Akibat Kurangnya Perawatan Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana

24
LAPORAN PENELITIAN AKIBAT DARI KURANGNYA PERAWATAN TERHADAP FASILITAS STUDIO ARSITEKTUR UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA LEVI RODOMAR (61110018) JOSUA SITANGGANG (61110022) MARTHEN YEWEN (61110034) FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA 2014/2015

description

seminar arsitektur

Transcript of Akibat Kurangnya Perawatan Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana

  • LAPORAN PENELITIAN

    AKIBAT DARI KURANGNYA PERAWATAN TERHADAP FASILITAS STUDIO ARSITEKTUR UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

    LEVI RODOMAR (61110018)

    JOSUA SITANGGANG (61110022)

    MARTHEN YEWEN (61110034)

    FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN

    UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

    YOGYAKARTA

    2014/2015

  • DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3 1.3 Tujuan ................................................................... 3 1.4 Manfaat ................................................................... 3

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4 Studio arsitektur beserta perawatan fasilitas 2.1. Studio ................................................................... 4 2.2. Studio Arsitektur ................................................................... 4 2.3. Macam-Macam Studio ................................................................... 4 2.4. Penggunaan Studio ................................................................... 5 2.5. Peran Mahasiswa ................................................................... 5 2.6. Kesimpulan ................................................................... 6

    BAB 3. METODE ................................................................... 7 3.1. Pendekatan Studi ................................................................... 7 3.2. Materi ................................................................... 7 3.3. Metode Survey ................................................................... 7 3.4. Metode Analisis ................................................................... 7 3.5. Kesimpulan ................................................................... 7

    BAB 4. DISKUSI ................................................................... 8 4.1. Kondisi Ruangan Studio ................................................................... 9 4.2. Meja Gambar Dan Kursi ................................................................... 11 4.3. Lemari Penyimpanan Maket ...................................................... 13 4.4. Sampah ................................................................... 14 4.5. Viewer, Sound System Dan Microphone ......................................... 16 4.6. Kesimpulan ................................................................... 18

    BAB 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...................................................... 19 5.1. Kesimpulan ................................................................... 19 5.2. Rekomendasi ................................................................... 20 5.3. Kekurangan ................................................................... 20

    REFERENSI ................................................................... 21 LAMPIRAN ................................................................... 22

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Universitas Kristen Duta Wacana terkenal

    memiliki akreditasi yang baik, hal ini menjadi daya tarik bagi pelajar dari berbagai

    daerah untuk berkuliah di sini. Tentunya akreditasi ini dinilai dari beberapa aspek

    dalam proses belajar mengajar diantaranya fasilitas yang di miliki dalam

    kelangsungan belajarnya.

    Salah satu sarana fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar mahasiswa

    arsitektur Duta Wacana adalah studio ijo dan studio D.2.1,2. Studio-studio ini sendiri

    merupakan ruangan tempat terselenggaranya proses belajar mengajar mahasiswa

    yang bersifat praktek dan teori. Studio ini di gunakan oleh mahasiswa setiap

    angkatan yang masih aktif. Studio ijo berlokasi di lantai lima gedung Agape UKDW

    (Gbr.1) sedangkan studio D.2.1,2 terletak di lantai 2 gedung Didaktos UKDW (Gbr.2)

    yang mana terdapat fasilitas meja gambar dan fasilitas pendukung studio lainnya.

    Di lihat dari proses perkuliahan yang sudah diikuti oleh mahasiswa arsitektur

    Duta Wacana, khususnya pada matakuliah yang bersifat studio ketersediaan fasilitas

    cukup lengkap serta konsep yang di gunakan dalam kegiatan belajar cukup baik akan

    tetapi fasilitas yang di gunakan ternyata masih belum di manfaatkan dan terawat

    dengan baik.

    Gambar.1. Denah Studio Ijo. Sumber : Data kelompok,2014

    Gambar.1. Denah Studio D.2.1,2. Sumber : Data kelompok,2014

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 2

    Dari pengamatan kami, semakin berjalannya waktu fasilitas-fasilitas studio ini

    makin diabaikan perawatannya oleh mahasiswa pengguna fasilitas tersebut. Hal ini

    dapat di lihat dari kondisi fisik fasilitas-fasilitas tersebut. Contohnya meja gambar

    studio yang lambat laun mulai terdapat coretan-coretan serta goresan-goresan

    cutter pada permukaan nya. Selain itu beberapa bagian meja yang sudah terlepas

    karena penggunaan oleh mahasiswa yang tidak hati-hati.

    Selain fasilitas studio sepeti meja gambar, adapun fasilitas lainnya yang

    terlihat kurang terawat oleh penggunanya. Diantarana kursi yang mulai terlepas

    sandarannya, lemari tempat penyimpanan maket yang terabaikan sehingga di

    selimuti debu, hingga viewer yang sering mengalami gangguan.

    Gambar.3. Goresan pada meja gambar.

    Sumber : Dok. Kelompok,2014

    Gambar.4. Kursi yang terlepas sandarannya.

