AAA BAB II

30
12 BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN TENTANG MUSIK DANGDUT KOPLO (QOSIDAH) MODERN 1. Pengertian musik dangdut koplo (qosidah) modern Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik Indonesia yang mengandung unsur-unsur musik Hindustan atau India klasik, Melayu, dan Arab. Bentuk musik ini berakar awal dasar dari Qasidah yang terbawa oleh Agama Islam yang masuk Nusantara tahun 635 - 1600 dan Gambus yang dibawa oleh migrasi orang Arab tahun 1870 - sesudah 1888, kemudian menjelma sebagai Musik Gambus tahun 1930 oleh orang Arab-Indonesia bernama Syech Albar, selanjutnya menjelma sebagai Musik Melayu Deli pada tahun 1940 oleh Husein Bawafie, dan tahun 1950 pengaruh musik Amerika Latin serta tahun 1958 dipengaruhi Musik India melalui film Bollywood oleh Ellya Khadam dengan lagu Boneka India, dan terakhir lahir sebagai Dangdut tahun 1968 dengan tokoh utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh

Transcript of AAA BAB II

Page 1: AAA BAB II

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN TENTANG MUSIK DANGDUT KOPLO (QOSIDAH)

MODERN

1. Pengertian musik dangdut koplo (qosidah) modern

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik Indonesia yang

mengandung unsur-unsur musik Hindustan atau India klasik, Melayu, dan Arab.

Bentuk musik ini berakar awal dasar dari Qasidah yang terbawa oleh Agama

Islam yang masuk Nusantara tahun 635 - 1600 dan Gambus yang dibawa oleh

migrasi orang Arab tahun 1870 - sesudah 1888, kemudian menjelma sebagai

Musik Gambus tahun 1930 oleh orang Arab-Indonesia bernama Syech Albar,

selanjutnya menjelma sebagai Musik Melayu Deli pada tahun 1940 oleh Husein

Bawafie, dan tahun 1950 pengaruh musik Amerika Latin serta tahun 1958

dipengaruhi Musik India melalui film Bollywood oleh Ellya Khadam dengan lagu

Boneka India, dan terakhir lahir sebagai Dangdut tahun 1968 dengan tokoh utama

Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk

pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab

(pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir

tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan

masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun

1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang

kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh

Page 2: AAA BAB II

bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop,

bahkan house music.1

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang

di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an.

Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur

musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan

harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka

masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar

listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh

dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik

populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari

keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan

tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh

bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah

artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di

kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan

tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) musik India. Putu Wijaya

awalnya menyebut dalam majalah Tempo edisi 27 Mei 1972 bahwa lagu Boneka

dari India adalah campuran lagu Melayu, irama padang pasir, dan "dang-ding-dut"

1 Gehr, Richard (10 December 1991), "Dawn of Dangdut", The Village Voice 36: 86

13

Page 3: AAA BAB II

India.2 Sebutan ini selanjutnya diringkas menjadi "dangdut" saja, dan oleh

majalah tersebut digunakan untuk menyebut bentuk lagu Melayu yang

terpengaruh oleh lagu India.

2. Dangdut dan Qosidah

Qasidah masuk Nusantara sejak Agama Islam dibawa para saudagar Arab

tahun 635, kemudian juga saudagar Gujarat tahun 900 - 1200, saudagar Persia

tahun 1300 - 1600. Nyanyian Qasidah biasanya berlangsung di masjid, pesantren

dahwah agama Islam.

a. Gambus dan migrasi orang Arab mulai tahun 1870

Gambus adalah salah satu alat musik Arab seperti gitar, namun

mempunyai suara rendah. Diperkirakan alat musik gambus masuk ke nusantara

bersama migrasi Marga Arab Hadramaut (sekarang Yaman) dan orang Mesir

mulai tahun 1870 hingga setelah 1888, yaitu setelah Terusan Suez dibuka tahun

1870, pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dibangun tahun 1877, dan

Koninklijke Paketvaart Maatschappij berdiri tahun 1888. Para musisi Arab sering

mendendangkan Musik Arab dengan iringan gambus.

Pada awal abad XX penduduk Arab-Indonesia senang mendengarkan

lagu gambus, dan sekitar tahun 1930, Syech Albar (ayah dari Ahmad Albar)

mendirikan orkes gambus di Surabaya. Ia juga membuat rekaman piringan

hitam dengan Columbia tahun 1930-an, yang laku di pasaran Malaysia dan

Singapura.

2 Bahasa Tempo, Bahasa Kita, Tempo, edisi 7-13 Maret 2011. Penerbit PT. Tempo Inti Media, Tbk. Jakarta.

14

Page 4: AAA BAB II

b. Musik Melayu Deli tahun 1940

Musik Melayu Deli lahir sekitar tahun 1940 di Sumatera Utara bersama

Husein Bawafie dan Muhammad Mashabi, kemudian menjalar ke Batavia dengan

berdirinya Orkes Melayu.

c. Irama Amerika Latin tahun 1950

Pada tahun 1950, musik Amerika Latin masuk ke Indonesia oleh Xavier

Cugat dan Edmundo Ros serta Perez Prado, termasuk Trio Los Panchos atau Los

Paraguayos. Irama latin ini kemudian lekat dengan orang Indonesia. Kemudian

berbagai lagu Minang juga muncul bersama Orkes Gumarang, dan Zainal Combo.3

Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu,

meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya. Pada tahun 1950-an dan

1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta yang memainkan

lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan).

d. Dari musik Melayu Deli tahun 1940 ke Dangdut tahun 1968

Tabla, salah satu alat musik utama dangdut yang berasal dari India.

Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai

untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti gitar

akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong. Musik Melayu Deli

awalnya tahun 1940-an lahir di daerah Deli Medan, kemudian musik melayu deli

ini juga berkembang di daerah lain, termasuk Jakarta. Pada masa ini mulai masuk

eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia

3 http://imo.thejakartapost.com/kelikmnugroho/category/indonesia-60-ies/

15

Page 5: AAA BAB II

sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk

bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari

Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti

penari India, sang pencipta Boneka dari India), Husein Bawafie (salah seorang

penulis lagu Ratapan Anak Tiri), Munif Bahaswan (pencipta Beban Asmara),

serta M. Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer

pada tahun 1970-an). Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-

an, walaupun pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu

yang dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Beberapa nama dari

masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta

Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa

album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.

Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan

dengan politik Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-

alat musik modern Barat seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, trompet,

saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan

kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting.

Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik

dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan

musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser

'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik Melayu

telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya. Pada paruh akhir dekade

1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM

16

Page 6: AAA BAB II

Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik

melayu deli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini

diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal

tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB).

3. Interaksi dengan musik lain

Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan memengaruhi bentuk

musik yang lain. Lagu-lagu barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak

yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut

dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari

Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya:

tarlingdut. Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik

dangdut. Aliran campuran antara musik dangdut & rock secara tidak resmi

dinamakan Rockdut. Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah

seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa (dikenal sebagai

suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi

Kempot), atau zapin. Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya

rentan terhadap bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap

lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin. Kopi Dangdut, misalnya,

adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.

Lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara

mudah, meskipun demikian bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat

konservatif. Sebagian besar lagu dangdut tersusun dari satuan delapan birama 4/4.

17

Page 7: AAA BAB II

Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada beberapa

lagu masa 1960-an seperti Burung Nuri dan Seroja.

Bentuk bangunan lagu dangdut secara umum adalah: A - A - B - A,

namun dalam aplikasi kebanyakan memiliki urutan menjadi seperti ini : “ Intro -

Eksposisi I - A - A - Eksposisi II - B - A - Eksposisi II - B - A - (coda) ”4

B. TINJAUAN TENTANG MINAT SISWA DALAM MEMPELAJARI

AGAMA ISLAM DI KELAS X DAN XI

1. Pengertian Minat Belajar

Pengertian minat belajar bagi siswa adalah merupakan suatu hal yang

perlu di kupas lebih lanjut penggalan kata dari dua kata minat dan belajar, minat

belajar adalah sesuatu yang ada di dalam hati manusia dalam mengaplikasikannya

berbentuk kegiatan menambah ilmu pengetahuan, minat sangat kompleks sekali

dan harus dipandang dari berbagai sisi atau sudut pandang. Pengertian minat

sendiri adalah :

Minat adalah : perhatian, kesukaan ( kecenderungan hati kepada sesuatu)

hal yang mengenai keinginan.5

Sedangkan Pengertian minat belajar ditinjau dari segi bahasa adalah :

Hasrat/semangat dalam berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya

mendapatkan suatu kepandaian.6

4 Sunaryo Joyopuspito, MUSIK DANGDUT, Suatu kajian sejarah dan analisis teori musik, Bina Musik Remaja 2011

5 Porwodarminto Wjs, Op Cit, hal. 650.

6 Ibid, hal. 108.

18

Page 8: AAA BAB II

Sedangkan belajar ditinjau dari segi istilah, para ahli memberikan

pengertian yang berbeda-beda menurut pendapatnya masing-masing. Diantara

pendapat para ahli tersebut dapat penulis kemukakan sebagai berikut :

a. Menurut pandangan tradisional bahwa yang dimaksud dengan minat belajar

adalah:

Keinginan/hasrat dalam berusaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. “pengetahuan” mendapat tekanan penting oleh sebab pengetahuan memegang peranan utama dalam hidup manusia. pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang banyak memiliki pengetahuan, maka dia akan mendapat kekuasaan. Dan siapa yang kosong pengetahuannya atau bodoh, maka dia akan dikuasai orang lain.7

b. Menurut pandangan modern, bahwa yang dimaksud dengan minat belajar

adalah sebagai berikut :

Suatu keinginan dalam melakukan perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang menyatakan kegiatan belajar setelah Ia memperoleh hasil, yakni tingkah laku. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu; dari tidak mengerti menjadi mengerti, dsb. Pada hakekatnya perubahan tingkah laku itu adalah perubahan kepribadian pada diri seseorang. Tingkah laku mengandung pengertian luas, meliputi segi jasmaniah (strukturil) dan segi rohaniah (fungsional) yang keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Pola tingkah laku ini terdiri dari beberapa aspek yang meliputi: pengetahuan, pengertian, sikap, ketrampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti, apresiasi, jasmani, hubungan sosial dan lain-lain.8

c. Menurut Hilgard perubahan tersebut bisa dikatakan sebagai hasil belajar

apabila perubahan itu dihadapkan melalui latihan sebagaimana dijelaskan

dibawah ini.

Want to learning is the process which as activity originates or is changed thought training procedures (weather in as distringuished from changes

7 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Alumni, Bandung 1986, Hal. 40.

