aaaa

6
Falasi-Falasi Logis Contoh Dalam Bidang Kedokteran 1. Serangan Pribadi ( ad hominem ) 2. Menyerang Motif 3. Lihat Siapa yang Bicara ( tu quoque ) 4. 2 Kesalahan Membuat Suatu Tindakan Benar 5. Seruan Memaksa ( argumentum ad baculum ) 6. Minta Pengasihan ( argumentum ad misecordian ) 7. Argumen Nompang Beken ( bandwagon argument ) 8. Manusia Pengelabu 9. Argumentum ad populum 10. Ikan Haring Merah 11. Kesesatan non causa pro causa 12. Kesesatan aksidensi 13. Kesesatan komposisi dan divisi 14. Petitio Prinsipi 15. Kesesatan pertanyaan kompleks 16. Argumentum ad ignoratium 17. Argumentum ad verecundiam atau argumentum auctoritatis 18. Ekuivokasi 19. Kesesatan tidak cukup fakta 20. Seruan tidak sesuai kewenangan 21. Seruan mengabaikan 22. Alternatif salah 23. Pertanyaan ditunggangi 24. Penyebab dapat dipertanyakan 25. Generalisasi terburu-buru 26. Air kotor licin ( slippery slope ) 27. Analogi lemah 28. Tidak konsisten

description

aaaa

Transcript of aaaa

Page 1: aaaa

Falasi-Falasi LogisContoh Dalam Bidang Kedokteran

1. Serangan Pribadi ( ad hominem )2. Menyerang Motif3. Lihat Siapa yang Bicara ( tu quoque )4. 2 Kesalahan Membuat Suatu Tindakan Benar5. Seruan Memaksa ( argumentum ad baculum )6. Minta Pengasihan ( argumentum ad misecordian )7. Argumen Nompang Beken ( bandwagon argument )8. Manusia Pengelabu 9. Argumentum ad populum10. Ikan Haring Merah11. Kesesatan non causa pro causa12. Kesesatan aksidensi13. Kesesatan komposisi dan divisi14. Petitio Prinsipi15. Kesesatan pertanyaan kompleks16. Argumentum ad ignoratium17. Argumentum ad verecundiam atau argumentum auctoritatis18. Ekuivokasi19. Kesesatan tidak cukup fakta20. Seruan tidak sesuai kewenangan21. Seruan mengabaikan22. Alternatif salah23. Pertanyaan ditunggangi24. Penyebab dapat dipertanyakan25. Generalisasi terburu-buru26. Air kotor licin ( slippery slope )27. Analogi lemah28. Tidak konsisten

Page 2: aaaa

1. Serangan Pribadi ( ad hominem )Contoh : Dokter A, sekaligus walikota, berpidato dalam sebuah simposium dokter dan menghimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap penyakit AIDS karena dapat membahayakan keselamatan masyarakat. Sebagai peserta simposium itu, saya tidak peduli dengan himbauannya karena menurut saya dokter A adalah orang yang sombong dan gila hormat.

2. Menyerang Motif Contoh : Seorang pegawai toko kacamata mengatakan bahwa Pak Dul seorang tukang ojek yang sering mangkal di dekat tokonya perlu kacamata untuk menyembuhkan matanya yang merah. Padahal mata Pak Dul masih normal dan hanya terkena virus saja. Motif pegawai kacamata itu ditolak karena kepentingannya untuk mencari keuntungan bukan menyembuhkan mata Pak Dul yang sakit.

3. Lihat Siapa yang Bicara ( tu quoque )Contoh : Dokter A yang juga profesor di fakultas kedokteran universitas terkenal di sebuah kota besar lebih didengar pendapatnya tentang penyakit malaria daripada dokter B, dokter sebuah puskesmas di daerah terpencil.

