Abstract

2
ii ABSTRAK Frekuensi pernapasan adalah jumlah udara yang keluar dan masuk ke paru-paru setiap kali bernapas, yang dipengaruhi oleh sistem saraf otonom simpatis maupun parasimpatis. Cold pressor test merupakan stresor yang mengaktivasi saraf simpatis. Pada saat cold pressor test diberikan pada seseorang, terjadi aktivasi saraf otonom simpatis, sehingga frekuensi napas seseorang menjadi meningkat. Tujuan penelitian ini membandingkan perbedaan perubahan frekuensi napas sebelum dan setelah dilakukan cold pressor test. Penelitian ini dilakukan dengan metode quasy experimental atau eksperimental semu dengan Rancangan Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series Design). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria ekslusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Pengolahan data menggunakan SPSS. Dari hasil penelitian, didapatkan nilai p frekuensi napas sebelum dan sesudah diberikan cold pressor test adalah 0,044 (p<0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian dengan menggunaka Uji T dependen, didapati adanya perbedaan frekuensi napas yang bermakna antara sebelum dan setelah diberikan cold pressor test. Kata Kunci: cold pressor test, simpatis, frekuensi napas Universitas Sumatera Utara

description

JURNAL SARAF OTONOM

Transcript of Abstract

Page 1: Abstract

ii

ABSTRAK

Frekuensi pernapasan adalah jumlah udara yang keluar dan masuk ke paru-paru setiap kali bernapas, yang dipengaruhi oleh sistem saraf otonom simpatis maupun parasimpatis. Cold pressor test merupakan stresor yang mengaktivasi saraf simpatis. Pada saat cold pressor test diberikan pada seseorang, terjadi aktivasi saraf otonom simpatis, sehingga frekuensi napas seseorang menjadi meningkat.

Tujuan penelitian ini membandingkan perbedaan perubahan frekuensi napas sebelum dan setelah dilakukan cold pressor test. Penelitian ini dilakukan dengan metode quasy experimental atau eksperimental semu dengan Rancangan Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series Design). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria ekslusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Pengolahan data menggunakan SPSS.

Dari hasil penelitian, didapatkan nilai p frekuensi napas sebelum dan sesudah diberikan cold pressor test adalah 0,044 (p<0,05).

Kesimpulan dari hasil penelitian dengan menggunaka Uji T dependen, didapati adanya perbedaan frekuensi napas yang bermakna antara sebelum dan setelah diberikan cold pressor test.

Kata Kunci: cold pressor test, simpatis, frekuensi napas

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Abstract

iii

ABSTRACT

Respiratory rate is the amount of air in and out of the lungs every breath, which is influenced by the autonomic nervous system, sympathetic and parasympathetic. Cold pressor test is a stressor that activates the sympathetic nerves. At the cold pressor test is given to a person, there is an activation of the sympathetic autonomic nerves, so that one's respiratory rate increases.

The purpose of this study is to compare the differences of changes in the respiratory rate before and after the cold pressor test. The research was done by the quasy experimental method or quasi-experimental design with Time Series with Comparison Group (Control Time Series Design). The number of samples in this study were about 26 people who met the inclusion criteria and had no exclusion criteria. The sampling technique that is used was the stratified random sampling. Processing the data is using SPSS.

From the research, it was found that the respiratory rate p values before and after the cold pressor test was given is 0.044 (p <0.05).

The conclusions from the study with the instruction in Test T dependent, there is a significant difference in respiratory rate between before and after being given the cold pressor test.

Keyword : cold pressor test, sympathetic, respiratory rate

Universitas Sumatera Utara