ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama...

71
i ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang (Deskripsi Analisis Penelitian Kualitatif) Skripsi, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Skripsi ini berjudul profesionalisme guru pendidikan agama Islam (Deskripsi Analisis Penelitian Kualitatif). Alasan penulis tertarik dengan judul di atas karena masih rendahnya profesionalisme guru pendidikan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat profesionalisme guru pendidikan Agama Islam. Penelitian ini dilakuakan di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang, Pendekatan dan metode yang dipakai adalah menggunakan pendekatan kuanlitatif dan metode yang digunakan adalah metode survey, dalam bentuk penelitian deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru PAI SMP Islam Al-Fajar kurang profesional, karena masih banyak kekurangan dalam beberapa kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal maupun kompetensi profesional. Sebagaimana tergambar dalam uraian skripsi ini.

Transcript of ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama...

Page 1: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

i

ABSTRAK

Bakrudin

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Fajar Kedaung

Pamulang (Deskripsi Analisis Penelitian Kualitatif) Skripsi, Jakarta: FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Skripsi ini berjudul profesionalisme guru pendidikan agama Islam (Deskripsi

Analisis Penelitian Kualitatif). Alasan penulis tertarik dengan judul di atas karena

masih rendahnya profesionalisme guru pendidikan agama Islam. Penelitian ini

bertujuan untuk menjelaskan tingkat profesionalisme guru pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini dilakuakan di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang,

Pendekatan dan metode yang dipakai adalah menggunakan pendekatan kuanlitatif dan

metode yang digunakan adalah metode survey, dalam bentuk penelitian deskriptif

analisis.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru PAI SMP Islam

Al-Fajar kurang profesional, karena masih banyak kekurangan dalam beberapa

kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai, yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi sosial, kompetensi personal maupun kompetensi profesional.

Sebagaimana tergambar dalam uraian skripsi ini.

Page 2: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM SMP ISLAM AL-FAJAR KEDAUNG PAMULANG

(DESKRIPSI ANALISIS PENELITIAN KUALITATIF)

SKRIPSI

Oleh

Oleh:

BAKRUDIN

NIM: 104011000006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 3: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru
Page 4: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru
Page 5: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru
Page 6: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru
Page 7: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

i

ABSTRAK

Bakrudin

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Fajar Kedaung

Pamulang (Deskripsi Analisis Penelitian Kualitatif) Skripsi, Jakarta: FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Skripsi ini berjudul profesionalisme guru pendidikan agama Islam (Deskripsi

Analisis Penelitian Kualitatif). Alasan penulis tertarik dengan judul di atas karena

masih rendahnya profesionalisme guru pendidikan agama Islam. Penelitian ini

bertujuan untuk menjelaskan tingkat profesionalisme guru pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini dilakuakan di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang,

Pendekatan dan metode yang dipakai adalah menggunakan pendekatan kuanlitatif dan

metode yang digunakan adalah metode survey, dalam bentuk penelitian deskriptif

analisis.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru PAI SMP Islam

Al-Fajar kurang profesional, karena masih banyak kekurangan dalam beberapa

kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai, yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi sosial, kompetensi personal maupun kompetensi profesional.

Sebagaimana tergambar dalam uraian skripsi ini.

Page 8: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

iii

KATA PENGANTAR

Al-Hamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT. atas karuniaNya yang tidak terhingga, sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Salawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi Besar

Muhamad SAW. semoga terlimpah pula pada keluarganya, para sahabatnya dan

kita sebagai umatnya. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat kelak.

Amin. ya rabbal’alamin.

Dalam kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih

yang sebanyak-banyaknya kepada berbagai pihak dan instansi lainnya yang telah

membantu, melancarkan dan membimbing serta memberikan saran-saran kepada

penulis dalam penulisan skripsi ini, semoga mereka selalu mendapat keberkahan

serta rahmat yang banyak dari Allah SWT. yaitu antara lain kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Bapak Prof. Dr. Dede

Rosyada, MA, serta para pembantu dekan.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Drs. Bahrissalim, M.Ag

dan Sekertaris Jurusan Bapak Drs. Sapiudin, M. Ag dan seluruh staf

Jurusan Pedidikan Agama Islam.

3. Para Dosen Jurusan PAI serta para asisten dosen yang telah ikhlas dan

sabar untuk membimbing dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan

kepada penulis.

4. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M. Phill. Selaku pembimbing skripsi,

yang telah sabar membimbing penulis, memberikan motivasi, saran dan

arahan serta meluangkan waktu dan tenaga serta pemikiran di sela-sela

kesibukannya.

5. Kepala Sekolah SMP Islam Al-Fajar beserta wakil dan jajarannya, serta

seluruh dewan guru khususnya guru pendidikan agama Islam (PAI) yang

telah berpartisipasi dan memberikan konstribusinya dalam berbagi

informasi dan data-data, juga telah meluangkan waktunya kepada penulis

sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 9: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

iv

6. Pimpinan dan para staf administrasi Perpustakaan Utama (PU) UIN

Jakarta dan Perpustakaan FITK UIN Jakarta yang telah melayani pinjaman

buku kepada penulis untuk penulisan skripsi ini.

7. Kepada Ibunda tercinya Ibu Murminah dan ayahhanda Bapak Rakmin

yang telah memberikan doa yang tak pernah putus, perhatian yang tak

pernah surut dan kasih sayang yang setulus-tulusnya kepada penulis yang

dhoif ini. Semoga Allah memberikan ampunan dan kasih sayang kepada

keduanya dan semoga mendapatkan kehormatan yang agung di sisi Allah

SWT.

8. Kepada Bapak H. Dhabas Rahmat, MPd beserta keluarga yang telah

memberikan banyak hal untuk penulis. Semoga Allah memberikan

keberkahan dan perlindungan.

9. Kepada para sahabat yang selalu memberika motivasi dan bantuannya,

yaitu teman-teman Kelas A Jurusan PAI angkatan 2004.

10. Kepada teman-teman kosan Alm. Bapak Wagiman dan sahabat karib yang

di kampung. Semoga Allah membalasnya dengan ampunan dan rizki yang

tak terhingga.

Penulis menyadari bahwa dalam skiripsi ini banyak sekali kekurangan

serta kesalahan. Maka penulis mengharapkan sekali koreksi, saran dan kritik yang

membangun, dengan kerendahan hati penulis terima sehingga dapat lebih

sempurna lagi skripsi ini. Harapan penulis, mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi siapa saja yang membacanya sebagai

penambah khazanah ilmu pengetahuan serta pendidikan.. Amin

Jakarta, 15 Februari 2011

Penulis

Page 10: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .......................................................... 5

D. Perumusan Masalah ........................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Profesionalisme Guru

1. Pengertian ....................................................................... 6

2. Kompetensi Guru ............................................................ 15

3. Prinsip-prinsip Profesionalisme Guru ............................. 21

B. Guru Pendidikan Agama Islam .......................................... 23

1. Pengertian ...................................................................... 23

2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI ........................... 30

C. Kerangka Berfikir ............................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 38

B. Pendekatan dan Metode ..................................................... 38

C. Populasi dan Sampel .......................................................... 38

D. Variabel Penelitian ............................................................. 39

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 39

G. Kisi-kisi dan Instrumen ...................................................... 40

Page 11: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

v

BAB IV GAMBARAN UMUM SMP ISLAM AL-FAJAR & HASIL

PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Fajar ............................. 42

B. Data Guru, Karyawan dan Siswa ....................................... 43

C. Sarana dan Prasarana .......................................................... 46

D. Analisis .............................................................................. 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 57

B. Saran-saran ......................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59

LAMPIRAN .................................................................................................. 61

Page 12: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Surat Permohonan Izin Observasi ............................................ 65

2 Pengajuan Judul Skripsi .......................................................... 66

3 Surat Bimbingan Skripsi .......................................................... 67

4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ....................... 68

5 Struktur Organisasi SMP Islam Al-Fajar ................................ 69

6 Profil Sekolah .......................................................................... 70

Page 13: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia, pendidikan yang

berkualitas akan membawa perubahan yang besar dalam pola hidup manusia.

Indonesia yang terdiri dari beribu pulau masih banyak anak bangsanya yang

belum terjamah oleh pendidikan. Sebagai akibatnya terjangkitlah wabah

pengangguran, kemiskinan dan krisis yang merata di segala aspek kehidupan

masyarakat Indonesia. Ini terjadi tidak lain adalah karena masih mengabaikan

pendidikan.

Dalam proses belajar mengajar, guru merupakan orang yang memiliki

peranan penting dalam dunia pendidikan. Guru merupakan unsur yang paling

sering berhubungan langsung dengan anak didik. Ini membuktikan suksesnya

sebuah proses kegiatan belajar mengajar sedikit banyaknya tergantung pada

guru. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kompetensi dalam mengajar.

Pemerintah juga tidak diam saja dalam menghadapi situasi ini,

pemerintah telah merancang dan menetapkan standar kompetensi, kualifikasi

dan sertifikasi guru sebagai usaha untuk menghasilkan guru profesioal yang

memilkiki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah

khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya. Dapat diidentifikasikan

beberapa karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional: (1)

mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik, (2) mampu

melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, (3) mampu bekerja untuk

Page 14: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

2

mewujudkan pendidikan di sekolah, (4) mampu melaksanakan peran dan

fungsinya dalam pembelajaran di kelas.1

Jabatan guru adalah sebuah profesi. Ini berarti seorang guru

membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus di bidang pendidikan dan

pengajaran. Tidak hanya itu, guru dituntut memiliki kepribadian yang tinggi,

karena ia dapat mempengaruhi anak didik. Pendidikan tidak hanya membuat

anak didik memiliki intelektual yang tinggi tetapi juga harus memiliki

kepribadian yang baik.

Kondisi yang ada menunjukan, banyak guru yang bukan lulusan

pendidikan keguruan, beberapa pengamat menyatakan bahwa kondisi ini

menjadi penyebab merosotnya mutu pendidikan di Indonesia. Apakah mereka

mengerti berbagai metode, strategi belajar mengajar, memahami KTSP,

menguasai pelajaran dan sebagainya?. Apakah mereka dapat menjalankan

profesinya sebagai guru dengan profesional?, karena apabila mutu hasil

peserta didik rendah, maka pertama yang menjadi sorotan utama adalah guru,

sehingga masih banyak yang memandang rendah profesi guru. A. Malik Fajar

mengungkapkan “Mereka (guru agama) umumnya berlatar belakang

pendidikan non keguruan, di samping keadaannya pun tidak heterogen. oleh

karena itu tidaklah salah apabila masyarakat meragukan para guru ini. Baik

kapasitas maupun metodologi. Keberadaan guru yang kurang menguntungkan

ini menyebabkan proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik.”2

Untuk menjadi seorang guru tidak hanya dibutuhkan pengetahuan tetapi juga

harus memiliki keahlian khusus, sehingga ketika para peserta didik tidak dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapi atau tidak memiliki kemampuan yang

baik, maka orang tua tidak akan menyalahkan atau menuding guru tidak

kompeten, tidak berkualitas, tidak profesional dan sebagainya maka sangatlah

penting untuk meningkatkan profesionalisme guru.

1 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2010), cet. Ke7, hal. 38. 2 A. Malik Fajar, Madrasah dan Tantangan Moderinitas, (Bandung: 1999, Mizan),

cet. II, hal. 42.

Page 15: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

3

Guru pendidikan agama Islam yang sangat berperan penting dalam

pembentukan pribadi dan kecerdasan spiritual anak didik, untuk itu diperlukan

kinerja yang profesional, guru pendidikan agama Islam harus memiliki

pengetahuan yang luas serta metode yang efektif dalam penyampaian dan

penerapan materi yang benar tentang agama Islam. Karena setiap tingkah laku

guru menjadi panutan bagi peserta didik.

Pendidikan Islam di Indonesia hingga saaat ini masih mengalami

berbagai tantangan dan kritik dari berbagai pihak, di antara kritik yang patut di

cermati adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama Islam (PAI) lebih terkonsentrasi pada masalah-

masalah teoritis keagamaan yang bersifat kognitif dan amalan-amalan

ibadah praktis dan lebih berorientasi pada belajar tentang agama,

kurang concern terhadap persoalan tentang mengubah pengetahuan

agama yang kognitif menjadi “makna” dan ”nilai” yang perlu

diinternalisasikan dalam diri siswa.

2. Metodologi PAI tidak kunjung berubah ia berjalan secara

konvensional/tradisional dan monoton.

3. Kegiatan PAI kebanyakan bersifat menyendiri, kurang berinteraksi

dengan yang lain, bersifat marginal dan periferal.

4. Pendidikan PAI cenderung normatif, tanpa ilustrasi konteks sosial

budaya.

5. Guru PAI terlalu terpaku pada GBPP mata pelajaran PAI.

6. Guru PAI lebih bernuansa guru spiritual/moral dan kurang diimbangi

dengan nuansa intelektual dan profesional, dan suasana hubungan

antara GPAI dan siswa lebih berperspektif doktriner, kurang tercipta

susana hubungan kritis dinamis yang dapat berimplikasi dan

berkonsentrasi pada peningkatan daya kreatifitas, etos ilmu dan etos

kerja amal.

