ADAPTASI PEMBELAJARAN PADA PAUD DI MASA PANDEMI …
Transcript of ADAPTASI PEMBELAJARAN PADA PAUD DI MASA PANDEMI …
ADAPTASI PEMBELAJARAN PADA PAUD DI MASA PANDEMI COVID -19
NUR LISTIAWATI, SISWANTARI, DYAH SURYAWATI, YUNITA MURDIYANINGRUM
PUSAT PENELITIAN KEBIJAKANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
A. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG PENELITIAN
1. Akses siswa terhadap berbagai sarana pendukung pembelajaran: a) jarngan tidak stabil, b) kurangnya fasilitas TIK, dan c) tidak adanya jaringan internet (Dit. Paud , 2020). Guru, orang tua dan anak tidak punya HP android di daerah terpencil, seandainya punya belum tentu pahammenggunakan, tidak ada kuota dan jaringan internet (Tanoto Foundation, 2020)
2. Kemampuan SDM guru dalam membimbing anak-anak PAUD di masa pandemi: masih ada 2,6% dari 9367 guru kemampuan TIK-nya masih kurang (Dit PAUD, 2020). Guru masih belum banyakmenggunakan TIK untuk pengembangan pembelajaan, jika ada tingkatannya masih rendah(Fabrialismanto dan Nur, 2019). Masih banyak guru Paud yang tidak menguasai TIK, jikamenguasai masih berada pd tingkat pedagogic belum pada pengembangan kompetensinya(Jpnn, 2020).
3. Pembelajaran terbaik adalah tatap muka, profesi guru tidak dapat digantikan dengan teknologi(Kasih, 2020) sehingga guru harus mengubah target capaian dan metode pembelajaran untuk memaksimalkan BDR.
4. Berbagai kebijakan terkait pelaksanaan pendidikan di masa pandemi Covid-19 sudah berupayamendukung tetap terselenggarakannya pembelajaran.
Tujuan umum: memberikan saran kebijakan bagi pemerintah pusat, pemda kabupaten/kotalembaga PAUD berkaitan dg adaptasi pembelajaran PAUD di masa pandemi COVID-19 agar tercapaitujuan pembelajaran PAUD.
Tujuan khusus :
1. Mengevaluasi kesiapan dinas pendidikan kabupaten/kota dalam membina lembaga PAUD .2. Mengevaluasi kesiapan lembaga PAUD menyelenggarakan BDR.3. Menganalisis adaptasi pembelajaran (perencanaan, pelaksanaan & evaluasi ) yg dilakukan
kepala sekolah dan guru.4. Menganalisis dukungan & hambatan yg dihadapi oleh disdik, lembaga & ortu peserta didik.
TUJUAN PENELITIAN
Lingkup penelitian: 4 jenis satuan atau program PAUD (Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014) yaitu Taman Kanak-Kanak/sederajat (TK/RA/BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS).
LINGKUP PENELITIAN
Satuan/program PAUD:
TK/sederajatKB, TPA, dan SPS
Pengambil kebijakan tingkat Pusat- Kemdikbud- Kemenko PMK- Kemenag- Kementerian PPPA
Pemerintah daerah
Dinas pendidikan Kab/Kota
Penelitian lebih lanjut
Manfaat penelitian
KERANGKA BERPIKIR
B. METODE PENELITIAN
Jenis Data yg Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan
Sumber data Cara mengumpulkan data/instrumen
Cara menganalisis
Data sekunder Pelaksanaan PJJ Guru Survei Dit. PAUD
Survei Ditjen GTK
Deskriptif
Data primer Kebijakan dan pelaksanaan BDR
Direktorat PAUD dan Dit PTK PAUD
DKT Deskriptif
Kebijakan DinasKab/Kota dan Prop.
6 Disdik Kota Jakarta Utara,Kota Bogor, Kab. Sidoarjo, Lahat, Tn Bumbu, Sumba Timur dan Maluku Tengah, serta Provinsi DKI
DKT dan Daftar isian
Kebijakan, kesiapan lembaga menyelenggaralanBDR, dukungandan hambatan
15 kepala lembaga PAUD DKT, daftar isian dan wawancara
Kesiapan guru, orang tua dalam melaksanakan BDR
15 guru PAUD DKT, daftar isian dan wawancara
HASIL DAN PEMBAHASAN
8 Langkah BDR oleh disdik kab/kota 6 Disdik kabupaten/kota
Membentuk Pos Pendidikan Dua di antara 6 kabupaten/kota (33,3%) tidak membentuk pos pendidikan. Kabupaten/kota yang membentuk tidak selalu memberi nama pos pendidikan, meskipun demikian melaksanakan fungsi sebagaimana pos pendidikan.
