Agama Hindu

18
AGAMA HINDU Disusun untuk memenuhi tugas makalah Mata Kuliah Sejarah Agama-Agama Dosen Pengampu: Ustadzi Hamzah Oleh: Ali Farhan ( 07530007 ) 1

Transcript of Agama Hindu

Page 1: Agama Hindu

AGAMA HINDU

Disusun untuk memenuhi tugas makalah

Mata Kuliah Sejarah Agama-Agama

Dosen Pengampu: Ustadzi Hamzah

Oleh:

Ali Farhan ( 07530007 )

JURUSAN TAFSIR HADITS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2008

1

Page 2: Agama Hindu

BAB I

PENDAHULUAN

Agama Hindu Berkembang kira-kira 1500 S.M. bersamaan dengan masuknya

suku Arya (Indo German) ke India utara. Mereka mula-mula menduduki daerah Sungai

Indus, yang kemudian bercampur dengan penduduk asli yang terdiri dari suku bangsa

dravida dan lain-lain. Suku-suku yang berdiam di India Utara. Kepercayaan bangsa Arya

yang berpadu dengan kepercayaan penduduk asli menjadi semacam Syincretisme yang

membentuk agama Hindu. Teori-teori keagamaan yang kemudian timbul dari agama

tersebut juga menggambarkan pengaruh kebudayaan bangsa Arya dan penduduk asli

India itu.

Dengan kata lain konsepsi-konsepsi kebudayaan yang di bawa bangsa Arya dalam

bentuk kepercayaan terhadap dewa-dewa alam yang banyak di pengaruhi oleh

kebudayaan Yunani itu, mengalami peleburan (Syincretisme) dengan kebudayaan asli

yang berisi kepercayaan tentang hal-hal gaib yang berbentuk animisme, dinamisme serta

fatisisme di samping pemujaan kepada naga, peri dan sebagainya.

Ternyata, di kemudian hari masing-masing anasir dari kedua kebudayaan tersebut,

tetap di pertahankan dalam agama Hindu India. Akan tetapi anasir agama dalam

Hinduisme ini selalu mengalami perkembangan menurut taraf perkembangan kebudayaan

masyarakat Hindu masa-masa selanjutnya, sehingga keadaan demikian membedakan

bentuk dan isi Hinduisme pada periode permulaan perkembangannya di banding dengan

taraf perkembangan lebih lanjut setelah budhisme muncul dan berkembang.

2

Page 3: Agama Hindu

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangannya

Agama Hindu berasal dari India. Oleh orang pribumi sendiri agama Hindu disebut

Sanatana Dharma, yang berarti: agama yang kekal. Dengan ungkapan ini orang Hindu

menyatakan keyakinannya, bahwa agama tidaklah terikat oleh zaman. Agama berada

bersamaan dengan hidup, sebab agama adalah makanan rohani manusia. Selain itu disebut

Waidika-Dharma yang berarti agama weda. Dengan ungkapan ini dinyatakan, bahwa kitab

Weda menjadi kitab dasar agama Hindu.

Dr. Harun Hadiwijono berargumen agama Hindu bukanlah agama dalam arti yang biasa.

Agama Hindu adalah suatu bidang keagamaan dan kebudayaan, yang meliputi zaman sejak

kira-kira 1500 SM. Hingga zaman sekarang. Di dalam perjalanannnya di sepanjang abad

itu agama Hindu berkembang sambil berubah dan terbagi-bagi, sehingga memiliki ciri-ciri

yang bermacam-macam, yang oleh penganutnya kadang-kadang diutamakan, tetapi

kadang-kadang tidak diindahkan sama sekali. Berkaitan dengan itu, Govinda Das

mengatakan, bahwa agama Hindu sesungguhnya adalah suatu proses antropologis, yang

hanya karena nasib ironis saja diberi nama agama. Dengan berpangkal kepada Weda yang

mengandung di dalam dirinya adat istiadat, dan gagasan-gagasan.salah satu atau beberapa

suku bangsa, agama Hindu sudah berguling-guling terus di sepanjang abad hingga kini,

sebagai suatu bola salju, yang makin lam makin menjadi besar, karena menghisabkan adat

istiadat dan gagasan bangsa yang di juampainya dalam dirinya.1

1 Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, PT Bpk Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm 11

3

Page 4: Agama Hindu

1. Penduduk India

Penduduk Asli Yang Mendiami India Sekarang Bermukim Di Daerah Dataran Tinggi

Dekkan. Kehidupannya Masih Sangat Sederhana. Bangsa dravida berasal dari daerah asia

tengah (baltic) masuk ke india dan mendiami daerah sepanjang sungai sindhu yang subur.

