ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI...

8
ABSTRAK Artikel ini berbicara tentang faktor kepemimpinan sukubangsa dan atau sub sukubangsa dalam penguasaan hak ulayat yang mempengaruhi penguasaan wilayah tailing dari PT Freeport Indonesia untuk digunakan sebagai daerah pendulangan emas secara tradisional. Disini dijelaskan faktor kepemimpinan atas hak ulayat khususnya otoritas dan kekuasaan seorang pemimpin memberikan pengaruh pada bentuk adaptasi aturan antara nasional dan kesukubangsaan (tradisional). Solusi dari permasalahan yang muncul adalah meminimalkan konflik yang mungkin terjadi yaitu pendekatan melalui bentuk-bentuk kekerabatan dari masing-masing sukubangsa dan atau sub sukubangsa yang dikoordinasikan dengan bentuk-bentuk peraturan formal pemerintah yang dalam hal ini pemerintah daerah. Kunci: hak ulayat, pemimpin kelompok sosial, pendulangan emas tradisional, kekuasaan ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI SEKITAR PT FREEPORT INDONESIA Ary Mandessy, MBA Dr. Bambang Rudito

Transcript of ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI...

Page 1: ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI …sbm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/Adaptasi-Pola-Kekuasaan... · sosial, religi, politik, seni pada pemimpin lokal dalam komuniti

ABSTRAK

Artikel ini berbicara tentang faktor kepemimpinan sukubangsa dan atau sub sukubangsa dalam penguasaan

hak ulayat yang mempengaruhi penguasaan wilayah tailing dari PT Freeport Indonesia untuk digunakan sebagai

daerah pendulangan emas secara tradisional. Disini dijelaskan faktor kepemimpinan atas hak ulayat khususnya

otoritas dan kekuasaan seorang pemimpin memberikan pengaruh pada bentuk adaptasi aturan antara nasional dan

kesukubangsaan (tradisional).

Solusi dari permasalahan yang muncul adalah meminimalkan konflik yang mungkin terjadi yaitu

pendekatan melalui bentuk-bentuk kekerabatan dari masing-masing sukubangsa dan atau sub sukubangsa yang

dikoordinasikan dengan bentuk-bentuk peraturan formal pemerintah yang dalam hal ini pemerintah daerah.

Kunci: hak ulayat, pemimpin kelompok sosial, pendulangan emas tradisional,

kekuasaan

ADAPTASI POLA

KEKUASAAN PEMIMPIN

ADAT DI SEKITAR

PT FREEPORT INDONESIAAry Mandessy, MBA

Dr. Bambang Rudito

Page 2: ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI …sbm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/Adaptasi-Pola-Kekuasaan... · sosial, religi, politik, seni pada pemimpin lokal dalam komuniti

Latar Belakang mendapatkan prioritas utama dalam skala investasi. Kegiatan di industri pertambangan

Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan dinilai oleh pemerintah sebagai obyek vital dan yang terdiri dari ribuan pulau besar maupun kecil, strategis, sehingga negara memiliki kewenangan d a n m e r u p a k a n m a s y a r a k a t m a j e m u k . penuh terhadap penguasaan sumber daya Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat ditinjau mineral, termasuk dalam menentukan pengelola secara vertikal maupun horizontal (Nasikun, 1984 : sumber daya tersebut. Sebagai obyek yang vital, 30). Keberagaman secara horizontal, ditandai oleh maka implikasinya negara dan perusahaan (yang kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial diberi hak pengusahaan pertambangan oleh berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, negara, yaitu industri pertambangan) juga agama, adat istiadat dan sebagainya. Sedangkan memiliki kendali dan wewenang penuh untuk keberagaman secara vertikal ditandai oleh adanya 'mengamankan' daerah pertambangan dari perbedaan-perbedaan stratifikasi sosial masyarakat, kegiatan yang 'dianggap' dapat mengganggu ada golongan bangsawan ada golongan sahaya, ada operasional pertambangan (Budimanta, 2007: 2)lapisan elite ada lapisan bawah (masyarakat kebanyakan). PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai perusahaan

tambang raksasa yang memperoleh ijin usaha Masyarakat di Kabupaten Mimika, Propinsi Papua pertambangan dari pemerintah, kemudian dapat dikatakan bersifat majemuk. Kemajemukan mengelola dan menguasai lahan di wilayah masyarakat Timika ini dapat dilihat dari beberapa kehidupan komuniti yang telah beroperasi di aspek seperti keberagaman adat, sukubangsa, Kabupaten Mimika, Papua sejak tahun 1972. agama, status sosial. Keberagaman ini tidak jarang Kontrak Karya (KK) pertama ditandatangani memicu berbagai konflik sosial khususnya konflik antara Pemerintah Republik Indonesia dengan horizontal seperti masalah Wilayah Kekuasaan (hak Freeport Minerals, sebagai pendahulu PT. Freeport ulayat) atau perang antar sukubangsa atau sub Indonesia, pada tanggal 5 April 1967. KK pertama sukubangsa. memberikan otoritas kepada PT Freeport

