AGD-EMG

9
TUGAS STASE EMERGENSI Oleh : Dr. Michael T

description

EMG

Transcript of AGD-EMG

TUGAS STASE EMERGENSI

Oleh :

Dr. Michael T

INTERPERTASI KESEIMBANGAN ASAM BASAI. Pendahuluan

Suasana asam dan basa sangat baik untuk kelangsungan fungsi normal semua enzim untuk proses metabolisme didalam tubuh. Proses kimia yang terjadi, tergantung pada keseimbangan antara asam dan basa didalam tubuh. Walaupun terjadi sedikit ketidakseimbangan pada asam dan basa dapat mempunyai efek pada fungsi tubuh. Sebagai contoh, untuk mencapai homeostasis harus ada keseimbangan antara asupan atau produksi ion hidrogen dan pembuangan ion tersebut dari dalam tubuh. Alat diagnosis untuk menetapkankan status oksigenasi dan keseimbangan asam basa dipakailah pemeriksaan gas darah arteri. Analisis ini mempergunakan sampel dari darah yang diambil dari punksi arteri yang dapat membantu mengetahui efektifitas dari pernapasan dan keseimbangan dari asam basa, dan dapat pula sebagai alat untuk memonitor respon pasien terhadap terapi.II. Keseimbangan asam dan basa

Untuk memahami gangguan asam basa diperlukan beberapa terminologi yang tepat :

Asam : zat kimia yang bekerja sebagai donor [H+] proton. Basa : zat kimia yang bekerja sebagai akseptor [H+] proton.

pH : Persentase dari jumlah ion H+ dan jumlah asam dan basa dalam cairan. Bila suatu cairan tertentu mempunyai pH diatas 7, maka cairan tersebut dikatakan sebuah basa, dan bila pH dibawah 7 dikatakan sebuah asam. Nilai normal dari pH darah arteri adalah sedikit basa yaitu 7,35 7,45 Buffer : Larutan yang mengandung suatu zat yang mampu meminimalkan perubahan pH arteri bila kedalamnya ditambahkan asam atau basa yang dapat menyebabkan gangguan pH

Base excess : Jumlah asam dan basa yang harus ditambahkan untuk memulihkan pH darah dan PaCO2 menjadi normal pada saturasi jenuh dan suhu 37C . Pada gangguan primer yang cenderung mempengaruhi HCO3 disebut gangguan metabolik sedangkan gangguan primer yang cenderung mempengaruhi PaCO2 disebut respiratorik. Namun pada HCO3 tidak mutlak dipakai sebagai patokan untuk menetapkan adanya asidosis atau alkalosis metabolik, karena HCO3 sebenarnya juga dapat dipengaruhi oleh faktor respiratorik (Tabel)

PaCO2HCO3Base excess

Asidosis respratorikN

Alkalosis respiratorikN

Asidosis metabolikN> -3 mEq/L

Alkalosis metabolikN> +3mEq/L

ASIDOSIS

a) Asidosis Respiratorik

Asidosis respiratorik didefinisikan sebgai peningkatan primer PaCO2. Peningkatan PaCO2 akan mendorong reaksi H2O + CO2 [H+] +[HCO3] bergeser kekanan, menyebabkan peningkatan [H+] dan penurunan pH arteri. Hal ini dapat disebabkan karena penurunan ventilasi dn peningkatan PCO2.

Faktor-faktor penyebab asidosis respiratorik :

1. Penyakit SSP dengan penekanan pusat pernapasan

2. Gangguan neuromuskular seperti myasthenia gravis, tetanus

3. Trauma dan pembedahan pada daerah dada dan perut

4. Penyakit paru-paru akut atau kronis yang menjadi akut

Pada asidosis respiratorik akut, respon kompensasi terhadap peningkatan PaCO2 terjadi 6 12 jam kemudian. Buffer yang berperan adalah hemoglobin, ion H+ ekstraseluler akan bertukar dengan Na+ dan K+ ekstra seluler. Sedangkan respon ginjal untuk menahan HCO3 masih terbatas, sehingga bila kadar PaCO2 > 40 mmHg maka setiap peningkatan 1 mmol/L [HCO3] akan diikuti dengan peningkatan kadar PaCO2 sebesar 10 mmHg.

