acara 3 arthopoda

9
ARTHROPODA Oleh : Nama : Vivi Santoso NIM : B1J013049 Rombongan : I Kelompok : 2 Asisten : Ichsan Dwiputra Sofiadin LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2015

description

laporan sistematika hewan filum arthopoda , semoga bermanfaat

Transcript of acara 3 arthopoda

Page 1: acara 3 arthopoda

ARTHROPODA

Oleh :

Nama : Vivi Santoso

NIM : B1J013049

Rombongan : I

Kelompok : 2

Asisten : Ichsan Dwiputra Sofiadin

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2015

Page 2: acara 3 arthopoda

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arthtropoda merupakan phylum terbesar dalam kingdom Animalia dan

kelompok terbesar dalam phylum itu adalah Insecta. Arthropoda diperkirakan

memiliki 713.500 spesies dengan jumlah tersebut diperkirakan 80% dari jenis hewan

yang sudah dikenal. Phylum Arthropoda banyak ditemukan di darat, air tawar, dan

laut, serta didalam tanah. Menurut Jasin (1989), Arthropoda tanah berperan penting

dalam peningkatan kesuburan tanah dan penghancuran serasah serta sisa-sisa bahan

organik. Arthropoda tanah dikelompokkan atas Arthropoda dalam tanah dan

Arthropoda permukaan tanah.

Arthros adalah sendi atau ruas dan podos adalah kaki sehingga memiliki arti

kaki bersendi. Arthropoda mempunyai keanekaragaman yang berkaitan dengan

segmentasi, eksoskeleton yang keras, dan tungkai yang bersendi. Simetri tubuh

Arthropoda adalah simetri bilateral yang memiliki tiga lapisan sel. Tubuhnya ditutupi

oleh kutikula, yaitu eksoskeleton (kerangka eksternal) yang terdiri dari lapisan

protein dan kitin. Filum Arthropoda beberapa spesiesnya mengalami molting, yaitu

proses pelepasan eksoskeleton yang lama dengan melakukan pengsekresian

eksoskeleton yang baru dan lebih besar (Brotowidjoyo dan Djarubito, 1994).

Arthropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka, dimana cairan yang disebut

hemolimfa didorong oleh sebuah jantung melalui arteri pendek dan masuk keruangan

yang disebut yang mengelilingi jaringan dan organ. Sistem pernapasan arthropoda

ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan

tubuhnya Arthropoda juga memiliki sistem pencernaan yang sempura karena telah

memiliki anus dan mulut yang dilengkapi dengan rahang (Campbell et al., 2004).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Arthropoda, antara lain :

1. Mengenal beberapa anggota Phylum Arthropoda.

2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota

Phylum Arthropoda.

Page 3: acara 3 arthopoda

II. TINJAUAN PUSTAKA

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas)

dan Podos berarti kaki, maka arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki

bersendi-sendi (beruas-ruas). Spesies arthropoda banyak ditemukan di darat, air

tawar, dan laut, serta didalam tanah. Arthropoda juga merupakan phylum yang paling

banyak jumlah spesiesnya, kurang lebih 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan

di dunia yang telah diketahui (Brotowidjoyo dan Djarubito, 1994).

Phylum Arthropoda memiliki karakteristik simetri tubuh bilateral dan tubuh

mengalami metamerisme yang terspesialisasi untuk fungsi tertentu atau tagmatisasi.

Eksoskeleton Arthropoda tersusun dari kitin yang disekresikan oleh sel kulit.

eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.

Eksoskeleton terdiri dari lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel

dan lunak, sehingga tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh. Oleh

karena itu, tahap pertumbuhan. Arthropoda selalu di ikuti dengan pengelupasan

eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan

eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan

molting misalnya kepiting dan udang, sementara hewan yang mengalami ekdisis

adalah spesies dari kelas insecta. Klasifikasi Arthropoda terdiri dari subphylum

Chelicerata, Crustacea, Hexapoda, dan Myriapoda (Soemadji, 1995).

Subphylum Chelicerata memiliki organ tubuh yang dibedakan atas dua

bagian yaitu sefalotorak (prosoma) dan abdomen (opisthosoma). Anggota dari

subphylum Chelicerata memiliki 6 pasang apendik dan tidak memiliki antenna atau

manibula. Anggota subphylum Chelicerata umumnya memiliki bagian mulut yang

berfungsi sebagai penusuk dan beberapa diantara memiliki kelenjar racun.

Subphylum Chelicerata dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas Merostomata,

Archinida, dan Pygnogonida (Jasin, 1989).

Subphylum Crustacea memiliki habitat di danau, air tawar, kolam dan

sungai. Karakteristik subphylum Crustacea yaitu memiliki tubuh yang terdiri dari

cephalothorax dan abdomen. Kerangka luar tubuhnya terdiri dari zat kitin, memiliki

kepala dengan dua pasang antena, memiliki sepasang mandibula, dua pasang maxilla,

dan alat gerak yang biramous. Subphylum Crustacea dibagi menjadi lima kelas yaitu

Remipedia, Cephalocarida, Branchiopoda, Malacostraca, dan Maxillopoda (Mente,

2003).