Indonesia untuk melaksanakan kegiatan Kepemilikan terhadap tanah secara tradisional (hak penambangan tembaga/emas di cebakan Ertsberg ulayat), bagi masyarakat Papua umumnya menjadi untuk jangka waktu 30 tahun. hal utama dalam kehidupan tradisional . Kepemilikan hak ulayat terhadap tanah ini akan Aktifitas penambangan ilegal ini seringkali diturunkan secara turun – temurun pada setiap berujung pada perebutan lahan garapan yang generasi dalam suatu komuniti adat yang hidup berakibat pada terjadinya konflik antar dalam suatu wilayah kekuasan komuniti tersebut. sukubangsa yang melakukan aktifitas tersebut. Setiap individu yang berada dalam suatu komuniti Konflik ini tidak jarang meluas sampai kepada atau hidup berdasarkan sistem kekerabatan dalam hubungan kekerabatan dan menjadi luas bila suatu wilayah hukum adat akan mengakui hak ulayat penguasa – penguasa yang turut berperan dalam terhadap tanah pada setiap batasan wilayah yang aktiftas pendulangan tersebut mengambil bagian telah ditentukan dan disepakati secara hukum adat dalam konflik tersebut untuk memperebutkan sebagai hak kepemilikan dari individu dalam suatu wilayah kekuasaannya. Permasalahan lain yang komuniti atau suku tertentu. muncul adalah adanya perbedaan persepsi antara

komuniti lokal (masyarakat di sekitar PT Freeport Secara hukum, pemerintah melindungi pemanfaatan Indonesia) dengan pemerintah Indonesia sumber daya alam (SDA) melalui Undang – Undang terhadap penguasaan wilayah atau area yang Pokok Agraria tahun 1960. Namun dalam sekarang menjadi 'wilayah' penambangan PT prakteknya pengelolaan dan pemanfaatan SDA ini Freeport Indonesia. Secara konseptual perananan walaupun dalam UUPA 1960 menjelaskan tentang kekuasaan dan kepemimpinan sukubangsa pengelolaan bahan tambang, tetapi secara pemilik hak ulayat tanah pada daerah operasional lebih diatur oleh Undang – Undang pendulangan dapat digambarkan sebagai berikut:Pokok Pertambangan tahun 1967, sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih peraturan pengelolaan SDA itu sendiri (Budimanta, 2007: 1). Di antara SDA yang tersedia di Indonesia, bahan tambang dan kegiatan pertambangan

Adaptasi Pola Kekuasaan

MBA-ITB BUSINESS REVIEW6

Page 3: ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI …sbm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/Adaptasi-Pola-Kekuasaan... · sosial, religi, politik, seni pada pemimpin lokal dalam komuniti

H a k U l a y a t , Ta n a h p a d a konflik tidak hanya pada tingkat pertambangan PT Freeport umumnya merupakan faktor komuniti tetapi dapat juga terjadi I n d o n e s i a t e r b e n t u k d a n penting sebagai pusat segala antar komuniti dalam suatu terstruktur dengan baik dengan aktivitas kehidupan ekonomi, wilayah kekuasaan. Peranan memimiliki kekuatan hukum sosial, religi, politik, seni pada pemimpin lokal dalam komuniti yang sangat kuat berdasarkan masyarakat adat. Penguasaannya lokal sangat dibutuhkan untuk hukum adat yang terdapat dalam dan hak-hak hidup di atasnya m e m i n i m a l k a n p e l u a n g komuniti lokal yang melakukan sangat ditentukan oleh prinsip- terjadinya konflik – konflik aktifitas tersebut. prinsip kekerabatan sehingga tersebut. Adanya pembagian

Pada sukubangsa Amungme, pada masyarakat yang terdapat batasan wilayah hak ulayat dalam D a n i d a n M o n i s i s t e m p e n o n j o l a n p e n g u a s a d a n komuniti lokal sangat membantu kekerabatan memegang peranan pewar i san hak-hak u layat dalam mengurangi dampak yang penting dalam pembentukan berdasarkan prinsip-prinsip kemungkinan akan terjadi.peranan – peranan yang dibuat genealogis klen, (Amungkal) Me

