Acara 1.docx

12
LAPORAN PRAKTIKUM MODEL SINTESIS KARTOGRAFI ( GKP 0109 ) ACARA I PENENTUAN POSISI DAN PENGUKURAN DASAR Disusun oleh : Nama : Rukiyya Sri Rayati Harahap NIM : 12/334353/GE/07463 Hari,jam : Kamis, 09:00--11:00 WIB Tanggal : 05 Maret 2015 Asisten : 1. 2. LABORATORIUM DESAIN, KONSTRUKSI, DAN ANALISIS PETA FAKULTAS GEOGRAFI

Transcript of Acara 1.docx

Page 1: Acara 1.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

MODEL SINTESIS KARTOGRAFI

( GKP 0109 )

ACARA I

PENENTUAN POSISI DAN PENGUKURAN DASAR

Disusun oleh :

Nama : Rukiyya Sri Rayati Harahap

NIM : 12/334353/GE/07463

Hari,jam : Kamis, 09:00--11:00 WIB

Tanggal : 05 Maret 2015

Asisten : 1.

2.

LABORATORIUM DESAIN, KONSTRUKSI, DAN ANALISIS PETA

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Acara 1.docx

ACARA I

PENENTUAN POSISI DAN PENGUKURAN DASAR

I. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1) Mampu menentukan posisi horizontal, vertikal, dan temporan, secara relatif

maupun absolut, untuk obyek titik, garis, dan area.

2) Mampu menentukan posisi koordinat suatu titik dan pengukuran panjang serta

luas obyek pada peta.

II. Bahan dan alat

Bahan dan alat yang digunakan adalah.

1. Peta Rupabumi Digital Indonesia sebagian Kab. Tulungagung

2. Transparansi

3. OHP Marker

4. Millimeter Blok

5. Kalkulator

6. Alat tulis

III. Tinjauan Pustaka

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemetaan, diantaranya jarak,

arah, sudut, elevasi, beda tinggi, koordinat, dan gaya berat. Korelasinya jarak dan

sudut menentukan posisi suatu titik terhadap titik lainnya yang direpresentasikan

dalam sebuah sistem koordinat. Tiga aspek (jarak, sudut, dan koordinat) merupakan

sebuah parameter posisi yang berupa factor penting dalam peta. Sedangkan elevasi

dan beda tinggi merupakan aspek yang terkait dengan titik tinggi pada permukaan

bumi terhadap bidang nol yang direpresentasikan menggunakan MSL (Mean Sea

Level).

Menurut Sukwardjono dan Mas Sukoco, 1997 bahwa unsur–unsur geografis

yang digambarkan dalam peta dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

1. Posisional : unsur yang tidak memiliki dimensi/perluasan.

Page 3: Acara 1.docx

2. Linear : unsur yang memiliki perluasan pada suatu sisi atau unsur

dimensi satu. Misalnya berupa jalan, sungai, dan garis pantai.

3. Luasan : unsur yang mempunyai bentuk perluasan atau yang

berdimensi dua dan nilai ditentukan berdasarkan luasnya.

Berdasarkan sudut pandang distribusi objek permukaan bumi, terdapat 3

macam distribusi horizontal, vertikal, dan temporal. Secara posisi obyeknya dibagi

menjadi 2, yaitu posisi relatif dan posisi vertikal. Posisi absolut menunjukkan letak

yang tetap terhadap sistem koordinat pada peta, sedangkan posisi relatif merupakan

posisi objek pada peta terhadap objek lain. (Kamal, 2015).

Posisi Horizontal

Posisi horizontal merupakan posisi yang menitikberatkan pada

penentuan lokasi secara horizontal atau x, y.

Posisi horizontal relatif merupakan posisi yang cara penentuan

posisi suatu obyek relatif dipandang dari obyek lain sebagai

referensi. Dalam hal ini biasanya menggunakan sudut, jarak, dan

arah sebagai panduannya.

Posisi horizontal absolut merupakan posisi yang cara penentuannya

dengan menggunakan posisi suatu objek secara pasti (koordinat).

Koordinat merupakan petunjuk posisi yang pasti dalam peta, karena

bersistem dan memiliki datum horizontal rujukan yang pasti.