    Sumber : Dok. Kelompok,2014

    Gambar.5. lemari yang terbengkalai.

    Sumber : Dok. Kelompok,2014

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 3

    Hal ini menjadi topik bahasan yang menarik karena dampak dari kurang

    terawatnya fasilitas-fasilitas studio ini dapat mempengaruhi kegiatan belajar

    mengajar dalam studio. Ini dapat menyebabkan ketidak nyamanan bagi pengguna

    fasilitas-fasilitas tersebut baik dosen dalam pengajarannya maupun mahasiswa yang

    pekerjaannya menjadi kurang maksimal. Hal ini berdampak pada kualitas hasil akhir

    yang digunakan pada penilaian akreditasi fakultas.

    1.2. Rumusan Masalah

    Apa akibat dari kurangnya perawatan terhadap fasilitas studio arsitektur

    Universitas Kristen Duta Wacana.

    1.3. Tujuan

    Untuk mengetahui akibat kurangnya perawatan terhadap fasilitas studio arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana.

    1.4. Manfaat

    Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membangkitkan kesadaran dari

    pengguna terhadap perawatan fasilitas-fasilitas studio agar fasilitas-fasilitas tersebut tahan lama dan tetap nyaman di pakai dalam proses pembalajaran. Yang mana pada akhirnya dapat meningkatkan akreditasi fakultas juga.

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 4

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA STUDIO ARSITEKTUR BESERTA PERAWATAN FASILITAS

    2.1 Studio Menurut Kiswandono mengkutip Susilo, 1998. mengatakan bahwa artian studio

    adalah tempat Studi atau study yang di ambil dari bahasa latin studere yang artinya menekuni, sedangkan dalam bahasa Inggris diartikan belajar. Jadi studio bukan hanya untuk belajar, melainkan bertekun. Bertekun dalam studi berarti berpikir dengan berbagai variasi dengan kombinasi filsafat, ilmu pengetahuan termasuk seni. Secara simulatif berbagai permasalahan dan kehidupan nyata dicoba dikenali, dianalisis, disusun sesuai tingkat prioritas disintesa sebagai suatu alternatif pemecahan berikut evaluasi terhadap sesuai daur proses berdasarkan sistem prosen masukan-keluaran secara metologis dan tematis.

    2.2 Studio Arsitektur

    Gambar rancangan studio bangunan, bentang lahan, adalah hasil pemikiran dari

    seorang arsitekt tentang apa yang dicitrakannya untuk dilaksanakan. Selama dia bekerja untuk mengasilkan rancangan itu, tempat kerjanya disebut studio. Jika dalam pendidikan arsitektur perancangan dilakukan dalam studio maka cara tersebut tak lan adalah suatu olah peraga (Simulation)terhadap apa yang akan terjadi dalam kehidupan nyata seorang arsitek dalam berprofesi. Studio merupakan tempat mahasiswa mengolah praga rancangan dari gambar hingga model bangunan, yang seakan mampu membangun citra wujud akhir sesuai dengan asas semula (Tjahjono, 2008)

    2.3 Macam-macam Studio

    Menurut Prijotomo. J. & Epitania, P. Tahun ada empat macam ragam sanggar yaitu :

    2.3.1 Ragam sanggar Proses dikalahkan oleh daya kreasi Bagi sebagian pihak, ragam ini dianggap akan menghasilkan rancangan yang sangat idealistik, utopik, bahkan mustail. Ragam ini membuat kelas itu tidak lagi diikat oleh waktu mengingat kelas itu bisa saja di perlakukan oleh mahasiswa sebagai bengkel kerjanya yang bisa selama 24 jam berlangsung.

    2.3.2 Ragam biro Managemen Proyek

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 5

    Ragam ini sebenarnya sangat ideal bagi sekolah arsitek yang mengtargetkan mejadi arsitetek, sekurangnya bekerja di biro arsitek. Bagaimana menyelesaikan pekerjaan dalam tegang waktu yang telah tertentu, adalah salah satu orientasi dari ragam ini.

    2.3.3 Ragam kelas Proses belajar mengajar mahasiswa aktif kegiatan dalam ragam studio ini memberi peluang berlangsungnya dialog dengan arsitek dosen/dosen namun hal itu masih sebatas kondisi ideal.

    2.3.4 Ragam paraktek dokter Proses konsultatif dan pelayanan klien, klien adalah pasien yang sakit. Asisten dan mahasiswa mempunyai kesempatan untuk menjadi pasien dan di kesempatan lainnya menjadi dokter saat mahasiswa harus membuat penyelesaian dsitulah dia menjadi dokter dan sebaliknya.

    2.4 Penggunaan Studio

    Kiswandono (1994), mengatakan bahwa pola perilaku spesial pembimbingan di studio oleh para tutor yang dapat membina kemampuan berpikir keratif (Verbal dan igural), ternyata terkait dengan fisik ruang studio.

    Penggunaan ruang studio multikarakter (space deviders) yang mampu mewadahi kebutuhan mahasiswa terhadap tuntutan kerja desain, berupa : Personal space, privaey dan territoriality.