Peranan politik lokal dalam berdasarkan kesepakatan semua Nagawan Ihoop dan We Nagawan komuniti dan politik tingkat lokal pihak dalam komuniti. Masing – Into. Me Nagawan artinya mereka dalam aktifitas pendulangan yang m a s i n g p e r a n a n s a n g a t yang mempunyai kedudukan dan dilakukan sangat berarti dalam ditentukan oleh keberhasilan peran tertinggi dalam memimpin mengatur keberlangsungan setiap individu yang akan dipilih masyarakat yang ada di highland p e n d u l a n g a n i t u s e n d i r i . dalam menjalankan peranan – dan lowland atas wilayah tanah-Komuniti lokal dalam hal ini peranan tersebut. Dengan adanya tanah ulayat (adat) mereka. Me sukubangsa Amungme, Dani dan pemil ihan yang di lakukan Nagawan Into, mempunyai Moni yang adalah pemilik hak berdasarkan pres tas i a tau kedudukan memimpin beberapa ulayat pada area pembuangan keberhasilan yang dicapai oleh Me Nagawan dari beberapa Klen pasir sisa tambang tersebut akan individu tersebut maka posisinya yang ada dalam lingkaran hidup menghormati aturan dan norma dalam peran yang dijalankan akan orang Amungme.yang telah menjadi kesepakatan sangat kuat secara hukum adat

Analisis Situasi Bisnis bersama antara pemimpin yang dianut oleh masing – masing sukubangsa dalam komuniti komuniti dalam wilayah hukum

Kekuasan dan kepemimpinan terutama dalam pembagian hak komuniti tersebut. Sehingga yang terjadi dalam komuniti lokal garapan pada wilayah hak ulayat d e n g a n d e m i k i a n s e g a l a p e n d u l a n g i l e g a l p a d a masing – masing sukubangsa keputusan yang dibuat oleh sukubangsa Amungme, Dani dan tersebut. pemimpin tersebut akan menjadi Moni memberikan jaminan sesuatu yang wajib dilakukan oleh pelaksanaan aklt i f i tas dari Secara informal hubungan dalam semua individu yang berada p e n d u l a n g a n i t u s e n d i r i . peranan – peranan yang terbentuk dalam komuniti tersebut. Kokohnya kekuatan hak ulayat dalam aktfitas pendulangan emas Legi t imas i kekuasaan dan memberikan peluang terjadinya i l e g a l d i s e k i t a r a r e a kepemimpinannya akan menjadi

AliansiPenguasa

Hak Ulayat

Kekerabatan

Politik LokalKekuasaan dan Kepemimpinan

Sukubangsa

Gambar 1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peranan kekuasaaan dan Kepemimpinan Sukubangsa Pemilik Hak Ulayat pada lokasi Penambangan Ilegal

Main Article

VOLUME 6 NO. 2 2011 7

Page 4: ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI …sbm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/Adaptasi-Pola-Kekuasaan... · sosial, religi, politik, seni pada pemimpin lokal dalam komuniti

sangat kuat ketika ditopang oleh k e k e r a b a t a n b e r d a s a r k a n Selain konflik yang terjadi sebagai ”penguasa” yang hadir dari luar hubungan patrilineal maupun akibat dari konflik individu komuniti lokal tersebut dalam parental menyebabkan konflik didalam komuniti itu sendiri, p e n g u a s a a n a k t i f i t a s yang semula hanya terjadi antara konflik dapat terjadi juga sebagai pendulangan yang dilakukan. individu dapat melebar menjadi akibat dari perebutan kekuasan

konflik antar kelompok komuniti. dengan hadirnya penguasa – Secara formal hubungan – penguasa dari luar komuniti yang h u b u n g a n p e r a n a n y a n g Pada sukubangsa Amungme, datang untuk menguasai hasil terbentuk dari struktur informal Dani dan Moni memiliki sistem pendulangan dari komuniti lokal komuniti lokal dalam sukubangsa kekerabatan yang sama dimana tersebut. Penguasa – penguasa ini Amungme, Dani dan Moni yang lebih mengacu kepada hubungan hadir dengan modal yang besar melakukan pendulangan ilegal kekerabatan berdasarkan garis dan membiayai suatu komuniti dapat digambarkan sebagai p a t r i l i n e a l , n a m u n d a l a m l o k a l u n t u k m e l a k u k a n berikut : perkembangan budaya terjadi pendulangan, namun untuk

perkawinan antar sukubangsa menutupi modal yang telah yang menyebabkan semakin dikeluarkan, pemodal ini akan luasnya hubungan kekerabatan melebarkan wilayah ke komuniti diantara mereka. Konflik individu lain lagi yang berada disekitar

komuniti lokal pertama tadi, dan bila komuniti pertama tadi merasa bahwa ada persaingan maka akan terjadi gesekan – gesekan yang dapat berujung pada konflik antar suku bangsa tersebut. Selain itu konflik juga dapat terjadi dengan hadirnya penguasa baru dalam lahan garapan yang te lah dikerjakan sebelumnya oleh komuniti tertentu. Hadirnya penguasa baru ini membuat persaingan memperoleh lahan garapan menjadi lebih tinggi dan dengan kondisi sosial ekonomi komuniti yang masih rendah menyebabkan mudahnya konflik terjadi dalam komuniti – komuniti yang melakukan pendulangan.

