AIR TANAH.doc

6
INTERPRETASI GEOLISTRIK UNTUK AIR TANAH Daerah survei terletak di Pelabuhan Malahayati, terdiri dari 4 titik sounding geolistrik. Titik sounding 1 terletak pada koordinat (N 5.59596 0 , E 95.52819 0 ) berada pada sebelah timur lokasi pembangunan pelabuhan, sedangkan lokasi titik sounding 2 dengan koordinat (N 5.9631 0 , E 95.52789 0 ) terletak di sebelah utara titik sounding 1 dengan jarak sekitar ( 50m). Titik sounding 3 koordinat (N 5.9385 0 , E 95.52547 0 ) terletak di sebelah barat lokasi pembangunan pelabuhan , sementara titik sounding 4 koordinat (N 5.59506 0 , E 95.52586 0 ) berada pada sebelah utara lokasi titik sounding 3. Sebagai gambaran lokasi daerah-daerah pengukuran di dokumentasikan pada foto gambar 1 sampai dengan gambar 5 Bentangan geolistrik sounding tiap titik pengukuran rata- rata sepanjang 250 meter, secara umum nilai tahanan jenis semu untuk setiap titik pengukuran berkisar antara 1 ohm.m hingga 50 Ohm.m. Penafsiran data geolistrik sounding untuk setiap titik adalah sebagai berikut : 1. Titik Sounding 1 Hasil perhitungan dari data lapangan yang diperoleh menunjukkan kisaran nilai tahanan jenis semu antara 5 sampai dengan 46 ohm.meter. Hasil interpretasi software pemodelan dapat di duga bahwa titik sounding 1 mempunyai 5 perlapisan dengan ketebalan yang berbeda-beda. Lapisan pertama tebal sekitar 2 meter dengan nilai tahanan jenis semu 7 ohm.m, lapisan kedua tebal sekitar 4.3 meter dengan tahanan jenis semu sekitar 46 ohm.m, perlapisan ketiga mempunyai ketebalan 3.5 meter dengan nilai tahanan jenis semu 11 ohm.m, perlapisan ke empat mempunyai ketebalan sekitar 52 meter dengan nilai tahanan jenis semunya 4 ohm.m, sedangkan perlapisan terakhir dengan nilai tahanan jenis semu 51 ohm.m, ditafsirkan sebagai basement/batuan dasar sedimen yang mengalasi titik sounding ini.

Transcript of AIR TANAH.doc

Page 1: AIR TANAH.doc

INTERPRETASI GEOLISTRIK UNTUK AIR TANAH

Daerah survei terletak di Pelabuhan Malahayati, terdiri dari 4 titik sounding geolistrik.Titik sounding 1 terletak pada koordinat (N 5.595960, E 95.528190) berada pada sebelah timur lokasi pembangunan pelabuhan, sedangkan lokasi titik sounding 2 dengan koordinat (N 5.96310 , E 95.527890 ) terletak di sebelah utara titik sounding 1 dengan jarak sekitar ( 50m). Titik sounding 3 koordinat (N 5.93850 , E 95.525470) terletak di sebelah barat lokasi pembangunan pelabuhan , sementara titik sounding 4 koordinat (N 5.595060 , E 95.525860) berada pada sebelah utara lokasi titik sounding 3.Sebagai gambaran lokasi daerah-daerah pengukuran di dokumentasikan pada foto gambar 1 sampai dengan gambar 5Bentangan geolistrik sounding tiap titik pengukuran rata-rata sepanjang 250 meter, secara umum nilai tahanan jenis semu untuk setiap titik pengukuran berkisar antara 1 ohm.m hingga 50 Ohm.m.Penafsiran data geolistrik sounding untuk setiap titik adalah sebagai berikut :