    Penataan perabot dan penentuan jenis perabot untuk mendukung diterapkannya berbagai macam models of design studio teaching termasuk metoda-metodanya, seperti : Meja dan kursi terbuat dari bahan-bahan yang ringan (Flexible Furniture) sehinga mudah dipindah-pindahkan atau diatur sesuai formasi grup (design for group space).

    Penyedian perlengkapan-perlengkapan (alat bantu seperti Chalkboard panets- tracing paper, perangkat multimedia), instrumen kontrol (misal : tutorial card ) yang terkait langsung dengan pelatihan berpikir kreatif ( menjadi penentu bagi keberhasilan penerapan sebuah models of design studio teading).

    2.5 Peran Mahasiswa

    Peranan seseorang di dalam setiap situasi ditentukan bukan saja oleh pribadinya, melainkan juga oleh orang-orang lain, lembaga serta lingkungannya. Sampai tahun 1950 nampaknya tidak banyak perbedaan mengenai pandangan para mahasiswa, para dosen dan para administrator, sehubungan dengan masalah peranan mahasiswa di dalam universitas. Para mahasiswa bukanlah anggota masyarakat kampus, dalam pengertian bahwa mereka ikut menentukan program-program, aturan-aturan, dan kesejahteraan dari lembaga tersebut. Dalam hal

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 6

    tersebut, mahasiswa tidak mempunyai kedudukan maupun pengakuan. Pandangan mahasiswa itu dapat diperhitungkan oleh pemimpin universitas, namun hal itu sedikit sekali ada bukti-bukti yang meyakinkan secara umum bahwa peranan ikut campur itu diakui secara umum. Hal itu berlangsung demikian sampai pada akhir-akhir ini, dengan meningkatnya keinginan mahasiswa untuk ikut ambil bagian di dalam kekuasaan pemimpin kampus.

    2.6 Kesimpulan

    Studio arsitektur merupakan suatu ruang yang digunkan oleh mahasiswa arsitektur dalam melakukan kegiatan belajar, diskusi, dan menghasilkan rancangan dalam penggunaannya studio dan seluas setingannya harus di sesuaikan dengan aktifitas di dalamnya serta fasilitas-fasilitas pendukungnya demi hasil yang maksimal.

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 7

    BAB 3 METODE

    3.1. Pendekatan Studi

    Pendekatan ini memakai pendekatan penelitian kualitatif, yaitu dengan mengidentifikasi fenomena yang terjadi akibat kondisi obyek penelitian.

    3.2. Materi

    Materi meliputi jenis fasilitas studio, pengguna fasilitas, perwatan fasilitas studio, kuantitas penggunaan fasilitas, kondisi fisik dari fasilitas, kriteria studio, peraturan studio.

    3.3. Metode Survey

    Metode survey dengan melakukan observasi kegiatan dalam studio, menyebarkan kuesioner kepada pengguna studio, melakukan wawancara kepada kepada dosen pengelola studio.

    3.4 . Metode Analisis

    Metode analisis dengan tahapan sebagai berikut:

    1. Melakukan kompilasi data hasil wawancara dan kuesioner tentang akibat kurangnya perawatan terhadap fasilitas studio arsitektur UKDW dengan menyusunnya pada tabel-tabel.

    2. Melakukan penafsiran atas data tersebut berupa: pendapat responden akan dampak kondisi ruangan studio beserta fasilitasnya terhadap aktifitas dalam studio.

    3. Membahas keterkaitan antara tafsiran-tafsiran tersebut yaitu dengan mensinkronasikan berbagai pendapat responden.

    4. Menarik kesimpulan atas bahasan-bahasan yang mengarah pada satu pokok permasalahan yaitu akibat kurangnya perawatan terhadap fasilitas studio.

    3.5. Kesimpulan

    Berdasarkan tujuan penelitian kami akibat dari kurangnya perawatan terhadap fasilitas studio arsitektur UKDW, yang dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif, maka dibutuhkan beberapa langkah untuk mendapatkan data yang kami perlukan ,yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung (observasi), wawancara dan membagikan kuesioner.

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 8

    BAB 4

    DISKUSI

    Survei yang kami lakukan untuk mencari tahu akibat dari kurangnya perawatan terhadap fasilitas studio arsitektur UKDW dilakukan dengan 3 cara yaitu, observasi langsung, wawancara dan menyebarkan kuesioner.

    Adapun kejadian-kejadian yang kami alami sebagai berikut:

    Survei pertama yang kami lakukan yaitu adalah observasi langsung terhadap studio D.2.1.2 dan studio ijo. Observasi kami lakukan dengan cara mendokumentasikan keadaan studio, kondisi fasilitas dan perilaku penggunanya. Pada saat melakukan observasi, tengah berlangsungnya proses perkuliahan dalam studio karena kondisi dalam studio yang ramai dan serius, kami pun tidak terlalu bebas untuk mendapatkan data, disamping itu pada proses observasi beberapa fasilitas seperti viewer dan microphone tidak sedang digunakan sehingga tidak dapat kami mendokumentasikan.

