ACARA v (Penetapan Amilase) Okey

7
ACARA V PENETAPAN AMILASE (WOHLGEMUTH) A. PELAKSANAN PRAKTIKUM. 1. Tujuan : Menentukan kadar amilase (diastase) air seni. 2. Hari/Tanggal : Sabtu / 21 November 2009 3. Tempat : Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA. Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI. Kata enzim berarti “dalam ragi”. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hewan tingkat tinggi memiliki ribuan enzim. Hamper semua reaksi kimia dikatalis oleh enzim. Bahkan kesetimbangan CO 2 + H 2 O ↔ H 2 CO 3 dikatalis oleh enzim karena laju penyetimbangan tanpa katalis tidak menghasilkan asam karbonat yang cukup cepat untuk keperluan hewan. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium atau industri (seperti Pd pada eaksi dehidrogenasi). Reaksi biologis dalam tubuh berlangsung pada 37 0 C dan dalam medium air. Enzim suatu pengendali laju reaksi yang yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Suatu enzyme adalah protein. Beberapa memiliki struktur yang sederhana, namun sebagian besar memiliki struktur yang rumit. Banyak enzim yang strukturnya tidak diketahui. Untuk aktivitas biologis. Beberapa enzim memerluakan gugus-gugus prostetik ddan kofaktor. Kofaktor ini merupakan bagian non-protein dari enzim itu. Suatu kofaktor dapat brupa ion logam sederhana, ion tembaga misalnya merupakan suatu kofaktor bagi enzim suatu asam askorbat oksidase. Enzim lain mengandung molekul organic non-protein sebagai kofaktor. Gugus prostetik organic biasanya sering kali dirujuk sebagai suatu koenzim. Jika suatuorganisme tidak dapat mensintesis suatu kofaktor yang diperlukan maka kofaktor itu harus terdapat dalam makanan dalam jumlah kecil. Satuan-satuan aktif dari banyak kofaktor adalah vitamin (Fessenden, 1989: 396). Dalam pengolongan enzim berdasarkan reaksi yang dikatalis ada 6 kelas utama enzim. Tiap-tiap enzim ditetapkan dalam empat tingkat nomor kelas dan di beri suatu nama sistematik yang mengidentifikasi reaksi yang dikatalis. Kebanyakan enzyme mangatalis pemindahan electron, atom, atau gugus fungsional. Oleh karena itu klasifikasi enzim menjadi 6 golongan utama :

Transcript of ACARA v (Penetapan Amilase) Okey

Page 1: ACARA v (Penetapan Amilase) Okey

ACARA V

PENETAPAN AMILASE (WOHLGEMUTH)

A. PELAKSANAN PRAKTIKUM.

1. Tujuan : Menentukan kadar amilase (diastase) air seni.

2. Hari/Tanggal : Sabtu / 21 November 2009

3. Tempat : Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA. Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI.

Kata enzim berarti “dalam ragi”. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis.

Hewan tingkat tinggi memiliki ribuan enzim. Hamper semua reaksi kimia dikatalis oleh

enzim. Bahkan kesetimbangan CO2 + H2O ↔ H2CO3 dikatalis oleh enzim karena laju

penyetimbangan tanpa katalis tidak menghasilkan asam karbonat yang cukup cepat untuk

keperluan hewan. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis

laboratorium atau industri (seperti Pd pada eaksi dehidrogenasi). Reaksi biologis dalam

tubuh berlangsung pada 370C dan dalam medium air. Enzim suatu pengendali laju reaksi

yang yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Suatu enzyme adalah protein.

Beberapa memiliki struktur yang sederhana, namun sebagian besar memiliki struktur yang

rumit. Banyak enzim yang strukturnya tidak diketahui. Untuk aktivitas biologis. Beberapa

enzim memerluakan gugus-gugus prostetik ddan kofaktor. Kofaktor ini merupakan bagian

non-protein dari enzim itu. Suatu kofaktor dapat brupa ion logam sederhana, ion tembaga

misalnya merupakan suatu kofaktor bagi enzim suatu asam askorbat oksidase. Enzim lain

mengandung molekul organic non-protein sebagai kofaktor. Gugus prostetik organic

biasanya sering kali dirujuk sebagai suatu koenzim. Jika suatuorganisme tidak dapat

mensintesis suatu kofaktor yang diperlukan maka kofaktor itu harus terdapat dalam

makanan dalam jumlah kecil. Satuan-satuan aktif dari banyak kofaktor adalah vitamin

(Fessenden, 1989: 396).

Dalam pengolongan enzim berdasarkan reaksi yang dikatalis ada 6 kelas utama

enzim. Tiap-tiap enzim ditetapkan dalam empat tingkat nomor kelas dan di beri suatu nama

sistematik yang mengidentifikasi reaksi yang dikatalis. Kebanyakan enzyme mangatalis

pemindahan electron, atom, atau gugus fungsional. Oleh karena itu klasifikasi enzim

menjadi 6 golongan utama :

Page 2: ACARA v (Penetapan Amilase) Okey

NO Kelas Jenis Reaksi yang Dikatalis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Oksidoredutase

Tranferase

Hidrolase.

