Studi Kasus Anggi Prasetyo

37
LEMBAR PERSETUJUAN Laporan studi kasus yang bertema INFEKSI AKUT PADA DEWASA dengan pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada periode 13 April – 15 Mei 2015 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga. Jakarta, April 2015 Pembimbing Pembimbing dr. Erlina Wijayanti, MPH Rifda Wulansari SP, Mkes

description

Studi Kasus Anggi Prasetyo

Transcript of Studi Kasus Anggi Prasetyo

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus yang bertema INFEKSI AKUT PADA DEWASA dengan pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada periode 13 April 15 Mei 2015 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, April 2015

Pembimbing Pembimbing

dr. Erlina Wijayanti, MPHRifda Wulansari SP, Mkes

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbilaalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul INFEKSI AKUT PADA DEWASA DENGAN PENDEKATAN DIAGNOSIS HOLISTIK DI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING PERIODE 13 April 15 Mei 2015 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode13 April 15 Mei 2015. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien dari Puskesmas Kecamatan Kemayoran ketika penulis ditugaskan di puskesmas tersebut pada periode 13 April 15 Mei 2015.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku dosen pembimbing, staf pengajar dan Koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

2. dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku dosen pembimbing, sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

3. dr. Sugma Agung Purbowo, MARSselaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

4. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.

5. dr. Citra Dewi, M.Kes selaku Wakil Rektorat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.

6. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku Dosen Pembimbing dan staf pengajar KepaniteraanIlmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

7. dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.

8. dr. Dini Widianti, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

9. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

10. dr. Linda selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Kemayoran yang membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat selama berada di Puskesmas Kecamatan Kemayoran.

11. dr. Marleni dan Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data untuk kelancaran pembuatan Studi Kasus Pasien ini

12. Seluruh teman sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini.

Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, April 2015

Penulis

STUDI KASUS PASIEN

GONORRHEA PADA DEWASA DENGAN PENDEKATAN DIAGNOSIS

HOLISTIK DI WILAYAH PUSKESMAS

KECAMATAN KEMAYORAN

13 APRIL 2015 15 MEI 2015

KELOMPOK II

ANGGI PRASETYO 1102009031

PEMBIMBING:

DR. ERLINA WIJAYANTI, MPH

RIFDA WULANSARI SP, Mkes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

2015

JAKARTA 2015

LAPORAN KASUS

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama: Ny. P

Jenis Kelamin: Laki-laki

Usia: 21 tahun

Pekerjaan: Pegawai Swasta

Pendidikan: SMA

Agama: Islam

Suku Bangsa: Jawa

Status: Belum menikah

Alamat: Jl. Teratai no: 27 Kompleks kodamar kelapa gading. Jakarta

Utara

Tanggal Berobat: 17 April 2015

B. Anamnesa

Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 17 April 2015

1.Keluhan Utama: keluarnya nanah dari saluran kencing

2.Keluhan Tambahan: Terasa nyeri pada saat buang air kecil

3.Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan keluarnya nanah dari saluran kencing dan nyeri pada saat buang air kecil. Keluhan dirasakan sejak satu minggu yang lalu, keluhan disertai dengan demam yang dirasakan sepanjang hari. Nanah yang keluar berwarna putih kekuning-kuningan yang menempel pada celana dalam pasien. Pasien belum pernah mengalami keluhan tersebut sebelumnya.

Pasien mengaku dua minggu sebelum sakitnya sering berhubungan sexual dengan kekasih dan temannya. Pasien melakukan hubungan sexual dengan pacarnya selalu dengan menggunakan kondom. Pasien juga melakukan hubungan sexual dengan teman wanitanya tetapi tidak menggunakan kondom. Pasien juga pernah beberapa kali melakukan hubungan sexual dengan teman prianya dengan cara memasukkan alat kelaminnya ke dalam lubang duburnya, pasien juga tidak pernah menggunakan kondom dalam berhubungan dengan teman prianya tersebut. Pasien mengaku bahwa dia mengalami hal ini baru pertama kalinya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, TB paru, penyakit jantung, penyakit ginjal dan keluhan yang sama pernah dirasakan sebelumnya..

