Acara 3 DIT Tekstur

15

Click here to load reader

description

DDIT ACARA 3 TEKSTUR TANAH

Transcript of Acara 3 DIT Tekstur

Page 1: Acara 3 DIT Tekstur

ACARA III

TEKSTUR TANAH (KUALITATIF)

ABSTRAKSI

Praktikum Tekster Tanah (kualitatif) ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Maret 2015 di Laboratorium Tanah Umun, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjaah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan tekstur tabah secaara kualitatif keadaan basah. Pada praktikum ini digunakan tanah kering udara yang terdiri dari lima jenis tanah yaitu, Entisol, Rendzina, Ultisol, Alfisol, dan Vertisol yang masing-masing berukuran Ø 2 mm. Penetapan dilakukan ddenan cara kualitatif, yaitu dengan pemberian air pada masing – masing jenis tanah dan dilakukan analisis secara manual. Hali ini dimaksudkan untuk mengetahui unsur dominan penyusun tanah (debu, lempung dan pasir). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Vertisol, Rendzina dan Alfisol bertekstur lempung debuan, Ultisol bertekstur geluh lempung pasiran, Ultisol bertekstur geluh lempungan dan Entisol bertekstur pasir geluhan.

I. PENDAHULUAN

Tanah merupakan bagian kerak bumi

yang tersusun dari mineral dan bahan

organik. Tanah sangat penting perannya

karena mendukung kehidupan semua

makhluk hidup di muka bumi ini. Tanah

merupakan campuran bahan organik yang

melapuk, udara dan air. Materi kasar

seperti pasir biasanya ditutupi material

halus. Ukuran partikel – partikel tanah

relatif tidak berubah karena hal tersebut,

tekstur tanah merupakan salah astu sifat

dasar tanah.

Tekstur tanah menunjukkan kasar

halusnya tanah. Tanah tersusun atas tiga

fraksi yaitu pasir, debu, dan lempung.

Tekstur tanah merupakan perbandingan

relatif atas ketiga fraksi tersebut.

klasifikasi tanah berdasarkan teksturnya

ditunjukkan dalam sebesar butir yang

merupakan komponen tanah tersebut.

terdapat 12 pembagian tanah berdasarkan

teksturnya menurut USDA yaitu lempung,

lempung debuan, lempung pasiran, geluh

lempungan, geuh lempung debuan, geluh

lempung pasiran, geluh, geluh debuan,

geluh pasiran, pasir geluhan, debu dan

pasir.

Penentuan tekstur suatu tanah dapat

dilakukan dengan analisa tekstur yang

disebut analisa mekanik. Dalam

menetapkan tekstur tanah ada tiga metode

yaitu metode pemilinan, pemipetan dan

higro meter. Sifat – sifat fisik tanah banyak

bersangkutan dengan kesesuaina tanah

untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan

daya dukung, lemampuan tanah

menyimpan air, drainase, penetrasi akar

Page 2: Acara 3 DIT Tekstur

tanaman, tata udara, dan pengikat unsur

hara semuanya erat kaitannya dengan sifat

fisik tanah.

Sifat fisik tanah ditentukan oleh

permukaan butir tanah, sifat – sifat kimia

dari butirdan kandungan bahan organik.

Butiran – butiran penyusun tanah

mempunyai ukuran yang berbeda.

Perbedaan tersebut lah yang

mempengaruhi tekstur tanah.

Mengetahui tekstur tanah merupakan

hal yang penting dalam pengembangan

pertanian. Dengan mengetahui tekstur

tanah, kita dapat menganalisis karakteristik

dan sifat dasar tanah yang dapat

mengoptimalkan daya lahan/tanah. Tanah

dengan karakteristik tekstur yang tepat

dapat mendukung pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Soegiman, 2007).