8 Ibid. Hal. 41

19

Page 9: AAA BAB II

by factors not attributable to training. Minat Belajar adalah suatu proses yang melahirkan atau yang mengubah sesuatu kegiatan melalui atau jalan latihan (apakah dalam laboratoriaum atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor yang termasuk latihan. Misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil Minat belajar.9

Dari keterangan Hilgard di atas menunjukkan bahwa bukan semua

perubahan yang terjadi pada diri seseorang termasuk pengertian belajar,

perubahan-perubahan pada bayi bukan termasuk belajar tetapi karena kematangan.

Perubahan pada diri seseorang yang dapat dikatakan sebagai hasil belajar apabila

perubahan itu diperoleh karena individu yang bersangkutan berusaha untuk

melakukannya, dan tidak bisa dikatakan dikatakan sebagai hasil belajar jika minat

tersebut hanya sekedar hasrat atau keinginan dan tidak di aplikasikan atau di

praktekkan sama sekali.

d. Menurut Whitherington dalam bukunya Educational Psichology, menyatakan

minat belajar adalah :

Suatu proses keinginan dalam melakukan perubahan didalam kepribadian

yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau pengertian.10

e. Menurut Prof. Dr. S. Nasution Minat belajar adalah :

9 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmar, Bandung, 1986, hal . 39.

10 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Karya CV, Bandung, 1987, hal. 86.

20

Page 10: AAA BAB II

Suatu proses yang menimbulkan kelakuan atau mengubah kelakuan

lama sehingga seseorang lebih mampu menghadapi situasi-situasi dalam

kehidupannya.11

f. Menurut Winarno Surachmad dalam bukunya Pengantar Interaksi Belajar

Mengajar, menyatakan bahwa :

Minat Belajar adalah hasrat untuk mengalami, mengalami berarti mengahayati sesuatu yang aktual, penghayatan mana akan menimbulkan respons-respons tertentu dari pihak murid, pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan (pematangan, pendewasaan) pola tingkah laku, perubahan didalam sistem nilai, didalam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian), serta di dalam kenyataan.12

g. Menurut aliran psikologi assosiasi, bahwa Minat belajar adalah :

Usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Peristiwa belajar dipandang sebagai peristiwa untuk menghadapi masalah-masalah berdasarkan tanggapan-tanggapan yang telah ada. Orang mendapatkan hubungan antara tanggapan-tanggapan dengan obyek yang dipecahkan.13

h. Menurut aliran Psikologi Koneksionisme, bahwa Minat belajar adalah :

Usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan reaksi. Menurut ajaran koneksionisme orang belajar karena menghadapi suatu problem solving, kemudian individu tersebut menghadapi mengadakan reaksi terhadap stimulus. Bila reaksi itu berhasil, maka terjadi hubungan antara reaktion dan stimulus, maka terjadi pulalah peristiwa belajar.14

11 Ach. Bahar, Moh. Suhri Saleh, Penuntun Praktis Cara Belajar dan Mengajar, CV. Karya Utama, Surabaya, (tt) hal. 8.

12 Winarno Surahmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung, 1984, hal. 67.

13 Achmad Wiherno Susanto, Saripati Kuliah II Pengantar Psikologi Pendidikan, IAIN Supel Fak. Tar. Malang, 1988, hal. 61.

14 Ibid, hal. 60

21

Page 11: AAA BAB II

i. Menurut aliran Psikologi gestald, bahwa belajar adalah :

Seorang belajar jika ia mendapatkan insight, insight itu diperoleh bila ia melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu menjadi jelas baginya dan dengan demikian memecahkan masalah .15

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat dikemukakan tentang adanya

beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang Minat belajar yaitu:

Minat Belajar merupakan suatu Keinginan dalam melakukan perubahan dalam

tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih

baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.

Minat Belajar merupakan suatu perubahan melalui latihan atau

pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan

atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti: perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

Untuk disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap, harus

merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang, berapa lama

periode waktu itu berlangsung sulit untuk ditentukan dengan pasti, tetapi

perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari periode yang mungkin

berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun. Ini berarti harus

dikesampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh

motivasi, kelelaan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang yang

biasanya hanya berlangsung sementara.

15 S. Nasution, Op - Cit, hal. 45 - 46

22

Page 12: AAA BAB II

Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam

pengertian pemecahan suatu masalah, berfikir ketrampilan, kecakapan, kebiasaan

atau sikap.

Kalau kita simpulkan difinisi-definisi tersebut dan definisi-definisi yang

lain, maka penulis dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut :

1. Minat Belajar adalah suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri

seseorang yang belajar baik aktual maupun potensial

2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang

berlaku secara konstan atau menetap atau relatif lama.

3. Perubahan itu terjadi karena adanya unsur usaha (dengan sengaja).

Selain dari pendapat para ahli diatas juga dapat digali dalam Al-Qur’an

tentang pentingnya belajar karena manusia sejak dilahirkan belum memiliki

pengetahuan dan ketrampilan kecuali fitrah sebagaimana termaktub dalam Surat

Al-Mujadalah ayat 11:

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan..16

23

Page 13: AAA BAB II

Dengan mempertimbangkan ayat-ayat diatas maka pengertian belajar

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Belajar adalah interaksi yang aktif antara potensi-potensi manusia

(pendengaran, penglihatan dan hati atau perasaan dan pikiran) dengan

lingkungannya baik berupa manusia atau alam semesta dengan segala

kejadiannya, dengan disengaja, yakni sengaja menggunakan potensi-potensi yang

ada pada dirinya tadi, sehingga menghasilkan perubahan-perubahan berupa

pengetahuan, pemahaman, pengertian, ketrampilan maupun nilai-nilai sikap

sehingga manusia lebih menuju kearah kesempurnaan (tidak sama dengan orang

yang tidak mengetahui) dan dapat mencapai suatu ketinggian derajat.

