Adenium toto hobbies
-
Upload
ina-darliana -
Category
Documents
-
view
938 -
download
6
Transcript of Adenium toto hobbies
Bagi para pencinta dan kolektor tanaman hias khususnya Adenium, dengan datangnya musim
penghujan berarti akan menambah pekerjaan. Hal ini dikarenakan dengan curah hujan yang
terlalu banyak bisa menimbulkan masalah busuk akar.Memang bagi kalangan tertentu, hal ini
tidak menjadi persoalan, karena mereka memakai plastik UV untuk menutupi areal kebun
koleksinya, namun bagi kebanyakan orang tentu akan merepotkan.Ada beberapa tip yang saya
dapatkan dari saudara-saudara saya di millis indoadenium (mohon MAAF tidak disebutkan
semuanya), diantaranya Om Hartono. Beliau menganjurkan bahwa bagi yang tidak menggunakan
plastik UV, mulai periksa media tanam, kalau sudah terlalu keras dan padat mending diganti dari
sekarang, toh musim hujan baru dimulai bulan Oktober ( kalau normal ). Di musim kemarau
seperti sekarang bukan berarti tidak ada hujan sama sekali lho!
Pencegahan yang perlu dilakukan selama musim hujan adalah sbb :
* Tabur media dengan kapur pertanian ( dolomit ) untung mengurangi keasaman PH tanah.
* Periksa lubang drainase pot, pastikan sisa air bisa cepat terbuang habis setelah disiram atau
setelah hujan, tambahkan lubang pot bila perlu.
* Kocor dan semprot secara berkala 1-2 bulan sekali dengan insektisida, fungisida, dan
bakterisida secara bergilir (pakai dosis minimal kalau tidak ada serangan hama dan penyakit cair
= 1 cc / lt air, bubuk = 1 gr / lt air)
* Taburkan furadan pada media tanam, biasanya banyak cacing saat musim hujan.
* Pupuk seperti biasanya.
* Siram menurut kebutuhan ( cukup basah tapi tidak menggenang )
* Bagian terpenting adalah penyiangan dan pengamatan, semakin cepat diketahui dan diobati
semakin mudah pengendalian hama dan penyakit.
Demikian prosedur diterapkan dikebun Om Hartono, beberapa diadopsi dari pekebun Thailand.
Selama ini hasilnya bisa mengurangi tingkat kebusukan secara signifikan, tetapi tentu saja tidak
menghilangkan resiko busuk 100%.
Membuat Adenium Rajin Berbunga
Adenium bentuknya memang unik. Apalagi jika berbunga, cantik sekali. Kini banyak silangan
adenium yang menampilkan bunga dengan bermacam warna. Tapi sayangnya jika sekali
berbunga, ditunggu-tunggu yang selanjutnya lama baru berbunga.Padahal, adenium bisa dibuat
berbunga sepanjang waktu. Chandra Gunawan, pehobi adenium, telah membuktikannya di
Godongijo, nursery-nya yang luas di Sawangan (Bogor). Berikut ini tipsnya agar tanaman asal
gurun pasir itu rajin berbunga.Pemangkasan adalah kuncinya. Batang adenium yang tumbuh
memanjang akan memberi kesan berantakan. Pemangkasan batang utama bisa dilakukan sesuai
dengan keinginan pehobi. Kalau mau yang bentuknya tinggi maka batang yang dipotong juga
agak tinggi pula. Selain batang utama, pemangkasan cabang juga dilakukan. Tujuannya agar
tampil rimbun. Pemangkasan cabang tersebut, juga bisa memutus siklus hidup hama dan
penyakit, serta kunci utama untuk membungakan adenium secara serempak di tiap cabangnya.
Pemangkasan itu akan menghasilkan tunas-tunas baru di tiap cabang yang dipangkas. Dari tunas
baru inilah, nanti bakal keluar bunga. Tapi yang harus diperhatikan sebelum melakukan
penggundulan, pastikan tanaman itu sehat dan media tanamnya subur. Pemberian pupuk slow
release atau NPK sebaiknya dua minggu sebelum ”eksekusi” ituMenurut Chandra, yang jarang
diperhatikan oleh pehobi adalah kesterilan alat pemotong. Gunting atau pisau yang dipakai
sering kali kotor.Peralatan yang tidak steril seringkali menyebabkan kegagalan. Sebab bekas
irisannya menjadi busuk yang bisa merembet ke bagian lain. Harapan untuk memperoleh
adenium yang indah, sirna karena kecerobohan.Sebaiknya pemangkasan dilakukan di pagi hari
agar bekas potongan bisa cepat kering. Tidak disarankan penggundulan itu dilakukan di musim
hujan, sebab batang yang baru terpotong bila terkena air akan membusuk.Jika adenium yang
sudah gundul sejak awal dalam kondisi bagus, tanaman sehat dan kondisi medianya subur maka
dalam tujuh sampai 12 hari sesudah pemangkasan akan tumbuh tunas-tunas baru dan enam
sampai delapan minggu kemudian muncul kuncup bunga.Jangan lupa menaruhnya di tempat
yang mendapat matahari minimal tujuh jam per hari. Sebab tanaman ini menyukai sinar
matahari. Jika tidak terkena matahari maka proses pembungaan akan gagal. Kuncup yang sedang
terbentuk bisa gagal.
Tips Memperbesar Bonggol
Memperindah Batang Adenium
Selain memperindah batang dan bunga, adenium sangat diharapkan penggemarnya memiliki
bonggol besar dan unik. Sebelumnya telah diulas untuk menumbuhkembangkan adenium agar
memiliki batang yang indah dengan tata cara pengembangbiakan.Layaknya manusia, adenium
dalam berkembangbiaknya tergantung dari gen indukan. Kelangkaan bonggol bagus membuat
beberapa penggemar bereksperimen merancang bonggol sejak tanaman masih berumur muda.
Bonggol muda berukuran 4 smapai 5 cm sudah dapat dibentuk.Dari sisa umbi masih bisa tumbuh
akar, bahkan bentuknya lebih rapi karena akar muncul serempak dari pinggir bonggol yang
menganga. Memaksa bonggol untuk tumbuh besar memang relatif sulit. Salah potong dan
penanganan tidak tepat membuat tanaman merana dan mati.Itu sebabnya kebanyakan penggemar
menggunakan tanaman sakit untuk dipotong. Kompensasinya jika tanaman mati maka tidak
merasa rugi. Sebenarnya beberapa penggemar malah menggunakan bonggol baru yang sehat.
Justru tanaman yang sehat lebih cepat pulih, setelah dilukai. Masa pemulihan tanaman yang
relatif lama, bahkan risiko mati. Pilih tanaman yang batangnya berwarna hijau, mulus dan bebas
penyakit puru,’’ kata salah seorang penggemar sekaligus pebisnis tanaman hias di seputaran
Denpasar, Komang Suweca, Kamis (28/2) kemarin di Denpasar.Meskipun bentuk bonggol
bagus, tetapi jika dipenuhi dengan puru akan mengurangi keindahan tanaman. Selain sehat,
syarat lain adalah pertumbuhan tanaman harus bagus. Itu ditandai dengan adanya guratan di
sekitar bonggol yang menandakan pertumbuhannya cepat.Supaya penampilan terlihat cantik dan
unik, gunakan bonggol sehat dan bercabang banyak. Tidak ada syarat khusus untuk ukuran
tanaman. Baik kecil bisa dipermak menjadi besar. Jika digunakan bonggol bercabang banyak,
ketika besar sosok tanaman akan terlihat eksklusif.
Setelah tamanan adenium tersedia dan siap dilakukan pemolesan dengan cara:
* Siapkan pisau besih/carter yang tajam dan seteril.
