Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

28
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Uji Kemurnian dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat B. Latar Belakang Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri terkait yang menghasilkan asam laktat sebagai hasil fermentasi karbohidrat. Mikrobia ini secara luas digunakan dalam produksi produk makanan fermentasi, seperti yoghurt, keju, dan lain-lain. Organisme ini heterotrofik dan umumnya memiliki kebutuhan gizi yang kompleks karena mereka tidak memiliki kemampuan biosintesis banyak. Sebagian besar spesies memiliki beberapa persyaratan untuk asam amino dan vitamin. Karena itu, bakteri asam laktat umumnya berlimpah hanya dalam komunitas dimana persyaratan ini dapat disediakan. Mereka sering dikaitkan dengan rongga mulut binatang dan usus, daun tanaman, serta hewan yang membusuk atau materi tanaman seperti sayuran busuk, kotoran, kompos, dan lain-lain. Pada praktikum ini akan dilakukan percobaan dengan menggunakan bakteri asam laktat Lactobacillus

description

Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

Transcript of Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

Page 1: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul

Uji Kemurnian dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

B. Latar Belakang

Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri terkait yang

menghasilkan asam laktat sebagai hasil fermentasi karbohidrat. Mikrobia ini

secara luas digunakan dalam produksi produk makanan fermentasi, seperti

yoghurt, keju, dan lain-lain. Organisme ini heterotrofik dan umumnya

memiliki kebutuhan gizi yang kompleks karena mereka tidak memiliki

kemampuan biosintesis banyak. Sebagian besar spesies memiliki beberapa

persyaratan untuk asam amino dan vitamin. Karena itu, bakteri asam laktat

umumnya berlimpah hanya dalam komunitas dimana persyaratan ini dapat

disediakan. Mereka sering dikaitkan dengan rongga mulut binatang dan usus,

daun tanaman, serta hewan yang membusuk atau materi tanaman seperti

sayuran busuk, kotoran, kompos, dan lain-lain.

Pada praktikum ini akan dilakukan percobaan dengan menggunakan

bakteri asam laktat Lactobacillus casei yang akan diuji kemurniannya dengan

medium alami dan medium MRS (deMan Rogosa Sharpe)

C. Tujuan

1. Mengetahui kemurnian dari isolat Lactobacillus casei yang akan

digunakan untuk memproduksi asam laktat.

2. Mengetahui pola pertumbuhan bakteri Lactobacillus casei yang

ditumbuhkan pada medium diperkaya dan medium alami.

Page 2: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Media pertumbuhan bakteri atau media kultur bakteri adalah cairan atau

gel yang didesain untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan sel.

Terdapat dua jenis utama media pertumbuhan yaitu media yang digunakan untuk

kultur pertumbuhan sel tumbuhan atau binatang dan jenis yang kedua yaitu kultur

mikrobiologi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme seperti

bakteri dan jamur (Madigan, 2005).

Menurut Barrow dan Feltham (1993), media pertumbuhan bakteri dapat

diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu menurut konsistensinya, menurut

komponen nutrisinya, dan menurut fungsinya.

a. Berdasarkan konsistensinya, media pertumbuhan dibedakan menjadi:

1. Media Cair (Nutrient broth)

Merupakan media pertumbuhan dalam bentuk cair, tersedia dalam bentuk

tabung dan umumnya hanya digunakan untuk menumbuhkan koloni

bakteri (tidak untuk melihat sifat bakteri ataupun melihat adanya

mikroorganisme lain yang tumbuh). Keuntungan dari penggunaan media

cair yaitu dapat melarutkan zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri.

2. Media Padat

Media padat umumnya berasal dari media cair yang ditambahkan agar

sehingga sifatnya menjadi padat. Media padat dapat digunakan untuk

melihat karakteristik khas pertumbuhan bakteri dan untuk menghitung

jumlah koloni bakteri yang tumbuh.

3. Media Semi-Padat

Media semi-padat didapatkan melalui pengurangan jumlah agar sehingga

media menjadi lebih lunak. Media ini dapat digunakan sebagai media

demonstrasi motilitas bakteri dan sebagai media transpor.