Pada asidosis respiratorik kronis (setelah 12 -24 jam) respon kompensasi ginjal telah berfungsi, sehingga peningkatan [HCO3] sebesar 4 mmol/L akan diikuti dengan peningkatan PaCO2 sebesar 10 mmHg.Terapi :

Pengobatan ditujukan pada penyakit dasarnya. Diperlukan pernapasan mekanik untuk meningkatkan ventilasi alveolar.

b) Asidosis Metabolik

Didefinisikan sebagai penurunan primer [HCO3]. Penurunan [HCO3] yang tidak diikuti dengan penurunan PaCO2 secara proporsional akan menurunkan pH arteri. Pada asidosis metabolic tanpa kompensasi akan terjadi hiperventilasi (Kussmauls respiratory) untuk memulihkan pH kearah normal.Proses patologi pemicu asidosis metabolik :

Asidosis metabolik dengan penimbunan anion tidak terukur terjadi pada uremia, ketoasidosis diabetika, asidosis asam laktat, keracunan silikat dan methanol.

Asidosis hiperkloremik terjadi pada diare berat, asidosis tubuler ginjal.Untuk mengevaluasi asidosis metabolik yang terjadi pada seorang pasien apakah karena akumulasi ion H+ atau karena hilangnya bikarbonat, digunakan parameter asam basa anion gapAnion gap = [Na+] {[Cl] + [HCO3]}

Normal = 8 14 mEq/L

Bila terjadi peningkatan dari anion gap menunjukan adanya peningkatan relatif asam kuat.

Terapi :

1. Atasi penyakit dasarnya

2. Pada asidosis metabolik pH darah < 7,2 dapat diberikan NaHCO3 dengan rumus :

NaHCO3 = BE x 0,3 x BB

23. Pada asidosis metabolik yang berat diperlukan hemodialisa akut dengan dialisa bikarbonat

ALKALOSISa. Alkalosis Respiratorik

Didefinisikan sebagai penurunan primer PaCO2. Terjadi karena peningkatan ventilasi alveolar yang tidak sebanding dengan produksi CO2

Faktor penyebab :

1. Psikologi

2. Hipermetabolik (demam, tirotoksikosis)

3. Infeksi bakteri gram negatif)

4. Hiperventilasi mekanik

5. Intoksikasi salisilat stadium awal

Pada alkalosis respiratorik, bila kadar PaCO2 < 40 mmHg maka setiap penurunan 2 mmol/L HCO3 akan menurunkan PaCO2 sebesar 10mmHg, menyebabkan penurunan aliran darah cerebral, peningkatan pembuluh darah sistemik dan memicu vasospasme koroner, bronkokonstriksi dan penurunan tahanan pembuluh darah paru.

Terapi :

1. Atasi sebab penyakitnya

2. Bila terjadi hiperventilasi beri pernapasan dengan mask untuk memulihkan PaCO2

3. Pada alkalosis yang berat (pH > 7,6) dapat diberikan HCL atau ammonium klorida

b. Alkalosis Metabolik

Didefinisikan sebagai peningkatan primer HCO3 plasma. Dikelompokkan menjadi :

a. Chloride sensitive, karena defisiensi NaCl dan berkurangnya volume tubuh ekstraseluler

b. Chloride resistan, karena meningkatnya aktifitas mineralokortikoid, transfusi darah FFP dan koloid

Terapi :

1. Atasi penyakit dasarnya

2. Bila pasien dengan ventilasi mekanik naikan ventilasi semenitnya agar kadar PaCO2 normal atau menurun

Mekanisme kompensasi :1. Sistem buffer

Buffer tubuh yang penting :

Bikarbonat [HCO3]: buffer ekstraseluler

Sistem ini mengatur reaksi antara asam dan basa lemah (seperti asam karbonat dengan bikarbonat) untuk bereaksi dengan asam kuat (HCl) dan basa kuat untuk melemahkannya. Pada ginjal hal ini diatur dengan pengaturan produksi dari bikarbonat. Pada paru-paru diatur dengan produksi dari asam karbonat. Protein

: buffer intraseluler

Bersifat seperti buffer bikarbonat, yang akan berikatan dengan asam dan basa untuk melemahkannya. Pada sel darah merah contohnya, hb akan berikatan dengan ion hidrogen untuk bertindak seperti buffer.

