Abstrak Makalah Dr Erwin C, SpGK, M.gizi

4
Nutrisi pada Gagal Ginjal dr Erwin Christianto, M.Gizi SpGK Spesialis gizi klinik EKA Hospital Pekanbaru Gagal Ginjal merupakan suatu keadaan dimana fungsi ginjal mengalami penurunan hingga tidak lagi mampu mengangkut sampah metabolik, menyaring elektrolit, serta menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh. Dalam penatalaksanaan gagal ginjal, beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain ialah aspek terapi penyakit primer dan komplikasinya, aspek terapi nutrisi medis/medical nutrition therapy(MNT), manajemen cairan (termasuk penggunaan diuretik), serta terapi pengganti ginjal (transplantasi, hemodialisis, atau dialisis peritoneal). Manajemen nutrisi termasuk salah satu pilar yang sangat penting karena kebiasaan makan yang tidak tepat dapat berdampak serius pada progresivitas penyakit. Seperti telah diketahui, kebutuhan nutrisi pasien penyakit ginjal kronis berbeda dengan kebutuhan orang normal. Hal ini disebabkan sejumlah faktor khususnya karena perjalanan penyakit ginjal itu sendiri; antara lain faktor hiperkatabolisme, toksin uremia yang berlebihan, serta gangguan ekskresi toksin dan cairan akibat kerusakan fungsi filtrasi ginjal. Oleh karena itu pasien penyakit ginjal kronis, khususnya tahap akhir, membutuhkan pengaturan nutrisi khusus. TERAPI NUTRISI UNTUK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS 1. Energi Asupan energi (kalori) untuk pasien penyakit ginjal kronis harus cukup tidak saja untuk menghindari kejadian malnutrisi, namun juag agar tidak terjadi pemakaian protein dan lemak sebagaiu sumber energy( protein and fat sparring). Malnutrisi sendiri merupakan salah satu komplikasi tersering pada gagal ginjal, yang diakibatkan oleh ketatnya pembatasan energi dan protein, serta menurunnya

description

ftttf

Transcript of Abstrak Makalah Dr Erwin C, SpGK, M.gizi

Nutrisi pada Gagal Ginjal

dr Erwin Christianto, M.Gizi SpGK

Spesialis gizi klinik EKA Hospital Pekanbaru

Gagal Ginjal merupakan suatu keadaan dimana fungsi ginjal mengalami

penurunan hingga tidak lagi mampu mengangkut sampah metabolik, menyaring

elektrolit, serta menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh. Dalam

penatalaksanaan gagal ginjal, beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara

lain ialah aspek terapi penyakit primer dan komplikasinya, aspek terapi nutrisi

medis/medical nutrition therapy(MNT), manajemen cairan (termasuk

penggunaan diuretik), serta terapi pengganti ginjal (transplantasi, hemodialisis,

atau dialisis peritoneal).

Manajemen nutrisi termasuk salah satu pilar yang sangat penting karena

kebiasaan makan yang tidak tepat dapat berdampak serius pada progresivitas

penyakit.

Seperti telah diketahui, kebutuhan nutrisi pasien penyakit ginjal kronis berbeda

dengan

kebutuhan orang normal. Hal ini disebabkan sejumlah faktor khususnya karena

perjalanan penyakit ginjal itu sendiri; antara lain faktor hiperkatabolisme, toksin

uremia yang berlebihan, serta gangguan ekskresi toksin dan cairan akibat

kerusakan fungsi filtrasi ginjal. Oleh karena itu pasien penyakit ginjal kronis,

khususnya tahap akhir, membutuhkan pengaturan nutrisi khusus.

TERAPI NUTRISI UNTUK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS

1. Energi

Asupan energi (kalori) untuk pasien penyakit ginjal kronis harus cukup tidak saja

untuk menghindari kejadian malnutrisi, namun juag agar tidak terjadi pemakaian

protein dan lemak sebagaiu sumber energy(protein and fat sparring). Malnutrisi

sendiri merupakan salah satu komplikasi tersering pada gagal ginjal, yang

diakibatkan oleh ketatnya pembatasan energi dan protein, serta menurunnya

nafsu makan

Menurut panduan National Kidney Foundation/Kidney Dialysis Outcomes Quality

Initiative

(NKF K/DOQI, 2000), anjuran asupan energi untuk pasien penyakit ginjal kronis

adalah 35 kkal/kgBB/hari untuk pasien dewasa dan 30-35 kkal/kgBB/hari untuk

pasien kelompok usia lanjut.

Sedangkan menurut European Best Practice Guidelines(EBPG, 2007) anjuran

asupan energi adalah 30-40 kkal/kgBB/hari.