* Cabut tanaman dari pot perlahan-lahan dengan cara menggoyang-goyangkan agar bonggol dan
akar merenggang, tujuannya agar akar tidak putus. Kalau perlu dilakukan perendaman
menggunakan air melalui selang air dimasukan ke dalam media, sehingga tanah gembur.
Perlahan tanaman angkat dan akar tetap utuh.
* Letakkan tanaman di atas kertas atau talenan.
* Potong tanaman tepat di bagian yang paling besar dari bonggol. Lakukan perlahan-lahan
supaya bonggol tidak retak. Setelah itu celupkan batang yang sudah dipotong ke dalam larutan
fungisida selama 6 sampai 10 menit. Selanjutnya angkat dan keringkan di tempat teduh selama
30 sampai 60 menit.
* Olesi dengan zat perangang akar, rooton F atau atonik untuk memacu pertumbuhan akar.
Supaya bekas potongan seteril, olesi luka dengan bawang putih. Bawang putih bukan untuk
memacu pertumbuhan, tetapi mensterilkan luka.
* Selanjutnya kering-anginkan di tempat teduh selama 5 sampai 10 menit.
* Tanam kembali dan simpan ditempat teduh.
Adenium dinilai karena bonggolnya. Orang pun berlomba-lomba menggemukkan bonggol
adenium. Celakanya, salah penanganan, tanaman malah busuk. Alih-alih adenium menjadi
bagus, malah kadang jadi mampus. Ini catatan kecil mengenai cara membesarkan bonggol
adenium secara baik dan benar.
Hampir 90 % sel tanaman tersusun air dan tidak salah bila dikatakan dimensi tanaman sangat
tergantung dengan banyaknya air yang ditampung dalam sel (vacuola / rongga sel). Faktor-faktor
yang berpengaruh dalam hal ini adalah tingkat kelenturan (extensibilitas) dinding sel dan
besarnya influk air ke dalam sel. Tingkat pertumbuhan sel meningkat dengan cepat bila
extensibilitas sel dan influk air ke dalam sel juga meningkat. Nah tinggal dicari apa yang
mempengaruhi dua faktor tersebut di atas.Perlu digarisbawahi, pertumbuhan sel tanaman dimulai
dengan pemanjangan (ratio pemanjangan jauh lebih tinggi dari pelebaran) dan disebut
pertumbuhan primer. Setelah tahap pemanjangan sampai titik maksimum kemudian diikuti
pertumbuhan kearah lateral/pelebaran (pertumbuhan sekunder). Pertumbuhan selanjutnya terjadi
pada titik tumbuh baru (meristem) dengan mekanisme dan proses yang sama seperti di atas.
Bahwa hormon auksin, hormon giberelin, dan ekspansin (sejenis senyawa protein) dipercaya
dapat meningkatkan kelenturan dinding sel.
Berita baik, urea yang sudah sangat kita kenal mempunyai dampak mirip dengan kerja
ekspansin. Berita buruk, hati-hati dengan urea, tanaman mudah layu dan dinding sel jadi rawan
pembusukan.Mungkin tambahan 1 sendok makan (10 gram) urea dilarutkan dalam 25 liter air
(setara 186 ppm urea 46%) diberikan satu minggu sekali akan cukup aman.
Catatan : bila pakai urea, agar efektif pastikan media tanam jangan pasir melulu, karena urea
seperti halnya pupuk organik yang lain, perlu dekomposisi oleh mikroorganisme sebelum dapat
diserap tanaman.
Tips Mengatasi Busuk akar dan bonggol adenium
Awas …! Hati-hati bagi pemilik adenium pada saat ini. Hujan yang terus menerus bisa merusak
tanaman anda. Hujan memang berkah bagi umat manusia. Karena dengan hujan tanaman akan
bersemai dan tanah menjadi subur. Namun juga harus waspada dan hati-hati bagi pemilik
tanaman gurun, seperti adenium dan sejenisnya.
Coba kita tengok dan amati adenium kita, bila daun banyak menguning, rontok dan batang
terlihat layu, kemungkinan tanaman kita mengalami busuk akar hingga bonggol. Perlu
diwaspadai, tanaman adenium memang rentan terhadap air. Saat ini hujun turun dengan curah
yang sangat tinggi. Bila media tanam basah dan terlalu banyak menyimpan air yang berlebihan,
kemungkinan tanaman kita akan menjadi busuk.
Bila adenium anda mengalami hal tersebut, busuk akar sampai bonggol, jangan buru-buru
dibuang. Masih ada jalan keluar. Bahkan bila anda merawatnya dengan benar dan jeli,
kemungkinan adenium anda akan mempunyai bentuk yang artistik dan lebih indah.
Dibawah ini adalh tip merawat adenium yang mengalami pembusukan akar hingga bonggol.
Langkah-langkah menangani adenium busuk akar dan bonggol
* Cabut adenium dari potnya.
* Bersihkan dari tanah/ media yang menempel pada akar/ bonggol dengan cara dicuci pada air
yang mengalir.
* Potong dengan pisau tajam/ cutter bonggol yang membusuk hingga hilang secara keseluruhan
akar dan batang yang membusuk (bonggol busuk biasanya berair lebih banyak, warna kusam
hingga hitam). Bila ada celup larutan fungisida.
* Keringkan dengan cara digantung hingga terkena sinar matahari penuh 2 hingga 4 hari sampai
bekas sayatan menjadi kering dan mengeras.
* Raba bagian bekas sayatan/ potongan hingga terasa keras, kering dan tidak mengeluarkan air
lagi
* Tanam kembali pada media kering sampai 2 hari ditempat teduh
* Setelah 2-4 hari siram media tanam dengan air secukupnya (jangan berlebihan)
* Tempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari secara tak langsung (missal ; dibawah
paranet, teras rumah.
Pasca Penanaman Kembali
Setelah tanaman ditanam kembali jangan bingung bila adenium akan rontok daunnya. Bahkan
kadang hampir seluruh daun akan menguning dan rontok. Kadang juga akan muncul bunga pada
ujung batang.
Hal itu biasa.Penyiraman hanya bersifat memancing metabolisme. Pada saat tersebut tanaman
sedang pada masa penyesuaian dan pemulihan. Jadi jangan berlebihan air. Bila tunas-tunas baru
telah muncul, berarti tanaman anda telah siap untuk ditempatkan kembali pada area yang bisa
langsung terkena sinar matahari penuh. Semoga tip ini bermanfaat.
Pemeliharaan Adenium
Cara Pemeliharaan adenium
Cara Pemeliharaan
Adenium merupakan tanaman sukulen yang berumur panjang. Tanaman ini berasal dari daerah
tropis, meski ditemukan di gurun pasir. Terlebih lagi telah terjadi domestikasi sehingga hanya
anakan yang tahan terhadap air-lah yang mampu bertahan dalam kondisi yang basah. Anakan
tersebut lebih tidak senang terhadap kekeringan daripada yang ada di alam. Adenium akan mati
saat terjadi kombinasi dari keadaan dingin dan basah ataupun dengan terlalu banyak menyiram
pada media yang lengket dan drainase-nya tidak bagus.. Namun keadaan dingin ini (di bawah
10C) tidak dijumpai di semua wilayah Indonesia (kecuali di pegunungan), sehingga tanaman
adenium ini dapat lebih cepat tumbuh karena mendapat panas yang cukup dengan tak lupa air
yang cukup.
a. Media tanam
b. Pot/wadah tanam
c. Pengairan/penyiraman
d. Lingkungan
e. Pemupukan
f. Pemangkasan
Media, penyiraman, pemupukan dan pemangkasan
a. Media tanam
Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu
menahan kelembaban agar pertumbuhannya maksimal. Namun pemilihan media yang
tepat merupakan kebijakan dari masing-masing pemelihara yang disesuaikan dengan
penyiraman yang dilakukan. Jika penyiraman sering, maka diperlukan media yang tidak
mengikat air, tapi jika jarang dilakukan penyiraman, maka media yang digunakan adalah
yang cukup mengikat air.
