalani terapi

hemodialisis partisipan tidak mengalami gangguan dalam sosialisasi

namun setelah terkena gagal ginjal dan harus menjalani terapi

hemodialisis aktivitas partisipan berubah dan terganggu sehingga

mengakibatkan kurang mampu untuk bersosialisasi dan interaksi

sosial.

Tallis (2005) Sebagian dari interaksi orang, melibatkan makan

dan minum sehingga tidak jarang untuk pasien dengan gagal ginjal

kronik untuk mengurangi keterlibatan sosial mereka karena

pembatasan makanan dan minuman yang ketat. Tallis juga mengaitkan

asupan nutrisi dengan pola interaksi sosial. Nutrisi merupakan

komponen penting dalam kehidupan pasien dengan gagal ginjal

kronik. Efek samping gangguan nutrisi adalah hiperkalemia,

Page 128: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

111

hiperfosfatemia dan kelebihan cairan. Masalah sosial lainnya adalah

hubungan antara keluarga dan teman – teman, bahkan untuk

melakukan kegiatan rekreasi. Perubahan aspek sosial dapat disebabkan

oleh perunahan fisik dan atau psikologis. Hal tersebut sesuai dengan

hasil penelitian ini yang mana partisipan mengalami perubahan dalam

proses sosialisasi.

2) Disfungsi seksual

Disfungsi seksual sebagai akibat dari kondisi kekuatan yang

tidak memungkinkan dan kondisi badan yang tidak sehat. Tallis (2005)

pada pasien dengan hemodialisis juga mengalami gangguan sosial

berupa disfungsi seksual. Disfungsi seksual terjadi pada pasien gagal

ginjal kronik tahap akhir dengan hemodialisis, pada pasien ini

umumnya mendapatkan terapi antidepresan, dimana obat ini dapat

berefek menurunkan libido dan ejakulasi pada laki – laki.

Diaz et al. (2006) selain faktor depresan lain yang berkontribusi

pada disfungsi seksual adalah body image, defisiensi zinc dan

gangguan hormonal. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil

penelitian.

3) Butuh dukungan

Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh partisipan yang

menjalani hemodialisis. Dukungan sosial yang dibutuhkan partisipan

dalam penelitian ini adalah dukungan dari keluarga untuk selalu

berangkat hemodialisis, dukungan untuk tetap kuat menjalani penyakit

Page 129: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

112

gagal ginjal, dan dukungan dari perawat ruangan. Hubungan antara

manusia dan lingkungan sosial adalah suatu keadaan yang dinamis

yang sangat kompleks dan dapat memberikan kontribusi yang berbeda

terhadap kesehatan (Burton et al. dalam Corrigan 2011). Dukungan

sosial adalah sebuah konsep umum yang dapat dipahami dalam arti

intuitif sebagai bantuan dari orang lain dalam situasi kehidupan yang

sulit (Corrigan 2011). Dukungan sosial juga diartikan sebagai

keyakinan individu yang mendapat perawatan, dicintai dan dihargai

oleh orang lain (Cobb dalam Corrgigan 2011).

Peran perawat hemodialisis dalam memberikan dukungan sangat

berpengaruh terhadap kondisi pasien mengingat perawat adalah orang

kedua setelah keluarga yang sering dijumpainya selama seminggu.

Pada tahap awal pasien dengan gagal ginjal dan harus hemodialisis,

perawat dapat memberikan dukungan kepada pasien dalam mengambil

keputusan untuk mengikuti terapi hemodialisis dengan memfasilitasi

pasien untuk bertemu dan berdiskusi dengan pasien yang sebelumnya

telah mengikuti terapi hemodialisis. Dengan dukungan sosial tersebut

partisipan akan merasa lebih kuat dan merasa dihargai. Selain dari

perawat, dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan hal yang

perlu dilakukan mengingat pasien hemodialisis kadang mengalami

masalah psikologi terkait dengan penyakit yang dideritanya. Kutner et

al. dalam Corrigan (2011) kepatuhan terhadap pengobatan merupakan

masalah besar dalam manajemen yang efektif dari pasien yang

Page 130: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

113

menjalani hemodialisis. Kimmel et al. dalam Corrgigan (2011) studi

yang telah dilakukan untuk mengevaluasi hubungan dukungan sosial

dan kepatuhan terhadap pengobatan telah dilakukan, beberapa dari

studi yang dilakukan telah menunjukkan bahwa dukungan sosial

dikaitkan dengan peningkatan kepatuhan terhadap pengobatan

menjalani hemodialisis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

telah dianalisa menunjukkan bahwa partisipan akan lebih semangat

dalam menjalani hemodialisis ketika mendapat dukungan dan support

dari keluarganya.

