aaskep anggi

download aaskep anggi

of 15

Transcript of aaskep anggi

ASUHAN KEPERAWATAN STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM) ASKEP PADA Tn.I DENGAN POST OPERASI HERNIA

OLEH: ANGGRIYANA TRI WIDIANTI, S.Kep

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS PURWOKERTO 2012

A. PENGKAJIAN Tanggal pengkajian 1. Identitas Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat : Imrodin : 35 tahun : Sekolah Dasar : Buruh : Kramat, Purbalingga Jenis kelamin : laki-laki : 10 April 2012 jam: 10.00 WIB

Tanggal masuk RS: 9 April 2012 No.RM :

Diagnose Medis : post operasi hernia skrotalis ireposible

2. Riwayat Kesehatan Keluhan utama : Nyeri pada bagian abdomen bawah bekas luka operasi. Terjadinya nyeri ketika pasien bergerak di tempat tidur. Nyeri bertambah buruk ketika pasien akan bergerak. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sangat sakit. Nyeri dirasakan hanya pada bagian abdomen bekas

luka operasi dan menjalar ke genitalnya. Skala nyeri pasien pada saat itu 8. Nyeri yang dirasakan semakin terus-menerus. Riwayat penyakit sekarang: Terdapat benjolan di buah zakar sejak tanggal 8 April 2012. Sebelumnya pasien tidak pernah merasakan seperti ini. Benjolan dapat dimasukan sedikit-sedikit tapi sakit, nyeri perut bagian bawah, BAK tidak lancar, , nyeri BAK 2 hari yang lalu, demam, nafsu makan menurun. Saat di bawa di IGD dalam keadaan sadar dan mendapat infuse RL. Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit keluarga: Sewaktu kecil perut sering sakit Tidak ada riwayat penyakit dikeluarga

3. Pola Kesehatan Fungsional Pemeliharaan kesehatan : DS: Keluarga mengatakan jika sakit, keluarga dan anggota keluarganya membawanya ke tempat

pelayanan kesehatan. Keluarga dan klien belum mengetahui tentang penyakit yang diderita klien sekarang. DO: Nutrisi metabolik DS: Klien mengatakan sebelum sakit, klien makan 4 kali sehari dan dan habis 1 porsi. Setelah sakit, klien menjadi susah makan karena nafsu makan turun . Klien hanya menghabiskan separuh porsi saja. Tidak ada alergi makanan. Sebelum sakit, klien minum 5-6 gelas sehari air putih atau teh. DO: Hb 13,5 mg%, GDS 186 Eliminasi : DS: Sebelum sakit klien BAB 1 kai sehari, sering mengejan. Buang air kecil -3 kali sehari dan tidak nyeri saat itu. Setelah operasi, klien mengatakan belum BAB, sudah flatus, , dan klien mengatakan nyeri pada bagian genital dan abdomen yang memiliki luka operasi. DO: klien terpasang dower cateter, urin berwarna kuning jernih, volume urin yang sudah terbuang 1000ml.

Aktivitas : DS: Klien bekerja sebagai kuli bangunan, aktivitas berat. Klien mengatakan pernah jatuh berdiri satu bulan yang lalu di Jakarta. Klien mengatakan aktivitas menjadi terganggu setelah operasi karena nyeri yang dirasakan.

DO: Kemampuan perawatan diri Makan/minum Toilet Berpakaian Mobilitas di tempat tidur Berpindah Ambulasi/ROM 0 1 2 3 4

0: mandiri, 1: dengan alat bantu 2: dibantu orang lain 3: dibantu orang lain dan alat 4: tergantung total Klien terpasang infuse dan kateter sehingga mobilisasi klien terhambat. pasien terliha lemah. Klien menggunakan anastesi spinal dan harus bedrest selama 24 jam sampai pukul 10.00 WIB dengan posisi semifowler.