Manusia dilahirkan dengan tidak mengetahui apa-apa, namun oleh Allah

dibekali dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia baik jasmaniah

maupun rohaniah. Dengan menggunakan potensi-potensi itu maka manusia dapat

memperoleh ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Menggunakan potensi-potensi itu diantaranya adalah dengan jalan

membaca “ber iqra”. Pengertiannya membaca adalah bisa berupa membaca ayat-

ayat yang tergelar (kauniyah). Ayat-ayat kauniyah adalah alam yang tergelar

dengan semua kejadian-kejadiannya. Dengan demikian pengertian membaca

disini bisa berupa riset atau penelitian, observasi, penyelidikan-penyelidikan

maupun eksperimen-eksperimen. Kemudian dengan itu semua manusia bisa

mendapat pengetahuan, pemahaman, penglihatan ketrampilan dan lain sebagainya

16 Ibid Hal. 911

24

Page 14: AAA BAB II

yang membawa manusia kearah kesempurnaan dan dapat mencapai suatu

ketinggian derajat.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa

Belajar tidak selamanya berjalan dengan baik dan lancar karena labilnya

minat, sehingga tidak tertutup kemungkinan akan prestasi belajar terhambat dan

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang akibatnya prestasi belajar rendah, bahkan

bisa terjadi suatu kegagalan.

Berbagai pendapat banyak dilontarkan oleh para ahli mengenai apa saja

faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam mencapai hasil belajarnya.

Diantara pendapat para ahli tersebut dapat penulis kemukakan sebagai berikut :

a) Drs. Sumadi Suryabrata. MA, dalam bukunya Psikologi Pendidikan

menyatakan bahwa :

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar itu banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Untuk memudahkan pembicaraan dapat diklasifikasikan demikian : 1) Faktor-faktor yang berasal dari luar, dan masih digolongkan menjadi

dua golongan dengan catatan bahwa over lapping tetap ada yaitu : - Faktor-faktor sosial- faktor-faktor non sosial

2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri atau pelajar, dan inipun dapat digolongkan menjadi dua bagian :- Faktor-faktor Psikologis- Faktor-faktor fisiologis17

Yang penjelasannya sebagai berikut :

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri si pelajar yang meliputi :

17 Sumadi Surya Brata, Psikoogi Pendidikan, PN CV Rajawali, Jakarta, 1989, hal. 249.

25

Page 15: AAA BAB II

a). Faktor-faktor sosial

Adapun yang dimaksud dengan faktor sosial disini adalah faktor

manusia, karena seseorang yang belajar tidak lepas dari seorang yang tidak ada

kaitannya. Sebab orang lain pun mempengaruhi seseorang diantaranya :

(1) Guru

Tugas guru yang utama adalah mendidik dan mengajar siswa menuju

terbentuknya kepribadian yang utama. Oleh karena itu guru harus memiliki sikap

dan pribadi yang patut menjadi teladan bagi siswa. Hal ini sejalan dengan

pendapat Al Ghozali sebagai berikut :

Mengharuskan para guru-guru memiliki adab yang baik karena anak-anak selalu melihat gurunya sebagai contoh yang harus diikutinya yang mana hal ini harus di insyafi para guru. Mata para murid selalu tertuju padanya dan telinga mereka selalu mendengarkan tentang dirinya, maka bila ia anggap sesuatu itu baik, berarti baik pula disisi mereka dan apa yang dianggap jelek berarti jelek pula ia pada mereka.18

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diambil pengertian misalnya

cara berpakaian, pilihan warna harus serasi, sebab murid sangat kritis terhadap

pesan dari luar ini. Demikian pula terhadap perbuatan dan tabiat guru hendaklah

menampilkan diri sebagai guru yang baik dihadapan para siswa maupun dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu diperlukan

kemahiran dalam seni bergaul dan seni mempengaruhi, lebih khusus lagi dalam

hubungan insani.

(2) Orang Tua

18 H.M. Arifin M.ED., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di lingkungan sekolah dan keluarga, Bulan Bintang , Jakarta, 1976, hal. 27

26

Page 16: AAA BAB II

Dalam hal ini orang tua mempunyai peranan yang sangat penting bahkan

dapat dikatakan sebagai faktor dominan dalam menentukan sukses dan tidaknya

belajar. Orang tua (ayah dan ibu) selaku pendidik dan pengajar atau guru alamiah

dapat melakukan kewajibannya sebagai pengajar, sebagai guru (pendidik), berkat

kewibawaan yang ada padanya. Ada kekuatan batin yang memancarkan pengaruh

disebabkan berbagai faktor seperti : Umur yang lebih tinggi, pengalaman yang

lebih luas, pengetahuan yang labih mendalam, kepercayaan terhadap diri sendiri

yang lebih mantap. Dalam hal ini orang tua memainkan peranan sebagai

pendisiplin, pembangkit minat belajar, orang tua mengajar anak-anak tentang

moral. Nilai-nilai tradisi dan cita-cita masyarakat dimana dia dibesarkan, orang

tua mengajarkan hal ini dengan memberikan hadiah bila anak-anak mengerjakan

yang benar dan menghukumnya bila anak-anak mengerjakan yang salah. Hal

demikian ini disebabkan intensif dan tidaknya belajar dipengaruhi oleh orang tua

yang di rumah. Adapun yang termasuk dalam faktor ini yaitu kasih sayang orang

tua terhadap anak dan dorongan terhadap anggota keluarga yang kesemuanya itu

banyak membentuk anak sukses dalam belajar. Kadang-kadang malah sebaliknya,

apabila kedua faktor itu keliru menerapkannya seperti yang dikatakan oleh Drs.

