ABSES PARU

6
RSUD Dr. SOEBANDI PROTAP ABSES PARU No. Dokumen 01/SMF.THT/…… No. Revisi I Halaman 1/…… PROSEDUR TETAP Tanggal terbit; ………………………… Ditetapkan oleh; Direktur dr. Hj. Yuni Ermita Djatmiko, M.Kes NIP: 19530901.198103.2.003 BATASAN Abses paru adalah lesi paru supuratif yang disertai dengan nekrois jaringan di dalamnya. Dikenal pula dengan istilah necrotizing pneumonia bila lesi supuratif nekrosis ( kaviti ) multiple. ETIOLOGI Kuman penyebab biasanya terdiri dari campuran kuman aerob dan anaerob ( peptococcus, peptostreptococcus, fusobacterium spp,, Bacteroides spp ) yang merupakan flora normal di orofaring. Penyebab paling sering bakteri piogenik terutama mikroba anerob. Abses dapat terjadi karena : 1. aspirasi 2. penyulit pneumoni

description

abses paru

Transcript of ABSES PARU

Page 1: ABSES PARU

RSUD Dr. SOEBANDI

PROTAP ABSES PARU

No. Dokumen01/SMF.THT/……

No. RevisiI

Halaman1/……

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit;…………………………

Ditetapkan oleh;Direktur

dr. Hj. Yuni Ermita Djatmiko, M.KesNIP: 19530901.198103.2.003

BATASAN

Abses paru adalah lesi paru supuratif yang disertai dengan nekrois jaringan di

dalamnya. Dikenal pula dengan istilah necrotizing pneumonia bila lesi supuratif nekrosis

( kaviti ) multiple.

ETIOLOGI

Kuman penyebab biasanya terdiri dari campuran kuman aerob dan anaerob

( peptococcus, peptostreptococcus, fusobacterium spp,, Bacteroides spp ) yang

merupakan flora normal di orofaring. Penyebab paling sering bakteri piogenik terutama

mikroba anerob.

Abses dapat terjadi karena :

1. aspirasi

2. penyulit pneumoni

3. trauma paru yang terinfeksi

4. infark paru yang terinfeksi atau berasal dari empiema

dalam pembicaraan selanjutnya hanya abses paru yang disebabkan oleh aspirasi yang

akan diuraikan lebih lanjut.

PATOGENESIS

Page 2: ABSES PARU

Infeksi akan mudah timbul bila ada factor predisposisi, seperti :

1. ada sumber infeksi dari saluran napas yaitu infeksi mulut, tumor laring yang

terinfeksi, bronkiektasis yang ternfeksi, dan tumor paru yang terinfeksi

2. daya tahan saluran napas yang menurun, karena ada gangguan seperti paralisis laring,

kesadaran menurun, akalasia, karsinoma esophagus, dan gangguan ekspektorasi

3. obstruksi mekanik saluran napas oleh karena aspirasi bekuan darah,pus , gigi,

muntahan, tumor bronkus

bahan yang terhisap akan masuk ke dalam paru yang letaknya lebih rendah ( gravity

dependet segment ). Pada posisi tegak aspirat akan menunju segmen basal lobus inferior,

terutama paru kanan, tetapi bila aspirasi terjadi pada waktu tidur terlentang, aspiratnya

akan menuju ke segmen posterior lobus superior dan segmen superior lobus inferior

proses dimulai sebagai suatu pneumonia dan bila tidak mendapatkan terapi yang adekuat,

maka proses akan berkembang menjadi necrotizing pneumonia atau abses paru

PATOLOGI

Kaviti yang terjadi akibat nekrosis jaringan, dikelilingi dinding tebal dan radang paru

sekitarnya. Biasanya kaviti mempunyai hubungan dengan bronkus

GEJALA KLINIS

Batuk, dahak berbau busuk ( foetor ex ore ), panas badan, nyeri pleuritik, badan

tambah kurus, berkeringat malam. Perjalanan penyakit yang khas adalh kronik dan

lamban ( chronic and indolent ) yang berpotensi untuk terjadi penyulit yang mendadak

dan gawat seperti abses otak, batuk darah profus, piopneumotoraks.

DIAGNOSIS

Diagnosis abses paru akibat aspirasi ditegakkan dengan :

1. adanya riwayat aspirasi terutama pada penderita-penderita dengan ganguan

kesadaran, gannguan menelan. Pada keadaan ridur sering terjadi aspirasi yang tidak

disadari, keadaan predisposisi lain untuk infeksi anaerob

2. gejala klinis yang khas : perjalanan penyakit kronis dan ondolen. Batuk dengan dahak

purulen berbau busuk

Page 3: ABSES PARU

3. kelainan di satu tempat di paru sesuai dengan posisi penderita pada waktu terjadi

aspirasi

pemeriksaan penunjang

laboratorium

- darah tepi : lekosit meningkat sedang 12.000-20.000 / ml, LED meningkat,

anemia

- dahak : pengecatan gram, didapatkan banyak PMN, serta bakteri dari luar

berbagai jenis

foto toraks

rongga soliter berdinding tebal yang dikelilingi konsolidasi biasanya disertai air fluid

level. Diagnosis didasarkan pada radiologi toraks.

DIAGNOSIS BANDING

1. tuberkulosis paru : biasanya tidak disertai air fluid level

2. karsinoma brongenik yang mengalami nekrosis. Dinding kaviti tebal, tidak rata

3. bula atau kista yang terinfeksi dengan dinding tipis, disekitarnya tidak ada rekasi

radang

4. hematom paru ditandai dengan riwayat trauma, tidak ada gejala infeksi

5. sekuester paru yang mengalami abses. Tidak ada hubungan dengan bronkus

( bronkografi )

6. pneumokoniosis yang mengalami kavitasi dan ditandai ada simple pneumoconiosis di

sekitarnya.

PENYULIT

1. batuk darah

2. empiema atau piopneumotoraks

3. abses otak

4. anemia, kakesi dan amiloidosis dapat timbul pada penyakit yang kronis

PENATALAKSANAAN

Page 4: ABSES PARU

1. penatalaksanaan umum

memperbaiki keadaan umum penderita dengan diet TKTP dan minum banyak

a. clindamycin 600 mg iv/8 jam, membaik dilanjutkan 300 mg po/6 jam

- amoxycillin-clavunalic acid 878 mg po/12 jam

- amoxycillin 500 mg/8 jam atau penicillin G 1-2 juta unit iv/4-6 jam, ditambah

metronidazol 500 mg po/iv tiap 8-12 jam

antibiotik sebaiknya diberikan sampai foto toraks membaik

b. drainase postural dan fisioterapi

posisi tubuh diatur sedemikian rupa sehingga pus dapat keluar dengan

sendirinya ( akibat gaya berat ) atau dengan bantuan fisioterapi

2. penatalaksanaan khusus

a. bronskoskopi

bila pus sukar keluar, maka perlu dilakukan bronkoskopi untuk membersihkan

jalan napas dan menghisap