ACARA 5 Ku-dasar-dasar ekologi.doc

18
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI ACARA V PENGENALAN EKOSISTEM HUTAN Disusun oleh: Nama : Muhamad Rom Ali Fikri NIM : 12756 Gol/Kel : A4/VI Asisten : Riski Dwi Sapotro Rahmat Imam Prabowo Lucy Rizki Hermaida

description

dasar ekologi

Transcript of ACARA 5 Ku-dasar-dasar ekologi.doc

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

DASAR-DASAR EKOLOGI

ACARA VPENGENALAN EKOSISTEM HUTAN

Disusun oleh:Nama

: Muhamad Rom Ali FikriNIM

: 12756Gol/Kel: A4/VIAsisten: Riski Dwi Sapotro

Rahmat Imam Prabowo

Lucy Rizki HermaidaLABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013ACARA V

PENGENALAN EKOSISTEM HUTANI. TUJUAN

1. Mengetahui macam-macam bentuk ekosistem.

2. Mengetahui struktur dan komponen pembentuk ekosistem.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Suatu ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Organisme dalam elemen biotik terdiri dari banyak atau sedikit jumlah spesiesnya yang diwakilioleh sejumlah individu. Kedua ukuran jumlah suatu spesies dan frekuensi relatif dari hal tersebut telah digunakan untuk mengkarakteristikkan ekosistem sejak ilmu tentang ekologi dimulai (Remmert, 2006).Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan (Anonim, 2008).Ekosistem disebut juga sebagai hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi. Antara organisme dengan lingkungannya tidak dapat dipisahkan, karena merupakan kesatuan yang sangat erat hubungannya dan selalu terjadi interaksi diantara satu dengan yang lainnya. Di alam selalu mengandung organisme dan komponen-komponen tidak hidup yang saling mengalami satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan suatu perubahan materi yang merupakan suatu bentuk ekosistem (Fahn, 2008).Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa unsur penyusun ekosistem yang berupa unsur biotik dan abiotik. Unsur biotik masih terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu organaisme autotrof dan heterotrof. Yang dimaksud dengan organisme autotrof adalah organisme yang mampu membuat/mensintesis makanannya sendiri, contohnya adalah tanaman. Sedangkan organisme heterotrof adalah organisme yang tidak mampu membuat/mensintesis makanannya, contohnya adalah hewan. Unsur abiotik adalah faktor utama dalam ekosistem setelah unsur biotik karena unsur abiotik ini bertugas menciptakan keadaan yang diperlukan oleh makhluk hidup seperti cahaya, suhu, topografi, dan lain sebagainya (Anonim, 2007).Proses-proses arus energi dan kimia menunjang organisasi ekosistem dan bertanggung jawab terhadap identitas fungsional dari ekosistemtersebut. Didalam setiap ekosistem akan terjadi interaksi antar organisme yang akan merubah serta mentransfer energi serta zat-zat kimia. Sumber energi yang utama adalah matahari. Foton-foton tertentu dari matahari akan dilakukan untuk membuat energi kimai melalui proses fotosintesis (Noughton dan Larry,2002).Hara nitrogen, fosfor, dan kalium merupakan faktor pembatas utama untuk produktivitas padi sawah. Respon padi terhadap nitrogen, fosfor, dan kalium dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penggunaan bahan organik. Bahan organik merupakan kunci utama dalam meningkatkan produktivitas tanah dan efisiensi pemupukan. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan kajian untuk melihat pengaruh penggunaan bahan organik (jerami padi) dan pemupukan N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan produktiviatas padi sawah pada lahan intensifikasi (Arafah dan Sirappa, 2003).