Liase

Isomerase

Ligase

Pemidahan elektron.

Reaksi pemindahan gugus

fungsional.

Reaksi hidrolisis (pemindahan

gugus fungsional ke air)

Penambahan gugus ke ikatan

ganda atau sebaliknya.

Pemindahan gugus di dalam

molekul, menghasilakn bentuk isomer.

Pembentukan ikatan C-C, C-S,

C-O, dan C-N oleh reaksi kondensasi

yang berikatan dengan penguraian ATP.

(Thenawijaya, 1988: 239)

Dalam dunia biokimia sering kita mendengar enzim amylase. Amylase

merupakan enzyme yang termasuk dalam kelas hidrolase, yang menghidrolisis amilum

menjadi monosakaridanya. Enzime amilum memecah ikatan-ikatan amilum hingga

membentuk maltosa. Ada 3 macam enzim amylase yaitu α-amilase, β-amilase, dan γ-

amilase. α-amilase terdapat pada saliva dan pancreas. Enzyme ini memecah ikatan 1-4

yang terdapat pada amilum dan disebut endoamilase sebab enzim ini memecah bagian

dalam atau bagian tengah molekul amilum. β-amilase teutama terdapat pada tumbuhan dan

dinamakan ekso-amilase sebab memecah dua unit glukosa yang terdapat pada ujung

molekul amilum secara berurutan sehingga terbentuk maltosa. γ-amilase telah diketahui

terdapat dalam hati. Enzim ini dapat memecah ikatan 1-4 dan 1-6 pada glikogen dan

menghasilkan glokosa (Poedjiadi, 1994: 155).

Page 3: ACARA v (Penetapan Amilase) Okey

Enzim -amilase mengkatalisis hidrolisis ikatan 1,4 pati menghasilkan

maltodekstrin linear pendek. Enzim ini digunakan secara luas dalam industri makanan dan

deterjen. Penggunaan amilase dari bakteri halofil dapat memberikan keuntungan karena

memiliki aktivitas optimum di kadar garam tinggi (Ventosa & Nieto 1995). Baru sedikit

informasi yang ada mengenai amilase dari bakteri halofil. Acinetobacter sp. (Onishi &

Hidaka 1978), Nesterenkonia halobia (Onishi & Sonoda 1979), Micrococcus varians

subsp. Halophilus (Kobayashi et al. 1986), dan isolat Micrococcus spp. (Onishi 1972,

Khire 1994) dilaporkan memiliki aktivitas amilolitik, tetapi tidak tersedia informasi

mengenai karakteristik molekulernya. Satu-satunya bakteri halofil yang telah

dikarakterisasi amilasenya secara molekuler ialah Halomonas meridiana. Hasil analisis

protein dari gen penyandi amilasenya menunjukkan homologi yang cukup tinggi dengan

amylase dari bakteri lain, streptomycetes, serangga, dan mamalia (Coronado et al. 2000).

C. ALAT DAN BAHAN.

1. Alat-alat.

Tbung reaksi

Pipet volum 1mlL

Pemenas air

Penjepit

Pipet tetes

Gelas kimia 250mL

2. Bahan-bahan.

Air seni

Aquadest

Amilum 0,1%

Larutan Iodin

Tisue.

Esbatu

Kertas label.

Page 4: ACARA v (Penetapan Amilase) Okey

D. PROSEDUR KERJA.

Air seni

Dibagi 2

Diencerkan (1:10) Tidak diencerkan

Dibagi 5 tabung Dibagi 5 tabung

T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10

0,5mL 0,6mL 0,7mL 0,8mL 0,9mL 0,1mL 0,2mL 0,3mL 0,4mL 0,5mL

Diencerkan hingga 1mL

+ 2ml amilum

∆ 37oC (30 menit)

Didinginkan (5 menit)

+ 1-2 tetes larutan iodine

Tabel hasil pengamatan

E. HASIL PENGAMATAN.

Nomor TabungNO Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Penambahan 2mL amilum - - - - - - - - - -

2. Dipanaskan - - - - - - - - - -

3. Didinginkan - - - - - - - - - -

4. + larutan iodin - - - - - - - - - -

F. ANALISIS DATA.

Persamaan Reaksi.

Amilum (s) + H2O Amilum (aq)

Amilum (aq) + H2O Amilodekstrin (aq)

Amilodekstrin (aq) + H2O Eritodekstrin (aq)

Eritodekstrin (aq) + H2O Akrodekstrin (aq)

Akrodekstrin (aq) + H2O Maltosa (aq)

G. PEMBAHASAN.

Enzyme adalah suatu protein yang memiliki fungsi sebagi katalis suatu reaksi

pada organisme., baik tumbuhan maupun hewan. Enzyme sering disebut sebagai biokatalis

karena hal diatas. Suatu enzyme sendiri hanya mengkatalis satu arah reaksi saja. Sehingga

Page 5: ACARA v (Penetapan Amilase) Okey

di dalam tubuh memiliki banyak sekali enzyme. Dalam struktur enzyme sendiri dibagi

menjadi 2 bagian yaitu sisi protein dan sisi non-protein.

