Ahmad Fajar Perdana 14.51.015778 Tugas 4 Teknologi Bahan Kontruksi
-
Upload
hendra-cahyadi -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of Ahmad Fajar Perdana 14.51.015778 Tugas 4 Teknologi Bahan Kontruksi
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSIPENGGUNAAN BAJA DALAM
KONTRUKSI BANGUNAN
Di Susun Oleh:
Nama : Ahmad Fajar Perdana
NIM : 14.51.015778
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
TAHUN 2015
PENGAPLIKASIAN BAJA DALAM SEBUAH BANGUNAN
SEDERHANA
A. Pendahuluan.
Sebelum saya masuk ke penjelasan yang di perlukan dalam
tugas kali ini, sya akan masuk ke pengeritian baja secara umum dan
secara Kontruksi nya, dan demikian sedikit penjelasannya.
a. Pengertian
Sebelum saya masuk ke penjelasan yang di perlukan dalam
tugas kali ini, sya akan masuk ke pengeritian baja secara umum dan
secara Kontruksi nya, dan demikian sedikit penjelasannya.
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar
dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur
karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai
grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan,
fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan
aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk
membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya:
mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan
niobium.Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan
lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon
dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah
dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja
karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak
digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile
strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility).
b. Klasifikasi Baja
Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi
selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah
ketika metode produksi yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17.
Dengan penemuan proses Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja
menjadi material produksi massal yang membuat harga produksinya
menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah satu material
paling umum di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap
tahunnya. Baja merupakan komponen utama pada bangunan,
infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata. Baja modern
secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa
lembaga-lembaga standar.
A. Berdasarkan komposisi
a. Baja karbon
b. Baja paduan rendah
c. Baja tahan karat
B. Berdasarkan proses pembuatan
a. Tanur baja terbuka
b. Dapur listrik
c. Proses oksidasi dasar
C. Berdasarkan bentuk produk
a. Pelat batangan
b. Tabung
c. Lembaran
d. Pita
e. Bentuk struktural
D. Berdasarkan struktur mikro
a. Feritik
b. Perlitik
c. Martensitik
d. Austenitik
E. Berdasarkan kegunaan dalam konstruksi
a. Baja Struktural
b. Baja Non-Struktural
Gambar 1.1 Pelet bijih besi untuk produksi baja
Gambar 1.2 Sebuah pabrik baja di Britania Raya.
B. PEMBAHASAN
Gambar 2.1 rangka atap baja ringan.
1. Kelebihan Dan Kelemahan Baja Sebagai Bahan Bangunan
Beberapa Keuntungan Menggunakan Struktur Baja. Baja dapat
dimanfaatkan sebagai struktur utama sebuah bangunan seperti
gudang, bengkel kerja, dan bangunan lapangan futsal. Beberapa
keuntungan dan kekurangan sebagai pertimbangan menggunakan
baja sebagai struktur utama bangunan.
Baja memiliki kekuatan tarik yang tinggi, jauh lebih tinggi
dibanding beton. Bila diberi gaya tarikan terus menerus hingga
melewati batas elastisitasnya, baja akan mengalami regangan yang
cukup besar sebelum benar-benar runtuh. Artinya, gedung berstruktur
baja, saat mengalami gempa bumi tidak akan langsung rubuh.
Biasanya akan meregang dulu (miring), baru kemudian bila gaya
sudah melebihi batas kritis, baru bangunan tersebut akan patah /
runtuh. Sama halnya pada struktur bangunan. Hal ini memberi
kesempatan bagi penghuni gedung untuk menyelamatkan diri.
Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena
memiliki beberapa kelebihan ;
a) Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih ringkas
daripada beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur,
serta mengurangi beban sendiri struktur. Baja sangat cocok
diterapkan pada struktur jembatan. Beton jauh lebih berat
dibandingkan baja.
b) Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga
kekuatannya merata. Beda dengan beton yang merupakan
campuran dari beberapa material penyusun, tidak mudah
mengatur agar kerikil dan pasir bisa merata ke semua bagian
beton.
c) Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang
dilakukan terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat
permukaan baja agar terhindar dari korosi.
d) Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat
tegangan yang cukup tinggi. Baja akan kembali ke bentuk
semula asalkan gaya yang terjadi tidak melebihi batas
elastisitas baja.
e) Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan
tarik yang cukup tinggi, baja juga akan mengalami regangan
tarik yang cukup besar sebelum runtuh. Seperti yang saya
jelaskan diatas.
f) Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja
bisa dibentuk sesuai yang dibutuhkan. Penyambungan antar
elemen pada struktur baja juga mudah, hanya tinggal
memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan
mempercepat kegiatan proyek
Baja juga memiliki kelemahan sebagai struktur yaitu ;
a) Pemeliharaan rutin. Baja membutuhkan pemeliharaan khusus
agar mutunya tidak berkurang. Konstruksi baja yang
berhubungan langsung dengan udara atau air harus dicat
secara periodik.
b) Baja akan mengalami penurunan mutu secara drastis bahkan
kerusakan langsung karena temperatur tinggi. Misalnya saat
terjadi kebakaran.
c) Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing.
2. Metode Perawatan Baja
Perawatan pada Baja Struktur sangat di perlukan .Karena, akan
menimbulkan resiko “korosi” pada baja. Ada berbagai cara untuk
terjadi korosi pada baja ;
a) Baja struktur yang akan digunakan untuk struktur tidak
diproteksi,
b) Adanya air dari hasil sisa-sisa reaksi antara air dan semen
c) Tembok atau beton yang menggunakan baja tulangan tidak
kedap air.
