Mei2017 filePada akhir bulan Mei 2017 rata–rata tenor surat hutang perseroan adalah 1,67 tahun,...
Transcript of Mei2017 filePada akhir bulan Mei 2017 rata–rata tenor surat hutang perseroan adalah 1,67 tahun,...
RESEARCH TEAM
Mei 2017
Market Update Mei 2017
1
RINGKASAN
Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan
PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92% (yoy).
Pada kuartal pertama 2017 ini, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh kinerja perdagangan ekspor
dan impor yang berhasil mencatatkan surplus dalam tiga bulan berturut-turut.
Pada bulan Mei 2017 terjadi inflasi sebesar 0,39% (mom), lebih tinggi dari inflasi April 2017 sebesar
0,09% (mom). Seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga, namun inflasi pada
bulan Mei ini utamanya disebabkan oleh kenaikan harga pangan menjelang lebaran yang memiliki
andil sebesar 0,17% terhadap inflasi.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 dan 18 Mei 2017 memutuskan untuk
mempertahankan BI 7-days Repo Rate di level 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility dan
Lending Facility masing-masing sebesar 4,00% dan 5,50%.
Rupiah tercatat terapresiasi tipis sebesar 0,04% dari level Rp13.329/US$ pada akhir bulan April
2017 ke level Rp13.323/US$ pada Mei 2017.
Pergerakan yield SUN selama bulan Mei 2017 diwarnai fase bullish, ditandai dengan penurunan
yield rata-rata sebesar 3,43bps dibandingkan bulan lalu. Penguatan yield obligasi lebih disebabkan
oleh kenaikan rating Indonesia oleh S&P menjadi investment grade yang diikuti oleh meningkatnya
arus modal asing.
Pergerakan yield obligasi perseroan mengalami fase bullish dengan penurunan yield rata-rata
sebesar 11,08bps mom.
Sementara EBA yang penerbitannya difasilitasi Perseroan berpola bullish, ditandai dengan
penurunan yield rata-rata sebesar 6,1bps mom. Penurunan yield terdalam dicatatkan oleh DBTN02
sebesar -16bps mom.
Pada akhir bulan Mei 2017 rata–rata tenor surat hutang perseroan adalah 1,67 tahun, dimana dari
12 surat hutang yang beredar terdapat enam diantaranya memiliki time to maturity mendekati 1
tahun.
Per 31 Mei 2017, pemegang EBA terbesar adalah Perusahan Terbatas NPWP (36,67%),
kemudian Taspen (32,34%), dan Dana Pensiun (16,04%). Sementara pemegang surat utang
(obligasi) Perseroan terbesar adalah Taspen (17,41%) sebesar Rp1,08 triliun. Porsi terbesar
selanjutnya adalah Bank Domestik (16,30%) dan Dana Pensiun (16,19%).
Pada Mei 2017, rata-rata suku bunga dasar (SBDK) KPR dari 10 besar Bank Penyalur KPR di
Indonesia mencapai 10,33%, mengalami penurunan dari rata-rata SBDK bulan lalu. SBD KPR
Market Update Mei 2017
2
tertinggi adalah Bank Permata sebesar 10,6%, sedangkan SBD KPR terendah sebesar 9,75%
yaitu Maybank. Suku bunga dasar KPR diproyeksikan mencapai 9,8 – 10,2% di tahun 2017.
Data statistik perbankan Indonesia mencatatkan outstanding KPR per bulan Maret 2017 sebesar
Rp360,37 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 2,05% (mom). Outstanding
KPR Maret 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 8,69% dibandingkan periode yang sama tahun
2016 (yoy). Porsi KPR terbesar adalah bank pemerintah sebesar 56%. Sedangkan total
outstanding KPR dan KPA per bulan Maret 2017 sebesar Rp373,46 triliun. Pertumbuhan KPR
dan KPA diproyeksikan berada di kisaran 6,0%-8,3% yoy di tahun 2017. (Sumber: Statistik
Perbankan Indonesia).
Outstanding KPR Syariah per bulan Maret 2017 sebesar Rp53,37 triliun, mengalami kenaikan
dari bulan sebelumnya sebesar 4,28% (mom), dengan pertumbuhan tahunannya meningkat
menjadi sebesar 19,39% dari bulan sebelumnya sebesar 15,9% yoy. Total outstanding KPR dan
KPA Syariah per bulan Maret 2017 sebesar Rp54,91 triliun. Rasio NPL KPR Syariah pada Maret
2017 mengalami penurunan menjadi 2,37% dibandingkan periode sebelumnya sebesar 2,48%.
