Republik Indonesia 2016 66 AAkkkuuu gAAAnnngggggooottt aaa ...
AAA BAB II
Transcript of AAA BAB II
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN TENTANG MUSIK DANGDUT KOPLO (QOSIDAH)
MODERN
1. Pengertian musik dangdut koplo (qosidah) modern
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik Indonesia yang
mengandung unsur-unsur musik Hindustan atau India klasik, Melayu, dan Arab.
Bentuk musik ini berakar awal dasar dari Qasidah yang terbawa oleh Agama
Islam yang masuk Nusantara tahun 635 - 1600 dan Gambus yang dibawa oleh
migrasi orang Arab tahun 1870 - sesudah 1888, kemudian menjelma sebagai
Musik Gambus tahun 1930 oleh orang Arab-Indonesia bernama Syech Albar,
selanjutnya menjelma sebagai Musik Melayu Deli pada tahun 1940 oleh Husein
Bawafie, dan tahun 1950 pengaruh musik Amerika Latin serta tahun 1958
dipengaruhi Musik India melalui film Bollywood oleh Ellya Khadam dengan lagu
Boneka India, dan terakhir lahir sebagai Dangdut tahun 1968 dengan tokoh utama
Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk
pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab
(pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir
tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan
masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun
1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang
kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh
bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop,
bahkan house music.1
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang
di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an.
Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur
musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan
harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka
masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar
listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh
dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik
populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari
keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan
tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh
bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah
artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di
kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan
tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) musik India. Putu Wijaya
awalnya menyebut dalam majalah Tempo edisi 27 Mei 1972 bahwa lagu Boneka
dari India adalah campuran lagu Melayu, irama padang pasir, dan "dang-ding-dut"
1 Gehr, Richard (10 December 1991), "Dawn of Dangdut", The Village Voice 36: 86
13
India.2 Sebutan ini selanjutnya diringkas menjadi "dangdut" saja, dan oleh
majalah tersebut digunakan untuk menyebut bentuk lagu Melayu yang
terpengaruh oleh lagu India.
2. Dangdut dan Qosidah
Qasidah masuk Nusantara sejak Agama Islam dibawa para saudagar Arab
tahun 635, kemudian juga saudagar Gujarat tahun 900 - 1200, saudagar Persia
tahun 1300 - 1600. Nyanyian Qasidah biasanya berlangsung di masjid, pesantren
dahwah agama Islam.
a. Gambus dan migrasi orang Arab mulai tahun 1870
Gambus adalah salah satu alat musik Arab seperti gitar, namun
mempunyai suara rendah. Diperkirakan alat musik gambus masuk ke nusantara
bersama migrasi Marga Arab Hadramaut (sekarang Yaman) dan orang Mesir
mulai tahun 1870 hingga setelah 1888, yaitu setelah Terusan Suez dibuka tahun
1870, pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dibangun tahun 1877, dan
Koninklijke Paketvaart Maatschappij berdiri tahun 1888. Para musisi Arab sering
mendendangkan Musik Arab dengan iringan gambus.
Pada awal abad XX penduduk Arab-Indonesia senang mendengarkan
lagu gambus, dan sekitar tahun 1930, Syech Albar (ayah dari Ahmad Albar)
mendirikan orkes gambus di Surabaya. Ia juga membuat rekaman piringan
hitam dengan Columbia tahun 1930-an, yang laku di pasaran Malaysia dan
Singapura.
2 Bahasa Tempo, Bahasa Kita, Tempo, edisi 7-13 Maret 2011. Penerbit PT. Tempo Inti Media, Tbk. Jakarta.
14
b. Musik Melayu Deli tahun 1940
Musik Melayu Deli lahir sekitar tahun 1940 di Sumatera Utara bersama
Husein Bawafie dan Muhammad Mashabi, kemudian menjalar ke Batavia dengan
berdirinya Orkes Melayu.
c. Irama Amerika Latin tahun 1950
Pada tahun 1950, musik Amerika Latin masuk ke Indonesia oleh Xavier
Cugat dan Edmundo Ros serta Perez Prado, termasuk Trio Los Panchos atau Los
Paraguayos. Irama latin ini kemudian lekat dengan orang Indonesia. Kemudian
berbagai lagu Minang juga muncul bersama Orkes Gumarang, dan Zainal Combo.3
Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu,
meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya. Pada tahun 1950-an dan
1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta yang memainkan
lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan).
d. Dari musik Melayu Deli tahun 1940 ke Dangdut tahun 1968
Tabla, salah satu alat musik utama dangdut yang berasal dari India.
Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai
untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti gitar
akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong. Musik Melayu Deli
awalnya tahun 1940-an lahir di daerah Deli Medan, kemudian musik melayu deli
ini juga berkembang di daerah lain, termasuk Jakarta. Pada masa ini mulai masuk
eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia
3 http://imo.thejakartapost.com/kelikmnugroho/category/indonesia-60-ies/
15
sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk
bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari
Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti
penari India, sang pencipta Boneka dari India), Husein Bawafie (salah seorang
penulis lagu Ratapan Anak Tiri), Munif Bahaswan (pencipta Beban Asmara),
serta M. Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer
pada tahun 1970-an). Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-
an, walaupun pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu
yang dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Beberapa nama dari
masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta
Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa
album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.
Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan
dengan politik Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-
alat musik modern Barat seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, trompet,
saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan
kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting.
Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik
dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan
musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser
'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik Melayu
telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya. Pada paruh akhir dekade
1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM
16
Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik
melayu deli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini
diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal
tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB).
3. Interaksi dengan musik lain
Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan memengaruhi bentuk
musik yang lain. Lagu-lagu barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak
yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut
dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari
Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya:
tarlingdut. Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik
dangdut. Aliran campuran antara musik dangdut & rock secara tidak resmi
dinamakan Rockdut. Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah
seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa (dikenal sebagai
suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi
Kempot), atau zapin. Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya
rentan terhadap bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap
lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin. Kopi Dangdut, misalnya,
adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.
Lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara
mudah, meskipun demikian bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat
konservatif. Sebagian besar lagu dangdut tersusun dari satuan delapan birama 4/4.
17
Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada beberapa
lagu masa 1960-an seperti Burung Nuri dan Seroja.
Bentuk bangunan lagu dangdut secara umum adalah: A - A - B - A,
namun dalam aplikasi kebanyakan memiliki urutan menjadi seperti ini : “ Intro -
Eksposisi I - A - A - Eksposisi II - B - A - Eksposisi II - B - A - (coda) ”4
B. TINJAUAN TENTANG MINAT SISWA DALAM MEMPELAJARI
AGAMA ISLAM DI KELAS X DAN XI
1. Pengertian Minat Belajar
Pengertian minat belajar bagi siswa adalah merupakan suatu hal yang
perlu di kupas lebih lanjut penggalan kata dari dua kata minat dan belajar, minat
belajar adalah sesuatu yang ada di dalam hati manusia dalam mengaplikasikannya
berbentuk kegiatan menambah ilmu pengetahuan, minat sangat kompleks sekali
dan harus dipandang dari berbagai sisi atau sudut pandang. Pengertian minat
sendiri adalah :
Minat adalah : perhatian, kesukaan ( kecenderungan hati kepada sesuatu)
hal yang mengenai keinginan.5
Sedangkan Pengertian minat belajar ditinjau dari segi bahasa adalah :
