Aeromonas Ikan

download Aeromonas Ikan

of 11

Transcript of Aeromonas Ikan

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    1/11

    36

    INFESTASI EKTOPARASITLernaea SEBAGAI FAKTOR PEMICU MUNCULNYA

    INFEKSI BAKTERIAeromonasPADA BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpioL.)

    Jeny Ernawati Tambunan, Gunanti Mahasri dan Setiawan Koesdarto. 2011.15 hal.

    Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas AirlanggaKampus C Mulyorejo Surabaya, 60115 Telp. 031-5911451

    ABSTRAK

    Lernaea adalah salah satu parasit yang menyebabkan penyakit pada ikan.Parasit ini hiduppada air tawar dan dikenal dengan sebutan anchor wormkarena bagian kepalanya berkembang

    seperti jangkar dibawah kulit ikan. Penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit Lernaea disebutLernaeosis. Ikan yang terserangLernaea menimbulkan gejala klinis dan perubahan patologi. Ikan

    yang terserang akan terlihat kurus, sering menggosokkan badan dan timbul luka dipermukaantubuh yang nantinya dapat menimbulkan infeksi sekunder. Luka bekas dari infestasi Lernaea

    akan banyak ditumbuhi oleh bakteri Gramnegatif. Salah satu bakteri yang timbul akibat infestasiLernaeaadalahAeromonas, bakteri ini termasuk jenis bakteri yang sangat berbahaya bagi ikan.

    Penyakit yang disebabkan oleh infestasi Aeromonas disebut Aeromoniasis. Aeromonasismenyebabkan 80% kematian ikan budidaya. Ciri-ciri serangan penyakit Aeromoniasis adalah

    adanya bercak merah pada kulit, insang dan organ bagian dalam.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa infestasi ektoparasit Lernaea

    merupakan faktor pemicu munculnya infeksi bakteriAeromonas pada benih Ikan Mas (Cyprinuscarpio L.). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Sampel diambil dari

    kolam budidaya Ikan Mas, Desa Jati Tengah, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar, JawaTimur dan diperiksa di Laboratorium Bakteriologi Balai Karantina Ikan RI, Juanda, Surabaya.

    Penentuan derajat infestasi ektoparasit, yaitu derajat infestasi ringan apabila ditemukan 1-5

    parasit, derajat infestasi sedang apabila ditemukan 6-10 parasit dan derajat infestasi berat apabiladitemukan lebih dari 10 parasit. Untuk pengamatan bakteri Aeromonas, dilakukan isolasi danidentifikasi (Kismiyati, 2009).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa infestasi Lernaea merupakan faktor pemicumunculnya infeksi bakteriAeromonaspada benih Ikan Mas (Cyprinus carpioL.). Dari 200 ekor

    sampel benih Ikan Mas berukuran 5 - 10 cm yang diambil, rata-rata ikan yang terserang masukdalam katagori ringan yaitu berkisar antara 1-5 Lernaea sebanyak 118 ekor (59%). Hasil

    pemeriksaan preparat menunjukan bahwa parasit yang menginfestasi Ikan Mas adalah jenisLernaea, sedangkan berdasarkan pengamatan isolasi dan identifikasi, Ikan Mas positif terinfeksi

    Aromonas.

    KATA KUNCI :Lernaea,Aromonas, Ikan Mas (Cyprinus carpioL.).

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    2/11

    37

    LernaeaEctoparasite Infestation as a Trigger Factor ofAeromonasInfection in Carp Seed

    (Cyprinus carpioL.)

    Jeny Ernawati Tambunan, Gunanti Mahasri and Setiawan Koesdarto. 2011. 15p.

    Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas AirlanggaKampus C Mulyorejo Surabaya, 60115 Telp. 031-5911451

    ABSTRACT

    Lernaea is one of the parasites that cause disease in fish. These parasites live in

    freshwater and known as anchor worm as part of his head grow like an anchor under the skin offish. Diseases caused by ectoparasites Lernaea called Lernaeosis. Fish that attacked Lernaea

    cause clinical symptoms and pathological changes. Fish that are attacked will look thin, oftenrubbing the body and injuries occur on the surface of the body which later can lead to secondary

    infections. Lernaea scars of infestation will be much overgrown by Gram-negative bacteria. One

    bacterial infestations arising from Lernaea are Aeromonas, these bacteria include species ofbacteria that are dangerous to fish. Diseases caused by Aeromonas infestation calledAeromoniasis. Aeromonasis caused 80% mortality of fish farming. The characteristics of the

    attack Aeromoniasis disease is the presence of red spots on the skin, gills and internal organs.The purpose of this research is to know that the infestation of ectoparasites Lernaea is a

    trigger factor of Aeromonas infection in seed Goldfish (Cyprinus carpio L.). This study useddescriptive research design. Samples taken from fish farming ponds Mas, Desa Jati Central,