Berbagai tantangan dan kritik tersebut perlu dicarikan solusi

pemecahannya, mulai dari penggalian kembali akar permasalahan sampai

dengan perbaikan dan penyempurnaan dimensi-dimensi oprasionalnya,

Page 16: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

4

menurut hemat penulis diantara akar permasalahanya terletak pada

keprofesionalan Guru Pendidikan agama Islam dalam arti lemahnya semangat

dan cara kerja, sengat keilmuan Guru PAI dalam pengembangan pendidikan

Agama di sekolah, komitmen guru PAI untuk menjadikan siswa mengamalkan

ajaran Agama dan dijadikan sebagai pedoman dasar kehidupan.

Dalam konteks pendidikan agama Haidar Putra Daulay menyatakan

bahwa “Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk

pribadi muslim seutuhnya, membentuk potensi jasmaniyah dan rohaniyah,

menumbuh suburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah,

manusia dan alam semesta.”3 Untuk itu peran guru agama di samping

melaksanakan tugas pengajaran, ia juga harus melaksanakan tugas pendidikan

dan pembinaan bagi anak didik, guru membantu pembentukan kepribadian

akhlak serta menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketakwaan

para pesrta didik, maka untuk melaksanakan itu semua, guru agama Islam

dituntut untuk memiliki profesionalisme yang tinggi dan baik.

Untuk menilai seorang guru profesional atau tidak, dapat melibatkan

berbagai kalangan, baik itu kepala sekolah, para guru, anak didik serta

masyarakat yang ada kaitannya dengan pendidikan. Dalam penulisan skripsi

ini penulis melibatkan guru agama untuk mendapatkan hasil penelitian.

Karena guru agama sendirilah yang telah berpengalaman dalam melakukan

berbagai kegiatan dan interkasi dalam masalah pendidikan di sekolah.

Beberapa hal di atas menjadi latar belakang masalah yang akan

diangkat oleh penulis yaitu mengenai “Profesionalisme guru pendidikan

Agama Islam SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang (Deskripsi

Analisis Penelitian Kualitatif)”

3 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam: dalam Sitem Pendidikan Nasional di

Indonesia (Jakarta: Kencana, 2004) hal. 153.

Page 17: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

5

B. Identifikasi Masalah

Sebelum melakukan pembahasan masalah, berikut ini penulis

identifikasikan masalah yang berkenaan dengan profesionalisme, antara lain:

1. Minimnya upaya yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam

usaha peningkatan keprofesionalannya.

2. Kurangnya upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan

keprofesionalan guru pendidikan agama Islam.

3. Lemahnya penguasaan metode pembelajaran oleh guru pendidikan agama

Islam.

4. Kurang terampilnya guru pendidikan agama Islam dalam mengajar

sehingga proses pembelajaran kurang efektif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka masalah yang akan

diteliti dibatasi pada masalah:

1. Masih rendahnya profesionalisme guru pendidikan agama Islam.

2. Kurang terampilnya guru pendidikan agama Islam dalam mengajar

sehingga proses pembelajaran kurang efektif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas penulis merumuskan skripsi

pada masalah mengenai profesionalisme guru agama Islam.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:

1. SMP Islam Al-Fajar, sebagai bahan rujukan dalam usaha sekolah untuk

mengadakan pengembangan profesionalsime guru PAI

2. Guru, sebagai kajian/referensi dalam menambah wawasan dan

pengetahuan tentang pengembangan profesionalisme guru PAI.

3. Penulis, sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar S-1/Strata Satu

Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 18: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Profesionalisme Guru

1. Pengertian

Istilah profesionalisme berasal dari bahasa Inggris “Profession” yang

berarti pekerjaan, pernyataan. Professional berarti Ahli, Sedangkan

Professionalism berarti sifat profesional3. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia arti profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi bidang keahlian

(keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Profesional adalah:

1) Bersangkutan dengan profesi.

2) Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankanya

3) Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan

amatir).

Sedangkan arti profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tindak-

tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional. Dan

profesionalitas adalah

1) Perihal Profesi;keprofesian.

2) Kemamupuan untuk bertindak secara professional.4

Dari beberapa pengertian menurut bahasa di atas dapat diketahui

bahwa, profesionalisme ialah akar kata dari profesi, yang artinya suatu bidang

pekerjaan yang dilandasi dengan keahlian yang diperoleh melalui kejuruan,

3 Jhon M. Echols dan Hasan Sadly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

2006), Cet XXVI, hal. 449. 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: Gramedia, 2008) , edisi 4 cet, II, h. 1104.

Page 19: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

7

pelatihan, pendidikan dan sebagainya. Profesi juga berarti suatu pekerjaan,

pernyataan, sumpah setia, dsb. Sedangkan profesional ialah pekerjaan yang

memerlukan keahlian atau kepintaran khusus di bidangnya dan memerlukan

pembayaran, lawan dari pada amatir. Orang yang menjabat suatu profesi

mereka akan dibayar atau digaji, seperti petinju profesional ataupun pesepak

bola profesional mereka akan diberikan pembayaran sedangkan pesepak bola

amatir atau yang amatir yang aliannya mereka tidak diberi pembayaran.

Pengertian dasar dari profesionalisme ialah suatu tindakan seseorang pada

suatu bidang pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus di bidangnya dan

didasari dengan pendidikan atau pelatihan sesuai dengan bidangnya tersebut.

Profesionalisme juga bisa diartikan sebagai mutu atau suatu usaha yang telah

berhasil atau memiliki kualitas, yang dijamin bahwa pelaku usaha tersebut

memiliki berbagai kemampuan-kemampuan dan pengalaman-pengalaman

yang merupakan ciri-ciri orang yang memiliki keahlian kemampuan dalam

bidangnya.

Menurut Sikun Pribadi sebagaimana dikutip oleh Oemar Hamalik

bahwa “Profesi itu pada hakekatnya suatu pernyataan atau suatu janji terbuka,

bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau

pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk

menjabat pekerjaan itu”. Kemudian Oemar Hamalik memperjelas definisi di

atas bahwa “Hakikat Profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang

terbuka, profesi mengandung unsur pengabdian dan profesi adalah suatu

jabatan atau pekerjaan.”5

1. Hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau janji yang terbuka

Pernyataan atau suatu janji yang terbuka dinyatakan oleh tenaga

profesional mengandung makna yang sungguh-sungguh yang keluar dari

dalam lubuk hatinya. Pernyataan yang demikian mengandung norma atau

nilai-nilai etik, janji yang bersifat etik itu mau tak mau akan berhadapan

5 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Ikrar

Mandiriabadi, 2006) Cet. 4, hal. 1-3.

Page 20: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

8

dengan sanksi-sanksi tertentu, bila ia melanggar janjinya ia akan berhadapan

dengan sanksi-sanksi tersebut.

2. Profesi mengandung unsur pengabdian

Suatu profesi bukan berarti mencari kekayaan bagi dirinya sendiri,

baik dalam arti ekonomis maupun dalam arti psikis tetapi untuk pengabdian

kepada masyarakat, ini berati profesi tidak boleh sampai merugikan,

merusak, atau menimbulkan malapetaka bagi orang lain dan bagi masyarakat.

Sebaliknya profesi itu harus berusaha menimbulkan kebaikan, keberuntungan

dan kesempurnaan dan kesejateraan bagi masyarakat.

3. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan

Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu

yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan dan ketrampilan

tertentu pula. Dalam profesi tersirat adanya suatu keharusan kompetensi agar

profesi itu berfungsi dengan sebaik-baiknya, dalam hal ini pekerjaan

profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya Oleh sebab mempunyai fungsi

sosial, yakni pengabdian kepada masyarakat.

Jadi, dapat dipahami bahwa profesi ialah suatu pekerjaan yang

memerlukan keahlian khusus di bidangnya, yang dianggap pekerjaan itu

adalah suatu pengabdian kepada masyrakat yang ikhlas, serta rela dalam

bekerja dalam rangka mengembangkannya agar menjadi lebih baik.

Profesionalisme juga diartikan sebagai sikap dan komitmen anggota

profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik

profesinya, yang dilakukan secara terus menerus, ditingkatkan dan

dikembangkan kemapuan profesionalismenya sesuai dengan profesinya itu

atau dapat juga diartikan sebagai derajat penampilan seseorang profesional,

atau suatu profesi ada yang profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah.

Dalam Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

Page 21: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

9

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.6

Dalam pengertian tersebut dapat pahami bahwa: pekerjaan profesional

adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai sumber penghasilan ini berarti

sorang pekerja profesional memahami pekerjaannya itu bukan sebagai

pekerjaan sampingan, yang dilakukan ketika ada waktu senggang, iseng dsb.

Dan pekerjaan profesional juga membutuhkan keahlian khusus di bidangnya,

ini berarti suatu pekerjaan yang tidak dilakukan dengan asal-asalan dan

memerlukan pendidikan serta pelatihan sesuai dengan profesinya tersebut.

Pekerjaan profesional akan selalu membutuhkan kode etik, norma dan cara

yang apabila tidak dipergunakan akan mengakibatkan kekacauan. Pekerjaan

profesional selalu membutuhkan kemampaun-kemampuan yang diperolehnya

melalui pendidikan dan pengalaman yang panjang. Apabila dia seorang

dokter maka memerlukan ilmu kedokteran, maka apabila dia seorang guru

maka memerlukan ilmu kependidikan.

Islam juga telah menjelaskan mengenai profesionalisme, bahwa

apabila suatu pekerjaan yang diamanatkan atau diserahkan kepada orang yang

bukan ahlinya maka terjadilah kiamat atau kehancuran. Hadis di bawah ini

menceritakan bahwa, ada seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi

Muhammad SAW. mengenai kapan datangnya hari kiamat maka Rasulullah

SAW. menjawab bahwa terjadinya hari kiamat atau kehancuran itu akan

terjadi apabila suatu amanat diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya.

Sebagaimana hadis dibawah ini:

6 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru Dan

Dosen, Pasal. I .(Ciputat Press, 2006), hal. 4.

Page 22: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

10

7

“Muhammad ibn Sinan menceritakan kepada kami Berkata:

Fulaih menceritakan kepada kami Ibrahim ibn Mundzir berkata:

menceritakan kepada kami Muhammad ibn Fulaih berkata:

menceritakan pada kami Bapak saya menceritakan pada kami

Hilal ibn „Ali bin A‟tha bin Yasar, dari Abi Hurairah ra. Ia

berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Apabila amanat (jujuran)

telah diabaikan, maka nantikanlah hari kiamat”, Seorang Badui

bertanya, “Bagaimana mengabaikan amanat (kejujuran) itu, wahai

Rasulullah? Beliau menjawab, “Apabila suatu urusan diserahkan

kepada seseorang yang bukan ahlinya (dalam bidangnya), maka

nantikanlah hari kiamat”. (HR. Bukhari)8

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum

profesionalisme diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan

pendidikan lanjutan yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk

diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Pekerjaan

profesional akan senantiasa menguanakan teknik dan kode etik yang berpijak

pada landasan intelektual yang harus dipelajari dengan sengaja, terencana dan

kemudian dipergunakan dan diimplementasikan demi kemaslahatan bersama.

Pendidikan, pelatihan, dan kejuruan sangat dianjurkan dalam

meningkatkan profesionalitas seseorang, agar mempunyai kemampuan-

kemampuan dan teknik-teknik yang diharapkan mampu diterapkan dalam

pekerjaanya itu. Seperti yang diungkapkan oleh Beckerbahwa “Training as

focusing on the development of technical that abilities that are linked to

specific vocations or are generic across on the development the field of

employment.”9Pelatihan adalah usaha dalam mengembangkan kemampuan-

kemampuan suatu teknik yang dapat dihubungkan secara langsung pada

kesempatan kerja. Meskipun ada orang yang profesional dalam bidang

tertentu dan benar-benar ahli dibidangnya tersebut dan tidak memiliki

7Imam al-Hafizd Abi Abdillah bin Ismail al-Bukhary, Shahih Bukhary (Bairut: al-

Maktabah al-Asy’ariyah, 1997) Juz 1, h. 22. 8 Zainudin Hamidy, Dkk. Terjemah Shahih Bukhari (Semarang: CV. Wicaksana,

1992) Jilid. 1, h.40. 9Jhon Sharp, dkk, Educatonal Studies (Exeter: Learning Matter, 2006), hal. 2.

Page 23: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

11

pengalaman pekerjaan akan terlihat perbedaan dengan orang yang profesional

tetapi melalui pendidikan dan latihan, yaitu orang yang memilki sifat

profesional atau profesionalisme tersebut lebih memilki kode etik dan norma

yang relevan dengan bidangnya itu dan tidak didedikasikan atau diabdikan

kepada masyarakat. mungkin karena orang tersebut telah terbiasa dalm

pekerjaan tersebut, seperti terkutip dalam pepatah yang mengatakan bahwa

“Bisa karena biasa”.