4. Media Bifasik

Page 3: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

Media bifasik merupakan media yang terdiri atas media cair dan padat di

dalam satu wadah. Media ini dibuat dengan menginokulasikan bakteri

pada media cair kemudian dituangkan di atas media padat sehingga

terbentuk media bifasik.

b. Berdasarkan komponen nutrisinya, media diklasifikasikan menjadi:

1. Defined Media

Defined media atau media yang sudah dipatenkan merupakan media yang

kuantitas setiap capurannya sudah diketahui dengan pasti seperti vitamin

yang dibutuhkan untuk pertubuhan bakter tertentu, glukosa, nitrat, dan

amonia.

2. Undefined Media

Disebut juga media basal atau kompleks, undefined media merupakan

media yang mengandung bahan campuran dari berbagai zat kimia dengan

proporsi yang tidak diketahui. Sebagian besar campurannya dipilih dan

ditambahkan ke dalam media karena faktor harga dan kebutuhan tiap

bakteri.

c. Berdasarkan fungsinya, media diklasifikasikan menjadi:

1. Media Basal

Media basal merupakan media pertumbuhan sederhana yang mengandung

karbon seperti glukosa, air, berbagai jenis mineral yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan bakteri, dan jaringan tumbuhan maupun binatang.

2. Media yang Diperkaya (Enriched Media)

Media yang diperkaya mengandung tambahan nutrisi yang dibutuhkan

untuk menunjang pertumbuhan dari berbagai jenis mikroba yang terdapat

dalam spesimen. Salah satu contoh dari enriched media adalah Blood

Agar.

3. Media Diferensial / Media Indikator

Media diferensial atau media indiator adalah media yang digunakan untuk

membedakan berbagai tipe mikroorganisme dengan menggunakan

karakteristik biokimia dari pertumbuhan bakteri. Contoh media diferensial

Page 4: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

adalah MacConkey yang merupakan media diferensial untuk fermentasi

laktosa.

4. Media Selektif

Media selektif digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme selektif.

Apabila suatu mikroorganisme tertentu resisten terhadap antibiotik tertentu

seperti ampisilin atau tetrasiklin, antibiotik tersebut dapat ditambahkan

pada media untuk mencegah tumbuhnya bakteri yang tidak diharapkan

tumbuh. Media pertumbuhan selektif juga digunakan untuk menguji

resistensi bakteri terhadap suatu antibiotik atau kemampuan bakteri untuk

mensintesis metabolit tertentu dengan diberikannya suatu antibiotik.

Contoh media selektif misalnya eosin-methylene blue (EMB) yang

mengandung methylene blue, suatu toksin bagi bakteri gram positif dan

mannitol salt agar (MSA) yang selektif untuk pertumbuhan bakteri gram

positif.

5. Media transpor

Media transpor merupakan media yang digunakan dalam proses

pemindahan spesimen atau mikroorganisme tertentu dari laboratorium ke

tempat penelitian lain. Media ini hanya mengandung buffer dan mineral,

hanya sedikit atau hampir tidak mengandung karbon, nitrogen, dan faktor

pertumbuhan organik untuk mencegah multiplikasi dari mikroorganisme.

Contoh media transport adalah Thioglycolate dan Stuart Transport

Medium.

6. Media Anaerobik

Media anaerobik merupakan media khusus dengan konsentrasi oksigen

sangat rendah untuk pertumbuhan bakteri anaerob. Sebelum bakteri

diinokulasikan dalam media ini, media harus terlebih dahulu dipanaskan

untuk membakar semua oksigen.

Menurut Lay (1994), untuk mendapatkan lingkungan yang cocok bagi

pertumbuhan bakteri, maka suatu media harus memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Nutrisi

Page 5: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

Suatu media harus mengandung nutrien atau zat hara yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan mikrobia yang akan dikultur.

b. Temperatur

Setiap bakteri memiliki temperatur pertumbuhan optimum, yang merupakan

temperatur media dimana suatu bakteri dapat tumbuh secara optimal,

umumnya pada temperatur manusia normal (37oC). Berdasarkan temperatur

optimum pertumbuhannya, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi:

1. Mesophiles, yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh optimal pada

temperatur mendekati temperatur tubuh inang (25oC – 40oC).