    District Selopuro, Blitar, East Java and examined at the Laboratory of Bacteriology FishQuarantine Center of RI, Juanda, Surabaya. Determination of the degree of infestation of

    ectoparasites, is a mild degree of infestation if found 1-5 parasites, if the degree of infestationwas found 60-10 parasites and the degree of heavy infestation if found more than 10 parasites.

    For observation Aeromonas, isolation and identification (Kismiyati, 2009).The results showed that the infestation Lernaea is a trigger factor Aeromonas infection in

    seed Goldfish (Cyprinus carpio L.). Of the 200 samples of seeds Goldfish tail measuring 50-10cm were taken, the average fish attacked into the mild category and it ranged between 1-5

    Lernaea as many as 118 individuals (59%). Test results showed that the parasite preparations thatinfest Goldfish is a type Lernaea, whereas isolation and identification based on observations,

    positively infected Aromonas Goldfish.

    KEY WORDS :Lernaea,Aromonas, Gold Fish (Cyprinus carpioL.).

    PENDAHULUAN

    Usaha perikanan di Indonesia saat initelah berkembang dengan pesat terutama

    dalam bidang budidaya (Lingga danSusanto, 2003). Suantika dan Hernawati

    (2007) menyatakan secara umum produksiakuakultur Indonesia saat ini cukup tinggi

    yaitu sekitar 1,7 juta ton pada tahun 2005.

    Di Indonesia ikan yang termasuk familiCyprinidae ini termasuk ikan yang populer

    dan paling banyak dipelihara masyarakat,serta mempunyai nilai ekonomis.

    Ikan Mas (Cyprinus carpioL.) sudahdipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi

    di Cina. Di Indonesia Ikan Mas mulaidipelihara sekitar tahun 1920. Ikan Mas

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    3/11

    38

    yang terdapat di Indonesia merupakan IkanMas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan

    dan Jepang. Ikan Mas Punten dan Majalayamerupakan hasil seleksi di Indonesia.

    Sampai saat ini sudah terdapat 10 Ikan Mas

    yang dapat diidentifikasi berdasarkankarakteristik morfologisnya. MenurutSutanmuda (2007), produksi Ikan Mas di

    Indonesia dari tahun ke tahun selalumengalami peningkatan seiring dengan

    meningkatnya permintaan. Mulai dari tahun2005 sampai 2009 produksi Ikan Mas selalu

    meningkat yaitu berturut-turut dari tahun2005 adalah 216.920, 147.633, 185.100,

    375.000 dan 446.800 ton (Dinas Kelautandan Perikanan provinsi Jawa Timur 2009).

    Keberhasilan budidaya Ikan Mas

    dipengaruhi oleh beberapa faktor yangsering muncul pada budidaya Ikan Mas.

    Salah satu kendala yang perlu mendapatperhatian penting adalah adanya serangan

    penyakit. Penyakit yang sering menyerangikan, salah satunya adalah penyakit

    parasiter, yaitu hewan atau tumbuhan yanghidup di dalam atau pada tubuh organisme

    lain (berbeda jenis), sehingga memperoleh

    makanan dari inangnya tanpa adakompensasi apapun (Handajani danSamsundari, 2005). Menurut Diani (1995)

    dalam Prasetya et al. (2004) seranganparasit lebih sering mematikan pada ikan-

    ikan muda yang biasanya berukuran kecilkarena belum berkembangnya sistem

    pertahanan tubuh.