Dampak dari Baja yang Mengalami Korosi pada suatu
bangunan dapat mempengaruhi masa pakai bangunan tersebut,
karena kinerja komponen struktur bangunan menurun. Guna mencapai
umur bangunan sesuai dengan rencana diperlukan pemeliharaan
bangunan dan perawatan bangunan secara terus menerus. Adapun
beberapa kerugian yang timbul akibat korosi pada suatu konstruksi
yaitu:
a) Keluarnya biaya tambahan untuk memperbaiki kerusakan
karena korosi.
b) Kekuatan bangunan yang akan berkurang.
c) Membahayakan keselamatan.
d) Mengurangi keindahan bangunan.
Pencegahan Korosi pada Baja Struktur dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya ;
a) Memproteksi baja tulangan yang akan digunakan.
b) Proteksi Beton dengan cat waterproof
c) Monitoring.
3. Sambungan Las Dan Baut Pada Baja
a. Sambungan las
Sambungan las adalah sambungan antara dua logam dengan cara
pemanasan, dengan atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi pada
kondisi logam dalam keadaan plastis atau leleh. Sambungan las banyak
digunakan pada: Konstruksi baja, Ketel uap dan tangki, Permesinan
Jenis – Jenis Sambungan LAS:
1) Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-
ujung plat datar dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna.
Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas
yang timbul pada sambungan lewatan tunggal. Bila digunakan bersama
dengan las tumpul penetrasi sempurna (full penetration groove weld),
sambungan sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum dan
biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun.
Kerugian utamanya ialah ujung yang akan disambung biasanya harus
disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan) dan dipertemukan
secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan,
dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti.
Akibatnya, kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat
mengontrol proses pengelasan dengan akurat.
2) Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan merupakan jenis yang paling umum. Sambungan
ini mempunyai dua keuntungan utama:
− Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan
ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain.
Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil
dalam pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
− Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan
persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran.
Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk
pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung
dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang
khusus. Kadang-kadang potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan
beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali
setelah dilas.
− Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk
menyambung plat yang tebalnya berlainan.
3) Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan
(built-up) seperti profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan
atau penguat samping (bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket).
Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut tegak lurus seperti
pada. Jenis sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan
penampang yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut
maupun las tumpul.
4) Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang
berbentuk boks segi empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok
yang memikul momen puntir yang besar.
5) Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai
untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk
mempertahankan kesejajaran (alignment) awal.
Keunggulan dibandingkan dengan sambungan lainnya:
1. Lebih murah dan lebih ringan
2. Tidak ada pengurangan luas penampang
3. Permukaan sambungan bisa dibuat rata
4. Bahaya terhadap korosi kurang
5. Mudah pembersihannya
6. Tampak lebih bagus
Kekurangan:
1. Hanya untuk logam sejenis
2. Terjadi perubahan struktur material pada daerah HAZ
3. Pengelasan dilapangan lebih sukar dari sambungan keling/baut
4. Sambungan Cendrung melengkung
b. Sambungan Paku Keling
Paku keling (rivet) digunakan untuk sambungan tetap antara 2 plat
atau lebih misalnya pada tangki dan boiler. Paku keling dalam ukuran yang
kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak
membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah tangga,
furnitur, alat-alat elektronika, dll Sambungan dengan paku keling sangat kuat
dan tidak dapat dilepas kembali dan jika dilepas maka akan terjadi kerusakn
pada sambungan tersebut. Karena sifatnya yang permanen, maka
sambungan paku keling harus dibuat sekuat mungkin untuk menghindari
kerusakan atau patah.
Bagian utama paku keling adalah :
1. kepala
2. badan
3. ekor
4. kepala lepas
Bahan paku kelingyang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass,
aluminium, dan tembaga tergantung jenis sambungan/ beban yang diterima
oleh sambungan. Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor),
steel, wrought iron. Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material
constraints apply : copper (+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las
mempunyai keuntungan yaitu :
1. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
2. Pemeriksaannya lebih mudah
3. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku
keling tersebut.
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini
dibedakan yaitu :
1. Pembebanan tangensial.
2. Pembebanan eksentrik.
3. Pembebanan tangensial
c. Sambungan baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan
ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut
dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan
bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas
kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir
segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat.
Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut
penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat
permesinan yang lain.
Jenis Baut
•Baut Hitam
Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi
ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan diameter
batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
•Baut Pass
Yaitu baut dari baja mutu tinggi (>St-42 ) dipakai untuk konstruksi
berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter lubang dan
diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran < 0,1 mm.
Ukuran Diameter Baut
Keuntungan Sambungan Baut
1.Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.
2.Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
3.Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak
seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).
4.Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk
konstruksi berat /jembatan.
Gambar 2.2 Contoh Sambungan Baut pada rangka atap baja ringan
DOKUMENTASI KESELURUHAN
Lokasi Bangunan : Jalan RTA. Milono
Jenis Struktur : Rangka Atap Baja Ringan, dengan sambungan baut
antar Baja.
Nama Profil : Profil baja yang digunakan adalah Profil baja untuk
kerangka atap suatu struktur, dengan rangka atap baja
ringan.
Gambar 5.1 Batangan Baja Ringan
Gambar 5.2 Kontruksi struktur atap tampak dari muka
Gambar 5.3 Sambungan Baut pada Rangka Atap Baja Ringan
Gambar 5.4 Sambungan T
Gambar 5.5 pemasangan Baut pada rangka atap.