Adinopa Humbahas - Copy

download Adinopa Humbahas - Copy

of 15

Transcript of Adinopa Humbahas - Copy

Sumber Data : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan SEJARAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Sekilas Sejarah Sejarah mencatat, bahwa pada tahun 1947 telah ada kabupaten Humbang, ibukotanya di Dolok Sanggul. Lahirnya kabupaten Humbang ini, bersamaan dengan lahirnya tiga kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Silindung, ibukotanya Tarutung, Kabupaten Toba Samosir, ibukotanya Balige dan Kabupaten Dairi, ibukotanya Sidikalang. Pada tahun 1950, keempat kabupaten ini digabung menjadi satu yaitu kabupaten Tapanuli Utara. Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1964, Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan melalui pembentukan kabupaten Dairi, kemudian pada tahun 1998, terjadi lagi pemekaran melalui terbentuknya kabupaten Toba Samosir. Selanjutnya pada tahun 2003, terjadi lagi pemekaran yaitu Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Kabupaten Humbang Hasundutan diresmikan pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003. Lahirnya kabupaten baru ini adalah sebagai wujud dari aspirasi masyarakat yang mendambakan percepatan pembangunan di kabupaten Humbang Hasundutan. Sejarah membuktikan bahwa daerah Humbang adalah penghasil kemenyan sejak berabad-abad lalu. Kemenyan adalah salah satu komoditas unggulan, memiliki areal tanaman seluas 5000 hektar lebih dengan produksi 1.278 ton per tahun. Selain itu, Humbang dikenal sebagai penghasil kopi dengan produksi 11.296 ton per tahun. Komoditas unggulan ini, selain dipasarkan di dalam negeri, juga dipasarkan ke luar negeri. Humbang Hasundutan juga memiliki berbagai warisan budaya yang sangat penting. Salah satunya ialah Dinasti Sisingamangaraja. Dinasti Sisingamangaraja berpusat di Bakara dan merupakan satu-satunya sistem kerajaan yang pernah ada di Tanah Batak. Dari Dinasti ini tampil seorang pahlawan nasional yaitu Raja Sisingamangaraja XII, Raja Sisingamangaraja XII menjadi primus interparis di Tanah Batak yang berjuang mengusir penjajah dari Tanah Batak. Dalam pertempuran melawan penjajah Belanda, Raja Sisingamangaraja XII tewas tertembak bersama putra-putrinya di desa Sionom Hudon, Kecamatan Parlilitan, Humbang Hasundutan. Penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan sekarang ini sekitar 160.000 jiwa. Pada umumnya adalah etnik Batak Toba. Terdapat sejumlah kelompok marga yang mendiami wilayah Humbang Hasundutan yaitu : kelompok marga si Raja Oloan (Sihotang, Bakkara, Sinambela, Sihite, Simanullang), Toga Simamora (Purba, Manalu, Debata Raja), Toga Marbun (Lumbanbatu, Banjarnahor, Lumbangaol), Toga Sihombing (Silaban, Lumbantoruan, Nababan, Hutasoit), Toga Simatupang (Siburian, Togatorop, Sianturi), Hasugian, Tumanggor, dan lain-lain.

Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kabupatenkabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling.

Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu : 1. 2. 3. 4. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.

Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964,dan selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami perkembangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten. Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara. Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, dalam menyikapi aspirasi tersebut di atas adalah : 1. Mengikuti perkembangan Deklarasi Pembentukan Kabupaten Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan di Dolok Sanggul. Humbang

2. Tanggal 25 Mei 2002 menerima audensi Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas pengusulan. 3. Tanggal 26 Mei 2002 Bupati Tapanuli Utara menerbitkan SK Tim Peneliti sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi masyarakat. 4. Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara perihal aspirasi masyarakat tentang usulan pemekaran.

5. Tanggal 3 s/d 5 Juni 2002 menugaskan Tim Peneliti mendampingi DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, turun ke Kecamatan guna mendengar aspirasi dan meneliti usulan dimaksud. 6. Tanggal 5 Juni 2002 menerima berkas pengajuan/penyempurnaan usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. 7. Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara. 8. Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatan- kecamatan untuk mendengar dan memfasilitasi usul pemekaran Kabupaten, sekaligus mengingatkan masyarakat agar usul pemekaran tidak menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat termasuk para perantau. 9. Tanggal 8 Juni 2002 menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dengan hasil penerbitan Surat Keputusan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 16 Tahun 2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara. Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, untuk mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu :y Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara guna memantapkan pemahaman dan Melaporkan perkembangan terakhir usul pemekaran kepada Gubernur Sumatera Utara dan Bapak Ketua DPRD Sumatera Utara. y Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara

guna memantapkan pemahaman dan dukungan bagi terwujudnya pemekaran.y Meyampaikan laporan tertulis dan pendapat kepada Bapak Gubernur SumateraUtara, Bapak Menteri Dalam Negeri dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. y Mengundang Komisi II DPR-RI untuk memantau, mengevaluasi dan berkunjung langsung ke wilayah yang mengusulkan pemekaran. y Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka dukungan APBD dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi Sumatera Utara. y Melakukan akurasi data pendukung Pembentukan Kabupaten sebagaimana diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 129 Tahun 2000.y Melakukan Pengkajian dan uji kelayakan pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara yakni Kabupaten Humbang Hasundutan dengan memohon kesediaan Bapak Mendagri Cq. Dirjen Otonomi Daerah dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. y Perencanaan persiapan sarana/prasarana dan Aparat guna mendukung pemekaran kabupaten. y Menyurati para anak rantau di luar Kabupaten Tapanuli Utara untuk mendukung Usul Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara sesuai fungsi dan tugas masing-masing.

Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR RI melakukan kunjungan dan pertemuan

dengan masyarakat se-wilayah Humbang Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II DPR-RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya melahirkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan. Mengawali tugas sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama di Daearah ini antara lain guna membicarakan pembuatan Logo Kabupaten Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD

. GAMBARAN UMUM Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara, Tanggal 28 Juli 2003 sesuai dengan UU No.9 tahun 2003. Yang terletak ditengah wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dengan Luas Wilayah : 2.335, 33 Km2 terdir dari 10 Kecamatan, 1 Kelurahan dan 117 Desa. Memiliki jumlah penduduk 155.222 Jiwa. KEADAAN GEOGRAFI Letak Geografis Humbang Hasundutan terletak diantara 201 98010 20 28 98058 Lintang Utara. Bujur Timur.

Memiliki batas : Sebelah Utara : Kabupaten Samosir Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Bharat

KEADAAN TOPOGRAFI Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan daerah dataran tinggi yang mempunyai ketinggian bervariasi antara 330-2075 Meter diatas permukaan laut, dengan perincian : Datar Landai Miring Terjal = 260,95 Km2 (0 s/d 2 %) = 459,60 Km2 (2 s/d 15 %) = 993,68 Km2 (15 s/d 40 %) = 621,10 Km2 (40 s/d 44 %)

KEADAAN DEMOGRAFI / KEPENDUDUKAN Keanekaragaman penduduk terdiri dari beberapa suku Batak Toba, Pakpak, Simalungun, Nias, Jawa, dan Mandailing yang menyebar hampir diseluruh kecamatan. Masing masing penduduk memeluk agama dan kepercayaan seperti Islam, Kristen Protestan, Katholik, dengan toleransi beragama diantara masyarakat terbina dengan baik. Berdasarkan hasil pendataan tahun 2004 jumlah penduduk 155.222 Jiwa dengan rata-rata kepadatan penduduknya 66,47 Jiwa / Km2. Sedangkan kontribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah Pertanian, Perdangangan, Pegawai Negeri Sipil dan TNI serta sebagian kecil industri / kerajinan tangan.

Enam Agenda Pembangunan Humbahas Ada 6 agenda pembangunan Kabupaten Humbahas sesuai dengan misi Bupati Maddin Sihombing, yang disampaikan ketika mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) setahun silam. Untuk mempermudah pelaksanaan agenda tersebut Pemkab mempunyai motto yaitu belajar keras, bekerja keras dan berdoa terus : 1. Pembinaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan berupaya mendorong masyarakatnya untuk belajar keras, tekun, ulet dan rajin. Agar pendidikan dapat berkualitas, sarana pendidikan harus dibangun dengan baik, para guru harus mampu mengajar sesuai dengan bidangnya. Biaya pendidikan harus efisien dan efektif. Masyarakat perlu belajar walau tidak formal. Namun perlu membangun ilmu lewat berbagai media dan studi banding atau pelatihan. Selain itu, agar sumber daya manusia dapat berkualitas maka kesehatan masyarakat juga perlu diperhatikan. Petugas kesehatan harus mampu memberikan pelayanan optimal dan pelayanan