Tekstur mengacu pada ukuran

partikel yang menyusun tanah. Tekstur

tanah merupakan perbandingan relatif

halus kasarnya fraksi tanah dari berbagai

ukurantanah tersusun oleh tiga fraksi yaitu

fraksi pasir, debu dan lempung yang

mengacu pada ukuran relatif dari pertikel

tanah. Pasir merupakan frakasi dengan

partikel terbesar, jika dipegang terasa kasar

dan berpasir, sementara itu fraksi dengan

ukuran partikel yang lebih kecil, jika

dipegang terasa lengket, sedangkan debu

merupakan fraksi dengan ukuran partikel

yang paling kecil. Dibutuhkan 12.000

partikel tanah/debu untuk satu inci. Debu

memiliki tekstur yang halus seperti tepung

(Whiting et al., 2003)

Terdapat perbedaan lain antara pasir,

lempung dan debu yaitu kemampuan tanah

tertentu untuk menyediakan elemen –

elemen esensial (kesuburan tanah). Pada

umumnya unsur hara yang esensial dan

dapat tersedia sebagai partikel debu/area

permukaan pergramnya lebih besar dan

tingkat pelapukannya lebih cepat dari pasir

yang menyebabkan tanah menjadi lebih

subur daripada tanah berpasir

(Hardjowigeno, 2003).

Suatu kelas tekstur mempunyai batas

susunan tertentu dari fraksi pasir, debu,

dan lempung. Misalnya mengandung 40%

fraksi pasir dan kurang dari 40% fraksi

debu. Debu termasuk kelas tanah

berstruktur liat (dorner, 2000). Melalui

pengkajian tanah bertahun – tahun ahirnya

diputuskan beberapa kelas tekstur tanah.

Pembagian kelas tekstur tanah tersebut

dikena dengan 12 pembagian tanah

menurut USDA. (Syarifudin, 2008)

Dalam penggolongan kecilnya, tanah

dibagi atas tiga golongan umum yaitu

tekstur berpasir, tekstur berlempung, dan

berliat. Tanah berpasir adalah tanah yang

tersusun tidak kurang dari 70% berat pasir

dimasukkan ke dalam tekstur kasar. Tanah

berpasir menunjukkan sifat – sifat fisika

pasir yang jelas. Tanah sangat muduah

dilalui air dan mudah ditembus akar.

Tanah ini mempunyai kendala karena

Page 3: Acara 3 DIT Tekstur

mempunyai kemampuan menyimpan air

yang sangat rendah, dan kemampuan

menyimpan hara yang sangat kecil. Tanah

belempung adalah tanah – tanah yang

bertekstur agak keras atau kasar, sedang

dan agak halus dan mencakup kelas –

kelas tekstur yang sangat luas. Tanah

mengandung antara 7 – 27 % berat liat.

Tanah golongan ini bersifat tidak terlalu

lepas atau terlalu lekat atau tidak terlalu

padat dan lain – lain. Kemampuan

menyimpan air dan tata udara tanah ini

baik. Tanah berliat adalah tanah yang

mengandung sekurang – kurangnya 35%

berat liat dan dalam beberapa kelas

mengandung tidak boleh kurang dari 40%

berat liat. Liat tidak hanya memiliki

permukaan yang luas tetapi juga bermiatan

listrik. Liat menyimpan air bersih banyak

karena liat memiliki permikaan yang luas

dan diselimuti air (Hanafrah, 2010).

Untuk mengetahui fraksi pada tanah

dikenal beberapa metode penentua tekstur

yaitu penentuan kualitatif secara pilinan,

analisis granuler dengan cara pipet dan

bouyoucos hidrometer. Penentuan secara

kualitatif yaitu menggunakan tiga tahapan

yaitu fraksionisasi, dispersi dan

pengukuran. Hasil fraksi yang terpipet

akhirnya merupakan fraksi debu dan

lempun, sedangkan fraksi pasir tidak

mengalami pemipetan (Agus et. al., 2010).

