ABSTRAK - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah...
-
Upload
truongngoc -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of ABSTRAK - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah...
iv
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang berpengaruhkah Peranan pendidikan agama Islam terhadap Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan narkotika. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, persiapan penelitian, dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan metode komparasional tes “t”, sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu: teknik observasi, wawancara, dan penyebaran angket. Populasi dan sampel, populasi dari sasaran penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XI MAN 1 Grogol yang berjumlah 141 orang, dan peneliti menentukan responden sebanyak 35% yaitu 50 orang yang akan dijadikan sampel dengan teknik random sampling, yakni pengambilan sampel acak sederhana. Untuk mengetahui peranan pendidikan agama Islam terhadap upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa adanya peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, Dilihat dari hasil penulis lakukan. Dengan to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99 dan 2,63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% dengan demikian hipotesis diterima, ini berarti adanya peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta–Barat. Dari hasil Nilai rata-rata jawaban responden (angket) menyatakan bahwa dalam peranan pendidikan agama Islam kategori baik.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim......
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam yang maha pengasih dan penyayang, yang telah memberikan nikmat kepada
hambanya. Berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.
Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw.,
keluarga, dan para sahabatnya, dan semoga sampai kepada umatnya yang
senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Karya tulis yang berjudul “Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam
Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta –
Barat``, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I).
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan
biaya telah diupayakan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki demi terselesaikannya skripsi ini. Namun, kiranya penelitian yang tertuang
dalam skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Dekan Prof. DR. Dede Rosyada, MA dan pembantu Dekan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Jurusan Drs. Bahrisalim, M.Ag dan sekertaris jurusan Drs.
Sapiudin Shidiq, M.Ag Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
x
3. Bpk. Zaimudin , selaku Dosen Pembimbing skripsi, terima kasih atas
segala waktu, tenaga, ilmu, kesabaran, dan keikhlasannya dalam
memberikan ilmu serta membimbing dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat
bagi kami semua.
5. Kepala Sekolah MAN 1 Grogol Jakarta Barat, yang telah mengizinkan
penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, serta para
guru dan pegawai yang telah banyak membantu penulis.
6. Pimpinan Perpustakaan Utama, Perpustakaan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Nasional yang dalam penulisan
skripsi ini memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan
pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi
ini.
7. Orang Tua tercinta, Bapak Nurdin HA dan ibu Nunung Muthoyah
dengan segala perhatian, bimbingan, dorongan dan cinta kasih
sayangnya dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat
menempuh jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dengan
baik. Semoga segala jasa dan upaya yang telah diberikan menjadi amal
shaleh dan diterima di sisi Allah SWT. amin.
8. Adiku tercinta (Lailatul Ramdhania) terima kasih atas segala do’a, dan
semangatnya.
9. Kepada Kakakku (Miftahul Jannah) dengan segala perhatian,
bimbingan serta kasih sayangnya memotivasi penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat terdekat (Semy, Syahri, Mae, Andri, Didi, Mahfud,
Iam, Nurul) dan sahabat-sahabat dirumah yang selalu menghiasi hari-
hari penulis dengan kebersamaan, keceriaan dan kebahagiaan yang
begitu besar. Semoga ukhuwah kita tetap terjaga dan dirahmati oleh
Allah SWT.
xi
11. Teruntuk ``Some One`` (Fany Pradipta Hardiansyah) yang selalu
mensuport dan mendoakan penulis walaupun selalu terhalang jarak dan
waktu. Semoga Allah akan memberikan kemudahan pada Kita dalam
menempuh proses menuju jalan yang di Ridhoi oleh-Nya.
12. Teman-teman Mahasiswa FITK angkatan 2006 khususnya mahasiswa
PAI kelas B yang telah memberikan semangat, dukungan, serta
menghiasi dengan kebersamaan, semoga persaudaraan kita tetap
terjaga.
Akhirnya penulis hanya berdo’a semoga bantuan mereka semua
menjadi amal ibadah yang mendapat balasan dari Allah SWT. Setelah
Penulis berusaha dan berdo’a, penulis juga berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. amin.
Jakarta, 03 Desember 2010
Penulis
(Pratiwi Khoirunnisa)
DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………………………………........i
Persetujuan Pembimbing ...............................................................................................ii
Lembar pengesahan tim Ujian Munaqosah ..................................................................iii
Abstrak .........................................................................................................................iv
Pernyataan yang dilakukan Telaah Studi Pustaka .........................................................v
KATA PENGANTAR ................................................................................................vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. ....1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………........1
B. Kajian Pustaka .................................................................................... ..3
C. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah.................3
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................4
F. Metodologi Penelitian ...........................................................................4
1. Populasi dan Sampel .........................................................................4
2. Tempat dan waktu Penelitian ............................................................5
3. Teknik Pengumpulan data .................................................................5
4. Teknik Analisis Data .........................................................................6
BAB II : KAJIAN TEORITIS
A. Pendidikan Agama Islam ....................................................................10
1. Pengertian Peranan ........................................................................10
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam.............................................11
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................................13
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ....................................16
B. Narkotika .............................................................................................17
1. Pengertian Narkotika .....................................................................17
2. Jenis dan Dampak Narkotika ........................................................ 20
3. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Narkotika ......................... 22
4. Bahaya Narkotika ..........................................................................27
5. Manfaat Narkotika ........................................................................ 28
6. Faktor – Faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan
narkotika.........................................................................................32
C. Kerangka Berfikir ................................................................................36
D. Hipotesis ..............................................................................................37
BAB III GAMBARAN UMUM MAN 1 GROGOL JAKARTA BARAT
A. Gambaran Umum MAN 1 ...................................................................38
1. Sejarah Berdirinya MAN 1 Grogol ................................................38
2. Visi, Misi dan Tujuan ....................................................................39
3. Struktur Organisasi ........................................................................40
4. Keadaan Sarana dan Prasarana ......................................................41
5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ...........................................42
B. Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol
Jakarta Barat ........................................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisa dan Interpretasi Data ...............................................................47
B. Analisa Data .........................................................................................80
C. Interpretasi Data ……………………………………………………...87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................91
B. Saran ......................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................93
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini, banyak orang yang sukses dalam karir diliputi oleh suasana
kecemasan hidup. Munculah penyakit psikosomatik, seperti sakit lambung yang
kronis, sakit jantung, disfungsi dalam kehidupan seksnya, dan lain-lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa; narkotika-psikotropika dan HIV
AIDS merupakan ancaman berbahaya, di mana dampak negatifnya telah
berkembang dari isu nasional menjadi bencana nasional. Ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin maju, turut mendorong perkembangan dalam proses
produksi berbagai jenis narkotika tersebut. Masalah utama yang sedang di hadapi
oleh masyarakat dan bangsa Indonesia adalah ketidakpastian secara fundamental
di bidang hukum, moral, norma, nilai, dan etika kehidupan.1
Keterlibatan para mahasiswa dan pelajar dalam masalah penggunaan
Narkotika salah satunya adalah karena faktor pendidikan keagamaan yang sangat
kurang. Pada tahun 2005 siswa sekolah MAN 1 pernah ada yang terjerumus
dalam Narkotika, karena pengaruh pergaulan di luar yang memang bebas. Anak
ini pendiam tapi dia mencari kepuasan dalam dirinya dengan menggunakan obat-
obatan haram. Pada akhirnya pihak sekolah mulai memperketat peraturan sekolah.
Dengan mengadakan rajia dan memperhatikan anak dengan pendekatan-
pendekatan yang dilakukan oleh para guru-guru, khususnya guru Agama dengan
1 BNN RI, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007)
2
membimbing siswa dan siswinya melalui pemahaman-pemahaman agama yang
lebih mendalam.
Kini MAN 1 telah memetik hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh
para guru-guru. Tahun ke tahun perubahan pada siswa dan siswi amat sangat baik
tak ada lagi yang menggunakan Narkotika, tak ada lagi yang bolos, menjadi lebih
disiplin. Peranan pendidikan Agama Islam sangatlah berpengaruh pada akhlak
siswa dan siswi. Oleh karnanya peranan pendidikan agama Islam merupakan salah
satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan dari pendidikan di sekolah. Karena
pendidikan agama Islam merupakan salah satu kunci untuk terbentuknya
kepribadian anak agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan Narkotika.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan
karakter manusia. Usia remaja adalah usia rawan dan seringkali menerima apa
saja yang datang dari luar, di mana kemampuan berfikir logis mulai berkembang,
kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi pendidikan akan mempercepat
perkembangan daya tangkap dan pemahaman, namun kemampuan menyaring dan
memilih yang baik dan buruk belum tumbuh sempurna kecenderungan untuk
meniru masih tinggi, segala bentuk tingkah laku dalam kehidupan banyak
terpengaruh oleh hal-hal yang terlihat, terbaca, terdengar. Oleh karena itu,
perlunya diberikan pendidikan yang menyeluruh baik itu pendidikan yang berupa
agama atau pendidikan lainnya yang diberikan orang tua atau orang dewasa
lainnya.
Zat-zat yang sering di gunakan Pencandu dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Opioda, misalnya: Morfien, Heroin, Pethida, Kodein dan Candu
2. Ganja (Kanabis, Marjuana, Hashis)
3. Kokain dan daun koka
4. Alkohol yang terdapat pada minuman keras
5. Ampetamin
6. Halusinogen, misalnya LCD, Mesalain, Psilosin dan Psilosibin
7. Sedative dan hipotika
8. PCD (Fresiklidin)
3
9. Nikotin yang terdapat pada tembakau.
10. Kafein yang terdapat pada kopi, teh dan minuman kola.
Semua zat yang disebutkan di atas mempunyai pengaruh pada susunan
syaraf pusat sehingga disebut zat psikotropika atau psikoaktif. Tidak semua zat
Psikotropika yang ada di atas dapat menimbulkan adiksi (ketergantungan
/kecanduan).2
B. Kajian Pustaka
Selama observasi, penulis telah melakukan penelitian kajian pustaka baik
di Kampus maupun di Perpustakaan Nasional tetapi sejauh ini penulis belum
menemukan judul yang sama dengan judul yang di angkat oleh penulis.
Demikian pula dengan hasil wawancara yang dilakukan di tempat
penelitian (MAN 1 Grogol Jakarta Barat), tidak ada judul yang sama dengan judul
skripsi penulis. Memang di MAN 1 juga banyak yang melakukan penelitian, akan
tetapi dengan waktu yang berbeda, aspek yang berbeda sehingga objeknya pun
berbeda pula.
Dengan demikian, maka skripsi ini asli hasil karya penulis yang dilakukan
selama penelitian berlangsung.
C. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah-
masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh pendidikan agama Islam terhadap uapaya mengantisipasi
penyalahgunaan Narkotika
2. Bagaimanakah bentuk-bentuk pendidikan agama dalam mengantisipasi
penyalahgunaan Narkotika
2. Pembatasan dan Perumusan Masalah
a. Pembatasan Masalah
Karena luasnya permasalahan yang akan dikemukakan, maka perlu adanya
pembatasan masalah agar tidak menghamburkan pengertian pembaca. dalam hal
2 Satya Joewarna, Gangguan Penggunaan Zat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1989) hal.02
4
ini hanya dibatasi pada masalah : Peranan Pendidikan Agama Islam dalam upaya
Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika.
b. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Berpengaruhkah Peranan Pendidikan Agama Islam teradap Upaya
Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat”
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat :
a. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap upaya
mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat berpengaruh terhadap
penyalahgunaan narkoba
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat :
a. Memberi kontribusi dalam perkembangan wawasan keilmuan khususnya di
kalangan insan akademisi dan masyarakat umum
b. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas
Syarif Hidayatullah Jakarta Khususnya dan Masyarakat pada umumnya dalam
pengkajian hal-hal berhubungan dengan narkoba
F. Metodologi Penelitian
Pemmbahasan metodologi penelitian dalam skripsi ini terdiri dari :
1. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi, tetapi jika akan meneliti sebagian dari populasi,
maka penelitiannya merupakan penelitian sampel, karena sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti.
Dari penjelasan di atas maka populasi dari sasaran penelitian ini adalah
siswa – siswi kelas XI MAN 1 Grogol yang berjumlah 141 orang, dan peneliti
5
menentukan responden sebanyak 35% yaitu 50 orang yang akan dijadikan sampel
dengan teknik random sampling, yakni pengambilan sampel acak sederhana.
Mengenai pengambilan sampel penulis memakai teknik random sampling
dengan cara undian bebas, teknik penelitian sampel tersebut dinamakan teknik
proposional random sampling jelasnya proposional random sampling adalah salah
satu metode penelitian sampel yang berfungsi agar sub populasi diambil secara
merata dengan besar kecilnya tiap sub populasi tersebut.
2. Variabel Penelitian
Dalam variabel ini akan di lihat pengaruh suatu pernyataan artinya di
dalam sebuah pernyataan ada variabel yang mempengaruhi disebut variabel
penyebab, variabel bebas atau independend (X). Sedangkan variabel terikat atau
dependend variabel (Y).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi
menjadi dua variabel penelitian yaitu :
a. Variabel Bebas (Independen variabel) yaitu mengenai peranan pendidikan
agama Islam di MAN 1 Grogol.
b. Variabel Terikat (Dependen Variabel) mengantisipasi penyalahgunaan
narkotika
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis yaitu di MAN 1
Grogol Jakarta Barat. Di Jl. Rawa Bahagia I nomor 28 Grogol Jakarta Barat,
Penulis melakukan penelitian sekitar satu bulan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa metode yang sesuai
dengan jenis penelitian, metode-metode tersebut adalah :
a. Observasi
Digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan
pematangan langsung. Dari pengamatan ini remaja atau siswa/siswi yang ada di
MAN 1 Grogol yang dikeluarkan karna menggunakan Narkotika biasanya tingkah
lakunya cenderung ke arah negatif baik dari segi fisik psikologi maupun sosial.
6
Melalui teknik ini, penulis mengunjungi langsung MAN Grogol Jakarta
Barat untuk mengamati langsung kondisi, guru, karyawan, sarana dan prasarana
madrasah, serta kegiatan yang dilaksanakan siswa siswi.
b. Interview (wawancara)
Metode interview atau wawancara digunakan untuk memperoleh data
dengan jalan mengadakan tanya jawab sehingga keterangan yang diperoleh akan
lebih jelas, cepat dan dapat menimbulkan hubungan pribadi yang akrab.
Di sini penulis melakukan komunikasi langsung dengan Kepala Madrasah
dan Staf Tata Usaha (TU) untuk mendapatkan data mengenai masalah yang
menjadi objek penelitian.
c. Angket
Digunakan untuk memperoleh data secara tertulis dengan melalui jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan dijawab langsung oleh responden
secara tertulis agar mereka mudah menjawab pertanyaan sesuai dengan isi hatinya
dan untuk lebih meyakinkan mereka tentang orang-orang yang melakukan
penelitian serta maksud dan tujuannya.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data selanjutnya data
tersebut diolah. Pengolahan data sering juga disebut analisis data. Secara garis
besar analisis data meliputi tiga langkah yaitu :
a. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
1). Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden
2). Mengecek kelengkapan data artinya memeriksa isi instrument
pengumpulan data.
3). Mengecek macam rincian data jika di dalam instrument termuat sebuah
atau beberapa item yang di isi tidak tahu atau isian bukan yang
dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan
variabel pokok, maka item ini perlu diajukan lagi dalam wawancara.
Dalam langkah persiapan ini adalah mamilih atau menyeleksi data
sedemikian rupa. Sehingga hanya data yang relevan yang terpakai saja yang
7
tinggal. Langkah persiapan ini bermaksud merapikan data agar bersih, rapi, dan
tinggal mengadakan pengelola data lanjutan dan atau analisis data.
b. Tabulasi
Termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain :
1). Memberikan scoring atau skor terhadap item-item yang perlu di beri skor,
misalnya : tes, angket atau pilihan ganda, rating scale dan sebagainya.
2). Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
3). Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik
nalisis yang akan digunakan.
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian korelasi yang bertujuan untuk
menentukan ada tidaknya peranan dan apabila ada, bagaimana tingkat keeratan
hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara presentase. Perhitungan
ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar respon siswa dalam
mengantisipasi penyalahgunaan narkotika berdasarkan masalah (problem based
learning)
Adapun presentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban yang dibagi
jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistic (Presentase) sebagai
berikut:
%100Nfp
Keterangan:
P = Presentase Jawaban
F = Jawaban rata – rata siswa pada semua pertanyaan
N = Jumlah nilai tertinggi dari angket
Dimana untuk mencari nilai S digunakan rumus sebagai berikut :
N
XS
Keterangan:
S = Jawaban rata – rata siswa pada semua pertanyaan
8
x = Jumlah total skor
N = Jumlah skor
Adapun langkah – langkah adalah sebagai berikut:
1. Mencari Mean Variabel X1 dengan rumus :
1
11
NX
M
2. Mencari Mean Variabel X2 dengan rumus
22
2N
yM
3. Mencari deviasi skor Variabel X1, dengan rumus :
X1= X1-M1
4. Mencari deviasi skor Variabel X2, dengan rumus :
y2= y2-M2
5. Menguadratkan X1 , lalu dijumlah: diperoleh
6. Menguadratkan y2, lalu dijumlahkan: diperoleh
7. Mencari to dengan rumus :
)2.1)(221()21)(21(
2122
NNNNNNyx
MMto
8. Memberikan interpretasi terhadap t dengan menggunakan table nilai ``t``,
dengan langkah-langkah sebagai berikut;
a. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari Hipotesis yang telah diajukan,
dengan jalan membandingkan dengan besarnya ``to`` yang telah diperoleh
dalam perhitungan dengan besarnya ``to`` tercantum dalam Tabel Nilai
``to`` dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of
freedomnya (db) yang dirumuskan sebagai berikut:
Df atau db = (N1+N2)-2
9
Keterangan:
Df atau db = degrees of freedom atau drajat kebebasan
N1 = Banyak subyek kelompok I (Jumlah sampel kelompok I)
N2 = Banyak subyek kelompok II (Jumlah sampel kelompok II)
Setelah (db) atau (df) diperoleh, maka besarnya ``to`` yang tercantum dalam
Table Nilai ``t`` dapat dicari, baik taraf yang signifikan 5% maupun 1% jika to
sama dengan atau lebih besar dari pada harga kritik ``to`` yang tercantum dalam
table, maka Hipotesis alternatif diterima, berarti perbedaan mean dari kedua
sampel itu adalah perbedaan yang signifikan.