prima kepada masyarakat. Pemkab Humbang Hasundutan melengkapi sarana dan prasarana kesehatan. Diprogramkan semua kecamatan harus memiliki Puskesmas Pembantu (Pustu) yang dilayani dengan dokter dan petugas medis. Pada prinsipnya Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan bertekad masyarakatnya harus bebas dari penyakit. Sebab, di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang cerdas. 2. Menciptakan Pemerintah yang Baik Dalam setiap pembinaan aparatur, Bupati Maddin Sihombing selalu menekankan "jadilah pelayan masyarakat yang tulus dan ikhlas". Bekerjalah dengan berpedoman pada aturan dan perundang-undangan yang berlaku serta berpedoman pada nurani yang diilhami ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jadilah Aparatur yang bersih, jujur, transparan dan ramah. Pemerintah yang baik (good governance) yang berkualitas senantiasa bekerja tanpa pamrih, ia terpanggil melayani masyarakat. Bekerja dinamis dan peningkatan dan penguatan kapasitas pemerintah melihat apa adanya. Karena itu Kabupaten Humbang Hasundutan tidak pernah mengenal istilah hepeng (uang-red) untuk mencari jabatan atau kedudukan. Pegawai "penjilat" dan suka "angkat telor" tidak diterima di sini. Namun penampilan pejabat dan pegawai dinilai atas dasar merit system (sistem karir) dan prestasi. Humbahas tidak mengenal pemblok-blokan, yang berlaku adalah nasionalis. Humbahas juga tidak mengenal istilah putra daerah dalam perekrutan sumber daya manusia dalam pembangunan daerah. Semua warga negara Indonesia yang tinggal di Humbahas memiliki komitmen yang sama untuk membangun Humbahas. Maka semua aparatur berhak menjadi pejabat penyelenggaraan pemerintah pembangunan di kemasyarakatan, asalkan jujur dan komit untuk pencapaian kemakmuran masyarakat. Dengan demikian, penciptaan keadilan dalam pelaksanaan pemerintahan merupakan hal yang tak bisa diabaikan. 3. Membangun ekonomi dalam pengentasan kemiskinan Peningkatan pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian dilaksanakan melalui pembangunan produk unggulan sesuai kondisi daerah. Maka segala komoditi pertanian yang mampu mensejahterakan masyarakat terus digali. Humbahas dikenal dengan komoditi kemenyan. Tanaman kemenyan harus dikembangkan. Demikian juga dengan unggulan potensi kopi Lintongnihuta yang sudah dikenal di hampir setiap daerah. Kedua potensi unggulan ini merupakan komoditas di sektor pertanian yang menjadi prioritas utama dengan tidak mengabaikan sektor komoditi lainnya. Pembangunan ekonomi lewat koperasi dan usaha macro, kecil dan menengah terus ditumbuhkembangkan, pertambangan dan energi termasuk yang tak kalah penting digali untuk kemakmuran rakyat. Saat ini terdapat potensi barang tambang beberapa emas, bahan migas

sumberdaya mineral, dan energi. Percepatan pembangunan desa tertinggal merupakan pembagunan infrastruktur terus dilakukan, termasuk mengolah kepariwisataan Humbhas yang ternyata kaya dengan potensi pariwisata. Makam pahlawan nasional Raja Sisingamangaraja XII misalnya, yang terdapat di Kecamatan Bakara. Perjuangan dan peninggalannya terdapat di Kecamatan perlilitan. Sedangkan pemandangan Danau Toba dapat dinikmati dari lokasi wisata Sipinsur, Kecamatan Paranginan. Pengembangan pariwisata sejarah dan pariwisata alam sangat baik dikelola sebab alam Humbahas cukup indah. Udaranya bersih dan segar. Rakyatnya ramah dan cukup bersahabat. Jika semua potensi yang ada dapat tergali maka kabupaten ini diyakini mampu mengejar ketertinggalannya dari daerah lain seperti kabupaten lain di Sumatera Utara seperti Dairi, Tobasa, dan kabupaten lain yang sudah lama menjadi wilayah otonomi. 4. Peran serta masyarakat dalam dalam pembangunan Agar pembangunan dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka peran serta masyarakat sangat menentukan. Pada kegiatan-kegiatan tertentu dibutuhkan kerja sama dengan masyarakat. Khususnya dalam kegiatan gotong-royong dan kerjasama (massialap ari). Pembangunan yang hanya mengandalkan APBD adalah mustahil. Peran aktif masyarakat merupakan tolok ukur keberhasilan pembangunan. Karenanya selalu dilakukan peningkatan dan pemberdayaan kualitas keluarga lewat himbauan, ajakan dan motivasi. Dengan mengucurkan dan menyediakan dana-dana stimulant serta bantuan lainnya. Di samping itu, juga dilakukan usaha-usaha mengeratkan kelembagaan desa dan kelurahan. Berkaitan dengan itu, pemerintah daerah sangat mendukung program peran serta masyarakat dalam pembangunan lewat pembentukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Kelompok informasi ini akan berfungsi sebagai lembaga informasi dan komunikasi di tengah masyarakat. Kelompok ini akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah di tingkat kecamatan dan desa serta kelurahan. Kelompok juga akan berfungsi sebagai penampung dan penyalur informasi. Selanjutnya mengolah informasi yang diterima melalui media cetak, elektronik dan media tradisional. Mereka akan menggali segala informasi yang dibutuhkan untuk membangun masyarakatnya. Baik untuk ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Maka jika ada sesuatu yang perlu disepakati dalam pembangunan didiskusikan lewat kelompok dan disampaikan kepada pemerintah untuk diresponi. Gawe dari kelompok ini adalah bagian Infokom (informasi dan komunikasi). Kelompok ini diyakini sangat berperan penting menghimpun, mengajak dan membangkitkan semangat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Termasuk

