ADVOKASI HUKUM SENGKETA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN · advokasi hukum sengketa perselisihan hasil...
Transcript of ADVOKASI HUKUM SENGKETA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN · advokasi hukum sengketa perselisihan hasil...
ADVOKASI HUKUMSENGKETA PERSELISIHAN HASIL
PEMILIHAN
IDA BUDHIATIANGGOTA KPU RI 2012 - 2017
KEPASTIAN HUKUM PILKADA
UU NOMOR 8 TAHUN 2015 PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Pasal 7 huruf rTidak memiliki konflik kepentingan dengan
petahana
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIII/2015 tanggal 8 Juli 2015 menyatakan ketentuan pasal dimaksud bertentangan dengan UUD Tahun 1945 & tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
Pasal 7 huruf sMemberitahukan pencalonannya sebagai
Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota & Wakil Walikota kepada Pimpinan DPR bagi anggota DPR, kepada Pimpinan DPD bagi anggota DPD, atau kepada Pimpinan DPRD bagi anggota DPRD
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIII/2015 tanggal 8 Juli 2015 menyatakan ketentuan pasal dimaksud bertentangan dengan UUD Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai mengundurkan diri sejak calon ditetapkan memenuhi persyaratan oleh KPU/KIP sebagai Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil Walikota bagi anggota DPR, anggota DPD, atau anggota DPRD
UU NOMOR 8 TAHUN 2015 PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Pasal 7 huruf gTidak pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 42/PUU-XIII/2015 tanggal 9 Juli 2015 menyatakan ketentuan pasal dimaksud bertentangan dengan UUD Tahun 1945 & tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat sepanjang tidak dimaknai dikecualikan bagi mantan terpidana yang secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan terpidana
Pasal 7 huruf tMengundurkan diri sebagai anggota
TNI, Polri, dan PNS sejak mendaftarkan diri sebagai calon
Pasal 7 huruf uBerhenti dari jabatan pada BUMN atau
BUMD sejak ditetapkan sebagai calon
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-XIII/2015 tanggal 9 Juli 2015 menyatakan ketentuan pasal dimaksud bertentangan dengan UUD Tahun 1945 & tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai mengundurkan diri sejak calon ditetapkan memenuhi persyaratan oleh KPU/KIP sebagai Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil Walikota
UU NOMOR 8 TAHUN 2015 PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Pasal 41 ayat (1) & (2)Syarat minimal dukungan bagi
calon perseorangan Gubernur & Wakil Gubernur, Bupati & Wakil Bupati serta Walikota & Wakil Walikota
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XIII/2015 tanggal 29 September 2015 menyatakan ketentuan pasal dimaksud bertentangan dengan UUD Tahun 1945 & tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa perhitungan persentase dukungan bagi calon perseorangan yang hendak mendaftarkan diri sebagai Calon Gubernur & Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati & Calon Wakil Bupati serta Calon Walikota & Calon Wakil Walikota didasarkan atas jumlah penduduk yang telah mempunyai hak pilih sebagaimana dimuat dalam daftar calon pemilih tetap di daerah yang bersangkutan pada Pemilu berikutnya.Putusan ini berlaku untuk pemilihan kepala daerah serentak setelah pemilihan kepala daerah serentak tahun 2015.