SMF Building Permit Index (SMF-BPI) Total menunjukkan sinyal perbaikan. Pada bulan April
2017, SMF-BPI Total meningkat sebesar 2,1% mom (-4,9% yoy) dari level 279,2 ke level 285,2.
Berbeda dengan SMF-BPI Total, SMF Building Permit Index Residential (SMF-BPI Residential)
justru menunjukkan perlambatan. Pada bulan April 2017, SMF-BPI Residential melambat
sebesar 12,5% (mom) (70,6% yoy) ke level 539,4.
Harga properti residensial pada triwulan I-2017 meningkat dari triwulan sebelumnya, baik secara triwulanan maupun tahunan. Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-2017 berada pada level 196,94 atau tumbuh 1,23% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (0,37%, qtq). Secara tahunan, harga properti residensial tumbuh di level 2,62% (yoy), meningkat dibandingkan 2,38% (yoy) pada triwulan IV-2016.
Data Survey Harga Properti Residensial BI menyebutkan bahwa pada triwulan I-2017, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti. Sebagian besar konsumen (74,31%) memilih fasilitas KPR dalam transaksi pembelian properti, kemudian berturut-turut adalah tunai bertahap (16,74%) dan tunai (8,95%).
Market Update Mei 2017
3
DAFTAR ISI
RINGKASAN ........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
MAKROEKONOMI ......................................................................................................... 4
Produk Domestik Bruto ............................................................................................................... 4
Inflasi ............................................................................................................................ 5
BI 7-days Reverse Repo Rate .................................................................................................... 6
NilaiTukar USD-IDR ................................................................................................................... 7
PASAR SURAT UTANG ................................................................................................... 8
Pergerakan Yield Obligasi dan EBA Perseroan ....................................................................... 10
Pergerakan Premium Obligasi Perseroan ................................................................................ 12
Daftar Transaksi dan Pemegang Surat Utang & EBA Perseroan ............................................ 13
INFORMASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN .............................................................................. 14
Outstanding KPR ...................................................................................................................... 14
Non Performing Loan (NPL) KPR ............................................................................................. 15
Outstanding KPR Syariah ......................................................................................................... 16
Loan to Funding Ratio Perbankan ............................................................................................ 17
Suku Bunga Dasar KPR ........................................................................................................... 18
SMF BUILDING PERMIT INDEX (SMF-BPI) ............................................................................ 19
INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENSIAL ............................................................................. 20
Pertumbuhan Harga Properti Residensial ................................................................................ 20
Market Update Mei 2017
4
MAKROEKONOMI
Produk Domestik Bruto
Sumber : Badan Pusat Statistik (2016)
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% di Q1 2017
Market Comment
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi
Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01%
yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada
kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan
kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92% (yoy). Pada
kuartal pertama 2017 ini, pertumbuhan ekonomi
ditopang oleh kinerja perdagangan ekspor dan
impor yang berhasil mencatatkan surplus dalam
tiga bulan berturut-turut. Surplus perdagangan
Indonesia terjadi karena adanya sentimen positif
dari perbaikan harga sejumlah komoditas dunia.
Selain dari perdagangan ekspor impor, konsumsi
rumah tangga juga cukup baik meskipun dari sisi
inflasi cukup tertekan. Sisi investasi juga mengalai
peningkatan sebesar 4% (qoq).
Prospek:
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan
meningkat pada triwulan II 2017 ditopang oleh
perbaikan investasi dan ekspor serta konsumsi
yang relatif stabil.
Market Update Mei 2017
5
Inflasi
Mei 2017: (0,39% mom, 4,33% yoy)
Inflasi 2012 4,36%
Inflasi 2013 8,08%
Inflasi2014 8,36%
Inflasi 2015 3,35%
Inflasi 2016 3,02%
Grafik Inflasi
Sumber : Badan Pusat Statistik (2017)
Bulan Mei 2017 terjadi inflasi sebesar 0,39% mom
dari bulan sebelumnya, meningkat dari kondisi
April 2017 yang terjadi inflasi sebesar 0,09% mom.
Inflasi tahunan juga mengalami kenaikan menjadi
4,33%(yoy) dari 4,17% (yoy) pada bulan April.
Sumbangan inflasi paling besar diberikan oleh
kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar
0,17%. Hal ini disebabkan karena kenaikan harga
bahan pangan menjelang bulan puasa. Selain itu,
penyumbang inflasi terbesar setelah bahan
pangan adalah kelompok pengeluaran
perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar serta
transportasi masing-masing dengan andil inflasi
sebesar 0,09% dan 0,04%.
