abses mammae.doc

13
Abses Payudara Sinistra et cetera Inflamasi Kronis Doni Lukas Damari 102011353 / F9 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email : [email protected] Pendahuluan Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada kalanganwanita khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil. Penyakit yang menyerang payudara ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya yaitu abses mammae.Abses payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulannanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri. Kondisi inimenyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh. Pada beberapa kasus,orang-orang sdengan abses payudara dapat menderita demam Anamnesis 1. Identitas 2. Keluhan utama

Transcript of abses mammae.doc

Page 1: abses mammae.doc

Abses Payudara Sinistra et cetera Inflamasi Kronis

Doni Lukas Damari

102011353 / F9

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Email : [email protected]

Pendahuluan

Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada

kalanganwanita khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil.

Penyakit yang menyerang payudara ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada

penyakit lain yang tak kalah berbahayanya yaitu abses mammae.Abs es payu da r a

ada l ah s ua tu kond i s i m ed i s yan g d i t and a i deng an kum pu lan nanah yang

terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri. Kondisi

inimenyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh. Pada beberapa

kasus,orang-orang sdengan abses payudara dapat menderita demam

Anamnesis

1. Identitas

2. Keluhan utama

Keluhan kenapa pasien dateng ke dokter dan tanyakan berapa lama?

3. Riwayat penyakit sekarang

Apakah bengkak? Semakin membesar atau tidak? Apakah ada demam?

Dan hal yang memperberat atau memperingan gejala? Apakah sedang

menyusui?

4. Riwayat penyakit dahulu

Apakah pernah mengalami hal yang sama atau baru pertama kali? Dan

penyakit menahun seperti diabetes melitus, hipertensi dll

Page 2: abses mammae.doc

5. Riwayat Keluarga

Apakah dikeluarga ada yang sakitnya sama?

6. Riwayat sosial ekonomi

Bagaimana keadaan tempat tinggal?

Anamnesis yang diadapat dari skenario adalah Wanita 28 tahun dengan

keluhan payudara kirinya membengkak, sakit dan demam sejak 1 minggu

yang lalu, pasien sedang menyusui.

Pemeriksaan Fisik 1

Pemeriksaan payudara penting khususnya ketika terdapat gejala. Pasien harus

diinstruksikan mengenai pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI ) secara periodik

selama hidup. Norwitz E, Schorge J. At a glance obstetri & ginekologi .Edisi kedua .

2007. Jakarta : Erlangga. Hal 35

Inspeksi

Inspeksi adalah langkah pertama. Inspeksi biasanya dilakukan dengan lengan

diangkat di atas kepala, kemudian otot pektoralis ditegangkan ( dengan meminta pasien

meletakkan tangannya diatas panggul dan menekannya ke arah dalam ) lalu pasien

mengganti posisinya ke posisi santai dan menbungkuk ke depan. Manuver ini akan

mempertegas perubahan kulit dan kontur seperti retraksi, edema , dan eritema, dan

perubahan putting seperti retraksi, eksim, atau erosi.

Gambar 1. Inspeksi payudara2

Page 3: abses mammae.doc

Inspeksi bentuk, ukuran, simetris atau tidak dari kedua payudara, apakah terdapat

edema, retraksi kulit atau putting susu, dan eritema.

Palpasi

Palpasi paling baik dilakukan dengan posisi pasien dalam keadaan duduk atau

terlentang. Pemeriksaan dilakukan dengan gerakan melingkar konsentris, dimulai dengan

jaringan payudara paling luar, dokter harus berupaya untuk melihat adanya sekret dari

puting dan memeriksa aksila dengan seksama untuk melihat keberadaan adenopati.

Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk pelpasi

kelenjar limfe di aksila, supraklavikula, dan parasternal. Setiap massa yang teraba atau

suatu lymphadenopathy, harus dinilai lokasinya, ukurannya, konsistensinta, bentuk,

mobilitas atau fiksasinya.

Gambar 3. Palpasi mamae

Gambar 2. Palpasi payudara2

Pemeriksaan Penunjang

Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan

jumlah sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi abses, bisa dilakukan

pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan.

Diagnosis Kerja

Abses Payudara sinistra

Abses adalah koleksi tertutup nanah pada jaringan, organ, atau ruang terbatas dalam

tubuh. Abses merupakan tanda infeksi dan biasanya bengkak dan meradang.