Kebudayaan mereka lebih tinggi dari penduduk asli. Bangsa arya juga berasal dari daerah

sekitar asia tengah, menyebar memasuki daerah- daerah iran (persia), mesopotamia, dan

juga masuk ke daerah eropa. yang sampai masuk ke india adalah merupakan bagian dari

yang pernah masuk ke iran. mereka masuk ke india dalam dua tahap di dua tempat yang

berbeda. pertama mereka masuk di daerah punjab yaitu daerah lima aliran anak sungai

yang disambut dengan peperangan oleh bangsa dravida yang sudah lebih dulu bermukim

di sana. karena bangsa arya lebih maju dan lebih kuat, bangsa dravida dapat dikalahkan.

tahap kedua bangsa arya masuk ke india melalui daerah dua aliran sungai yaitu lembah

sungai gangga dan lembah sungai yamuna, daerah ini dikenal dengan nama daerah doab.

kedatangan mereka tidak disambut peperangan, bahkan kemudian terjadi percampuran

melalui perkawinan. bangsa- bangsa inilah yang menjadi nenek moyang bangsa india

sekarang. untuk mengetahui sejarah perkembangannya haruslah juga dipelajari sejarah

perkembangan india meliputi aspek perkembangan penduduk maupun aspek

kebudayaannya dari jaman ke jaman. berdasarkan penelitian usia kitab- kitab weda, para

ahli sampai pada suatu kesimpulan bahwa agama Hindu telah tumbuh dan berkembang

pada sekitar 6.000 tahun sebelum tahun masehi. sebagai agama tertua, agama Hindu

kemudian berkembang ke berbagai wilayah dunia, termasuk asia tenggara dan indonesia.

1.Pokok-Pokok Ajaran Agama Hindu.

a. Tujuan agama Hindu

Tujuan agama Hindu adalah “Mokshartam Jagaddhitaya ca iti dharmah”.

Artinya, tujuan beragama atau dharma adalah untuk mendapatkan moksa dan jagadhita”.

4

Page 5: Agama Hindu

Pengertian ini diambil dari definisi agama yang di ungkapkan oleh Swami vivekananda,

guru rohani India, yaitu: Atmanam Mokshartam jagaddhitaya ca, yang berarti tujuan

agama adalah untuk mencapai kelepasan, kebebasan, atau kesempurnaan roh (moksa),

kesejahteraan umat manusia, kedamaian dan kelestarian dunia (jagaddhita).

Pengertian moksa itu sendiri adalah kebebasan roh dari ikatan duniawi atau

kelepasan, bebas dari dosa. Moksa juga mengandung pengertian manunggalnya roh

dengan Tuhan, Roh yang maha agung dengan Tuhan (Manunggaling Kawulo lan Gusti),

serta mengalami kebahagiaan batin berupa ketentraman ilahi, pengalaman hidup paling

mulia bagi ummat manusia. Jagaddhito sendiri mengandung pengertian kabahagiaan,

kesejahteraan, kemakmuran umat manusia, kelestarian serta kedamaian dunia dan lain

sebagainya. Inilah tujuan agama di turunkan kedunia oleh Tuhan Yang Maha Agung,

Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, menurut ajaran agama Hindu.

b. Keimanan Hindu.

Jiwa dari agama adalah kepercayaan. Agama selalu mencakup masalah percya

dan dan kepercayaan. Ini adlah keiman dalam agama Hindu, iman di sebut dengan

Sraddha. 2

Pokok-pokok keimanan dalam agana Hindu dapat di bagi dalam lima bagian,

yang di sebut Panca Sraddha, yang terdiri atas:

1. Percaya Terhadap Adanya Brahman (Sang Hyang Widhi))

Sang hyang Widhi ialah Ia yang kuasa atas segala yang ada di alam ini. Tidak ada

yang luput dari kemahakuasaan-Nya.

