Abstrak -...
-
Upload
vuongduong -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Abstrak -...
1
ANALISIS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RS. IMC
BINTARO TANGERANG SELATAN
Muhammad Mudzakkir
Agus Kurniawan
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien di RS.IMC Bintaro Tangerang
Selatan.
Metode dan pengambilan data menggunakan teknik wawancara,
kuesioner dan observasi. Penelitian ini melibatkan 50 responden yang merupakan
pasien rawat jalan di RS.IMC Bintaro Tangerang Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan (X1) mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien (Y). Hal ini dapat terlihat dari
korelasi pelayanan terhadap kepuasan sebesar r 0,764 yang berarti sekitar 76,4%.
Dari hasil r hitung sebesar 0,764 sedangkan r tabel sebesar 0,279. Ini
menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang kuat dan positif antara variabel X1
terhadap variabel Y maka dapat disimpulkan bahwa dengan nilai signifikansi 5%
variabel pelayanan X1 berpengaruh terhadap variabel Y. Pada kolom Coefficients
diperoleh nilai =-1,725, B1 = 0,148 sehingga persamaan regresi yang diperoleh
adalah Y= -1,725+0,148 dan t hitung sebesar 3,096 sedangkan nilai t tabel 1,677.
Sehingga dapat dilihat bahwa dari t hitung sebesar 3,096> dan t tabel sebesar
1,677. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan berpengaruh
terhadap kepuasan pasien.
Kata Kunci : Pelayanan, Kepuasan Pasien, Rumah Sakit
Latar Belakang Masalah
Semakin ketatnya persaingan
serta pasien yang semakin selektif dan
berpengetahuan mengharuskan
RS.IMC Bintaro selaku salah satu
penyedia jasa pelayanan kesehatan
untuk selalu mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pelayanannya.
Penilaian kinerja rumah sakit
dapat diukur dari kualitas layanan,
tingkat kinerja yang tinggi dianggap
dapat meningkatkan kepuasan dan
kepercayaan pasien. Kualitas pelayanan
merupakan alat ukur yang digunakan
untuk penilaian kinerja rumah sakit,
oleh karena itu rumah sakit dikatakan
mempunyai kinerja yang baik apabila
rumah sakit dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas (Nurcaya,
2008).
Berdasarkan jurnal penelitian
terdahulu dengan tema yang sama
antara lain :
1. Jurnal Dwi Kartikasari dkk, (
Pengaruh Kualitas Layanan terhadap
Kepuasan dan Kepercayaan di
Rumah Sakit Bunda Kangan
Surabaya )
a. Tidak menggunakan uji validitas
b. Variabel kepercayaan terhadap
kepuasan tidak signifikan yaitu
sebesar 0,090.
c. Menggunakan analisis Struktur
Equation Modeling (SEM),
2
dimana model ini untuk
mengukur pertanyaan penelitian
yang bersifat regresi atau
dimensional serta
mengidentifikasi dimensi-
dimensi non struktur dan
mengukur derajat hubungan
faktor yang dapat
diidentifikasinya dimensinya.
d. Variabel X1 terhadap Y1 dan Y2
2. Tesis Grestiyaning Harcahyani, (
Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan terhadap Kepuasan
Pasien yang dimoderasi oleh
variabel Nilai )
a. Bentuk penelitian analisa
pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pasien tidak
mengikut sertakan image
building yang sudah tercermin di
benak konsumen untuk nilai
kepuasannya atau indikator.
b. Image building belum menjadi
referensi sedangkan penulis
menggunakan image building
untuk menilai harapan konsumen
atas kepuasan yang diharapkan.
c. Penelitian penulis berdasarkan
pelayanan dan image building
terhadap kepuasan secara umum,
sedangkan tesis Grestiyaning
terfokus pada pasien rawat jalan.
d. Metode yang digunakan adalah
menggunakan surves sedangkan
penulis menggunakan metode
kuesioner.
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Jasa Pelayanan
Menurut Kotler dalam
Lupiyoadi (2014) “Jasa adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak
kepada pihak lain, pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan perpindahan
kepemilikan apapun. Produksi jasa
mungkin berkaitan dengan produk
fisik atau tidak.” Menurut Kotler
dan Armstrong (2012) menerangkan
empat karakteristik jasa yaitu, a.
Tidak berwujud (intangibility)
Jasa bersifat abstak dan tidak
berwujud. Tidak seperti halnya
produk fisik, jasa tidak dapat
dilihat, dirasa, diraba, didengar,
dicium sebelum jasa itu dibeli.
Untuk mengurangi ketidak pastian
tersebut, maka para calon pembeli
akan mencari tanda atau bukti dari
mutu jasa. Konsumen mencari bukti
kualitas pelayanan jasa berdasarkan
enam hal yaitu, Tempat (place),
Orang (people), Peralatan
(equipment), Komunikasi material
(communication material), Simbol
(symbol), Harga (price) b.Bervariasi
(variability) c. Tidak dapat
dipisahkan (inseparability), Tidak
dapat disimpan (pershability)
Ada Pendekatan yang
dikemukakan oleh Karl Albrcht
yang mendasarkan pendekatan pada
dua konsep pelayanan berkualitas,
yaitu service triangle dan total
quality service diterjemahkan
sebagai layanan mutu terpadu dalam
Budi W.Soetjipto.
Layanan merupakan kegiatan
yang ditawarkan oleh penyedia jasa
kepada konsumen, bisa berupa
benda dan objek lainnya, hal ini
ditulis oleh Lovelock dan Wirtz
(2011) yang menyatakan Layanan
adalah kegiatan ekonomi yang
ditawarkan oleh salah satu pihak
kepada pihak lain.
3
2. Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Lewis dan Booms
yang dikutip oleh Tjiptono (2011)
kualitas jasa sebagai ukuran
seberapa bagus tingkatlayanan yang
diberikan mampu sesuai dengan
ekspetasi konsumen. Berdasarkan
definisi ini, kualitas layanan
ditentukan oleh kemampuan
perusahaan memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen sesuai
dengan ekspetasi konsumen.
Menurut Goetsch dan Davis
yang dikutip oleh Tjiptono (2012),
kualitas dapat diartikan sebagai
“kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, sumber daya
manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi
harapan”.Berdasarkan definisi ini,
kualitas adalah hubunganantara
produk dan pelayanan atau jasa yang
diberikan kepada konsumen dapat
memenuhi harapan dan kepuasan
konsumen.
Tjiptono dan Sunyoto (2012)
mengatakan bahwa kualitas
merupakan: “sebuah kondisi
dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.”
Menurut Wyckof dalam
Lovelock yang dikutip oleh Fandy
Tjiptono, kualitas pelayanan
merupakan tingkat keunggulan
(excellence) yang diharapkan dan
pengendalian atas keunggulan
tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan.
Dari beberapa definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa
kualitas adalah unsur yang saling
berhubungan mengenai mutu yang
dapat mempengaruhi kinerja dalam
memenuhi harapan pelanggan.
Kualitas tidak hanya menekankan
pada hasil akhir, yaitu produk dan
jasa tetapi menyangkut kualitas
manusia, kualitas proses, dan
kualitas lingkungan. Dalam
menghasilkan suatu produk dan jasa
yang berkualitas melalui manusia
dan proses yang berkualitas.
Menurut Tjiptono
(2014) mengidentifikasikan lima
gap (kesenjangan) kualitas
pelayanan jasa yang diperlukan
dalam pelayanan jasa, kelima gap
tersebut adalah :
a) Kesenjangan antara harapan
konsumen dan persepsi
manajemen.
b) Kesenjangan antara persepsi
manajemen terhadap pelanggan
dan spesifikasi kualitas pelayanan
jasa.
c) Kesenjangan antara spesifikasi
mutu jasa dan penyampaian jasa.
d) Kesenjangan antara penyampaian
jasa dan komunikasi eksternal.
e) Kesenjangan antara jasa yang
diharapkan dan jasa yang
diharapkan.
Dalam perkembangan
selanjutnya menurut Parasuraman,
Zeithaml, dan Berry yang dikutip
oleh Tjiptono (2011) terdapat lima
dimensi kualitas jasa. Penjelasan
kelima dimensi untuk menilai
kualitas pelayanan tersebut yaitu
Tangibles (bukti fisik), Reliability,
Responsiveness (daya tanggap),
Assurence (jaminan), Emphaty
(empati).
Menurut Gronroos dalam
buku Tjiptono (2014) kualitas suatu
jasa yang dipersepsikan pelanggan
terdiri dari 2, yaitu Technical
quality, dan Technical quality dapat
dijabarkan lagi menjadi tiga tipe
(Zeithaml) yaitu, Search quality,
4
dapat dievaluasi sebelum dibeli,
Experience quality, hanya bisa
dievaluasi setelah dikonsumsi,
Credence quality, sukar dievaluasi
pelanggan sekalipun telah
mengkonsumsi jasa., Functional
quality, berkaitan dengan kualitas
cara penyampaian jasa,
Menurut Wyckof dalam
Tjiptono (2005) berpendapat bahwa
Kualitas jasa merupakan tingkat
keunggulan (exellence) yang
diharapkan dalam pengendalian atas
keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan.
Dengan kata lain, terdapat dua
faktor utama yang mempengaruhi
kualitas jasa yakni, jasa yang
diharapkan (expected service) dan
jasa yang dipersepsikan (perceived
service).
faktor yang perlu
dipertimbangkan dan upaya dalam
meningkatkan kualitas jasa tersebut
juga berdampak luas terhadap
budaya organisasi secara
keseluruhan. Faktor-faktor yang
perlu mendapat perhatian yaitu
(Tjiptono, 2000) antara lain,
Mengidentifikasi determinan utama
kualitas jasa. Mengelola harapan
pelanggan. Mengelola bukti kualitas
jasa yang bertujuan untuk
memperkuat persepsi pelanggan
selama dan sesudah jasa diberikan.
Mendidik konsumen tentang jasa
(membantu pelanggan dalam
memahami suatu jasa).
Mengembangkan budaya kualitas.
Menciptakan Automating Quality.
Menindaklanjuti jasa dalam
membantu memisahkan aspek-aspek
jasa yang perlu ditingkatkan. Dan
Mengembangkan Sistem Informasi
Kualitas Jasa.
3. Pengertian Kepuasan
Kepuasan (Satisfaction)
adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah
membandingkan kinerja (hasil)
produk yang dipikirkan terhadap
kinerja (atau hasil) yang diharapkan.
Jika kinerja berada di bawah
harapan maka pelanggan tidak puas.
Jika kinerja memenuhi harapan
maka pelanggan puas. Jika kinerja
melebihi harapan maka pelanggan
amat puas atau senang (Kotler
2006).
Menurut Lovelock dan Wirtz
(2011) “Kepuasan adalah suatu
sikap yang diputuskan berdasarkan
pengalaman yang didapatkan.
Kepuasan merupakan penilaian
mengenai ciri atau keistimewaan
produk atau jasa, atau produk itu
sendiri, yang menyediakan tingkat
kesenangan konsumen berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan
konsumsi konsumen. Kepuasan
konsumen dapat diciptakan melalui
kualitas, pelayanan dan nilai.
4. Kepuasan Pasien
Pengertian kepuasan pasien
menurut Kotler adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang
yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi
atau kesannya terhadap kinerja
atau hasil sebuah produk dan
harapan-harapannya (Nursalam,
2011).
Kepuasan pasien adalah
keluaran (outcome) layanan
kesehatan. Dengan demikian
kepuasan pasien merupakan salah
satu tujuan dari peningkatan mutu
layanan kesehatan. Kepuasan
pasien adalah suatu tingkat
perasaan pasien yang timbul
5
sebagai akibat dari kinerja layanan
kesehatan yang diperolehnya
setelah pasien membandingkannya
dengan apa yang diharapkannya.
5. Rumus dan Cara Mengukur
Kepuasan Pasien
Kepuasan pengguna jasa
pelayanan kesehatan dapat
disimpulkan sebagai selisih kinerja
institusi pelayanan kesehatan
dengan harapan pasien
(Muninjaya, 2013). Dari
penjelasan ini, kepuasan pelanggan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Satisfaction = f
(performance-expectation)
Dari rumus ini
dihasilkan tiga kemungkinan:
a. Performance < Expectation.
Jika kinerja pelayanan
kesehatan lebih jelek daripada
b. Performance = Expectation.
Jika kinerja pelayanan
kesehatan sama dengan harapan
para penggunanya,
c. Performance > Expectation.
Bila kinerja layanan kesehatan
lebih tinggi dari apa yang
diharapkan pengguna,
Lebih lanjut menurut
Kotler dalam Nursalam (2011) ada
beberapa cara mengukur kepuasan
pelanggan atau pasien, antara lain
dengan cara Sistem keluhan dan
saran. Survei kepuasan pelanggan.
Ghost shopping. Lost costumer
analysis..
6. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Menurut Sangadji dan
Sopiah (2013) adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien antara lain:
a. Karakteristik pasien. Faktor
penentu tingkat pasien atau
konsumen oleh karakteristik
dari pasien tersebut yang
merupakan ciri-ciri seseorang
atau kekhasan seseorang yang
membedakan orang yang satu
dengan orang yang lain.
Karakteristik tersebut berupa
nama, umur, jenis kelamin, latar
belakang pendidikan, suku
bangsa, agama, pekerjaan dan
lain-lain.
b. Sarana fisik. Berupa bukti fisik
yang dapat dilihat yang meliputi
gedung, perlengkapan, seragam
pegawai dan sarana komunikasi.
c. Jaminan. Pengetahuan,
kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya yang
dimiliki perawat.
d. Kepedulian. Kemudahan dalam
membangun komunikasi baik
antara pegawai dengan klien,
perhatian pribadi, dan dapat
memahami kebutuhan
pelanggan.
e. Kehandalan. Kemampuan
dalam memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan cepat,
tepat, akurat, dan memuaskan.
Semakin baik kualitas
pelayanannya, akan semakin tinggi
pula kepuasan pelanggan terhadap
perusahaan tersebut. Tingginya
kualitas pelayanan juga tidak lepas
dari dukungan internal perusahaan,
terutama dukungan dari sumber
daya manusianya
6
Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu
yang dijadikan sebagai dasar acuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Grestiyaning Harcahyani (2010)
dengan judul : Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pasien Yang
Dimoderasi oleh Variabel Nilai
(Studi pada pasien instalasi rawat
jalan RSUD Kota Yogyakarta).
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis
Pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pasien pada
Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota
Yogyakarta dan menganalisis
Variabel nilai yang memoderasi
pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pasien pada
Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota
Yogyakarta.
Penelitian dilakukan dalam
bentuk survey, dimana metode
pengambilan data menggunakan
teknik wawancara, dan kuesioner.
Penelitian ini melibatkan 100
responden yang merupakan pasien
rawat jalan RSUD Kota Yogyakarta.
Hasil analisis data
menunjukkan bahwa, Kualitas
layanan (X1) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kepuasan pasien
(Y). Hal ini dapat terlihat dari
probabilitasnya (0.000) yang lebih
kecil dibandingkan taraf
signifikansinya (0,05). Hal ini juga
didukung dengan analisis deskriptif
kualitas layanan yang meliputi
aspek realibility, responsivness,
asurance, emphaty dan tangibles
menyatakan bahwa mayoritas
penilaian pasien terhadap kualitas
layanan mempunyai kecenderungan
nilai yang tinggi. Berarti pasien
menilai baik terhadap pelayanan
yang ada, dengan demikian hipotesis
satu yang menyatakan kualitas
layanan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kepuasan pasien
terbukti.
2. Dwi Kartikasari, dkk (2014) dengan
judul : Pengaruh Kualitas
Layanan Terhadap Kepuasan dan
Kepercayaan di Rumah Sakit
Bunda Kandangan Surabaya.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan dan
kepercayaan. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner.
Kuesioner dibagikan kepada pasien
rawat inap RSBK. Jumlah sampel
dalam penelitian ini 121 orang. Data
dianalisa menggunakan Structural
Equation Modelling (SEM)
menggunakan software SPSS
AMOS.
Penelitian ini merupakan
penelitian cross sectional dengan
pendekatan kausalitas untuk
mengetahui pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan dan
kepercayaan. Penelitian dilakukan di
Instalasi Rawat Inap RSBK.
Pengambilan data menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada
pasien rawat inap selama bulan Mei
2014. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien rawat inap
RSBK, pengambilan sampel
menggunakan non probability
sampling dengan metode purposive
sampling.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas
layanan mempengaruhi kepercayaan
pasien baik secara langsung maupun
7
tidak langsung. Kualitas layanan
mempengaruhi kepercayaan secara
tidak langsung melalui kepuasan
sebagai variabel interviening.
Kualitas layanan mempengaruhi
kepuasan secara langsung. Pengaruh
langsung kualitas layanan terhadap
kepercayaan mempunyai nilai lebih
besar dibandingkan kualitas layanan
terhadap kepuasan.
3. Nugi Mohammad Nugraha, dkk
(2017) dengan judul : Analisis
Pengaruh Citra dan Kualitas
Layanan Terhadap Kepuasan
Pasien serta Implikasinya Pada
Komunikasi Pemasaran di Rumah
Bersalin Fatimah Kota Bandung.
Penelitian ini dilakukan di
latarbelakangi bahwa komunikasi
pemasaran di Rumah Bersalin
Fatimah Kota Bandung belum
optimal. Belum optimalnya
komunikasi pemasaran di Rumah
Bersalin Fatimah Kota Bandung
tersebut, diduga karena kepuasan
pasien yang masih rendah, dan
rendahnya kepuasan pasien diduga
disebabkan oleh Citra dan Kualitas
Layanan yang masih rendah.
Tujuan melakukan penelitian ini
untuk menguji pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan
pelanggan dalam meningkatkan
minat mereferensikan (word of
mouth).
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif analisis. Metode
deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status kelompok
manusia suatu obyek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta serta
hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Metoda deskriptif analisis
digunakan untuk menguji hipotesis
atau menjawab pertanyaan
penelitian. Variabel dalam
penelitian ini ditetapkan variabel
sebagai berikut:
a. Citra berfungsi sebagai variabel
bebas (Independent variable)
yang kemudian diberi notasi X1 .
b. Kualitas Layanan berfungsi
sebagai variabel bebas
(Independent variable) yang
kemudian diberi notasi X2 .
c. Kepuasan Pasien berfungsi
sebagai variabel perantara
(Intervening variable) yang
kemudian diberi notasi Y.
d. Komunikasi Pemasaran berfungsi
sebagai variabel terikat
(Dependen variabel) yang
kemudian diberi notasi Z.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa citra berada
pada kategori cukup baik, kualitas
layanan berada pada kategori cukup
baik, kepuasan pasien berada pada
kategori cukup baik, dan
komunikasi pemasaran berada pada
kategori cukup baik. Pengaruh
secara simultan citra, kualitas
layanan terhadap kepuasan
pasienRumah Bersalin Fatimah Kota
Bandung, adalah sebesar 59,9
sisanya sebesar 40,1 % ditentukan
oleh variabel lain. Pengaruh
kepuasan pasien terhadap
komunikasi pemasaran di Rumah
Bersalin Fatimah Kota Bandung
adalah sebesar 71,2 % dan sisanya
sebesar 28,8 % ditentukan oleh
variabel lain.
8
Model Analisis
Gambar 1 Model Analisis pelayanan terhadap kepuasan pasien
Dalam mencapai tujuan
yang berorientasi pada kepuasan
pasien, pelayanan pegawai sangat
penting karena akan menentukan
persepsi pasien terhadap pelayanan
yang diberikan. Menurut
Parasuraman (2008), Kualitas
layanan terdiri dari reliability
(keandalan), responsiveness (daya
tangkap), assurance (kepastian),
emphaty (empati) dan tangibles
(bukti fisik) akan membentuk pola
pikir pasien terhadap kepuasan.
Populasi dan Teknik Pengambilan
Sampel
Dalam penelitian ini populasi
yang dimaksudkan adalah pasien yang
datang berobat ke RS.IMC Bintaro
Tangerang Selatan dalam 1(satu) hari
yaitu berjumlah + 335 orang.
Berdasarkan jumlah populasi
penelitian di atas, selanjutnya penulis
menetapkan sampel sebagai responden
dalam penelitian ini. sebesar 15% yaitu
50,25 dibulatkan menjadi 50 orang,
dengan teknik simple random
sampling, dengan teknik analisa data
yang digunakan adalah Uji Validitas,
Uji Reliabilitas, Analisis Regresi,
Korelasi, Uji F, dan Uji t
Deskripsi Operasional Variabel dan
Indikator Variabel
Variabel dalam
penelitian ini ditetapkan variabel
sebagai berikut:
1. Pelayanan berfungsi sebagai
variabel bebas (Independent
variable) yang kemudian diberi
notasi X1.
2. Kepuasan Pasien berfungsi sebagai
variabel perantara (Intervening
variable) yang kemudian diberi
notasi Y.
Untuk dapat menganalisa
data ini, maka diperlukan skala
pengukuran variabel. Dalam penelitian
ini menggunakan skala Likert dengan
kelas interval dengan jumlah kelas = 5,
sehingga intervalnya dapat dilihat
sebagai berikut :
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
=𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =5 − 1
5= 0,8
Pelayanan
Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien X, Y
X, Y
9
Adapun yang menjadi
indikator variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Indikator Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala No. Item
Pelayanan menurut Parasuraman
yang dikutip oleh Tjiptono 2011 :
Merupakan aktivitas yang
diberikan kepada kosumen dan
pada dasarnya tidak berwujud,
disediakan sebagai solusi atau
masalah konsumen.
Responsiveness Likert 2Sikap tanggap
pegawai
Assurence Likert3, 5, 8 dan
9
TangiblesMemberikan
informasiLikert 4 dan 7
kemampuan
memberikan
pelayanan
Reliability Likert 1
EmpathyKomunikasi dan
keramahanLikert 6 dan 10
Kesopanan, Rasa
nyaman &
pengetahuan
Pembahasan
1. Deskripsi Karakteristik
Responden
Responden dalam penelitian
ini terdiri dari 50 orang yaitu pasien
Instalasi Rawat Jalan RS. IMC
Bintaro Tangerang Selatan.
Responden pasien dalam penelitian
ini dapat dikategorikan dalam
beberapa karakteristik responden,
yaitu berdasarkan usia, jenis
kelamin, dan pendidikan responden.
1.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi Responden
berdasarkan jenis kelamin
sebagai berikut:
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 24 48
Wanita 26 52
Total 50 100 Sumber : Data primer yang telah diolah penulis
Berdasarkan tabel di atas
dapat diidentifikasi bahwa dari
total 50 responden dalam
penelitian ini, jumlah responden
pria adalah 24 responden atau
48%, sedangkan jumlah
responden wanita adalah 26
responden atau 52%. Komposisi
tersebut menunjukkan bahwa
responden dalam penelitian ini
didominasi oleh wanita.
1.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
10
Komposisi Responden
berdasarkan usia secara
terperinci sebagai berikut:
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tingkat Usia Jumlah Presentase
20-30 25 50
31-40 13 26
41-50 7 14
> 50 5 10
Total 50 100 Sumber : Data primer yang telah diolah penulis
Berdasarkan tabel di atas
dapat diidentifikasi bahwa
komposisi usia responden
dalam penelitian ini yaitu
responden yang berusia 20-30
tahun berjumlah 25 orang
(50%), yang berusia 31-40
tahun berjumlah 13 orang
(26%), yang berusia 41-50
tahun berjumlah 7 orang (14%),
yang berusia > 50 tahun
berjumlah 5 orang (10%).
Dengan demikian, mayoritas
responden dalam penelitian ini
berusia 20-30 tahun yaitu
sebesar 50%.
1.3 Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan
Komposisi responden
berdasarkan tingkat pendidikan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
SLTP 5 10
SLTA 12 24
D3/Akademi 13 26
Sarjana (S1) 20 40
Total 50 100 Sumber : Data primer yang telah diolah penulis
Berdasarkan Tabel di
atas menunjukkan bahwa
responden yang berpendidikan
Sarjana (S1) yaitu sebanyak 20
orang (40%) yang
berpendidikan SLTP yaitu
sebanyak 5 orang (10%), yang
berpendidikan SLTA yaitu
sebanyak 12 orang (24%), dan
yang berpendidikan
D3/Akademi sebanyak 13 orang
(26%). Jadi dengan demikian,
mayoritas responden dalam
penelitian ini memilki tingkat
pendidikan Sarjana (S1).
11
2. Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel kualitas
pelayanan meliputi indikator
faktor reliability, responsivnees,
assurance, emphaty dan
tangibles yang terdiri dari
beberapa pernyataan. Setiap
pernyataan masing-masing
terdiri dari lima alternatif
jawaban yaitu jawaban sangat
baik, baik, cukup baik, kurang
baik, dan sangat tidak baik.
Berikut dijelaskan untuk
hasil jawaban responden pada
variabel pelayanan :
Tabel 5
Penilaian Responden terhadap Variabel Pelayanan
Interval Penilaian Jumlah Presentase
1,00 s/d 1,79 Sangat Tidak Baik 0 0,0
1,80 s/d 2,59 Kurang Baik 20 4,0
2,60 s/d 3,39 Cukup Baik 135 27,0
3,40 s/d 4,19 Baik 272 54,4
4,20 s/d 5,00 Sangat Baik 73 14,6
Total 500 100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah penulis
Berdasarkan Tabel di
atas dapat diketahui bahwa dari
50 responden yang menjadi
sampel dengan 10 pertanyaan
terhadap variabel pelayanan,
mayoritas responden
menyatakan baik sebesar
54.4%, dan adapula responden
yang menyatakan kurang baik
yaitu sebesar 4%. Dengan
demikian menunjukkan bahwa
penilaian terhadap variabel
pelayanan mempunyai
kecenderungan nilai yang
tinggi. Artinya bahwa
responden RS. IMC Bintaro
Tangerang Selatan, sudah
menilai baik terhadap pelayanan
yang ada.
2.1 Kepuasan Pasien
Tabel 6
Penilaian Responden terhadap Kepuasan Pasien
Interval Penilaian Jumlah Presentase
1,00 s/d 1,79 Sangat Tidak Baik 0 0,0
1,80 s/d 2,59 Kurang Baik 12 6,0
2,60 s/d 3,39 Cukup Baik 56 28,0
3,40 s/d 4,19 Baik 92 46,0
4,20 s/d 5,00 Sangat Baik 40 20,0
Total 200 100,0
Sumber : Data primer yang telah diolah penulis
12
Berdasarkan Tabel
di atas dapat diketahui
bahwa dari 50 responden
yang menjadi sampel
dengan 4 pertanyaan
terhadap variabel kepuasan
pasien mayoritas responden
menyatakan baik sebesar
46%, dan adapula yang
merasa kurang puas sebesar
6%. Dengan demikian,
artinya bahwa pasien di
RS.IMC Bintaro Tangerang
Selatan sudah merasa puas
atas pelayanan yang
diberikan telah sesuai
dengan yang diharapkan
Analisis Penelitian
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Hipotesis pertama penelitian
menyatakan bahwa Pelayanan dan
Citra Instansi Terhadap Kepuasan
Pasien. Model Regresi Linear
sederhana pengaruh Pelayanan
terhadap variabel Kepuasan Pasien
mempunyai persamaan
Y = a + bX
Hasil analisis Regresi Linier
Berganda SPSS 21 dapat
ditunjukkan seperti pada tabel
berikut:
Tabel 7
Regression
Mean
Std.
Deviation N
kepuasan 15,20 2,603 50
pelayanan 37,96 5,432 50
Descriptive Statistics
Sumber : Data hasil olah spss
Tabel 8
Korelasi
kepuasan pelayanan image
kepuasan 1,000 ,764 ,854
pelayanan ,764 1,000 ,721
kepuasan ,000 ,000
pelayanan ,000 ,000
kepuasan 50 50 50
pelayanan 50 50 50
Sumber : Data hasil olah spss
Correlations
Pearson
Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Dari output di atas diperoleh
nilai korelasi pelayanan terhadap
kepuasan sebesar r 0,764 yang
berarti sekitar 76,4%. Dari hasil r
hitung sebesar 0,764 sedangkan r
tabel sebesar 0,279. Ini
menunjukkan bahwa adanya
pengaruh yang kuat dan positif
antara variabel X terhadap variabel
Y
13
Tabel 9
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,880a ,775 ,765 1,262 ,775 80,766 2 47 ,000 2,238
Sumber : data hasil olah spss
a. Predictors: (Constant), image, pelayanan
b. Dependent Variable: kepuasan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
Dari output di atas pada
model Summary diperoleh nilai
koefisien determinasi Rsquared
sebesar 0,880 yang berarti sekitar
8,80%, sedangkan r tabel sebesar
0,289 Ini menunjukkan bahwa
adanya pengaruh yang kuat antara
variabel X terhadap variabel Y.
2. Uji F
Tabel 10
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Regression 257,172 2 128,586 80,766 ,000b
Residual 74,828 47 1,592
Total 332,000 49
Sumber : data hasil olah spss
ANOVAa
Model
1
a. Dependent Variable: kepuasan
b. Predictors: (Constant), image, pelayanan
Dengan taraf
signifikan sebesar α =5%,
diperoleh F- hitung sebesar
80,766 sedangkan F tabel
sebesar 5,89 maka dapat
disimpulkan bahwa dengan
nilai signifikansi 5% variabel
X berpengaruh terhadap
variabel Y.
3. Uji – t
14
Tabel 11 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Correl
ations
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -1,725 1,36 -1,268 0,211
pelayanan 0,148 0,048 0,309 3,096 0,003 0,764 0,412 0,214 0,48 2,083
image 0,769 0,122 0,63 6,308 0 0,854 0,677 0,437 0,48 2,083
a Dependent Variable: kepuasan
sumber : data hasil olah spss
Collinearity Statistics
Pada kolom Coefficients
diperoleh nilai =-1,725, B1 =
0,148 sehingga persamaan regresi
yang diperoleh adalah Y= -
1,725+0,769 dan untuk uji t
diambil dari kolom t. Dari tabel di
atas didapat nilai t hitung sebesar
3,096 sedangkan nilai t tabel
1,677.sehingga dapat dilihat bahwa
dari t hitung sebesar 3,096> dan t
tabel sebesar 1,677.
Pada dasarnya normalitas
sebuah data dapat dikenali atau
dapat dideteksi dengan persebaran
data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik histogram dari residual.
Dikatakan berdistribusi normal
jika data penyebaran disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya
dan dikatakan tidak normal jika
sebaliknya.
Gambar 2
Grafik Histogram
15
Gambar 3
Grfik P-Plot
Dari gambar di atas
dapat dilihat bahwa garis
histogram memberikan
distribusi yang melengkung
kekanan yang artinya data
distribusi normal, selanjutnya
gambar p- plot terlihat titik-titik
mengikuti dan mendekati garis
diagonalnya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model
regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Gambar 4
Sumber : data hasil olah spss
Dari gambar Scatterplot
dapat terlihat bahwa titik-titik
menyebar disekitar diagonal,
artinya pelayanan, berbanding
lurus dengan kepuasan pasien di
RS.IMC Bintaro.
16
4. Uji Validitas
Tabel 12
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 50 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 50 100,0
Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber : data hasil olah spss
Tabel 13
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,915 10
Sumber : data hasil olah spss Dari angket yang disebar
sebanyak 50 sampel, atau n =
50 dengan nilai signifikan 5%
maka Df = n-2 sehingga didapat
nilai r tabel pada n = 48 yaitu
0,289 sedangkan r hitung
sebesar 0,915 untuk variabel X
atau bisa dikatakan r X 0,915 >
r tabel 0,289 maka 10
pertanyaan dalam kuesioner
adalah valid.
5. Uji reliabilitas
Seperti tampak pada
tabel Reliability Statistics hasil
oleh data dengan spss didapat hasil
crondbach’h alfa variabel X
sebesar 0,915 artinya bahwa
kuesioner tersebut reliable
(Sugiono, 2011)
Tabel 14
Correlations Correlations
x1 x2 x3 x4 Total
x1
Pearson Correlation 1 ,690** ,629** ,349* ,857**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,013 ,000
N 50 50 50 50 50
x2 Pearson Correlation ,690** 1 ,380** ,534** ,795** Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50
x3 Pearson Correlation ,629** ,380** 1 ,406** ,795**
Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,003 ,000
N 50 50 50 50 50
x4 Pearson Correlation ,349* ,534** ,406** 1 ,706** Sig. (2-tailed) ,013 ,000 ,003 ,000
N 50 50 50 50 50
Total
Pearson Correlation ,857** ,795** ,795** ,706** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 N 50 50 50 50 50
Sumber: data hasil olah spss
17
Interpretasi Data
Dari interprestasi data
hasil survei penulis mendapatkan
informasi dari bagian HRD bahwa
rata-rata pasien yang berkunjung
untuk berobat di RS. IMC kurang
lebih 335 orang. Kemudian pada
saat studi lapangan disebarkan 50
angket kuesioner, maka data dapat
ditabulasikan seperti tampak pada
tabel sebagai berikut :
Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh
signifikan antara kualitas layanan
terhadap kepuasan pasien. Jika
kualitas yang dirasakan sama atau
melebihi kualitas layanan yang
diharapkan, maka layanan
dikatakan berkualitas dan
memuaskan, hal tersebut juga
dibuktikan dengan hasil analisis
data, diperoleh nilai korelasi
pelayanan terhadap kepuasan
sebesar r 0,764 yang berarti sekitar
76,4%. Dari hasil r hitung sebesar
0,764 sedangkan r tabel sebesar
0,279. Ini menunjukkan bahwa
adanya pengaruh yang kuat dan
positif antara variabel X terhadap
variabel Y, selebihnya dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak dibahas
oleh penulis.