Cara pemupukan juga perlu diperhatikan apakah akan secara siram (dilarutkan dalam air
siraman) atau dengan mencampur ke media atau diletakkan di atas media, atau kombinasi
dari cara-cara tersebut.
Campuran media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa),
cocochunk (cacahan sabut kelapa), pasir kasar, sekam bakar, sekam, pupuk kandang,
pupuk kompos, kerikil, daun kering, dan lain-lain. Beberapa bahan di atas dicampur
dengan perbandingan menjadi media yang disesuaikan dengan kebutuhan penyerapan air
dan pemupukan menurut kebutuhan masing-masing grower .
Seringkali di dasar pot diberi kerikil, pecahan batu bata, pecahan genteng, ataupun
styrofoam. Ada pula grower yang tak menambahkan dasaran di bagian bawah pot
melainkan menggunakan kain jala untuk mencegah media keluar dari lubang drainase.
b. Pot/wadah tanam
Segala macam pot dapat dipakai. Kita harus hati-hati dengan pot gerabah ataupun
keramik, karena dapat pecah saat bonggol membesar dan tidak muat dalam pot tersebut.
Sebaiknya gunakan pot gerabah atau keramik yang berdinding tebal sehingga tidak
mudah pecah. Pot plastik juga baik karena ringan dan tidak mudah pecah.
Lubang drainase haruslah besar dan banyak untuk menjamin tidak adanya penyumbatan
air yang berakibat fatal. Di bagian bawah biasanya diberi kain jala untuk mencegah
tergerusnya media ke luar dari pot. Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa
pertumbuhan dari adenium yang ditanam. Pot tidak boleh terlalu besar yang dapat
mengakibatkan percabangan akar yang terlalu banyak. Saat akar/bonggol adenium sudah
tidak muat di suatu pot, maka saatnya untuk memindahkan ke pot yang lebih besar.
Pemindahan ini dapat dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan diganti
yang baru, atau jika media lama masih laik maka dapat pula disisakan dan di sela-sela-
nya diisi dengan media yang baru. Saat yang tepat untuk mengganti pot adalah ketika
adenium sedang dalam masa tumbuh aktif. Harus hati-hati dengan kemungkinan bonggol
terlukai sat transplantasi. Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan busuk saat
dilakukan penyiraman. Jika bonggol ternyata terluka, jangan sirami selama sekitar
seminggu agar luka-nya sembuh terlebih dahulu.
c. Pengairan/penyiraman
Seberapa banyak tanaman adenium disiram tergantung pada masa tumbuh dari adenium
tersebut. Jangan biarkan media sampai kering saat adenium sedang tumbuh (terlihat ada
bakal daun yang siap tumbuh membesar) karena akan menghambat pertumbuhannya.
Bahkan adenium yang sedang tumbuh dapat disiram setiap hari asalkan media dan
drainasenya bagus. Lain halnya saat pertumbuhan berhenti, yaitu saat tidak ada bakal
daun baru yang ditandai dengan warna daun yang serupa (misalnya: daun berwarna hijau
tua semua, tidak ada pucuk yang berwarna hijau muda). Pada saat ini, media harus
dibiarkan mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pengairan ini hanya
berfungsi agar bonggol adenium tidak berkerut.
Ada berbagai aspek yang mempengaruhi cepatnya media mengering, seperti kebutuhan
tanaman akan air, besarnya wadah dan jenis media yang digunakan. Tanaman yang masih
muda membutuhkan lebih banyak air daripada yang sudah berumur.
Saat memindah tanaman ke media baru adalah saat yang kritis, karena seringkali ada
cacat pada akar yang tidak kita ketahui. Cacat tersebut dapat mengakibatkan busuknya
tanaman pada saat terkena air yang cukup banyak. Ketika terjadi pembusukan yang
ditandai dengan daun yang menguning secara tidak normal, maka harus segera dilakukan
penyelamatan pada tanaman tersebut. Caranya dapat dilihat di penyelamatan bonggol
yang membusuk.
Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun mengucurkannya
langsung ke media. Jika dipilih cara semprot, maka harus hati-hati karena air seringkali
tidak cukup membasahi media. Lakukan penyiraman sampai ada air yang mengalir keluar
dari dasar pot.
d. Lingkungan
Suhu
Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis(30 -35 C). Namun,
semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang
dingin pada malam hari (di bawah 10 C) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh.
Kelembaban
Kelembaban yang tinggi sangat disukai adenium. Saat musim hujan adalah saat di mana
kelembaban tinggi, tapi adenium harus terlindungi dari curahan hujan agar sesuai dengan
kebutuhan airnya. Untuk itu, rumah kaca akan sangat membantu. Namun jika budget
terbatas, dapat pula digunakan plastik transparan untuk menutupi curahan hujan tanpa
menghalangi sinar matahari yang masuk. Warna bunga akan kurang keluar jika keadaan
lingkungan terlalu kering.
Sinar matahari
Sinar matahari penuh akan disukai oleh adenium terutama saat kelembaban tinggi.
Namun hati-hati dengan bonggol yang terekspos terik matahari karena dapat terbakar.
Seringkali para pembiak menggunakan koran bekas untuk membungkus bonggol yang
berada di permukaan agar tidak tersengat terik matahari. Agar dapat berbunga dengan
baik, kebanyakan adenium butuh paling tidak 4-5 jam cahaya matahari langsung.
Hujan
Sedikit terkena hujan akan baik bagi adenium. Saat hujan terlalu banyak menerpa, maka
hujan harus dihalangi misalnya dengan atap plastik transparan. Hujan yang terlalu
banyak, apalagi dikombinasi dengan suhu yang dingin dapat menyebabkan bonggol
membusuk.
e. Pemupukan
Kuncinya adalah sedikit dan sering. Jika adenium mendapat kondisi yang ideal, maka dia
dapat tumbuh dengan sangat cepat. Namun jika terlalu banyak pupuk, maka adenium
akan mati. Untuk yang tidak suka repot, cukup tambahkan pupuk untuk kaktus ataupun
pupuk kandang yang merupakan slow release fertilizer, sehingga tak akan membunuh
adenium. Pupuk kimia biasa seperti urea, KCL, TSP dapat pula digunakan karena
harganya yang lebih murah, namun dosisnya harus sangat diperhatikan karena sangat
mudah untuk menjadi kebanyakan. Biasanya pupuk kimia ini dilarutkan dalam air
siraman agar penyerapan jadi merata dan optimal. Jenis pupuk disesuaikan dengan
kebutuhan. Kombinasi yang pas membutuhkan coba-coba disesuaikan dengan keadaan
media, tingkat pertumbuhan, dan stressing (untuk pertumbuhan atau untuk pembungaan).
f. Pemangkasan
Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang haruslah dipangkas. Tak perlu takut
tanaman akan mati jika tanpa daun, karena adenium sudah punya cadangan makanan di
bonggolnya untuk dapat bertahan hidup. Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan
kembali agar tampak lebih indah. Agar adenium bercabang lebih dari satu, maka
pemangkasan dilakukan saat adenium sedang tumbuh (bukan masa dorman). Jika
waktunya salah, maka adenium tidak akan bercabang banyak, melainkan hanya tumbuh
satu tunas saja. Setelah beberapa minggu tunas baru akan muncul, jadi haruslah sabar dan
jangan terlalu banyak menyirami. Pemangkasan ini juga berfungsi memacu pembungaan
yang banyak. Biasanya, bunga yang banyak akan tumbuh setelah 3 bulan sebelumnya
dipangkas dan diberi stressing pada pembungaan.