1. Titik Sounding 1Hasil perhitungan dari data lapangan yang diperoleh menunjukkan kisaran nilai tahanan jenis semu antara 5 sampai dengan 46 ohm.meter. Hasil interpretasi software pemodelan dapat di duga bahwa titik sounding 1 mempunyai 5 perlapisan dengan ketebalan yang berbeda-beda. Lapisan pertama tebal sekitar 2 meter dengan nilai tahanan jenis semu 7 ohm.m, lapisan kedua tebal sekitar 4.3 meter dengan tahanan jenis semu sekitar 46 ohm.m, perlapisan ketiga mempunyai ketebalan 3.5 meter dengan nilai tahanan jenis semu 11 ohm.m, perlapisan ke empat mempunyai ketebalan sekitar 52 meter dengan nilai tahanan jenis semunya 4 ohm.m, sedangkan perlapisan terakhir dengan nilai tahanan jenis semu 51 ohm.m, ditafsirkan sebagai basement/batuan dasar sedimen yang mengalasi titik sounding ini.Lapisan pertama dengan nilai tahanan jenis semu 7 ohm.m dapat di interpretasikan sebagai batupasir yang berperan sebagai akuifer pembawa air, namun demikian lapisan pertama ini kemungkinan besar adalah air permukaan yang sudah tercampur oleh air laut sehingga mempunyai kadar garam tinggi sehingga mempunyai nilai tahanan jenis semu yang terukur kecil . lapisan kedua dengan nilai tahanan jenis semu 46 ohm.m di interpretasikan sebagai lapisan batupasir yang mengandung air dengan kadar garam yang lebih rendah atau mungkin juga merupakan batupasir yang lebih kompak sehingga jumlah air yang mengisi pori-pori batupasir ini lebih sedikit terbukti dengan nilai tahanan jenis semu yang lebih dari 50 ohm.m, perlapisan ke tiga dan ke empat di duga masih sebagai akuifer air dengan kadar garam yang lebih kecil, hal ini kemungkinan disebabkan karena lapisan ini berada dibawah lapisan kedua dengan nilai tahanan jenis yang agak tinggi dan diharapkan sebagai penahan air laut sehingga tidak masuk sampai ke bawah permukaan. Perlapisan terakhir dari interpretasi tahanan jenis ini di duga sebagai basement/ batuan dasar yang mengalasi daerah ini.

Page 2: AIR TANAH.doc

2. Titik sounding 2.Nilai tahanan jenis semu hasil perhitungan pada titik sounding 2 menunjukkan kisaran nilai antar 2 sampai 20 ohm.m. Pada titik sounding 2 ini, pengukuran titik terakhir terjadi aliasing sehingga mempunyai nilai yang sangat kontras dengan nilai sebelumnya sehingga nilai itu dapat diabaikan. Hasil interpretasi software pemodelan dapat diduga bahwa titik sounding 2 mempunyai 5 perlapisan dengan ketebalan yang berbeda-beda, lapisan pertaman dan kedua tebal masing-masing sekitar 1.3 meter dengan nilai resistivitas 3 dan 4 ohm.m. Perlapisan ketiga tebal sekitar 7.4 meter dengan nilai tahanan jenis semu 20 ohm meter , perlapisan ke empat tebal sekitar 39 meter dengan nilai tahanan jenis semunya sekitar 4 ohm.m. sedangkan perlapisan terakhir mempunyai tahanan jenis sekitar 50 ohm m.Seperti kasus titik pengukuran sounding 1, perlapisan pertama dan kedua dengan nilai tahanan jenis semu sekitar 4 ohm.m, dan ketebalan 2.6 meter kemungkinan sebagai batupasir yang membawa air tanah, namun demikian karena posisi titik pengukuran berada dekat laut pada kedalaman tersebut bercampur dengan air laut terbukti dengan nilai tahanan jenis yang sangat rendah. Perlapisan ketiga dengan nilai tahanan jenis semu yang lebih tinggi diduga sebagai lapisan pembatas antara percampuran air laut dengan akuifer air tanah murni.

3. Titik Sounding 3.Kisaran nilai tahanan jenis semu hasil perhitungan titik sounding 3 adalah antara 1 hingga 8 ohm.m. Hasil interpretasi titik sounding 3 diduga mempunayi 3 perlapisan dengan ketebalan yang berbeda-beda. Lapisan pertama dengan tebal 1.7 meter mempunyai nillai tahanan jenis semu 1.8 ohm.m, lapisan kedua dengan ketebalan sekitar 20 meter mempunyai tahanan jens semu 8 ohm.m, sedangkan lapisan ketiga mempunayai tahanan jenis semu sekitar 5 ohm.m. Pengukuran titik sounding 3 ini tidk dapat menembus basement/batuan dasarnya, hal ini kemungkinan disebabkan karena lokasi pengukuran berdekatan dengan laut sehingga arus listrik yang dimasukkan terbiaskan ke air laut bukan ke perlapisan batuan di titik itu.

4. Titik Sounding 4.Nilai tahanan jenis semu hasil perhitungan data lapangan pada titik sounding 4 menunjukkan nilai antara 2 hingga 40 ohm.m, hasil interpretasi software pemodelan dapat diduga bahwa titik sounding 4 mempunyai 6 perlapisan yang berbeda, namun demikian karena kasus untuk titik sounding ini tidak jauh berbeda dengan titik-titik sounding sebelumnya dan nilainya pun mempunyai kemiripan antara lapisan satu dengan sebelahnya maka perlapisan perlapisan titik sounding ini dikelompokkan menjadi 3 jenis perlapisan pertama dengan ketebalan sekitar 2 meter mmepunyai tahanan jenis semu sekitar 3 ohm.m, perlapisan kedua dengan ketebalan 2 meter mempunyai tahanan jenis semu 18 ohm.m, perapisan ke tiga empat dan lima dikelompokkan menjadi satu jenis perlapisan dengan ketebalan sekitar 50 meter dan tahanan jenis semu sekitar 4 ohm.m, sedangkan batuan

Page 3: AIR TANAH.doc

dasarnya mempunyai tahanan jenis semu sekitar 39 ohm.m pada kedalaman sekitar 60 meter.Seperti kasus pada titik sounding sebelumnyaperlapisan pertama diduga sebagai batupasir yang mengandung air tanah yang bercampur dengan air laut karena mempunyai tahanan jenis sangat rendah yaitu 3 ohm.m, sedang perlapisan kedua dengan tahanan jenis 18 ohm .m diduga sebagai lapisan batuan penyekat yang menghalangi air laut masuk ke dalam tanah. Sedangkan perlapisan ketiga diduga sebagai lapisan reservoir air tanah.

