AGUS SUSILO NAKULA NEW(2).doc
-
Upload
ruliyantika-nanda-puspita -
Category
Documents
-
view
225 -
download
1
Transcript of AGUS SUSILO NAKULA NEW(2).doc
SEORANG LAKI-LAKI USIA 30 TAHUN DENGAN F 20.3
SKIZOFRENIA YANG TAK TERINCI DI RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH SURAKARTA
Disusun Oleh:
Rahim Noor Wahyudi
J500 100 035
Pembimbing:
dr. Setyowati Raharjo, Sp.KJ, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RSJD SURAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
I. IDENTITAS PASIEN
- Nama : Tn. AS
- Umur : 30 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Agama : Islam
- Suku/Bangsa : Jawa
- Pendidikan : SMP
- Pekerjaan : Buruh bangunan
- Alamat : Ngawi
- Status perkawinan : Belum menikah
- Tanggal masuk : 24 September 2014
- Tanggal pemeriksaan : 28 Oktober 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis dan
alloanamnesis dari : Autoanamnesis dilakukan dibangsal Nakula 28 Oktober
2014 dan allonamnesis dilakukan pada bapak pasien.
A. Keluhan utama:
Pasien berteriak-teriak
B. Riwayat Gangguan Sekarang :
Autoanamnesis :
Saat dilakukan wawancara, pasien mengenakan pakaian seragam
RSJD Surakarta berwarna biru. Perawatan diri cukup baik, penampilan
sesuai dengan umur, pasien mampu memperkenalkan diri sebagai Tn.
AS, umur 30 tahun dan tinggal di Ngawi. Pasien menjawab pertanyaan
dengan volume, intonasi, dan artikulasi jelas.
Pasien mengetahui alasan di bawa ke RSJD Surakarta karena
sakit jiwa, pasien datang ke RSJD Surakarta diantar oleh bapak dan
neneknya. Pasien menceritakan pernah bersekolah di SD sampai tamat
6 tahun kemudian melanjutkannya ke SMP sampai kelas 3. Kemudian
pasien tidak melanjutkan ke STM dan memutuskan untuk mencari
2
pekerjaan. Pasien bekerja sebagai buruh bangunan selama 5 tahun di
Jakarta. Kemudian pasien berhenti bekerja karena tidak cocok dengan
lingkungan pekerjaannya. Setelah itu, pasien berguru kesaktian suci di
bekayon selama 3 tahun. Dan sekarang pasien hanya membantu
mencangkul di daerah sekitar rumahnya.
Pasien bercerita bahwa pertama kali pasien datang berobat di
Ngawi pada tahun 2012. Pasien juga bercerita bahwa dia pernah di
rawat di RSJD Surakarta 2 kali yaitu yang pertama pada bulan Juni
2014 dan yang kali kedua pada tanggal 24 September 2014 dengan
alasan berteriak-teriak di rumahnya. Riwayat minum obat, pasien
mengaku bahwa rutin minum obat, dan sering kontrol ke RSJD
Surakarta.
Pasien bercerita bahwa pasien memiliki guru yang sangat ia
jadikan panutan di perguruan yang bernama bapak Slamet. Semenjak
dia berguru di tempat tersebut, pasien merasa dirinya sakti seperti ada
kekuatan yang lebih didalam dirinya yang tidak dimiliki oleh orang
lain. Bapak slamet sering datang menemui pasien terutama saat malam
hari melalui kekuatan batin. Terkadang pasien juga sering diberikan
ajaran-ajaran oleh Bapak Slamet itu melalui kekuatan batin. Saat
kekuatan dari luar itu datang, pasien hanya bisa terdiam dan tidak dapat
melakukan apa-apa. Pasien juga bercerita bahwa seperti ada kekuatan
dari Pak Slamet yang menyuruhnya untuk lebih aktif menjalankan
sholat dan pasien menyadari bahwa kekuatan tersebut adalah karena
kekuatan batin yang sangat kuat antara pasien dengan Bapak Slamet.
Pasien juga bercerita bahwa pasien rajin beribadah tetapi ibadah
pasien berbeda dengan ibadah orang-orang islam lainnya. Pasien
melaksanakan sholat hanya pada jam 24.00 sedangkan sholat 5
waktunya tidak dilaksanakan. Menurutnya sholat itu lah yang paling
penting untuk kehidupan dan itu pula yang diajarkan saat dia berguru di
kesucian.
