ACARA 4 Ku -dasar ekologi

26
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI ACARA IV ADAPTASI TANAMAN PADA FAKTOR AIR Disusun oleh: Nama : Muhamad Rom Ali Fikri NIM : 12756 Gol/Kel : A4/VI Asisten : Riski Dwi Sapotro Rahmat Imam Prabowo Lucy Rizki Hermaida LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

description

Pengaruh Hujan Asam

Transcript of ACARA 4 Ku -dasar ekologi

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

DASAR-DASAR EKOLOGI

ACARA IV

ADAPTASI TANAMAN PADA FAKTOR AIR

Disusun oleh:Nama

: Muhamad Rom Ali FikriNIM

: 12756Gol/Kel: A4/VIAsisten: Riski Dwi Sapotro

Rahmat Imam Prabowo

Lucy Rizki HermaidaLABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013ACARA IV

ADAPTASI TANAMAN PADA FAKTOR AIR

I. TUJUAN

1. Mengetahui macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air.

2. Untuk mengetahui perbedaan anatomis maupun morfologis tanaman yang beradaptasi pada kandungan air yang berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada tingkat seluler kekeringan mengakibatkan kehilangan air protoplasmik sehingga konsentrasi ion meningkat, menghamabar fungsi-fungsi metabolik, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi antar molekul yang dapat menyebabkan denaturasi protein dan fusi membran. Pengaruh negatif cekaman kekeringan terhadap tanaman ditentukan oleh tingkat cekaman dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami cekaman. Pengaruh negatif cekaman kekeringan terhadap tanaman ditentukan oleh tingkat cekaman dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami cekaman (Anonim, 2008).Fungsi air bagi tanaman yaitu: (1) sebagai senyawa itama pembentuk protoplasma, (2) sebagai senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke tanaman dan sebagai pelarut mineralnutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel yang lainnya, (3) sebagai media terjadinya reaksi-reaksi metabolik, (4) sebagai reaktan pada sejumlah siklus asam trikarboksilat, (5) sebagai penghasil hidrogen pada proses fotosintesis, (6) menjaga turdigitas sel dan berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel, (7) mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti membuka dan menutupnya stomata, membuka dan menutupnya bunga serta melipatnya daun-daun tanaman tertentu, (8) berperan dalam perpanjangan sel, (9) sebagai bahan metabolisme dan produk akhir respirasi, serta (10) digunakan dalam proses respirasi (Noggle dan Frizt, 1983).Tumbuhan xerofit beradaptasi terhadap kekurangan air dengan menutup stomata, menggunakan lapisan kutikula yang tebal, memperkecil bidang penguapan dan menyimpan air (Levitt, 1980) Ciri-ciri tumbuhan xerofit antara lain, (1) menggugurkan daunnya pada musim panas, (2) melipat atau mengubah posisi daun untuk mengurangi pancaran cahaya, (3) mempunyai daun berduri sebagai pertahanan diri, (4) mempunyai batang dan kulit tebal, berlilin, serta berbulu tebal untuk mengurangi laju transpirasi, dan (5) akarnya mampu menjalar mendekati permukaan tanah (Anonim, 2007).Contoh tanaman xerofit yaitu kaktus (Opunctia sp) memiliki keistimewaan yang menyebabkan dapat bertahan hidup di lingkungan dan suasana kering. Tanaman ini memiliki batang dan daun yang tebal. Bagian-bagian ini dilapisi oleh tebal kutikula dan lilin di lapisan permukaan yang berfungsi mencegah kehilangan air pada proses transpirasi (Kimball, 1965).Mesofit adalah tanaman yang lazimnya terdapat di daerah yang lebih basah dan tidak memperlihatkan morfologi yang ekstrim, tetapi tanaman ini dimungkinkan mengalami panjangnya waktu stress air selama kekeringan. Tanaman mesofit menggunakan stomata untuk mengkonvensi keadaan stress yang ringan sampai yang berat (Anonim, 2006).Mekanisme toleransi pada tanaman sebagai respon adanya cekaman kekeringan meliputi, (1) kemampuan tanaman tetap tumbuh pada kondisi kekurangan air yaitu dengan menurunkan luas daun dan memperpendek siklus tumbuh, (2) kemampuan akar untuk menyerap air di lapisan tanah paling dalam, (3) kemampuan untuk melindungi meristem akar dari kekeringan dengan meningkatkan akumulasi senyawa tertentu seperti glisin, betain, gula alkohol, atau prolin untuk osmotic adjustment, dan (4) mengoptimalkan peranan stomata untuk mencegah hilangnya air melalui daun. Dengan adanya osmotic adjustment tersebut memungkinkan pertumbuhan tetap berlangsung dan stomata tetap terbuka (Lestari, 2006).