Melakukan koordinasi secara daring dg Kemdikbud melalui Set.Nasional Satuan Pend.Aman Bencana, LPMP & PP/BP-PAUD Dikmasterkait pelaksanaan kebijakan BDR.
Semua disdik berkoordinasi dengan lembaga di tingkat pusat. Bentuk-bentuk koordinasi, ada yang dg LPMP, berbentuk bimtek, sosialisasi, pelatihan, rapat koordinasi, dan ada yang melalui BP PAUD Dikmas
Melakukan pendataan di daerah sesuai dengan format yg disediakan Kemdikbud.
Semua disdik melakukan pendataan tentang kesiapan melaksanakan BDR, dg data yang dikumpulkan di antaranya adalah kepemilikan gadget oleh orang tua peserta didik
Menyusun & menetapkan kebijakan pendidikan selama masa darurat COVID-19 di daerahnya.
Semua membuat kebijakan terkait BDR dg berbagai macam bentuk ada yang berupa surat edaran bupati/walikota maupun surat yang dikeluarkan oleh kepala dinas pendidikan & selalu diperpanjang.
Memfasilitasi pembelajaran daring &/atau
luring melalui 5 cara.
Semua disdik memfasilitasi BDR dg sasaran secara menyeluruh lembaga, PTK, peserta didik dan orang tua peserta didik. Bentuk fasilitasi beragam di antaranya pemberian quota, meningkatkan kompetensi PTK dg beragam cara, merumuskan kurikulum BDR, pemberian sembako, menginformasikan laman pembelajaran.
Melakukan penyebaran informasi & edukasi
pencegahan COVID-19 melalui berbagai media.
Semua melakukan, ada di antaranya yang menggunakan radio disdik, radio daerah, ada yang berkoordinasi dg lembaga kursus bimba, AIUEO, sosiaisasi ke guru dan guru ke orang tua peserta didik.
Melaksanakan pemantauan & evaluasi
pelaksanaan BDR oleh satuan pendidikan.
Ada yang menggunakan sistem laporan harian, ada yang membentuk tim khusus, adapula yang bekerja sama dg HIMPAUDI dan IGTKI. Namun ada pula yang agak terhambat karena ketiadaan Penilik.
Melaporkan perkembangan pelaks.kebijakan
BDR kpd Kemdikbud & menginformasikan kpd
masyarakat secara rutin.
Melaporkan ke pusat minimal ke PP/BP PAUD Dikmas dan secara rutin ke masyarakat melalui surat edaran.
DELAPAN LANGKAH BDR OLEH DINAS PENDIDIKAN (SE Sesjen Kemdikbud No. 15 th 2020)
KESIAPAN LEMBAGA DAN GURU MENYELENGGARAKAN PAUD MELALUI BDR
TK KB SPSK
EBIJ
AK
AN
LEM
BA
GA
MEN
TER
JEM
AH
KA
N K
EBIJ
AK
AN
P
USA
T/ D
INA
S P
END
IDIK
AN
• Membuat SOP tentang BDR• Melaksanakan sosialisasi tentang
BDR kepada orang tua peserta didik (semua)
• Membuat RPPM BDR (semua)• Menentukan pembelajaran
melalui Daring, Luring atau Kombinasi
• Merencanakan evaluasi mingguan• Guru dan wali murid membuat
group peguyuban kelas masing-masing (TK Pertiwi, Lahat)
• Mengadakan konsultasi kepada wali murid dan tentang pembelajaran anak secara BDR menggunakan aplikasi WA, kadang video call kadang zoom.
