Abstrak kti

1
Abstrak Bulu ayam merupakan hasil samping industri pemotongan ayam yang cukup potensial sebagai alternative bahan baku pakan ikan. Industri perunggasan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya. Populasi ayam pedaging di Indonesia pada 2010 mencapai 1.249.952.000 ekor. Setiap satu ekor ternak unggas yang dipotong, didapatkan bulu sebanyak ± 6% dari bobot hidup dengan bobot potong ±1,5 kg dan rata-rata umur pemotongan 35 hari. Sehingga ketersediaan dan kontinuitas bahan baku bulu ayam ini cukup terjaga. ayam ras pedaging mampu tumbuh dengan cepat dan mengkonversikan pakan lebih baik dibandingkan unggas lain. Potensi tersebut dapat terwujud dengan pengelolaan yang memadai. Salah satu hal yang sudah umum dilakukan pada pemeliharaan ayam broiler adalah memberikan imbuhan pakan (feed additive) sebagai pemacu pertumbuhan, meningkatkan efisiensi produksi dan sebagai pencegah terhadap penyakit. Banyak tanaman yang terdapat di Indonesia yang mempunyai potensi untuk dijadikan imbuhan pakan. Salah satu tanaman tersebut adalah tanaman yang dijuluki ‘miracle plant’ yaitu lidah buaya atau Aloe vera dan sudah banyak digunakan untuk kepentingan manusia. Tanaman ini banyak mengandung zat‐zat yang dapat memacu metabolisme, seperti kelompok antrakuinon, berbagai mineral, vitamin, enzim dan asam amino (Anderson, 1983, Heyne, 1987), oleh karena itu kemungkinan besar tanaman ini dapat dijadikan imbuhan pakan alami. Pemanfaatan bulu ayam sebagai bahan baku pakan ternak, harus didahului beberapa perlakuan untuk memecah ikatan sulfur dari sistin yang membentuk keratin dalam bulu ayam. Perlakuan tersebut antara lain secara fisika dengan temperatur dan tekanan, perlakuan kimia dengan menggunakan asam dan basa, perlakuan biologis dengan enzim atau mikroba, serta kombinasi ketiganya. Bulu ayam yang telah mengalami perlakuan dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku pakan ternak KATAKUNCI: bulu ayam, protein kasar, pakan ikan

description

bjnmnmnm

Transcript of Abstrak kti

Page 1: Abstrak kti

Abstrak

Bulu ayam merupakan hasil samping industri pemotongan ayam yang cukup potensial sebagai alternative bahan baku pakan ikan. Industri perunggasan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya. Populasi ayam pedaging di Indonesia pada 2010 mencapai 1.249.952.000 ekor. Setiap satu ekor ternak unggas yang dipotong, didapatkan bulu sebanyak ± 6% dari bobot hidup dengan bobot potong ±1,5 kg dan rata-rata umur pemotongan 35 hari. Sehingga ketersediaan dan kontinuitas bahan baku bulu ayam ini cukup terjaga. ayam ras pedaging mampu tumbuh dengan cepat dan mengkonversikan pakan lebih baik dibandingkan unggas lain. Potensi tersebut dapat terwujud dengan pengelolaan yang memadai. Salah satu hal yang sudah umum dilakukan pada pemeliharaan ayam broiler adalah memberikan imbuhan pakan (feed additive) sebagai pemacu pertumbuhan, meningkatkan efisiensi produksi dan sebagai pencegah terhadap penyakit. Banyak tanaman yang terdapat di Indonesia yang mempunyai potensi untuk dijadikan imbuhan pakan. Salah satu tanaman tersebut adalah tanaman yang dijuluki ‘miracle plant’ yaitu lidah buaya atau Aloe vera dan sudah banyak digunakan untuk kepentingan manusia. Tanaman ini banyak mengandung zat‐zat yang dapat memacu metabolisme, seperti kelompok antrakuinon, berbagai mineral, vitamin, enzim dan asam amino (Anderson, 1983, Heyne, 1987), oleh karena itu kemungkinan besar tanaman ini dapat dijadikan imbuhan pakan alami.

Pemanfaatan bulu ayam sebagai bahan baku pakan ternak, harus didahului beberapa perlakuan untuk memecah ikatan sulfur dari sistin yang membentuk keratin dalam bulu ayam. Perlakuan tersebut antara lain secara fisika dengan temperatur dan tekanan, perlakuan kimia dengan menggunakan asam dan basa, perlakuan biologis dengan enzim atau mikroba, serta kombinasi ketiganya. Bulu ayam yang telah mengalami perlakuan dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku pakan ternakKATAKUNCI: bulu ayam, protein kasar, pakan ikan