Akhmad D Marimba yaitu :

Kasih sayang salah ditempatkan dan salah digunakan akan

mengakibatkan akan terus tergantung pada pendidik.19

Dalam hal ini sukarlah bagi sianak untuk mendapatkan kesempatan

mencoba kesanggupannya sendiri. Selain dari itu kasih sayang orang tua maka

19 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT. Al-Ma’arif, Bandung, 1974, hal. 36.

27

Page 17: AAA BAB II

perlu juga menciptakan ketenangan situasi rumah. Situasi yang harmonis keluarga

mendorong untuk melakukan kebaikan.

(3) Murid atau teman sebaya

Juga sebagai faktor sosial yang menyebabkan atau mempengaruhi

keberhasilan belajar adalah faktor masyarakat dan teman sebaya dengan siapa

belajar mengadakan kegiatan diluar sekolah dan keluarga, positif atau negatif

pengaruh yang diberikan kelompok ini terhadap kemajuan belajar siswa kaitannya

dengan jenis dan jumlah kegiatan yang dilakukan oleh mereka. Apabila mereka

banyak kegiatan yang bersifat non pendidikan misalnya kegiatan sosial dan

rekreasi, maka akan mengurangi dan menghambat kemajuan atau keberhasilan

belajar mereka, demikian juga sebaliknya.

b) Faktor-faktor non sosial

Faktor-faktor non sosial disini dimaksudkan bukan manusia, dan

jumlahnya banyak sekali dan penulis golongkan menjadi :

(1) Keadaan alam seperti tempat belajar yang menyenangkan, cukup udara, sinar

matahari, dan penerangan yang memadai.

(2) Alat-alat perlengkapan misalnya buku bacaan, alat tulis menulis, alat peraga

dan sebagian kita sebut alat-alat pelajaran, gedung dan sebagainya.

(3) Cara belajar yang efisien, yaitu cara belajar yang tepat, praktis, ekonomis dan

terarah sesuai dengan situasi dan tuntutan yang ada guna mencapai tujuan

belajaragar memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik,

teratur dan terencana.

28

Page 18: AAA BAB II

Semua faktor yang telah disebutkan diatas dan faktor-faktor yang lain

yang belum penulis sebutkan harus kita atur sedemikian rupa, sehingga dapat

membentuk proses belajar mengajar secara maksimal yang efeknya minat belajar

siswa dapat maksimal.

b. Faktor-faktor yang berasal dari diri sipelajar meliputi :

1. Faktor-faktor psikologis

Secara garis besar faktor-faktor ini masih perlu perhatian khusus kepada

salah satu hal yaitu, hal yang mendorong aktifitas belajar itu, hal yang merupakan

alasan dilakukannya perbuatan belajar itu. Ada beberapa pendapat tentang motif

anak belajar, diantaranya adalah:

Prof. Dr. S. Nasution, MA. dalam bukunya didaktik asas-asas mengajar,

menyatakan bahwa motif atau sebab anak belajar adalah :

1) Ia belajar karena ia didorong oleh keinginan untuk mengatahuinya.2) Ia belajar supaya mendapat angka yang baik, naik kelas, dan

mendapat ijazah. Dalam hal ini belajar ia didorong oleh motivasi intrinsik yakni ia ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar.

Dalam belajar telah terkandung didalam perbuatan belajar, tujuan menambah pengetahuan sebaliknya bila seseorang belajar untuk mencari penghargaan berupa angka, hadiah, diplomasi dan sebagainya didorong oleh motivasi ekstrinsik, oleh sebab tujuan –tujuan itu terletak diluar perbuatan itu yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri.20

Sedang Arden N. Frandsen mengatakan bahwa :

Hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagi berikut :(1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.(2) Adnya sifat dunia kreatif yang ada pada m anusia dan keinginan

untuk selalu maju.

20 S. Nasution , O p – C i t, hal. 80

29

Page 19: AAA BAB II

(3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpatik dari orang tua, guru dan teman-teman.

(4) Adanya usaha untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.

(5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

(6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada pelajaran.21

Dari dua pendapat tentang motivasi belajar tersebut diatas dapat penulis

tegaskan bahwa pada garis besarnya motivasi atau minat atau hal yang mendorong

anak belajar itu ada dua macam yaitu :

Motivasi instrinsik yaitu aktivitas belajar berdasarkan suatu dorongan

yang secara mutlak berkaitan dengan belajar. Misalnya seseorang belajar karena

ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah. Motivasi ekstrinsik yaitu aktifitas

belajar berdasarkan dorongan yang tidak mutlak berkaitan dengan aktifitas

belajar. Misalnya rajin belajar karena sekedar agar bisa berteman dengan

seseorang yang sedang belajar, dan lain sebagainya.

Adapun pengaruh atau peranan dari motivasi ini secara umum adalah

memberikan gairah atau semangat dalam belajar. Sehingga siswa yang

bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi umtuk melakukan kegiatan

belajar pula.

