ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ......

9
STUDI PENENTUAN KAPASITAS FSRU, KAPAL LNG DAN JUMLAH TRIP KAPAL UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN GAS PLTGU DI INDONESIA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BIAYA INVESTASI YANG MINIMUM Dimas Endro W * 1 , Ketut Buda Artana 2 , AA.Bgs Dinariyana.D 2 1 Mahasiswa Pascasarjana Program Magister, Teknik Sistem dan Pengendalian Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya. * Email : [email protected] , [email protected] 2 Dosen Pascasarjana Program Magister, Teknik Sistem dan Pengendalian Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya ABSTAK Penempatan dan pengalokasian LNG FSRU (Floating Storage and Regasification Unit) merupakan salah satu penentu dari keberhasilan pasokan gas yang akan digunakan sebagai bahan bakar PLTGU ( Pembangkit Listrik Tenaga GasUap). Sedangkan di lain pihak, dengan memperhatikan kondisi sebaran lokasi PLTGU yang telah ada, maka penentuan lokasi penempatan dan pengalokasian suatu fasilitas dengan mempertimbangkan biaya yang minimum, merupakan salah satu dasar pertimbangan untuk dapat tidaknya suatu fasilitas dapat dibangun. Berangkat dari kebutuhan akan penentuan lokasi FSRU dengan mempertimbangkan biaya investasi yang minimal, maka penggunaan model matematis, khususnya model Capacitated Plant Location Problem Model (CPLPM), yang mana proses penyelesaiannya dibantu dengan menggunakan pemograman komputer, dan pendekatan heuristik, merupakan salah satu cara pendekatan yang dapat digunakan. Dari hasil proses optimasi diperoleh bahwa untuk dapat melayani kebutuhan gas PLTGU yang tersebar di Indonesia, perlu ditempatkan 1 unit FSRU dengan volume 150.000 m 3 yang tersebar pada 7 lokasi penempatan. Kata kunci : FSRU,Location allocation problem. 1. Pendahuluan. Kebutuhan akan pemenuhan tenaga listrik untuk melayani konsumen di Indonesia dirasa semakin mendesak akhir akhir ini. Dengan rasio elektrifikasi sekitar 60%, ditambah dengan tingginya ketergantungan pembangkit listrik pada bahan bakar minyak, maka bila harga minyak bumi mengalami kenaikan, maka akan berdampak langsung terhadap ongkos produksi listrik yang dikeluarkan. Dari data PLN tahun 20062007, diperoleh bahwa pertumbuhan peak load sebesar 5,5%, menambah mendesaknya untuk dicarikan solusi untuk dapat memenuhi pertumbuhan kebutuhan dengan biaya produksi yang minimal. Salah satu alternatif yang ditawarkan ialah penggunaan gas alam sebagai substitusi minyak bumi. Disamping itu ketersediaan kandungan kapasitas gas alam di Indonesia juga masih sangat banyak, berdasarkan data dari BP MIGAS, per 1 januari 2005, kapastias kandungan gas alam Indonesia yang telah terbukti ialah 97,26 TSCF atau sekitar 97,26 x 10 14 cubic feet gas. Sehingga bila ditinjau dari ketersediaan gas, maka pemanfaatan gas alam sebagai sumber energi pembangkit listrik memiliki prospek yang cukup potensial untuk dikembangkan. Hal lain yang merupakan nilai tambahan dari

Transcript of ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ......

Page 1: ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ... Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi ...

STUDI PENENTUAN KAPASITAS FSRU, KAPAL LNG DAN JUMLAH TRIP KAPAL UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN GAS PLTGU DI INDONESIA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BIAYA

INVESTASI YANG MINIMUM

Dimas Endro W *1, Ketut Buda Artana2, AA.Bgs Dinariyana.D2 

 1  Mahasiswa Pascasarjana Program Magister, Teknik Sistem dan Pengendalian Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya. * Email : [email protected] , [email protected]  2Dosen Pascasarjana Program Magister, Teknik Sistem dan Pengendalian Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya 

 ABSTAK 

Penempatan  dan  pengalokasian  LNG  FSRU  (Floating  Storage  and  Regasification Unit) merupakan salah satu penentu dari keberhasilan pasokan gas yang akan digunakan sebagai bahan bakar PLTGU ( Pembangkit  Listrik  Tenaga  Gas‐  Uap).    Sedangkan  di  lain  pihak,  dengan memperhatikan  kondisi sebaran lokasi PLTGU yang telah ada, maka penentuan lokasi penempatan dan pengalokasian suatu fasilitas  dengan  mempertimbangkan  biaya  yang  minimum,  merupakan  salah  satu  dasar pertimbangan untuk dapat tidaknya suatu fasilitas dapat dibangun.  