    Yang kedua kami lakukan adalah wawancara terhadap dosen, pengawas/penggelola studio dan cleaning service studio. Sejauh kami melakukan janji dengan narasumber hingga proses wawancara tidak ada kendala besar yang kami alami, hanya saja kurangnya alat perekam yang kami gunakan hingga tidak semuanya kami dengar.

    Survei yang ketiga yang kami lakukan adalah menyebarkan kuesioner. Kuesioner yang kami sebar terdiri atas kuesioner terbuka dan tertutup, kami menyebarkan 41 kuesioner terhadap 2 angkatan berbeda yaitu 2011 dan 2012 pada ruang studio D.2.1.2 dan studio ijo. Kendala yang dialami tidak begitu besar hanya saja waktu yang terbatas karena disebar pada saat responden sementara dalam aktifitas studio,hasilnya kuesioner yang kembali hanya 40 lembar sedangkan yang satu lagi tidak dan 2 buah kuesioner tidak selesai diisi.

    Hasil rekapan kuesioner tertutup dapat dilihat pada tabel berikut:

    PERTANYAAN SETUJU TIDAK TAHU TIDAK

    SETUJU

    1. Fasilitas studio tidak dirawat dengan baik. 23

    (57,5%)

    6

    (15%)

    11

    (27,5%) 2. Kondisi fasilitas studio yang kurang terawat masih

    bisa digunakan dengan baik dan tidak mengganggu

    proses perkuliahan.

    20

    (50%)

    8

    (20%)

    12

    (30%)

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 9

    3. Kondisi ruangan dan fasilitas yang berantakan

    mengganggu aktifitas dalam studio.

    25

    (62,5%)

    5

    (12,5%)

    10

    (25%) 4. Meja gambar yang tergores dan lecet susah

    digunakan untuk mengambar.

    32

    (80%)

    2

    (5%)

    6

    (15%) 5. Kursi tanpa sandaran nyaman digunakan selama

    studio.

    7

    (17,5%)

    1

    (2,5%)

    32

    (80%) 6. Kondisi tempat menyimpanan maket yang berdebu

    dan terbengkalai masih layak digunakan.

    9

    (22,5%)

    3

    (7,5%)

    28

    (70%) 7. Kondisi mikrofon dan sound sistem dengan volume

    yang sulit diatur masih layak digunakan dan tidak

    menganggu kegiatan presentasi.

    10

    (25%)

    4

    (10%)

    26

    (65%)

    8. Kondisi viewer yang miring dan cahayanya yang redup

    bukan masalah besar dalam kegiatan belajar.

    12

    (30%)

    1

    (2,5%)

    27

    (67,5%) 9. Sampah yang berserakan di laci meja sangat

    menganggu.

    30

    (75%)

    2

    (5%)

    8

    (20%) 10. Bekas tinta spidol permanen pada papan tulis yang

    tidak terhapus tidak menjadi masalah.

    15

    (37,5%)

    4

    (10%)

    21

    (52,5%)

    Dari tabel tersebut yang kami analisis adalah pertanyaan yang persentase jawaban respondennya lebih dari 60% yaitu nomor 3,4,5,6, dan 9 kemudian untuk beberapa pertanyaan sejenis kami gabungkan.

    4.1. Kondisi ruang studio

    Studio arsitektur UKDW merupakan ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar dan bekerja oleh mahasiswa arsitektur. UKDW sendiri saat ini memiliki 3 studio ijo di lantai 5 gedung Agape dan 1 studio D.2.1.2 di gedung Didaktos. Dari hasil kuesioner yang kami sebar terhadap mahasiswa angkatan 2011 dan 2013 selaku pengguna studio sebanyak 62,5% dari jumlah 40 responden mangaku setuju dengan kondisi ruangan studio yang berantakan dan menggangu aktifitas dalam studio. Berdasarkan pengamatan/ observasi yang kami lakukan, studio-studio ini digunakan hampir setiap hari oleh seluruh mahasiswa arsitektur UKDW yang mengambil mata kuliah studio (SPA, SPP dan SK).

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 10

    Tjahjono, 2008 menyebutkan bahwa studio arsitektur merupakan tempat kerja yang diguanakan seorang arsitek untuk menghasilkan rancangan. Sesuai namanya studio, maka ruangan tersebut dapat digunakan dengan bebas oleh penggunanya dan dapat di setting senyamannyademi kelancaran proses belajar maupun bekerja. Kebebasan inilah yang terkadang mungkin membuat mahasiswa

    seenaknya melakukan apa saja dalam studio seperti memindahkan perkakas dan fasilitas kemudian lupa menyusun dan menaruhnya, menyeting fasilitas tidak sesuai dengan fungsinya, ataupun membawa makanan dan barang-barang lainnya dari luar kemudian dibiarkan terbengkalai didalam studio.