Tanah pada masa kini sebagai media

tumbuh tanaman didefinisikan sebagai

lapisan permukaan bumi yang secara fisik

berfungsi sebagai tempat tumbuh

berkembangnya. Perakaran penopang

tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai

kebutuhan air dan udara, secara kimiawi

berfungsi sebagai gudang dan penyuplai

hara atau nutrisi dan unsur –unsur esensial,

sedangkan secara biologis berfungsi

sebagai habitat biota yang berpartisipasi

aktif dalam penyediaan hara. Tekstur tanah

juga sangat berpengaruh pada kecocokan

tanah akan tanaman. Mengetahui jenis

tekstur tanah bermanfaat untku mengetahi

kelayakan tanah dalam pengoptimalan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman

(Prasetyo, 2008).

Tekstur tanah berpengaruh terhadap

ketersediaan air dalam tanah, semakin

besar maka akan semakin porus, semakin

akar mudah melakukan penetrasi.

Pengamatan tekstur memang penting untuk

mengetahui peranan tekstur tanah bagi

ketersediaan air, unsur hara dan

pertumbuhan tanaman maka dengan

diketahuinya hal tersebut penggunaan

tanah akan lebih optimal (Pranayanto,

2012).

Page 4: Acara 3 DIT Tekstur

II. METODOLOGI

Praktikum acara tekstur tanah

kualitatif ini dilakukan di Laboratorium

Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas

Pertanian Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta, pada hari Selasa, tanggal 3

Maret 2015. Bahan dan alat yang

digunakan adalah contoh tanah kering

udara ukuran Ø 2mm dan mangkok serta

aquades. Cara kerja yang dilakukan dalam

menentukan tekstur tanah secara kualitatif

yaitu diambil segenggam tanah dan

kerjakan menurut alur yang tercantum

dibawah ini, dengan cara ini tekstur

terpilahkan menurut keduabelas tekstur

USDA.

Setelah kelas tekstur masing-

masing tersidik, pencirian tanah

selanjutnya diperlukan angka kadar

lempung menggunakan harga tengah kadar

lempung tekstur bersangkutan menurut

diagram segitiga tekstur USDA :

Kelas

tekstur Kadar lempung

Lempung

70% (dapat dipisahkan: lempung lumrah 50% dan lempung berat

80%)

Lempung

pasiran,

lempung

debuan 45%

Geluh 35%

lempungan,

geluh

lempung

debuan

Geluh

lempung

pasiran 25%

Geluh 20%

Geluh

debuan 15%

Geluh

pasiran 10%

Pasir

geluhan,

pasir, debu 5%

Alur bagian cara kerja :

Segenggam tanah diremas-remas

untuk melepaskan semua agregatnya

sehingga akhirnya tanah menjadi pasta liat

(kadar air antara BG dan BC). Jika kurang

basah, dibasahi sedikit demi sedikit sambil

diremas-remas. Kemudian tanah dibentuk

bola dengan cara dikepal-kepal jika

ternyata tidak dapat maka maka disebut

pasir; jika dapat maka tanah dicoba bentuk

pita dengan cara ditekan dan didorong

hati-hati dengan ibu jari dengan alas jari

telunjuk sampai ujung pita tanah

melampaui ujung jari telunjuk; jika tidak

dapat dibentuk pita maka disebut pasir

geluhan; jika dapat dibentuk dengan

panjang :

Page 5: Acara 3 DIT Tekstur

< 2,5cm 2,5-5cm > 5cm

↓ ↓ ↓

kelompok

geluhan

Kelompok geluh

lempungan

kelompok

lempung

↓ ↓ ↓

geluh

pasiran

geluh lempung

pasiran

lempung

pasiran

↓ ↓ ↓

geluh

debuan

geluh lempung

debuan

lempung

debuan

↓ ↓ ↓

geluh geluh lempungan lempung

Tanah kemudian dibuat bubur, lalu

digosok-gosokan dengan jari pada telapak

tangan dan terasa kasar merajai berarti

tanah itu lempung pasiran atau geluh

lempung pasiran atau pasiran; tetapi bila

terasa halus licin merajai disebut debu;

atau berarti tanah itu lempung debuan,

geluh lempung debuan, geluh debuan; dan

apabila tanah itu tidak terasa kasar merajai

ataupun halus licin merajai berarti tanah

itu sama rasa yang disebut lempung, geluh

lempungan atau geluh.