• Melaksanakan kombinasi daring & luring
• Penentuan waktu Luring dan Daring (3 hari Daring, 3 hari Luring)
• Luring dengan penentuan titik temu
• Mengadakan parenting bagi orangtua/ wali siswa. PAUD yang sekolah bukan hanya anak tapi juga orangtua siswa (PAUD Sabitul Azmi). PAUD bisa berhasil jika orang tua memiliki pengetahuan yang sama dengan pendidik dan lembaga. Materi parenting: bagaimana memahami anak, bagaimana cara belajar anak, bagaimana mengenal karakteristik anak.
• Menyusun RPPM, RPPH .
• Lembaga mengikuti instruksi kebijakan pusat dan Dinas Pendidikan dengan cara menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada dalam melaksanakan kombinasi Luring dan Daring
• Menyusun perencanaan
• Sosialisasi pengenalan sekolah dan belajar dari rumah kepada ortu secara tatap muka dengan menerapkan protocol kesehatan
DUKUNGAN BAGI LEMBAGA, PTK DAN ORANG TUA DALAM MELAKSANAKAN BDR
PUSAT PEMDA DINAS LEMBAGA MITRA LEMBAGA
Fasilitas • BOP (kecuali KB
Azizah-Kota
Bogor)
• Kuota internet
bagi guru dan
siswa (sebagian
lembaga belum
menerima)
• DAK Non fisik
• Buku pedoman
BDR
• Blockgrant
lembaga
(Sidoarjo)
• Insentif (Kota
Bogor)
• BOP Daerah,
disinfektan,
masker,
vitamin (Kab.
Tn Bumbu)
• Alat- alat disinfektan
(Jkt. Utara)
• Insentif (Sidoarjo)
• Pemberian fasilitas berupa penyediaan wifi internet, media penyedia seminar, dan pemberian ijin mengikuti seminar/ workshop/ bimtek/ sosialisasi kepada guru
Peningkatan kapasitas guru
• Webinar tentang
BDR,
• Peningkatan
kapasitas guru
PAUD Hibah,
berjenjang dan
tingkat lanjut dll
• Berbagai seminar
oleh PP dan BP
PAUD Dikmas
• Bintek BDR
• Webiner strategi
penyiapan BDR
• Seminar pembuatan RPP
berbasis STEAM dan
Loosepart (kerjasama
dengan Himpaudi)
• Pelatihan dan sosialisasi
BDR (PKG Kecamatan
Waingapu)
• Webiner Pembelajaran
di masa pandemi
(IGTKI)
• Webiner terkait
metode pembelajaran
(Himpaudi) dan
Airlangga
• Bimbingan Teknik
Nasional Penguatan
pembelajaran Guru
PAUD (FGII)
• Webiner rumahku sekolahku (Paud Langgeng Garjita, Sidoarjo)
• Pengimbasan Bimtek BDR (kab. Lahat)
• KS memberikan materi tentang BDR. Seni Kria(Sumba Timur)
• In house training ttg IT, model pengimbasan
PUSAT PEMDA DINAS LEMBAGA MITRA LEMBAGA
Peningkatan Kapasitas Tenaga Kependidikan
• Penguatan/
Workshop GTK
PAUD
• Bimtek Radio
Edukasi
• Bimtek Keg BDR
(BP PAUD Prov
NTT)
Peningkatan kapasitas orang tua
Kelas orang tua
berbagi dalam
beberapa episode
(Dit. PAUD, PP PAUD
Dikmas Jawa Tengah,
BP PAUD Dikmas Prov.