Studi yang dilakukan Oka & Chaboyer dalam Corrigan (2011)

untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dan

kepatuhan terhadap pembatasan diet. Oka et al. dalam Corrigan (2011)

semua studi mendukung bahwa kepatuhan diet meningkat seiring

dengan tingkat dukungan sosial. Studi ini juga menunjukkan bahwa

kepatuhan diet meningkat seiring dengan meningkatnya dukungan

sosial, selain itu pasien yang lebih tua membutuhkan lebih banyak

dukungan untuk perilaku kepatuhan diet.

Pasien yang menjalani hemodialisis juga membutuhkan peran

orang lain untuk bisa beradaptasi dan menerima kondisinya. Hal ini

sangat membantu mengatasi masalah – masalah yang terjadi pada

pasien. Pasien dengan gagal ginjal kronik harus menghadapi masalah

dan tantangan sehari – hari akibat dari kelelahan yang dirasakan,

pembatasan cairan dan diet, perubahan status ekonomi, tingginya biaya

Page 131: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

114

perawatan kesehatan, ketergantungan kepada orang lain, hilangnya

peran keluarga, harga diri dan dinamika keluarga (Corrigan 2011).

Selain hal tersebut, dukungan informasi dari petugas kesehatan

sangat diperlukan partisipan untuk mengetahui penyakitnya. Farida

(2010) dalam penelitian kualitatifnya, menyatakan bahwa penderita

gagal ginjal kronik tetap membutuhkan dukungan sosial (dukungan

emosional, dukungan informasional dan dukungan instrumental).

Dalam penelitian ini keempat dari partisipan mendapat informasi yang

dibutuhkan mengenai penyakitnya, namun ada satu partisipan yang

mengungkapkan jika tidak mendapat informasi yang dibutuhkan

mengenai penyakitnya dari petugas kesehatan.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Farida (2010) menyatakan bahwa partisipan menerima dukungan

sosial belum sesuai dengan harap partisipan. Kebutuhan dukungan

sosial yang dibutuhkan oleh pasien HD lebih tinggi dari yang diterima.

Dukungan sosial berhubungan positif dengan kualitas hidup

yang lebih tinggi pada pasien dengan hemodialisis (Kimmel et al.

dalam Corrigan 2011).

Page 132: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

115

4.4.4. Dimensi Lingkungan

1) Perubahan status ekonomi

Kebutuhan ekonomi yang semakin bertambah seiring dengan

terapi hemodialisis yang dilakukan ditambah lagi dengan kondisi

partisipan yang sudah tidak mampu untuk bekerja. Hal ini membuat

partisipan mengungkapkan kebutuhan ekonomi yang semakin

meningkat. Perubahan tersebut diperparah dengan kondisi pasien yang

saat ini sudah total tidak bekerja. Akibat dari kehilangan pekerjaan,

membuat partisipan berfikir 2x lipat untuk mendapatkan uang yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hemodialisis dan kebutuhan

sehari – hari. Kring & Crane (dikutip dalam Farida 2010) mengatakan

pada tahun 2006 biaya yang dibutuhkan untuk pasien dengan penyakit

gagal ginjal kronik melebihi 23 miliar atau 6,4% dari seluruh biaya

kesehatan di Amerika. Biaya untuk hemodialisis dari kelima partisipan

keseluruhnnya menggunakan fasilitas jamkesmas. Dengan demikian

tindakan terapi hemodialisis dirasakan mempengaruhi status ekonomi

partisipan. Namun satu partisipan mengungkapkan bahwa ekonominya

tidak berubah, hal itu dikarenakan sumber penghasilan dan cara

mendapatkan uang masing – masing partisipan yang berbeda

. Penyesuaian keadaan ekonomi harus dapat dilakukan oleh

keseluruhan dari partisipan terutama 4 partisipan yang mengatakan

mengalami parubahan ekonomi. Hal tersebut dilakukan untuk bertahan

Page 133: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

116

dengan kondisi yang mengharuskan keempat partisipan harus

melakukan terapi hemodialisis setiap minggunya.