    Namun menurut mas David selaku pengelola, sebenarnya kesadaran pengguna studio akan hal ini (kebersihan studio) saat ini sudah cukup baik, hanya saja pengguna belum mempunyai rasa memiliki akan studio tersebut sehingga terkadangsi pengguna mengabaikan hal ini.

    Untuk studio ijo sendiri yang berada di lantai 5 gedung Agape masih terbilang baru karena baru saja digunakan pada semester terakhir ini. Ruangan yang masih tersusun rapih dengan fasilitas-fasilitasnya yang baru tampak bersih dan masih bagus

    Gambar 01. Suasana studio D.2.1,2. Sumber: data kelompok, 2014

    S64%

    TT25%

    TS11%

    Diagram pie1."kondisi ruang studio dan fasilitas studio berantakan

    dan mengganggu aktifitas studio"

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 11

    kondisinya sehingga hal ini membuat sebanyak 25% dari jumlah 40 responden mengaku ruangan ini berantakan dan menggangu.

    4.2. Meja gambar dan kursi

    Meja gambar dan kursi dalam studio merupakan salah satu fasilitas utama dalam studio yang digunakan oleh mahasiswa dalam melakukan kegiatannya dalam studio. Dengan berjalannya proses studio fasilitas-fasilitas digunakan mahasiswa terkadang semena-mena dan tidak sesuai dengan fungsinya. Hal ini terkadang menyababkan perubahan fisik pada fasilitas-fasilitas tersebut seperti cacat dan lecet hingga rusak sehingga tidak nyaman lagi digunakan dan susah digunakan bahkan dapat menggangu pekerjaan dan hasil kerja mahasiswa tersebut.

    Hal ini diakui oleh sebagian besar responden yang kami tanyakan mengenai kadua fasilitas ini. Sejumlah 32% responden dari total 40 orang beranggapan bahwa meja gambar yang lecet dan tergores dapat menggangu proses penggambaran menggunakan meja. Kemudian sebanyak 80% menyatakan kursi tanpa sandaran atau yang bagian-bagian copot dapat digunakan namun tidak nyaman untuk digunakan.

    Meja gambar

    Merupakan alas yang digunakan mahasiswa untuk menggambar. Alasnya berupa tripleks yang halus sehingga mempermudah dalam menggambar teknik menggunakan rapido dan kalkir. Akan tetapi meja yang nyaman ini juga terkadang di rasa mahasiswa cocok digunakan untuk membuat maket yang terkadang membuat luka atau lecet bekas cutter untuk memotong bahan maket. Dengan adanya luka

    S61%TT

    10%

    TS29%

    Diagram pie 2."meja gambar tergores dan lecet

    susah di gunakan untuk menggambar"

    TS87%

    TT13%

    Diagram pie 3."kursi tanpa sandaran nyaman

    digunakan selama studio"

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 12

    Gambar 04. Kursi yang sudah rusak namun masih saja digunakan oleh mahasiswa untuk

    proses belajar. Sumber: data kelompok, 2014

    atau lecet pada meja ini dapat membuat hasil penggambaran terganggu karena dapat menyebabkan kertas robek dan garis-garis menjadi tidak lurus. Akan tetapi sebagian responden mengaku hal ini tidak begitu manjadi masalah besar.

    Sebanyak 5% responden ber-pendapat bahwa meskipun mejanya lecet, mereka masih bisa menggunakan alas lain untuk menggambar diatas meja.

    Kursi

    kursi yang di gunakan dalam studio ada dua macam. Pada sudio ijo yang baru, kursi yang digunakan terbuat dari besi dengan desain fleksibel yang sesuai dengan aktivitas studio. Sedangkan kursi pada studio D.2.1-2 merupakan kursi lama yang terbuat dari besi dan kayu. Aktivitas dalam studio yang mobile memungkinkan kursi tidak hanya digunakan untuk duduk di satu tempat saja akan tetapi digeser dan dipindah-pindah

    Gambar 03. Kaki meja yang patah. Sumber: data kelompok, 2014

    Gambar 04. Permen karet di bawah meja. Sumber: data kelompok, 2014

    Gambar 02. Meja gambar pada studio yang terkena coret-coret dan cuter dapat mengganggu kenyamanan proses belajar mahasiswa.

    Sumber: data kelompok, 2014

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 13

    sesuai dengan kebutuhan. Untuk kursi studio ijo ini bukanlah masalah besar karena kursinya cukup praktis dan kuat untuk di pindah-pindahkan akan tetapi kursi pada studio D.2.1-2 memiliki desain yang tidak begitu cocok untuk di geser-geser karena cukup berat dan memiliki sambungan antara besi struktur dan kayu yang bisa lepas. Oleh karena itu, kursi ini menjadi rawan untuk terlepas bagian-bagian nya karena proses studio itu sendiri. Di samping itu alas kursi yang terbuat dari kayu dapat memancing mahasiswa yang iseng untuk mencoret-coret bagian kursi ini. oleh karena itu wajar jika 82% mahasiswa responden menyatakan kursi ini tidak nyaman digunakan selama studio.