Prospek:
Proyeksi inflasi pada Juni 2017 diperkirakan akan
ada kenaikan inflasi mengingat pada hari raya
lebaran terdapat sejumlah kenaikan harga pada
bahan pangan, transportasi, sandang. Namun,
karena sifatnya musiman, inflasi tahun 2017
diperkirakan masih tetap stabil di kisaran 4%.
Market Update Mei 2017
6
BI 7-days Reverse Repo Rate Data 7-days Reverse Repo
Desember 2016 4,75%
Januari 2017 4,75%
Februari 2017 4,75%
Maret 2017 4,75%
April 2017 4,75%
Mei 2017 4,75%
Sumber : Bank Indonesia (2017)
Rilis siaran pers Bank Indonesia (BI) pada Mei
2017 mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur
menyatakan bahwa BI 7-day Repo Rate (7-day
RR) dipertahankan pada level 4,75%, dengan
suku bunga Deposit Facility tetap sebesar
4,00% dan Lending Facility tetap sebesar
5,50%.
Prospek:
Pada bulan berikutnya, diperkirakan akan ada
kenaikan suku bunga acuan 7-days reverse
repo seiring dengan rencana kenaikan Fed
Fund Rate pada Juni mendatang, tekanan inflasi
dalam negeri, dan tekanan likuiditas akibat
defisit APBN
Market Update Mei 2017
7
Nilai Tukar USD-IDR
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar
(Sumber: Bloomberg)
Pada Mei 2017, rupiah mengalami apresiasi tipis
sebesar 0,05% (mom) dari Rp13.329/US$ pada
akhir April 2017 menjadi sebesar Rp13.323/US$
pada akhir Mei 2017. Secara year to date (ytd),
nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 1,14% dari
level Rp13.476/US$ di awal tahun 2017.
Penguatan rupiah di bulan Mei utamanya
didorong oleh kenaikan rating Indonesia oleh
S&P menjadi level BBB- dengan outlook stabil
pada tanggal 19 Mei 2017. Sehingga, Indonesia
telah memperoleh level investment grade dari 3
lembaga pemeringkat Internasional. Kondisi
tersebut memicu aliran dana asing masuk ke
Indonesia.
Prospek:
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS diperkirakan
akan cenderung stabil dengan tren menguat
didasari oleh fundamental perekonomian yang
membaik.
Market Update Mei 2017
8
PASAR SURAT UTANG Pergerakan yield SUN bulan Mei 2017 diwarnai fase bullish
dengan penurunan rata-rata sebesar 3,43bps (mom) dibanding
bulan sebelumnya.
Rata-rata Mei 2017
Tenor SUN Premium Pasar
CB AAA CB AA+
1 5,86 161 175
2 6,42 160 181
3 6,65 160 187
5 6,82 162 197
7 6,97 163 200
10 7,27 164 197
*CB : CorporateBonds (Obligasi Korporasi)
Sumber : IBPA, diolah
Pergerakan yield SUN selama bulan Mei 2017
diwarnai fase bullish, ditandai dengan penurunan
yield rata-rata sebesar 3,43bps dibandingkan
bulan lalu.
Pasar obligasi di bulan Mei 2017 berlanjut positif
ditopang oleh kenaikan peringkat Indonesia ke
level investment grade oleh S&P. Kondisi
tersebut memicu asing untuk masuk ke pasar
obligasi Indonesia, tercatat net buy oleh asing
sebesar Rp13,18 triliun paska kenaikan rating
pada 19 Mei 2017. Meskipun demikian, terdapat
tekanan dari global yang perlu diantisipasi seperti
isu politik di AS, volatilitas harga minyak mentah
dunia, dan penurunan peringkat China ke level
Aa3 outlook stabil oleh Moody’s.
Prospek:
Pasar obligasi di bulan Juni masih berpeluang
bergerak positif meskipun tidak setinggi di bulan
Mei. Hal ini disebabkan karena antisipasi risiko
kenaikan FFR. Selain itu, adanya libur hari raya
lebaran juga turut mempengaruhi transaksi dan
kinerja pasar obligasi.
