Benih cabe rawit Unggul, benih sayuran eceran, jual Benih seledri
Acara 1. Kemurnian Benih
Transcript of Acara 1. Kemurnian Benih
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benih merupakan komponen penting teknologi kimiawi-biologis yang
pada setiap musim tanam untuk komoditas tanaman pangan masih menjadi
masalah karena produksi benih bermutu masih belum dapat mencukupi
permintaan pengguna/petani. Benih dari segi teknologi diartikan sebagai
organisme mini yang hidup dalam keadaan istirahat atau dorman yang tersimpan
dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi.
Pada dasarnya kualitas benih terdiri dari dua yaitu kualitas genetik dan
kualitas fisik. Kualitas genetik dapat dilihat dari sumber benihnya sedangkan
kualitas fisik dapat diuji setelah pengunduhan. Pengujian benih digunakan sebagai
pengontrol parameter kualitas selama penanganan benih dan hasilnya dapat
diberikan kepada pengguna sebagai dokumen kualitas benih.
Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian
benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada
pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni.
Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih
mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian
digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya
yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat
komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian
dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoron .
Kemurnian benih dapat dilakukan secara manual dengan menyeleksi dari
bahan atau varietas selain benih murni sehingga akan diperoleh kemurnian benih
dari suatu varietas.
Pada prinsipnya, pengujian kemurnian benih di laboratorium merupakan
secara fisik/berdasarkan indentitas fisik yang telah ditetapkan dengan jalan
memisahkan contoh kerja benih ke dalam komponen-komponen: benih murni,
varietas lain, kotoran benih.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui komposisi dari contoh yang diuji yang akan
mencerminkan komposisi kelompok benih dari mana contoh tersebut
diambil dengan cara-cara yang sudah ditetapkan.
2. Menganalisa macam-macam jenis/kultivar/varietas dan kotoran benih pada
contoh tersebut dengan indentitas yang telah ditetapkan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Benih merupakan hal yang sangat penting untuk kegiatan bercocok tanam.
Dalam perkembangan selanjutnya benih terjadi pergeseran makna dimana benih
merupakan biji yang digunakan sebagai bahan tanam (pengertian dulu). Namun,
sekarang pengertian benih semakin meluas yaitu bagian tanaman atau tanaman
yang digunakan sebagai bahan tanam.
Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih
murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984). Menurut Kamil
(1982), pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan
memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut.
Komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata
lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai
species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih.
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Kategori benih murni
dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil,
mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan
benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan
dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang
dimaksud. (Justice, 1990)
Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan
komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata
lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai
species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk
analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu
benih murni, benih species lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran
(Kartasapoetra,1986).
Analisa kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara
hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari
5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total seharusnya
dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa
kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing
komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau
dua angka di belakang koma (Kartasapoetra, 1986).
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman
pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi
persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih
gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman
seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan berupa benih kedelai, jagung dan kotoran benih.
Alat yang digunakan berupa meja pemurnian timbangan analitik, alat tulis.
B. Prosedur Kerja
1. Diambil contoh kerja dari benih yang ada dengan cara pengurangan
memakai pembagi benih, sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan
dan timbangannya.
2. Disediakan alat-alat yang diperlukan.
3. Diperiksa contoh kerja sedikit demi sedikit diatas meja pemurnian
dengan teliti (ingat waktu identifikasi biji) dan dipisahkan ke dalam
komponen-komponen : benih murni, biji tanaman/ varietas lain, biji
gulma dan kotoran benih.
4. Dihitung persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat
contoh benih. Persentase benih murni adalah (100 % - jumlah persentase
komponen-komponen).
5. Hasil perhitungan diisikan dalam tabel
IV. HASIL PENGAMATAN
Benih seluruhnya = 100 gram
Benih varietas lain = 11 gram
Berat kotoran = 50,7 gram
Berat benih murni = 38,3 gram
Presentase :
% BM = bobot BMboot awal
× 100 %
= 38,3/100 ×100 %
= 38,3 %
% VL = 11 /100 ×100 %
= 11 %
% KB = 50,7 /100 ×100 %
= 50,7 %
V. PEMBAHASAN
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan
memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain
dan kotoran dari contoh benih. Menurut Qamara (1990) untuk analisis kemurnian
benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen yaitu :
a) Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/
spesies yang sedang diuji.
b) Benih varian lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam
contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. ( kedelai hitam dan kedelai
hijau)
c) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa
dalam contoh.