    4.3. Lemari penyimpanan maket

    Lemari tempat penyimpanan maket saat ini hanya baru dimiliki oleh studio D.2.1,2 dan dapat dikatakan sudah cukup tua karena sudah digunakan bergenerasi oleh angkatan mahasiswa. Ada beberapa tempat penyimpanan maket di studio ini. Yang pertama lemari gantung di bagian sisi dinding sebelah timur studio. Lemari ini pada bagian depan masih tampak rapih karena merupakan area yang sering digunakan untuk pembelajaran. Sedangkan yang belakang sedikit terabaikan karena jarang dikunjungi oleh pengguna. Lokasi yang kedua adalah di bagian bawah dinding

    sebelah barat studio. Pada bagian ini karena letaknya di bawah dan masuk ke dalam sisi dinding sehingga susah dijangkau dan jarang diperhatikan. Maket-maket yang berada disana biasanya diletakan bertumpuk begitu saja dan ditinggalkan hingga lapuk dimakan serangga dan berdebu. Begitupun lemari yang ketiga terletak di bagian belakang studio. Letaknya dibagian sudut belakang dan seringkali terabaikan oleh pengguna studio. Kondisinya pun yang sudah tampak tua membuat lemari ini makin tidak diperhatikan. Maket yang disimpan di sana pun juga diletakan begitu saja kemudian dilupakan.

    Kurangnya kepedulian mahasiswa dengan lemari ini sehingga maket2 yang sudah sangat lama masih tersimpan di sana.

    Gambar 06. Lemari dan tempat penyimpanan maket yang tidak di rawat dengan baik dapat

    mengakibatkan banyak debu. Sumber: data kelompok, 2014

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 14

    Hal ini diakui mahasiswa pengguna studio mengganggu aktifitas studio karena membuat studio tidak nyaman secara visual dan juga berdebu. Sejumlah mahasiswa setuju bahwa kondisi lemari yang terbengkalai ini sudah tidak layak dan harus segera direnovasi. Sebanyak 28 dari 40 mahasiswa setuju dengan hal ini. Sedangkan 9 mahasiswa beranggapan lemari-lemari ini masih layak untuk digunakan. Namun perlu kesadaran dari mahasiswa dalam merapikannya. Karena jika tidak, mereka tidak akan tertarik menaruh maket nya di sana dan mencari tempat lain untuk menaruhnya.

    4.4. Sampah

    Sampah merupakan salah satu masalah utama yang sering ditemukan dalam studio. Sampah sampah ini dapat berasal dari aktifitas studio itu sendiri maupun aktifitas lainnya. Studio merupakan tempat mahasiswa mengolah praga rancangan dari gambar hingga model bangunan, yang seakan mampu membangun citra wujid akhir sesuai dengan asas semula (Tjahjono, 2008). Oleh karena itu, aktifitas dalam studio berhubungan erat dengan proses menggambar dan sketsa. Hal ini terkadang menghasilkan sampah atau limbah dalam prosesnya. Contohnya seperti dalam menggambar konsep seringkali menghasilkan gambar-gambar yang gagal dan kertasnya diabaikan begitu saja di meja, lantai atau di dalam laci meja. Kemudian juga menghasilkan limbah penghapus, selotip-selotip pada meja dan tembok dan alat tulis yang sudah tidak terpakai. Disamping itu, aktivitas studio yang juga paling banyak menghasilkan sampah adalah maket. Dalam proses pembuatan maket, sampah dapat berasal dari sisa-sisa material atau bahan

    Gambar 07. Sampah yang berhaburan dibawa meja.

    Sumber: data kelompok, 2014

    S22%

    TT8%

    TS70%

    Diagram pie 4."kondisi tempat penyimpanan maket yang

    berdebu dan terbengkalai masih layak digunakan"

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 15

    maket seperti karton, gabus, dan lain-lain, maupun perkakas untuk membuat maket itu sendiri seperti lem, pisau cutter, selotip dan lain-lain.

    Aktifitas di studio pun juga berlangsung cukup lama. Proses studio biasanya memakan waktu 4 sampai lima jam. Hal ini memungkinkan pengguna studio bebas atau diperbolehkan untuk membawa makanan dan minuman dalam studio. Dengan kebebasan ini sering meninggalkan sampah seperti minuman yang tumpah dan sampah-sampah makanan lainnya.Dengan adanya sampah-sampah ini tentunya dapat mengganggu dan membuat konsentrasi dalam belajar pun berkurang. Oleh karena itu sebanyak 75% responden mengakui bahwa sampah yang berserakan di dalam kelas sangat menggangu.

    S75%

    TT5%

    TS20%

    Diagram pie 5."sampah yang berserakan di laci

    meja sangat mengganggu"

    Gambar 08. Bekas minuman ditinggalkan di atas meja.