Berangkat dari kebutuhan akan penentuan  lokasi FSRU dengan mempertimbangkan biaya  investasi yang minimal, maka  penggunaan model matematis,  khususnya model  Capacitated  Plant  Location Problem  Model  (CPLPM),  yang  mana  proses  penyelesaiannya  dibantu  dengan  menggunakan pemograman  komputer,  dan  pendekatan  heuristik, merupakan  salah  satu  cara  pendekatan  yang dapat digunakan.   

Dari  hasil  proses  optimasi  diperoleh  bahwa  untuk  dapat  melayani  kebutuhan  gas  PLTGU  yang tersebar di  Indonesia, perlu ditempatkan    1  unit  FSRU dengan  volume  150.000 m3  yang  tersebar pada 7 lokasi penempatan.  

Kata kunci : FSRU,Location allocation problem. 

 

1. Pendahuluan. 

Kebutuhan akan pemenuhan  tenaga  listrik untuk melayani konsumen di  Indonesia dirasa  semakin mendesak  akhir  akhir  ini.    Dengan  rasio  elektrifikasi  sekitar  60%,  ditambah  dengan  tingginya ketergantungan  pembangkit  listrik  pada  bahan  bakar  minyak,    maka  bila  harga  minyak  bumi mengalami  kenaikan,  maka  akan  berdampak  langsung  terhadap  ongkos  produksi  listrik  yang dikeluarkan. Dari  data  PLN    tahun  2006‐2007,  diperoleh  bahwa  pertumbuhan  peak  load  sebesar 5,5%,  menambah  mendesaknya  untuk  dicarikan  solusi  untuk  dapat  memenuhi  pertumbuhan kebutuhan dengan biaya produksi yang minimal.   

Salah  satu alternatif yang ditawarkan  ialah penggunaan gas alam  sebagai  substitusi minyak bumi. Disamping  itu ketersediaan kandungan kapasitas gas alam di  Indonesia    juga masih sangat banyak, berdasarkan data dari BP MIGAS, per 1 januari 2005, kapastias kandungan gas alam Indonesia yang telah terbukti  ialah 97,26 TSCF atau sekitar 97,26 x 1014   cubic feet gas.   Sehingga bila ditinjau dari ketersediaan gas, maka pemanfaatan gas alam sebagai sumber energi pembangkit  listrik   memiliki prospek yang cukup potensial untuk dikembangkan.   Hal  lain yang merupakan nilai  tambahan dari 

Page 2: ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ... Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi ...

penggunaan  gas  alam  sebagai  bahan  bakar  ialah  rendahnya  tingkat  polutan  yang  dihasilkan  dari pembakaran gas alam dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi. 

Agar  dapat mewujudkan  digunakannya  gas  alam  sebagai  bahan  bakar  pembangkit  listrik  dengan mempertimbangkan  kondisi  geografis  Indonesia,  pertimbangan  distribusi  pasokan  gas  alam  serta teknologi proses, maka penggunaan LNG Carrier merupakan pilihan yang tidak dapat dihindari.  Akan tetapi, pemanfaatan  LNG  carier memerlukan dukungan  fasilitas  seperti  liquefaction plant,  loading terminal  with  storage  tanks,  receiving  terminal  with  storage  tanks  serta  re‐gasification    plant sebelum dapat digunakan oleh konsumen. Gambar 1 berikut menunjukkan  rangkaian  rantai pasok dari sistim distribusi LNG. 