Dari output di atas pada
model Summary diperoleh nilai
koefisien determinasi Rsquared
sebesar 0,880 yang berarti sekitar
8,80%, sedangkan r tabel sebesar
0,289 Ini menunjukkan bahwa
adanya pengaruh yang kuat antara
variabel X1 dan X2 terhadap
variabel Y.
Dengan taraf signifikan
sebesar α =5%, diperoleh F- hitung
sebesar 80,766 sedangkan F tabel
sebesar 5,89 maka dapat
disimpulkan bahwa dengan nilai
signifikansi 5% variabel X
berpengaruh terhadap variabel Y.
Pada kolom Coefficients
diperoleh nilai =-1,725, B1 =
0,148 dan B2 = 0,769 sehingga
persamaan regresi yang diperoleh
adalah Y= -1,725+0,769 dan
untuk uji t diambil dari kolom t,
diperoleh nilai t hitung sebesar
3,096 sedangkan nilai t tabel
1,677.sehingga dapat dilihat bahwa
dari t hitung sebesar 3,096> dan t
tabel sebesar 1,677.
Hasil pengujian pada
analisis data menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan mempunyai
pengaruh langsung positif dan
signifikan terhadap kepuasan
pasien. Proses terciptanya
kepuasan pasien terhadap kualitas
pelayanan didasarkan pada
pengalaman mereka dengan
instansi tersebut. Pengalaman
merupakan dasar terciptanya
keyakinan pelanggan terhadap
kemampuan perusahaan untuk
memenuhi harapannya.
Pengalaman inilah yang akan
mempengaruhi evaluasi konsumen
dalam konsumsi, penggunaan
secara langsung dan tidak
langsung.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, maka diperoleh hasil-
hasil sebagai berikut :
1. Variabel pelayanan (X)
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kepuasan pasien (Y). Hal
ini dapat terlihat dari korelasi
pelayanan terhadap kepuasan
sebesar r 0,764 yang berarti sekitar
76,4%. Dari hasil r hitung sebesar
0,764 sedangkan r tabel sebesar
0,279. Ini menunjukkan bahwa
18
adanya pengaruh yang kuat dan
positif antara variabel X terhadap
variabel Y. Hal ini didukung
dengan analisis deskriptif kualitas
layanan yang meliputi aspek
realibility, responsiveness,
asurance, emphaty dan tangibles.
2. Dengan taraf signifikan sebesar α
=5%, diperoleh F- hitung sebesar
80,766 sedangkan F tabel sebesar
5,89 maka dapat disimpulkan
bahwa dengan nilai signifikansi
5% variabel pelayanan X,
berpengaruh terhadap variabel Y.
Pada kolom Coefficients diperoleh
nilai =-1,725, B1 = 0,148 sehingga
persamaan regresi yang diperoleh
adalah Y= -1,725+0,148 dan t
hitung sebesar 3,096 sedangkan
nilai t tabel 1,677. Sehingga dapat
dilihat bahwa dari t hitung sebesar
3,096> dan t tabel sebesar 1,677
dengan demikian, menyatakan
bahwa mayoritas penilaian pasien
terhadap pelayanan mempunyai
kecenderungan nilai yang tinggi.
Berarti pasien menilai baik
terhadap pelayanan, sehingga
pasien merasa puas.
19
Daftar Pustaka Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium, Prenhallindo,
Jakarta: Teguh, Hendra & Molan, Benyamin
Muninjaya, Gde AA. (2013). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Sangadji, EM & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen. Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi
Soeparmanto, Sri Astuti. (2006). Program Akselerasi Peningkatan Gizi Masyarakat.
Depkes (http//depkes.go.id)
Sugiyono, Prof. Dr. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
…………………… (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi
(mixed Methods). Bandung: Cv.Alfabeta
Supriyanto, S & Ernawaty. (2010). Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta:
CV. Andi
Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa. Jakarta: Gramedia Cawang
Tjiptono, Fandy & Chandra, Gregorius. (2004). Service Quality and Satisfaction.
Yogyakarta Andi Offset
Sumber Lainnya:
Harcahyani, Grestiyaning, SE. (2010). Tesis, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pasien yang Dimoderasi Oleh Variabel Nilai. Yogyakarta
Kartikasari, Dwi & Dewanto, Aryo & Rochman, Fatchur. (2014). Pengaruh Kualitas
Layanan Terhadap Kepuasan dan Kepercayaan di Rumah Sakit Bunda Kandangan
Surabaya. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 12 No.3. Terindeks dalam Google
Shcolar.
Nugraha, Nugi Muhammad, dkk. (2017). Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri.
Pascasarjana Institut Teknologi Nasional. Malang
20
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN UPAH TERHADAP KEPUASAN
KARYAWAN PT. MARGA MANDALASAKTI
GERBANG TOL SERANG BARAT
SUHARNO
Totok Haris Sukadarman
Hery Pradipto
ABSTRAK
Peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada karyawan bagian
marketing PT. Marga Mandalasakti yang berjumlah 56 orang, akan lebih baik jika sampel yang
diambil meliputi seluruh karyawan PT. Marga Mandalasakti, sehingga hasil penelitian lebih
representatif. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, sehingga informasi
penelitian yang di peroleh perlu interpretasi yang tepat dengan menambahkan metode
wawancara sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih lengkap.
Kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini dibuktikan
dengan koefisien beta (ß) 0,289 (**p<0.01; p=0,001) dan kontribusi pengaruh upah terhadap
kepuasan kerja karyawan sebesar (ΔR2) 0,161. Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan hasil koefisien beta (ß) 0,343 (**p<0.01;
p=0,000) dan kontribusi pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar
(ΔR2) 0,173.
Upah dan motivasi kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja
karyawan. Hal ini dibuktikan untuk upah dengan koefisien beta (ß) 0,191 (**p<0.01; p=0,000)
dan untuk motivasi kerja dengan koefisien beta (ß) 0,258 (**p<0.01; p=0,026). Kontribusi
pengaruh upah dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar (ΔR2) 0,195.
Kata Kunci : Pengaruh Motivasi Kerja Dan Upah, Kepuasan Karyawan iv
Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan aset
terpenting dalam sebuah organisasi bisnis
atau sebuah perusahaan, karena perannya
sebagai subyek pelaksana kebijakan dan
kegiatan operasional perusahaan. Sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan seperti
modal, metode dan mesin tidak bisa
memberikan hasil yang optimal apabila tidak
didukung oleh sumber daya manusia yang
mempunyai kinerja yang optimal.
Dalam hal ini pemimpin juga dituntut
untuk memiliki kebijakan yang bertujuan
untuk memberikan kepuasan kerja pada
setiap karyawan. Motivasi dan semangat
kerja pada diri setiap karyawan sangat
memberikan dampak yang positif atau negatif
pada hasil pekerjaan karyawan, sehingga
apabila seorang karyawan memiliki semangat
yang baik maka juga akan memberikan hasil
dan kontribusi yang baik bagi perusahaan
begitu juga sebaliknya.
Perusahaan ini memiliki karyawan
yang sebagian masih berusia muda dan
dituntut untuk memiliki kreativitas yang
tinggi. PT. Marga Mandalasakti memiliki 158
karyawan, kurang lebih ada 131 karyawan
yang usianya masih berkisar antara 20-30
21
tahun. Strategi menggunakan anak-anak
muda ini terbukti ampuh sehingga dapat
membawa nama PT. Marga Mandalasakti
menjadi perusahaan yang diperhitungkan dan
diandalkan di negeri ini. Akan tetapi hal ini
tidak akan dapat berjalan dengan baik jika
pimpinan perusahaan tidak memiliki sistem
yang dapat mengayomi dan memotivasi para
karyawannya yang berusia masih muda.
Pemberian Upah kepada karyawan dan
motivasi kerja karyawan memengaruhi
kepuasan kerja setiap individu karyawan dan
berpengaruh pada tingkat kesuksesan sebuah
perusahaan, karena memberikan pengaruh
yang sangat besar pada pengelolaan sumber
daya manusia dalam sebuah organisasi
khususnya dalam menumbuhkan kepuasan
kerja para karyawan.
Tinjauan Pustaka
1. Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Beberapa pengertian Kepuasan Kerja,
yaitu :
1) Siagian (2008) kepuasan kerja
merupakan suatu cara pandang
seseorang baik yang bersifat positif
maupun yang bersifat negatif
tentang pekerjaannya.
2) Suwanto dan Donni (2011)
Kepuasan kerja adalah cara individu
merasakan pekerjaan yang
dihasilkan dari sikap individu
tersebut terhadap berbagai aspek
yang dihasilkan dari sikap individu
tersebut terhadap berbagai aspek
yang terkandung dalam pekerjaan.
3) Tiffin dalam As’ad (1991) kepuasan
kerja berhubungan erat sikap dari
karyawannya terhadap pekerjaannya
sendiri, situasi kerja, kerjasama
antara pimpinan dengan sesame
karyawan.
4) T.Toni Handoko (2000) keadaan
emosional yang menyenangkan dan
tidak menyenangkan dengan para
karyawan memandang pekerjaan
mereka.
Berdasarkan definisi dari
beberapa pakar tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja
adalah perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya, yang ditunjukkan
dengan sikap timbal balik karyawan
kepada perusahaan.
b. Faktor Kepuasan Kerja
Menurut Gilmer dalam As’ad
(1991), faktor kepuasan kerja antara
lain Kesempatan untuk maju,
Keamanan kerja, Gaji yang adil,
Perusahaan dan manajemen
memberikan situasi dan kondisi kerja
yang stabil, Pengawasan (Supervisi),
Kondisi kerja, Aspek sosial dalam
pekerjaan, Komunikasi, Fasilitas
penunjang dalam meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
c. Indikator Kepuasan Kerja
Menurut Rivai (2011) indikator
dari kepuasan kerja terdiri dari isi
pekerjaan menarik dan memberikan
kesempatan belajar serta mendapat
kepercayaan tanggung jawab atas
pekerjaan tersebut, Supervisi pimpinan
kepada bawahan, sehingga karyawan
akan merasa bahwa dirinya menjadi
bagian yang penting dari organisasi,
Organisasi dan manajemen yang baik
mampu memberikan situasi dan
kondisi kerja yang stabil, Kesempatan
untuk maju untuk memperoleh
pengalaman dan peningkatan
kemampuan selama bekerja, Gaji dan
keuntungan dalam bidang finansial
yang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya, diberikan secara adil
didasarkan pada tingkat ketrampilan,
tuntutan pekerjaan, serta standar gaji
untuk pekerjaan tertentu, Rekan kerja
yang saling mendukung dan saling
memperhatikan antar rekan kerja,
Kondisi kerja yang mendukung dan
22
memadai sesuai dengan sifat tugas
yang harus diselesaikannya.
2. Upah /Kompensasi
a. Pengertian Upah/Kompensasi
Beberapa definisi mengenai upah
antara lain:
1) Menurut Werther and Davis dalam
Kadarisman (2012)
upah/kompensasi adalah apa yang
karyawan terima sebagai balasan
dari pekerjaan yang diberikannya.
2) Samsudin (2006) Upah /kompensasi
mengandung arti yang lebih luas
daripada upah atau gaji. Upah atau
gaji lebih menekankan pada balas
jasa yang bersifat finansial,
sedangkan kompensasi mencakup
balas jasa finansial maupun non-
finansial.
3) Cahyani (2005) manajemen
kompensasi adalah proses
pengembangan dan penerapan
strategi, kebijakan, serta sistem
kompensasi organisasi untuk
mencapai sasrannya dengan
mendapatkan dan mempertahankan
orang yang diperlukan dan dengan
meningkatkan motivasi serta
komitmen mereka. b. Indikator-indikator kompensasi
Menurut Samsudin (2006) terdapat dua
indikator untuk mengukur variabel
kompensasi, yaitu:
1) Kompensasi bersifat materiil, yang
terdiri dari:
a) Gaji
Gaji adalah balas jasa dalam
bentuk uang yang diterima
karyawan sebagai konsekuensi
dari statusnya sebagai seorang
pegawai yang memberikan
kontribusi dalam mencapai
tujuan perusahaan. Gaji
umumnya berlaku untuk tarif
bayaran mingguan, bulanan, atau
tahunan (terlepas dari lamanya
jam kerja).
b) Insentif
Mathis dan Jacson (2006)
menyebutkan bahwa insentif
adalah penghasilan tidak tetap
karyawan berdasarkan pada
kinerja individu, tim, atau
organisasional. Tujuan utama
dari pemberian insentif adalah
untuk mendorong produktivitas
karyawan dan efektivitas biaya.
c) Bonus
Mathis dan Jacson (2006) bonus
adalah kompensasi tambahan
yang tidak menjadi bagian dari
gaji pokok, yang di terima oleh
karyawan. Bonus dapat berupa
uang tunai atau bentuk lainnya,
misalnya perjalanan wisata.
2) Kompensasi non materiil, yang
terdiri dari:
a) Pelatihan dan pengembangan
Program pelatihan dan
pengembangan merupakan
kegiatan yang dirancang untuk
meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, sikap, dan kinerja
individu, kelompok, maupun
seluruh organisasi. Program ini
mengajarkan keahlian baru,
memperbaiki keahlian yang ada,
dan memengaruhi sikap
karyawan.
b) Pujian
Pujian merupakan salah satu
bentuk penghargaan non materiil.
Pujian biasanya diberikan oleh
atasan kepada karyawan yang
memiliki prestasi kerja sehingga
23
dapat menambah semangat
bekerja karyawan tersebut.
c) Cuti
Perusahaan memberikan hari
libur kepada karyawan karena
alasan-alasan tertentu.
Sedangkan indikator kompensasi
menurut Schermerhorn (1996)
dengan menggunakan sistem
kompensasi
3. Motivasi Kerja
Hotgets dan Luthans dalam Susanto
(2006) menyatakan bahwa motivasi
merupakan proses psikologis melalui
keinginan yang belum terpuaskan, yang
diarahkan dan didorong ke pencapaian
tujuan atau insentif. Proses dasar motivasi
dimulai dengan adanya suatu kebutuhan
(needs). Kebutuhan tercipta ketika ada
ketidakseimbangan secara fisiologis dan
secara psikologis. Kemudian kebutuhan
tersebut didorong dan diarahkan (drives)
untuk mengurangi kekurangan akan
kebutuhan. Dorongan fisiologis dan
psikologis merupakan kegiatan yang
berorioentasi dan menyediakan tenaga
untuk mendapatkan insentif. Akhir dari
proses motivasi adalah insentif yang
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
akan mengurangi kekurangan akan
kebutuhan dan mengurangi dorogan.
Insentif akan memulihkan keseimbangan
fisiologis dan psikologis dan mengurangi
atau menghentikan dorongan.
Teori motivasi berprestasi atau yang
disebut teori kebutuhan McClelland
(1987) bahwa ada tiga indikator
kebutuhan dalam memotivasi karyawan,
yaitu:
a. Kebutuhan Untuk berprestasi (need for
achievement). Adanya dorongan atau
gairah untuk melakukan sesuatu yang
lebih baik dan efisien dari sebelumnya.
b. Kebutuhan Untuk berkuasa (need for
power). Adanya keinginan yang kuat
untuk mengendalikan orang lain, untuk
memengaruhi orang lain dan untuk
memiliki dampak terhadap orang lain. c. Kebutuhan untuk
berafiliasi/berhubungan secara social
(need for affiliation) Kebutuhan untuk
berusaha mendapatkan persahabatan,
mereka lebih ingin disukai dan di
terima orang lain, lebih menyukai
situasi kooperatif dan berusaha
menghindari konflik.
Menurut Maslow dalam Waluyo
(2013) teori tata tingkat kebutuhan dari
Maslow mungkin merupakan teori
motivasi kerja yang paling luas dikenal.
Maslow berpendapat bahwa kondisi
manusia berada dalam kondisi mengejar
yang bersinambungan. Jika satu
kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan
tersebut diganti oleh kebutuhan lain.
Maslow menekankan bahwa makin tinggi
tingkat kebutuhan, makin tidak penting
untuk mempertahankan hidup dan makin
lama pemenuhan dapat ditunda. Teori
tentang tingkat kebutuhan menurut
Maslow adalah:
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan sosial
d. Kebutuhan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi diri.
Aldefer dalam Waluyo (2013)
mengatakan bahwa kebutuhan di
kelompokkan dalam tiga kelompok atau yang
biasa dikenal dengan teori ERG (Existence,
Relatedness, and Growth Needs) yaitu:
a. Kebutuhan eksisitensi
b. Kebutuhan hubungan
c. Kebutuhan pertumbuhan
Dari beberapa teori tersebut, teori yang
diungkapkan oleh McClelland sangat relevan
jika diimplementasikan pada kasus di PT.
24
Marga Mandalasakti. Teori yang
diungkapkan oleh McClelland mencakup
teori motivasi kebutuhan khususnya yang
timbul dari dalam diri setiap individu
karyawan yang dapat dijadikan solusi dalam
memcahkan masalah pada PT. Marga
Mandalasakti.
Penelitian yang Relevan
Penelitian-penelitian yang
berhubungan dengan kompensasi dan
motivasi keja terhadap kepuasan kerja
menunjukkan hasil yang beraneka ragam
sebagai berikut:
1. Brahmasari dan Suprayetno (2009) yang
berjudul Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta
Dampaknya pada Kinerja Perusahaan
(Studi kasus pada PT. Pei Hai
International Wiratama Indonesia),
memiliki kesimpulan bahwa motivasi
kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya
bahwa motivasi kerja memang sangat
diperlukan oleh seorang karyawan untuk
dapat mencapai suatu kepuasan kerja yang
tinggi meskipun menurut sifatnya
kepuasan kerja itu sendiri besarannya
sangat relatif atau berbeda antara satu
orang dengan orang lainnya. 2. Putri (2014) dengan judul Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan
Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan Pada PT. Marga
Mandalasakti, memiliki kesimpulan
bahwa Hasil pembahasan tersebut
menghasilkan data bahwa kompensasi
memiliki pengaruh signifikan secara
simultan terhadap kepuasan kerja pegawai
pada PT. Marga Mandalasakti dengan
kontribusi sebesar 19,8 persen.
3. Kristianto, Abdi dan Nugroho (2013) di
PT. Kapasari di Surabaya, memiliki
kesimpulan bahwa motivasi kerja
memiliki pengaruh signifikan pada
kepuasan kerja. Sehingga hal ini akan
sangat berpengaruh terhadap kontribusi
karyawan terhadap perusahaan.
Kerangka Berpikir
1. Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan
kerja karyawan. Kompensasi kepada
karyawan sangat memengaruhi motivasi
kerja dan memberikan kepuasan kerja
tersendiri bagi karyawan, apabila seorang
karyawan mendapatkan kompensasi yang
pantas atas apa yang sudah dikerjakan
pada perusahaan makan tentunya seorang
karyawan juga akan mendapatkan
kepuasan kerja yang baik, hal ini juga
dikuatkan oleh teori milik Hasibuan dalam
Kadarisman (2012) bahwa tujuan
pemberian kompensasi (balas jasa) adalah
sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja,
pengadaan efektif, motivasi, stabilitas
karyawan, disiplin serta pengaruh serikat
buruh dan pemerintahan.
2. Pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan
kerja karyawan. Motivasi kerja akan
sangat berpengaruh terhadap kepuasan
kerja karyawan. Apabila seorang
karyawan yang setiap hari bekerja
disebuah perusahaan dan memiliki
motivasi kerja yang baik tentunya akan
memberikan dampak positif pada loyalitas
dan produktifitas karyawan dan tentunya
karyawan tersebut akan memiliki
kepuasan kerja yang baik pula karena
motivasi kerja sendiri memiliki dampak
positif terhadap kepuasan kerja, hal ini di
perkuat juga oleh teori dari Mc. Gregor
dalam As’ad (1991) menyatakan bahwa
seseorang bekerja karena bekerja itu
merupakan kondisi bawaan seperti
bermain atau beristirahat untuk aktif dan
mengerjakan sesuatu. Jadi dorongan
seseorang atau motivasi untuk melakukan
sebuah pekerjaan bertujuan untuk
mendapatkan sebuah kepuasan.
25
3. Upah atau kompensasi dan motivasi kerja
berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan. Karyawan yang mendapatkan
kompensasi yang pantas dari perusahaan
baik kompensasi materi maupun
kompensasi non materi dan memiliki
motivasi kerja yang tinggi tentunya akan
mendapatkan kepuasan kerja yang baik
pula. Hal ini tentunya akan berdampak
pada hasil pekerjaan para karyawan dan
memengaruhi produktifitas karyawan dan
perusahaan. Sehingga kompensasi dan
motivasi kerja memiliki pengaruh positif
terhadap kepuasan kerja karyawan itu
sendiri dan berdampak pada perusahaan.
Berdasarkan pada faktor-faktor yang
memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja
dan komitmen karyawan, maka paradigma
penelitian ini ditunjukkan oleh gambar
berikut:
Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori
penelitian asosiatif kausal karena penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh
kompensasi dan motivasi kerja terhadap
kepuasan kerja karyawan di PT. Marga
Mandalasakti.Teknik yang digunakan
dalam pengambilan datanya yaitu
menggunakan kuisioner yang berupa
sejumlah pertanyan yang diberikan kepada
responden untuk diisi sesuai keadaan yang
sebenarnya.
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
1. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini peneliti
menetapkan kepuasan kerja karyawan
(Y) sebagai variabel terikat atau
dependen. Kepuasan Kerja (Y) dalam
penelitian ini meliputi sikap puas
karyawan yang ditunjukkan dengan rasa
senang terhadap pekerjaan, sikap loyal
dan komitmen terhadap perusahaan,
serta bentuk sikap yang merupakan
timbal balik dari karyawan kepada
perusahaan. Indikator kepuasan kerja
dalam penelitian ini mengacu pada
Rivai (2011)
2. Variabel Independen
Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel independen adalah:
Kompensasi (X1)
Kompensasi merupakan salah satu
elemen penting untuk meningkatkan
kepuasan kerja karyawan agar para
karyawan memberikan usaha terbaiknya
terhadap kemajuan perusahaan baik
secara materiil maupun non materiil.
Kompensasi dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan indikator yang
mengacu pada Samsudin (2006)
Motivasi Kerja (X2)
Apabila setiap karyawan meiliki
motivasi kerja yang baik maka tentunya
juga akan mendapatkan kepuasan kerja
yang baik pula, salah satu cara untuk
meningkatkan motivasi kerja karyawan
adalah dengan memenuhi
kebutuhannya. Teori motivasi
berprestasi atau yang biasa disebut teori
kebutuhan McClelland, yaitu bahwa
setiap orang memiliki tiga jenis
kebutuhan yaitu need for achievement,
need for power dan need for affiliation.
Motivasi kerja dalam penelitian ini
diukur dengan mengacu pada indikator
yang dikemukakan oleh McClelland
(1987)
Populasi dan Sampel
1. Populasi
26
Menurut Sugiyono (2005),
“Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/ subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan PT.
Marga Mandalasakti yang berjumlah
158 orang. Yang terdiri atas karyawan
bagian operational berjumlah 72 orang,
HRMGA (human resource management
and general affair) 30 orang, marketing
56 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini yaitu purposive
sampling. Purposive sampling adalah
suatu tipe pengambilan sampel dengan
memerhatikan pertimbangan yang
dibuat oleh peneliti (Hadi, 1991).
Pengambilan sampel tersebut hanya
dilakukan pada karyawan PT. Marga
Mandalasakti yang bekerja di bagian
marketing, jadi sampel dalam penelitian
ini adalah karyawan PT. Marga
Mandalasakti yang bekerja di bagian
marketing yang berjumlah 56 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah Kuesioner, Kuesioner
dipilih sebagai metode pengumpulan data
dalam penelitian ini. Kuesioner adalah
daftar pertanyaan tertulis yang telah
dirumuskan sebelumnya, dan kuesioner
inilah yang akan dijawab oleh responden.
Kuesioner dipilih karena merupakan suatu
mekanisme pengumpulan data yang efisien
untuk mengetahui dengan tepat apa yang
diperlukan dan bagaimana mengukur
variabel penelitian. Skala yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala Likert
yang dimodifikasi dengan menghilangkan
jawaban yang di tengah yaitu ragu-ragu,
menjadi skala 1 sampai 4 (Hadi, 1991).
Daftar pertanyaan dalam angket ini
mencakup permasalahan yang berkaitan
dengan kompensasi, motivasi kerja dan
kepuasan kerja karyawan pada PT. Marga
Mandalasakti. Dalam hal ini responden
hanya menjawab dengan cara memberi
tanda tertentu pada alternatif jawaban yang
disediakan.
Instrumen Penelitian
1. Kisi-Kisi InstrumenPenelitian
Dalam penelitian skala ini, skala
pengukuran yang digunakan adalah skala
Likert, yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur pendapat orang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial, penulisan
analisis kuantitatif menggunakan
pertanyaan dan skor dengan 56 responden
karena menggunakan metode purposif
sampling sehingga hanya tim marketing
yang menjadi sample pada penelitian ini.
Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk
mengetahui apakah instrumen yang disusun
berpengaruh pada besar tidaknya dan
sangat menentukan bermutu tidaknya hal
penelitian. Baik buruknya instrumen
penelitian ditunjukkan oleh tingkat
27
kesalahan (validity) dan keandalan
(reability).
a) Uji Validitas
Dalam penelitian ini untuk mengukur
validitas dilakukan dengan Uji
Confimatory Factor Analysis (CFA), yakni
digunakan untuk menguji apakah suatu
konstruk mempunyai unidimensionalitas
atau apakah indikator-indikator yang
digunakan dapat mengkonfirmasikan
sebuah konstruk atau variabel (Ghozali,
2011). Penguji mengajukan butir-butir
pertanyaan kuesioner yang nantinya
diberikan pada responden. Factor loading
adalah korelasi item-item pertanyaan
dengan konstruk yang diukurnya. Butir-
butir pertanyaan yang mempunyai factor
loading yang valid yaitu = 0,50
menunjukkan bahwa indikator yang
dimaksud valid dan berarti bahwa indikator
tersebut signifikan dalam mengukur suatu
konstruk. Untuk menguji apakah terdapat
korelasi antar variabel digunakan Uji
Bartlett Test of Spericity. Jika hasilnya
signifikan = 0,5 berarti matrik korelasi
memiliki korelasi signifikan dengan
sejumlah variabel. Uji validitas penelitian
ini meliputi convergent validity dan
divergent validity (Champbell dan Fiske,
1959). Uji validitas ini dapat dilihat dengan
hasil faktor loading sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Loading Factor Rotated
Component Matrix (a)
Berdasarkan tabel tersebut diketahui
bahwa terdapat 1 item pertanyaan dengan
nilai faktor loading < 0,5 yaitu pada item
Kepuasan Kerja 7. Dengan demikian 1 item
pertanyaan tersebut merupakan item gugur.
Jumlah awal item pertanyaan adalah 26
dengan 1 item pertanyaan gugur, sehingga
pertanyaan menjadi 25 item.Tahap
selanjutnya meliputi convergent validity
dan divergent validity.
1. Convergent Validity
Convergent validity digunakan
untuk menguji nilai loading item
pertanyaan untuk masing-masing
konstruk. Convergent validity diukur
berdasarkan nilai faktor loading dan
Average Variance Extracted (AVE).
Nilai convergent validity diterima jika
nilai AVE diatas 0,5 (Fornell & Larcker,
1981). Nilai AVE ditunjukkan pada
tabel berikut: Tabel 3.
Mean, Standard Deviation (SD), AVE,
Cronbach`s value and Correlations)
28
*Korelasi signifikan pada level 0.05.
**Korelasi signifikan pada level 0.01.
Nilai Cronbach’s Alpha pada angka
bercetak tebal.
Sumber: Data diolah tahun 2015
2. Divergent Validity
Divergent validity diukur berdasarkan
correlation matrix dan discriminant
validity. Jika korelasi atau hubungan
antara variabel tidak sama
dengan 1 (≠1) maka variabel
tersebut berbeda. Discriminant validity
meliputi nilai korelasi dan reliabilitas
diantara dua konstruk yang digunakan
untuk menguji konstruk manakah yang
saling tumpang tindih. Nilai discriminant
validity harus kurang dari 0,85 (Campell
dan Fiske, 1959). Nilai diskriminan
ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.
Average Variance Extracted, Square
Correlation dan Dicsriminant Validity
Sumber : Data diolah tahun 2015
Nilai AVE ditunjukkan pada angka
bercetak
tebal Discriminant validity ditunjukkan
pada
sisi kiri AVE
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu
angka indeks yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur
didalam mengukur gejala yang sama
(Cronbach, 1991). Kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Pengukuran reliabilitas
menggunakan uji statistik Cronbach
Alpha dimana satu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha> 0,60 (Cronbach,
1991). Kategorisasi angka skala
reliabilitas adalah sebagai berikut:
1) Antara 0,800 – 1,000 = Sangat
Tinggi
2) Antara 0,600 – 0,799 = Tinggi
3) Antara 0,400 – 0,599 = Sedang
4) Antara 0,200 – 0,399 = Rendah
5) Antara 0,000 – 0,199 = Sangat
Rendah
Hasil uji reliabilitas kuesioner disajikan
pada tabel berikut ini: Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas
Teknik Analisis Data
1. Tekhnik analisis deskriptif
Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif. Penelitian
deskriptif berusaha memberikan gambaran
dengan sistematis dan cermat fakta-fakta
aktual dan sifat populasi tertentu.
Penelitian hanya menjelaskan,
memaparkan, dan menggambarkan secara
objektif data yang diperoleh. Analisis
deskriptif dilakukan terhadap data yang
sudah terkumpul untuk memperoleh
jawaban dari masalah. Langkah-langkah
analisis data dalam metode deskriptif
adalah sebagai berikut:
a. Mean (M)
Mean merupakan teknik
penjelasan kelompok yang didasarkan
atas nilai rata-rata dari kelompok
tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat
dengan menjumlahkan data seluruh
individu dalam kelompok itu,
29
kemudian dibagi dengan jumlah
individu yang ada pada kelompok
tersebut (Sugiyono, 2012). Hal ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
Me = mean (rata-rata)
Σ = Epsilon (baca jumlah)
x = nilai x ke i sampai ke n
n = jumlah individu (Sugiyono, 2012)
b. Median (Me)
Median adalah salah satu teknik
penjelasan kelompok yang didasarkan
atas nilai tengah dari kelompok data
yang telah disusun urutannya dari yang
terkecil sampai yang terbesar atau
sebaliknya dari yang terbesar sampai
yang terkecil (Sugiyono, 2012).
d. Modus (Mo)
Modus merupakan teknik
penjelasan kelompok yang didasarkan
atas nilai yang sedang populer (yang
sedang menjadi mode) atau nilai yang
sering munculdalam kelompok tersebut
(Sugiyono, 2012).
2. Tekhnik analisis deskriptif
Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011) uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel terikat dan
variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
untuk masing-masing variabel.
Data penelitian dikatakan menyebar
normal atau memenuhi uji normalitas
apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed)
variabel residual berada di atas 0,05
atau 5%, sebaliknya jika nilai
Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual
berada di bawah 0,05 atau 5%, maka
data tersebut tidak berdistribusi normal
atau data tidak memenuhi uji
normalitas. b. Uji Linieritas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan
sudah benar atau tidak. Apakah fungsi
yang digunakan dalam suatu studi
empiris sebaiknya linear, kuadrat, atau
kubik (Ghozali, 2011). Uji yang dapat
dilakukan salah satunya uji yang
dikembangkan oleh Ramsey tahun
1969. Uji ini bertujuan untuk
menghasilkan F-hitung, dengan
bantuan Program SPSS. Dari hasil
perhitungan F hitung, kemudian
dibandingkan dengan F tabel. Apabila
F hitung < pada F tabel maka
hubungannya linear. Sedangkan jika F
hitung > F tabel maka hubungannya
tidak linear.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel independen. Untuk mendeteksi
adanya multikolonieritas dengan
menganalisis matriks korelasi variabel-
variabel independen. Jika antar variabel
independen terdapat nilai korelasi yang
cukup tinggi (umumnya diatas 0,95),
maka hal ini merupakan indikator
adanya multikolinieritas. Mengamati
nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF). Tolerance mengukur,
variabilitas independen yang dipilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai cut-off yang
umum dipakai adalah nilai tolerance =
0.10 atau sama dengan VIF = 10. Bila
hasil regresi memiliki nilai VIF tidak
lebih dari 10, maka dapat disimpulkan
30
tidak ada multikoliniaritas dalam
model regresi (Ghozali, 2011).
Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
jelas dan dapat dipercaya antara variabel
independen (kompensasi dan motivasi kerja)
terhadap variabel dependen (kepuasan kerja).
Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi
berganda. Dalam analisis regresi,
dikembangkan sebuah persamaan regresi
yaitu suatu formula yang mencari nilai
variabel dependen dari nilai variabel
independen yang diketahui. Analisis regresi
digunakan untuk tujuan peramalan, di mana
dalam model tersebut ada sebuah variabel
dependen dan independen. Regresi berganda
digunakan jika terdapat satu variabel
dependen dan dua atau lebih variabel
independen.
Dalam penelitian ini terdapat satu
variabel dependen yaitu kepuasan kerja, dua
variabel independen yaitu kompensasi dan
motivasi kerja, dan variable kontrol yang
diambil dari data karakteristik responden
yang meliputi jenis kelamin, usia,
pendidikan, dan lama bekerja. Pengujian
pengaruh kepuasan kerja dengan
menggunakan model regresi berganda.
Persamaan statistik yang digunakan untuk
membantu menentukan variabel kontrol yang
mendukung pengaruh kompensasi dan
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan adalah sebagai berikut
Untuk mengetahui apakah variabel
independen berpengaruh atau tidak terhadap
variabel dependen maka dapat dilihat dari
taraf signifikansinya dengan standar
signifikansi 5%. Sementara itu, untuk melihat
regresi yang dihasilkan berpengaruh positif
atau negative melalui koefisien beta (ß).
Apabila koefisien beta memiliki tanda minus
(-) berarti pengaruh yang dihasilkan adalah
negatif, sebaliknya apabila koefisien beta
tidak memiliki tanda minus (-), maka arah
pengaruh yang dihasilkan adalah positif (+)
(Ghozali, 2011).
Uji Delta Koefisien Determinasi (ΔR2)
Delta koefisien determinasi (ΔR2)
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variabel-variabel
dependen. Penggunaan delta koefisien
determinasi menghasilkan nilai yang relatif
kecil daripada nilai koefisien determinasi
(R2). Nilai delta koefisien determinasi (ΔR2)
disebabkan adanya varians error yang
semakin besar. Varians error
menggambarkan variasi data secara langsung.
Semakin besar variasi data penelitian akan
berdampak pada semakin besar varians error.
Varians error muncul ketika rancangan
kuesioner yang tidak reliabel, teknik
wawancara/pengumpulan data semuanya
mempunyai kontribusi pada variasi data yang
dihasilkan. Dengan demikian semakin besar
nilai delta koefisien determinasi (ΔR2) yang
kecil, maka variabel independen mampu
31
memprediksi variasi variabel dependen
(Suryana, 2009). Hasil Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dengan cara
menyebar kuesioner di PT. Marga
Mandalasakti. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 56 responden. Adapun hasil
penelitian yang diperoleh dari lapangan
disajikan sebagai berikut.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian
ini meliputi: analisis karakterisitik
karyawan PT. Marga Mandalasakti
analisis statisitik deskriptif yang terdiri
dari: nilai maksimal, minimal, mean, dan
standar deviasi, serta kategorisasi jawaban
karyawan PT. Marga Mandalasakti.
Adapun pembahasan mengenai masing-
masing analisis deskriptif disajikan
sebagai berikut.
a. Karakteristik Karyawan PT. Marga
Mandalasakti
Karakteristik karyawan PT.
Marga Mandalasakti yang diamati
dalam penelitian ini meliputi: jenis
kelamin, usia, lama bekerja,
pendidikan. Deskripsi karakteristik
karyawan PT. Marga Mandalasakti
disajikan sebagai berikut:
1) Jenis Kelamin
Deskripsi karakteristik karyawan
PT. Marga
Mandalasaktiberdasarkan jenis
kelamin disajikan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 6.
Karakteristik Karyawan PT. Marga
Mandalasakti
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa
karyawan PT. Marga Mandalasakti
yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 20 orang (35,7%) dan
karyawan PT. Marga Mandalasakti
yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 36 orang (64,3%). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas yang
menjadi karyawan PT. Marga
Mandalasakti berjenis kelamin
perempuan (64,3%).
2) Usia
Deskripsi karakteristik karyawan
PT. Marga Mandalasakti
berdasarkan usia disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 7.
Karakteristik Karyawan PT. Marga
Mandalasakti Berdasarkan Usia usia frekwensi prosentase %
< 20 18 32,1
20 - 25 23 41,1
25 - 30 15 26,8
Jumlah 56 100,0
sumber data: data primer 2015
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa
karyawan PT. Marga Mandalasakti
berusia kurang dari 20 tahun
sebanyak 18 orang (32,1%), 56
karyawan PT. Marga Mandalasakti
berusia 20-25 tahun sebanyak 23
orang (41,1%), karyawan PT. Marga
Mandalasakti berusia 25-30 tahun
sebanyak 15orang (26,8%). Hal ini
32
menunjukkan bahwa mayoritas yang
menjadi karyawan PT. Marga
Mandalasakti berusia 20-25 tahun
(41,1%), karena karyawan dengan
usia 20-25 tahun termasuk dalam
usia produktif dan cekatan dalam
bekerja, sehingga dapat kinerjanya
dapat dicapai dengan maksimal.
3) Lama Bekerja
Deskripsi karakteristik karyawan
PT. Marga Mandalasakti
berdasarkan lama bekerja disajikan
pada tabel berikut ini: Tabel 8.
Karakteristik Karyawan PT. Marga
Mandalasakti Berdasarkan Lama Bekerja
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa
karyawan PT. Marga Mandalasakti
yang telah bekerja kurang dari 1
tahun sebanyak 6 orang (10,7%),
karyawan PT. Marga Mandalasakti
yang telah bekerja antara 1-2 tahun
sebanyak 19 orang (33,9%),
karyawan PT. Marga Mandalasakti
yang telah bekerja antara 2-3 tahun
sebanyak 16 orang (28,6%),
karyawan PT. Marga Mandalasakti
yang telah bekerja 3-5 tahun
sebanyak 7 orang (12,5%) dan
karyawan PT. Marga Mandalasakti
yang telah bekerja >5 tahun
sebanyak 8 orang (14,3%). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas
karyawan PT. Marga Mandalasakti
telah bekerja antara 1-2 tahun
(33,9%), karena karyawan mendapat
tunjangan kesehatan dan fasilitas
perusahaan yang membuat para
karyawan bertahan bekerja di PT.
Marga Mandalasakti.
4) Pendidikan Terakhir
Deskripsi karakteristik karyawan
PT. Marga Mandalasakti
berdasarkan pendidikan terakhir
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 9.
Karakteristik Karyawan PT. Marga
Mandalasakti Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa
karyawan PT. Marga Mandalasakti
berpendidikan SMA sebanyak 32
orang (57,1%) dan karyawan PT.
Marga Mandalasakti berpendidikan
Diploma sebanyak 14 orang
(25,0%), karyawan PT. Marga
Mandalasakti berpendidikan Sarjana
sebanyak 10 orang (17,9%). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas yang
menjadi karyawan PT. Marga
Mandalasakti berpendidikan SMA
(57,1%), karena karyawan dengan
tingkat pendidikan SMA sudah
dibekali pengetahuan tentang
pelayanan konsumen yang dapat
menunjang kinerja karyawan.
b. Deskripsi Kategori Variabel
Deskripsi kategori variabel
menggambarkan tanggapan karyawan
PT. Marga Mandalasakti mengenai
pengaruh kompensasi dan motivasi
kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Marga Mandalasakti.
Data hasil penelitian kemudian
dikategorikan ke dalam tiga kelompok
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil
kategorisasi tersebut disajikan berikut
ini:
1) Kompensasi
Penentuan kecenderungan variabel
kompensasi, setelah nilai minimum
(Xmin) dan nilai maksimum
33
(Xmak) diketahui, maka selanjutnya
mencari nilai rata-rata ideal (Mi)
dengan Rumus Mi = ½ (Xmak +
Xmin), mencari standar deviasi
ideal (SDi) dengan rumus SDi = 1/6
(Xmak-Xmin). Berdasarkan acuan
norma di atas, mean ideal variable
kompensasi adalah 12,5. Standar
deviasi ideal adalah 2,5. Dari
perhitungan di atas dapat
dikategorikan dalam 3 kelas sebagai
berikut:
Tinggi = X= M + SD
Sedang = M- SD = X < M + SD
Rendah = X < M- SD
Kategorisasi untuk variabel
kompensasi disajikan pada tabel
berikut ini. Tabel 10. Kategorisasi Variabel
Kompensasi
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 10 di atas menunjukkan
bahwa karyawan yang memberikan
penilaian terhadap kompensasi PT.
Marga Mandalasakti masuk dalam
kategori tinggi yaitu sebanyak 17
orang (30,4%), karyawan yang
memberikan penilaian terhadap
kompensasi PT. Marga
Mandalasakti masuk dalam kategori
sedang yaitu sebanyak 31 orang
(55,4%), dan karyawan yang
memberikan penilaian terhadap
kompensasi PT. Marga
Mandalasakti masuk dalam kategori
rendah yaitu sebanyak 8 orang
(14,3%).
2) Motivasi kerja
Hasil analisis deskriptif pada
variabel motivasi kerja diperoleh
nilai minimum sebesar 14; nilai
maksimum sebesar 38; mean
sebesar 26,89; dan standar deviasi
sebesar 6,22. Selanjutnya variabel
motivasi kerja dikategorikan dengan
menggunakan skor rerata (M) dan
simpangan baku (SD). Jumlah butir
pertanyaan untuk variabel motivasi
kerja terdiri dari 10 pertanyaan yang
masing-masing mempunyai skor 1,
2, 3 dan 4. Penentuan kecenderung-
an variabel motivasi kerja, setelah
nilai minimum (Xmin) dan nilai
maksimum (Xmak) diketahui, maka
selanjutnya mencari nilai rata-rata
ideal (Mi) dengan Rumus Mi = ½
(Xmak + Xmin), mencari standar
deviasi ideal (SDi) dengan rumus
SDi = 1/6 (Xmak-Xmin).
Berdasarkan acuan norma di atas,
mean ideal variabel motivasi kerja
adalah 25,0 Standar deviasi ideal
adalah 5,0. Dari perhitungan di atas
dapat dikategorikan dalam 3 kelas
sebagai berikut:
Tinggi = X= M + SD
Sedang = M- SD = X < M + SD
Rendah = X < M- SD
Kategorisasi untuk variabel motivasi
kerja disajikan pada tabel berikut
ini.
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 11 di atas menunjukkan
bahwa karyawan yang menilai
bahwa motivasi kerja dari
perusahaan masuk dalam kategori
tinggi sebanyak 18 orang (32,1%),
karyawan yang menilai bahwa
motivasi kerja masuk dalam
kategori sedang sebanyak 28 orang
(50,0%), dan karyawan yang
menilai bahwa kompensasi dari
perusahaan masuk dalam kategori
rendah sebanyak 10 orang (17,9%).
34
3) Kepuasan Kerja
Hasil analisis deskriptif pada
variabel kepuasan kerja diperoleh
nilai minimum sebesar 15; nilai
maksimum sebesar 37; mean
sebesar 26,48; dan standar deviasi
sebesar 5,68. Selanjutnya variabel
kepuasan kerja dikategorikan
dengan menggunakan skor rerata
(M) dan simpangan baku (SD).
Jumlah butir pertanyaan untuk
variabel kepuasan kerja terdiri dari
10 pertanyaan yang masing-masing
mempunyai skor 1, 2, 3 dan 4.
Penentuan kecenderungan variabel
kepuasan kerja, setelah nilai
minimum (Xmin) dan nilai
maksimum (Xmak) diketahui, maka
selanjutnya mencari nilai rata-rata
ideal (Mi) dengan Rumus Mi = ½
(Xmak + Xmin), mencari standar
deviasi ideal (SDi) dengan rumus
SDi = 1/6 (X mak - X min).
Berdasarkan acuan norma di atas,
mean ideal variabel kepuasan kerja
adalah 25,0. Standar deviasi ideal
adalah 5,0. Dari perhitungan di atas
dapat dikategorikan dalam 3 kelas
sebagai berikut:
Tinggi = X= M + SD
Sedang = M- SD = X < M + SD
Rendah = X < M- SD
Kategorisasi untuk variabel
kepuasan kerja disajikan pada tabel
berikut ini.
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 12 di atas menunjukkan
bahwa karyawan yang menilai
kepuasan kerjanya dalam kategori
tinggi sebanyak 17 orang (30,4%),
karyawan yang menilai kepuasan
kerjanya dalam kategori sedang
sebanyak 27 orang (48,2%), dan
karyawan yang menilai kinerjanya
dalam kategori rendah sebanyak 12
orang (21,4%).
2. Uji Prasyarat Analisis
Pengujian prasyarat analisis dilakukan
sebelum melakukan analisis regresi
linier berganda. Prasyarat yang
digunakan dalam penelitian ini
meliputi uji normalitas, uji linieritas,
uji multikolinieritas dan uji
heteroskedastisitas yang dilakukan
menggunakan bantuan komputer
program SPSS 20.00 for Windows.
Hasil uji prasyarat analisis disajikan
berikut ini.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah
pengujian tentang kenormalan
distribusi data (Santosa dan Ashari,
2005). Dalam penelitian ini,
menggunakan Uji Kolmogrov-
smirnov dengan hasil sebagai
berikut:
Sumber: Data Primer 2015
Hasil uji normalitas menunjukkan
bahwa semua variabel
penelitianmempunyai nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05
pada (sig>0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa data penelitian
berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Tujuan uji linieritas adalah
untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat
linier atau tidak (Ghozali, 2011).
Kriteria pengujian linieritas adalah
jika nilai signifikasi lebih besar dari
0,05, maka hubungan antara
35
variabel bebas dan variabel terikat
adalah linier. Hasil rangkuman uji
linieritas disajikan berikut ini:
Sumber: Data primer 2015
Hasil uji linieritas pada tabel di atas
dapat diketahui bahwa semua
variabel memiliki nilai signifikansi
yang lebih besar dari 0,05 (P>0,05),
hal ini menunjukkan bahwa semua
variabel penelitian adalah linier.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas
dilakukan untuk mengetahui
besarnya interkolerasi antar variabel
bebas dalam penelitian ini. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan
terdapat masalah multikolinieritas
(Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi
ada tidaknya multikolinieritas dapat
dilihat pada nilai tolerance dan VIF.
Apabila nilai toleransi di atas 0,1
dan nilai VIF di bawah 10 maka
tidak terjadi multikolinieritas. Hasil
uji multikolinieritas untuk model
regresi pada penelitian ini disajikan
pada tabel di bawah ini:
Sumber: Data Primer 2015 Dari
tabel di atas terlihat bahwa semua
variabel mempunyai nilai toleransi
di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah
10, sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi pada penelitian
ini tidak terjadi multikolinieritas.
3. Pengujian Regresi
Pengujian regresi dilakukan untuk
menguji hipotesis yang diajukan.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini terkait variabel kompensasi dan
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja.
Analisis regresi berganda dipilih untuk
menganalisis pengajuan hipotesis dalam
penelitian ini. Berikut ini hasil analisis
regresi berganda yang dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 20.00 for
Windows. Tabel 16.
Rangkuman Hasil Analisis Regresi
Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap
Kepuasan Kerja
a. Uji Regresi
Ringkasan hasil analisis regresi dengan
menggunakan progam SPSS 20.00 for
Windows dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan
ringkasan analisis 50 regresi diketahui
Kontribusi pengaruh kompensasi
terhadap kepuasan kerja karyawan
sebesar (ΔR2) 0,161
Kontribusi pengaruh motivasi
kerjaterhadap kepuasan kerja karyawan
sebesar (ΔR2) 0,173 Kontribusi
pengaruh kompensasi dan motivasi
kerja terhadap kepuasan kerja sebesar
(ΔR2) 0,195, maka hipotesis ketiga
diterima.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kompensasi dan motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Marga
Mandalasakti.
1. Pengaruh Kompensasi terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Marga
Mandalasakti
36
Pemberian kompensasi di luar gaji pada
setiap karyawan PT. Marga Mandalasakti
berupa pemberian bonus rutin setiap 6
bulan pada bagian operasional, pemberian
bonus rutin setiap 3 bulan pada bagian
marketing dan pemberian bonus pada
setiap gerai yang berhasil mencapai target
penjualan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kompensasi berpengaruh terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Marga
Mandalasakti. Hal ini dibuktikan ß, 289
(**p<0.05; p=0,001). Kontribusi pengaruh
kompensasi 51 terhadap kepuasan kerja
sebesar (ΔR2) 0,161; maka hipotesis
pertama diterima. Secara garis besar
kompensasi sendiri dibagi menjadi dua
yaitu kompensasi materi dan kompensasi
non materi. Kompensasi terbukti
berpengaruh positif terhadap kepuasan
kerja karyawan dengan kontribusi sebesar
19,8 persen, dapat disimpulkan bahwa
variabel kompensasi yang paling
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. 2. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Marga
Mandalasakti
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel motivasi kerja berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja karyawan.
Hal ini dibuktikan ß, 343
(**p<0.05;p=0,000). Kontribusi pengaruh
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan sebesar (ΔR2) 0,173
3. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi
Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan PT. Marga Mandalasakti
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel kompensasi dan motivasi kerja
secara bersama-sama berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini
dibuktikan dengan hasil statistik uji
regresi diperoleh nilai kompensasi ß, 191
(**p<0.05; p=0,000) dan motivasi kerja ß,
258 (*p<0.05; p=0,026) berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja karyawan.
Kontribusi pengaruh kompensasi dan
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja
sebesar (ΔR2) 0,195,
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Upah berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja karyawan. Hal ini
dibuktikan dengan koefisien beta (ß)
0,289 (**p<0.01; p=0,001) dan kontribusi
pengaruh kompensasi terhadap kepuasan
kerja karyawan sebesar (ΔR2) 0,161.
2. Motivasi kerja berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini
dibuktikan dengan hasil koefisien beta (ß)
0,343 (**p<0.01; p=0,000) dan kontribusi
pengaruh motivasi kerja terhadap
kepuasan kerja karyawan sebesar (ΔR2)
0,173.
3. Upah dan motivasi kerja mempunyai
pengaruh positif terhadap kepuasan kerja
karyawan. Hal ini dibuktikan untuk
kompensasi dengan koefisien beta (ß)
0,191 (**p<0.01; p=0,000) dan untuk
motivasi kerja dengan koefisien beta (ß)
0,258 (**p<0.01; p=0,026). Kontribusi
pengaruh kompensasi dan motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar
(ΔR2) 0,195.
37
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I komang et al . 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan
pertama.Yogyakarta. Graha Ilmu.
As’ad, Moh. 1991. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia PSIKOLOGI INDUSTRI, Cetakan
Pertama. Yogyakarta. Liberty.
As’ad, Moh. 1995. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia PSIKOLOGI INDUSTRI, Cetakan
Pertama. Yogyakarta. Liberty.
Brahmasari, Ida Ayu dan Suprayetno, Agus. 2009. Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai
International Wiratama Indonesia). Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus
Surabaya
Cahyani, Ati, 2005, strategi dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Indeks Kelompok Gramedia
Champbell, Donald T., dan Fiske, Donald W. (1959). Convergent and Discriminant
Validation by The Multitraid-Multimethod Matrix. Nortwestern University and
Chichago University, 56(2), 81-105.
Cronbach, L.J., 1991. Methodological study-a personal retrospective, in Brennan, Robert,
L., 2001, an essay on the history and future of reliability from the perspective of
replications. Journal of Educational Measurement, 38.
Fornell, C., & Lacker, D., F. 1981. Evaluating structural equation models with
unobservable variables and measurement error. Journal of Marketing Research, 18, 39-50.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadi, S. 1991. “Analisis Butir Untuk Instrumen”. Yogyakarta: Andi Offset.
http://www.dagadu.co.id di akses pada 21 Maret 2014
http://www.nakertrans.jogjaprov.go.id/contentdetil.php?kat=brta&id=MTI5&fle=Y29udGV
udC5waHA=&lback=a2F0PWJydGEmbGJhY2s9JnBhZ2U9Mg= di akses pada 21
November 2014
John R, Schermerhorn, Jr. 1996 “MANAJEMEN”. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Kadarisman, M. 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Depok: Rajagrafindo Persada.
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Kristianto, Ria Imelda, Ruth Dwi Setiawati Tedja Abdi dan Agustinus Nugroho.
2013. Analisis pengaruh motivasi kerja, pengembangan karir dan
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja di PT kapasari di surabaya. Jurnal Universitas
Kristen Petra, Surabaya, Indonesia
Mahesa, deewar. 2010. analisis pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan dengan lama kerja sebagai variabel moderating (studi pada PT. coca
cola amatil indonesia (central java) ). Skripsi : Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Mathis, R. L., & John H. J. 2006. Human Resource Management. Organizational Behavior.
Tenth Edition.
Thomson South-Western. Terjemahan Angelica D. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Mc. Clelland, D.C 1987. The Achieving Society. New York: The Free Press
38
Muljani , Ninuk 2002. Kompensasi Sebagai Motivator Untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 2, September 2002:
108 - 122
Notoatmodjo, S. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Cetakan
Kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nurmiyati, Eni. 2011. Hubungan Pemberian Reward dan Punishment dengan Kinerja
Karyawan pada BPRS Harta Insan Karimah. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Putri, A.A Mega Rosa Arini. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi,
dan Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Dunia
Garmen Internasional di Denpasar. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
(Unud), Bali, Indonesia
Robbins, Stepen, P Judge, Thimoty. 2007. “Perilaku Organisasi”. Edisi 12 Jakarta:
Salemba 4.
Robbins, Stephen P 2008. The TRUTH about managing People, cetakan Pertama. Jakarta.
Erlangga.
Robbins, Stephen P. Mary Coulter, 2009. Manajemen., Jakarta. Erlangga.
Rivai, Veithzal. et al. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta.
PT Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal & Sagala, Ella Juvani. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam
Organisasi. Cetakan Pertama. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Rr. Retno Wulansari K, Siti Haerani, dan Ria Mardiana. 2012. Pengaruh Budaya
Organisasi dan Penghargaan terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan
Kerja di PT Pelindo IV Makassar.
Samsudin, sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit CV Pustaka
Setia. Cetakan ke-1
Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan
SPSS. Andi, Yogyakarta.
Sari, elviera. 2009. Pengaruh Kompensasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan—Apr 2009, hlm.
18-24.
Subyantoro, arief 2009 Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik
Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja
(Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman),
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, VOL.11, NO. 1, Maret 2009: 1119
Simamora, H. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 3. Cetakan Kedua..
Yogyakarta. STIE YKPN.
Suryana. 2009. Statistika Terapan. www.statistikaterapan.wordpres.com.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2005. “Metode Penelitian Administrasi”. Bandung: CV. ALFABETA
Susanto. A.B. et al. 2006. Strategi organisasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Amara Books.
Suwanto dan Priansa, Donni Juni. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Cetakan pertama. Bandung. Penerbit Alfabeta.
Suharni, Sri K. dan Riadi A. 2012. “Pengaruh Sistem Penghargaan terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Bagian Pemasaran PT Multi Auto Intrawahana
Pekanbaru”. Jurnal Ilmu Manajemen. Hlm. 1-8. San, O. T., et al. 2012. The Reward
Strategy and Performance Measurement (Evidence from Malaysian Insurance
Companies). International
Journal of Business, Humanities and Technology 2 (1). Hlm. 211-223.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
39
Siagian, P Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan kelima Belas.
Bandung. Penerbit Bumi Aksara.
Waluyo, Minto. 2013. Psikologi Industri. Cetakan pertama. Jakarta. Penerbit Akademia
Permata.
Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Cetakan Pertama. Jakarta.
Raja Grafindo Persada.
40
PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI,
PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP
KUALITAS AUDIT YANG DIMODERASI KECERDASAN
EMOSIONAL
Dendi Afrizal
Neneng Mulyaningsih
Auditor dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga
dengan adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan pemakai laporan keuangan
sehingga harus menjaga kualitas auditnya. Dalam menjawab tantangan dalam pekerjaan yang semakin
besar, maka yang dibutuhkan tidak hanya lagi kemampuan intelektual, tetapi juga diperlukan kemampuan
emosional.
Sumber data yang digunakan adalah data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor di
Kantor Akuntan Publik. Penarikan sampel menggunakan Nonprobability Sampling. Teknik pengambilan
sampel menggunakan snowballing sampling. Nilai signifikansi secara simultan sebesar 0,000. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil daripada 0,05. Nilai signifikansi independensi sebesar 0,080 lebih besar
dari 0,05. Nilai signifikansi kompetensi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai signifikansi
profesionalisme sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05. Nilai signifikansi pengalaman kerja sebesar 0,409
jauh lebih besar dari 0,05. Variabel kecerdasan emosional memperkuat seluruh variabel independen.
Hal ini berarti bahwa independensi, kompetensi, profesionalisme dan pengalaman kerja berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Profesionalisme berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Pengalaman kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. H6
diterima, bahwa variabel kecerdasan emosional memoderasi pengaruh independensi, kompetensi,
profesionalisme dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit.
Kata Kunci : Auditor, Intelektual, Emosional
41
1. PENDAHULUAN
Akuntan publik mendapat
kepercayaan dari klien dan pihak-pihak lain
untuk membuktikan kewajaran laporan
keuangan yang disajikan oleh klien.
Laporan keuangan yang telah dibuat perlu
diaudit oleh auditor eksternal karena
laporan keuangan kemungkinan
mengandung kesalahan baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Besarnya
kepercayaan pengguna laporan keuangan
pada akuntan publik ini mengharuskan
akuntan publik memperhatikan
profesionalismenya yang akan
mempengaruhi kualitas auditnya.
Akuntan publik atau auditor dalam
tugasnya mengaudit perusahaan klien
memiliki posisi yang strategis sebagai pihak
ketiga dalam lingkungan perusahaan klien
yakni ketika akuntan publik mengemban
tugas dan tanggung jawab dari manajemen
(Agen) untuk mengaudit laporan keuangan
perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini
manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat
selalu baik dimata pihak eksternal
perusahaan terutama pemilik (prinsipal).
Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal)
menginginkan supaya auditor melaporkan
dengan sejujurnya keadaan yang ada pada
perusahaan yang telah dibiayainya. Dari
uraian tersebut terlihat adanya suatu
kepentingan yang berbeda antara
manajemen dan pemakai laporan keuangan.
Auditor dalam tugasnya mengaudit
perusahaan klien memiliki posisi yang
strategis sebagai pihak ketiga dengan
adanya suatu kepentingan yang berbeda
antara manajemen dan pemakai laporan
keuangan sehingga harus menjaga kualitas
auditnya. Dalam menjawab tantangan
dalam pekerjaan yang semakin besar, maka
yang dibutuhkan tidak hanya lagi
kemampuan intelektual, tetapi juga
diperlukan kemampuan emosional. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisa pengaruh
independensi, kompetensi,
profesionalisme dan pengalaman
kerja terhadap kualitas audit.
2. Untuk menganalisa pengaruh
independensi terhadap kualitas
audit.
3. Untuk menganalisa pengaruh
kompetensi terhadap kualitas
audit.
4. Untuk menganalisa pengaruh
profesionalisme terhadap
kualitas audit.
5. Untuk menganalisa pengaruh
pengalaman auditor terhadap
kualitas audit.
6. Untuk menganalisa kecerdasan
emosional sebagai moderasi
pengaruh independensi,
kompetensi, profesionalisme dan
pengalaman kerja terhadap
kualitas audit.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas Audit
Kualitas audit menurut Arens, Elder,
& M. (2011) adalah sebagai berikut:
“Audit quality means how tell an
audit detects an report material
misstatement in financial statement.
The detection aspect is a reflection of
auditor competence, while reporting
is a reflection of ethic or auditor
integrity, particulary independence”.
Berdasarkan Standar Profesi Akuntan
Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan
oleh seorang auditor dapat dikatakan
berkualitas jika memenuhi ketentuan atau
standar auditing yang berlaku umum
(generally accepted auditing standards =
GAAS) dan standar pengendalian mutu.
Standar auditing tersebut menjadi acuan
auditor dalam memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dalam melaksanakan audit
atas laporan keuangan (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2011).
Menurut Budiman (2010) kualitas
audit yang dihasilkan dinilai dari seberapa
banyak auditor memberikan respon yang
benar dari setiap pekerjaan audit yang
diselesaikan. Kualitas audit juga bisa dilihat
dari kualitas keputusan yang diambil.
Menurut Hasibuan (2010) kualitas audit
merupakan suatu hasil kerja auditor dalam
mengevaluasi tentang kewajaran pada
laporan keuangan klien dan melaporkanya.
Audit dapat dikatakan sebagai suatu
proses yang digunakan untuk mengurangi
ketidakselarasan informasi yang terdapat
42
diantara manajer dan para pemegang saham
dengan menggunakan pihak ketiga untuk
memberikan pengesahan terhadap laporan
keuangan. Kualitas audit didefinisikan
sebagai probabilitas dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang
adanya suatu pelanggaran dalam sistem
akutansi kliennya (De Angelo, 1981 dalam
Putri, 2013).
Menurut Arens et al. (2011:71) ada
lima prinsip yang harus dipatuhi akuntan
publik yaitu : Integritas, Objektivitas,
Kompetensi profesional dan kecermatan,
Kerahasiaan, dan Perilaku professional.
Selain itu akuntan publik juga harus
berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI). Standar auditing terdiri dari standar
umum, standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan (SA Seksi 150 dalam
SPAP, 2011).
Auditor harus memiliki kualitas audit
yang memadai sehingga dapat mengurangi
ketidakselarasan yang terjadi antara
manajemen dengan pemegang saham
karena pengguna laporan terutama
pemegang saham akan mengambil
keputusan berdasarkan pada laporan yang
telah diaudit oleh auditor.
B. Independensi
Independensi menurut Mulyadi
(2011) adalah sikap mental yang bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak
lain, tidak tergantung pada orang lain.
Independensi menurut Arens, Radal, Mark,
& Amir (2011), berarti cara pandang yang
tidak memihak di dalam pelaksanaan
pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan
penyusunan laporan audit.
Dalam Standar Profesi Akuntan
Publik (2011, 360.1) dijelaskan bahwa:
“Selama melakukan audit atas laporan
keuangan, perlu bagi auditor untuk
membangun hubungan kerja yang bersifat
konstruktif dengan manajemen untuk
mewujudkan audit yang efektif dan efisien.
Tujuan ini dapat dicapai dengan mengganti
prinsip prinsip etika profesi tertentu yang
ditetapkan oleh ikatan akuntansi Indonesia.
Prinsip-prinsip ini terdapat pada kode etik
ikatan akuntansi indonesia yang
dikeluarkan oleh ikatan akutansi indonesia.
Prinsip-prinsip yang memberikan panduan
tentang tanggung jawab profesional auditor
adalah:
a. Independensi
b. Integritas
c. Objektifitas
d. Kemahiran dan kecermatan
profesional
e. Kerahasiaan
f. Prilaku profesional dan
standar teknis
Seorang auditor harus bebas secara
kenyataan maupun dalam penampilan, dari
kepentingan apapun dalam pelaksanaan
perikatan profesional nya, yang dapat
dipandang serta ketidak cocokan terhadap
prinsip-prinsip etika.”
Hasil penelitian oleh Tjun Tjun et al
(2012) Independensi dapat diproksikan
menjadi empat indikator, yaitu :
1. Lama Hubungan dengan Klien
(Audit Tenure)
2. Tekanan dari Klien
3. Telaah dari Rekan Auditor (Peer
Review)
4. Jasa Non Audit.
C. Kompetensi
Menurut Reni (2010) menunjukkan
bahwa indikator kompetensi untuk auditor
terdiri atas :
1) Komponen pengetahuan,
merupakan komponen yang
penting dalam suatu kompetensi.
Komponen ini meliputi
pengetahuan terhadap fakta-
fakta dan prosedur-prosedur.
2) Memiliki kompetensi lain
seperti kemampuan
berkomunikasi, kreatifitas, kerja
sama dengan orang lain.
3) Keahlian yang menyangkut
objek pemeriksaan
Mengamati objek dan
membandingkan dengan standar
yang berlaku, kemudian menarik
kesimpulan dari hasil
perbandingan tersebut
merupakan inti pekerjaan
pemeriksaan.