Te r ben t ukny a abs es payuda ra d i ak iba tk an t e r j ad i p ro se s pe r adanga n

Page 4: abses mammae.doc

pada pa yu da r a . N amun ,  peradangan payudara jarang ditemukan dan selama

stadium akut biasanya menimbulkan nyeris pontan dan nyeri tekan di bagian yang

terkena.3

Epidemiologi

Terjadinya infeksi pada wanita yang tidak menyusui jarang terjadi. Abses

subareolar  berkembang pada wanita muda atau paruh baya yang tidak menyusui.

Etiologi

Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan

pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu

menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu

yang rusak pada masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.3

Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui bebebrapa cara yaitu

sebagai berikut :

1.     Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril

2.     Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.

3.     Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak

menimbulkan gangguan, kadang bias menyebabkan abses.

Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :

1.     Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.

2.     Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.

3.     Terdapat gangguan system kekebalan tubuh.

Patofisiologi

Adapun patogenesis dari abses payudara ini adalah luka atau lesi pada puting sehingga terjadi

peradangan kumudian organisme berupa bakteri atau kuman masuk kedalam payudara

sehingga  pengeluaran susu terhambat akibat  penyumbatan duktus kemudian terjadi

infeksi yang tidak tertangani yang mengakibatkan terjadinya abses.

Gambaran Klinis

Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu

organ atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara

diantaranya :

Page 5: abses mammae.doc

Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah mengkilap, panas jika disentuh,

membengkak dan adanya nyeri tekan). 

Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak

sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan

lebih putih karena kulit diatasnya menipis.

Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise

Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)

Gatal- gatal

Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara

yang terkena.

Menurut Sarwono (2009), pada abses payudara memiliki tanda dan gejala yaitu:

 Nyeri payudara yang berkembang selama periode laktasi

Fisura putting susu

Fluktuasi dapat dipalpasi atau edema keras

Warna kemerahan pada seluruh payudara atau lokal

Limfadenopati aksilaris yang nyeri

Pembengkakan yang disertai teraba cairan dibawah kulit

Suhu badan meningkat dan menggigil

Payudara membesar, keras da akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur air susu serta darah.

(Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta: EGC; 1998.h.317)

Page 6: abses mammae.doc

 PENANGANAN

a.     Teknik menyusui yang benar.

b.    Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.

c.    Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.

d.     Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.

e.     Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap

dikeluarkan.

f.       Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik.

g.     Rujuk apabila keadaan tidak membaik.

TERAPI

a.  Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan

dikelaurkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari tengah dekat pinggir

areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.

b.    Pecahkan kantong PUS dengan tissu forceps atau jari tangan

c.    Pasang tampan dan drain untuk mengeringkan nanah

d.   Tampan dan drain diangkat setelah 24 jam

e. Karena penyebab utamanya Staphylococcus aureus, antibiotika jenis penisilin dengan dosis

tinggi, biasanya dengan dosis 500 mg setiap 6 jam  selama 10 hari

f.   Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.

g.   Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 – 20 menit, 4 kali/hari.

h.  Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena

untuk mencegah pembengkakan payudara.

i.    Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.

Terapi bedah

Bila abses telah terbentuk pus harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan insisi

dan penyaliran, yang biasanya membutuhkan anastesi umum, tetapi dapat juga

dikeluarkan melalui aspirasi, dengan tuntunan ultrasuara.  Ultrasuara berguna untuk

Page 7: abses mammae.doc

sebagi alat diagnostik abses payudara dengan dilakukan secara menyeluruh aspirasi pus 

dengan bimbingan ultrasuara dapat bersifat kuratif. Hal ini kurang nyeri dan melukai

dibandingkan insisi dan penyaliran, dan dapat dilakukan dengan anastesi lokal, hal ini

sering dilakukan pada pasien yang menjalani  rawat jalan.