Perbanyakan Adenium
Cara Perbanyakan Adenium
Ada berbagai cara membiakkan Adenium. Jaman dahulu kita tentu sudah akrab dengan
tanaman Kamboja Jepang. Sebenarnya kamboja Jepang itu adalah sama dengan tanaman
adenium. Jenis yang sudah tersebar luas ini tidak bisa berbiji karena bunganya tidak bisa
menghasilkan biji sehingga perkembangbiakannya hanya dengan cara vegetatif. Kemudian
muncullah jenis-jenis baru yang datang dari pengembang dari Thailand ataupun Taiwan . Jenis
baru ini tentu adalah hasil silangan dari berbagai macam jenis adenium. Jenis-jenis baru ini-pun
diberi nama sesuai keinginan penyilang yang tentunya didasarkan pada ciri-ciri tertentu.
Cara perbanyakannya antara lain dengan cara:
a. biji
Perkembangbiakan dari biji merupakan cara untuk mendapatkan jenis-jenis adenium baru.
Adenium dari biji menunjukkan bonggol yang membesar, tidak seperti perbanyakan cara
vegetatif.
b.sambung
Cara yang paling banyak dipakai untuk memperbanyak adenium hibrida adalah dengan cara
sambung/grafting. Batang bawah berasal dari biji yang bonggolnya bagus dengan batang atas
dari jenis hibrida yang dikehendaki. Setelah beberapa waktu, bekas sambungan akan menghilang
dan jadilah tanaman baru yang bagus. Batang bawah biasa dipilih yang berumur 9-12 bulan,
namun batang bawah yang lebih besar juga bisa dipakai dengan menyambung di setiap
cabangnya. Kandungan energi di bonggol akan memberi pertumbuhan yang baik dan sehat bagi
batang atas sehingga cara sambung ini mempunyai tingkat kesuksesan tinggi. Sambungan model
v adalah yang paling sering dipakai karena memiliki tingkat keberhasilan yang paling tinggi,
meski bisa juga dilakukan dengan model rata. Panduan menyambung adenium secara step by
step dapat dilihat di halaman tips & trik. Dibutuhkan waktu 10 sampai 30 hari agar sambungan
menyatu. Jangan lupa melepas tali sambungan agar tidak menganggu penyerapan makanan ke
batang atas. Setelah beberapa saat, cabang baru dapat muncul dari batang bawah, cabang ini
sebaiknya dipangkas agar tidak mengganggu.
c. stek
Cara ini sangat sering digunakan karena kemudahannya. Namun tingkat keberhasilan tumbuhnya
kecil karena mudahnya terjadi pembusukan. Dengan cara ini sulit didapat bonggol yang bagus,
membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyamai besar bonggol adenium yang berasal dari
biji. Dahulu cara ini yang biasa dilakukan untuk memperbanyak kamboja jepang (adenium
varietas “ Singapore ”) yang notabene mandul. Cara ini masih dilakukan untuk varietas-varietas
yang murah. Namun untuk jenis hibrida sepertinya cara ini hanya dilakukan saat terpaksa saja,
yaitu dimana tidak ada batang bawah yang bagus padahal ada batang atas yang terlanjur
dipotong. Cara-nya sederhana saja, potongan batang yang akan di-stek dipangkas daunnya.
Setelah itu oleskan zat perangsang akar pada bekas potongan. Setelah satu malam diangin-
anginkan baru ditancapkan pada media tanam. Biarkan media sedikit lembab, tidak basah, tidak
pula kering. Setelah beberapa lama akar akan muncul diikuti dengan tumbuhnya tunas.
d. cangkok
Mencangkok dilakukan untuk mengurangi kegagalan yang biasa terjadi dengan cara stek.
Dengan mencangkok, akar akan tumbuh lebih dulu baru ditanam, sehingga tanaman dapat
langsung menyerap unsur hara dari tanah. Namun diperlukan tenaga ekstra untuk melakukan
pencangkokan, sehingga cara ini jarang dipakai. Pertamakali harus dipilih batang yang sudah
cukup tua, ditandai dengan batang yang berwarna coklat, bukan hijau. Dipilih batang yang tua
karena batang yang muda sangat rentan patah dan sukar untuk dikupas kulitnya secara benar. Hal
ini terjadi karena batangnya yang masih lunak dan sulit dicari letak kambiumnya sehingga
pengupasan kulit bisa tanpa sengaja terlalu dalam. Cara mencangkok seperti mencangkok
tanaman berkambium pada umumnya. Kulit dikupas melingkar batang sampai terlihat
kambiumnya, kambium tersebut lalu dihilangkan dengan cara dikerok sampai kambiumnya tidak
bersisa. Kemudian bekas kupasan itu ditutup dengan media tanam. Media tersebut harus selalu
lembab untuk memastikan akar akan tumbuh. Setelah 2 bulan maka akan tumbuh akar yang
cukup sehingga cangkokan siap dipindah menjadi tanaman tersendiri.
Cara Sambung (Grafting)
JIKA Anda punya banyak Adenium di rumah, dan Anda kerap memangkasnya (prunning),
jangan sia-siakan atau dibuang begitu saja hasil pemangkasan Anda itu. Batang-batang
Adenium Anda masih bisa diperbanyak. Yaitu dengan 'memasang'nya di atas pucuk Adenium
Lokal atau yang biasa disebut Kamboja Jepang. Perbanyakan dengan cara sambung atau cara
grafting itu pada dasarnya adalah menggabungkan batang atas hasil pruningan tadi, dengan
batang bawah. Bahan batang bawah, harus dipilih dari tanaman Kamboja Jepang berbongol/
berdiamater mulai dari 3 cm ke atas. (Lihat: Bibit Kamboja Jepang). Andaikata pun Anda tidak
punya bahan untuk batang atas, tak perlu risau. Bahan untuk batang atas ini, banyak tersedia di
pasaran dengan variasi bunga hampir mencapai 100 warna. (Lihat: Adenium Grafted)
Keunggulan yang diperoleh dengan cara perbanyakan model ini ialah, Anda dapat memperoleh
tanaman yang sama atau lebih unggul dari induknya dan waktu yang dibutuhkan untuk
perbanyakan relatif singkat, hanya sekitar 14 hari (2 minggu).
Cara sambung yang lazim dilakukan pada adenium adalah cara sambung pucuk (top grafting).
Bagaimana caranya? IKuti petunjuk berikut:
- Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. Batang bawah berdiameter lebih
besar daripada batang atas.
- Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan
potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm.
- Masukkan batang atas tsb ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan
sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan
tidak terkena air.
- Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada
batas atas; dan potong daun tsb menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.
- Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh
selama sekitar 7-10 hari.
Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka kantong plastiknya; dan taruh
di bawah matahari. Dan Anda sudah berhasil, 'menciptakan' Adenium baru. Mudah bukan?
Penyakit Adenium
Penyakit Adenium serta Pengobatannya
Musim hujan seperti saat ini adalah “musuh” utama adenium. Karena saat
musim hujan tiba, saat itu pula lingkungan menjadi amat lembab, sebuah kondisi yang disukai
oleh penyakit untuk berkembang biak. Ada tiga golongan besar penyakit, yakni yang
menyebabkan layu, busuk dan bercak. Biang keroknya adalah cendawan, bakteri dan virus.
Kenali dan Atasi Penyakit Adenium
1. Phomopsis
Karakter :
- Disebabkan oleh organisme jamur.
- Menyerang permukaan daun yang cekung.
Gejala :
- Muncul bintik-bintik cokelat di permukaan daun. Semakin lama bintik makin melebar dan daun
menguning hingga rontok.
Pengendalian :
- Musnahkan segera daun yang sudah terkena gejala.
- Hindari penyiraman langsung pada tanaman. Jika ingin menyiram langsung pada daun,
sebaiknya dilakukan pada pagi hari ketika sinar matahari bersinar penuh, sehingga air cepat
mengering.
