Acara 1. Kemurnian Benih

13
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benih merupakan komponen penting teknologi kimiawi-biologis yang pada setiap musim tanam untuk komoditas tanaman pangan masih menjadi masalah karena produksi benih bermutu masih belum dapat mencukupi permintaan pengguna/petani. Benih dari segi teknologi diartikan sebagai organisme mini yang hidup dalam keadaan istirahat atau dorman yang tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi. Pada dasarnya kualitas benih terdiri dari dua yaitu kualitas genetik dan kualitas fisik. Kualitas genetik dapat dilihat dari sumber benihnya sedangkan kualitas fisik dapat diuji setelah pengunduhan. Pengujian benih digunakan sebagai pengontrol parameter kualitas selama penanganan benih dan hasilnya dapat diberikan kepada pengguna sebagai dokumen kualitas benih. Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih

Transcript of Acara 1. Kemurnian Benih

Page 1: Acara 1. Kemurnian Benih

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benih merupakan komponen penting teknologi kimiawi-biologis yang

pada setiap musim tanam untuk komoditas tanaman pangan masih menjadi

masalah karena produksi benih bermutu masih belum dapat mencukupi

permintaan pengguna/petani. Benih dari segi teknologi diartikan sebagai

organisme mini yang hidup dalam keadaan istirahat atau dorman yang tersimpan

dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi.

Pada dasarnya kualitas benih terdiri dari dua yaitu kualitas genetik dan

kualitas fisik. Kualitas genetik dapat dilihat dari sumber benihnya sedangkan

kualitas fisik dapat diuji setelah pengunduhan. Pengujian benih digunakan sebagai

pengontrol parameter kualitas selama penanganan benih dan hasilnya dapat

diberikan kepada pengguna sebagai dokumen kualitas benih.

Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian

benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada

pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni.

Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih

mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian

digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya

yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat

komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian

dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoron .

Kemurnian benih dapat dilakukan secara manual dengan menyeleksi dari

bahan atau varietas selain benih murni sehingga akan diperoleh kemurnian benih

dari suatu varietas.

Pada prinsipnya, pengujian kemurnian benih di laboratorium merupakan

secara fisik/berdasarkan indentitas fisik yang telah ditetapkan dengan jalan

memisahkan contoh kerja benih ke dalam komponen-komponen: benih murni,

varietas lain, kotoran benih.

Page 2: Acara 1. Kemurnian Benih

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui komposisi dari contoh yang diuji yang akan

mencerminkan komposisi kelompok benih dari mana contoh tersebut

diambil dengan cara-cara yang sudah ditetapkan.

2. Menganalisa macam-macam jenis/kultivar/varietas dan kotoran benih pada

contoh tersebut dengan indentitas yang telah ditetapkan

Page 3: Acara 1. Kemurnian Benih

II. TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan hal yang sangat penting untuk kegiatan bercocok tanam.

Dalam perkembangan selanjutnya benih terjadi pergeseran makna dimana benih

merupakan biji yang digunakan sebagai bahan tanam (pengertian dulu). Namun,

sekarang pengertian benih semakin meluas yaitu bagian tanaman atau tanaman

yang digunakan sebagai bahan tanam.

Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih

murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984). Menurut Kamil

(1982), pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan

memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih

yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut.

Komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata

lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai

species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih.

 Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang

dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Kategori benih murni

dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil,

mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan

benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan

dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang

dimaksud. (Justice, 1990)

Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan

komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata

lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai

species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk

analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu

benih murni, benih species lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran

(Kartasapoetra,1986).

Analisa kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara

hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari

Page 4: Acara 1. Kemurnian Benih

5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total seharusnya

dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa

kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing

komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau

dua angka di belakang koma (Kartasapoetra, 1986).

Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman

pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.

Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi

persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih

gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman

seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984).

Page 5: Acara 1. Kemurnian Benih

III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan alat

Bahan yang digunakan berupa benih kedelai, jagung dan kotoran benih.

Alat yang digunakan berupa meja pemurnian timbangan analitik, alat tulis.

B. Prosedur Kerja

1. Diambil contoh kerja dari benih yang ada dengan cara pengurangan

memakai pembagi benih, sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan

dan timbangannya.

2. Disediakan alat-alat yang diperlukan.

3. Diperiksa contoh kerja sedikit demi sedikit diatas meja pemurnian

dengan teliti (ingat waktu identifikasi biji) dan dipisahkan ke dalam

komponen-komponen : benih murni, biji tanaman/ varietas lain, biji

gulma dan kotoran benih.

4. Dihitung persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat

contoh benih. Persentase benih murni adalah (100 % - jumlah persentase

komponen-komponen).