 

Gambar 1. Rangkaian Rantai Pasok LNG  

Bertolak dari mata rantai proses distribusi LNG tersebut, maka perlu dicari suatu penanganan yang optimal, khususnya pada proses transportasi LNG dan terminal penerima regasifikasi (regasification unit). Diharapkan  dengan  penempatan  fasilitas  penerima  serta  penggunaan  kapal  dengan  ukuran yang tepat, rute perjalanan kapal serta  jumlah trip yang sesuai, maka resiko terjadinya kekurangan pasokan dapat dieliminir. Disamping itu, faktor optimalisasi fasilitas penerima regasifikasi dan kapal pengangkut  (Carrier)  tersebut  sebaiknya  juga memperhatikan  nilai  investasi  yang  tepat  sehingga, biaya produksi yang harus ditanggung konsumen menjadi ringan. 

Salah  satu upaya untuk meminimalisir biaya  investasi,  ialah dengan penggunaan  Floating  Storage Regasification Unit  (FSRU).  FSRU merupakan  terminal  semi permanen  untuk menerima  LNG  yang diletakkan diperairan  laut jauh dari pantai.   Penempatan FSRU  ini memungkinkan pemindahan LNG dari kapal LNG Carrier diperairan laut, sehingga tidak memerlukan pembangunan dermaga.  Dampak lain dari pemanfaatan FSRU ialah biaya pembebasan tanah serta resiko sosial dapat dikurangi. 

Pertimbangan  penempatan  FSRU  sebaiknya  juga  mempertimbangkan  lokasi  serta  kapasitas kebutuhan  bahan  bakar  gas  untuk  pembangkit  yang  akan  dilayani,  hal  lain  yang  dapat menjadi pertimbangan  ialah  ditempatkannya  FSRU  pada  perairan  yang  terdekat  dengan  pembangkit, sehingga diharapkan  lokasi  tersebut memungkinkan  terdistribusikannya gas  yang  lebih optimal  ke setiap pembangkit.  

Berangkat dari pentingnya pembangunan fasilitas distribusi LNG sebagai bahan bakar PLTGU, maka sebagai tahap awal, perlu ditentukan tinjauan yang mengulas biaya investasi pendirian fasilitas FSRU dan  Kapal  serta  biaya  transportasi    yang minimum.   Dengan memperhatikan  sebaran  lokasi  dan kapasitas FSRU dan Kapal pengangkut. 

 

2. Data Kapasitas FSRU, Kapal Pembawa (LNG Carrier) yang tersedia , sebaran PLTGU Indonesia beserta Kilang gas pemasok. 

Sejauh  ini di  Indonesia, perencanaan  fasilitas LNG FSRU merupakan hal yang baru. Meskipun sejak tahun  1980  an  Indonesia  telah  mulai  mengekspor  LNG,  akan  tetapi  pemanfaatan  LNG  untuk 

Page 3: ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ... Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi ...

kebutuhan  bahan  bakar  keperluan  domestik  masih  belun  dilakukan.    Seiring  dengan  makin menipisnya  cadangan  minyak  bumi  di  Indonesia,  telah  mendorong  kesadaran  akan  pentingnya disertifikasi bahan bakar untuk dapat memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat.   

Dengan mengacu  dari  instalasi  dan  sistim  distribusi  dari  negara  yang  telah memiliki  pengalaman distribusi gas, maka penentuan kapasitas FSRU yang digunakan menggunakan data kapasitas FSRU yang  telah pernah difabrikasi.   Pada penelitian  ini dipilih 3 macam kapasitas FSRU, yaitu  : 138.000 m3,  150.000  m3  dan    180.000  m3.    Pertimbangan  pemilihan  kapasitas  tersebut  dikarenakan ketersediaan desain dan kemampuan produksi dari galangan kapal untuk dapat memfabrikasi FSRU.  Hal yang sama  juga berlaku pada ketersediaan kapal yang ada, sehingga pada pembahasan kali  ini kapasitas kapal yang digunakan  ialah sebesar 20.000m3, 125.000 m3 dan 135.000m3.     Lebih  lanjut, distribusi gas dari fasilitas FSRU ke konsumen dengan menggunakan jaringan pipa.  

Sebagai kilang gas, yang digunakan untuk memasok gas,  dipilih ladang gas Gas Tangguh (Irian Jaya), Donggi‐Senoro (Sulawesi Tengah), dan Bontang (Kalimantan  Timur).   