Dengan kondisi konflik ini, p e r a n a n k e k u a s a a n d a n k e p e m i m p i n a n p e m i m p i n Analisis Akar Masalah yang terjadi diawali pada konflik sukubangsa Amungme, Dani dan d i d a l a m k o m u n i t i y a n g Moni menjadi sangat penting Berbagai kasus dan permasalahan didasarkan pada garis patrilineal dalam menyikapi konflik – konflik yang berujung pada konflik – dan memiliki hak ulayat yang yang terjadi tersebut. konflik baik terjadi di antara sama, konflik ini akan melebar bila

anggota komunit i maupun individu tersebut melibatkan Analisis terhadap akar masalah diantara kelompok – kelompok h u b u n g a n k e k e r a b a t a n konflik – konflik yang terjadi komuniti tidak terlepas dari peran berdasarkan garis matrilineal secara horisontal maupun vertikal kekuasaan dan kepemimpinan p a d a p e r k a w i n a n a n t a r dapat digambarkan dalam bentuk kelompok komuniti tersebut. sukubangsa tersebut, sehingga pohon digaram seperti dibawah Begitu kuatnya rasa persaudaraan yang terjadi adalah konflik antar ini :yang didasarkan pada hubungan su k u b a n g sa ya n g b e r b e da

k e k e r a b a t a n d a n a l i a n s i berdasarkan hak ulayat.

Gambar 2. Struktur Organisasi Pendulang Ilegal

Pimpinan Kepala Suku Bangsa

Prestasi

Sistem Kekerabatan

Penguasa

Patrilinier

Parental AliansiPatrilokal

Adaptasi Pola Kekuasaan

MBA-ITB BUSINESS REVIEW8

Page 5: ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI …sbm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/Adaptasi-Pola-Kekuasaan... · sosial, religi, politik, seni pada pemimpin lokal dalam komuniti

2.Mengidentifikasi pemilik sah hak ulayat pada wilayah pendulangan berdasarkan sistem kekerabatan dan aliansi.

3.Membuat kesepakatan bersama tentang model dan aturan bagi pendulang yang disepakati secara bersama oleh setiap pemimpin suku.

4.Bersama – sama Pemerintah Daerah dan PT Freeport Indonesia membuat peraturan bagi pendulang ilegal tersebut dan dilegitimasi secara hukum formal.

Analisis Solusi Bisnis

Analisis terhadap alternatif solusi bisnis yang disebutkan di atas dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 3 Pohon Diagram Akar Masalah Konflik – Konflik 1. Membuat batasan – batasan wilayah pada Pendulang Ilegal h a k u l a y a t y a n g j e l a s a n t a r a

sukubangsa – sukubangsa yang berada Alternatif Solusi Bisnis dalam lokasi pendulangan.

Dalam kehidupan suku Amungme, Moni, dan Dani yang Sistem kekerabatan yang sangat dipancarkan melalui suasana kehidupan sosial dan kekuasaan kompleks antara individu – individu atas tanah, air serta kekayaan alam yang ada di atas tanah-tanah dalam sukubangsa Amungme, Dani dan ulayat (adat), pada umumnya adalah bersifat religius magis atau Moni membuat penentuan batasan bersifat partisiperent Cosmos, artinya keseimbangan hubungan wilayah hak ulayat pada masing – antara mereka dengan Tuhan, dengan sesamanya dan dengan masing sukubangsa ini menjadi kabur alam sekitarnya. Keseimbangan itu dipelihara dengan ketat ketika terjadi suatu konflik tentang melalui upacara – upacara keagamaan, adat dan pesta-pesta adat kepemilikan hak ulayat tersebut. Sistem yang masih dilakukan oleh ketiga suku tersebut. kekerabatan ini juga sangat berperan

dalam penentuan kekuasaan dan Keseimbangan kehidupan yang partisiperent Cosmos dalam kepemimpinan pemimpin kelompok suasana tersebut, bentuk masyarakat, Amungme, Moni dan Dani komuniti dalam wilayah pendulangan adalah masyarakat Komunal Individualistik dan bentuk ilegal, yang mana peranan pemimpin pemerintahan adat juga disesuaikan dengan suasana kehidupan kelompok ini akan berpengaruh yang menitik beratkan kekuasaan atas tanah dan segala kekayaan terhadap batasan – batasan wilayah hak alam yang ada diatasnya serta masih bertumpuh pada sistem u l a ya t p a d a m a s i n g – m a s i n g kekerabatan dan sistem ekonomi subsistensi. sukubangsa.