Posisi Vertikal

Posisi vertikal merupakan posisi hasil dari dimensi ketiga dari posisi

obyek dipermukaan bumi, yaitu sumbu z dan sangat berhubungan dengan

variasi permukaan bumi.

Posisi vertikal relatif merupakan posisi yang ditentukan berdasarkan

posisi suatu obyek lain. Perbedaan ini bernilai positif jika kondisinya

sebaliknya. Penentuan posisi ini biasanya dibantu dengan

keberadaan garis kontur atau titik-titik triangulasi.

Posisi vertikal absolut merupakan posisi yang berdasar garis kontur

dan dihitung secara absolut dari ketinggian muka air laut rerata pada

datum vertikal yang dirujuk.

Posisi Temporal

Page 4: Acara 1.docx

Posisi temporal merupakan hasil dari dimensi keempat, dimana

perubahan posisi obyek menurut waktu. Hal ini sangat berkaitan dengan

perubahan permukaan bumi seiring perjalanan waktu.

Posisi temporal relatif merunjuk pada perubahan suatu objek yang

terjadi dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat diamati dengan

melihat suatu obyek pada peta dengan tahun pembuatan yang

berbeda. Cara penyampaian informasinya dapat dilakukan dengan

cara diskriptif.

Posisi temporal absolute menitik beratkan pada penentuan posisi

suatu obyek secara pasti dipeta (koordinat x, y) pada suatu tahun

tertentu.

Ada 2 cara perhitungan jarak yang bias dipakai. Pada garis yang lurus dan

mendatar bias dipakai penggaris. Caranya panjang garis diukur dengan

menggunakan penggaris lalu dikalikan dengan skala peta.

Rumusannya

PG = Panjang garis yang diukur oleh penggaris

S = Skala peta

PS = Panjang sebenarnya

Garis yang berbelok-belok panjangnya bias dihitung dengan kurvimeter

atau bisa juga menggunakan tali/benang. Caranya sebagai berikut :

Dengan kurvimeter ikuti garis yang berbelok-belok tersebut dengan roda

kecil kurvimeter. Kemudian lihat hasilnya sesuai skala peta pada tabel

kurvimeter.

Dengan benang letakkan dengan tepat dan ikuti garis yang berbelok-belok,

kemudian ukur panjang benang dan hasilnya kalikan dengan penyebut

skala.

PS = PG x S

Page 5: Acara 1.docx

IV. Cara Kerja

Penentuan posisi dan pengukuran dasar pada acara praktikum kali ini, dapat

dilakukan, sebagai berikut :

V. Hasil Praktikum

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah:

1) Plotting obyek titik, garis, dan area di transparansi (terlampir)

2) Perhitungan posisi obyek titik, garis, dan area (terlampir)

3) Perhitungan titik berat dan pengukuran luas pada mm blok (terlampir)

4) Perhitungan jarak sungai dan luas area (terlampir)

5) Peta daerah kajian kajian (terlampir)

Menyiapkan alat dan bahan

Penentuan posisi masing-masing 2 objek

Titik Garis SungaiArea

Pengukuran dasar

Area

Plotting posisi objek pada plastik transparansi

Perhitungan posisi :

1. Horizontal relatif2. Horizontal absolut3. Vertikal absolut4. Vertikal relatif

Plotting posisi objek pada plastik tansparansi

Perhitungan :

1. Panjang sungai2. Luas area

Penentuan area kajian

Layouting

Peta Area Kajian

Page 6: Acara 1.docx

VI. Pembahasan

Sebagai seorang geograf, penentuan posisi sangat diperlukan dalam

menganalisa suatu wilayah. Penentuan posisi dapat berguna dalam menganalisis suatu

fenomena baik secara individual, distribusinya secara keruangan, maupun trend yang

terjadi dari waktu ke waktu. Menganalisis posisi dapat dilakukan dengan dua cara

berdasarkan, yaitu sudut pandannya dan posisi objek. Dimana pada sudut pandangnya

dapat secara horizontal dan vertikal, sedangkan berdasar posisi objek terbagi menjadi

absolut dan relatif yang masing-masing memiliki baik itu kelebihan maupun

kelemahannya.