Rata – rata Yield SUN pada Mei 2017 mengalami penurunan
sebesar 3,43bps mom
Market Update Mei 2017
9
Credit Spread Obligasi rating AAA dan AA+ mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya
Sumber: IBPA, diolah
Market Update Mei 2017
10
Pergerakan Yield Obligasi dan EBA Perseroan
Posisi akhir bulan
Obligasi Perseroan April 2017 Mei 2017
SMFP02BCN1 7,36 7,16
SMFP02CCN1 8,23 8,19
SMFP02CCN2 7,43 7,35
SMFP02DCN2 8,28 8,23
SMFP02BCN5 7,16 6,94
SMFP03BCN1 7,65 7,59
SMFP03BCN4 7,99 7,96
SMFP03ACN5 6,68 6,40
SMFP03BCN5 8,09 8,06
SMFP03CN6 8,48 8,27
SMFP03ACN7 7,42 7,23
SMFP03BCN7 8,14 8,20
EBA Perseroan April 2017 Mei 2017
DBTN02 6,88 6,72
DBTN03 7,63 7,57
DBTN04A2 8,01 7,98
DBTN05A1 7,51 7,44
DBTN05A2 8,40 8,33
SPSBTN01 8,01 8,01
SPSMFMRI01A1 8,38 8,32
SPSMFMRI01A2 8,54 8,48
SPSMFBTN02A1 8,19 8,15
SPSMFBTN02A2 8,46 8,40
SPSMFBTN03A1 - 8,03
SPSMFBTN03A2 - 8,40
Sumber: IBPA, diolah
Pergerakan yield obligasi perseroan mengalami
fase bullish dengan penurunan yield rata-rata
sebesar 11,08bps mom.
Penurunan yield terdalam adalah obligasi seri
SMFP03ACN5 (TTM 0,06 tahun) dengan
penurunan sebesar 40bps mom. Sementara EBA
yang penerbitannya difasilitasi Perseroan juga
berpola bullish, ditandai dengan penurunan yield
rata-rata sebesar 28bps mom. Penurunan yield
terdalam dicatatkan oleh DBTN02 sebesar 16bps
mom.
Pada akhir bulan Mei 2017 rata–rata tenor surat
hutang perseroan adalah 1,67 tahun, dimana dari
12 surat utang yang beredar terdapat enam
diantaranya memiliki time to maturity mendekati 1
tahun.
Posisi Yield Obligasi Perseroan dan EBA Perseroan
Market Update Mei 2017
11
Market Update Mei 2017
12
Pergerakan Premium Obligasi Perseroan
Years 1 2 3 4 5
SUN 5,86 6,42 6,64 6,74 6,82
PUB2B1 130
PUB2C1 154
PUB2C2 149
PUB2D2 158
PUB1C2 47
PUB3A7 136
PUB2B5 107
PUB3B1 173
PUB3B7 155
PUB3B4 154
PUB3A5 54
PUB3B5 164
PUB3CN6 145
CB AAA 161 160 160 161 162
Premium Obligasi Perseroan dan Obligasi Korporasi AAA terhadap SUN (Mei 2017)
Pada periode Mei 2017, premium obligasi
Perseroan dapat dilihat pada tabel disamping.
Tabel berikut menunjukkan posisi premium obligasi
Perseroan dan obligasi korporasi dengan rating
AAA. Dari tabel disamping terlihat bahwa beberapa
premium obligasi Perseroan lebih rendah bila
dibandingkan obligasi korporasi dengan rating
AAA.
Sumber: IBPA, diolah
Market Update Mei 2017
13
Daftar Transaksi dan Pemegang Surat Utang & EBA
Perseroan
Posisi 31 Mei 2017
Pemegang EBA
Sumber: KSEI (diolah)
Pemegang Surat Utang
Sumber: KSEI (diolah)
Per 31 Mei 2017, pemegang EBA terbesar
adalah Perusahan Terbatas NPWP (36,67%),
kemudian Taspen (32,34%), dan Dana
Pensiun (16,04%). Sementara pemegang
surat utang (obligasi) Perseroan terbesar
adalah Taspen (17,41%) sebesar Rp1,08
triliun. Porsi terbesar selanjutnya adalah Bank
Domestik (16,30%) dan Dana Pensiun
(16,19%).
Selama bulan Mei 2017, berdasarkan catatan
PLTE (Penerima Laporan Transaksi Efek)
Bursa melalui data IBPA (Indonesia Bond
Pricing Agency), tercatat terjadi 32 kali
transaksi dengan volume Rp788 miliar.