    Parasit kadangkala tidak hanyaberbahaya karena berkaitan dengan

    aktivitasnya, tetapi juga memicu munculnyaorganisme patogen lain dan menyebabkan

    infeksi. Parasit juga dapat menyebarkanpenyakit secara tidak langsung dengan

    merusak permukaan tubuh dan organ dalam,menghasilkan berbagai luka sebagai jalan

    masuk organisme patogen lain ke dalamtubuh ikan (Bauer, 1970 dalamAwilia,

    2002). Organisme patogen dapat berupa virusatau bakteri yang sering menimbulkan

    penyakit pada ikan (Afrianto dan Liviawati,

    1992). Djajadireja et al (1983) dalamMalik(2008) mengatakan bahwa salah satu parasit

    yang menyebabkan penyakit pada ikanadalah copepoda parasiter yaitu

    Lernaea yang masuk ke Indonesia padatahun 1953. Lernaea merupakan jenisektoparasit yang sering menyerang dalam

    kegiatan budidaya Ikan Mas. Whitten et al.,(1997) dalam Wulansari (2010) menyatakan

    bahwa parasit tersebut berasal dari Jepang.Penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit

    Lernaea disebut Lernaeosis (Berry et al.,1991).

    Di Indonesia, wabah penyakitLernaeosis semula hanya terjadi pada Ikan

    Mas, akan tetapi dalam perkembanganselanjutnya ditemukan pula pada spesies ikan

    air tawar lainnya (Sugianti, 2005). LernaeaMenyerang pada bagian sirip, kulit, insang

    dan seluruh bagian luar tubuh inang.Menurut Fegan et al.,(1993) derajat serangan

    parasit ektokomensal ditentukan berdasarkanjumlah parasit di setiap organ, misalnya

    permukaan tubuh. Kismiyati (2009) yangmenyebutkan bahwa infestasi ringan bila

    ditemukan 1-5 parasit, infestasi sedang biladitemukan 6-10 parasit dan infestasi berat

    bila ditemukan lebih dari 10 parasit. Dampakparasit terhadap inang bergantung pada

    tingkat infestasi dan ukuran inang(Abdulgani, 2008).

    Lernaea merusak integumen sebagaipertahanan pertama ikan sehingga muncul

    luka yang dapat menjadi jalan masuk bagiinfeksi sekunder oleh bakteri, virus dan

    organisme penyakit lainnya ke dalam tubuhikan (Heckmann, 2003). Luka bekas dari

    infestasi Lernaea akan banyak ditumbuhioleh bakteri Gramnegatif karena salah satu

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    4/11

    39

    sifat dari bakteri Gram negatif tersebut adalah dapat mencerna hemoglobin dangelatin yang terdapat pada luka

    akibat infestasi ektoparasit Lernaea. BakteriGramnegatif yang muncul pada luka akibat

    infestasi ektoparasit Lernaea tersebut

    adalah kebanyakan dari genus Aeromonas(Handajani, 2005).

    Penyakit yang disebabkan akibatinfeksi Aeromonas disebut Aeromonasis.

    Umumnya bila tidak diobati dapatmenyebabkan penyebaran yang sangat luas

    dan menyebabkan kematian ikan secaramasal. Bertitik tolak dari latar belakang

    masalah di atas maka perlu dilakukanpenelitian untuk mengetahui infestasi

    ektoparasit Lernaea sebagai faktor pemicumunculnya infeksi bakteri Aeromonas pada

    benih Ikan Mas (Cyprinus carpioL.).

    METODOLOGI

    Pengambilan sampel ikan masdilakukan di kolam budidaya petani ikan di

    Desa Jati Tengah, Kecamatan Selopuro,Kabupaten Blitar, Jawa Timur dan

    Laboratorium Bakteriologi Balai Karantina

    Ikan Republik Indonesia, Juanda, Surabaya.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1Mei 31 Agustus 2011. Bahan utama yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah benihIkan Mas yang positif terkena infestasi

    Lernaea.

    Bahan untuk identifikasi Lernaeaantara lain formalin 10% sebagai cairan

    fiksatif, alkohol 10% sebagai bahanpengawetan parasit Lernaea. Sedangkan

    bahan untuk identifikasi Aeromonas antaralain media TSA, akuades, alkohol 70 %,

    alkohol aseton, larutan crystal violet,

    larutan iodine-lugol, larutan safranin,larutan tetramethyl-p-phenylenediamine

    dihydrochloride 1 % dalam akuades (reagen

    oksidase), O/F basal medium, larutanglukosa 10 % disterilkan secara filterisasi,0/129 disc, paraffin oil steril, RS medium,

    SIM agar, kertas label, paraffin, alumuniumfoil dan filter paper. Peralatan penelitian

    yang digunakan untuk identifikasi Lernaeaantara lain pinset, pot plastik untuk tempat

    fiksasi sampel, pipet, object glass, coverglass, mikroskop cahaya.