- Jaga kebersihan lingkungan, terutama pada musim hujan. Seegera singkirkan daun dan bunga
yang sudah rontok, jangan biarkan menumpuk dan melapuk disekitar tanaman.
- Pengendalian kimiawi, gunakan fungisida berbahan aktif mankozeb, klorotalonil, dan kaptan,
seperti Manzate, Daconil, Octhocide, dengan dosis 1 gr / liter air.
2. Busuk Pangkal Batang
Karakter :
- Disebabkan oleh bakteri Erwinia Coratovora. Sp.
- Pada awal serangan, batang akan berwarna kekuningan. Lama-kelamaan menjadi cokelat tua
dan membusuk.
Gejala :
- Batang berubah warna menjadi cokelat atau hitam dan mengeluarkan bau busuk / tak sedap.
Pengendalian :
- Pengendalian mekanis : jika bagian tanaman yang terserang masih terbatas, bisa dicoba diatasi
dengan mencabut tanaman dan memotong bagian yang terkena. Lebihkan 5-10 Cm diatas area
yang busuk. Nursery Watu Putih di Yogyakarta mengatasi penyakit itu dengan menyemprotkan
Biosentri dengan dosis anjuran. Lakukan 2-3 hari masing-masing sekali. Bisa pula
dikombinasikan dengan fungisida untuk mencegah perkembangan jamur. Setelah itu tanaman
digantung dan dianginkan selama 2 minggu – 1 bulan.
3. Busuk Akar
Karakter :
- Disebabkan oelh nematoda.
Gejala :
- Gejala hampir mirip dengan busuk pangkal batang oleh bakteri. Sepintas batang terlihat sehat,
tapi jika dipegang terasa lunak. Kulit batang mengeriput karena jaringan tanaman yang diserang.
Nematoda pertama kali menyerang bagian akar tanaman.
- Lama kelamaan daun akan menguning lalu gugur.
Pengendalian :
- Gunakan insektisida atau nematisida berbentuk butiran seperti Furadan 3G, untuk pencegahan.
- Jika akar sudah terlanjur terserang, buang semua akar serabut daan bagian yang membusuk.
Rendam akar hingga pangkal akar selama ½ jam di larutan membusuk. Lalu angkat dan angin-
anginkan dengan cara digantung. Satu hingga dua minggu kemudian, tanam di media baru. Jika
serangan batang sudah parah, potong pucuknya untuk disambung lagi ke batang baru.
4. Rebah Bibit (Seedling Dump Off)
Karakter :
- Disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia Sp.
- Cendawan menyerang bibit yang baru pindah tanam dari persemaian.
- Patogen menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi.
- Patogen dapat hidup dan bertahan lama di dalam tanah.
Gejala :
- Serangan pada pangkal batang adenium yang baru berkecambah, sehingga menyebabkan
tanaman rebah.
- Selain disebabkan oleh cendawan, rebah bibit juga bisa terjadi akibat ketidak hati-hatian saat
pemindahan bibit. Untuk mencegahnya tempatkan bibit secara tunggal dalam pot berukuran agak
besar sehingga pemindahan bisa dilakukan saat bibit sudah kuat.
Pengendalian :
- Bibit yang terserang sebaiknya dibuang dan dibakar agar tidak menjadi sumbel inokulum.
- Jika belum parah, kumpulkan semua tanaman yang sakit, lalu semprotkan fungisida dengan
frekuensi 1 – 1 minggu sekali, sesuai dosis anjuran.
5. Fusarium (Layu Pucuk)
Karakter :
- Disebabkan oleh cendawan.
- Menyerang pucuk tanaman.
- Penyebaran berlangsung sangat cepat.
Gejala :
- Pucuk tanaman membusuk, tetapi tidak berbau jika dicium.
Pengendalian :
- Pengendalian mekanis : karena sifat penyebarannya yang sangat cepat dianjurkan untuk
memangkas bagian yang tertera. Oleskan fungisida pada luka potongan.
- Pengendalian kimia : dengan aplikasi fungisida berbahan aktif Mankozeb, Klorotalonil dan
kaptan seperti Manzate, Deconil dan Orthocide
Diposkan oleh WiEndh_ p0enyA di 22.05 Tidak ada komentar:
Penyemaian Adenium
Cara Semai Bibit adenium
Berikut ini merupakan anjuran menyemai biji adenium untuk
mendapatkan tingkat germinasi maksimum.
Rendam biji Adenium dalam air selama ± 1 jam. Bisa juga dilarutkan fungisida.
Siapkan wadah khusus (tray) untuk menyemai. Atau bisa menggunakan apapun juga asal bisa
menampung media dan saluran drainase-nya bagus.
Media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), sekam bakar, pasir kasar
dengan perbandingan 2:2:1.
Taruh media di dalam wadah lalu basahi media tersebut.
Buat lubang sedalam 1 cm secara rapi, bisa menggunakan pensil atau jari.
Taruh biji secara horizontal/mendatar/tidur di dalam lubang yang telah dibuat.
Tutup lubang dengan media.
Lingkungan yang baik untuk menyemai adalah dalam suhu 20 - 35 derajat Celcius, sirkulasi
udara baik, dan terkena sinar matahari yang terhalangi 50%.
Selama sekitar 2 minggu yaitu sampai dengan berkecambah, biarkan media selalu basah tapi
tidak becek. Setelah berkecambah dan menampakkan sepasang daun, media tanam harus
dibiarkan agak mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya (diperlakukan seperti
tanaman dewasa).
Pemupukan dapat dilakukan setelah umur 2 minggu yaitu dengan melarutkan pupuk ke air
siraman dengan konsentrasi rendah.
Setelah muncul 3-4 pasang daun (sekitar umur 2 bulan), Adenium siap dipindahkan ke pot-pot
tersendiri.
Pemilihan Biji Adenium
Biji Adenium
Biji adenium dapat diperoleh dari penyerbukan bunga secara alami ataupun dengan bantuan
manusia. Tentunya hibrida yang bagus adalah hasil penyerbukan disengaja oleh penangkar yang
kemudian dipilih varietas yang unggul. Biji dari hasil penyerbukan alami tidak bisa dikontrol
keturunannya sehingga sulit mendapat jenis pembungaan yang bagus. Biji ini biasa digunakan
sebagai batang bawah karena murah dan sifat bonggol-nya yang bagus masih bisa didapat.
Sifat biji adenium
Banyak orang bilang kalau adenium itu merupakan tanaman gurun. Anggapan ini tidak salah
karena memang tanaman ini ditemukan di daerah gurun. Yang perlu diketahui adalah adenium
itu sebenarnya berasal dari tanaman tropis. Dahulu kala dunia tropis dari adenium berangsur
menjadi gurun. Jenis adenium yang tidak tahan terhadap lingkungan yang semakin sulit akan
mati. Tetapi ada sedikit yang masih bertahan dan menjadi tumbuhan adenium yang kita kenal
sekarang.
Cara yang paling cocok di daerah gurun untuk menyebarkan keturunan secara generatif adalah
dengan angin. Biji adenium dibekali dengan bulu, berkulit tipis dan berongga, sehingga mudah
melayang terbawa angin. Saat biji masak, maka polong (seed pod) akan pecah dan
menghamburkan biji-biji adenium yang berada di dalamnya. Sepasang polong ini biasanya
menghasilkan 100-150 biji dengan waktu pemasakan sekitar 80 hari. Jumlah isi per polong
sangat tergantung pada kondisi indukan misalnya: besar pohon induk, nutrisi, jumlah polong
yang harus ditanggung, dll.
