Air Sungai Gambut

41
BAB I IDENTIFIKASI RESIKO A. Air sungai 1. Definisi Air sungai Sungai adalah sistem pengairan air dari mulai mata air sampai ke muara dengan dibatasi kanan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh sempadan sungai (Sudaryoko,1986). Air sungai adalah air hujan atau air yang berada di dataran lebih tinggi mengalir di permukaan tanah mengikuti alur darat yang di lalui yang biasanya terbentuk secara alami kemudian berkumpul menjadi sungai. Sungai terbentuk secara sederhana yaitu, air mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau . Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai. Menurut Dinas PU, sungai sebagai salah satu sumber air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan 1

Transcript of Air Sungai Gambut

Page 1: Air Sungai Gambut

BAB I

IDENTIFIKASI RESIKO

A. Air sungai

1. Definisi Air sungai

Sungai adalah sistem pengairan air dari mulai mata air sampai ke

muara dengan dibatasi kanan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh

sempadan sungai (Sudaryoko,1986).

Air sungai adalah air hujan atau air yang berada di dataran lebih

tinggi mengalir di permukaan tanah mengikuti alur darat yang di lalui yang

biasanya terbentuk secara alami kemudian berkumpul menjadi sungai.

Sungai terbentuk secara sederhana yaitu, air mengalir meresap ke

dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui

sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun

di daratan untuk mengalir kelaut atau tampungan air yang besar

seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata

air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung

untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan

kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan.

Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara

sungai.

Menurut Dinas PU, sungai sebagai salah satu sumber air

mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan dan penghidupan

masyarakat. sedangkan PP No. 35 Tahun 1991 tentang sungai, Sungai

merupakan tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air

mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta

sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.

Bantaran sungai berbeda dengan sempadan sungai. Bantaran

sungai adalah areal sempadan kiri-kanan sungai yang terkena/terbanjiri

luapan air sungai. Fungsi bantaran sungai adalah tempat mengalirnya

sebagian debit sungai pada saat banjir (high water channel) (Yodi Isnaini,

2006). Menurut UU No. 35 1991 tentang sungai, menyebutkan pengertian

Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai di

hitung dari tepi sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam. Sehubungan

1

Page 2: Air Sungai Gambut

dengan itu maka pada bantaran sungai di larang membuang sampah dan

mendirikan bangunan untuk hunian. (Polantolo, 2008)

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam

sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air,

limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga

berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen

dan polutan.

Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah

untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran

pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk

dijadikan objek wisata sungai.

Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah

berawa yang Intensitas warna yang tinggi (berwarna merah kecoklatan),

pH yang rendah, kandungan zat organik yang tinggi, kekeruhan dan

kandungan partikel tersuspensi yang rendah, dan kandungan kation yang

rendah. (Kusnaedi, 2006)

Warna coklat kemerahan pada air gambut merupakan akibat dari

tingginya kandungan zat organik (bahan humus) terlarut terutama dalam

bentuk asam humus dan turunannya. Asam humus tersebut berasal dari

dekomposisi bahan organik seperti daun, pohon atau kayu dengan

berbagai tingkat dekomposisi, namun secara umum telah mencapai

dekomposisi yang stabil (Syarfi, 2007). Dalam berbagai kasus, warna akan

semakin tinggi karena disebabkan oleh adanya logam besi yang terikat

oleh asam-asam organik yang terlarut dalam air tersebut.

2. Karakteristik

a. Karakteristik Sungai

Menurut Robbet J. Kodoatie dan Sugianto dalam bukunya

berjudul Banjir, menyebutkan bahwa sungai dapat dikelompokkan

menjadi tiga daerah yang menunjukkan sifat dan karaktersitik dari

sistem sungai yang berbeda, yaitu :

1) Pada daerah hulu (pegunungan); di daerah pegunungan sungai-

sungai memiliki kemiringan yang terjal (steep slope). Kemiringan

terjal ini dan curah hujan yang tinggi akan menimbulkan stream

power (kuat arus) besar sehingga debit aliran sungai sungai di

2

Page 3: Air Sungai Gambut

daerah ini menjadi cukup besar. Periode waktu debit aliran

umumnya berlangsung cepat. Pada bagian hulu ditandai dengan

adanya erosi di Daerah Pengairan Sungai (DPS) maupun erosi

akibat penggerusan dasar sungai dan longsoran tebing. Proses

sedimentasi tebing sungai disebut degradasi. Material dasar sungai

dapat berbentuk boulder/batu besar, krakal, krikil dan pasir. Bentuk

sungai di daerah ini adalah braider(selempit/kepang). Alur bagian

atas hulu merupakan rangkaian jeram-jeram aliran yang deras.

Penampang lintang sungai umumnya berbentuk V.

2) Pada daerah transisi batas pegunungan bagian sampai ke daerah

pantai, kemiringan dasar sungai umumnya berkurang dari 2%

karena kemiringan memanjang dasar sungai berangsur-angsur

menjadi landai (mild). Pada daerah ini seiring dengan berkurangnya

debit aliran walaupun erosi masih terjadi namun proses sedimentasi

meningkat yang menyebabkan endapan sedimen mulai timbul,

akibat pengendapan ini berpengaruh terhadap mengecilnya

kapasitas sungai (pengurangan tampang lintang sungai). Proses

degradasi (penggerusan) dan agradasi (penumpukan sedimen)

terjadi akibatnya banjir dapat terjadi dalam waktu yang relatif lama

dibandingkan dengan daerah hulu. Material dasarnya relative lebih

halus dibandingkan pada daerah pegunungan. Penampang

melintang sungai umumnya berangsur-angsur berubah dari huruf V

ke huruf U.

3) Pada daerah hilir; sungai mulai batas transisi, daerah pantai, dan

berakhir di laut (mulut sungai/ estuary). Kemiringan di daerah hilir

dari landai menjadi sangat landai bahkan ada bagian-bagian sungai,

terutama yang mendekati laut kemiringan dasar sungai hampir

mendekati 0 (nol). Umumnya bentuk sungai menunjukkan pola yang

berbentuk meander sehingga akan menghambat aliran banjir.