dalam mengajak kerjasama yang baik. 5. Menciptakan Rasa Aman dan Kondusif Kabupaten Humbahas memiliki masyarakat mayoritas beretnis Batak Toba. Walau suku Tapanuli terkenal dengan logat bahasanya yang kurang halus, namun kehidupan antarmasyarakat Humbahas cukup kondusif. Masyarakatnya ramah, beradat, berbudaya tinggi, tekun beragama dan taat hukum. Hubungan antara aparat penegak hukum dan masyarakat telah terpelihara secara harmonis dan penuh kekerabatan dan kekeluargaan. Daerah ini terkenal dengan daerah adat yang sangat kental. Setiap pemasalahan selalu diselesaikan secara musyawarah mufakat. Dengan demikian hubungan pemerintah daerah (sesama muspida plus sangat baik) demikian pula dengan masyarakatnya. Lembaga Adat Dalihan Natolu (LADN) tak pernah tertinggal alam setiap aktifitas pemerintahan kecuali pada moment yang sangat krusial. LADN sudah mendapat posisi penentu dalam menentukan kebijakan pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan. Fungsi LADN ini semakin kuat dengan adanya dukungan Maddin Sihombing yang memberikan perhatian khusus kepada Lembaga ini. Maka rasa persatuan dan kesatuan telah mengakar di masyarakat secara baik. Oleh karenanya, tidaklah mengherankan jika Bupati Humbahas selalu sibuk dengan urusan kepemerintahan meskipun pada saat di luar jam kerja. Mengikuti acara adat dan kebaktian setiap minggunya secara bergiliran. Hal itu sudah menjadi nilai luhur yang semestinya dilakukan pimpinan yang baik yang berpihak kepada masyarakat. 6. Kegiatan Keagamaan Penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan 92 % adalah masyarakat Nasrani. Namun kerukunan antar umat beragam sangat baik di Humbahas. Di sini pemerintah dan masyarakat tidak mengenal istilah mayoritas dan minoritas melainkan sebangsa dan setanah air. Semuanya saudara. Dalam setiap aktifitas, dalam setiap waktu, Maddin selalu menekankan agar pemerintah dan masyarakat selalu taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Orang ber-Tuhan akan mencintai sesama umat. Sehingga hal itu akan membuat situasi akan merasa aman dan tenteram. Pembangunan akan sia-sia jika tidak disertai keadaan yang kondusif dan keadaan yang aman. Maka satu-satunya kiat yang menghindarkan hal-hal yang negatif adalah kekuatan iman. Orang yang beriman akan selalu berbuat baik. Untuk mendukung hal itu, pemerintah melakukan pengembangan berbagai kegiatan keagamaan mulai di tingkat pedesaan hingga tingkat kabupaten.