Jika to lebih kecil dari pada ``t`` table, maka Hipotesis Nihil, disetujui atau
diterima: sebaiknya hipotesa alternatif ditolak. Berarti perbedaan mean dua
sampel itu bukanlah perbedaan yang berarti atau bukan perbedaan yang
signifikan.3
3 Anas Sudijono, Pengantar statistik Pendidikan, (Jakarta : Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-12 h.347
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Perana
Peranan, menurut Bruce. J Biddle dan Erwin J. Thomas adalah: ``suatu
penjelasan yang menunjukkan konotasi social, berarti peranan sebagai suatu
fungsi yang dibawa oleh seseorang atau subyek pelaku ketika menduduki suatu
karakteristik (posisi) dalam struktur social.1 Menurut Edy Suhartono adalah:
``merupakan seperangkat patokan yang membatasi apa prilaku yang mesti
dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi``2. Seperti peranan guru
agama dalam membimbing anak didiknya, dimana ia menjadi pendidik dan
pengajar yang member teladan pada anak didiknya. Dengan demikian pengertian
peranan adalah bagian atau tindakan atau tugas yang dilakukan seseorang atau
subyek pelaku dalam suautu peristiwa atau keadaan. Kalau pengertian ini
dikaitkan dengan pendidikan Islam adalah, bahwa bahwa pendidikan Islam dalam
struktur social mempunyai struktur yang utama terhadap suatu pristiwa apapun
dan pendidikan Islam dalam masyarakat sebagai bentuk sosial atau transpormasi
social. Dengan kata lain pendidikan Islam mempunyai peranan dan fungsi utama
di dalam kehidupan masyarakat, Negara, dan seluruh bangsa secara menyeluruh
dibelahan bumi.
1 Bruce J. Biddle & Edwin J. Thomas, Rote Theori Concept and and Research, (New Yourk:
John Willey and Sons, Inc, 1996), hal.10 2 Edy Suhartono, Teori Peranan Konsep, Deripasi dan Implikasinya, (Jakarta: PT.
Gramedika, Pustaka Utama, tahun 1994), h. 15
11
Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam lingkungan sosial. Oleh
karena itu pendidikan agama Islam merupakan pelaku, pelaksanaan dan
penggerak dalam proses sosial bagi manusia.
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan sebagai usaha dalam membina dan mengembangkan
kepribadian manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus
berlangsung secara bertahap. Tidak ada makhluk ciptaan Tuhan dimuka bumi ini
yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa melalui proses.
Pendidikan yang berlangsung melalui proses bagi pertumbuhan dan
perkembangan manusia, dilihat dari prinsip pandangan Islam adalah bersifat
tabi’iyah artinya sesuai dengan tabiat hidup manusia.3 Oleh karena itu tidak
bertentangan dengan sunatullah yang ditetapkan Allah SWT atas manusia.
Akan tetapi tujuan pendidikan adalah memberikan arah bagi proses
pendidikan. Dan bertujuan mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik
optimal kemampuannya agar terbukti kepribadian yang utuh sebagai manusia.
Secara etimologi pendidikan berasal dari kata “didik” yang menjadi proses
pengubahan tingkahlaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dari latihan – latihan.4
Adapun secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembimbingan,
pembelajaran atau pelatihan terhadap manusia agar nantinya menjadi orang Islam,
yang berkehidupan secara mampu melaksanankan peranan dan tugas-tugas hidup
sebagai muslim yang jika di indonesiakan menjadi orang muslim.5
Adapun secara terminology H.M. Arifin, dalam bukunya mengatakan
bahwa pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing
3 Drs. Abdul Gafar Irfan Re-Fomulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Pest Agung,2003) 4 Departement Pendidikan dan kebudayaan, GBPP BMU, 1995 5 Tim Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Malang Dasar-dasar KependidikanIslam.(Surabaya:
Karya Aditama. 1996) h. 6
12
dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik didalam
pendidikan formal maupun pendidikan non formal.6
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha menanamkan sesuatu kepada peserta didik melalui berbagai
kegiatan yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja, berupa bimbingan,
pimpinan, bantuan, pengajaran dan latihan yang ditunjukan kepada peserta didik
dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya menuju tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat
didalamnya berlangsung kegiatan proses pendidikan.
Setelah menguaraikan tentang kegiatan pendidikan, selanjutnya penulis
akan mengemukakan tentang pengertian pendidikan agama Islam yang dikutip
dari beberapa pendapat para ahli pendidikan Islam.
Dr. Ali Ashraf menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Horison Baru
Pendidikan Islam bahwa pendidikan agama Islam yaitu “pendidikan yang melatih
siswa sedemikian rupa, sehingga dalam prilaku mereka terhadap kehidupan,
langkah-langkah dan keputusannya diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat
dirasakan”.7
Sementara itu Dra. Zuhairini memberikan batasan pendidikan agama Islam
“sebagai usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai
dengan ajaran Islam, memikirkan, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-
nilai Islam”.8
Sejalan dengan itu Prof Dr. Zakiah Darajat berpendapat bahwa pendidikan
agama Islam adalah “usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik
agar kelak setelah menjelaskan pendidikannya sebagai pandangan hidup”.9
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan agama Islam adalah
usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan
ajaran Islam atau suatu proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja
6 H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama dilingkungan sekolah dan
keluarga (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 16. 7 Ali Asraf Hoison Baru Pendidikan Islam.(Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996), h. 23 8 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 9 Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara. 1996), Cet. Ke- , h. 86
13
terhadap anak didik yang dilandasi dengan ajaran Islam dalam pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohaninya menuju kepada terbentuknya kepribadian
yang utama (kepribadian muslim).
Dari uraian tersebut jelas bahwa proses kepribadian merupakan rangkaian
usaha bimbingan, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan
dasar kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan
pribadinya sebagai makhluk. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai
Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syari’ah dan akhlaq al-
karimah.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan
selesai. Pendidikan agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna
bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan
mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah SWT dan dengan
manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari
Alam semesta ini untuk hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.10
Tujuan pendidikan Agama Islam tidak lain untuk membentuk manusia
menjadi seorang muslim sejati, beriman dan beramal sholeh, sebagaimana telah
dicantumkan dalam sabda Nabi yang berbunyi :
اخیش تیقل الق اریزالع نب اهللا بدع نع رفاالص ورمع وأب اثن ئقرالم نمحالر بدع وأب اثندح
ملسو ھلیع اهللا ىلص اهللا ولسر ابحأص نم ادحأ تیقل ھل لتقف ایربك ابرعاال من لمالرب
ل وقی ھتعمس الق ولقی ھتعمس امف ھل تلقف اصالع نب ورمع نب اهللا دبع لقاف نم لتقف معن الق
ادغ تومت كأنك كترخآل لماعو ادأب شیعت كأنك اكیندل إعملArtinya : Hadist yang diriwayatkan oleh abdurohman, umar, Abdullah bin ijar
berkata : “Bekerjalah untuk kehidupan duniamu seolah-olah kamu akan
hidup abadi, bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati
besok”. (Riwayat Bukhori)11
10 Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002), hlm. 29 11 Sohih Bukhori, (juz 1). h.327
14
Jelas dari keterangan hadist di atas bahwa tujuan pendidikan dalam Islam
adalah untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Abdurrahman An
Nahlawi dalam bukunya mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam
adalah :
a. Menanamkan perasaan antara Cinta dan taat kepada Allah dalam hati yaitu
dengan mengingatkan hikmah Allah yang tidak terhitung banyaknya.
b. Menanamkan I’tiqad yang benar dan kepercayaan yang betul dalam dada
seseorang.
c. Menedidik anak-anak sejak kecil, agar mengikuti apa yang diperintahkan
Allah dan segala larangan-Nya, baik terhadap Allah maupun masyarakat,
yaitu dengan mengisi mereka agar takut pada Allah dan ingin akan
pahalanya.
d. Mendidik anak-anak sejak kecil dan membiasakan akhlak yang mulia dan
dapat kebiasaan yang baik.
e. Menjaga pelajar-pelajar supaya mengetahui macam-macam ibadat yang
wajib di kerjakan dan cara melakukannya, serta mengetahui hikmah-
hikmahnya dan faedah-faedahnya dan pengaruhnya untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Begitu juga mengajarkan hukum-
hukum agama yang perlu diketahui oleh tiap-tiap orang Islam, serta taat
mengikutinya.
f. Memberikan petunjuk mereka untuk hidup di dunia menuju akhirat.
g. Memberikan contoh dan tauladan yang baik serta pengajaran dan nasehat-
nasehat.
h. Membentuk warga Negara yang baik dan masyarakat yang baik yang
berbudi luhur dan berakhlak mulia serta berpegang teguh dengan ajaran
agama Islam.12
Dengan adanya penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan pada jiwa seseorang sejak kanak-
12 An Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat,
Jakarta:Gema Insani, Cet.1, 1995.
15
kanak agar memiliki jiwa yang teguh dalam I’tiqadnya, kepercayaannya terhadap
Allah SWT, dan memiliki budi pekerti yang luhur, serta dapat melaksanakan
ibadah sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kehidupan manusia
sehingga menggejala dalam prilaku lahiriahnya adalah cermin yang
memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalamnya jiwa manusia
sebagai produk dari proses pendidikan.13
Jika kita bicara tentang tujuan pendidikan Islam berarti berbicara tentang
nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan
pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan identitas Islami.
Sedangkan identitas Islami itu sendiri pada akhirnya adalah mengandung prilaku
manusia yang disadari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah sebagai
sumber kekuasaan yang mutlak yang harus dita’ati.
Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kehidupan manusia
sehingga mengejala dalam prilaku lahiriahnya adalah cermin yang
memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalamnya jiwa manusia
sebagai produk dari proses pendidikan.
Pendidikan haruslah menjadi manusia yang menghambakan dirinya
kepada Allah, Islam menghendaki agar manusia di didik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Tuhan.14
Prof. H.M. Arifin memberikan penjabaran yang lebih luas tentang tujuan
pendidikan agama Islam, yaitu “perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi
manusia yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang brakhir
pada hasil manusia yang berkpribadian Islam yang beriman, bertaqwa dan berilmu
pengetahuan”. 15
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah menanamkan nilai-nilai Islam dalam pribadi anak didik
13 Sahilun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problematika Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet.ke-1 14 Abdullah Nasih Ulwan,Al Ahwani , Pendidikan Anak dalan Islam , Terj.dari Tarbiyat al
Awlad Fial Islām oleh Jamaludin Miri, Jakarta: Pustaka Amani, cet.1, 1995.
15 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), Cet.ke- , h. 224
16
sehingga terbentuk suatu kepribadian yang utama yaitu kepribadian Islam yang
sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba yang taat.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya, karena pada dasarnya pendidikan agama Islam
merupakan transformasi nilai-nilai Islam sebagai substansi dari aspek kehidupan.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan antara lain :
a. Manusia dengan Allah SWT
b. Manusia dengan sesama manusia
c. Manusia dengan dirinya sendiri
d. Manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
e. Peserta didik, yaitu objek yang akan menerima pendidikan
f. Pendidik, yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan.
g. Materi pendidikan, yaitu sesuatu yang diberikan kepada peserta
didik saat berlangsungnya proses pendidikan.
h. Metode pendidikan, yaitu cara yang paling dapat dilakukan oleh
pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan.
i. Media pengajaran, yaitu sarana prasarana yang dapat membantu
proses pendidikan.
j. Evaluasi, yaitu memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan
kriteria tertentu. Hasilnya di peroleh dalam bentuk penilaian.16
Oleh karnanya penulis berpendapat, pendidikan agama Islam
sesungguhnya adalah pendidikan untuk pertumbuhan total seseorang anak didik
yang tidak terbatas pada pengajaran dari segi formalitas belaka, malainkan tentang
keseluruhan, tingkah laku yang akhirnya menuju pada pengertian-pengertiannya
yang konvesional dalam masyarakat. Adanya ruang lingkup pendidikan agama
Islam adalah agar pendidikan agama Islam lebih terarah dengan adanya
transformasi nilai-nilai Islam sebagai substansi.
16 Mahfud Shalahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), Cet.ke-
1, h
17
B. Narkotika
1. Pengertian Narkotika
Dengan semakin meluanya penyalahgunaan narkotika dan peredaran gelap
narkotika yang membawa dampak negatif bagi kehidupan pemakainya, baik orang
dewasa maupun anak remaja.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran dan menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri.17
Kata narkotika dalam bahasa Yunani juga disebut dengan “Narke” yang
berarti beku, lumpuh dan dungu, sedangkan Dalam buku ilmu kedokteran
kehakiman “Narkotika” berasal dari bahasa Yunani: “Narcotics”, adalah “setiap
obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri yang bersifat tumpul dan cepat
menimbulkan suatu keadaan stupor”18
Oleh karenanya narkotika sangatlah berbahaya apabila penggunaannya
disalahgunakan. Akan menjadi racun yang berbahaya bagi manusia. Obat adalah
bahan atau zat, yang berkhasiat menyembuhkan, akan tetapi penggunaannya harus
mengikuti aturan pakai, jika tidak dapat berbahaya dan berubah jadi racun.
Sedangkan NARKOBA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan
bahan adiktif lainnya. Narkoba adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong
makanan jika diminum, diisap,dihirup,ditelan, atau disuntikkan, berpengaruh
terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menyebabkan
ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun);
demikian juga fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan,
dan lain-lain).19
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia, Narkoba yaitu
narkotika seperti yang tercantum pada Undang-Undang No. 22 tahun 1997 secara
ringkas adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
17 BNN RI, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007), h. 28 18 Abdul Mu’min Idris, et al., Ilmu Kedokteran Kehakiman, (Jakarta: Gunung Agunng, 1985), Cet. Ke-.1, h. 5 19 BNN RI, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007), h. 28
18
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan I,II,III.
Psikotropika seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 5 tahun
1997, adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku.20
Dari definisi di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan narkoba adalah suatu zat yang dapat menurunkan kesadaran
juga dapat menimbulkan gejala-gejala fisik dan mental, apabila dipakai terus
menerus akan mengakibatkan akan terjadinya ketergantungan obat dengan kata
lain merupakan jenis obat yang subtansinya dilarang dan diatur penggunaannya
oleh Undang-Undang Republik Indonesia berdasarkan peraturan Nomor 22 dan
Nomor 5 tahun 1997, dan sesuai dengan pernyataan dari Departemen Kesehatan
Republik Indonesia bahwa bahan-bahan atau substansi yang telah diatur oleh
Undang-Undang RI itu dapat mempengaruhi kesehatan jiwa atau mental hingga
prilaku pemakainya. Tidak semua obat menimbulkan candu dan ketergantungan
pada pemakainya. Obat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan
adalah yang mempunyai beberapa ciri, yaitu:
1. Keinginan yang tak tertahan (an over powering desire) terhadap zat yang
dimaksud dan kalau perlu dengan jalan apapun untuk memperolehnya.
2. Kecenderungan untuk menambah takaran (dosis) sesuai dengan toleransi
tubuh.
3. Ketergantungan psikis (psikologikal dependent), apabila pemakai dihentikan
akan menimbulkan kecemasan, kegelisahan, depresi dan gejala psikis lainnya.
4. Keterganrungsn fisik (physical dependece), apabila pemakaian dihentikan
akan menimbulkan gejala fisik yng dinamakan gejala putus.21
20Marulla Pribady, et.Al, Pengetahuan dasar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Yayasan Ash-sholihah. 2000), h.3 21 Dadang Hawari, Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran jiwa dan kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996) , Cet.ke-4, h.139-140
19
Pandangan agama Islam terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang
lainnya dalam al-Qur’an maupun hadits Nabi tidak disebutkan dengan demikian,
tetapi yang ada adalah keharaman khamr, karena pada zaman Rasulullah SAW.,
nama narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya belum dikenal, namun demikian
para fuqoha seperti Ibnu Taimiyah dan Syeikh Mahmud Syaltut menyamakan
kedudukan narkoba dengan khamar (miras) karena efek negatifnya dapat
memabukkan sehingga merusak akal atau mudhorotnya lebih banyak dari
manfaatnya.
Masalah khamr oleh Allah SWT dinyatakan dalam Q.S. Al-Maidah : 90-91
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bahwa sesungguhnya arak, dan judi,
dan pemujaan berhala, dan mengundi nasib dengan batang-batang anak
panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari nasib perbuatan syaitan.
Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya”.
Sesungguhnya Syaitan itu hanyalah bermaksud mau menimbulkan
permusuhan dan kebencian diantara kamu denan sebab arak dan judi,
dan mau memalingkan kamu daripada mengingati Allah dan dari pada
mengajarkan sembahyang. Oleh itu, mahukan kamu berhenti (dari
pada melakukan perkara-perkara yang keji dan kotor itu atau kamu
masih berdegil)22
Para ulama dalam berbagai mazhab telah sepakat mengharamkan narkotika dan obat-obatan terlarang, dasar pengharamannya ialah hadits Rasulullah SAW sebagai barikut:
22 Al-Quran dan Terjemahan, Depag RI, 1997
20
ي حدثنا سعید بن منصور حدثنا أبو شھاب عبد ربھ بن نافع عن الحسن بن عمرو الفقیم
رسول اللھ صلى اللھ نھى : عن الحكم بن عتیبة عن شھر بن حوشب عن أم سلمة قالت
)ǻȿ ǟǻ ɀǣ ǟȿ Ǽƥ ǟ Ȼǟȿǿ( ومفتر كل مسكرعن علیھ وسلم
Artinya: “Diberitakan Said bin Mansur, Abu Shihab, abdurrobi ibnu nafi, dari
Hasan ibnu Amri fakmiyan, dari Hakam ibnu Utaiba, dari Syahri ibnu Hausab,
dari ummu Salamah R.A berkata: Rasulullah SAW mengharamkan apa yang
memabukkan dan melemahkan”.(H.R. Ahmad dan Abu Daud)23
Alasan pengharaman khamar ini sama sekali tidak terkait dengan nama
khamar (miras) ini sendiri, sehingga apabila namanya berubah, maka berubah pula
hukumnya. Pada kenyataan pengaruh narkotika lebih dahsyat dari pada khamar
(miras) karena dampak buruknyaa sampai pada manusia, lingkungan dan
keturunannya.
Oleh karnanya penulis menyimpulkan, Meskipun islam telah menjatuhi
narkoba dengan setatus haram, namun dalam keadaan darurat atau terpaksa
narkotika boleh dipakai oleh pengobatan selama tidak melampaui batas yang
ditentukan, yakni pulih kembali dan pengobatannya tuntas.
2 Jenis dan Dampak Narkotika
a. Jenis-Jenis Narkotika yang disalahgunakan
Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkotika. Terjalin
hubungan antara pengedar atau Bandar dan korban sehingga tercipta pasar gelap.
Pabrik obat-obatan sampai sekarang masih terus memproduksi obat-obatan yang
baru berefek sampai hilang kesadaran.
Menurut Undang-Undang Nomor 9 tahun 1976 tentang narkotika ada
beberapa jenis narkotika, yaitu:
a. Tanaman papaver, yaitu tanaman papaver semniverum linn, termasuk biji,
buah, dan jeraminya.
b. Opium mentah, adalah getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah
tanaman papaver semniverum linn hanya mengalami pengolahan sekedar
23 Sunan Abu Daud Bab Nahyu`anil Muskir,( juz 10), h, 126
21
untuk pembungkusan dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar
morfinannya.
c. Opium Masak adalah:
1) candu, yakni hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu
rentetan pengolahan, khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan
peragian, dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan
maksud merubahnya menjadi suatu extrak yang cocok untuk pemadatan.
2) Jicing, yakni sisa-sisa dari candu yang telah dihisap dengan
mempertahankan apakah candu itu dicampur dengan daun atau barang
lain.