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, TB paru, penyakit ginjal dan keluhan yang sama disangkal.

6.Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal di komplek perumahan bersama orang tuanya. Pasien bekerja sebagai administrasi di perusahaan swasta. Orang tua pasien bekerja sebagai pegawai negeri. Penghasilan rata-rata yang diperoleh pasien adalah senilai UMR. Penghasilan yang didapatkan cukup untuk biaya hidup dan berobat pasien.

Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Pasien tidak aktif mengikuti berbagai macam kegiatan bersama tetangga-tetangga di RT/RW setempat karena pasien pulang kerja sudah larut malam.

7.Riwayat Kebiasaan:

Pasien memilki kebiasaan berhubungan sexual dengan pacar dan teman-temannya baik teman pria dan wanitanya tanpa menggunakan kondom.

Pasien berolahraga namun hanya sesekali karena menurut pasien, tidak ada waktu untuk berolahraga. Pasien melakukan olahraga pada hari minggu saja dan itu kalau dia sempat. Pasien juga mengakui bahwa dirinya cukup mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas dalam sehari.

C.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran: compos mentis

2.Vital sign:

Tek. Darah: 120/80 mmHg

Frek. Nadi: 90 x/menit

Frek Pernapasan: 20x/menit

Suhu: 38,00C

3.Status Generalis:

Kepala: Normocephale, rambut lurus, tidak mudah dicabut

Mata: Konjungitva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat

isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak

langsung +/+

Leher: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening. Jugular

venous pressure 5+1 cmH2O

Thoraks

Pulmo

Inspeksi: Bentuk dan Gerak simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi supraclavicula (-), sikatriks (-). Perbandingan transversal dengan anteroposterior = 2:1

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi. Fremitus vocal dan taktil sama kanan dan kiri

Perkusi: Sonor pada kedua hemithoraks. Batas paru hepar ICS VI, peranjakan paru (+)

Auskultasi: Vesikular Breathing Sound +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-

Cor

Inspeksi: Iktus Cordis tidak terlihat

Palpasi: Iktus Cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra

Perkusi:

Batas jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra

Batas jantung kiri di ICS V linea midclavicula sinistra

Batas pinggang jantung di ICS III linea parasternalis sinistra

Auskultasi : S1 S2 reguler, Murmur (-), Galop (-)

Abdomen

Inspeksi: Datar, sikatriks (-), tidak tampak adanya massa

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi: Timpani di seluruh lapangan abdomen, daerah redup hepar 6

cm, ruang troube (-)

Palpasi: Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), Hepar dan lien tidak teraba, Ballotemen (-), Tes undulasi (-), Shifting dullness (-), Nyeri tekan supra pubis (+), CVA -/-

Ekstremitas: Akral hangat, edema (-), capillary refill time < 2, sianosis (-)

Status Gizi

BB: 60 kg

TB: 160 cm

IMT: Berat badan (kg) : tinggi badan (m)

= 60= 23

1,6 x 1,6

Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat).

Tabel 1. Status gizi menurut WHO

IMT

KATEGORI

< 18,5

Berat badan kurang

18,5 24,9

Berat badan normal

25.00

Kelebihan berat badan

25,00 29,9

Pre-obesitas

30,00-34,99

Obesitas kelas I

35,00-39,00

Obesitas kelas II

40,00

Obesitas kelas III

Sumber :Klasifikasi Obesitas menurut WHO

Kesimpulan : status gizi pasien normal

D. Pemeriksaan Penunjang

Test VCT Antibodi

SD : non reaktiv

Hasil akhir : Non reaktif

Anjuran Pemeriksaan :

Pemeriksaan mikrobiologi

Urin lengkap

BERKAS KELUARGA

A.Profil Keluarga

1.Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga: Ayah pasien bernama Tn. M berusia 65 tahun,

dan sudah tidak bekerja ( Pensiunan TNI ).

b. Identitas Pasangan: -

c. Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No

Nama

Status Keluarga

Gender

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Keterangan

1.

