Ada Tiga Tahap Perjuangan Dalam Dakwah Yang Ditempuh Rasulullah Saw

21
Ada tiga tahap perjuangan dalam dakwah yang ditempuh Rasulullah saw. bersama para sahabatnya. Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (marhalah tatsqif); kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah); ketiga, tahap penerimaan kekuasaan (marhalah istilamul hukm) untuk menerapkan Islam secara praktis dan menyeluruh, sekaligus menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia. Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (tatsqif). Tahap ini dimulai sejak beliau saw diutus menjadi rasul. Pada tahap ini Rasulullah saw. melakukan pembinaan para kader dan membuat kerangka tubuh gerakan. Ketika turun firman Allah SWT dalam surat Al Muddatsir (surat yang turun setelah surat Iqra’/al Qalam, lihat Manna’ Khalil Qatthan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, terj. Hal 92):.“Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!” [QS al-Muddatstsir: 1-2], beliau saw. mulai mengajak masyarakat untuk memeluk Islam. Dimulai dari istrinya Khadijah r.a., sepupunya Ali bin Abi Thalib r.a., mantan budaknya Zaid, dan sahabatnya Abu Bakar As Shiddiq r.a., lalu beliau menyeru seluruh masyarakat. Beliau keliling mendatangi rumah-rumah mereka. Beliau saw. menyampaikan : Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan janganlah kalian menserikatkan-Nya dengan sesuatu apapun”. Beliau menyeru manusia, mengikuti ayat di atas, secara terang- terangan. Setelah rasulullah saw. mengajak penduduk Mekkah untuk masuk Islam, sebagian orang menerima dan beriman kepadanya lalu masuk Islam dan sebagian yang lain menolaknya. Rasul mengumpulkan orang-orang yang beriman di sekeliling beliau dalam suatu kelompok atas dasar agama baru itu secara rahasia. Para sahabat beliau apabila shalat mereka pergi ke padang-padang rumput dan menyembunyikan sholat mereka dari kaum mereka. Kepada orang-orang yang baru masuk Islam, Rasulullah saw mengutus orang yang sudah masuk Islam sebelumnya (para senior) dan faqih dalam dinul Islam untuk mengajarkan Al Quran. Beliau saw. pernah mengirim Khubbab bin al-Arats untuk mengajarkan al-Quran kepada Zaenab binti al-Khaththab dan suaminya, Sa’id dirumahnya. Ketika Umar bin Khaththab (kakak Zainab) memergoki mereka yang sedang belajar di rumah Said, dimana Khabab membacakan Al Quran kepada mereka, Umar pun masuk islam. Beliau saw. menjadikan rumah Al Arqam bin Abil Arqam (Daar al-Arqam) sebagai markas kutlah (kelompok dakwah) dan madrasah bagi dakwah baru ini. Di rumah Arqam itulah Rasulullah saw. mengumpulkan para shahabat, mengajar Islam kepada mereka, membacakan Al Quran kepada mereka, menjelaskannya, memerintahkan mereka untuk menghafal dan memahami al-Quran. Dan setiap kali ada yang masuk Islam, langsung digabungkan ke Darul Arqam. Beliau saw. tinggal di markas pengkaderan itu selama 3 tahun membina (yutsaqqif) kaum muslimin generasi pertama itu, sholat bersama mereka, tahajud di malam hari yang lalu diikuti oleh para sahabat, beliau saw. membangkitkan keruhanian dengan sholat, membaca al Qur’an, membina pemikiran mereka dengan memperhatikan ayat-ayat Allah dan meneliti ciptaan-ciptaan-Nya, dan membina akal fikiran mereka dengan makna-makna dan lafazh-lafazh Al Qur’an serta mafahim dan pemikiran islam, dan melatih mereka untuk bersabar terhadap berbagai halangan dan hambatan dakwah, dan mewasiatkan kepada mereka untuk senantiasa taat dan patuh sehingga mereka benar-benar ikhas lillahi ta’ala (lihat Taqiyuddin An Nabhani, Ad Daulah Al Islamiyah, hal 11-12) . Rasul tetap merahasiakan aktivitas dakwahnya, dan terus melakukan upaya-upaya pengkaderan dan pembinaan (tatsqiif) hingga turun firman Allah swt: َ ن يِ كِ رْ شُ مْ ل اِ نَ عْ ضِ رْ عَ اَ وُ رَ مْ ُ ت اَ مِ بْ عَ دْ اصَ ﴿ف“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. [QS al-Hijr :94] Tahap kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah). Meskipun aktivitas pada tahap pertama dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, akan tetapi masyarakat Mekah mengetahui bahwa Muhammad Rosulullah Saw telah membawa agama baru. Mereka juga mengetahui banyak orang masuk Islam. Kafir Mekah pun tahu bahwa Rasulullah dan kutlahnya merahasiakan kutlah dan pemelukan agama mereka. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Makkah telah tahu adanya agama dan dakwah baru serta kutlah baru, sekalipun mereka tidak tahu, di mana mereka berkumpul, dan siapa saja di antara orang-orang mukmin yang berkumpul. (lihat An Nabhani, idem). Setelah

description

islam

Transcript of Ada Tiga Tahap Perjuangan Dalam Dakwah Yang Ditempuh Rasulullah Saw

Ada tiga tahap perjuangan dalam dakwah yang ditempuh Rasulullah saw. bersama para sahabatnya. Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (marhalah tatsqif); kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah); ketiga, tahap penerimaan kekuasaan (marhalah istilamul hukm) untuk menerapkan Islam secara praktis dan menyeluruh, sekaligus menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (tatsqif).Tahap ini dimulai sejak beliau saw diutus menjadi rasul. Pada tahap ini Rasulullah saw. melakukan pembinaan para kader dan membuat kerangka tubuh gerakan. Ketika turun firman Allah SWT dalam surat Al Muddatsir (surat yang turun setelah surat Iqra/al Qalam, lihat Manna Khalil Qatthan, Mabahits fi Ulumil Quran, terj. Hal 92):.Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! [QS al-Muddatstsir: 1-2], beliau saw. mulai mengajak masyarakat untuk memeluk Islam. Dimulai dari istrinya Khadijah r.a., sepupunya Ali bin Abi Thalib r.a., mantan budaknya Zaid, dan sahabatnya Abu Bakar As Shiddiq r.a., lalu beliau menyeru seluruh masyarakat. Beliau keliling mendatangi rumah-rumah mereka. Beliau saw. menyampaikan : Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan janganlah kalian menserikatkan-Nya dengan sesuatu apapun. Beliau menyeru manusia, mengikuti ayat di atas, secara terang-terangan.Setelah rasulullah saw. mengajak penduduk Mekkah untuk masuk Islam, sebagian orang menerima dan beriman kepadanya lalu masuk Islam dan sebagian yang lain menolaknya. Rasul mengumpulkan orang-orang yang beriman di sekeliling beliau dalam suatu kelompok atas dasar agama baru itu secara rahasia. Para sahabat beliau apabila shalat mereka pergi ke padang-padang rumput dan menyembunyikan sholat mereka dari kaum mereka. Kepada orang-orang yang baru masuk Islam, Rasulullah saw mengutus orang yang sudah masuk Islam sebelumnya (para senior) dan faqih dalam dinul Islam untuk mengajarkan Al Quran. Beliau saw. pernah mengirim Khubbab bin al-Arats untuk mengajarkan al-Quran kepada Zaenab binti al-Khaththab dan suaminya, Said dirumahnya. Ketika Umar bin Khaththab (kakak Zainab) memergoki mereka yang sedang belajar di rumah Said, dimana Khabab membacakan Al Quran kepada mereka, Umar pun masuk islam.Beliau saw. menjadikan rumah Al Arqam bin Abil Arqam (Daar al-Arqam) sebagai markas kutlah (kelompok dakwah) dan madrasah bagi dakwah baru ini. Di rumah Arqam itulah Rasulullah saw. mengumpulkan para shahabat, mengajar Islam kepada mereka, membacakan Al Quran kepada mereka, menjelaskannya, memerintahkan mereka untuk menghafal dan memahami al-Quran. Dan setiap kali ada yang masuk Islam, langsung digabungkan ke Darul Arqam. Beliau saw. tinggal di markas pengkaderan itu selama 3 tahun membina (yutsaqqif) kaum muslimin generasi pertama itu, sholat bersama mereka, tahajud di malam hari yang lalu diikuti oleh para sahabat, beliau saw. membangkitkan keruhanian dengan sholat, membaca al Quran, membina pemikiran mereka dengan memperhatikan ayat-ayat Allah dan meneliti ciptaan-ciptaan-Nya, dan membina akal fikiran mereka dengan makna-makna dan lafazh-lafazh Al Quran serta mafahim dan pemikiran islam, dan melatih mereka untuk bersabar terhadap berbagai halangan dan hambatan dakwah, dan mewasiatkan kepada mereka untuk senantiasa taat dan patuh sehingga mereka benar-benar ikhas lillahi taala (lihat Taqiyuddin An Nabhani, Ad Daulah Al Islamiyah, hal 11-12) . Rasul tetap merahasiakan aktivitas dakwahnya, dan terus melakukan upaya-upaya pengkaderan dan pembinaan (tatsqiif) hingga turun firman Allah swt: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. [QS al-Hijr :94] Tahap kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah).Meskipun aktivitas pada tahap pertama dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, akan tetapi masyarakat Mekah mengetahui bahwa Muhammad Rosulullah Saw telah membawa agama baru. Mereka juga mengetahui banyak orang masuk Islam. Kafir Mekah pun tahu bahwa Rasulullah dan kutlahnya merahasiakan kutlah dan pemelukan agama mereka. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Makkah telah tahu adanya agama dan dakwah baru serta kutlah baru, sekalipun mereka tidak tahu, di mana mereka berkumpul, dan siapa saja di antara orang-orang mukmin yang berkumpul. (lihat An Nabhani, idem). Setelah masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khaththab (3 hari setelah masuk islamnya Hamzah), turun firman Allah SWT: ! ! Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu), yaitu orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain disamping Allah, maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya) [QS al-Hijr :94-96].Beliau saw. pun menerangkan perintah Allah SWT secara terang-terangan. Beliau saw. pun menampilkan kutlahnya secara terang-terang kepada seluruh masyarakat, sekalipun masih ada sebagian kaum muslimin yang menyembunyikan ke-Islamannya bahkan sampai penaklukan kota Makkah. Setelah aksi menampilkan kutlah secara terang-terangan di Kabah, terjadilah pergesekan dakwah dan kelompok dakwah dengan masyarakat Makkah dengan para pemimpinnya yang sangat cinta kepada kepemimpinan dengan sistem jahiliyyah. Perjuangan kelompok dakwah Nabi dan para sahabat pun berubah dari fase rahasia (daur al istikhfa) ke fase terang-terangan (daur al Ilan). Berpindah dari fase mengkontak orang-orang yang memiliki kesediaan menerima Islam ke fase berbicara kepada masyarakat secara menyeluruh (lihat An Nabhani, idem., hal 16).Mulailah terjadi benturan (ishthidam/clash) antara iman dengan kekufuran di masyarakat, dan mulailah terjadi pergesekan (ihtikak) antara ide-ide yang benar dengan ide-ide yang rusak, dan mulailah tahap kedua, yaitu tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah). Pada tahap ini mulailah orang-orang Kafir Quraisy melawan dakwah dan menyakiti Rasulullah saw. dan kaum muslimin dengan berbagai macam cara.Periode inilah yang paling berat yang dihadapi Rasul dan para sahabat sepanjang perjuangan mereka. Rumah Rasulullah saw. dilempari. Ummu Jamil, istri paman beliau saw. Abu Lahab, senantiasa melempar kotoran di depan rumah beliau saw. Rasulullah saw. merespon perbuatan itu cukup dengan menyingkirkannya. Gembong kekufuran Abu Jahal pernah melempar beliau saw. dengan bagian dalam isi perut kambing sembelihan untuk berhala mereka. Beliau pun minta putrinya Fatimah untuk membersihkan tubuhnya kembali.Semua itu justru hanya menambah kesabaran dan kesungguhan beliau saw. dalam dakwah. Kaum muslimin pun menghadapi berbagai ancaman dan gangguan. Setiap kabilah menyiksa dan memfitnah anggota sukunya yang masuk Islam. Sampai-sampai salah seorang budak Habsyi, Bilal bin Rabbah.r.a., mereka lempar di atas padang pasir, di bawah terik matahari, mereka tindih dadanya dengan batu, dan mereka biarkan di situ agar mati, tidak lain karena dia tetap mempertahankan kalimat tauhid: ahad-ahad! Summayyah istri Yasir r.a., mereka siksa hingga mati karena tidak mau kembali (murtad) dari agama Islam kepada agama nenek moyang mereka. Kaum muslimin secara umum dihinakan dan disiksa. Namun mereka bersabar menerima cobaan itu dalam rangka menggapai ridlo Allah SWT.Rasulullah saw. dan para sahabat menghadapi berbagai perlawanan dakwah yang dilancarkan oleh orang-orang Kafir Quraisy, baik itu penyiksaan fisik (at tadziib) , propaganda busuk (ad daaawah/ad diayah) untuk menyudutkan Islam dan kaum muslimin di dalam negeri dan luar negeri, maupun blokade total (al muqathaah), dengan sikap sabar dan terus berdakwah menegakkan agama Allah SWT tanpa kekerasan. Tatkala Rasul melihat Yasir dan istrinya dibantai disiksa oleh orang-orang Quraisy, beliau saw. tidak menggerakkan kaum muslimin untuk melakukan perlawanan fisik terhadap mereka. Beliau saw.bersabda: Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janji Allah untuk kalian adalah surga. Sesungguhnya akau tidak memiliki sesuatu apapun dari Allah.Ketika mendengar janji surga itu, Sumayyah, istri Yasir yang sedang disiksa oleh kafir Quraisy, mengatakan: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku melihatnya secara nyata! (lihat An Nabhani, idem, hal 18).Pertanyaan kita, kenapa Rasulullah saw. yang terkenal sempurna akhlaqnya, bahkan sudah mendapatkan gelar Al Amin (Yang Terpecaya), kok dimusuhi begitu rupa oleh orang-orang Quraisy? An Nabhani (idem, hal 24) menganalisis bahwa benturan yang dilakukan oleh Kafir Quraisy terhadap dakwah Islam adalah hal yang wajar. Sebab, rasulullah saw. mengemban dakwah dan menampilkan kelompok yang mengemban dakwah bersama beliau saw. dalam bentuk yang menantang. Lebih dari itu, substansi dakwah itu sendiri adalah perjuangan dan perlawanan terhadap Quraisy dan masyarakat Makkah.Sebab substansi dakwah adalah menyeru kepada mentauhidkan Allah dan seruan ibadah hanya kepadanya serta seruan untuk meninggalkan penyembahan kepada berhala dan seruan untuk melepaskan diri dari sistem kehidupan jahiliyah mereka yang rusak. Maka terjadilah benturan dengan Quraisy secara total. Bagaimana mungkin tidak terjadi benturan, padahal Rasulullah saw. membodohkan impian mereka, merendahkan tuhan-tuhan mereka, dan mencela kehidupan murahan mereka, dan mengkritik sarana-sarana kehidupan mereka yang zalim. Dan Al Quran pun turun menyerang mereka dengan jelas. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya kalian dan apa (berhala) yang kalian sembah adalah umpan neraka jahannam (QS. Al Anbiyaa [21]: 98). Apa yang kalian berikan berupa riba untuk tujuan menambah harta-kekayaan manusia tidaklah menambah apa pun di sisi Allah. (QS ar-Rm [30]: 39). ! ! Celakalah orang-orang yang gemar mengurangi timbangan. Mereka itu, apabila menerima takaran dari orang lain, ingin dilebihkan. Sebaliknya, apabila menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka menguranginya. (QS al-Muthafifn [83]: 1-3).Oleh karena itu, orang-orang Quraisy pun menghadang dakwah. Mereka menyakiti Rasulullah saw. dan para sahabat. Mereka menyiksa, mengembargo, dan membuat propaganda untuk melawan beliau saw. dan agama yang dibawanya. Namun itu semua tidak menyurutkan langkah dakwah rasulullah saw. Beliau saw. tetap menyerang mereka, terus melawan pandangan-pandangan yang salah, dan menghancurkan aqidah-aqidah yang rusak, dan bersungguh-sungguh menempuh jalan penyebaran dakwah. Beliau saw. mendakwahkan Islam dengan jelas, tanpa tedeng aling-aling, tanpa merendahkan diri, tanpa cenderung kepada kekufuran, dan tanpa menjilat gembong-gembong kekufuran.Hal itu beliau lakukan sekalipun menghadapi berbagai gangguan dari Quraisy, meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Dan dakwah yang beliau lakukan di tengah berbagai kesulitan itu justru membuat Islam dari ke hari menyebar ke seluruh masyarakat Arab, sehingga banyak para penyembah berhala dan orang-orang Nasrani masuk Islam, bahkan para pembesar Quraisy pun mendengarkan Al Quran dan hati mereka berdebar-debar. Sejarah mencatat bahwa tiga orang gembong kafir Quraisy, yaitu Abu Sufyan bin Harb, Abu Jahal Amru bin Hisyam, dan Al Akhnas bin Syariq secara terpisah selama tiga malam berturut-turut mendengar Rasulullah saw. membaca Al Quran di rumahnya. Rasulullah saw. biasanya menghabiskan sebagian besar malamnya dengan qiyamul lail dan membaca Al Quran secara tartil.Perjuangan dakwah Rasulullah saw. dan para sahabat pada tahap kedua ini dilakukan dengan cara tanpa kekerasan. Beliau saw. melakukan pergulatan pemikiran (shiraul fikri) dan perlawanan politik (kifah siyasi) tanpa menggunakan kekuatan fisik, tanpa mengangkat senjata, meskipun setiap lelaki Arab pada waktu itu sudah terbiasa menunggang kuda dan memainkan senjata.Pergulatan pemikiran yang beliau lakukan melawan kekufuran itu tergambar pada ayat-ayat yang turun di tahap kedua ini yang banyak menengahkan celaan-celaan terhadap aqidah, sistem, serta adat-istiadat kafir Mekah yang bejat. Selain ayat-ayat sudah dipaparkan di atas, juga ada ayat-ayat yang menyerang kemusyrikan mereka, seperti firman Allah swt : Mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sebagai sekutu bagi Allah, padahal Allah Yang menciptakan jin-jin itu. Mereka berbohongdengan mengatakan bahwa Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuantanpa mendasarkannya pada ilmu pengetahuan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka nisbatkan. (QS al-Anm [6]: 100). Katakanlah, Siapakah Tuhan langit dan bumi.Katakanlah, Allah.Katakanlah, Patutkah kalian menjadikan pelindung-pelindung kalian dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudaharatan bagi diri mereka sendiri?Katakanlah, Adakah sama orang yang buta dan yang dapat melihat atau samakah antara keadaan gelap-gulita dan terang-benderang? Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan sesuatu seperti ciptaannya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka? Katakanlah, Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dialah Allah, Zat Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. (QS ar-Rad [13]: 16).Dalam bidang sosial, Allah Swt. antara lain berfirman: ! Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, merah-padamlah mukanya dan dia sangat marah. Dia menyembunyikan diri dari orang banyak karena buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburnya dalam tanah. Ketahuilah, alangkah buruknya yang mereka tetapkan itu. (QS an-Nahl [16]: 58-59). Janganlah kalian memaksa budak-budak wanita kalian untuk melakukan pelacuransedangkan mereka sendiri menginginkan kesuciandengan tujuan untuk meraih keuntungan duniawi. (QS an-Nr [24]:33). Janganlah kalian membunuh anak-anak kalian hanya karena takut miskin. Kami-lah yang akan memberikan rezeki kepada kalian dan kepada mereka. Janganlah kalian mendekati perbuatan yang keji, baik secara nyata maupun secara sembunyi-sembunyi. Jangan pula kalian membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah, melainkan karena suatu sebab yang dibenarkan. Yang demikian itu diperintahkan oleh Tuhan kalia kepada kalian agar kalian berfikir. (QS al-Anm [6]: 151).Sementara itu, dalam kaitannya dengan masalah ekonomi, Allah Swt. antara lain berfirman: Apa yang kalian berikan berupa riba untuk tujuan menambah harta-kekayaan manusia tidaklah menambah apa pun di sisi Allah. Sedangkan apa yang kalian berikan berupa zakat yang kalian kehendaki semata-mata karena Allah, maka yang seperti itulah yang dilipatgandakan (pahalanya). (QS ar-Rm [30]: 39). ! ! Celakalah orang-orang yang gemar mengurangi timbangan. Mereka itu, apabila menerima takaran dari orang lain, ingin dilebihkan. Sebaliknya, apabila menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka menguranginya. (QS al-Muthafifn [83]: 1-3).Al-Quran juga telah menyerang habis adat-istiadat yang rusak. Dalam hal ini, Allah Swt. antara lain berfirman: ! Mereka mengatakan, Binatang dan tanaman yang terlarang ini tidak boleh dimakan, kecuali bagi oang yang kami kehendakimenurut anggapan mereka.Ada binatang ternak yang terlarang untuk ditunggangi dan binatang yang tidak mereka sebut nama Allah sewaktu menyembelihnya, semata-mata untuk membuat kedustaan. Kelak, Allah akan membalas mereka karena apa yang mereka dustakan itu. Mereka juga mengatakan, Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami. Akan tetapi, jika yang ada di dalam perut itu dilahirkan dalam keadaan mati, pria dan wanita itu sama-sama tidak memakannya. Kelak, Allah akan membalas mereka. Sesungguhnya Allah Mahabijak dan Mahatahu. (QS al-Anm [6]: 138-139).Dalam perlawanan politik (kifah siyasi) dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat karena para pemimpin Quraisy yang tersinggung dengan dakwah islam dan yang sangat khawatir kedudukan mereka tergeser dengan berkembangnya dakwah Islam dan terus bertambah banyaknya orang-orang Quraisy yang masuk Islam telah melakukan berbagai makar untuk menyudutkan rasulullah saw., menghentikan langkah beliau saw., dan menjegal dakwah islam.Ab Jahal, Ab Sufyn, Umayyah ibn Khalaf, Wlid ibn Mughrah, dan yang lainnya berkumpul di Dr an-Nadwah untuk merundingkan perilaku Muhammad saw dan dakwahnya yang baru itu, sebelum orang-orang Arab datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.Pada saat itu, dakwah Muhammad saw telah menyusahkan mereka, membuat mereka susah tidur, serta mengguncang kepemimpinan mereka atas kaum Quraisy. Oleh karena itu, mereka ingin mengambil satu pendapat yang bisa mendustakan dakwah baru itu dan mendistorsikan pemikiran-pemikirannya.Setelah melakukan dialog dan diskusi, mereka pun sepakat untuk mendatangi orang-orang Arab yang datang dan memperingatkan mereka agar tidak mendengarkan ocehan Muhammad saw. Sebab, Muhammad saw. dianggap memiliki kata-kata yang menyihir; sering mengatakan kata-kata yang dapat memisahkan seseorang dari istrinya, dari keluarganya, dan bahkan dari kaumnya.Allah SWT menyingkapkan persekongkolan ini kepada Rasulullah saw. dalam firman-Nya: ! ! ! ! ! ! ! ! Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan. Celakalah dia, bagaimana dia menetapkan? Celakalah dia, bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian dia memikirkan, lalu dia bermuka masam dan merengut. Dia lantas berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri. Selanjutnya dia berkata, (Al-Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.Aku akan memasukkannya ke dalam neraka Saqar. (QS al-Mudatstsir [74]: 18-26).Para pemimpin Quraisy itu pun satu persatu dilucuti jati diri mereka oleh Al Quran (lihat Ahmad Mahmud, Dakwah Islam, hal 119-120). Tentang Abu Lahab, Allah SWT berfirman: Binasalah kedua tangan Abi Lahab (QS. Al Lahab [111]: 1).Tentang penguasa Bani Makhzum, Walid bin Al Mughirah, Allah SWT berfirman: ! Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak. (QS Al Muddattsir [74]: 11-12).Terhadap Abu Jahal, Allah SWT berfirman: ! Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, yaitu ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka (QS Al Alaq [96]: 15-16).Menghadapi tindakan keras orang-orang Quraisy, sempat muncul keinginan para sahabat untuk menggunakan kekerasan/senjata. Mereka memohon kepada rasulullah saw. agar mengizinkan hal itu. Tapi Rasulullah saw. mencegah keinginan mereka seraya bersabda (lihat Ahmad Mahmud, Dakwah Islam, terj. 121): Aku diperintahkan untuk menjadi seorang pemaaf. Oleh karena itu, jangan memerangi kaum itu (HR. Ibnu Abi Hatim, An Nasai, dan Al Hakim).Bahkan ketika Rasulullah saw. telah mendapatkan baiat dari orang-orang Anshar di Aqobah dan mereka meminta izin kepada rasul untuk memerangi orang-orang Quraisy di Mina, beliau saw. menjawab: Kami belum diperintahkan untuk (aktivitas) itu, maka kembalilah kalian ke hewan-hewan tunggangan kalian. Dikatakan, Maka, kamipun kembali ke peraduan kami, lalu tidur hingga tiba waktu subuh. (Sirah Ibnu Hisyam bi Syarhi al-Wazir al-Maghribi, jilid I/305)Bahkan dalam pergulatan politik antara kelompok kafirin dengan kelompok mukminin, mereka menggunakan peristiwa politik internasional untuk melemahkan lawan. Ini terjadi ketika terjadi perang antara Persia dan rumawi di Palestina dimana tentara Rumawi dikalahkan oleh tentara Persia. Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Syihab, berkata, Kami mendapatkan kaum musyrikin tengah berdebat dengan kamu muslimin. Saat itu mereka masih berada di Mekah dan sebelum Rasulullah melakukan hijrah. Orang-orang musyrik berkata, Rumawi telah menyatakan dirinya sebagai ahlu kitab, dan sungguh mereka telah dikalahkan oleh Majuzi (Persia). Sedangkan kalian yakin bahwa kalian akan mengalahkan keduanya dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi kalian. Bagaimana kalian dapat mengalahkan Rowawi dan Majuzi. Kami pasti mengalahkan kalian. Maka turunlah firman Allah SWT : ! ! ! ! Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa t.ahun lagi. Bagi Allahlah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. [QS Al Ruum [30]: 1-5].Namun demikian orang-orang Quraisy yang berhati beku itu tak bisa menerima kebenaran Islam yang dibawakan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat. Lebih-lebih setelah wafatnya paman beliau saw., Abu Thalib, pemuka Quraisy yang selama ini mendukung dakwah nabi, melindungi beliau saw., dan menjadi mediator antara para pemimpin Quraisy dengan keponanakannya, wafat. Mereka melakukan tindakan yang lebih keras, tanpa sungkan-sungkan lagi.Rasulullah saw. pun mengontak para pemimpin Qabilah di sekitar Makkah untuk mengajak mereka masuk Islam dan melindungi beliau saw. dan melindaungi dakwah Islam serta siap menanggung resiko melawan kebengisan orang-orang Quraisy. Rasul juga menyeru para pemuka kabilah-kabilah Arab. Beliau berkata kepada mereka, Ya Bani fulan! Saya adalah utusan Allah bagi kalian, dan menyeru kepada kalian untuk beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukanNya, dan agar kalian meninggalkan apa yang kalian sembah, beriman kepadaku dan percaya kepadaku, dan janganlah kalian mencegah aku, sampai aku menjelaskan apa yang telah disampaikan Allah kepadaku. Akan tetapi paman beliau saw, Abu Lahab, berdiri di belakang beliau, membantah dan mendustakan perkataan beliau saw. Tak satupun kabilah menerima beliau.Dalam Sirah Ibnu Hisyam diriwayatkan, Zuhri menceritakan, bahwa Rasulullah saw mendatangi secara pribadi Bani Kindah, akan tetapi mereka menolak beliau. Beliau juga mendatangi Bani Kalban akan tetapi mereka menolak. Beliau juga mendatangi Bani Hanifah, dan meminta kepada mereka nushrah dan kekuatan, namun tidak ada orang Arab yang lebih keji penolakannya terhadap beliau kecuali Bani Hanifah. Beliau juga mendatangi Bani Aamir bin Shashaah, mendoakan mereka kepada Allah, dan meminta kepada mereka secara pribadi. Kemudian berkatalah seorang laki-laki dari mereka yang bernama Baiharah bin Firas, Demi Allah, seandainya aku mengabulkan pemuda Quraisy ini, sungguh orang Arab akan murka. Kemudian ia berkata, Apa pendapatmu, jika kami membaiatmu atas urusan kamu, kemudian Allah memenangkanmu atas orang yang menyelisihimu, apakah kami akan diberi kekuasaan setelah engkau? Rasulullah saw berkata kepadanya, Urusan itu hanyalah milik Allah, yang Ia