3) Jicingko, yakni hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.
d. Opium obat adalah opim mentah yang telah mengalami pengolahan sehingga
sesuai untuk pengobatan, baik dalam bentuk bubuk maupun dalam bentuk
lain. Yaitu dicampur dengan zat-zat netral sesuai dengan syarat farmakopa.
e. Morfina adalah alkoloida utama dari opium
f. Tanaman koka adalah tanaman dari semua genus eryhroxylon dari keluarga
erythroxylaceae.
g. Daun koka adalah daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk
serbuk dari sebuah tanaman genus erythoxylon dari keluarga erythoxylaceae.
h. Kokaina mentah adalah semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang
dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina
i. Kokaina matil cater I-bensoil okgenina adalah ekgonian dan exter serta
turunan-turunannya yang dapat diubah menjadi ekgonina dan kokaina.
j. Tanaman ganja, semua bagian dari semua tanaman genus canna bias termasuk
biji dan buahnya
k. Dammar ganja adalah dammar yang diambil dari tanaman ganja, termasuk
hasil pengolahanya yang menggunakan dammar sebagai bahan dasar.24
Selain itu juga ada jenis psikotropika yang dikenal dengan extacy (XTC)
sesuai dengan pernyataan ketua pelaksana harian BKNN bahwa, “extesi
24 BA Sitanggang, Sadar Sebelum Terlambat, (Jakarta: Karya Utama; 1981), h. 106-107
22
merupakan designed drugs yaitu obat yang direkayasa dari berbagai zat sesuai
dengan keinginan pembuatnya sehingga mempunyai efek ganda.25
3. Penyalahgunaan dan ketergantungan Narkotika
Ketergantungan adalah istilah klinik/medikpsikatrik yang menunjukan ciri
pemakainya yang bersifat patologik klinik, yang perlu dibedakan dengan tingkat
pemakaianya yaitu psikologik sosial yaitu :
a. Pemakaian coba-coba yaitu pemakai narkotika yang tujuannya ingin
mencoba.
b. Pemakaian sosial yaitu pemakaian narkotika dengan tujuan bersenang-
senang, pada saat rekreasi atau santai
c. Pemakaian situasional yaitu pemakaian pada saat mengalami kadaan
tertentu seperti ketergantungan, kesedihan, kekecewaan dengan maksud
menghilangkan perasaan-perasaan.
Penyalahgunaan Narkotika menyebabkan ketergantungan pemakai
terhadap narkoba, baik fisik maupun psikologik. Hal ini terjadi akibat pemakaian
terus menerus dalam jumlah yang cukup banyak. Ada 3 macam ketergantungan
itu:
1. Ketergantungan fisik ditunjukkan adanya toleransi dan gejala putus zat.
2. Ketergantungan psikologis yaitu keadaan dimana ada keinginan/dorongan
yang taktertahankan (kompulsip) untuk menggunakan narkotika hal ini
disebut juga ketagihan/ kecanduan/ adiksi.
3. Ketergantungan menyebabkan perasaan rindu pada narkotika (craving),
walaupun telah berhenti memakai. Kawan-kawan, suasana atau tempat
penggunaannya dahulu, mendorong untuk memakainya kembali. Angka
kekambuhan cukup tinggi, walaupun sebelumnya secara klinis telah
dinyatakan sembuh.
4. Pengaruh dan akibat penyalahgunaan narkotika
a. Komplikasi medis
25Ketua Pelaksana Harian BKNN, kebijaksanaan Nasional Penanggulangan Narkoba,
psikotropika dan zat adiktif lainnya, forum Diskusi dalam Rangka Menyambut Hari Narkotika Internasional, 23 juni 2000, h. 3
23
Keracunan akibat pengaruh narkoba terhadap tubuh manusia, yang dapat
dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkannya dan pelakunya seperti :
1. Kelebihan dosis
2. Gejala putus zat
3. Komplikasi media akibat pemakaian lama dan banyak
4. Akibat pola hidup yang berubah
5. Akibat alat suntik yang tidak steril
Pengaruh narkotika tidak sama pada setiap orang, tergantung pada
beberapa factor, yaitu:
1. Jenis narkoba yang digunakan
2. Jumlah dosis yang dipakai
3. Frekuensi pemakaian
4. Cara pemakaian (diminum, dihisap, disuntikkan dan lain-lain)
5. Zat lain yang digunakan bersamaan
6. Pengalaman pemakaian narkotika sebelumnya
7. Kondisi badan pemakai
8. Kepribadian pemakai
9. Harapan pemakai terhadap efek narkotika.
10. Suasana lingkungan di mana narkoba digunakan.
Narkotika berpengaruh pada tubuh manusia, terutama otak/susunan syaraf
pusat dan perkembangan normal remaja, yaitu :
a. pengaruh terhadap daya ingat sehingga mudah lupa.
b. Pengaruh terhadap perhatian sehingga sulit berkonsentrasi
c. Pengaruh terhadap perasaan dan kemampuan otak untuk menerima,
memilah-milah yang diterima otak memberikan sensasi baru kepadanya
sekaligus menghambat kemampuan memahami informasi yang
diterimanya. Orang tidak lagi bisa bertindak rasional.
d. Pengaruh terhadap persepsi sehingga perasaan menjadi semu.
e. Pengaruh terhadap motifasi pada anak/remaja menyebabkan merosotnya
motivasi dan kemampuan belajar atau prestasi di sekolah, rusaknya
24
hubungan dalam keluarga/persahabatan, perubahan minat/cita-cita/ nilai-
nilai yang dianutnya semula.
b. Dampak Sosial
Dampak sosial penyalahgunaan narkotika terjadi akibat ketagihan dan
ketergantungan terhadap zat dan akibat dari pengedar atau Bandar yang mencari
keuntungan dengan mengorbankan masyarakat luas, serta adanya pengaruh gang-
gang (mafia).
Generasi muda adalah sasaran strategi perdagangan gelap narkoba. Oleh
karena itu para orang tua, guru dan tokoh masyarakat perlu waspadai bahaya itu
menyadari pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi
muda dan kaderisasi bangsa. Dampak sosial penyalahgunaan narkoba dapat terjadi
sebagai berikut:
1. Di lingkungan keluarga
Suasana nyaman dan tentram dalam kehidupan keluarga menjadi
terganggu karena sering terjadi pertengkaran, kemarahan tak terkendali,
pemberontakan, sikap acuh tak acuh, mudah tersinggung dan sebagainya. Orang
tua menjadi resah karena barang-barang berharga di dalam rumah menjadi hilang,
baik milik pemakai, maupun milik keluarga, serta karir ananya tidak jelas. Prilaku
yang menyimpang dari anak (berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung
jawab, tidak disiplin, dan sebagainya) sangat menyakitkan hati orangtua dan
anggota keluarga lain. Dan menjadi aib bagi keluarga.
2. Di lingkungan sekolah
Narkotika merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting untuk
belajar, siswa penyalahguna menciptakan suasana yang mengganggu proses
belajar. Penyalahgunaan narkotika berkaitan dengan tindak kenakalan dan putus
sekolah.
3. Di lingkungan masyarakat
Para pengedar/mafia perdagangan gelap slalu berusaha memasok narkotika
agar menjadi ketergantungan, sehingga terjalin hubungan antara pengedar atau
Bandar dengan korban, dan terciptalah pasar gelap. Pengedar atau Bandar sering
menggunakan perantara, seperti remaja, siswa yang telah menjadi ketergantungan,
25
anak atau orang dewasa yang membutuhkan uang atau yang ingin menjadi lepas
kaya sehingga muncul premanisme. Itulah sebabnya penyalahgunaan narkotika
telah merebak hingga kemasyarakat miskin.26
Salah satu zat lain yang dampaknya serupa, dengan Narkotika adalah
Ectasy yang sekarang ini sangat merebak dan mewabah. Ectasy adalah zat atau
bahan yang tidak termasuk Narkotika atau alcohol, melainkan termasuk zat adiktif
artinya zat yang dapat mengakibatkan adiksi berupa kecanduan, ketagihan dan
ketergantungan. Zat adiktif ini berpengaruh pada susunan syaraf pusat manusia.
Agama Islam memandang bahwa semua zat atau bahan yang dapat melemahkan
dan memabukkan itu dilarang, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi
SAW ;
أخبرنا اللھ عبید عن القطان وھو یحیى حدثنا قالا حاتم بن ومحمد المثنى بن محمد حدثنا و
إلا أعلمھ ولا قال عمر ابن عن نافع وكل خمر مسكر كل قال وسلم علیھ اللھ صلى النبي عن
]اخرجھ مسلم[ حرام خمر
Artinya : Dan dikabarkan Muhamad bin Musna, Muhamad bin hatim berkata
Yahya dan Dia kutna dari ubaidillah diberitakan kepada kami, Naïf dari ibnu
umar, disampaikan atau diumumkan oleh Nabi Muhammad saw Dia berkata atau
bersabda: “Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan
melemahan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram” (HR. Muslim).27
Dari hadits tersebut jelaslah bahwa ganja, morfin, heroin (putaw), kokain
dan ectasy serta zat adiktif lainnya yang dampaknya serupa, kesemuanya juga
diharamkan. Pemerintah sesuai dengan undang-undang telah mengeluarkan
larangan terhadap ganja, heroin, ekstasi dan sejenisnya.
Penyalahgunaan narkotika sudah sejak tahun 1970 dan hingga sekarang
makin marak saja. Meskipun sudah di keluarkan undang-undang, tetapi
pelaksanaan Undang-undang R.I. Nomor 22 tahun 1997 tentang psikotropika. jika
di tanam, diproduksi, diperjual belikan, dimiliki, disimpan dan digunakan secara
26 Lydia Harlina Martono, Buku Pedoman Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di DKI Jakarta, (Jakarta, 2001) hal. 9-14 27 Sohih Muslim,(Juz 10) h,260
26
tidak sah berarti melanggar hukum.28 itu sendiri banyak mengalami kendala.
Menjamurnya tempat hiburan malam memberi peluang bagi beredarnya benda-
benda haram itu. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang menjalani trasformasi
budaya, sehingga korban Narkotika sebagian besar adalah para remaja dan orang-
orang muda usia produktif yang merupakan generasi penerus bangsa. Prilaku yang
menyimpang itu disebabkan karena pengaruh Narkotika dan obat-obatan terlarang
lainnya.
Adapun dampak dari penyalahgunaan narkotika sangatlah berbahaya bagi
hidup manusia. Penyalahgunaan narkotika akhir-akhir ini kembali mencuat
kepermukaan setelah korban-korban berjatuhan
Narkotika merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern dan
industri. Suatu penyakit kronis yang berulang kali kambuh. Merupakan penyakit
perilaku atau gaya hidup manusia modern. Narkotika atau drugs pada awalnya di
temukan dan di ciptakan untuk kepentingan pengobatan seperti untuk operasi,
menghilangkan rasa sakit sebagainya yang digunakan secara legal (medical use)
dengan dosis pemakaian yang di tentukan oleh dokter.
Pemakaian narkotika dengan dosis yang teratur tidak akan membawa
efek–efek negative, tetapi penyalahgunaan narkotika inilah yang dapat membawa
dampak – dampak atau akibat yang membahayakan si pemakai yang akan selalu
ketagihan dan pada akhirnya hidupnya tergantung kepada zat–zat narkotika
(dependence).
Banyak sekali dampak negative yang di timbulkan oleh narkotik, tidak
hanya mengenai pada fisik maupun psikis tetapi juga terhadap aspek–aspek
kehidupan lainnya. Di saat narkotika disalahgunakan di kalangan orang–orang
kaya bahaya dan bahaya akibatnya tidak begitu terasa, karena ketagihan
(addiction) senantiasa dapat di penuhi oleh si pengguna atau pecandu narkotika,
tetapi apabila penggunaan narkotika telah merata dikalangan masyarakat terutama
di kalangan orang yang berpenghasilan rendah maka akibatnya akan sangat besar
28 Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta“Ancaman Narkoba Bagi GenerasiBangsa” Tahun
2007
27
sekali. Di saat–saat inilah masyarakat yang bersangkutan akan mengalami dampak
atau akibat fatal.
Seseorang yang telah ketagihan dan ketergantungan pada zat–zat narkotika
tidak saja berdampak buruk yang merugikan bagi dirinya sendiri bahkan dapat
membawa kerugian bagi masyarakat, karena mereka yang berada dalam ikatan zat
narkotika merupakan gangguan masyarakat, yaitu dengan dapat terjadinya
tindakan criminal yang sdapat merugikan masyarakat dilingkungannya.
Dan pada saat ini yang lebih memprihatinkan adalah korban–korban
penyalahgunaan narkotika pada umumnya remaja dan dewasa khususnya di
kalangan pelajar, justru mereka yang sedang dalam usia produktif merupakan
sumberdaya manusia atau aset bangsa di kemudia hari.
Menurut Fuad Kauma, “Penyalahgunaan narkotika dapat menyeret
seseorang untuk bertindak kriminal dan asusila. Biasanya para pengguna
narkotika berfrofesi sebagai perampok pencuri atau tindakan criminal lainnya dan
menurut beliau juga bahwa penyalahgunaan narkotika juga dapat mengakibatkan
seseorang senantiasa murung defresi, segala aktifitas, kreatifitas dan daya
intelektualnya menjadi hilang dan sesekali tingkah lakunya seperti orang dungu
yang tidak waras”.29
Dari semua itu dapat disimpulkan bahwa norma-norma social para pengguna
narkotika akan berubah drastis apabila dibandingkan sebelumnya, sisinegati dan
potensi untuk berbuat jahat akan tampak pada dirinya. Demikian pula prilaku-
prilaku menyimpang dan tindakan-tindakan keji lainnya akan kelihatan.
4. Bahaya dan Manfaat Narkotika
a. Bahaya Narkotika
Telah banyak orang yang menganggap Narkotika adalah zat-zat yang keras
dan berbahaya Narkotika bekerja sangat aktif yang mempengaruhi antara lain :
a. Otak dan susunan urat syaraf sentral.
b. Jantung dan denyut jantung
c. Darah dan urat nadi.
29 Fuad Kauma, Sensai Remaja di Masa Puber, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. Ke-.1, h.
77-78
28
Bahaya-bahaya penyalahgunaan Narkotika atau bahaya-bahaya yang
timbul karena pengguna zat-zat Narkotika secara non medis dan secara brlebih-
lebihan adalah :
1. Terjadinya kondisi yang abnormal
Penyalahgunaan Narkotika akan dapat menimbulkan situasi dan kondisi
mental serta fisik si pemakainya menjadi tidak normal (abnormal) yang kemudian
akan disertai dengan perbuatan-perbuatan yang sadis. Misalnya akan timbul
perbuatan menyilet lengan atau tangan sendiri tanpa ada perasaan takut, akan
mengijeksikan tubuhnya dengan tangannya sendiri.
2. Terjadinya ketidaksadaran dan pingsan
Narkotika sebagaimana telah diketahui, dapat menimbulkan pembiusan,
sehingga orang yang memakainya tidak sadarkan diri. Pemakainya yang overdosis
dapat menimbulkan pingsan (dapat menimbulkan orang menjadi pingsan).
Pemakaian obat, zat-zat Narkotika secara terus menerus dapat mengundang
kematian.
3. Terjadinya kematian
Narkotika dapat menimbulkan kematian secara langsung atau tiadak
langsung. Kematian secara langsung atau mendadak terjadi, karena Narkotika
pada umumnya bekerja sangat aktif dalam mempengaruhi otak dan susunan syaraf
juga pernafasan dan denyut jantung bekerja lebih cepat. Apabila Narkotika
digunakan secara overdosis dapat menimbulkan kematian yang terjadi secara tidak
langsung yaitu karena timbulnya perasaan tidak wajar akibat obat yang di
pakainya.30
b. Manfaat Narkotika
Walaupun narkotika memiliki tingkat bahaya bila digunakan, ternyata
narkotika memiliki kegunaan tertentu seperti berguna bagi pengobatan yaitu:
1) Drugs atau obat adalah zat kimia yang berguna bagi masyarakat untuk
pengobatan yang tersedia di toko obat dan apotik untuk melayani kebutuhan
masyarakat berdasarkan resep dokter ataupun dijual bebas.
30 M. Ridho, Ma’roef, Narkoba Masalah Dan Banyaknya, (Jakarta: Pustaka Antara, 1986),
hal. 12
29
2) Obat-obatan yang diperjual belikan oleh toko dan apotik digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit, nyeri atau pusing. Selain itu juga digunakan sebagai
obat bius oleh dokter ketika membedah seorang pasien agar menghilangkan
rasa sakit. Obat sangat bermanfaat untuk penyembuhan suatu penyakit atas
petunjuk dokter.
Dan narkotika juga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, yaitu:
a. Obat dimanfaatkan bagi kepentingan ilmu pengetahuan untuk menyelidiki
daya tahan dan reaksi manusia terhadap pengaruh obat/zat
b. Dalam bidang penelitian, obat digunakan untuk tujuan pendidikan maupun
bagi pengembangan ilmu dan penerapannya.
c. Supaya narkotika/narkoba tidak digunakan, maka pemerintah menetapkan
bahwa hanya perusahaan farmasi yang ditunjuk pemerintah yang boleh
mengimpornya.
4. Sebab-sebab Penyalahgunaan Narkotika
Penyalahgunaan Narkotika ini pada hakekatnya tidak saja terbatas pada
kaum remaja saja, tetapi juga terdapat pada orang lanjut usia (lansia), sebab-sebab
penyalahgunaan Narkotika pada hakekatnya bermacam-macam, yang pada
umumnya mereka menggunakannya sebagai berikut.
a. Karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tua, guru dan, orang
dewasa sekitarnya.
b. Karena ingin menunjukkan kekuatannya dan keberaniannya dalam
melaksanakan sesuatu yang berbahaya seperti mengebut dan perkelahian.
c. Untuk mengisi kekosongan dan perasaan bosan karena kurangnya aktivitas
dan kesibukan, sehingga ia merasa kesepian, maka ia menggunakan
Narkotika untuk menghilangkan rasa kecewa dan kesepian.
d. Untuk menghilangkan rasa kecewa, gelisah dan berbagai kesulitan yang
tidak dapat ia atasi dan mendapatkan jalan yang buntu.
e. Karena rasa ingin mengetahui saja dan iseng-iseng belaka
f. Karena rasa solideritas ingin diakui dalam suatu kelompok.
g. Karena suatu pengobatan yang disebabkan karena penyakit yang
dideritanya.
30
h. Untuk meningkatkan kesanggupan dalam mencapai prestasi
i. Karena kebiasaan yang tidak dapat dipisahkan (yang sudah kecanduan).31
Dorongan seorang yang remaja yang menyalahgunaka Narkotika itu dapat
digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan yang ingin mengalaminya
Mereka ini tertarik pada sesuatu kemungkinan-kemungkinan yang baru,
kemungkinan sensasi ini diketahui dari teman-temannya yang sudah
pernah mengalaminya, dari film-film, surat kabar, dan lain-lain.
Diantaranya ada yang tidak ingin dicemooh atau disindir oleh teman-
temannya sebagai banci atau anak teladan. Ini semua sesuai dengan
sifatnya.