2. Percaya Terhadap Atma tattwa.

Atma tattwa merupakan kepercayaan bahwa terdapat jiwa dalam setiap makhluk

hidup. Dalam ajaran Hinduisme, jiwa yang terdapat dalam makhluk hidup

merupakan percikan yang berasal dari Tuhan dan disebut “Jiwatma”. Jiwatma

bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan manusia yang bersifat

“Maya”, maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang sesungguhnya. Keadaan itu

disebut “Awidya”. Hal tersebut mengakibatkan Jiwatma mengalami proses

2 Djam’annuri, Agama Kita (Perspektif Sejarah Agam-agama), Kurnia Kalam Semesta, Yogyakarta, 2008, hlm 51

5

Page 6: Agama Hindu

reinkarnasi berulang-ulang. Namun proses reinkarnasi tersebut dapat diakhiri

apabila Jiwatma mencapai moksha.

3. Percaya terhadap Hukum Karmapala.

Agama Hindu mengenal “hukum sebab-akibat” yang disebut Karmaphala

(karma=perbuatan; phala=buah/hasil) yang menjadi salah satu keyakinan dasar.

Dalam ajaran Karmaphala, setiap perbuatan manusia pasti membuahkan hasil (baik

atau buruk). Ajaran Karmaphala sangat erat kaitannya dengan keyakinan tentang

reinkarnasi, karena dalam ajaran Karmaphala, keadaan manusia (baik suka maupun

duka) disebabkan karena hasil perbuatan manusia itu sendiri, baik yang ia lakukan

pada saat ia menjalani hidup maupun apa yang ia lakukan pada saat ia menjalani

kehidupan sebelumnya. Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia menentukan

nasib baik/buruk yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan

hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi).

4. Percaya terhadap adanya Punarbawa. Punarbhawa merupakan keyakinan bahwa

manusia mengalami reinkarnasi. Dalam ajaran Punarbhawa, reinkarnasi terjadi

karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu.

Apabila manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka

mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka

dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar

5. jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya (baik atau buruk) yang belum sempat

dinikmati. Proses reinkarnasi diakhiri apabila seseorang mencapai kesadaran

tertinggi

6. Percaya terhadap Adanya Moksa. Dalam keyakinan umat Hindu, Moksha

merupakan suatu keadaan di mana jiwa merasa sangat tenang dan menikmati

kebahagiaan yang sesungguhnya karena tidak terikat lagi oleh berbagai macam

nafsu maupun benda material. Pada saat mencapai keadaan Moksha, jiwa terlepas

dari siklus reinkarnasi sehingga jiwa tidak bisa lagi menikmati suka-duka di dunia.

6

Page 7: Agama Hindu

Oleh karena iu, Moksha menjadi tujuan akhir yang ingin di capai oleh ummat

Hindu3

c. Kitab Suci Agama Hindu

Kitab suci agama Hindu disebut Weda. Adapun kata Weda ini berasal dari bahasa

Sanskerta dari akar kata "Wid" berkembang menjadi kata WEDA atau WIDYA yang

berarti pengetahuan. Sebagai kitab suci kata Weda mengandung pengertian himpunan

ilmu pengetahuan suci yang bersumber dari Sang Hyang Widhi Wasa diterima atau

didengar oleh para Maha Resi dalam keadaan samadhi. Oleh karena itu disebut juga

Sruti yang berarti Sabda suci yang didengar (wahyu). Jadi Weda merupakan himpunan

wahyu- wahyu Tuhan.4

2. Konsepsi Ketuhanan dalam Agama Hindu

Agama Hindu mulai dengan politheisme dan berakhir dengan pantheisme. Semula

di dalam Weda Samhita diakui adanya dewa yang bermacam-macam. Dari cara orang

menguraikan sifat para dewa itu dapat di simpulkan, bahwa para dewa yang di sebutkan

di dalam kitab weda tidak lain adalah kekuatan alam yang di personifikasikan5

Konsepsi ketuhanan yang dapat kita lihat dalam ajaran agama Hindu secara pokok-

pokoknya dapat diterangkan sebagai berikut:

a. Agama Hindu Weda (Hindu lama sebelum timbulnya Budhisme mempunyai

konsepsi ketuhanan yang bersifat polytheistis yang dimanifestasikan dalam

jumlah dewa-dewa yang disebutkan dalam kitab-kitab Weda sebanyak 32 orang

dewa. Jumlah 32 orang dewa tersebut mempunyai fungsi masing-masing dalam

hubungannya dalam kehidupan manusia. Dewa dewa tersebut dipandang sebagai

3 http://seputar-bali.blogspot.com/2007/10/agama-Hindu.html

4 http://www.babadbali.com/canangsari/Hindu.htm5 Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, PT Bpk Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm 40

