Aborsi Dan Budaya

10
1. Pengertian Budaya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian , bangunan dan karya karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang- orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan- perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur- unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

description

filsafat

Transcript of Aborsi Dan Budaya

1. Pengertian BudayaBudaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian , bangunan dan karya karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

2. Perubahan sosial budaya orang mengenai aborsi dan melahirkanPerubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sesuai dengan norma agama, sosial dan moral, orang yang hendak memutuskan untuk hidup berumah tangga dan memiliki keturunan harus melalui pernikahan yang sah di mata agama, hukum dan sosial. Yaitu melalui aturan yang berlaku dan cara-cara yang telah disepakati. Misal dalam adat Jawa ada tatacara tertentu. Sehingga diharapkan akan mendapatkan keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah. Kemudian proses kelahiran bayi juga lancar dan membawa berkah. Tetapi ada fenomena yang tidak sesuai dengan norma baik agama, sosial moral maupun norma lainnya yaitu hamil sebelum melakukan ikatan perkawinan yang sah. Fenomena tersebut ada yang disikapi dengan melakukan aborsi. Banyak pro dan kontra tentang dilegalkannya Aborsi pada PP nomor 61 tahun 2014 terutama pada BAB IV pasal 31. Di dalam PP tersebut juga dijelaskan dengan gamblangnya syarat-syarat (yang benar-benar) dibolehkan melakukan aborsi. a. indikasi kedaruratan medis; atau b. kehamilan akibat perkosaan. Pasal-pasal setelahnya pun menjelaskan lebih jelasnya.Dalam hal medis, ada indikasi tertentu sehingga janin perlu untuk diaborsi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ibu dan/atau calon bayi akan terancam keselamatannya. Atau jika si bayi mengalami kecacatan sehingga dapat menyulitkan si bayi jika telah dilahirkan nanti. Proses untuk melakukan aborsi dalam kondisi ini harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan sampai Ibu boleh melakukan aborsi Aborsi karena pemerkosaan atau kehamilan yang tidak diinginkan oleh pihak perempuan boleh diaborsi asalkan umur janin dibawah 40 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Prosedurnya pun tidak mudah, pihak perempuan harus melakukan konseling dengan psikolog dan segala ketentuan medis lainnya. Pihak penyidik, atau psikolog akan menyampaikan hasil jika memang ada indikasi pemerkosaan. Karena bisa saja alasan pemerkosaan hanya diada-adakan agar mendapatkan legalisasi untuk melakukan aborsi. Usia kandungan pun ditentukan dari surat keterangan dokter yang memeriksa.Tidak dijelaskan mengapa 40 hari. Mungkin ketentuan 40 hari (usia kandungan) ditentukan dari salah satu hadits yaitu, 40 hari pertama sperma menggumpal menjadi darah dan disana telah terbentuk bakal janin. 40 hari selanjutnya, segumpal darah membentuk menjadi segumpal daging, dan 40 hari setelahnya menjadi tubuh yang lengkap (intisari hadits Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud).Menurut survei PKBI tahun 2012, aborsi yang dilakukan tahun 2007-2011, sebagian besarnya (83%) dilakukan oleh ibu rumah tangga. Alasannya karena kegagalan alat kontrasepsi sebagai pengatur (pencegah) kehamilan dan anak yang sudah terlalu banyak. Anak yang banyak inilah yang menyebabkan kehawatiran orangtua dalam mengurusi anak karena kendala ekonomi (sumber: beritajogja.co.id). Hal ini disebabkan oleh biaya merawat anak sangat mahal selain biaya sehari-hari, juga biaya pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.Bagaimana dengan aborsi karena alasan ekonomi? Bukankah Allah telah menjamin bahwa anak itu yang akan menambah rejeki . Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (Qs. al-Israa: 31). Bahkan telah disebutkan juga dalam surah Q.S. Al Isra:33 Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang benar. Menyikapi fenomena ini suami istri hendaknya melakukan perencanaan mengenai kehidupan keluaganya terlebih dahulu, sehingga melalui perencanaan kehidupan yang matang akan dihasilkan kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat.