Sumsel, Prov. Maluku,
Aceh)
• Seminar “Belajar dan bermain kreatif bersama ayah bunda’ (Himpaudi prop Jabar)
• Rencana pembelajaran pada masa transisimenuju kenormal-an baru(IGTKI)
• Berkreasi dengan doodle art (Airlangga)
• Parenting Akbar menjaga kesehatan (Oase dan IHF)
• webinar tema pembelajaran di masa BDR untuk PAUD bagi orang tua/wali siswa
• Sosialisasi dan edukasi RPPM dan RPPH (Kab. Lahat)
• konsultasi orang tua/wali siswa kepada guru/pendidik
• Peran orang tua dalam pembelajaran di rumah (Sumba Timur)
Kesepakatan orang tua dan keberhasilan pembelajaran
Kesepakatan dengan orang tua Kriteria keberhasilan pembelajaran
Jenis kegiatan yang dilakukan secara Daring dan Luring Antusiasme anak melaksanakan kegiatan bermain sambal belajar
Jadwal kegiatan pembelajaran Penyelesaian kegiatan bermain sambal belajarsesuai jadwal
Durasi waktu pembelajaran Anak merasa senang dan nyaman dalam bermain sambal belajar
Media yang digunakan (mis. Aplikasi zoom, vidcall dll) Ketercapaian KD dan indikator walau tidak maksimal
Waktu dan tempat pengambilan bahan, alat dan materi pembelajaran
Perubahan karakter melalui pembiasaan sehari-hari dan penerapan nilai-nilai akhlak
Waktu dan tempat pengembalian hasil kegiatan anak Anak mampu melaksanakan kecakapan hidup (life skill) yang diajarkan di rumah
Waktu pelaksanaan Home Visit
Orang tua menyediakan APE
Orang tua bisa memilih kegiatan, disesuaikan dengan minat anak (KB)
Adaptasi Pembelajaran yang Dilakukan Kepala Sekolah dan Guru
Aspek yang dipertimbangkan
TK - Latar belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua- Ketersediaan HP android, pulsa dan jaringan → Daring- Jarak tempuh guru ke rumah siswa → Luring - Kemudahan/kesulitan orang tua memperoleh media- Kemudahan guru menilai perkembangan anak
- Kesiapan orang tua dan anak dalam PJJ- Ketersediaan bahan dan alat bermain dan
belajar- Jenis kegiatan dan waktu pembelajaran
KB - Kebiasaan dan lingkungan tempat tinggal- Alat dan bahan yang tersedia di lingkungan- Kesiapan orang tua memfasilitasi anak di rumah
- Kondisi anak di rumah- Memberikan kemudahan pada orang tua
SPS - Usia anak- Media pembelajaran- Bahan ajar- Wawasan orang tua
TPA - Kesehatan anak dan guru- Tingkat usia anak- Aturan protokol kesehatan- Materi dalam bermain dan belajar
www.free-powerpoint-templates-design.com
Memanfaatkan teknologi
Berpedoman pada Kurikulum 13 Modifikasi Kurikulum (Kurikulum
masa pandemi)
Kegiatan dirancang lebih sederhana dan mudah bagi siswa dan
pendamping
MERANCANG BDR
0
1
0
4
0
5
Penyiapan materi, bahan bermain dan belajar siswa yang menarik dan menyenangkan
MeM0
2
0
6
Modul-modul kemdikbud sebagai referensi
KD yang harus dikuasai siswa
0
3
0
7
0
8
Merancang kegiatan BDR
6 aspek dasar perkembangan anak
Kegiatan sesuai tema yang ditentukan sekolah mempertimbangkan media di sekitar rumah siswa
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TEKNIK dan METODE
TK • Semua lembaga subjek penelitian menggunakan metode kombinasi daring dan luring• Daring: zooming, video online, WAG, video call per anak (30 menit)• Luring: Video offline, LKS, TVRI, home visit, bertemu per kelompok pada titik temu • Ada yang melaksanakan Luring saja dengan tidak ada pengurangan waktu belajar (hanya
40-70% yang hadir)
KB Daring: zoom, video onlineLuring: Home visit, tatap muka bagi yang orang tuanya bekerja, LKA, TVRI, video offline
SPS • Kombinasi Luring: Kunjungan ke rumah dan Daring: Video call • 3 hari daring 3 hari luring• Luring saja (Taman Pendidikan Al Quran)
TPA Luring: orang tua memilih kegiatan main 1 atau lebih per hari (sesuai RPPM)Daring: 1 minggu sekali
EVALUASI
Satuan PAUD
Evaluasi Memperbaiki renc. Pembel. selanjutnya
Memperbaiki cara pembel.selanjutnya
Meningkatkan bimbingan ke Ortu
Lainnya
TKN=9
100% 75% 87,5% 75% • Meningkatkan penggunaan media dan sumber belajar,
• mengetahui kendala/hambatan, dan
• sebagai arsip lembaga
KBN=3
100% 100% 33,3%
SPSN=4
75% 50% 75% 50%
TPAN=2
√ - √ -
Umpan Balik, Penilaian Perkembangan, Refleksi dan Tindak Lanjut
Satuan PAUD
Umpan Balik Penilaian Perkemb Refleksi dan Tindak Lanjut
TK • Support, motivasi,semangat, memberi bintang/jempol, pujian, koreksi
• 4 dari 9 guru tidak melakukan umpan balik
• 2 dari 9 guru memahami sebagai refleksi
• Nilai Agama dan Moral (NAM), motorik, sosial-emosional, kognitif, bahasa, seni
• Rating scale, anekdot, hasil karya, penilaian harian, pengamatan, rapor perkembangan, wawancara kpd orang tua.