2) Butuh informasi

Rajeswari & Sivamani (2010) perawat mempunyai tanggung

jawab untuk semua bentuk terapi hemodialisis. Beberapa prioritas

keperawatan dalam kaitannya dengan asuhan keperawatan pada pasien

hemodialisis yaitu mencegah komplikasi, menjaga keamanan, promosi

homeostasis, dukungan / perawatan diri pasien, dan memberikan

informasi tentang proses penyakit / prognosis dan pengobatan.

Tallis (2005) perawat memiliki kontak yang paling sering

dengan pasien yang sedang menjalani terapi hemodialisis. Dengan

demikian perawat harus memiliki pengetahuan yang lebih banyak dan

menyeluruh tentang patofisiologi gagal ginjal, dan pengetahuan –

pengetahuan lainnya mengenai gagal ginjal dan hemodialisis.

Keseluruhan dari partisipan tetap mebutuhkan informasi – informasi

dari petugas kesehatan yang berfungsi untuk menunjang kesehatan dan

kualitas hidup yang lebih baik.

3) Puas dengan akses kesehatan dan transportasi

Akses layanan yang dibutuhkan partisipan untuk mencapai

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dalam hal ini adalah untuk

melakukan terapi hemodialisis. Partisipan mengungkapkan bahwa

mudah dalam mencapai akses ke pelayanan kesehatan dikarenakan

jarak rumah dengan unit hemodialisis tidak terlalu jauh. Berbeda

Page 134: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

117

dengan pasien yang tinggal di Provinsi Jawa Timur (Kabupaten

Pacitan), mengungkapkan bahwa terlalu jauh untuk mencapai layanan

kesehatan (hemodialisis). Untuk mencapai akses pelayanan kesehatan,

seluruh partisipan tetap membutuhkan transportasi.

Kepuasan terhadap transportasi diungkapkan oleh 4 partisipan.

Namun 1 partisipan merasa kuang puas dengan transportasi yang

digunakan mengingat jarak yang terlalu jauh antara rumah dengan

layanan kesehatan.

4.5.KETERBATASAN PENELITIAN

4.5.1. Peneliti memiliki keterbatasan kemampuan untuk melakukan penelitian

kualitatif mengingat baru pertama kali melakukan penelitian kualitatif,

dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama yang mana

pada saat wawancara dan hasil wawancara akan sangat mempengaruhi

hasil penelitian.

4.5.2. Saat pengisian kuesioner untuk melakukan studi pendahuluan dan

pengambilan data, kuesioner tidak seluruhnya diisi oleh calon partisipan

dikarenakan pada saat pengambilan data kondisi calon partisipan tidak

memungkinkan untuk menulis sendiri mengingat saat itu calon partisipan

sedang menjalani terapi hemodialisis. Untuk itu, pertanyaan kuesioner

diisi oleh keluarga partisipan.

4.5.3. Pada saat penelitian, peneliti harus mendatangi satu per satu rumah pasien

di Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Pacitan, jarak yang terlalu jauh

Page 135: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

118

membuat peneliti tidak melakukan wawancara yang kedua kepada salah

satu partisipan.

4.5.4. Situasi dan kondisi pada saat wawancara kurang mendukung diantara

beberapa partisipan dikarenakan kondisi partisipan saat itu sedang tidak

stabil yaitu sesak nafas, sehingga wawancara menyesuaikan dengan

kondisi partisipan.

4.5.5. Pada penelitian ini belum mampu mengungkap mengenai beberapa

indikator dari dimensi lingkungan yaitu lingkungan rumah, keamanan

fisik, lingkungan fisik dan ketrampilan. Mengingat hal tersebut merupakan

suatu indikator yang didapatkan melalui observasi yang mendalam dan

kontinyu. Dalam penelitian ini tidak dilakukan observasi secara mendalam

mengenai hal tersebut sehingga data – data yang dibutuhkan tidak dapat

ditemui.