Tn. M

Ayah

Laki-laki

65

tahun

S1

Pensuinan

TNI

Pemilik rumah

2.

Ny. R

Ibu

Perempuan

60 tahun

SMA

Ibu rumah tangga

Pasien

2.Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a.Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah : Rumah sendiri

Daerah perumahan : padat bersih

Karakteristik Rumah dan Lingkungan

Kesimpulan

Luas rumah: 12 x 8 m

Keluarga Tn. P tinggal di rumah susun dengan lingkungan sekitar padat namun cukup bersih. Ketersediaan air bersih, jamban keluarga serta tempat pembuangan sampah cukup baik.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 3 orang (ayah, ibu, pasien)

Luas halaman rumah: Tidak ada halaman

Tidak Bertingkat

Lantai rumah dari: Keramik

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 2200 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

b.Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan Rumah tangga )

1 buah mobil

1 buah televisi

1 buah DVD

1 buah AC

3 buah handphone

1 buah setrika

1 buah kompor gas ( tabung 3 kg)

1 buah lemari pendingin satu pintu

1 buah magic jar

c. Denah rumah

JENDELA

DAPUR

RUANG KELUARGA

PINTU

8 m

KAMAR MANDI

KAMAR 2

KAMAR 1

JENDELA

12 m

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Tn. H

3.Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a.Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas dan rumah sakit

b.Balita: -

c.Asuransi/Jaminan kesehatan: Asuransi Kesehatan

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 4. Pelayanan Kesehatan

Faktor

Keterangan

Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Jika pasien mengalami sakit, dirinya langsung berobat ke Puskesmas terdekat dengan wilayahnya. Karena biayanya yang didapat gratis dan jarak yang dekat dari rumah pasien, sehingga dapat ditempuh dengan mengendarai motor. Dan pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan yang ada di Puskesmas Kelapa Gading.

Tarif pelayanan kesehatan

Gratis

Kualitas pelayanan kesehatan

Memuaskan

5.Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a.Kebiasaan makan:

Kebiasaan makan pasien dan keluarganya sebanyak 3 kali dalam sehari dan lebih sering mengkonsumsi lauk pauk seperti ikan dibandingkan ayam atau daging. Menu yang sering disajikan diantaranya nasi, ikan atau telur, tempe, tahu terkadang ayam , ditambah sayur sayuran, terkadang juga pasien dan keluarganya makan buah seperti pepaya, pisang, jambu air, dan mangga.

b.Menerapkan pola gizi seimbang:

Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut :

Tanggal : 14 April 2015

Pagi:

Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

Nasi (3/4 gelas)

1 butir telur rebus

sayuran urap + kacang panjang (1 mangkuk),

2 gelas air putih (@250 ml)

175 kal

75 kal

25 kal

4 gr

7 gr

40 gr

5 gr

5 gr

Jumlah : 275 kalori

Siang :

Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

nasi 1 porsi (3/4 gelas)

175 kal

4 gr

40 gr

1 potong tahu semur,

1 butir telur semur,

1 mangkuk sayur bening,

3 gelas air putih (@250ml)

75 kal

75 kal

25 kal

5 gr

7 gr

7 gr

5 gr

3 gr

2 gr

Jumlah : 350 kalori

Malam

Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

nasi 1 porsi (3/4 gelas)

175 kal

4 gr

40 gr

1 ekor ikan goreng

2 potong tahu goreng

1 porsi lalapan daun kemangi + ketimun

2 buah jeruk,

1 gelas air putih (@250 ml)

150 kal

150 kal

25 kal

50 kal

7 gr

5 gr

7 gr

5 gr

12 gr

2 gr

3 gr

Jumlah : 550 kalori

Tanggal 15 April 2015

Pagi :

Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

bubur nasi

ayam suwir

daun bawang seledri

1 buah pisang 1 gelas air putih (@250 ml)