3
Pasien mengaku bahwa dirinya sering merokok sudah sejak
duduk di bangku SD dan pernah minum alkohol pada tahun 2004 tetapi
saat ini pasien sudah tidak minum alkohol.
Alloanamnesis
Bapak pasien (Tn.S) mengatakan bahwa pasien di bawa ke RSJD
Surakarta pada tanggal 29 September 2014 karena berteriak-teriak dan
bicara sendiri di rumah. Pasien pernah bercerita kepada bapaknya kalau
dirinya itu sakti dan mempunyai kekuatan yang luar biasa tetapi pasien
tidak menceritakan lebih lanjut lagi.
Dahulu pasien baik-baik saja tetapi semenjak dia mengikuti
ajaran-ajaran kesucian itu pasien mulai berubah tidak seperti biasanya.
Pasien menjadi sering mengamuk di rumah. Pasien juga suka menyanyi
sendiri sambil berteriak tidak jelas. Pasien juga menjadi susah tidur.
Karena semakin hari semakin terlihat parah sehingga pasien dibawa ke
RSJD Surakarta. Pasien awalnya rutin kontrol dan minum obat tapi
lama-kelamaan pasien sudah malas untuk minum obat dan
mengakibatkan kekambuhan. Kemudian bapak pasien memutuskan
untuk membawa pasien ke RSJD Surakarta.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat psikiatrik :
Pasien memiliki riwayat keluhan serupa pada tahun 2012 berobat di
Ngawi dan pada bulan Juni tahun 2014 mondok di RSJD Surakarta
2. Riwayat Gangguan Medis
a. Trauma kepala : disangkal
b. Riwayat kejang : disangkal
c. Hipertensi : disangkal
d. Riwayat asma : disangkal
e. Riw. percobaan bunuh diri : disangkal
f. Riw. Demam Tinggi : disangkal
4
3. Riwayat penyalahgunaan obat
a. Riwayat merokok : diakui
b. Riwayat Alkohol : diakui
c. Riwayat konsumsi narkoba : disangkal
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal
Keadaan ibu pasien saat hamil dan melahirkan pasien tidak ada
masalah, hamil cukup bulan, lahir spontan dan langsung menangis,
tidak terdapat trauma lahir saat melahirkan.
2. Masa anak awal ( 0-3 tahun )
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya dan diasuh
oleh ibunya. Pasien tumbuh normal dan tidak pernah menderita
sakit berat.
3. Masa anak pertengahan ( 4- 11 tahun )
Pada masa ini pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak
seusianya, prestasi SD cukup baik dan tidak pernah tinggal kelas.
4. Masa Anak Akhir ( pubertas sampai remaja)
a. Hubungan sosial
Sikap pasien terhadap kawan dan saudara cukup ramah, ikut
berpartisipasi dalam kelompok.
b. Riwayat sekolah
Pasien bersekolah di SD , kemudian lanjut di SMP
c. Perkembangan kognitif dan motorik
Cukup baik
5. Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasein bekerja sebagai buruh bangunan kemudian sekarang
hanya membantu mencangkul di sekitar rumahnya
b. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah
5
c. Riwayat Agama
Islam, menjalankan sholat hanya pada pukul 24.00
d. Aktivitas Sosial
Pasien aktif dalam kegiatan di lingkungannya.
e. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenis
f. Riwayat Kemiliteran
Tidak pernah berurusan dengan polisi
g. Riwayat Hukum
Tidak pernah berurusan dengan hukum
h. Situasi Hidup Sekarang
Pasien tinggal bersama kakek, nenek, dan ibu
E. Riwayat keluarga
Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan didalam keluarga
tidak ada yang mengalami penyakit serupa.
Genogram
6
Keterangan Gambar:
: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan
: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki.
: blok hitam menunjukkan memiliki gangguan jiwa
: blok merah dan silang menunjukkan meninggal
: garis dua menunjukkan sudah bercerai
: garis tebal menunjukan tinggal serumah
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014
A. Gambaran Umum
1. Penampilan :
Pasien seorang laki-laki berusia 30 tahun, terlihat sesuai usia, rambut
warna hitam, kulta putih, menggunakan kaos seragam dari RSJD
Surakarta (baju dan celana warna biru), perawatan diri cukup.