Pengobatan sistemik dengan antibiotik sesuai dengan sensitivitas organisme biasanya

dibutuhkan sebagai tambahan. Namun antibiotik saja tanpa dilakukannya pengeluaran

pus tidak mempunyai arti. Sebab dinding abses membentuk halangan yang melindungi

bakteri patogen dari pertahanan tubuh dan membuat tidak mungkin untuk mencapai kadar

antibiotik yang efektif dalam jaringan terinfeksi

Dukungan untuk menyusui 

Kita sebagai petugas kesehatan harus meyakinkan Perawatan dengan abses payudara

ia dapat melanjutkan menyusui. Bahwa hal ini tidak akan membahayakan bayinya dapat

menyusui bayinya yang lain dikemidian hari. Disini kita sebagai petugas kesehatan

memiliki peran yang sangat penting dengan menjelaskan kepada klien untuk penanganan

yang harus dilakukan dengan kondisi seperti ini.

Untuk menjamin agar menyusui yang baik terus berlansung, penatalaksanannya

sebaiknya harus dilakukan sebagai berikut:

1.  Bayi sebaiknya tetap bersama ibu sebelum dan sesudah pembedahan

2.   Bayi terus dapat menyusui pada payudar yang sehat

3.  Saat ibu menjalani pembedahan, bila sekiranya ib tidak dapat menyusui selama lebih dari

3 jam, bayi harus diberi makanan lain.

4.   Sebagai persiapan bagian dari persiapan bedah, ibu dapat memeras ASI-nya dari

payudara yang sehat, dan ASI tersebut diberikan pada bayi dengan cangkir saat ibu dalam

pengobatan.

5.   Segera setelah ibu sadar kembali ( bila ibu tersebut diberi anastesi umum ), atau segera

setelah pembedahan selesai ( bila digunakan anatesi lokal ), ibu dapat menyusui kembali

pada payudar yang sehat.

6.   Segera setelah nyeri pada luka memungkinkan, ibu dapat kembali menyusui dari

payudara yang terkena. Hal ini biasanya mungkin dilakukan dalam beberapa jam, kecuali

Page 8: abses mammae.doc

pembedahan dekatpada puting susu. Ibu harus diberi analgesikyang diperlukan untuk

mengontrol nyeri dan memungkinkan menyusui kembali lebih dini.

7.  Biasanya ibu membutuhkan bantuan terlatih untuk membantu bayi mengenyut payudara

yang terkena kembali, dan hal ini dapat membutuhkan beberapa usaha sebelum bayi

dapat menghisap dengan baik. dorongan ibu u ntuk tetap menyusui, dan bantu ibu untuk

menjamin kenyutan yang baik.

8.  Bila payudara yang terken tetap memproduksi ASI, penting agar bayi dapat mengisap dan

mengeluarkan ASI dari payudar tersebut, untuk mencegah statis ASI dan terulangnya

infeksi.

9.  Bila pada mulanya bayi tidak mau mengenyut atau mengisap payudra yang terkena,

penting untuk memeras ASI sampai bayi mulai mengisap kembali.

10. Bila produksi ASI pada payudara berhenti, pengisapan yang sering merupakan jalan yang

efektif untuk merangsang peningkatan produksi.

11. Untuk sementara waktu bayi dapat terus menyusu pada payudara yang sehat. Biasanya

bayi dapat menyusu cukup hanya dari satu payudar, sehingga ia cukup mendapatakan

makanan sementara produksi ASI dari payudara yang terkena pulih kembali.

Diferensial Diagnosis

Mastitis

Differensial diagnosisnya adalah mast itis. Mastitis adalah peradangan

payudara,yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasanya

menyertai laktasi,sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis.

Mastitis infeksi dapatt e r j ad i ke t ika ba k t e r i m em as u k i payuda r a s em en ta r a

men yusu i . P u t i ng s u s u dapa t menjadi retak atau sakit akibat menyusui. Hal

ini dapat terjadi bila posisi bayi pada saatmenyusui tidak sesuai. Mastitis dapat

mempengaruhi satu atau kedua payudara.Mastitis biasanya terjadi pada wanita

Page 9: abses mammae.doc

yang menyusui dan paling sering terjadidalam waktu 1-3 bulan setelah

melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami m a s t i t i s p a d a

b e b e r a p a m i n g g u p e r t a m a s e t e l a h m e l a h i r k a n . P a d a w a n i t a

p a s c a menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari

saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.

Gejala Mastitis• Nyeri payudara dan tegang atau bengkak •Kemerahan dengan batas jelas•Biasanya hanya satu payudara•Terjadi antara 3-4 minggu pasca persalinan

Prognosis

Abses payudara jika ditangani dengan baik umumnya prognosis dubia ad bonam.