2. Psycrophiles, yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh optimal pada

temperatur dingin (0oC – 15oC).

3. Thermophiles, yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh optimal pada

temperatur tinggi (50oC – 60oC).

c. Derajat Keasaman (pH)

Umumnya mikroorganisme dapat tumbuh pada pH netral (6.7 – 7.5), namun

ada beberapa jenis mikroorganisme yang membutuhkan kondisi sangat alkalis.

d. Tekanan Osmotik

Mikroorganisme utamanya bakteri memiliki sifat seperti sel-sel lain sehingga

membutuhkan kondisi yang isotonis.

e. Sterilitas

Sterilitas berarti dalam media pertumbuhan tidak boleh ada mikroorganisme

lain selain mikroorganisme yang dikultur karena dikhawatirkan tidak daapt

dibedakan apakah mikroorganisme lain tersebut berasal dari material yang

dikultur ataukah kontaminan sehingga kesterilan setiap alat, bahan, dan setiap

langkah kerja yang dilakukan harus dijaga.

Lactobacillus casei merupakan salah satu bakteri yang dapat ditemukan di

usus dan mulut manusia. Bakteri ini merupakan penghasil asam laktat dan

diketahui dapat menunjang pertumbuhan bakteri nonpatogen di dalam saluran

pencernaan. Klasifikasi ilmiah Lactobacillus casei menurut Anonim (2012):

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Page 6: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

Class : Bacilli

Order : Lactobacillales

Family : Lactobacillaceae

Genus : Lactobacillus

Species : L. casei

Bakteri dari genus Lactobacillus mempunyai ciri-ciri morfologi warna

koloni putih susu atau krem dan bektuk koloni bulat dengan tepian seperti wol.

Selnya berbentuk batang dan berukuran 0.5 - 1.2 x 1.0 - 10.0 µm. bakteri ini

berbentuk batang panjang atau hampir bulat, biasanya tersusun seperti rantai

pendek (streptobacillus), gram positif, tidak motil, oksidase positif, katalase

negatif, metil red positif, optimum pada suhu 30 – 37oC, dan tumbuh baik pada

larutan NaCl 3 – 7 %. Bakteri penghasil asam laktat ini bersifat mikroaerofilik,

tidak mendigesti gelatin dan kasein tetapi sejumlah kecil sumber nitrogen terlarut

dapat diproduksi oleh beberapa strain, dan kadang membentuk pigmen kuning,

orange, atau merah bata. Koloni Lactobacillus pada media agar berukuran 2 – 5

mm, cembung, buram (opaque), dan kemoorganotrof (Breed dkk, 1957).

Spesies Lactobacillus ini memiliki lingkungan hidup dengan jangkauan

pH maupun suhu yang luas. Bateri ini juga menunjang pertumbuhan L.

acidophilus yang merupakan bakteri penghasil enzim amylase sehingga dapat

membantu proses pencernaan, mengurangi konstipasi, dan mengurangi intoleransi

laktosa (Randazzo dkk, 2004).

Syarat-syarat pertumbuhan bakteri Lactobacillus casei menurut Tamime

dan Robinson (1999) meliputi kebutuhan nutrisi, pH, dan temperatur.

1. Nutrisi

Lactobacillus membutuhkan nutrisi kompleks seperti asam amino, peptida,

derivat asam nukleat, vitamin, garam, asam lemak, serta unsut pertumbuhan

dasar bateri seperti karbon, nitrogen, oksigen, sulfur, fosfor, magnesium, zat

besi, dan sejumlah kecil logam lainnya. Karbon dan sumber energi untuk

mikroorganisme dapat diperoleh dari berbagai jenis gula karbohidrat

sederhana, sedangkan kebutuhan nitrogen dapat diperoleh dari berbagai jenis

Page 7: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

gula karbohidrat sederhana, sedangkan ebutuhan nitrogen dapat diperoleh dari

sumber anorganik berupa garam amonium atau garam phosphat.