4. Aborsi yang Bertolak Belakang dengan AdatAborsi atau gugur kandungan adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur. Berdasarkan karakteristiknya aborsi ada 2 macam yaitu Abortus spontanea dan Abortus provokatus. Di Jawa Aborsi ada yang dilakukan oleh dukun, yaitu dengan memijat perut Ibu hamil dan memberinya ramuan-ramuan tradisional yang dikatakan dapat membunuh janin. Kalaupun tidak dapat mengelurkan janin, tetapi bila bayi itu lahir maka akan tampak gosong dan membiru tubuhnya. Karena pijatan dukun yang keras pada perut Ibu. Disebutkan bahwa aborsi yang dilakukan oleh remaja pada umumnya adalah cara untuk menghilangkan rasa malu atau menutupi aib, karena kehamilan tidak dikehendaki. Tetapi untukmelakukan aborsi bukan hal yang mudah dilakukan, karena banyak cara yang dilakukan dengan resiko yang harus diterima. Seperti dengan cara kusuk yaitu cara yang biasanya dilakukan oleh orang-orang tertentu seperti dukun beranak, yang mungkindisertai dengan ramuan-ramuan yang bersifat mistik. Tetapi bila kandungannya sudah empat bulan keatas, jika cara kusuk tidak berhasil, kemungkinan anak yang dilahirkan akan cacat (Zalbawi, 2002)Menurut pandangan budaya, aborsi merupakan dua hal yang positif dan negatif. Dipandang positif bila suatu keluarga yang sudah sah secara hukum dan agama, namun memiliki jumlah anak yang sangat banyak. Dan tanpa disengaja memiliki anak lagi. Namun aborsi dalam permasalahan ini juga berdosa, karena membunuh makhluk ciptaan Tuhan YME. Dipandang negatif karena kegiatan aborsi berarti membunuh calon maklhuk Tuhan YME. Selain itu kegiatan aborsi juga membahayakan kesehatan ibu. Menurut Budaya, seharusnya perkawinan harus dilakukan sah secara agama dan hukum. Biasanya, penduduk menggunakan budaya tertentu untuk melakukan prosesi pernikahan. Misalnya dalam adat jawa ada prosesi upacara Tarub, Upacara nyantri, upacara siraman, Upacara ngerik , upacara midodareni,upacara ijab dan upacara panggih. Upacara Tarub adalah upacara yang mengawali prosesi upacara perkawinan. Upacara Tarub ditandai dengan memasang berbagai macam daun dari berbagai tanaman dan bleketepe. Upacara Tarub bisa dilaksanakan pagi hari atau sore hari, sebelum Upacara Siraman. Dalam Upacara Tarub, dilengkapi dengan sesaji, diantaranya pisang raja, kembang telon, tumpeng robyong, tumpeng gundhul, tumpeng megana, nasi liwet, jajan pasar. Selain itu juga dilengkapi dengan sepasang pohon pisang raja yang sudah berbuah satu tundun, kelapa, pohon padi, tebu, daun beringin dan daun dhadhap srep. Dalam upacara Tarub, diawali dengan doa oleh seluruh keluarga dan tamu undangan. Upacara diakhiri dengan pemasangan bleketepe dan pembagian sesaji untuk semua yang hadir.Upacara Nyantri sudah jarang dilakukan, namun perlu kiranya disajikan secara sekilas mengenai upacara tersebut. Pada zaman dahulu, nyantri merupakan tradisi yang harus dijalani oleh calon pengantin laki-laki. Sehari atau tiga hari sebelum Upacara Ijab dilaksanakan, calon pengantin laki-laki sudah diserahkan kepada orang tua calon pengantin perempuan. Setelah diterima oleh orang tua calon pengantin perempuan, kemudian calon pengantin laki-laki dititipkan di rumah saudara atau tetangga.Upacara Siraman untuk mengawali merias calon pengantin. Dalam upacara ini banyak lambang atau simbol sebagai nasehat-nasehat dalam menempuh kehidupan berumah tangga. Upacara Siraman sebagai lambang untuk membersihkan lahir maupun batin calon pengantin, sehingga ketika dirias, maka wajahnya akan bersinar dan beraroma wangi. Upacara Siraman bisa dilaksanakan pada pagi menjelang siang yaitu sekitar jam 10.00-11.00 atau pada sore hari yaitu jam 15.00-16.00. Upacara Siraman dilakukan oleh pinisepuh, khususnya orang yang mempunyai cucu atau anak dan mempunyai budi pekerti yang baik, dengan tujuan dimintai berkahnya. Biasanya