Enzyme diberi nama berdasarkan subtratnya dan berakhiran –ase. Contohnya

amilum = amylase. Enzyme sendiri di golongkan menjadi 6 macam golongan utama antara

lain Oksireduktase, Transferase, hidrolase, liase, isomerase dan ligase (Lehningger, 1988).

Pada praktikum ini kita hanya membahas enzyme amylase yang termasuk sebagai

golongan enzyme hidrolase. Enzyme ini menghidrolisis amilum menjadi maltosa secara

bertahap . tahapan hidrolisis amilum adalah sebagai berikut. Amilum-amilum terlarut-

amilodekstrin-eritodekstrin-akrodekstrin-maltosa. Masing-masing tahap ini akan

menghasilkan warna yang berbeda jika larutan ditambahkan larutan iod, yang awalnya biru

Karena terbentuknya kompleks antara amilosa dengan iod, dan semakin keci seperti

eritodekstrin akan memberikan warna merah dengan larutan iod (poedjiadi,1994).

Enzyme amylase sendiri hanya memecah ikatan (1-4) glikosida bukan memecah

ikatan (1-6) glikosida, jadi untuk memecahkanya di perlukan suatu enzyme lain yang

disebut glokusidase. Dekstrin sendiri yang dapat di identifikasi dalam praktikum ini adalah

berupa campuran oligosakarida yang memiliki ikatan (1-4) dan (1-6) glikosida (Fessenden,

1989).

Enzyme amylase sendiri dapat di peroleh dari saliva atau pancreas. Pada air seni

juga terdapat sedikit amylase, maka untuk mengetahuinya pada praktikum ini dilakukan uji

dengan penambahan urin pada 10 tabung reaksi dengan kosentrasi yang berbeda. Sebagai

indikatornya kita mengunakan larutan iod, sedangkan untuk larutan ujinya kita

mengunakan larutan amilum 0,1% yang mengandung NaCl. NaCl ini berfungsi agar

larutan tahan (awet), karena amilum cepat rusak saat penyimpanan terlalu lama, amilum

mudah rusak karena adanya bakteri di udara bebas. Karena reaksi ini cukup lambat maka

kita melakukan pemanasan tetapi dengan suhu tertentu agar diperoleh suhu maksimum

sehingga enzyme berjalan cukup cepat. Pemanasan dilakukan pada suhu 37oC selama

30menit. Setelah pemanasan tabung reaksi di dinginkan agar reaksi langsung berhenti

sehingga diharapkan hasil dapat diamati dengan jelas. Tapi pada hasil pengamatan yang

didapat tidak terjadi perubahan pada ke-10 tabung tersebut. Hal ini dikarenakan semua

milum yang ada telah ter hidrolisis menjadi maltosa, dimana maltosa tidak memberikan

warna pada larutan saat diberi indikator iod. Pada dasarnya amilum akan memberika warna

biru, dan eritodekstrin akan memberikan warna merah. Kesalahan ini bias disebabkan

karena pemanasan yang terlalu lama sehingga reaksi terus berjalan hinga semua amilum

menjadi terhidrolisis.

Page 6: ACARA v (Penetapan Amilase) Okey

H. KESIMPULAN.

Dari hasil pengamatan, analisa data, dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Enzime merupakan biokatalis dalam makhluk hidup.

2. Enzime diberi nama sesuai subtract atau reaksi yang dikatalis dengan penambahan

akhiran –ase

3. Enzime dibagi menjadi 6 golongan utama, oksireduktase, transferase, hidrolase,

liase, isomerase, dan ligase.

4. Amylase termasuk enzyme hidrolase.

5. Pada urin mengandung enzyme amylase.

6. Pemanasan terlalu lama mengakibatkan semua amilum menjadi terhidrolisis.

Page 7: ACARA v (Penetapan Amilase) Okey

DAFTAR PUSTAKA.

Coronado MJ, Vargas C, Mellado E, Tegos G, Drainas C, Nieto JJ, Ventosa A. 2000. The -amylase gene amyH of the moderate halophile Halomonas meridiana: cloning and molecular characterization. Microbiology 146:861-868.

Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik edisi ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Khire JM. 1994. Production of moderately halophilic amylase by newly isolated crococcus sp. 4 from a salt pan. Lett Appl Microbiol 19:210- 212.

Kobayashi T, Kamekura M, Kamlayakrit W, Onishi H. 1986. Production, purification, haracterization of an amylase of the moderate halophile Micrococcus varians subsp. Halophilus. Microbiology 46:165-170.

Lehningger, Albert L. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Onishi H. 1972. Halophilic amylase from a moderately halophilic Micrococcus. J Bacteriol 109:570-574.

Onishi H, Hidaka O. 1978. Purification and properties of amylase produced by a moderately halophilic Acinetobacter sp. Can J Microbiol 24:1017- 1023.

Poedjiadi, Anna, dan F.M. Titin Supriyanti. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-

Press.

Ventosa A, Nietto JJ. 1995. Biotechnology application and potentialities of halophilic microorganisms. W J Microbiol Biotechnol 11:85-94.