Proses agradasi (penumpukan sedimen) lebih dominan terjadi.

Material dasar sungai lebih halus dibandingkan di daerah transisi

atau daerah hulu. Apabila terjadi banjir, periodenya lebih lama

dibandingkan daerah transisi maupun daerah hulu.

3

Page 4: Air Sungai Gambut

b. Karakteristik air sungai gambut

Berdasarkan sumber airnya, lahan gambut dibedakan menjadi dua

yaitu (Trckova, M., 2005) :

1) Bog

Merupakan jenis lahan gambut yang sumber airnya berasal

dari air hujan dan air permukaan. Karena air hujan mempunyai pH

yang agak asam maka setelah bercampur dengan gambut akan

bersifat asam dan warnanya coklat karena terdapat kandungan

organik.

2) Fen

Merupakan lahan gambut yang sumber airnya berasal dari air

tanah yang biasanya dikontaminasi oleh mineral sehingga pH air

gambut tersebut memiliki pH netral dan basa.

Berdasarkan kelarutannya dalam alkali dan asam, asam humus

dibagi dalam tiga fraksi utama yaitu (Pansu, 2006) :

a) Asam humat

Asam humat atau humus dapat didefinisikan sebagai hasil akhir

dekomposisi bahan organik oleh organisme secara aerobik. Ciri-ciri

dari asam humus ini antara lain:

• Asam ini mempunyai berat molekul 10.000 hingga 100.000 g/mol

(Collet, 2007).

• Merupakan makromolekul aromatik komplek dengan asam amino,

gula amino, peptide, serta komponen alifatik yang posisinya berada

antara kelompok aromatik.

• Merupakan bagian dari humus yang bersifat tidak larut dalam air

pada kondisi pH < 2 tetapi larut pada pH yang lebih tinggi.

• Bisa diekstraksi dari tanah dengan bermacam reagen dan tidak larut

dalam larutan asam.

• Asam humat adalah bagian yang paling mudak diekstrak diantara

komponen humus lainnya.

• Mempunyai warna yang bervariasi mulai dari coklat pekat sampai

abu-abu pekat.

4

Page 5: Air Sungai Gambut

• Humus tanah gambut mengandung lebih banyak asam humat

(Stevenson,1982).

• Asam humus merupakan senyawa organik yang sangat kompleks,

yang secara umum memiliki ikatan aromatik yang panjang dan

nonbiodegradable yang merupakan hasil oksidasi dari senyawa lignin

(gugus fenolik).

b) Asam fulvat

Asam fulvat merupakan senyawa asam organik alami yang

berasal dari humus, larut dalam air, sering ditemukan dalam air

permukaan dengan berat molekul yang rendah yaitu antara rentang

1000 hingga 10.000 (Collet, 2007). Bersifat larut dalam air pada semua

kondisi pH dan akan berada dalam larutan setelah proses penyisihan

asam humat melalui proses asidifikasi. Warnanya bervariasi mulai dari

kuning sampai kuning kecoklatan. Struktur model asam fulvik.

c) Humin

Kompleks humin dianggap sebagai molekul paling besar dari

senyawa humus karena rentang berat molekulnya mencapai 100.000

hingga 10.000.000. Sedangkan sifat kimia dan fisika humin belum

banyak diketahui (Tan, 1982). Tan juga menyatakan bahwa

karakteristik humin adalah berwarna coklat gelap, tidak larut dalam

asam dan basa, dan sangat resisten akan serangan mikroba. Tidak

dapat diekstrak oleh asam maupun basa. Perbedaan antara asam

humat, asam fulvat dan humin bisa dijelaskan melalui variasi berat

molekul, keberadaan group fungsional seperti karboksil dan fenolik

dengan tingkat polimerisasi.

B. Identifikasi Resiko Air Sungai Gambut

Air sungai sebagai salah satu sumber air bersih, tentunya memiliki

beberapa resiko atau bahaya lingkungan yang dapat ditimbulkan, terutama air

sungai yang terdapat di daerah rawa atau biasa di sebut juga air gambut

1. Bahaya Parameter Fisik

Bau

Air yang berbau pada umumnya akibat adanya materi organik

yang membusuk. Organik yang membusuk biasanya terkumpul di bagian

5

Page 6: Air Sungai Gambut

dasar dan apabila sudah cukup banyak akan menghasilkan kondisi yang

baik bagi pertumbuhan bakteri anaerobik yang dapat menimbulkan gas-

gas berbau.Sumber bahan organik adalah sisa-sisa tanaman,bangkai

binatang,mikroorganisme dan air buangan.

Jumlah Padatan Terlarut

Nilai TDS (Total Dissolved Solid) perairan sangat dipengaruhi

oleh pelapukan batuan, limpasan dari tanah dan pengaruh antropogenik

(berupa limbah domestik dan industri). Bahan-bahan terlarut dalam

perairan alami tidak bersifat toksin, akan tetapi jika berlebihan akan

meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat

penetrasi cahaya matahari ke kolam air dan akhirnya berpengaruh pada

proses fotosintesis di perairan.

Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan

organik dan anorganik. Kekeruhan juga dapat mewakili warna. Air yang

keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan

yang tersuspensi, sehingga memberikan warna atau rupa yang berlumpur

dan kotor. bahan-bahan organik yang tersebar secara merata dan

partikel-partikel yang tersuspensi lainnya. Tingkat kekeruhan dipengaruhi

oleh pH air. Kekeruhan pada air minum umumnya telah diupayakan

sedemikian rupa sehingga air menjadi jernih.

Air yang keruh merupakan suatu masalah yang perlu

dipertimbangkan dalam penyediaan air minum, mengingat bahwa

kekeruhan tersebut mengurangi estetika, karena dari segi estetika

kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran

melalui buangan dan warna air tergantung pada warna buangan yang

memasuki badan air.