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tekstur tanah berarti proporsi

(perbandingan relative) dari komposisi

fraksi-fraksi penyusun tanah. Adapun

fraksi pokok penyusun tanah antara lain

pasir (sand), debu (silt), dan lempung

(clay). Fraksi yang dominan pada suatu

tanah tertentu merupakan ciri dari jenis

yang bersangkutan. Pada beberapa tanah

kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan-

lapisan tanah juga mempengaruhi tekstur

dan penggunaan tanah. Tekstur tanah

merupakan salah satu sifat fisik tanah yang

tidak mudah berubah. Tekstur tanah hanya

dapat berubah oleh pencampuran dengan

tanah lain yang bertekstur berbeda.

Factor yang mempengaruhi

pembentukan tekstur tanah yaitu bahan

batuan induk, proses genesis dan umur.

Klasifikasi batuan induk akan memberikan

informasi mengenai tingkat kesuburan

tanah. Analisis mineral tanah

menggambarkan langsung komposisi yang

berperan terhadap penyerapan  hara.

Komposisi mineral primer dapat ditntukan

dengan menggunakan mikroskop

polarisasi ( fraksi tanah 90-200 µm); fraksi

, 50 µm menggunakan sinar X. Untuk

batuan induk sendiri diklasifikasikan

menjadi batuan beku, batuan sedimen dan

batuan metamorf. Proses genesis pada

batuan dan mineral yang ada di permukaan

bumi dipengaruhi oleh kondisi atmosfer

dan organisme yang tumbuh. Batuan dapat

terurai melalui proses pelapukan dan hasil

dari pelapukan tersebut membentuk

mineral sekunder terlebih dahulu. Umur

memberikan peluang tejadinya proses

pembentukan tekstur tanah, semakin lama

bahan induk dan tanah muda

Page 6: Acara 3 DIT Tekstur

bersinggungan dengan lingkungan maka

akan menentukan jenis tanah yang akan

terbentuk dan berkembang.

Berdasarkan percobaan yang telah

dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Entisol bertekstur pasir geluhan, Ultisol

bertekstur geluh lempungan, dan Alfisol

dan Vertisol serta Rendzina bertekstur

lempung debuan.

Entisol disimpulkan bertekstur pasir

geluhan karena pada saat percobaan

didapati bahwa entisol tidak dapat

dibentuk bola dengan cara dikepal-kepal,

selain itu, Entisol juga tidak dapat

dibentuk pita maupun bentuk-bentuk yang

lain. Ketika Entisol diletakkan di telapak

tangan dan ditentukan kelas teksturnya,

karakteristik pasir sangat mendominasi

jenis tanah ini, meskipun tekstur

pasirannya dirasakan sangat dominan,

namun tetap ada rasa licin yang

melengkapi karakteristik tanah tersebut.

Karena Entisol tidak dapat dibentuk bola

maupun pita serta memiliki karakteristik

pasir yang dominan dengan sedikit tekstur

geluh, maka disimpulkan bahwa Entisol

memiliki tekstur pasir geluhan. Karena

Entisol didominasi dengan pasir maka

Entisol memiliki pori yang besar yang

menyebabkan Entisol peka terhadap erosi

dan kapasitas infiltrasinya tinggi. Pada

umumnya, Entisol tidak begitu subur,

karena tidak bisa menahan air yang

nantinya digunakan oleh tumbuhan. Dalam

kondisi kapasitas lapang, pori-pori

cenderung lebih banyak diisi udara dan

bukan air.