orang yang nyirami jumlahnya ganjil. Upacara Siraman diakhiri dengan memecah kendhi. Dalam Upacara Siraman dipersiapkan berbagai kelengkapan diantaranya air, kembang setaman, konyoh 5 warna, landha merang, santen kanil, air asam, kelapa tua, kain/jarik, kendhi. Selain itu juga disiapkan sesaji siraman yang terdiri dari tumpeng robyong, tumpeng gundhul, pisang raja, pisang pulut, jajan pasar dan lain sebagainya.Upacara Ngerik dilakukan dengan tujuan supaya calon pengantin benar-benar bersih lahir batin. Ngerik mengandung arti mencukur wulu kalong atau sinom atau rambut halus yang ada di dekat dahi. Dalam upacara tersebut juga dilengkapi sesaji. Namun sesajinya hampir sama dengan sesaji Upacara Siraman, sehingga sesaji Upacara Ngerik bisa menggunakan sesaji Upacara Siraman sekaligus. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam Upacara Ngerik adalah dupa, ratus, kain motif truntum, pisau cukur, kaca, handuk, mangkuk berisi air, dan sisir. Setelah calon pengantin perempuan selesai siraman, kemudian masuk kamar untuk dikeringkan rambutnya. Setelah rambutnya kering, kemudian calon pengantin perempuan mulai dirias dengan membuat cengkorongan paesan. Setelah selesai membuat cengkorongan, baru kemudian juru rias mulai ngerik. Upacara Ngerik diakhiri dengan merias calon pengantin perempuan dengan riasan yang tipis, rambut digelung tekuk, memakaikan kain dan kebaya untuk persiapan Upacara Midodareni.Upacara Midodareni berasal dari kata widadari/bidadari. Menurut kepercayaan, pada malam hari, bidadari akan turun dan dapat memberi kecantikan kepada calon pengantin perempuan. Pada Upacara Midodareni, calon pengantin perempuan sejak jam 06.00 sore hingga jam 12.00 malam tidak boleh tidur dan keluar dari kamar. Apabila ada tamu, maka tamu tersebut ditemui di dalam kamar. Calon pengantin perempuan juga tidak boleh ketemu dengan tamu laki-laki, bahkan calon pengantin laki-laki. Dalam Upacara Midodareni, beberapa ubarampe yang disiapkan yaitu kembar mayang sebanyak dua buah dan kelapa muda sebanyak dua buah, klemuk dua buah yang diisi dengan berbagai bumbu, empon-empon, biji-bijian, ditutup dengan kain motif bango tulak, kendhi berisi air sebanyak dua buah, sesaji komplit, dan di kamar pengantin diberi wewangian seperti irisan pandan wangi, bunga mawar, jeruk pecel, lengkuas, serai, dan parutan kunyitUpacara Ijab adalah inti dari pelaksanaan upacara perkawinan. Dalam Upacara Ijab, suatu perkawinan dinyatakan sah baik menurut hukum agama maupun hukum negara. Dalam Upacara Ijab, pengantin laki-laki mengucapkan sumpah kepada Allah yang disaksikan oleh kedua orang tua dan seluruh sanak keluarga. Upacara Ijab juga dilengkapi ubarampe yang biasa disebut sanggan.Upacara Panggih merupakan upacara simbolis bertemunya pengantin laki-laki dengan pengantin perempuan. Upacara ini dilaksanakan setelah Upacara Ijab. Dalam Upacara Panggih, pengantin laki-laki didampingi oleh orang tua dan keluarganya menuju rumah pengantin perempuan. Pengantin perempuan keluar kamar didampingi oleh orang tua dan keluarga. Adapun rangkaian dalam Upacara Panggih meliputi srah-srahan sanggan, lempar-lemparan sirih, mencuci kaki dan memecah telur, kemudian kedua pengantin berjalan bergandengan menuju pelaminan. Setelah sampai pelaminan dilanjutkan dengan tahapan kacar kucur atau tampa kaya, dhahar walimah atau makan bersama, dan kemudian diakhiri dengan sungkeman kepada orang tua kedua mempelai. Dalam Upacara Panggih juga disiapkan ubarampe, diantaranya sanggan, untuk acara lempar-lemparan sirih, untuk upacara kacar kucur dan untuk upacara dhahar walimah (makan bersama) (Prasetyono, 2003). Perkawinan menurut budaya seharusnya diawali dengan langkah yang sci agar dihasilan keturunan yang baik dan dirahmati oleh Allah swt.Sehingga budaya menentang keras keberadaan kegiatan aborsi.