Abstrak geriatri (junaidi)

2
Abstrak TB PARU KASUS BARU BTA (+) ON TERAPI OAT KATEGORI 1 FASE LANJUTAN, PARAPARESE INFERIOR SPASTIK EC. SPONDILITIS TB DAN MALNUTRISI UNDERWEIGHT Junaidi, Rasyid A*, Hermansyah*, Tri Yenni N, *Divisi Pulmonologi, **Divisi Reumatologi Departemen Penyakit Dalam RS Mohammad Hoesin/FK UNSRI Palembang Pendahuluan: Geriatric berasal dari kata geros (usia lanjut) dan iatreia (merawat/merumat). Seseorang lanjut usia berusia diatas 60 tahun kerap mengalami penurunan daya cadangan faal atau gangguan status fungsional sehingga pendekatan pada lansia tidak sama dengan pasien bukan lansia. Aspek yang dilihat pada pasien lansia berupa masalah biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Secara epidemiologi pada tahun 2005- 2010 diperkirakan penduduk usia lanjut mencapai sekitar 8,5% atau 390 juta jiwa dari jumlah seluruh penduduk dunia. Kondisi ini adalah suatu tantangan yang harus dihadapi karena banyak ditemukan masalah geriatri pada pasien usia lanjut. Tujuan: untuk menegakan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sebagai upaya dalam pencegahan progresivitas penyakit terhadap timbulnya komplikasi maupun komorbid yang bisa berpengaruh terhadap prognosis pasien ke depannya. Laporan Kasus: Tn. A, 63 tahun, alamat Banyuasin, datang dengan keluhan utama nyeri sendi yang menghebat sejak 1 minggu SMRS. Sejak ± 8 th SMRS penderita mengeluh nyeri di jari kaki kiri selama ±15 menit ±2 kali perbulan, nyeri hilang tanpa diberi obat. Sejak ± 3 tahun SMRS, nyeri jari kaki semakin sering sampai lutut kanan dan kiri. Teraba benjolan sebesar jagung di pangkal ibu jari kaki kanan. Sejak ±4 bulan SMRS, penderita mengeluh batuk selama ± 2 minggu. berdahak putih ±1 sendok makan tiap batu, demam tidak terlalu tinggi, berkeringat malam hari, nafsu makan menurun. Sejak ±3 bulan SMRS timbul nyeri, kemerahan jari-jari kaki, siku dan lutut, kaku pada pagi hari selama ±10-15 menit. Demam dirasakan bila kedua lututnya atau jari pertama kedua kaki bewarna kemerahan. ± 1 minggu SMRS penderita mengeluh nyeri, bengkak kemerahan dan rasa panas pada sendi jari-jari tangan dan kaki, penderita sulit berjalan dan mesti dipapah. Sendi lutut kiri penderita terasa panas dan kemerahan sertai nyeri yang hebat saat disentuh. Badan terasa lemas ada. Demam tidak terlalu tinggi. Mual ada, ada, nafsu makan menurun ada. Penderita kemudian berobat ke RS Kundur dan dirawat selama 1 minggu. Kemudian dirujuk ke RSMH. Pemeriksaan fisik: sakit sedang, compos mentis, TD 120/80 mmHg, Nadi 104 x/m, RR 20 x/m, suhu 37 ºC, RBW 79 % (underweight), VAS 6, konjungtiva palpebra pucat (+), lidah kering (+), JVP (5-2) cm H 2 O, paru stemfremitus kanan menurun pada 1/3 lapangan paru kanan, Vesikuler menurun mulai ICS I-III pada lapangan paru kanan, ronkhi basah sedang (+) di ICS I-III lapangan paru kanan, nyeri tekan epigastrium (+), turgor kulit turun (+). R. Genu Sinistra Look : simetris, swelling (+),

Transcript of Abstrak geriatri (junaidi)

Abstrak

TB PARU KASUS BARU BTA (+) ON TERAPI OAT KATEGORI 1 FASE LANJUTAN, PARAPARESE INFERIOR SPASTIK EC. SPONDILITIS TB DAN MALNUTRISI UNDERWEIGHT

Junaidi, Rasyid A*, Hermansyah*, Tri Yenni N, *Divisi Pulmonologi, **Divisi Reumatologi Departemen Penyakit DalamRS Mohammad Hoesin/FK UNSRI Palembang