5. Titik Sounding 5.Kisaran tahanan jenis semu hasil perhitungan data lapangan pada titik sounding 5 menunjukkan nilai antara 2 hingga 40 ohm.m, hasil interpretasi software pemodelan dapat diduga bahwa titik sounding 5 mempunyai 6 perlapisan yang berbeda, namun demikian karena kasus untuk titik sounding ini tidak jauh berbeda dengan titik-titik sounding sebelumnya dan nilainya pun mempunyai kemiripan antara lapisan satu dengan sebelahnya maka perlapisan perlapisan titik sounding ini dikelompokkan menjadi 3 jenis perlapisan pertama dengan ketebalan sekitar 2 meter mmepunyai tahanan jenis semu sekitar 3 ohm.m, perlapisan kedua dengan ketebalan 2 meter mempunyai tahanan jenis semu 18 ohm.m, perapisan ke tiga empat dan lima dikelompokkan menjadi satu jenis perlapisan dengan ketebalan sekitar 50 meter dan tahanan jenis semu sekitar 4 ohm.m, sedangkan batuan dasarnya mempunyai tahanan jenis semu sekitar 39 ohm.m pada kedalaman sekitar 60 meter.Seperti kasus pada titik sounding sebelumnyaperlapisan pertama diduga sebagai batupasir yang mengandung air tanah yang bercampur dengan air laut karena mempunyai tahanan jenis sangat rendah yaitu 3 ohm.m, sedang perlapisan kedua dengan tahanan jenis 18 ohm .m diduga sebagai lapisan batuan penyekat yang menghalangi air laut masuk ke dalam tanah. Sedangkan perlapisan ketiga diduga sebagai lapisan reservoir air tanah.

Hasil pengolahan data lapangan profile dan model tahanan jenis semu daerah survei dapat dilihat pada bagian lampiran.Profile model tahanan jenis semu menggambarkan interpretasi 5 titik sounding yang di jejerkan antara ke lima titik sounding , hal ini agar memudahlan dalam melihat profile bawah permukaan dari kelima titik sounding tersebut.

Page 4: AIR TANAH.doc

KESIMPULAN

Secara umum nilai tahanan jenis semu hasil pengukuran sounding di pelabuhan Malahayati bernilai rendah yaitu kurang dari 10 ohm.m, pada dasarnya karena tanah yang menyusun daerah ini adalah berupa batupasir maka daerah ini sangat berpotensi sebagai reservoir atau jebakan air tanah, namun demikian karena lokasi nya yang berdekatan dengan laut sangat di mungkinkan untuk terjadinya intrusi air laut.Hasil pengukuran menunjukkan bahwa hampir di semua titik pengukuran pada kedalaman 0 hingga 3 meter nilai tahanan jenisnya rendah, hal ini mungkin karena sudah terpengaruh oleh air laut, pada lapisan dibawahnya dengan tebal sekitar 4 hingga 6 meter mempunyai nilai tahanan jenis yang lebih tinggi hal ini dimungkinkan karena pengaruh air lautnya sudah berkurang atau perlapisan tersebut adalah perlapisan batuan yang porositasnya lebih rendah sehingga sedikit air yang mengisi perlapisan tersebut dan dimungkinkan sebagai lapisan batuan penyekat yang menghalangi air laut masuk sampai ke dalam tanah.Di bawah perlapisan kedua tersebut diduga sebagai perlapisan batuan reservoir/pembawa air tanah hal ini ditunjukkan dengan nilai tahanan jenis yang rendah yaitu sekitar 4 ohm.m. perlapisan ini berada pada kedalaman sekitar 10 hingga 15 meter dari permukaan tanah.Ini hasil pengukuran geolistrik secara nyata dalam gambar profil terlihat maksimal pendektesi kedalaman 60 meter hingga 70 meter, karena keterbatasan kemampuan alat yang digunakan dan lahan pengukuran yang terbatas juga serta daerah pengukuran berpasir tebal, maka arus yang dikirim ke tanah tidak optimal.Kalau melihat dari lapisan batu pasir dibawah, cadangan air mungkin lebih banyak lagi dan ini hanya perkiraan diatas 100 meter terdapat cadangan air lebih baik lagi.