175 kal

50 kal

25 kal

50 kal

4 gr

7 gr

40 gr

5 gr

12 gr

2 gr

Jumlah : 300 kalori

Siang :

Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

nasi 1 porsi (3/4 gelas)

175 kal

4 gr

40 gr

1 ekor ikan bumbu kuning

2 potong tempe bacem 1 mangkuk sayur asem

2 potong papaya

3 gelas air putih (@250 ml)

150 kal

75 kal

25 kal

100 kal

7 gr

5 gr

7 gr

5 gr

12 gr

2 gr

3 gr

Jumlah : 525 kalori

Malam :

Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

nasi 1 porsi (3/4 gelas)

175 kal

4 gr

40 gr

1 ekor ikan bumbu kuning

1 potong tempe bacem 1 mangkuk tumis kacang panjang

1 potong papaya

2 gelas air putih (@250ml)

150 kal

75 kal

25 kal

50 kal

7 gr

5 gr

7 gr

5 gr

12 gr

2 gr

3 gr

Jumlah : 475 kalori

Tanggal : 16 April 2015

Pagi:

Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

nasi 1 porsi (3/4 gelas)

1 mangkuk sayur bayam

2 potong tempe goreng 2 potong tahu goreng

2 gelas air putih (@250 ml)

175 kal

25 kal

75 kal

150 kal

4 gr

5 gr

5 gr

40 gr

5 gr

7 gr

7 gr

3 gr

3 gr

Jumlah : 425 kalori

Siang :

Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

nasi 1 porsi (3/4 gelas)

175 kal

4 gr

40 gr

1 ekor ikan lele goreng

1 porsi lalapan daun kemangi 1 buah ketimun

1 buah jeruk

3 gelas air putih (@250ml)

150 kal

25 kal

25 kal

50 kal

7 gr

5 gr

5 gr

12 gr

2 gr

Jumlah : 425 kalori

Malam :

Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

nasi 1 porsi (3/4 gelas)

175 kal

4 gr

40 gr

1 ekor ikan lele goreng

2 potong tahu goreng

1 buah ketimun

1 buah jeruk

1 gelas air putih (@250 ml)

50 kal

150 kal

25 kal

50 kal

7 gr

5 gr

7 gr

5 gr

12 gr

2 gr

3 gr

Jumlah : 450 kalori

Berdasarkan Kebutuhan Kalori Basal (BEE) pada wanita menurut rumusan Harris Benedict adalah :

BEE : 665,1 + (9,56 x BB(kg) ) + (1,85 x TB(cm)) (4,68 x Usia(th))

BEE : 665,1 + (9,56 x 60) + (1,85 x 160) (4,68 x 21)

BEE : 665,1 + 573,6 + 296 98,28

BEE : 1436,42 kalori

a) Kebutuhan protein 15% dari total kalori

Anjuran kebutuhan protein harian Ny.R ialah :

15 x 1436 = 215,4 : 4 = 53,85 gram

100

b) Kebutuhan lemak 35% dari total kalori

Kebutuhan lemak harian anjuran Ny. R ialah :

35 x 1436 = 502,6 : 9 = 55,8 gram

100

c) Kebutuhan karbohidrat 60% dari total kalori

Kebutuhan k arbohidrat harian anjuran untuk Ny. R ialah :

60 x 1436 = 861,6 : 4 = 215,4 gram

100

Interpretasi terhadap food recall pasien:

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny. R mendapat total kalori per hari :

Tanggal 14 April 2015: 1175 kal

Tanggal 15 April 2015: 1300 kal

Tanggal 16 April 2015: 1300 kal

Total kalori : 3775 : 3 = 1258 kalori

Pasien Tn. P sudah memenuhi jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya dan pola gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari.

6.Pola Dukungan Keluarga

B.Genogram

1.Bentuk keluarga:

Bentuk keluarga ini termasuk ke dalam keluarga tradisional, yaitu keluarga yang terbentuk sesuai atau tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersama. Dari sekian banyak jenis bentuk keluarga tradisional, maka keluarga ini termasuk ke dalam keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari ayah (Tn. M), ibu (Ny. R), dan satu anak yang tinggal bersama dalam satu rumah.