43
4) Keahlian yang menyangkut
teknik atau cara melakukan
pemeriksaan
Seorang auditor harus memiliki
kemampuan teknik atau cara
melakukan pemeriksaan yang
memungkinkan seorang auditor
memperoleh informasi yang
maksimal (kualitas dan
kuantitas) tentang objek yang
diperiksa dalam waktu yang
terbatas.
5) Keahlian dalam menyampaikan
hasil pemeriksaan Segala
temuan, informasi dan data yang
diperoleh dalam melaksanakan
pemeriksaan harus
disampaiakan seluruhnya
kepada kepala pemerintahan dan
pihak yang diperiksa. Untuk
dapat menyampaikan hasil audit
kepada kedua pihak tersebut
diperlukan keahlian dan
kemahiran berbahasa secara
baik, benar, efisien, teliti, dan
cermat melalui laporan hasil
pemeriksaan (LHP).
D. Profesionalisme
Indikator profesionalisme menurut
Hall Richard dalam Rizsqi (2014) terdapat
5 indikator yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Hubungan sesama profesi yang
berarti menggunakan ikatan profesi
sebagai acuan, termasuk organisasi
formal dan kelompok-kelompok
kolega sebagai sumber ide utama
pekerjaan. Melalui ikatan profesi
ini para profesional membangun
kesadaran profesinya
2. Kewajiban sosial yaitu suatu
pandangan tentang pentingnya
peran profesi serta manfaat yang
diperoleh baik oleh masyarakat
ataupun oleh profesional karena
adanya pekerjaan tersebut.
3. Keyakinan terhadap profesi yang
melibatkan kepercayaan bahwa
yang berwenang untuk menilai
pekerjaan profesional adalah rekan
sesama profesi dan bukan pihak
luar yang tidak mempunyai
kompetensi dalam bidang ilmu dan
pekerjaan mereka
4. Pengabdian pada profesi yang
mencerminkan dedikasi para
profesional untuk karyanya melalui
penggunaan pengetahuan dan
kecakapan yang dimiliki. Sikap ini
bisa disimpulkan sebagai suatu
penyerahan diri secara total
terhadap pekerjaan.
5. Kemandirian yang menganggap
bahwa seorang profesional harus
mampu membuat keputusan sendiri
tanpa tekanan dari pihak yang lain,
yaitu mereka yang bukan anggota
profesinya atau dari organisasinya
mempekerjakan
E. Pengalaman Kerja
Indikator pengalaman auditor
eksternal menurut Ismiyati (2012) adalah
sebagai berikut:
1. Lamanya waktu pengalaman di
bidang audit
Semakin banyak pengalaman
kerja, semakin objektif auditor
melakukan pemeriksaan dan
semakin tinggi tingkat
kompetensi yang dimiliki
auditor, maka semakin
meningkat atau semakin baik
kualitas hasil pemeriksaan yang
dilakukannya.
2. Banyaknya penugasan audit
Secara teknis, semakin banyak
tugas yang dia kerjakan, akan
semakin mengasah keahliannya
dalam mendeteksi suatu hal
yang memerlukan treatment atau
perlakuan khusus yang banyak
dijumpai dalam pekerjaannya
dan sangat bervariasi
karakteristiknya. Jadi dapat
dikatakan bahwa seseorang jika
melakukan pekerjaan yang sama
secara terus menerus, maka akan
menjadi lebih cepat dan lebih
baik dalam menyelesaikannya.
Hal ini dikarenakan dia telah
benar-benar memahami teknik
atau cara menyelesaikannya,
serta telah banyak mengalami
berbagai hambatan-hambatan
44
atau kesalahan-kesalahan dalam
pekerjaannya tersebut, sehingga
dapat lebih cermat dan berhati-
hati menyelesaikannya.
3. Jenis perusahaan yang pernah
diaudit
Semakin banyak dan bervariasi
jenis perusahaan yang diaudit
oleh auditor maka akan
membuat pengalaman auditor
bertambah.
F. Kecerdasan Emosional
Seorang auditor yang memiliki EQ
yang baik mampu mengendalikan dirinya
sendiri, seperti berhati hati dalam
mengambil suatu keputusan untuk opini
auditnya, jika opini audit sesuai dengan
kode etik maka kualitas auditnya tidak
diragukan lagi. Secara khusus auditor
membutuhkan EQ yang tinggi karena dalam
lingkungan kerjanya auditor akan
berinteraksi dengan orang banyak baik di
dalam maupun di luar lingkungan kerja. EQ
berperan penting dalam membentuk moral
disiplin auditor. Dengan demikian apabila
seorang auditor mampu menstabilkan
emosinya, terlihat semakin baik Kecerdasan
Emosional maka kualitas audit yang
ditampilkan juga akan semakin baik,
penggunaan maupun pengendalian emosi
yang tepat dan efektif akan dapat mencapai
tujuan dalam meraih keberhasilan kerja.
Menurut Goleman (2000: 58) alat
ukur yang digunakan untuk mengukur
variabel kecerdasan emosional berisi lima
indikator, yaitu:
1) Pengenalan Diri
Pengenalan diri berisi tentang
bagaimana orang menilai dirinya
sendiri.
2) Pengendalian Diri
Pengendalian diri meliputi sikap
hati-hati dan cerdas dalam
mengelola emosi sebagai
landasan dalam mengenal diri
sendiri atas emosi.
3) Motivasi
Motivasi meliputi sikap yang
menjadi pendorong timbulnya
suatu perilaku.
4) Empati
Empati meliputi kemampuan
perasaan seseorang untuk
menempatkan diri ke dalam
alam perasaan orang lain
sehingga bisa memahami
pikiran, perasaan, dan
perilakunya.
5) Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial meliputi
kemampuan menangani emosi
ketika berhubungan dengan
orang lain.
G. Hipotesis
Dari hubungan antar variabel yang
telah dijelaskan sebelumnya, maka dari
hasil itulah dapat ditentukan
hipotesisnya antara lain:
1. H1 = Independensi,
kompetensi, profesionalisme dan
pengalaman kerja berpengaruh
signifikan positif terhadap
kualitas audit
2. H2 = Independensi
berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas audit
3. H3 = Kompetensi
berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas audit
4. H4 = Profesionalisme
berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas audit
5. H5 = Pengalaman kerja
berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas audit
6. H6 = Kecerdasan emosional
memoderasi pengaruh
independensi, kompetensi,
profesionalisme dan pengalaman
kerja terhadap kualitas audit
3. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini termasuk dalam
penelitian kuantitatif yang bersifat
kausalitas. Adapun jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang berupa nilai atau skor atas
jawaban yang diberikan oleh responden
45
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada
dalam kuesioner.
Adapun sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari
sumber atau tempat dimana penelitian
dilakukan secara langsung. Data primer
dalam penelitian ini diperoleh melalui
kuesioner yang dibagikan kepada
responden.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada
Direktori Ikatan Akuntan Publik Indonesia
2017.Penarikan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik Nonprobability
Sampling. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik
snowballing sampling. Teknik snowballing
sampling adalah suatu metode untuk
mengidentifikasi, memilih dan mengambil
sampel dalam suatu jaringan atau rantai
hubungan yang menerus
B. Teknik Analisa Data
1) Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang
menunjukkan sejauh mana instrument
pengukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur (Purbayu, 2005: 247). Uji validitas
ditujukan untuk mengukur seberapa nyata
suatu pengujian atau instrument.
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur
tujuannya dengan nyata atau benar.
Pengujian validitas data dalam penelitian
ini dilakukan secara statistik yaitu
menghitung korelasi antara masing-masing
pertanyaan dengan skor total dengan
menggunakan metode Product Moment
Pearson Correlation. Data dinyatakan valid
jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari
Corrected Item-Total Correlation > dari r-
tabel pada signifikansi 0.05 (5%).
2) Uji Realibilitas
Realibilitas adalah ukuran yang
menunjukkan konsistensi dari alat ukur
dalam mengukur gejala yang sama di lain
kesempatan (Purbayu, 2005: 251).
Realibilitas suatu variabel yang dibentuk
dari daftar pertanyaan dikatakan baik jika
memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari
0,60.
3) Uji Asumsi Klasik
Untuk memperoleh hasil/nilai yang
tidak bias atau estimator linear tidak bias
yang terbaik (Best Linear Unbiased
Estimator/ BLUE), maka model regresi
harus memenuhi beberapa asumsi yang
disebut dengan asumsi klasik. Asumsi
klasik tersebut, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan
independen keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak
(Ghozali 2005:110). Model
regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau
mendekati normal. Uji normalitas
data dalam penelitian ini
menggunakan aplikasi statistik
komputer untuk pengujian
terhadap data sampel tiap
variabel. Untuk mendeteksi
normalitas data melalui output
grafik kurva normal p-p plot.
Suatu variabel dikatakan normal
jika gambar distribusi dengan
titik-titik data yang menyebar di
sekitar garis diagonal, dan
penyebaran titik-titik data searah
mengikuti garis diagonal
(Nugroho, 2005: 24 dalam Jimmy,
2007). Selain menggunakan grafik
p-plot, pengujian normalitas data
juga dilakukan dengan
menggunakan kurva histogram.
Normalitas data bila dilihat
dengan cara kurva histogram
dapat ditentukan berdasarkan
gambar kurva, yaitu bila bentuk
kurva memiliki kemiringan yang
cenderung seimbang baik pada
sisi kiri maupun sisi kanan dan
kurva berbentuk lonceng yang
hampir sempurna.
b. Multikolinearitas
Uji ini dimaksudkan untuk
mendeteksi gejala korelasi antara
variabel bebas yang satu dengan
variabel bebas yang lain. Asumsi
multikolinearitas menyatakan
bahwa variabel independen harus
terbebas dari gejala
46
multikolinearitas. Gejala
multikolinearitas adalah gejala
korelasi antarvariabel independen.
Gejala ini ditunjukkan dengan
korelasi yang signifikan
antarvariabel independen. Apabila
terjadi gejala multikolinearitas,
salah satu langkah untuk
memperbaiki model adalah
dengan menghilangkan variabel
dari model regresi, sehingga bisa
dipilih model yang paling baik
(Purbayu, 2005: 238). Uji
Multikolinieritas dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu dengan
melihat VIF (Variance Inflation
Factors) dan nilai tolerance. Jika
VIF < 10 dan nilai tolerance >
0,10 maka tidak terjadi gejala
Multikolinieritas (Ghozali,
2005:92).
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamataan ke
pengamatan yang lain tetap, atau
disebut homoskedastisitas
(Ghozali, 2005 :105). Model
regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas, tidak
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005
:105). Asumsi heterokedastisitas
adalah asumsi dalam regresi
dimana varians dari residual tidak
sama untuk suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Dalam regresi,
salah satu asumsi yang harus
dipenuhi adalah bahwa varians
dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang
lain tidak sama antar satu varians
dari residual. Gejala varians yang
tidak sama ini disebut gejala
heterokedastisitas, sedangkan
adanya gejala residual yang sama
dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain disebur
dengan homokedastisitas, salah
satu uji untuk menguji
heterokedastisitas ini adalah
dengan melihat penyebaran dari
varians residual (Purbayu, 2005:
242).
4) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini
akan diuji dengan menggunakan analisis
regresi linear yaitu analisis yang digunakan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
independensi, kompetensi, profesionalisme,
dan pengalaman kerja sebagai variabel
independen terhadap kualitas audit sebagai
variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis mengenai
independensi, kompetensi, profesionalisme,
dan pengalaman kerja secara simultan dan
parsial berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas audit, digunakan
pengujian hipotesis secara simultan dengan
uji F dan secara parsial dengan uji t.
a. Uji Koefisien Adjusted R Square
Uji koefisien adjusted R Square
dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan
variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen.
b. Uji Simultan (uji F)
Uji F ini digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya
pengaruh secara bersama-sama
(simultan) variable-variabel
independen (bebas) terhadap
variable dependen (terikat).
Pembuktian dilakukan dengan
cara membandingkan nilai F
hitung dengan F tabel pada
tingkat kepercayaan 95% dan
derajat kebebasan (degree of
freedom) df = (n-k-1) dimana n
adalah jumlah responden dan k
adalah jumlah variabel.
Kriteria pengujian yang
digunakan adalah :
Jika Fhitung> Ftabel (n-k-1) maka
Ho ditolak
Arti secara statistik data yang
digunakan membuktikan bahwa
semua variabel independen (X1,
X2, X3, X4) berpengaruh
terhadap nilai variabel (Y)
Jika Fhitung< Ftabel (n-k-1) maka
Ho diterima
Arti secara statistik data yang
digunakan membuktikan bahwa
47
semua variabel independen (X1,
X2, X3, X4) tidak berpengaruh
terhadap nilai variabel (Y).
Selain itu uji F dapat pula dilihat
dari besarnya probabilitas value (p
value) dibandingkan dengan 0,05
(Taraf signifikansi α = 5%).
Adapun Kriteria pengujian yang
digunakan adalah :
Jika p value < 0,05 maka Ho
ditolak
Jika p value > 0,05 maka Ho
diterima
Dengan tingkat signifikansi dalam
penelitian ini menggunakan alpha
5% atau 0,05 maka hasil uji F
dapat dihitung dengan bantuan
program statistik pada tabel
ANOVA. Selanjutnya untuk
mengetahui seberapa besar
prosentase sumbangan dari
variabel independen X1, X2, X3,
X4 secara bersama-sama terhadap
kualitas audit sebagai variabel
dependen dapat dilihat dari
besarnya koefisien determinasi
(r2). Dimana r2 menjelaskan
seberapa besar variabel
independen yang digunakan
dalam penelitian ini mampu
menjelaskan variabel dependen.
c. Uji Parsial (uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Uji t dilakukan dengan
membandingkan antara t hitung
dengan t tabel. Untuk menentukan
nilai t tabel ditentukan dengan
tingkat signifikasi 5% dengan
derajat kebebasan df = (n-k-1)
dimana n adalah jumlah
responden dan k adalah jumlah
variabel.
Kriteria pengujian yang
digunakan adalah :
Jika t hitung > t tabel (n-k-1)
maka Ho ditolak
Jika t hitung < t tabel (n-k-1)
maka Ho diterima
Selain itu uji t tersebut dapat pula
dilihat dari besarnya probabilitas
value (p value) dibandingkan
dengan 0,05 (Taraf signifikansi α
= 5%). Adapun Kriteria pengujian
yang digunakan adalah Jika p
value < 0,05 maka Ho ditolak Jika
p value > 0,05 maka Ho diterima
Untuk mengetahui seberapa besar
prosentase sumbangan dari
variabel independen X1, X2, X3,
X4 secara parsial terhadap
kualitas audit sebagai variabel
dependen dapat dilihat dari
besarnya koefisien determinasi
(r2). Dimana r2 menjelaskan
seberapa besar variabel
independen yang digunakan
dalam penelitian ini mampu
menjelaskan variabel dependen.
d. Moderated Regression Analysis
(MRA)
Hubungan antara variabel-
variabel independen dengan
variabel-variabel dependen
kemungkinan dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain, salah satu
diantaranya adalah variabel
moderating. Variabel moderating
ini dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan antara
variabel independen dan variabel
dependen. Sifat atau arah
hubungan antara variabel-variabel
independen dengan variabel-
variabel dependen dapat positif
atau negatif tergantung pada pada
variabel moderating. Ada
beberapa uji untuk untuk menguji
pengaruh variabel moderating ini,
diantaranya adalah Moderated
Regression Analysis (MRA).
Moderated Regression Analysis
(MRA) merupakan aplikasi
khusus regresi berganda linear
dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsur
interaksi (perkalian dua atau lebih
variabel independen) dengan
rumus persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X1X2
+ e
4. PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.18 dapat
diketahui bahwa nilai statistik F adalah
48
sebesar 21,887 lebih besar daripada F tabel
(N1=5, N2=74) yaitu sebesar 2,34.
Sedangkan nilai signifikansinya adalah
sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut
lebih kecil daripada 0,05. Hal ini berarti
bahwa independensi, kompetensi,
profesionalisme, dan pengalaman kerja
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit.
Berdasarkan tabel 4.19 dapat
diketahui bahwa signifikansi independensi
adalah sebesar 0,080. Nilai signifikansi
tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti
bahwa independensi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
Sementara itu koefisien regresinya sebesar
0,099. Jika dilihat dari pola nya, nilai
koefisien yang bertanda positif tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi
independensi maka semakin tinggi pula
kualitas audit yang dihasilkan.
Berdasarkan tabel 4.19 dapat
diketahui bahwa signifikansi kompetensi
adalah sebesar 0,000. Nilai signifikansi
tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
bahwa kompetensi berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Sementara itu
koefisien regresinya sebesar 0,301. Jika
dilihat dari polanya, nilai koefisien yang
bertanda positif tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi kompetensi maka
semakin tinggi pula kualitas audit yang
dihasilkan.
Berdasarkan tabel 4.19 dapat
diketahui bahwa signifikansi
profesionalisme adalah sebesar 0,009. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05.
Hal ini berarti bahwa profesionalisme
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit. Sementara koefisien regresinya
sebesar 0,156. Jika dilihat dari polanya,
nilai koefisien yang bertanda positif
tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi profesionalisme maka semakin tinggi
pula kualitas audit yang dihasilkan.
Berdasarkan tabel 4.19 dapat
diketahui bahwa signifikansi pengalaman
kerja adalah sebesar 0,409. Nilai
signifikansi tersebut jauh lebih besar dari
0,05. Hal ini berarti bahwa pengalaman
kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Sementara itu koefisien
regresinya sebesar 0,051. Jika dilihat dari
polanya, nilai koefisien yang bertanda
positif tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi pengalaman kerja maka
semakin tinggi pula kualitas audit yang
dihasilkan.
Berdasarkan hasil Moderated
Regression Analysis (MRA) yang
digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh variabel moderasi
apakah memperkuat atau memperlemah
variabel independen terhadap variabel
dependen dapat diketahui bahwa variabel
kecerdasan emosional memperkuat seluruh
variabel independen. Hal ini berarti
menerima H6 sehingga dapat dikatakan
bahwa variabel kecerdasan emosional
memoderasi pengaruh independensi,
kompetensi, profesionalisme dan
pengalaman kerja terhadap kualitas audit.
5. KESIMPULAN
1. Independensi, kompetensi,
profesionalisme dan pengalaman
kerja berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit;
2. Independensi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit;
3. Kompetensi berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit;
4. Profesionalisme berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit;
5. Pengalaman Kerja tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit;
6. Kecerdasan emosional memoderasi
pengaruh independensi,
kompetensi, profesionalisme dan
pengalaman kerja terhadap kualitas
audit.
49
DAFTAR PUSTAKA
Adityasih, Tia (2010). Analisis Pengaruh Pendidikan Profesi Pengalaman Auditor, Jumlah Klien
(Audit capacity) dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit. Tesis pada
Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia.
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi
Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Profesional Akuntan Publik. Per-
1 Januari 2001. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik.
Salemba Empat. Jakarta.
Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
Edisi 4. Buku 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Agusti, R., & Pertiwi, N. P. (2013). Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Se Sumatera).
Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 3 September 2013.
Agustian, Ary Ginanjar. (2006). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
(ESQ). Jakarta: PT Arga Tilanta.
Alfiyah Ariani Dwiyanti dan Zaenal Fanani. 2014. Analisis Pengaruh Kompetensi Dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit. Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014.
Amaliah, Reni. 2010. Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, Integritas dan Kompetensi Auditor
Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor.skripsi.Universitas Negeri Padang.
Arens, A. A., Radal, J. E., Mark, S. B., & Amir, A. J. (2011). Jasa Audit dan Assurance, Edisi
Tiga Belas, Jilid Satu. New Jersey: Pearson Education.
Arens, A., Elder, R., & M., B. (2011). Auditing and Assurance Services. New York: Pearson.
Arens, A.A., S.B Mark, R.J. Elder, dan A.A. Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance,
PendekatanTerpadu.Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Arens, A.Alvin, Elder, J.Randal, Beasley, S.Mark. 2008. Auditing and AssuranceService an
Integrated Approach. 12th Edition, Upper Sadel River, New Jersey, Pearson Education
International.
Arens, Alvin A, Rendal J. Elder dan Mrk S. Beasley, (2012), Jasa Audit dan Assurance :
Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), Buku 1, Alih Bahasa: Amir Abadi Jusup,
Salemba Empat, Jakarta
Al. Tridonanto dan Beranda Agency. (2010). Melejitkan Kecerdasan Emosional (EQ) buah hati.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Budiman, M. A. (2010). Pengaruh Audit Judgment, Independensi dan Komitmen Profesional
Auditor Terhadap Kualitas Audit.
Christiawan, Y. J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil
Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan 4(2): 79-92.
50
Fietoria dan Elisabeth Stefany Manalu (2016) Pengaruh Profesionalisme, Independensi,
Kompetensi, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit Di Kantor Akuntan Publik
Bandung. Dalam Journal of Accounting and Business Studies : Vol. 1, No. 1, September
2016
Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang : BP
Undip
Goleman, Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Hartono, J. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman.
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, H. (2010). Pengaruh Lingkungan Kerja, Independensi, dan Pengalaman Auditor
Terhadap Kualitas Audit.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI),Standar Akuntansi Keuangan 2008, Buku satu, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Ismiyati. 2012. Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman Auditor terhadap kualitas Audit (Studi
empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan Bekasi). Jurnal Kajian pendidikan dan
Akuntansi Indonesia. Vol 1, No. 1.
Komang Ayu dan Lely Aryani (2015). Pengaruh Independensi Auditor dan Kompetensi Auditor
pada Skeptisisme profesional Auditor dan Implikasinya Terhadap kualitas Audit. E-Jurnal
Akuntansi Universita Udayana. 10.1 (2015) : 229-243
Liana Lie, 2009. Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating
terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen. Jurnal
Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV, No.2, Juli 2009 : 90-97 ISSN : 0854-9524.
Fakultas Ekonomi, Universitas Stikubank Semarang
Lilis, A. (2010). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi Terhadap
Kualitas Audit. Majalah Ekonomi Tahun XX, No 3 Desember 2010.
Mahardika, M. H., Herawati, N. T., & Putra, I. A. (2015). Pengaruh Profesionalisme,
Pengalaman Kerja Keahlian Audit, Independensi dan Etika Pemeriksa Terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Inspektorat Kabupaten Bandung).
Malem Ukur Tarigan dan Primsa Bangun Susanti (2013).”Pengaruh Kompetensi, Etika dan Fee
Audit terhadap Kualitas Audit”.Jurnal Akuntansi
Messier, W.F., S.M. Glover, dan D.F. Prawitt. 2011. Auditing and Assurance Service: a
systematic approach. Eight Edition. Salemba Empat. Jakarta. Terjemahan Prianthinah dan
Wedari. 2014. Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Sistematis. Edisi Delepan. Buku 1.
Salemba Empat. Jakarta.
Muhammad Fadjar Arif Fauzan. 2016. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,
Dan Tekanan Klien Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik
di Yogyakarta). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
51
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2008. Sistem akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
Mulyadi. 2011. Auditing. Yogyakarta: Salemba Empat.
Mulyadi.2013. Auditing Buku 1 Edisi 6.. Jakarta : Salemba Empat
Masran, Jimmy. 2007. Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
Neuman, W. L. (2003). Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approaches.
Fifth Edition. Boston: Pearson Education. Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005.
Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Andi: Yogyakarta.
Puspitasari, Rizsqi (2014) Pengaruh Profesionalisme, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman
Auditor Terhadap Audit Judgement (Survei Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik).
Skripsi : Universitas Widyatama
Putri, S.W. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman Terhadap Kualitas Audit
(Studi Pada Auditor Di KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakarta). Skripsi. Universitas
Muhammadiyah. Surakarta.
Putu Septiani Futri dan Gede Juliarsa (2014) Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat
Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja Auditor Pada Kualitas Audit
Kantor Akuntan Publik Di Bali. Dalam E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2
(2014): 444-461 ISSN: 2302-8556
Rahayu, Siti Kurnia dan suhayati Ely. 2010. Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan
Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha I
Rumengan, I. E., & Rahayu, S. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Pengalaman
Kerja Terhadap Kualitas Audit (Survei Terhadap Auditor KAP di Bandung.
Samsi, N. 2013. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi Dan Kompetensi Terhadap Kualitas
Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasian. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi 1(2): 207-226.
Sholawatun Ningsih, Septarina Prita Dania Sofianti. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi
dan Jenis Kelamin Auditor Terhadap Kualitas Audit dengan Kecerdasan Emosional
Sebagai Variabel Moderasi: Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Malang.
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015
Siti Kurnia, Rahayu dan Suhayati Ely, 2010. Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
St. Nur Irawati (2011) Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas
Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Makassar. Skripsi Universitas Hasanudin Makasar
Suraida, Ida. 2005. Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit, dan Resiko Audit
Terhadap Skeptisme Profesional Auditor. Jurnal Akuntansi Bandung.
52
Titin Rahayu dan Bambang Suryono (2016) Pengaruh Independensi Auditor, Etika Auditor,
Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit. Dalam Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
Tjun, Law Tjun, Elyzabet Indrawati Marpaung dan Santi Setiawan. 2012. Pengaruh Kompetensi
dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol 4 no 1 (Mei).
Tuanakotta, T. (2013). Audit Kontemporer.
Tunggal, Amin Widjaja, (2013), Pokok-pokok Auditing dan Jasa Asuransi, Harvind, Jakarta.
Wahyudi, Hendro dan Aida Ainul Mardiyah, “Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap
Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”. SNA IX Padang, 2006.
Wibowo. (2009). Faktor-Faktor Determinan Kualitas Audit: Suatu Studi dengan Pendekatan
Earnings Surprise Benchmark. Seminar Nasional Akuntansi 12 Palembang.
Winda Kurnia, Khomsiyah dan Sofie (2014).”Pengaruh Kompetensi, Independensi, Tekanan
Waktu dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit”.Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Wooten, T.G. 2003. It is Impossible to Know The Number of Poor-Quality Audits that simply
go undetected and unpublicized. The CPA Journal. Januari. p. 48-51.
Yendrawati, Reni, “Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan
Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan”. Dalam Jurnal
Fenomena : Vol. 6 No.1, 2008.
Yenny, Yenny And Ramdan, Zulfitry (2012) Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Objektivitas, Integritas Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Yang
Dihasilkan Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) "The Big Four". Undergraduate
Thesis, Binus
Sumber lain :
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.25/PMK.01/2014
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor.17/PMK.01/2008) tentang Jasa Akuntan Publik.
https://iia-indonesia.org/?p=3470 diakses pada tanggal 5 Februari 2018 Pukul 13.25 WIB
http://iapi.or.id/ diakses pada tanggal 2 Februari 2018 Pukul 11.03 WIB
53
Strategi Penghimpunan Dana Dan Pemasaran Pembiayaan Untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah Pada Bank BNI Syariah KCP Serang
Ahmad Hakiki
[email protected] Yayan Alfian Nugraha
ABSTRAK
Di era globalisasi, sebuah lembaga keuangan dalam hal ini perbankan harus mampu mengikuti perubahan yang terjadi baik di dalam bank maupun di luar bank itu sendiri. Salah satu faktor terjadinya perubahan suatu bank adalah adanya persaingan. Dinamika kompetisi perbankan sekarang ini semakin tinggi, mengakibatkan suatu keuntungan kompetitif (competitive advantage) yang dimiliki oleh suatu bank makin tidak berkelanjutan (sustainable). Seiring dengan berkembangnya suatu bisnis yang membuat persaingan menjadi ketat. Oleh karena itu, setiap bank tentunya memiliki strategi masing-masing dalam menghadapi persaingan, Permasalahannya adalah tepatkah strategi itu dipergunakan oleh bank tersebut. Karena apabila strategi yang diterapkan oleh bank kurang tepat, maka strategi tersebut bisa mengakibatkan sebuah kerugian bagi bank tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui strategi apakah yang digunakan oleh bank untuk meningkatkan jumlah nasabah.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata- kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran yang dilakukan selama ini telah berjalan sesuai dengan tujuan dan target dari Bank BNI Syariah, hanya saja dalam pelaksanaannya perlu terus dilakukan pendekatan kepada para nasabah sehingga mereka menjadi nasabah yang loyal kepada bank.
Kata Kunci : Strategi, Pemasaran, Produk Dana dan Pembiayaan
Latar Belakang Masalah
Di dalam dunia perekonomian
yang terus berubah seiring berjalannya
waktu, tidak dapat dipungkiri adanya
persaingan bisnis antar perusahaan
untuk dapat terus bertahan dalam
kondisi perekonomian yang semakin
kompetitif. Hal inilah yang menjadi
acuan suatu perusahaan untuk terus
berusaha melakukan inovasi-inovasi
terhadap suatu produk dan jasa yang
menjadi pendukung utama keberhasilan
perusahaan untuk mampu bersaing.
Pada era globalisasi sekarang ini,
sebuah lembaga keuangan dalam hal
ini perbankan harus mampu mengikuti
perubahan yang terjadi baik di dalam
bank maupun di luar bank itusendiri.
Salah satu factor terjadinya perubahan
suatu bank adalah adanya
persaingan.Dinamika kompetisi
perbankan sekarang ini semakin tinggi,
mengakibatkan suatu keuntungan
kompetitif (competitive advantage)
yang dimiliki oleh suatu bank makin
tidak berkelanjutan
(sustainable).Dengan demikian, sebuah
54
bank harus melakukan berbagai upaya
pembaharuan yang tidak kenal henti
untuk dapat menjadi pemain utama
pada segmennya. Sehingga, dapat
menjadi preferensi utama pelanggan
(customer) yang berujung pada
kepuasan dan bahkan loyalitas.
Kemunculan bank-bank dan
lembaga keuangan Islam sebagai
organisasi baru, relative menimbulkan
tantangan baru terutama mengenalkan
produk-produk yang ada dalam
lembaga keuangan Islam seperti
Perbankan Syariah Indonesia.
Penyajian informasi dan
mempromosikan produk yang ada di
bank. Inilah salah satu tantangan yang
dihadapi oleh perbankan Islam untuk
mengajak masyarakat menabung di
bank tersebut. Bagi dunia perbankan
yang merupakan badan usaha yang
berorientasi profit, kegiatan pemasaran
sudah merupakan suatu kebutuhan
utama dan sudah merupakan suatu
keharusan untuk dijalankan. Tanpa
kegiatan pemasaran jangan diharapkan
kebutuhan dan keinginan pelanggannya
akan terpenuhi. Karena itu, bagi dunia
usaha apalagi seperti usaha perbankan
perlu mengemas kegiatan
pemasarannya secara terpadu dan terus
menerus melakukan riset.1
Strategi pemasaran mempunyai
peranan penting untuk keberhasilan
usaha perusahaan umumnya dan bidang
pemasaran khususnya. Strategi
pemasaran harus dapat memberi
gambaran yang jelas dan terarah
tentang apa yang akan dilakukan
perusahaan dalam menggunakan setiap
kesempatan atau peluang pada
beberapa pasar sasaran.
1Kasmir, “Pemasaran Bank”,
(Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2010), hal 52
Banyak bank yang berlomba-
lomba membuat strategi pemasaran
untuk menarik pelanggannya. Hal
tersebut juga terjadi pada industry
perbankan syariah. Demikian juga
halnya Bank BNI Syari’ah KCP Serang
terus melakukan kegiatan pemasaran
secara terpadu. Terutama sekali melalui
pengembangan produk dan beragam
kegiatan promosi guna memacu
pertumbuhan permintaan terhadap
produknya.
Selain itu penentuan strategi
penghimpunan dana oleh bank akan
mempermudah bank dalam
mewujudkan pencapaian rencana
penghimpunan dana. Strategi
penghimpunan dana bank merupakan
suatu urutan langkah kegiatan bank dan
merupakan petunjuk bagi bank dalam
melangkah untu kmencapai rencana
penghimpunan dana.
Strategi penghimpunan dana
yang ditetapkan oleh bank merupakan
gambaran dari pelaksanaan rencana
kegiatan atau program kerja bank
dalam penghimpunan dana untuk
mencapai target jumlah, jenis dan
status dana bank. Program kerja bank
dalam penghimpunan dana merupakan
penentuan target dana yang ingin
dihimpun oleh bank sehingga dengan
target tersebut dapat diukur apakah
bank dapat mencapai rencana kerja
atau tidak.
Dalam target dana yang
dihimpun oleh bank termuat juga
penentuan tentang tingkat bunga yang
menguntungkan bagi bank atas dana
yang ingin dihimpun. Oleh karena itu,
strategi penghimpunan dana yang
ditetapkan oleh bank akan menentukan
apakah dengan jumlah dana tertentu
bank menguntungkan atau tidak,
55
termasuk apakah bank dapat memenuhi
likuiditas dan solvabilitasnya.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di
atas, maka dapat disusun rumusan
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana Strategi penghimpunan
dana dan pemasaran pembiayaan
pada Bank BNI Syari’ah Kantor
Cabang Pembantu (KCP) Serang ?