2. Golongan yang ingin menjauhi realita
Tidak sedikit orang yang menggunakan Narkotika oleh sebab takut
menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Di dalam golongan ini didapati
orang-orang yang menganggap bahwa keadaan terbius itu sebagai tempat
pelarian yang aman untuk menghindarkan diri dari tekanan yang datang.
Dari dua realita itu. Banyak diantara mereka itu mempunyai / dihinggapi
perasaan gagal dalam hidupnya, sehingga ia tidak percaya pada dirinya
sendiri dan cenderung mempercayai orang lain daripada dirinya sendiri.
3. Golongan yang ingin merubah kepribadiannya.
Orang yang termasuk kelompok ini ingin melepaskan dirinya dari
kelemahan-kelemahan yang menyangkut kepribadiannya umpamanya :
(a). Dari orang yang penakut menjadi berani
(b). Dari orang yang pemalu supaya hilang rasa malunya
(c). Dari orang yang kaku ingin menjadi orang yang terampil dan lincah
dalam
bergaul.
(d). Orang yang ingin melepaskan diri dari suatu perasaan diri yang
rendah.32
31 Ibid., hal. 12 32 Sitanggung, Masalah Narkotika, (Medan: Hotdoli Sout, 1986) hal. 22
31
Narkotika adalah zat yang jika dimakan, diminum atau dimasukkan
(disuntikan) ke dalam tubuh manusia, dapat mengubah satu atau lebih fungsi
badan manusia.
Soedjono dalam bukunya menyatakan bahwa Penyalahgunaan Narkotika
disamping telah merupakan jenis kriminalitas, juga pelakunya menjadi korban
penyalahgunaan Narkotika secara kriminologi, adalah merupakan sebab yang
memungkinkan timbulnya kejahatan”.33
Dilihat dari perbuatannya, memang pelaku penyalahgunaan Narkotika itu
termasuk orang yang melakukan kejahatan, karena secara hukum dia telah
melakukan tingkah laku yang melanggar Undang-undang pidana, bahkan apabila
kejahatan-kejahatan itu tidak cepat diatasi, maka kejahatan itu akan bertambah
luas dan menyangkut masyarakat luas.
Persoalan akan timbul bila individu dan masyarakat menyalahgunaakan
Narkotika, sebab penggunaan Narkotika secara berlebihan dapat mengakibatkan
dampak yang berbahaya baik terhadap individu maupun terhadap masyarakat.
Semua narkotika, baik yang digunakan secara legal maupun yang disalahgunakan
mempunyai persamaan yaitu dapat mengubah suasana hati pemakainya. Misalnya
dapat menyebabkan perasaan gelisah, namun beberapa saat kemudian Narkotika
sanggup menghasilkan khayalan yang menyenangkan.
Pada umumnya suasana hati yang ditimbulkan oleh pengguanaan
Narkotika adalah sebagai berikut :
1). Pelupa, pikiran kabur, acuh tak acuh dan tertekan
2). Rasa gelisah, gugup, curiga, merasa dikejar-kejar dan mudah tersinggung
3). Apatis, putus asa, pendiam, bingung dan menyendiri
4). Sinis, pesimis dan muram.34
Pemakaian Narkotika secara terus menerus akan mengakibatkan orang itu
bergantung pada Narkotika, secara mental maupun fisik yang dikenal istilah
ketergantungan fisik dan mental, bila selalu terdorong oleh hasrat dan nafsu yang
besar untuk menggunakan Narkotika.
33 Soedjono, Narkotika Perundang-Undangan di Indonesia, (Bandung: Karya Nusantara, 1976), hal. 33
34 Rachman Herman, Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Jakarta: 1985), hal. 11
32
Ketergantungan mental ini dapat mengakibatkan perubahan perangai dan
tingkah laku. seseorang dapat disebut mengalami ketergantungna fisik bila ia tidak
dapat melepaskan diri dari cengkraman narkotika. Ketergantungan fisik ini dapat
mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan-kejahatan. Ketergantungan fisik
dan mental lambat laun dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan.
Narkotika sebelum mengakibatkan gangguan fisik dan mental bagi
pemakainya, dapat menyebabkan ketagihan-ketagihan merupakan suatu keinginan
psikologis untuk mengulangi penggunaan narkotika secara terus menerus yang
disebabkan oleh alasan emosional. Keinginan dan kebutuhan akan Narkotika pada
seseorang untuk memenuhi ketergantungan fisik dan mental bertambah dengan
cepat. Si pemakai selalu mengharapkan Narkotika, dosis yang digunakan makin
lama makin banyak, sedangkan daya tahan tubuh makin lama makin berkurang,
sehingga menimbulkan bahaya. Penggunaan Narkotika yang terlalu banyak dapat
menimbulkan kematian.
Penyalahgunaan narkotika oleh seseorang dapat mengakibatkan hal-hal
berikut:
1. Kematian, karena kelebihan dosis atau takaran.
2. Ketergantungan, yaitu kehidupan seseorang yang hanya berkisar pada
bagaimana cara memperoleh dan menikmati narkotika
3. Dosis, yaitu jumlah takaran yang digunakan makin lama makin meningkat
untuk memperoleh efek yang sama
4. Ketagihan, yakni keadaan seseorang yang sudah berada dalam
ketergantungan.
5. Timbulnya komplikasi berbagai penyakit seperti paru-paru, hati, ginjal,
jantung, dan berbagai penyakit lainnya.35
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkotika
Masalah penyalahguanaan Narkotika oleh para remaja, sangatlah
kompleks, yang disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Selain
35 Rachman Hermawan, Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Jakarta: 1985) h. 14
33
faktor dari dalam diri anak itu sendiri juga banyak faktor dari luar yang sering
mempengaruhi penyelahgunaan narkotika antara lain:
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan unsur yang sangat penting sekali dalam
perkembangan jiwa anak. Dalam lingkungan keluarga inilah anak dapat melihat
contoh yang diperankan oleh kedua orang tuanya atau orang dewasa lainnya.
Hubungan keluarga yang tidak serasi pula. Jika dalam keluarga sering terjadi
pertengkaran, maka akibatnya ialah menipisnya rasa sosial serta rasa kemanusian
anak. Dengan demikian akan mengalami kesukaran-kesukaran dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga sering menimbulkan
kenakalan anak dan remaja.
Soritoe dalam bukunya menerangkan bahawa kenakalan anak itu banyak
disebabkan oleh keadaan keluarga sebagai berikut:
1) Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. hal ini mungkin karena
orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau denga kemewahannya,
sehingga ia membiarkan anaknya berlaku menurut kemaunnya sendiri.
2) Ketidak lengkapan orang tua dalam keluarga, baik karena salah satu
meninggal dunia atau karena perceraian.36
Sedangkan menurut Dr Shalih bin Ghanim As-sadlan faktor utama yang
menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkotika adalah “semakin jauhnya
pemuda-pemudi dari agama, lemahnya tidak kembali kepada Allah dalam
kesusahan dan cobaan”37
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa peranan orang tua sangat penting dalam
usaha pencegahan kenakalan pada anak. karena kurangnya perhatian orang tua
terhdap anaknya, banyak menimbulkan kenakalan pada anak. hal ini banyak
disebabkan oleh kesalahan orang tua, hingga menyebabkan terjerumusnya anak
dalam penyalahgunaan Narkotika anatara lain juga karena kesulitan, hidup sehari-
hari dalam lingkungan keluarga, kurang kasih sayang dan kurang bimbingan
36 Rachman Hermawan, Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Jakarta: 1985) h. 33 37 Shalih bin Ghanim As-sadlan, Bahaya Narkoba Mengancam Umat, (Jakarta: Darul Haq,
2000), Cet.ke-,1. h.91
34
orang tua sehingga ia merasa kecewa dan lari dengan menggunakan obat-obatan
dan Narkotika sebagai penenang.
Dengan itu dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan Narkotika
disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga, karena sikap orang tua sebagai
berikut:
a. Sikap orang tua yang terlalu keras
b. Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap anaknya
c. Sikap orang tua yang memanjakan anaknya secara berlebih-lebihan.
b. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat adalah sebuah kelompok manusia, yang merupakan kesatuan,
daerah, fungsional dan kebudayaan. di dalam masyarakat yang merupakan
kelompok besar, kita dapat menemukan kelompok-kelompok yang lebih kecil,
yang berdasarkan usia yaitu kelompok dewasa atau orang tua dan kelompok orang
muda atau kelompok remaja. Gejala penyalahgunaan Narkotika merupkan gejala
sosial yang tidak berdiri sendiri karena itu dapat menimbulkan anggapan bahwa
penyalahgunaan Narkotika oleh para remaja disebabkan karena adanya ketidak
sesuaian antara para remaja, orang tua dan masyarakat.
Penyalahgunaan Narkotika merupakan problem yang dialami setiap
Negara terutama dikota-kota besar. Oleh karena itu perlu diketahui bahwa
perubahan-perubahan yang sangat cepat di pembangunan dan perpaduan manusia
yang beraneka ragam akan membawa pengaruh yang lebih luas terhadap
masyarakat di kota-kota besar akibatnya dapat mempengaruhi masyarakat yang
sedang tumbuh dan berkembang.
Adapun faktor-faktor sosial yang mempengaruhi dan menyebabkan
penyalahgunaan Narkotika antara lain sebagai berikut:
1. Kurangnya penyaluran bakat dan tenaga para remaja secara teratur dan terarah
kepada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
2. Menurunnya kewibawaan orang tua, sesepuh masyarakat dan para petugas
pemerintah.
3. Adanya kemerosatan moral dan mental orang dewasa.
4. Adanya genk-genk remaja.
35
5. Kurangnya tanggung jawab para pedagang
6. Kelemahan aparatur pemerintah dalam mengawasi pemasukan, peredaran dan
pemakaian narkotika
c. Faktor Ekonomi
Di kota-kota besar banyak anggota masyarakat yang mengalami kesukaran
hidup, sedangkan lingkungannya merangsang setiap orang untuk turut aktif
menyesuaikan diri dengan kemewahan dan kemegahan disekelilingnya. hal ini
jelas akan berpengaruh terhadap perilaku anggota masyarakat itu.
Untuk mendapatkan untung yang sebesar-sebarnya, tidak jarang kita lihat
seorang anggota masyarakat menggunakan segala cara, termasuk menjual belikan
obat-obat terlarang seperti Narkotika. Seseorang yang memperjual belikan
Narkotika. Seseorang yang memperjual belikan Narkotika secara gelap akan
memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. Hal ini disebabkan penjualan
Narkotika memiliki keuntungan, yaitu barangnya sedikit dan kecil serta mudah
diselundupkan, tetapi labanya dapat mencapai ratusan kali lipat dari harga pokok.
Perdagangan Narkotika seperti lazimnya dilakukan oleh orang yang tidak
bertanggung jawab yang hanya mementingkan diri sendiri. Berdasarkan uraian
diatas jelaslah kini betapa eratnya pengaruh faktor ekonomi dengan peredaran
Narkotika secara liar, yang dapat menimbulkan korban di kalangan remaja di
kota-kota besar di Indonesia.
36
Kerangka Berfikir dan Hipotesis
P E N D I D I K A N
A G A M A I S L A M
UPAYA MENGATISIPASI PENYALAHGUN
AAN NARKOTIKA
HASIL
PENELITIAN
+
-
Memberikan penyuluhan tentang bahaya narkotika.
Memberitahukan dampak-dampak yang timbul apabila narkotika disalahgunakan
Memberikan pendekatan-pendekatan antara guru (PAI khususnya) dan murid agar terciptanya komunikasi yang baik
GURU
Menjauhkan narkotika pada kehidupannya sehari-hari
Lingkungan sekolah bebas narkotika
Suasana sekolah yang agamis dan aktif dalam mengembangkan bakat seni siswa-siswi
MURID
37
D. HIPOTESIS
Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Apabila remaja didik dengan pendidikan agama yang kuat maka akan
terhindar dari penyalahgunaan Narkotika. Sebaliknya anak yang kurang mendapat
perhatian akan pendidikan agama cenderung mudah untuk menjadi pengguna
Narkotika.
38
BAB III
KONDISI UMUM MAN 1 JAKARTA
A. Gambaran Umum MAN 1 Jakarta
1. Sejarah Berdirinya MAN 1 Jakarta
Madrasah Aliah Negeri 1 (MAN 1) Jakarta merupakan madrasah tertua
kedua di Indonesia. Madrasah ini didirikan pada tahun 1946 dengan nama yayasan
pendidikan “Raudatul Mutaalimin” yang berlokasi di jalan KH. Abdurahim,
Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang dipimpin oleh K.H. Rozak Mamun.
Perjalanan sejarah cukup panjang yang tentunya dipengaruhi oleh politik
yang kurang stabil, yayasan ini mengalami pergantian nama pada tanggal 17 Mei
tahun 1968, dengan Surat Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor
103 Tahun 1968 menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Dan kini MAN 1
berlokasi di jalan rawa Bahagia 1 nomor 28 Grogol Jakarta Barat.
MAN 1 Jakarta ingin menjadi angin segar bagi perkembangan madrasah
sebagai salah satu bagian sistem pendidikan nasional, eksistensinya secara resmi
baru diakui sejak tahun 1975, melalui SKB Tiga Mentri yang dipertegas melalui
UUSPN tahun 1989. Berdasrkan surat keputusan tersebut disebutkan bahwa
“Madrasah Aliyah adalah sekolah Menengah Umum yang berciri khas Agama
Islam”.
Namun perkembangan madrasah kurang menggembirakan, hal ini
diakibatkan oleh berbagai persoalan penting, seperti rendahnya mutu pendidikan
yang menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap madrasah berkurang. Hal
tersebut disebabkan karena adanya berbagai kelemahan diantaranya:
39
1) Masalah manajemen
2) Kualitas guru yang rendah
3) Sarana pendidikan yang kurang
4) Siswa mempunyai motivasi rendah dan kebanyakan berasal dari
keluarga yang tidak mampu.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melahirkan masyarakat
Indonesia yang baru dengan sekumpulan nilai-nilai yang baru dan untuk menata
kembali nilai-nilai akses dari demokrasi pasca orde baru diperlukan suatu
peninjauan dan penataan kembali penyelenggaraan Madrasah berdasarkan
paradigma baru khususnya tentang pola manajemen, pembiyayaan, meningkatkan
etos keja guru maupun motivasi belajar siswa dan membuka program yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat dimana Madrasah itu berada.
Hal tersebut juga didukung oleh berbagai faktor internal yang menyangkut
potensi peserta didik dan pendidik, budaya dan faktor eksternal seperti adanya
kebijakan otonomi pendidikan, political will dari pemerintah setempat dan
sebagainya. Untuk itu diperlukan sejumlah pemikiran strategis untuk
memanfaatkan peluang seperti kebijakan otonomi daerah dan kuatnya dukungan
masyarakatterhadap keberadaan Madrasah berdasarkan aspirasi masyarakat
setempat.1
2. Visi , Misi dan Tujuan
Visi MAN 1 Jakarta adalah unggul dalam prestasi ilmiah, trampil dalam
ekstrakulikuler dan terwujudnya suasana keagamaan yang harmonis dengan
landasan IPTEK dan IMTAQ. Sedangkan misi MAN 1 Jakarta terbagi menjadi
dua bidang yaitu secara akademis dan non akademis. Secara akademis misi MAN
1 Jakarta adalah:
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia kependidikan untuk
mendukung peningkatan mutu pendidikan Madrasah.
2. Meningkatkan kualitas proses kegiatan belajar mengajar untuk mendukung
prestasi ilmiah.
3. Meningkatkan hasil evaluasi belajar yang maksimal 1 Kontrak Prestasi MAN 1 Jakarta
40
4. Meningkatkan kualitas pengetahuan dan aplikasi keagamaan yang sesuai
dengan akhlakul karimah.
Sedangkan misi non akademis MAN 1 Jakarta adalah :
1 Terwujudnya aplikasi ajaran Islam
2 Terwujudnya kegiatan ekstrakulikuler yang terampil, kreatif dan inovatif.
3 Terwujudnya lingkungan Madrasah yang edukatif, bersih, hijau dan sejuk.
4 Terwujudnya hubungan silaturahmi yang harmonis diantara keluarga besar
Madrasah.
Visi dan misi tersebut diatas mencerminkan cita-cita MAN 1 Jakarta yang
berwawasan keIslaman, keIndonesian sesuai dengan jaman era globalisasi yang
syarat dengan kemajuan sains dan teknologi dengan berbagai keterampilannya
agar kelak out come Madrasah menjadi manusia yang beriman, bertakwa,
berakhlaqulkarimah, berpengetahuan luas, terampil yang ditandai dengan
kemampuan hidup mandiri, bertanggung jawab serta mampu mengabdikan dirinya
untuk agama, bangsa dan negaranya. Kemudian setelah visi dan misi tersebut,
MAN 1 Jakarta memiliki tujuan yang intinya membangun dan mewujudkan
lembaga pendidikan Islam yang berkwalitas secara ilmiyah, sehat jasmani dan
rohani serta bebas dari obat-obatan terlarang (Narkotika).