Berdasarkan kerangka pemikiran konseptual dan kondisi budaya Penentuan batasan – batasan wilayah sukubangsa Amungme, Dani dan Moni, beberapa alternatif solusi hak ulayat ini menjadi sangat penting bisnis yang dapat disampaikan dalam konteks kekuasaan dan dalam proses penyelesaian konflik kepemimpinan pemimpin sukubangsa dalam kelompok komuniti perebutan kekuasaan terhadap wilayah dalam wilayah pendulang ilegal guna memperkecil konflik – pendulangan, sehingga ketika terjadi konflik yang dapat terjadi adalah sebagai berikut : proses penyelesaian konflik dapat lebih

terfokus pada batasan – batasan wilayah 1. Membuat batasan – batasan wilayah hak ulayat yang jelas antara

itu saja dengan melibatkan anggota sukubangsa – sukubangsa yang berada dalam lokasi

komunti dalam wilayah tersebut. pendulangan.

Konflik

Perebutan Kekuasaan

Penguasa

PemimpinSuku /

Kelompok

PemimpinSuku /

Kelompok

PemimpinSuku /

Kelompok

Amungme Dani Moni

Main Article

VOLUME 6 NO. 2 2011 9

Page 6: ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI …sbm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/Adaptasi-Pola-Kekuasaan... · sosial, religi, politik, seni pada pemimpin lokal dalam komuniti

P e r a n a n k e k u a s a a n d a n m a s i n g s u k u b a n g s a d a p a t k e p e m i m p i n a n p e m i m p i n mengklaim suatu wilayah sebagai kelompok sukubangsa akan lebih bagian dar i hak ulayatnya . terfakus pada batasan wilayah Berdasarkan hubungan patrilineal, kekuasaannya. Dengan adanya salah satu sukubangsa dapat b a t a s a n y a n g j e l a s d a p a t mengatakan bahwa wi layah memberikan kesepakatan antara tersebut adalah wilayah sah mereka, s e t i a p s u k u b a n g s a u n t u k namun sukubangsa lainnya menghormati wilayah kekuasan berdasarkan hubungan matrilineal dari masing – masing kelompok dapat pula mengklaim wilayah pendulang yang terbentuk dalam yang sama sebagai wilayah sah komuniti berdasarkan sukubangsa. mereka, dapat pula sukubangsa lain

mengklaim wilayah tersebut Batasan wilayah yang jelas ini juga s e b a g a i w i l a y a h m e r e k a dapat membantu PT Freeport berdasarkan hubungan aliansi Indonesia secara khusus dan kekerabatan atau patr i lokal Pemerintah Daerah secara umum maupun matrilokal, sehingga ketika d a l a m m e n g i d e n t i f i k a s i terjadi konflik akan susah untuk kemungkinan terjadinya konflik – menentukan pemilik sah wilayah konflik yang mungkin dapat terjadi tersebut.sebagai akibat dari pelanggaran anggota komuniti terhadap batasan P e r a n a n k e k u a s a a n d a n wilayah yang telah ditentukan. k e p e m i m p i n a n p e m i m p i n Dengan adanya batasan yang jelas kelompok komuniti sukubangsa in i juga dapat memberikan dalam wilayah pendulangan akan g a m b a r a n s t a t u s w i l a y a h terlegitimasi secara sah dan kuat pendulangan ilegal ini pada wilayah berdasarkan hak kepemilikan operasional PT Freeport Indonesia wilayah tersebut. Setiap kelompok yang pada intinya dapat menjadi sukubangsa yang melakukan masukkan bagi PT Freeport pendulangan ini akan menghormati Indonesia untuk mengantisipasi kepemilikan wilayah pendulangan segala sesutu yang mungkin saja dengan adanya pembagian hak sah terjadi terhadap aset – aset yang jelas, sehingga tidak terjadi p e r u s a h a a n y a n g d a p a t tumpang tindih kekuasaan dan d i p e r g u n a k a n s e c a r a t i d a k kepemimpinan dalam wilayah bertanggungjawab oleh oknum – pendulangan tersebut.oknum pendulang ilegal ini.

Organisasi ataupun struktur 2. Mengidentifikasi pemilik sah kekuasaan yang terbentuk dalam h a k u l a y a t p a d a w i l a y a h komuniti pendulang ini akan pendulangan berdasarkan sistem terlihat secara jelas dengan adanya kekerabatan dan aliansi identifikasi pemilik sah wilayah

pendulangan berdasarkan hak Sama halnya dengan penentuan ulayat sukubangsa. Pendekatan – b a t a s w i l a ya h h a k u l a ya t , p e n d e k a t a n p e r s u a s i f ya n g identifikasi pemilik sah hak ulayat dilakukan dalam meminimalkan merupakan hal penting untuk kemungkinan konflik interen dalam mengetahui siapa pemilik sah hak komuniti maupun antar komuniti ulayat pada suatu lokasi, hal ini atau konflik horisontal dengan dikarenakan begitu luasnya sistem perusahaan dapat dilakukan kekerabatan yang ada pada dengan baik ketika mengetahui sukubangsa Amungme, Dani dan siapa pemimpin dan penguasa Moni menyebabkan masing – dalam wilayah pendulangan.