2. Kesadaran
Kuantitatif : compos mentis E4,V5, M6
Kualitatis : berubah
3. Prilaku dan aktivitas psikomotor
Normoaktif
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan volume, intonasi, dan artikulasi
jelas. Pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Alam perasaan
1. Mood : eutimik
2. Afek : terbatas
3. Keserasian : serasi
4. Empati : tidak dapat dirabarasakan
7
C. Fungsi intelektual (kognitif)
1. Taraf pendidikan : SMP
2. Daya konsentrasi : baik
3. Orientasi
- Waktu : baik (dapat menyebut waktu dengan benar)
- Tempat : baik ( dapat mengetahui dimana ia berada)
- Orang : baik (dapat mengenali pemeriksa)
4. Daya ingat
- Daya ingat jangka panjang : baik ( dapat mengingat pasien dulu
pernah bersekolah dimana)
- Jangka pendek : baik ( dapat mengingat kapan dia makan dan apa
menu dia makan )
- Jangka segera : baik ( dapat mengingat tiga kata)
5. Pikiran abstrak : baik
6. Kemampuan visuospasial: baik
7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat makan,
minum, mandi, dan bisa tidur sendiri dengan baik
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi :
- Halusinasi visual (+)
- Ilusi : (-)
2. Depersonalisasi : (-)
3. Derealisasi : (-)
E. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : non realistik
2. Arus pikir : koheren
3. Isi pikiran : waham kebesaran (+), waham
dikendalikan (thought of control) (+), delusion of passivity (+)
8
F. Pengendalian Impuls : dapat dikendalikan
G. Daya nilai
1. Daya nilai sosial : baik
2. Uji daya nilai : baik
3. Penilaian realita : terganggu
H. Tilikan
Derajat IV menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan terapi tetapi
tidak paham penyebab sakitnya
I. Taraf kepercayaan : dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
Keadan Umum : baik
Tanda Vital : tekanan darah 120/80 mmHg, RR 16
x/menit, nadi 80 x/menit, T 36,8ºC
Mata : dalam batas normal
Thorax : cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Gastrointestinal : dalam batas normal
Urogenital : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Gannguan khusus : tidak didapatkan
B. Status Neurologis
1. Nervus cranialis : dalam batas normal
2. Meningeal sign : tidak ada
3. Gejala peningkatan TIK : tidak ada
9
4. Mata : pupil bulat, isokor, RC +/+
5. Motorik
a. Tonus : normotonus
b. Turgor kulit : normal, < 2 detik
c. Koordinasi : baik
d. Reflek fisiologis : normal
e. Reflek patologis : tidak ada
6. Sensibilitas : baik
7. Susunan fungsi vegetatif : normal
8. Fungsi luhur : normal
9. Gangguan khusus : tidak ada
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien memperkenalkan diri sebagai Tn. AS laki-laki berusia 30
tahun, pekerjaan buruh bangunan kemudian saat ini hanya mencangkul di
sekitar rumah, belum menikah. Datang ke RSJD tanggal 24 September 2014
dengan keluhan berteriak-teriak kemudian pasien dibawa oleh bapak dan
neneknya ke RSJD Surakarta.
Pasien menceritakan pernah duduk di SD, dan SMP. Setelah itu
pasien bekerja sebagai buruh bangunan lalu berhenti dan saat ini hanya
mencangkul di daerah sekitar rumahnya. Pasien juga mengatakan bahwa
pasien merasa dirinya sakti, melihat sosok guru slamet melalui kekuatan
batin, seperti mendapat kekuatan dari luar oleh guru kesaktian bapak slamet
dan seperti dikendalikan oleh kekuatan tersebut, saat mendapat kekuatan
tersebut pasien hanya terdiam dan tidak melakukan apa-apa.
Pasien bercerita bahwa pertama kali pasien datang berobat di
Ngawi pada tahun 2012. Pasien juga bercerita bahwa dia pernah di rawat di
RSJD Surakarta 2 kali yaitu yang pertama pada bulan Juni 2014 dan yang
kali kedua pada tanggal 24 September 2014 dengan alasan berteriak-teriak
di rumahnya. Pasien mengaku rutin kontrol dan minum obat tetapi merasa
10
bahwa dirinya belum sembuh-sembuh. Padahal sebelumnya pasien dapat
bekerja dengan baik.
Saat diwawancarai pada tanggal 28 Oktober 2014 didapatkan
pasien menjawab pertanyaan dengan volume, intonasi, dan artikulasi jelas.
Psikomotor pasien normoaktif. Tingkat kesadaran pasien secara kualitatif
berubah, secara kuantitatif pasien compos mentis. Alam perasaan pasien,
mood eutimik, afek appropiate, serasi, empati tidak dapat diraba rasakan.