2.Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn. M dan Ny. R menurut Duvall (1977) termasuk ke dalam Tahap kelima yaitu tahap keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).

Tn. M sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. R sebagai ibu rumah tangga, dan memiliki 1 orang anak. Anak pertama bernama Tn. P (pasien), berusia 21 tahun berstatus pegawai swasta

3. Family Map (gambar)

4. Fungsi Keluarga

0. Biologis:

Secara aspek biologis keluarga Tn. M telah menjalankan fungsinya dengan baik. Karena Tn. H dan Ny. R memiliki telah memiliki satu orang anak yang terdiri 1 anak laki-laki.

0. Psikologis:

Secara psikologis keluarga tersebut saling menyayangi satu sama lain. Tn. M dan Ny. R sangat menyayangi dan menghormati sesame anggota keluarga.

0. Sosial:

Tn. M dan Ny. R sudah mulai mengajarkan norma-norma agama dan sopan santun terhadap orang lain sejak kecil kepada anak-anaknya, untuk saling mengerti antara sesama saudara kandung.

0. Ekonomi:

Tn. M bekerja sebagai pegawai negeri dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sedangkan Ny. R cukup membantu pekerjaan rumah tangga sehari-harinya. Keluarga tersebut juga menabung setiap bulan di bank untuk masa depan anak-anaknya dan juga sebagai investasi di masa tua kelak.

0. Pendidikan:

Tn. M dan Ny. R mulai mengajarkan anak-anaknya agar mendapatkan pendidikan dari usia dini di sekolah.

5. Dinamika Keluarga ;

Masalah dalam keluarga ini adalah kurangnya waktu berkumpul bersama karena Tn. M sibuk dengan pekerjaannya, terkadang hari libur dipakai untuk lembur namun komunikasi antar anggota keluarga juga cukup berjalan dengan baik.

Walaupun Tn. M tidak selalu ada bersama keluarga namun beliau selalu memberikan perhatian kepada pasien sebagai anaknya maupun mengenai kesehatan keluarganya seperti mengingatkan untuk segera berobat jikalau sakit.

Hubungan pasien dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik. Pasien senang bergaul dengan masyarakat disekitarnya. Jika tidak ada yang bisa membantu untuk menemani pasien berobat maka pasien mengajak teman kantornya.

C.Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga : Pasien adalah seorang anak tunggal, dan mempunyai keahlian khususdi bagiaan administrasi yang dapat memberikan penghasilan. Ayah pasien bekerja sebagai pegawai negeri. Ibu pasien merupakan ibu rumah tangga yang setiap hari berada dirumah.

2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita infeksi gonorrhea

3. Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang pegawai swasta yang sibuk mengurus urusan kantornya. Ayah pasien sibuk bekerja sebagai pegawai negeri. Ibu pasien adalah seorang rumah tangga yang selalu berada dirumah. Namun pasien terkadang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya dikarenakan orang tua dan kondisi pasien yang sangat sibuk

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari ayah pasien yang bekerja sebagai pegawai negeri. Untuk biaya kesehatan, pasien telah memiliki Askes dari tempat kerjanya dengan begitu pasien dapat berobat gratis.

5. Masalah lingkungan: Lingkungan sekitar rumah pasien baik. Kebersihan lingkungan sekitar terjaga dengan baik dan rapi.

6. Masalah perilaku kesehatan: Tn. P sering melakukan hubungan sexual diluar nikah dengan kekasihnya dan teman wanitanya tanpa menggunakan kondom. Pasien juga sering memasukan alat kelaminnya ke lubang dubur teman prianya tanpa menggunakan kondom. Pasien mengaku bahwa anggota keluarganya jarang menderita suatu penyakit, karena pasien mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan, gaya hidup, kepatuhan akan pengobatan cukup diperhatikan.