Ary Mandessy,MBA

Lahir di Sorong, Papua 19 April

1968 dan telah meraih gelar MBA

dari MBA-ITB.

Setelah meraih gelarnya, Ia

melanjutkan karirnya di PT

Freeport Indonesia.

Adaptasi Pola Kekuasaan

MBA-ITB BUSINESS REVIEW10

Doktor di bidang Antropologi dari

Universitas Indonesia tahun 2005,

memeroleh gelar Magister tahun

1995 di Universitas Gajah Mada di

bidang Demografi. Gelar Sarjana

Antropologinya diperoleh di

Universitas Indonesia tahun 1984.

M i n a t r i s e t n ya d i b i d a n g

intercultural dan corporate social

r e s p o n s i b i l i t y. B a m b a n g

bergabung di Kelompok Keahlian

M a n a j e m e n I n s a n i d a n

K e w i r a u s a h a a n , d e n g a n

kepakaran/spesialiasi di bidang

Corporate Social Responsibility

Dr. Bambang Rudito

Page 7: ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI …sbm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/Adaptasi-Pola-Kekuasaan... · sosial, religi, politik, seni pada pemimpin lokal dalam komuniti

3. Membuat kesepakatan bersama tentang model akan kebutuhan hidup semakin tinggi.dan aturan bagi pendulang yang disepakati secara

Perlunya suatu peraturan formal daerah yang dibuat bersama oleh setiap pemimpin suku.bersama oleh Pemerintah Daerah dan PT Freeport

Adanya kesepakatan bersama antara pemimpin Indonesia dalam hal ini sebagai pemilik sah area kelompok ataupun anggota kelompok dan pemimpin penambangan tersebut serta pemimpin – pemimpin kelompok tentang wilayah kekuasan dan model serta sukubangsa yang terlibat dalam proses ini sendiri aturan bagi setiap pendulang merupakan faktor untuk mengatur sebagai aktifitas pendulangan ini penting juga dalam meminimalkan konflik yang dapat akan menjadikan suatu royalti bagi Pemerintah terjadi sebagai akibat dari kuatnya sistem kekerabatan Daerah sendiri.serta pengaruh perubahan budaya yang kemungkinan

Berdasarkan kesepakatan bersama tersebut dan terjadi akibat hadirnya pendulang – pendulang lain apabila dimungkinkan akan sangat memberikan yang tidak berasal dari komuniti sukubangsa keuntungan yang besar bagi pemerintah daerah bila Amungme, Dani dan Moni. status pendulang ilegal ini di legalkan. Proses

Luasnya wilayah dan medan yang cukup berat pelegalan ini bukan dalam bentuk melegalkan membuat fungsi kontrol pemimpin komuniti sulit kegiatan individu dalam mendulang sebagai sesuatu untuk dilakukan secara baik dalam mengontrol yang benar, namun kegiatan ini secara operasional aktifitas individu pendulangnya. Pencampuran dapat memberikan pemasukan bagi Pemerintah berbagai sukubangsa yang terlibat dalam proses Daerah. Alternatif solusi yang bisa disampaikan pendulangan ini menyebabkan terbentuknya koalisi – adalah dengan adanya pemimpin kelompok koalisi lokal dengan model dan aturan yang berbeda – sukubangsa dalam suatu komuniti pendulang maka beda dalam pelaksanaan pendulangan itu sendiri. bila kelompok pendulang tersebut membuat suatu Perbedaan ini akan memberikan peluang pada badan hukum akan memberikan hal positif bagi kemungkinan terjadinya konflik. pemerintah.

Model dan aturan yang perlu dibuat adalah Badan hukum yang dimaksudkan disini adalah setiap bagaimana bentuk dari pendulangan itu sendiri, alat pemimpin kolompok pendulang wajib membuat dan bahan yang digunakan dalam proses badan usaha yang terdaftar secara resmi dan pendulangan itu, bagaimana sistem penjualan hasil menjadikan anggota dalam komuniti tersebut sebagai dulangan, bagaimana perjanjian sewa pakai lahan, karyawan, dengan adanya badan hukum ini secara bagaimana kesepakatan dengan penguasa non lokal tidak langsung akan menghasilkan pajak perusahaan yang disebut sebagai pemodal yang terlibat dalam kepada pemerintah.permodalan untuk membiayai peroses pendulangan