Page 4: acara 3 arthopoda

Subphylum Heksapoda sering disebut serangga atau Insecta. Heksapoda

berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda

berarti hewan berkaki enam. Jumlah insecta diperkirakan lebih dari 900.000 jenis

yang terbagi dalam 25 ordo. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu

kaput, toraks, dan abdomen. Insecta memiliki organ perasa disebut palpus dan

memiliki sistem peredaran terbuka. Bagian abdomen Insecta terdapat spirakel, yaitu

lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan

pada Insecta. Bagian abdomen Insecta juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat

ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Berdasarkan sayap, Insecta

dibedakan menjadi dua sub-kelas yaitu Apterigota (tidak bersayap) dan Pterigota

(bersayap). Apterigota (tidak bersayap) memiliki tubuh berukuran kecil sekitar 0,5

cm dan memiliki antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola, contoh

hewan kelas ini adalah kutu buku. Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta

yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.

Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut

Endopterigota (Jasin, 1989).

Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan

hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita

lihat di lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap,

misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian kaput Myriapoda

terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang

maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubuhnya

bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya.

Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea.

Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu

Chilopoda dan Diplopoda (Brotowidjoyo dan Djarubito, 1994)..

Nephilids adalah laba-laba jaringan-tenun terbesar yang masih hidup

sampai hari ini, Nephilia pilipes memiliki panjang tubuh sampai 5 cm, panjang kaki

15 cm. Nephilia pilipes umumnya berhabitat di daerah tropis dan subtropis. Nephila

betina menenun jaring dengan diameter terbesar yang diketahui yaitu 1,5 m dengan

jaring sutra emas yang khas. Nephila jantan menenun jaring relatif kecil

dibandingkan dengan Nephila betina, hal ini memberikan contoh adanya seksual

dimorfisme. Nephilidae terdiri dari 58 spesies dari empat genus yang masih ada

Page 5: acara 3 arthopoda

sampai saat ini yang terbagi dalam dua subfamilies yaitu Nephilinae (Nephila,

Herennia, Nephilengys) dan Clitaetrinae (Clitaetra) (Selden et al., 2011).

Kepiting pasir (mole crab) hidup di ekosistem pantai berpasir. Kepiting

pasir atau biasa disebut yutuk di daerah Cilacap dan Kebumen, biasa digunakan

masyarakat sebagai umpan memancing dan dijadikan bahan konsumsi untuk

dijadikan rempeyek. Yutuk atau kepiting pasir selain dimanfaatkan sebagai sumber

protein juga dapat dimanfaatkan sebagai bio-indikator pencemaran Powell et al.

(2002) dalam Muzammil et al. (2015). Menurut Muzammil et al. (2015), menyatakan

bahwa berdasarkan rasio panjang dan lebar karapas, kepiting pasir dominan

bergerak secara vertical (backward locomotion) dibandingkan bergerak secara

horizontal (sideways locomotion) seperti kepiting pada umumnya.

Hemiscolopendra sp. atau biasa disebut kelabang memiliki tubuh

memanjang dan agak pipih. Bagian kepalanya terdapat antena, mata, dan mulut

dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Hemiscolopendra sp. disetiap

segmen tubuhnya terdapat sepasang kaki. Pasangan pertama kaki termodifikasi

menjadi alat pertahanan diri atau penyengat yang beracun (Jasin, 1989).

Saturnia sp. atau sering disebut kupu-kupu termasuk dalam filum

arthropoda, kelas insecta, dan ordo lepidoptera. Bagian tubuh kupu-kupu terdiri atas

kepala, toraks, dan abdomen. Tipe mulut kupu-kupu pada masa larva penggigit,

sedangkan pada masa dewasa pengisap (Evans, 1984).

Identifikasi merupakan suatu kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi

mencakup dua kegiatan, yaitu klasifikasi dan tata nama. Langkah-langkah

identifikasi adalah mempersamakan, mencocokkan, atau membandingkan sifat dan

ciri yang dimiliki oleh dua makhluk hidup. Proses identifikasi dilaksanakan terlebih

dahulu dengan mengamati sifat-sifat hewan atau spesimen lainnya, setelah itu

melakukan determinasi atau menentukan nama ilmiah yang benar (Tjitrosoepomo,

1998).

Page 6: acara 3 arthopoda

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum Arthropoda adalah bak preparat dan

pinset.

Bahan yang digunakan adalah Hemiscolopendra sp., Saturnia sp., Nephila

pilipes, Agriope appensa, Hippa adactyla, Albunea symista, dan Emirita emeritus.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum antara lain :

1. Spesimen diamati, digambar, dan dideskripsikan karakternya berdasarkan ciri-

ciri morfologi.