Sedangkan Sebaran PLTGU yang potensial untuk menggunakan bahan bakar gas, ditunjukkan pada Tabel 1 sebagai berikut : 

Tabel 1. Matriks Sebaran PLTGU dan Kebutuhan Gas (Parsial) 

 Nama PLTGU    Baris 

Kolom   

Kebutuhan Bahan Bakar Gas 

MMSCFD Gas phase req (m3/day) 

LNG Reqr (m3/day) 

LNG Reqr (m3/year) 

PLTGU GT 1.2 BELAWAN  A  Sumut 1  17,14  485431,656  809,053  295304,257 

PLTGU BELAWAN GT 2.2  B  Sumut 2  17,14  485431,656  809,053  295304,257 

PLTG TM 2500 PAYA PASIR UNIT 2.2  C  Sumut 3  4,00  113267,386  188,779  68904,327 

PLTG GLUGUR UNIT 2.1  D  Sumut 4  2,72  77021,823  128,370  46854,942 

PLTGU BELAWAN UNIT ST 2.0  E  Sumut 5  23,23  657678,988  1096,132  400088,051 

PLTG PAYA PASIR UNIT 4 MEDAN  F  Sumut 6  4,02  113833,723  189,723  69248,848 

PLTG TELUK LEMBU UNIT 1  G  Sumut 7  4,32  122328,777  203,881  74416,673 

PLTG Paya Pasir LOT 2.3 ‐ Medan  H  Sumut 8  6,82  193120,894  321,868  117481,877 

PLTGU BELAWAN GT 1.1  I  Sumut 9  17,14  485431,656  809,053  295304,257 

PLTG PANARAAN UNIT 4 ‐ BATAM  N  Batam1  6,40  181227,818  302,046  110246,923 

PLTG PANARAN UNIT 3 ‐ BATAM  O  Batam2  6,40  181227,818  302,046  110246,923 

PLTG PANARAN UNIT 3 ‐ BATAM  P  Batam3  2,86  80905,276  134,842  49217,376 

PLTGU Tj Ucang  Q  Batam4  5,71  161810,552  269,684  98434,752 

PLTGU Tj Ucang  R  Batam5  1,57  44497,902  74,163  27069,557 

PLTGU Tj Ucang  S  Batam6  15,43  436888,490  728,147  265773,832 

PLTGU Tj Ucang  T  Batam7  5,71  161810,552  269,684  98434,752 

Sumber : WWW.Pln‐jaser.co.id 

Secara grafis, ditunjukkan pada gambar 2 berikut : 

Page 4: ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ... Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi ...

 

Gambar 2. Sebaran PLTGU di Indonesia 

3. Pembahasan  

Untuk  dapat  menjamin  kelancaran  distribusi  LNG,  khususnya  pada  tahap  pengapalan  dan penerimaan dengan biaya minimal,  pemecahan permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan dua tahapan.  Tahap  pertama,  ialah  dilakukan  penentuan  letak  lokasi  fasilitas  FSRU  dengan memperhatikan konsumen  (PLTGU).   Tahap kedua  ialah dengan menentukan kapasitas FSRU yang disesuaikan  dengan  konfigurasi  kapal  yang  tersedia.  Pada  tahap  kedua,  dilakukan  perhitungan optimasi biaya transport dan biaya pengadaan kapal, sesuai dengan kapasitas yang optimal.  Sebagai data tambahan, berikut disajikan data  tabulasi biaya pengadaan FSRU baru 

Tabel 2. Tabulasi Biaya Pengadaan FSRU baru 

No  Kapasitas FSRU (m3) Biaya Pengadaan (baru)

1  138.000  326  Juta    USD 

2  150.000  376  Juta    USD 

3  180.000  410  Juta    USD 

Sedangkan biaya untuk pengadaan kapal pengangkut LNG baru dicantumkan pada Tabel 3.  

Tabel 3.  Tabulasi Biaya Pengadaan Kapal baru. 

No  Kapasitas Kapal (m3)  Biaya Pengadaan (baru) 

1  20.000  120  Juta    USD 

2  125.000  200  Juta    USD 

3  135.000  220  Juta    USD 

 

Besarnya biaya pengiriman oleh kapal, ditunjukkan pada Tabel 4. 

Page 5: ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ... Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi ...

Tabel 4.  Tabulasi Biaya pengiriman kapal . 

