Aki

40
C ourse O n M edical E mergencies T reatment IPD

description

file tentang bagaimana mendiagnosis dan menangani acute kidney injury

Transcript of Aki

  • C ourseO nM edicalE mergenciesT reatment

    IPD

  • Acute Kidney Injury (AKI)adalah nomenklatur yang digunakan oleh

    Acute Dialysis Quantitative Initiative (ADQI), sejak tahun2002, untuk menggantikan definisi

    Acute Renal Failure (Gagal Ginjal Akut).

    Di Indonesia, definisi AKI telah digunakan secara resmioleh PERNEFRI.

    :

    Gangguan Ginjal Akut

    (GGA = GgGA),

  • Menurut

    ADQI

    Menurut

    KDIGO

    Menurut

    AKIN

  • Tahapan Gangguan Ginjal Akut (GgGA) menurut

    ADQI

  • Tahap Kriteria serum kreatinin Kriteria Urin Output (UO)

    1 Kenaikan serum kreatinin 0,3 mg/dl

    atau kenaikan 1,5 sampai 2 kali kadar

    sebelumnya

    UO < 0,5 cc/kg/BB selama lebih dari 6 jam

    2 Kenaikan serum kreatinin 2 sampai 3 kali kadar sebelumnya

    UO < 0,5 cc/kg/BB selama lebih dari 12 jam

    3 Kenaikan serum kreatinin 3 kali

    kadar sebelumnya, atau serum

    kreatinin 4 mg/dl dengan peningkatan akut paling sedikit sebesar 0,5 mg/dl

    UO < 0,3 cc/kg/BB selama lebih dari 24 jam atau anuri selama 12 jam

    Tahapan Gangguan Ginjal Akut (GgGA) menurut

    AKIN

  • Tahapan Gangguan Ginjal Akut (GgGA) menurut

    KDIGO

    Tahap Kriteria serum kreatinin Kriteria Urin Output (UO)

    1 Kenaikan serum kreatinin 26 mol/L (0,3 mg/dl) dalam 48 jam

    atau kenaikan 1,5 sampai 1.9 kali dari kadar kreatinin referensi

    UO < 0,5 cc/kg/BB selama lebih dari 6 jam

    2 Kenaikan serum kreatinin 2 sampai

    2,9 kali kali dari kadar kreatinin referensi

    UO < 0,5 cc/kg/BB selama lebih dari 12 jam

    3 Kenaikan serum kreatinin 3 kali

    kadar sebelumnya, atau serum

    kreatinin 4 mg/dl atau telah memerlukan Terapi Pengganti Ginjal (tanpa melihat tahapannya)

    UO < 0,3 cc/kg/BB selama lebih dari 24 jam atau anuri selama 12 jam

  • Kadar kreatinin baseline adalah : Kadar kreatinin serum terendah dalam 3 bulan terakhir Bila data tersebut tidak ada maka kadar kreatinin terendah

    pada saat pasien perbaikan Untuk diagnosa awal kadar kreatinin serum normal dapat

    dilihat pada tabelHal lain : Apabila output urine dipakai sebagai satu-satunya kriteria

    maka harus dipenuhi syarat tidak adanya obstruksi dankondisi azotemia pre renal yang mudah diperbaiki yaitukekurangan cairan.

    Pemeriksaan kreatinin dilakukan paling lama setiap 24 jam

  • AlgoritmaDiagnosis

    GgGA

  • MEMENUHI KRITERIA DIAGNOSIS

    GANGGUAN GINJAL AKUT (GgGA)

    YA TIDAK

    Observasi

    24-48 jamGgGA

    DIAGNOSIS

    ETIOLOGI GgGA

    DIAGNOSIS KLINIK &

    TAHAPAN GgGA

    Gejala & Komplikasi

    PEMERIKSAAN

    PENUNJANG

    TIDAK

    BUKAN

    GgGA

    LANGKAH 1

    LANGKAH 2

    LANGKAH 3

    LANGKAH 4

  • KRITERIA DIAGNOSIS GgGA

    SEPAKAT

  • 4/24/2013 13

    Peningkatan kadar serum kreatinin ( mg/dl) disesuaikan dengan kriteria RIFLE 11

    Kadar Awal 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

    Risk 0.75 1.5 2.25 3.0 3.75 -

    Injury 1.0 2.0 3.0 - - -

    Failure 1.5 3.0 4.0 4.0 4.0 4.0

    Kriteria RIFLE

    Berat badan pasien (kg)