III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUMPraktikum Dasar-dasar Ekologi acara 4 mengenai Adaptasi Tanaman pada Faktor Air dilaksanakan pada hari Kamis,21 Maret 2013.di Laboratorium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau atau silet, mikroskop, kaca preparat, dan pensil. Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini yaitu contoh tanaman mesofit yaitu tanaman jagung (Zea mays), contoh tanaman xerofit yaitu tanaman kaktus (Opunctia sp.), contoh tanaman hydrofit yaitu tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes), dan gabus.

Cara kerja yan dilakukan yaitu, pertama-tama tanaman-tanaman yang termasuk mesofit, xerofit, dan hydrofit disiapkan. Kemudian diambil satu tanaman dari masing-masing kelompok tanaman dan dilakukan pengamatan secara morfologis. Satu tanaman untuk masing-masing kelompok tanaman dibuat penampang melintang dan membujur daunnya, untuk diamati secara anatomis. Bagian-bagian tanaman tersebut yang diamati secara morfologis meliputi habitus, bentuk batang dan cabang-cabangnya, bentuk daun, tangkai daun, permukaan daun dan ketebalan daun, serta struktur akar. Sedangkan secara anatomis, yang diamati meliputi penampang melintang daun: ketebalan kutikula, letak stomata, banyak atau sedikitnya jaringan pengangkutan, ada tidaknya tempat penimbunan air, aerenkim, dan sebagainya serta penampang membujur daun: bentuk sel epidermis, banyak sedikitnya stomata, dan sebagainya. Terakhir, dibuat skema atau gambar tanaman atau bagian tanaman tersebut secara morfologis maupun anatomis, dilengkapi dengan keterangan serta bagian-bagian yang terdapat pada preparat yang di amati.setelah proses menggambar selesai maka dibuat uraian diskriptif tentang objek tanaman yang di gambar secara detail dan jelas.IV. HASIL PENGAMATANA. PENGAMATAN MORFOLOGI1. Jagung (Zea mays)

Keterangan gambar :

1. Helaian daun

2. Upih daun

3. Batang

4. Akar adventif

5. Akar serabut

Deskripsi :

Jagung (Zea mays) termasuk tanaman mesofit yaitu tanaman yang beradaptasi pada kondisi air yang cukup, tidak terlalu banyak air, dan tidak terlalu sedikit air (kapasitas lapang). Habitus jagung tegak, tipe batang: batang berumput yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga. Batang tidak bercabang. Daun berupih atau berpelepah. Daun terdiri atas upih dan helaian. Helaian daun berbentuk pita. Daun-daun bertulang sejajar atau lurus. Mempunyai satu tulang daun ditengah yang besar membujur. Sedangkan tulang-tulang yang lain jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah sejajar dengan ibu tulang daun tadi. Oleh karena itu disebut tulang sejajar. Berakar serabut dengan cabang yang banyak. Tanaman ini menggunakan stomata sebagai alat untuk mengkonversi air dan menghindari keadaan stress yang sedang sampai stress yang berat. Selain itu, jagung mempunyai sel kipas (Hidayat, 1995).2. Kaktus (Opunctia sp.)