    Sumber: data kelompok, 2014

    Gambar 09. Lem yang sudah dipakai ditinggalkan terbuka hingga tumpah ke meja

    sehingga menyebabkan lecet pada meja. Sumber: data kelompok, 2014

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 16

    4.5. Viewer, sound system dan microphone

    Audivisual dalam studio merupakan salah satu fasilitas yang digunkan oleh mahasiswa dan dosen dalam proses kegiatan belajar mengajar. Universitas sendiri sudah meneyediakan pada masing-masing studio, perangkat audivisual yang di maksud meliputi viewer, mikrofon, dan sound sistem, fasilitas-fasilitas tersebut di gunakan untuk membantu proses perkuliahan di studio.

    Dalam studio ini sendiri dapat di gunakan setiap hari oleh angkatan yang masih aktif, oleh karena itu dengan dengan berjalannya waktu dalam proses perkuliahan maka perangkat-perangkat ini mengalami gangguan. Penyebab terjadinya kerusakan pada perangkat tersebut adalahpenggunaan yang tidak sesuai, kelalaian dari pengguna.

    Dari hasil kuesioner yang kami sebarkan kebanyakan responden mengaku bahwa kondisi ini bermasalah dan mengganggu kegiatan proses belajar mengajar, sebanyak 68% dari 40 responden mengatakan viewer yang redup susah di lihat sehingga pada saat presentasi beberapa materi tidak tersampaikan, kemudian sebanyak 65% dari 40 mengaku mikrofon yang terkadang mati hidup, dan volume yang susah diatur menghasilkan suara yang buram sehingga terkadang apa yang di jelaskan dosen begitu tidak jelas, dan kabel sound sistem yang banyak dan

    semrawut dapat membuang waktu.

    Gambar 10 Sampah bekas penghapus yang berhaburan diatas meja. Sumber: data kelompok, 2014

    Gambar 11 viewer yang sedang tidak di fungsikan .

    Sumber: data kelompok, 2014

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 17

    S30%

    TT2%TS

    68%

    Diagram pie 6."kondisi viewer yang miring dan

    cahaya redup bukan masalah besar dalam kegiatan belajar"

    S25%

    TT10%TS

    65%

    Diagram pie 2."kondisi microphone dan sound

    system dengan volume yang sulit diatur masih layak digunakan dan

    tidak mengganggu kegiatan presentasi"

    Gambar 12 soundsistem yang sering mengalami gangguan.

    Sumber: data kelompok, 2014

    Gambar 13 mikrofon yang sering mengalami suara yang buram Sumber: data kelompok, 2014

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 18

    4.6. Kesimpulan

    Dari hasil survey yang kami lakukan baik itu melakukan obsevasi secara langsung terhadap obyek penelitian, menyebarkan kuesioner terhadap responden yang mana merupan mahasiswa dan melakukan wawancara terhadap dosen dan pengelolah studio sebagian besar hasil yang kami dapatkan membuktikan bahwa permasalahan yang kami bahas benar adanya. Hasil survey ini mendukung pernyataan bahwa studio dan fasilitasnya memang masih kurang terawat oleh penggunanya.

    Secara umum Universitas kristen duta wacana sudah menyediakan fasilitas studio yang cukup memadai aktivitas perkuliahan mahasiswa arsitekturnya. Akan tetapi masih terdapat permasalahan terhadap perawatan fasilitas-fasilitas ini.

    Dua faktor yang menjadi penyebab kurang terawatnya fasilitas studio adalah sebagai berikut:

    Fasilitas yang disediakan oleh kampus sebagian besar sudah sesuai dengan aktifitas dalam studio. Namun beberapa fasilitas masi belum cocok dengan aktifitas studio yang mana hal ini menjadi penyebab rawannya fasilitas tersebut rusak atau lecet dan bahkan disalah gunakan.

    Faktor penyebab yang paling dominan terhadap kurangnya terawat fasilitas studio adalah dari dalam diri pengguna studio itu sendiri atau dengan kata lain kesadaran pengguna. Sering kali pengguna mengabaikan perawatan terhadap fasilitas atau bahkan tidak peduli dengan kondisi fasilitas tersebut. Pengguna fasilitas studio sebagian besar belum mempunyai rasa memilikisendiri akan fasilitas-fasilitas tersebut.

    Jadi, akibat kurangnya perawatan terhadap fasilitas-fasilitas studio ini, dampaknya yang paling besar adalah ke pengguna itu sendiri. Pengguna akan merasa tidak nyaman atau bahkan terganggu aktifitasnya dalam studio. Hal ini dapat menghambat atau bahkan dapat mempengaruhi hasil kinerja dari pengguna studio itu sendiri. Selain pengguna, yang merasa dampak dari kurang terawatnya fasilitas studio adalah cleaning service yang bertugas merawat fasilitas-fasilitas ini setelah digunakan mahasiswa. Yang mana tugas mereka menjadi lebih berat. Selain itu dosen, dan pengelola studio yang akan merasa malu dengan hal tersebut. Sementara fakultas dan kampus sendiri akan merasakan dampak berupa promosi yang buruk akan akreditasinya.