3. Struktur Organisasi
Suatu lembaga memiliki struktur organisasi yang sangat penting
peranannya. kedudukan yang penting itu membuat suatu struktur organisasi dibuat
dan disusun dengan penuh kesadaran, karena dalam struktur organisasi tersebut
terdapat hubungan kerjasama beberapa orang yang tentunya memiliki hubungan
yang erat antara satu dengan yang lain guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
41
4. Keadaan Sarana dan Prasarana
a. Nama Madrasah : MAN 1 Jakarta
b. Alamat : Jl. Rawa Bahagia Raya No.28 Grogol
Jakarta Barat.
c. Sandar Madrasah : B
d. Type Madrasah : A
e. Keadaan Gedung : Permanen
f. Tahun didirikan/dibangun : 1976
g. Tahun beroprasi : 1976
Tabel 2 Data Sarana dan Prasarana MAN 1 Jakarta
No. Jenis Fasilitas Jumlah 1 Ruang belajar 14 2 Ruang lab. IPA 1 3 Ruang Lab. Komputer 2 4 Ruang Lab. Bahasa 1 5 Ruang Perpustakaan 2 6 Ruang Otomotif 1 7 Ruang Tata Busana 2 8 Ruang SAM 1 9 Masjid/Mushala 2 10 Lapanagn Bulu Tangkis 2 11 Lapangan Tenis Meja 3 12 Ruang Multimedia 1 13 Ruang Guru 2 14 Ruang OSIS 2 15 Ruang TU 2 16 Ruang Kepala 2 17 Ruang PMR 2 18 Ruang Pramuka 2 19 Ruang Koperasi 2 20 Kamar Mandi Guru/WC 4 21 Kamar Mandi Siswa/WC 4 22 Ruang Dapur 1 23 RuangBK 2
42
5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
1. Kepala Madrasah
Nama : Drs. M. Yunus, M,Pd
NIP : 196112011989031005
Tabel 3
Jumlah Staf Pengajar
I. DAFTAR NAMA-NAMAGURU
No Nama dan NIP Tk.Izsh Negeri (1) (2) #REF! #REF! 1 Drs.M.Yunus,M.Pd S.2 PNS 196112011989031005 2 Dra.Hidayati,M.Pd S.2 PNS 196010271987032003 3 Drs.H.Zamiril Ali S.1 PNS 195805151991031002 4 Drs.Ahmad Muslim S.1 PNS 196209241992031001 5 Drs.A.Muchtarullah S.1 PNS 196509211993031002 6 Drs.Tamuri S.1 PNS 196306121992031003 7 Dra.Hasnimar,J.M.Pd S.2 PNS 195506011989032001 8 Dra.Umi Hani S.1 PNS 195908101992032002 9 Raisun,S.Pd S.1 PNS 195907021987031003
10 Dra.Ati Yuliati S.1 PNS 196807011998032002
11 Samsurial,S.Pd S.1 PNS 197201132000121001
12 Kusprihatiningsih,S.Pd S.1 PNS 197311221999032001
13 Daroni,S.Ag S.1 PNS 197004032000121008
14 Nurfarida,S.Ag S.1 PNS 197510142001122001
15 Nasrullah,S.Ag S.1 PNS 197308082002121005
16 Abd.Halim.A.Md D.3 PNS 150200497000000000
17 Dwiyanto,M.Pd S.2 PNS
43
197205012002121001 18 Drs.Triisnadian S.1 PNS 196710012003121002
19 Muhamad Amin,S.Pd S.1 PNS 197211032003121001
20 Hj.Siti Euis Aisah S.Pd S.1 PNS
196712182005012001 21 Siti Jazilah S.Ag S.1 PNS '150375706000000000
22 Eti Rachmawati,S.Pd S.1 PNS 19750913200701014
23 Rohimah, S.Pd S.1 PNS 197404222007012012
24 Akhmad Luthfi, S.Kom S.1 PNS
150413604000000000 25 Muh.Usman D.2 PNS 150399991000000000
26 Citra Karti M,S.Pd S.1 PNS 197604262009012005
27 Hendro Dwi Nurdiyanto,S.Pd S.1 PNS
198202242009011000 28 Lisnurasiyah, S.Pd S.1 29 Wahyuni, S.PdI 30 Drs.Khaerudin S.1 PNS 131677836
31 Drs.Deden Syarif S.1 PNS 131949124
32 Dra.Saidah Saleh S.1 PNS 131859173
33 Dra.Aisyah Rahman S.1 PNS 131697322
34 Dra.Dayi Zulaikha S.1 PNS 132048957
35 Drs.Osdirwan Osman S.1 PNS 132129487
36 Hartati,S.Pd S.1 PNS 132049162
37 Yoyoh Sofiyanti,S.Pd S.1 PNS 131949125
38 Maktal Al Hadi, S.Pd S.1 39 Dasril Marjohan, S.Pd S.1 40 Matali,S.Ag S.1
44
Jumlah Staf Karyawan
Tabel 4
Jumlah Staf Karyawan
No. Jabatan PT/PNS PTT/Honorer Jumlah
1 KA. Tata Usaha PNS - 1
2 Staf Pelaksana PNS - 5
3 Staf Pelaksana - Honorer 4
4 Kebersihan - Honorer 2
5 Keamanan - Honorer 2
Personil Madrasah Dilihat dari Pendidikan Terakhir
Tabel 5
Personil Madrasah Dilihat dari Pendidikan Terakhir
No. Jenjang Pendidikan
Kamad Guru Tata Usaha
Pesuruh Jumlah
1 MI/SD 1 1 2 MTs/SMP 2 2 3 MA/SMA 7 7 4 D1 5 D2 1 1 6 D3 3 3 6 7 Strata 1 1 30 1 32 8 Strata 2 4 4 9 Strata 3
Data Siswa
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya
berjumlah 384 orang. Persebaran jumlah pesert didik antara kelas hampir
merata. Peserta didik di kelas X sebanyak 4 rombongan belajar. Peserta
didik pada progra IPA di kelas XI dan XII masing-masing 2 rombongan
belajar.
45
Tabel 6
Jumlah Peserta didik Tahun Pelajaran 2010/2011
No. Kelas Jumlah 1 X 140 2 XI IPA 60 3 XI IPS 60 4 XI Bahasa 21 5 XII IPA 21 6 XII IPS 68 7 XII Bahasa 14 Jumlah 384
B. Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika Di MAN 1 Grogol
Jakarta Barat.
1. Program Berbasis Sekolah.
Program berbasis sekolah yang menjadikan sekolah bebas narkotika,
merupakan strategi penting. Akan tetapi agar berhasil guna dan berdaya guna,
perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu.
Tidak bermanfaat jika hanya diberikan penyuluhan kepada siswa, atau
guru. Kepala sekolah dan guru adalah penanggung jawab di dalam sekolah,
bukan polisi, dokter, atau lembaga/ instasi lain. Sebaiknya dikembangkan
program kelompok sebaya, dengan melatih siswa sebagai pr konselor.
2. Menetapkan Kebijakan Program Sekolah Bebas Narkotika
Diadakannya peraturan/ tata tertib, dengan melaporkan apabila ada siswa
yang melakukan tindakan criminal atau memakai obat-obatan terlarang,
kebijakan disusun dengan melibatkan orang tua siswa dan masyarakan
sekitarnya. Program harus menjadi bagian program “Lingkungan Bebas
Narkotika”.
3. Melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan
Program meliputi prevensi, konseling dan pertolongan atau rujukan bagi
siswa yang telah menyalahgunakan narkotika, mengadakan rajia secara
berkala. Program dilaksanakan secara komprehensif dengan melatih guru dan
siswa sebagai konselor sebaya.
46
Hukuman harus berifat mendidik, dan tidak merusak masa depan siswa,
bimbingan konseling dari guru, perlu dikembangkan secara propesional
sebagai unit layanan bimbingan siswa.
4. Pendidikan Pencegahan
Diselenggarakan secara kulikuler dengan mengadakan extrakulikuler,
upayanya berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan daya tangkal siswa
dan memberikan keterampilan yang diperlukan, agar dapat menghargai diri
sendiri dan sesame, dalam pengambilan keputusan, mengelola stress, menolak
tawaran narkotika, menolak kekerasan, dan menanggulangi masalah
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisa dan Interprestasi Data
1. Analisa Data
Setelah memperoleh data berdasarkan angket yang diberikan siswa dan
siswi, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel dengan
menggunakan teknik deskriptif prosentase, adapun hasil pengolahan angket
teknik deskriptif presentase, kemudian teknik selanjutnya adalah skoring,
untuk menentukan skoring semua pertanyaan dan pada pertanyaaan setiap
item dengan bobot nilai untuk jawaban sebagai berikut :
Adapun Presentase diperoleh dengan frekuensi jawaban dibagi jumlah
responden dikalikan 100% dengan rumus statistik (Presentase) sebagai
berikut:
%100Nfp
Keterangan:
P = Presentase Jawaban
F = Jawaban rata-rata siswa pada semua pertanyaan
N = Jumlah nilai tertinggi dari angket
Dimana untuk mencari nilai S digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
S = Jawaban rata-rata siswa pada semua pertanyaan
∑x = Jumlah total skor
N = Jumlah skor total
48
Tabel 7
Skor Skala Sikap
Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan
+ SS (Sangat setuju) 4
S (Setuju) 3
TS (Tidak setuju) 2
STS (Sangat tidak setuju) 1
Tabel 8
Respon untuk Selalu taat kepada Allah dan Menjauhi Segala Larangannya
1.1 Uraian Prosentase
F P%
Sangat setuju (SS) 13 26%
Setuju (S) 35 70%
Tidak setuju (TS) 2 4%
Sangat tidak setuju (STS) - 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 70% ketika menyadari untuk slalu taat kepada Allah , hal ini mereka
lakukan karena mereka mengetahui tidak ada Tuhan selain Allah, 26% siswa
menjawab sangat setuju ketika menyadari untuk selalu taat akan perintah Allah
dan menjauhi akan larangan Allah , sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada
4% ketika kurang menyadari akan perintah-perintah Allah dan segala
larangannya, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika menyadari untuk
tidak selalu taat kepada Allah.
Tabel 9
Jawaban Responden untuk Tidak Berlebih-lebihan Dalam Segala Hal
1.2 Uraian Prosentase
F P%
Sangat setuju (SS) 11 22%
Setuju (S) 36 72%
Tidak setuju (TS) 3 6%
Sangat tidak setuju (STS) - 0%
50 100%
49
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 72% untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, karena tidak baik
untuknya dan orang lain, 22% siswa menjawab sangat setuju ketika siswa tidak
berlebih-lebihan dalam segala hal , hal ini mereka lakukan karena mereka
mengetahui ketika berlebih-lebihan itu tidak baik untuknya dan orang lain,
sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika masih berlebih-lebihan
walaupun mereka tau berlebih-lebihan itu tidak baik, 0% siswa menjawab sangat
tidak setuju ketika masih berlebih-lebihan dalam segala hal.
Tabel 10
Jawaban Responden untuk menggunakan waktunya Membaca Qur’an dengan
baik, dibandingkan melakukan hala-hal lain yang bersifat Negatif
1.3 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 10 20%
Setuju (S) 35 70%
Tidak Setuju (TS) 5 10%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 70% menggunakan waktunya untuk membaca qur’an dibandingkan
melakukan hal-hal lain yang bersifat negatif, yakin membaca qur’an membuat hati
lebih tenang , hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui membaca qur’an
lebih baik dibandingkan melakukan hal-hal yang negatif, yakin akan bermanfaat
untuk dirinya dan orang lain, 20% yang menjawab setuju siswa menggunakan
waktunya untuk membaca qur’an, yakin membaca qur’an lebih baik dibandingkan
melakukan hal-hal yang negatif, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju ada
10% ketika menggunakan waktunya hanya unuk membaca qur’an, 0% siswa
menjawab sangat tidak setuju ketika menggunakan waktunya untuk membaca
qur’an dibandingkan melakukan hal-hal lain yang bersifat negatif.
50
Tabel 11
Jawaban Responden ketika Mendapatkan kelebihan Rizki, Mensyukuri Atas
Nikmat yang Diberi oleh Allah SWT
1.4 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 13 26%
Setuju (S) 33 66%
Tidak Setuju (TS) 3 6%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 66% ketika mendapatkan kelebihan rizki, mensyukuri atas nikmat
yang diberi oleh Allah, hal ini mereka lakukan bahwa setiap mereka kelebihan
rekzi mereka menyisikan uangnya dijalan Allah, 26% siswa menjawab sangat
setuju ketika mendapatkan kelebihan rizki, Mensyukuri atas nikmat yang diberi
oleh Allah, 6% siswa menjawab tidak setuju ketika mendapatkan kelebihan rizki,
tidak mensyukuri atas nikmat yang diberi oleh Allah, 2% siswa menjawab sangat
tidak setuju ketika mendapatkan kelebihan rizki, tidak mensyukuri atas nikmat
yang diberi oleh Allah.
Tabel 12
Respon Orang Tua untuk Mengingatkan kepada Anaknya agar tidak berkelahi
diluar Rumah
1.5 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju( SS) 14 28%
Setuju (S) 24 48%
Tidak Setuju (TS) 11 22%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 48% ketika orang tua mengingatkan kepada anaknya untuk tidak
berkelahi diluar rumah, mencoba mengikuti hal-hal positif, agar terhindar dari
pengaruh teman-teman yang bisa tauran, 28% siswa menjawab sangat setuju
ketika orang tua mengingatkan kepada anaknya untuk tidak berkelahi di luar
51
rumah , mencoba mengikuti hal-hal yang positif, hal ini orang tua lakukan agar
anaknya tidak ikut-ikutan tawuran, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada
22% ketika orang tua mengingatkannya untuk tidak berkelahi di luar rumah, 2%
siswa menjawab sangat tidak setuju ketika orang tua mengingatkan kepada
anaknya untuk tidak berkelahi di luar rumah.
Tabel 13
Jawaban Responden ketika pelajaran pendidikan Agama Islam mengajarkan
untuk tidak Berbohong, Merasa ingin Merubah sifat agar tidak Berbohong
1.6 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 13 26%
Setuju (S) 33 66%
Tidak Setuju (TS) 3 6%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 66% ketika pelajaran pendidikan agama islam mengajarkan untuk
tidak berbohong, merasa ingin merubah sifatnya agar tidak berbohong, karena
kebohongan akan merugikan diri sendiri dan orang lain, 26% siswa menjawab
sangat setuju ketika tidak berbohong, merasa ingin merubah sifat agar tidak
berbohong, hal ini mereka lakukan ketika pelajaran pendidikan agama Islam
mengajarkan untuk tidak berbohong, karena berbohong dapat merugikan diri dan
orang lain,sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika pelajaran
pendidikan agama islam mengajarkan untuk tidak berbohong, karena merasa
tidak ingin merubah sifatnya menjadi orang yang selalu jujur, 2% siswa
menjawab sangat tidak setuju ketika tidak berbohong, merasa dirinya masih
sering berbohong.
52
Tabel 14
Respon Ketika Teman anda Mengingkari Janjinya, Menegurnya
Bahwa itu Perbuatan Salah
1.7 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 16 32%
Setuju (S) 26 52%
Tidak Setuju (TS) 5 10%
Sangat tidak setuju (STS) 3 6%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 52% ketika teman anda mengingkari janjinya, menegurnya bahwa itu
perbuatan salah, 32% siswa menjawab sangat setuju ketika teman anda
mengingkari janjinya, menegurnya bahwa itu perbuatan salah, sedangkan siswa
yang menjawab tidak setuju ada 10% ketika teman anda mengingkari janjinya,
menegurnya bahwa itu perbuatan salah, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju
ketika teman anda mengingkari janjinya, menegurnya bahwa itu perbuatan salah
karena merasa diri cuek.
Tabel 15
Jawaban Responden ketika Mampu Melakukan Segala Hal Apapun,
Berkewajiban Membantu orang lain
1.8 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 23 46%
Setuju (S) 22 44%
Tidak Setuju (TS) 5 10%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
sangat setuju ada 46% mampu dalam segala hal apapun, berkewajiban membantu
orang lain, 44% siswa menjawab setuju ketika mampu dalam segala apapun
berkewajiban membantu orang lain, hal ini mereka lakukan karena mereka
mengetahui ketika mampu dalam segala apapun, berkewajiban membantu orang
53
lain, karena hidup saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya, 10 % siswa
menjawab tidak setuju ketika mampu dalam segala apapun, berkewajiban
membantu orang lain, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika mampu
dalam segala apapun, berkewajiban membantu orang lain.
Tabel 16
Respon Ketika Teman anda Membuat gaduh & onar,
Merasa tidak Nyaman dan ingin Mendamaikan Mereka
1.9 Uraian Prosentase
F P% Sangat Setuju (SS) 17 34%
Setuju (S) 27 54%
Tidak Setuju (TS) 3 6%
Sangat tidak setuju (STS) 3 6%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 54% ketika teman anda membuat gaduh dan onar, merasa tidak
nyaman dan ingin mendamaikan mereka, 34% siswa menjawab setuju ketika
teman anda membuat gaduh dan onar, merasa tidak nyaman dan ingin
mendamaikan mereka, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika
teman anda membuat gaduh dan onar, merasa tidak nyaman dan ingin
mendamaikan mereka, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika teman anda
membuat gaduh dan onar, merasa tidak nyaman dan ingin mendamaikan mereka.
Tabel 17
Respon Ketika di Sekolah ada Salah Satu Murid yang Melawan Guru,
Menegurnya karena Merasa Tidak Nyaman Terhadap Teman Yang Lain
1.10 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 18 36%
Setuju (S) 24 48%
Tidak Setuju (TS) 6 12%
Sangat tidak setuju (STS) 2 4%
40 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 48% ketika disekolah ada salah satu murid yang melawan guru,
54
menegurnya karena tidak merasa nyaman terhadap teman yang lain, 36% siswa
menjawab sangat setuju ketika disekolah ada salah satu murid yang melawan
guru, menegurnya karena tidak merasa nyaman terhadap teman yang lain,
sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 12% ketika disekolah ada salah satu
murid yang melawan guru, menegurnya karena tidak merasa nyaman terhadap
teman yang lain, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika disekolah ada
salah satu murid yang melawan guru, menegurnya karena tidak merasa nyaman
terhadap teman yang lain.
Tabel 18
Jawaban Responden Untuk Selalu Cinta Kepada Allah, Yakin Cinta Kepada Allah Cinta yang Sesungguhnya
1.11 Uraian Prosentase
F P%
Sangat setuju (SS) 9 18%
Setuju (S) 38 76%
Tidak setuju (TS) 3 6%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 76% untuk selalu cinta kepada Allah, merasa cinta kepada Allah cinta
yang sesungguhnya, hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui cinta yang
sesungguhnya hanya pada Allah, merasa tidak ada cinta yang abadi selain cinta
pada Allah, 18% siswa menjawab sangat setuju cinta kepada Allah cinta yang
sesungguhnya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika merasa
belum sepenuhnya cinta kepada Allah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju
ketika merasa belum sepenuhnya cinta kepada Allah.
55
Tabel 19
Jawaban Responden Untuk Menghormati Orang yang lebih Tua Umurnya.
1.12 Uraian Presentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 10 20%
Setuju (S) 38 76%
Tidak Setuju (TS) 2 4%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 76% ketika menghormati orang yang lebih tua umurnya, karena ini
tatak rama terhadap orang tua, merasa ingin selalu menghormati orang yang
lebih tua umurnya, 20% siswa menjawab sangat setuju ketika menghormati
oaring yang lebih tua umurnya, merasa kewajiban sebagai tatak rama terhadap
orang tua, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 4% ketika menghormati
orang yang lebih tua umurnya, merasa dirinya belum sepenuhnya menghormati
orang yang lebih tua umurnya, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika
belum menghormati orang yang lebih tua umurnya, merasa tidak bersalah.
Tabel 20
Jawaban Responden ketika Menyadari bahwa Allah selalu Mengawasi Kita,
Yakin dan Berusaha untuk Selalu Berbuat Baik
1.13 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju( SS) 7 14%
Setuju (S) 33 66%
Tidak Setuju (TS) 9 18%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 66% ketika menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita, berusaha
untuk selalu berbuat baik, 14% siswa menjawab sangat setuju ketika menyadari
bahwa Allah selalu mengawasi kita, yakin dan berusaha untuk selalu berbuat baik
56
, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 18% ketika menyadari bahwa Allah
selalu mengawasi kita, merasa belum berbuat baik, 2% siswa menjawab sangat
tidak setuju ketika menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita, yakin dan
berusaha untuk selalu berbuat baik.
Tabel 21
Respon Melihat Temannya Melakukan Perbuatan Asusila, Merasa itu
PerbuatanYang Tidak Terpuji
1.14 Uraian Prosentase F P%
Sangat Setuju (SS) 10 20%
Setuju (S) 33 66%
Tidak Setuju (TS) 5 10%
Sangat tidak setuju (STS) 2 4%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 66% ketika melihat temannya melakukan perbuatan Asusila merasa itu
perbuatannya yang tidak terpuji, 20% siswa menjawab sangat setuju ketika
melihat temannya melakukan perbuatan asusila merasa itu perbuatannya yang
tidak terpuji, hal ini mereka lakukan ketika melihat teman melakukan perbuatan
asusila, merasa itu perbuatan tidak terpuji dihadapan Allah dan jangan sampai
mengikuti perbuatan tersebut, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 10%
ketika melihat temannya melakukan perbuatan asusila merasa itu perbuatannya
yang tidak terpuji, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika melihat
temannya melakukan perbuatan asusila merasa itu perbuatannya yang tidak
terpuji.