Rasa

Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Timbulnya rasa

yang menyimpang biasanya disebabkan adanya gas terlarut misalnya

H2S, Organisme hidup misalnya ganggang, adanya limbah padat dan

limbah cair misalnya hasil buangan dari rumah tangga, adanya organisme

pembusuk limbah, dan kemungkinan adanya sisa-sisa bahan yang

digunakan untuk disinfeksi misalnya Chlor yang masuk ke badan air.

6

Page 7: Air Sungai Gambut

Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling

jelas, mudah diukur dan sangat beragam. Temperatur atau suhu dari air

akan menentukan penerimaan (Acceptance) masyarakat akan air

tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengelolaan,

terutama apabila temperatur air sangat tinggi. Selain itu, temperatur

dalam air mempengaruhi langsung toksisitas banyak bahan kimia

pencemar pertumbuhan mikroorganisme dan virus.

Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan

kenaikan aktivitas secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas

penebangan vegetasi disekitar sumber air tersebut, sehingga

menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut

mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung.

Warna

Warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organik, dan

anorganik karena keberadaan plankton, humus, dan ion-ion logam

(misalnya besi, dan mangan), serta bahan-bahan lain. Adanya oksida

besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan

menyebakan air berwarna kecokelatan atau kehitaman. Kalsium Karbonat

yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan warna hijau pada

perairan. Bahan organik misalnya tangin, lignin, dan hasam humus yang

berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati, sehingga

menimbulkan warna kecokelatan.

Warna dapat diamati secara visual (langsung) ataupun diukur

berdasarkan skala Platinum Kobalt (PtCo), dengan membandingkan

warna air sampel dan standar warna yang ditetapkan pemerintah.

Standar air yang memiliki kekeruhan rendah biasanya memiliki warna

tampak dan warna sesungguhnya yang sama dengan standar.

Ditetapkannya standar warna sebagai salah satu persyaratan kualitas,

diharapkan bahwa semua air minum yang akan diberikan kepada

masyarakat akan dapat langsung diterima oleh masyarakat.

2. Bahaya Parameter Kimia

Mangan ( Mn 2+)

7

Page 8: Air Sungai Gambut

Mn adalah metal kelabu kemerah-merahan. Keracunan

sering kali bersifat kronis sbg akibat inhalasi debu dan uap logam.

Gejala yang timbul berupa gejala susunan saraf : insomnia ,

kemudian lemah pada kaki dan otot muka, sehingga ekspresi muka

menjadi beku dan muka tampak seperti topeng ( mask ) bila

pemaparan berlanjut maka bicaranya lambat dan monoton dapat

terjadi hyperrefleksi, clonus pada pattela dan tumit dan berjalan

seperti penderita parkinsonism, kadar Mn yang diperbolehkan 0,1

mg/L . Dampak kesehatan dan terhadap Air; Mn menimbulkan

masalah warna, hanya warnanya ungu atau hitam.

Besi ( Fe 2+ )

Didalam air minum Fe2+ menimbulkan rasa, warna ( kuning ).

Pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi dan

kekeruhan besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan

hemoglobin. Banyaknya Fe didalam tubuh dikendalikan pada fase

absorpsi. Tubuh manusia tidak dapat mengekskresikan Fe, karena

mereka yang sering mendapat transfusi darah , debu Fe juga dapat

diakumulasi didalam alveoli, kadar Fe yang diperbolehkan 0,3 mg/L.

Dampak Kesehatan dan terhadap Air; Warna kulit menjadi hitam

karena akumulasi Fe dalam dosis besar dapat merusak dinding usus

dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru apabila

konsentrasi melebihi 0,3 mg/L dapat menyebabkan warna air menjadi

kemerah-merahan dan memberikan rasa yang tidak enak pada

minuman dan dapat membentuk endapan pada pipa logam dan

bahan-bahan cucian.

Nitrat ( NO3- )

Nitrat pada konsentrasi tinggi dapat menstimulasi perubahan

ganggang yang tak terbatas ( bila beberapa syarat lain seperti

konsentrasi fosfat dipenuhi ) sehingga air kekurangan DO ( Dissolved

oxygen ) yang menyebabkan kematian ikan. Kadar nitrat secara

alamiah biasanya agak rendah namun kadar nitrat dapat menjadi

tinggi sekali, dalam air tanah didaerah-daerah yang diberi pupuk yang

mengandung nitrat, kadar nitrat yang diperbolehkan adalah 10 mg/L

didalam usus manusia nitrat direduksi menjadi nitrit yang dapat

8

Page 9: Air Sungai Gambut

menyebabkan metahaemoglobine terutama pada bayi. Dampak

Kesehatan dan terhadap Air; Dalam jumlah besar dapat

menyebabkan gangguan GI diare, campur darah disusul oleh

konvulsi, koma dan bila tak ditolong akan meninggal, keracunan

kronis menyebabkan metahaemoglobine terutama pada bayi dan

menyebabkan depresi umum , sakit kepala dan gangguan mental.

Nitrit ( NO2-)

Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan

sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat. Dampak

Kesehatan dan terhadap Air; Nitrit dapat membahayakan kesehatan

namun dapat bereaksi dengan haemoglobine dalam darah tinggi

hingga darah tersebut tidak dapat menyangkut oksigen lagi dan nitrit

juga menimbulkan nitrosanin ( RR’N – NO ) pada air buangan yang

tertentu nitrosamine tersebut dapat menyebabkan kanker.

clorida ( Cl- )

Cl- toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Clor

digunakan sebagai desinfectan dalam penyediaan air minum sebagai

desinfectan residu clor di dalam penyediaan air sengaja dipelihara

tetapi clor ini dapat terikat pada senyawa organic dan membentuk

halogen hidrokarbon ( Cl – HC ) banyak diantaranya dikenal sebagai

senyawa – senyawa karsinogenik oleh karena itu diberbagai Negara

maju sekarang ini clorinasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi

digunakan untuk kadar Cl yang diperbolehkan ada dalam suatu

perairan adalah 250 mg/L. Dampak Kesehatan dan terhadap Air;

Dalam jumlah banyak Cl – akan menimbulkan rasa asin, korosi pada

pipa system penyediaan air panas.