7

Page 8: Agama Hindu

tokoh simbolis dari satu Dewa pokok yaitu Brahma. Nama-nama Dewa yang

disebutkan dalam kitab suci Weda antara lain sebagai berikut:

1) Dyaus Pitar sebagai Dewa Matahari, sama dengan dewa Mitra atau Surya dalam

agama Hindu lama. Nama Dewa Dyaus Pitar berasal dari dewa Yunani kuno

bernama Zeus yang dibawa oleh bangsa Arya (Indo German) ke dalam Hinduisme

ini.

2) Vairuna sebagai dewa air, yang menurut Hindu lama disebut Varuna sebagai

dewa laut.

3) Indra sebagai dewa perang, yaitu dewa pelindung bangsa Arya dalam peperangan-

peperangan melawan suku-suku bangsa lain. Kemudian dewa indra ini dianggap

sebagai dewa hujan yang dapat mengalahkan naga Wertra yang mengisap air

hujan dilangit tinggi.

4) Yama sebagai dewa maut, yang mengingatkan kita kepada nama dewa

Yamadipati dalam cerita-cerita wayang Jawa.

5) Rudra sebagai dewa badai topan atau dewa yang mengejutkan yang terkenal

dengan suaranya yang menggeledek.

6) Vayu sebagai dewa angin, yang sering disebut juga dewa Bayu.

7) Soma sebagai dewa air soma (minuman yang digunakan dalam upacara kurban

soma yang memabukkan) yang kemudian dipandang sebagai dewa bulan.

8) Agni sebagai dewa api, yang dipandang sangat penting pada zaman Weda ini.

Dalam upacara-upacara, orang banyak menyebut nama dewa ini karena dewa ini

dianggap sebagai pengantar dewa-dewa dalam mengabulkan doa dan mantra-

mantra.

9) Perjaniya sebagai dewa awan dan pembawa hujan disertai petir dan kilat.

8

Page 9: Agama Hindu

10) Asvin adalah pasangan Dewa yang pada zaman weda ini belum belum

mempunyai fungsi tertentu.

11) Brahma sebagai dewa pencipta alam, yang dianggap sebagai dewa yang paling

tinggi, yang esa, pada masa kemudian.

12) Wisnu sebagai dewa yang pada saat itu belum diberi kedudukan atau tugas

tertentu. Baru kemudian hari dipandang sebagai dewa pemelihara alam ini.

Dari antara nama-nama dewa tersebut, yang paling banyak mendapatkan pujian ialah

dewa indra dan Agni (Api) di mana reg weda sendiri dalam pembukaannya merumuskan

nyanyian pujaan sebagai berikut: “Saya menghormati Agni, dewa pembawa sajian,

pendeta dan penyanyi yang memberi hadiah harta benda kepada kita, yang dimuliakan

oleh para reshi baik sekarang maupun dahulu. Mudah-mudahan Agni mengantarkan dewa

kepada kita.” 6

3. Perspektif Al-Quran Terhadap Ajaran Pokok Agama Hindu

Pada dasarnya semua agama itu meyakini sesuatu yang paling tinggi, yakni Tuhan

yang esa. Dalam hal ini, ketuhanan ajaran Hindu bersifat Politheistis. Tentu saja

perubahan pemikiran tentang Tuhan dari monoteistis menjadi politeistis tidak terlepas

dari proses perubahan cara hidup dan budaya.7 Dalam hubungannya dengan ajaran Islam

yaitu al-Quran Surat al-Maidah ayat : 73-74

6 Prof, HM. Arifin M.Fd, Menguak Misteri Agama-Agama Besar, PT Golden Trayon Press. ,Jakarta, 1987, hal 59. 7 AM. Hardjana, Penghayatan Agama: Yang Otentik dan tidak Otentik, PT Kanisius: Yogyakarta, 1993, hal 25.

9

Page 10: Agama Hindu

Artinya:

73. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah

seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang

Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang

yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.