Page 136: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

119

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang

telah didapat mengenai tema – tema yang telah dianalisa. Kesimpulan akan

menjelaskan dan menjawab dari tujuan – tujuan khusus dan masalah – masalah

yang sudah dirumuskan. Selain itu, pada bab ini akan dijelaskan mengenai saran –

saran bagi institusi yang bersangkutan.

5.1.KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dari kata kunci yang telah didapatkan dalam penelitian

ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1. Dimensi fisik

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, kualitas

hidup dari dimensi fisik didapatkan tema sebagai berikut : 1) kelemahan

fisik meliputi gangguan aktivitas, pembatasan energi, tidak puas aktivitas

dan gangguan mobilitas; 2) sesak nafas; 3) BAK tidak lampias; 4) kulit

hitam; 5) kualitas tidur dan 6) perubahan pola nutrisi.

5.1.2. Dimensi psikologis

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, kualitas

hidup dari dimensi psikologis didapatkan tema mengenai adaptasi

psikologis. Adaptasi psikologis tersebut adalah 1) perasaan positif meliputi

banyak berdoa dan beribadah serta sabar; 2) perasaan negatif meliputi

Page 137: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

120

putus asa menjalani pengobatan, sedih, menyesal, kecewa dan malu.

Masing – masing dari partisipan mengungkapkan perasaan positif dan

negatif sebagai adaptasi psikologis terhadap kondisi penyakitnya.

5.1.3. Dimensi hubungan sosial

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, kualitas

hidup dari dimensi hubungan sosial didapatkan tema 1) kurang

bersosialisasi; 2) disfungsi seksual dan 3) butuh dukungan.

5.1.4. Dimensi lingkungan

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, kualitas

hidup dari dimensi psikologis didapatkan tema 1) perubahan status

ekonomi; 2) butuh informasi dan 3) puas dengan akses kesehatan dan

transportasi.

5.2.SARAN

5.2.1. Institusi keperawatan / rumah sakit

Bagi institusi keperawatan / rumah sakit khususnya keperawatan medikal

bedah yang menangani tindakan hemodialisis diperlukan pelayanan yang

lebih maksimal mengingat pasien hemodialisis sangat membutuhkan

informasi mengenai penyakit gagal ginjal kronik, terapi hemodialisis dan

diit yang dijalani bagi penderita gagal ginjal kronik. Selain itu, dukungan

sosial dari perawat ruangan hemodialisis sangat diperlukan oleh pasien

mengingat kontak pasien dengan perawat adalah yang paling sering

dilakukan dengan jadwal hemodialisis dalam satu minggu. Sehingga

Page 138: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

121

asuhan keperawatan yang diberikan akan bersifat holistik dan menyeluruh

dengan mempertimbangkan segi psikologis, kultural, sosial dan spiritual.

5.2.2. Ilmu keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

mengenai asuhan keperawatan yang tepat pada penderita gagal ginjal

kronik serta kualitas hidup penderita gagal ginjal kronik yang menjalani

terapi hemodialisis.

5.2.3. Bagi peneliti lain / selanjutnya

Pada penelitian ini belum mampu mengungkap mengenai indikator dari

dimensi lingkungan yaitu lingkungan rumah, keamanan fisik, lingkungan

fisik dan ketrampilan. Indikator tersebut sangat penting untuk diketahui

dikarenakan hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas hidup

penderita gagal ginjal kronik. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat

meneliti mengenai hal ini dengan metode penelitian yang berbeda,

misalnya dengan metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian

kualitatif dengan analisa data jalinan dikarenakan indikator – indikator

tersebut membutuhkan observasi secara kontinyu dan mendalam.

5.2.4. Bagi penderita gagal ginjal kronik

Bagi penderita gagal ginjal kronik diharapkan penelitian ini dapat

membantu memberikan informasi mengenai kebutuhan – kebutuhan dasar

dan segala tentang kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisis sehingga kehidupan yang dijalani menjadi

lebih baik.

Page 139: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

DAFTAR PUSTAKA

Andika, H 2003, Ketebalan parenkim ginjal pada penderita gagal ginjal kronik

dengan pemeriksaan ultrasonografi, Laporan Penelitian, SMF Radiologi

RSUP Dr.Kariadi, Semarang.