2. Apafaktor pendukung dan
penghambat yang dihadapi Bank
BNI Syari’ah KCP Serang dalam
menjalankan strategi
penghimpunan dan pemasaran
pembiayaan?
3. Bagaimana dampak strategi
marketing yang dilakukan oleh
Bank BNI Syari’ah KCP Serang
terhadap peningkatan jumlah
nasabah ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan
masalah di atas, maka dapat
ditetapkan tujuan dari penelitian ini
adalah
1. Untuk mengetahui strategi
apakah yang digunakan oleh
bank dalam memasarkan
penghimpunan dana dan
pemasaran pembiayaan.
2. Untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat
yang dihadapi oleh bank BNI
Syariah Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Serang
dalam menjalankan strategi
penghimpunan dana dan
pemasaran pembiayaan.
2I Wayan Sudirman “Manajemen
Perbankan, Menuju Bankir Konvensional
yang profesional”, (Fajar Interpratama
Mandiri, Jakarta, 2013), hal 82
3. Untuk mengetahui dampak
strategi marketing yang
dilakukan oleh Bank BNI
Syari’ah KCP Serang
terhadap peningkatan jumlah
nasabah
MetodologiPenelitian
1. DesainPenelitian
Jenis penelitian ini
merupakan penelitian deskriptitf
kualitatif yaitu penelitian tentang
data yang dikumpulkan dan
dinyatakan dalam bentuk kata-
kata dan gambar, kata-kata disusun
dalam kalimat. Penelitian kualitatif
ditujukan untuk memahami
fenomena-fenomenasosial dari
sudut perspektif partisipan.
Partisipan adalah orang-orang
yang diajak berwawancara,
diobservasi, diminta memberikan
data, pendapat, pemikiran,
persepsinya. Penelitian kualitatif
dilakukan pada kondisi alamiah
dan bersifat penemuan.3
Penelitian kualitatif dapat
didesain untuk memberikan
sumbangannya terhadap teori,
praktis, kebijakan, masalah-
masalah sosial dan
tindakan.4Metode penelitian
kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural
setting), disebut juga sebagai
metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini lebih banyak
digunakan untuk penelitian bidang
3Juliansyah Noor, “Metodologi
Penelitian” (Kencana Prenada Media Group :
Jakarta, 2011), hal 34 4Djam’an Satori, Aan Komariah,
“Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Alfabeta :
Bandung, 2013), hal 22
56
antropologi budaya, disebut
metode kualitatif, karena data yang
terkumpul analisisnya lebih
bersifat kualitatif.5
Dalam penelitian kualitatif,
yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu peneliti
sebagai isntrumen juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan
penelitian yang selanjutnya terjun
ke lapangan.6 Selain itu peneliti
juga harus memiliki bekal teori
dan wawasan yang luas jadi bisa
bertanya, menganalisis, dan
mengkonstruksi objek yang diteliti
menjadi lebih jelas. Penelitian ini
lebih menekankan pada makna dan
terikat nilai.7
2. Jenis Data
Berdasarkan sumbernya,
jenis data dibagi menjadi dua yaitu
data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari sumbernya
dan dicatat untuk pertama kali.
Data sekunder adalah data hasil
pengumpulan orang lain dengan
maksud tersendiri dan mempunyai
kategorisasi atau klasifikasi
menurut keperluan mereka.
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis data
primer dan sekunder. Peneliti
menggunakan data primer karena
data yang diperoleh langsung dari
5Sugiyono, “ Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, (Alfabeta :
Bandung, 2014), hal 8 6Lexy J. Moleong, “Metodologi
Penelitian Kualitatif”, ( PT. Remaja
Rosdakarya : Bandung, 2013), hal 222 7Juliansyah Noor, “Metodologi
Penelitian” (Kencana Prenada Media Group :
Jakarta, 2011), hal 34
sumbernya dan dicatat langsung
oleh peneliti, Dalam hal ini data
yang diambil langsung dari BNI
Syari’ah Kantor Cabang Pembantu
Serang. Dan data sekunder peneliti
memperoleh data dari bebrapa
buku seperti : Pemasaran Bank,
Manajamenen Pemasaran, Dasar-
dasar perbankan dan beberapa
sumber buku yang lainnya.
a. TeknikPengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data merupakan langkah yang
paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik
pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan
mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Data (datum) artinya
sesuatu yang diketahui.
Sekarang diartikan sebagai
informasi yang diterimanya
tentang suatu kenyataan atau
fenomena empiris, wujudnya
dapat merupakan seperangkat
ukuran atau berupa ungkapan
kata-kata.8Dalam penelitian
ini, teknik pengumpulan data
yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
1) Wawancara
Mendalam/Indepth
Interview
Wawancara
adalah percakapan
dengan maksud tertentu.
Percakapan itu
8Juliansyah Noor, “Metodologi
Penelitian” (Kencana Prenada Media Group :
Jakarta, 2011), hal 137
57
dilakukan oleh dua
pihak, yaitu
pewawancara
(interviewer) yang
mengajukan pertanyaan
dan terwawancara
(interviewee) yang
memberikan jawaban
atas pertanyaan itu.9
Dalam rangka
pengumpulan data,
peneliti melakukan
wawancara terstruktur
maupun tidak terstruktur
untuk mendapatkan
keterangan-keterangan
atau pendirian secara
lisan dari seorang
informan yang terlibat
langsung dalam
pelaksanaan pemasaran
di Bank BNI Syariah
Kantor Cabang
Pembantu (KCP)
Serang.
Metode
wawancara digunakan
untuk mengumpulkan
data primer yaitu
memperoleh data atau
informasi mengenai
strategi marketing yang
digunakan dari informan
secara langsung untuk
proses pengolahan
selanjutnya.
2) Studi Kepustakaan
Studi pustaka
yaitu mengumpulkan
data dengan cara
mencari data serta
informasi berdasarkan
penelaan literatur atau
referensi, baik yang
9Lexy J. Moleong, Opcit, hal, 186
bersumber dari buku-
buku dan dokumen-
dokumen, laporan-
laporan, jurnal-jurnal,
kliping, majalah,
makalah-makalah yang
pernah diseminarkan.
Artikel-artikel dari
berbagai sumber,
termasuk internet
maupun catatan-catatan
penting yang berkaitan
dengan objek penelitian.
Studi kepustakaan
dilakukan sebagai acuan
untuk pengumpulan data
sekunder
3) Observasi Lapangan
Observasi adalah
pengamatan terhadap
satu kesamaan
pemahaman bahwa
observasi adalah
pengamatan terhadap
suatu objek yang diteliti
baik secara langsung
maupun tidak langsung
untuk memperoleh data
yang harus dikumpulkan
dalam penelitian.
Secaralangsung adalah
terjun kelapangan
terlibat seluruh panca
indra. Secara tidak
langsung adalah
pengamatan yang
dibantu melalui media
visual/audiovisual.10
Observasi
digunakan dalam teknik
kualitatif karena suatu
objek hanya dapat
diungkap datanya
10Djam’an Satori, Aan Komariah,
“Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Alfabeta :
Bandung, 2013), hal 105
58
apabila peneliti
menyaksikannya
langsung. Dalam hal ini
Penulis melakukan
pengamatan langsung
keobjek penelitianya itu pada Bank BNI Syariah
Kantor Cabang Pembantu
(KCP) Serang untuk
melihat, mewancarai,
mencatat secara
sistimatik terhadap
unsur-unsur, gejala-
gejala dan tingkah laku
actual pada objek yang
diteliti untuk
mengetahui kondisi
yang sebenarnya
mengenai strategi
marketing yang
digunakan serta
pengaruhnya terhadap
kinerja bank.
4) Metode Dokumentasi
Adalah mencari
data tentang hal-hal
yang berkaitan dengan
pembahasan dalam
penelitian ini, yang
berupaarsip-arsip,
brosur, website, dan
pedoman umum
kegiatan operasional
marketing BankBNI
Syari’ah Kantor Cabang
Pembantu Serang.
b. Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan
penelitian di Bank BNI Syariah
kantor Cabang Pembantu dari
tanggal 05 September sampai
dengan 5 Oktober 2017. Adapun
lokasi dalam penelitian ini adalah
Bank BNI Syari’ah Kantor
Cabang Pembantu Serang yang
beralamat di Jl. Jend. Ahmad Yani
N0. 34 Kelurahan Cipare
Kecamatan : Serang Kota Serang
No. Telpon : 0254 – 222808.
c. Landasan Teori
1) Pengertian Bank Syariah
Definisi atau batasan
mengenai bank pada dasarnya
tidak berbeda satu sama lain,
kalaupun ada perbedaan hanya
akan tampak pada tugas dan
jenis usaha bank tersebut.
Bank adalah suatu badan yang
bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan kredit, baik dengan
alat-alat pembayarannya
sendiri atau dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain,
manapun dengan jalan
memperedarkan alat-alat
penukar dan tempat uang
giral.11
Undang-Undang No 21
tahun 2008 tentang Perbankan
Syari’ah Pasal 1 menyebutkan
bahwa “ Perbankan Syari’ah
adalah segala sesuatu yang
menyangkut bank syari’ah dan
unit usaha syari’ah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan
usahanya.Dalam bank syariah,
akad yang dilakukan
memiliki konsekuensi
duniawi dan ukrhrawi karena
akad yang dilakukan
berdasarkan hukum Islam.
Setiap akad dalam perbankan
syariah, baik dalam hal
barang, pelaku transaksi,
maupun ketentuan lainnya,
11Thamrin Abdullah, Francis Tanri,
“Bank dan Lembaga Keuangan”, (PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2012), hal 2.
59
harus memenuhi ketentuan
akad seperti rukun dan
syarat.12
2) Pengertian Strategi
Kata “strategi” berasal
dari dua kata Yunani Kuno
yaitu Strate artinya pasukan,
agos artinya memimpin. Jadi
strategi didefinisikan sebagai
seni dan ilmu memimpin
pasukan militer.13Strategi
adalah alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan
jangka panjang, program
tindak lanjut, serta prioritas
alokasi sumber daya. Dengan
demikian salah satu focus
strategi adalah memutuskan
apakah bisnis tersebut harus
ada atau tidak ada.
Strategi adalah alat
yang sangat penting untuk
mencapai keunggulan
bersaing.14 Strategi sebagai
kekuatan motivasi untuk
stakeholders, seperti
stakeholders, debtholders,
manajer, karyawan,
konsumen, komunitas,
pemerintah, dan sebagainya,
yang baik secara langsung
maupun tidak langsung
menerima keuntungan atau
biaya yang ditimbulkan oleh
12Muhammad Syafii Antonio,”Bank
Syariah dari Teori Ke Praktik”, (Gema Insani
: Jakarta, 2011), hal 29 13Juliansyah Noor, “Manajemen
Strategis”, (LPPM STIE La Tansa Mashiro,
Lebak, 2012), hal 4 14Rangkuti, F, “Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis”,. (PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta), 2008
semua tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan.
Strategi ialah suatu
rencana yang fundamental
untuk mencapai tujuan.
Kenneth R. Andrews
menyatakan bahwa strategi
adalah pola keputusan dalam
perusahaan yang menentukan
dan mengungkapkan sasaran,
maksud atau tujuan yang
menghasilkan kebijaksanaan
utama dan merencanakan
untuk pencapaian tujuan serta
merinci jangkauan bisnis yang
akan dikejar oleh
perusahaan.15
3. Definisi Nasabah
Nasabah menurut
Undang-undang No. 10
Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-
undang No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan dikatakan
bahwa nasabah terdiri dari dua
pengertian yaitu :
1. Nasabah Penyimpan
adalah nasabah yang
menempatkan dananya di
bank dalam bentuk
simpanan berdasarkan
perjanjian bank dengan
nasabah yang
bersangkutan.
2. Nasabah Debitur adalah
nasabah yang
memperoleh fasilitas
kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip
syariah atau yang
dipersamakan dengan itu
berdasarkan perjanjian
15 Buchari Alma, “ Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (Alfabeta :
bandung, 2016), hal 199
60
bank dengan nasabah
yang bersangkutan.16
Sementara itu
Undang-undang NO. 24
Tahun 2004 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan mengenal
pengertian nasabah
sebagaimana dijelaskan dalam
Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992
tentang perbankan, yaitu :
1. Nasabah Penyimpan,
yaitu nasabah yang
menempatkan dananya di
bank dalam bentuk
simpanan berdasarkan
perjanjian bank dengan
nasabah yang
bersangkutan
2. Nasabah Debitur adalah
nasabah yang
memperoleh fasilitas
kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip
syariah atau yang
dipersamakan dengan itu
berdasarkan perjanjian
bank dengan nasabah
yang bersangkutan.
Dalam praktek
perbankan dikenal ada tiga
macam nasabah yaitu :
1. Nasabah Deposan yaitu
nasabah yang menyimpan
dananya pada suatu bank
2. Nasabah yang
memanfaatkan fasilitas
kredit perbankan
3. Nasabah yang melakukan
transaksi dengan pihak
lain melalui bank.17
16Undang-undang No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan
Nasabah memiliki tiga
arti. Nasabah adalah sebuah
homonim karena artinya
memiliki ejaan dan pelafalan
yang sama tetapi maknanya
berbeda. Nasabah memiliki
arti dalam kelas nomina atau
kata benda sehingga nasabah
dapat menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang
dibendakan.18
Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI)
nasabah didefinisikan sebagai
orang yang biasa berhubungan
dengan atau menjadi
pelanggan bank (dalam hal
keuangan), dapat juga
diartikan sebagai orang yang
menjadi tanggungan asuransi,
perbandingan pertalian.19
d. Strategi Pemasaran
Penghimpunan dana Dan
Pembiayaan
1. Strategi Pemasaran
Penghimpunan Dana
Bank Syariah adalah
lembaga keuangan yang
berfungsi memperlancar
mekanisme ekonomi di sektor
riil, melalui aktivitas investasi
atau jual beli, serta
memberikan pelayanan jasa
simpanan/perbankan bagi para
17Yusuf Shofie, “Perlindungan
Konsumen dan Instrumen-instrumen
Hukumnya”, (Citra Aditya Bakti : Bandung,
2003), hal 40-41 18Apaarti.com 19Departemen Pendidikan
Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)”, Balai Pustaka : Jakarta, 2013) hal
775
61
nasabah. Dana dalam bank
syariah dapat dihimpun
melalui giro, deposito dan
tabungan. Masing-masing
produk perbankan ini diikuti
dengan akad-akad tertentu.20
Bank BNI Syariah
KCP Serang adalah salah satu
lembaga keuangan yang
bergerak dibidang keuangan
dengan menerapkan prinsip
syariah. Produk-produk yang
dihadirkannya juga selalu
mendapat respon yang positif
dari kalangan masyarakat.
Untuk produk penghimpunan
dana bank BNI Syariah KCP
Serang memiliki produk
unggulan yaitu tabungan IB
Hasanah dan IB Baitullah.
Menurut penulis salah
satu dari produk
penghimpunan dana Bank
BNI Syariah KCP Serang
memiliki keunggulan
dibandingkan dengan produk-
produk penghimpunan dana
yang ditawarkan oleh Bank
Syariah yang lainya yaitu IB
Hasanah dengan akad
wadi’ah. Produk simpanan ini
sama sekali tidak ada biaya
administrasi yang dipungut
oleh pihak bank. Artinya,
nasabah akan merasa nyaman
karena uang yang
disimpannya akan tetap utuh
tanpa adanya potongan biaya
administrasi atau biaya
pengelolaan seperti bank yang
lainnya.
20 Sri Indah Nikensari, “Perbankan
Syariah Prinsip, Sejarah & Aplikasinya”,
Pustaka Rizki Putra : semarang, 2013 ) hal 103-
105
Dalam hal ini yang
menjadi fokus penelitian dari
penulis adalah bagaimana
strategi yang digunakan oleh
pihak bank BNI Syariah KCP
Serang dalam memasarkan
produknya sehingga akan
meningkatkan jumlah
nasabahnya, karena bank
merupakan salah satu bisnis
berbasis kepercayaan,
sehingga kepercayaan nasabah
kepada bank harus dijunjung
tinggi oleh bank.
Saat ini para pemasar
harus pandai menciptakan
nilai bagi pelanggan dan
mengatur hubungan dengan
pelanggan. Mereka harus
menarik pelanggan sasaran
dengan proposisi nilai yang
kuat. Lalu mereka harus
mempertahankan dan
menumbuhkan pelanggan
dengan menyajikan nilai yang
unggul bagi pelanggan dan
secara efektif mengatur tatap
muka perusahaan-pelanggan.21
Strategi pemasaran
produk tabungan yang
dilakukan oleh bank BNI
Syariah KCP Serang yaitu
sebagai berikut :22
1) Dengan melakukan
canvasing ke sekolah,
Instansi, Rumah Sakit,
Retail dan lain-lain.
21 Philip Kotler, Gary Armstrong,
“Prinsip-Prinsip Pemasaran”, (Erlangga :
Jakarta, 2008), hal 1
22 Hasil wawancara Penulis dengan
Ibu Dinih pada Hari selasa tanggal 14
November 2017 bertempat di Kantor Bank BNI
Syariah KCP Serang Jam 13.00 WIB.
62
Pemasaran yang
dilakukan oleh pihak
Bank BNI Syariah KCP
Serang dengan cara
mengunjungi ke Instansi
Pemerintah, Rumah Sakit
dan Lembaga Pendidikan,
kunjungan dilakukan
karena ini merupakan
suatu hal yang baik bagi
pihak bank karena dengan
ini pemasukan pihak bank
akan berlangsung terus
menerus.
Selain itu, menurut
pengamatan Penulis cara
ini juga akan
mengenalkan secara
langsung kepada
masyarakat bahwa ada
produk tabungan yang
menggunakan akad
syariah.
2) Melakukan maping
wilayah, dan maping
lumbung dana pihak
ketiga (DPK).
Selanjutnya, dengan
melakukan pemetaan
(maping) wilayah akan
dapat diketahui pangsa
pasar dari Bank BNI
Syariah itu sendiri.
Sehingga pihak bank akan
dengan mudah
memasarkan produk dan
merawat nasabah
sehingga akan tumbuh
nasabah yang loyal
terhadap bank.
Selain itu menurut
penulis bank sebaiknya
memanfaatkan
“marketing concept”
untuk mengetahui
berbagai kebutuhan dan
keinginan konsumen, dan
mengkomunikasikannya
kepada konsumen tentang
bagaimana bank
memenuhi kebutuhan dan
keinginan tersebut.
Dengan cara marketing
seperti ini bank akan
mengetahui apa yang
dinginkan dan dibutuhkan
oleh nasabah.
e. Straetgi Pemasaran Pembiayaan Sejak awal Berdirinya Bank
BNI Syariah KCP Serang,
telahdipersiapkan untuk mencapai
suatu perkembangan dengan
mengacu pada mutu pelayanan. Hal
ini dapat dilihat pada peningkatan
strategi pemasaran produk yang ada
di Bank BNI Syariah KCP Serang.
Untuk dapat mempertahankan
kelangsungan hidup suatu usaha
dibutuhkan suatu strategi pemasaran
yag sesuai, untuk itu banyak bank
atau lembaga keuangan baik
konvensional maupun syariah yang
menerapkan strategi pemasaran
untuk mencari laba sebagai tujuan
yang hendak dicapai, demikian pula
penetapan strategi pemasaran
olehBank BNI Syariah KCP Serang.
Salah satu komponen yang
mendukung bidang pemasaran
yaitu bagaimana strategi
pemasaran yang digunakan oleh
suatu lembaga keuangan atau
badan usaha. Strategi pemasaran
yang diambil perusahaan dalam
memasarkan produknya akan
sangat mempengaruhi hasil yang
diperoleh.
Biasanya tidak realistis
apabila perusahaan mencoba
melayani semua pelanggan
sekarang maupun calon pelanggan
dalam suatu pasar karena
63
pelanggan begitu banyak
jumlahnya. Terlalu tersebar
dimana-mana dan terlalu beragam
kebutuhannya, perilaku belinya
dan pola konsumennya. Begitu
suatu perusahaan memutuskan
segmen pasar mana yang akan
dibidik, langkah berikutnya adalah
menetapkan arah strategis secara
keseluruhan.23
Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mempengaruhi
tanggapan konsumen akan produk
yang dihasilkan bank adalah
melalui promosi yang gencar hal
ini diharapkan produk bank
tersebut dapat diterima oleh semua
kalangan masyarakat.
Strategi pemasaran yang
cocok harus disusun berdasarkan
pandangan yang taktis, artinya
strategi yang disusun bukan
berdasar pada lingkungan yang
bersih, jauh dari kebisingan, hanya
buah fikiran para eksekutif yang
sesungguhnya.Strategi pemasaran
dalam sebuah perusahaan
merupakan hal yang penting.
Karena keberhasilan ataupun
kegagalan suatu strategi pemasaran
akan sangat berpengaruh dalam
memperoleh nasabah. Dalam hal
ini strategi yang juga dilakukan
oleh Bank BNI Syariah Kantor
Cabang Pembantu (KCP) Serang
antara lain sebagai berikut :
1) Dalam Bentuk Ghatering
atau Sponsorship
Dalam hal ini pihak
BNI Syariah KCP Serang
sebagai sponsor dalam
berbagai kegiatan yang
dilakukan yang dinilai
23 Christopher Lovelock, Lauren K.
Wright, “Manajemen Pemasaran Jasa”, (PT.
Indeks : Jakarta, 2007), hal 165-167
bermanfaat baik bagi
BNIBNI Syariah KCP Serang
maupun bagi pihak
penyelenggara, serta kegiatan
yang menunjang untuk
memasarkan produk yang ada
yang dilakukan baik itu di
Kota Serang maupun diluar
Kota Serang, baik perusahaan,
sekolah maupun perguruan
tinggi yang ada. Diharapkan
dengan hal tersebut maka akan
dapat dijadikan sarana
promosi yang efektif untuk
menarik minat calon nasabah
maupun debitur.
2) Menggunakan Model
Personal Selling
Dilakukan dengan
mengoptimalkan tenaga
pemasaran untuk melakukan
promosi (memperkenalkan)
produk yang ada dan
menawarkan produk yang
dimiliki oleh pihak BNI
Syariah kepada nasabah, baik
perorangan maupun instansi
pemerintahan ataupun swasta
yang diutamakan pada
pengumpulan data. Selain itu,
tenaga pemasaran juga
bertugas dalam melakukan
kunjungan kepada calon
nasabah yang ingin
menggunakan produk dalam
hal pembiayaan, dan juga
memberi pemaparan kepada
calon nasabah yang berminat
kepada produk yang
ditawarkan.
Selanjutnya bagian
pemasaran juga bertugas
menjelaskan mengenai produk
yang ada dan memberikan
pengertian yang benar serta
menjelaskan ketentuan-
64
ketentuan yang harus
dilakukan dalam melakukan
akad, menggunakan produk
yang ditawarkan oleh pihak
BNI Syariah. Kemudian yang
tidak kalah penting adalah
memberikan pemahaman yang
mendalam mengenai
kelebihan atau manfaat produk
yang dimiliki jika dibanding
dengan pihak bank yang
lainnya.
3) Menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak
Dalam melakukan
kegiatan promosi, BNI
Syariah juga bekerjasama
dengan pihak yang berada
dalam wilayah Propinsi
Banten. Dengan melakukan
kerjasama tersebut diharapkan
mampu memberikan manfaat
baik kepada pihak BNI
Syariah maupun pihak
rekanan. Kerjasama tersebut
dilakukan dengan professional
sehingga akan memudahkan
BNI Syariah untuk
memperoleh nasabah.
Beberapa rekanan yang
melakukan kerjasama dengan
pihak BNI Syariah antara lain
Developer atau pengembang
perumahan, Perguruan Tinggi,
Rumah Sakit dan Perusahaan
Retail yang ada di Propinsi
Banten.
4) Menerapkan Marketting
Public Relation (MPR)
Merupakan program
perusahaan yang dilakukan
untukmempromosikan
sekaligus sebagai suatu upaya
pertanggungjawaban
perusahaan terhadap nasabah
maupun lingkungan dimana
BNI Syariah tersebut berdiri.
Jadi hal ini tidak hanya
sebagai sarana promosi
perusahaan tetapi juga sebagai
bentuk kepedulian sosial
perusahaan terhadap
masyarakat dan lingkungan.
Beberapa hal yang telah
dilakukan diantaranya adalah
santunan anak yatim/Piatu dan
membantu korban bencana
alam.
5) Pengoptimalan Customer
Service
Untuk memperoleh
keberhasilan dalam hal jasa
perbankansangat dipengaruhi
oleh keunggulan produk
tersebut dan jugapromosi yang
dilakukan. Tetapi dalam
pelaksanaanya,
keunggulandan promosi
tersebut harus didukung oleh
sikap pegawai.
Pegawaidiharuskan
mempunyai sikap yang baik
terhadap nasabah
sertamempunyai pengetahuan
yang cukup, sehingga dapat
memberipenjelasan yang
mencukupi kepada nasabah
yang akan dipadudengan
sistem pelayanan yang ada.
Pelayanan yang
memuaskannasabah akan
menjadi promosi yang efektif
bagi bank karenanasabah
tersebut dapat menyampaikan
kepada keluarga,
kerabat,teman, dan orang lain
(worm of mouth) mengenai
pelayanan unggulsuatu bank,
dan diharapkan citra bank
tersebut akan
semakinmeningkat.
65
Pada dasarnya setiap
interaksi dengan pelanggan
adalah sebuah bentuk dari
layanan pelanggan. Bentuk
interaksi tersebut bermacam-
macam, bisa lewat telepon,
surat, email, atau tatap muka
langsung. Semua bentuk
kontak dengan pelanggan ini
memikul tanggung jawab yang
sama terhadap persepsi
konsumen mengenai suatu
bisnis dan tingkat kepuasan
keseluruhan yang mereka
rasakan ketika berhubungan
dengan bisnis itu.24
Dalam BNI Syariah
KCP Serang terdapat standart
pelayanan yangharus
dilakukan oleh CS (Customer
Service) terhadap
nasabah.Dalam melakukan
kegiatan keseharian juga harus
berdasarkanbudaya
perusahaan yang mencakup :
1) Profesionalisme:
memiliki kompetensi
handal dan komitmen
memberikan hasil yang
terbaik.
2) Integritas : merupakan
komitmen untuk selalu
konsisten antara pikiran
dan perkataan yang
dilandasi oleh kata hati
dan kepercayaan pada
prisip-prinsip kebenaran
yang hakiki. Orientasi
pelanggan:
mengutamakan
kepentingan pelanggan
24Ivone Wood, “Layanan Pelanggan
Cara Praktis, Murah dan
InspiratifMemuaskan Pelanggan Anda”, (
Graha Ilmu : Yogyakarta :2009), hal 5
dengan dilandasi sikap
menghargai dan hubungan
kemitraan yang strategis.
3) Perbaikan tiada henti :
mancari peluang dan
solusi untuk
meningkatkan pelayanan
dan kinerja yang
melampaui harapan
pelanggan.
f. Dampak Strategi Pemasaran
Terhadap Peningkatan Jumlah
Nasabah
Kegiatan pemasaran
merupakan sebuah deskripsi
kegiatan yang akan dikerjakan oleh
pihak bank dalam hal ini adalah
Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Serang untuk
mencapai sasaran pemasaran, yaitu
untuk memenangkan dan
memperluas penguasaan market
share, meningkatkan penjualan
profit sebagai ukuran dalam
mencapaisasaran.
Oleh karena itu, setiap
kegiatan pemasaran yang
dilakukan, tentunya akan ada
pengaruh terhadap pihak pemasar
yang melakukan pemasaran.
Dalam hal ini bank BNI Syariah
KCP Serang pun dalam melakukan
pemasaranya terdapat pengaruh
terhadap Bank itu sendiri seperti :
1. Peningkatan protofolio Dana
Pihak Ketiga (DPK)
2. Peningkatan jumlah nasabah
simpanan terhadap bank
Selain itu, menurut penulis
kegiatan pemasaran yang
dilakukan oleh Bank BNI Syariah
bukan hanya keuntungan materi
semata, akan tetapi harus
berdampak terhadap hubungan
yang baik terhadap nasabahnya.
66
hubungan yang baik dengan
siapapun akan mendatangkan
keharmonisan, kemudahan dalam
mencari rezeki, bisa mengatasi
seberat apapun persoalan yang
dihadapi. Seorang marekting harus
mampu memperoleh dan
mempertahankan nasabahnya.
Dan dibawah ini
merupakan perkembangan nasabah
simpanan dan pembiayaan yang
terdapat diBNI Syari’ah Kantor
Cabang Pembantu (KCP) Serang.25
No Produk2016
(%)
2017
(%)
1 Simpanan 27% 32%
2 Pembiayaan 25% 30%
Dengan melihat
perkembangan dari tahun ke tahun
yang mengalami peningkatan,
masyarakat puas terhadap produk
dan pelayanan yang ditawarkan
oleh Bank BNI Syariah Kantor
Cabang Pembantu (KCP) Serang.
Dengan persyaratan yang mudah
dan tanpa adanya biaya bulanan
dari tabungan ini menjadikan
masyrakat atau nasabah nyaman
dalam menyimpan uangnya di
bank tersebut.
Tidak hanya mendapat bagi
hasil yang cukup tinggi tetapi para
nasabah yang mempunyai saldo
tinggi juga mendapatkan hadiah
atau cinderamata dari pihak bank.
Melihat hasil tersebut berarti
kepercayaan nasabah terhadap
Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Serang terus
25 Hasil wawancara dengan Bapak
Toton selaku Kepala Cabang Pembantu Bank
BNI Syariah
meningkat. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan jumlah
nasabah setiap tahunnya.
Begitu pula dengan produk
pembiayaannya, Bank BNI Syariah
KCP Serang mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
Dengan strategi yang digunakan
selama ini membawa dampak
terhadap peningkatan jumlah
nasabah setiap tahunnya.
g. Faktor Pendukung dan
Penghambat dalam menjalankan
strategi penghimpunan dan
pemasaran pembiayaan
1. Faktor Pendukung
Strategi yang diterapkan Bank
BNI Syariah selama ini
terbilang cukup efektif karena
didukung oleh beberapa faktor
:
1) Lokasi yang sangat
strategis
Bank BNI Syariah yang
berlokasi di jalan propinsi
dapat diaksesdengan
mudah dan ditempuh
menggunakan berbagai
saranatransportasi, baik
kendaraan umum maupun
kendaraan pribadi.
Lokasinya yang tepat di
pusat perkotaan dan
diakses oleh segala jenis
transportasi menjadikan
niali plus bagi BNI
Syariah dalam
memasarkan produknya.
2) Sumber Daya Manusia
Yang Handal
Bank BNI Syariah KCP
Serang walawpun secara
struktur organisasi
terbilang cukup ramping,
akan tetapi mereka
67
mempunya sumber daya
manusia yang unggul dan
handal.
3) Produk Unggulan
Secara garis besar produk
Bank BNI Syariah tidak
jauh berbeda dengan
produk bank syariah yang
lainya, akan tetapi bank
BNI Syariah memeliki
produk unggulan salah
satunya adalah produk
simpanan dengan akad
wadi’ah. Produk ini tidak
memungut biaya apapun
dari nasabah sehingga
nasabah akan mersa
nyaman dan aman
menyimpan uangnya di
Bank BNI Syariah karena
tidak dipotong biaya
apapun seperti biaya
administrasi bulanan.
2. Faktor Penghambat
Setiap menjalankan
kegiatan usaha pasti akan
ditemui berbagai macam
faktor pendukung dan
penghambat. Strategi atau
langkah-langkah yang telah
disusun rapih tidak dapat
berjalan sesuai dengan
rencana yang diharapkan.
Begitu pula halnya dalam
menjalankan pemasaran,
walawpun sudah
direncanakan dengan baik,
terkadang terdapat juga
beberapa kendala yang
dihadapi.
Hal ini juga yang
dialami oleh pihak Bank BNI
Syariah KCP Serang, dalam
memasarkan produknya baik
simpanan maupun
pembiayaan terdapat
beberapa kendala. Adapun
kendala dalam pemasaran
sebagai berikut :
3. Kompetitor atau pesaing
yang agresif
Banyaknya bank-
bank syariah yang lahir atau
bermunculan menjadikan
persaingan dalam pangsa
syariah semakin ketat,
mereka menghadirkan
produk-produk yang
memiliki keunggulan
masing-masing. Tentunya
dengan kehadiran bank
syariah yang baru akan
menjadikan kompetitor bagi
Bank BNI Syariah itu
sendiri.