Tabel 22
Jawaban Responden ketika Menuju Jalan Kebenaran,
Hatinya Tentram Dimanapun Berada
1.15 Uraian Prosentase F P%
Sangat Setuju (SS) 13 26%
Setuju (S) 30 60%
Tidak Setuju (TS) 5 10%
Sangat tidak setuju (STS) 2 4%
50 100%
57
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 60% ketika menuju jalan kebenaran, hatinya tentram dimanapun
berada, hal ini mereka lakukan bahwa siapa saja yang jalan kebaikan, hatinya
akan tentram, 26% siswa menjawab setuju ketika menuju jalan kebenaran,
hatinya tentram dimanapun berada, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada
10% ketika menuju jalan kebenaran, hatinya tentram dimanapun berada, 4%
siswa menjawab sangat tidak setuju ketika menuju jalan kebenaran, hatinya
tentram dimanapun berada.
Tabel 23
Respon Ketika Teman anda sedang Banyak Masalah, Niat Hati ingin
Membantu Menyelesaikan Masalahnya
1.16 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 17 34%
Setuju (S) 27 54%
Tidak Setuju (TS) 6 12%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 54% ketika teman anda sedang banyak masalah, niat hati ingin
membantu menyelesaikannya, 34% siswa menjawab setuju ketika teman anda
sedang banyak masalah, niat hati ingin membantu menyelesaikannya, hal ini
mereka lakukan ketika teman anda banyak masalah, hatinya ingin membantunya,
sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 12% ketika teman anda sedang
banyak masalah, niat hati ingin membantu menyelesaikannya, 0% siswa
menjawab sangat tidak setuju ketika teman anda sedang banyak masalah, niat hati
ingin membantu menyelesaikannya.
58
Tabel 24
Respon Ketika kamu Melihat Teman kamu Tidak Memiliki Buku,
Anda Berkewajiban Meminjamkannya
1.17 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 18 36%
Setuju (S) 26 52%
Tidak Setuju (TS) 4 8%
Sangat tidak setuju (STS) 2 4%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 52% ketika kamu melihat teman kamu tidak memiliki buku, anda
berkewajiban meminjamkannya, 36% siswa menjawab sangat setuju ketika kamu
melihat teman kamu tidak memiliki buku, anda berkewajiban meminjamkannya,
sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 8% ketika kamu melihat teman kamu
tidak memiliki buku, anda berkewajiban meminjamkannya, 4% siswa menjawab
sangat tidak setuju ketika kamu melihat teman kamu tidak memiliki buku, anda
berkewajiban meminjamkannya.
Tabel 25
Reson Ketika Teman anda Sakit, anda Menjenguknya Supaya yang
Sakit Cepat Sembuh dan bisa Beraktivitas Seperti Biasa
1.18 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 11 22%
Setuju (S) 33 66%
Tidak Setuju (TS) 6 12%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 66% ketika teman anda sakit, anda menjenguknya supaya yang sakit
cepat sembuh dan beraktifitas seperti biasa, 22% siswa menjawab sangat setuju
ketika teman anda sakit, anda menjenguknya supaya yang sakit cepat sembuh dan
59
beraktifitas seperti biasa, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 12% ketika
teman anda sakit, anda menjenguknya supaya yang sakit cepat sembuh dan
beraktifitas seperti biasa, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika teman
anda sakit, anda menjenguknya supaya yang sakit cepat sembuh dan beraktifitas
seperti biasa.
Tabel 26
Respon Ketika anda Banyak Masalah, Mengadu Pertolongan Kepada Allah,
Karena kepadanya aku Mengadu dan Berdoa
1.19 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 12 24%
Setuju (S) 34 68%
Tidak Setuju (TS) 3 6%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 68% ketika anda banyak masalah, mengadu pertolongan kepada Allah,
karena kepadanya aku mengadu dan berdoa, 24% siswa menjawab sangat setuju
ketika anda banyak masalah, mengadu pertolongan kepada Allah, karena
kepadanya aku mengadu dan berdoa, hal ini mengetahui ketika banyak masalah,
semua permasalahan yang ada mereka mengadu kepada Allah, karena kepadanya
aku bersandar, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika anda
banyak masalah, mengadu pertolongan kepada Allah, karena kepadanya aku
mengadu dan berdoa, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika anda banyak
masalah, mengadu pertolongan kepada Allah, karena kepadanya aku mengadu
dan berdoa.
60
Tabel 27
Respon Ketika kamu sedang gundah & gelisah,
membaca al-Quran adalah obatnya
1.20 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 14 28%
Setuju (S) 34 68%
Tidak Setuju (TS) 2 4%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 68% ketika anda sedang gundah dan gelisah, membaca al-Qur’an
adalah obatnya, hal ini mereka lakukan bahwa ketika sedang gundah atau gelisah
mereka tidak melakukan yang dilarang oleh agama, tetapi membaca al-Quran, al-
Quran adalah obatnya, 28% siswa menjawab sangat setuju ketika sedang gundah
dan gelisah, membaca al-Qur’an adalah obatnya, sedangkan siswa menjawab
tidak setuju ada 4% ketika anda sedang gundah dan gelisah, membaca al-Qur’an
adalah obatnya, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika anda sedang
gundah dan gelisah, membaca al-Qur’an adalah obatnya
Tabel 28
Respon Ketika Melihat Bencana di TV, Merasa Ingin Membantunya
Walaupun hanya lewat Doa
1.21 Uraian Prosentase F P%
Sangat Setuju (SS) 14 28%
Setuju (S) 34 68%
Tidak Setuju (TS) 2 4%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 68% ketika melihat bencana di TV merasa simpatik, merasa ingin
membantunya walaupun hanya lewat doa, 28% siswa menjawab sangat setuju
ketika melihat bencana di TV merasa simpati, merasa ingin membantunya
61
walaupun hanya lewat doa, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 4%
ketika melihat bencana di TV merasa simpatik, merasa ingin membantunya
walaupun hanya lewat doa, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika
melihat bencana di TV, merasa ingin membantunya walaupun hanya lewat doa.
Tabel 29
Jawaban Responden ketika Menjalankan Perintah Agama dan
mematuhi Hukum-hukum Islam
1.22 Uraian Prosentase F P%
Sangat setuju (SS) 14 28%
Setuju (S) 26 52%
Tidak setuju (TS) 8 16%
Sangat tidak setuju (STS) 2 4%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 52% ketika Menjalankan perintah Allah, dan mematuhi hokum-hukum
Islam, hal ini mereka lakukan karena mereka menyadiri kewajibannya sebagai
seorang muslim untuk menjalankan perintah Allah dan mematuhi hokum-hukum
Islam , 28% siswa menjawab sangat setuju ketika menjalankan perintah Allah
dan mematuhi hokum-hukum islam, malu ketika melanggarnya, sedangkan siswa
menjawab tidak setuju ada 16% ketika siswa masih melanggar perintah Allah dan
tidak mentaati hokum-hukum Islam, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju
ketika siswa masih melanggar perintah Allah dan tidak merasa berdosa.
Tabel 30
Jawaban Reponden ketika Menjalankan Ibadah puasa di Bulan Ramadhan,
Merasa nikmat dalam Menjalankan Ibadah Puasa.
1.23 Uraian Prosentase F P%
Sangat Setuju (SS) 8 16%
Setuju (S) 39 78%
Tidak Setuju (TS) 3 6%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
62
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 78% ketika puasa di bulan ramadhan, yakin bahwa puasa di bulan
ramadhan lebih nikmat, hal ini mereka lakukan karena kewajiban sebagai
seorang muslim, yakin bahwa puasa di bulan ramadhan lebih nikmat apabila
mengetahui hikmah-hikmah sebagai seorang muslim, 16% siswa menjawab
sangat setuju karena menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan kewajiban
sebagai seorang muslim, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% puasa
di bulan ramadhan, yakin bahwa puasa di bulan ramadhan kewajiban seorang
muslim, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju puasa dibulan ramadhan ,
yakin bahwa puasa di bulan ramadhan kewajiban seorang muslim.
Tabel 31
Respon ketika Bersalah Atas Ucapannya yang kotor, Merasa Menyesal
Atas Perbuatan Tersebut
1.24 Uraian Prosentase F P%
Sangat Setuju (SS) 15 30%
Setuju (S) 31 62%
Tidak Setuju (TS) 4 8%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 62% ketika bersalah atas ucapan yang kotor, merasa menyesal atas
perbuatan tersebut, 30% siswa menjawab sangat setuju ketika bersalah atas
ucapan yang kotor, merasa menyesal atas perbuatan tersebut dan tidak mau
mengulangi lagi, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ketika bersalah atas
ucapan yang kotor ada 8%, merasa tidak menyesal atas perbuatan tersebut, 0%
siswa menjawab sangat tidak setuju ketika bersalah atas ucapan yang kotor,
merasa tidak menyesal atas perbuatan tersebut.
63
Tabel 32
Respon Ketika Mendapat nilai ujian Tertinggi Praktek ibadah,
Merasa bangga dengan nilai Yang di Dapat.
1.25 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 9 18%
Setuju (S) 18 36%
Tidak Setuju (TS) 12 24%
Sangat tidak setuju (STS) 11 22%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 36% ketika mendapat nilai ujian tertinggi praktik ibadah, merasa
bangga dengan nilai yang dia dapat, hal ini mereka lakukan karena mereka
senang, 18% siswa menjawab sangat setuju ketika mendapat nilai ujian tertinggi
praktik ibadah, merasa bangga dengan nilai yang dia dapat, sedangkan siswa
menjawab tidak setuju ada 24% ketika mendapat nilai ujian tertinggi praktek
ibadah, merasa tidak bangga dan biasa-biasa saja, 22% siswa menjawab sangat
tidak setuju ketika mendapat nilai ujian tertinggi praktek ibadah, merasa biasa-
biasa saja tidak bangga.
Tabel 33
Respon Ketika di Sekolah Melihat ada Teman yang Mencuri, Merasa Inggin
Langsung Melaporkannya kepada Kepala Sekolah
1.26 Uraian Prosentase F P%
Sangat Setuju( SS) 8 16%
Setuju (S) 20 40%
Tidak Setuju (TS) 15 30%
Sangat tidak setuju (STS) 7 14%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 40% ketika melihat teman di sekolah ada yang mencuri,
melaporkannya kepada kepala sekolah, hal ini mereka lakukan karna perbuatan
mencuri melanggar peraturan sekolah dah hukum, 16% siswa menjawabn sangat
64
setuju ketika melihat ada teman yang mencuri, merasa inggin langsung
melaporkannya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 30% ketika melihat
ada teman yang mencuri, melaporkannya kepada kepala sekolah, 14% siswa
menjawab sangat tidak setuju ketika melihat teman yang mencuri merasa ingin
melaporkannya kepada kepala sekolah. Karena merasa kasian dan merasa tidak
mau ikut campur.
Tabel 34
Respon ketika Membeli Makanan dan Berniat untuk Mencuri, Hati Merasakan
Perbuatan itu Salah dan Berdosa
1.27 Uraian Prosentase F P%
Sangat Setuju (SS) 8 16%
Setuju (S) 30 60%
Tidak Setuju (TS) 8 16%
Sangat tidak setuju (STS) 4 8%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju
ada 60% ketika membeli makanan dan berniat untuk mencuri, hati merasakan
perbuatan itu salah dan berdosa, 16% siswa menjawab sangat setuju ketika
membeli makanan dan berniat untuk mencuri, hati merasakan perbuatan itu salah
dan berdosa, hal ini mereka lakukan bahwa mengambil bukan haknya itu
perbuatan yang tidak terpuji dan tercela dihadapan Allah, sedangkan siswa
menjawab tidak setuju ada 16% ketika membeli makanan dan berniat untuk
mencuri, hati merasakan perbuatan itu salah dan, 8% siswa menjawab sangat
tidak setuju ketika membeli makanan dan berniat untuk mencuri, hati merasakan
perbuatan itu salah dan berdosa.
65
Tabel 35
Jawaban Responden yang baik akhlaknya, yang mau mengakui Kesalahannya,
jika tidak Meminta Maaf dia Merasa Berdosa
1.28 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 13 26%
Setuju (S) 25 50%
Tidak Setuju (TS) 11 22%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 50% ketika siswa yang baik akhlaknya, yang mau mengakui
kesalahannya, merasa wajib untuk meminta maaf jika tidak dia merasa berdosa,
26% siswa menjawab sangat setuju ketika siswa yang baik akhlaknya, yang mau
mengakui kesalahannya, hal ini mereka lakukan bahwa ketika mereka mepunyai
kesalahan langsung meminta maaf, merasa berdosa jika tidak meminta maaf,
sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 22% ketika siswa yang baik
akhlaknya mau mengakui kesalahannya, merasa berdosa jika tidak meminta
maaf, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika siswa yang baik akhlaknya
mau mengakui kesalahannya, merasa enggan untuk meminta maaf .
Tabel 36
Respon Ketika Melihat Temannya Menggangu Orang Shalat,
Menegurnya Karena Merasa tidak Nyaman
1.29 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 14 28%
Setuju (S) 27 54%
Tidak Setuju (TS) 8 16%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 54% ketika melihat temannya menggangu orang shalat, menegurnya
66
karena merasa tidak nyaman, 28% siswa menjawab sangat setuju ketika melihat
temannya menggangu orang shalat, menegurnya karena merasa tidak nyaman, hal
ini mereka lakukan bahwa menggangu ketika sedang shalat, sepantasnya sesama
muslim menegurnya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 16% ketika
melihat temannya menggangu orang shalat, menegurnya karena merasa tidak
nyaman, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika melihat temannya
menggangu orang shalat, menegurnya karena merasa tidak nyaman.
Tabel 37
Respon Ketika Anda Difitnah oleh Seseorang & Teman, Merasa ini adalah
Ujian Dari Allah dan Anda Tabah
1.30 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 7 14%
Setuju (S) 36 72%
Tidak Setuju (TS) 7 14%
Sangat tidak setuju (STS) - 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 72% ketika anda difitnah oleh seseorang & teman, merasa ini adalah
ujian dari Allah dan anda tabah, 14% siswa menjawab sangat setuju ketika anda
difitnah oleh seseorang & teman, merasa ini adalah ujian dari Allah dan anda
tabah, hal ini mereka lakukan ketika mereka difitnah mereka menyadari bahwa
ini adalah cobaan dari Allah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 14%
ketika anda difitnah oleh seseorang & teman, merasa ini adalah ujian dari Allah
dan anda tabah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika anda difitnah oleh
seseorang & teman, merasa ini adalah ujian dari Allah dan anda tabah.
67
Tabel 38
Respon Ketika Salah Satu Teman Keluarga Anda, Mendapatkan Musibah,
Merasa Prihatin dan Berbelasungkawa
1.31 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 11 22%
Setuju (S) 32 64%
Tidak Setuju (TS) 7 14%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 64% ketika salah satu teman keluarga anda, mendapatkan musibah,
merasa prihatin dan berbelasungkawa dan mendoakannya agar mereka tabah, 22%
siswa menjawab sangat setuju ketika salah satu teman keluarga anda, mendapatkan
musibah, merasa prihatin dan berbelasungkawa dan mendoakannya agar mereka
tabah, hal ini mereka lakukan bahwa ketika teman keluarganya terkena
musibahnya, selayaknya sebagai temannya mendoakanya supaya tabah dan sabar
dan membantu materi apa yang dimilikinya untuk meringkan yang terkena
musibah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 14% ketika salah satu teman
keluarga anda, mendapatkan musibah, merasa prihatin dan berbelasungkawa dan
mendoakannya agar mereka tabah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika
salah satu teman keluarga anda, mendapatkan musibah, merasa prihatin dan
berbelasungkawa dan mendoakannya agar mereka tabah.
Tabel 39
Respon Apabila anda tidak Membayar Hutang, Hati Kecil
Mengatakan itu Perbuatan Tidak Terpuji
1.32 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 12 24%
Setuju (S) 28 56%
Tidak Setuju (TS) 10 20%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
68
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 56% ketika sikap anda tidak membayar hutang, hati kecil mengatakan
itu perbuatan tidak terpuji, 24% siswa menjawab setuju ketika sikap anda tidak
membayar hutang, hati kecil mengatakan itu perbuatan tidak terpuji, sedangkan
siswa menjawab tidak setuju ada 20% ketika sikap anda tidak membayar hutang,
hati kecil mengatakan itu perbuatan tidak terpuji, 0% siswa menjawab sangat
tidak setuju ketika sikap anda tidak membayar hutang, hati kecil mengatakan itu
perbuatan tidak terpuji.
Tabel 40
Respon Ketika Teman anda Melakukan Kecurangan Disaat Ujian,
Menegurnya Bahwa itu Perbuatan Salah
1.33 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 19 38%
Setuju (S) 26 52%
Tidak Setuju (TS) 5 10%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 52% ketika teman anda melakukan kecurangan disaat ujian,
menegurnya bahwa itu perbuatan salah, 38% siswa menjawab setuju ketika teman
anda melakukan kecurangan disaat ujian, menegurnya bahwa itu perbuatan salah,
hal ini mereka lakukan ketika melakukan kecurangan jangan ditiru, sedangkan
siswa menjawab tidak setuju ada 10% ketika teman anda melakukan kecurangan
disaat ujian, menegurnya bahwa itu perbuatan salah, 0% siswa menjawab sangat
tidak setuju ketika teman anda melakukan kecurangan disaat ujian, menegurnya
bahwa itu perbuatan salah.
69
Tabel 41
Respon ketika teman membuat kesal, Mencoba Menahan Ego Agar tidak
Terpancing Kesal
1.34 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 10 20%
Setuju (S) 34 68%
Tidak Setuju (TS) 4 8%
Sangat tidak setuju (STS) 2 4%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 68% mencoba menahan ego agar tidak terpancing kesal, hal ini mereka
lakukan karena mereka mengetahui ketika mereka menahan ego tidak akan
terpancing kesal, yakin sikap seperti ini baik untuknya dan orang lain, 20% siswa
menjawab sangat setuju karena menahan ego tidak akan terpancing kesal, yakin
sikap ini baik untuk dirinya dan orang lain, sedangkan siswa menjawab tidak
setuju ada 8% ketika mencoba menahan ego, meraka merasa masih sering
terpancing kesal, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju karena merasa belum
bisa menahan ego dan masih sering kesal.
Tabel 42
Respon ketika Sebelum Tidur Membaca Doa, Jika tidak Membaca Doa
Sebelum Tidur Merasa gelisah
1.35 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 11 22%
Setuju (S) 26 52%
Tidak Setuju (TS) 10 20%
Sangat tidak setuju (STS) 3 6%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 52% membiasakan diri sebelum tidur untuk membaca doa, jika tidak
membaca doa sebelum tidur merasa gelisah, hal ini mereka lakukan karena
70
membaca doa sebelum tidur membuat dirinya nyaman, merasa kebiasaan untuk
dirinya sebagai seorang muslim, 22% siswa menjawab setuju ketika
membiasakan diri sebelum tidur membaca doa, jika tidak membaca doa merasa
diri gelisah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 20% ketika
membiasakan membaca doa sebelum tidur, merasa jika tidak membaca doa
merasa gelisah, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika membiasakan
membaca doa sebelum tidur.