No  Kapasitas Kapal (m3)  Biaya Pengiriman oleh kapal (shipping Cost) 

1  20.000  291   USD/mil 

2  125.000  1741,765 USD/mil 

3  135.000  1881,295  USD/mil 

 

3.1. Definisi masalah. 

  Suatu kumpulan konsumen dan fasilitas yang potensial telah didefinisikan. Jika di merupakan kebutuhan konsumen, masing masing konsumen memiliki di> 0,  sehingga harus dilayani oleh suatu fasilitas, sehingga dapat memenuhi di  .   Dengan mempertimbangkan kapasitas kapal dan kapasitas FSRU    telah  didefinisikan, maka  untuk mencapai  biaya  keseluruhan minimal,  lokasi  fasilitas  dan konfigurasi kapal harus dapat ditentukan untuk kondisi optimal. 

Batasan dari CLRP (capacitated  location‐routing problem, CLRP)   ditentukan dengan kondisi sebagai berikut : 1. Kebutuhan dari masing masing konsumen (PLTGU) terhadap  bahan bakar Gas harus dapat      dipenuhi. 2. Masing masing konsumen harus dilayani oleh satu fasilitas. Tidak ada konsumen yang memperoeh pelayanan dari fasilitas yang tertutup. 3. Kebutuhan permintaan pada  setiap  jaringan harus  lebih  kecil  atau  sama dengan  kapasitas dari kapal yang melayani suatu jaringan. 4. Masing masing jaringan pelayanan kapal bermula dan berakhir ke fasilitas yang sama. 5. Pemenuhan kebutuhan suatu fasilitas dilakukan oleh satu atau beberapa konfigurasi kapal.   3.2. Model matematis pendekatan. 

Permasalahan  Capacitated  Location  –routing  Problem,  CLRP,  secara  umum  dinyatakan  sebagai berikut :  

∑ ∑∑= ==

+=U

i

U

iii

V

jijij yfxcZMin

1 11

 (3.1) 

Subject to  : 

∑=

==U

iij Vjx

1) ,... 2 ,1 ( 1   (3.2)  

∑=

=≤V

jiiijj Uiyqxd

1

) ,... 2 ,1 (   (3.3) 

∑=

=U

ii Py

1

    (3.4) 

Page 6: ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ... Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi ...

VjUixij ∈∈≥ , 0      (3.5) 

{ } Uiyi ∈∈ 1 , 0     (3.6) 

Penjelasan: 

Persamaan (3.1), menyatakan minimalisasi dari biaya total .  Persamaan ini juga merupakan              fungsi tujuan (objective function). 

Persamaan  (3.2)  memastikan  bahwa  permintaan  dari  konsumen  dapat  terpenuhi  oleh fasilitas yang dibangun. 

Persamaan  (3.3)  menunjukkan  hubungan  antara    variabel  (xij)  dengan  variabel  (yi). Persamaan  tersebut  menyatakan  bahwa  tidak  ada  konsumen  yang disuplai  dari  suatu  fasilitas  yang  tertutup.  Serta,  suplai  yang  dipasok terhadap kebutuhan  total dari masing masing  fasilitas yang dibuka  tidak akan melebihi kapasitas dari fasilitas. 

Persamaan (3.4)   menyatakan jumlah fasilitas yang dibuka ialah P. Persamaan (3.5)   memberikan batasan nilai minimal untuk variabel (xij). Persamaan (3.6)   merupakan batasan integrality constraint. 

 3.3. Perangkat perhitungan yang digunakan  

Hasil perhitungan yang ada, pada tahap awal akan diperoleh lokasi penempatan fasilitas FSRU yang bersifat sementara. Lokasi yang sementara terdefinisi tersebut, kemudian dihitung kembali dengan menggunakan program komputer, untuk diketahui  lokasi definitif dimana  lokasi  tersebut memiliki biaya paling minimum untuk jarak lokasi fasilitas FSRU menuju ladang gas.  Penghitungan dilakukan dengan  menggunakan  program  Microsoft  Visual  Studio  2008,  Version  9.0.21022.8  RTM  ©2007 Microsoft  Corporation.  Dipilihnya  penggunaan  program  komputer  ini  ialah  kemudahan  untuk mendefinisikan suatu attribut ke dalam parameter yang hendak dihitung atau dicari. Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi penempatan fasilitas dengan kapasitas FSRU serta pemilihan kapal pembawa untuk memperoleh biaya operasional dan investasi minimum dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini: 

 

  

Gambar 3. Prosedur alur logika Pemograman 

Sedangkan  tayangan  program  optimasi  berdasar  alur  logika  pemograman  yang  ditunjukkan  pada Gambar 3 ialah sebagai berikut : 

 

Page 7: ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ... Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi ...