4. Sumber Daya yang
terbatas
Diakui oleh pihak
Bank BNI Syariah KCP
Serang memang mereka
sudah memiliki beberapa
pemasar akan tetapi dirasa
kurang mencukupi dari target
yang diharapkan. Kurangya
sumber daya manusia
pemasaran yang kompeten
ini disebabkan karena tenaga
pemasar bukan berasal dari
latar belakang pemasaran.
Pada saat perekrutan
pegawai khususnya tenaga
pemasaran kadanglatar
belakang pemasaran tidak
dijadikan sebagai tolak ukur
dan acuanuntuk dijadikan
sebagai tenaga pemasar,
akan tetapi lebih pada
pengalaman kerja, serta
kemampuan lain yang
dianggap mampu dijadikan
sebagai tenaga pemasar.
68
Sehingga prinsip-prinsip
pemasaran yang dilakukan
hanya berdasar pengalaman
tanpa studi empiris, dan
dalam perjalanan
pekerjaannya banyak
mengalami hambatan yang
tidak diduga sebelumnya.26
5. Kurangnya pemahaman
konsumen mengenai sistem
perbankan
Syariah.
Menurut BNI
Syariah Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Serang
kurangnya pemahaman
konsumen tentang sistem
perbankan syariah sering
dialami oleh beberapa orang
marketing ketika mereka
melakukan marketing,
26Hasil wawancara dengan Bapak
Toton selaku Kepala Cabang Pembantu Bank
BNI Syariah
kurangnya pemahaman ini
didasarkan pada beberapa hal
diantaranya masih ada
masyarakat yang berfikir
bahwa bank syariah dengan
bank konvensional tidak jauh
berbeda dan yang kedua
masih banyak masyarakat
yang menyimpan uang
mereka dibawah banta,
karena merasa lebih aman
dan praktis.
70
DAFTAR PUSTAKA Ade Arthesa, Edia Handiman.2013. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta. PT
Indeks. Ali Hasan. 2010.“Marketing Bank Syariah”, Jakarta : Ghalia Indonesia : Jakarta Buchari Alma. 2016. “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” Bandung : Alfabeta Christoper H.Lovelock, Lauren K. Wright. 2007. “Manajemen Pemasaran Jasa”, PT. Indeks :
Jakarta David W. Cravens. “ Pemasaran Strategis”, Jakarta : Erlangga Djam’an Satori, Aan Komariah. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : ALfabeta Fandi Tjiptono, Gregorius. 2016. “ Service Quality dan Satisfaction”, Andi : Yogyakarta Hermawan Darmawi. 2012. “Manajemen Perbankan”, Jakarta : PT. Bumi Aksara Hery Sutanto, Khaerul Umam. 2013. “Manajemen Perbankan Syariah” Pustaka Setia :
Bandung Ivonne Wood. 2009. “Layanan Pelanggan Cara Praktis, Murah dan Inspiratif Memuaskan
Pelanggan Anda”, Graha Ilmu : Yogyakarta Irfan Fahmi. 2014. “ Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi”, Bandung : Alfabeta Ismail. 2013. “ Perbankan Syari’ah”, PT Fajar Interpratama Mandiri : Jakarta Iswardono. 2008. “Uang dan Bank”, Yogyakarta : BPFE UGM I Wayan Sudirman. 2013. “Manajemen Perbankan”, Jakarta : PT Fajar Interpratama
Mandiri. John A. Pearce, Richard B. Robinson. 2016. “ Manajemen Strategis”, Jakarta : Salemba
Empat Juliansyah Noor. 2012. “Manajemen Strategis”, Lebak. LPPM STIE La Tansa Mashiro. ______________.2010. “Metodologi Penelitian Skripsi. Tesis, Disertasi, Karya Ilmiah”,
Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Departemen Pendidikan Nasional,. 2013. “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”, Jakarta
: Balai Pustaka Kasmir. 2010. “Manajemen Perbankan”. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. ______. 2013. “Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada ______. 2013. “ Pemasaran Bank”, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Khaerul Umam. 2013. “Manajemen Perbankan Syariah”, Bandung : Pustaka Setia, Lexy J. Moleong. 2013. “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Marian Burk Wood. 2009. ”Buku Panduan Perencanaan Pemasaran”, Jakarta : PT Indeks Malayu S.P. Hasibuan. 2011. “Dasar-dasar Perbankan”, Jakarta : PT. Bumi AKsara Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Muhammad Syafi’i Antonio. 2011. “ Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik’, Jakarta : Gema Insani
_______________________.1999. “Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan”, Jakarta : Tazkia Institue
Philip Kotler, Gary Armstrong. 2010. “Prinsip-prinsip Pemasaran”, Jakarta : Erlangga Philip Kotler, Kevin Lane Keller. 2010. “ Manajemen Pemasaran”, Jakarta : Erlangga Sentot Imam Wahjono. 2010. “Manajemen Pemasaran Bank”, Yogyakarta : Graha Ilmu Sri Indah Nikensari. 2012. “Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah & Aplikasinya”, Semarang :
PT. Pustaka Rizki Putra.
71
Sugiyono, 2009. “Metode Penelitian Administrasi”, Rineka Cipta, Jakarta. ________. 2014. “ Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D”, Bandung : Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. “Metode Penelitian Pendidikan”, Bandung: Remaja
Rosda Karya Suwarsono Muhammad. 2008. “Manajemen Strategik”, Yogyakarta : Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Thamrin Abdullah, Francis Tantri. 2012. “Bank dan Lembaga Keuangan”, Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada. Warkum Sumitro. 2004. “Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga terkait”,
Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada. Yusuf Shofie. 2003. “Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya”,
Bandung : Citra Aditya Bakti. Zainul Arifin. 2000. “Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan
Prospek”, Jakarta : Alvabet
Sumber Internet : http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/sejarah.aspx http://www.bnisyariah.tripod.com/profil.html www.ekonomi.manajemen Peraturan Perundang-Undangan Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Undang-undang NO. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
72
“Pengaruh Motivasi dan Kemampuan terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang”
Ketut Sumardana [email protected]
Satibi [email protected]
ABSTRAKSI
Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh motivasi dan kemampuan terhadap kinerja karyawan denganSampel penelitian ini adalah karyawan PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang, sejumlah 33 orang. Structural Equation Modeling (SEM) yang dijalankan dengan perangkat lunak SPSS, digunakanuntuk menganalisis data. Tipe responden dibagi 2 yaitu: karyawan dan pimpinan seperti Supervisor
Hasil analisis menunjukkan bahwa Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, Kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variable Motivasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan secara parsial dalam standardized regression weight sebesar 3.122 kemudian variabel kemampuan sebesar 2.996. Hal tersebut mengindikasikan bahwa motivasi yang diberikan dari manajemen PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang merupakan indikasi yang paling mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan. Kata Kunci: Motivasi, Kemampuan, dan Kinerja Karyawan
Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia
memegang peranan yang sangat
penting dalam mewujudkan organisasi
yang ideal, dan perlu mendapat
perhatian dan pengkajian yang lebih
dalam. Karena bagaimanapun juga
manusialah yang akhirnya menentukan
dan memprediksikan keberhasilan atau
kegagalan suatu kebijaksanaan, strategi,
maupun langkah-langkah kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Kinerja
anggota perusahaan menjadi hal
penting bagi sebuah perusahaan dalam
menciptakan kelangsungan hidup
sebuah perusahaan apapun bentuk
usaha atau organisasinya.
Kinerja merupakan gambaran
tingkat keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
organisasi dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi. Dalam
menentukan kinerja karyawan,
perusahaan harusnya memiliki
beberapa komponen yang menjadi alat
ukur kinerja, antara lain: kualitas
pekerjaan, kejujuran karyawan,
inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama,
keandalan, pengetahuan tentang
pekerjaan, tanggung jawab dan
pemanfaatan waktu kerja.
73
Menurut Mangkunegara (2005 : 67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota organisasi adalah :
1. Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi menjadi 2 yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge danskill).
2. Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi seharusnya terbentuk dari awal (by plan), bukan karena keterpaksaan atau kebetulan (byaccident).
Motivasi setiap individu sudah
barang tentu berbeda dengan individu
yang lain. Adapun untuk melihat
keberhasilan kinerja karyawan antara
lain dapat dengan membandingkan data
tingkat keluar masuk karyawan (labour
turn over) dari tahun ke tahun.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah apa yang dihadapi PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serangsebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh motivasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang?
2. Seberapa besar pengaruh kemampuan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang?
3. Seberapa besar pengaruh motivasi dan kemampuan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan pada PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang?
4. Dari kedua variabel bebas (motivasi dan kemampuan), manakah yang paling berpengaruh
dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang?
Tinjauan Pustaka 1. Motivasi.
Motivasi berasal dari kata dalam Bahasa Inggris motive, yaitu segala sesuatu yang membuat seseorang bertingkah laku tertentu atau paling tidak berkeinginan untuk bersikap tertentu.Motivasi adalah pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan. Hasibuan (2000)
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapai situasi kerja di perusahaan (situation).Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. (Mangkunegara, 2005)
Sedangkan menurut Robbins dan Coulter (2004) dalam Ardana, dkk (2009) mengatakan motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individutertentu.
2. Teori Motivasi
Secara umum terdapat
beberapa teori terkenal yang
74
mencoba menjelaskan motivasi
dari perspektif kebutuhan yaitu:
1. Teori Hierarki kebutuhan dari AbrahamMaslow
2. ERG dari ClaytonAlderfer 3. Teori Tiga Kebutuhan dari
Atkinson danMcClelland.
4. Teori Dua Faktor dariHerzberg Berikut ini gambar yang
menunjukkan konsep motif dan
motivasi:
Gambar 1 Konsep Motif dan Motivasi
(Hasibuan 2008)
Keterangan:
1. Perangsang berbentuk materiil atau nonmaterial yang tercipta oleh internal (keinginan) maupun eksternal yang dilakukan olehmanajer.
2. Rangsangan yang mencipatkan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku seseorang(individu).
3. Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan bekerja seseorang(individu).
4. Kemauan bekerja menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasansesorang.
5. Kebutuhan dan kepuasan mendorong menciptakan perangsang selanjutnya dan seterusnya, jadi merupakansiklus.
2.1 Jenis-JenisMotivasi
Ada dua jenis
motivasi, yaitu motivasi
positif dan motivasi
negatif.(Hasibuan, 2010).
Dalam prakteknya, kedua
motivasi di atas sering
digunakan oleh suatu
perusahaan.penggunaannya
harus tepat dan seimbang
supaya dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan,
akan tetapi manajer harus
konsisten dan adil dalam
menerapkannya.
2.2 Faktor-Faktor yang
MempengaruhiMotivasi
Ardana dkk (2009) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain, Karakteristik individu , Faktor-faktor pekerjaan, Faktor lingkunganpekerjaan, Faktor dalam pekerjaan
Motivasi sebagai
Pemenuhan kebutuhan
Perangsang materiil &
non materiil oleh internal
& eksternal
Rangsangan keinginan & perilaku individu manusia
Dan kemauan bekerja
75
proses psikologis dalam diri
seseorang akan dipengaruhi
oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi
tersebut dibedakan atas:
(Hasibuan, 2003)
a. Faktor Ekstern (yang berasal dari luar diri karyawan)
b. Faktor Intern (yang berasal dari dalam diri karyawan)
2.3 Tujuan
PemberianMotivasi
Adapun tujuan pemberian motivasi menurut Hasibuan (2006) antara lain adalah: a. Mendorong gairah dan
semangat kerja karyawan
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan organisasi
e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
f. Mengefektifkan pengadaan karyawan
g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan
karyawan j. Mempertinggi rasa
tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
k. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
2.4 MetodeMotivasi
Menurut Hasibuan (2003) ada dua metode motivasi yaitu metode langsung (DirectMotivation) dan motivasi tidak langsung (IndirectMotivation)
2.5 ProsesMotivasi
Motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang mengarahkan perilaku. Adapun proses motivasi antara lain adanya Tujuan, Mengetahui kepentingan, Komunikasi Efektif, Integrasi Tujuan, Fasilitas, dan TeamWork
Manajemen harus membentuk team work yang terkoordinasi dengan baik agar dapat mencapai tujuan perusahaan. (Hasibuan,2008)
3. Kemampuan
Kemampuan merujuk ke
kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas
dalam pekerjaan tertentu
(Robbins, 2006).
Kemampuan adalah faktor
penting dalam meningkatkan
76
produktifitas kerja, kemampuan
berhubungan dengan pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan
(skill) yang dimiliki oleh
seseorang.Semakin tinggi
kemampuan seorang karyawan
dalam bekerja maka semakin
tinggi pula kinerjanya.
Selanjutnya menurut
Winardi (2004) sebuah
kemampuan (Ability) merupakan
sebuah sifat (yang melekat pada
manusia atau yang dipelajari)
yang memungkinkan seseorang
melaksanakan suatu tindakan atau
pekerjaan mental atau fisikal.
Robbins dalam Ardana,
dkk (2009) menyatakan
kemampuan adalah suatu
kapasitas yang dimiliki seorang
individu untuk mengerjakan
berbagai tugas suatu pekerjaan.
3.1. Jenis-JenisKemampuan
Ada dua jenis kemampuan,
yaitu:
1. Kemampuan intelektual Kemampuan yang
diperlukan untuk
melakukan atau
menjalankan kegiatan
mental. Robbins (2001)
dalam Ardana, dkk
(2009) mencatat 7 (tujuh)
dimensi yang membentuk
kemampuan intelektual
yakni, Kecerdasan
numeric, Pemahaman
verbal, Kecepatan
perceptual, Penalaran
induktif, Penalaran
deduktif, Visualisasi
ruang, Ingatan.
2. Kemampuan fisik Kemampuan fisik
merupakan kemampuan
untuk melakukan tugas-
tugas yang menuntut
daya stamina, kecekatan
dan keterampilan.
Adapun kemampuan fisik
meliputi, Kekuatan
dinamis, Keluwesan
ekstensi, Koordinasi
tubuh, Keseimbangan
tubuh, Stamina,
(Sigit:2003).
Seluruh
kemampuan seorang
individu pada hakikatnya
tersusun dari tiga faktor,
yaitu kemampuan
intelektual, kemampuan
fisik, dan kemampuan
spiritual.(Rivai, 2010)
3.2 Faktor yang
Mempengaruhi Kemampuan
Adapun faktor yang
mempengaruhi
kemampuan tenaga kerja
antara lain yaitu
Pendidikan dan Pelatihan
serta Gizi danKesehatan
(Nitisemito, 2005)
4. Kinerja
Kinerja berasal dari
pengertian performance, diartikan
sebagai hasil keja atau prestasi
kenerja. Kinerja mempunyai
makna yang luas, bukan hanya
hasil kerja, tetapi termasuk
bagaimana proses pekerjaan
berlangsung (implementasi dari
rencana yang telah disusun) untuk
mencapai suatu tujuan organisasi.
Kinerja adalah tentang melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai
dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tentang apa yang
dikerjakan dan bagaimana cara
mengerjakannya. Menurut
Armstrong dan Baron, yang
dikutip oleh Wibowo dalam buku
manajemen kinerja, kinerja
77
merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat
dengan tujuan strategis
organisasi, kepuasan konsumen,
dan memberikan kontribusi
ekonomi. (Wibowo, 2012)
Salah satu pengertian
yang menyatukan kinerja dan
prestasi kerja dikemukakan oleh
Mangkunegara (2005) yakni :
“Kinerja karyawan (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikankepadanya”.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa kinerja adalah hasil kerja
baik secara kualitas maupun
kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya dalam
waktu tertentu.
4.1 PenilaianKinerja
Evaluasi atau
penilaian prestasi
karyawan yang
dikemukakan Leon C.
Menggison dalam
Mangkunegara (2005)
adalah sebagai
berikut:”Penilaian prestasi
kerja (performance
appraisal) adalah suatu
proses yang digunakan
pimpinanuntuk
menentukan apakah
seorang karyawan
melakukan pekerjaannya
sesuai dengantugas dan
tanggung jawabnya”
Selanjutnya
Andrew E. Sikula yang di
kutip Mangkunegara
(2005) mengemukakan
bahwa “Penilaian
karyawan merupakan
evaluasi yang sistemis dari
pekerjaan karyawan dan
potensi yang dapat
dikembangkan. Penilaian
dalam proses penafsiran
atau penentuan nilai,
kualitas atau status dari
beberapa obyek orang
ataupun sesuatu (barang)”.
Sulistiyani dan
Rosidah (2009)
mengungkapkan bahwa
manfaat dari penilaian
kinerja bagi organisasi
adalah:
1. Penyesuaian-penyesuaiankompensasi
2. Perbaikankinerja 3. Kebutuhan latihan
danpengembangan 4. Pengambilan
keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenagakerja
5. Untuk kepentingan penelitiankekaryawanan
6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desainkaryawan.
Informasi penilaian
kinerja tersebut oleh
pimpinan dapat dipakai
untuk mengelola kinerja
karyawannya, dan
mengungkapkan
kelemahan kinerja
karyawan sehingga
manajer dapat menentukan
tujuan maupun peringkat
target yang harus
78
diperbaiki.Tersedianya
informasi mengenai
kinerja karyawan, sangat
membantu pimpinan
dalam mengambil langkah
perbaikan program-
program untuk karyawan
yang telah dibuat, maupun
program-program
organisasi secara
menyeluruh.
4.2 Tujuan dan Manfaat
Program Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja
menurut Ahmad S. Ruky
dalam Mangkunegara
(2005) adalah Suatu
bentuk usaha kegiatan atau
program yang diprakarsai
dan dilaksanakan oleh
pimpinan organisasi atau
perusahaan untuk
mengarahkan dan
mengendalikan prestasi
karyawan.
Robert Bacal
dalam
Mangkunegara(2005)
mendefinisikan bahwa :
“Manajemen kinerja
adalah suatu proses
komunikasi yang terus
menerus, dilakukan dalam
kerangka kerja sama
antara seseorang karyawan
dan atasannya langsung,
yang melibatkan
penetapan pengharapan
dan pengertian tentang
fungsi kerja karyawan
yang paling dasar,
bagaimana pekerjaan
karyawan memberikan
konstribusi pada sasaran
organisasi, makna dalam
arti konkrit untuk
melakukan pekerjaan
dengan baik, bagaimana
prestasi kerja akan diukur,
rintangan yang
mengganggu kinerja dan
cara untuk meminimalkan
atau melenyapkan ”.
Manajemen kinerja
merupakan proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan dan
pengendalian terhadap
pencapaian kinerja dan
dikomunikasiakan secara
terus menerus oleh
pimpinan kepada
karyawan, antara
karyawan dengan
atasannya langsung.
(Mangkunegara, 2005)
Bagi Pimpinan dan
Manajer, tujuan
pelaksanaan manajemen
kinerja adalah:
a. Mengurangi keterlibatan dalam semua hal.
b. Menghemat waktu, karena para karyawan dapat mengambil berbagai keputusan sendiri dengan memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang benar.
c. Adanya kesatuan pendapat dan mengurangi kesalahpahaman diantara karyawan tentang siapa yang mengerjakan dan siapa yang bertanggung jawab.
79
d. Mengurangi frekuensi situasi dimana atasan tidak memiliki informasi pada saat dibutuhkan.
e. Karyawan mampu memperbaiki kesalahannya dan mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya kesalahan ataupun inefisiensi.
Adapun bagi para
karyawan, tujuan
pelaksanaan manajemen
kinerjaadalah:
a. Membantu para karyawan untuk mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan dan mengapa hal tersebut harus dikerjakan serta memberikan kewenangan dalam mengambilkeputusan.
b. Memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan keahlian dan kemampuanbaru.
c. Mengenali rintangan-rintangan peningkatan kinerja dan kebutuhan sumber daya yangmemadai.
d. Karyawan memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaan dan tanggung jawab kerja mereka. (Mangkunegara2005)
Tinggi rendahnya kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menentukan didalam kinerja karyawan yaitu Keterampilan atau pengalaman, Pendidikan, dan Umur (Hasibuan, 2005)
PenelitianTerdahulu
Penelitian yang dilakukan
oleh Dessy Astarina, Universitas
Riau 2011 dengan judul “Pengaruh
Kepemimpinan dan Motivasi
terhadap Kinerja Karyawan pada
Koperasi di Kecamatan Rengat
Kabupaten Indragiri Hulu”.Dari
hasil penelitian, berdasarkan hasil uji
F, kepemimpinan dan motivasi
secara bersama–sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan
pada Koperasi di kecamatan Rengat
Kabupaten Indragiri
Hulu.Berdasarkan hasil uji t, secara
parsial Kepemimpinan dan Motivasi
secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan
pada Koperasi di Kecamatan Rengat
kabupaten Indragiri Hulu. Besarnya
pengaruh kepemimpinan dan
Motivasi mempengaruhi kinerja
karyawansebesar 42.7 % sedangkan
sisanya faktor lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan
oleh Kiki Amelia, Universitas Riau
2011 dengan judul “Pengaruh
Pengembangan Karir, Kemampuan
dan Komunikasi terhadap Kinerja
Karyawan pada Hotel Grand Zuri
Pekanbaru”.Berdasarkan hasil
penelitian menunujukkan bahwa
pengembangan karir, kemampuan
dan komunikasi secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.Dari ketiga variabel
tersebut dapat dilihat ada pengaruh
80
yang signifikan antara
pengembangan karir, kemampuan
dan komunikasi terhadap kinerja dan
faktor yang paling dominan
mempengaruhi kinerjaadalah
pengembangan karir. Nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar
0,768atausebesar 76,8%, sedangkan
sisanya 23,2% lagi dapat
diterangkan oleh variabel lain yang
tidak diteliti pada penelitian ini
Penelitian yang dilakukan
Syilviana, Universitas Riau 2012
dengan judul “Pengaruh
Kemampuan Kerja dan Kepuasan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan
PT. Adhi karya (Persero) Tbk
Pekanbaru.Hasilnya variabel
kemampuan kerja dan kepuasan
kerja secara parsial berpengaruh
positif terhadap variabel kinerja
karyawan PT. Adhi Karya (Persero)
Tbk Pekanbaru.Variabel yang paling
dominan mempengaruhi kinerja
adalah kepuasan kerja karena dengan
pemberian kesempatan promosi,
pemberian insentif yang sesuai
dengan pekerjaan karyawan dan
perusahaan yang memiliki dedikasi
tinggi di masyarakat dapat memicu
semangat karyawan untuk
mendapatkan kinerja yang baik.
Kerangka Berpikir
Kinerja merupakan hasil hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Oleh karena itu, supaya kinerja
karyawan itu bisa meningkat maka
perusahaan juga harus
memperhatikan tentang motivasi
seperti apa yang dibutuhkan oleh
karyawan serta kemampuan apa yang
harus dipelajari atau ditingkatkan
oleh karyawan. Karena motivasi dan
kemampuan mempengaruhi kinerja
karyawan.
Motivasi terbentuk dari sikap
(attitude) karyawan dalam
menghadapai situasi kerja di
perusahaan (situation).Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk mencapai
tujuan organisasi perusahaan.sikap
mental karyawan yang pro dan
positif terhadap situasi kerja itulah
yang memperkuat motivasi kerjanya
untuk mencapai kinerja maksimal.
Kemampuan adalah
kesanggupan dan kecakapan
seseorang untuk beraktifitas di dalam
suatu organisasi atau perusahaan
untuk menjalankan tugas yang
diberikan kepadanya.
Berpijak pada pemikiran di
atas maka dapat digambarkan sebuah
kerangka penelitian sebagai berikut:
Gambar 2
Kerangka Penelitian
Motivas
i
(X1) Kinerja
(Y
) Kemampuan
(X2)
81
Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan
pada PT. Cheil Jedang Superfeed
Cikande Serang yang beralamat di
jalan Jalan Lanud Gorda, Desa
Julang, Kec. Cikande, Kab.
Serang, Banten Cikande Serang.
Dan yang menjadi objek penelitian
yaitu pimpinan dan seluruh
karyawan dari Bag.ProduksiPT.
Cheil Jedang Superfeed Cikande
Serang.Waktu penelitian yang
penulis lakukan yaitu pada bulan
April 2017 sampai bulan
Nopember 2017.
2. Populasi dan sampel
Mengingat populasi
Bag.Produksidi PT. Cheil Jedang
Superfeed Cikande Serang
jumlahnya diatas 100 yaitu 33
orang (18%), maka yang dijadikan
responden dalam penelitian ini
adalah pimpinan dan seluruh
karyawan Bag. Produksipada PT.
Cheil Jedang Superfeed Cikande
Serang
a. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
Variabel terikat (Y) adalah
Kinerjakaryawan sedangkan
Variabel bebas (X) adalah
Motivasi (X1) dan
Kemampuan (X2)
3. Teknik Pengumpulan Data.
Untuk mengumpulkan data
informasi yang diperlukan dalam
penelitian ini, teknik yang
digunakan penulis anatara lain
Wawancara (Interview), Kuesioner
4. Analisis Data
Dalam menganalisis data,
penulis menggunakan analisa data
deskriptif kuantitatif,
yaitu suatu cara
menjelaskan hasil
penelitian yang ada
denganmenggunakan
rumus matematis dan
menghubungkannya
dengan teori-teori yang
ada, kemudian ditarik
kesimpulan.
Untuk
mempengaruhi
besarnya pengaruh dari
faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja
karyawan
Bag.Produksipada PT. Cheil
Jedang Superfeed digunakan
rumus regresi linear berganda
sebagai berikut:
Variabel Indikator Skala
a. Kedisiplinan karyawan dalam menyelesaikan tugas
dan menaati peraturan yangada
b. Penyelesaian tugas sesuai target
c. Kemampuan dalam menciptakan hal-halbaru
d. Kemampuan bekerjasama
e. Ketelitian dalam bekerja. Likert
(Mangkunegara, 2005:19)
a. Physicalneeds
b. Safety and securityneeds
c. Social/belongingnessneeds Likert
d. Esteemneeds
e. Self-actualizationneeds
Maslow dalam
Mangkuenegara (2005: 64)
a. Memahami dan menguasai fungsi teknis
dalambertugas.
b. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan
c. Mampu berinteraksi serta mengelola informasi
mengenai masalah danpemecahannya.
d. Penyelesaian tugas dengan cepat dan tepat dan
berkoordinasi dengan karyawanlain.
e. Menjunjung tinggi asas kepuasan serta
kenyamanan kerja. (Rivai, 2003:225-228)
Kinerja (Y) adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. (Mangkunegara, 2005:9)
Motivasi (X1) terbentuk dari sikap (attitude )
karyawan dalam menghadapai situasi kerja di
perusahaan (situation ). (Mangkunegara,
2005:61)
Kemampuan (X2) merujuk ke kapasitas
individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam pekerjaan tertentu (Robbins, 2006:52).
Tabel 1
Defenisi Operasinal Variabel Penelitian
82
Pengukuran variabel-
variabel yang terdapat dalam
model analisis penelitian ini
bersumber dari jawaban atas
pertanyaan yang terdapat dalam
angket (kuisioner).Karena semua
jawaban tersebut bersifat kualitatif
sehingga dalam analisa sifat
kualitatif tersebut diberi nilai agar
menjadi data kuantitatif.Penentuan
nilai jawaban untuk setiap
pertanyaan digunakan metode
Skala Likert. Pembobotan sekala 5
setiap pertanyaannya
Agar dapat mengambil
kesimpulan dan sejauh mana
pengaruh variabel independen
terhadap dependen, maka terlebih
dahulu penulis akan menggunakan
metode deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan beberapa
uji-uji antara lain:
1. Uji Kualitas Data
Untuk menentukan batas-
batas kebenaran ketepatan alat
ukur (kuisioner) suatu indikator
variabel penelitian dapat dilakukan
sebagaiberikut:
a. Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk
mengetahui apabila ada
pertanyaan-pertanyaan pada
kuisioner yang harus dibuang
atau diganti karena dianggap
tidak relevan.(Ghozali, 2006)
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan
dalam sebuah penelitian
dengan maksud untuk
mengetahui seberapa besar
tingkat keabsahan sehingga
dapat menghasilkan data yang
benar-benar sesuai dengan
kenyataan dan dapat
digunakan berkali-kali pada
waktu yang berbeda,
pengujian ini menggunakan
metode alpha.(Ghozali, 2006)
c. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan
dengan mengamati histogram
atas nilai residual dan grafik
normal probability plot.
Deteksi dengan menilai
penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dan grafik
2. Uji Asumsi Klasik
Agar model persamaan
tersebut dapat diterima secara
ekonometrik, maka harus
memenuhi asumsi klasik, yaitu
bebas dari autokorelasi,
heteroskedastisitas dan
multikolinearitas.
a. Pengujian autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk
menujukkan ada tidaknya gejala
korelasi serial yaitu kondisi
yang terdapat ketika residu
tidak independen satu sama lain.
Secara sederhana, gejala ada
atau tidaknya autokorelasi dapat
dilihat dengan tes statistik
Durbin-Watson.(Ghozali, 2006)
b. Pengujian Heteroskedastisitas
Tujuannya adalah untuk
menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians
dari residual dari 1 pengamatan
ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola pada
grafik dimana sumbu Y adalah
Y yang telah diprediksikan dan
sumbu X adalah residual (Y
prediksi- Y sesungguhnya),
(Ghozali, 2006).
83
c. Pengujian Multikolinearitas
Uji ini dilakukan untuk
menunjukkan ada tidaknya
korelasi yang besar diantara
variabel bebas.Untuk
mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolinearitas didapat
dengan uji Collinearitas
Statistik.Menurut Ghozali
(2006) dalam melakukan uji
multikolinearitas harus
diketahui terlebih dahulu
Variance Inflaftion Factor
(VIF).
Selanjutnya untuk memudahkan
dalam analisis data pada
pembahasan penelitian ini maka
dalam pengolahan dari data
analisis digunakan paket
program komputer yaitu SPSS
(Statistical Package for Social
Science) Versi 16.0.
d. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2)
adalah sebuah koefisien yang
menunjukkan persentase
pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel
dependen. Persentase tersebut
menunjukkan seberapa besar
variabel independen dapat
menjelaskan variabel
dependennya. Semakin besar
koefisien determinasinya,
semakin baik variabel dependen
dalam menjelaskan variabel
independennya.
e. Uji t
Untuk menunjukkan apakah
masing-masing variabel
berpengaruh terhadap variabel
tak bebas. Uji F
PEMBAHASAN
Deskripsi Penelitian
Karakteristik Responden
Untuk mengetahui adanya
pengaruh motivasi dan kemampuan
terhadap kinerja karyawan pada PT.
Cheil Jedang Superfeed Cikande
Serang, penulis mengumpulkan data
dengan memberikan kuisioner kepada
pimpinan dan seluruh karyawan pada
Bag.ProduksiPT. Cheil Jedang
Superfeed Cikande Serang yang
berjumlah 33 orang.
Berikut ini akan dijabarkan
karakteristik reponden berdasarkan
umur, jenis kelamin dan tingkat
pendidikannya.
No Umur n %
1 20-29 tahun 24 72,73
2 30-39 tahun 7 21,21
3 40-49 tahun 2 6,06
Total 33 100
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 2
Responden Berdasarkan Umur
Dari tabel dapat diketahui
bahwa dari 33 responden ternyata yang
berumur 20-29 tahun sebanyak 24
orang (72,73 %), berumur antara 30-39
tahun sebanyak7 orang (21,21%), dan
berumur antara 40-49 tahun sebanyak 2
orang (6,06%). Hal ini menunjukkan
bahwa responden yang berumur 20-29
tahun merupakan jumlah responden
yang paling banyak, sedangkan
responden yang berumur 40-49
merupakan jumlah responden yang
paling sedikit.
No Jenis Kelamin N %
1 Laki-laki 20 60,6
2 Perempuan 13 39,4
Total 33 100
Tabel 3
Sumber : Data Primer yang diolah
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari tabel dapat diketahui
bahwa dari 33 orang responden
ternyata yang berjenis kelamin laki-laki
84
sebanyak 20 orang (60,60%) dan
responden yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 13 orang
(39,40%).
No Pendidikan n %
1 SLTA/Sederajat 1 3,03
2 D1 23 69,7
3 D2 0 0
4 D3 4 12,12
5 S1 5 15,15
6 S2 0 0
Total 33 100
Sumber : Data Primer yang diolah
Tabel 4
Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dari tabel dapat diketahui
bahwa dari 33 reponden yang
mempunyai latarbelakang pendidikan
SLTA/Sederajat hanya 1 orang
(3,03%), dari D1 sebanyak 23 orang
(69,7%), dari D3 sebanyak 4 orang
(12,12%) dan dari S1 sebanyak 5 orang
(15,15%). Hal ini menunjukkan bahwa
responden dengan tingkat pendidikan
D1 merupakan responden yang paling
banyak yaitu sebanyak23 orang
(69,7%) dan responden dengan tingkat
pendidikan SLTA/Sederajat merupakan
responden yang paling sedikit yaitu
hanya 1 orang (3,03%).
1. Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari
motivasi dan kemapuan sebagai
variabel bebas dan kinerja
karyawan sebagai variabel
terikat.
1.1 Motivasi
Motivasi diartikan
sebagai alat pembangkit,
penguat dan penggerak
seseorang karyawan yang
diarahkan untuk mencapai
tujuan dan hasil. Berikut ini
adalah distribusi tanggapan
responden terhadap
pernyataan yang diajukan
mengenai motivasi pada
Bag.Produksi PT. Cheil
Jedang Superfeed Cikande
Serang.
85
SS S KS TS STS
15 18 0 0 0 33
45,50% 54,50% 0 0 0,00% 100%
15 18 0 0 0 33
2
45,50% 54,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
3
48,5& 51,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
16 17 0 0 0 33
4
48,50% 51,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
14 19 0 0 0 33
5 42,40% 57,60% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
12 21 0 0 0 33
6
36,40% 63,60% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
11 22 0 0 0 33
7 33,3 66,7 0,00% 0,00% 0,00% 100%
11 22 0 0 0 33
8 33,3 66,7 0,00% 0,00% 0,00% 100%
15 18 0 0 0 33
9 45,50% 54,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
16 17 0 0 0 33
10 48,50% 51,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
Jumlah 141 189 0 0 0 330
Rata-rata 14,1 18,9 0 5 0 33
Persentase 42,74% 57,26% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
Sumber : Data Olahan, 2017
Jumlah
bonus dan insentif yang saudara terima
selama ini sudah memenuhi kebutuhan
saudara sehari-hari
0 0
No Motivasi Tanggapan
Saudara merasa bangga dan senang karena
keberhasilan saudara dalam bekerja
Saudara merasa senang/puas diberi
kesempatan mengembangkandiri
Distribusi tanggapan responden tentang motivasi (Mangkunegara)
pada Bag. ProduksiPT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang.
Tabel 5
Menurut perusahaan upah yang saudara
terima selama ini sudah memenuhi
kebutuhan saudara sehari-hari
1
33
Perusahaan tempat saudara bekerja saat ini
akan mengasuransikan seluruh
karyawannya
Sesama karyawan harus saling tolong
menolong apabila ada yang mengalami
kesulitan dalampekerjaanSeharusnya atasan saudara mengunjungi
karyawan apabila ada karyawan yang
mengalami musibah
Perusahaan memberikan promosi bagi
karyawan yang berprestasi
Perusahaan memberikan hukuman
(punishment ) bagi karyawan yang malas
bekerja
Perusahaan tempat saudara bekerja saat ini
akan memberikan dana pensiun atau
pesangon apabila saudara sudah tak lagi
bekerja
16 17 0
1.2. Kemampuan
Kemampuan
merujuk ke kapasitas
individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam
pekerjaan tertentu
(Robbins,
2006:52).Kemampuan
adalah faktor penting dalam
meningkatkan produktifitas
kerja, kemampuan
berhubungan dengan
pengetahuan (knowledge)
dan keterampilan (skill)
yang dimiliki
olehseseorang. Berikut ini
adalah distribusi tanggapan
responden untuk setiap
pernyataan yang diajukan
mengenai kemampuan pada
Bag.Produksi PT. Cheil
Jedang Superfeed Cikande
Serang.
86
SS S KS TS STS
20 13 0 0 0 33
1 60,60% 39,40% 0 0 0,00% 100%
2
60,60% 39,40% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
23 10 0 0 0 33
3 69,70% 30,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
23 10 0 0 0 33
4
69,70% 30,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
22 11 0 0 0 33
5 66,70% 33,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
6
69,70% 30,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
19 14 0 0 0 33
7 57,60% 42,40% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
20 13 0 0 0 33
8 60,6 39,4 0,00% 0,00% 0,00% 100%
20 13 0 0 0 33
9
60,60% 39,40% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
22 11 0 0 0 33
10 66,70% 33,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
Jumlah 212 118 0 0 0 330
Rata-rata 21,2 11,8 0 5 0 33
Persentase 64,25% 35,75% 0,00% 0,00% 0,00% 100%
Sumber : Data Olahan, 2017
Tabel 6
Distribusi tanggapan responden tentang kemampuan (Rivai)
pada Bag. ProduksiPT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Seran
No Kemampuan Tanggapan Jumlah
Perusahaan akan meletakkan
saudara pada pekerjaan yang
sesuai dengan keahlian saudara
Saudara dituntut selalu
melakukan yang terbaik dalam
tanggungjawab pekerjaan
0 33
Perusahaan mengharuskan
saudara selalu meningkatkan
pendidikan dan pelatihan
Sebaiknya saudara selalu
meningkatkan pengetahuan yang
ada hubungannya dengan skill
laboran
Perusahaan menginginkan
saudara mempunyai kemampuan
dalamberinteraksi
Sebaiknya saudara mempunyai
kemampuan dalam mengelola
informasi mengenai masalah
yang terjadi dan mencari cara
pemecahannya
23 10 0 0
Perusahaan mengharuskan
saudara mampu menguasai
teknis yang ada dalam
perusahaan dalam
melaksanakantugas
20 13 0 0
0 33
Perusahaan menuntut saudara
mampu menyelesaikan tugas
dengan cepat dan tepat
Sebaiknya saudara mampu
berkoordinasi dengan karyawan
lain dalam bekerja
Dalam bekerja, seharusnya
saudara selalu menjunjung tinggi
asas kepuasan user
1.3 KinerjaKaryawan
Kinerja adalah suatu
keadaan yang menunjukkan
kemampuan seseorang
karyawan dalam
menjalankan tugas sesuai
dengan standar yang
ditetapkan oleh organisasi
kepada karyawan sesuai
dengan job description-
nya.(Siagian, 2006).
Berikut ini adalah
distribusi tanggapan
responden untuk setiap
tanggapan yang diajukan
mengenai kinerja pada
Bag.ProduksiPT. Cheil
Jedang Superfeed Cikande
Serang. Dengan mengetahui
distribusi tanggapan
tersebut, maka akan dapat
diperoleh hasil mengenai
tanggapan responden
terhadap hal yang diteliti.
87
SS S KS
20 13 0
60,60% 39,40% 0
20 13 0
60,60% 39,40% 0,00%
22 11 0
66,70% 33,30% 0,00%
21 12 0
63,60% 36,40% 0,00%
Sebaiknya saudara memiliki kemampuan dalam menciptakan
hal-hal baru dalam mensukseskan pekerjaan saudara
21 12 0
63,60% 36,40% 0,00%
23 10 0
69,70% 30,30% 0,00%
20 13 0
60,60% 39,40% 0,00%
21 12 0
63,60% 36,40% 0,00%
21 12 0
63,60% 36,40% 0,00%
21 12 0
63,60% 36,40% 0,00%
Jumlah 210 120 0
Rata-rata 21 12 0
Persentase 64,16% 36,38% 0,00%
Sumber : Data Olahan, 2017
Saudara dituntut untuk selalu teliti dalam menyelesaikan
pekerjaan
Saudara diminta selalu mengevaluasi hasil pekerjaan saudara
Tabel 7
Sebagai seorang karyawan saudara harus menyelesaikan tugas
yang diberikan sesuai dengan target yang ditetapkan
4 Saudara selalu bisa mencapai target yang telah ditetapkan
No Kinerja Tanggapan
10
9
8
7
6
Distribusi tanggapan responden tentang Kinerja (Mangkunegara) karyawan
pada Bag. Produksi PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang
Saudara harus selalu meningkatkan kemampuan dalam
menciptakan hal-hal baru untuk menunjang pekerjaan saudara
Saudara memiliki kemampuan bekerjasama dengan karyawan
lain dalam mengerjakan tugas yang diberikan
Saudara memiliki kemampuan bekerjasama dengan karyawan
lain dalam mengerjakan tugas yang diberikan
5
3
2
1 Sebagai seorang karyawan saudara selalu diminta untuk
disiplin dalam menyelesaikan tugas
Saudara selalu dituntut menaati peraturan-peraturan yang
ditetapkanperusahaan
Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
No. Butir
pernyataan
r hitung r tabel Kritik Pengujian Keterang
an
1 0,773 0,344 r hitung > r tabel Valid
2 0,773 0,344 r hitung > r tabel Valid
3 0,764 0,344 r hitung > r tabel Valid
4 0,764 0,344 r hitung > r tabel Valid
5 0,748 0,344 r hitung > r tabel Valid
6 0,728 0,344 r hitung > r tabel Valid
7 0,754 0,344 r hitung > r tabel Valid
8 0,754 0,344 r hitung > r tabel Valid
9 0,679 0,344 r hitung > r tabel Valid
10 0,707 0,344 r hitung > r tabel Valid
Sumber : Data Hasil Penelitian
Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Motivasi
Tabel 8
No. Butir
pernyataan
r hitung r tabel Kritik
Pengujian
keterangan
1 0,607 0,344 r hitung > r tabel Valid
2 0,607 0,344 r hitung > r tabel Valid
3 0,707 0,344 r hitung > r tabel Valid
4 0,659 0,344 r hitung > r tabel Valid
5 0,644 0,344 r hitung > r tabel Valid
6 0,707 0,344 r hitung > r tabel Valid
7 0,561 0,344 r hitung > r tabel Valid
8 0,518 0,344 r hitung > r tabel Valid
9 0,584 0,344 r hitung > r tabel Valid
10 0,598 0,344 r hitung > r tabel Valid
Sumber : Data Hasil Penelitian
Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Kemampuan
Tabel 9
No. Butir
pernyataan
r hitung r tabel Kritik
Pengujian
keterangan
1 0,633 0,344 r hitung > r tabel
Valid
2 0,633 0,344 r hitung > r tabel
Valid
3 0,673 0,344 r hitung > r tabel
Valid
4 0,705 0,344 r hitung > r tabel
Valid
5 0,749 0,344 r hitung > r tabel
Valid
6 0,668 0,344 r hitung > r tabel
Valid
7 0,633 0,344 r hitung > r tabel
Valid
8 0,619 0,344 r hitung > r tabel
Valid
9 0,705 0,344 r hitung > r tabel
Valid
10 0,661 0,344 r hitung > r tabel
Valid
Sumber : Data Hasil Penelitian
Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Kinerja Karyawan
Tabel 10
Dari tabel di atas dapat
diketahui besarnya koefisien
korelasi seluruh butir pernyatan
Motivasi, Kemampuan dan
Kinerja Karyawan.Dari
penghitungan tersebut
seluruhnya mempunyai r hitung
88
> r tabel (0,344) maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh
butir pernyataan Motivasi,
Kemampuan dan Kinerja
Karyawan yang ada pada
instrumen penelitian tersebut
layak digunakan sebagai
instrumen untuk mengukur data
penelitian.
2. Uji Reliabilitas Data
Adapaun hasil uji
reliabilitas dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
Variabel Nilai
Cronbach
Alpha
Cut of
Value
Keterangan
Motivasi 0,936 0,6 Reliabel
Kemampuan 0,885 0,6 Reliabel
Kinerja
Karyawan
0,908 0,6 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Hasil Uji Reliabilitas Variabel penelitian
Tabel 11
Berdasarkan tabel
tersebut dapat dilihat, koefisien
alpha untuk variabel motivasi
(X1) sebesar 0,936 (>0,6).
Variabel kemampuan (X2)
sebesar 0,885 (>0,6), dan
variabel kinerja karyawan
sebesar 0,908 (>0,6). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa
semua instrument penelitian
reliable karena nilai cronbach
alpha lebih besar dari nilai
koefisien alpha 0,6.memiliki
koefisien alpha
3. Uji AsumsiKlasik
3.1 Uji Normalitas Data
Deteksi normalitas dilihat
dengan menggunakan
grafik normal P-P Plot
ofRegression Standardized
Residual.Pada gambar
terlihat titik menyebar
disekitar garis diagonal,
serta penyebarannya
mengikuti arah garis
diagonal. Maka model
regresi memenuhi asumsi
normalitas seperti terlihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 3
Grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual
Sumber :Data Olahan, 2017
Berdasarkan gambar
normal P-P Plot diatas,
dapat dilihat bahwa data
berada disekitar garis
diagonal, jadi dapat
disimpulkan bahwa data
penelitian normal dan
layak untuk diuji.
89
3.2 Uji Multikolinearitas
Hasil uji
multikolinearitas
disimpulkan seperti pada
tabel berikut ini:
Tolerance VIF
1 (Constant)
MOTIVASI .737 1.357
KEMAMPUAN .737 1.357
Tabel 12
Coefficientsa
Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Model
Collinearity Statistics
Sumber: Data Primer yang diolah 2017
Hasil Uji Multikolinearitas
Pada tabel diatas
menunjukkan nilai
tolerance untuk variabel
motivasi adalah sebesar
0,737 dengan VIF sebesar
1,357.Dan nilai tolerance
untuk variabel
kemampuan 0,737
dengan VIF sebesar
1,357. Nilai semua
variabel menunjukkan
bahwa VIF < 5 yang
menyatakan terbebas dari
asumsi multikolinearitas,
dan dari nilai tolerance
terlihat bahwa semua
variabel > 0,1 yang
menyatakan bebas dari
asumsi multikolinearitas.
Kedua nilai dari VIF dan
nilai tolerance terbebas
dari asumsi
multikolinearitas maka
regresi dapat dilanjutkan.
3.3 Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi
Autokorelasi dapat
dilakukan dengan melihat
angka Durbin Watson.
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .749a .561 .532 .24664 1.607
a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN,MOTIVASI
b. Dependent Variable: KINERJAKARYAWAN
Sumber : Data Olahan, 2017
Model Summaryb
Tabel 13
Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .749a .561 .532 .24664 1.607
a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN,MOTIVASI
b. Dependent Variable: KINERJAKARYAWAN
Sumber : Data Olahan, 2017
Tabel 14
Model Summaryb
Hasil Uji Autokorelasi
Pada tabel diatas,
terlihat bahwa angka Durbin
Watson diantara -2 sampai+2
yaitu sebesar 1,607 yang
berarti terdapat autokorelasi
negatif antar variabel
independen. Dan dapat
disimpulkan bahwa regresi ini
baik karena tidak terjadi
autokorelasi.
3.4 Uji Heteroskedastisitas
90
Gambar 4
Diagram Scatterplot Kinerja Karyawan
Sumber :Data Olahan, 2017
Berdasarkan grafik di
atas, terlihat bahwa titik-titik
tidak membentuk pola
tertentu dan menyebar pada
sumbu Y. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa model
regresi dalam penelitian ini
tidak terdapat
heteroskedastisitas.
Analisis Penelitian
Tabel berikut ini akan
memperlihatkan hasil dari
perhitungan untuk analisis regresi.
Beta t Sig
Konstanta 0,596
Motivasi (X1) 0,397 3,122 0
Kemampuan (X2) 0,448 2,996 0,01
0,561
19,162
0
Sumber : Data olahan, 2017
Hasil Uji Regresi berganda
Tabel 15
Variabel
Independen
Kinerja Karyawan
R square F Hitung F
Sign
R= 0,749
Berdasarkan tabel di atas,
maka diperoleh persamaan regresi
yang dihasilkan adalah:Y = 0,596 +
0,397X1 + 0,448X2
Arti angka-angka dalam persamaan
regresi diatas:
1. Nilai konstanta (a) sebesar 0,596. Artinya adalah apabila Motivasi dan Kemampuan diasumsikan nol (0), maka Kinerja Karyawan bernilai0,596.
2. Nilai koefisien regresi variabel Motivasi sebesar 0,397. Artinya adalah bahwa setiap peningkatan Motivasi sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 0,397 dengan asumsi variabel laintetap.
3. Nilai koefisien regresi variabel Kemampuan sebesar 0,448. Artinya adalah bahwa setiap peningkatan Kemampuan sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 0,448 dengan asumsi variabel lain tetap. Berdasarkan uji signifikansi
simultan (F test), uji koefisien
determinasi (R2), uji signifikansi
parameter individual (t test).
Untuk menguji hipotesis
penelitian digunakan analisis
91
regresi berganda dengan bantuan
software SPSS (Statiscal Product
and Service Solution) versi16.0.
1. Uji Simultan (Uji F)
Diketahui F hitung
sebesar 19,162 dengan
signifikansi 0,000. F tabel
dapat dilihat pada tabel
F tabel = 30 ; 2 (F dengan
df1 = 2 dan df2 = 30 pada
level of significance 5 %)
didapat F tabel =3,316
Dari hasil dapat
diperoleh F hitung 9,162 > F
tabel 3,316 dan Pvalue 0,000
< α 0,05 yang berarti F
hitung > F tabel. Hal ini
berarti variabel independen
secara bersama-sama
mempunyai hubungan
dengan variabel dependen.
2. Uji t
Setelah diketahui
adanya pengaruh variabel-
variabel independen
terhadap variabel dependen
secara bersama-sama,
selanjutnya perlu diketahui
apakah semua variabel
independen secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian dengan
menggunakan uji t dapat
dilihat pada tabel
dibawahini:
Variabel Beta T hitung T tabel Sign
Motivasi (X1) 0,397 3,112 2,042 0,004
Kemampuan
(X2)
0,448 2,996 2,042 0.005
Sumber: Data olahan SPSS versi 16
Tabel 16
Hasil Analisis Regresi Uji Parsial
Besarnya t hitung
dapat dilihat dari tabel diatas
dan t tabel sebesar 2,042.
Dari tabel diatas, diperoleh
hasil pengujian parsial
variabel bebas sebagai
berikut:
1. Motivasi. Diketahui t hitung (3,112) > t tabel (2,042) dan Sig. (0,004) < 0,05. Artinya variabel
Motivasi berpengaruh
signifikan terhadap
Kinerja Karyawan.
2. Kemampuan. Diketahui t hitung (2,996) > t tabel (2,042) dan Sig. (0,005) < 0,05. Artinya variabel Kemampuan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
3. Diketahui bahwa Motivasi berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan.
4. Diketahui variabel
motivasi dan
kemampuan
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan
Dimana F hitung 9,162
> F tabel 3,316 dan P
value 0,000 < α0,05
yang berarti F hitung >
Ftabel
3. Koefisen Determinasi
Berdasarkan
perhitungan nilai R sebesar
0,749, berarti hubungan
keeratan secara bersama-
sama antara variabel
dependen dan variabel
independen cukup kuat
karena R > 0,5. Nilai R2
(koefisien determinasi)
sebesar 0,561 artinya 56,1%
kinerja karyawan
dipengaruhi oleh faktor
motivasi dan kemampuan,
92
sedangkan sisanya 43,9%
dipengaruhi oleh sebab-
sebab yang lain yang tidak
diteliti pada penelitian ini.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji t (parsial), variabel motivasi (X1) nilai thitung > t tabel 3,112 > 2,042 dan sig. 0,004 < 0,05. Variabel kemampuan (X2) nilai t hitung > t tabel 2,996 > 2,042 dan sig. 0,005 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kedua variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan.
2. Berdasarkan perhitungan uji koefisien korelasi ganda diketahui nilai R sebesar 0,749. Artinya bahwa korelasi ganda antara varibel independen (motivasi dan kemampuan) dengan variabel dependen (kinerja karyawan) memliki hubungan yang kuat.
Koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,561 artinya adalah
bahwa sumbangan pengaruh
variabel independen (motivasi
dan kemampuan) terhadap
variabel dependen (kinerja
karyawan) adalah sebesar 56,1%,
sedangkan sisanya sebesar 43,9
% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.
3. Variabel X1 (motivasi) dan variabel X2 (kemampuan) secara bersama-sama atau
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Bagian Produksi PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang. Hal ini dapat dilihat dari hasil F hitung > F
tabel (19,162 > 3,316) dan
tingkat si. 0,000 < 0,05. Jadi tidak hanya motivasi dan
kemampuan saja yang
mempengaruhi kinerja karyawan
pada Bagian Produksi PT. Cheil
Jedang Superfeed Cikande Serang,
karena motivasi dan kemampuan
hanya memberi pengaruh sebesar
56,1 % dan sisanya 43,9 %
dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dimasukkan dalam penelitian
ini.
93
DAFTAR PUSTAKA
Adler, Nancy J, (1992), International Dimension of Organizational Behavior, Wadswot Publishing Co. Belmont, California
Applebaum, H Steven, Heather Ayre and Barbara T Shapiro, (2001), “Career Management in Information Technology: A Case Study,” Career Development International 7/3, 142-158
Armstrong, Michael, 1993, Hand Book of Personnel Management Practice, Kopan Page Ltd, London
Augusty Ferdinand, (2000), “ Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan Stratejik “, Research Paper Series, No.1,p.1-55
Augusty Ferdinand, (2000),“Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen : Aplikasi Model-model rumit dalam Penelitian untu ktesis S-2 dan disertasi S-3”, Badan Penerbitan SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
Blau, B.A and Boal, B.K, 1987, “Conceptualizing How Job Involvement and Organizational Commitment Affect Turnover and Absenteism,” Academy of Management Review, 12, 288-302
Brower, Michael J., 1995, “Empowering Teams: what, why, and how”, Empowerment in Organizations”, MCB University Press, Vol.2, p.13-25
Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom, Brooks C, 2002, “The Influence of Motivation to Attend, Ability to Atend, and Organizational Commitment on Different Types of Absence Behaviours,” Journal of Managerial Issues, Summer, 2002, p:181-197
Chalagalla, Goutam N and Tasadaduq A Shervani (1996), “Learning and Leadership of Salespeople: The Role of Supervisors, Journal of Marketing Research, Vol XXXV, May, 267-274
Cianni, Mary, dan Donna Wnuck, (1997), “ Individual Growth and Team Enhancement: Moving Toward a New Model of Career Development,” Academy of Management Excecutive, Vol 11, No.1, 1997
Cooke, Ernest, F, 1999, “Control and Motivation in Sales Management Through The Compensation,” Journal of Marketing Theory and Practice, 1999
Cooper, D.R and Emory, C.W, (1995), Bussiness Research Methods, Fifth Edition, USA: Richard D. Irwin, Inc.
Dessler, Gary, 1986, Manajemen Personalia: Teknik dan Konsep Modern, Terjemahan, EdisiKetiga, Penerbit Erlangga, Provinsi Banten
Emil Salim, 1996. Aspek Sikap Mental dalam MSDM, Ghalia Indonesia, Jakarta
E. Mulyasa, 2004, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
94
Fuad Mas’ud, 2004, Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi), Badan Penerbit SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI.
Gibson, James L et al, 1988, Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Keempat, Terjemahan, Erlangga, Provinsi Banten
Glen, Paul, 2003, “Job Satisfaction is Highly Overrated?,” Computerworld, Vol.37, November, 2003, p:42
Guildford, J.P. (1956). Fundamental Statistic in Psychology and Education. (p.145). New York: McGraw Hill.
Gujarati, Damodar N, 1995, Basic Econometrics. Singapore: McGraw Hill, Inc.
Handoko, H, (1998), “Implementasi TQM di perguruanTinggi,” Makalah disajikan pada seminar akademik dalam rangka dies Nataliske XXXI AKS TARAKANITA Yogyakarta padatanggal 28 Maret.
Hasibuan, S. P. Malayu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
HM. Hadari Nawawi, dan HM. Martini Nawawi, 1990, Administrasi Personel: Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, CetakanPertama, C.V, Haji Mas Agung, ProvinsiBanten
Kohli, Ajay K, Tasadaduq A Shervani and Goutam N Chalagalla (1998), “Learning and Performance Orientation of Salespeople: The Role of Supervisors, Journal of Marketing Research, Vol XXXV, May, 267-274
Kotler, Philip, 1996, Manajemen Pemasaran, Penerbit Erlangga
Luthan, F, 1992, Organizational Behavior, Seventh Edition, Mc-Graw-Hill, New York
Mangkunegara AA, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, PT Rafika Aditama, Bandung
Moekijat.(1984). Kamus Manajemen Alumni : Bandung. McNeese-Smith, Donna, 1996, “Increasing Employee Productivity, Job
Satisfaction, and Organizational Commitment,” Hospital & Health Services Administration, Vol. 41, No. 2, p. 160 – 175
Porter, Michael E, 1993, Keunggulan Bersaing, Penerbit Erlangga
Ravianto, J., 1985, Produktivitas dan Manajemen, Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas, Jakarta.
Richard Hutagaol, 2002, Analisis Pengaruh Budaya Perusahaan Dan Sikap Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Sumber Daya Manusia, Tesis UNDIP Yang Tidak Dipublikasikan
Rivai, 2003, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, PT. Raja GrafindoPersada Jakarta
Robbins, Stephen P, 1996, Organizational Behaviour Concept, Controversiest, Applications, Prentice Hall.Inc, Englewoods Cliffs
Shoemaker, Mary E, 1999, “Leadership Practice in Sales Managers Associated with the Self-Efficiacy, Role Clarity and Job Satisfaction of Indovidual
95
Industrial Salespeople, Journal of Personal Selling and Sales Management, Vol.XIX, Number 4 (Fall, 1999).
Singgih, Santoso, 1999, SPSS ( Statistical Product and Service Solutions). Penerbit PT. Elex Media Komputindo- Kelompok Gramedia Provinsi Banten.
Stumpf, Stephen A and Nancy M Hanrahan (1983), “Designing Organizational Carreer Management Practices to Fit Strategic Management Objectives,” Improving, 326-347
Wibowo, 2012, Manajemen Kinerja, Raja Press, Jakarta
96
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN PADA PT. GLOBALINDO AGRO LESTARI DI
PANDEGLANG
Yulia Eva Arista
Muhammad Mudzakkir
Anik Sri Mujiati
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Rasio Likuiditas pada PT.
Globalindo Agro Lestari (2) Kinerja Perusahaan pada PT. Globalindo Agro
Lestari (3) Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Kinerja Perusahaan pada PT.
Globalindo Agro Lestari.
Penelitian dilakukan di PT. Globalindo Agro Lestari Kecamatan Sobang,
42281, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif merupakan
metode yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan angka. Data yang
digunakan adalah Neraca PT. Gobalindo Agro Lestari tahun 2012 – 2014 dan
Laporan Laba Rugi PT. Globalindo Agro Lestari tahun 2012 –2014. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara observai, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisi data akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan
Uji Validitas Data, Uji Realibilitas, Analisis Korelasi, Regresi Linear Sederhana,
Analisis Koefisien Determinasi dan Uji t.
hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa : Uji validitas data
diperoleh korelasi antar butir dengan skor total 43,86% maka dinyatakan “valid”
item instrumen tersebut. Hasil pengujian reliabilitas data diperoleh nilai
reliabilitasnya sebesar 0,60975949. Berdasarkan tabel kriteria reabilitas tes nilai
reliabilitas tergolong tinggi (0,60 < r₁₁ ≤ 0,80). Nilai koefisien korelasi -0,00055
maka tingkat hubungannya sangat rendah. Hasil regresi linear sederhana. Jadi,
jika Rasio Likuiditas mencapai 15, maka akan diprediksikan akan terdapat
218,96% Kinerja Perusahaan yang berpengaruh. Nilai Koefisien Determinasi (R²)
sebesar 0,03119396 jika dilihat dari tabel Koefisien Determinasi (R²) nilai
0,03119396 berada di korelasi keeratan sangat lemah (0,00 - 0,20). thitung
(0,646983787) < ttabel (2,1604) maka X tidak berpengaruh terhadap Y.
Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Kinerja Perusahaan
Latar Belakang
Agribisnis adalah bisnis berbasis
usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu
maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan
"hilir" mengacu pada pandangan pokok
bahwa agribisnis bekerja pada rantai
sektor pangan (food supply chain).
Agribisnis mempelajari strategi
memperoleh keuntungan dengan
97
mengelola aspek budidaya,
pascapanen, proses pengolahan, hingga
tahap pemasaran.
Pada umumnya suatu perusahaan
mempunyai sasaran tertentu yang ingin
dicapai, yaitu mencapai laba atau
keuntungan. Maka diperlukan
kerjasama yang teratur dan terintegrasi
antara fungsi-fungsi yang terdapat
dalam perusahaan. Salah satu aspek
yang perlu diperhatikan bagi
perusahaan adalah bagaimana
mengelolah kebijaksanaan keuntungan
dengan baik terhadap kinerja
perusahaan.
Dalam menjaga kelangsungan
hidup suatu perusahaan berarti
mempertimbangkan aspek likuiditas
dan tercapainya kinerja perusahaan
yang baik merupakan hal penting.
Adapun likuiditas perusahaan
menyangkut kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendeknya
pada saat jatuh tempo dan kinerja
perusahaan merupakan hasil
keputusan-keputusan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan secara efektif
dan efisien.
Salah satu rasio keuangan yang
paling sering dipergunakan adalah rasio
likuiditas. Laporan mengenai
kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibanya (likuiditas)
agar mengetahui keadaan laporan
keuangan pada perusahaan. Tabel rasio
likuiditas pada PT. Globalindo Agro
Lestari di Pandeglang menunjukan
bahwa:
Keterangan 2014 2013 2012
Rasio Lancar (Current ratio) 136,64% 113,64% 112,46%
Rasio Sangat Lancar (quick ratio atau test ratio) 123,38% 102,24% 100,90%
Rasio Kas (Cash ratio) 52,85% 31,59% 19,38%
Rasio Perputaran Kas 1668,26% 3446,42% 4887,95%
Inventory to net working capital 36,20% 83,61% 92,76%
Sumber: PT. Globalindo Agro Lestari (Data diolah)
Tabel 1
Hasil pengukuran rasio likuiditas
Gambar 1
Grafik hasil pengukuran rasio likuiditas.
Sumber: PT. Globalindo Agro Lestari (Data diolah)
0
10
20
30
40
50Rasio Lancar (Currentratio)
Rasio Sangat Lancar(quick ratio atau testratio)Rasio Kas (Cash ratio)
Rasio Perputaran Kas
98
Landasan Teori
1. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan
alat analisis keuangan perusahaan
untuk menilai kinerja suatu
perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang
terdapat pada pos laporan
keuangan (neraca, laporan
laba/rugi, laporan aliran kas).
Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara
suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain.
Fahmi (2011) Rasio dapat
dipahami sebagai hasil yang
diperoleh antara satu jumlah
dengan jumlah yang lainnya. Atau
secara sederhana rasio (ratio)
disebut sebagai perbandingan
jumlah, dari satu jumlah dengan
jumlah lainnya itulah dilihat
perbandingannya dengan harapan
nantinya akan ditemukan jawaban
yang selanjutnya itu dijadikan
bahan kajian untuk dianalisis dan
diputuskan.
Ditegaskan lagi oleh Surjanto
(2010) Rasio keuangan merupakan
kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi
satu angka dengan angka lain.
Hasil rasio keuangan ini digunakan
untuk menilai kinerja manajemen
dalam suatu periode apakah
mencapai target seperti yang telah
ditetapkan.
Rasio keuangan merupakan
kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi
satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan
antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan
keuangan atau antarkomponen
yang ada diantara laporan
keuangan. Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa
angka-angka dalam satu periode
maupun beberapa periode. Kasmir
(2012).
Fahmi (2011) Adapun
manfaat yang bias diambil dengan
dipergunakannya rasio keuangan,
yaitu:
a. Analisis rasio keuangan sangat
bermanfaat untuk dijadikan
sebagai alat menilai kinerja
dan prestasi perusahaan;
b. Analisis rasio keuangan sangat
bermanfaat bagi pihak
manajemen sebagai rujukan
untuk membuat perencanaan;
c. Analisis rasio keuangan dapat
dijadikan sebagai alat untuk
mengevaluasi kondisi suatu
perusahaan dari perspektif
keuangan;
d. Analisis rasio keuangan juga
bermanfaat bagi para kreditor
dapat digunakan untuk
memperkirakan potensi risiko
yang akan dihadapi dikaitkan
dengan adanya jaminan
kelangsungan pembayaran
bunga dan pengembalian
pokok pinjaman;
e. Analisis rasio keuangan dapat
dijadikan sebagai penilaian
bagi pihak stakeholder
organiasasi.
2. Rasio Likuiditas
99
Fahmi (2011) Rasio
likuiditas (liquidity ratio) adalah
kemampuan suatu perusahaan
memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu.
Contoh membayar listrik, telepon,
air PDAM, gaji karyawan, gaji
teknisi, gaji lembur, tegihan
telepon, dan sebagainya. Karena
itu rasio likuiditas sering disebut
dengan short term liquidity. Rasio
likuiditas secara umum ada dua,
yaitu current ratio dan quick ratio
(acit test ratio).