berikan kepada siapa yang dikehendaki. Bahirah berkata, Apakah kami hendak menyerahkan leher-leher kami kepada orang Arab, sedang engkau tidak. Sedangkan jika Allah memenangkan kamu, urusan bukan untuk kami. Kami tidak butuh urusanmu.Adapun nama-nama kabilah yang pernah didatangi Rasulullah saw dan menolak adalah, (1) Banu Aamir bin Shashaah, (2) Bani Muharib bin Khashfah, (3) Bani Fazaarah, (4) Ghassan, (5) Bani Marah, (6) Bani Hanifah, (7) Bani Sulaim, (8) Bani Abas, (9) Bani Nadlar, (10) Bani Baka, (11) Bani Kindah, (12) Kalab, (13) Bani Harits bin Kaab, (14) Bani Adzrah, (15) Bani Hadlaaramah.Beliau saw selain aktif mendakwahi kabilah-kabilah di Mekah, beliau juga mendakwahi kabilah-kabilah di luar Mekah yang datang tiap tahun ke Mekah, baik untuk berdagang maupun untuk mengunjungi Kabah, di jalan-jalan, pasar Ukadz, dan Mina. Diantara orang-orang yang diseru Rasul tersebut ada sekelompok orang-orang Anshor. Kemudian mereka menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul Nya.Setelah mereka kembali ke Medinah mereka menyebarkan Islam di Medinah. Momentum penting lain sebagai petanda dimulainya babak baru dakwah Rasul adalah Baiat Aqabah I dan II. Dua peristiwa ini, terutama Baiat Aqabah II telah mengakhiri tahap kedua dari dakwah Rasul, yakni tahap interkasi dan perjuangan (marhalah Tafaul wal Kifah) menuju Tahap ketiga, yaitu tahap Penerimaan Kekuasaan (Istilaam al-Hukmi). Dalam tahap ketiga ini Rasul hijrah ke Madinah, negeri yang para pemimpin dan mayoritas masyarakatnya telah siap menerima Islam sebagai metode kehidupan mereka, yaitu kehidupan yang (1) asas peradabannya adalah kalimat tauhid Lailahaillallah Muhammadurrasulullah; (2) standar perbuatan (miqyasul amal) dalam interaksi kehidupan mereka adalah halal-haram; dan (3) makna kebahagiaan (manas saaadah) mereka adalah mendapatkan ridlo Allah. Masyarakat yang kokoh inilah yang siap membawa risalah Islam ke seluruh dunia.Oleh karena itu, dengan bukti kesuksesan yang jelas dicapai oleh Rasulullah saw. dalam perjuangan beliau saw., disamping tuntunan dan tuntutan agar kita meneladani perjuangan beliau saw., maka tidak ada jalan lain untuk mengembalikan kedaulatan Islam di muka bumi ini selain jalan yang telah ditempuh Rasulullah saw. Untuk menyegarkan kembali gambaran kita tentang perjalanan dakwah rasulullah saw. tersebut perlu kita perhatikan bagan di bawah ini:Bagan Perjalananan Dakwah Rosulullah SAWTahapan metodeAksiTargetTantangan

Pembinaan dan Pengkaderan - melakukan rekrutmen secara individual dan mengumpulkan mereka dalam kelompok terorganisir - melakukan pembinaan intensif terhadap sahabat-sahabat sahabat sebagai keder awal 1. Membentuk kelompok yang terorganisir (hizb-as- siyasi) yang siap mengemban dakwah yang politis dan ideologis2. Membentuk kader yang memiliki pola pikir dan pola tindak Islam 1. proses kaderisasi yang masih awal dan bergerak agak lambat

2. Interaksi dan Perjuangan Politik 1. Menyampaikan dakwah secara terbuka dalam rangka pembinaan umat 2. menyerang ide-ide (keyakinan, teradisi, hukum-hukum) yang rusak di tengah masyarakat Makkah 3. Membongkar kepalsuan para penguasa Makkah4. Mendatangi elit-elit politik yang berpangaruh di masyarakat1. Membentuk kesadaran umum dan opini umum di tengah masyarakat tentang Islam dan kerusakan sistem jahiliyah 2. Penerimaan masyarakat terhadap ide-ide Islam dan penolakan mereka terhadap ide-ide jahiliyah.3. Gerakan massal berupa dukungan dan tuntutan penerapan Islam. 4. Mengambil alih kekuasaan dari penguasa status quo (jahiliyah)1. Perlawanan dan penindasan dari dari penguasa-penguasa Makkah: penganiyaan, propaganda di dalam dan di luar Mekkah, pemboikotan total 2. Masyarakat Mekkah yang masih belum bisa menerima ide-ide perubahan Rosulullah dan masih mendukung rezim penguasa jahiliyah

3. Penerimaan Kekuasaan dan Penerapan hukum oleh Negara1. Rosulullah mendirikan negara Islam dan membangun masyarakat Islam 2. Menerapkan hukum-hukum Islam secara kaffah3. Menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru alam 4. Konsolidasi dan pengembangan daulah hingga menjadi adi-daya Berdirinya Daulah Islam yang didasarkan pada aqidah Islam dan menerapkan hukum-hukum Islam yang kuat 1. Daulah yang masih awal sehingga mendapat ganggunan stabilitas baik dari dalam ataupun dari luar2. Koalisi musuh-musuh daulah baik dalam opini maupun perang fisik

Refleksi Metode Perjuangan Rasul Dewasa IniDalam upaya meneladani rasulullah saw. pada perjuangan menegakkan khilafah di masa modern ini, maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah membentuk kelompok atau partai politik Ideologis yang memiliki pemahaman yang jelas terhadap ide-ide Islam secara menyeluruh dan memahami metode perjuangan Rasulullah saw. secara detail. Mau tidak mau parpol tersebut harus melakukan kajian mendalam terhadap tsaqofah islam, baik itu Al Quran, Tafsir, Sunnah, Fiqh, maupun Sirah Nabi SAW. Kelompok itu juga harus memiliki pengurus dan kader-kader yang memiliki keahlian dalam menggerakkan partai tersebut serta memiliki kesadaran yang cukup terhadap metode yang benar bagaimana mengikat para anggotanya dengan ide dan metode dakwahnya. Parpol tersebut juga harus memiliki kesadaran politik terhadap dunia internasional.Parpol ideologis yang komit dengan Islam itu harus melakukan proses penyadaran kepada umat secara keseluruhan, khsusnya kepada para ulama, intelektual, tokoh-tokoh gerakan islam, pimpinan parpol dan ormas Islam, para hartawan muslim, para pemuda dan mahasiswa islam, dan kelompok-kelompok potensial lainnya dalam diri umat ini. Parpol itu harus membina umat dengan Islam sebagai agama dan ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan, memberi kesadaran politik sebagai pengaturan urusan umat yang harus dilakukan oleh negara dan dikontrol oleh umat melalui proses amar makmur nahi mungkar, dan memberikan persepsi tentang perjuangan partai politik ideologis yang berjuang menegakkan Islam secara damai melalui pergulatan pemikiran dan perjuangan politik.Apabila terdapat kesadaran politik umat, partai tersebut bisa menguatkan tubuhnya dengan berbagai aktivitas pemikiran dan politik dan berusaha melebur umat dengan ide-ide, hokum-hukum, dan pendapat-pendapat islami yang diadopsinya. Lalu berusaha menggapai kepemimpinan umat dan setiap anggotanya menjadi rujukan umat dalam masalah Islam dan perkembangan politik dunia.Ringkasnya, hal yang harus dilakukan untuk menegakkan khilafah adalah : Melalui jalan dakwah yang ditempuh dengan mengikuti thariqah dakwah Rasulullah, yaitu: Dimulai dengan pembentukan kader yang bersyakhshiyyah Islamiyyah, melalui pembinaan intensif (halqah murakkazah) dengan materi dan metode tertentu Pembinaan umat (tatsqif jamaiy) untuk terbentuknya pendapat masyarakat (al-wayu al-amy) tentang Islam Pembentukan kekuatan politik melalui pembesaran tubuh jamaah (tanmiyatu jizmi al-hizb) agar kegiatan pengkaderan dan pembinaan umum dapat dilakukan dengan lebih intensif, hingga terbentuk kekuatan politik (al-quwwatu al-siyasiya) Penegakan syariah dan khilafah memerlukan kekuatan politik. Kekuatan politik adalah kekuatan umat yang memilliki kesadaran politik Islam (al-wayu al-siyasiy al-islamy)), yakni kesadaran bahwa kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus diatur dengan syariah Islam. Maka harus ada upaya penyadaran politik islamy masyarakat terus menerus, yang dilakukan oleh kader. Makin banyak kader, makin cepat kesadaran terbentuk sehingga kekuatan politik juga makin cepat terwujud Massa umat yang memiliki kesadaran politik menuntut perubahan ke arah Islam Di dukung oleh ahl-quwwah (polisi, militer, politisi, orang kaya, tokoh masyarakat dan sebagainya) yang melalui pendekatan intensif, setuju mendukung perjuangan syariat dan khilafah. Kekuatan politik yang didukung oleh berbagai pihak semacam ini tidak akan terbendung. Rakyat menuntut tegaknya sistem (syariah) dan kekuasaan khilafah atau penyatuan ke dalam khilafah Islam.KhatimahNamun demikian, siapapun yang menghendaki dan merindukan hidup dengan islam secara kaffah, maka keberadaan negara Khilafah Islamiyyah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab Khilafah-lah, institusi yang sanggup menerapkan syariah secara total (kaffah). Tinggal maukah kita berjuang. Karena metodenya telah jelas yaitu metode perjuangan pemikiran dan politik yang dicontohkan oleh Rasulullah saw., bukan dengan cara-cara demokrasi maupun revolusi sosialis yang tidak ada asal-usulnya dari Islam. Wallahu muwaffiq ila aqwamit thariiq. Wahuwa khairun haafizho wahuwa arhamur raahimin! Walhamdulillahirabbil alamin!