Seperti yyang  dihdigunakKapasitahasil  pekolom  dSedangkpaling myang diitersebut

Selain ituntuk mdigunakdigunakvalidatioinputan,apakah variabel

Berikut validasi 

yang tampakhitung  berdan sebagai bas  kapal  (m3

erhitungan  odata  asli.     kan pada datminimal.  Datnput oleh ust, merupakan

u, dapat ditamengetahui vannya  data an  pada  sison).   Validas, dan logika model  dan  inputan. 

pada  Gambkotak putih. 

k pada menuasarkan  inpbahan untuk 3), dan  ladanoptimasi  yan  Sehingga, ta yang dihasta optimasi dser.   Data on data untuk

ambahkan fuvalidasi dari hasil  perhit

stim  ini  ialahsi kotak putisistim yang sistim  yang 

bar  5  ditunj  

Gambar 5

Gambar 4. T

u, terdapat dutan  yang  dperhitunganng  gas. Berdng  disesuaikapada  kolomsilkan pada kdihitung hanyoptimasi hasik kondisi opt

ungsi dari koprogram petungan  sebah  dengan  mh dilakukan dibangun. Mdibuat  tela

ukkan  data 

5. Data hasil 

Tampilan Me

dua tampilandilakukan  oln pada kolomasar  keteranan  dengan  pm  data  asli kolom data oya berdasarkl perhitungatimum globa

olom data aserhitungan ygai  data  yanmenggunakandengan men

Metode validah  handal  un

hasil  valida

perhitungan

enu Program

n tabulasi daleh  user.  Dam data asli iangan  yang dparameter  idapat  digoloptimasi merkan inputan an yang dihal. 

li dan data oyang dibuat. ng  terpercayn  metode  vngamati caraasi kotak puntuk  dapat m

asi  program 

 untuk prose

ta. Data Asliata  yang  diilah : Propinsdiinputkan  tenputan,  akaongkan  sebarupakan datauntuk paramsilkan pada 

optimasi yangValidasi dipya  (valid). Mvalidasi  kotaa kerja  intertih digunakamenangani  p

dengan  me

 

es validasi. 

 

i, yaitu data input  oleh  usi, Volume FSersebut, makan  ditayangkagai  optimua untuk kondmeter lokasi kolom data 

g disandingkerlukan untu

Metode  validk  putih,  (Wrnal model, an untuk meperubahan  t

enggunakan 

optimasi user  dan SRU (m3), ka untuk kan  pada um  lokal. disi biaya propinsi, optimasi 

kan, ialah uk dapat dasi  yang White  box misalnya ngetahui terhadap 

metode 

Page 8: ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ... Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi ...

Tampak  dari  gambar  5,  bahwa  sesuai  dengan  data  yang  diinputkan,  pada  kolom  data  asli  akan menghasilkan nilai yang identik dengan nilai pada data optimasi. Sehingga dapat dikatakan program optimasi yang dibuat dan dicantumkan pada kolom data optimasi merupakan program yang valid. 

 

4. Hasil  dan Analisa 

Hasil yang diperoleh dari eksekusi program, dapat ditabulasikan pada tabel 2 sebagai berikut : 

Tabel 5. Lokasi Penempatan fasilitas FSRU yang disarankan beserta kapasitasnya. 