Sulfat ( SO4 2 - )

H2SO4  merupakan asam kuat yang selanjutnya akan dapat

bereaksi dengan logam-logam yang merupakan bahan dari pipa yang

dipergunakan dan terjadilah apa yang dinamakan korosi. Masalah

bau disebabkan kerna timbulnya H2S yang merupakan suatu gas

yang berbau. Kadar sulfat yang diperbolehkan adalah 400 mg/L.

Dampak Kesehatan dan terhadap Air; Jumlah MgSO4 yang tidak

terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare sulfat pada boilers

9

Page 10: Air Sungai Gambut

menimbulkan endapan ( Hard scales ) demikian pula pada Heat

exchanges sulfat bersifat irritant bagi saluran gastro intestinal bila

bercampur dengan Mg atau Na.

Air Raksa ( Hg )

Hg merupakan racun yang sistemik dan diakumulasi di hati,

ginjal dan tulang oleh tubuh Hg diekskresikan lewat urine, feces,

keringat, saliva dan air susu. Di alam Hg dapat berubah menjadi

organic dan sebaliknya karena adanya interaksi dengan mikroba,

Genus pseudomonas dan ceurospora dapat merubah Hg anorganik

menjadi organic, staphylococcus aerus antara lain dapat mereduksi

Hg 2+ menjadi Hg elemental.untuk kadar Hg yang diperbolehkan ada

dalam perairan adalah 0,001 mg/L. Dampak Kesehatan dan terhadap

Air; Keracunan Hg akan menimbulkan gejala susunan  saraf ( SSP)

selain kelainan kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomnia,

kehilangan kepercayaan diri, irritasi, depresi dan rasa ketakutan.

Gejala gastero-intestinal ( G.I ) seperti stomatitis, hipersalivasi, colitis,

sakit pada waktu mengunyah, ganggivitis, garis hitam pada gusi

( leadline ) dan gigi yang mudah melepas. Kulit dapat menderita

dermatitis dan ulcer. Hg yang organic cenderung merusak SPP

( Tremor, ataxia, lapangan penglihatan menciut, perubahan

kepribadian ) sedangkan Hg anorganik biasanya merusak ginjal dan

menyebabkan cacat bawaan.

TDS ( Total Dissolved solid )

Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. TDS

akan mempengaruhi DHL “ semakin banyak ion bermuatan listrik

maka akan mempengaruhi dan mempermudah daya hantar listrik dan

selain itu TDS menyebabkan kekeruhan ( Turbidity ) dan selain itu

TDS akan mempengaruhi salinitas karena senyawa terlarut

menyebabkan air menjadi asin. Dampak Kesehatan dan terhadap Air;

Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan

tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.

Kekeruhan ( Turbidity )

Air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung

oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentunya berbahaya bagi

10

Page 11: Air Sungai Gambut

kesehatan, bila mikroba itu pathogen. Dampak Kesehatan dan

terhadap Air; apabila mikroba pathogen terlindung oleh zat

tersuspensi, maka secara tidak langsung akan mengganggu terhadap

kesehatan manusia.

Kesadahan ( Ca CO3 )

 Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan

oleh adanya ion-ion ( Kation ) logam valensi dua. Ion-ion semacam

itu mampu bereaksi dengan sabun membentuk kerak air. Kation-

kation penyebab utama dari kesadahan Ca 2 + dan Mg 2 + Sr 2 + , Fe  2 +

dan Mn 2 +. Sedangkan anion-anion yang biasanya terdapat dalam air

adalah HCO3- SO4, Cl -, NO3

– dan SiO3 2 - . Ion-ion Al 3 + dan Fe 3 +

kadang-kadang dianggap sebagai penyebab kesadahan air. Namun

kelarutannya begitu dibatasi pada nilai pH dari air alam, sehingga

konsentrasi ion dapat diabaikan. Dampak Kesehatan dan terhadap

Air; Pengaruh langsung terhadap kesehatan akibat penyimpangan

dari standar ini tidak ada, tetapi kesadahan dapat menyebabkan

sabun pembersih menjadi tidak efektif kerjanya. Kesadahan dapat

menyebabkan pengendapan pada dinding pipa, sulitnya bersih dalam

mencuci bahan-bahan pakaian dan jika mandi dilaut sabun tidak akan

3. Bahaya Parameter Biologi

E. Coli

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical

Journal ditemukan orang yang mengonsumsi air yang tercemar E.

coli memiliki peningkatan risiko terkena tekanan darah tinggi,

masalah ginjal dan juga penyakit jantung di kemudian hari.Tim

peneliti dari Lawson Health Research Institute dan The University of

Western Ontario menilai risiko untuk tekanan darah tinggi,

gangguan ginjal dan juga penyakit kardiovaskular terjadi dalam

waktu 8 tahun sejak mengalami gastroenteritis (masalah

pencernaan) dari air minum yang tercemar bakteri coli.

Akibat dari bakteri E.coli adalah sebagai berikut:

Gangguan sistim pencernaan

Gangguan pada Ginjal

11

Page 12: Air Sungai Gambut

Serangan jantung atau stroke

Tekanan darah Tinggi

4. Bahaya Parameter Sosial

MCK

MCK atau Mandi, Cuci, Kakus disungai dapat mencemari

sungai, menggangu ekosistem sungai, menurunkan kualitas air

sungai, serta dapat menimbulkan penyakit.

12

Page 13: Air Sungai Gambut

BAB II

UPAYA MANAJEMEN

A. Planning

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam

kehidupan sehari-hari manusia selalu memerlukan air terutama untuk minum,

masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Pada saat ini, persentase penduduk

di Indonesia yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih dari badan atau

perusahaan air minum masih sangat kecil yaitu untuk daerah perkotaan

sekitar 45 % , sedangkan untuk daerah pedesaan baru sekitar 36 % .