4. 2 Kesalahan Membuat Suatu Tindakan BenarContoh : Supaya cepat lulus, seorang mahasiswa kedokteran rajin “menolong” dosennya dengan menanggung biaya perjalanan dinas dan entertainmen sang dosen. Karena si mahasiswa dan dosen bersangkutan merasa hal tersebut wajar saja, maka hal itu sah-sah saja.

5. Seruan Memaksa ( argumentum ad baculum )Contoh : Dokter A rajin memaksa pasiennya melakukan pemeriksaan dengan peralatan canggih dengan alasan supaya sosok penyakitnya lebih jelas nampak. Padahal si dokter hanya sekedar ingin mengikuti mode.

6. Minta Pengasihan ( argumentum ad misecordian )Contoh : Seorang ibu minta kepada dokternya agar dapat meresepkan sedikit obat tidur untuk anak balitanya yang sedang sakit, agar anaknya tidak rewel dan dia dapat tenang bekerja.

7. Argumen Numpang Beken ( bandwagon argument )Contoh : Seorang dokter pribadi seorang artis terkenal rajin mengadakan jumpa pers ketika artis yang menjadi pasiennya itu dirawat di rumah sakit karena tumor otak.

8. Manusia PengelabuContoh : Seorang pasien Askes menuduh seorang dokter menolak mengobati orang miskin hanya karena dokter terlambat datang ke poliklinik karena sedang menolong pasien gawat.

9. Ikan Haring Merah Contoh : Seorang dokter yang telah salah menulis dosis obat untuk pasiennya berdalih bahwa gejala alergi yang diderita pasiennya bukan karena kelebihan dosis tetapi karena pasiennya alergi ikan laut.

Page 3: aaaa

10. Argumentum ad PopulumContoh : Johan adalah seorang calon bupati sekaligus dokter. Dalam kampanyenya ia mengobral janji-janji manis agar dirinya terpilih menjadi bupati. Di antaranya adalah janji akan menghapus segala biaya perawatan di rumah sakit umum di daerah itu bagi rakyat miskin. Hal itu tidak mungkin karena biaya kesehatan merupakan salah satu pengeluaran daerah terbesar. Bila biaya perawatan di-gratis-kan maka daerah itu kemungkinan tidak akan mampu membangun infrastruktur untuk mengentaskan desa-desa tertinggal.

11. Kesesatan non causa pro causaContoh : Pak Adi, seorang satpam pada suatu pabrik kimia meninggal saat sedang bertugas jaga malam di pabrik itu. Orang-orang berkata Pak Adi meninggal karena keracunan bahan kimia berbahaya di pabrik itu, padahal menurut hasil visum dokter, Pak Adi meninggal karena penyakit jantung.

12. Kesesatan aksidensiContoh : Seorang dokter kandungan menganjurkan pasiennya agar melakukan persalinan dengan cara bedah caesar karena bayi yang dilahirkan dengan bedah caesar pasti akan lebih sehat dan cerdas daripada persalinan normal.

13. Kesesatan komposisi dan divisiContoh : Anggapan bahwa semua dokter umumnya mata duitan dan komersial dalam menjalankan profesinya, sehingga tidak mempedulikan nyawa pasiennya serta bekerja asal-asalan

14. Petitio PrinsipiContoh : Dokter dilarang melakukan malpraktek. Karena itu tertulis dalam Sumpah Hipokrates dan salah satu dari Kode Etik Kedokteran.

15. Kesesatan pertanyaan kompleksContoh : Ada sebuah pertanyaan di simposium kedokteran Indonesia yaitu : Mengapa dokter sekarang sudah tidak dipercaya masyarakat lagi ? Jawaban dari hal tersebut bisa bermacam-macam seperti jumlah kasus malpraktek yang tinggi, tuduhan dokter korupsi, dokter kurang berempati terhadap pasien dll.

16. Argumentum ad ignoratiumContoh : Di Jepang tidak ada penyakit yang dibawa oleh nyamuk, karena di sana tidak ada nyamuk dan kondisi lingkungannya lebih bersih daripada Indonesia.