2. pH Media

setiap mikroorganisme memiliki karakteristik pH masing-masing di dalam

kisaran derajat keasaman optimal untuk perkembangannya. Lactobacillus

casei dapat tumbuh optimal pada pH 5.5 – 6.2 dan laju pertumbuhannya

menurun pada media dengan kondisi awal basa.

3. Temperatur

Temperatur yang dibutuhkan untuk bakteri anaerob tumbuh optimal berkisar

pada 2oC – 53oC. Bakteri golongan Lactobacillus umumnya daat tumbuh

optimal pada suhu 30oC – 40oC.

Media pertumbuhan standar Lactobacillus casei adalah MRS agar yang

dikembangkan oleh deMan, Rogosa dan Sharpe. Media ini dibuat untuk

menunjang pertumbuhan dari bakteri genus Lactobacillus secara umum, namun

media ini dapat pula digunakan untuk pertumbuhan seluruh bakteri asam laktat

lain seperti Streptococcus, Pediococcus, dan Leuconostoc. Komposisi nutrisi yang

dibutuhkan oleh pertumbuhan bakteri ini dalam suatu media standar MRS agar

menurut deMan dll (1960) yaitu:

a. Dekstrosa 20 g/L

b. Beef Extract 8 g/L

c. Yeast Extract 4 g/L

d. Ammonium Citrate 2 g/L

e. Magnesium Sulfate 0.2 g/L

f. Bacteriological Agar 10 g/L

g. Bacteriological Peptone 10 g/L

h. Sodium Acetate 5 g/L

i. Dipotassium Phosphate 2 g/L

j. Tween 80 1 g/L

k. Manganese Sulfate 0.05 g/L

Kandungan ammonium citrate pada pH rendah menunjang pertumbuhan

bakteri Lactobacilli, namun menghambat pertumbuhan banyak mikroorganisme

Page 8: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

seperti beberapa tipe Streptococci, jamur, dan pengkolonian bakteri. Dipotassium

phosphate dan sodium acetate merupakan buffer untuk menjag pH tetap rendah,

sementara Tween 0 adalah pelarut zat-zat lain. Mangan dan magnesium sulfat

merupakan sumber dari ion dan sulfat, sedangkan pepton, daging, dan ragi adalah

sumber nutrisi untuk pertumbuhan karena mengandung nitrogen, vitamin,

mineral, dan asam amino. Dextrose adalah karbohidrat fermentasi yang berfungsi

sebagai karbon dan sumber energi. Bahan-bahan tersebut dicampurkan dengan

agar supaya menjadi media padat (deMan dkk, 1960).

Lactobacillus merupakan organisme mikroaerofilik dan membutuhkan

media berlapis sehingga MRSA dibuat berlapis-lpis dengan cara menuang larutan

media yang sudah dicampur agar dan didinginkan hingga padat. Setelah lapisan

pertama padat, lapisan kedua dituang dan seterusnya. Setelah itu plate diinkubasi

dalam CO2 5% pada suhu 35 oC selama 3 hari (deMan dkk, 1960).

Media pertumbuhan bakteri secara umum terbagi atas dua jenis, yaitu

media sintetik dan media alami. Bakteri Lactobacillus casei dapat tumbuh pada

kedua jenis media tersebut. MRS agar dan broth merupakan media sintetik yang

merupakan media pertumbuhan spesifik untuk Lactobacillus casei. Campuran

ekstrak taoge, ekstrak sawi dan air kelapa memiliki kandungan zat yang

dibutuhkan oleh bakteri ini untuk tumbuh (Oxoid, 1982).