Phospat

: buffer sistem

Bereaksi dengan asan dan basa untuk merubah pH. Bekerja terutama pada tubulus dari ginjal

2. Paru paru

Paru-paru mengatur level dari CO2 di dalam pembuluh darah, yang mana akan bereaksi dengan air yang membentuk asam karbonat. Peningkatan asam karbonat akan menyebabkan pH menurun.

Kemoreseptor pada batang otak berespon terhadap perubahan tersebut dan mengatur frekuensi dan kedalaman dari pernapasan sebagai kompensasi. Bernapas secara cepat dan dalam mengeluarkan CO2 dariparu-paru., sehingga asam karbonat yang terbentuk sedikit sehingga pH akan meningkat. Paru-paru ini hanya dapat membuat perubahan pH hanya untuk sementara sedangkan untuk pengaturan jangka panjang pengaturan pH diatur oleh ginjal

3. Ginjal

Ginjal dapat mengabsorbsi asam dan basa yang akan mengsekresikannya kedalam urin. Ginjal juga mengatur reabsorpsi bikarbonat untuk mengatasi kehilangan yang terjadi, bila darah mengandung banyak basa, pH akan meningkat. Ginjal akan mengkompensasi dengan mengekresikan bikarbonat dan menahan ion H+, sehingga urine akan menjadi alkaline. Mekanisme kompensasi ini juga berlangsung sebaliknya.Respon ginjal ini berlangsung lambat, 6 12

III. Langkah-langkah interpertasi analisa gas darah

1. Lihat pH

Normal gas darah arteri pH : 7,36 7,44

Asidosis : pH < 7,36

Alkalosis : pH > 7, 45

2. Lihat PaCO2

Normal : 35 45 mmHgAsidosis respiratorik: > 45 mmHg

Alkalosis respiratorik: < 35 mmHg

3. Lihat HCO3

Normal : 22 26 mmHgAsidosis metabolik: < 22 mmHgAlkalosis metabolik: >26 mmHg4. Lihat tanda dari kompensasi

Kadang- kadang terlihat adanya perubahan pada PaCO2 dan level Bikarbonat. Salah satu nilai menunjukan adanya perubahab pH sedangkan nilai yang lainnya merupakan kompensasi dari tubuh.Contoh : Hasil AGD berikut mengindikasikan adanya asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis respiratorik

pH : 7,27

PaCO: 7 mmHg

HCO3: 10 mEq/L

Nilai pH yang rendah menunjukan adanya asidosis. Namun nilai PaCO2 adalah rendah, yang mana menunjukan adanya alkalosis, namun nilai bikarbonat adalah rendah yang menunjukan asidosis yang berhubungan dengan nilai pH yang menunjukan sebab yang primer dari masalah metabolik. Hasil dari penurunan PaCO2 menunjukan adanya kompensasi respiratorik.

5. Tentukan PaO2 dan SaO2

Hal ini untuk menunjukan status oksigenasi dari pasien. PaO2 menunjukan kemampuan tubuh untuk mengambil oksigen dari paru-paru dan disebarkan ke jaringan perifer

Normal PaO2: 80 100 mmHg

Normal saturasi: 91 100 %

1. Sheri Innerarity, et al . Acid Base Interpretation. In: Fluid and Electrolytes, 2 nd ed., Pennsylvania, Springhouse, 2002 : 35 46

2. Guyton , Hall.Text book of Medical Physiology. In: Regulation of Acid and Base Balance, 9 th ed, Pennysylvania, W.B Saunders company, 1996 : 481 5013. Hormick DB. An Approach to the Analysis of Arterial Blood Gases and Acid and Base Disorder.

Http://www.vh.org/adult/provider/internalmedicine/bloodgases/index.html, 2003