Keterangan gambar :

1. Batang

2. Daun

3. Akar

Deskripsi :

Deskripsi:

Kaktus memiliki habitus, herbaseus, tegak, daun berbentuk seperti duri, batang menjadi seperti daun pipih atau persegi, hijau berdaging percabangan aksiler tak terbatas, akar serabut, tersebar luas ditanah lapisan atas.

Tanaman xerofit mempunyai bentuk modifikasi daun yang berupa duri yang digunakan untuk mengatur penguapan pada kondisi kering. Tanaman xerofit juga memiliki batang yang panjang dan bentuk yang sesuai untuk daerah kering. Tumbuhan sekulen, batang tebal, berusuk dan berdaging dengan jaringan penyimpan air. Batang bersegi, daun-daun telah tereduksi menjadi duri-duri. Sendi daun dengan duri temple dan rambut vili. Akarnya serabut yang dapat mencapai kedalaman dua sampai tiga kaki (Tjitrosoepomo, 2002).3. Eceng Gondok (Eichornia crassipes)Keterangan gambar :

1. Helaian daun (lamina)

2. Tangkai daun (petiole)

3. Akar dengan kantung akar

4. Aerenkim

5. BungaDeskripsi :

Eceng gondok punya habitus batang yang tereduksi, bentuk daun bulat atau hampir bulat, tebal, permukaan kedua sisi daun halus, tangkai daun membengkak dan membentuk jaringan spon yang menjadi organ pengapung tumbuhan, percabangan dengan stolon, perakaran dengan serabut dan berbulu untuk menangkap unsur hara yang larut dalam air.

Herba mengapung, kadang berakar dalam tanah, menghasilkan tunas merayap yang keluar dari ketiak daun, di mana tumbuh lagi tumbuhan baru. Batang simpodial mempunyai rongga udara, berakar serabut dan mengapung. Daun mempunyai helaian yang sering kali lebar dengan bentuk bulat telur. Tulang daun melengkung rapat dan pada pangkal mempunyai upih, tersusun berseling atau dalam rozet (Tjitrosoepomo, 2002). B. PENGAMATAN ANATOMIS1. Jagung (Zea mays)

a. Penampang secara melintang daun

Keterangan gambar :1. Sel kipas2. Trikoma3. Kutikula4. Epidermis atas5. Mesofil6. Berkas Pengangkut yang belum terdeferensiasi7. Epidermis bawah8. Stoma

Deskripsi :

Struktur daun jagung dengan mesofil yang tidak terdeferensiasi. Sel kipas terlihat jelas dari bentuk rongga besar. Sel kipas merupakan modifikasi daun yang befungsi untuk mengurangi penguapan. Kutikula merupakan penutup lapisan epidermis, dan biasanya tipis. Epidermis atas dan bawah merupakan jaringan pelindung yang berada di bawahnya. Berkas pengangkut belum terdeferensiasi artinya tidak mempunyai xylem dan floem melainkan air pada daun diangkut melalui berkas pembuluh dan perluasannya serta oleh sel mesofil dan epidermis, tipe berkas pengangkut adalah kolateral tertutup. Stomata merupakan sel panjang yang bersama-sama dan terdapat lubang diantaranya (Barnito, 2009).b. Penampang membujur daun

Keterangan gambar :

1. Epidermis daun

2. Sel epidermis dengan dinding sel yang berkelok-kelok

3. Stomata tipe graminae

Deskripsi :

Penampang membujur pada daun memilki epidermis yang terdapat dinding sel yang berkelok-kelok serta terdapat stoma yang bertipe Graminae, sel penutup berbentuk halter membuka dan menutup sejajar stoma. Bentuk dan sebaran stoma pada irisan membujur daun jagung bagian atas (stoma lebih banyak terdapat pada permukaan daun).

Stomata banyak terdapat pada permukaan bawah daun. Bagian utama terdiri dari sel ramping dan memanjang. Sel penutup stomata berasosiasidengan sel disampingnya (Hidayat, 1995).