(KH Muhammad al Khoththoth)Oleh: Harits Abu UlyaPemerhati Kontra Terorisme, Direktur CIIA & Pelayan Majlis Al BayanCatatan singkat saya (al faqir dan dhaif) berikut ini sebagai respon parsial terkait berita pendeklarasian Khilafah oleh ISIS (ISIL) dan dibaiatnya Syaikh Abu Bakar al Baghdady sebagai Khalifah. Berita pendeklarasian Khilafah di bumi Syam (Suriah) oleh ISIS menghampiri sebagian besar umat Islam yang melek informasi. Baik yang menjadi bagian dari sebuah kelompok/jamaah/partai/hizb/ormas Islam atau diluar itu semua termasuk bangsa Barat. Apakah berita tersebut melahirkan kontraksi bagi mereka? Dalam tataran global, media-media Barat cukup memberikan porsi pemberitaan perihal deklarasi Khilafah. Ini indikasi minimal tentang kegelisahan Barat terhadap dinamika politik dikawasan Timur Tengah khususnya wilayah Iraq-Suriah. Apalagi jauh hari sebelumnya, para pengamat dan penasehat keamanan negara-negara Barat sudah memprediksi kemungkinan lahirnya imperium baru yaitu Khilafah Islamiyah. Begitupun di dunia Islam, hampir seluruh media Islam memberitakan dan tidak ketinggalan juga media sekulernya.Catatan ini tidak mengkaji secara khusus dan detil tentang konstelasi politik yang akan atau sedang dimainkan Barat. Juga tidak tentang konstelasi politik luar negeri negara-negara di kawasan Timur Tengah dan relasi antar keduanya terkait dinamika deklarasi Khilafah oleh ISIS.Tetapi khusus terkait dinamika lokal Indonesia wabil khusus menyangkut para aktifis gerakan Islam dengan beragam kelompoknya. Sebuah fakta, komponen gerakan-gerakan Islam yang tersentuh kabar tersebut memberikan reaksi balik yang beragam.Kenapa kabar deklarasi Khilafah menjadi isu yang sangat menarik dan sensitif bagi kalangan gerakan Islam? Dan bagaimana menyikapinya? Saya (al faqir dan dhaif) ini tidak bermaksud menggurui siapapun, dengan semangat ukhuwah saya ingin sedikit berbagi perspektif;Pertama; kewajiban berdirinya Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah tidak ada perselisihan dikalangan umat Islam begitu juga dikalangan ulama, kecuali apa yang di riwayatkan dari Al Asham (seperti penjelasan Imam Al Qurthubi dalam Al Jami Li Ahkamil Quran, 1/264-265). Dan kewajiban ini di tolak oleh kaum sekuler-liberal pengekor Ali Abdur Raziq dengan kitab sucinya Al Islam Wa Ushul Al Hukm. Dalam kontek kekinian, fakta opini tentang Khilafah dalam 10 tahun terakhir semakin memenuhi ruang publik Barat dan Timur.Menjadi kerinduan bagi umat Islam disatu pihak, disisi lain telah menjadi kekawatiran teror teror bagi Barat dan para umala (antek-antek)-nya.Kedua; hingga kini, 90 tahun berlalu umat Islam tanpa Khilafah dan seorang Khalifah.Tentu bagi komponen umat yang terlibat dalam perjuangan untuk mengembalikan Khilafah, 90 tahun bukan waktu yang singkat. Wajar, dengan datangnya kabar deklarasi Khilafah membuat mereka terhenyak dari tempat duduk dan berdirinya. Ada ekspresi bahagia hingga cemas membayangkan nasib Khilafah di hari-hari berikutnya. Ada yang langsung meyakini, mengakui dan mendukung eksistensi Khilafah dan Khalifah yang baru di deklarasikan dan di baiat tersebut. Ada juga sikap sangsi atau ragu atas kebenaran Khilafah dan Khalifahnya. Diluar itu masih ada juga sikap ambigu bahkan apatis. Kalau kaum kafir sikapnya sudah jelas, seperti halnya sikap kaum munafiqin.Orang munafiq mendengar terma Khilafah saja sudah alergi. Demikian juga, Khilafah adalah hantu menakutkan disaat jaga dan tidurnya bagi Kafir Barat.Diluar orang kafir dan kaum munafiqin, beragam sikap diatas yang pasti ada sebab dan latar belakang serta argumentasinya masing-masing.Ketiga; sesungguhnya pertolongan Allah (nasrullah) itu dekat, dan menjadi hak prerogatif Allah dimana pertolonganNya akan diturunkan. Karena itu, dalam kontek kausalitas (sababiyah) tiap wilayah yang ada didunia Islam punya peluang dibaiatnya Khalifah dan dengan begitu Khilafah akan tegak. Namun demikian, bagi yang teliti dalam masalah ini dan mau obyektif harus mengakui bahwa ada bisyarah Nubuwah yang membicarakan tentang Syam dan turunnya kemenangan di wilayah Syam. Dimensi inilah yang menjadi energi kerinduan dan keyakinan tersendiri bagi para pejuang Khilafah yang terhimpun dalam berbagai gerakan Islam dan non gerakan alias tanpa tandzim (organisasi).Oleh karena itu, kabar deklarasi Khilafah oleh ISIS yang beroperasi di sebagian wilayah Iraq-Suriah menjadi hal yang sangat sesuatu bagi mereka semua. Bumi Syam punya magnitude lebih dibanding wilayah gerakan lain di dunia Islam.Keempat; dengan motif masing-masing, perdebatan (khususnya di dunia maya) akhirnya tidak bisa dihindari bagi para aktifis yang merindukan tegaknya Daulah Islam Khilafah Islamiyah. Bagi saya, jika para aktifis dewasa dengan kabar ini maka sangat mengerti dengan sebuah pesan yang pernah saya publish; Bismillaahirrahmaanirrahiim..menurut hemat saya (yang bodoh ini), siapapun diantara umat Islam yang berjuang menginginkan tegaknya Khilafah kembali, baik dari kelompok/ormas/partai/jamaah/hizb JI,JAT,MMI,HTI dll..dengan datangnya kabar pendeklarasian Khilafah oleh ISIS maka perlu memverifikasi melalui jalur masing-masing yang dianggap tsiqoh dan kemudian meminta hasil kajian terhadap realitas kabar tersebut.Ini langkah kecil untuk bersikap bijak dengan fenomena yang sangat dinamis dilapangan jihad dan dakwah di negeri-negeri kaum muslimin. Harapan saya, dengan begitu kemudian tidak mudah terjebak untuk mengumbar komentar tidak berkualitas dan emosional bahkan terjerumus dalam masalah yang ia betul-betul buta terhadapnya.Kelima; menurut saya, fokus pada perdebatan di tataran konsep tentang Khilafah dan Khalifah dengan beragam point masalahnya tidak sepenuhnya menjawab tentang persoalan Khilafah yang di deklarasikan ISIS.Justru yang lebih dibutuhkan adalah fokus kajian tentang visibilitas Khilafah (manath al hukm) yang dideklarasikan dalam perspektif syari seperti apa. Karena harus diakui sebagai realitas yang tidak terbantahkan, ketika bicara ditataran konsep perihal syarat keabsahan sebuah kekhilafahan diantara gerakan-gerakan Islam tidak ada kesepakatan 100%.Artinya ada sedikit zona ijtihad yang berpeluang melahirkan perbedaan pendapat, dari yang sangat ketat sampai yang longgar dalam penetapan sarat sahnya sebuah kekhilafahan dan sahnya seorang menjadi Khalifah. Saya jadi ingat kasus perbedaan penetapan awal dan akhir bulan Ramadlan pada masalah berapa derajat ketinggian rembulan yang imkanur rukyat (memungkinkan untuk di lihat).Di Indonesia muncul perdebatan, Khilafah yang dideklarasikan oleh ISIS apakah seperti Khilafah versi kelompok Khilafatul Muslim atau seperti masa lalu dengan deklarasi DII/TII Karto Suwiryo, atau seperti Imarah Islamiyah yang dirikan oleh Thaliban-Afghanistan, atau hanya sebuah opini dan propaganda yang tidak sesuai dengan realitasnya?.Saya husnudzan bahwa perdebatan itu tidak lebih sebagai bentuk sikap butuhnya umat pada bimbingan ulama yang faqih dalam masalah ini. Para ulama terkemuka termasuk para pimpinan (Qiyadah) gerakan-gerakan Islam perlu membangun komunikasi untuk melahirkan tuntunan sikap yang jelas bagi umat dan khususnya bagi anggota gerakan mereka agar bisa mensikapi realitas kabar deklarasi Khilafah tersebut.Keenam; sebuah keniscayaan kelompok atau gerakan berpegang teguh pada konsep masing-masing tentang sarat keabsahan sebuah kekhilafahan. Atau akan meninggalkan pendapatnya dan mengadopsi pendapat yang dipandang paling sahih dengan dasar kekuatan dalil (istidzlal). Untuk menjawab kegelisahan sebagian umat Islam, yang sangat urgen saat ini adalah langkah kajian terhadap realitas Khilafah yang dideklarasikan ISIS. Langkah tahqiqul manath secara integral (holistik komprehensif) dan kemudian menghukumi realitas berdasarkan pokok-pokok konsep/pemikiran/hukum syara yang diadopsi oleh masing-masing kelompok/gerakan menjadi hajat mendasar. Karena ini menjadi hulu dari sebuah sikap yang akan di ambil dan dibangun. Karena Khilafah menyangkut persoalan nasib hidup dan matinya umat Islam. Bukan persoalan remeh temeh. Maka sikap tergesa-gesa dan sebaliknya sikap yang menunda-nunda untuk mengambil kesimpulan dan sikap dalam masalah ini juga tidak makruf. Kajian yang obyektif, jujur dan syari kemudian hasilnya dikomunikasikan secara terbuka untuk umat adalah krusial.Karena umat butuh panduan.Ketujuh; pengakuan atau penolakan terhadap eksistensi Khilafah yang di deklarasikan ISIS sama-sama membawa konsekuensi (derivat) hukum di dalamnya. Dan sekali lagi, ini menunjukkan betapa pentingnya kejelasan soal Khilafah. Misalkan, diluar soal teknis jika seseorang mengakui dan meyakini (ghalabatudz dzan) maka ada kewajiban baiat taath bagi Khalifah. Begitu pula kewajiban turunan berikutnya, apakah dirinya harus hijrah ke negara Khilafah atau akan tetap bertahan di negeri asal (wilayah negeri kaum muslimin) dengan asumsi ia harus berjuang menggabungkan negeri tersebut menjadi bagian dari kekhilafahan. Atau hanya akan menunggu datangnya seruan dan pasukan Khilafah untuk mensublimasi negeri yang kita tinggali menjadi bagian wilayah Khilafah. Masih banyak soal yang lain, dan point ini belum membicarakan bagaimana gelombang tantangan yang akan dihadapi dinegeri