Pola persepsi kognitif

: DS: Klein mengatakan merasakan nyeri, DO: Klien dapat mendengar dan berbicara dengan baik jika ditanya, tidak mengalami gangguan persepsi dan sensori, tidak ada gangguan pada panca indera klien. Ekstrimitas klien masih dapat

membedakan rasa panas, dingin, nyeri. Klien tidak menggunakan kacamata, alat bentu pendengaran. Klien belum mampu duduk setelah operasi. Pola istirahat : DS: klien mengatakan sebelum sakit, klien tidur 6-8 jam sehari. Satu hari setelah operasi, klien tetap dapat tidur. Klien juga mnegatakan lebih dari 24 jam post op klien tidak dapat tidur karena merasakan nyeri dan badan panas. DO: pasien terlihat lemah. Konsep diri persepsi diri : DS: Pekerjaan klien yaitu buruh. DO: Saat sakit, istri klien selalu menemani klien.

Ketika klien ditanya pekerjaan, klien tamak malumalu menyebautkan. Pola peran dan hubungan: DS: klien mengatakan saat askit seperti ini, klien tidak dapat bekerja mencari nafkah. DO: Komunikasi klien dengan keluarga nampak baik. Hubungan dengan keluarga nampak sangat dekat, terlihat istri yang selalu menunggui dan merawat klien selama di RS. Pola reproduksi dan seksual : Pola pertahanan dan koping: Klien sudah menikah dan memilik 2 anak. DS: Klien dan keluarga berharap penyakit klien segera sembuh dan ingin segera pulang. Keyakinan dan nilai 4. Pemeriksaan fisik Keadaan Umum a. Penampilan : keadaan pasien terbaring di tempat tidur, lemah, bicara : Klien beragama islam.

pelan, terpasang infuse, kateter, klien mengeluh nyeri pada area operasi. b. kesadaran : 1) Mata 2) Verbal 3) Motorik :4 :5 :6 +

------------------------------15 compos mentis c. Vital sign Suhu Nadi : 37,4 C : 92 kali/menit

Tekanan Darah : 120/60 mmHg Kepala a. Bentuk b. Rambut : mesochepal : warna hitam, bersih, tidak terdapat ketombe

c. Mata

: tidak terdapat ekstret mata, simetris, tidak anemis

d. Kemampuan: pasien dapat melihat dengan baik e. Reflex f. Hidung : kemampuan pupil menerima respon cahaya baik, reflek kedip (+) : tidak ada sumbatan, simetris, fungsi penghidu baik, bersih, tidak

ada nafas cuping hidung g. Mulut : gusi anemis (-), fungsi pengecap baik, sudah terdapat beberapa

gigi yang tanggal, gigi tidak bersih. Bibir berwarna gelap. h. Lidah i. Leher : tidak ada stomatitis, kotor : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,

Pendengaran/Telinga a. Bentuk daun Telinga : normal b. Letaknya : simetris c. Peradangan : tidak ada peradangan d. Fungsi pendengaran: pasien bisa mendengar dengan baik e. Keadaan: bersih

Kulit

: kulit pasien berwarna kecoklatan, turgor kulit baik, tidak terdapat

lesi kecil pada kulit

Dada a. Bentuk b. Tarikan : simetris : tidak ada retraksi dinding dada

c. Suara nafas: bronco vasikular d. Suara jantung: tidak terdapat bunyi murmur Abdomen Tidak terdapat asites, bentuk abdomen simetris, terdapat luka operasi di bagian abdomen bawah, bising usus 9 x permenit. Genital Terpasang kateter , terdapat beberapa jahitan luka operasi, keadaan genital yang terlihat, bersih,

Ekstermitas Terpasang infuse RL pada tangan kanan. Ekstremitas atas dapat digerakan namun ekstremitas bawah masih lemah.