POTENSI DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

1. Air terjun 2. Kemenyan 3. Parawisata 4. Lahan gambut 5. Hutan 6. Rotan 7. Batu aspal 8. Kopi 9. Jamur tiram Di Humbang Hasundutan banyak dijumpai air terjun yang 10. Perikanan dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik tenana Air. Keindahannya pun tak dapat dpungkiri lagi. Bagi anda yang tidak memiliki rencana di akhir pekan, dapat mengunjungi air terjun ini sebagai alternatif tempat hiburan bersama keluarga ataupun kekasih tercinta. Di Humbang Hasundutan banyak dijumpai air terjun yang dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik tenana Air. Keindahannya pun tak dapat dpungkiri lagi. Bagi anda yang tidak memiliki rencana di akhir pekan, dapat mengunjungi air terjun ini sebagai alternatif tempat hiburan bersama keluarga ataupun kekasih tercinta. Di Humbang Hasundutan banyak dijumpai air terjun yang dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik tenana Air. Keindahannya pun tak dapat dpungkiri lagi. Bagi anda yang tidak memiliki rencana di akhir pekan, dapat mengunjungi air terjun ini sebagai alternatif tempat hiburan bersama keluarga ataupun kekasih tercinta. MEWUJUDKAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN YANG MANDIRI DAN SEJAHTERA JARKOMSU - JARKOMSU MENINGKATKAN KESADARAN, KEPEDULIAN DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN DEMI MEWUJUDKAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN YANG MANDIRI DAN SEJAHTERA. Oleh : Jonter Sinaga, Pewarta Suara Komunitas Kabupaten Hunbang Hasundutan (Humbahas) mekar dari kabupaten induk Tapanuli Utara tanggal 28 Juli 2003, melalui UU No.9 tahun 2003 tentang pemekaran Kabupaten Humbahas dan beberapa kabupaten lain di Propinsi Sumatera Utara (Sumut), saat itulah Kabupaten Humbahas resmi menjadi daerah otonomi kabupaten di Sumut. Kabupaten Humbahas ibukotanya Dolok Sanggul, luas areal kurang lebih 2.335,33 km. dari sudut tofografi, Humbahas berada pada ketinggian 330-2.075 meter diatas permukaan laut,

pemerintahan terdiri dari 10 kecamatan yakni Dolok Sanggul, Pollung, Baktiraja, Lintong Nihuta, Onan Ganjang, Sijama Polang, Paranginan, Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang. Saat itu pula pemerintah pusat menghunjuk Alm.Manatap Simanukkalit sebagai pelaksana tugas (Plt) kepala daerah pertama di kabupaten Humbahas, yang bersangkutan meninggal saat bertugas mengunjungi desa di Kecamatan Onanganjang kemudian diganti Plt.Alm.BW.Simamora, Pemerintahan telah dirintis kedua pendahulu kita hingga melalui pilkadasung tahun 2005 terpilih pasangan Drs.Maddin Sihombing Msi/Drs Marganti Manullang menjadi kepala daerah pertama yang dipilih langsung masyarakat Humbahas, kemudian terpilih lagi pada pilkadasung tahun 2010. Pasangan ini terpilih menahkodai pembangunan lima tahun kedepan dengan merealisasikan Visi/Misinya, yakni Hutamas Humbang Hasundutan Mandiri dan Sejahtera, perlahan tapi pasti kedua pemimpin Humbahas mulai melakukan eksistensi kelapangan, mengunjungi berbagai desa-desa tertinggal dan desa yang sangat terpencil, seperti Desa Sanggaran dan Desa Lae Ardan, meskipun harus berjalan kaki puluhan kilo meter, kedua pemimpin berupaya mengetahui keadaan dan apa prioritas utama yang dibutuhkan masyarakat di desa tersebut. Penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan mayoritas beragama Kristen Protestan, sekitar 92 %. Namun kerukunan antar umat beragama sangat dijunjung tinggi bahkan pemerintah dan masyarakat tidak mengenal istilah mayoritas dan minoritas melainkan menghargai corak agama dan budaya yang ada. Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan telah berupaya mendorong masyarakat belajar keras, tekun, ulet dan rajin. Long Life Education merupakan motto membina masyarakatnya, sehingga belajar tidak pernah berhenti baik bagi stakeholder maupun masyarakat lainya, Pemkab memberikan kemudahan dalam meningkatkan ilmu melalui pemberian ijin belajar bagi guru honor ataupun pegawai serta guru PNS. Pemkab juga membangun sarana pendidikan, para guru didorong agar mampu mengajar sesuai bidangnya, Masyarakat diajak meningkatkan ilmu melalui bidang Nonformal yakni peningkatan ilmu lewat berbagai media dan studi banding atau pelatihan pendidikan. Selain itu, agar sumber daya manusia dapat berkualitas Pemkab Humbahas tak luput membangun sarana prasarana kesehatan dengan melengkapi tenaga medis di setiap unit Poskesdes agar masyarakat terbebas dari segala macam penyakit. Pendidikan dan kesehatan memang dirasakan bertautan, artinya kedua bidang ini harus terbangun bersama sama untuk mewujudkan motto mensano incorvoresano yaitu di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Untuk mendapatkan itu pemerintah menempatkan Petugas kesehatan seperti bidan di seluruh poskesdes untuk melayani masyarakat secara maksimal melalui pelayanan prima dan optimal. Pemkab Humbang Hasundutan telah melengkapi sarana dan prasarana kesehatan guna peningkatan kesehatan masyarakat, selain Puskesmas juga membangun Puskesmas Pembantu (Pustu) bagi kecamatan dilengkapi tenaga medis satu orang ditambah para medis lainnya, begitu juga disetiap desa sudah memiliki Poskesdes yang dilayani paramedis,dari keadaan itu memang sudah mendapat nilai plus dari masyarakat meski masih ada yang perlu dibenahi dalam pemeratan petugas kesehatan.

