Abdurrahman wahid

9
LOGO Abdurrahman Wahid Nur Khalimatus Sadiyah

Transcript of Abdurrahman wahid

Page 1: Abdurrahman wahid

LOGO

Abdurrahman Wahid

Nur Khalimatus Sadiyah

Page 2: Abdurrahman wahid

Point of View Dalam menyikapi berbagai problem, Gus Dur

menggunakan pendekatan budaya dalam mentransformasikan nilai Islam. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara multi kultural yang tak bisa dipenggal dengan tangan-tangan formalitas yuridis (Fiqih) atau teologis.

Pemilihan pendekatan ini bukan berarti mengejawantahkan Islam. Tapi Islam dengan nilai-nilai universalnya bukan sekedar agama formal sebagai topeng tindak kriminal.

Model Pendekatan ini lebih menuju titik pembudayaan dan pencerahan tanpa menghiraukan perbedaan paham sektarian dalam segala bentuknya dalam melestarikan Islam.

Page 3: Abdurrahman wahid

Prinsip

Tasamauh (Toleran)Tawazun (Keseimbangan)Ta’adul (Adil)Tawasuth (Moderat)

Page 4: Abdurrahman wahid

Gerakan dan Pemikiran

PluralismeAgama dan negaraIslamisasi Arus Bawah

Page 5: Abdurrahman wahid

Negara Islam Gus Dur menolak negara Islam. Bukannya beliau tidak

setuju dengan konsepsi tersebut, tetapi cita negara Islam di negeri ini bersifat diskontekstual, karena dalam real politics, persoalan sebenarnya adalah pergulatan antara kepentingan negara yang hendak menundukkan ideologi Islam. Artinya, perdebatan teoritis seputar Islam versus negara-bangsa, tidak relevan karena yang terjadi lebih kepada pergulatan politik antara rezim negara yang selalu memanfaatkan agama.

Ketidaksetujuan Gus Dur terhadap teori kenegaraan Islam, serta usaha rekonstruksi atasnya, bukan semata disebabkan oleh sistem Islam itu sendiri, tetapi sebuah fakta historis yang memperlihatkan bahwa gelora pengislaman negara, ternyata hanya memasukkan Islam kedalam fanatisme ideologis, yang tentunya tidak berperan sebagai agama an sich

Menurut Gus Dur pengintegrasian wawasan Islam bukan kepada pemerintah, tapi kepada seluruuh bangsa dan rakyat

Page 6: Abdurrahman wahid

Rekonstruksi Negara Gus DurPrinsip kenegaraan modern Gus Dur tidak harus terkait dengan teori sistem kenegaraan tertentu, termasuk sistem Islami. Prinisp tersebut antara lain;

sistem pemerintahan yang secara universal memberikan kedudukan sama di muka hokum, tanpa melihat asal-usul agama, etnis, bahasa, budaya, maupun keyakinan politiknya.

sistem perwakilan berdasarkan ketentuan satu-orang-satu-suara yang akan menjamin kedaulatan rakyat yang tidak akan tertandingi sistem perwakilan terbatas manapun

hukum nasional yang berlaku untuk semua warganegara, yang diramu dari unsur-unsur hukum agama, disamping sumber lain

jaminan penuh akan kebebasan berpendapat dan berserikat/ pembagian kewenangan legislatif, eksekutif, yudikatif, dimana tidak ada

satu pihak mencampuri otoritas pihak lain. jaminan untuk mengembangkan keyakinan agama serta menyebarkan

ajaran spiritualitas tanpa ada pembatasan, selama tidak menjurus kriminalitas.

jaminan akan kebebasan melakukan kegiatan ilmiah, perlindungan hukum atas karya-karya ilmiah, dari tindakan sepihak oleh semua otoritas, termasuk otoritas agama, diluar saluran pengadilan.

Page 7: Abdurrahman wahid

Islamisasi

Islamisasi Gus Dur bukanlah islamisasi struktur tapi islamisasi kultur (norma) dan lebih pada gerakan intelektual dalam Memberdayakan SDM mulai dari bawah (mengakhlakkan masyarakat).

Hal inidiwujudkan dalam kembalinya NU ke Khittah 26 lepas dari politik praktis sebagai lembaga keagamaan transformatif dalam membina kedewasaan umat Islam terutama yang menyangkut polarisasi sosial-politik yang ada.

Page 8: Abdurrahman wahid

Pluralisme Pluralisme yang digagas Gus Dur tidak terkait

dengan kebenaran semua agama, tetapi lebih pada pluralitas dalam cara mengajarkan/menyampaikan kebaikan dan mengupayakaannya. Dan semua agama memiliki itu sebagai titik temu di antara pluralitas yang ada (formalitas)

Dalam keberagamaan seseorang ada dimensi subtansial dan juga sosial. Dimensi subtansial menjadi privasi masing-masing yang akan dipertanggungjawabkan terhadap Tuhan. Dimensi sosial lah yang berhubungan dengan manusia lain. Di sini yang berlaku adalah prinsip sosial dalam kerukunan dan kesejahteraan dalam mencapai tujuan bersama.

Page 9: Abdurrahman wahid

Referensi

Sani, Abdul. 1998. Lintas Sejarah Pemikiran Modeern dalam Islam. Pt. Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Sholeh, Badrus. 2008. Mengenal Pemikiran Gus Dur. Jember: YPI At-Tauhid