AKI dan AKB WHO New 2010

download AKI dan AKB WHO New 2010

of 7

Transcript of AKI dan AKB WHO New 2010

  • 8/12/2019 AKI dan AKB WHO New 2010

    1/7

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangKehamilan, persalinan dan nifas merupakan kejadian fisiologis yang

    dialami sebagian besar wanita pada masa reproduksinya. Setiap wanita

    diharapkan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan alat reproduksinya

    dan mengatur kesuburannya agar dapat menjalani kehamilan dan persalinan

    secara aman serta mendapatkan bayi tanpa resiko apapun, memulihkan

    kesehatan sebagaimana kondisi sebelum hamil.(1)

    Bedasarkan penelitian Word Health Organization (WHO) pada tahun

    2010, kematian ibu (maternal) adalah banyaknya kematian perempuan pada

    saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang

    lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau

    pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran

    hidup. Sedangkan jumlah anak yang tidak menunjukan tanda-tanda hidup

    waktu dilahirkan, ditambah dengan jumlah anak yang meninggal dalam

    minggu pertama dalam kehidupannya untuk 1.000 kelahiran disebut kematian

    perinatal. Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian

    ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus

    sebesar 10.000.000 pertahun (10)

  • 8/12/2019 AKI dan AKB WHO New 2010

    2/7

    2

    Di ASEAN pada tahun 2010 menyatakan bahwa angka kematian bayi

    (AKB) masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain di

    kawasan ASEAN. Berdasarkan hukum development angka itu 5,2 kali lebih

    tinggi dibandingkan Malaysia. Juga 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

    Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan Taiwan. Karena itu,

    masalah ini harus menjadi perhatian serius, sedangkan Angaka Kematian

    Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 31/1000 kelahiran.(3)

    Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

    2003, AKI (Angka Kematian Ibu) sebesar 307/100.000 KH, AKB (Angka

    Kematian Bayi) sebasar 35/1000 KH, dan pada tahun 2005 AKI mencapai

    262/100.000 KH dan AKB mencapai 20/1000 KH. Sedangkan hasil survey

    Demografi Kesehatan Indonesia. SDKI tahun 2007 menunjukan penurunan

    AKI di Indonesia dari 228/100.000 menjadi 118/100.000 KH sedangkan

    AKB Mengalami penurunan dari 34/1000 KH menjadi 24/1000 KH

    sedangkan SDKI pada tahun 2012 AKI tercatat mencapai 359/100.000 KH

    dan AKB 34/1000 KH.Tingginya AKI Di Indonesia dapat disebabkan oleh

    beberapa faktor diantaranya adalah perdarahan (30%), Eklampsi ( 24%),

    infeksi (11 tahun 20%), partus lama (5%) komplikasi keguguran (5%)

    Emboli (3%) komplikasi masa nifas (8%) dan Lain-lain (11%).(4)

    Di Jawa Barat tahun 2011, menurut data Profil Kesehatan Di Jawa

    Barat AKI sebesar 250 per 100.000 KH dan AKB sebesar 45 per 1.000 KH.

    Penyebab utama kematian ibu adalah karena perdarahan 30 %, eklampsia 25

    %, infeksi 12 %, abortus 5%, partus macet 5 %, emboli obat 5 %, aborsi tidak

  • 8/12/2019 AKI dan AKB WHO New 2010

    3/7

    3

    aman 8 %, dan penyebab tidak langsung lain 12 %. Pada tahun 2012, AKI

    berada pada angka 225 per 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian

    Bayi (AKB) berada pada angka 43 per 1000 kelahiran. Tahun 2013 menurun

    menjadi 205/1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurun menjadi

    40,26/1000 kelahiran hidup.(2)

    Di Kabupaten Subang pada tahun 2013 kasus kematian ibu dari bulan

    Januari sampai dengan bulan September tercatat sebesar 6 kasus,

    penyebabnya yaitu Eklampsia (PEB) sebanyak 2 kasus, Perdarahan (HPP)

    sebanyak 2 kasus, Decomp sebanyak 2 kasus dan 95 kasus kematian bayi.

    Dari 95 kasus kematian bayi tersebut 85 diantaranya terjadi pada masa

    Neonatus dimana penyebab kematian tersebut diantaranya yang disebakan

    karena BBLR 32 kasus, Tetanus Neonatorum 1 kasus, Asfiksia 27 kasus,

    Infeksi 1 kasus, Asfirasi 4 kasus, Ikterus 2 kasus, Cacat 5 kasus, Lain lain

    23 kasus. Pada tahun 2012 di Kabupaten Subang terjadi 8 kasus kematian ibu.

    penyebabnya adalah Atonia uteri 3 kasus (30,0 %), Decomp 2 kasus (20,0%)

    dan DHF 1 kasus (10,0%). Emboli 1 kasus (10,0%). Asma 1 kasus (10,0%).