Tabel 43
Respon ketika Terlambat setiap Pelajaran pendidikan agama Islam,
Merasa malu karena terlambat
1.36 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 5 10%
Setuju (S) 29 58%
Tidak Setuju (TS) 11 22%
Sangat tidak setuju (STS) 5 10%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 58% ketika terlambat setiap pelajaran pendidikan agama islam, merasa
tidak suka dengan pelajaran pendidikan agama Islam, 10% siswa menjawab
sangat setuju ketika terlambat setiap pelajaran pendidikan agama islam, merasa
tidak suka dengan pelajaran pendidikan agama islam, sedangkan siswa yang
menjawab tidak setuju ada 22% ketika terlambat setiap pelajaran pendidikan
agama islam, merasa tidak malu karena sudah terlambat, 10% siswa menjawab
sangat tidak setuju ketika terlambat setiap pelajaran pendidikan agama islam,
merasa tidak malu karena sudah terlambat.
71
Tabel 44
Respon ketika Kehidupan Beragama setelah Memakai Narkotika Menjadi tidak
Baik, Sehingga Membuat dirinya tidak terkontrol
1.37 Uraian Presentase
F P%
Sangat Setuju( SS) 12 24%
Setuju (S) 34 68%
Tidak Setuju (TS) 3 6%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 68% ketika kehidupan beragama setelah memakai narkotika menjadi
tidak baik, sehingga membuat tidak terkontrol, 24% siswa menjawab sangat setuju
ketika kehidupan beragama setelah memakai narkotika menjadi tidak baik,
sehingga membuat dirinya tidak terkontrol, sedangkan siswa menjawab tidak
setuju ada 6% ketika kehidupan beragama setelah memakai narkotika menjadi
tidak baik, sehingga membuat dirinya tidak terkontrol, 2% siswa menjawab sangat
tidak setuju ketika kehidupan beragama setelah memakai narkotika menjadi tidak
baik, sehingga membuat dirinya tidak terkontrol.
Tabel 45
Respon ketika Sedang Gundah, berusaha mencoba untuk selalu tenang agar
Emosinya Terkontrol
1.38 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju( SS) 11 22%
Setuju (S) 29 58%
Tidak Setuju (ST) 7 14%
Sangat tidak setuju (STS) 3 6%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 58% ketika sedang gundah, berusaha mencoba untuk tenang agar
emosinya terkontrol, 22% siswa menjawab sangat setuju ketika sedang gundah,
72
berusaha mencoba tenag agar emosinya terkontrol, sedangkan siswa menjawab
tidak setuju ada 14% ketika sedang gundah, berusaha mencoba untuk tenang agar
emosinya terkontrol, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika sedang
gundah, berusaha untuk tenang agar emosinya terkontrol.
Tabel 46
Jawaban Responden Untuk Selalu disiplin dalam segala hal, Merasa ingin selalu
Disiplin karena Takut di Hukum
1.39 Uraian Presentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 7 14%
Setuju (S) 20 40%
Tidak Setuju (TS) 13 26%
Sangat tidak setuju (STS) 10 20%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 40% ketika disekolah untuk selalu disiplin dalam segala hal, 14%
siswa menjawab sangat setuju ketika disekolah untuk selalu disiplin dalam segala
hal, merasa inggin selalu disiplin karena takut dihukum, sedangkan siswa yang
menjawab tidak setuju disekolah untuk selalu disiplin dalam segala hal ada 26%,
merasa ingin selalu disiplin karena takut dihukum, 20% siswa menjawab sangat
tidak setuju ketika disekolah untuk selalu disiplin dalam segala hal, merasa ingin
selalu disiplin karena takut dihukum.
Tabel 47
Respon ketika Guru Pendidikan Agama Islam Mengingatkan pada siswa untuk
Hidup Bersih, karena Kebersihan itu Sebagian dari Iman
1.40 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 14 28%
Setuju (S) 33 66%
Tidak Setuju (TS) 2 4%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
73
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 66% ketika guru pendidikan agama islam mengingatkan untuk hidup
bersih, kebersihan itu sebagian dari iman, hal ini guru lakukan agar siswanya
hidup bersih, dengan hidup bersih akan hidup sehat dan terhindar dari penyakit,
28% siswa menjawab setuju ketika guru mengingatkan untuk hidup bersih, yakin
kebersihan itu sebagian dari iman, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju
ada 4% ketika guru pendidikan agama islam mengingatkan untuk hidup bersih,
yakin kebersihan itu sebagian dari iman, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju
ketika guru pendidikan agama islam mengingatkan pada siswa untuk hidup
bersih. Yakin kebersihan itu sebagian dari iman.
Tabel 48
Respon Ketika Guru saya Memberi tahu Tentang Bahaya Meroko , Merasa
Enggan untuk Mencobanya
1.41 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 9 18%
Setuju (S) 35 70%
Tidak Setuju (TS) 5 10%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, 18% siswa menjawab sangat setuju
ketika guru memberi tahu tentang bahaya meroko, merasa enggan untuk
mencobanya, 70% siswa menjawab setuju ketika guru memberi tahu tentang
bahaya meroko bila berlebihan, merasa enggan untuk mencobanya, 10% siswa
menjawab tidak setuju ketika guru memberi yahu tentang bahaya meroko bila
berlebihan, merasa enggan untuk mencobanya, 2% siswa menjawab sangat tidak
setuju ketika guru memberi tahu tentang bahaya meroko, merasa enggan untuk
mencobanya.
74
Tabel 49
Jawaban RespondenNarkotika membahayakan Diri Manusia Apabila disalah
gunakan, narkotika hanya baik untuk di pakai para tim medis.
1.42 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 11 22%
Setuju (S) 32 64%
Tidak Setuju (TS) 7 14%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 64% narkotika membayakan manusia apabila penggunaanya di
salahgunaka, narkotika baik dipakai untuk para tim medis dalam pengobatan,
karena takaran dosisnya sudah di atur, 22% siswa menjawab sangat setuju
narkotika membahayakan manusia apabila disalahgunakan, narkotika baik
digunakan oleh tim medis untuk proses pengobatan, hal ini karena tim medis
sudah mengetahui takaran dalam penggunaan dosisnya, sedangkan siswa yang
menjawab tidak setuju narkotika membahayakan manusia ada 14%, narkotika
baik digunakan para tim medis untuk pengobatan karna takaran dosisnya sudah
diatur, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju narkotika membahayakan
manusia, narkotika baik digunakan para tim medis untuk pengobatan karena
dosisnya sudah diatur .
Tabel 50
Respon Ketika ada Waktu banyak, Tidak Menyiak-nyiakan Waktu
Tersebut untuk Berzikir kepada Allah
1.43 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 20 40%
Setuju (S) 22 44%
Tidak Setuju (TS) 7 14%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
75
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 44% ketika ada waktu banyak, tidak menyia-nyiakan waktu tersebut
untuk berzikir kepada Allah, 40% siswa menjawab sangat setuju ketika ada waktu
banyak, tidak menyia-nyiakan waktu tersebut untuk berzikir kepada Allah,
sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 14% ketika ada waktu banyak, tidak
menyia-nyiakan waktu tersebut untuk berzikir kepada Allah, 2% siswa menjawab
sangat tidak setuju ketika ada waktu banyak, tidak menyia-nyiakan waktu
tersebut untuk berzikir kepada Allah.
Tabel 51
Respon Ketika anda Tidak Disiplin, anda Sadar Bahwa itu Perbuatan yang
Tidak Baik
1.44 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 8 16%
Setuju (S) 36 72%
Tidak Setuju (TS) 5 10%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
0 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 72% ketika sikap anda tidak disiplin, anda sadar bahwa itu perbuatan
yang tidak baik, 16% siswa menjawab setuju ketika sikap anda tidak disiplin,
anda sadar bahwa itu perbuatan yang tidak baik, sedangkan siswa menjawab tidak
setuju ada 10% ketika sikap anda tidak disiplin, anda sadar bahwa itu perbuatan
yang tidak baik, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika sikap anda tidak
disiplin, anda sadar bahwa itu perbuatan yang tidak baik.
76
Tabel 53
Respon Guru Pendidikan Agama Islam mengingatkan untuk mentaati Perintah
Allah dan menjauhi segala larangannya
1.45 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 10 20%
Setuju (S) 31 62%
Tidak Setuju (TS) 7 14%
Sangat tidak setuju (STS) 2 4%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 62% ketika mentaati perintah Allah, ingin melakukannya karena
dianjurkan oleh agama, 20% siswa menjawab sangat setuju ketika mentaati
perintah Allah, ingin melakukannya karena dianjurkan oleh agama, hal ini
mereka lakukan karena mentaati perintah Allah adalah kewajiban bagi setiap
muslim, ingin melakukannya karena dianjurkan oleh agama, sedangkan siswa
menjawab tidak setuju ada 14% ketika mentaati perintah Allah, ingin
melakukannya karena mentaati perintah Allah adalah kewajiban bagi seorang
muslim, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika mentaati perintah Allah,
ingin melakukannya karena kewajiban sebagai seorang muslim.
Tabel 54
Respon Terhadap Keteladanan yang ada Pada Diri Rasulullah, Menjadikan
Suri tauladan, Merasa ingin meniru Apa yang dilakukan Rasulullah
1.46 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 17 34%
Setuju (S) 25 50%
Tidak Setuju (TS) 8 16%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 50% terhadap keteladanan yang ada pada diri rasulullah, merasa ingin
77
meniru apa yang dilakukan Rasulullah, hal ini mereka lakukan terhadap
keteladanan rasulullah, merasa ingin meniru apa yang dilakukan Rasulullah
karena selama ini belum sepenuhnya melakukan sunah-sunah Rosul, 34% siswa
menjawab setuju terhadap keteladanan yang ada pada diri Rosul, merasa ingin
meniru apa yang dilakukan Rosul, sedangkan siswa menjawab tidak setuju
terhadap keteladanan Rosulullah ada 16%, merasa ingin meniru apa yang
dilakukan Rasulullah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju terhadap
keteladanan yang ada pada diri Rasulullah, merasa ingin meniru apa yang
dilakukan Rasulullah.
Tabel 55
Jawaban Responden Berangkat dari Tidur Dimalam hari lebih dahulu
berwudhu
, Hati merasa Tentram
1.47 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 9 18%
Setuju (S) 34 68%
Tidak Setuju (TS) 6 12%
Sangat tidak setuju (STS) 1 2%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 68% ketika hendak tidur dimalam hari terlebih dahulu berwudhu,
hatinya merasa tentram, hal ini mereka lakukan sebelum tidur, mereka berwudhu
dan berdoa, hatinya merasa hatinya nyaman, 18% siswa menjawab setuju ketika
hendak tidur dimalam hari terlebih dahulu berwudhu, hatinya merasa tentram,
sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 12% ketika hendak tidur dimalam
hari terlebih dahulu berwudhu, hatinya merasa tentram, 2% siswa menjawab
sangat tidak setuju ketika hendak tidur dimalam hari terlebih dahulu berwudhu,
hatinya merasa tentram.
78
Tabel 56
Respon ketika Mendengar Azan segera Menunaikan Ibadah Shalat
1.48 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 9 18%
Setuju (S) 32 64%
Tidak Setuju (TS) 7 14%
Sangat tidak setuju (STS) 2 4%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 64% ketika mendengar suara adzan segera menunaikan ibadah sholat,
hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui ketika siswa mendengar suara
adzan segera menunaikan ibadah sholat karena Shalat merupakan kewajiban umat
Muslim, 18% siswa menjawab sangat setuju ketika mendengar suara adzan
mereka segera menunaikan ibadah sholat, sedangkan siswa menjawab tidak
setuju ada 14% ketika mendengar adzan tidak segera menunaikan ibadah sholat,
4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika mendengar adzan tidak segera
menunaikan ibadah sholat.
Tabel 57
Respon Ketika Guru kamu Sedang Memberikan Siraman Rohani, Merasa
Mendapatkan Pengalaman Tambahan dan Menghayati Dengan Benar
1.49 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 13 26%
Setuju (S) 29 58%
Tidak Setuju (TS) 5 10%
Sangat tidak setuju (STS) 3 6%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 58% ketika guru anda sedang memberikan siraman rohani, merasa
mendapatkan pengalaman tambahan dan menghayati dengan benar, 26% siswa
79
menjawab sangat setuju ketika guru anda sedang memberikan siraman rohani,
merasa mendapatkan pengalaman tambahan dan menghayati dengan benar ,
sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 10% ketika guru anda sedang
memberikan siraman rohani, merasa mendapatkan pengalaman tambahan dan
menghayati dengan benar, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika guru
anda sedang memberikan siraman rohani, merasa mendapatkan pengalaman
tambahan dan menghayati dengan benar.
Tabel 58
Respon Ketika anda Menjalankan Syariat Islam, Hati anda Merasa
Nyaman dan di beri kedudukan disisi Allah
1.50 Uraian Prosentase
F P%
Sangat Setuju (SS) 14 28%
Setuju (S) 33 66%
Tidak Setuju (TS) 3 6%
Sangat tidak setuju (STS) 0 0%
50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab
setuju ada 66% ketika anda menjalankan syariat Islam, hati anda merasa nyaman
dan diberi kedudukan disisi Allah, hal ini mereka lakukan bahwa ketika
melakukan syariat islam sangat dianjurkan oleh islam, dan jangan sekali-kali
menyimpang karena tidak nyaman dihadapan Allah, 28% siswa menjawab sangat
setuju ketika anda menjalankan syariat Islam, hati anda merasa nyaman dan
diberi kedudukan disisi Allah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6%
ketika anda menjalankan syariat Islam, hati anda merasa nyaman dan diberi
kedudukan disisi Allah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju anda
menjalankan syariat Islam, hati anda merasa nyaman dan diberi kedudukan disisi
Allah.
80
B. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk memberi
arti dan makna dalam menjawab masalah penelitian. Penelitian ini menggunakan
rumum komprasional tes “t” (Perbandingan), terdapat dua Variabel yang di teliti,
variabel tersebut adalah Pendidikan Agama Islam (variabel X) sebagai variabel
bebas, dan Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika (variabel Y) sebagai
variabel terikat.
Guna mencari nilai rata-rata pada semua pertanyaan antara pendidikan agama
Islam dan mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, penulis memasukkan data
yang di peroleh melalui pengamatan dan angket kedalam tabel penghitungan,
tabel tersebut terdiri dari 7 kolom yakni :
a. Kolom 1 : Subjek Penelitian
b. Kolom 2 : Skor Variabel XI
c. Kolom 3 : Skor Variabel XI -78
d. Kolom 4 : Skor Variabel XI2
e. Kolom 5 : Skor Variabel Y2
f. Kolom 6 : Skor Variabel Y2 -154
g. Kolom 7 : Skor Variabel Y22
Berdasarkan tabel dibawah perbedaan hasil angket variabel (Y) sikap
siswa melalui pengamatan dari segi kehadiran, keaktifan, berpakaian lengkap,
dan maka dapat diperoleh melalui rumus: komparasional tes “t”
(Perbandingan), berdasarkan data-data yang penulis tentukan random sampling,
melalui pengamatan 50 orang, dengan jumlah angket 50 soal.
Maka untuk memperoleh hasilnya maka ada beberapa langkah-langkah
sebagai berikut:
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Mencari Maen Variabel X1 dengan rumus:
MI = 1
1N
X = 50
3900 = 78
2. Mencari Maen Variabel Y2 dengan rumus:
M2 = 22
NY =
507700 = 154
81
3. Mencari deviasi sekor Variabel X1, dengan rumus:
X 1 = X1-M1
4. Mencari deviasi sekor Variabel Y2, dengan rumus:
Y 2 = Y2-M2
5. Mengkuadratkan x1, lalu dijumlah: diperoleh ∑x12
6. Mengkuadratkan y2, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑y22
7. Mencari to dengan rumus:
Diketahui data yaitu :
M1= 78 ∑x12 = 4210 N1 = 50
M2= 154 ∑y22 = 1050 N2 = 50
to
)2.1()21(
)221()21( 22
21
NNNN
NNyx
MM
to
)50.50()5050(
)25050()10504210(
15478
2500100
985260
76
51.3514.2
7604.067.53
76
= 35.51
82
Tabel 59 Perhitungan Untuk Mencari Mean dari Hasil Angket di MAN 1 (Y)
SEKOR
X Y NO. XI XI
-78 XI2 Y2 Y2
-154 Y22
1 70 -8 64 151 -3 9 2 80 2 4 151 -3 9 3 70 -8 64 154 0 0 4 60 -18 324 149 -5 25 5 80 2 4 148 -6 36 6 80 2 4 148 -6 36 7 80 2 4 159 5 25 8 80 2 4 155 1 1 9 90 12 144 158 4 16
10 80 2 4 153 -1 1 11 70 -8 64 157 3 9 12 90 12 144 153 -1 1 13 60 -18 324 146 -8 64 14 70 -8 64 159 5 25 15 80 2 4 157 3 9 16 70 -8 64 152 -2 4 17 80 2 2 147 -7 14 18 90 12 144 155 1 1 19 70 -8 64 156 2 4 20 70 -8 64 158 4 16 21 80 2 4 152 -2 4 22 90 12 144 155 1 1 23 90 12 144 158 4 16 24 80 2 4 158 4 16 25 80 2 4 143 -11 121 26 80 2 4 151 -3 9 27 70 -8 64 152 -2 4 28 90 12 144 153 -1 1 29 70 -8 64 157 3 9 30 70 -8 64 149 5 25 31 80 2 4 152 -2 4 32 90 12 144 149 -5 25 33 80 2 4 150 -4 16 34 70 -8 64 150 -4 16 35 90 12 144 144 -10 100 36 80 2 4 153 -1 1 37 70 -8 64 157 3 9 38 80 2 4 163 9 81 39 60 -18 324 160 6 36 40 80 2 4 156 2 4 41 80 2 4 154 0 0 42 80 2 4 148 -6 36 43 60 -18 324 144 -10 100 44 80 2 4 164 10 100 45 90 12 144 154 0 0 46 90 12 144 150 -4 16 47 80 2 4 154 0 0 48 60 -18 324 150 -4 16 49 90 12 144 155 1 1 50 90 12 144 151 -3 9
Jumlah 3900 0 4210 7700 0 1050
83
Langkah berikutnya, Memberikan interprestasi terhadap to: DF = (N1
+ N2) -2 = (50+50)-2 =98. Dengan df sebesar 98, tetapi terdapat dalam tabel
maka disini dipakai df 90 dengan df sebesar tabel nilai “t” baik pada taraf
signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% ternyata bahwa:
Pada taraf signifikan 5% t table = 1,99
Pada taraf signifkan 1 % t table = 2, 63
Karena to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99 dan
2, 63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik pada taraf signifkasi
5% maupun taraf signifikan 1%, dengan demikian Hipotesis diterima; ini
berarti bahwa adanya peranan dalam pendidikan agama Islam dalam upaya
mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat.