Hasrat/semangat dalam berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya
mendapatkan suatu kepandaian.6
4 Sunaryo Joyopuspito, MUSIK DANGDUT, Suatu kajian sejarah dan analisis teori musik, Bina Musik Remaja 2011
5 Porwodarminto Wjs, Op Cit, hal. 650.
6 Ibid, hal. 108.
18
Sedangkan belajar ditinjau dari segi istilah, para ahli memberikan
pengertian yang berbeda-beda menurut pendapatnya masing-masing. Diantara
pendapat para ahli tersebut dapat penulis kemukakan sebagai berikut :
a. Menurut pandangan tradisional bahwa yang dimaksud dengan minat belajar
adalah:
Keinginan/hasrat dalam berusaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. “pengetahuan” mendapat tekanan penting oleh sebab pengetahuan memegang peranan utama dalam hidup manusia. pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang banyak memiliki pengetahuan, maka dia akan mendapat kekuasaan. Dan siapa yang kosong pengetahuannya atau bodoh, maka dia akan dikuasai orang lain.7
b. Menurut pandangan modern, bahwa yang dimaksud dengan minat belajar
adalah sebagai berikut :
Suatu keinginan dalam melakukan perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang menyatakan kegiatan belajar setelah Ia memperoleh hasil, yakni tingkah laku. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu; dari tidak mengerti menjadi mengerti, dsb. Pada hakekatnya perubahan tingkah laku itu adalah perubahan kepribadian pada diri seseorang. Tingkah laku mengandung pengertian luas, meliputi segi jasmaniah (strukturil) dan segi rohaniah (fungsional) yang keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Pola tingkah laku ini terdiri dari beberapa aspek yang meliputi: pengetahuan, pengertian, sikap, ketrampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti, apresiasi, jasmani, hubungan sosial dan lain-lain.8
c. Menurut Hilgard perubahan tersebut bisa dikatakan sebagai hasil belajar
apabila perubahan itu dihadapkan melalui latihan sebagaimana dijelaskan
dibawah ini.
Want to learning is the process which as activity originates or is changed thought training procedures (weather in as distringuished from changes
7 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Alumni, Bandung 1986, Hal. 40.
8 Ibid. Hal. 41
19
by factors not attributable to training. Minat Belajar adalah suatu proses yang melahirkan atau yang mengubah sesuatu kegiatan melalui atau jalan latihan (apakah dalam laboratoriaum atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor yang termasuk latihan. Misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil Minat belajar.9
Dari keterangan Hilgard di atas menunjukkan bahwa bukan semua
perubahan yang terjadi pada diri seseorang termasuk pengertian belajar,
perubahan-perubahan pada bayi bukan termasuk belajar tetapi karena kematangan.
Perubahan pada diri seseorang yang dapat dikatakan sebagai hasil belajar apabila
perubahan itu diperoleh karena individu yang bersangkutan berusaha untuk
melakukannya, dan tidak bisa dikatakan dikatakan sebagai hasil belajar jika minat
tersebut hanya sekedar hasrat atau keinginan dan tidak di aplikasikan atau di
praktekkan sama sekali.
d. Menurut Whitherington dalam bukunya Educational Psichology, menyatakan
minat belajar adalah :
Suatu proses keinginan dalam melakukan perubahan didalam kepribadian
yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau pengertian.10
e. Menurut Prof. Dr. S. Nasution Minat belajar adalah :
9 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmar, Bandung, 1986, hal . 39.
10 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Karya CV, Bandung, 1987, hal. 86.
20
Suatu proses yang menimbulkan kelakuan atau mengubah kelakuan
lama sehingga seseorang lebih mampu menghadapi situasi-situasi dalam
kehidupannya.11
f. Menurut Winarno Surachmad dalam bukunya Pengantar Interaksi Belajar
Mengajar, menyatakan bahwa :
Minat Belajar adalah hasrat untuk mengalami, mengalami berarti mengahayati sesuatu yang aktual, penghayatan mana akan menimbulkan respons-respons tertentu dari pihak murid, pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan (pematangan, pendewasaan) pola tingkah laku, perubahan didalam sistem nilai, didalam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian), serta di dalam kenyataan.12
g. Menurut aliran psikologi assosiasi, bahwa Minat belajar adalah :
Usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Peristiwa belajar dipandang sebagai peristiwa untuk menghadapi masalah-masalah berdasarkan tanggapan-tanggapan yang telah ada. Orang mendapatkan hubungan antara tanggapan-tanggapan dengan obyek yang dipecahkan.13
h. Menurut aliran Psikologi Koneksionisme, bahwa Minat belajar adalah :
Usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan reaksi. Menurut ajaran koneksionisme orang belajar karena menghadapi suatu problem solving, kemudian individu tersebut menghadapi mengadakan reaksi terhadap stimulus. Bila reaksi itu berhasil, maka terjadi hubungan antara reaktion dan stimulus, maka terjadi pulalah peristiwa belajar.14
11 Ach. Bahar, Moh. Suhri Saleh, Penuntun Praktis Cara Belajar dan Mengajar, CV. Karya Utama, Surabaya, (tt) hal. 8.
12 Winarno Surahmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung, 1984, hal. 67.
13 Achmad Wiherno Susanto, Saripati Kuliah II Pengantar Psikologi Pendidikan, IAIN Supel Fak. Tar. Malang, 1988, hal. 61.