dimana ia berpijak. Berbeda halnya jika seseorang atau kelompok itu menolak eksistensi Khilafah yang dideklarasikan tersebut.Namun perlu saya tegaskan, bahwa penolakan atau pengakuan terhadap Khilafah yang dideklrasikan ISIS harus dengan pertimbangan atau parameter syari bukan yang lain.Realitas Khilafah yang dideklarasikan ISIS seperti apa ? apakah Khilafah tersebut memenuhi kreteria secara syari dan kreteria realitas strategis lainya? Visibilitas Khilafah ini seperti apa? Apakah gerakan jihad dengan capaiannya betul-betul mampu mengartikulasikan kekuatan politiknya dalam wujud negara Khilafah yang dirindukan umat? Sehingga ISIS dibubarkan dan yang ada adalah negara Islam (Daulah Islamiyah). Ini adalah tugas orang-orang yang faqih dibidangnya dan ia berdiri dekat dengan realitas tersebut untuk melakukan tahqiq. Meminjam istilah ahlu Makkah alam bi syiabih, tentu mereka jauh lebih paham dibanding orang-orang yang mukim di Indonesia karena beberapa sebab.Lepas dari pro dan kontra terhadap eksitensi Khilafah yang dideklarasikan ISIS, maka peran ulama yang mukhlis dan para pemimpin (Qiyadah) gerakan-gerakan diseluruh dunia Islam hari ini ditunggu hasil kajiannya oleh umat yang merindukan Khilafah. Serta rekomendasi langkah terbaiknya seperti apa, agar ada akselerasi umat bisa meraih cita-cita yang diperintahkan Allah swt dan RasulNya.Saudaraku sekalian, betapa keterpurukan umat Islam dan kemenangan-kemenangan umat Islam dalam berbagai front dakwah dan jihad sama-sama menjadi ujian bagi umat Islam. Saya yakin, siapapun yang hanif dalam perjuangan mengembalikan Khilafah maka ia akan lebih mengedepankan semangat persatuan kesatuan dibanding perbedaan dan sikap ashobiyah yang terang maupun samar.Menghindari sikap emosional apalagi lancang melabeli dengan julukan-julukan yang tidak makruf kepada sesama para pejuang Islam. Siapapun rindu bagaimana perjuangan mencapai target yang di inginkan. Dan disana ada tetesan dari kolaborasi semua komponen kekuatan umat Islam dengan peran dan kontribusi masing-masing.Karenanya, naif jika sebagian kelompok atau pejuang meremehkan dan merendahkan terhadap sebagian yang lain. Ingat, karena masalah Khilafah bukanlah masalah Khilafah kelompok siapa dan oleh siapa. Karena Khilafah adalah institusi managerial (negara) untuk umat Islam semua bahkan kaum dzimmi termasuk didalamnya. Sekali lagi, Khilafah bukan Khilafiyah. Khilafah juga bukan negara kelompok/jamaah/partai. Khilafah juga tidak hanya menjadi kerinduan dan kebutuhan sekelompok orang muslim. Pengalaman harusnya telah mengajarkan banyak hal kepada kita semua, karenanya kita harus hati-hati dengan fitnah perbedan dan sikap ashobiyah dalam menyikapi deklarasi Khilafah oleh ISIS. Wallahu alam bis showabSoal Jawab: Thariqah Syariy untuk Menegakkan al-Khilafah dan as-Sulthn al-Mutaghallib Jawab SoalThariqah Syariy untuk Menegakkan al-Khilafah dan as-Sulthn al-MutaghallibPertanyaan:Ada beberapa komentar di beberapa situs yang isinya bahwa Hizbut Tahrir menentukan thariqah thalab an-Nushrah untuk menegakkan al-Khilafah dan berpegang teguh dengannya, dan Hizbut Tahrir tidak mengetahui thariqah syariy lainnya padahal ada thariqah lainnya, yaitu thariqah as-sulthn al-mutaghallib yakni orang yang menegakkan negara menggunakan kekuatan dan perang Mereka juga mengatakan bahwa Hizbut Tahrir menolak proklamasi al-Baghdadi karena dorongan ashabiyah hizbiyah, dimana Hizbut Tahrir tidak menilainya sebagai khilafah yang syariy kecuali jika Hizb yang mendirikannya Apakah ada jawaban yang memadai seputar ucapan-ucapan ini? Semoga Allah memberi Anda balasan yang lebih baik.Jawab:1. Hizbut Tahrir tidak menentukan thariqah syariy untuk menegakkan al-Khilafah, akan tetapi syara-lah yang menentukannya. Sirah Rasulullah saw mengatakan hal itu sejak dimulai dakwah kepada Islam hingga tegaknya daulah Sebelum tegaknya daulah, didahului dengan thalab an-nushrah oleh Rasulullah saw dari para ashhbul quwwah wa al-manah, yang mereka membentuk pilar-pilar negara sesuai fakta wilayah di seputar mereka. Karena itu, Rasul saw menyengaja mendatangi kabilah-kabilah yang kuat, menyeru mereka kepada Islam dan meminta nushrah (pertolongan) mereka seperti yang beliau lakukan dengan meminta pertolongan Tsaqif, Bani Amir, Bani Syaiban dan kaum Anshar di Madinah. Adapun kabilah-kabilah kecil, maka beliau saw mencukupkan dengan menyerunya kepada Islam saja Rasulullah saw terus melakukan hal itu meski berbagai kesulitan dan kesusahan harus beliau saw hadapi. Pengulangan perkara yang di dalamnya ada kesulitan menunjukkan secara syariy bahwa perkara itu adalah fardhu sebagaimana yang ada dalam ketentuan ushul Begitulah, Rasulullah terus dalam melakukan thalab an-nushrah dari ahlul quwwah wal manah. Satu kabilah membuat kaki beliau berdarah-darah. Satu kabilah lainnya menolak beliau. Kabilah lainnya memberikan syarat kepada beliau. Meski demikian, beliau saw terus teguh di atas apa yang telah diwahyukan oleh Allah kepada beliau tanpa mengubah thariqah itu kepada thariqah lainnya. Misalnya beliau menyuruh para sahabat untuk memerangi penduduk Mekah, atau memerangi sebagian kabilah guna menegakkan daulah di tempat mereka. Padahal para sahabat beliau saw adalah orang-orang gagah berani yang tidak takut apa pun kecuali hanya kepada Allah. Akan tetapi, Rasul saw tidak memerintahkan hal itu. Namun beliau terus melakukan thalab an-nushrah mencari pertolongan dari ahlul quwwah wal manah, hingga Allah memudahkan kaum Anshar kepada beliau lalu mereka membaiat beliau dengan baiat al-Aqabah kedua, setelah Mushab bin Umair ra. berhasil dalam tugasnya di Madinah Munawarah atas perintah Rasulullah saw. Disamping taufik dari Allah SWT kepadanya dengan dukungan tokoh-tokoh dari ahlul quwwah yang menolongnya, Mushab bin Umair ra. dengan izin Allah telah berhasil memasukkan Islam ke rumah-rumah Madinah dan mewujudkan di sana opini umum untuk Islam sehingga opini umum berangkulan dengan baiat kaum Anshar, dan berikutnya Rasul saw pun menegakkan daulah di Madinah dengan baiat yang murni dan bersih dan dengan penerimaan hangat kepada Rasul saw dari penduduk Madinah Munawarah.Inilah thariqah syariy untuk menegakkan daulah dan hukum asal yang harus diikuti. Hukum asal dalam perbuatan adalah terikat dengan hukum syara. Seorang muslim jika ia ingin mengetahui bagaimana ia shalat, maka ia mempelajari dalil-dalil shalat. Dan jika ia ingin berjihad maka ia mempelajari dalil-dalil jihad. Dan jika ia ingin menegakkan daulah, maka ia harus mempelajari dalil-dalil penegakan daulah dari perbuatan Rasulullah saw. Tidak ada dinyatakan dari Rasulullah saw thariqah untuk menegakkan daulah kecuali yang dijelaskan di dalam sirah beliau saw. Di dalamnya ada dakwah (seruan) kepada ahlul quwwah wal manah yang membentuk pilar-pilar negara menurut realita wilayah sekitarnya. Jadi mendakwahi (menyeru) mereka kepada Islam, thalab an-nushrah (meminta pertolongan) mereka dan baiat mereka dengan ridha dan ikhtiyar setelah benar-benar ada opini umum yang terpancar dari kesadaran umum di tengah mereka di wilayah mereka Begitulah, thariqah syariy untuk menegakkan al-Khilafah telah ditentukan di dalam Islam dengan jelas. Jelas dari hal itu bahwa para pemilik proklamasi itu tidak mengikuti thariqah ini.2. Adapun masalah as-sulthn al-mutaghallib (penguasa yang mengambil kekuasaan dengan kekuatan) yang ada di dalam kitab-kitab fikih, maka istilah itu wajib dipahami maknanya. Bukan sekadar mengulang-ulang istilah as-sulthn al-mutaghallib tanpa memahami kapan dan bagaimana mungkin secara syariy hal itu menjadi benar-benar tegak dan sebaliknya bagaimana hal itu secara syariy tidak tegak, bahkan menjadi bencana bagi pemiliknya!Sesungguhnya, as-sulthn al-mutaghallib bisa menjadi berdosa atas tumpahnya darah kaum Muslimin dan penindasan serta paksaan. Juga dengannya tidak tegak khilafah secara syariy karena menyalahi thariqah yang syari. hanya saja, diantara para fukaha ada yang berpandangan bahwa as-sulthn al-mutaghallib ini pemerintahannya menjadi syariy jika terealisasi padanya syarat-syarat dan yang paling menonjol adalah:1. Mendominasi di negeri yang memiliki pilar-pilar negara sesuai wilayah sekitarnya. Sehingga ia memiliki kekuasaan yang stabil di negeri itu dan ia bisa menjaga keamanan negeri tersebut baik dalam dan luar negeri terhadap wilayah sekitarnya.2. Menerapkan Islam dengan adil dan baik di negeri tersebut. Berjalan secara baik diantara masyarakat, sehingga masyarakat mencintai mereka dan ridha terhadap mereka.3. Masyarakat di negeri itu membaiatnya dalam bentuk baiat iniqad dengan ridha dan ikhtiyar, bukan dengan paksaan dan keterpaksaan, dengan syarat-syarat baiat yang diantaranya bahwa baiat itu pada dasarnya berasal dari penduduk negeri itu, bukan dari sejumlah sulthn mutaghallib. Sebab baiat yang syariy adalah seperti itu dengan meneladani Rasul saw. Rasul saw pada asasnya memberi perhatian