Pengukuran horizontal relatif berdasarkan sudut objek terhadap titik

referensi, juga berguna dalam melakukan pengukuran jarak. Pengukuran sudut

dilakukan dengan mengetahui orientasi objek terhadap referensi, sedangkan

pengukuran jarak untuk mengetahui jarak dari objek terhadap titik referensi.

Horizontal relatif pada sudut A terhadap B sebesar 150o dan sudut B terhadap A

sebesar 325o dengan panjang di peta RBI sebesar 40.000 cm setara 400 m di

lapangan. Sementara penentuan posisi horizontal absolute berdasarkan geografis

pada titik B diperoleh nilai x = 111o 47’27” BT dan y = 07o55’44” LS, sedangkan

bedasarkan UTM diperoleh x = 0587175 mT dan y = 9125000 Mu.

Kelebihan menggunakan horizontal relatif dan vertikal relativ yaitu proses

pengukurannya yang lebih mudah, lebih cepat dalam proses pengukuran, dan

perhitungannya lebih sederhana. Akan tetapi, penentuan posisi dengan

menggunakan horizontal relatif dan vertikal relatif juga memiliki kekurangan yaitu

hasilnya yang kurang teliti karena standar yang digunakan yaitu objek referensi dan

kesalahan yang terjadi akan semakin besar.

Penentuan posisi horizontal absolut dan vertikal absolut memiliki kelebihan

yaitu hasil yang diperoleh lebih detail dan tingkat ketelitiannya lebih tinggi, apabila

dibandingkan dengan horizontal relatif maupun vertikal relatif. Sebaliknya

kekurangan dari penentuan posisi ini yaitu proses dalam perhitungannya lebih

rumit, membutuhkan waktu cukup lama, dan saat pengukurannya lebih rumit

dibandingkan dengan penentuan posisi sebelumnya.

Selain penentuan posisi, pengukuran dasar juga dilakukan pada peta secara

manual. Pengukuran secara manual ini memiliki tingkat akurasi yang rendah

Page 7: Acara 1.docx

namun prosesnya yang paling sederhana. Proses pengukuran sungai secara manual

dilakukan dengan menggunakan benang dan diperoleh panjang 21 cm di peta yang

stara dengan 5250 m panjang di lapangan. Nilai panajang sebenarnya diperoleh

dengan cara mengalikan panjang benang dengan penyebut skala pada peta RBI.

Selain pengukuran panjang sungai, pengukuran luas area juga dilakuakan yaitu

dengan menggunakan grid pada millimeter blok dengan ukuran 1 x 1 cm.

Selanjutnya dilakukan perhitungan luas dengan cara mengkalikan jumlah kotak

dengan luas kotak dari kuadrat penyebut skala. Berdasarkan perhitungan tersebut

diperoleh luas area I sebesar 56,25 km2. Kelemahan dari pengukuran ini terletak

pada keakuratannya dimana beberapa area yang tidak membentukblok tidak

terhitung, jadi akan lebih akurat.

VII. Kesimpulan

1. Penentuan posisi dapat berguna dalam menganalisis suatu fenomena baik

secara individual, distribusinya secara keruangan, maupun trend yang

terjadi dari waktu ke waktu.

2. Kelebihan menggunakan horizontal relatif dan vertikal relativ yaitu proses

pengukurannya yang lebih mudah, lebih cepat dalam proses pengukuran,

dan perhitungannya lebih sederhana.

3. Penentuan posisi horizontal absolut dan vertikal absolut memiliki kelebihan

yaitu hasil yang diperoleh lebih detail dan tingkat ketelitiannya lebih tinggi,

apabila dibandingkan dengan horizontal relatif maupun vertikal relatif.

4. Kelemahan dari pengukuran ini terletak pada keakuratannya dimana

beberapa area yang tidak membentukblok tidak terhitung, jadi akan lebih

akurat.

Page 8: Acara 1.docx

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hasanuddin Z. 2007. Konsep Dasar Pemetaan. Bogor : ITB.

Kamal, Muhammad. 2015. Petunjuk Praktikum Model Sintesis Kartografi.

Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Sukwardjoni dan Mas Sukoco. 1997. Kartografi Dasar. Yogyakarta : Fakultas

Geografi Universitas Gadjah Mada.

Page 9: Acara 1.docx

LAMPIRAN