Ekosistem tidak sepenuhnya mantap, tetapi berada dalam keadaan kesetimbangan yang mudah goyah. Cara kerja ekosistem itu digambarkan dengan baik oleh daur unsur yang penting, seperti karbon dan nitrogen, yang berlangsung antara keadaan hidup dan nir-hidup dalam ekosistem itu (Ewusie,1990).III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUMPraktikum Dasar-dasar Ekologi acara V mengenai pengenalan ekosistem sungai ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2013 di Desa Babarsari,Mlati,Sleman,Yogyakarta. Alat yang digunakan adalah alat tulis dan kamera, Sedangkan bahan yang digunakan adalah semua spesies penyusun ekosistem sungai,unsur-unsur abiotik dan unsur biotik.Adapun cara kerja dalam pengenalan ekosistem sungai ini langsung dilaksanakan dilapangan.Tumbuhan yang ada didalam ekosistem sungai diamati dan diidentifikasi masing-masing spesiaes tumbuhan tersebut. Hewan yang ditemukan dalam ekosistem sungai juga diamati ,masing-masing komponen baik biotik maupun abiotic pembentuk ekosistem sungai disebutkan dan dijelaskan.Kemudian digambar kembali komponen biotik yang ditemukan,Setelah itu bagan energi dan daur materi dalam ekosistem sungai juga digambar. Lalu juga diamati arus energi yang terjadi pada ekosistem sungai,lalu dibahas dalam pembahasan makalah. IV. HASIL PENGAMATANDaur Materi dan Arus Energi

Keterangan :

daur materi

arus energi

V. PEMBAHASANEkosistem merupakan suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antar organisme dengan organisme lainnya, juga dengan keadaan lingkungannya. Ekosistem hutan adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi baik itu binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup dalan lapisan dan dipermukaan tanah dan terletak pada suatu kawasan serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan yang dinamis yang mengadakan interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya dan antara yang satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui macam-macam bentuk ekosistem Sungai dan mengetahui struktur dan komponen pembentuk ekosistem Sungai. Pada praktikum ini dilakukan pengamatan di Sungai desa Babarsari yang terletak di Sleman, Yogyakarta. Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup, sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati. Komponen-komponen faktor biotik yang terdapat dalam ekosistem hutan wisata kaliurang (Goa Jepang) adalah sebagai berikut.1. Produsen

Pengertian produsen dalam biologi adalah makhluk hidup (organisme) penghasil bahan organik dari zat-zat anorganik. Yang berperan sebagai produsen adalah tumbuhan berklorofil. Organisme ini dapat menyerap energi cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia melalui fotosintesis. Dalam ekosistem hutan ini, pohon ketapang dan pohon bunga sepatu bertindak sebagai produsen.

2. Konsumen

Pengertian konsumen dalam biologi adalah organisme yang tidak dapat mensistesis makanannya sendiri, sehingga makanannya tergantung pada produsen baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya hewan dan manusia. Dalam ekosistem hutan ini, kupu-kupu berperan sebagai konsumen tingkat I dan ular pohon berperan sebagai konsumen tingkat II.3. Pengurai

Pengurai adalah organisme yang menguraikan senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini dikembalikan ke ekosistem dan dapat digunakan kembali oleh produsen. Dalam ekosistem hutan ini, yang berperan sebagai pengurai adalah jamur.4. Detrivor

Detrivor adalah organisme heterotrof yang memakan partikel-partikel organik atau sisa jaringan tumbuhan serta hewan yang membusuk. Dalam ekosistem hutan ini, cacing tanah berperan sebagai detrivor.Sedangkan, faktor-faktor abiotik dalam ekosistem terdiri atas semua benda mati yang ada di sekitar organism. Komponen-komponen faktor abiotik yang terdapat dalam ekosistem sungai yang trdapat disungai babarsari adalah sebagai berikut.

1. Tanah

Tanah adalah ekosistem yang berperan sebagai tempat hidup dari berbagai organisme. Tanah juga merupakan sumber zat-zat hara dan air bagi pertumbuhan tanaman.