Tanah Ultisol termasuk dalam kelas

tanah bertekstur geluh lempungan. Hal ini

dibuktikan dengan berhasilnya tanah ini

dibuat pita sepanjang 2,5-5,0 cm dan

ketika dibuat bubur terasa kasar dan halus

seimbang. Ultisol atau yang nama lainnya

Latosol adalah salah satu jenis tanah yang

ada di Indonesia yang termasuk jenis tanah

muda, dangkal, belum terbentuk horizon

yang begitu jelas, terdapat pada daerah

berkapur atau karst.

Pada percobaan juga didapatkan

bahwa Alfisol, Vertisol, dan Rendzina

sama – sama bertekstur lempung debuan.

Terbentuknya tekstur lempung debuan

dikarenakan  hasil pelapukan batuan

induknya. Selain itu, hal ini diperkuat

bahwa keduanya dapat dibentuk bila, pita

maupun pilinan yang tanpa retakan. Ketika

dibuat bubur, unsur lengket lempung

sangat terasa, selain itu bersifat licin,  hal

ini dikarenakan adanya debu pada Alfisol

dan Vertisol. Karena pada Alfisol dan

Vertisol lempung  lebih dominan terhadap

debu dan selain itu, tidak dirasakan adanya

tekstur tanah yang lain maka dapat

dinyatakan bahwa Alfisol dan Vertisol

memiliki tekstur tanah lempung debuan.

Secara teoritis tekstur tanah yang dimiliki

Alfisol dan Vertisol akan bersifat keras

pada musim kering dan bersifat lengket

Page 7: Acara 3 DIT Tekstur

pada musim penghujan. Vertisol dan

Alfisol cocok digunakan sebagai sawah

atau lahan tergenang air. Karena pada

umumnya pada masa tanam, tanah akan

digenagi air, sehingga pada masa panen

(biasanya pada masa kemarau) tanah akan

mengering secara alamiah.

Tekstur tanah sangat bermanfaat

bagi tanaman yang tumbuh di atasnya,

misalnya saja pada resistensi penetrasi

akar tanaman ke dalam tanah. Tanah

dengan kandungan debu dan lempung

yang tinggi sangat sukar untuk ditembus

akar-akar tanaman, sehingga percabangan

akan terhambat selain itu dapat

menyulitkan akar untuk menyerap air dan

hara pada tanah, karena tanah dengan

kandungan debu dan lempung cenderung

kedap air, yang selanjutnya dapat

menghambat pertumbuhan tanaman yang

dapat menurunkan produktivitas tanaman.

Selain itu, tekstur tanah juga berpengaruh

terhadap infiltrasi, evaporasi maupun

sirkulasi. Pada tanah yang bertekstur kasar

semisal pasir, air hujan yang jatuh akan

segera masuk ke dalam tanah. Pada tanah

yang miring namun memiliki tekstur tanah

yang kasar maka jumlah run-off akan

cenderung sedikit daripada tanah miring

yang miring bertekstur halus. Sehingga

pada umumnya pada tanah-tanah yang

memiliki tekstur lembut akan mudah

terjadi erosi. Selain itu, tekstur tanah juga

mempengaruhi gerakan air dalam tanah,

yaitu semaikin halus tekstur tanah,

semakin lambat gerakan air (khususnya

pada daerah yang rata).Umumnya pada

tanaman muda (annual crop), tidak

menghendaki tanah yang bertekstur halus,

sedangkan tanaman keras lebih resisten

terhadap tanah bertekstur halus. Pada tanah

yang memiliki tekstur pasiran tentu

evaporasinya dibandingkan tanah

lempungan hal ini dikarenakan tanah

pasiran memiliki pori-pori yang lebih

besar dibandingkan tanah lempungan.

Lancarnya evaporasi dan sirkulasi

berkorelasi sangat erat, apabila tanah yang

evaporasinya optimal maka sirkulasinya

akan optimal pula. Tanah yang

evaporasinya sangat minim dapat

menyebabkan pertumbuhan fungi yang

dapat mengganggu pertumbuhan akar

terutama akar tanaman annual.