Setelah dijelaskan secara panjang lebar mengenai profesionlasime

maka selanjutnya akan dipaparkan tentang profesionalsime guru. Secara

sederhana profesionalisme guru merupakan suatu pandangan mengenai orang

yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan,

sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai guru

dengan baik dan profesional.

Untuk menunjukan tuntutan akan guru profesional, maka seorang guru

dituntut memiliki lima hal yang akan menjadi ciri dari guru profesional, yaitu:

a. Guru memiliki komitmen pada siswa dalam proses pembelajarannya.

b. Guru menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang akan

diajarkannya kepada siswa.

c. Guru bertanggung jawab menilai hasil belajar siswa memalui berbagai

teknik evaluasi.

d. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang akan dilakukannya

dan belajar dari pengalamannya.

e. Guru idealnya adalah sebagai bagian dari masyarakat belajar dalam

lingkungan profesinya.10

Guru merupakan pekerjaan profesional, untuk dapat melaksanakan

tugas tersebut dengan baik, selain harus memiliki komitmen, menguasai

bahan pelajaran yang akan diajarkan, memiliki sikap tanggung jawab

terhadap siswa dan mengabdi kepada masyarakat, guru juga harus memiliki

ilmu dan kecakapan-kecakapan keguruan. Ilmu dan kecakapan-kecakapan

tersebut diperoleh selama menempuh pelajaran di lembaga keguruan.

10

M. Ali 7 Mukti Ali, Kapita Selekta Penddidikan Islam ( Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2003) Cet. I, hal. 83.

Page 24: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

12

Selain pengetahuan dan kecakapan-kecakapan di atas, ada beberapa

sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh guru profesional, yaitu: fleksibel,

bersikap terbuka, berdiri sendiri, peka, tekun, realistik, melihat ke depan,

rasa ingin tahu, ekspresif, menerima diri.11

a. Fleksibel, Seorang guru adalah orang yang telah memilki pegangan

hidup, telah punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik di

dalam nilai-nilai maupun ilmu pengetahuan. Dalam menyatakan dan

menyampaikan prinsip dan pendiriannya, ia harus fleksibel, tidak

kaku, disesuaikan dengan situasi, tahap perkembangan, kemampuan

sifat serta latar belakang siswa. Guru harus bisa bertindak bijaksana,

yaitu menggunakan cara atau pendekatan yang tepat terhadap orang

yang tepat dalam situasi yang tepat.

b. Bersikap terbuka, seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka,

baik untuk menerima kedatangan siswa, untuk ditanya oleh siswa,

untuk diminta bantuan, juga untuk mengoreksi diri. Kelemahan atau

kesulitan yang dihadapi oleh para siswa adakalanya disebabkan karena

kelemahan dan kesalahan oleh para guru. Untuk memperbaiki

kelemahan siswa, terlebih dalu harus didahului oleh perbaikan pada

diri guru. Upaya ini menuntut keterbukaan pada pihak guru.

c. Berdiri sendiri, seorang guru adalah orang yang telah dewasa, ia telah

sanggup berdiri sendiri, baik secara intelektual, sosial maupaun

emosional. Berdiri sendiri secara intelektual berarti ia telah mempuyai

pengetahuan yang cukup untuk mengajar, juga telah mampu

memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dalam mengambil

suatu keputusan atau pemecahan masalah. Berdiri sendiri secara sosial

berarti ia telah menjalin hubungan sosial yang wajar, baik dengan

siswa, sesama guru, orang tua serta petugas-petugas lain yang terlibat

dalam kegiatan di sekolah. Berdiri sendiri secara emosional berarti

11

Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Rosada Karya,

2007) cet. 4, hal. 256.

Page 25: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

13

guru telah dapat mengendalikan emosinya, telah dapat dengan tepat

kapanpun di manapun ia menyatakan suatu emosi.

d. Peka, seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para

siswanya. Peka atau sensitif berbeda dengan mudah tersinggung. Peka

atau sensitif berarti cepat mengerti, memahami atau melihat dengan

perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa. Dari ekspresi muka atau

suara, gerak gerik, jalan nafasnya dsb. Guru hendaknya memahani apa

yang dialami oleh siswa. Meskipun seorang siswa melakukan suatu

kesalahan hendaknya jangan dulu diberi tindakan atas kesalahannya,

apabila ia masih memperlihatkan tanda-tanda kelelahan, ketakutan,

kesedihan dan kemarahan dsb.

e. Tekun. Pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik di

dalam mempersiapkan, melaksanakan, menilai maupun

menyempurnakan pengajaran. Di sekolah guru tidak hanya

berhadapan dengan anak-anak pandai tetapi juga anak kurang pandai.

Mereka membutuhkan bantuan yang tekun sedekit demi sedikit dan

penuh kesabaran. Tugas guru bukan hanya dalam bentuk interaksi

dengan siswa di kelas, tetapi menyiapkan bahan pelajaran serta

memberi penilaian atas semua pekerjaan siswa. Semua tugas-tugas

tersebut menuntut ketekuanan.

f. Realistik, seorang guru hendaknya bisa berfikir dan berpandangan

realistik, artinya melihat kenyataan, melihat apa adanya. Kita

mengharapkan semua siswa adalah pandai-pandai, rajin-rajin, tekuh-

tekun, lancar perkembangannya, sopan-sopan, bertutur kata baik,

berprilaku baik dsb. Tetapi dalam kenyataanya tidak selalu demikian.

Guru hendaknya dapat memahami situasi yang demikian, dapat

menerimanya dan terus memperbaikinya. Banyak tuntutan yang

ditunjukan kepada guru baik dalam melaksanaan tugas maupun

tuntutan nilai tetapi juga guru menghadapi kenyataan-kenyataan yang

membatasinya, baik keterbatasan kemampuan dirinya maupun

keterbatsan fasilitas yang ada di sekolah. Dalam menghadapi situasi

Page 26: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

14

demikian guru tidak boleh mundur, ia harus berupaya mengerjakan

yang terbaik yang dapat ia kerjakan.

g. Melihat kedepan, tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi

penerus bagi kehidupan di masa yang akan datang. Karena tugasnya

yang demikian, maka ia harus melihat ke depan, kehidupan bagaimana

yang akan dimasukai para siswanya kelak, tuntutan apa yang dihadapi

oleh para siswa dalam kehidupan tersebut, hal-hal apa yang dapat ia

berikan kepada siswa untuk menghadapi masa yang akan datang.

h. Rasa ingin tahu, guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan

dan tekologi kepada para siswa. Agar ilmu dan tekologi yag

disampaikan sejalan dengan perkembangan zaman, maka ia dituntut

agar terus belajar, mencari dan menemukan sendiri. Untuk itu ia

memerlukan rasa ingin tahu atau curiousity yang besar. Ia belajar

bukan hanya untuk kemajuan dirinya tetapi juga untuk kemajuan

siswanya.

i. Ekspresif. Belajar merupakan suatu tugas yang tidak ringan, menuntut

semangat dan suasana yang menyenangkan. Guru harus berusaha

menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Salah satu faktor

penting dalam menciptakan kelas yang menyenangkan adalah

penapilan guru yang menyenangkan, yang memancarkan emosi dan

perasaan yang menarik. Untuk itu diperlukan ekspresi yang tepat.

Baik eksprsi dalam wajah, gerak-gerik maupun bahasa dan suara.

Guru hendaknya eksresif dapat menyatakan ekspresi yang tepat dan

menarik, guru tidak boleh bebal, datar dan tawar. Penampilan yang

datar dan tawar akan sangat membosankan para siswanya.

j. Menerima diri, seorang guru selain bersikap realistis, ia juga harus

seorang yang menerima keadaan dan kondisi dirinya. Manusia adalah

makhluk yang memiliki kondisi kelebihan dan kekurangan-

kekurangan. Sebagai guru ia harus memahami semua kelebihan dan

kekurangan tersebut dan kemudian dapat menerimanya dengan wajar.

Page 27: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

15

2. Kompetensi Guru

a. Pengertian

Agar guru dapat menunaikan dan melaksanakan tugasnya dengan baik

dan bertindak sebagai tenaga pengajar yang profesional, maka ia harus

memiliki berbagai kompetensi keguruan dalam melaksanakan fungsinya

sebagai guru tersebut. Sebelum menjelaskan macam-macam kompetensi yang

harus dikuasai guru terlebih dalu akan dijelaskan apa itu kompetensi.

Kompetensi dalam bahasa Inggris “competence” yang berarti

kecakapan, kompetensi dan kewenangan.12

Sedangkan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk

menentukan (memutuskan suatu). 13

Pengertian dasar kompetensi yakni

kemampuan atau kecakapan. Seseorang dinyatakan kompeten di bidang

tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian

selaras dengan tuntunan bidang kerja yang bersangkutan.14

Menurut Abdul Majid, sebagaimana dikutip oleh Pupuh Fathurrahman

dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar bahwa kompetensi adalah

seperangkat tindakan intelligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki

seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas

dalam bidang pekerjaan tertentu.15

Menurut Calvin S. Hall dkk. Sebagaimana dikutip oleh Hamzah B.

Uno, bahwa Salah satu teori yang dapat dijadikan landasan terbentuknya

kompetensi seseorang adalah teori medan yang dirintis oleh Kurt Lewin.

Asal teori medan itu sendiri berangkat dari teori psikologi Gestal yang

dipelopori oleh tiga psikolog Jerman, yakni Max Wartheimer, Kohler dan

Kofka, di mana dalam teori mereka disebutkan bahwa kemampuan seseorang

12

Jhon M. Echols & Hasan Shadily, Kamus Inggis Indonesia, (Cetakan Awal di

New York, Cornell University,1975)&( cet. XXVIII di Jakarta: Gramedia, 2006) hal. 132 13

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2008) ed. 4, Cet 1, Hal. 719-720. 14

Hamzah B. Uno, Profesi Pendidikan: Problema,Solusi dan Reformasi Pendidikan

di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Cet. 3, hal. 62. 15

Pupuh Fathurahman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi

mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam

(Bandung: Refika Aditama, 2007) hal. 44

Page 28: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

16

ditentukan oleh medan psikofisis yang terorganisasi yang hampir sama

dengan medan gravitasi. Perhatian utama dalam teori ini adalah masalah

persepsi, belajar dan berfikir. Selanjutnya Kurt Lewin mengembangkan teori

ini dengan memposisikan seseorang akan memperoleh kompetensi karena

medan gravitasi disekitarnya yang turut membentuk potensi sesorang secara

individu. Artinya, kompetensi individu dipengaruhi dan dibentuk oleh

lingkungannya yang dalam teknologi pembelajaran lingkungan tersebut

diposisikan sebagai sumber belar. Selain itu, sistem informasi yang diperoleh

secara empiris melalui observasi, pendidikan ilmiah yang diterimanya dari

pendidikan formal, dan keterampilan yang dilakukannya secara mandiri turut

mewarnai terbentuknya kompetensi dirinya. Dengan kompetensi yang

dimiliki individu, ia dapat melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan dan

kehendaknya. Meskipun demikian, kehendak individu tersebut tetap

didasarkan kepada aturan yang berlaku.16

Lebih lanjut Spencer and Spencer membagi lima karakteristik

kompetensi sebagai berikut:

1) Motif, yaitu sesuatu yang seorang pikirkan dan inginkan

menyebabkan sesuatu.

2) Sifat, yaitu karakteristik tanggapan konsisten terhadap stuasi atau

informasi.

3) Konsep diri, yaitu sikap nilai dan image diri seseorang.

4) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang

tertentu.

5) Keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang

berkaitan dengan fisik dan mental.17

Setelah membahas berbagai teori dan pandangan para ahli tentang

kompetensi, selanjutnya bagaimana kompetensi guru itu? Kompetensi guru

adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya pendidikan dan

pembelajaran di sekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi

dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan

lamanya mengajar.

16

Hamzah B. Uno, hal. 65. 17

Hamzah B. Uno, hal. 63.

Page 29: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

17

Menurut Mohammad Yamin sebagimana dikutip oleh Hamzah B.

Uno, Kompetensi guru pada hakekatnya tidak bisa dilepaskan dari konsep

hakikat guru dan hakikat tugas guru. Kompetensi guru mencerminkan tugas

dan kewajiban guru yang harus dilakukan sehubungan dengan arti jabatan

guru yang menuntut suatu kompetensi tertentu sebagaimana telah disebutkan.

Begitu juga Ace Suryadi mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf

kompetensi, sorang guru memerlukan waktu lama dan biaya mahal. Status

kompetensi yang profesional tidak diberikan oleh siapapun, tetapi harus

dicapai dalam kelompok profesi bersangkutan. Awalnya tentu harus dibina

melalui penguatan landasan profesi, misalnya pembinaan tenaga

kependidikan yang sesuai, pengembangan infrastruktur, pelatihan jabatan (in

sevice training) yang memadai, efesien dalam sistem perancanaan serta

pembinaan administrasi dan pembinaan kepegawaian.18

Jadi kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan

diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi yang

dimiliki oleh setiap guru akan menunjukan kualitas guru dalam mengajar.