14 Ibid, hal. 60
21
i. Menurut aliran Psikologi gestald, bahwa belajar adalah :
Seorang belajar jika ia mendapatkan insight, insight itu diperoleh bila ia melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu menjadi jelas baginya dan dengan demikian memecahkan masalah .15
Dari pendapat para ahli diatas maka dapat dikemukakan tentang adanya
beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang Minat belajar yaitu:
Minat Belajar merupakan suatu Keinginan dalam melakukan perubahan dalam
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih
baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
Minat Belajar merupakan suatu perubahan melalui latihan atau
pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan
atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti: perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
Untuk disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap, harus
merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang, berapa lama
periode waktu itu berlangsung sulit untuk ditentukan dengan pasti, tetapi
perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari periode yang mungkin
berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun. Ini berarti harus
dikesampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh
motivasi, kelelaan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang yang
biasanya hanya berlangsung sementara.
15 S. Nasution, Op - Cit, hal. 45 - 46
22
Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam
pengertian pemecahan suatu masalah, berfikir ketrampilan, kecakapan, kebiasaan
atau sikap.
Kalau kita simpulkan difinisi-definisi tersebut dan definisi-definisi yang
lain, maka penulis dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut :
1. Minat Belajar adalah suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
seseorang yang belajar baik aktual maupun potensial
2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang
berlaku secara konstan atau menetap atau relatif lama.
3. Perubahan itu terjadi karena adanya unsur usaha (dengan sengaja).
Selain dari pendapat para ahli diatas juga dapat digali dalam Al-Qur’an
tentang pentingnya belajar karena manusia sejak dilahirkan belum memiliki
pengetahuan dan ketrampilan kecuali fitrah sebagaimana termaktub dalam Surat
Al-Mujadalah ayat 11:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan..16
23
Dengan mempertimbangkan ayat-ayat diatas maka pengertian belajar
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Belajar adalah interaksi yang aktif antara potensi-potensi manusia
(pendengaran, penglihatan dan hati atau perasaan dan pikiran) dengan
lingkungannya baik berupa manusia atau alam semesta dengan segala
kejadiannya, dengan disengaja, yakni sengaja menggunakan potensi-potensi yang
ada pada dirinya tadi, sehingga menghasilkan perubahan-perubahan berupa
pengetahuan, pemahaman, pengertian, ketrampilan maupun nilai-nilai sikap
sehingga manusia lebih menuju kearah kesempurnaan (tidak sama dengan orang
yang tidak mengetahui) dan dapat mencapai suatu ketinggian derajat.
Manusia dilahirkan dengan tidak mengetahui apa-apa, namun oleh Allah
dibekali dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia baik jasmaniah
maupun rohaniah. Dengan menggunakan potensi-potensi itu maka manusia dapat
memperoleh ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Menggunakan potensi-potensi itu diantaranya adalah dengan jalan
membaca “ber iqra”. Pengertiannya membaca adalah bisa berupa membaca ayat-
ayat yang tergelar (kauniyah). Ayat-ayat kauniyah adalah alam yang tergelar
dengan semua kejadian-kejadiannya. Dengan demikian pengertian membaca
disini bisa berupa riset atau penelitian, observasi, penyelidikan-penyelidikan
maupun eksperimen-eksperimen. Kemudian dengan itu semua manusia bisa
mendapat pengetahuan, pemahaman, penglihatan ketrampilan dan lain sebagainya
16 Ibid Hal. 911
24
yang membawa manusia kearah kesempurnaan dan dapat mencapai suatu
ketinggian derajat.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Belajar tidak selamanya berjalan dengan baik dan lancar karena labilnya
minat, sehingga tidak tertutup kemungkinan akan prestasi belajar terhambat dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang akibatnya prestasi belajar rendah, bahkan
bisa terjadi suatu kegagalan.
Berbagai pendapat banyak dilontarkan oleh para ahli mengenai apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam mencapai hasil belajarnya.