Peranan penguasa – penguasa lokal maupun non lokal itu sendiri. Sistem barter terhadap penyiapan bahan akan terbatas secara resmi dengan adanya badan pangan untuk pendulang dan hasil dulangan yang hukum tersebut, dikarenakan penguasa – penguasa diperoleh sabagai imbalan atas suplly bahan pagan ini tidak akan bebas menentukan kemauan mereka yang diperoleh. kepada pendulang jika ada kewajiban yang harus

4. Bersama – sama Pemerintah Daerah dan PT dipenuhi oleh pendulang tersebut kepada badan Freeport Indonesia membuat peraturan bagi hukum yang membawahinya.pendulang ilegal tersebut dan dilegitimasi secara

Rencana Implementasi dan Kebutuhan Sumber hukum formal.Daya

Sebagai mana diketahui bahwa penambangan ilegal Rencana implentasi terhadap alternatif solusi bisnis (i l legal maining) merupakan suatu proses yang disampaikan adalah sebagai berikut :pelanggaran hukum berdasarkan undang – undang

yang berlaku, maka ketika dalam menyikapi kondisi 1. Melakukan penjajakan bersama Pemerintah Daerah, ini dibutuhkan suatu aturan formal untuk mencegah PT Freeport Indonesia, tokoh – tokoh masyarakat terjadinya praktek yang melanggar hukum tersebut. dalam sukubangsa Amungme, Dani dan Moni, para Adalah suatu hal yang salah juga bila hal ini dilarang kelapa suku dalam sukubangsa Amungme, Dani dan dengan tidak memberikan suatu solusi yang baik, Moni, tokoh – tokoh lainnya yang berperan penting karena kondisi ini sendiri terjadi sebagai akibat dari dalam aktifitas pendulangan, TNI dan POLRI untuk semakin kecilnya peluang bekerja sementara tuntutan

Main Article

VOLUME 6 NO. 2 2011 11

Page 8: ADAPTASI POLA KEKUASAAN PEMIMPIN ADAT DI …sbm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/Adaptasi-Pola-Kekuasaan... · sosial, religi, politik, seni pada pemimpin lokal dalam komuniti

menentukan batasan wilayah hak ulayat masing – hukum yang jelas.masing sukubangsa serta siapa yang menjadi pemilik

4. Sarana dan prasarana, diperlukan dalam sah hak ulayat tersebut yang didasarkan pada mengakomodir transportasi para pendulang, dalam hubungan kekerabatan, selanjutnya batasan – batasan memasarkan hasil dulangnya, serta mendirikan wilayah hak ulayat tersebut dilegitimasi secara beberapa koperasi di daerah para pendulang emas hukum adat dan di formalkan dalam hukum nasional, tradisional untuk memenuhi kebutuhan ekonomi seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar mereka.1945 pasal 18 B (amandemen IV) dinyatakan bahwa

negara mengakui dan memelihara hak hukum adat.DAFTAR PUSTAKA

2. Bersama – sama Pemerintah Daerah, PT Freeport Budimanta, Arif, 2007, Kekuasaan dan Penguasaan Sumber Daya Alam (Study

Indonesia, tokoh – tokoh masyarakat dalam kasus penambangan timah di Bangka), Jakarta, Penerbit Indonesia Center for Sustainable Development dengan dukungan the Ford Ford Foundation.sukubangsa Amungme, Dani dan Moni, para kepala Greertz, Clifford, 1992, Tafsir Kebudayaan, Yogyakarta, INA, Kanasius

suku dalam sukubangsa Amungme, Dani dan Moni, Hartman, P. Laura, 2005, Perpective in Business Ethics, (Third Edition), New York, USA, McGraw-Hill.tokoh – tokoh lainnya yang berperan penting dalam

Ihromi, O.T., 1981, Pokok – Pokok Antropologi Budaya, Jakarta, INA, Gramedia.aktifitas pendulangan, TNI dan POLRI membuat Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Mimika, 2002,

aturan tertulis yang wajib ditaati oleh individu – Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.individu yang melakukan aktifitas pendulangan

Jakarimilena, Nico, Roembiak, D.E.Mien, Warip, Markus, Sanggenafa, N., Alua,A.Agus, tersebut, dan apabila terjadi pelanggaran terhadap Rainer, Peter, Dommel, Gudrun, Upjohn, William, Brown.E,Jane, Henning,

A.Theodore, Natsumura, Takashi, Etnografi Irian Jaya (Panduan Sosial Budaya), 1993 aturan tersebut maka pemimpin kolompok dengan (Buku satu), Kelompok Peneliti Etnografi Irian Jaya.kekuasan dan kepemimpinannya berhak untuk

Koentjaraningrat, 1993, Irian Jaya (Membangun Masyarakat Majemuk), (seri Etnografi memberikan sanksi kepada individu tersebut. Indonesia 5), Jakarta, Penerbit Djambatan.