Kompetensi tersebut akan terwujud dalam penguasaan pengetahuan dan

profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan

saja harus pitar, tetapi juga harus pandai mentransfer ilmunya kepada peserta

didik. Sebagai seorang pendidik, guru bertugas mengajar dan menanamkan

nilai-nilai dan sikap kepada siswanya. Untuk melaksanakn tugas tersebut

diperlukan berbagai kemampuan dan kepribadian. Sebab guru juga dianggap

contoh oleh para siswanya sehingga ia harus memiliki kepribadian yang baik

sebagai seorang guru.19

18

Hamzah B. Uno, Profesi Pendidikan: Problema,Solusi dan Reformasi Pendidikan

di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Cet. 3, hal. 62 19

Pupuh Fathurahman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi

mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam

(Bandung: Refika Aditama, 2007) hal. 44.

Page 30: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

18

Seorang guru yang kompeten ialah guru yang telah berkorban cukup

lama dan mengeluarkan biaya yang besar. Kompetensi guru tidak hanya

didapat begitu saja. Perlu pengabdian dan pengorbanan yang banyak.

Kompetensi guru sangat erat kaitannya dengan tugas, fungsi dan tanggung

jawab guru. Apabila tugas dan tanggung jawab dan fungsi guru ini dijalankan

dengan baik maka baru bisa dikatakan guru itu telah memilki kompetensi

yang profesional.

b. Pembagian Kompetensi

Abuddin Nata20

dan Zakiyah Darajat21

mengungkapkan hal yang sama

mengenai kompetensi guru, bahwa pada dasarnya guru harus memiliki tiga

kompetensi, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan bahan

pengajaran dan kompetensi dalam cara-cara mengajar.

1. Kompetensi kepribadian

a) Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu

atau murinya di kelas.

b) Membina suasana sosial yang meliputi interaksi belajar mengajar

sehingga amat bersifat menunjang secara moral (batiniyyah)

terhadap murid bagi terciptanya kesepahaman arah dalam

pemikiran serta perbuatan murid dan guru.

c) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung

jawab dan saling percaya mempercayai antara guru dan murid.

2. Kompetensi penguasaan bahan pengajaran

a) Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan dan apa-apa yang

harus diajarkannya kedalam bentuk komponen-komponen dan

informasi yang sebenarnya dalam bidang ilmu atau kecakapan

yang bersangkutan.

b) Menyusun komponen-komponen atau informasi-informasi

sedemikian rupa sehingga akan memudahkan murid untuk

mempelajari pelajaran yang diterimanya.

3. Kompetensi dalam cara mengajar

a) Merencanakan atau menyusun setiap program satuan pelajaran,

demikian pula merencanakan atau menyusun keseluruhan

kegiatan untuk satu satuan waktu.

20

Abuddin Nata & Fauzan, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, (Jakarta, UIN

Jakarta Press, 2005) hal.215. 21

Zakiyah Darajat dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Bumi

Aksara, 2008) Cet. 4. Hal. 263.

Page 31: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

19

b) Menggunakan dan mengembangkan media pendidikan (alat bantu

atau alat peraga) bagi murid dalam proses belajar yang

dipergunakan.

c) Mengembangkan dan mempergunakan semua metode-metode

mengajar sehingga terjadilah kombinasi dan variasi yang efektif.

Ketiga aspek di atas harus berkembang secara selaras dan tumbuh

terbina kedalam kepribadian guru. Kemudian itu dapat diharapkan dari

padanya untuk mengarahkan segala kemampuan guru dalam mengajar secara

profesional dan efektif.

Menurut Muhibbin Syah sebagaimana dikutip oleh Pupuh

Fathurahman bahwa, ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimilki guru

dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar mengajar, yaitu: menguasai

bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan

media atau sumber belajar, menguasai landasan-landasan pendidikan,

mengelola interaksi belajar mengajar, menialai prestasi siswa untuk

pendidikan dan pengajaran, mengenal fungsi dan program pelayanan

bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi

sekolah, memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan

guna keperluan pengajaran.22

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan

bahwa kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi social dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi.23

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah RI No.

74 Tahun 2008 tentang Guru. Pasal (3) lebih lanjut dijelaskan tentang

beberapa kompetensi yang disebutkan di atas, bahwa:

22

Pupuh Fathurahman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi

mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam

(Bandung: Refika Aditama, 2007) hal. 46. 23

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru Dan

Dosen,,pasal 10 ayat 1.

Page 32: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

20

1. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang

sekurang-kurangnya meliputi:

a) Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan;

b) pemahaman terhadap peserta didik;

c) pengembangan kurikulum atau silabus;

d) perancangan pembelajaran;

e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

f) pemanfaatan teknologi pembelajaran;

g) evaluasi hasil belajar, dan

h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai

potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian

yang:

a) Beriman dan bertaqwa;

b) berakhlak mulia;

c) arif dan bijaksana;

d) demokratis;

e) mantap;

f) berwibawa;

g) stabil;

h) dewasa;

i) jujur;

j) sportif;

k) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

l) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan

m) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai dari

masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:

a) berkomunikasi lisan, tulis dan isyarat secara santun.

b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional;

c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik;

d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku;

e) menerapkan sistem persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Page 33: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

21

4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau

seni dan budaya yang diampunya meliputi penguasaan.

a) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar

isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok

mata pelajaran yang akan diampu;

b) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang

relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok

mata pelajaran yang akan diampu.24

Dalam penjabaran tentang kompetensi guru di atas dapat dipahami

bahwa, guru adalah sebuah profesi yang tidak hanya harus menguasai materi

tetapi seorang guru harus mempunyai beberapa kemampuan-kemampuan lain

yang diharapkan dapat dilaksanakan agar proses pembelajaran sesuai dengan

yang diharapkan.

Kemampuan profesional dikelompokan secara sistemtis oleh M. Uzer

Usman, secara sistematis dikelompokan sebagai berikut:

1. Menguasai landasan kependidikan

a) Mengenal Tujuan Pendidikan

b) Mengenal fungsi sekolah dalam Masyarakat

c) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapay

dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

2. Menguasai Bahan Pengajaran

a) Menguasai bahan Pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan

menengah.

b) Menguasai Bahan pengajaran

3. Menyusun Program pengajaran

a) Menetapkan tujuan pembelajaran

b) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar

c) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai

24

Peraturan Pemerintan R.I. No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, (Jakarta: BP: Cipta

Jaya, 2009)Pasal 3. hal. 6-8.

Page 34: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

22

d) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

4. Melaksanakan program pengajaran

a) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tenang

b) Mengatur ruang kelas

c) Mengelola interaksi belajar mengajar

5. Menilai Hasil dalam proses belajar Mengajar

a) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pembelajaran

b) Menilai proses belajar pembelajaran yang telah dilaksanakan.25

Kompetensi seorang guru lebih menekankan pada keahlian yang harus

dimiliki oleh sorang guru, seperti menguasai landaan kependidikan,

menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan

program pengajaran dan menilai hasil proses belajar mengajar. Itu semua ada

yang dilakukan sebelum guru mengajar yaitu harus menguasai bahan

pelajaran serta menyusun progam pengajaran, ada juga yang dilakukan ketika

proses belajar mengajar berlangsung, seperti melaksanakan program

pengajaran yaitu menciptakan iklim belajar yang tenang, mengatur ruang

kelas dan sebagainya. Sedangkan yang dilakukan ketika proses belajar

mengajar berlangsung maupun setelah selesai proses belajar mengajar yaitu

menilai hasil dan proses belajar pembelajaran seperti menilai prestasi siswa.

Profesionalsime guru selain menuntut semua kompetensi yang telah

disebutkan di atas, juga harus diikuti oleh beberapa hal yaitu kerajinan,

sungguh-sungguh dan tekun. Karena tanpa beberapa itu semua,

profesonalisme guru tidak akan mencapai tingkat yang baik, terlebih lagi

seorang guru pendidikan agama Islam yang menjadi panutan bagi siswanya.

25

M. Uzer Usman, Menjadi Guru profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2002, h. 97.

Page 35: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

23

3. Prinsip-prinsip Profesionalisme

Setinggi apapun idealisme dan rasa keterpanggilan jiwa seseorang

untuk mengajar, tanpa disertai prinsip profesionalitas maka pekerjaanya akan

sia-sia, bahkan berbuah kehancuran dan dosa.26

Dalam Undang-undang No.

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat (1) menerangkan bahwa:

Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme;

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia;

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas;

d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas;

e. Memiliki tanggung jawab atas pelakasanaan tugas keprofesionalan;

f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja;

g. Memiliki kesempatan kerja untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan; dan

i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan keprofesionalan guru.27

Prinsip-prinsip profesionalisme di atas menempatkan guru sebagai

sebuah profesi yang di samping memiliki kwalitas akademik dan kompetensi

keilmuan, guru juga harus mempunyai keikhlasan serta keterpanggilan jiwa.

Karena itu, guru memainkan fungsi peranan penting dalam pendidikan yaitu,

membina akhlak mulia, budi pekerti, dan kepribadian anak didik yang

menjadi landasan utama dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

26

Asrarun Ni’am , M.H, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis

Atas Lahirnya UU Guru dan Dosen (Jakarta: eLSAS, 2006) hal. 4. 27

Undang-undang R.I. No. !4 Tahun 2005,Tentang Guru dan Dosen, (CIputat Press,

2006) cet. I, hal. 9.

Page 36: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

24

C. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam pendidikan, guru merupakan kunci utama dalam agenda

proses kemanusiaan (pendidikan). Dalam pendidikan manapun guru jadikan

sebagai ujung tombak pendidikan, guru harus mampu secara evolutif

membangun manusia memiliki norma-norma hidup dan berkata-kata.

Sehubungan dengan itu Allah telah memberikan petunjuk kepada para rasul

tentang apa yang seharusnya disampiakan kepada umat atau para generasi

penerus. Dalam sura al-Jumu’ah yang artinya: “Dia-lah yang mengutus

kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang

membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan

mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya

mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (QS.Al-

Jumu’ah:2)

Sementara dalam proses belajar-mengajar guru mempunyai tugas

untuk mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi siswa

untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat

segala sesuatu yang terjadi dalam sistem pendidikan, Guru PAI memiliki

landasan yang teramat kuat akan keharuan kepemilikan profesional karena

Islam adalah agama yang mementingkan keprofesionalan.

Dalam Islam setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional

dalam arti harus dengan benar dan benar itu hanya mungkin dilakukan

olehorangahli.Rasulullahsaw.bersabda: Bila sesuatu urusan di kerjakan oleh

orang yang tidak ahli maka tunggulah kehancurannya. (H.R. Bukhari).

Selain itu dasar dari kepemilikan kemampuan atau keharusan kepemilikan

kemampuan atau kompetensi seorang guru terdapat dalam al-Qur'ansurat (Az-

Zumar: 9) .......Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar : 9).

Al-Qur'an sebagai landasan paradigma pemikiran pendidikan Islam,

telah banyak mengungkapkan analisis kependidikan yang memerlukan

Page 37: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

25

perenungan mendalam, terutama bagi praktisi pendidikan, pemikiran

pendidikan yang berlandaskan berdasarkan kepada wahyu Tuhan menuntut

terwujudnya suatu sistem pendidikan yang komprehensif, meliputi ketiga

pendekatan dalam istilah ilmu pendidikan yaitu kognitif, affektif, dan

psikomotorik. Ketiga pendekatan yang nantinya akan mampu melahirkan

pribadi-pribadi pendidik yang akan berperan dalam menginternalisasikan

nilai-nilai Islam dan mampu mengembangkan peserta didik ke arah

pengalaman nilai-nilai Islam secara dinamis dan fleksibel dalam batas-batas

konfigurasirealitaswahyuAllahSWT.

Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi (alam). Khalifah

berarti memegang amanat, mandataris dan kuasa untuk merealisir dan

menjabarkan kehendak dan kekuasaan Allah di alam. dalam hubungannya

dengan fungsi rububiyah (kependidikan) terhadap alam manusia, maka

manusia sebagai khalifah di bumi mendapat tugas kependidikan, dan hal itu

terkandung di dalam firman Allah (Q.S al-Baqarah : 31) “Dan dia

mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,

Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar

orang-orang yang benar!". (QS.al-Baqarah:31).

Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu

dan pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik karena memiliki ilmu

pengetahuan dia bertugas sebagai pendidik. Pendidik memiliki tugas yang

mulia sehingga Islam memandang pendidikan mempunyai derajat yang lebih

tinggi dari pada orang-orang yang tidak berilmu dan orang-orang yang bukan

sebagaipendidik.

Guru merupakan salah satu komponen yang penting dalam rangka

mewujudkan suatu proses belajar mengajar. Fungsi guru di sini akan

menyampaikan, memberikan dan mentransformasikan ilmu kepada anak

didik dari apa yang belum bisa menjadi bisa, apa yang belum tahu menjadi

tahu, sehingga proses belajar mengajar itu dikatakan berhasil.