D. Diagnosis Holistik

1.Aspek personal

a) Alasan kedatangan :Pasien datang berobat ke Puskesmas, dengan keluhan

keluarnya nanah dari saluran kencing

b) Kekhawatiran :Pasien khawatir penyakit pasien akan semakin memberat

jika tidak diberi obat

c) Harapan :Pasien sangat mengharapkan dirinya dapat sembuh.

d) Persepsi penyakit :Pasien merasa sakit yang dideritanya berat dan dapat sembuh dengan pertolongan dokter

2.Aspek klinik:

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Diagnosis kerja : Infeksi gonorrhea

Diagnosis banding: -

3.Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

Untuk kesehariannya pasien sering melakukan hubungan sexual dengan kekasih dan teman wanitanya serta teman prianya tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, karena menurut mereka kondisi yang dialami pasien tidaklah serius dan dapat sembuh dengan sendirinya.

5.Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien.

E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 4. Rencana Penatalaksanaan

Aspek

Kegiatan

Sasaran

Waktu

Hasil diharapkan

Biaya

Keterangan

Aspek personal

- Menjelaskan bahwa penyakit pasien sedang mengalami penyakit infeksi akut gonorrhea.

-Menjelaskan kepada pasien untuk tetap kontrol berobat apabila masih terdapat keluhan dan mengikuti saran dokter supaya melakukan pemeriksaan.

Pasien

Pada saat kunjungan ke Puskesmas

-Pasien mengetahui tentang penyakitnya

-Pasien menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah.

Aspek klinik

-Memberikan injeksi ceftriakson im. 500 1000 mg

dan azitromisin 1 gram oral

-Menjelaskan fungsi obat yang bekerja kepada pasien untuk membunuh kuman yang ada pada saluran kemih pasien.

-Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologi.

Pasien

Pada saat kunjungan ke Puskesmas

-Pasien mengalami keluhan yang dirasakan telah berkurang

- Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan

-Pasien dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan mendapatkan terapi selanjutnya dengan tepat.

Aspek

Kegiatan

Sasaran

Waktu

Hasil diharapkan

Biaya

Keterangan

Aspek risiko internal

-Memberi edukasi pada pasien untuk tidak lagi melakukan hubungan sexual sebelum pasien menikah. Pasien juga sebaiknya tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan sexual. Sekalipun pasien ingin melakukan hubungan sexual harus dengan menggunakan alat pengaman berupa kondom.

-Menyarankan untuk kontrol ketika ada keluhan yang sama atau yang dirasakan bertambah berat

Pasien dan keluarga

Pada saat kunjungan ke rumah

-Pasien tidak mengeluhkan lagi keluhan yang dirasakan saat ini dan tidak akan terjadi keluhan yang sama.

-Pasien mendapatkan penanganan segera jika mengalami keluhan yang sama

Aspek psikososial keluarga

Menjelaskan tentang kondisi penyakit pasien yang membutuhkan dukungan keluarga kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat dan mengingatkan kepada pasien untuk terbuka terhadap masalah penyakitnya pada keluarga agar keluarga mengetahuipenyakit yang di derita oleh pasien.

- Menganjurkan kepada pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan keluarganya seperti salah satunya melakukan cara membersihkan kemaluan yang benar setelah buang air kecil

Pasien dan keluarga

Pada saat kunjungan ke rumah

-Keluarga memahami keadaan fisik pasien untuk pemulihan kesehatan pasien.

-Pasien dan keluarganya sadar akan pentingnya hidup sehat terutama dalam hal kebersihan pada kemaluan

Aspek fungsional

- Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas sexual dengan berganti-ganti pasangan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam mengingatkan pasien agar minum obat, serta memberikan pendidikan rohani tentang norma-norma agama pada pasien.

Pasien dan keluarga

Pada saat kunjungan kerumah

Kondisi tubuh pasien dapat terjaga kesehatannya

F. Prognosis

1.Ad vitam: ad bonam

2.Ad sanactionam: dubia ad bonam

3.Ad fungsionam: ad bonam