    Peralatan yang diperlukan untuk

    identifikasi Aeromonas laminarflow-hood(safety cabinet), peralatan bedah, meja

    bedah, cawan petri, labu erlenmeyer, tabungreaksi, jarum Ose, bunsen, pipet tetes,

    tangkai kaca (hockey stick), mortar,autoclave, vortex mixer, timbangan analitik,

    oven, inkubator, hot plate stirrer, magneticstirrer, botol semprot, rak tabung reaksi, alat

    tulis, mikroskop, refrigerator, pH paper,termometer, petridish dan amoniak test-kit.

    Sedangkan peralatan untuk mengukur

    parameter kualitas air antara lain termometeruntuk mengukur suhu air, kertas pH untukmengukur pH air, piranti uji amonia dan

    piranti uji DO.

    Metode penelitian yang akandigunakan adalah metode observasi

    lapangan yang dilakukan di kolam budidayaikan mas dan hasilnya akan diperikasa di

    laboratorium untuk mengetahui bahwainfestasi ektoparasit Lernaea merupakan

    faktor pemicu munculnya infeksi bakteriAeromonaspada benih Ikan Mas.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Benih Ikan Mas diperoleh dari Desa

    Jati Tengah, Kecamatan Selopuro,

    Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menunjukan

    bahwa parasit yang menginfestasi Ikan Masadalah jenis Lernaea. Parasit ini memiliki

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    5/11

    40

    ciri-ciri, bagian kepala seperti jangkar yangberfungsi sebagai alat untuk menempel pada

    tubuh inang sehingga sulit dilepaskan.Namun dari hasil pemeriksaan tidak

    ditemukan kantung telur di bagian posterior

    tubuh, hal disebabkan pada saat

    pengambilan Lernaea, peneliti kurangberhati-hati sehingga kantung telur rusak.

    Gambar Lernaea dapat dilihat padaGambar1.

    Gambar 1.Lernaea (100x)

    Keterangan. (A) jangkar bagian dorsal, (B) kepala, (C) jangkar bagian ventral, (D) kaki renang, (E)

    pembuka pregenital (pregenital prominence), dan (F) abdomen.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan,benih Ikan Mas yang positif terinfestasi

    Lernea menunjukkan gejala klinis seperti,warna tubuh terlihat pucat, lendir yang

    dihasilkan lebih banyak, beberapa sisiklepas, terdapat lesi pada bagian tubuh yang

    terinfestasi dan pendarahan. Kerusakan padasisik dan kulit dikarenakanLernaea merusak

    bagian integumen dari tubuh Ikan Mas. Lesiterbentuk dari adanya peradangan dan

    merupakan bentuk pertahanan tubuh ikanuntuk menjaga fungsi organ atau daerah

    terinfeksi. Sedangkan pendarahan terjadikarena adanya infestasi Lernaea yang

    menyebabkan luka pada daerah infestasisehingga darah keluar dari pembuluh darah

    menuju daerah yang terluka. Perbedaangambaran makroskopik Ikan Mas dari

    masing-masing tingkat derajat infestasidapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1. Gambaran makroskopik dari masing-masing tingkat derajat infestasi

    bedasarkan hasil penelitian.

    Derajat Infestasi Gambaran makroskopik

    Sehat 1. Tubuh mengkilat2. Susunan sisik rapi3. Warna tubuh cerah4. Tidak terjadi pendarahan (Haemoragic)5. Tidak ada bekas luka

    Ringan 1. Tampak adanya Lernaea yang menempel pada

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    6/11

    41

    beberapa anggota tubuh, sebanyak 1-5 parasit

    2. Sisik ada yang terlepas3. Warna tubuh cerah4. Terjadi pendarahan (Haemoragic) pada bagian yang

    terinfestasi

    5. Terdapat lukaSedang 1. Tampak adanya Lernaea menempel pada beberapabagian tubuh, sebanyak 6-10 parasit

    2. Sisik banyak yang lepas3. Warna tubuh lebih kusam4. Terjadi pendarahan (Haemoragic) pada bagian yang

    terinfestasi5. Jumlah luka pada tubuh lebih banyak dibanding

    dengan ikan yang terinfestasi ringan

    Hasil penentuan derajat infestasi

    Lernaea pada sampel benih Ikan Mas yangdiperoleh dari lapangan menunjukkan

    bahwa, sebagian besar sampel masuk dalamkatagori derajat infestasi ringan, yaitu

    sebanyak 118 ekor. Hal ini dapat disebabkanpada saat pengambilan sampel, Lernaea

    masih dalam tahap copepodid yang belummenempel pada tubuh inang atau dapat juga

    telah mengalami kematian dan lepas daritubuh inang, sehingga hanya sedikit

    ditemukan derajat infestasi sedang dan tidak

    ditemukan derajat infestasi berat. Selain itu,

    pada saat pengambilan sampel benih ikanmas masih memasuki umur dua bulan

    setelah penebaran sehingga diduga Lernaeabelum banyak melekat benih Ikan Mas.