Biji adenium seperti hal-nya biji-bijian lain akan tetap berada pada fase dorman sampai dia
menemukan tempat yang cocok bagi pertumbuhannya. Biji adenium yang dorman akan bereaksi
terhadap air. Meresapnya air ke bawah kulit biji adenium akan menyebabkan embrio
menghasilkan suatu hormon. Penyerapan air juga akan membuat jaringan dalam biji menjadi
terhidrasi membentuk enzim. Terbentuknya enzim ini akan memecah dormansi yang terjadi pada
biji adenium.
Setelah masa dorman terlewati, maka benih mulai hidup dengan melakukan respirasi/bernafas
sehingga mengubah cadangan makanan menjadi energi. Energi ini akan memicu serangkaian
reaksi pembelahan, sehingga tumbuh dan melakukan diferensiasi yang akan membentuk akar,
batang dan daun. Dalam persemaian tersebut, kotiledon (bagian biji yang berisi cadangan
makanan) akan terangkat ke permukaan tanah. Setelah terangkat, maka kotiledon selain sebagai
cadangan makanan, juga berfungsi sebagai organ fotosintetik.
Ternyata, biji adenium gampang sekali berkecambah. Namun seringkali ada biji yang tidak mau
berkecambah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat kesuburan (fertilitas)
benih, kualitas benih pada penanganan pasca panen, dan karena cara penyemaian yang kurang
tepat.
Kulit tipis yang dimiliki oleh biji adenium menyebabkan minimnya fungsi perlindungan terhadap
embrio di dalamnya oleh gangguan berupa fisik, biologis, ataupun kimiawi. Tanpa pengolahan
yang benar, maka daya tumbuh biji menjadi sangat berkurang seiring bertambahnya umur. Jika
penanganan seadanya, maka dalam lima bulan, tingkat pertumbuhan menjadi kecambah hanya
tinggal 10% saja. Penghasil benih berpengalaman akan memebersihkan dan mengeringkan biji
agar tidak mudah rusak. Cara memilih biji yang baik adalah dengan melihat warna biji. Warna
yang cerah merupakan biji yang masih segar, sedangkan biji yang terlalu berumur akan berwarna
coklat kotor.
Media semai biji adenium
Media penyemaian dapat berupa media apa saja yang biasa dikenal. Biji adenium mudah
berkecambah, bahkan di atas kapas basah, biji adenium dapat berkecambah dengan baik (namun
tidak dianjurkan). Media semai haruslah mampu menyediakan air dan udara. Air haruslah mudah
mengalir ke luar dari media agar dapat tergantikan dengan udara. Media semai haruslah gembur
agar kecambah dapat mendesak media ke atas untuk memunculkan kotiledon-nya. Jika kotiledon
tak dapat muncul ke permukaan, maka benih akan membusuk, meski telah sempat berkecambah.
Media yang dipakai harus disesuaikan dengan kebiasaan kita dalam menyemai dan juga
ketersediaan bahan. Pasir, cocopeat, sekam, sekam bakar, serbuk gergaji, daun bambu, dll dapat
kita gunakan sebagi media semai. Biasanya bahan-bahan tersebut dicampur untuk menghasilkan
media yang diinginkan.
Dalam penyemaian, pilih media yang bisa menahan air. Yang sering digunakan adalah campuran
cocopeat, sekam bakar, dan pasir kasar dengan perbandingan 2:2:1.
Cara penyemaian biji adenium
Kita dapat menggunakan wadah apapun untuk menyemai, seperti: plug tray, keranjang, pot,
polybag, gelas plastik yang dilubangi, dll asalkan mampu mengalirkan air dengan lancar. Namun
perlu diperhatikan segi kepraktisan, rencana ke depan untuk tanaman tersebut, dan tentunya juga
harga. Yang sering digunakan adalah plug tray karena praktis dan hasil-nya rapi.
Masukkan media dalam wadah lalu basahi/siram dengan air. Kemudian lubangi secara rapi
menggunakan jari tangan atau pensil sedalam kurang dari 1 cm. Letakkan biji ke dalam lubang-
lubang tadi secara mendatar/horizontal/tidur. Tutup lubang tersebut dengan media. setelah benih
tertanam, siram secara merata menggunakan semprotan/gembor halus. Tidak dianjurkan
menggunakan gayung atau semacamnya, karena penyiraman yang tak halus dapat mengangkat
biji ke permukaan, sehingga kita harus memasukkannya lagi ke media. Penyiraman dilakukan
sampai ada air mengalir dari dasar wadah semai. Lakukan pelabelan yang berisi jenis tanaman
dan tanggal penyemaian.
Letakkan semaian di tempat yang mempunyai aliran udara baik dan memperoleh cahaya
matahari sekitar 50%. Suhu yang paling baik adalah antara 20° – 35° C. Cahaya matahari yang
terlalu banyak dapat mengakibatkan malasnya batang untuk memanjang, sedangkan aliran udara
yang baik akan mendukung respirasi benih.
Selama satu minggu, sampai benih berkecambah dan menampakkan sepasang daun, media harus
selalu basah (tapi tidak becek). Setelah itu, media harus dibiarkan sampai agak kering (tidak
sampai terlalu kering) sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pemupukan dapat dilakukan
saat bibit sudah berumur 2 minggu. Pemupukan dilakukan dengan melarutkan sedikit pupuk
dalam air siraman. Pupuk yang digunakan merupakan pupuk seimbang seperti 20:20:20.
Teknik Perantingan Adenium
Merubah yang Biasa jadi Luar Biasa
Setelah banyak orang terkesima dengan aneka sambung tempel bunga impor yang berwarna-
warni, fenomena bonggol unik, dan adenium lukis, kini ada tren baru yang mengadopsi dari
bonsai, yaitu trik perantingan.
Fenomena keunikan adenium tak ada matinya. Mungkin itu yang bisa terucap dari bunga unik
yang indah di seluruh bagiannya ini. Sesuai dengan namanya, percantikan dalam trik ini tertuju
pada bagian ranting. Tak hanya memotong, serangkaian teknik ini dilakukan dengan cara
menyambung, sehingga pada akhirnya dihasilkan ranting yang indah, sesuai dengan imajinasi
dan bernilai estetika tinggi.
Bahkan tak hanya meningkatkan keindahan ranting, beberapa bagian seperti mahkota
(sambungan atas bunga), batang, dan bonggol juga terlihat unik menggunakan proses ini dengan
melakukan serangkaian paket yang lain. Maka jangan heran, adenium yang tak begitu menarik
sebelumnya, bisa disulap beberapa saat dan berharga tinggi berkat teknik ini, sehingga
membuatnya indah.Pebisnis Adenium di Kedamean Gresik Jatim, Suistono atau Tokyo,
mengatakan biasanya untuk jenis biasa (belum dilakukan teknik ranting dan masih apa adanya),
se-potnya dijual dengan harga rata-rata Rp 100 ribu. Tapi setelah proses perantingan, harga bisa
melonjak jadi sekitar Rp 300 ribu.
Harga itu dirasa pantas dari sebuah adenium yang telah disulap jadi indah. Dan, juga harga yang
pantas bagi sebuah maha karya yang tercipta dari seorang seniman adenium (jika mengambil
istilah dari bonsai, maka seniman bonsai, red) yang berpengalaman.