Dalam mengimplementasikan Pemerintahan yang baik, Pemkab Humbahas selalu berupaya memberikan bimbingan saat appel, selain itu juga dilakukan Diklat untuk memberikan pengajaran disiplin dan manganjurkan agar setiap PNS bekerja sesuai Tupoksi menjadi pelayan masyarakat yang baik,tulus dan ikhlas, Bekerja dengan berpedoman pada aturan dan perundangundangan yang berlaku serta berpedoman pada nurani yang bersih, jujur, transparan dan ramah sehingga mencapai Pemerintah yang baik (good governance). Mengatur tatanan pemerintahan perlu penerapan disiplin tegas pimpinan SKPD kepada bawahan dan pimpinan penanggungjawab belakangan diketahui masih saja ada celah oleh pihak tertentu memplesetkan demi mencapai keinginan kelompok,yang membuat kesemuanya hanya merupakan lipstick belaka, itu dapat dilihat dari adanya aparat PNS yang akhirnya berururusan dengan aparat penegak hukum yang diduga terlibat menjadi calo CPNS di Humbahas. Selama ini diketahui penerimaan CPNS murni, tidak ada istilah uang akan tetapi hal itu belum diamini seratus persen oleh masyarakat sebab sudah jadi rahasia umum, untuk jadi pejabat atau masuk PNS diperlukan deking dan cannel untuk bisa berada pada kedudukan tersebut. Selama ini masyarakat masih dapat dikecoh dengan mengemas bentuk drama dengan memainkan peran sandiwara cukup rapi hingga sebagian masyarakat terkecoh, tidak dapat mencium bau aroma KKN hingga luput dari deteksi masyarakat dan Aparat penegak Hukum. Bila begini adanya, lantas dapatkah Pemkab Humbahas menciptakan pemerintahan yang baik? Tentu hanya Stakeholder tertentu yang dapat menjawab, akan tetapi bila hal ini tidak segera dibenahi masyarakat akan apatis. Ungkapan perekrutan CPNS Murni,sehingga fenomena pegawai "penjilat" yang suka "angkat telor" saja yang bisa mendapat posisi jabatan. Penulis tidak perlu menuding siapapun, akan tetapi pengangkatan seseorang jadi pejabat perlu diperbaharui dengan memberlakukan merit system (sistem karir) dan prestasi, karena itu sangat diperlukan membina pegawai sehingga tidak ada yang terjolimi dalam berkarir di kabupaten Humbahas. Dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) menuju daerah yang mandiri dan sejahtera melalui peningkatan pertanian menjadi agrobisnis, salah satu langkah yang harus diambil Pemerntah adalah menata segala jenis produk unggulan yang menjadi Instrumen pembangunan bersama antara pemerintah dan masyarakat dengan memperhatikan kaidah teknis, ekonomis, dan kepentingan umum. Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah bertani. Beberapa Komoditas unggulan dalam pertanian yakni kopi dengan luas areal 9.246 Ha dan produksi 6.461 ton (Humbahas Dalam Angka 2007). Perkebunan kopi terdiri dari 48.45% luas lahan pertanian dan perkebunan lainnya. Selain kopi, kabupaten ini memiliki luas pohon kemenyan 5.235 Ha dengan menghasilkan 1.278 ton. Luas lahan kemenyan mencapai 23,16%. Komoditas lainnya adalah karet, kulit manis, kemikir, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh, dan andaliman. Peningkatan pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian perlu digalakkan melalui pembangunan produk unggulan sesuai kondisi daerah. segala komoditi pertanian yang mampu mensejahterakan masyarakat diupayakan dan diberikan motivasi konkrit dan nyata kepada