    Kondisi perairan normal dan optimal untukpertumbuhan ikan juga menyebabkan ikan

    sulit terinfestasi Lernaea sehingga derajatinfestasinya terhadap ikan dalam kisaran

    ringan. Perbedaan derajat infestasi Lernaeapada benih Ikan Mas, dapat dilihat pada

    tabel 2.

    Tabel 2. Perbedaan derajat infestasiLernaeapada benih Ikan Mas

    No Derajat infestasi Jumlah

    1 Sehat (normal) 67 (33,5%)

    2 Infestasi ringan 118 (59%)

    3 Infestasi sedang 15 (7,5%)

    4 Infestasi berat 0 (0%)

    Faktor yang penyebab Lernaeosispada masing-masing kolam bisa disebabkan

    oleh sumber air kolam budidaya yangberasal dari air sungai. Air sungai memiliki

    potensi yang besar dalam membawa agenparasit jika digunakan sebagai sumber air

    dalam kegiatan budidaya karena air sungaiyang kondisinya tidak terkontrol akan

    memudahkan penyakit masuk ke dalamperairan kolam budidaya yang pada

    akhirnya bisa menyebabkan ikan sakit.Selain itu, adanya hama ikan yang

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    7/11

    42

    berpotensi sebagai vektor biologis Lernaeajuga dapat menjadi faktor penyebab

    Lernaeosis.Infestasi Lernaea tidak hanya

    berbahaya karena berkaitan dengan

    aktivitasnya, tetapi juga memicu infeksisekunder oleh bakteriAeromonas. Parasit inimeninggalkan bekas lubang pada kulit ikan

    sehingga lokasi tempat masuknya parasitmenjadi jalan masuk bagi bakteri

    Aeromonas. Untuk membuktikan bahwainfeksi pada Ikan Mas benar disebabkan

    oleh bakteri Aeromonas, perlu dilakukanisolasi dan identifikasi. Isolasi sampel

    menggunakan media Triptic Soy Agar(TSA) dan diinkubasikan pada suhu 25 C

    selama 18-24 jam. Untuk menumbuhkanbakteri Aeromonas dapat digunakan media

    TSA karena TSA merupakan media umumuntuk hampir semua jenis bakteri selain itu

    bakteri Aeromonas juga tidak memilikimedia spesifik untuk tumbuh. Kandungan

    dalam media TSA antara lain soybean dancasein. Setelah dilakukan proses isolasi

    dilanjutkan dengan proses pemurnian.Pengambilan bakteri cukup dengan

    menyentuhkan ose ke bakteri yang akan

    dimurnikan, sentuhan dilakukan pada kolonibakteri yang terlihat sejenis, biasanyaberbentuk lingkaran dan memiliki warna

    yang sama. Cara pengambilan dilakukandengan sentuhan karena untuk memperkecil

    kemungkinan bakteri yg tidak sejenisterikut. Bakteri tersebut ditumbuhkan

    kembali pada media TSA dan diinkubasikankembali pada suhu 25 C selama 18-24 jam.

    Berdasarkan hasil pewarnaan Gram

    diperoleh data, bakteri termasuk Gramnegatif ditandai dengan sel bakteri berwarna

    merah atau pink dan bentuk batang pendek.Pengamatan preparat menggunakan

    mikroskop dengan perbesaran 1000x. Hal inisesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan

    oleh Badan Standar Nasional Indonesia

    (2009). Sedangkan berdasarkan hasil ujibiokimia, diperoleh data bahwa bakteri yang

    menginfeksi Ikan Mas positif Aeromonas.Pada uji oksidase, reaksi yang ditimbulkan

    adalah oksidase positif, ditandai dengan

    adanya perubahan warna pada kertasBactident oxidase menjadi biru tua. Reaksioksidase negatif, ditandai dengan tidak