Sartono (2010) Rasio
likuiditas, yang menunjukan
kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial
yang berjangka pendek tepat pada
waktunya. Surjanto (2010) Tujuan
dan manfaat rasio likuiditas.
a. Untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar
kewajiban atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat
ditagih.
b. Untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar secara
keseluruhan.
c. Untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan sediaan
atau piutang.
d. Untuk mengukur atau
membandingkan antara jumlah
sediaan yang ada dengan
modal kerja perusahaan.
e. Utuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia
untuk membayar hutang.
f. Sebagai alat perencanaan
kedepan terutama yang
berkaitan dengan perencanaan
kas dan utang.
g. Menjadi alat pemicu
bagi pihak manajemen untuk
memperbaiki kinerjanya.
h. Sebagai alat bagi pihak luar
terutama yang berkepentingan
terhadap perusahaan dalam
menilai kemampuan
perusahaan agar dapat
meningkatkan saling percaya.
a. Jenis-jenis Rasio Likuiditas
Jenis-jenis rasio
likuiditas yang dapat
digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan
menurut Kasmir (2012), yaitu:
a. Rasio Lancar (current ratio)
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat
digunakan sebagai berikut:
Current Ratio=Aktiva Lancar (current assets)
Utang Lancar (current liabilities)
b. Rasio Sangat Lancar (quick ratio atau test ratio)
Rumus untuk mencari rasio sangat lancar (quick ratio) sebagai
berikut:
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =current assets − inventory
current liabilities
Atau
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =kas + bank + efek + piutang
current liabilities
100
c. RasioKas (cash ratio)
Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio dapat digunakan
sebagai berikut:
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =cash or cash equivalent
current liabilities
Atau
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =kas + bank
current liabilities
d. Rasio perputaran kas
Rumus yang digunakan:
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 =penjualan bersih
modal kerja bersih
e. Inventory to net working capital
Rumus untuk mencari Inventory to net working capital adalah
sebagai berikut:
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑜 𝑁𝑊𝐶 =inventory
current assets − current liabilities
3. Kinerja Perusahaan
Menurut Fahmi (2011)
mengemukakan bahwa : Kinerja
Keuangan adalah suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan
telah melaksanakan dengan
menggunakan secara baik dan
benar.
Kinerja juga didefinisikan
sebagai keberhasilan personel
dalam mewujudkan sasaran
strategik di empat perspektif:
keuangan, customer, proses, serta
pembelajaran dan pertumbuhan
(Mulyadi, 2007).
Hasil rasio keuangan ini
digunakan untuk menilai kinerja
manajemen dalam suatu periode
apakah mencapai target seperti
yang telah ditetapkan. Kemudian
juga dapat dinilai kemampuan
manajemen dalam memberdayakan
sumber daya perusahaan secara
efektif. Dari kinerja yang
dihasilkan ini juga dapat dijadikan
sebagai evaluasi hal-hal yang perlu
dilakukan kedepan agar kinerja
manajemen dapat ditingkatkan
atau dipertahankan sesuai dengan
target perusahaan. Atau kebijakan
yang harus diambil oleh pemilik
perusahaan untuk melakukan
perubahan terhadap orang-orang
yang duduk dalam manajemen
kedepan. Kasmir (2012).
Sistem pengukura kinerja
hanyalah suatu mekanisme yang
memperbaiki kemungkinan bahwa
organisasi tersebut akan
mengimplementasikan strateginya
dengan baik.
1. Definisi Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995), yaitu:
Sesuatu yang dicapai/prestasi
yang
diperlihatkan/kemampuan
kerja. Berdasarkan Webster
New Word Dictionary (1996),
kinerja adalah: Performance is
the act performing/something
done orperformed.
101
Dari dua definisi tersebut
dapat diambil kesimpulan
bahwapengertian kinerja
adalah suatu kemampuan atau
prestasi yang dicapai dalam
melaksanakan suatu tindakan
tertentu.
2. Pengukuran Kinerja
Menurut Halim (2009) Sistem
pengukuran kinerja memiliki
sasaran implementasi strategi.
Dalam menetapkan sistem
pengukuran kinerja,
manajemen puncak memilih
seragkaian ukuran-ukuran
yang menunjukkan strategi
perusahaan. Penilaian kinerja
menurut Mulyadi (2007)
adalah penentuan secara
periodik efektifitas
operasional suatu organisasi,
bagianorganisasi dan
personelnya berdasarkan
sasaran, standar dan kinerja
yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kerangka Pemikiran
Rasio keuangan adalah rasio
yang mengetahui posisi keuangan dan
untuk mengetahui hubungan dari
neraca dan laporan laba rugi dalam
laporan keuangan, laporan keuangan
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
kinerja keuangan perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan mencerminkan
kemampuan pengelolaan keuangan
perusahaan dalam menjalankan
aktivitas usahanya untuk mengetahui
kinerja suatu perusahaan maka perlu
menganalisis laporan keuangan.
Fahmi (2011) Rasio likuiditas
digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Dengan mengadakan
analisis pada suatu laporan keuangan
pada suatu perusahaan, akan diperoleh
informasi sehubungan dengan kinerja
keuangan perusahaan tersebut serta
akan mendapatkan informasi untuk
kreditur maupun investor yang akan
menanamkan modal di perusahaan,
khususnya dalam hal ini PT.
Globalindo Agro Lestari (PT. GAL).
Gambar 2
Kerangka pemikiran
Sumber : data diolah penulis
Metode Deskriptif
Deskripsi ialah penggunaan kata-
kata untuk merekreasikan sebuah
pengalaman, yang membuat pendengar
atau pembaca dapat merasakan
Kinerja Perushaan Indikator Kinerja Perusahaan
1. Terbayarnya hutang
jangka pendek
2. Terbayarnya hutang
jangka menengah
(hutang antar
perusahaan)
Fahmi (2011:59)
Rasio Likuiditas
Indikator Rasio Likuiditas
1. Rasio lancar
2. Rasio sangat lancar
3. Rasio kas
4. Rasio perputaran kas
5. Inventory to net working
capital
Kasmir (2012:134)
102
pengalaman tersebut. Santana K
(2010).
Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi pada
saat sekarang. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada
pemecahan masalah-masalah actual
sebagaimana adanya pada saat
penelitian dilaksanakan dalam
pendidikan. Peneliti berusaha memotret
peristiwa dan kejadian yang menjadi
pusat perhatiannya, kemudian
menggambarkan atau melukiskannya
sebagaimana adanya, sehingga
pemanfaatan temuan penelitian ini
berlaku pada saat itu pula yang belum
tentu relevan bila digunakan untuk
waktu yang lama. Variabel yang
diteiliti bisa tunggal, atau lebih dari
satu variabel, bahkan dapat juga
mendeskripsikan hubungan beberapa
variabel.
Jenis Data
1. Data Primer
Mengadakan penelitian dan
pengumpulan data-data secara
langsung ke perusahaan, dan
penulis mengadakan interview
langsung dengan para karyawan
khususnya bagian keuangan pada
PT. Globalindo Agro lestari, guna
mendapatkan informasi-informasi
yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas.
2. Data Skunder
Penelitian yang dilakukan dengan
cara membahas dan mempelajari
literactur-literactur dari buku-buku
wajib, catatan kuliah dan lain-lain
yang berhubungan dengan masalah
yang akan dibahas.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan
keuangan PT. Globalindo Agro
Lestari.
2. Sampel
Adapun yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah data-
data keuangan yang berupa neraca
dan laporan laba rugi PT.
Globalindo Agro Lestari tahun
2012, 2013 dan 2014.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang
sesuai dengan perumusan masalah yang
telah dikemukakan didepan dalam
penelitian ini, maka digunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian
(Margono, 2010 : 158). Yakni
melakukan pengamatan lapangan
secara langsung dimana objek
penelitian dilakukan guna
mendapatkan informasi.
b. Wawancara
Wawancara atau teknik
komunikasi adalah cara
mengumpulkan data melalui
kontak atau hubungan pribadi
antara pengumpul data dengan
sumber data (Margono, 2010 :
165). Yakni melakukan wawancara
dengan karyawan yang
mempunyai kompetensi dalam
bidangnya khususnya bidang
keuangan.
c. Dokumentasi:
Cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip-
arsip dan termasuk juga buku-buku
tentang pendapat, teori, dalil atau
103
hukum-hukum, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah
penelitian disebut teknik
dokumenter atau studi dokumenter
(dokumentasi) (Margono, 2010 :
181). Yaitu mengumpulkan data
dari perusahaan yang bersifat
dokumen berupa laporan
keuangan.
Variabel dan Definisi Operasional
Berdasarkan hal-hal yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka pada
bagian ini akan dikemukakan definisi
operasional yang menjelaskan variable-
variabel yang berhubungan dengan
perusahaan yang akan diteliti.
Laporan Keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan
dan transaksi-transaksi keuangan PT.
Globalindo Agro Lestari yang terjadi
selama tahun buku tertentu. Sedangkan
Kinerja keuangan menunjukkan
keadaan yang menggambarkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada
laporan keuangan PT. Globalindo Agro
Lestari. Laporan keuangan yang
digunakan dalam mengukur kinerja
keuangan PT. Globalindo Agro Lestari
yaitu laporan neraca dan laporan Laba
Rugi.
Laporan Neraca ini merupakan
laporan keuangan yang menunjukkan
keadaan posisi aktiva, kewajiban
(hutang) suatu PT. Globalindo Agro
Lestari yang merupakan laporan
sistematis mengenai aktiva suatu
perusahaan. Sedang laporan laba rugi
merupakan laporan keuangan yang
menunjukkan hasil usaha atau
pendapatan PT. Globalindo Agro
Lestari dan biaya-biaya selama suatu
periode tertentu.
Rasio Likuiditas merupakan
kemampuan PT. Globalindo Agro
Lestari untuk membayar atau
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendek yang segera harus dipenuhi.
Indikator variabel yang digunakan
dalam rasio Likuiditas ini yaitu Current
Ration, Acid quick ratio, Cash Ratio,
rasio perputaran kas, dan inventory to
net working capital.
Current Ratio merupakan rasio
yang membandingkan antara aktiva
lancar yang dimiliki PT. Globalindo
Agro Lestari dengan hutang jangka
pendek. Sedangkan Quick Ratio, rasio
menunjukkan kemampuan aktiva yang
paling likuid mampu menutupi hutang
lancar. Cash Ratio merupakan rasio
yang membandingkan antara kas dan
aktiva lancar yang bisa segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar.
Dalam setiap menganalisa rasio
terhadap Laporan keuangan, PT.
Globalindo Agro Lestari sehingga
penulis menggunakan perbandingan
sebagai berikut :
1. Perbandingan antara rasio
sekarang dengan rasio historis dari
PT. Globalindo Agro Lestari,
sehingga penulis menggunakan
angka-angka yang terdapat pada
Laporan keuangan perusahaan
yaitu tahun 2012, 2013 dan 2014.
2. Di samping hal tersebut di atas
penulis dalam mengadakan analisis
rasio berpatokan pada rasio
keuangan yang digunakan oleh
peusahaan tersebut yaitu rasio
Likuiditas, serta kriteria yang
terdapat pada literatur.
Teknis Analisis Data
Teknik analisis data akan diolah
dan dianalisis dengan menggunakan
metode sebagai berikut :
1. Uji validitas data
Validitas adalah pengukuran
yang menunjukan tingkat
ketepatan (kesahihan) ukuran suatu
104
instrumen terhadap konsep yang
diteliti. Suatu instrumen adalah
tepat untuk digunakan sebagai
ukuran suatu konsep jika memiliki
tingkat validitas yang tinggi.
Sebaliknya, validitas rendah
mencerminkan bahwa instrumen
kurang tepat untuk diterapkan.
(Suharso 2009 ).
Uji validitas adalah menguji
alat ukur yang dibuat peneliti
berdasarkan teori yang telah dipilih
dengan data (jawaban responden)
hasil uji coba. Pengujian validitas
tiap butir digunakan analisis item
yaitu mengkorelasikan skor tiap
butir dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor butir
dengan rumus korelsi produk
moment.
Selanjutnya dalam
memberikan interpretasi terhadap
koefisien korelasi, jika korelasi
antara butir dengan skor total = 0,3
(minimum), maka dinyatakan
“valid” item instrumen tersebut,
tetapi bila kurang dari 0,3 berarti
“tidak valid” (Sugiyono 2007).
2. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas digunakan
untuk kehandalan alat ukur yang
dibuat oleh peneliti. Uji reliabilitas
dilakukan menurut masing-masing
variabel. Pengujian reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini
dilakukan dengan “internal
consistency” dengan teknik belah
dua (split half) yang dianalisis
dengan rumus Spearman Brown.
Untuk keperluan itu maka butir-
butir instrumen dibelah menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok
instrumen ganjil dan kelompok
genap. Kemudian skor data tiap
kelompok tersebut dikorelasikan,
kemudian koefisien korelasi
tersebut dimasukkan dalam rumus
Spearman Brown (Sugiono, 2007) Adapun kriteria realibilitas tes adalah
sebagai berikut:
Koefisien Korelasi Klasifikasi
r 11≽0,20 Sangat rendah
0,20≺r11≼0,40 Rendah
0,40≺r11≼0,60 Sedang
0,60≺r11≼0,80 Tinggi
0,80≺r11≼1.00 Sangat tinggi
(Suherman, 2001)
Tabel 2
Kriteria Realibilitas Tes
3. Analisis Korelasi
Analisa korelasi merupakan
kekuatan untuk mengukur
kekuatan antar variabel (Sugiyono,
2007:212). Korelasi merupakan
istilah yang digunakan untuk
mengukur kekuatan atau besarnya
pengaruh hubungan antar variabel.
Jenis korelasi yang digunakan
adalah korelasi product moment,
yaitu digunakan untuk mencari
hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan antar dua
variabel atau lebih sama (Sugiono,
2007).
Menurut sugiyono (2007)
Penentuan kuat lemahnya
koefisien, digunakan batasan-
batasan penafsiran sebagai berikut:
Interval Koefisien
Tingkat
Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono, 2007
Tabel 3
Pedoman untuk memberikan Interprestasi
Koefisien Korelasi
4. Regresi Linear Sederhana
105
Setelah ditentukan
pengukuran korelasi antar
variabel dengan
menggunakan koefisien
korelasi pearson product
moment seperti diatas,
kemudian dilanjutkan
dengan prediksi tentang
variabel dipenden terhadap
variabel independen secara
individual dengan
menggunakan analisis
regresi sederhana
Dampak dari
penggunaan analisis regresi
dapat digunakan untuk
memutuskan apakah naik
dan menurunnya nilai dalam
variabel terikat (Y) dapat
dilakukan melalui menaik
dan menurunnya nilai
variabel bebas (X)
(Sugiyono, 2007).
5. Analisis Koefisien
Determinasi
Untuk mengetahui
besarnya presentase variabel
independen terhadap variabel
dependen, dihitung besarnya
Koefisien determinasi (R2).
a. Besarnya R square (R2)
berkisar antara 0 – 1.
Semakin kecil besarnya
R square (R2) maka
hubungan variabel
independen dan
dependen semakin
lemah.
b. Semakin besar besarnya
R square (r2) maka
hubungan variabel
independen dan
dependen semakin kuat.
Menurut Sujianto (2009)
Sifat korelasi akan
menentukan arah dari
korelasi. Nilai korelasi
dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Koefisien
Korelasi
Klasifikasi
0,00 - 0,20 Sangat lemah
0,21 - 0,40 Lemah
0,41 - 0,70 Kuat
0,71 - 0,90 Sangat kuat
0,91 - 0,99 Kuat sekali
1 Sempurna
Tabel 4
Kriteria Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi
(R2) pada intinya bertujuan
untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai
(R2) yang kecil berarti
kemampuan variabel
independen dalam
menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu
berarti variabel independen
memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali,
2011).
6. Uji t
Dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya
pengaruh variabel bebas
secara parsial terhadap
variabel terikat. Untuk menguji variabel
yang berpengaruh antara rasio
likuiditas (X), terhadap kinerja perusahaan (Y) secara
individual (parsial) maka
digunakan uji t. Hipotesis
106
yang diuji dengan taraf nyata
α = 5% adalah:
Untuk mengetahui
hubungan kedua variabel,
yaitu Variabel X (rasio
likuiditas) dengan variabel Y
(kinerja perusahaan) maka
digunakan rumus t-hitung
(Sugiyono, 2007:214) :
Setelah nilai t-hitung
diketahui, kemudian
dibandingkan dengan nilai t-
tabel, dengan derajat
kebebasan (df) = n – 2,
sehingga pada akhirnya
dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
Pembahasan
Rasio Likuiditas
Untuk menganalisis tingkat
likuiditas PT Globalindo Agro Lestari
selama dua tahun terakhir (tahun 2012,
2013 dan 2014) penulis menggunakan
rasio lancar, rasio sangat lancar, rasio
kas, rasio perputaran kas, dan
inventory to net working capital
Tabel 5
Aktiva lancar, Utang lancar, Persediaan, Kas dan setara kas, Penjualan
bersih dan Modal kerja bersih
Keterangan 2014 2013 2012
Aktiva Lancar
420.316.388.535
363.881.019.917
219.818.034.145
Utang Lancar
307.608.669.233
320.197.405.822
195.455.567.772
Persediaan
40.795.755.774
36.523.703.417
22.598.712.855
Kas dan setara kas
162.584.129.984
101.142.256.234
37.871.639.602
Penjualan bersih
1.880.262.901.697
1.505.519.937.691
1.190.825.893.340
Modal kerja bersih
112.707.719.302
43.683.614.095
24.362.466.373
Sumber: Olah data PT. Globalindo Agro Lestari
a. Rasio Lancar (current ratio)
1) Rasio lancar merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara
keseluruhan.
2) Rumus untuk mencari rasio
lancar atau current ratio dapat
digunakan sebagai berikut:
Current Ratio =𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 x100%
b. Rasio Sangat Lancar (quick ratio
atau test ratio)
1) Merupakan rasio yang
menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi
atau membayar kewajibannya
atau utang lancar (utang
jangka pendek) dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan
nilai sediaan (inventory).
107
2) Rumus untuk mencari rasio
sangat lancar (quick ratio)
sebagai berikut:
Quick Ratio =𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 X 100%
c. Rasio Kas (cash ratio)
1) Rasio kas merupakan
rasio untuk mengukur
seberapa besar uang
yang benar-benar siap
untuk digunakan
untuk membayar
uatangnya.
2) Rumus untuk mencari
rasio kas atau cash
ratio dapat digunakan
sebagai berikut:
Cash Ratio =𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑜𝑟 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 X 100%
d. Rasio perputaran kas
1) Mengukur tingkat
kecukupan modal
kerja perusahaan
yang dibutuhkan
untuk membayar
tagihan dan
membiayai penjualan.
2) Rumus yang
digunakan:
Rasio Perputaran Kas =𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎX 100%
e. Inventory to net working
capital
1) Rasio yang digunakan
untuk membandingkan
antara jumlah sediaan
yang ada dengan modal
kerja perusahaan.
2) Rumus untuk mencari
Inventory to net working
capital adalah sebagai
berikut:
Inventory to NWC =𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠× 100%
Keterangan 2014 2013 2012
Rasio Lancar (Current ratio) 136,64% 113,64% 112,46%
Rasio Sangat Lancar (quick ratio
atau test ratio) 123,38% 102,24% 100,90%
Rasio Kas (Cash ratio) 52,85% 31,59% 19,38%
Rasio Perputaran Kas 1668,26% 3446,42% 4887,95%
Inventory to net working capital 36,20% 83,61% 92,76%
Sumber: PT. Globalindo Agro Lestari (Data diolah)
Tabel 6
Hasil pengukuran rasio likuiditas
.
108
Gambar 3
Grafik hasil pengukuran rasio likuiditas
Sumber: PT. Globalindo Agro Lestari (Data diolah)
Pengujian Persyaratan Statistik
a. Uji validitas data
Validitas adalah
pengukuran yang
menunjukan tingkat
ketepatan (kesahihan) ukuran
suatu instrumen terhadap
konsep yang diteliti (Suharso
2009 : 108).
Suharso (2009 :108)
Validitas eksternal adalah uji
validitas yang dilakukan
dengan mengkorelasikan
instrumenyang didesain
terhadap data empiris yang
terjadi di lapangan. Dengan
sekelompok subjek yang
sama, di dalam organisasi
tersebut dilakukan
pengamatan terhadap kinerja
perusahaan yang
bersangkutan dengan
menggunakan metode
pengumpulan data
dokumentasi. Hasil dari dua
metode pengumpulan data
tersebut, satu sisi dinamakan
sebagai varabel X dan sisi
yang lain sebagai variabel Y.
Uji validitas adalah
menguji alat ukur yang
dibuat peneliti berdasarkan
teori yang telah dipilih
dengan data (jawaban
responden) hasil uji coba.
Pengujian validitas tiap butir
digunakan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor tiap
butir dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor
butir dengan rumus korelsi
produk moment.
𝒓b =∑𝒙𝒚
√(∑𝒙𝟐) (∑𝒚𝟐)
𝒓b =∑𝟐𝟑𝟒𝟕𝟖, 𝟑𝟑%𝒙𝒚
√(𝟑𝟖𝟔𝟓𝟒𝟏, 𝟒𝟗% ) (𝟕𝟒𝟏𝟐, 𝟐𝟓%)
𝒓b = 𝟒𝟑, 𝟖𝟔%
Selanjutnya dalam
memberikan interpretasi
terhadap koefisien korelasi,
jika korelasi antara butir
dengan skor total = 0,3
(minimum), maka
05
101520253035404550 Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio Sangat Lancar (quickratio atau test ratio)
Rasio Kas (Cash ratio)
Rasio Perputaran Kas
Inventory to net workingcapital
109
dinyatakan “valid” item
instrumen tersebut, tetapi
bila kurang dari 0,3 berarti
“tidak valid” (Sugiyono
2007:152).
Jadi, korelasi antar butir
dengan skor total 43,86%
maka dinyatakan “valid”
item instrumen tersebut.
b. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas
digunakan untuk kehandalan
alat ukur yang dibuat oleh
peneliti. Uji reliabilitas
dilakukan menurut masing-
masing variabel. Pengujian
reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini dilakukan
dengan “internal
consistency” dengan teknik
belah dua (split half) yang
dianalisis dengan rumus
Spearman Brown. Untuk
keperluan itu maka butir-
butir instrumen dibelah
menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok instrumen ganjil
dan kelompok genap.
Kemudian skor data tiap
kelompok tersebut
dikorelasikan, kemudian
koefisien korelasi tersebut
dimasukkan dalam rumus
Spearman Brown (Sugiono,
2007:153) sebagai berikut :
𝒓i =𝟐𝒓b
𝟏 + 𝒓b
𝒓i =𝟐(𝟒𝟑, 𝟖𝟔%
𝟏 + 𝟒𝟑, 𝟖𝟔
𝒓i =𝟎, 𝟖𝟕𝟕𝟐
𝟏, 𝟒𝟑𝟖𝟔
𝒓i = 𝟎, 𝟔𝟎𝟗𝟕𝟓𝟗𝟒𝟗
Hasil pengujian
reliabilitas data diperoleh
nilai reliabilitasnya sebesar
0,60975949. Berdasarkan
tabel kriteria reabilitas tes
nilai reliabilitas tergolong
tinggi (0,60 < r₁₁ ≤ 0,80).
Artinya data valid karena
berada diatas 0,050 dan
tingkat reliabelnya tinggi.
c. Analisis Korelasi
Analisa korelasi
merupakan kekuatan untuk
mengukur kekuatan antar
variabel (Sugiyono, 2007).
Korelasi merupakan istilah
yang digunakan untuk
mengukur kekuatan atau
besarnya pengaruh hubungan
antar variabel. Jenis korelasi
yang digunakan adalah
korelasi product moment,
yaitu digunakan untuk
mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis
hubungan antar dua variabel
atau lebih sama (Sugiono,
2007:212).
Uji korelasi dengan
menggunakan rumus product
moment person berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑦
{𝑁 ∑ 𝑥2
− (∑ 𝑥)2}{𝑁 ∑ 𝑌2
− (∑ 𝑦)2}
𝑟𝑥𝑦 =−12948,20%
236849,084
𝑟𝑥𝑦 = −0,00055
Menurut sugiyono (2007)
Penentuan kuat lemahnya
koefisien, digunakan
batasan-batasan
penafsiran,karena nilai
110
koefisien korelasi -0,00055
maka tingkat hubungannya
sangat rendah. Jadi, semakin
tidak baik validitas eksternal
instrumen yang didesain
tersebut.
d. Regresi Linear Sederhana
Setelah ditentukan
pengukuran korelasi antar
variabel dengan
menggunakan koefisien
korelasi pearson product
moment seperti diatas,
kemudian dilanjutkan
dengan prediksi tentang
variabel dipenden terhadap
variabel independen secara
individual dengan
menggunakan analisis
regresi sederhana. Regresi
sederhana didasarkan pada
hubungan fungsional
ataupun kausal satu variabel
independen dengan satu
variabel dependen. Dimana
analisis ini digunakan bila
ingin mengetahui bagaimana
variabel terikat (Y) dapat
diprediksikan melalui
variabel bebas (X).
Dampak dari
penggunaan analisis regresi
dapat digunakan untuk
memutuskan apakah naik
dan menurunnya nilai dalam
variabel terikat (Y) dapat
dilakukan melalui menaik
dan menurunnya nilai
variabel bebas (X)
(Sugiyono, 2008 : 237).
Berikut ini rumus untuk
menggunakan regresi linear
sederhana:
Y = a + bX
Selain itu untuk mencari
harga a dan b digunakan
rumus seperti di bawah ini :
𝑎 =(𝑌)(𝑋2) − (𝑋)(𝑋𝑌)
𝑛 (𝑋2) − (𝑋)2
𝑏 =𝑛 (𝑋𝑌) − (𝑋)(𝑌)
𝑛(𝑋2) − (𝑥)2
𝑎 =(3316,80%)(386541,49%) − (11008,28%)(23478,33%)
15 (386541,49%) − (1211822,8%)
𝑎 =10236262,35%
4586299,41%
𝑎 = 223,19%
𝑏 =15 (23478,33%) − (11008,28%)(3316,80%)
15(386541,49) − (1211822,8%)
𝑏 =− 12948,20%
4586299,41
𝑏 = 0,28%
Masukan rumus Y = a + bX
Lakukan Prediksi atau Peramalan terhadap Variabel Faktor Pengaruh
atau Variabel Terhadap. Prediksikan Hasil Kinerja Perusahaan jika
Rasio Likuiditas itu adalah (Variabel X), contohnya : 15
111
Y = 223,19% + 0,28% (15)
Y = 218,96%
Jadi, jika Rasio Likuiditas mencapai 15, maka akan diprediksikan akan
terdapat 218,96% Kinerja Perusahaan yang berpengaruh.
e. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besar
kecilnya kontribusi dari variabel X (Rasio Likuiditas) terhadap variabel
Y (Kinerja Perusahaan) maka digunakan rumus sebagai berikut :
KD = r2 X 100%
KD = 0,03119396 X 100%
KD = 0,03119396
Diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,03119396
jika dilihat dari tabel Koefisien Determinasi (R²) nilai 0,03119396
berada di korelasi keereatan sangat lemah (0,00 - 0,20) artinya ada
hubungan positif namun sangat lemah.
2. Uji t
Untuk Uji t ada penyusunannya adalah :
Var 1 2 3 4 5 6 7 8
X 136,65% 123,38% 52,85% 1668,26% 36,20% 113,64% 102,24% 31,59%
9 10 11 12 13 14 15 Ʃ
3446,42% 83,61% 112,46% 100,90% 19,38% 4887,95% 92,76% 11008,28%
Var 1 2 3 4 5 6 7 8
Y 252,76% 252,76% 252,76% 252,76% 252,76% 210,80% 210,80% 210,80%
9 10 11 12 13 14 15 Ʃ
210,80% 210,80% 199,79% 199,79% 199,79% 199,79% 199,79% 3316,80%
Tabel 7
Data 15 Sampel Rasio Likuiditas (X) dan Kinerja Perusahaan (Y)
ƩX²ᵢ = 386541,49% ƩY²ᵢ = 7412,25% ƩXᵢYᵢ = 23478,33%
X adalah dalam persentase rasio
likuiditas dan Y adalah kinerja
perusahaan dalam persentase. Dapat
disimpulkan, bahwa ada hubungan
secara linier atas basis data X dan Y?
Tes statistik : 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = √𝑛−2
1−𝑟2
𝑟 , tes
statistik adalah distribusi t student
degrees of freedom (df) = n-2 = 13.
Derajat signifikansi (α) adalah 5%.
112
3. Interpretasi Hasil Penelitian
Karena tes dua sisi maka α = 0,025
sehingga ttabel = 2,1604 {t0,025;13}
r2 =𝑆𝑆𝑅
𝑆𝑆𝑇
𝑆𝑆𝑅 = 𝑏2 [∑ 𝑥𝑖2 −
(∑ 𝑥𝑖) 2
𝑁]
𝑆𝑆𝑇 = ∑ 𝑌 −(∑ 𝑌𝑖) 2
𝑛
𝑏 =𝑛 ∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 − ∑ 𝑋𝑖 ∑ 𝑌𝑖
n ∑ Xi2 − (∑ Xx) 2
𝑏 =15(23478,33%) − (1108,28% ∗ 3316,80%)
15(386541,49%) − (11008,28% ∗ 11008,28%)
b = -0,28%
b2 = 0,00080%
SSR = 0,00080% x (386541,49% - (11008,28% x 11008,28%) : 15)
SSR = 0,02437054
SST = 7412,25% - (3316,80% x 3316,80%) : 15
SST = 0,781258292
r2 =𝑆𝑆𝑅
𝑆𝑆𝑇
r2 =0,02437054
0,781258292
𝑟2 = 0,031194
𝑟 = 0,17662
thitung = 𝑟√ 𝑛 − 21 − 𝑟²
hasil perhitungan tes statistik :
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,17662√15 − 2
1 − 0,031194
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,17662√13
0,968806
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,17662 ∗ 3,6634
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,66983787
𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,1604
113
Karena t hitung < t table,
artinya ada hubungan antara
Rasio Likuiditas dengan Kinerja
Perusahaan.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengujian persyaratan
statistik dengan uji validitas data
diperoleh korelasi antar butir
dengan skor total 43,86% maka
dinyatakan “valid” item instrumen
tersebut.
2. Berdasarkan pengujian persyaratan
statistik dengan hasil pengujian
reliabilitas data diperoleh nilai
reliabilitasnya sebesar 0,60975949.
Berdasarkan tabel kriteria
reabilitas tes nilai reliabilitas
tergolong tinggi (0,60 < r₁₁ ≤
0,80). Artinya data valid karena
berada diatas 0,050 dan tingkat
reliabelnya tinggi.
3. Berdasarkan pengujian persyaratan
statistik dengan hasil nilai
koefisien korelasi -0,00055 maka
tingkat hubungannya sangat
rendah. Jadi, semakin tidak baik
validitas eksternal instrumen yang
didesain tersebut.
4. Berdasarkan pengujian persyaratan
statistik dengan hasil regresi linear
sederhana. Jadi, jika Rasio
Likuiditas mencapai 15, maka
akan diprediksikan akan terdapat
218,96% Kinerja Perusahaan yang
berpengaruh.
5. Berdasarkan pengujian persyaratan
statistik dengan hasil diperoleh
nilai Koefisien Determinasi (R²)
sebesar 0,03119396 jika dilihat
dari tabel Koefisien Determinasi
(R²) nilai 0,03119396 berada di
korelasi keereatan sangat lemah
(0,00 - 0,20) artinya ada hubungan
positif namun sangat lemah.
6. Berdasarkan hasil pengujian
dengan hasil keputusan statistik :
karena thitung (0,646983787) < ttabel
(2,1604) maka X tidak
berpengaruh terhadap Y secara
linier ; ρ < 0,010
114
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Kasmir, Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Alfabeta.
Dr. Kasmir, Jakfar. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Fahmi, Ilham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, Ilham. 2010. Manajemen Kinerja. Bandung: Alfabeta.
Gozali, Imam.2009. ekonomertika teori,kosep dan amplikasi. Semarang : badan
penerbit universitas diponogoro.
Keown Arthur. J., John D. Martin, J. William Petty, David F. Scott, JR. 2011.
Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh, Jilid 1.
Jakarta: Indeks.
Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Jakarta:
Indeks.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyaningsih, Neneng. 2012. Modul Akuntansi Biaya, Serang:
Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi edisi 4.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Santana, K. Septiawan. 2010. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif,
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Sudaryono. 2011. Statistik Deskriptif Gampang Mengerjakan Mudah
Menerapkannya dalam Analisis Data. Tangerang: Dinas Pendidikan
Provinsi Banten.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung :
Alfabeta.
Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis : Pendekatan
Filosofi dan Praktis. Jakarta : PT Indeks
Suherman,Erman. 2001. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika.
Jakarta:
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 1 Februari 2014|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
http://dinnielvera.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses pada 17 Agustus 2015 pukul 14.02 WIB.
http://pengertiandefinisi-arti.blogspot.com/2012/03/pengertian-definisi-
agribisnis.html diakses pada 1 Agustus 2015 pukul 10:38 WIB.