Diantara pendapat para ahli tersebut dapat penulis kemukakan sebagai berikut :
a) Drs. Sumadi Suryabrata. MA, dalam bukunya Psikologi Pendidikan
menyatakan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar itu banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Untuk memudahkan pembicaraan dapat diklasifikasikan demikian : 1) Faktor-faktor yang berasal dari luar, dan masih digolongkan menjadi
dua golongan dengan catatan bahwa over lapping tetap ada yaitu : - Faktor-faktor sosial- faktor-faktor non sosial
2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri atau pelajar, dan inipun dapat digolongkan menjadi dua bagian :- Faktor-faktor Psikologis- Faktor-faktor fisiologis17
Yang penjelasannya sebagai berikut :
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri si pelajar yang meliputi :
17 Sumadi Surya Brata, Psikoogi Pendidikan, PN CV Rajawali, Jakarta, 1989, hal. 249.
25
a). Faktor-faktor sosial
Adapun yang dimaksud dengan faktor sosial disini adalah faktor
manusia, karena seseorang yang belajar tidak lepas dari seorang yang tidak ada
kaitannya. Sebab orang lain pun mempengaruhi seseorang diantaranya :
(1) Guru
Tugas guru yang utama adalah mendidik dan mengajar siswa menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Oleh karena itu guru harus memiliki sikap
dan pribadi yang patut menjadi teladan bagi siswa. Hal ini sejalan dengan
pendapat Al Ghozali sebagai berikut :
Mengharuskan para guru-guru memiliki adab yang baik karena anak-anak selalu melihat gurunya sebagai contoh yang harus diikutinya yang mana hal ini harus di insyafi para guru. Mata para murid selalu tertuju padanya dan telinga mereka selalu mendengarkan tentang dirinya, maka bila ia anggap sesuatu itu baik, berarti baik pula disisi mereka dan apa yang dianggap jelek berarti jelek pula ia pada mereka.18
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diambil pengertian misalnya
cara berpakaian, pilihan warna harus serasi, sebab murid sangat kritis terhadap
pesan dari luar ini. Demikian pula terhadap perbuatan dan tabiat guru hendaklah
menampilkan diri sebagai guru yang baik dihadapan para siswa maupun dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu diperlukan
kemahiran dalam seni bergaul dan seni mempengaruhi, lebih khusus lagi dalam
hubungan insani.
(2) Orang Tua
18 H.M. Arifin M.ED., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di lingkungan sekolah dan keluarga, Bulan Bintang , Jakarta, 1976, hal. 27
26
Dalam hal ini orang tua mempunyai peranan yang sangat penting bahkan
dapat dikatakan sebagai faktor dominan dalam menentukan sukses dan tidaknya
belajar. Orang tua (ayah dan ibu) selaku pendidik dan pengajar atau guru alamiah
dapat melakukan kewajibannya sebagai pengajar, sebagai guru (pendidik), berkat
kewibawaan yang ada padanya. Ada kekuatan batin yang memancarkan pengaruh
disebabkan berbagai faktor seperti : Umur yang lebih tinggi, pengalaman yang
lebih luas, pengetahuan yang labih mendalam, kepercayaan terhadap diri sendiri
yang lebih mantap. Dalam hal ini orang tua memainkan peranan sebagai
pendisiplin, pembangkit minat belajar, orang tua mengajar anak-anak tentang
moral. Nilai-nilai tradisi dan cita-cita masyarakat dimana dia dibesarkan, orang
tua mengajarkan hal ini dengan memberikan hadiah bila anak-anak mengerjakan
yang benar dan menghukumnya bila anak-anak mengerjakan yang salah. Hal
demikian ini disebabkan intensif dan tidaknya belajar dipengaruhi oleh orang tua
yang di rumah. Adapun yang termasuk dalam faktor ini yaitu kasih sayang orang
tua terhadap anak dan dorongan terhadap anggota keluarga yang kesemuanya itu
banyak membentuk anak sukses dalam belajar. Kadang-kadang malah sebaliknya,
apabila kedua faktor itu keliru menerapkannya seperti yang dikatakan oleh Drs.