Obligasi
April 2017 Mei 2017
Jumlah
Transak
si
Volum
Transaksi
(RpMiliar)
Jumlah
Transa
ksi
Volum
Transaksi
(RpMiliar)
SMFP02BCN1 0 0 0 0
SMFP02CCN1 0 0 4 332
SMFP02CCN2 0 0 0 0
SMFP02DCN2 0 0 0 0
SMFP03CN2 0 0 0 0
SMFP02BCN5 10 76 10 156
SMFP03BCN1 0 0 0 0
SMFP03CN6 11 65 8 100
SMFP03BCN4 0 0 0 0
SMFP03ACN5 2 10 2 10
SMFP03BCN5 10 76 2 60
SMFP03ACN7 6 70 2 20
SMFP03BCN7 0 0 4 110
Total 29 221 32 788
Market Update Mei 2017
14
INFORMASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN
Outstanding KPR
Outstanding KPR mengalami kenaikan
Volume outstanding KPR mengalami kenaikan pada Maret 2017
Proporsi Penyaluran KPR (Maret 2017)
Porsi KPR terbesar adalah Bank Pemerintah sebesar 56%
Data statistik perbankan Indonesia
mencatatkan outstanding KPR per bulan Maret
2017 sebesar Rp360,37 triliun, mengalami
kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar
2,05% (mom). Outstanding KPR Maret 2017
mengalami pertumbuhan sebesar 8,69%
dibandingkan periode yang sama tahun 2016
(yoy). Porsi KPR terbesar adalah bank
pemerintah sebesar 56%. Sedangkan total
outstanding KPR dan KPA per bulan Maret
2017 sebesar Rp373,46 triliun. Pertumbuhan
KPR dan KPA diproyeksikan berada di kisaran
6,0%-8,3% yoy di tahun 2017. (Sumber: Statistik
Perbankan Indonesia).
Proyeksi Outstanding KPR & KPA 2017
Periode Proyeksi KPR & KPA
(Rp Miliar)
Q2-2017 373.219,35
Q3-2017 383.109,26
Q4-2017 390.650,78
Market Update Mei 2017
15
Non Performing Loan (NPL) KPR
Persentase NPL KPR mengalami penurunan dari bulan sebelumnya
Kelompok BPD mengalami kenaikan NPL terbesar
Bank Indonesia mencatat persentase NPL
KPR pada Maret 2017 mengalami penurunan
dari periode sebelumnya, yakni dari 2,86%
menjadi sebesar 2,78%. Secara volume, NPL
KPR Maret 2017 turun sebesar Rp71 miliar.
Kelompok BPD masih memiliki NPL terbesar
sebesar 6,17%. Dengan asumsi
pertumbuhan ekonomi mencapai 5,24% dan
pertumbuhan likuiditas M0 mencapai 9,0-
12%, rasio NPL diprediksi melandai dengan
kisaran 2,51 – 2,67% di tahun 2017.
(Sumber: Statistik Perbankan Indonesia)
Proyeksi Rasio NPL KPR
Periode Proyeksi RasioNPL KPR (%)
Q2-2017 2,51
Q3-2017 2,58
Q4-2017 2,51
Market Update Mei 2017
16
Outstanding KPR Syariah
Outstanding KPR Syariah mengalami penurunan
Volume outstanding KPR Syariah mengalami kenaikan pada Maret 2017
Persentase NPL KPR Syariah sedikit menurun dibandingkan dengan
bulan sebelumnya
Outstanding KPR Syariah per bulan Maret
2017 sebesar Rp53,37 triliun, mengalami
kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar
4,28% (mom) atau tumbuh sebesar 19,39%
dibandingkan periode yang sama tahun 2016
(yoy). Total outstanding KPR dan KPA Syariah
per bulan Maret 2017 sebesar Rp54,91 triliun.
Persentase NPL KPR Syariah pada Maret
2017 mengalami penurunan menjadi 2,37%
dibandingkan periode Februari 2017 yakni
sebesar 2,48%.
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah).
Market Update Mei 2017
17
Loan to Funding Ratio Perbankan
Tabel Loan to Funding Ratio
Penyalur KPR LFR
Bank BTN 99,61%
Bank Danamon 93,52%
Bank CIMB Niaga 95,07%
Bank Permata 74,58%
Bank BRI 90,06%
Bank Panin 82,13%
Bank Maybank 86,20%
Bank BNI 87,94%
Bank Mandiri 88,78%
Bank BCA 76,41%
Average 87,43%
Posisi LFR (Loan to Funding Ratio) per Maret 2017 menunjukkan rata-
rata posisi di bawah batas atas LFR yang ditetapkan Bank Indonesia
Posisi rata-rata LFR 10 (sepuluh) bank
penyalur KPR per Maret 2017 adalah sebesar
87,43%. Dilihat dari tabel menunjukan bahwa
Bank BTN (99,61%), Bank CIMB Niaga
(95,07%), dan Bank Danamon (93,52%)
memiliki LFR yang melewati batas atas dari
LFR yang ditetapkan BI, yaitu 92%.