• Mengaplikasikan hasil evaluasi dan masukan dari orang tua
• Selalu melakukan evaluasi agar kegiatan tidak membosankan
• Tidak semua materi yang dirancang harus dikuasai anak, namun kegiatan memperhatikan minat anak. ada 1 keg. Yang hasilnya tidak diketahui sehingga guru harus memahami kondisi kesiapan anak dan respon anak yang berbeda
• 5 dari 9 guru belum melakukan refleksi
PAUD Umpan Balik Penilaian Perkembangan Refleksi dan Tindak lanjut
KB Pujian, tanya jawab • NAM, motoric, sosial-emosi-onal, kognitif, bahasa, seni
• Dilihat dari penilaian harian dan kunjungan ke rumah, tanya jawab kpd orang tua, pengamatan orang tua.
• Format penilaian: ceklis, catatan hasil karya anak, catatan anekdot, laporan
• Guru memperbaiki pendekatan kepada anak melalui kerjasama dgn ortu untuk memberikan dorongan kepada anak untuk belajar
• 2 dari 3 guru belum melakukan refleksi
SPS Reward • NAM, motoric, sosial-emosiaonal, kognitif, bahasa, seni
• Belum semua melakukan penilaian perkembangan
• Untuk mengukur layanan yang sudah diberikan
• 3 dari 4 guru belum melakukan refleksi
TPA Memberikan motivasi NAM, motoric, sosial-emosional, kognitif, bahasa, seni
--
HAMBATAN: Disdik, Lembaga, Ortu
20
KESIMPULAN DAN SARAN
21
KESIMPULAN
1. Kesiapan Dinas Pendidikan Kabupaten/kota membina lembaga PAUD dalam menyelenggarakan PAUD selama pandemi Covid-19 dilihat dari bagaimana dinas menterjemahkan dan melaksanakan kebijakan dari Pusat terkait penyelenggaraan BDR.
Pemerintah Daerah sudah mengejawantahkan kebijakan Pusat terkait penyelenggaraan pendidikan di masa pandemi atau masa transisi pembatasan sosial berskala besar di wilayah mereka melalui SE kepala dinas pendidikan dan/atau Bupati/Walikota
Mengacu pada SE Sesjen Kemdikbud No. 15 tahun 2020, semua dinas pendidikan kabupaten/kota responden siap membina penyelenggaraan PAUD di masa pandemi. Salah satu kelemahan yang ditemukan adalah kurang efektifnya pemantauan dan evaluasi di masa pandemi karena frekuensi visitasinya yang banyak berkurang bahkan ada yang tidak didatangi sama sekali. Di Kabupaten Lahat ditemui kondisi ketiadaan Penilik yang kemungkinan disebabkan kurang menariknya jabatan penilik, ditandai oleh kecilnya tunjangan jabatan yang jauh lebih rendah dibandingkan tunjangan guru.
2. Kesiapan lembaga dan guru menyelenggarakan PAUD melalui BDR
Lembaga-lembaga PAUD baik TK, KB dan SPS menjalankan kebijakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan Pemerintah Pusat, Kemendikbud dan dinas pendidikan yaitu belajar dari rumah. Namun lembaga TPA di daerah zona merah pandemi COVID-19 banyak yang tidak menerima siswa untuk sementara sampai pemerintah menyatakan bahwa pandemi COVID-19 sudah berakhir.
Umumnya lembaga PAUD mengadakan pembinaan bagi orang tua peserta didik untuk menyamakan visi melalui kegiatan parenting melalui webinar atau pertemuan dengan memberlakukan protokol kesehatan, dan kunjungan ke rumah orang tua. Konsultasi bagi orang tua dilakukan hampir 24 jam.