84
Tabel 60
Hasil variabel (X) dan variabel (Y)
SUBYEK X Y 1 70 151 2 80 151 3 70 154 4 60 149 5 80 148 6 80 148 7 80 159 8 80 155 9 80 158 10 80 153 11 70 157 12 90 153 13 60 146 14 70 159 15 80 157 16 70 152 17 80 147 18 90 155 19 70 156 20 70 158 21 80 152 22 90 155 23 90 158 24 80 158 25 80 143 26 80 151 27 70 152 28 90 153 29 70 157 30 70 149 31 70 152 32 90 149 33 80 150 34 80 150 35 90 144 36 80 153 37 70 157 38 80 163 39 60 160 40 80 156 41 80 154 42 80 146 43 80 144 44 70 164 45 90 154 46 90 150 47 80 154 48 60 150 49 90 155 50 90 151
85
Tabel 61
Mencari Mean dari
Angka Variabel X No X F F x 1 90 12 1080 2 80 21 1680 3 70 12 840 4 60 5 300
Jumlah 50 3900
Berikut ini dicari Mean dari angket Y sebagai berikut:
Mx =NFX
Mx = 3900 = 78
50
Berdasarkan hitungan di atas, maka dapat diperoleh bahwa nilai rata-rata
siswa tentang hasil Pengamatan dari kehadiran, keaaktifan, kerapihan seragam,
adalah 78 untuk mengetahui kualifikasi hasil Pengamatan dari kehadiran,
keaaktifan, kerapihan seragam, maka menyusun jumlah skor siswa yang mencakup
skor tertinggi yaitu 90 terendah 50, maka data-data tersebut disusun menjadi
Interval. Maka lebih jelasnya, dapat dilihat Pada tabel di atas.
Maka dengan nilai rata-rata sebesar 78 yang berada pada interval 90-60,
sehingga dapat diketahui bahwa hasil pengamatan dari kehadiran, keaktifan,
kerapihan berseragam kategori amat baik. Maka penulis menyimpulkan pengamatan
penulis selama satubulan melihat dari kehadiran, keaktifan, kerapihan seragam
siswa kelas XI kategori amat baik
86
Tabel 62
Hasil Mean dari hasil Angket Variabel Y
No Y F Fy 1 165 1 165 2 164 1 164 3 163 1 163 4 160 3 480 5 159 1 159 6 158 5 790 7 157 4 628 8 156 2 312 9 155 4 620 10 154 4 616 11 153 4 612 12 152 4 608 13 151 5 755 14 150 2 300 15 149 4 596 16 148 2 296 17 147 1 147 18 146 1 146 19 143 1 143
Jumlah 50 7700
Berikut ini dicari Mean dari angket Y sebagai berikut:
Mx =NFX
Mx = 7700 = 154
50
Berdasarkan hitungan di atas, maka dapat diperoleh bahwa nilai rata-
rata siswa tentang hasil angket di atas adalah 154 untuk mengetahui kualifikasi
hasil hasil angket, maka perlu disusun jumlah skor siswa yang mencakup skor
tertinggi yaitu 165 terendah 143, dalam Interval. Maka lebih jelasnya, dapat
dilihat pada tabel di atas.
Maka dengan nilai rata-rata sebesar 145 yang berada pada interval 90-
50, sehingga dapat diketahui bahwa hasil angket dalam Peranan Pendidikan
Agama Islam dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika
kategori baik. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa siswa yang memiliki
jumlah skor hasil angket pada interval 165-143 yaitu sebanyak 35 orang. Maka
87
penulis menyimpulkan bahwa sikap siswa terhadap upaya mengantisipasi
preyalahgunaan narkotika kategori baik.
C. Interprestasi Data
Setelah Pengujian hipotesis dilakukan maka dapat hasilnya Hipotesis Nihil
diajukan ditolak, sedangkan Hipotesis Alternatif diterima berarti adanya pengaruh
Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Upaya Mengatisipasi Penyalahgunaan
Narkotika dilihat dari angket, yaitu siswa-siswi yang menjawab 35 orang yang
mengetahui pendidikan agama islam sangat penting bagi dirinya.
Akibatnya, menjadi positif, siswa menjadi lebih memahami pendidikan agama
Islam yang diajarka di sekolah dan di praktekan dalam kehidupannya sehari-hari.
Agar menjadi manusia yang beriman dan beraqhlakul karimah yang baik.
Setiap melakukan sesuatu hal pasti ada faktor penghambat dan faktor
pendukung, begitu pula halnya pendidikan agama Islam dalam mengantisipasi
penyalahgunaan narkotika, diantara faktor-faktornya adalah :
Faktor penghambat, Kurangnya pendekatan guru – guru dengan murid,
sehingga murid enggan untuk terbuka (cerita) dan lebih membatasi diri dengan
guru – guru yang ada di sekolah. Tapi hal ini tidak begitu menghawatirkan karna
kami mencoba untuk selalu dekat dengan siswa – siswi dan mencoba membuka
tempat curhat lewat guru BK, walau belom kondusif tapi kami tidak putus asa
sebagai pendidik kami ingin yang terbaik untun anak didik kami .
Kurangnya minat siswa untuk mengetahui lebih dalam tentang pendidikan
agama Islam, karena mereka menganggap pelajaran pendidikan agama Islam
mudah serta tidak sulit untuk di mengerti, jadi banyak siswa yang mengabaikan
dan malas untuk mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam, karena kebanyakan
dari mereka besiknya sudah Stanawiyah jadi mereka lebih suka dan serius pada
pelajaran-pelajaran umum yang memang dia minati dan dia sukai.
Karena begitu banyak murid dibandingkan dengan guru yang ada di sekolah,
kurangnya pengawasan guru terhadap murid, sehingga masih kurang optimal untuk
para guru dalam melaksanakan peraturan – peraturan yang ada di sekolah serta
memberikan sangsi kepada siswa siswi yang nakal.
88
Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya, ketika anak itu dititipkan di
sekolah orang tua merasa anak itu sudah sepenuhnya tanggung jawab guru serta
para pendidik yang ada di sekolah, padahal tidak, orang tua sangatlah penting
untuk selalu memantau anak – anaknya ketika anaknya sekolah atau bermain. Jadi
kerjasama guru dan orang tua masih kurang ada sosialisasi sehingga tidak
seimbang dalam mendidik anak – anak mereka.1
Faktor pendukung, Guru merasa dalam mengajarkan dan membina, serta
mengamalkan ilmu yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi siswa siswi dan di
amalkan dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga terciptanya anak – anak yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha ESA.
Guru – guru selalu memberi tahu tentang bahaya yang ada pada narkotika, dan
manfaat yang digunakan para tim medis dalam menggunakan narkotika, agar siswa
–siswi dapat memahami dampak dan akibat yang ada pada narkotika, serta agar
tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika.
Adanya fasilitas yang memadai ruang kelas yang layak untuk belajar,
kelengkapan buku – buku pendidikan agama Islam, untuk mendukung
pembelajaran yang ada di MAN 1, masjid yang ada di dalam sekolah sehingga
memudahkan untuk para guru agama melakukan praktek ibadah shalat.
Diadakannya extrakulikuler yang ada di MAN 1 membantu sekolah untuk
melihat bakat dan minat yang disukai para siswa, agar siswa – siswi dapat
mengembangkan bakat dan hobinya, dan tidak melakukan hal – hal yang negatif
yang memang dapat merugikan dirinya dan orang lain.
Upaya dalam mengantisipasi penyalahgunaan di MAN 1 Program berbasis
sekolah yang menjadikan sekolah bebas narkotika, merupakan strategi penting.
Akan tetapi agar berhasil guna dan berdaya guna, perlu dilaksanakan secara
komprehensif dan terpadu.Tidak bermanfaat jika hanya diberikan penyuluhan
kepada siswa, atau guru. Kepala sekolah dan guru adalah penanggung jawab di
dalam sekolah, bukan polisi, dokter, atau lembaga/ instasi lain. Sebaiknya
1 Wawancara Penulis dengan Kepala Sekolah, Tgl 25-09-2010, Berita Acara Wawancara , dengan Drs. M. Yunus
89
dikembangkan program kelompok sebaya, dengan melatih siswa sebagai PR
konselor.
Diadakannya peraturan/ tata tertib, dengan melaporkan apabila ada siswa yang
melakukan tindakan criminal atau memakai obat-obatan terlarang, kebijakan
disusun dengan melibatkan orang tua siswa dan masyarakan sekitarnya. Program
harus menjadi bagian program “Lingkungan Bebas Narkotika”.Program meliputi
prevensi, konseling dan pertolongan atau rujukan bagi siswa yang telah
menyalahgunakan narkotika, mengadakan rajia secara berkala. Program
dilaksanakan secara komprehensif dengan melatih guru dan siswa sebagai konselor
sebaya.
Hukuman harus berifat mendidik, dan tidak merusak masa depan siswa,
bimbingan konseling dari guru, perlu dikembangkan secara propesional sebagai
unit layanan bimbingan siswa. Diselenggarakan secara kulikuler dengan
mengadakan extrakulikuler, upayanya berkesinambungan, dengan tujuan
meningkatkan daya tangkal siswa dan memberikan keterampilan yang diperlukan,
agar dapat menghargai diri sendiri dan sesame, dalam pengambilan keputusan,
mengelola stress, menolak tawaran narkotika, menolak kekerasan, dan
menanggulangi masalah.2
Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh MAN 1 adalah menyangkut perubahan
sikap siswa karena kondisi – kondisi yang sudah melekat dalam diri mereka
diperlukan proses yang panjang untuk mengajarkan kepada mereka nilai – nilai
kehidupan yang lebih baik. Sebagai contoh untuk mengajarkan kepada siswa, siswi
shalat dhuha berjama`ah, zuhur berjama`ah, shalat jum`at berjama`ah. Dan
memberi arahan untuk selalu shalat lima waktu dalam kehidupan sehari – hari serta
menghormati kedua orang tua dan guru, begitu pula untuk progran – program yang
ada perlu di kaji ulang agar di sesuaikan dengan kondisi dan karakteristik siswa.
Berpengaruhkan peranan pendidikan agama Islam terhadap upaya
mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, sangat berperan pendidikan agama
Islam, dan sangat perlu untuk bekal dirinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa pada Tuhan yang maha ESA, dan sesuai dengan tujuan pendidikan
agama Islam. Dan faktor pendukungnya dilihat dari hasil penemuan penulis,
2 Wawancara Penulis dengan Kepala Sekolah, Tgl 25-09-2010, Berita Acara Wawancara , dengan Drs. M. Yunus
90
terhadap peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi
penyalahgunaan narkotika, dan dari hasil wawancara penulis kepada kepala
sekolah, dan TU, kendala – kendala siswa – siswi yang sering berbuat tidak baik,
kurangnya kedisiplinan pada diri mereka, kurangnya sosialisasi antara guru dengan
orang tua siswa.3
Karena to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99 dan 2,63 maka
to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik taraf signifikan 5% maupun taraf
signifikan 1% dengan demikian hipotesis diterima, ini berarti adanya peranan
pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di
MAN 1 Grogol Jakarta – Barat.
3 Wawancara Penulis dengan Kepala Sekolah, Tgl 25-09-2010, Berita Acara Wawancara , dengan Drs. M. Yunus
91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis teliti dalam bab 1 sampai bab 4
mengenai peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi
penyalahgunaan narkotika, hasilnya karena to telah diperoleh sebesar 35.51,
sedangkan t tabel = 1,99 dan 2,63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel,
baik taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% dengan demikian hipotesis
diterima, ini berarti adanya peranan pendidikan agama Islam dalam upaya
mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta–Barat. Untuk
itu maka penulis menarik kesimpulan, bahwa pendidikan agama Islam di MAN 1
Grogol Jakarta Barat adalah salah satu program pendidikan yang diberikan kepada
siswa–siswi agar mereka dapat memperdalam pengetahuan agama khususnya
dalam pendidikan agama Islam. Proses pendidikan agama Islam diawali dengan
mengajarkan tauhid, percaya pada Tuhan yang maha ESA. Shalat lima waktu, dan
mengajak untuk slalu shalat berjama`ah.
Upaya yang dilakukan dalam pendidikan agama Islam, yaitu dengan
pendekatan–pendekatan yang bervariatif seperti pendekatan antara guru dengan
murid dan memberi perhatian pada guru–guru PAI. Agar Pendidikan agama Islam
dapat berperan sebagai tingkah laku atau perbuatan yang lahir dari keinginan.
Misalnya, shalat lima waktu yang lahir dari keinginan dan kesadaran siswa–siswi
untuk melakukan shalat karena merupakan kewajiban.
Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi
siswa–siswi Man 1 Grogol Jakarta–barat. Adanya fasilitas yang memadai (buku-
buku pendidikan agama Islam, ruang belajar, perpustakan, masjid), kekompakan
92
para guru–guru dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkotika,dan upaya para
guru dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkotika,
faktor penghambatnya yaitu, minat belajarsiswa yang kurang untuk
mengetahui lebih dalam tentang pendidikan agama Islam, kurangnya tanggung
jawab siswa dalam mengikuti kegiatan kegamaan di sekolah, kurangnya perhatian
orang tua dalam mendidik anak - anak mereka.
B. Saran
Saran dari penulis untuk mewujudkan pendidikan agama Islam yang
diharapkan dapat merubah karakteristik anak didik menjadi anak yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhanyang maha ESA, bisa diwujudkan dalam bentuk :
Upaya dalam mengantisipasi penyalahgunaan di MAN 1 Program berbasis sekolah
yang menjadikan sekolah bebas narkotika, merupakan strategi penting. Akan tetapi agar
berhasil guna dan berdaya guna, perlu dilaksanakan secara komprehensif dan
terpadu.Tidak bermanfaat jika hanya diberikan penyuluhan kepada siswa, atau guru.
Kepala sekolah dan guru adalah penanggung jawab di dalam sekolah, bukan polisi,
dokter, atau lembaga/ instasi lain. Sebaiknya dikembangkan program kelompok sebaya,
dengan melatih siswa sebagai PR konselor.
Diadakannya peraturan/ tata tertib, dengan melaporkan apabila ada siswa yang
melakukan tindakan criminal atau memakai obat-obatan terlarang, kebijakan disusun
dengan melibatkan orang tua siswa dan masyarakan sekitarnya. Program harus menjadi
bagian program “Lingkungan Bebas Narkotika”.Program meliputi prevensi, konseling
dan pertolongan atau rujukan bagi siswa yang telah menyalahgunakan narkotika,
mengadakan rajia secara berkala. Program dilaksanakan secara komprehensif dengan
melatih guru dan siswa sebagai konselor sebaya.
Upaya Mengantisipasi
Penyalahgunaan narkotika
Metode yang bervariasi
Pendekatan guru dengan murid
Kekompakan guru-guru menciptakan siswa siwi yang
agamis
93
Hukuman harus berifat mendidik, dan tidak merusak masa depan siswa, bimbingan
konseling dari guru, perlu dikembangkan secara propesional sebagai unit layanan
bimbingan siswa. Diselenggarakan secara kulikuler dengan mengadakan extrakulikuler,
upayanya berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan daya tangkal siswa dan
memberikan keterampilan yang diperlukan, agar dapat menghargai diri sendiri dan
sesame, dalam pengambilan keputusan, mengelola stress, menolak tawaran narkotika,
menolak kekerasan, dan menanggulangi masalah.
Perubahan siswa–siswi karena adanya pendidikan agama Islam, maka diharapkan
untuk bisa dipertahankan atau lebih di tingkatkan dalam penyampaian materi dan metode
yang ada disekolah –sekolah. Karena dengan adanya variasi metode, misalnya metode
ceramah, histori, tanya jawab dll, maka pengetahuan sisiwa siswi terhadap pendidikan
agama Islampun dapat bertambah sehingga bisa mengantisipasi penyalahgunaan
narkotika, dan menjadikan anak didik berbudi pekerti yang baik.
Selanjutnya perlu ditingkatkan pendekatan–pendekatan antara guru dengan
murid agar terciptanya komunikasi yang baik. Dan tercapainya lingkungan
sekolah yang kondusif yang mendukung upaya dalam mengantisipasi
penyalahgunaan narkotika dan hal–hal negatif lainnya.
Untuk memaksimalkan kegiatan keagamaan yang ada di setiap sekolah,
peranan guru pendidikan Agama Islam dan kekompakan guru–guru yang ada pada
setiap sekolah sangatlah penting, agar tercapainya tujuan dalam menciptakan
siswa–siswi yang agamis dan mencapai hasil yang memuaskan. Karena agama
merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia dalam menjalani
kehidupannya. Agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Asraf Hoison Baru Pendidikan Islam.(Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996)
Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002)
Abdul Mu’min Idris, et al., Ilmu Kedokteran Kehakiman, (Jakarta: Gunung Agunng,
1985)
Al-Ahmadi an Nur, Narkoba, (Jakarta: Darul Falah, 2000)
BNN RI, Badab Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007)
BA Sitanggang, Sadar Sebelum Terlambat, (Jakarta: Karya Utama; 1981) Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta“Ancaman Narkoba Bagi GenerasiBangsa” Tahun 2007 Departement Pendidikan dan kebudayaan, GBPP BMU, 1995
Fuad Kauma, Sensai Remaja di Masa Puber, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999)
Ketua Pelaksana Harian BKNN, kebijaksanaan Nasional Penanggulangan Narkoba,
psikotropika dan zat adiktif lainnya, forum Diskusi dalam Rangka Menyambut Hari
Narkotika Internasional, 23 juni 2000
Lydia Harlina Martono, Buku Pedoman Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di DKI Jakarta, (Jakarta, 2001)
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama dilingkungan sekolah dan
keluarga (Jakarta: Bulan Bintang, 1978)
Muhamad Athiya Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bulan
Bintang 1993)
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)
Mahfud Shalahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987)
M. Ridh, Ma’roef, Narkoba Masalah Dan Banyaknya, (Jakarta: Pustaka Antara, 1986)
Marulla Pribady, et.Al, Pengetahuan dasar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba,
(Jakarta: Yayasan Ash-sholihah. 2000)
Rachman Herman, Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Jakarta: 1985)
Sitanggung, Masalah Narkotika, (Medan: Hotdoli Sout, 1986)
Soedjono, Narkotika Perundang-Undangan di Indonesia, (Bandung: Karya Nusantara,
1976)
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)
Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara. 1996)
Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 GROGOL JAKARTA BARAT
WAKIL KEPALA BIDANG SARPRAS
G P A
DEWAN GURU
WAKIL KEPALA BIDANG KESISWAAN
KAUR TATA USAHA
STAF TU BENDAHARA RUTIN
BENDAHARA KOMITE
ANGGOTA KKM.1
BP / BK PEMBINA OSIS
PEMBINA KESENIAN
KANTIN
KIR ROHIS PRAMUKA PASKIBRA
SISWA
WAKIL KEPALA BIDANG KURIKULUM
KETRAMPILAN
PEMBINA LABORATORIUM
PERPUSTAKAA
BAHASA/MIPA
KEPALA MADRASAH
USAHA MANDIRI
BP.3 KOMITE
MADRASAH