    terjadi perubahan warna. Pada uji katalase,reaksi yang ditimbulkan adalah positif

    ditandai dengan terbentuk gelembung-gelembung oksigen. Apabila reaksi negatif,

    ditandai dengan tidak terbentuk gelembung-gelembung oksigen. Pada uji O/F, reaksi

    yang ditimbulkan adalah fermentatif.Fermentatif ditandai dengan tabung reaksi

    yang tidak ditutup parafin kuning dan yangditutup parafin kuning. Oksidatif ditandai

    dengan tabung reaksi yang tidak ditutupparafin kuning dan yang ditutup parafin

    hijau. Untuk kedua media O/F tersebut tidakengalami perubahan warna berati tidak ada

    reaksi (NR). Pada uji TSIA, reaksi yangditimbulkan adalah Asam atau Basa, Gas

    dan terdapat H2S. Warna menjadi kuning(asam) atau acid = A, warna menjadi merah

    (basa) atau alkaline = K, tusukan terdapat

    rongga udara, berarti menghasilkan gas = Gdan warna hitam, berarti terdapat H2S. Padauji MIO, reaksi yang ditimbulkan adalah

    motil, indol positif atau variabel, sertaornithin positif atau negatif. pada tusukan

    terlihat adanya pertumbuhan bakteri ditandaidengan adanya pelebaran pada tusukan

    tersebut dikatakan motil dan tidak adapelebaran dari tusukan dikatakan non motil.

    Apabila timbul lapisan/cincin merah padapermukaan media maka dikatakan indol

    positif, apabila tidak ada timbul cincinmerah dikatakan indol negatif. Pada media

    MIO apabila timbul warna kuning di sekitartusukan dikatakan ornithin positif,

    sebaliknya apabila tida ada dikatakanornithin negatif. Pada uji LIA, reaksi yang

    ditimbulkan adalah postif ditandai dengan

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    8/11

    43

    perubahan warna menjadi ungu padagoresan dan kuning pada tusukan. Berarti

    lysine decarboxylase (+). Sedangkan untukuji Gula, reaksi yang ditimbulkan adalah

    positif dan menghasilkan H2S atau tidak.

    Warna berubah menjadi kuning berarti gulatersebut terfermentasikan (+) dan padatabung durham terdapat gelembung, berarti

    bakteri menghasilkan gas H2S.

    Hasil isolasi dan idetifikasi terhadap20 benih Ikan Mas diperoleh data bahwa

    bakteri Aeromomas terdapat pada semuasampel. Namun pada ikan normal, belum

    dijumpai gejala klinis infeksi Aeromonasseperti pendarahan (hemoragic). Sedangkan

    pada ikan yang terinfestasi Lernaea derajatringan dan sedang, sudah dijumpai gejala

    klinis seperti, pendarahan pada bagian tutupinsang, kulit, rongga mulut hingga sirip.

    Dapat diketahui bahwa ikan yangterinfestasi Lernaea lebih mudah terinfeksi

    bakteriAeromonas dibandingkan ikan sehat,sebab luka yang ditimbulkan oleh Lernaea

    merupakan jalan masuk bagi bakteri

    Aeromonas ke dalam tubuh ikan. Selain itujuga infestasi Lernaea juga mempengaruhi

    daya tahan tubuh ikan sehingga ikan yangterinfestasi lebih mudah terinfeksi

    Aeromonas. Sedangkan ikan sehat memiliki

    daya tahan tubuh yang baik, ikan sehat lebihsulit terinfeksi walaupun bakteri Aeromonasterdapat di sekitar peraiaran. Hal ini

    membukitikan bahwa infestasi ektoparasitLernaea merupakan faktor pemicu

    munculnya infeksi bakteri Aeromonas padabenih Ikan Mas. Aeromonas menyerang

    benih Ikan Mas karena pada ukuran benihorgan tubuh Ikan Mas belum berfungsi

    secara sempurna. Hal ini sesuai denganpendapat Komarudin dkk. (1991) yang

    menyatakan bahwa Ikan Mas pada ukuranbenih merupakan kondisi dimana ikan

    berada dalam fase yang sangat kritis danmudah terinfestasi penyakit karena semua

    organ tubuh belum berfungsi secarasempurna. Hasil pemeriksaan bakteri

    Aeromonas pada benih Ikan Mas sehat danyang terinfestasi Lernaea dengan derajat

    infestasi berbeda dapat dilihat pada tabel 3.