No  Lokasi FSRU  Kapasitas FSRU (m3) 

Kebutuhan LNG  Per hari (m3/hari) 

Masa Konsumsi (hari) 

1  Sumut 1 (PLTGU  GT 1.2 Belawan)  150.000  8974,59  17

2  Batam 1 (PLTGU  Panaran 4 Batam)  150.000  8974,59  17

3  Jawa 17 ( Grand Indonesia JKT)  150.000  21187,45  7

4  Jawa    38  (PLMTG  PT  Indocement Unit 3 Palimanan Cirebon) 

150.000  22296,47  7

5  Bali 9 (PLTG Gilimanuk‐Bali)  150.000  11315,54  13

6  Kaltim 1  (PLTG Sambera)  150.000  2856,70  53

7  Sulsel 7 (PLTG Energi Sengkang)  150.000  8102,61  19

 

Dari Tabel 2, dapat diketahui bahwa untuk dapat melayani kebutuhan konsumen PLTGU di seluruh Indonesia,  disarankan  untuk  ditempatkan  sebanyak  7  lokasi  fasilitas  penerima  FSRU,  dengan kapasitas  sebesar 150.000 m3. Pemilihan kapasitas  sebesar 150.000 m3    tersebut,  tentunya  sangat dipengaruhi oleh tersedianya pilihan kapasitas dari kapal yang tersedia. Bila diasumsikan setiap kali terjadi pengiriman dari  ladang gas menuju  lokasi  fasitas pengiriman dapat mengisi kapasitas FSRU secara  penuh  100%, maka  untuk memperoleh  pengiriman  terkecil  (lihat  gambar  3), maka  dipilih kapasitas FSRU dengan kapasitas 150.000 m3. Dilain pihak, ukuran FSRU tersebut merupakan ukuran untuk konfigurasi kapal sebesar 135.000 m3 dan 20.000m3, yang mana kapal dengan konfigurasi  ini menghasilkan  biaya  denda  terkecil  untuk  setiap  mile  pengiriman  pulang.    Sehingga  untuk memperoleh biaya total yang minimum, disarankan untuk memilih kapasitas FSRU sebesar 150.000 m3 dengan konvigurasi kapal sebesar 135.000 m3 dan 20.000m3. 

 

5. Kesimpulan 

Berdasarkan hasil optimasi yang diperoleh, maka  

1 Disarankan untuk mendirikan lokasi fasilitas FSRU sebanyak 7 buah untuk dapat melayani sebaran PLTGU yang ada di Indonesia. 

Page 9: ABSTAK - digilib.its.ac.id · menggunakan program komputer, untuk diketahui lokasi definitif ... Sedangkan alur pemograman yang digunakan untuk mengetahui lokasi ...

2.  Penentuan  kapasitas  fasilitas  FSRU  yang  optimal  tidak  hanya melibatkan  kebutuhan  konsumsi harian  dari  konsumen,  akan  tetapi  juga memperhatikan  kondisi  kapal/konvigurasi  dari  kapasitas kapal yang tersedia, agar diperoleh biaya yang minimum. 

3. Pemilihan konvigurasi kapal yang tidak tepat,   akan menyebabkan terjadinya peningkatan denda dikarenakan  tidak  terserapnya muatan    yang  dibawa  oleh  fasilitas,  serta  biaya  transportasi  yang tinggi. 

 

Daftar Pustaka.  

 

[1]  Lawrence S.A. Intermodal Sea Transport:The years Ahead.Lexington Books,Lexington MA. 1972 

[2]  M.Christiansen, et al. Maritime Transportation , Handbook in OR & MS , Vol 14. Elsevier B.V. 2007 

[3]  Gen. M. , Cheng. R, Genetic Algorithms and Engineering Optimization, John Wiley & Sons, Inc. 2000  

[4]  E.C.Ozelkan, Ambrosio A.D, Teng S.G,  Oprimizing liquefied natural gas terminal desain for effective supply chain operation, International journal of  Production   economics pp. 529‐542 , 2008.  

[5]  R.Priyono,Ir.    Indonesian Gas  Policy  Implementation  Strategy  and Development  Plan  for Fulfilling  Domestic  Demand  While  Pursuing  Global  Market  Opportunities,  Indogas conference, 2009. 

[6]  Takashi Kuroko, Current Size of Spot LNG Market Trade within Asia Pacific  in comparison with LNG Procurement through Long & Medium Term Contract , Indogas Conference,2009. 

[7]  Panji  Yulianto  Kurniawan,  Aplikasi  Multiple  Criteria  Decision  Making  (MCDM)  Untuk Pemilihan  Lokasi  Floating  Storage  And  Regasification  Unit  (FSRU)  dan SistimPenambatannya  (Studi  Kasus  Suplai  LNG  dari  Ladang  Tangguh  Ke  Bali),  Jurusan Teknik Sistim Perkapalan, ITS,2008