2. Protein

Protein merupakan salah satu komponen nutrisi yang menjadi fokus utama

dalam terapi gizi medis penyakit ginjal kronis. Pemberian protein kepada pasien

penyakit ginjal kronis memerlukan ketepatan; jika terlalu banyak melebihi

kebutuhan hariannya, dapat timbul antara lain komplikasi uremia, gejala-gejala

bendungan cairan (edema), dan perburukan penyakit ginjal. Sebaliknya jika

diberikan terlalu sedikit, pasien cenderung akan mengalami malnutrisi energi

protein dan dehidrasi; yang juga dapat memperburuk penyakit ginjalnya.

Prinsip utamanya adalah bahwa pada pasien penyakit ginjal kronis tahap

predialisis, pembatasan asupan protein sangat penting untuk memperlambat

progresivitas penyakit ginjal. Sedangkan pada pasien yang sudah menjalani

dialisis, baik hemodialisis maupun dialisis peritoneal, asupan protein justru harus

ditambah untuk mengimbangi jumlah protein yang hilang pada saat proses

dialisis dilakukan.

Memilih jenis protein yang boleh diberikan kepada pasien juga harus mendapat

perhatian khusus, karena pasien penyakit ginjal kronis perlu mendapatkan

asupan protein bernilai

biologis tinggi, yang memiliki kandungan asam amino esensial dan nonesensial

lengkap.

3. Lemak

Anjuran asupan lemak pada pasien penyakit ginjal kronis disamakan dengan

orang sehat,

yaitu meliputi 30% total asupan kalori harian, dengan rasio asam lemak tak jenuh

terhadap

asam lemak jenuh tidak kurang dari 1:13

EBPG (2007) menganjurkan agar asupan lemak diatur sedemikian sehingga

kadar kolesterol total pasien tidak kurang dari 150 mg/dL; karena kadar

kolesterol yang terlalu rendah

berhubungan secara signifikan dengan prognosis penyakit ginjal kronis yang

kurang baik.

4. Vitamin dan mineral

Pada penyakit ginjal kronis, beberapa vitamin mengalami perubahan

metabolisme sehubungan dengan perjalanan penyakit itu sendiri, dengan

berkurangnya asupan makanan, ataupun dengan dialisis yang dilakukan.

Misalnya kebutuhan vitamin B6 meningkat pada pasien ginjal dengan anemia

yang mendapat terapi erythropoietin, dan kebutuhan asam folat meningkat

karena kecenderungan pasien ginjal mengalami hiperhomosisteinemia.

Sedangkan untuk mineral; natrium, kalium, dan fosfor merupakan contoh mineral

yang perlu dibatasi, namun di sisi lain, zat besi, zinc, dan selenium, yang sering

turun kadarnya pada pasien ginjal; seringkali memerlukan suplementasi khusus.

5. Air

Asupan air untuk penderita penyakit ginjal kronis harus diperhatikan agar tidak

memberatkan kerja jantung maupun ginjal. Untuk pasien predialisis, jika pasien

dapat mentoleransi, air boleh diberikan sampai dengan 3000 mL per hari. Namun

pada pasien dialisis, yang umumnya sudah berada dalam stadium penyakit ginjal

kronis sangat lanjut, anjuran asupan air adalah tidak lebih dari 1500 mL per

hari3. Biasanya, asupan air untuk pasien penyakit ginjal kronis tahap dialisis

dihitung berdasarkan keluaran urine per 24 jam terakhir, ditambah dengan 500

mL. Cairan tidak hanya diperhitungkan dari air yang diminum, tetapi juga dari

makanan yang kandungan airnya tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

1. National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (K/DOQI). Clinical practice guidelines for chronic kidney disease: evaluation, classifi cation, and stratifi cation. Am J Kidney Dis 2002; 39 (2 suppl 1): S18-S266.

2. Arora P et al. Chronic Kidney Disease Treatment & Management [Internet]. 2013 [updated 2013 Aug 5, cited 2013 Aug 27]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/238798-treatment.

3. Kopple JD, Massry SG. Nutritional Management of Renal Disease. Pennsylvania, United States: Williams & Wilkins, 1997: 17.

4. Kidney Health Australia. Nutrition and CKD - Some Basic Facts [Internet]. 2013 [updated 2013 Aug26; cited 2013 Sep 13]. Available from: http://www.kidney.org.au/ForPatients/Management/NutritionandCKD/tabid/705/Default.aspx.

5. NKF/KDOQI Nutrition in Chronic Renal Failure Guideline. Am J Kidney Dis 2000; 35 (6): S58.

6. Fouque D, Vennegoor M, Wee PT, Wanner C, Basci A, Canaud B et al. EBPG Guideline on Nutrition. Nephrol Dial Transplant 2007; 22 [Suppl 2]: ii45–ii87.

7.European Dialysis and Transplantation Nurses Association/European Renal Care Association (EDTNA/ERCA). European Guidelines for the Nutritional Care of Adult Renal Patients[Internet]. 2002 [updated 2002 Oct 1; cited 2013 Sep 13]. Available from: http://www.eesc.europa.eu/self-and-coregulation/documents/codes/private/086-private-act.pdf.