UU NOMOR 8 TAHUN 2015 PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Pasal 49 ayat (8) & (9), Pasal 50 ayat (8) & (9), Pasal 51 ayat (2), Pasal 52 ayat (2), Pasal 54 ayat (4), (5) & (6)
Pemilihan Gubernur & Waki Gubernur, Bupati & Wakil Bupati, serta Walikota & Wakil Walikota diikuti sekurang-kurangnya 2 (dua) pasangan calon
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XIII/2015 tanggal 29 September 2015 menyatakan bertentangan dengan UUD Tahun 1945 & tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai mencakup pengertian:“termasuk menetapkan 1 (satu) Pasangan Calon Gubernur & Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati & Calon Wakil Bupati serta Calon Walikota & Calon Wakil Walikota peserta pemilihan dalam hal setelah jangka waktu 3 (tiga) hari dimaksud terlampaui namun tetap hanya ada 1 (satu) Pasangan Calon Gubernur & Calon Wakil Gubernur“ (Ketentuan Pasal 49 ayat (9) & Pasal 50 ayat (9))“menetapkan 1 (satu) Pasangan Calon Gubernur & Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati & Calon Wakil Bupati serta Calon Walikota & Calon Wakil Walikota dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Pasangan Calon Gubernur & Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati & Calon Wakil Bupati serta Calon Walikota & Calon Wakil Walikota” (Ketentuan Pasal 51 ayat (2) & Pasal 52 ayat (2))
SUBSTANSI PUTUSAN MKNOMOR 100/PUU-XIII/2015
Perlindungan & jaminan pelaksanaan kedaulatan rakyat
Kedaulatan berada di tangan rakyat & dilaksanakan menurut UUD
Perlindungan & jaminan pelaksanaan hak dipilih & memilih
Konsistensi ketentuan Pasal 18 ayat (4) UUD Tahun 1945
Gubernur, Bupati & Walikota masingmasing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Prov, Kab & Kota dipilih secara demokratis
Perubahan elemen strategis sistem pemilihan
PERUBAHAN ELEMEN STRATEGIS SISTEM PEMILIHAN
METODE PENCALONANDalam hal telah diupayakan secara sungguhsungguh namun tidak
tercapai sekurangkurangnya 2 (dua) Paslon, dilaksanakan pemilihan dengan Paslon tunggal
METODE PEMBERIAN SUARAPemilih memberikan suara pada surat suara dengan cara mencoblos
kolom SETUJU atau TIDAK SETUJU terhadap Paslon METODE PENETAPAN PASLON TERPILIH Apabila pilihan SETUJU memperoleh suara terbanyak maka
Paslon Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah dimaksud ditetapkan sebagai Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah Terpilih
Apabila pilihan TIDAK SETUJU memperoleh suara terbanyak maka pemilihan ditunda sampai Pilkada serentak berikutnya
PELAKSANAAN PUTUSAN MKNOMOR 100/PUU-XIII/2015
3 (tiga) daerah yang melakukan penundaan diminta melanjutkan kembali tahapan pemilihan
KPU Kabupaten yang bersangkutan menjadwalkan kembali tahapan pemilihan meliputi:
Sosialisasi Penetapan kembali PPK & PPS Penetapan DPT Penelitian syarat calon Penetapan Paslon Penyelesaian sengketa TUN pemilihan Kampanye Pelaporan dana kampanye Pengadaan, pencetakan & distribusi logistik
PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILU (BAB XX Bagian II)
Pelanggaran yg meliputi tatacara, prosedur, dan mekanisme yg berkaitan dg administrasi pelaksanaan Pemilu
PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU (BAB XX Bagian I)
Pelanggaran terhadap etika penyelenggara Pemilu, sumpah dan/atau janji, dan asasasas penyelenggara Pemilu, dirumuskan dalam kode etik Penyelenggara Pemilu
TINDAK PIDANA PEMILU (BAB XX Bagian IV) Tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap
ketentuan TP Pemilu SENGKETA PEMILU (BAB XX Bagian III)Sengketa yg terjadi antar peserta Pemilu dan Sengketa
Peserta Pemilu dg penyelenggara pemilu sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU, KPU Prov, KPU Kab/Kota
SENGKETA TUN PEMILU (BAB XX Bagian V)Sengketa yg timbul dlm bidang TUN Pemilu antara Peserta
Pemilu dg KPU Prov, KPU Kab/Kota PERSELISIHAN HASIL PEMILU (BAB XX Bagian VI)Perselisihan antara KPU Propinsi dan KPU Kabupaten dan
Kota dengan Peserta Pemilu mengenai penetapan perolehan suara hasil Pemilu secara Nasional.