masyarakat. Sebagai daerah agraris, Humbahas dikenal dengan berbagai komoditi unggulan diantaranya kemenyan, sejak berabad-abad Humbahas dikenal sebagai penghasil kemenyaan, meskipun tanaman primadona ini semakin hari semakin menurun produktivitas tanaman disebabkan faktor usia dan maraknya penebangan liar. Demikian juga kopi Lintongnihuta yang sudah dikenal di hampir setiap daerah. Kedua komoditi ini perlu menjadi prioritas revitalisasi tanpa mengabaikan sektor komoditi lainnya. Pembangunan ekonomi lewat koperasi dan usaha makro tak kalah pentingnya, usaha kecil dan menengah perlu ditumbuhkembangkan, pertambangan dan energi termasuk salah satu usaha yang perlu digali untuk kemakmuran rakyat,masih banyak potensi alam belum tereksploitasi secara maksimal disebabkan kurangnya SDM dan permodalan masyarakat, seperti batu granit, hampir disetiap kecamatan memiliki potensi, bila dikelola maksimal akan menjadi salah satu alternatif kerajinan masyarakat guna meningkatkan taraf hidup masyarakat Humbahas Potensi lain yang belum tergali karena kemampuan permodalan yang terbatas,tambang emas di Dolok pinapan dan gunung simponen, serta bahan migas, sumberdaya mineral, dan energi lain sampai saat ini masih dikerjakan tenaga manusia secara manual. Bila ini dilirik dan digali secara propesional tentu akan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Percepatan pembangunan desa tertinggal merupakan salah satu cara meningkatkan pembagunan daerah melalui peningkatan sarana infrastruktur jalan yang senantiasa terus digalakkan, langkah berikut melalui penguatan perekonomian perdesaan misalnya pemberian kredit bagi petani dan pengusaha periwisata yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA). Pemekaran Desa, menjadi salah satu titik referensi kemajuan daerah, dari desa kita bisa tarik sumbu mengenai perkembangan dan kemajuan suatu daerah, dari situ pulalah kita dapat mengetahui langkah positif yang diambil pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan,salah satu yang telah diambil pemerintah daerah yakni memekarkan beberapa desa di Humbahas,dengan pemekaran potensi alam dapat segera tergali sehingga percepatan pembangunan pedesaan dalam aspek kesejahteraan dapat terwujud. Kawasan Pedesaan memiliki berbagai potensi sumber daya alam (SDA) yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu kawasan pedesaan merupakan kawasan yang sangat strategis bagi peningkatan ekonomi daerah Potensi alam keparawisataan. Mengolah kepariwisataan alam di Humbahas dibutuhkan revitalisasi perbaikan total sehingga dapat menarik minat dan simpati pengunjung, potensi pariwisata hampir terdapat di seluruh kecamatan, beragam tempat wisata di Humbahas seperti peninggalan sejarah Pahlawan nasional Raja Sisingamangaraja XII mulai dari Istana Sisingamangaraja di Kecamatan Bakara sementara peninggalan Perjuangannya terdapat di Kecamatan Parlilitan dan sepuluh makam pangglima yang berada di Tarabintang. Panorama alam Danau Toba dapat dinikmati dari lokasi wisata Sipinsur, Kecamatan Paranginan, akan tetapi penataannya masih sangat sederhana tanpa didukung sarana lain, dalam kondisi paspasan begitu juga dengan pariwisata sejarah dan pariwisata alam lain dibutuhkan perbaikan,