17. Argumentum ad verecundiam atau argumentum auctoritatisContoh : Guru besar FK Universitas negeri terkenal yang juga merangkap sebagai dokter pribadi presiden, mengatakan bahwa radang apendisitis ( usus buntu ) itu tidak mematikan. Semua orang yang mendengar perkataannya menganggap hal itu benar karena dia adalah guru besar FK terkenal yang juga merangkap sebagai dokter pribadi presiden RI ( jabatannya tinggi dan seorang ahli )

Page 4: aaaa

18. EkuivokasiContoh : Seorang dokter kedatangan pasien yang mengeluh sulit mengunyah sejak mengalami kecelakaan lalu lintas. Dokter menulis surat rujukan untuk rontgen sebagai berikut : ”Harap diradiasi pada bagian mandibula”. Pasien yang membaca surat rujukan mengira dokter menyuruhnya terapi mandi bola agar segera sembuh.

19. Kesesatan tidak cukup faktaContoh : Cukup mengkonsumsi vitamin A akan menghindarkan anda dari gangguan penglihatan. Padahal mengkonsumsi vitamin A hingga berlebihan tidak dapat mengurangi ukuran minus atau plus mata seseorang.

20. Seruan tidak sesuai kewenanganContoh : Seorang satpam di ICU sebuah rumah sakit mengatakan bahwa 9 dari 10 pasien yang masuk ruang ICU tersebut pasti meninggal dunia.

21. Seruan mengabaikanContoh : Seorang dokter mengatakan pada pasiennya bahwa luka bakar dapat cepat sembuh bila ditutup dengan kulit katak yang hanya ditemukan di hutan Amazon, Brasil.

22. Alternatif salahContoh : Seorang ibu muda di sebuah desa kecil yang tidak mampu menyusui bayinya karena sakit memberikan air tajin dan pisang kepok kepada bayinya. Air tajin dan pisang kepok dianggap sebagai alternatif tepat dan murah pengganti ASI.

23. Pertanyaan ditunggangiContoh : Seorang dokter ahli penyakit jiwa bertanya pada pasiennya, “Apakah anda sudah dapat menghilangkan kebiasaan menjulurkan lidah di depan umum ?” . Sang pasien menjawab, “ Ya dok, saya sudah dapat menghilangkan kebiasaan dokter yang sering menjulurkan lidah di depan umum.”

24. Penyebab dapat dipertanyakanContoh : Dokter B berkata pada seorang ibu dari pasien yang timbul memar di persendiannya, ”Anak ibu menderita penyakit SLE ( Systemic Lupus Erystematosus ) ” Padahal dokter itu tidak melakukan penelitian dan tidak berkonsultasi dengan dokter spesialis tentang gejala-gejala SLE.

25. Generalisasi terburu-buruContoh : Kemungkinan sembuh bagi pasien yang berobat jantung ke Singapura lebih besar daripada pasien di RS jantung di Indonesia, karena 2 dari 3 pasien RS jantung di Indonesia meninggal saat dioperasi.

26. Air kotor licin ( slippery slope )Contoh : Borok yang tidak dirawat dengan baik dapat meluas dan lama kelamaan dapat menyebabkan kanker kulit.

27. Analogi lemah

Page 5: aaaa

Contoh : Dokter N bertanya pada pasiennya, ”Mengapa obatnya hanya diminum sekali dalam sehari ?”. Sang pasien ( sakit pneumonia ) menjawab, ” Teman saya ( masuk angin ) hanya minum obat sekali dalam sehari, kenapa saya harus meminum obat lebih dari sekali dalam sehari ?”

28. Tidak konsistenContoh : Dokter M mengatakan pada pasiennya bahwa penyakit tifus disebabkan oleh bakteri. Tetapi keesokan harinya saat ditanya pasien yang sama, sang dokter menjawab bahwa tifus disebabkan oleh virus.