PELANGGARAN
ADMINISTRASI PILKADA
PELANGGARAN KODE ETIK
PENYELENGGARA PILKADA
TINDAK PIDANA PILKADA
SENGKETA TUN
PILKADA
SENGKETA PILKADA
PERSELISIHAN HASIL PILKADA
KERANGKA HUKUM PILKADA
33 (12,41%)
815 (94,66%)
46 (5,34%)
7 5 (71,4%)
GRAFIK PENGAJUAN SENGKETA KE PT TUN
Sengketa Pemilihan yang ditolak Permohonannya 7 Daerah
Yang Masuk PT TUN 5 Daerah
IDENTIFIKASI MASALAH Kurang cermat dalam penelitian syarat pencalonan, menerima dokumen
yang tidak memenuhi persyaratan Kurang memahami metode verifikasi & klarifikasi Mengambil kebijakan di bawah tekanan atau khawatir mendapat tekanan Khawatir terhadap resiko pekerjaan atau tidak memahami perbedaan
rekomendasi dengan keputusan. Rekomendasi Panwas Kab/Kota = kesimpulan KPU Kab/Kota
Apabila terdapat keadaan yang membawa konsekuensi perubahan jadwal waktu, KPU Prov/Kab/Kota belum memahami teknik menyusun tahapan dan jadwal pemilihan
Belum memahami hukum acara penyelesaian sengketa, hanya menyampaikan eksepsi tanpa menyampaikan sanggahan terhadap pokok perkara serta tidak menyampaikan alat bukti
Kurang terlatih menyusun jawaban, jawaban tidak menguraikan kronologis sehingga tidak dapat dipahami secara utuh bagaimana KPU Kab/Kota melaksanakan tugas penerimaan dukungan perseorangan, pendaftaran, penelitian persyaratan dst
PENGALAMAN BERHARGA SENGKETA PILPRES 2014
Substansi perkara Pilpres: Kebijakan & administrasi DPTb, DPK &
DPKTbPembukaan kotak suaraHasil survei kedua Paslon mengklaim
menangIndependensi penyelenggaraPolitik uangRekomendasi Panwaslu/Bawaslu
POTENSI PERKARA PILKADA 2015
Penetapan Paslon berdasarkan keputusan Panwas Kabupaten/Kota
Akurasi daftar pemilih & administrasi DPTb1, DPTb2 & DPPh
Alat peraga kampanye Ketepatan jenis, jumlah & waktu distribusi
logistik Lokasi TPS & penomoran bilik suara Rekapitulasi penghitungan suara Independensi penyelenggara pemilihan
PERSIAPAN ADVOKASI
Mendokumentasikan seluruh peristiwa hukum yang berpotensi menjadi sengketa
Menyusun kronologis setiap peristiwa hukum yang berpotensi menjadi sengketa
Menyusun dokumen hukum & teknis pemilihan sebagai alat bukti
Menyiapkan jasa konsultan hukum yang nonpartisan, kapabel & kredibel
Memperhatikan tahapan, jadwal & kegiatan PHP di MK
Memahami prosedur beracara PHP
TUPOKSI SEKRETARIAT
Tugas, Wewenang Setjen KPU, Sekretariat KPU Provinsi & Sekretariat KPU Kabupaten/Kota antara lain : Memberi bantuan hukum dan memfasilitasi penyelesaian sengketa Pemilu
PELAKSANAAN TUGAS BANTUAN HUKUM & PENYELESAIAN SENGKETA
Memahami filosofi perUUan tentang pemilihan
Mendokumentasikan seluruh proses & hasil pemilihan
Mempunyai keterampilan menyusun kronologis/kasus posisi sebuah perkara
Mempunyai keterampilan menyusun jawaban, alat bukti & kesimpulan
Terima Kasih