2. Kaktus (Opunctia sp.)

a. Penampang melintang daunKeterangan gambar :

1. Kutikula tebal

2. Stomata tersembunyi

3. Epidermis

4. Jaringan palisade

5. Hipodermis

6. Jaringan penyimpan air

Deskripsi :

Pada penampang melintang daun kaktus, daun dilapisi oleh kutikula yang sangat tebal, daun berdinding tebal, adanya lapisan lilin, menutup stomata penuh pada siang hari serta tersembunyi. Keadaan yang lain yaitu ruang sel yang dimiliki relatif kecil, akar yang sangat panjang. Sedangkan ciri yang khusus yaitu adanya jaringan penyimpan air yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air secara efisien. Semua itu dilakukan sebagai bentuk adaptasi tanaman yang hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan agar dapat bertahan hidup dan tetap eksis dan tidak punah. Tanaman kaktus juga terdapat epidermis, jaringan palisade, hipodermis, dan jaringan penyimpan air.Ukuran sel kecil dan tebal. Kutikula tebal dan impermeable. Sistem jaringan pembuluh dan stomata bertambah rapat, jaringan tiang bertambah sedangkan jaringan spon berkurang. Stomata terletak didasar cekungan yang letaknya di permukaan daun (Hidayat, 1995).b. Penampang membujur daun

Keterangan gambar :

1. Jaringan penyimpan air

2. Epidermis

3. Jaringan pengangkut

4. Stomata

Deskripsi:

Pada penampang membujur kaktus terdapat klorofil sebagai pembentuk zat hijau daun serta terdapat ruang antar sel yang berfungsi sebagai celah transport materi yang akan diproses untuk kebutuhan tanaman kaktus tersebut.Jumlah stomata banyak dan terletak di permukaan atas. Sel epidermis dilindungi oleh lilin untuk mencegah kehilangan air (Hidayat, 1995).

3. Eceng Gondok (Eichornia crassipes)a. Penampang melintang daun

Keterangan gambar :

1. Kutikula

2. Epidermis atas

3. Rongga stoma

4. Jaringan palisade

5. Sklerenkim

6. Rongga udara

7. Stoma

8. Berkas pengangkut

9. Epidermis bawah

Deskripsi :

Eceng gondok kutikulanya tipis, mempunyai epidermis seperti yang dimiliki tanaman lain namun fungsinya untuk jalan keluar gas untuk memperoleh unsur unsur atau zat zat tertentu yang terlarut dalam air. Selain itu, juga terdapat rongga stoma, jaringan palisade, sklerenkim, ruang udara, stoma, berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Terdapat rongga udara yang dipisahkan oleh sekat tipis yang terdiri dari satu sampai dua lapisan sel berkloroplas. Jumlah jaringan pengangkut sedikit terutama jaringan xylem. Kutikulanya tipis seperti juga dinding selnya (Hidayat, 1995).b. Penampang membujur daun

Keterangan gambar :

1. Sel epidermis daun

2. Stomata

Deskripsi :

Pada penampang membujur daun epidermis daun eceng gondok, stomata yang dimiliki oleh tumbuhan ini berbeda dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam distribusinya, stomata eceng gondok tercecer sedangkan pada jagung (Zea mays) teratur berjajar.

Selain eceng gondok (Eichornia crassipes) yang terapung, ada tumbuhan hidrofit lain yaitu yang tenggelam misalnya ganggang (Algae), dan yang melayang misalnya Hidrilla sp. Daun eceng gondok terdapat banyak stomata dan terletak di permukaan daun bagian atas (Hidayat, 1995). V. PEMBAHASAN

Pada praktikum acara 4 ini membahas mengenai adaptasi tanaman pada faktor air. Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik. Kita mengenal tiga macam adaptasi, yaitu: adapatasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian organ tubuh suatu organisme dengan kebutuhannya. Sebagai contoh jenis tanaman xerofit seperti kaktus (Opunctia sp.) yang memiliki bentuk daun seperti duri yang berfungsi untuk mengurangi penguapan. Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh organisme terhadap lingkungannya. Adaptasi fisiologi biasanya sulit dilihat karena berkaitan dengan fungsi alat-alat tubuh yang umumnya terletak di bagian dalam tubuh. Contoh dari adaptasi fisiologi pada tumbuhan misalnya semak azalea di Jepang yang menghasilkan suatu enzim beracun yang dapat mencegah hewan herbivore untuk mendekat. Sedangkan yang dimaksud dengan adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian tingkah laku makhluk hidup terhadap lingkungannya agar dapat bertahan hidup, misalnya pohon jati yang menggugurkan daunnya pada saat musim kemarau (meranggas) untuk mengurangi penguapan.