Di daerah - daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih

tersebut, penduduk biasanya menggunakan air sumur galian, air sungai yang

kadang- kadang bahkan sering kali air yang digunakan kurang memenuhi

standart air minum yang sehat. Bahkan untuk daerah yang sangat buruk atau

di daerah rawa kualitas air tanah maupun air sungainya tidak memenuhi

persyaratan air bersih yang layak digunakan dan dikonsumsi. Air sungai di

lahan gambut berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat

karena air gambut yang dikonsumsi bersifat asam yang bisa membuat gigi

keropos. Selain itu, air gambut mengandung zat organik ataupun anorganik

yang bisa mengganggu metabolisme tubuh.Oleh karena itu di daerah - daerah

seperti ini, persentase penderita penyakit yang disebabkan akibat

penggunaan air minum yang kurang bersih atau kurang memenuhi syarat

kesehatan masih sangat tinggi.

Untuk itu perlu dilakukan pengolahan/ treatment terhadap air gambut

agar bisa digunakan sebagai air besih dan air minum. Ada beberapa proses

dan metode pengolahan yang dapat diterapkan untuk mengolah jenis air

berwarna alami ini adalah sebagai berikut : Proses oksidasi, Proses adsorpsi,

Proses Koagulasi – Flokulasi, dan Proses elektrokoagulasi.

1. Proses Oksidasi

Proses oksidasi untuk pengolahan air berwarna (yang

mengandung senyawa organik) yang dapat dianjurkan adalah dengan

ozon atau peroksida, karena tidak menghasilkan suatu ikatan atau

senyawa yang berbahaya (dapat menguraikannya sehingga mudah

terurai dan menguap). Ozon atau peroksida dikenal sebagai oksidator

13

Page 14: Air Sungai Gambut

yang kuat yang dapat digunakan dalam pengolahan air sehingga ikatan

polimer dan monomernya akan terputus dan akan membentuk CO2 dan

H2O apabila oksidasinya sempurna. Namun dalam aplikasinya biaya

operasi relatif mahal, dan perlu digunakan unit penghasil ozon.

2. Proses Adsorpsi

Adsorbsi merupakan fenomena fisika dimana molekul-molekul

bahan yang diadsorpsi tertarik pada permukaan bidang padat yang

bertindak sebagai adsorban. Dengan demikian jelas bahwa adsorpsi

merupakan fenomena bidang batas, yang efisiensinya makin tinggi

apabila luas bidang permukaan adsorban makin besar (Schnitzer, 1992).

Ditinjau dari segi derajat adsorpsi pada suatu jenis adsorban secara

umum mengikuti aturan sebagai berikut (Cahyana, 2009) :

• Adsorpsi berlangsung sedikit terhadap semua senyawa organik,

kecuali senyawa berhalogen (F, Br dan Cl).

• Adsorpsi berlangsung baik pada semua senyawa berhalogen dan

senyawa alifatik.

• Adsorpsi berlangsung sangat baik terhadap semua senyawa

aromatik, makin banyak kandungan inti benzennya makin baik

adsorpsinya.

Berdasarkan kriteria di atas maka, pengolahan air berwarna (air

gambut) dapat dilakukan dengan cara adsorpsi karena asam humus

mempunyai gugus senyawa aromatik. Namun secara umum proses inipun

masih mahal. Dalam pengolahan air gambut dengan proses adsorpsi

pada perinsipnya adalah menarik molekul asam-asam humus ke

permukaan suatu adsorben. Contoh adsorben yang biasa digunakan

adalah karbon aktif (charcoal), zeolit, resin, dan tanah liat dari lokasi

sumber air gambut

3. Proses Koagulasi – Flokulasi

Proses koagulasi yang diiringi dengan proses flokulasi merupakan

salah satu proses pengolahan air yang sudah lama digunakan. Proses ini

penting untuk penyisihan warna dan organik (Amirtarajah dan O’melia,

1999). Definisi koagulasi sebagai proses cukup banyak tapi dari laporan

Fearing et al, (2004) dapat disimpulkan menjadi tiga :

14

Page 15: Air Sungai Gambut

a. Proses untuk menggabungkan partikel kecil menjadi agregat yang

lebih besar.

b. Proses penambahan bahan kimia ke dalam air untuk menghasilkan

spesies kimia yang berperan dalam destabilisasi kontaminan dan

meningkatkan kemungkinan penyisihan.

c. Proses untuk menggabungkan partikel koloid dan partikel kecil

menjadi agregat yang lebih besar dan dapat mengadsorb material

organik terlarut ke permukaan agregat sehingga dapat mengendap.

Partikel koloid yang terkandung dalam air alam umumnya

mempunyai muatan negatif, sehingga koagulan yang diperlukan adalah

yang bermuatan positif. Koagulan yang umum digunakan dalam

pengolahan air adalah garam aluminium seperti alum.

Flok-flok yang terbentuk pada umumnya juga mempunyai

kemampuan adsorpsi yang cukup besar. Sehingga pada saat yang

bersamaan dengan pembentukan dan penggabungan mikroflok akan

terjadi proses adsorpsi dan pemerangkapan bahan-bahan terlarut dalam

air, dan akan ikut tersisih dalam proses pengendapan dan penyaringan.

Sedangkan pada air berwarna alami atau air gambut konsentrasi bahan

koloid atau partikel tersuspensi lainnya umumnya sangat rendah.

Sehingga ada pendapat mengatakan bahwa sesungguhnya proses

koagulasi dan flokulasi yang dilaksanakan pada air berwarna tidak lain

adalah melaksanakan proses adsorpsi dengan bantuan penambahan

bahan kimia (Notodarmojo, 1994).

4. Proses Elektrokoagulasi

Elektrokoagulasi merupakan metode pengolahan air secara

elektrokimia dimana pada anoda terjadi pelepasan koagulan aktif berupa

ion logam (biasanya alumunium atau besi) ke dalam larutan, sedangkan

pada katoda terjadi reaksi elektrolisis berupa pelepasan gas Hidrogen

(Holt et al., 2004).