2. Spesimen diidentifikasi.

3. Hasil praktikum dibuat laporan sementara.

B. Pembahasan

Page 7: acara 3 arthopoda

Nephila pilipes atau sering disebut laba-laba garang gati dan Agriope

appensa atau sering disebut kementul merupakan laba-laba yang termasuk dalam

subphylum Chelicerata dan kelas Arachnida. Bagian tubuh Nephila pilipes memiliki

empat pasang ekstrimitas, pedipalpus, spinneret, sepasang mata, prosoma,

ophistosoma, dan chelicerae. Chelicerae merupakan sepasang organ pertama yang

burfungsi untuk mengangkap mangsa.

Hippa adactyla, Albunea symista, dan Emirita emeritus atau sering disebut

yutuk merupakan kepiting pasir yang termasuk dalam subphylum crustacea dan

termasuk dalam kelas Malacostraca. Kepiting pasir atau yutuk memiliki bagian tubuh

terdiri dari chepalothorax, abdomen, ekstrimitas, rostrum, sepasang mata, telson,

antenna, dan antenula. Perbedaan ketiga spesies yutuk adalah Hippa dactyla dan

Albunea symista memiliki 4 pasang jumlah pleopod, sementara Emirita emeritus

memiliki 3 pasang pleopod. Pleopod pada yutuk digunakan untuk tempat telur

setelah yutuk melakukan reproduksi.

Hemiscolopendra sp. atau sering disebut kelabang merupakan hewan dari

subphylum Myriapoda. Kelabang memiliki sepasang kaki dalam satu segmen

tubuhnya sehingga kelabang termasuk ke dalam kelas Chilopoda. Bagian tubuh

kelabang terdiri dari antena, tergum, maxilla, mandibular, sepasang mata, dan telson.

Telson pada kelabang berfungsi untuk pertahanan diri dari musuh.

Kupu-kupu (Saturnia sp.) dan Capung (Orthetrum sabina) merupakan

hewan yang termasuk ke dalam subphylum Hexapoda dan termasuk kelas insecta.

Kupu-kupu memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap

sehingga termasuk ke dalam ordo Lepidoptera. Kupu-kupu memiliki bagian tubuh

yang terdiri dari antena, facet (mata), sayap, dan anus.

Capung (Orthetrum sabina) merupakan hewan avetebrata yang berhabitat

terrestrial. Capung memiliki dua pasang sayap seperti jala sehingga termasuk ke

dalam ordo Odonata. Sayap capung transparan dan memiliki titik nodus serta stigma

yang digunakan untuk menjaga keseimbangan saat terbang. Capung memiliki ciri

khusus yaitu mempunyai mata facet dan oceli.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 8: acara 3 arthopoda

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Phylum Arthropoda terbagi menjadi lima subphylum yaitu Trilobitomorpha,

Chelicerata, Crustacea, Hexapoda, dan Myriapoda.

2. Phylum Arthropoda mengalami metamerisme yang terspesialisasi untuk fungsi

tertentu atau tagmatisasi, memiliki eksoskeleton yang tersusun dari kitin yang

berfungsi untuk penyokong dan proteksi, memiliki sistem peredaran terbuka,

memiliki ekstrimitas berpasangan, dan sistem pencernaan yang lengkap.

B. Saran

Saran untuk praktikum kali ini yakni:

1. Sebaiknya dalam mengidentifikasi persamaan dan perbedaan spesimen harus

teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam membedakan morfologi setiap spesies

dalam satu calss.

Page 9: acara 3 arthopoda

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo dan Djarubito, M. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Campbell, N. A., J. B, Reece., and L. G. Mitchell. 2004. Biologi. Edisi kelima/jilid 2.

Jakarta : Erlangga.

Evans, H.E., 1984. Insect biology. A textbook of entomology. Addison-Wesley,

Publishing Co., Massachusetts.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Surabaya : Sinar

Wijaya.

Mente, E. 2003. Nutrition, physiology, and metabolism of crustaceans. Science

Publisher Inc, Enfield.

Muzammil, W., Yusli, W., dan Nurlisa, A. B. 2015. Rasio Panjang-Lebar Karapaks,

Pola Pertumbuhan, Faktor Kondisi, dan Faktor Kondisi Relatif Kepiting

Pasir (Hippa adactyla) di Pantai Berpasir Cilacap dan Kebumen. Jurnal

Ilmu Pertanian Indonesia, 20(1) : 78-84.

Selden, P. A., Chungkun Shih, and Dong Ren. 2011. A golden orb-weaver spider

(Araneae: Nephilidae: Nephila) from the Middle Jurassic of ChinaBiol.

Letter Palaentology, 7 : 775-778.

Soemadji. 1995. Materi Pokok Zoologi. Jakarta: Depdikbud.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1998. Taksonomi Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.