dikelola untuk menambah nilai arsenic dalam meningkatkan PAD. Sejauh ini belum optimalnya koordinasi dan sinergitas antar pelaku menyebabkan lambannya upaya pengelolaan kawasan pariwisata, ini disebabkan belum berjalannya manajemen pengelolaan kawasan alam yang terintegrasi secara maksimal, baik dalam aspek perencanaan maupun pelaksanaannya. Peran serta masyarakat dalam pembangunan sangat urgent, pada hakekatnya kebersamaan sangat menentukan dalam membangun suatu wilayah, kerja sama masyarakat dan peran aktif masyarakat merupakan tolok ukur keberhasilan pembangunan suatu daerah oleh karenanya perlu dibangun kesamaan persepsi guna menerima kemajuan yang secara tidak langsung memberikan dampak posrtif bagi lingkungan sekitarnya. Selain itu juga perlu digalakkan kembali Infokom (informasi dan Komunikasi) yang handal untuk mengeratkan kelembagaan desa dan kelurahan. Berkaitan dengan itu, belakangan infokom tidak berfungsi artinya kurang memberikan peran serta masyarakat dalam pembangunan lewat pembentukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Padahal kelompok informasi ini sangat dibutuhkan sebagai lembaga informasi dan komunikasi di tengah masyarakat dan menjadi perpanjangan tangan pemerintah di tingkat kecamatan dan desa serta kelurahan. Kelompok ini juga sangat berfungsi sebagai penampung dan penyalur informasi untuk mengolah informasi yang diterima melalui media cetak, elektronik dan media tradisional sekaligus menggali segala informasi yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat, baik ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Kabupaten Humbahas sewindu telah terpisah dari kabupaten induk memiliki ragam etnis suku, suku mayoritas etnis Batak. suku Tapanuli ini dikenal logat bahasanya yang kasar, namun kehidupan antar masyarakat dan pendatang lainnya cukup harmonis. Masyarakat Humbahas dikenal ramah, beradab, berbudaya tinggi, tekun beragama dan taat hukum menjadikan hubungan antara aparat penegak hukum dan masyarakat selama ini terpelihara secara harmonis, penuh kekerabatan dan kekeluargaan. Daerah ini juga dikenal dengan daerah adat yang sangat kental. Setiap pemasalahan selalu diselesaikan secara musyawarah. Bidang kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki lahan 159.392 Ha hutan terdiri dari hutan produksi 84.540 Ha; hutan lindung 74.852 Ha. Kawasan hutan terbesar di kecamatan Parlilitan 38,58% dari hutan di kabupaten ini.secara fakta, saat ini Humbahas salah satu areal konsesi TPL yang memiliki kawasan sangat luas dan merupakan salah satu areal konsesi terluas yang merupakan penyumbang nomor satu bahan baku bagi PT.TPL. Sebagian Pengusaha telah bergantung pada daerah konsesi TPL sebagai sumber mata pencaharian sehari hari yakni dibidang pengangkutan, tetapi lebih banyak warga cuma memandang dan menghitung keluar masuknya kayu dari lokasi konsesi,tanpa keikutsertaan menikmati hasil alam dalam artian belum mendapat imbas dari penjualan hutan. Secara kasat mata, kita melihat ekonomi rakyat Humbahas biasa saja lalu bagaimana dengan kontribusi PT.TPL terhadap Kabupaten Humbahas? kontribusi PT.TPL dengan memberikan dana Comuniti Development (CD) kepada masyarakat sekitar Konsesi,masyarakat mengklaim itu hanya sebagai siasat dalam melancarkan aksi, terbukti sama sekali belum memberikan dampak

positip peningkatan ekonomi rakyat Humbahas. Pemerintah Humbahas menganjurkan supaya PT.TPL memasukkan dana CD pada APBD Humbahas namun TPL tidak setuju dengan alasan supaya PT.TPL dapat memberikan bantuan pada penerima sesungguhnya yakni di sekitar lokasi konsesi. Potensi ekonomi lain di kabupaten Humbang Hasundutan yang sangat potensial menghasilkan devisa daerah diantaranya pembangkit listrik. Terdapat 10 lokasi air terjun yang dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik. Air terjun dengan ketinggian jatuh tertinggi adalah Aek Sipang dengan ketinggian 125 meter. Berikutnya Sipultak (75 m), Sisira (75 m), Simarhilang (50 m), dan lain-lain. Sebanyak 4 air terjun ini berada di satu desa yakni Sijarango (Janjimatogu), kecamatan Pakkat , Fungsi Pemerintah sebagai penyelenggara harus melakukan pemihakan kepada yang lemah, sehingga pembangunan tidak sekedar bersifat marketdriven,diperlukan instrumen untuk mengkoordinasikan program dan anggaran dalam pengembangan pariwisata, diantaranya dapat melalui peningkatan kerjasama antar daerah lain, menjalin hubungan dengan pihak investor dalam merehabilitasi berbagai potensi alam yang ada di kabupaten Humbahas. Bila semua potensi alam dapat diolah dengan baik dan dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat maka Humbahas akan merangsek maju mengejar ketertinggalan dari kabupaten lain mari kita benahi diri dan ciptakan suasana kondusif bagi masyarakat humbahas, Dirgahayu Hut ke-8 Humbahas semoga stakeholder, pemerintah daerah, dunia usaha,maupun masyarakat Humbahas samakin maju dan jaya.