Koentjaraningrat, 2002, Pengantar Ilmu Antropologi, (Edisi Baru), Jakarta, INA, Rineka Cipta.Koentjaraningrat, Bachtiar, W. Harsja, 1963, Penduduk Irian Barat, Jakarta, INA, Penerbitan 3. Melegalkan kegiatan pendulangan tersebut dalam

Universitas.bentuk pembentukan badan – badan hukum berupa Ladamay, L. Omah, Gombo, Basem, 2006, Mimika dalam Tiga Dimensi (Dulu, Kini dan akan

datang), Timika, INA, Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika.perusahaan – perusahaan yang dimiliki oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK), 2006, Suku Amungme pemimpin kelompok komuniti atau individu dalam

(1), Buletin Bulanan komuniti dan terdaftar secara resmi pada pemerintah Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK), 2006, Lima Suku

Pegunungan Tengah Papua (Damal, Dani, Moni Nduga Dan Mee) (3,4), Buletin dengan kewajiban membayar pajak. Sehingga dengan Bulanan

demikian PT Freeport Indonesia dapat memberikan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK), 2008, Berbagi Peran Dalam Kehidupan Suku Amungme (News & Event 21/01/2008), Buletin Bulananbantuannya sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK), 2008, Tanah Sangat Perusahaan dalam hal keselamatan kerja dan Berarti Bagi Amungme (News & Event 10/07/2007), Buletin Bulanan

pemantauan penggunaan bahan-bahan kimia Mampioper, Arnold, 2000, Amungme, Manusia Utama dari Nemangkawi Pegunungan Cartensz. PT Freeport Indonesia Papuaberbahaya.

Mealey, A. George, 1999, Grasberg, Penambangan Tembaga dan Emas pada Endapan yang Paling Terpencil didunia, Jakarta, INA, PT Freeport Indonesia

Kebutuhan Sumber daya yang dibutuhkan untuk Miarsono, Harry, 2002, Membangun Mimika – Bagaimana Mimika Dapat Menjadi Pemimpin Pembangunan di Papua, Jakarta, INA, Center for Architecture and Urban implementasi alternatif solusi bisnis adalah :Studies (CAUS).

Muller, Kal, Mengenal Papua, 2008, Daisy World Books, Jakarta.1. Membutuhkan perangkat hukum yang jelas, PT Freeport Indonesia, 2009, Rencana Reklamasi Lima Tahunan 2009 – 2013, dokumen yang

tidak dipublikasikandimana dengan perangkat hukum tersebut, mereka Rudito, Bambang, Famiola, Melia, 2008, Social Mapping – Metoda Pemetaan Sosial, Teknik dapat memastikan batas-batas hak ulayat adat yang

Memahami Suatu Masyarakat dan Komuniti, Bandung, INA, Rekayasa Sains.tepat, yang menjadi milik sukubangsa, (berdasarkan Rudito, Bambang, Budimanta, Arif, Prasetijo, Adi, 2008, Corporate Social Responsibility –

Alternatif Bagi Pembangunan Indonesia (Edisi Kedua). Jakarta, INA, Indonesia Center mitologi).for Sustanable Development (ICSD).

Sugiyono, 2009, Metoda Penelitian Kuantitatif – Kualitatif dan R&D. Bandung, INA, Alfabeta.2. Diperlukan tenaga-tenaga ahli yang berlatar Suharto, Edi, 2005, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Sosial & Pekerja Sosial, Bandung, INA, Refika Aditama.belakang pendidikan sosial budaya, dimana dengan Susanto, A. B., 2007, Corporate Social Responsibility – A Strategic Management Approach, latarbelakang tersebut, pendekatan ke setiap

Jakarta, INA, The Jakarta Consulting Group.sukubangsa, dapat memperoleh hasil yang maksimal Tunggal Widjaja Amin, 2008, Business Ethics dan Corporate Social Responsibility (Konsep

dan Kasus), Jakarta, INA, Harvarindo.dalam menyelesaikan permasalahan tersebut .Ujan, Ata Andre, Molan, Benyamin, Nugroho. St, Djoko Warsito FX, Putranto Hendar, 2009,

Multikulturalisme, Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan, Jakarta, INA, Malta 3. Penetapan atas peraturan daerah oleh pemerintahan Pritindo.

Yaimo, Yunus, 2009, Tipologi Arsitektur dan Kearifan Membangun Suku Mee Papua (Artikel Daerah, tentang izin melakukan usaha pendulangan, Bebas), Papua, INA, Yemawe, sangat penting, dimana dengan PERDA tersebut

segala bentuk pelaksanaan dilapangan memiliki dasar

Adaptasi Pola Kekuasaan

MBA-ITB BUSINESS REVIEW12