Page 38: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

26

Guru sangat berperan dalam rangka pembentukan sumber daya

manusia yang berkualitas, oleh karena itu sebagai seorang guru harus dapat

menempatkan diri sebagai tenaga profesional yang baik, bertanggung jawab

sesuai dengan tugas profesinya.

Selain itu guru merupakan instrumen proses pendidikan sebab salah

satu faktor penentu keberhasilan terletak pada eksistensi guru yang

mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam arti

seorang yang bertanggung jawab menghantarkan ke arah kedewasaan dan

kematangan.

Guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang bertugas dalam

“transfer of knowledge” tetapi juga sebagai “pendidik” yang memiliki tugas

“transfer of values” dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan

pengarahan dan membimbing siswa dalam belajar.

Adapun figur yang paling diteladani sebagai guru dalam pribadi

Rasulullah saw. Allah sendiri telah menetapkan dalam firman-Nya :

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab : 21).

Pengertian guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang

yang pekerjaanya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.28

Dalam

terminologi Islam, Asrarun Ni’am menjelaskan bahwa, guru diistilahkan

dengan murabby, satu akar kata dengan rabb yang berarti Tuhan. 29

Sebutan

guru atau pendidik banyak persamaannya karena dapat disesuaikan dengan

kekhususannya masing-masing. Dalam UUSPN Tahun 2003 disebutkan

bahwa “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai

guru, dosen, konselor, pamong belajar widyaiswara, tutor, instruktur,

28

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2007) ed. 3, Cet 4, Hal. 469. 29

Asrarun Ni’am , M.H, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis

atas Lahirnya UU Guru dan Dosen (Jakarta: eLSAS, 2006) hal. 3.

Page 39: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

27

fasilisator dan sebutan lainnya sesuai dengan kekhususannya, serta

berpartisipasi dalam menyeleggarakan pendidikan.30

Zakiyah Darajat berpendapat “Guru adalah seseorang yang memiliki

kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan

perannya membimbing muridnya”.31

Ini berarti guru harus memiliki peran

dan memiliki kemampuan membimbing muridnya. Bagaimana agar guru

tersebut dapat memudahkan mendidik dan membimbinga anak didik,

kuncinya adalah guru harus melalui pengalaman-pengalaman baik

pengalaman pendidikan keguruan dan pengalaman mengajar. Oleh karena itu

pengalaman mengajar sangatlah penting dalam pendidikan.

Menurut Muhaimin & Abd. Majid seperti dikutip dalam buku Strategi

Belajar Mengajar bahwa “Guru adalah orang dewasa yang bertanggung

jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu

melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah Swt., khalifah di bumi,

sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri

sendiri.32

Definisi di atas menunjukan bahwa guru bukan hanya sebagai

pengajar tetapi juga sebagai pendidik, dan syarat seorang pendidik adalah ia

harus dewasa, yang secara sadar membantu anak didik dengan maksud agar

tercapai tujuan pendidikan. Seorang pendidik menuntun anak didiknya agar

tidak hanya menguasai ilmu tetapi juga harus menguasai adab, tata karma dan

sopan santun.

Sedangkan dalam Undang-undang tentang Guru dan Dosen, dalam

ketentuan umum, secara fungsional menyebutkan bahwa, guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

30

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Direktorat

Jendral Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, 2006) hal. 5 31

Zakiyah Drajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarata: Bumi Aksara,

1996) cet. 1. hal. 266 32

Pupuh Fathurahman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi

mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam

(Bandung: Refika Aditama, 2007) hal. 44.

Page 40: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

28

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.33

Jadi guru adalah pendidik profesional maksudnya

seorang yang sangat menguasai dalam profesinya. Dan mengajar adalah

menjadi tugas utamanya bukan sebagai pekerjaan tambahan atau sampingan

karena itu akan menggangu dalam tugasnya serta kedudukannya sebagai

guru, guru juga harus memiliki kemampuan-kemampuan dan kode etik serta

prinsip-prinsip supaya dapat memudahkannya dalam mendidik, mengajarkan,

membimbing dan mengarahkan siswa agar tercapai tujuan-tujuan, baik tujuan

instutisional, tujuan kulikuler, maupun tujuan nasional.

Sedangkan Pendidikan Agama Islam tujuan utamanya ialah membina

dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama Islam dan

sekaligus menjalankan ilmu agama Islam, sehingga ia mampu mengamalkan

syariat Islam agar menjadi manusia yang bertaqwa dan berakhlak mulia.

Menurut M. Arifin, guru agama Islam adalah orang yang

membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang

matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya sehingga tergambarlah

dalam tingkah lakunya nilai-nilai agama Islam (M. Arifin, 1987: 100)

Muhammad Athiyah al-Abrasyi, sebagaimana dikutip oleh Samsul

Nizar memberikan batasan tentang karakteristik guru agama Islam, yaitu:

b. Memiliki sifat zuhud, yaitu mencari keridaan Allah

c. Bersih fisik dan jiwanya

d. Ikhlas dan tidak riya dalam melaksanakan tugasnya

e. Bersifat pemaaf, sabar, dan sanggup menahan amarah, terbuka, dan

menjaga kehormatan

f. Mencintai peserta didik

g. Mengetahui karakter peserta didik

33

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru Dan

Dosen,, pasal I, Hal. 3.

Page 41: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

29

h. Menguasai pelajaran yang diajarkannya dengan profesional

i. Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi dan mampu

mengelola kelas

j. Mengetahui kehidupan psikis peserta didik 34

Sementara itu Abdurrahman al-Nahlawi (memberikan gambaran

tentang sifat-sifat pendidik muslim yaitu sebagai berikut:

a. Hendaknya tujuan, tingkah laku dan pola pikir guru tersebut bersifat

rabban

b. Hendaknya guru bersifat jujur menyampaikan apa yang diajarkannya

c. Hendaknya guru senantiasa membekali diri dengan ilmu pengetahuan

dan kesediaan untuk membiasakan mengajarkannya

d. Hendaknya guru mampu menggunakan berbagai metode mengajar

secara bervariasi dan menguasainya dengan baik serta mampu

memiliki metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran serta

situasi belajar-mengajarnya

e. Hendaknya guru mampu mengelola siswa, tegas dalam bertindak serta

meletakkan berbagai perkara secara profesional

f. Hendaknya guru mempelajari kehidupan psikis para pelajar selaras

dengan masa perkembangannya ketika ia mengajar mereka sehingga

guru dapat memperlakukan anak didiknya sesuai dengan kemampuan

akal dan kesiapan psikis mereka

g. Hendaknya guru tanggap terhadap berbagai kondisi dan

perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa dan pola berpikir

angkatan muda

h. Hendaknya guru bersifat adil di antara para pelajarnya, artinya guru

tidak cenderung kepada salah satu golongan di antara mereka serta

tidak mengistimewakan seseorang di antara lainnya35

34

Samsul Nizar, 2002: 45-46), 35

al-Nahlawi, 1989: 239-246)

Page 42: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

30

Pengertian guru Pendidikan Agama Islam—atau kerap disingkat

menjadi guru agama Islam—adalah orang yang memberikan materi

pengetahuan agama Islam dan juga mendidik murid-muridnya, agar mereka

kelak menjadi manusia yang takwa kepada Allah swt. Di samping itu, guru

agama Islam juga berfungsi sebagai pembimbing agar para murid sejak mulai

sekarang dapat bertindak dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat

mempraktikkan syariat Islam 36

Menurut M. Arifin, guru agama Islam adalah orang yang

membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang

matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya sehingga tergambarlah

dalam tingkah lakunya nilai-nilai agama Islam (M. Arifin, 1987: 100)

Maka penulis menyimpulkan bahwa guru pendidikan agama Islam

ialah pendidik profesional yang mengajar mata pelajaran pendidikan agama

Islam, di mana tugas utamanya ialah mendidik, mengajar dan membimbing

siswa agar siswa mengamalkan ajaran agama Islam, berakhlak mulia, beriman

dan bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam

Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar sangat berperan

penting dalam pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam. Tindak

tanduk guru menjadi sorotan siswa, seperti cara berpenampilan dan

bertingkah laku guru akan selalu menjadi contoh para siswa, sehingga

kesalahan siswa akan dikembalikan pada guru. Oleh karena itu, guru dituntut

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan profesional.

Nana Syaodih menyebutkan 3 tugas yang harus dilaksanakan oleh

guru yang profesional yaitu: Guru sebagai pribadi, guru sebagai pendidik

dan pengajar, guru sebagai pembimbing,

36

(Tim Penyusun Buku Pedoman Guru Agama SD, 1976: 8).

Page 43: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

31

1. Guru sebagai pribadi

Kedudukan guru sebagai pendidik dan pembimbing tidak bisa

dilepaskan dari guru sebagai pribadi, kepribadian guru sangat

mempengaruhi peranannya sebagai pendidik dan pembimbing, dia

mendidik dan membimbing para siswa tidak hanya dengan bahan

yang disampaikan atau metode penyampaian yang digunakan tetapi

dengan seluruh kepribadiannya. Mendidik dan membimbing tidak

hanya terjadi dalam interaksi formal, tetapi juga interaksi informal,

tidak hanya diajarkan tetapi pula ditularkan pribadi guru merupakan

suatu kesatuan antara sifat-sifat pribadinya dan perannya sebagai

pendidik, pengajar dan pembimbing.

2. Guru sebagai pendidik dan pengajar

Guru mempunyai peran ganda sebagai pengajar dan pendidik, kedua

peran tersebut bisa dilihat perbedaannya, tetapi tidak bisa dipisahkan,

tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak,

tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan

intelaktual, afektif dan psikomotor, melalaui menyampaikan

pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan

keterampilan.

3. Guru sebagai pembimbing

Selain sebagai pendidik dan pengajar, juga guru sebagai pembimbing.

Perkembanagn anak tidak selalu mulus dan lancar adakalanya lambat

dan mungkin juga terhenti sama sekali, dalam situasi seperti itu

mereka perlu mendapatkan bantuan atau bimbingan. Dalam upaya

membantu anak mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi

dalam perkembangannya, sebagai pembimbing, guru perlu memiliki

pemahaman yang seksama tentang para siswanya, memahamni segala

potensi dan kelemahannya, masalah dan kesulitanya dan segala latar

belakangnya.

Guru mengemban tugas sebagaimana dinyatakan dalam UUSPN

(Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 Tahun 2003 dalam

Page 44: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

32

pasal 39 bahwa: (1) “Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan

administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis

untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Ayat (2)

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi

pendidik dan perguruan tinggi.”37

Tugas pendidik dapat dijabarkan dalam beberapa pokok pikiran, yaitu:

a. Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program

pengajaran, melaksanakan program yang disusun, dan akhirnya

dengan pelaksanaan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.

b. Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada

tingkat kedewasaan kepribadian sempurna (insan kamil), seiring

dengan tujuan penciptaanya.

c. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendali diri

(baik diri sendiri, peserta didik, maupun masyarakat), upaya

pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan

partisipasi atas program yang dilakukan.38

Guru di samping sebagai pengajar, guru juga harus menjadi pendidik,

di mana tugas mendidik adalah agar anak didik mencapai kedewasaan,

berahklak mulia dan mengamalkan ajaran agama. Apabila tugas guru di atas

dijalankan dengan baik maka anak didik dalam kehidupan sehari-hari akan

menjadi insan kamil atau manusia berkepribadian sempurna, yang memiliki

intelektualitas dan budaya yang tinggi serta dibarengi dengan moral dan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Seperti yang dikatakan Prof. Dr. Armai

Arif, MA, Bahwa “Perubahan sikap merupakan salah satu sasaran penting

dari konsep pendidikan, Perbaikan tersebut diwujudkan dengan memunculkan

37

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Direktorat

Jendral Pendidikan Islam,Departemen Agama RI, 2006) hal 27. 38

Dr. Al-Rasyid, M.A. dan Syamsul Nizar, M.A., Filasafat Pendidikan Islam:

Pendekatan Historis,Tteoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2005) cet. II, hal. 44.

Page 45: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

33

figur insan kamil, yakni sosok manusia berprestasi dalam sisi intelektual dan

budaya dalam sisi moral.”39

Menurut al-Ghazali dikutip oleh Abudin Nata, ciri-ciri guru yang baik

1. Guru harus mencintai muridnya seperti mencintai anak

kandungnyasendiri.