    40 50 60 70

    RIFLE - R UO=

  • Kriteria RIFLE berdasarkan urin output (UO) dan berat badan penderita (Roesli, 2007)

    Kriteria RIFLE

    Berat badan pasien (kg)

    40 50 60 70

    RIFLE - R UO= < 120 cc

    (dalam 6 jam)

    UO= < 150 cc

    (dalam 6 jam)

    UO= < 180 cc

    (dalam 6 jam)

    UO= < 210 cc

    (dalam 6 jam)

    RIFLE - I UO= < 240 cc

    (dalam 12 jam)

    UO= < 300 cc

    (dalam 12 jam)

    UO= < 360 cc

    (dalam 12 jam)

    UO= < 420 cc

    (dalam 12 jam)

    RIFLE - F UO= < 288 cc

    (dalam 24 jam)

    ANURI

    (dalam 12 jam)

    UO= < 360 cc

    (dalam 24 jam)

    ANURI

    (dalam 12 jam)

    UO= < 432 cc

    (dalam 24 jam)

    ANURI

    (dalam 12 jam)

    UO= < 504 cc

    (dalam 24 jam)

    ANURI

    (dalam 12 jam)

    Keterangan : UO = urin output (produksi

  • ETIOLOGI

  • LANGKAH 1 LANGKAH 1 Mengenal kondisi klinis yang dihadapi

    - Menentukan diagnosis GgGA secara dini dan benar . (lihat Tabel 4.1)

    - Menentukan etiologi GgGA (lihat Tabel 4.2, Tabel 4.3 dan Tabel 4.4)

    - Mengenal komplikasi GgGA

    (komplikasi penyakit etiologi maupun komplikasi GgGA)

    LANGKAH 2 LANGKAH 2 Pada tahap mana GgGA yang dihadapi ? Risk-Injury - Failure Pemilihan jenis pengobatan yang tepat waktu, sangat tergantung pada tahap mana GgGA yang kita hadapi

    LANGKAH 3LANGKAH 3Memilih jenis pengobatan yang tepatSecara garis besar ada 2 jenis pengobatan untuk GgGA, yaitu terapi konservatif (suportif) dan terapi pengganti ginjal (TPG).

    ALGORITMA PENGELOLAAN GgGA

  • Gambar 6.2 : Gambar 6.2 : Pengelolaan GgGA berdasarkan tahapannyaPengelolaan GgGA berdasarkan tahapannya

    ( Molitoris dkk, 2003)( Molitoris dkk, 2003) ..

    ..

    0 1 2 3 4 5 6 700 11 22 33 44 55 66 77

    PrerenalPrerenal

    MaintenanceMaintenance

    GFR

    (%)

    GFR

    (%)

    00

    AAA

    BB

    CCC

    InitiationInitiation

    ExtentionExtention

    RecoveryRecovery

  • TAHAPAN GgGA MENURUT Sutton dkk (2002)

    tahap pre-renalTerjadi gangguan (injury) pada ginjal, apapun sebabnya.

    tahap inisial (initiation)Fungsi ginjal mulai menurun. Terjadi peningkatan kadar kreatinin serum dan

    penurunan volume urin dari hari ke hari. Dapat terjadi retensi cairan dan

    gangguan elektrolit.

    tahap lanjut (extension)Penurunan fungsi ginjal terjadi secara maksimal baik fungsi ekskresi maupun

    fungsi endokrin. Biasanya terjadi anuria serta gangguan elektrolit dan asam

    basa yang hebat.

    tahap pemeliharaan (maintenance)Tidak terjadi lagi penurunan fungs ginjal lebih lanjut sedangkan volume urin

    mulai meningkat kembali. Masih terdapat retensi cairan maupun gangguan

    elektrolit

    tahap perbaikan (recovery/repair)Fungsi ginjal berangsur normal ditandai kadar kreatinin serum mulai menurun .

    Retensi cairan dan gangguan elektrolit berangsur normal

  • PANDUAN TERAPI KONSERVATIF (SUPORTIF)

    Yang dimaksud dengan terapi konservatif (suportif) adalah penggunaan obat-obatan atau cairan

    dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi progresifitas,morbiditas dan mortalitas penyakit

    akibat komplikasi GgGA. Bilamana terapi konservatif tidak dapat memperbaiki kondisi klinik

    pasien, maka harus diputuskan untuk melakukan Terapi Pengganti Ginjal (TPG).