74. Maka Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-

Nya ?. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dari kebanyakan Mufassirin menjelaskan lafadz ثه ثال لث berarti ثا ثه الثال احد

yakni اإلب الروح ناألب، ، . Ini sesuai bahwa tiap-tiap satu itu terdiri-dari tiga. Hal ini biasa

diucapkan sebagai Tuhan bapak, anak dan Ruh Qudus. Hal itu tiga, yakni satu Hal yang

demikian itu bisa dianalogikan seperti ucapan kita” " انسان عمرو ابن زيد kalimat ان

tersebut terdapat tiga macam yaitu Zaid, Ibnu Amr, Insan (manusia). Hal itu satu macam

yang disifati dengan beberapa sifat.

Dari ayat berikutnya, ada huruf نفي dalam tata bahasa hal ini من lalu ada ما

berfungsi sebagai االستغراق كيد مستثني yang berarti mengukuhkan kesemuanya. Lalu تأ

nya منه berupa isim nakirah yang berfungsi yakni للتنويع untuk berjenis-jenis.

Seandainya didatangkan bentuk isim ma’rifat seperti ucapan “ الواحد له ال maka tidak اال

memberi manfaat sesuatu apa yang dikehendaki hakekatnya tauhid. Maksudnya, sama

sekali tidak ada benda yang wujud dari jenis Tuhan kecuali Tuhan yang satu dzatnya,

sama sekali tidak menerima Tuhan berbilang, baik itu berbilang dzatnya maupun

sifatnya. Seandainya diucapkan “ حد الوا الله إال إله من maka lafadz tersebut tidak وما

dapat menolak perkataannya Nasrani “” ثالثه لث ثا الله karena ان Nasrani tidak

menginkari keesaan Allah, akan tetapi mereka berkata “bahwa Allah itu dzat yang satu,

sifat dari dzat yang satu itu ia tentukan tiga, dengan kata lain, dari segi dzatnya satu,

menurut esensi (hakekat) dzat itu sendiri banyak.8

8 Muhammad Husain Ath-thabathaba’I, Al-Mizan Fi Tafsiril Quran, juz 6 (Darul fikri : Beirut, 1971), hal 71.

10

Page 11: Agama Hindu

Dari Tafsiran di atas bisa dipahami agama Islam meyakini Tuhan itu satu dzatnya.

Hal ini konsep ketuhanan Hindu bertentangan dengan ajaran Islam. Agama Hindu

memiliki banyak Tuhan yang mereka sifati sehingga menurut ajaran Islam hal itu

musyrik. Sebagaimana firman Allah:

Artinya: Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah

ialah Al masih putera Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,

sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan

(sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan

tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

Dari ayat diatas Allah memberi ancaman bagi orang yang menyekutukannya yang

tidak mau bertobat dan minta ampun kepada Allah, haram masuk surga alias tempatnya

dineraka yang tidak ada seorangpun yang menolong.

11

Page 12: Agama Hindu

BAB III

KESIMPULAN

Agama Hindu merupakan Agama tertua di India. Berkaitan dengan asal-usulnya

agama Hindu ini, Govinda Gas mengatakan bahwa agama Hindu sesungguhnya adalah

suatu proses antropologis, yang hanya karena nasib yang ironis saja diberi nama agama.

Dengan berpangkal kepada Weda yang mengandung didalam dirinya adat istiadat dan

gagasan-gagasan salah satu atau beberapa suku bangsa, agama Hindu sudah berguling-

guling terus di sepanjang abad-abad hingga kini, sebagai suatu bola salju, yang makin

lama makin menjadi besar, karena menghisabkan adat –istiadat dan gagasan-gagasan

bangsa yang di jumpainya di dalam dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: Agama Hindu

1) Djam’annuri, Agama Kita (Perspektif Sejarah Agam-agama), Kurnia Kalam

Semesta, Yogyakarta, 2008, hlm 51

2) Prof, HM. Arifin M.Fd, Menguak Misteri Agama-Agama Besar, PT Golden

Trayon Press. ,Jakarta, 1987

3) http://seputar-bali.blogspot.com/2007/10/agama-Hindu.html

4) Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, PT Bpk Gunung Mulia,

Jakarta, 1993, hlm 40

5) http://www.babadbali.com/canangsari/Hindu.htm

6) Muhammad Husain Ath-thabathaba’I, Al-Mizan Fi Tafsiril Quran, juz 6 (Darul

fikri : Beirut, 1971), hal 71.

7) AM. Hardjana, Penghayatan Agama: Yang Otentik dan tidak Otentik, PT

Kanisius: Yogyakarta, 1993, hal 25.

8)

13