Fungsi intelektual, konsentrasi baik, orientasi waktu tempat dan orang baik.
Pasien didapatkan gangguan persepsi halusinasi visual. Proses pikir bentuk
pikir non realistik, arus pikir koheren, isi pikir waham kebesaran (+),
waham dikendalikan (thought of control) (+), delusion of passivity (+).
Tilikan diri pasien derajat IV.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan
psikologis secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu disabilitas dalam
melakukan aktivitas sehari-hari dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.
A. Diagnosis Aksis I
Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit pada saat ini.
Berdasarkan data ini, kemungkinan organik sebagai penyebab kelainan
yang menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa
yang diderita saat ini bisa disingkirkan, sehingga diagnosis gangguan
mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan.
Dari anamnesis tidak didapatkan/disangkal riwayat pengguanaan
zat-zat adiktid sebelumnya sehingga diagnosis gangguan mental dan
perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.
Pasien dibawa oleh bapak dan neneknya karena berteriak-teriak.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan pasien tampak normoaktif
kooperatif. Pasien menjawab dengan volume, intonasi dan artikulasi
11
jelas. Didapatkan mood eutimik dan afek appropiate dengan keserasian
yang serasi. Didapatkan gangguan persepsi halusinasi visual, gangguan
pikir bentuk pikir non realistik, arus pikir koheren dan isi pikir terdapat
waham kebesaran (+), waham dikendalikan (thought of control) (+),
delusion of passivity (+). Sebelumnya pasien juga pernah berobat di
Ngawi dan RSJD Surakarta dengan keluhan mengamuk dan berbicara
sendiri.
Berdasarkan data-data diatas, maka sesuai kriteria PPDGJ III,
untuk aksis I, pada pasien memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia yang
tak terinci (F20.3).
B. Diagnosisi Aksis II
Belum ada diagnosis
C. Diagnosis Aksis III
Belum ada diagnosis
D. Diagnosis Aksis IV
Tidak minum obat
E. Diagnosis Aksis V
Skala GAF saat pemeriksaan : 60–51 (gejala sedang (moderate),
disabilitis sedang)
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.8 Skizofrenia yang tak terinci
Aksis II : Belum Ada Diagnosis
Aksis III : Belum Ada Diognosis
Aksis IV : Tidak Minum obat
Aksis V : GAF 60-51
VIII. DIAGNOSIS BANDING
F20.0 Skizofrenia paranoid
F22.0 Gangguan Waham Menetap
12
IX. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : tidak ada
2. Psikologik : terdapat g gangguan proses pikir, gangguan persepsi,
gangguan penilaian realita, tilikan derajat IV
3. Sosial : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, dan
pekerjaan sehingga pasien membutuhkan psikoterapi dan
farmakoterapi.
X. TERAPI
1. Psikofarmaka
Risperidon 2 x 2 mg
Clorpromazine 1 x 100 mg
2. Psikoterapi
1. Terhadap pasien
a. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara
pengobatan dan efek samping pengobatan.
b. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin
kontrol
c. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya
d. Menggali kemampuan pasien agar bisa dikembangkan
2. Terhadap keluarga
a. Memberikan pengertian kepada keluarga pasien tentang gangguan
yang dialami pasien
b. Menyarankan kepada keluarga pasien agar memberikan
suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan
pemliharaan pasien
c. Menyarankan kepada keluarga agar lebih rajin dalam pengobatan
pasien dan membawa pasien untuk kontrol secara teratur.
13
XI. PROGNOSIS
Good Prognosis
Keterangan Check List
1. Onset lambat ( usia dewasa)
2. Faktor pencetus jelas
3. Onset akut X
4. Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan premorbid
yang baik
5. Gangguan mood X
6. Mempunyai pasangan X
7. Riwayat keluarga gangguan mood X
8. Sistem pendukung yang baik
9. Gejala positif
Bad prognosis
No Keterangan Check List
1. Onset muda X
2. Faktor pencetus tidak jelas X
3. Onset tidak jelas X
4. Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan pramorbid
yang jelek
X
5. Perilaku menarik diri dan autistic X
6. Tidak menikah, cerai, janda, duda
7. Riwayat keluarga Skizofrenia X
8. Sistem pendukung yang buruk X
9. Gejala negative X
10. Tanda dan gejala neurologis X
11. Tidak ada remisi dalam tiga tahun X
12. Banyak relaps X
13. Riwayat trauma perinatal X
14
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad sanasionam : dubia ad bonam
Qua ad fungsionam : dubia ad bonam
15