Terapi 1. Terapi Obat Tanggal 10-4-12 Jenis Terapi Ceftriaxon Ketorolax Ranitidin Jumlah dan waktu pemberian 1x1 hari (08.00) 2x1 hari (08.00 dan 16.00) 1x1 hari (08.00) Indikasi Anti-biotik Analgetik Anti-mual

2. Terapi cairan Infus RL 20 tetes per menit 3. Terapi lain : di pasang Dower Cateter (DC) Hasil Laboratorium Hb : AL: HT: AT: CT/BT: OT: PT: GDS: 13,5 17.100 39 157.000 40/430 26 24 186

DO/DS DS: Pasien mengeluhkan nyeri yang sangat di daerah perut bagian bawah pada area operasi. O: Terjadinya nyeri ketika pasien bergerak di tempat tidur. P: Nyeri bertambah buruk ketika pasien akan bergerak. Q: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sangat sakit dan terus menerus . R: Nyeri dirasakan hanya pada bagian

ETIOLOGI Agen injuri fisik

PROBLEM nyeri

abdomen bekas luka operasi dan menjalar ke genitalnya. S : Skala nyeri pasien pada saat itu 8. Nyeri yang dirasakan semakin terus-menerus. T: Nyeri yang dirasa terus menerus,

DO: pasien terlihat mengernyitkan wajah Manahan nyeri. Suhu 37,4 C Nadi 92 kali/menit Tekanan Darah: 120/60 mmHg

DO/DS DS: Pasien mengatakan tidak dapat berpindah posisi di tempat tidur setelah operasi , Klien mengatakan tidak dapat mengubah posisi terlentang menjadi duduk. DO: pasien hanya terlihat terlentang, klien terpasang DC & infuse, Klien diberikan spinal anastesi dan dianjurkan untuk bedrest

ETIOLOGI Nyeri dan pembatasan program gerak

PROBLEM Hambatan mobilitas fisik di tempat tidur

24 jam post-operasi dalam posisi semi fowler.

Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik Hambatan mobilitas fisik di tempat tidur berhubungan dengan nyeri dan pembatasan program gerak.

Implementasi Tgl/Jam 10-04-12 09.30 Diagnosa Nyeri Implementasi Mengkaji keadaan umum pasien Evaluasi/Respon S: klien mengatakan masih terasa nyeri jika terlalu banyak bergerak P= luka operasi dna jika bergerak makin nyeri Q=nyeri kuat spertu disayatsayat R= di sekitar luka post operasi dan tidak menjalar S= skala 8 T=waktu menggerakan tubuh O: TD=120/60 mmHg N= 92 x/m T=38 oC infuse RL 20 tpm, injeksi ketorolaks 2x1, 1amp=30 mg klien bedrest di tempat tidur dan takut mobilisasi. Wajah klien mengrenyit menahan nyeri. A: Masalah belum teratasi ditandai dengan skala masih 8 P: melanjutkan intervensi Pain manajemen, pain control dan manajemen terapi

berhubunga Mengkaji nyerii dengan format n dengan agen injuri fisik PQRST. P: menayakan apa yang

memperburuk nyeri ? Q: menayakan bagaimana jenis nyerinya? R: menanyakan apakah nyeri menjalar ke bagian tubuh yang lain? Dan dimana

nyeri yang dirasakan? S: berapa skala nyerinya? T: 12.00 berapa berlangsung? Mengukur TD, suhu, nadi Memberikan posisi yang lama nyeri

nyaman (semi fowler 24 jam) mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 14.00 16.00 memberikan amoksisilin memberikan ceftri,ranitidine Melepas DC injeksi obat Pamol,

11-04-12 08.00 Mengkaji skala nyeri pasien memberikan injeksi ketorolax 2x1,

S: Klien mengatakan nyeri sudah berkurang (skala 4) mengatakan jika sudah melakukan