    Apa yang diajukan oleh Brady HR (2003) mengenai prinsip-prinsip terapi konservatif adalah

    sebagai berikut

    Tujuan terapi konservatif adalah :Mencegah progresifitas penurunan fungsi ginjal Meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksin azotemiaMempertahankan dan memperbaiki metabolisme secara optimal

    Memelihara keseimbangan cairan , elektrolit dan asam basa

    Beberapa prinsip terapi konservatif :Hati-hati pemberian obat yang bersifat nefrotoksikHindari keadaan yang menyababkan deplesi volume cairan ekstraseluler dan hipotensi

    Hindari gangguan keseimbangan elektrolit dan asidosis metabolik

  • 2RENAL REPLACEMENT THERAPY

    timing of

    EKSOGENENDOGEN

    Pengaturan

    Cairan

    EkskresiTOKSIN

    Hormonal

    AKI

    TerapiKONSERVATIF

    Terapi

    PENGGANTI GINJAL

    Terapi

    STEM CELL

  • 1 gejala BOLEH2 gejala HARUS3 gejala HARUS(walau kadar < )

  • Terapi pengganti ginjal (renal support) diberikanbila diperlukan sesuai kondisi pasien

    Indikasi antara lain

    Biokimia : Hiperkalemia refrakter > 6,5 meq/l

    Ureum serum : 162 mg/dl dengan gejala

    Asidosis metabolic refrakter dengan pH < 7,15

    Abnormalitas elektrolit yang refrakter: hiponatremia, hipernatremia atau hiperkalsemia

    Tumour Lysis Syndrome dengan hiperurisemia danhiperfosfatemia

    Defek siklus ureum & asiduria organic padahiperamonemia dan methymalonic asidemia

  • Klinis :

    Output urine < 0,3 ml/kg dalam 24 jam atauanuria absolut dalam 12 jam

    AKI dengan multiple organ failure

    Overhidrasi yang refrakter

    Adanya keterlibatan organ akhir: perikarditis, ensefalopati, neuropathy, myopathy dan perdarahan karena uremia

    Memberikan ruang intravascular untukplasma dan tranfusi produk darah dannutrisi

    Overdosis obat atau keracunan obat yang

  • 4/24/2013 RMA Roesli 35

    Renal

    Replacement

    HD

    CAVH

    MODERN

    HD

    PD

    CAPD

    George Haas 1914-1915

    Dialysis in Animal

    Willem KOLF 1943-1944Dialysis in 15 pts

    (1 survived)l

    KRAMER

    1977

    SELLIGMENT & FINE

    1945

    Belding SCRIBNER 1960, begin chronic dialysis Fred BOEN

    1961

    APD

    SLED

    EDD

    IHD

    CAVHD

    CVVHD

    CAVHF

    CVVHF

    CAVHDF

    CVVHDF

    CRRT

    MARSHAL 1998

    Univ Arkansas hybrid1911 -2009

    thinkdifferently

  • THE NOMENCLATURE OF NEW DIALYSIS TECHNIQUE

    Nefrologi Forum

    2010

    Intermittent Hemofiltration

    Intermittent Hemodiafiltration

    Intermittent High-Flux

    dialysis

    INTERMITTENT TECHNIQUES

    Slow ContinousUltrafiltration

    ContinousVenovenous

    Hemofiltration

    ContinousVenovenous

    Hemodialysis

    ContinousVenovenous

    Hemodiafiltration

    CONTINOUSTECHNIQUES

    HYBRID TECHNIQ

    UES

    SPECIAL TECHNIQUES

    High-Volume Hemofiltration

    High-Porosity Hemofiltration

    Coupled Plasmafiltration-

    Adsorption

    ContinousPlasmapheresis

    ContinousHemoperfusion-

    Hemodialysis

    Ricci Z, Bellomo RKellum JA, Ronco CCRITICAL CARE NEPHROLOGY(2009)

  • KEBUTUHAN NUTRISI PADA PENDERITA GgGA MENURUT ESPEN

    (Cano,2006)

    Energi 20-30 kkal/kg BB/hariKarbohidrat 3-5 (maks 7) gr/kg BB/hari

    Lemak 0,8-1,2 (maks 1,5) gr/kg BB/hari

    Protein (asam amino esensial dan non-esensial)Terapi konservatif 0,6-0,8 (maks 1,0) gr/kg BB/hari

    TPG dengan CRRT, 1,0-1,5 gr/kgBB/hari

    TPG dengan CRRT dgn hiperkatabolisme maksimum 1,7 gr/kg BB/hari