    Tabel 3. Hasil pemeriksaan bakteri Aeromonas pada benih Ikan Mas sehat dan yang

    terinfestasiLernaea dengan derajat infestasi berbeda

    No Derajat infestasi Jumlah sampel (ekor) Hasil pemeriksaan

    1 Sehat 6 +6

    2 Ringan 12 +12

    3 Sedang 2 +2

    Berdasarkan Tabel 3. diketahui baik

    ikan sehat maupun ikan yang terinfestasiLernaea, positif terserang Aeromonas.

    Namun terdapat perbedaan jumlah koloni

    bakteri Aeromonas pada sampel ikan sehat,ikan dengan derajat infestasi rendah danikan dengan derajat infestasi sedang. Jumlah

    koloni bakteri pada beih Ikan Mas denganderajat infestasi ringan lebih sedikit

    dibandingkan jumlah bakteri pada benihIkan Mas dengan infestasi sedang. Hal ini

    menunjukan bahwa, perbedaan derajat

    infestasi Lernaea pada tubuh Ikan Masmempengaruhi tingkat infeksi bakteri

    Aromonas. Semakin ringan derajat infestasi

    Lernaea maka infeksi bakteri Aeromonasrendah, bagitu pula sebaliknya semakinberat derajat infestasiLernaeamaka infeksi

    bakteri Aeromonas semakin tinggi.Sedangkan pada ikan sehat, jumlah koloni

    bakteri Aeromonas tidak dapat dibacakarena jumlah koloni terlalu padat.

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    9/11

    44

    Berdasarkan Standar Plate Count (SPC)cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang

    mengandung jumlah koloni antara 30sampai 300. kesalahan ini mungkin terjadi

    karena peneliti terlalu banyak

    mencampurkan kultur bakteri ke dalamlarutan BFP (Butterfields phospate buffer)atau menuangkan campuran kultur bakteri

    dan larutan BFP ke dalam cawan petrisecara berlebihan.

    Berdasarkan data pengenceran,

    Jumlah total mikroba tertinggi padapengenceran 107, kemudian 108 dan yang

    terakhir 109. Hal ini disebabkan semakin

    tinggi tingkat pengenceran maka sampel

    yang terdapat pada larutan yang telahdiencerkan sedikit sehingga total mikroba

    yang terhitung juga semakin sedikit.Menurut Koneman et al., (1992) dalam

    Farichatin (2005), pada kepadatan 108

    CFU/ml bakteriAeromonasbersifat patogen

    terhadap inang. Hasil penelitian menunjukanbahwa mulai dari kepadatan 101, bakteri

    bersifat patogen terhadap inang dan berakhirpada kepadatan 10

    8 tetapi pada kepadatan

    109 dan seterusnya, bakteri tidak lagi

    bersifat patogen. Dari data yang diperolehjuga dapat diketahui, jumlah minimal bakteriAeromonas yang bersifat patogen terhadap

    inang antara 10 16 koloni.

    Ditinjau dari kondisi kualitas airkolam budidaya Ikan Mas, Desa Jati

    Tengah, Kecamatan Selopuro, KabupatenBlitar, Jawa Timur, menunjukkan bahwa

    kondisi kualitas air adalah dalam kondisinormal, artinya kondisi kualitas air tersebut

    sesuai dan berada pada kisaran normal bagikelangsungan hidup Ikan Mas. Kondisi ini

    dapat menyebabkan pertumbuhan Lernaeaberlangsung dalam waktu yang lebih lama,

    sehingga pada beberapa ikan mas masihbanyak ditemukan adanya kerusakan yang

    ringan diakibatkan belum terlalu lamaterinfestasiLernaea.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Semakin tinggi infestasi Lernaeamaka infekesi bakteri Aeromonas semakinberat. Begitu pula sebaliknya, semakin

    rendah infestasi Lernaea maka infestasibakteri Aeromonas semakin ringan. Hal ini

    membuktikan, Infestasi ektoparasitLernaeamerupakan faktor pemicu munculnya infeksi

    bakteri Aeromonas pada benih Ikan Mas(Cyprinus carpioL.).