Kesepakatan bersama mencakup jenis kegiatan yang dilakukan melalui daring dan luring, jadwal, durasi waktu, dan media pembelajaran, waktu home visit bagi guru, dan APE yang digunakan dalam pembelajaran yang bisa didapatkan di rumah atau sekitar rumah, waktu mengambil bahan pembelajaran dan waktu pengembalian hasil kegiatan anak.
Beberapa lembaga juga menentukan kriteria keberhasilan anak yang terukur, yaitu antusiasme anak, anak merasa senang dan nyaman dalam bermain dan belajar bersama orang tua, ketercapaian KD dan indikator walau tidak maksimal, perubahan karakter anak, dan kemampuan anak melaksanakan life skills sederhana
3. Adaptasi pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah dan guru yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi BDR
Perencanaan
Guru dan kepala sekolah menyusun RPPM dan RPPH mengacu pada K 13 dan kurikulum di masa pandemi, selain itu kesepakatan dengan orang tua juga dimasukkan dalam cara pembelajaran dan penyelenggaraan BDR.
Semua jenis satuan PAUD mempertimbangkan 6 aspek perkembangan anak dalam menyusun rencana, melaksanakan dan menilai, kegiatan bermain dan belajar anak. Hal lain yang dipertimbangkan adalah latar belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua, ketersediaan media daring, jarak tempuh rumah guru dan siswa, kemudahan dan kesulitan penyediaan APE oleh orang tua dan kemudahan guru melakukan penilaian. Pada satuan SPS usia siswa menjadi perhatian karena SPS menangani siswa yang usianya beragam dari 0-6 tahun.
Pelaksanaan
Umumnya satuan PAUD baik TK, KB maupun SPS dan TPA melaksanakan BDR denganteknik kombinasi daring dan luring. Namun di beberapa satuan PAUD di Maluku Tengahdan Lahat hanya melaksanakan melalui luring dikarenakan permintaan orang tua yangmenganggap pembelajaran secara daring tidak efektif. Walaupun pembelajaranmenjalankan protokol kesehatan namun tentu saja resikonya sangat besar, sehinggapembelajaran seringkali hanya diikuti maksimal 70 persen peserta didik PAUD karenaorang tua sebagian masih khawatir. Apakah ini menunjukkan kurangnya pemahamanorang tua dan guru terkait konsep PAUD bahwa anak memperoleh pembelajaran darikegiatannya bermain. Dan maksimalisasi peran orang tua dalam masa BDR untukmembimbing anak terabaikan.
Guru berupaya membuat kegiatan bermain dan belajar anak bersama orang tuamenjadi simpel, tidak membebankan orang tua dengan cara memberikan pemahamankepada orang tua dan menggunakan media atau APE yang mudah didapat di rumah danlingkungan sekitarnya. Selain itu guru selalu siap memberikan konsultasi kepada orangtua.
Masih banyak guru yang menggunakan LKA, dan belum mengenal metode lain sepertiSTEAM dan loosepart
Penilaian dan Evaluasi
Dalam penilaian guru masih kesulitan dalam melakukan penilaian karena perencanaan belum terstruktur dengan baik dan guru tidak melihat proses pembelajaran yang dilakukan
Masih ada guru yang memaknai umpan balik (feed back) sebagai refleksi dan sebaliknya. Bahkan masih ada guru yang tidak melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukannya.
4. Dukungan (peningkatan kompetensi guru, fasilitas, sarana prasarana) dan hambatan yg dihadapi oleh disdik, lembaga dan orang tua peserta didik selama pelaksanaan BDR.
Dukungan
Peningkatan kompetensi guru diberikan oleh Pusat, Dinas Pendidikan melalui sosialisasi/seminar/bimtek terkait pelaksanaan BDR. Selain itu di sebagian wilayah organisasi mitra seperti Himpaudi juga melakukan webiner untuk memperkuat kompetensi guru dalam melaksanakan BDR.
Peningkatan Kompetensi orang tua sudah dilakukan oleh PP Paud Dikmas, BP Paud Dikmas Propinsi dan organisasi mitra, serta lembaga dan guru
Dukungan fasilitas yang diberikan pemerintah pusat berupa pulsa internet untuk menunjang pembelajaran (namun belum semua terdistribusikan). Sementara dukungan lembaga berupa wifi untuk guru dan kepada siswa berupa pemberian alat dan bahan ajar bagi siswa.