Menurut Mollah (2004), elektrokoagulasi adalah proses kompleks

yang melibatkan fenomena kimia dan fisika dengan menggunakan

elektroda untuk menghasilkan ion yang digunakan untuk mengolah air

limbah. Sedangkan elektrokoagulasi menurut Ni’am (2007), adalah proses

penggumpalan dan pengendapan partikel-partikel halus dalam air

15

Page 16: Air Sungai Gambut

menggunakan energi listrik. Proses elektrokoagulasi dilakukan pada

bejana elektrolisis yang didalamnya terdapat dua penghantar arus listrik

searah yang disebut elektroda, yang tercelup dalam larutan elektrolit.

Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi

masyarakat pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum

mendapatkan pelayanan air minum dari PAM, perlu memasyarakatkan

alat pengolah air Minum sederhana yang murah dan dapat dibuat oleh

masyarakat dengan mudah untuk di dapatkan.

Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah

alat pengolah air minum yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki),

Pengaduk, Pompa aerasi dan saringan dari pasir atau disingat Model

TP2AS. Alat ini dirancang untuk keperluan rumah tangga sedemikian rupa

sehingga cara pembuatan dan cara pengoperasiannya mudah serta

biayanya murah. Cara pengolahannya dengan menggunakan bahan

kimia yaitu hanya dengan tawas dan kapur (gamping).

Alat Pengolah Air Minum model TP2AS ini sangat cocok

digunakan untuk pengolahan air minum yang air bakunya mengandung

zat besi dan mangan dan zat organik, dengan biaya yang sangat murah.

B. Organizing

Pada tahapan organizing ini, dilakukan penataan dan cara pengolahan

terhadap faktor- faktor resiko.

Tahapan proses pengolahan terdiri dari beberapa tahap yaitu :

a) Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping.

b) Aerasi dengan pemompaan udara.

c) Koagulasi dengan pemberian tawas.

d) Pengendapan.

e) Penyaringan.

Skema tahapan proses dapat dilihat pada Gambar 1.

16

Page 17: Air Sungai Gambut

Gambar 1. Diagram proses pengolahan air gambut.

 

a. Netralisasi

           Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman

air agar menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya

air gambut, yang paling murah dan mudah adalah dengan pemberian

kapur/gamping. Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk

menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu

efektifitas proses selanjutnya.

b. Aerasi

           Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara

dengan air baku agar kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam

air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara memben tuk

senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. Disamping

itu proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun

yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon Dioksida dan

gas-gas racun lainnya. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan oleh udara

dapat ditulis sebagai berikut:

4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+ 8 H+

                                 tak larut 

Mn2+ + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+

                           tak larut

Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut,

maka secara teoritis dapat dihitung bahwa untuk 1 ppm oksigen dapat

mengoksidasi 6.98 ppm ion Besi. Reaksi oksidasi ini dapat dipengaruhi

antara lain : jumlah Oksigen yang bereaksi , dalam hal ini dipengaruhi

oleh jumlah udara yang dikontkkan dengan air serta luas kontak antara

17

Page 18: Air Sungai Gambut

gelembung udara dengan permukaan air . Jadi makin merata dan makin

kecil gelembung udara yang dihembuskan kedalam air bakunya , maka

oksigen yang bereaksi makin besar. Faktor lain yang sangat

mempengaruhi reaksi oksidasi besi dengan oksigen dari udara adalah

pH air. Reaksi oksidasi ini sangat efektif pada pH air lebih besar

7(tujuh). Oleh karena itu sebelum aerasi dilakukan, maka pH air baku

harus dinaikkan sampai mencapai pH 8. Hal ini dimaksudkan agar pH

air tidak menyimpang dari pH standart untuk air minum yaitu pH 6,5 - pH

8,5. Oksidasi Mangan dengan oksigen dari udara tidak seefektif untuk

besi, tetapi jika kadar Mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagaian

mangan dapat juga teroksidasi dan terendapkan.

c. Koagulasi

           Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air

agar kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat

warna organik, lumpur halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal

dan cepat mengendap. Cara yang paling mudah dan murah adalah

dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya Al2(SO4)3.18

H2O. (berupa kristal berwarna putih).

Reaksi koagulasi dengan Tawas secara sederhana dapat ditulis sebagai

berikut :

Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(HCO3)2 ==> 2 Al(OH)3 +3 Ca(SO4) + 6 CO2 + 18 H2O 

alkalinity                                     

Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2 ==> 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 + 18 H2O 

           mengendap

           Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan

alumunium hidroksida, Al(OH)3 yang berupa partikel padat yang akan

menarik partikel - partikel kotoran sehingga menggumpal bersama-

sama, menjadi besar dan berat dan segera dapat mengendap. Cara

pembubuhan tawas dapat dilakukan sebagai berikut yaitu : sejumlah

tawas/ alum dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan kedalam air

baku lalu diaduk dengan cepat hingga merata selama kurang lebih 2

18

Page 19: Air Sungai Gambut

menit. Setelah itu kecepatan pengadukkan dikurangi sedemikian rupa

sehingga terbentuk gumpalan - gumpalan kotoran akibat bergabungnya

kotoran tersuspensi yang ada dalam air baku. Setelah itu dibiarkan

beberapa saat sehingga gumpalan kotoran atau disebut flok tumbuh

menjadi besar dan berat dan cepat mengendap.

d. Pengendapan

           Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai

gumpalan kotoran yang terjadi mengendap semua (+ 45 - 60 menit).

Setelah kotoran mengendap air akan tampak lebih jernih. Endapan yang

terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan dengan membuka kran

penguras yang terdapat di bawah tangki.

e. Penyaringan

Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran

dapat diendapkan semua. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran

yang besar dan berat akan mengendap, sedangkan yang berukuran

kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk mendapatkan

air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan.

Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan

kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir

Sistem penyediaan air minum yang dapat dikelola oleh

masyarakat secara mandiri ini merupakan tujuan dari pengembangan

sistem pengelolaan air minum sederhana. Hal ini dilakukan melalui

pembangunan Instalasi Pengolahan Air Sederhana yang dapat

menggunakan sumber air baku dari mata air, air permukaan, air tanah,

ataupun dari air hujan agar masyarakat mempunyai air bersih yang

memenuhi syarat.