Beberapa metode yang digunakan untuk menguji kemurnian benih, yaitu :
1. Metode Kue ( Pie Methode )
Dengan cara benih ditebarkan di meja serata mungkin hingga
membentuk bulatan seperti kue. Hamparan benih tersebut kemudian dibagi
menjadi beberapa bagian dan diberi nomor, setelah itu secara acak dipilih
nomor mana yang akan dipakai untuk pengujian
2. Metode Mangkuk ( Cup methode )
Mangkuk ditata di atas nampan dengan jumlah dan ukuran tertentu.
Masing – masing mangkuk diberi nomor dan benih ditebarkan serata
mungkin sampai semua mangkuk terisi penuh dan benih habis terbagi rata.
Seacara acak dipilih mangkuk nomor berapa yang akan dipakai untuk
pengujian.
Pembersihan benih dari varietas lain dan kotoran harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya mengingat antara benih yang kita maksud dengan hal-hal yang
telah disebutkan itu pada dasarnya ada perbedaan fisik. Jadi tinggal ketekunan kita
dalam melaksanakan cleaning tersebut. Dalam pelaksanaan pembersihan itu
terdapat dua cara yaitu tradisional dan pemanfaatan mesin.
Cara tradisional seperti dengan memilah-milah benih murni, varietas lain
dan kotoran dengan menggunakan tangan, jadi hanya mengandalkan indera perasa
dan penglihatan saja. Cara ini banyak kelemahannya karena seperti kita ketahui
kemampuan indera tiap orang berbeda-beda.
Pembersihan dengan mesin meliputi scalping (tertuju pada material-
material kasar), hulling (tertuju pada bagian-bagian yang lengket), shelling
(tertuju pada pengelupasan kotoran yang ada di permukaan benih). Pada dasarnya
pembersihan fisik benih dari fisik kotoran dan material yang tidak diperlukan
akan mengaburkan, mempengaruhi dan merusak kenurnian benih.
Kemurnian benih adalah salah satu pengujian yang dilakukan untuk
menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan benih murni diperoleh sebesar 38,3
%, sehingga bisa dikatakan varietas kedelai yang diuji cukup baik dilihat dari
kemurnian benihnya., sedangkan yang bervarietas lain merupakan benih dari
tanaman sejenis yang varietasnya berbeda. Berdasarkan praktikum yang dilakukan
benih varietas lain sebesar 11 %. Kotoran atau benda mati merupakan bagian dari
sejumlah benih yang sedang diuji yang tidak berupa benih, misalnya seperti
kerikil, gumpalan tanah, sekam serta bentuk-bentuk lain yang menyerupai benih
dan gulma. Berdasarkan praktikum yang dilakukan kotoran benih hanya terdapat
sebesar 50,7 %, sehingga dikatakan cukup baik karena tidak banyak kotoran yang
masuk ke dalam benih.
Dalam pelaksanaan pengujian kemurnian ini komponen-komponen telah
berhasil dipisah-pisahkan, yang merupakan hasil-hasil uji benih murni, varietas
lain dan benda-benda mati atau kotoran, selanjutnya masing-masing harus
ditimbang dengan seksama dengan contoh kerja dengan memperhatikan ketentuan
perhitungan.
3. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk
menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi.
2. Kemurnian benih pada praktikum yang dilakukan sebesar 38,3 %
Varietas lain 11 %, kotoran benih 50,7 %
3. Kemurnian benih dilakukan dengan memisahkan dari varietas lain
maupun kotoran. Cara yang dilakukan dengan metode tradisional atau
dengan cara memilih dengan indera perasa.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. CV. Rajawali, Jakarta.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Penerbit Angkasa, Bandung.
Kartasapoetra, A. G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntutan Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.
Qamara, M dan Asep, S. 1990. Pengantar Produksi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.
Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.