2. Guru jangan mengharapkan materi (upah) sebagai tujuan utama dari

pekerjaannya (mengajar) karena mengajar adalah tugas yang

diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Guru harus mengingatkan muridnya agar tujuannya dalam menuntut

ilmu bukan untuk kebanggaan diri atau mencari keuntungan pribadi

tapi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

4. Guru harus mendorong muridnya agar mencari ilmu yang bermanfaat

yaitu ilmu yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat

5. Dihadapan muridnya guru harus memberikan contoh yang baik,

seperti berjiwa halus, sopan, lapang dada, murah hati dan berakhlak

terpuji lainnya

6. Guru harus mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

intelektual dan daya tangkap anak didiknya

7. Guru harus mengamalkan yang diajarkannya karena ia menjadi idola

di mata anak didiknya

8. Guru harus memahami minat, bakat dan jiwa anak didiknya sehingga

disamping tidak akan salah dalam mendidik juga terjalin hubungan

yang akrab antara guru dan anak didiknya

9. Guru harus dapat menanamkan keimanan kedalam pribadi anak

didiknya sehingga akal pikiran anak didik tersebut akan dijiwai oleh

keimanan itu.40

Sedangkan kewajiban guru seperti tertulis dalam UUSPN Tahun 2003

tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 40 ayat (2) bahwa:

39

Armai Arif, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), Cet. 1,

Hal. 82. 40

Nata, Abudin, Ed, Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Cet.1.

Page 46: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

34

a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis, dan dialogis;

b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu

pendidikan; dan

c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.41

Uraian di atas menunjukan bahwa guru agama Islam mengemban

tanggung jawab yang sangat penting yaitu guru bertanggung jawab agar

terciptanya suasana yang berpendidikan baik di masyarakat dan lembaga.

Serta bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan

nasional, juga memberikan keteladan bagi lingkunganya dan anak didiknya.

Tugas guru tidak sekedar mengajarkan bahan bidang studi

keahliannya, tapi juga bertugas sebagai tenaga ahli kependidikan di bidang

perencanaan dan pengembangan kurikulum. Dengan ketrampilannya

menentukan jenis bidang studi itu, guru akan memperoleh kemampuan yang

lebih mendalam tentang menyeleksi bahan bidang studi yang paling

dibutuhkan oleh masyarakat.

Hujjatul Islam, imam al-Ghazali mengemukakan bahwa tugas

pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan mensucikan

serta membawa hati menjadi yang taqorrub ila Allah. Para pendidik

hendaknya mengarahkan peseta didik untuk mengenal Allah lebih dekat

melalui seluruh ciptaan-Nya. Para pendidik dituntut untuk dapat mensucikan

jiwa peserta didik. Hanya dengan jiwa-jiwa yang suci manusia akan dekat

dengan khaliqnya.

Berkenaan dengan konsep ini, an-Nahlawi menyimpulkan bahwa

selain bertugas mengalihkan berbagai pengetahuan dan ketrampilan kepada

peserta didik, tugas utama yang perlu dilakukan pendidik adalah tazkiyat an-

nafs, yaitu mengembangkan, membersihkan, mengangkat jiwa peserta didik

kepada Khaliqnya, menjauhkannya dari kejahatan dan menjaganya agar

41

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Direktorat

Jendral Pendidikan Islam,Departemen Agama RI, 2006) hal. 28.

Page 47: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

35

tetap berada pada fitrah yang hanif. Tugas guru menjadi pendidik dan

pengajar di zaman sekarang tidak mudah, tantangan begitu banyak dan

besar, misalnya, anak didik tidak mau diatur, semangat belajar rendah,

maunya dari yang mengenakkan, daya juang kecil. Di beberapa tempat anak

didik suka tawuran, berantem dan menjadi korban narkoba.

Tantangan menjadi lebih berat lagi karena kesejahteraan guru di

negara ini memang rendah sehingga makin berat bagi guru untuk dapat

menjalankan tugasnya secara baik. Guru merupakan profesi/jabatan atau

pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan

ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan

walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan. Itulah

sebabnya jenis profesi ini paling muda terkena pencemaran. Tugas guru

sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-

ketrampilan pada siswa.Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam

masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis

yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan

bangsa. Semakin akurat para guru melaksanakan tugasnya semakin terjamin

tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia

pembangunan.

D. Kerangka Berpikir

Beberapa masalah yang teridentifikasi oleh penulis antara lain: minimnya

upaya yang dilakukan guru maupun sekolah dalam usaha untuk meningkatkan

profesionalisme guru, kurangnya motivasi guru dalam mengajar, kurangnya

penguasaan metode, kurang terampilnya guru pendidikan agama Islam dalam

mengajar semua itu dapat menyebabkan proses belajar mengajar kurang efektif

dan mengakibatkan hasil peserta didik kurang baik.

Selama guru pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar kurang

profesional seperti kurang menguasai materi pelajaran, tidak terampilnya

Page 48: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

36

menyampaikan pelajaran, tidak tepatnya menempatkan metode pembelajaran dan

sebagainya. Oleh karena itu, agar anak didik memiliki hasil belajar yang

memuaskan dalam bidang studi pendidikan agama Islam maka guru dituntut untuk

memiliki profesionalitas yang tinggi dan baik.

Profesionalisme guru pendidikan agama Islam di Kedaung Ciputat menjadi

permasalahan dalam skripsi ini. Agar terjadi profesionalisme yang tinggi maka

perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru meluangkan waktu untuk menguasai pelajaran sebelum mengajar,

agar pembelajaran menjadi efektif.

2. Sekolah menambah sarana dan prasarana belajar, untuk melancarkan

proses belajar mengajar seperti, musholah, boneka mayat dsb.

3. Sekolah mengadakan penyuluhan dan diklat-diklat tentang profesionalise

untuk menambah wawasan tentang guru dan keprofesionalan guru.

4. Sekolah mengadakan seminar tentang profesionalime guru.

5. Guru dianjurkan untuk mengikuti pendidikan profesi, yaitu agar guru

yang belum mendapatkan sertifikasi dianjurkan untuk memperolehnya

melalui pendidikan profesi.

Page 49: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

37

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Input Proses Output

Kondidsi Masalah Strategi Hasil

Rendahnya

profesionlasime

guru

Rendahnya tingkat

tentang

profesionalisme

guru di SMP Islam

Al- Fajar Kedaung

Pamulang

Mengikuti

pendidikan

profesi

Mengadakan

penyuluhan

tentang

efektifitas

profesionalisme

Mengadakan

seminar tentang

profesionlasime

Mengadakan

diklat-diklat

tentang

profesionalisme

Sekolah

menambah

sarana dan

prasarana.

Dan lain-lain.

Guru dengan

profesionalitas

yang tinggi

Timbal Balik

Page 50: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempa Penelitian adalah tempat dimana proses studi dilaksanakan

untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung.1 Penelitian ini

dilakukan di SMP Islam Al Fajar Kedaung Pamulang, dan waktu

pengumpulan data bagi penelitian berlangsung selama bulan Oktober 2010

sampai dengan bulan Maret 2011.

B. Pendekatan dan Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang

digunakan adalah metode survey, di mana bentuk penelitian dalam penulisan

skripsi ini adalah berbentuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena ynag terjadi dan

merupakan metode yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi onjek

sesui dengan apa adanya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-

sama dan secara teoritis menjadi terget penelitian. Populasi dalam penelitian

ini adalah guru-guru Pendidikan Agama Islam dan guru Mulok yaitu Al-Islam

yang ada di SMP Islam Al-Fajar. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan(Jakarta: Bumi Aksara, 2008) cet. 6,

hal. 53.

Page 51: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

39

adalah guru PAI dan Al-Islam yang berjumlah 4 orang. Terdiri dari GURU

Pendidikan Agama Islam 2 orang dan guru al-Islam 2.

D. Variabel Penelitian

Variable penelitian adalah dimensi atau aspek utama dari masalah

yang akan menjadi fokus pembahasan studi ini. Variabel utama dalam

penelitian ini adalah profesionalisme guru pendidikan agama Islam.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan mengumpukan data dalam penelitian ini

menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Observasi, adalah merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat

dan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Teknik ini

digunakan untuk merekam sikap dan prilaku keguruan yang dimiliki guru

dalam interaksinya di dalam proses KBM.

2. Wawancara, digunakan untuk menghimpun atau mengumpulkan data-data

dengan langsung mengadakan tanya jawab nara sumber yang mengetahui

persoalan dari objek yang diteliti. Pada penelitian ini wawancara dilakukan

dengan guru-guru. Wanwancara dalam penelitian ini menggunakan

wawancara individual yaitu wawancara yang secara langsung berhadapan

dengan respenden. Dan responden yang ada adalah Guru PAI dan guru Al-

Islam.

Page 52: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

40

F. Kisi-kisi/Instrumen Wawancara dengan Guru Agama

Variabel Indikator Pernyataan Item

Professionalsime Makna Guru

Kompetensi Guru

1. Kompetensi

Pedagogik

2. Kompetensi

Kepribadian

3. Kompetensi

Sosial

- Guru tidak hanya mengajar

tetapi juga pendidik dan

pembimbing.

Guru mampu mengelola

pembelajaran peserta didik.

a. pemahaman wawasan

tentang pendidikan;

b. pemahaman terhadap

peserta didik;

c. pengembangan

kurikulum atau silabus;

d. perancangan

pembelajaran;

e. pelaksanaan

pembelajaran yang

mendidik dan dialogis;

f. pemanfaatan teknologi

pembelajaran;

g. evaluasi hasil belajar;

h. pengembangan peserta

didik untuk

mengaktualisasi berbagai

potensi yang dimilikinya.

Guru mempunyai kemampuan:

a. Beriman dan bertakwa

b. kepribadian yang

mantap,

c. berakhlak mulia,

d. arif dan berwibawa

,serta

e. menjadi teladan bagi

peserta didik.

Kemampuan guru untuk:

a. berkomunikasi lisan,

tulis dan/atau isyarat

secara santun;

b. menggunakan teknologi

komunikasi dan

informasi secara

fungsional;

Page 53: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

41

4. Kompetensi

Professional

c. bergaul secara efektif

dengan peserta didik.

d. bergaul secara efektif

dengan sesama pendidik,

tenaga kependidikan.

e. bergaul secara efektif

dengan pemimpin satuan

pendidikan.

f. orang tua wali peserta

didk;

g. bergaul secara santun

dengan masyarakat

sekitar dengan

mengindahkan norma

serata sistem nilai yang

berlaku; dan

h. menerapkan sistem

persaudaraan sejati dan

semangat kebersamaan.

a. Kemampuan

penguasaan materi

pelajaran secara luas

dan mendalam.

b. Kemampuan

penguasaan konsep dan

metode disiplin

keilmuan.

c. Kemampuan

penguasaan teknologi

atau

d. Kemampuan

penguasaan seni yang

relevan.

Page 54: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM SMP ISLAM AL FAJAR DAN

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Fajar

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Islam Al-Fajar

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah SMP

Islam Al Fajar, pada tanggal 11 Nopember 2010, bahwa: SMP Islam al-

Fajar ialah sekolah Islam terpadu yang mana sekolah ini dikelola oleh

yayasan bernama "Yayasan Perguruan Islam Al-Fajar" yang berlokasi di

desa Kedaung kecamatan Pamulang. SMP Islam Al-Fajar mulai berdiri

pada tahun 1994. Terletak di jalan Aria Putra No. 102, Desa/kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang, dengan luas area

tanah yaitu 1130.5 M.

Ada beberapa jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh

Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Fajar yaitu mulai dari SD, SMP dan

SMK yang terakreditasi A- B -B.

Sekolah Islam terpadu Al-Fajar yang didirikan pengurus yayasan

yaitu H. M Djafar terus mendapat respon positif dari masyarakat sekitar.

Oleh karena itu pengurus sekolah melalui bidang pendidikan terus

mengembangkan mutu pendidikan dari berbagai aspek seperti,

pengembangan metode, materi pembelajaran sarana dan prasarana dan

sebagainya.

Page 55: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

43

SMP Islam Al-Fajar menerapkan kurikulum yang berlaku sesuai

SKB dua Mentri, yaitu: Menteri Pendidikan dan Menteri Agama. Adapun

mata pelajaran Pendidikan Agama Islamnya meliputi mata pelejaran sesuai

Depdiknas, yaitu Al-Quran Hadist, Fiqih, Metode Iqra dan Qiraat serta

Sejarah Kebudayaan Islam.

2. Visi dan Misi

Visi SMP Islam al-Fajar ialah “Unggul dan berprestasi dibidang

agama Islam yang berbudi pekerti luhur dilandasi IMTAQ (Iman dan

Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) di Kecamatan

Pamulang Tahun 2012.” Sedangkan Misi SMP Islam al-Fajar ialah

“Menanamkan keyakinan/aqidah melalui pendalaman ajaran agama,

mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, menyiapkan generasi

unggulan yang memiliki potensi di bidang akademik dan non akademik”.

Dilihat dari Visi SMP tersebut dapat diketahui bahwa lembaga

sekolah tersebut menekankan pada pengembangan peserta didik untuk

menguasai dan mengamalkan Agama yang berbudi pekerti luhur Islam dan

melandasnya dengan Iman dan taqwa peserta didik dan ilmu Pengetahuan

dan teknologi. Sedangkan Misi SMp Islam tesebut adalah:

1) Menanamkan Keyakinan aqidah melalui pendalaman Agama

Islam. Hasil dari pembelajaran keagamaan adalah tumbuhnya

keimanan dan ketaqwaan yang akhirnya akan menimbulkan

suatu sifat keislaman yang berbudi mulia dan berahklak tepuji.