Bahan dan Peralatan
“Untuk melakukan metode perantingan, umumnya disiapkan beberapa peralatan dan bahan yang
biasa digunakan dalam teknik atau proses penyambungan. Sebab, umumnya hal itu meliputi
banyak kegiatan, tak terkecuali proses stek atau yang biasa disebut sebagai bagian mahkota,”
ujar Tokyo.Peralatan pertama adalah alat pemotong. Biasanya peralatan yang digunakan bisa
bermacam-macam, mulai dari pisau, gunting sampai tang. Pisau dan gunting biasanya digunakan
untuk memotong bagian daun dan batang yang tak diperlukan. Selain itu, alat ini juga berguna
untuk memotong akar yang tak diperlukan. Selain itu, juga sediakan tang untuk memotong kawat
alumunium.Peralatan yang kedaua adalah pengikat dan pembentuk. Biasanya, alat yang
digunakan ada dua macam, yaitu kantong plastik dan kawat. Kantong plastik berfungsi mengikat
sambungan yang sudah dibentuk. Setelah itu ada juga kawat yang fungsinya sebagai pembentuk
ranting (hampir mirip dengan teknik yang ada di bonsai), agar bisa diatur sesuai dengan
keinginan.Sebagai catatan, kawat yang umumnya digunakan berbahan dasar alumunium. Proses
pengawatan yang biasanya berlangsung lama, membuat bahan ini tak pernah bermasalah dengan
karat (sebagaimana yang sering terjadi di kawat besi). Bahan selanjutnya adalah media tanam.
Umumnya, setiap orang memiliki rumus dan patokan sendiri mengenai media tanam.Namun
sebagaimana bahan yang sering digunakan, pupuk kandang, pasir malang, dan sekam adalah
standar yang sering digunakan. Dengan komposisi tertentu dan pasir malang disesuaikan dengan
kebutuhan (umumnya digunakan hanya bagian atas, sebagai pemberat, sehingga media tanam tak
tumpah pada saat proses penyiraman).Terakhir adalah media pendukung yang lain, seperti kuas,
meja berputar, dan pot. Kuas akan berguna untuk membersihkan bonggol ketika proses
pengangkatan pertama kali. Meja berputar akan sangat membantu Anda pada saat proses
periasan (penyambungan dan pemotongan batang). Dan, pot yang bagus akan lebih meingkatkan
tampilan adenium Anda sesuai dengan keinginan.Setelah beberapa bahan tersebut terkumpul,
barulah proses dapat dilakukan. Untuk lebih mantapnya, bahan adenium yang siap diranting
sebaiknya sudah berusia lebih dari 1,5 tahun. Selain bonggol yang sudah mulai terlihat, beberapa
bagian tanaman memiliki pertumbuhan yang mulai stabil alias tak mudah rusak. [adi]
Proses Perantingan
1. Repotting. Biasanya proses ini dilakukan ketika akan memindah media pot dari poliback
ke pot yang ditentukan. Proses ini dilakukan dengan mengeluarkan adenium dan
membersihkan bonggol yang sudah terlihat dengan menggunakan kuas. Setelah itu,
barulah tanaman siap dimasukkan ke dalam pot. Usahakan jangan memotong bagian akar
sekecil apapun pada tahap ini, terutama pada bagian bawah. Sebab, luka sekecil apapun
bisa berakibat busuk akar.
2. Potong sebagian batang yang memanjang jadi beberapa centimeter (+10 cm). Namun hal
ini tidak baku, karena jika Anda ingin berkreasi, batang pun bisa dipotong sesuai dengan
kebutuhan.
3. Pemberian shock atau penyambungan batang. Biasanya dalam tahap ini dilakukan dengan
teknik sambung. Untuk lebih kuatnya, biasanya digunakan teknik sambung V, karena
teknik ini relatif lebih kuat dan kualitas kebusukan yang minim.
4. Setelah disambung dengan bagian shock, barulah teknik pengawatan ini dilakukan. Shock
yang digunakan sebaiknya berukuran lebih panjang, karena ini akan berguna pada saat
teknik pengkawatan (ranting yang muncul bisa dibentuk sesuai dengan imajinasi).
5. Teknik pengkawatan dilakukan dengan cara memutarkan kawat searah jarum jam ke
bagian bonggol sampai atas. Biasanya, dalam tahap ini juga dilakukan proses
pembentukan, sehingga ranting yang tumbuh terlihat berkeloak-kelok secara alami.
6. Baru setelah teknik ini dilakukan, pemotongan akar yang tak perlu bisa dilakukan. Selain
mengurangi keindahan bonggolnya, akar liar akan menghambat pertumbuhan adenium,
sehingga dia tidak tumbuh dengan maksimal.
7. Setelah itu, adenium sudah siap dinikmati. Dengan membersihkan beberapa bagian dari
sampah proses ini, tak ayal koleksi Anda yang satu ini siap jadi daya tarik setiap orang
Membuat Adenium Tampil Indah
Agronomi Adenium atau yang biasa disebut dengan kamboja Jepang sudah banyak dikenal oleh
masyarakat. Tanaman ini termasuk dalam family Apocynaceae. Disebut kamboja Jepang karena
kebanyakan masyarakat mengira tanaman ini berasal dari Jepang. Padahal tanaman ini
merupakan tanaman gurun dan masuk ke Indonesia melalui Taiwan. Pesona Adenium Secara
umum adenium dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu adenium spesies alam dan adenium
hibrida. Adenium spesies alam adalah adenium yang secara alami terdapa di alam sedangkan
adenium hibrida tercipta karena adanya campur tangan manusia melalui proses pemuliaan atau
penyilangan. Adenium spesies alam misalnya, adenium Obesum, Arabicum, Boehmianum,
Coetanum, Socrotanum, Multiforum, Somalense, dan Swazicum. Sementara itu, adenium hibrida
jumlahnya mencapai ribuan karena setiap saat muncul jenis-jenis baru hasil pemuliaan. Pada
tahun 2000, tanaman ini mulai banyak digemari karena adenium menampilkan berbagai warna
mulai dari yang kebanyakan yaitu merah, putih, merah muda, dan merah-keunguan. Kemunculan
adenium dengan berbagai warna meningkatkan pamor tanaman hias ini. Melalui berbagai media
baik tabloid, majalah, maupun media massa lainnya keberadaan adenium semakin dikenal
masyarakat. Di berbagai tempat di Indonesia muncul paguyupan penggemar adenium yang
terdiri dari para hobiis. Berbeda dengan tanaman hias lain, popularitas adenium termasuk stabil
bahkan penggemarnya semakin banyak. Hal ini karena variasi adenium tidak terbatas sehingga
penggemarnya tidak pernah merasa bosan. Di samping itu, adenium juga mudah dirawat
sehingga tidak merepotkan pemiliknya. Karena semakin banyak digemari orang maka adenium
juga menjadi lading bisnis. Daya tarik adenium tidak hanya terletak pada bunga yang beraneka
ragam akan tetapi bonggol adenium juga mempunyai keindahan tersendiri apabila dirawat dan
dibentuk dengan baik. Memperbanyak Bunga Adenium Setiap penggemar adenium pasti selalu
berusaha agar tanaman kesayangannya berbunga banyak. Akan tetapi tidak semua jenis adenium
bisa memunculkan banyak bunga pada tajuknya. Ada beberapa jenis adenium yang diketahui
jarang berbunga, misalnya adenium Arabicum, Multiflorum, CrispumSspesies, dan Oleafolium.
Dalam setahun adenium jenis tersebut hanya memuncuulkan bunga 3-4 kali dan sekali berbunga
hanya 1-2 kuntum. Sementara itu ada pula adenium yang rajin berbunga bahkan mengeluarkan
bunga sepanjang tahun tanpa henti. Jenis adenium unggulan ini antara lain Crismon Star, Mo ra
Do Klok, La On Thong, Calypso, dan Black Ruby. 1. Perawatan Meskipun berasal dari jenis
yang rajin berbunga akan tetapi tetap memerlukan perawatan agar adenium tumbuh sehat.
Membuat adenium sehat bisa dilakukan dengan merawatnya sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Adenium sebaiknya ditanam pada media yang sesuai dengan sifatnya, diletakkan di tempat
terbuka sepanjang hari, disiram 3-4 hari sekali, dan dipupuk. Selain itu, juga dilakukan
pengendalian hama dan penyakit sedini mungkin. 2. Pemangkasan Selain membentuk
percabangan yang kompak, pemangkasan juga bisa memacu adenium mengeluarkan banyak
bunga. Pemangkasan untuk menghasilkan bunga sebaiknya diawali dari pemangkasan tajuk.