atas mengambil baiat orang-orang Anshar penduduk Madinah Munawarah dengan ridha dan ikhtiyar, bukan mengambil baiat dari para sahabat beliau kaum Muhajirin. Baiat aqabah kedua memenuhi hal itu.Begitulah, as-sulthn al-mutaghallib terus berdosa, dan tidak tegak secara syariy kecuali setelah terpenuhi ketiga syarat di atas. Pada saat itu, as-sulthn al-mutaghallib menjadi legal (masyr) sejak saat terjadinya baiat itu dengan ridha dan ikhtiyar. Ini adalah realita as-sulthn al-mutaghallib. Mudah-mudahan Anda memahaminya dengan sejelas-jelasnya dari situ jelas bahwa syarat-syarat tidak terpenuhi untuk pemilik proklamasi itu, akan tetapi mereka memaksakan diri mereka sendiri dan proklamasi mereka dilakukan secara tidak benar.Dari penjelasan sebelumnya, jelaslah bahwa mereka tidak mengikuti thariqah syariy yang shahih. Juga tidak mengikuti thariqah as-sulthn al-mutaghallib sekalipun Mereka memproklamasikan khilafah tidak sesuai dengan ketentuannya, dan sebelum terpenuhi syarat-syaratnya. Maka proklamasi itu tidak ada bobot dan nilainya secara syariy. Bahkan itu merupakan laghwun seakan-akan tidak ada, sehingga tidak mengubah realita mereka akan tetapi realita mereka terus seperti sebelumnya sebagai tanzhim bersenjata.3. Adapun bahwa Hizb tidak menilai sebagai khilafah yang syariy kecuali jika didirikan oleh Hizb, maka itu merupakan ucapan yang lebih rapuh dari sarang laba-laba! Sesungguhnya itu tidak lain adalah pengarahan setan untuk sebagian orang yang berpikiran cekak dan pendek, serta orang yang kehilangan mata dan penglihatan Sesungguhnya yang diinginkan Hizb adalah ditegakkannya Khilafah yang murni dan bersih tidak terdistorsi. Kami adalah ibunya anak-anak, agenda kami adalah agar anak-anak tidak dibunuh atau didistorsi agar terealisasi untuk anak-anak itu kekuatan, kesehatan, pemeliharaan yang baik dan perhatian yang tinggi, dan agenda kami bukan siapa yang memeliharanya Sungguh kami ingin agar khilafah ditegakkan dengan benar, sehingga menjadi khilafah yang agung bobotnya, kuat kekuasaannya, menerapkan Islam di dalam negeri dan mengembannya ke luar negeri dengan dakwah dan jihad. Sehingga dengan begitu benar-benar menjadi khilafah rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian yang dijanjikan oleh Allah SWT dan disampaikan oleh Rasul-Nya saw kabar gembira berdirinya setelah pemerintahan diktator Siapa saja yang menegakkannya hal itu dengan benar, baik kami atau selain kami, maka ia didengar dan ditaati, dan bumi pun dengan izin Allah akan mengeluarkan simpanannya dan langit menurunkan kebaikannya. Islam dan penduduknya menjadi mulia dan kekufuran dan penganutnya menjadi hina, dan Allah Maha Perkasa lagi Maha BijaksanaBegitulah, kami menginginkan khilafah kembali dengan bersih dan diberkahi seperti yang dibawa oleh Rasulullah saw dan diikuti oleh Khulafaur Rasyidin ridhwanullah alayhim Khilafah yang dicintai oleh Allah SWT, Rasul-Nya saw dan kaum mukminin. Khilafah yang memasukkan kebahagiaan di hati kaum Muslimin dan memasukkan kemuliaan di negeri-negeri mereka Dan bukan proklamasi nama khilafah yang terdistorsi, yang kotor dengan darah kaum muslimin tidak di atas ketentuan yang benar.Sungguh kami merasa sedih, khilafah yang semestinya mengguncang dunia dan membuat kaum kafir imperialis gemetar, justru menjadi sesuatu yang diperolok-olokkan dan disertai penghinaan bobotnya, bahkan tanpa bobot. Sehingga Amerika Serikat mendeklarasikan komentar terhadap proklamasi itu bahwa itu bukan apa-apa, bukannya menangis darah ketika khilafah itu diproklamasikan Kami juga merasa sedih, bahwa orang-orang yang telah memiliki khilafah itu, mereka memiliki bobot yang agung dan berharap demikian, namun akhirnya diantara mereka ada yang memandang proklamasi ini sebagai kejadian yang tidak punya bobotSesungguhnya Hizb merupakan penjaga yang terpercaya untuk Islam, tidak takut di jalan Allah terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. Hizb berkata kepada orang yang berbuat baik Anda telah berbuat baik dan mengatakan kepada orang yang melakukan keburukan Anda telah berbuat buruk. Hizb tidak mengharapkan mashlahat kepartaian dan tidak pula kerakusan duniawi. Bahkan Hizb memandang dunia seluruhnya seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw dalam hadits yang telah dikeluarkan oleh at-Tirmidzi dari Abdullah bin Masud: Tidak ada untukku dan untuk dunia, tiada aku di dunia melainkan seperti orang yang sedang menempuh perjalanan berteduh di bawah pohon lalu ia beristirahat sejenak dan meninggalkannya kembaliDunia dalam pandangan Hizb adalah interval waktu di mana Hizb berteduh di bawah pohon itu, sehingga Hizb konsern untuk menghabiskannya dalam perjuangan (amal) shalih, jujur dan sungguh-sungguh untuk menerapkan hukum-hukum syara dengan tegaknya al-Khilafah secara benar dengan izin Allah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.4. Sebagai penutup, Hizbut Tahrir menghabiskan lebih dari enam puluh tahun berjuang untuk menegakkan al-Khilafah dengan thariqah yang ditempuh oleh Rasulullah saw. Di jalan itu, Hizb menghabiskan tahun-tahun yang panjang di penjara-penjara orang-orang zalim dan penindas, di bawah penyiksaan dari para thaghut, sehingga syahidlah di antara syabab yang mencari syahid dan orang yang disiksa mengalami siksaan dan dalam perjalanannya Hizb tetap teguh di atas kebenaran meski terjadi penindasan dan serangan Jadi Hizbut Tahrir yang keadaannya seperti ini, apakah Anda lihat menolak suatu jamaah yang menegakkan khilafah secara benar, baik yang mendirikan itu Hizb atau pihak lain? Sungguh Hizb tidak menolak, bahkan bersyujud syukur kepada Allah Akan tetapi pada waktu yang sama, Hizb berdiri mengawasi siapa saja yang melontarkan nama al-Khilafah secara tidak benar, sebagai sebuah pendistorsian terhadap khilafah dan penghinaan bobotnya. Hizb dengan izin Allah akan tetap menjadi batu karang kokoh di depan setiap makar dan tipu daya pendistorsian khilafah atau penghinaan bobotnya. Khilafah akan ditegakkan, dengan izin Allah, melalui tangan-tangan kesatria yang perdagangan dan jual beli tidak bisa melenakan mereka dari mengingat Allah, kesatria yang lebih berhak dan lebih layak untuk menegakkan khilafah, sehingga fajar khilafah menyeruak kembali bersinar. * Dan di hari (kemenangan) itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (TQS ar-Rum [30]: 4-5)Tanggapan Amir Hizbut Tahrir Terhadap Proklamasi Tegaknya al-Khilafah oleh ISIS Silsilah Jawaban asy-Syaikh al-Alim Atha bin Khalil Abu ar-Rasytah Amir Hizbut Tahrir atas Pertanyaan di Akun Facebook(https://www.facebook.com/Ata.abualrashtah) BeliauPolitikProklamasi Tegaknya al-Khilafah oleh ISISKepada semua saudara yang mengirimkan permintaan penjelasan tentang proklamasi tegaknya al-Khilafah oleh ISIS dan mohon maaf tidak dituliskan nama-nama Anda karena sangat banyakAssalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu.Kami telah kirimkan sebelumnya jawaban pada waktu itu dan saya ingin ulangi kepada Anda:Saudara-saudara yang dimuliakan,1. Sesungguhnya tanzhim (organisasi) apapun yang ingin memproklamirkan al-Khilafah di suatu tempat, yang wajib baginya adalah mengikuti thariqah Rasulullah Saw dalam hal itu. Diantaranya adalah, organisasi itu memiliki kekuasaan yang menonjol di tempat tersebut, yang menjaga keamanannya di dalam dan di luar negeri. Harus ada pilar-pilar negara di daerah yang di situ diproklamirkan al-Khilafah Itulah yang dahulu ada pada Rasulullah Saw ketika beliau mendirikan Daulah Islamiyah di al-Madinah al-Munawarah: Kekuasaan di sana adalah milik Rasul Saw, keamanan dalam negeri dan luar negerinya dijamin dengan keamanan (kekuasaan) Islam, dan negara itu memiliki pilar-pilar negara di wilayah tersebut.2. Sementara itu, organisasi yang memproklamirkan al-Khilafah tersebut, tidak memiliki kekuasaan atas Suriah dan tidak pula atas Irak. Organisasi itu juga tidak merealisasi keamanan dan rasa aman di dalam negeri dan tidak pula di luar negeri, hingga orang yang dibaiat sebagai khalifah saja tidak bisa muncul di sana secara terbuka, akan tetapi keadaannya tetap tersembunyi seperti keadaannya sebelum proklamasi daulah! Ini menyalahi apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Rasulullah Saw, sebelum daulah tegak, boleh saja bersembunyi di goa Tsur. Akan tetapi setelah berdiri daulah, beliau Saw memelihara urusan-urusan masyarakat, memimpin pasukan, memutuskan perkara di antara orang-orang yang bersengketa, mengirim para utusan, dan menerima para utusan secara terbuka tanpa sembunyi. Jadi, sebelum berdiri daulah berbeda dengan sesudahnya Begitulah, proklamasi organisasi itu atas al-Khilafah adalah ucapan sia-sia (laghwun) tanpa isi. Itu sama saja dengan yang sebelumnya dalam hal proklamasi al-Khilafah, tanpa realita riil di lapangan dan tidak memiliki pilar-pilar. Semua itu hanya untuk memuaskan apa yang ada di dalam diri mereka. Yang ini memproklamirkan diri sebagai