2. Faktor-faktor fisologis

Selain dari faktor psikologis masih ada faktor yang lain yang

mempengaruhi belajar yang berasal dari dalam diri si pelajar. Faktor fisiologis ini

dapat dibedakan menjadi :

(1) Keadaan jasmani pada umumnya.

21 Sumadi Suryabrata, O p – C i t, hal. 253

30

Page 20: AAA BAB II

(2) Keadaan panca indra.

Hal ini didukung pernyatan Drs. Sumadi Surya Brata dalam bukunya

Psikologi Pendidikan sebagai berikut :

Faktor-faktor fisiologis masih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :(1)Tonus jasmaniah pada umumnya, dan(2)Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.22

ad. (1) Keadaan jasmani pada umumnya

Keadan jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi

aktivitas belajar keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya

denganjasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya

dengan jasmani yang tidak lelah. Dalam masalah ini ada dua hal; yang perlu

diperhatikan yaitu:

(1) Makanan harus cukup gizi, karena kekurangan gizi akan berpengaruh

terhadap keadaan jasmani. Pengaruh tersebut berupa antara lain kelesuan,

lekas mengantuk, lekas lelah dan sebagainya.

(2) Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit

seperti influenza, batuk, sakit gigi dan yang sejenis dengan itu biasanya

diabaikan, karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian

dan pengobatan, akan tetapi dalam kenyataannya penyakit ini dapat

mengganggu aktivitas belajar.

ad. (2). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu atau panca indra.

Panca indra dapat diakatakan sebagai pintu gerbang pengetahuan

seorang. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan menggunakan

22 Sumadi Suryabrata, Op – cit, hal. 251.

31

Page 21: AAA BAB II

panca indra. Pendek kata semua pengetahuan diterima seseorang melelui panca

indra. Dalam sistem persekolahan di Indonesia dewasa ini, diantara panca indra

yang memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga oleh

karena itu adalah kewajiban setiap pendidik untuk menjaga agar panca indra anak

didiknya berfungsi dengan baik, baik pengajaran yang bersifat prefentif maupun

yang bersifat kuratif.

b. Drs. Achmad Wiherno Susanto dalam sari pati kuliah II “Pengantar Psikologi

Pendidikan”, menyatakan bahwa : Faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang

dapat mempengaruhi belajar ada 14 faktor, yaitu :

1. Kemampuan pembawaan2. Kondisi psikis belajar3. Kondisi psikis anak4. Sikap terhadap guru5. Kemauan belajar6. Sikap murid terhadap mata pelajaran7. Pengetian tentang kemajuan mereka sendiri8. Bimbingan9. Ulangan10. Latihan mempergunakan bahan yang telah dipelajari11. Metode belajar12. Spreading efford ( Usaha terpencar )13. Ingatan14. Faktor umum23

Dengan uraian sebagai berikut :

1) Kemampuan pembawaan

Di dunia ini masing-masing orang mempunyai kemampuan dan tidak ada

dua orang yang kemampuannya sama. Setiap individu mempunyai potensi abilitas

sendiri-sendiri dan kemampuan lebih akan lebih mudah dan lebih cepat belajarnya

23 Ahmad Wiherno susanto, O p – C i t, hal. 64

32

Page 22: AAA BAB II

dari pada anak yang kemampuan pembawaannya kurang. Tetapi kemampuan

pembawaan ini bukan satu-satunya faktor yang dominan dalam belajar. Dengan

banyak mengadakan latihan-latihan misalnya dengan mengatasi kemampuan

pembawaan yang lemah. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam bahwa :

Bakat manusia itu telah ditetapkan Tuhan sejak dalam kandungan ibu,

akan tetapi dengan melalui pendidikan bakat tersebut dapat dibimbing

dalam perkembangannya. 24

2) Kondisi fisik belajar

Jiwa yang sehat terletak pada badan yang sehat, demikian kata pepatah,

jasmani yang sedang sakit-sakitan juga merupakan penghambat terhadap proses

belajar.

Seperti yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa :

“Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kurang gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk dan tidak mudah menerima pelajaran “.25

Dengan demikian maka dapat diambil suatu pengertian bahwa badan

yang sehat dapat mendorong siswa untuk lebih giat.

3) Kondisi Psikis Anak.

Kondisi Psikis anak harus dijaga supaya tetap stabil dan dengan kondisi

yang stabil tersebut akan berpengaruh baik terhadap prestasi belajar anak. Lain

24 H.M. Arifin M. ED. O p – C i t, hal. 37

25 Sumadi Surya Brata, Proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi, And Offset, Yogyakarta, 1983, hal. 10.

33

Page 23: AAA BAB II

halnya dengan kondisi yang labil akan cenderung berpengaruh jelek terhadap

prestasi belajar anak.

4) Kemauan belajar.

Adanya kemauan akan mendorong belajar anak dan meningkatkan

prestasi belajarnya. Lain halnya dengan anak yang tidak mempunyai kemauan

belajar, prestasinya tentu tidak ada peningkatan dan bahkan mengalami

penurunan. Kemauan belajar ini sangat erat hubungannya dengan cita-cita anak

dan masing-masing anak mempunyai cita-cita yang berbeda.

5) Sikap terhadap guru

Murid yang benci akan gurunya tidak akan lancar proses belajarnya,

sebaliknya murid yang suka terhadap gurunya akan membantu proses belajarnya

dan peningkatan prestasi belajarnya.

6) Sikap murid terhadap mata pelajaran.