Air memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup tanaman. Fungsi air bagi tanaman adalah sebagai penyusun protoplasma, pelarut gas, mineral, dan bahan-bahan terlarut lainnya, sebagai reaktan penting dalam proses fotosintesis dan hidrolisis amilum menjadi gula, serta untuk menjaga turgiditas sel. Air yang terdapat dalam pori-pori tanah diserap oleh tanaman melalui akar, kemudian batang, dan daun untuk kemudian menguap ke lingkungan melalui stomata. Tanaman memiliki kemampuan bertahan yang berbeda-beda terhadap ketersediaan air. Ada tanaman yang tahan terhadap kekeringan, namun ada juga tanaman yang selalu membutuhkan air dalam jumlah yang tidak sedikit. Berdasarkan kandungan air pada habitatnya, terdapat tiga jenis tanaman yaitu hydrofit, mesofit, dan xerofit.Tanaman hidrofit adalah tanaman yang tumbuh di air. Kondisi habitat tanaman ini memiliki ketersediaan air yang berlebih sehingga adaptasi strukturalnya terkait dengan kondisi air yang berlebih serta kurangnya kandungan oksigen. Contoh tanaman hidrofit yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes). Tanaman ini merupakan tanaman yang hidup di lingkungan yang memiliki kuantitas air yang tinggi, sehingga tanaman ini dapat digolongkan sebagai tanaman hidrofit. Faktor utama yang mempengaruhi tanaman air adalah suhu udara, konsentrasi, dan susunan garam dalam air. Untuk tanaman ini ciri morfologisnya, seperti daun bertangkai yang berbentuk bulat, lebar, dan tipis. Bentuk daun seperti ini untuk mempermudah penguapan karena dalam lingkungan air yang berlebih. Tanaman ini memiliki rongga udara atau aerenchym pada organ vegetatif pada batang dan daun yang berfungsi sebagai ruang antar sel yang berperan dalam pertukaran udara. Pada akar, terdapat kantong akar yang berfungsi untuk meyimpan udara sehingga proses respirasi tetap dapat dilakukan secara aerob. Tangkai daun membengkok dan membentuk jaringan spon yang menjadi organ pengapung tumbuhan. Bagian ini merupakan bagian yang khas dari tanaman eceng gondok (tanaman hidrofit) karena selain tanaman hidrofit tidak ada tanaman lain yang memiliki bagian ini pada tubuhnyaSecara anatomis pada penampang melintang eceng gondok terdapat berkas pengangkut dan rongga udara (aerenkim) yang berfungsi sebagai tempat penyimpan udara sehingga membantu unuk mengapung. Rongga ini aktivitasnya adalah mengisi O2 dan diubah menjadi CO2 pada saat respirasi. Rongga ini sangat penting bagi tanaman yang hidup di air karena kadar oksigen yang banyak dalam air dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan akar mengalami penyusutan. Sedangkan pada penampang membujur, eceng gondok memiliki stomata yang jumlahnya banyak dan terdapat di permukaan daun bagian atas. Stomatanya terletak di bagian permukaan atas daun. Ini bertujuan agar terjadi penguapan secara intensif supaya kelebihan air pada tubuh tanaman dapat dikurangi. Stomata yang dimiliki oleh tumbuhan ini berbeda dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam distribusinya, stomata eceng gondok tercecer dan menyebar sedangkan pada jagung teratur berjajar. Hal ini menunjukkan proses evapotranspirasi cukup besar.