2) Mengembangkan pengetahuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi. Disamping mendalami pelajaran agama Islam

Sekolah juga mengembangan pengetahuan dibidang teknologi.

3) Menyiapkan generasi unggulan yang memiliki kemampuan di

bidang akademik dan non akademik. Hasil lulusan yang

diharapkan lembaga tersebut adalah meluluskan siswa yang

unggul dan berpretsasi dan berakhlaqul karimah. Dan menjadi

Page 56: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

44

anggota masyarakat yang bergaul dengan baik dengan

menonjolkan keislamannnya.

C. Data Guru/Tenaga Pengajar, Karyawan dan Siswa

1. Jumlah Guru/Tenaga Pengajar dan Karyawan

Pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah guru yang bertugas di SMP Islam Al-

Fajar sebanyak 26 orang, yang terdiri dari 2 guru tetap PNS, 24 guru tidak tetap

atau guru Bantu (Honorer) dan 1 pegawai tata usaha. Untuk lebih jelas mengenai

data guru/tenaga pengajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1

Jumlah Guru dan Karyawan SMP Islam Al-Fajar Tahun Ajaran 2010/2011

Jumlah Guru Bagi SD Negeri Bagi SD Swasta Keterangan

Guru Tetap (PNS/Yayasan) - Orang 2 Orang PNS

Guru Tidak Tetap/Guru Bantu - Orang 24 Orang Honorer

Guru PNS dipekerjakan - Orang - Orang -

Pegawai Tata Usaha

Satpam

- Orang 1 Orang

1 Orang

Honorer

Sumber: Data Guru-guru Tahun Ajaran 2010/2011.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa, sebagian besar guru/tenaga

pengajar SMP Islam Al-Fajar ialah berstatus guru tidak tetap atau guru honorer

sebesar 85%, sedangkan guru tetap sangat sedikit yaitu sebesar 8%.

2. Keadaan Guru menurut Latar Belakang Pendidikan, Jenis Kelamin dan

menurut Guru Umum dan Guru Agama

a) Keadaan Guru Menurut latar Belakang Pendidikan dan Jenis Kelamin

Dilihat dari latar belakang pendidikan 78 % (17 orang) berlatar belakang

pendidikan S1, sebanyak 20 % (6 orang) berlatar belakang pendidikan SMA dan 2

% (1 orang) berlatar belaknag pendidikan D3. Jadi, dapat diketahui bahwa guru

SMP Islam Al-Fajar kebanyakan ialah lulusan pendidikan S1. Mereka di

tempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikan yang terdiri dari 17 guru laki-

laki dan 9 guru perempuan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 57: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

45

Tabel 2

Keadaan Guru Menurut Latar Belakang Pendidikan dan Jenis Kelamin

No Nama Guru JK Pendidikan Bidang Studi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

Supar Lukyto, S.Pd

Hasbih

Moh. Zuhdi Amin, SHI

Sutarto

Hilmi Karim, S.Ag

Umi Astuti

Udin Sajidin, SEI

Sanwani A. MA

Drs. Widihadi

Drajad Sapto Wahono

Nur Asiah , S.Ag

Winda Armaya, SE

Indra Tri Wahyuni, S.Pd

Maryanah, S.Pd

Sriyono, S.Pd

Nurhayati, S.Pd.I

Sulistyawati, SP

Lasadi, S.Pd

Erna Fatmawati

Suyitno, SE

Irma Suzita, S.Pd

Mi`raj

Endang Budi Lestari, SP

Rizky Wahyu P. SPd

Erwan Setiawan

Eko Siwi N. SPd

L

L

L

L

L

P

L

L

L

L

P

P

P

P

L

P

P

L

P

L

L

L

P

L

L

L

S1/Pendidikan

SMA/IPS

S1/Hukum

SMA/IPS

S1/Pendidikan

SMA/IPS

S1/Ekonomi

D3/Pendidikan

S1/Pendidikan

SMA/IPA

S1/Pendidikan

S1/Pendidikan

S1/Pendidikan

S1/Pendidikan

S1/Pendidikan

S1/Pendidikan

S1/Pertanian

S1/Pendidikan

SMA/IPA

S1/Ekonomi

S1/Pendidikan

SMA/IPA

S1/Pertanian

S1/Pendidikan

SMA/IPA

S1/Pendidikan

IPS

Budi Pekerti

B. Indonesia

al Islam

Komputer

Penjaskes

Pend. Agama Islam

Al Islam

Seni Budaya

B. Indonesia

PAI

Matematika

Matematika

Al Islam

Budi Pekerti

Matematika

IPS

Budi Pekerti

Komputer

B. Inggris

IPA

PPKn

B. Inggris

B. Indonesia

B. Inggrris

PPKn

IPA

B. Indonesia

IPA

B. Indonesia

Sumber: Data Guru-guru Tahun Ajaran 2010/2011.

b) Keadaan Guru Umum

Keadaan guru umum terbagi kepada guru IPA sebanyak 3 orang, guru IPS

sebanyak 2 orang, guru bahasa Indonesia sebanyak 4 orang, guru Bahasa Inggris

sebanyak 3 orang, guru PPKn sebanyak 2 orang, guru Matematika sebanyak 3

orang, guru komputer sebanyak 2 orang dan guru penjaskes sebanyak 1 orang.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 58: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

46

Tabel 3

Keadaan Guru Umum SMP Islam Al-Fajar Tahun Ajaran 2010/2011

No. Nama Guru B. Studi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Supar Lukito, S.Pd

Moh. Zuhdi Amin, SHI

Sutarto

Umi Astuti

Udin Sajudin, SEI

Drs. Widihadi

Drajad Sapto Wahono

Winda Armaya, SE

Indra Tri Wahyudi, S.Pd

Maryanah, S.pd

Sriyono, S.Pd

Nurhayati, S.Pd.I

Sulistiyarsih, SP

Lasadi S.Pd

Erna Fatmawati

Suyatno, SE

Irma Suzita, SPd

Mi’raj

Endang Budi Lestari, SP

Rizky Wahyu P, S.Pd

Erwan Setiawan

Eko Siwi, S.Pd

IPS, Budi Pekerti & B. Indonesia

Komputer

Penjaskes

Seni Budaya

B. Indonesia

Matematika

Matematika

Budi Pekerti

Matematika

IPS, Budi Pekerti

Komputer

B. Inggris

IPA

PPKn

B. Inggris

B. Indonesia

B. Inggris

PPKn

IPA

B. Indonesia

IPA

B. Indonesia

Sumber: Data Guru-guru Tahun Ajaran 2010/2011.

b) Keadaan Guru Agama

Jumlah guru agama di SMP Islam Al-Fajar terdiri dari 2 orang guru PAI

dan 2 guru al Islam. Jadi, keadaan umum guru di SMP Islam Al-Fajar terbagi pada

guru umum sebesar 85% dan guru agama sebesar 15%. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Data Guru Agama SMP Islam Al-Fajar Tahun Ajaran 2010/2011

No. Nama Guru B. Studi

1

2

3

4

Hasbih

Hilmi Karim, S.Ag

Sanwani, MA

Nur Asiah, S.Ag

Al-Islam

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam

Al-Islam

Sumber: Data Guru-guru Tahun Ajaran 2010/2011.

Page 59: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

47

Keterangan: untuk Mata pelajaran Al-Islam ialah mata pelajaran muatan

local (MuLuk) yang berisi materi Hafalan Bacaan Doa dan sebagainya, Tajwid,

Al-Quran Hadist dan beberapa materi penunjang tentang keislaman lainnya.

3. Data dan Keadaan Siswa

Siswa/siswi SMP Islam Al-Fajar pada tahun 2010/2011 berjumlah 349 siswa

dan siswi yang terbagi ke dalam 3 kelas, sedangkan jumlah rombongan belajar

(rombel) masing-masing kelas, yaitu kelas VII terdiri dari 4 rombel, kelas VIII

terdiri dari 3 rombel dan kelas IX terdiri dari 3 rombel, untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Jumlah Siswa dari Tahun 2007-2010

Tahun Ajaran

Perencanaan

Penerimaan Kelas

Jumlah Siwa

Kelas VII, VIII,

IX

Murid Rbl

VII VIII IX Jml

Siswa

Jml

Rbl

Jml

Siswa

Jml

Rbl

Jml

Siswa

Jml

Rbl

Jml

Siswa

Jml

Rbl

2007/2008 105 3 101 3 94 3 74 2 269 8

2008/2009 132 3 122 3 95 3 91 3 308 9

2009/2010 169 4 150 4 95 3 104 3 349 10

Sumber: Data Guru-guru Tahun Ajaran 2010/2011.

D. Sarana dan Prasarana

Meskipun sekolah SMP Islam Al Fajar ini tergolong swasta tetapi

gedung dan tanah itu milik sendiri. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table

berikut:

Tabel 6

Sarana dan Prasarana SMP Islam Al-Fajar Tahun Ajaran

2010/2011

No. Sarana dan Prasana Jumlah Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6

7.

Ruang Kepsek

Ruang Guru

Ruang TU

Ruang Administrasi

Ruang Informasi

Ruang Lab. IPA

Ruang Osis

1

1

1

1

1

1

1

Baik

Baik

Baik

Baik

Cukup Baik

Baik

Cukup Baik

Page 60: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

48

8.

9.

10.

11.

12

13.

14

15

16

Ruang Tamu

Lab. Komputer

Ruang Audio Visual

Ruang Kelas

Perpustakaan

Kantin

Parkir

Toilet Guru

Toilet Siswa

1

1

1

5

1

2

1

2

2

Baik

Baik

Baik

Cukup Baik

Baik

Baik

Cukup

Bersih

Bersih

Sumber: Data Guru-guru Tahun Ajaran 2010/2011.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana sokolah

cukup memadai dan baik. Laboratorium komputer berdaya tampung 17 siswa dan

kondisinya baik. Juga ada ruang audio visual yang berdaya tampung 20 siswa

sedangkan labortaorium IPA berdaya tampung 15 dan kondisinya juga baik.

Perpustakaan yang ada di sekolah tersebut mempunyai koleksi buku cukup

banyak, sebagian besar buku-buku mata pelajaran semuanya tersedia. Sedangkan

tempat parkir cukup memadai, meskipun daya tampung dari tempat parkir tersebut

kecil dan hanya menampung motor saja karena jalan masuk kesekolahan tidak

lebar.

D. Analisis

1. Interpretasi Hasil wawancara

a) Kompetensi Pedagogik Guru

Menurut Bapak Hilmi Karim S.Ag

1) Menguasai bahan pengajaran.

2) Membuat RPP (Rencana Program Pengajaran).

3) Mengembangkan kurikulum.

Menurut Ibu Nur Asiah, S.Ag

1) Mengusai materi atau bidang yang diajarkannya.

2) Mempelajari materi dan mengausainya.

Menurut Bapak Sanwani A. M.A

1) Guru yang memiliki Pendidikan sesuai dengan apa yang diajarkan.

2) Membuat program pengajaran.

Page 61: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

49

Menurut Bapak Hasbih

1) Guru yang menguasai suatu bidangnya dengan baik.

2) Menyesuaikan materi dengan kurikulum.

3) Mengusai materi atau bahan pengajaran.

b) Kompetensi Personal/kepribadian Guru

Menurut Bapak Hilmi Karim S.Ag..

1) Guru yang beriman kepad Allah SWT.

2) Berahlak

3) Mempunyai tanggunag jawab pada siswa.

Menurut Ibu Nur Asiah

1) Guru yang memiliki tanggung jawab terhadap siswa baik di dalam

sekolah maupun di luar sekolah.

Menurut Bapak Sanwani A. MA.

1) Guru yang beriman dan bertaqwa kepad Allah SWT.

2) Guru harus bisa disiplin, baik waktu ataupun ketika datang ke kelas.

3) Selalu mengingatkan anak didik untuk mengamalkan ajaran Islam

4) Mencontohkan perbuatan baik agar siswa dapat menirunya

5) Guru yang berahlak sesuai dengan ajaran Islam

Menurut Bapak Hasbih

1) Guru dapat mengamalkan apa yang diajarkan kapada siswa

2) Guru dapat berperilaku yang baik dan berahlak agar siswa dapat

meneladaninya.

c) Kompetensi Sosial Guru

Menurut Bapak Hilmi Karim S.Ag

1) Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar

2) Bersosialisai dengan lingkungan sekolah baik dengan kepala sekolah,

guru dan siswa.

Menurut Ibu Nur Asiah S.Ag

1) Berinteraksi dengan siswa denagn efektif dan baik

Page 62: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

50

2) Berinteraksi dengan orang tua siswa dengan baik

3) Guru dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar sekolah

Menurut Bapak Sanwani A., MA.

1) Bergaul dengan siswa dengan baik

2) Berssosialisasi dengan pimpinan satuan pendidikan secara efektif dan

baik.