Masyarakat yang terlibat langsung dalam perencanaan,

pembuatan, pengoperasian, dan perawatan alat ini sebelumnya harus

diberikan penyuluhan atau pemahaman tentang sistem pengelolaan air

sederhana ini seperti telah dilakukannya persiapan dengan membuat

jadwal dan sistem pengoperasian.

Sistem pengelolaan air sederhana yang berskala kecil ini di

harapkan dapat di jalankan secara swadaya oleh masyarakat setempat

sehingga manfaatnya dapat di rasakan bersama. Terlepas dari

19

Page 20: Air Sungai Gambut

pembuatan dan penjadwalan pengoperasian, pemeliharaan alat adalah

bagian yang tidak boleh terlupakan agar sistem ini berjalan sesuai dan

sebagaimana mestinya tanpa hambatan yang berarti.

Pemeliharaan dapat di bagi menjadi 2 tahapan. Yang pertama,

tahapan pemeliharaan jangka pendek yaitu satu minggu sekali

contohnya seperti :

1) Membersihkan saringan dari kotoran dan sampah-sampah

2) Membersihkan saluran pembawa air baku dari endapan

3) Membersihkan bak penampungan dari kotoran dan sampah

4) Membersihkan batu kali resapan dari sampah

5) Membersihkan sumur pengambilan dari sampah yang mungkin

menghalangi

6) Pemeriksaan alat seperti pipa dan mesin untuk menghindari

kebocoran dan kerusakan

Tahapan pemeliharaan jangka panjang yaitu bulanan dan

tahunan contohnya seperti :

1) Pengecekan fungsi alat

2) Pembersihan alat secara menyeluruh

3) Pengerukan bak penampungan dari endapan

C. Actuating

Untuk merealisasikan rancangan yang telah dibuat, berikut ini adalah

cara pembuatan unit pengolahan air bersih sederhana yang dapat dibuat.

1. Bahan

           Untuk pembuatan satu unit alat pengolah air minum sederhana ini,

diperlukan bahan-bahan antara lain seperti pada tabel di bawah ini (lihat

tabel berikut. Jika bahan tersebut tidak tersedia dipasaran setempat, dapat

disesuaikan dengan bahan yang tersedia. Jadi tidak harus seperti yang

tertera pada Tabel 1.

20

Page 21: Air Sungai Gambut

Tabel 1: Bahan-bahan yang diperlukan.

No BAHAN SATUAN JUMLAH

1 Tangki Fiber glass Vol. 500 liter buah 1

2 Tong Kran Plastik, Volume 20

atau 40 liter

buah 1

3 Stop kran ½" buah 1

4 Stop kran ¾" buah 2

5 Socket PVC drat luar ½" buah 3

6 Socket PVC drat luar ¾" buah 3

7 Fauset PVC drat dalam ½" buah 3

8 Fauset PVC drat dalam ¾" buah 2

9 Pipa PVC ½" batang 1

10 Pipa PVC ¾" batang 1

11 Slang Plastik 5/8" meter 6

12 Pompa Tekan buah 1

13 Ember Plastik buah 2

14 Spons busa, tebal 2 cm lembar 1

15 Kerikil, diameter 1-2 cm kg 5

16 Pasir silika kg 25

17 Arang kg 5

18 Ijuk ikat 1

19 Kapur Gamping - -

20 Tawas - -

21 Kaporit - -

Bahan-bahan tersebut tidak termasuk bahan untuk dudukkan alat.

Di samping itu bahan - bahan tersebut dapat juga disesuaikan dengan

keadaan setempat misalnya, jika tidak ada tong plastik dapat juga dipakai

drum bekas minyak yang dicat terlebih dahulu.

21

Page 22: Air Sungai Gambut

2. Peralatan

Peralatan yang digunakan terdiri dari Tong, pengaduk, pompa

aerasi, dan saringan dari pasir. Kegunaan dari masing-masing peralatan

adalah sebagai berikut:

a. Tong/Tangki Penampung

Terdiri dari Drum Plastik dengan volume 220 liter. Drum tersebut

dilengkapi dengan dua buah kran yaitu untuk mengalirkan air ke bak

penyaring dan untuk saluran penguras. Pada dasar Drum sebelah

dalam diplester dengan semen sehingga berbentuk seperti kerucut

untuk memudahkan pengurasan. Selain itu dapat juga menggunakan

tangki fiber glass volume 550 liter yang dilengkapi dengan kran

pengeluaran lumpur. Tong atau tangki penampung dapat juga dibuat

dari bahan yang lain misalnya dari tong bekas minyak volume 200 liter

atau dari bahan gerabah. Fungsi dari drum adalah untuk menampung air

baku, untuk proses aerasi atau penghembusan dengan udara, untuk

proses koagulasi dan flokulasi serta untuk pengendapan.

b. Pompa Aerasi

Pompa aerasi terdiri dari pompa tekan (pompa sepeda) dengan

penampang 5 cm, tinggi tabung 50 cm. Fungsi pompa adalah untuk

menghembuskan udara kedalam air baku agar zat besi atau mangan

yang terlarut dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam

udara membentuk oksida besi atau oksida mangan yang dapat

diendapkan. Pompa tersebut dihubungkan dengan pipa aerator untuk

menyebarkan udara yang dihembuskan oleh pompa ke dalam air baku.

Pipa aerator terbuat dari selang plastik dengan penampang 0.8 cm,

yang dibentuk seperti spiral dan permukaannya dibuat berlubang-

lubang, jarak tiap lubang + 2 cm.

c. Bak Penyaring

Bak Penyaring terdiri dari bak plastik berbentuk kotak dengan

tinggi 40 cm dan luas penampang 25 X 25 cm serta dilengkapi dengan

sebuah keran disebelah bawah. Untuk media penyaring digunakan

22

Page 23: Air Sungai Gambut

pasir. kerikil, arang dan ijuk. Susunan media penyaring media penyaring

dari yang paling dasar keatas adalah sebgai berikut :

Lapisan 1: kerikilatau koral dengan diameter 1-3 cm, tebal 5 cm.