Page 9: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

BAB III

METODE

A. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Jarum ose

2. Jarum enten

3. Erlenmeyer

4. Inkubator

5. Laminair air flow

6. Gelas benda

7. Mikroskop

8. Pembakar bunsen

9. Korek api

10. Timbangan

11. Aluminium foil

12. Oven

13. Tabung reaksi

14. Rak tabung reaksi

15. Penjepit tabung reaksi

16. Petridish

17. Mikro pipet

18. Mikro tip

19. Pipet ukur

20. Propipet

21. pH meter

22. Kalkulator

23. Kuvet

24. Spektrofotometer

25. Blower pengering

26. Hand counter

27. Tabung Durham

b. Bahan

1. Biakan bakteri

Lactobacillus casei

2. Medium MRS

3. Medium alami (air kelapa

muda, ekstrak taoge,

ekstrak sawi)

4. Medium glukosa

5. Medium sukrosa

6. Medium laktosa

7. Medium agar miring

8. Medium agar tegak

9. Akuades

10. Larutan cat Hucker’s

crystal violet

11. Larutan Mordan Lugol’s

Iodine

12. Larutan Aceton-Alkohol

13. Larutan cat Safranin

14. Larutan H2O2

15. Larutan alkohol 70%

16. Kertas label

Page 10: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

B. Cara Kerja

a. Pola pertumbuhan BAL

1. Starter dibuat dengan cara bakteri Lactobacillus casei sebanyak 1 ose

diambil dan dimasukkan ke dalam 30 ml medium MRS dan alami, lalu

diinkubasi pada suhu 30oC selama 24 jam.

2. Kultur starter diambil sebanyak 0.3 ml dan dimasukkan ke dalam 13

buah erlenmeyer berisi medium MRS dan alami, lalu diinkubasi

selama 24 jam pada suhu 30oC. Setiap 2 jam sekali diamati OD, pH

dan biomassanya.

3. Penghitungan biomassa dilakukan dengan cara aluminium foil

ditimbang kemudian bakteri Lactobacillus casei yang telah diukur pH

dan ODnya diambil sebanyak 10 ml dan diletakkan di dalam

aluminium foil, kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam.

Selisih berat sebelum dan sesudah dioven dicatat.

b. Uji kemurnian

1. Pengamatan Morfologi Koloni

Kultur starter diencerkan dengan skala pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, 10-

4, dan 10-5. Masing-masing pengenceran diambil sebanyak 200 µl

kemudian dilakukan penanaman dengan metode pour plate dan

diinkubasi pada suhu 30oC selama 24 jam, kemudian hasilnya diamati.

2. Uji Katalase

Diambil kultur starter sebanyak 1 ose dan diletakkan di atas gelas

benda, kemudian ditetesi dengan larutan H2O2. Hasil yang didapat

diamati, apakah terdapat gelembung atau tidak.

3. Uji Biokimia

Kultur starter sebanyak 1 ose diambil dan diinokulasikan ke dalam 3

tabung reaksi yang berisi medium glukosa, sukrosa dan laktosa,

kemudian diinkubasi pada suhu 30oC selama 24 jam. Perubahan warna

dan gas yang dihasilkan diamati dan dicatat.

4. Pengecatan Gram

Page 11: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

Gelas benda disemprot dengan alkohol 70% kemudian difiksasi.

Kultur starter diambil dan diletakkan di atas gelas benda, kemudian

difiksasi. Starter tersebut ditetesi dengan larutan cat Hucker’s crystal

violet dan didiamkan selama 1 menit kemudian dicuci dan dikering-

anginkan, lalu ditetesi dengan larutan Mordan Lugol’s Iodine dan

didiamkan selama 1 menit kemudian dicuci dan dikering-anginkan,

lalu ditetesi dengan larutan aceton-alkohol dan didiamkan selama 30

detik kemudian dicuci dan dikering-anginkan, lalu ditetesi dengan

larutan cat Safranin dan didiamkan selama 2 menit kemudian dicuci

dan dikering-anginkan, lalu diamati di bawah mikroskop.

5. Uji Motilitas

Kultur starter diambil sebanyak 1 ose dan ditanam di medium MRS

tegak, kemudian diinkubasi pada suhu 30oC selama 24 jam. Hasil yang

didapat diamati dan dicatat motilitasnya.