2. Cahaya Matahari

Cahaya matahari merupakan sumber tenaga bagi organisme di bumi. Tumbuhan hijau akan menyerap energi matahari melalui klorofil pada daun untuk fotosintesis. Energi ini digunakan dalam fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat dari bahan CO2 dan air. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi organisme lainnya seperti belalang, burung, ular, dan manusia yang menjadi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung.

3. Air

Air merupakan zat yang mutlak diperlukan oleh berbagai organisme, karena air sangat penting dalam proses-proses yang terjadi di dalam tubuh organisme. 4. Udara

Udara terdiri dari berbagai gas, antara lain oksigen, yang sangat diperlukan untuk bernafas bagi organisme, dalam hal ini belalang, burung, ular, dan manusia. Udara sangat diperlukan organisme karena udara merupakan unsur yang penting dalam metabolisme tubuh makhluk hidup. 5. Kelembaban

Umumnya sampai batas-batas tertentu bahwa tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Pada golongan hewan-hewan tertentu kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.6. Suhu

Suhu lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan organisme dalam hal ini rumput, belalang, burung, ular, dan manusia. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan dan kehidupan suatu organisme. Dari skema daur materi dan aliran energi ekosistem sungai terlihat bahwa matahari sebagai sumber energi utama. Di mana akan di manfaatkan langsung oleh tumbuahan sebagai produsen yaitu lumut yang mana mayoritas menghasilkan makanan sendiri atau biasa disebut sebagai produsen. Ikan kecil sebagai konsumen pertama akan memakan lumut. Ikan kecil disebut sebagai konsumen pertama dikarenakan dalam skema tersebut hanya ikan kecil yang memakan lumut tersebut. Kemudian ikan besar sebagai konsumen tingkat dua memakan ikan kecil yaitu konsumen pertama. Setelah itu ikan besar akan dikonsumsi oleh manusia yang bertindak sebagai komsumen tingkat tiga. Setelah proses makan dan dimakan tersebut pasti akan terjadi kematian dan yang mati tersebut akan menjadi sampah organic lalu terjadi proses penguraian penguraian yang dilakukan oleh cacing sebagai dekomposer yang akan menghasilkan mineralisasi. Dari mineralisasi tersebut akan menghasilkan unsur-unsur yang nantinya akan berguna bagi tumbuhan (produsen). Skema tersebut terjadi secara sirkulasi yang terus terjadi berulang-ulang.

Skema Rantai Makanan Ekosistem Sungai

Rantai makanan adalah proses makan dan dimakan antar satu dengan yang lainnya. Dimana dalam ekosistem ini hydrilla dimakan oelh ikan kecil, ikan kecil dimakan oleh ikan besar, ikan besar dimakan oleh manusia. Setelah mengalami kematian, jasad manusia akan di decomposer oleh cacing yang nantinya akan menjadi mineralisasi. Setelah terjadi mineralisasi akan menghasikan mineral yang akan berguna bagi tumbuhan.

Konsep ekosistem merupakan konsep yang luas, fungsi utamanya didalam pemikiran atau pandangan ekologi merupakan penekanan hubungan wajib ketergantungan, dan sebab musabab, yakni perangkaian komponen-komponen untuk membentuk satuan-satuan fungsional. Akibat hal tersebut adalah bagian-bagian itu cara bekerjanya tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan, sehingga ekosistem merupakan tingkat organisasi biologi yang paling baik untuk teknik-teknik analisa system.