khalifah. Yang itu memproklamirkan diri sebagai al-Mahdi dan sebagainya, tanpa pilar-pilar, tanpa kekuasaan dan tanpa menguasai keamanan dan rasan aman!3. Sesungguhnya al-Khilafah adalah negara yang punya bobot. Syariah telah menjelaskan thariqah pendiriannya dan tata cara menggali hukum-hukumnya tentang pemerintahan, politik, ekonomi, hubungan-hubungan internasional Bukan hanya proklamasi nama tanpa isi, yang dilontarkan di situs-situs elektronik atau media massa-media massa audio visual. Proklamasi al-Khilafah merupakan kejadian agung yang mengguncang dunia. Akarnya menancap dalam di bumi. Kekuasaannya menjaga keamanan dalam dan luar negeri atas wilayah tersebut, menerapkan Islam di dalam negeri dan mengembannya ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad4. Proklamasi yang terjadi adalah ucapan yang sia-sia (laghwun), tidak memajukan dan tidak memundurkan dalam hal realita organisasi ISIS. ISIS adalah gerakan bersenjata, baik sebelum proklamasi dan setelah proklamasi. Posisinya seperti gerakan-gerakan bersenjata lainnya yang saling memerangi satu sama lain dan juga berperang melawan rezim, tanpa satu pun dari faksi-faksi itu bisa meluaskan kekuasaan atas Suria atau Irak atau keduanya. Seandainya ada faksi dari faksi-faksi itu, termasuk ISIS, yang mampu meluaskan kekuasaannya atas wilayah yang memiliki pilar-pilar negara dan memproklamasikan al-Khilafah serta menerapkan Islam, niscaya layak untuk dibahas guna dilihat jika al-Khilafah yang didirikannya sesuai hukum-hukum syariah, sehingga pada saat itu diikuti. Hal itu karena penegakan al-Khilafah merupakan kewajiban atas kaum Muslimin dan bukan fardhu atas Hizbut Tahrir saja. Maka siapa saja yang berhasil menegakkannya dengan benar, ia diikuti Fakta yang terjadi saat ini tidak lah seperti itu. Semua faksi bersenjata (milisi), di antaranya ISIS, tidak memiliki pilar-pilar negara, tidak memiliki kekuasaan atas wilayah, dan tidak menguasai keamanan dan rasa aman. Karena itu, proklamasi ISIS atas tegaknya al-Khilafah adalah ucapan sia-sia (laghwun), tidak layak diperhatikan untuk dibahas pada realitanya sebab sudah tampak jelas5. Yang layak untuk diperhatikan dan dikaji adalah kekhawatiran adanya dampak negatif atas proklamasi ini, terkait ide al-Khilafah pada orang-orang yang berpikiran dangkal. Sehingga ide al-Khilafah pada diri mereka jatuh dari posisi sentralnya yang agung dan urgensitasnya bagi kaum Muslimin. Jatuh pada pemikiran yang rapuh, yang sekadar menjadi penyaluran perasaan-perasaan gelisah pada sebagian person. Maka salah seorang dari mereka berdiri di lapangan atau di medan atau di kampung, lalu memproklamirkan diri bahwa dia adalah khalifah, kemudian dia mengundurkan diri dan menyangka telah berbuat sebaik-baiknya! Maka al-Khilafah akan kehilangan urgensitas dan keagungannya pada hati orang-orang yang berpikiran dangkal dan menjadi tidak lebih dari nama bagus yang dijadikan sebutan bagi orang yang menginginkan tetapi tanpa isi Inilah yang layak diperhatikan, khususnya saat di mana al-Khilafah telah makin dekat, lebih dekat dari sebelum-sebelumnya, dan kaum Muslimin telah menunggu pendiriannya dengan tidak sabar. Mereka melihat Hizbut Tahrir meniti jalan dalam urusannya, dengan berpegang teguh kepada thariqah Rasulullah Saw tentang tata cara pendirian al-Khilafah di al-Madinah al-Munawarah Kemudian mereka melihat adanya interaksi dinamis dan ekspresif yang berpengaruh antara Hizbut Tahrir dengan umat yang mengasuhnya. Dari interaksi ini kaum Muslimin paham makna ukhuwah Islam. Mereka mencari kabar gembira akan kesuksesan Hizb dalam menegakkan al-Khilafah dan baiknya riayah asy-syuun dan menjadi benar-benar Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian Pada saat yang demikian, justru datang proklamasi ini. Maka proklamasi itu mendatangkan potret kabur, jika bukan malah palsu, tentang realita al-Khilafah di benak orang-orang yang berpikiran dangkal di antara masyarakat6. Semua itu memunculkan tanda tanya, bahkan banyak tanda tanya seputar timing proklamasi ini tanpa kekuasaan yang nyata dan stabil bagi pemilik proklamasi; yaitu kekuasaan yang menjaga keamanan negara ini di dalam dan luar negeri. Begitulah yang terjadi di Facebook atau media massa Timing ini mencurigakan, khususnya bahwa gerakan-gerakan bersenjata yang tegak bukan atas asas takatuliyun fikriyun (kelompok yang bersifat intelektual), membuat infiltrasi menjadi mudah. Masuknya orang-orang jahat dari Timur dan Barat di barisannya adalah mudah. Sudah diketahui bersama bahwa Barat dan Timur terus melakukan tipu daya terhadap Islam dan al-Khilafah. Kepentingan mereka adalah memalsukan potretnya. Jika mereka tidak bisa memadamkan namanya, maka mereka sangat mementingkan agar al-Khilafah tidak lain hanyalah nama yang digunakan oleh orang yang menginginkan tanpa isi sama sekali. Sehingga kejadian agung yang menampar kaum kafir menjadi sekadar nama yang dijadikan ejekan oleh musuh-musuh itu siang malam!7. Atas semua yang diperbuat musuh-musuh jahat itu, kita tegaskan kepada musuh-musuh Islam dari Timur dan Barat, antek-antek dan para pengikutnya, serta orang-orang bodoh mereka, bahwa al-Khilafah yang telah memimpin dunia berabad-abad adalah sudah diketahui dan tidak majhul, kuat menghadapi distorsi bagaimanapun tipu daya dan konspirasi dilakukan. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (TQS al-Anfal [8]: 30)Allah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa telah mendatangkan untuk khilafah satu partai yang menghimpun orang-orang, yang perdagangan dan jual beli tidak melalaikan mereka dari mengingat Allah. Mereka melingkupi khilafah dengan pikiran, pendengaran, dan penglihatannya. Mereka telah menyiapkan segala persiapan yang dibutuhkan untuk khilafah. Mereka istinbath hukum-hukum dan konstitusinya, serta struktur pemerintahan dan administrasinya. Mereka berjalan dalam upaya menegakkannya dengan meneladani sirah Rasulullah Saw tanpa menyimpang sehelai rambut pun Mereka, dengan izin Allah, merupakan pagar yang menghalangi kekaburan tentang khilafah. Mereka layaknya batu cadas, yang dengan pertolongan Allah, dapat menghancurkan konspirasi-konspirasi kaum kafir, antek-antek, dan para pengikutnya. Mereka adalah para politisi yang memiliki kesadaran, yang dengan kekuatan Allah, dapat membalikkan segala tipu daya musuh-musuh Islam dan kaum Muslimin menjadi kebinasaan bagi musuh-musuh itu. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. (TQS Fathir [35]: 43)Saudara-saudara yang dimuliakan,Sesungguhnya perkara al-Khilafah al-Islamiyah amatlah agung dan posisinya sungguh sangat signifikan. Berdirinya tidak akan sekadar berita yang menjadi bahan ejekan media massa menyesatkan. Akan tetapi dengan izin Allah, berdirinya Khilafah akan menjadi gempa menggema, yang membalikkan neraca internasional dan mengubah wajah dan arah sejarah Sesungguhnya Khilafah akan kembali berupa Khilafah Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian, sebagaimana yang disampaikan kabar gembiranya oleh Rasul saw. Maka orang-orang yang menegakkannya, mereka seperti orang-orang yang menegakkan Khilafah Rasyidah pertama, orang-orang yang bertakwa lagi bersih, mencintai umat dan umat mencintai mereka, mereka mendoakan umat dan umat pun mendoakan mereka. Umat merasakan kebahagiaan bertemu dengan mereka dan mereka merasakan kebahagiaan bertemu dengan umat; bukannya keberadaan mereka di tengah umat justru dibenci Begitulah, mereka adalah ashhbul khilfah mendatang yang mengikuti manhaj kenabian. Allah akan memberikannya kepada orang yang memang layak untuknya. Dan sungguh kita memohon kepada Allah agar kita termasuk orang-orang yang layak itu dan termasuk orang-orang yang mengaturnya. Kita memohon kepada Allah SWT agar memberi karunia kepada kita dengan tegaknya al-Khilafah ar-Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian. Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu (TQS alt-Tawbah [9]: 111)Janganlah Anda berputus asa dari rahmat Allah, sehingga Allah tidak menyia-nyiakan untuk Anda wahai saudara-saudara yang dimuliakan, kelelahan yang telah Anda persembahkan. Allah tidak menolak permohonan yang Anda pinta dari-Nya, Allah tidak menggagalkan harapan yang Anda ajukan kepada-Nya. Maka tolonglah kita dengan meningkatkan kesungguhan dan pemberian. Perlihatkan kepada Allah dari diri Anda kebaikan, niscaya Allah menambah kebaikan untuk Anda. Jangan sampai ucapan main-main bisa memalingkan Anda dari perjuangan Anda yang penuh kesungguhan lagi jujur.Wassalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu.3 Ramadhan 1435 H1 Juli 2014 MSelesai jabawan yang telah saya kirimkan sebelumnya.Saya berharap jawaban ini mencukupi. Semoga Allah memberikan taufik kepada Anda dan menolong Anda. Dan semoga Allah memberi menunjuki kami dan Anda kepada perkara yang paling lurus.SaudaramuAtha bin Khalil Abu ar-Rasytah04 Ramadhan 1435 H02 Juli 2014 M