    Berdasarkan 4 Teralu dan 3 Terlambat, terdiri dari 4 kasus (40,0 %)

    terlambat memutuskan keputusan, 1 kasus (10,0%) terlambat mendapatkan

    pelayanan sedangkan 3 kasus (30,0%) lainnya telah sesuai prosedur. Jika

    dilihat dari kondisi ibu, 4 kasus (40,0%) karena usia ibu terlalu tua, 4 kasus

    (40,0%) karena ibu terlalu sering, sedangkan terlalu muda dan terlalu dekat

    tidak ada. Di Kabupaten Subang tahun 2011 Jumlah Kematian Ibu sebanyak

    17 kasus. Rincian penyebab dari 17 kasus diatas ialah 4 kasus karena

  • 8/12/2019 AKI dan AKB WHO New 2010

    4/7

    4

    pendarahan yaitu (perdarahan post partum, HPP, perdarahan intrapartum,

    HAP), 4 kasus karena PEB, 7 kasus Ekslampsia, 1 kasus Decomp, dan

    Emboli air ketuban 1 kasus.(6)

    Target MDGs (Milennium Development Goals) untuk kematian bayi

    adalah 19/100 dan kematian ibu 125/100.000 kelahiran hidup. Artinya kita

    masih jauh dari target, dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih

    sangat tinggi. AKB 269/1000 kelahiran hidup. Diharapkan Angka Kematian

    Bayi (AKB) menjadi 23/100 kelahiran hidup pada tahun 2015.(5)

    BPS Bidan W merupakan BPS yang berada diwilayah Cijoged

    Kecamatan Cipeundeuy. Berdasarkan data dari buku laporan BPSbidan W

    pada periode tahun 2011-2013 tidak terdapat kematian ibu dan kematian bayi.

    Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih

    dalam mengenai penerapan manajemen Kebidanan pada kehamilan,

    persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan judul Asuhan Kebidanan Ny. U

    Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir Di BPS Bidan

    WDesa Cijoged Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Subang Tahun 2013.

    1.2

    Ruang Lingkup

    Dalam rangka penulisan study kasus, penulis akan melakukan Asuhan

    kebidanan yang dilaksanakan pada ibu hamil, bersalin, dan nifas serta bayi

    batu lahir. Dengan pengembalian kasus sebagai berikut :

    1. Asuhan Kehamilan 36 minggu dan 37 minggu.2. Asuhan persalinan dimulai dari kala I sampai kala IV.

  • 8/12/2019 AKI dan AKB WHO New 2010

    5/7

    5

    3. Asuhan Nifas dimulai dari 6 jam, 6 Hari, 2 minggu dan 6 minggu postpartum.

    4. Asuhan Bayi Baru lahir dimulai dari umur 1 jam, 6 jam, 2 minggu dan 6minggu setelah lahir.

    1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan Umum

    Setelah menyelesaikan laporan studi kasus ini diharapkan

    mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada masa

    kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir dengan pendekatan

    manjemen kebidanan.

    1.3.2 Tujuan KhususSetelah menyelesaikan laporan studi kasus ini diharapkan

    mahasiswa mampu melaksanakan:

    1) Pengkajian pada ibu pada masa kehamilan, persalinan, nifas, danbayi baru lahir.

    2) Menetapkan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada ibu masakehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

    3) Mengidentifikasi dignosa / masalah potensial pada ibu pada masakehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

    4) Melakukan tindakan segera terhadap masalah potensial biladiperlukan pada ibu masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

    baru lahir.

  • 8/12/2019 AKI dan AKB WHO New 2010

    6/7

    6

    5) Melakukan perencanaan tindakan yang komprehensif pada ibupada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

    6) Melaksanakan tindakan pada ibu pada masa kehamilaan,persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

    7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada ibumasa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

    8) Melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan 7 langkahvarney dan SOAP.

    1.4 Manfaat Penulisan1.4.1Bagi Penulis

    Dengan melakukan asuhan kebidanan ini dapat menambah

    wawasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang nyata dalam

    melaksanakan asuahan kebidanan secara komprehensif.

    1.4.2Bagi Institusi PendidikanDengan penulisan laporaan kasus ini dapat memberi manfaat

    terhadap pendidikan dan dapat menjadi bahan tambahan kepustakaan,

    sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa kebidanan

    dalam melaksanakan asuhan kebidanan dan pengembangan materi

    perkuliahan selanjutnya di masa yang akan datang.

  • 8/12/2019 AKI dan AKB WHO New 2010

    7/7

    7

    1.4.3Bagi Instituti Lahan PraktekDapat menjadi bahan masukan bagi pihak puskesmas khususnya

    dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan dalam

    penatalaksanaan kebidanan sesuai dengan standar pelayanan dalam

    upaya menurunkan AKI dan AKB.