    Diperlukan penelitian mengenai

    infestasi Lernaea pada skala laboratorissehingga dapat hubungan antara infestasi

    Lernaea terhadap infeksi Aeromonassesuaidengan lamanya waktu infestasi. Selain itu

    juga mengingat bakteri Aeromonasmerupakan bakteri oportunistis, perlu

    dilakukan perhitungan konsentrasi bakteripermili liter untuk mengetahui jumlah

    bakteri pada Ikan Mas normal dan Ikan Masyang terinfestasi Lernaea dengan derajat

    infestasi berbeda.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdulgani, N. 2008. Derajat InfeksiArgulussp. Pada Ikan Maskoki (Carassius

    auratus) di Desa Bangoan KecamatanKedungwaru Kabupaten Tulungagung.

    Tesis. Departemen Biologi. InstitutTeknologi Sepuluh Nopember.

    Surabaya. 8 hal.

    Awilia, V. 2002. Inventarisasi dan DistibusiParasit pada Ikan Maanvis

    (Pterophyllum scalare) dan IkanBlack Ghost (Apteronotus albifrons)

    DKI Jakarta. Skripsi. FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan. Institut

    Pertanian Bogor. Bogor.

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    10/11

    45

    Berry, C.R., G.J. Babey., T.Shrader. 1991.

    Effect of Lernaea cyprinacea(Crustacea: Copepoda) on Stocked

    Rainbow Trout (Onchorhynchus

    mykiss). Journal of Wildlife Disease,27 (2). pp 206-213.

    Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi JawaTimur. 2009. Laporan Statistik

    Perikanan. Dinas Perikanan danKelautan Provinsi Jawa Timur

    Surabaya. 173 hal.Fegan, D.F., Flegel, T.W., Nietes, A.,

    Waiyakhruttha, M. and Rojsuwan, S.1993. The development of a method

    for determining the quality of postlarva of Penaeus monodon Fab., Asian

    Fisheries Society Conferences. 23 hal.

    Handajani, A. dan S. Samsundari. 2005.Parasit dan Penyakit Ikan.

    Muhammadiyah University Press.Malang. 214 hal.

    Heckmann, R. 2003. Other Ectoparasites

    Infesting Fish; Copepods,

    Branchiurans, Isopods, Mites andBivalves. Aquaculture Magazine.USA

    Kismiyati. 2009. Ektoparasit Argulusjaponicas(Crustacea: Argulidae) pada

    Ikan Maskoki Carassius auratus(Cypriniformes: Cyprinidae) dan

    Upaya Pengendalian dengan IkanSumatera Puntius tetrazone

    (Cypriniformes: Cyprinidae).Disertasi. Program Pascasarjana.

    Universitas Airlangga. 128 hal.

    Lingga, P. dan H. Susanto. 2003. Ikan HiasAir Tawar Edisi Revisi (Penebar

    Swadaya. Jakarta). 237 hal.

    Malik, I. 2008. Masalah Penyakit dalam

    Budidaya Air di Daerah Tropik.www.

    akuakulturunhas.blogspot.com//masa

    lah-penyakit-dalam-budidaya- air.23/5/2009. 8 hal.

    Prasetya, D. Rokhmani dan Subadrah. 2004.Kekayaan Jenis Ektoparasit yang

    Menyerang Ikan Gurami(Osphronemus gouramy Lac.) Tahap

    Pendederan I dan II DenganPemeliharaan Secara Tradisional.

    Prosiding Seminar Nasional IV,Penyakit Ikan dan Udang. Balai

    Penelitian Perikanan Air Tawar, PusatPenelitian Dan Pengembangan

    Perikanan, Badan Penelitian DanPengembangan Pertanian. Purwokerto.

    Suantika, G. dan Hernawati. 2007.

    Penggunaan Sistem Resirkulasi dalamPendederan Benih Ikan Gurami

    (Osphronemus gouramy Lac.),Disaintek (1):1. 14 hal.

    Sugianti B. 2005. Pemanfaatan TumbuhanObat Tradisional Dalam PengendalianPenyakit Ikan. Makalah Pribadi

    Falsafah Sains. Institut PertanianBogor.37 hal.

    Sutanmuda, 2007. Budidaya Ikan Mas (

    Cyprinus carpio ). http:// sutanmuda.worldpress.com.

    Wulansari, D.P. 2010. Perubahan Patologi

    Kulit Ikan Gurami (Osphronemusgouramy) Akibat Infestasi Lernaea

    cyprinaceapada Derajat Infestasi yangBerbeda. Skripsi. Fakultas perikanan

    dan kelautan. Universitas Airlangga.Surabaya. Hal. 72.

  • 5/22/2018 Aeromonas Ikan

    11/11

    46