Mata pelajaran yang disukai akan lebih lancar dipelajari daripada yang

kurang disenangi, mata pelajaran yang kurang disenangi tergantung pada berbagai

faktor, antara lain : metode penyajian yang kurang menarik, adanya kegagalan

murid dalam menghadapi mata pelajaran, dan sebaginya.

7) Pengertian tentang kemajuan mereka sendiri.

Dengan adanya pengertian akan kemajuan dan kemunduran dapat

mendorong anak untuk lebih giat belajar. Salah satu cara untuk mengetahui hal ini

adalah dengan membuat "“Kurve Belajar"“ sebaliknya tiap anak membuat

kurvenya sendiri untuk setiap tahun pelajaran.

8) Bimbingan

34

Page 24: AAA BAB II

Didalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan

dimaksudkan untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang diperbuat anak dalam

belajar. Usaha belajar yang tidak terpimpin/kacau dan selanjutnya agar tidak

menimbulkan rasa putus asa yang menghambat efektifitas belajar anak.

9) Ulangan

Ulangan adalah elemen yang vital untuk mengukur kemajuan dan

kelemahan belajar yang akan mempengaruhi kegiatan usaha belajar.

Pelajar harus mengetahui hasil ulangan-ulangan dan harus pula

mendiskusikan kesalahan-kesalahan yang diperbuat agar tidak terjadi kesalahan-

kesalahan lagi.

10) Latihan mempergunakan bahan yang dipelajari

Belajar yang baik bukan hanya verbalisme, tetapi yang penting adalah

dapat menggunakan dan mempraktekkan apa yang telah dipelajari semua teori

hendaknya semaksimal mungkin dapat di praktekkan.

11) Metode belajar.

Macam metode yang sering digunakan dalam belajar adalah metode

keseluruhan dan metode sebagian. Metode keseluruhan adalah mempelajari bahan

sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan metode bagian adalah mempelajari bahan

dengan cara membagi bahan atas bagian-bagian. Kombinasi dari kedua metode

tersebut adalah cara yang lebih efektif dari pada salah satu diantara keduanya.

12) Spreadig Effort ( usaha terpencar )

Belajar akan lebih efektif apabila periode-periode disusun terpencar dan

tidak terpusat pemencaran periode kerja tersebut hendaknya disesuaikan dengan

35

Page 25: AAA BAB II

bahan yang dipelajari dan kemampuan untuk diperhatikan. Hal ini dilakukan

untuk mencegah kelelahan dan kebosanan.

13) Ingatan.

Telah disepakati bahwa manusia disamping mempunyai daya ingat juga

dibekali sifat pelupa, oleh karena itu anak harus mempelajari bahan-bahan

pelajaran dengan sungguh-sungguh sehingga akan lebih lama mengingatnya.

Namun bila belajar secara serampangan, maka dalam waktu yang tidak terlalu

lama pelajaran itu akan hilang dan sulit untuk diingat kembali. Terhadap masalah

ini guru harus sering mengadakan tes secara periodik agar siswa belajar dengan

sungguh-sungguh, makin lama mengingat pelajarannya.

14) Faktor umur.

Pada umumnya orang yang masih muda akan lebih mudah untuk belajar

dalam hal menyimpan dan mengingat kembali. apa yang dipirkan oleh orang tua

lebih banyak dibandingkan dengan anak yang masih muda. Hal ini merupakan

salah satu sebab orang muda untuk belajar dibanding dengan orang tua.

Dari kedua pendapat tersebut diatas tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar itu kiranya dapat penulis garis bawahi, bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

(1) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri sipelajar sendiri meliputi, faktor

psikologis dan faktor fisiologis.

(2) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar meliputi, faktor sosial dan

faktor non sosial.

36

Page 26: AAA BAB II

Kedua faktor tersebut saling terkait, tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Apabila kedua faktor itu diperhatikan dengan baik, maka minat anak dalam

belajar akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan memuaskan. Lain halnya

apabila kedua faktor itu kurang diperhatikan atau diabaikan begitu saja, maka

kemungkinan besar minat belajar anak akan menurun dan tentu tidak akan

berhasil sesuai dengan yang diharapkan atau prestasi belajarnya tidak akan

memuaskan.

C. PENGARUH MUSIK DANGDUT KOPLO (QOSIDAH) MODERN

TERHADAP MINAT SISWA DALAM MEMPELAJARI AGAMA

ISLAM DI KELAS X DAN XI MA ISMAILIYAH MOJODANU

NGUSIKAN JOMBANG

Dangdut Koplo lahir di Indonesia lahir sejak tahun 2000 yang

dipromotori oleh kelompok-kelompok musik Jawa Timur. Namun saat itu masih

belum menasional seperti sekarang ini. 2 tahun kemudian, variasi atau cabang

baru bagi musik Dangdut ini semakin fenomenal, setelah area 'kekuasaannya'

meluas ke beberapa wilayah seperti di Jogja dan beberapa kota di Jawa Tengah

lainnya. Salah satu hal yang membuat genre ini sukses dalam memperlebar daerah

'kekuasannya' adalah vcd bajakan yang begitu mudah dan murah didapatkan

masyarakat sebagai 'alternatif' hiburan masyarakat dari vcd/dvd original artis-

artis/selebriti nasional yang dinilai mahal. Kesuksesan vcd bajakan tersebut juga

dibarengi dengan fenomena "goyang ngebor" Inul Daratista.