Page 12: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pola Pertumbuhan Lactobacillus casei

WaktuMRS Alami

BiomassaMRS Alami Selisih

OD pH OD pH Awal Akhir Awal Akhir MRS Alami0 0.0108 6.42 0.0192 5.84 0.737 1.168 0.726 1.412 0.431 0.6862 0.0111 6.46 0.0192 5.80 0.746 1.145 0.714 1.423 0.399 0.7094 0.0121 6.44 0.0199 5.77 0.717 1.142 0.761 1.468 0.425 0.7076 0.0127 6.40 0.0197 5.82 0.729 1.138 0.726 1.443 0.409 0.7178 0.0219 5.73 0.0192 6.30 0.711 1.137 0.729 1.440 0.426 0.71110 0.0411 6.08 0.0207 5.82 0.715 1.118 0.727 1.419 0.403 0.69212 0.0860 5.62 0.0222 5.81 0.723 1.120 0.690 1.389 0.397 0.69514 0.194 5.34 0.0237 5.73 0.730 1.141 0.698 1.400 0.411 0.70216 0.432 4.72 0.0315 5.86 0.760 1.153 0.721 1.431 0.393 0.71018 0.423 4.55 0.0363 5.56 0.734 1.090 0.702 1.404 0.356 0.70220 0.492 4.44 0.0490 4.99 0.753 1.135 0.729 1.410 0.382 0.68122 0.445 4.22 0.0621 4.38 0.757 1.152 0.668 1.346 0.395 0.67824 0.693 3.93 0.0730 3.86 0.799 1.193 0.796 1.485 0.394 0.689

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Kemurnian

Uji yang Dilakukan Hasil

Morfologi Koloni

10-1 SpreaderSpreader10-2

10-3 74 13210-4 52 14810-5 96 264

Uji Katalase Tidak terdapat gelembung

Uji Biokimia

Glukosa Warna= KuningTidak terdapat gelembung

gas

Sukrosa Warna= MerahTidak terdapat gelembung

gas

Laktosa Warna= MerahTidak terdapat gelembung

gas

Pengecatan GramBakteri gram (+), berwarna ungu kebiruan, berbentuk

batangUji Motilitas Non Motil

Page 13: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dengan tema “Uji

Kemurnian dan Pola Pertumbuhan bakteri Lactobacillus casei”. Bakteri yang

digunakan untuk starter yaitu bakteri Lactobacillus casei. Uji yang dilakukan

pada percobaan uji kemurnian yaitu uji morfologi koloni, uji katalase, uji

biokimia, pengecatan gram, dan uji motilitas. Sementara uji yang dilakukan

pada percobaan pola pertumbuhan yaitu OD, pH, dan biomassa.

Pada praktikum kali ini, didapat hasil pada uji kemurnian:

a. Uji Morfologi Koloni

Pada percobaan uji morfologi koloni, didapat hasil pada

pengenceran 10-1 dan 10-2 didapati spreader, sehingga koloni yang

terbentuk tidak dapat dihitung. Pada pengenceran 10-3 didapat hasil pada

hari pertama sebanyak 74 koloni, dan pada hari kedua sebanyak 132

koloni. Pada pengenceran 10-4 didapat hasil 52 koloni pada hari pertama

dan 148 koloni pada hari kedua. Pada pengenceran 10-5 didapat hasil 96

koloni pada hari pertama dan 264 koloni pada hari kedua.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa bakteri Lactobacillus

casei tumbuh dengan baik pada pengenceran 10-5 karena jumlah koloni

yang terbentuk paling banyak dari semua pengenceran yang dilakukan.

b. Uji Katalase

Pada uji ini dilakukan penambahan H2O2 yang bertujuan untuk

mengetahui adanya enzim katalase. Dari hasil yang didapat, diketahui

bahwa bakteri Lactobacillus casei tidak membentuk gelembung setelah

ditambahkan dengan H2O2. Hal ini menandakan bahwa bakteri

Lactobacillus casei tidak menghasilkan enzim katalase.

c. Uji Biokimia

Pada uji ini dilakukan penanaman bakteri Lactobacillus casei pada

medium glukosa, sukrosa dan laktosa. Uji ini bertujuan untuk

membuktikan bahwa bakteri Lactobacillus casei dapat memfermentasikan

glukosa, sukrosa dan laktosa. Menurut Breed dkk (1957), bakteri

Lactobacillus casei dapat memfermentasikan glukosa, sukrosa dan

Page 14: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

maltosa. Dari hasil yang didapat, diketahui bahwa hanya medium glukosa

saja yang dapat difermentasi oleh bakteri Lactobacillus casei, karena

warna mediumnya berubah dari merah menjadi kuning. Dari data tersebut

kemungkinan telah terjadi kesalahan pada penanaman bakteri karena

seharusnya semua medium dapat diferentasi.