Sumber: Laporan Triwulan (Q1) 2017 masing-masing bank,
diolah
Market Update Mei 2017
18
Suku Bunga Dasar KPR
Tabel Suku bunga dasar KPR
Penyalur KPR SBDK (KPR)
Bank BRI 10,25%
Bank BCA 10,00%
Bank CIMB Niaga 10,50%
Bank Mandiri 10,25%
Bank BNI 10,50%
Bank Maybank 9,75%
Bank Panin 10,69%
Bank BTN 10,25%
Bank Danamon 10,50%
Bank Permata 10,60%
Average 10,34%
Sumber: Website masing-masing bank, Mei 2017
Pada Mei 2017, rata-rata suku bunga dasar
(SBDK) KPR dari 10 besar Bank Penyalur
KPR di Indonesia mencapai 10,33%,
mengalami penurunan dari rata-rata SBDK
bulan lalu. SBD KPR tertinggi adalah Bank
Permata sebesar 10,6%, sedangkan SBD
KPR terendah sebesar 9,75% yaitu Maybank.
Dengan asumsi BI 7-Day RR tetap pada level
4,75% dan pertumbuhan likuiditas M2
mencapai 8,0 – 10,1%, maka suku bunga
dasar KPR diproyeksikan mencapai 9,8 –
10,2% di tahun 2017.
Proyeksi Suku Bunga Dasar KPR
Periode Proyeksi Suku Bunga Dasar
KPR (%)
Q2-2017 10,02
Q3-2017 9,87
Q4-2017 9,85
Market Update Mei 2017
19
SMF BUILDING PERMIT INDEX (SMF-BPI)
SMF Building Permit Index
Source: PTSP Kota & Kanupaten, diolah
SMF Building Permit Index Residential
Source: PTSP Kota & Kanupaten, diolah
SMF Building Permit Index (SMF-BPI) Total
menunjukkan sinyal perbaikan. Pada bulan
April 2017, SMF-BPI meningkat sebesar 2,1%
mom (-4,9% yoy) dari level 279,2 ke level
285,2.
Berbeda dengan SMF-BPI Total, SMF
Building Permit Index Residential (SMF-BPI
Residential) justru menunjukkan perlambatan.
Pada bulan April 2017, SMF-BPI Residential
melambat sebesar 12,5% (mom) (70,6% yoy)
ke level 539,4. Hal ini menginterpretasikan
bahwa pertumbuhan residensial nasional
meningkat 5,4 kali daripada posisi awal tahun
2009.
SMF Building Permit Index (SMF-BPI)
dibangun berdasarkan data IMB dari 22
wilayah kota/kabupaten di Indonesia, dan
diolah secara statistik. SMF-BPI merupakan
salah satu leading indicator penting yang
bermanfaat untuk memonitor arah
perkembangan ekonomi Indonesia, termasuk
sektor perumahan. Cepatnya pertumbuhan
IMB nasional, menjadi salah satu indikasi
akselerasi permintaan domestik dan ekonomi
dalam 6-12 bulan mendatang.
Market Update Mei 2017
20
INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
Pertumbuhan Harga Properti Residensial
Harga properti residensial pada triwulan I-2017 meningkat dari triwulan sebelumnya, baik secara triwulanan maupun tahunan. Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-2017 berada pada level 196,94 atau tumbuh 1,23% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (0,37%, qtq). Secara tahunan, harga properti residensial tumbuh di level 2,62% (yoy), meningkat dibandingkan 2,38% (yoy) pada triwulan IV-2016. Peningkatan harga properti residensial terjadi pada seluruh tipe rumah, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tipe rumah kecil sebesar 3,86% yoy. Data Survey Harga Properti Residensial BI menyebutkan bahwa pada triwulan I-2017, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti. Sebagian besar konsumen (74,31%) memilih fasilitas KPR dalam transaksi pembelian properti, kemudian berturut-turut adalah tunai bertahap (16,74%) dan tunai (8,95%). (Sumber: Survey Harga Properti Residensial)
Pertumbuhan indeks harga properti residensial pada
triwulan I-2017 mengalami peningkatan dari triwulanan
sebelumnya