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 19

    BAB 5

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    5.1. KESIMPULAN

    Pada awal melakukan penelitian, dari pengamatan sekilas kami melihat bahwa adanya suatu masalah yang terjadi dalam studio arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana. Di sini yang dapat kami amati secara visual adalah kondisi studio yang terlihat berantakan serta fasilitas-fasilitasnya yang lecet serta cacat sehingga tidak nyaman di gunakan oleh pengguna studio serta mengganggu proses di dalamnya.

    Setelah menyadari hal ini, kamipun memulai penelitian kami dengan mencari

    literatur terkait studio arsitektur. Dari literatur yang kami temukan, adapun kesimpulan artian studio sebagai berikut. Studio arsitektur merupakan suatu ruang yang digunkan oleh mahasiswa arsitektur dalam melakukan kegiatan belajar, diskusi, dan menghasilkan rancangan dalam penggunaannya studio dan seluas setingannya harus di sesuaikan dengan aktifitas di dalamnya serta fasilitas-fasilitas pendukungnya demi hasil yang maksimal.

    Setelah itu kami mencoba melukan observasi secara langsung, wawancara

    dan membagikan kuesioner untuk mendapatkan data yang kami perlukan yang di lakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif untuk mengetahui akibat dari kurangnya perawatan terhadap fasilitas studio arsitektur UKDW.

    Kemudian dari hasil survey yang kami lakukan baik itu melakukan obsevasi secara langsung, menyebarkan kuesioner dan melakukan sebagian besar hasil yang kami dapatkan membuktikan bahwa permasalahan yang kami bahas benar adanya. Hasil survey ini mendukung pernyataan bahwa studio dan fasilitasnya memang masih kurang terawat oleh penggunanya.

    Dan kami temukan bahwa akibat kurangnya perawatan terhadap fasilitas-fasilitas studio ini, dampaknya yang paling besar adalah ke pengguna itu sendiri. Pengguna akan merasa tidak nyaman atau bahkan terganggu aktifitasnya dalam studio. Hal ini dapat menghambat atau bahkan dapat mempengaruhi hasil kinerja dari pengguna studio itu sendiri. Selain pengguna, yang merasa dampak dari kurang terawatnya fasilitas studio adalah cleaning service yang bertugas merawat fasilitas-fasilitas ini setelah digunakan mahasiswa. Yang mana tugas mereka menjadi lebih berat. Selain itu dosen, dan pengelola studio yang akan merasa malu dengan hal tersebut. Sementara fakultas dan kampus sendiri akan merasakan dampak berupa promosi yang buruk akan akreditasinya.

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 20

    5.2. REKOMENDASI

    Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan kebanyakan di studio terutama di studio D.2.1 telah memilki kerusakan pada setiap fasilitasnya dan agar bisa terjaga dengan baik maka rekomendasi dari kami adalah sebagai berikut:

    1. Kursi untuk studio diganti dengan kursi yang lebih ringan dan kuat, dan juga memiliki desain yang lebih fleksibel yang sesuai dengan aktivitas studio.

    2. Meja yang mudah di pakai dan tidak terlalu memenuhi ruangan dan mudah di tata atau di atur di dalam ruangan studio.

    3. menyediakan tempat untuk tempat memotong maket agar meja yang digunakan untuk mengambar tetap terjaga.

    4. Dibuat program bagi mahasiswa untuk rutin dalam merapikan di area tempat penyimpanan maket.

    5.3. KEKURANGAN

    Dari hasil melakukan penelitian ini kami sering mengalami kendala pada saat penelitian adalah sebagai berikut:

    Dalam penelitian ini kendala yang pertama kami alami adalah susah mendapatkan studi literatur dan referensi.

    Dalam melakukan wawancara kami sering mengalami kendala dilapangan yaitu alat rekam untuk melakukan wawancara

    Waktu survey dengan cara membagikan kuesioner tidak sesuai dan satu kuesioner tidak dikembalikan dikarenakan masiswa pada saat itu masih di dalam kelas dan susah fokus dalam mengisi kuesioner

    Dalam melakukan observasi ada beberapa halangan yang kami alami yaitu seperti kurang nyaman atau tidak bebas melakukan observasi karena perkuliahan di studio yang sedang berlangsung.

    Dan untuk melakukan observasi terhadap viewer dan alat pengeras suara atau soundsistem di kelas tidak berlangsung dengan baik karena pada saat kami kelapangan untuk melakukan observasi alat tersebut sedang tidak digunakan.

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 21

    REFERENSI

    Kiswandono, I. (2008). The grand design studio: Sebuah model pembelajaran desain di studio. Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen studio menuju arsitektur profesional. 13, 22.

    Prijotomo, J. & Epifania P. (2008). Studio perancangan: ragam dan konsekuensinya. Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen studio menuju dunia arsitektur profesional. II-6- II-9.

    Tjahjono, G. (2008). Studio dalam pendidikan arsitektur di Indonesia. Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen studio menuju dunia arsitektur profesional. 3.

  • Akibat Dari Kurangnya Perawatan Terhadap Fasilitas Studio Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana 22

    LAMPIRAN

    coverBAB 1-5-LAMPIRAN FIX