Benz, RL, Pressman, MR & Masood, I 2012, “Sleep disorders associated with

chronic kidney disease”, Department of Nephrology Department of Sleep

Medicine Lankenau Medical Center and Lankenau Institute for Medical

Research, Wynnewood, USA

Brunner & Suddart, 2002, “Keperawatan Medikal Bedah”, EGC, Jakarta

Cahyanignsih, ND 2008, Hemodialisis (cuci darah) panduan praktis perawatan

gagal ginjal, Mitra Cendekia Pres, Yogyakarta

Corrigan, RM 2011, “The experience of the older adult with end-stage renal

disease on hemodialysis”, Thesis, Queen’s University, Canada

Corwin, EJ 2009, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta

Dewi, IGAPA 2010, “Hubungan antara quick of blood (Qb) dengan adekuasi

hemodialisis pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis di ruang HD

BRSU Daerah Tabanan Bali”, Tesis, Universitas Indonesia, Depok

Diaz, FM, Ferrer, AR & Cascales, FR 2006, “Sexual functioning and quality of

life of male patients on hemodialysis”, Nephrologia Journal, vol. 26, no. 4,

hal. 453-458

Emanuelsen, KL & Rosenlicht, JM 2010, Handbook Of Critical Care Nursing,

Bethary Connecticut, New York

Farida, A 2010, “Pengalaman klien hemodialisis terhadap kualitas hidup dalam

konteks asuhan keperawatan di RSUP Fatmawati Jakarta”, Universitas

Indonesia, Tesis, Depok

Gregory, N 2005, “Quality of life in patients on dyalisis benefits of maintaining a

hemoglobin of 11 to 12 g/dl”, Nephrol Nursing Journal, vol. 32, no. 3, hal.

7-10, diakses 21 November 2013, http: // www. ncbi. nlm. nig.

gov/pubmed/16035472

Page 140: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

Kusumawardani, AN 2009, “Hubungan karakteristik individu dengan kualitas

hidup imensi fisik pasien gagal ginjal ronik di RS. Dr.Kariadi Semarang”,

Tesis, Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang, diakses 7

November 2013, http://digilib.unimus.ac.id

Lacson, EJR, Xu, J, Lin, SF, Dean, SG, Lazarus, JM & Hakim, RM 2010, “ A

comparasion of SF-36 and SF-12 composite score and subsequent

hospitalization and mortality risks in long-term dialysis patient”, Clinical

Sciences, USA

Levey, AS, Jong, DED, Coresh, J, Nahas, ME, Astor, BC, Matsushita, K,

Gansevoort, RT, Kasiske, BL & Eckardt, KU 2010, “The definition,

classification and prognosis of chronic kidney disease : a KDIGO

Controversies Conference Report”, International Society Of Nephrology,

Germany

Mavanur, M, Sanders, M & Unruh, M 2010, “Sleep disordered breathing in

patients with chronic kidney disease, Renal-Electrolyte Division, University

of Pittsburgh School of Medicine, vol.131, hal.277 – 284

Milner, Q 2003, “Pathophysiology of chronic renal failure”, British Journal Of

Anesthesia, vol. 3, no. 5

National Kidney Foundation, 2001, “Gidelines for vascular acces update 2000,

diakses 21 November 2013, http://www.kidney.org/profesionals/kdoqi/

National Kidney Foundation, 2006, “Anemia and chronic kidney disease”, diakses

21 November 2013, http://www.kidney.org

Nurchayati, S 2010, “Analisa faktor – faktor yang berhubungan dengan kualitas

hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah

Sakit Islam Fatmawati Cilacap dan Rumah Sakit Umum Daerah

Banyumas”, Tesis, Universitas Indonesia, Depok

Nursalam 2011, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba

Medika, Jakarta

Painter, P 2005, “Physical functioning in end-stage renal disease patients: Update