Dalam ekosistem sungai ini terdapat komponen-komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik merupakan bahan anorganik yang dalam hal ini adalah air, udara tanah ( lumpur ) dan cahaya matahari . Komponen biotik dalam ekosistem sungai ini ada produsen, konsumen, serta pengurai. Produsen dalam ekosistem ini adalah tumbuhan air yang berupa lumut dan mikroorganisme yaitu fitoplankton. Konsumen ada dua macam yaitu konsumen I dan II. Konsumen I diwakili oleh ikan dan keong serta zooplankton, konsumen II diwakili oleh manusia. Sedangkan pengurai diwakili oleh cacing sebagai perombak bahan-bahan biotik maupun abiotik. Ekosistem ini bukan ekosistem yang alami, karena produsen pada ekosistem ini bukan penopang kebutuhan makanan ( energi dan materi ) yang utama. Ikan sebagai konsumen I mendapatkan makanan dari manusia yang merupakan makanan olahan dan makanan lain yang berupa tumbuhan yang tidak berasal dari dalam ekosistem itu sendiri. Dalam ekosistem ini konsumen I juga memakan dekomposer yaitu cacing. Penggunaan energi matahari, hasil dari fotosintesis hanya sebagian kecil yang digunakan oleh tumbuhan itu sendiri, hewan herbifor dan hewan heterotrof lainnya. Hasil fotosintesis sebagian besar lama-lama akan membusuk dan menjadi bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan organisme heterotrofik. Untuk zooplankton sebagai konsumen I mendapatkan makanan dari fitoplankton (produsen). Kemudian dari zooplankton terhenti dan kembali diuraikan oleh dekomposer.

Dalam ekosistem sungai terjadi daur materi dan daur energi. Energi utama dari ekosistem sungai berasal dari sinar matahari yang ditangkap oleh produsen yang diteruskan ke konsumen konsumen berikutnya sampai ke perombak. Daur energi tidak sesederhana ini , karena dalam ekosistem kolam tidak hanya rantai makanan saja yang terjadi tetapi juga ada jaring jaring makanan yang akhirnya membuat semakin kompleks daur-daur yang ada dalam ekosistem tersebut. Namun kekomplekannya tidak serumit ekosistem alami yang komponennya lebih banyak dan seimbang secara alami.VI. KESIMPULAN1. Komponen pembentuk ekosistem Sungai terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik.

2. Komponen abiotik terdiri atas sinar matahari, air, suhu, dan udara, sedangkan komponen biotik dalam Sungai terdiri atas produsen yaitu ganggang, konsumen terdiri dari ikan dan manusia. Pengurai dan detritivornya cacing. Rantai makanannya : Enceng gondok ikan kecil ikan besar manusia cacing (pengurai)

3. Daur materi bersifat siklus yaitu dimulai dari produsen kemudian pindah ketubuh organisme konsumen akan kembali lagi ke produsen dan terus berulang.

4.Aliran energi dimulai dari energi matahari kemudian masuk ke produsen dan seterusnya berhenti sampai ke pengurai dan terbuang ke alam dalam bentuk panas.

LAMPIRANKomponen Ekosistem Biotik Sungai

Produsen (rumput)

Konsumen Tingkat I

Konsumen Tingkat II

Pengurai

kelompok 6DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2006. Prinsip-prinsip Ekologi. . Diakses 30 maret 2013.

Cahyo, S. M. 2007. Ekologi Pertanian. Universitas Terbuka, Jakarta.

Darwatiningsih, S dan Musrikan. 2007. Profil cagar alam penanjung pangandaran. Agri Jurnal 38: 19-26.

Johnson, K. D., L. R. David, L. W. Halley. 2008. Biology an Introduction. The Benjamin Commings Publishing Company Inc, Menlo Park.

Odum, E. P. 2006. Basic Ecology. Saunders College Publishing, Florida.

Soeriatmadja, R. E. 2007. Ilmu Lingkungan. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.

Wagenet, R.J, R.R Rodriguez, W.F. Cambel and D.L. Turner. 2006. Fertilizer effect on garden plants. Agronomy Journal 75 : 160-164.Matahari

Konsumen III

(manusia)

Produsen

(lumut)

Konsumen II

(ikan besar)

Konsumen I

(ikan kecil)

Sampah organik

(tumbuhan, hewan, manusia mati)

Unsur-unsur

Dekomposer

(cacing)

Mineralisasi

Ikan besar

Hydrilla

manusia

Ikan kecil

cacing

mineralisasi