Hambatan
Hambatan yang dialami oleh dinas maupun lembaga adalah menurunnya minat orang tua menyekolahkan anak di masa pandemi, selain dikarenakan orang tua dan siswa lebih memilih pembelajaran secara tatap muka, kondisi perekonomian sebagian masyarakat menjadi hambatan dalam mendanai anak untuk bersekolah.
Terkait dengan pengawasan dan evaluasi ditemui permasalahan adanya kabupaten yang tidak memiliki penilik yang cenderung disebabkan oleh tidak menariknya jabatan Penilik yg diindikasikan oleh rendahnya tunjangan.
Kurangnya kompetensi guru dalam melaksanakan BDR, terutama dalam penguasaan IT
Kurangnya kompetensi dan waktu orang tua dalam melakukan pendampingan. Salah satunya orang tua yang tidak memiliki gadget tidak memiliki aksesmendapatkan peningkatan kompetensi melalui system daring
Tidak memadainya sarana belajar anak, terutama kepemilikan gadget dan ketersediaan jaringan untuk melaksanakan kegiatan melalui daring.
1. Kesiapan Dinas Pendidikan Kabupaten/kota membina lembaga PAUD dalam menyelenggarakan PAUD selama pandemi Covid-19
Setiap kabupaten/kota perlu mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi dengan teknologi yang menjangkau seluruh lembaga PAUD di wilayahnya.
Untuk mengatasi kurang menariknya jabatan penilik diperlukan penelitian dalam upaya mendapatkan solusinya. Hal ini mengingat bahwa penilik memiliki peran penting dalam memajukan PAUD.
Dinas pendidikan Kab/Kota menjadi penasihat dalam pengembangan kurikulum modifikasi selama pandemi dan penasihat pedagogik bagi pendidik, tidak hanya administratif
SARAN KEBIJAKAN
2. Kesiapan lembaga dan guru menyelenggarakan PAUD melalui BDR
Peningkatan pemahaman guru dan orang tua tidak hanya pada konsep PAUD namun juga pelaksanaannya
3. Adaptasi pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah dan guru yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi BDR
Perencanaan pembelajaran harus mempertimbangkan keterukuran 6 aspek perkembangan anak melalui kegiatan bermain sehingga dalam penilaian guru tidak mengalami kesulitan
Dit. PAUD perlu lebih menyebarluaskan Best Practice dalam penyelenggaraan, pengelolaan, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian oleh lembaga PAUD kepada lembaga yang lain, termasuk penggunaan metode Science, Technology, Engineering, Art, Math (STEAM) dan loose part dalam pembelajaran karena masih banyak lembaga yang melakukan pembelajaran dengan LKA.
Untuk menghindari kebosanan pada anak:
• Guru harus kreatif menyusun kegiatan bermain anak agar bervariasi sehingga sesuai minat anak dan membuat anak bergairah.
• Guru sebaiknya memberikan tips tentang alat dan bahan (APE) di sekitar rumah orangtua/wali siswa yang dapat digunakan/dimanfaatkan untuk membimbing anaknya belajar.
4. Dukungan (peningkatan kompetensi guru, fasilitas, sarana prasarana) dan hambatan yg dihadapi oleh disdik, lembaga dan orang tua peserta didik selama pelaksanaan BDR.
Perlu sistematika alternatif dalam pendistribusian kuota internet bagi lembaga yang belum menerima bantuan.
Peningkatan kapasitas penggunaan/pemanfaatan IT bagi guru dapat dilakukan secara berjenjang dari yang paling dasar hingga advance sesuai kebutuhan guru dengan penyelenggara hingga tingkat kecamatan dan kelurahan sehingga dapat mencakup keseluruhan guru.
Gerakan orang tua mendaftar ke PAUD dan kebijakan PAUD 1 tahun pra SD dapat menjadi solusi nasional bagi berkurangnya jumlah peserta didik PAUD selama pandemi.
Meringankan orang tua yang tidak memiliki dana cukup untuk memasukkan anak-anaknya ke PAUD melalui: Orang tua asuh, beasiswa PAUD, CSR, dan peningkatankepedulian Bunda PAUD.
Tim Puslitjak pada ‘Adaptasi pembelajaran pada PAUD di masa pandemi Covid-19’
Mohon masukannya
Terima kasih