Tanaman mesofit adalah golongan tanaman yang mampu hidup dengan kondisi cukup air. Pada praktikum ini, contoh tanaman mesofit yang digunakan adalah tanaman jagung (Zea mays). Jagung merupakan salah satu tanaman yang termasuk tanaman mesofit, dimana tanaman mesofit dapat beradaptasi dalam kondisi air yang cukup yang sering disebut kapasitas lapang. Kapasitas lapang bisa diartikan air tersebut tidak banyak tapi juga tidak sedikit. Secara morfologisnya, habitus jagung tegak. Memiliki daun yang panjang, tipis dan tidak terlalu lebar. Ini berfungsi agar penguapan tersebut bisa optimum. Namun ada pula yang berdaun pita, permukaan atasnya berbulu (memiliki trikoma). Bulu-bulu atau trikomata padda permukaan atas daun berfungsi untuk mengurangi terjadinya transpirasi agar tidak berlebihan sehingga tanaman tersebut tidak kekurangan air pada saat udara panas. Bentuk batangnya kecil, tidak berongga, beruas-ruas, bulat atau hampir bulat, tidak ada percabangan. Batang yang kecil berfungsi agar pengangkutan air tidak berlebihan dalam tubuh tanaman. Untuk sistem perakarannya serabut, mempunyai akar adventif, dan tidak terlalu panjang karena ketersediaan air yang mencukupi.

Secara anatomis, pada penampang melintang daun jagung sel epidermis tanaman ini termodifikasi menjadi sel kipas yang berfungsi untuk mengurangi transpirasi. Pada saat tekanan turgor pada sel kipas tinggi maka daun akan membuka, sebaliknya bila tekanan turgor rendah maka daun akan menggulung. Pada permukaan atasnya terdapat trikoma dan kutikula. Mesofit pada jagung tidak terdiferensiasi. Stomatanya ada pada bagian permukaan bawah daun agar transpirasi tidak terjadi berlebihan. Ada juga jaringan palisade yang berfungsi untuk melakukan fotosintesis. Berkas pengangkut belum terdiferensiasi.

Pada penampang membujur daun jagung ditemukan sel epidermis yang berbentuk persegi panjang dengan dinding sel yang berkelok-kelok dan stomata yang bertipe graminae dan terdapat sel penutup berbentuk halter yang membuka dan menutup sejajar poros stomata. Tanaman ini menggunakan stomata sebagai alat untuk mengkonversi air dan menghindari keadaan stress yang sedang sampai stress yang berat.Tanaman xerofit adalah tanaman yang mampu menyesuaikan diri pada lingkungan kering atau jumlah air terbatas. Jenis tanaman ini mampu hidup di daerah panas dengan jumlah air yang terbatas. Pada praktikum kali ini contoh tanaman xerofit yang digunakan adalah kaktus (Opunctia sp.). Kaktus termasuk kedalam tanaman yang hidup pada kondisi kering yang disebut tanaman xerofit. Tanaman xerofit, berdasar proses awal terbentuk terbagi menjadi 2 jenis yaitu tanaman yang resisten (asli tanaman xerofit) dan tanaman yang beradaptasi pada lingkungan kering tapi tidak asli tanaman xerofit melainkan mencoba bertahan pada lingkungan kering, contohnya padi lahan kering. Selain itu berdasarkan responnya terhadap kondisi kering, tanaman xerofit terbagi menjadi 3 jenis yaitu tanaman yang menghindar (escape), tanaman yang tahan, dan tanaman yang toleran. Kaktus merupakan contoh tanaman yang resisten dan toleran terhadap kondisi kering.

Secara morfologis, kaktus beradaptasi dengan mereduksi daun dalam bentuk duri atau jarum serta rambut daun fungsinya untuk mengurangi penguapan air dan untuk pendinginan adaptasi selain itu, daun dilapisi oleh kutikula yang sangat tebal, daun berdinding tebal. Daun juga terdapat lapisan lilin yang menutup stomata penuh pada siang hari serta tersembunyi. Batangnya bertipe herbaseus yang tebal dan berdaging. Tanaman ini berbatang tebal untuk melindungi dari penguapan berlebih karena tempat yang panas dan ketersediaan air sedikit. Tanaman ini memiliki tipe percabangan aksiler tak terbatas dan memiliki lapisan lilin untuk mengurangi penguapan. Tipe akarnya serabut dan memanjang di dalam tanah agar mudah menyerap air dan unsur hara. Sistem perakarannya adalah penetrasi yang dalam sehingga memungkinkan absorpsi lebih efisien.