2005, Hemodialysis International, vol.9, hal. 218 - 235

Polit, DF & Beck, CT 2006, Essentials Of Nursing Research Methods, Appraisal,

and Utilization, 6th

edition, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia

Polit, DF & Hungler, BP 2005, Nursing Research : Principles and Methods, 6th

edition, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia

Page 141: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

Potter, PA & Perry, AG 2005, Fundamental of Nursing concept, Process and

Practice, 4th

edition, Mosby Company, St Louis

Price, ST & Wilson, LMC 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit. Edisi 6, vol. 2, Alih Bahasa oleh Brahm U.Pendith, EGC, Jakarta

Rahman, ARA, Rudiansyah, M & Triawanti 2013, “Hubungan antara adekuasi

hemodialisis dan kualitas hidup pasien di RSUD Ulin Banjarmasin”, vol. 9,

no. 2, hal. 151-160, diakses 7 November 2013, http://unnes.ac.id/

Rajeswari, RR & Sivamani, L 2010, Nursing care dialysis, Laporan Artikel,

Government General Hospital

Rompas, AB, Tangka, J & Rotti J 2013,”Hubungan kadar hemoglobin dengan

kualitas tidur pasien penyakit ginjal kronik Di PoliGinjal Dan Hipertensi

Blu RsupProf. Dr. R. D. KandouManado”, Ejournal Keperawatan, vol.1,

no.1

Sari, KL 2009, “Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam

pembatasan asupan cairan pada Klien dengan gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisis di Ruangan Hemodialisa RSUP Fatimah

Jakarta”, Skripsi, Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta

Saryono & Anggraeni, MD 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang

Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta

Shagholian, N, Ghafourifard, M, Rafiedian, M & Mortazavi, M 2008, “Impact of

two types of sodium and ultrafiltration profiles on hemodialysis

hypertention in hemodialysis Patients”, International Journals of

Nephrology Autumn, vol. 13, hal. 135-136

Skevington, SM, Lotfy, M & O’Connell, KA 2004, “The world health

organizations WHOQOL-Bref quality of life assesment : psycometric

properties and result of the international field trial a report from the

WHOQOL Group, Departement Psikology Netherlands, vol. 13, hal. 299 –

310

Supriyadi, Wagiyo& Widowati, SR 2011, “Tingkat kualitas hidup pasien gagal

ginjal kronik terapi hemodialisis”, Jurnal Kesehatan Masyarakat

Universitas Negeri Semarang, vol. 6, no. 2, hal. 107-112

Sutopo, HB 2006, Metodologi Dasar Teori danTerapannya Dalam Penelitian,

Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta

Page 142: KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGALGINJAL · PDF filePengumpulan Data 41 3.5 ... 3.5.2. Alat Pengumpul Data 42 3.5.3. Tahap Pengumpul Data 42 3.6. Analisa Data 46 ... Akses Vaskular

Soni, KK, Porter, AC, Lash, JP & Unrih, ML 2010, “Health - releated quality of

life In hypertention, chronic kidney disease and coexisten chronic health

conditions, Journal Of Elsevier Helath, vol. 17, no. 14, hal. 17-26, diakses

pada 21 November 2013, http://journals.elsevierhealth.com/

Tallis, K 2005, “How to improve the quality of life in patients living with end

stage renal failure, Renal Nursing Society of Australian Journal, vol. 1, no.

1

Togatorop, L 2011, “Hubungan perawat pelaksana dengan kualitas hidup pasien

GGK yang menjalani terapi hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik

Medan”, Universitas Sumatera Utara, Medan

USRDS 2013, Incidence, prevalence, patient characteristik and treatmen

modalities, vol. 2, USA, diakses 15 November 2013, http://usrds.go.org

USRDS 2013, Chronic kidney disease in the general population, vol. 1, USA,

diakses 15 November 2013, http://usrds.go.org

Wasse,H, Nancy, K, Rebbeca, Z & Yijian, H 2007, “Association of initial

hemodialysis vascular access with patient-reported health status and quality

of life”, Clin J Am Soc Nephrol, vol.2, hal 708 – 714

Widodo 2006, Zat besi dan peranannya pada pasien penyakit ginjal kronik,

diakses 3 Juni 2014, http://ika.or.id/print,php?id=325

YGDI, 2008, Yayasan ginjal diatrans Indonesia, cuci darah demi Kualitas hidup”

diakses 3 Juni 2014, http://ygdi.org.