Dengan kata lain, tekstur tanah dapat

digunakan untuk menentukan jenis

tanaman yang sesuai untuk ditanam di

suatu lahan. Selain itu tekstur tanah dapat

digunakan untuk menentukan tata air

dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi,

penetrasi dan kemampuan mengikat air

oleh tanah. Oleh karena itu tekstur tanah

perlu dipertimbangkan dalam menentukan

cara pengolahan tanah. Hal ini sangat

bermanfaat dalam bidang pertanian.

Metode penentuan tekstur tanah

yang digunakan pada percobaan ini adalah

dengan penentuan kualitatif. Dengan

Page 8: Acara 3 DIT Tekstur

membentuk bola, pita dan pilinan. Metode

ini digunakan karena memiliki beberapa

kelebihan, antara lain, cepat, praktis dan

tidak membutuhkan banyak alat, sederhana

dan untuk saat ini dirasa paling efektif,

namun kekurangan dari metode ini terlalu

subyektif karena tingkat sensitivitas indra

peraba setiap orang berbeda-beda (pada

penentuan kelas tekstur, pembuatan

adonan seperti bubur) selain itu tidak ada

aturan pasti berapa gram tanah yang harus

diambil untuk membuat bola dan pita,

panjang pita yang selanjutnya akan

berpengaruh pula terhadap penentuan

tekstur tanah. Karena metode kualitatif

lebih dititik beratkan pada penentuan

tekstur tanah dengan menggunakan tanah,

alangkah lebih baik apabila ditentukan

pula sebanyak berapa gram tanah yang

diperlukan untuk membuat pita, agar

panjang pita lebih signifikan. Selain itu

pemberian air pada saat dibuat adonan

untuk bola maupun pilinan kurang pasti.

Hal tersebut dapat ditunjau kembali karena

dapat menyebabkan penyalah tafsiran

penentuan kelas tekstur akibat pemberian

banyak sedikitnya air. Metode ini limayan

beresiko, meskipun sederhana, namun

karena penentuannya kualitatif (subyektif)

maka hasil yang didapat mungkin tidak

sesuai dengan teori.

Tekstur tanah sangat berhubungan

dengan sifat fisik tanah lainnya. Misal

dengan tekstur dan konsistensi. Sebagai

contoh, suatu tanah dengan tekstur pasir

maka akan mempunyai struktur butir

tunggal dan sifat konsistensi lepas-lepas.

Sebaliknya, tanah yang bertekstur lempung

akan mempunyai struktur gumpal, pejal

atau baji dan mempunyai konsistensi agak

teguh-teguh (kering) dan plastis bila basah.

IV. KESIMPULAN

1. Ultisol merupakan tanah yang bertekstur geluh lempungan, Entisol bertekstur pasir geluhan, rendzina, Vertisol, Alfisol bertekstur lempung debua.

2. Tekstur berhubungan dengan sifat fisik tanah lainnya.

Page 9: Acara 3 DIT Tekstur

DAFTAR PUSTAKA

Agus, F. 2010. Penetapan Tekstur Zirah 2(5): 43-61.

Dorner, J. 2010. The Role of Soil Texture and Structure on The Pore Functionality. Instituo

de Ingles Agraria y Suelos, Facultad de Ciencas Agrarios. Calsilla, Valvida.

Hanafiah, Alikemal. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hardjowiseno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.

Syarifuddin, M. 2013. Tekstur Tanah. www.rstppsowa.ac.id. Diakses tanggal 5 Maret 2015 pukul 20:10.

Prasetyo, B. 2008. Karakteristik, potensi, dan teknologi pengolahan tanah untuk lahan kecil

di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 21 (2): 39-47.

Whiting, D. 2003. Comparing The Methods of Soil Analysis. Colorado State University,

Colorado.