Lapisan 2: ijuk dengan ketebalan 5 cm.

Lapisan 3: arang kayu, ketebalan 5-10 cm.

Lapisan 4: kerikil kecil diameter + 5 mm, ketebalan + 5 cm.

Lapisan 5: pasirsilika, diameter + 0,5 mm, ketebalan 10-15 cm.

Lapisan 6: kerikil, diameter 3 cm, tebal 3-6 cm.

           Diantara Lapisan 4 dan 5, dan Lapisan 5 dan 6, dapat diberi

spons atau kasa plastik untuk memudahkan pada waktu melakukan

pencucian saringan. Gambar penampang Tangki Penampung, Selang

Aerator dan penampang saringan adalah seperti tertera pada Gambar 2,

Gambar 3, dan Gambar 4.

Gambar 2. Penampang Saringan Pasir

d. Bahan Kimia

Bahan kimia yang diperlukan antara lain : Tawas, kapur tohor

dan kaporit bubuk.

23

Page 24: Air Sungai Gambut

Gambar 3. Pipa Aerator

3. Tahap Pembuatan

a. Masukkan air baku kedalam tangki penampung sampai hampir penuh

(550 liter).

b. Larutkan 60 - 80 gram bubuk kapur / gamping (4 - 6 sendok makan) ke

dalam ember kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam

tangki dan aduk sampai merata.

c. Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan

lakukan pemompaan sebanyak 50 - 100 kali. setelah itu angkat

kembali slang aerasi.

d. Larutkan 60 - 80 gram bubuk tawas (4 - 6 sendok makan) ke dalam

ember kecil, lalu masukkan ke dalam air baku yang telah diaerasi.

Aduk secara cepat dengan arah yang putaran yang sama selama 1 - 2

menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan biarkan air dalam tangki

berputar sampai berhenti dengan sendirinya dan biarkan selama 45 -

60 menit.

24

Page 25: Air Sungai Gambut

Gambar 4. Alat pengolahan air sederhana

e. Buka kran penguras untuk mengelurakan endapan kotoran yang

terjadi, kemudian tutup kembali.

f. Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka kran

saringan dan usahakan air dalam saringan tidak meluap.

g. Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika

digunakan untuk minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.

Catatan :

Jika volume bak penampung lebih kecil maka jumlah kapur dan tawas

yang dipakai harus disesuaikan.

Jika menggunakan kaporit untuk membunuh kuman-kuman penyakit,

bubuhkan kaporit sekitar 1-2 gram untuk 500 liter air baku. Cara

pemakaiannya yaitu dimasukkan bersama-sama pada saat memasukkan

larutan kapur.

D. Controlling

Setelah dilakukan pengolahan terhadap air, kemudian dilakukan kontrol

terhadap parameter fisik, kimia dan biologi hasil dari pengolahan air. Sehingga

air bersih yang dihasilkan tetap terjaga kualitasnya.

Controlling dilakukan secara berkala dengan tujuan agar dapat diketahui

dengan cepat apabila ada atau terjadi perubahan pada peralatan maupun

hasil dari pengolahan air.

25

Page 26: Air Sungai Gambut

Pengontrolan ini dilakukan oleh masyarakat yang kemudian di awasi

oleh badan yang merencakan sistem pengelolaan air di tempat tersebut.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

26

Page 27: Air Sungai Gambut

A. KESIMPULAN

Dari hasi penelitian manajemen risiko dan analisis lingkungan di

peroleh kesimpulan sebagai berikut :

1. air gambut merupakan sumber air baku yang sangat potensial untuk

dikelola sebagai sumber daya air yang dapat diolah menjadi air bersih

maupun air minum.

2. Perlu pengolahan terlebih dahulu dalam pemanfaatan air gambut sebagai

air bersih, karena pada umumnya kualitas air gambut mempunyai

kandungan organik, warna dan derajat keasaman yang tinggi.

3. Proses pengelolaan air secara sederhana dengan menggunakan model

TP2AS dapat dipakai sebagai salah satu alternatif untuk memperbaiki

kualitas air gambut karena dapat menurunkan kandungan organik,

kekeruhan dan warna.

4. Dalam proses pengelolaan air ini sumber daya masyarakat yang antusias

dan mau bergotong royong menciptakan sesuatu yang lebih baik sangat

menunjakan kelancaran kegiataan.

B. SARAN

Penggunaan alat penyaring membutuhkan pengelolaan/perawatan

yang rutin agar dapat terus digunakan dan akan lebih baik apabila dilakukan

pengujian kualitas air secara rutin agar kualitas air hasil saringan tetap

terjaga dan terpantau kualitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

27

Page 28: Air Sungai Gambut

Anonim. 2011. Teknik Penyaringan Air Sederhana. Dikutip dari

http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/kumpulan-teknik-

penyaringan-air-sederhana. di akses tanggal 14 juni 2013

Cipta karya. 2007. Juknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana. Dikutip

dari

:http://ciptakarya.pu.go.id/dok/hukum/pedoman/juknis_pelaksanaan

_prasarana_air_minum_sederhana.pdf di akses tanggal 19 juni

2013

Departemen Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor :

907/MENKES/SK/VII/2002, Tanggal 29 Juli 2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum, www.depkes.go.id, diakses tanggal

14 juni 2013.

Pesona unggas. 2012. Mengolah Air Gambut Pada Daerah Rawa. Dikutip dari:

http://www.pesonaunggas.com/2012/05/mengolah-air-gambut-pada-

daerah-rawa.html di akses tanggal 18 juni 2013

Wikipedia. 2013, “Air gambut”. Dikutip dari:

(http://en.wikipedia.org.wiki/airgambut) di akses tanggal 18 juni

2013

Anne ahira. 2003. Macam- Macam Sungai. Dikutip dari:

http://www.anneahira.com/macam-macam-sungai.htm di akses

tanggal 18 juni 2013

28