(1ampul=30 mg) dan Klien 1x1, (1ampul=1 berkurang pergerakan

ceftriaxon gram) 12.00

melihat respon klien setelah O: nklien mandiri nyeri. monitor tetesan infus RL Mengukur TD, suhu, nadi nafas untuk dalam secara TD=120/70 mmHg N= 72x/menit S=35,60C Klien dapat melakukan tekhnik relaksasi napas dalam Makan dan minum klien sudah habis Sudah tidak terpasang infuse RL A: masalah ditandai teratasi sebagian nyeri

mengurangi

16.00

Melepas infuse

dengan

skala

berkurang (4) P: melanjutkan untuk terapi nafas dalam berikutnya

Tgl/Jam 10-04-12 09.30

Diagnosa Hambatan mobilitas fisik tempat tidur

Implementasi

Evaluasi/Respon

Mengkaji kemampuan pasien S:Klien mengatakan belum banyak dalam mobilisasi bergerak, hanya tiduran, klien mengatakan masih sulit bergerak karena masih terpasang alat

di Ajarkan pasien untuk bedrest dengan posisi semi fowler 24 jam sampai pukul 10.00 WIB pasien dan

bantu infus, kateter, dan DC, segala aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan klein juga untuk

berhubunga mengajarkan n dengan dan

keluarga bagaimana merubah posisi

nyeri

mengatakan, membuat bergerak O:

nyerinya takut

pembatasan program gerak.

klien

Klien masih bed rest dalam posisi semi fowler sampai pukul 10.00 Masih terpasang infuse, dan DC A: masalah belum teratasi P : melatih kemampuan klein untuk mobilisasi di hari ke 2 11/4/2012 08.00 Mengkaji kemampuan klien untuk mobilisasi menganjurkan klien untuk latihan duduk dengan dibantu keluarga memonitor mobilisasi klien S: Klien mengatakan sudah mampu duduk dari tempat tidur meskipun sedikit demi sedikit. O: DC sudah klien dilepas, duduk di infuse bed,

12.00

dilepas, S=35,60C

TD=120/70 mmHg, N= 72x/menit,

Evaluasi Tgl/Jam 12-04-12 08.00 Diagnosa S: Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik Klien mengatakan nyeri sudah berkurang (skala 2) Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang jika melakukan pergerakan Klien sudah dapat meminimalisir nyeri dengan relaksasi napas dalam O: TD: 130/80 mmHg N: 80x/m S: 37,50C Infuse RL, DC sudah dilepas Ekspresi wajah klien lebih baik Sudah dapat duduk 1. 2. 3. 4. 5. Indicator Mampu mengontrol nyeri Pasien menyebutkan nyeri menurun Skala nyeri berkurang (1-2) Ekspresi wajah rileks Pasien mengerti masalah nyeri dan penyebabnya TTV normal Target 4 5 5 5 5 Tercapai 5 5 5 5 5 Evaluasi/ Respon

6.

5

5

A: masalah sudah teratasi, ditandai dengan skala nyeri menjadi 2 dan klien mampu menggunakan terapi nafas dalam untuk mengurangi nyeri. P: melanjutkan untuk terapi napas dalam, 08.00 Hambatan mobilitas S: Klien mengatakan sudah dapat melakukan

fisik di tempat tidur berhubungan dengan nyeri dan

pergerakan ditempat tidur seperti: miring kanan, miring kiri, dan duduk secara mandiri Klien sudah dapat jalan kekamar mandi untuk BAK dengan dibantu keluarga Klien sudah dapat melakukan aktivitas kecil secara mandiri O: infuse RL, DC (Dower Cateter) sudah dilepas Klien nampak sudah tidak kaku saat bergerak Klien dapat melakukan aktivtas kecil secara mandiri Klien dapat miring kanan, kiri, duduk, dan dapat jalan-jalan Indikator Target Tercapai

pembatasan program gerak.

4 1. Dapat mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan fungsi tubuh 2. Pasien menunjukkan perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas 4

5

5

A: masalah teratasi ditandai dengan klien sudah mulai melakukan gerakan miring kanan, kiri, duduk dan jalan. P: lanjutkan untuk aktivitas ringan dirumah untuk memenuhi ADL.