d. Pengecatan Gram

Pada uji ini dilakukan pengecatan bakteri Lactobacillus casei

dengan menggunakan larutan gram A, gram B, gram C, dan gram D. uji

ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari bakteri ini. Pada percobaan ini

didapat hasil bahwa bakteri Lactobacillus casei merupakan bakteri gram

positif dan berbentuk batang. Bakteri ini disebut sebagai bakteri gram

positif karena hasil yang didapat pada pengecatan gram menunjukkan

warna ungu kebiruan.

e. Uji Motilitas

Pada uji ini dilakukan penanaman bakteri dengan penancapan

bakteri pada medium agar tegak yang bertujuan untuk mengetahui

motilitas bakteri Lactobacillus casei. Menurut Breed dkk (1957), bakteri

Lactobacillus casei tidak dapat bergerak pada medium / bersifat nonmotil.

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa bakteri Lactobacillus casei tidak

dapat bergerak pada medium, karena pertumbuhannya hanya di sekitar

tusukan saja.

Pada praktikum kali ini didapat hasil pada uji pola pertumbuhan

bakteri Lactobacillus casei yaitu:

a. Pada Medium MRS

Pada percobaan pada hari ke-0 nilai OD sebesar 0.0108; pH

sebesar 6.42. Pada hari ke-2 nilai OD sebesar 0.0111; pH sebesar 6.46;

biomassa sebesar 0.431. Pada hari ke-2 nilai OD sebesar 0.0111; pH

sebesar 6.46; biomassa sebesar 0.399. Pada hari ke-4 nilai OD sebesar

0.0121; pH sebesar 6.44; biomassa sebesar 0.425. Pada hari ke-6 nilai OD

sebesar 0.0127; pH sebesar 6.40; biomassa sebesar 0.409. Pada hari ke-8

nilai OD sebesar 0.0219; pH sebesar 5.73; biomassa sebesar 0.426. Pada

Page 15: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

hari ke-10 nilai OD sebesar 0.0411; pH sebesar 6.08; biomassa sebesar

0.403. Pada hari ke-12 nilai OD sebesar 0.0860; pH sebesar 5.62;

biomassa sebesar 0.397. Pada hari ke-14 nilai OD sebesar 0.194; pH

sebesar 5.34; biomassa sebesar 0.411. Pada hari ke-16 nilai OD sebesar

0.432; pH sebesar 4.72; biomassa sebesar 0.393. Pada hari ke-18 nilai OD

sebesar 0.423; pH sebesar 4.55; biomassa sebesar 0.356. Pada hari ke-20

nilai OD sebesar 0.492; pH sebesar 4.44; biomassa sebesar 0.382. Pada

hari ke-22 nilai OD sebesar 0.445; pH sebesar 4.22; biomassa sebesar

0.395. Pada hari ke-24 nilai OD sebesar 0.693; pH sebesar 3.93; biomassa

sebesar 0.394.

b. Pada Medium Alami

Pada percobaan pada hari ke-0 nilai OD sebesar 0.0192; pH

sebesar 5.84; biomassa sebesar 0.686. Pada hari ke-2 nilai OD sebesar

0.0192; pH sebesar 5.80; biomassa sebesar 0.709. Pada hari ke-4 nilai OD

sebesar 0.0199; pH sebesar 5.77; biomassa sebesar 0.707. Pada hari ke-6

nilai OD sebesar 0.0197; pH sebesar 5.82; biomassa sebesar 0.717. Pada

hari ke-8 nilai OD sebesar 0.0192; pH sebesar 6.30; biomassa sebesar

0.711. Pada hari ke-10 nilai OD sebesar 0.0207; pH sebesar 5.82;

biomassa sebesar 0.692. Pada hari ke-12 nilai OD sebesar 0.0222; pH

sebesar 5.81; biomassa sebesar 0.699. Pada hari ke-14 nilai OD sebesar

0.0237; pH sebesar 5.73; biomassa sebesar 0.702. Pada hari ke-16 nilai

OD sebesar 0.0315; pH sebesar 5.86; biomassa sebesar 0.710. Pada hari

ke-18 nilai OD sebesar 0.363; pH sebesar 5.56; biomassa sebesar 0.702.