3) Bersosialisai dengan masyarakat sekitar sekolah

Menurut Bapak Hasbih

1) Bergaul dengan kepala sekolah

2) Mengadakan sholat berjamaah di masjid

3) Bergaul dengan efektif dan baik dengan siswa, guru-guru serta

masyarakat yang ada kaitannya dengan kegiatan pendidikan.

d) Kompetensi Profesional Guru

Menurut Bapak Hilmi Karim S.Ag

1) Mengulang pelajaran yang sudah di ajarkan

2) Mengevaluasi setiap materi yang telah diajarkan.

3) Mengembangkan materi/bahan pelajaran.

Menurut Ibu Nur Asiah S.Ag

1) Menguasai materi

2) Mengevaluasi pelajaran

3) Menerapkan metode yang tepat dalam proses kegiaan belajar mengajar

Menurut Bapak Sanwani A. MA

1) Menguasai materi

2) Mengembangkan materi dengan buku-buku lain

Menurut Bapak Hasbih:

1) Menguasai bidang studi yang akan diajarkan

2) Mengadakan Tanya jawab dengan siswa

3) Mengadakan pemantapan pelajaran yang telah lalu

4) Menggunakan metode CBSA dal proses belajar mengajar

Page 63: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

51

2. Kajian Teori profesionalisme Guru

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan

bahwa kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi social dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi.1Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah RI No.

74 Tahun 2008 tentang Guru. Pasal (3) lebih lanjut dijelaskan tentang

beberapa kompetensi yang disebutkan di atas, bahwa:

a. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik

yang sekurang-kurangnya meliputi:

1) pemahaman wawasan atau landasan pendidikan;

2) pemahaman terhadap peserta didik;

3) pengembangan kurikulum atau silabus;

4) perancangan pembelajaran;

5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

6) pemanfaatan teknologi pembelajaran;

7) evaluasi hasil belajar, dan

8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai

potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup

kepribadian yang:

1) beriman dan bertaqwa;

2) berakhlak mulia;

3) arif dan bijaksana;

4) demokratis;

5) mantap;

6) berwibawa;

7) stabil;

8) dewasa;

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru Dan

Dosen,,pasal 10 ayat 1.

Page 64: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

52

9) jujur;

10) sportif;

11) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

12) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan

13) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

c. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai dari

masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi

untuk:

1) berkomunikasi lisan, tulis dan isyarat secara santun.

2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional;

3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta

didik;

4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku;

5) menerapkan sistem persaudaraan sejati dan semangat

kebersamaan.

d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi,

dan/atau seni dan budaya yang diampunya meliputi penguasaan.

1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan

standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran,

dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu;

2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni

yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren

dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau

kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Page 65: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

53

3. Teori Subtantif/Temuan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian di temukan bahwa Profesionalsime Guru

pendidikan Agama Islam Menurut Penulis adalah, seorang guru harus

menguasai kompetensi-kompetensi yang akan memudahkanya dalam

menjalankan profesinya sebagai seorang guru antara lain :

1. Kompetensi Pedagogik

a) Guru harus menguasai bahan/materi pelajaran yang akan

dijarkannya kepada siswa.

b) Guru harus dapat menjalankan program pengajaran

dengan baik dan benar, sesuai dengan program yang telah

dibuat baik program Tahunan, program semesteran dan

program mingguan.

2. Kompetensi Personal/kepribadian

a) Guru harus dapat mengamalkan ajaran agama yang telah

diberikan kepada siswa.

b) Guru harus beriman dan bertaqwa dan menjadi teladan

bagi para siswa.

3. Kompetensi Sosial

a) Guru harus dapat bersosialisasi dengan para siswanya,

orang tua wali/siswa, guru dan kepala sekolah serta

masyarakatnya.

b) Sebagai seorang guru merupakan profesi pengabdian

kepada masyarakat.

4. Kompetensi Profesional

a) Guru harus dapat mengevaluasi hasil pembelajaran

b) Guru harus dapat menggunakam metode yang variatif

ketika dalam proses Kegiatan belajar mengajar.

c) Guru harus dapat mengembangkan pembelajaran.

Page 66: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

54

4. Analisis Penulis

Profesionalisme guru adalah guru yang menguasai di bidang

keguruan, khususnya mata pelajaran atau materi pelajaran yang akan

diajarkannya, guru juga harus memiliki pengalaman pendidikan dan

pengalaman pengajaran yang sesuai dengan bidang yang diampunya itu,

serta memiliki kemampuan-kemampuan khusus di bidangnya yang

didasari dengan pendidikan kejuruan.

Persiapan yang dilakukan sebelum proses belajar mengajar

membuat RPP dan menguasai pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa,

juga harus memahami tentang peserta didik, menyesuaikan dengan

program semesteran ataupun tahunan, merancang metode pembelajaran

yang mendidik dan dialogis. Artinya pengajaran bukan hanya terpusat

pada guru tetapi ada timbal balik dari peserta didik.

Kegiatan yang dilakukan oleh guru ketika dalam proses kegiatan

belajar mengajar antara lain: mengucapkan salam ketika masuk kelas,

selajutnya mengulang-ulang pelajaran yang telah diajarkan dan

menyesuaikan dengan RPP adalah hal yang sangat penting dilakukan demi

pemulihan informasi yang telah didapat oleh siswa dan mencocokannya

pada pelajaran selanjutnya.

Evaluasi bertujuan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan

siswa dalam menguasai materi yang diberikan oleh guru, hal yang penting

lagi adalah mengkoreksi dan mengembalikan hasil tersebut pada siswa.

Karena jika hasil ulangannya tidak dikembalikan pada siswa, maka siswa

akan kecewa dan apabila diminta untuk mengerjakan lagi tugas yang

diberikan guru apakah itu PR atau tugas yang lainnya, siswa akan malas

mengerjakan. Kondisi di atas sering terjadi, parahnya guru tidak sadar

kesalahan yang dilakukan oleh guru sendiri. Kemalasan yang dilakukan

siswa dalam mengerjakan tugas guru, bisa dikarenakan guru juga malas

mengapresiasi hasil ulangan atau pekerjaan siswa.

Memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang sekarang

yaitu internet adalah hal yang harus dikuasi oleh guru pada saat sekarang

Page 67: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

55

ini. Karena segala informasi tentang pendidikan ada di sana. Di samping

menambah informasi atau pengetahuan dari internet guru juga mencarinya

dari buku rujukan yang asli, seperti kitab-kitab yang di karang oleh ulama-

ulama salaf, hal in juga yang sangat penting dilakukan guru demi menggali

sumber yang asli dan menocokannya dengan buku-buku PAI yang dicetak

dan diterbitkan sekarang.

Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar sekolah, sesama guru,

pemimpin satuan pendidikan (kepala sekolah), peserta didik serta wali

peserta didik adalah salah satu dari kemampuan-kemampuan yang harus

dimiliki oleh guru yang profesional. Guru pendidikan agama Islam yang

dapat berhubungan yang efektif dan baik dengan lingkungannya adalah

guru yang memiliki predikat sebagai guru yang profesional.

Guru sebagai tenaga profesional sudah barang tentu guru harus

memfokuskan dirinya dan pekerjaannya untuk mengajar, artinya mengajar

adalah kerja utamanya dan penghasilan kehidupan utamanya. Mengadakan

evaluasi tujuan utamanya adalah agar guru dapat mengetahui

perkembangan siswa. Startegi yang dilakukan guru dalam upaya untuk

menigkatkan penguasannya terhadap materi pendidikan agama Islam

adalah belajar sebelum mengajarkannya kepada siswa.

Menyadarkan pada masyrakat bahwa tanggung jawab pendidikan

bukan hanya dipikul oleh para guru tetapi tanggung jawab masyarakat

juga. Karena siswa juga akan ditempatkan dan mengaplikasikan segala

kemampuannya di masyarakat. Maka tugas guru yang profesional adalah

berusaha untuk dapat berinteraksi dengan masyarakatnya agar masyrakat

dapat tergugah tanggung jawabnya.

Page 68: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dianalisis pada bab 4 maka penulis simpulkan bahwa:

a. Dalam kompetensi Pedagogik, Guru Pendidikan Agama Islam sedikit

sekali dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, mengevaluasi hasil

belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kompetensi pedagogik

guru PAI SMP Islam AL-Fajar Masih kurang, karena masih mengandalkan

metode yang tradisional dan konvensional tidak memanfaatkan teknologi

pembelajaran yang sudah ada.

b. Dalam kompetensi Kepribadian, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP

Islam Al-Fajar berahlak mulia dan mengamalkan ajaran agama, artinya

mereka beriman dan bertaqwa dan mempunyai komitmen untuk menjadi

teladan bagi peserta didik. Jadi dalam kompetensi personal guru

Pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar sudah baik.

c. Dalam kompetensi sosial, Guru SMP Islam Al-Fajar telah lama mengabdi

di sekolah tersebut maka dapat dikatakan guru-guru telah berpengalaman

dalam bersosialisasi dengan masyarakatnya. Dan Kepala Sekolah

mendukung sekali terselenggaranya kegiatan yang berkaitan dengan

pengembangan keilmuan tentang keislaman yang di programkan oelg guru

Pendidikan Agama Islam maka dapat dikatakan bahwa guru SMP Islam al-

Fajar cukup baik dalam kompetensi sosialnya.

Page 69: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

57

d. Dalam kompetensi Profesional, guru Pendidikan Agama Islam telah

mengusai materi yang mendalam dan memiliki kemampuan dalam

menerapkan metode yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Maka

dapat disimpulkan bahwa guru dalam kompetensi profesional sudah cukup

baik.

B. Saran-Saran

Setelah disimpulkan maka penulis menyarankan :

1. Guru dianjurkan agar mempersiapkan diri untuk menguasai pelajaran

sebelum mengajar, agar pembelajaran menjadi efektif.

2. Sekolah menambah sarana dan prasarana belajar, untuk melancarkan

proses kegiatan belajar mengajar.

3. Sekolah mengadakan pelatihan tentang profesionalisme guru untuk

menambah wawasan tentang guru dan keprofesionalan guru.

4. Sekolah mengadakan diskusi dan seminar untuk meningkatkan

profesionalime guru.

5. Guru dianjurkan untuk mengikuti pendidikan profesi, bagi guru yang

belum mendapatkan sertifikasi pendidikan profesi.

Page 70: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

58

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: CRSD Press, 2005, Cet. 1.

Asrarun Niam, H.M, Membangun Profesionalitas Guru; Analisis Kronologis atas

lahirnya UU Guru dan Dosen, Jakarta: Elsas, 2006, cet. 1.

B. Uno, Hamzah, Profesi Pendidikan: Problema,Solusi dan Reformasi Pendidikan

di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. 3.

Bukhari, Mukhtar, Pendidikan dalam Pembangunan, Jakarta: IKIP

Muhamadiyah Jakarta Press, 1999. cet I.

al-Bukhary, Imam al-Hafizd Abi Abdillah bin Ismail, Shahih Bukhary, Bairut: al-

Maktabah al-Asyariyah, 1997.

Darajat, Zakiyah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarata: Bumi Aksara,

1996, cet. 1. _______________ dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, 2008. Cet. 4.

Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam: Dalam Sitem Pendidikan Nasionmal di

Indonesia , Jakarta: Kencana, 2004.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

Jakarta: Gramedia, 2008, cet, I, Edisi 4.

Fajar, A. Malik, Madrasah dan Tantangan Moderinitas, Bandung: 1999, Mizan,

cet. II.

Fathurrahman, Pupuh dan M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Refika Aditama, 2007.

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:

Ikrar Mandiriabadi, 2006, Cet. 4.

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2010, cet. Ke-7.

Hamidy, Zainudin, Dkk. Terjemah Shahih Bukhari, Semarang: CV. Wicaksana,

1992, Jilid. 1.

Page 71: ABSTRAK Bakrudin Profesionalisme Guru Pendidikan Agama ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1588/1/101569...Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru

59

Sharp, Jhon, dkk, Educatonal Studies; Studies an Issues-Based Aproach, Exeter:

Learning Matter, 2006.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan(Jakarta: Bumi Aksara, 2008) cet. 6.

M. Echols, Jhon, dan Hasan Sadly, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia,

2006, Cet XXVIII.

Nata, Abuddin & Fauzan, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Jakarta, UIN

Jakarta Press, 2005.

Tim Penyusun, Peraturan Pemerintah R.I. No. 74 Tahun 2008 tentang Guru,

Jakarta: BP. Cipta Jaya, 2009.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dn Dosen, Peraturan

Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan

Dosen, Ciputat: Ciputat Press, 2006, Cet. 1.

Utsman Najati, Muhammad, Psikologi dalam al-Quran: Terapi Qurani dalam

Menyembuhkan Gangguan Kejiwaan, Ter. dari Al-Quran wa Ilmun Nafsi,

oleh M. Zaka al-Farisi, Bandung: Pustaka Setia, 2005, Cet. 1.

Usman, Moch Uzer, Menjadi Guru Profesiona,Bandung: PT. Rosda Karya, 2002.