Pemangkasan ini dimulai ketika adenium masih muda dengan pola sederhana 1-3-9-27.
Maksudnya dari satu batang tanaman yang tidak dipangkas, dari pangkasan akan keluar tiga
cabang. Dari ketiga cabang yang dipangkas tersebut akan menghasilkan Sembilan cabang dan
seterusnya. Dengan pemangkasan seperti itu akan didapatkan sebuah tanaman dengan
percabangan yang rapat dan tajuk rimbun. 3. Metode kering basah Untuk mendapatkan adenium
dengan bunga berlimpah juga dapat dilakukan dengan metode kering-basah. Metode ini
memanfaatkan sifat tanaman yang jika merasa hidaupnya ”terancam” akan segera memunculkan
bunga sebagai usaha menyelamatkan spesiesnya dari kematian. Tanaman yang diberi perlakuan
kering-basah kondisinya harus benar-benar sehat. Tanaman yang sehat tersebut selanjutnya
disiram hingga media tanam basah merata. Setelah itu dibiarkan kekeringan, tidak disiram
selama 10 hari hingga daun-daun menguning dan rontok. Setelah 10 hari tanaman disiram lagi
hingga media basah dan dibiarkan selama 10 hari. Pada akhir masa perlakuanmetode ini tanaman
diberi pupuk dengan kandungan P dan K tinggi. Merekayasa Batang Adenium 1. Mengepang
batang Untuk memperindah adenium dapat dilakukan dengan mengepang batang. Mengepang
batang adenium bisa dari beberapa tanaman menjadi satu atau membuat satu tanaman berbatang
banyak kemudian mengepangnya menjadi satu. Memperbanyak batang dapat dialukan dengan
pemangkasan. Sekitar delapan bulan satelah tunas tumbuh atau tunas-tunas telah menjadi batang
maka dapat dilakukan pengepangan. Agar mudah dikepang, tanaman dilemaskan lebih dahulu
dengan cara diletakkan di tempat terlindung dan tidk disiram selama 2 minggu. Setelah lemas
tanaman kemudian dikepang sesuai keinginan. Dalam mengepang batang yang berasal dari
beberapa tanaman, proses pelemasan dilakukan dengan cara mancabut tanaman-tanaman tersebut
dengan hat-hati kemudian menggantungnya selama seminggu. Setelah itu, tanaman yang sudah
lemas dapat dikepang dan ditanam di dalam pot yang sudah disiapkan. 2. Membentuk Adenium
semibonsai Adenium juga dapat dibuat semi bonsai. Gaya bonsai yang dipakai biasanya yaitu
gaya miring (shaken). Adenium semibonsai bisa direkayasa dari adenium berbatang pendek dan
bercabang banyak yang sudah dibentuk melalui pemangkasan. Cara membentuk adenium
semibonsai bergaya miring adalah sebagai berikut : lilitkan kawat aluminium kemudian
bengkokkan kea rah yang diinginkan. Lilitkan kawat aluminium yang berukuran lebih kecil ke
cabang-cabangnya dan bengkokkan kea rah yang dikehendaki. Letakkan tanaman ditempat yang
mendapat sinar matahari penuh. Empat sampai enam bulan kemudian kawat dapat dilepaskan
setelah batang dan bentuk cabang permanen seperti yang dikehendaki. Merekayasa Bonggol
Adenium Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besar bonggol maka adenium semakin
menarik. Memperbesar bonggol atau dikenal dengan istilah “memompa” bonggol merupakan
upaya agar bonggol berukuran besar. Secara alami tanaman muda berasal dari biji akan
membentuk bonggol yang besar untuk menyimpan cadangan air. Oleh karena itu, jika ingin
membesarkan bonggol adenium disarankan memilih tanaman muda yang berasal dari biji.
Bentuk bonggol yang baik adalah yang proporsional artinya membulat sempurna ke semua sisi.
Bonggol yang sehat adalah bonggol yang tidak ada bekas lukanya dan tidak lembek. Bonggol
yang lembek mengindikasikan bagian dalamnya membusuk. 1. Teknik pengurungan
Memperbesar bonggol adenium dapat dilakukan dengan teknik ’’pengurungan”. Pengurungan
pangkal batang adenium bisa memacu pertumbuhan bonggol menjadi lebih besar. Metode ini
memanfaatkan sifat adenium sebagai tanaman sukulen yang menyimpan cadangan air dan
makanan di pangkal batangnya. Akar-akar yang 100% tertutup tanah juga akan mengalami
pembesaran dibandingkan dengan akar yang terlihat di permukaan tanah karena di dalam
tanahlah akar memperoleh hara. 2. Pembentukan bonggol Bonggol adenium yang menarik tidak
sekedar berukuran besar tetapi juga terlihat unik. Bonggol adenium dapat dibuat dengan berbagai
bentuk, misalnya akar tumbuh melingkar, bonggol seperti mencengkeram batu, atau membuat
bonggol terpilin. Untuk membentuk bonggol unik terlebih dahulu harus dipersiapkan bonggol
yang memiliki bentuk dasar tertentu. Sebagai contoh, untuk membuat bonggol terpilin dapat
dilakukan sebagai berikut : -Memilih adenium dengan bentuk dasar akar melingkar di sekeliling
bonggol yang umurnya sudah lebih dari satu tahun. -Mencabut tanaman dengan hati-hati,
selanjutnya digantung selama seminggu agar akarnya menjadi lemas dan mudah dibentuk. -
Setelah lemas akar-akar dipilin atau dikepang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Sementara
itu, akar-akar lain yang tidak berguna sebaiknya dipotong dan bekas potongan diolesi fungisida
agar tidak membusuk. -Agar bentuknya tidak berubah, sebelum ditanam akar diganjal Styrofoam
kemudian ditanam di dalam pot dengan posisi akar terpilin berada di atas permukaan media
tanam. Sedangkan untuk membuat bonggol tampak seperti mencengkeram batu dapat dilakukan
sebagai berikut : -Memilih adenium dengan bentuk dasar melingkar disekeliling bonggolnya dan
telah berumur lebih dari satu tahun. -Memilih batu yang akan dicengkeram akar-akar adenium,
yaitu batu gunungyang keras dengan permukaan tidak rata dan yang bentuknya menarik.
Sebaiknya jangan gunakan bat vulkanik atau yang mengandung garam seperti yang biasa
terdapat di tepi pantai. Batu gunging tersebut kemudian ditempeli tanah yang sudah dicampur
dengan humus. -Mencabut tanaman dengan hati-hati agar tidak ada akar yang terluka kemudian
mengatur akar sehingga tampak seperti mencengkeram batu secara merata dan menjulur ke
bawah. Selanjutnya ditutup dengan media tanam seperti dalam menanam adenium pada
umumnya. -Akar adenium yang mencengkeram batu tersebut akan tumbuh ke bawah dan
menembus media tanam di dalam pot. Dengan penyiraman rutin, tanah yang menutupi akar dan
melekat di batu lambat laun hanyut terbawa air siraman dan terlihatlah bonggol dan akar-akar
adenium yang seolah-olah mencengkeram batu. Di samping hal tersebut di atas, tanaman
adenium juga memerlukan penanggulangan terhadap serangan hama dan penyakit. Sebagai
pencegahan sebaiknya adenium diberikan pemupukan yang tepat agar kebutuhan hara tanaman
tercukupi serta lingkungan pertumbuhan harus disesuaikan dengan habitat asli adenium.
Tanaman ini merupakan tanaman yang biasa tumbuh di daerah panas dan kering sehingga
apabila kondisi lingkungan terlalu lembab akan mudah terserang penyakit, terutama yang
disebabkan oleh jamur.