5. Hasil perhitungan diisikan dalam tabel

Page 6: Acara 1. Kemurnian Benih

IV. HASIL PENGAMATAN

Benih seluruhnya = 100 gram

Benih varietas lain = 11 gram

Berat kotoran = 50,7 gram

Berat benih murni = 38,3 gram

Presentase :

% BM = bobot BMboot awal

× 100 %

= 38,3/100 ×100 %

= 38,3 %

% VL = 11 /100 ×100 %

= 11 %

% KB = 50,7 /100 ×100 %

= 50,7 %

Page 7: Acara 1. Kemurnian Benih

V. PEMBAHASAN

Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan

memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih

yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan

analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain

dan kotoran dari contoh benih. Menurut Qamara (1990) untuk analisis kemurnian

benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen yaitu :

a) Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/

spesies yang sedang diuji.

b) Benih varian lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam

contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. ( kedelai hitam dan kedelai

hijau)

c) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa

dalam contoh.

Beberapa metode yang digunakan untuk menguji kemurnian benih, yaitu :

1. Metode Kue ( Pie Methode )

Dengan cara benih ditebarkan di meja serata mungkin hingga

membentuk bulatan seperti kue. Hamparan benih tersebut kemudian dibagi

menjadi beberapa bagian dan diberi nomor, setelah itu secara acak dipilih

nomor mana yang akan dipakai untuk pengujian

2. Metode Mangkuk ( Cup methode )

Mangkuk ditata di atas nampan dengan jumlah dan ukuran tertentu.

Masing – masing mangkuk diberi nomor dan benih ditebarkan serata

mungkin sampai semua mangkuk terisi penuh dan benih habis terbagi rata.

Seacara acak dipilih mangkuk nomor berapa yang akan dipakai untuk

pengujian.

Pembersihan benih dari varietas lain dan kotoran harus dilakukan dengan

sebaik-baiknya mengingat antara benih yang kita maksud dengan hal-hal yang

Page 8: Acara 1. Kemurnian Benih

telah disebutkan itu pada dasarnya ada perbedaan fisik. Jadi tinggal ketekunan kita

dalam melaksanakan cleaning tersebut. Dalam pelaksanaan pembersihan itu

terdapat dua cara yaitu tradisional dan pemanfaatan mesin.

Cara tradisional seperti dengan memilah-milah benih murni, varietas lain

dan kotoran dengan menggunakan tangan, jadi hanya mengandalkan indera perasa

dan penglihatan saja. Cara ini banyak kelemahannya karena seperti kita ketahui

kemampuan indera tiap orang berbeda-beda.

Pembersihan dengan mesin meliputi scalping (tertuju pada material-

material kasar), hulling (tertuju pada bagian-bagian yang lengket), shelling

(tertuju pada pengelupasan kotoran yang ada di permukaan benih). Pada dasarnya

pembersihan fisik benih dari fisik kotoran dan material yang tidak diperlukan

akan mengaburkan, mempengaruhi dan merusak kenurnian benih.

Kemurnian benih adalah salah satu pengujian yang dilakukan untuk

menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan benih murni diperoleh sebesar 38,3

%, sehingga bisa dikatakan varietas kedelai yang diuji cukup baik dilihat dari

kemurnian benihnya., sedangkan yang bervarietas lain merupakan benih dari

tanaman sejenis yang varietasnya berbeda. Berdasarkan praktikum yang dilakukan

benih varietas lain sebesar 11 %. Kotoran atau benda mati merupakan bagian dari

sejumlah benih yang sedang diuji yang tidak berupa benih, misalnya seperti

kerikil, gumpalan tanah, sekam serta bentuk-bentuk lain yang menyerupai benih

dan gulma. Berdasarkan praktikum yang dilakukan kotoran benih hanya terdapat

sebesar 50,7 %, sehingga dikatakan cukup baik karena tidak banyak kotoran yang

masuk ke dalam benih.

Dalam pelaksanaan pengujian kemurnian ini komponen-komponen telah

berhasil dipisah-pisahkan, yang merupakan hasil-hasil uji benih murni, varietas

lain dan benda-benda mati atau kotoran, selanjutnya masing-masing harus

ditimbang dengan seksama dengan contoh kerja dengan memperhatikan ketentuan

perhitungan.

Page 9: Acara 1. Kemurnian Benih

3. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk

menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi.

2. Kemurnian benih pada praktikum yang dilakukan sebesar 38,3 %

Varietas lain 11 %, kotoran benih 50,7 %

3. Kemurnian benih dilakukan dengan memisahkan dari varietas lain

maupun kotoran. Cara yang dilakukan dengan metode tradisional atau

dengan cara memilih dengan indera perasa.

B. Saran

Page 10: Acara 1. Kemurnian Benih

DAFTAR PUSTAKA

Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. CV. Rajawali, Jakarta.

Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Penerbit Angkasa, Bandung.

Kartasapoetra, A. G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntutan Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.

Qamara, M dan Asep, S. 1990. Pengantar Produksi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.

Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.