Fenomena itulah yang sebenarnya membuat popularitas Dangdut Koplo

semakin meningkat di se-antero Indonesia. Apalagi setelah goyang ngebor inul itu

37

Page 27: AAA BAB II

tercium oleh beberapa media-media televisi swasta nasional. Oleh karenanya,

masyarakat Indonesia semakin mengenal Dangdut Koplo dan juga Inul itu sendiri.

Tapi, fenomena itu bukan berarti tak ada masalah. Sang Raja Dangdut

Indonesia, Rhoma Irama adalah seniman Dangdut senior pertama yang nyata-

nyata menentang Inul karena goyang ngebornya itu. Munculnya Inul dengan ciri

goyangan tersendiri itu ditentang Rhoma karena berbau pornografi yang

mengakibatkan dekadensi moral. Tak hanya itu, sang Raja juga kuatir jika hal ini

dibiarkan saja, akan tumbuh-tumbuh goyangan porno model lain yang dilakukan

penyanyi-penyanyi di daerah untuk ikut-ikutan 'mengekor' si ratu goyang ngebor

itu.

Penentangan Rhoma terhadap aksi Inul dan beberapa tokoh dangdut lain

ternyata mendapat 'sambutan' dari para pembela Inul. Baik itu masyarakat umum

atau seniman-seniman Indonesia lain (dan bahkan melibatkan pakar hukum).

Sejak itulah pro-kontra terhadap Inul menjadi headline news di media-media di

Indonesia dan bahkan beberapa media-media Internasional seperti BBC News.

Pro-kontra dan kontroversi itu ternyata semakin mempopulerkan Inul itu

sendiri, Dangdut Koplo dan artis-artis Dangdut lain. Benar kata sang Raja, karena

munculnya Inul tersebut diikuti oleh munculnya artis-artis pendatang baru yang

juga membawa identitas goyangan, seperti goyang ngecor ala Uut Permatasari dan

Goyang patah-patah ala Anisa Bahar. Hal tersebut membuat sang Raja dan para

penentang lain semakin sedih. Munculnya artis atau penyanyi Dangut baru karena

kontroversi itu juga semakin mempopulerkan Dangdut Koplo. Berturut-turut

38

Page 28: AAA BAB II

setelah Uut dan Anisa Bahar, muncul nama lain seperti Dewi Persik, Julia Perez,

Shinta Jojo waktu itu.

Di sisi lain, Dangdut sedang berbenah melalui Konggres PAMMI untuk

memilih calon ketua baru. Dalam kesempatan itu, Rhoma kembali terpilih sebagai

ketua PAMMI. Salah satu pernyataan yang cukup menghebohkan juga adalah

bahwa Rhoma secara terang-terangan melarang dan menggunakan embel-embel

Dangdut karena telah menyimpang dari pakem Dangdut sehingga seharusnya

aliran tersebut berdiri sendiri. Salah satu alasannya yang populer adalah karena

Dangdut Koplo melahirkan penyanyi Dangdut dengan goyangan erotis dan

penampilan vulgar.

Sayang, pernyataan beliau seperti tak pernah didengarkan oleh para

pelaku Dangdut terutama penyanyi. Justru hal itu seolah semakin mengeksiskan

Dangdut Koplo itu sendiri disamping produktifitas Dangdut non koplo yang sepi

dan kalah bersaing dengan peredaran vcd/dvd bajakan yang semakin meluas. Di

sisi lain, penyanyi pendatang baru juga semakin membludak, baik itu yang

bersifat lokal atau nasional, begitu juga dengan grup-grup Dangdut koplo juga

semakin banyak, ata grup yang tadinya beraliran klasik atau rock Dangdut,

berganti haluan menjadi Dangdut koplo.

Mungkin masyarakat Indonesia sudah banyak yang tahu artis-artis

pendatang seperti Ayu Ting Ting, Siti Badriah, Sazkia Gotik, Trio Macan,

Melinda dan sebagainya, atau grup Dangdut Koplo Jawa timuran yang semakin

populer di Indonesia. Itu semua justru terjadi karena kontroversi-kontroversi

tersebut.

39

Page 29: AAA BAB II

Anak-anak dengan pribadi yang berimbang antara intelektual, emosional

dan spiritual serta kreatif dan mandiri adalah anak yang sangat kita harapkan.

Untuk mewujudkan ini maka kita perlu untuk menanamkan budaya gemar belajar

dan hidup mandiri dalam rumah tangga serta ketia anak disekolah sekolah agar

mereka mampu bertahan (survive) dan berhasil (sukses) dalam menghadapi setiap

masalah sambil menjalani proses kehidupan sehari-hari dengan fisik dan mental

yang kokoh, siswa dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya baik

kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa yang

telah dianugerahkan Tuhan YME kepadanya.

Demikian pula KBM perlu membekali siswa dengan keterampilan

belajar, yang meliputi pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan,

kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama

supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah

maupun secara informal di luar kelas.

Minat belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor baik dari luar maupun

dari dalam diri individu, faktor dari dalam seperti yang dibawa anak sejak lahir

dan biasanya diwariskan dari orang tuanya. Sedangkan faktor dari luar berupa

pengaruh lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan

masyarakat yang kesemuanya ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Dengan adanya lingkungan sekolah yang baik, fasilitas yang mendukung, maka

minat belajar siswa dapat meningkat.

Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa ada pengaruh yang

signifikan musik dangdut koplo (qosidah) modern terhadap Minat siswa dalam

40

Page 30: AAA BAB II

mempelajari Agama Islam di kelas X dan XI MA Ismailiyah Mojodanu Ngusikan

Jombang.

41