Pendahuluan: Geriatric berasal dari kata geros (usia lanjut) dan iatreia (merawat/merumat). Seseorang lanjut usia berusia diatas 60 tahun kerap mengalami penurunan daya cadangan faal atau gangguan status fungsional sehingga pendekatan pada lansia tidak sama dengan pasien bukan lansia. Aspek yang dilihat pada pasien lansia berupa masalah biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Secara epidemiologi pada tahun 2005-2010 diperkirakan penduduk usia lanjut mencapai sekitar 8,5% atau 390 juta jiwa dari jumlah seluruh penduduk dunia. Kondisi ini adalah suatu tantangan yang harus dihadapi karena banyak ditemukan masalah geriatri pada pasien usia lanjut.Tujuan: untuk menegakan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sebagai upaya dalam pencegahan progresivitas penyakit terhadap timbulnya komplikasi maupun komorbid yang bisa berpengaruh terhadap prognosis pasien ke depannya.Laporan Kasus: Tn. A, 63 tahun, alamat Banyuasin, datang dengan keluhan utama nyeri sendi yang menghebat sejak 1 minggu SMRS. Sejak 8 th SMRS penderita mengeluh nyeri di jari kaki kiri selama 15 menit 2 kali perbulan, nyeri hilang tanpa diberi obat. Sejak 3 tahun SMRS, nyeri jari kaki semakin sering sampai lutut kanan dan kiri. Teraba benjolan sebesar jagung di pangkal ibu jari kaki kanan. Sejak 4 bulan SMRS, penderita mengeluh batuk selama 2 minggu. berdahak putih 1 sendok makan tiap batu, demam tidak terlalu tinggi, berkeringat malam hari, nafsu makan menurun. Sejak 3 bulan SMRS timbul nyeri, kemerahan jari-jari kaki, siku dan lutut, kaku pada pagi hari selama 10-15 menit. Demam dirasakan bila kedua lututnya atau jari pertama kedua kaki bewarna kemerahan. 1 minggu SMRS penderita mengeluh nyeri, bengkak kemerahan dan rasa panas pada sendi jari-jari tangan dan kaki, penderita sulit berjalan dan mesti dipapah. Sendi lutut kiri penderita terasa panas dan kemerahan sertai nyeri yang hebat saat disentuh. Badan terasa lemas ada. Demam tidak terlalu tinggi. Mual ada, ada, nafsu makan menurun ada. Penderita kemudian berobat ke RS Kundur dan dirawat selama 1 minggu. Kemudian dirujuk ke RSMH.Pemeriksaan fisik: sakit sedang, compos mentis, TD 120/80 mmHg, Nadi 104 x/m, RR 20 x/m, suhu 37 C, RBW 79 % (underweight), VAS 6, konjungtiva palpebra pucat (+), lidah kering (+), JVP (5-2) cm H2O, paru stemfremitus kanan menurun pada 1/3 lapangan paru kanan, Vesikuler menurun mulai ICS I-III pada lapangan paru kanan, ronkhi basah sedang (+) di ICS I-III lapangan paru kanan, nyeri tekan epigastrium (+), turgor kulit turun (+). R. Genu Sinistra Look : simetris, swelling (+), kemerahan (+), nyeri (+), kalor (+), krepitasi (+), ROM aktif terbatas, ROM pasif terbatas, R. Elbow joint dextra et sinistra, swelling (+), nyeri (+), kalor (+), kemerahan (+) ROM aktif tidak terbatas, ROM pasif tidak terbatas. Pengkajian geriatri paripurna: Status fungsional, Indeks Barthel, skor : 40 (ketergantungan berat), Indeks Katz, klasifikasi : F(mandiri, kecuali bathing, dressing, toiletting, transfering dan feeding).Skor mini mental status, skor : 0 (baik), Status mental Geriatric depression scale (GDS) 4, status nutrisi Mini Nutritional Assessment, skor 9,5(malnutrisi), Hb 8,0 g/dl, Ht 23 vol %, Leukosit 12.300 /ul, Trombosit 458.000 /ul, DC 0/2/0/78/13/7, BSS 132 mg/dl, Ureum 93 mg/dl, kreatinin 1,9 mg/dl, Na 145 mmol/l, K 4,6 mmol/l, CCT perhitungan : 31,8 ml/menit, EKG : sinus takikardi, rontgen paru PA kesan : TB paru lama aktif pada paru kanan.Kesimpulan: Geriatric problems (immobility, instability, inanition), Artritis gout kronik, Osteoartritis genu, Nefropati gout, Anemia penyakit kronik, Kasus baru TB paru dalam pengobatan fase sisipan. Penatalaksanaan istirahat, diet bubur biasa rendah purin 120 mg, protein 40 mg, Kolkisin 2 x 0,5 mg, Methylprednison 2 x 4 mg, Allopurinol 1 x 100 mg, Ibuprofen 3 x 400 mg, Rifampicin 1 x 450 mg, INH 1 x 300 mg, Pirazinamid 1 x 750 mg, Etambutol 1 x 750 mg. Pada akhir perawatan setelah mendapatkan terapi yang adekuat, keadaan klinis pasien mengalami perbaikan.

Kata Kunci : Geriatric problem, Artritis gout, Osteoartritis genu

Nama: JunaidiNo Telp / HP : 081368103330Email: [email protected]