Secara anatomis, pada penampang melintang sel epidermis tanaman ini mengalami penebalan kutikula untuk mengurangi kehilangan air yang teradsorpsi. Selain itu, untuk beradaptasi pada daerah yang ketersediaan airnya sedikit, kaktus memerlukan jaringan penyimpan air. Stomatanya tersembunyi untuk memperkecil air yang keluar dari tubuh tanaman kaktus. Untuk menyimpan air maka di dalam sel tanaman ini terdapat jaringan penyimpan air yang ada di bawah hipodermis, yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air secara efisien. Semua itu dilakukan sebagai bentuk adaptasi tanaman yang hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan agar dapat bertahan hidup dan tetap eksis dan tidak punah. Pada kaktus juga dilengkapi jaringan palisade. Ruang antar selnya relatif kecil.

Pada penampang membujur terdapat banyak stomata di jaringan palisade yang berfungsi untuk fotosintesis. Stomatanya menutup penuh pada siang hari. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan.

VI. KESIMPULAN

1. Macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air adalah sebagai berikut :

a. Hidrofit: tanaman yang dapat beradaptasi pada kondisi tergenang air.

b. Mesofit: tanaman yang dapat beradaptasi pada kondisi cukup air.

c. Xerofit: tanaman yang dapat beradaptasi pada kondisi air yang kurang.2. Perbedaan anatomis dan morfologis pada ketiga tanaman dalam praktikum ini yaitu:Tanaman Eceng Gondok (Eichornia crassipes) yang termasuk tanaman hidrofit memiliki ciri-ciri :

memiliki rongga udara (aerenchyim) pada organ vegetatif,

daunnya tipis dan melebar,

kutikula tipis,

akarnya pendek dan pada ujungnya terdapat kantung akar, stomata banyak pada permukaan daun bagian atas, dan

rongga stoma ada pada permukaan bagian atas dan bagian bawah.

Tanaman Jagung (Zea mays) yang termasuk tanaman mesofit memiliki ciri-ciri :

memiliki sel kipas untuk mengurangi penguapan,

stomata teratur berjejer,

adanya trikoma,

tidak ada lapisan lilin,

berkas pengangkut belum terdiferensiasi, dan

jaringan pengangkut bertipe kolateral tertutup.

Tanaman Kaktus (Opunctia sp.) yang termasuk tanaman xerofit memiliki ciri-ciri :

adanya jaringan penyimpan air

daun tebal dan termodifikasi menjadi bentuk duri, batang yang tebal, akar panjang,

adanya lapisan kutikula yang tebal dan lapisan lilin, dan stomata tersembunyi.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2006. Mesofit. . Diakses pada tanggal 22 Maret 2013. Anonim. 2008. Dampak cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan, hasil, dan kandungan total prolina dan cabai. Jurnal Ilmiah Agrista 12: 19-27.Barnito, N .2009. Budidaya Tanaman Jagung. . Diakses pada 22 Maret 2013. Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.Kimball, J.W. 1965. Biology. Adisson-Wesley Publishing Company, Massachusette.Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan pada somaklon padi Gajah Mungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal Biodiversitas 7: 44-48. Levitt, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stress. Academic Press, New York.

Noggle, G.R. and G.J. Fritz.1983. Introductory Plant Physiology. Prentice Hall, Inc, New Jersey.Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Wirosoedarmo, R. . Susilo, T. S. Haji dan G. Djojosoasito. 2006. Model simulasi tentang prediksi ketersediaan air untuk pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays) pada lahan kering. Agrivita 16 : 70-73.