Pada hari ke-20 nilai OD sebesar 0.0490; pH sebesar 4.99; biomassa

sebesar 0.681. Pada hari ke-22 nilai OD sebesar 0.0621; pH sebesar 4.38;

biomassa sebesar 0.678. Pada hari ke-24 nilai OD sebesar 0.0730; pH

sebesar 3.86; biomassa sebesar 0.689.

Dari hasil yang didapat tersebut, dapat diketahui bahwa Optical

density bakteri Lactobacillus casei yang ditanam pada medium MRS lebih

tinggi dari OD pada medium alami. Dari hasil yang didapat tersebut,

diketahui pula bahwa pH bakteri Lactobacillus casei yang ditanam pada

Page 16: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

medium alami lebih asam daripada yang ditanam di medium MRS. Dari

hasil yang didapat tersebut, diketahui pula bahwa biomassa bakteri

Lactobacillus casei yang ditanam pada medium alami lebih besar daripada

yang ditanam pada medium MRS.

Page 17: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

BAB V

KESIMPULAN

1. Bakteri Lactobacillus casei merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang

dan berwarna ungu kebiruan.

2. Bakteri Lactobacillus casei tidak dapat memfermentasi medium sukrosa dan

laktosa, namun dapat memfermentasi glukosa.

3. Bakteri Lactobacillus casei tumbuh dengan baik pada pengenceran 10-5.

4. Bakteri Lactobacillus casei tidak menghasilkan enzim katalase.

5. Bakteri Lactobacillus casei tidak dapat bergerak pada medium (nonmotil).

6. Optical density bakteri Lactobacillus casei yang ditanam pada medium MRS

lebih tinggi dari OD pada medium alami.

7. Nilai pH bakteri Lactobacillus casei yang ditanam pada medium alami lebih

asam daripada yang ditanam di medium MRS.

8. Biomassa bakteri Lactobacillus casei yang ditanam pada medium alami lebih

besar daripada yang ditanam pada medium MRS.

Page 18: Uji Kemurnian Dan Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Lactobacillus casei. http://www.ncbi.nlm.nih.gov. 2 Oktober 2012.

Barrow, G.I. dan R. Kromosom A. Feltham. 1993. Cowan and Steel’s Mannual

for the Identification of Mediocal Bacteria. Cambridge University

Press. Great Britain.

Breed, R. S., E. G. D. Murray, dan Nathan R. Smith. 1957. Bergey’s Manual of

Determinative Bacteriology. Seventh Edition. The Wiliams &

Wilkins Company. United States of America.

Brown, S. 2002. Measuring Carbon in Forests: Current Status and Future

Challenges. Environmental Pollution. 116: 363-372.

deMan J., Rogosa M. dan Sharpe M. 1960. A Medium for the Cultivation

Lactobacilli. J. Appl. Bacteriol. 23:130-135.

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Madigan, M.T. 2005. Anoxygenic Phototrophic Bacteria from Extreme

Environments. Discoveries in Photosynthesis, vol. 20 of Advances

in Photosynthesis : 969-983.

Oxoid. 1982. The Oxoid Mannual of Culture Media, Ingredients and Other

Laboratory Services, Fifth Edition. Published by Oxoid Limited,

Wade Road. Basingtoke,Hampshire.

Randazzo, C. L., Restuccia, C., Romano, A. D., dan Caggia, C. 2004.

Lactobacillus casei, Dominant Species in Naturally Fermented

Sicilian Green Olives. International Journal of Food Microbiology

90: 9 - 14.

Tamime, A.Y. dan R.K. Robinson. 1999. Yoghurt: Science and Technology, 2nd

Edition. CRC Press. Boston.