Akhmad D Marimba yaitu :
Kasih sayang salah ditempatkan dan salah digunakan akan
mengakibatkan akan terus tergantung pada pendidik.19
Dalam hal ini sukarlah bagi sianak untuk mendapatkan kesempatan
mencoba kesanggupannya sendiri. Selain dari itu kasih sayang orang tua maka
19 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT. Al-Ma’arif, Bandung, 1974, hal. 36.
27
perlu juga menciptakan ketenangan situasi rumah. Situasi yang harmonis keluarga
mendorong untuk melakukan kebaikan.
(3) Murid atau teman sebaya
Juga sebagai faktor sosial yang menyebabkan atau mempengaruhi
keberhasilan belajar adalah faktor masyarakat dan teman sebaya dengan siapa
belajar mengadakan kegiatan diluar sekolah dan keluarga, positif atau negatif
pengaruh yang diberikan kelompok ini terhadap kemajuan belajar siswa kaitannya
dengan jenis dan jumlah kegiatan yang dilakukan oleh mereka. Apabila mereka
banyak kegiatan yang bersifat non pendidikan misalnya kegiatan sosial dan
rekreasi, maka akan mengurangi dan menghambat kemajuan atau keberhasilan
belajar mereka, demikian juga sebaliknya.
b) Faktor-faktor non sosial
Faktor-faktor non sosial disini dimaksudkan bukan manusia, dan
jumlahnya banyak sekali dan penulis golongkan menjadi :
(1) Keadaan alam seperti tempat belajar yang menyenangkan, cukup udara, sinar
matahari, dan penerangan yang memadai.
(2) Alat-alat perlengkapan misalnya buku bacaan, alat tulis menulis, alat peraga
dan sebagian kita sebut alat-alat pelajaran, gedung dan sebagainya.
(3) Cara belajar yang efisien, yaitu cara belajar yang tepat, praktis, ekonomis dan
terarah sesuai dengan situasi dan tuntutan yang ada guna mencapai tujuan
belajaragar memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik,
teratur dan terencana.
28
Semua faktor yang telah disebutkan diatas dan faktor-faktor yang lain
yang belum penulis sebutkan harus kita atur sedemikian rupa, sehingga dapat
membentuk proses belajar mengajar secara maksimal yang efeknya minat belajar
siswa dapat maksimal.
b. Faktor-faktor yang berasal dari diri sipelajar meliputi :
1. Faktor-faktor psikologis
Secara garis besar faktor-faktor ini masih perlu perhatian khusus kepada
salah satu hal yaitu, hal yang mendorong aktifitas belajar itu, hal yang merupakan
alasan dilakukannya perbuatan belajar itu. Ada beberapa pendapat tentang motif
anak belajar, diantaranya adalah:
Prof. Dr. S. Nasution, MA. dalam bukunya didaktik asas-asas mengajar,
menyatakan bahwa motif atau sebab anak belajar adalah :
1) Ia belajar karena ia didorong oleh keinginan untuk mengatahuinya.2) Ia belajar supaya mendapat angka yang baik, naik kelas, dan
mendapat ijazah. Dalam hal ini belajar ia didorong oleh motivasi intrinsik yakni ia ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar.
Dalam belajar telah terkandung didalam perbuatan belajar, tujuan menambah pengetahuan sebaliknya bila seseorang belajar untuk mencari penghargaan berupa angka, hadiah, diplomasi dan sebagainya didorong oleh motivasi ekstrinsik, oleh sebab tujuan –tujuan itu terletak diluar perbuatan itu yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri.20
Sedang Arden N. Frandsen mengatakan bahwa :
Hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagi berikut :(1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.(2) Adnya sifat dunia kreatif yang ada pada m anusia dan keinginan
untuk selalu maju.
20 S. Nasution , O p – C i t, hal. 80
29
(3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpatik dari orang tua, guru dan teman-teman.
(4) Adanya usaha untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.
(5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
(6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada pelajaran.21
Dari dua pendapat tentang motivasi belajar tersebut diatas dapat penulis
tegaskan bahwa pada garis besarnya motivasi atau minat atau hal yang mendorong
anak belajar itu ada dua macam yaitu :
Motivasi instrinsik yaitu aktivitas belajar berdasarkan suatu dorongan
yang secara mutlak berkaitan dengan belajar. Misalnya seseorang belajar karena
ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah. Motivasi ekstrinsik yaitu aktifitas
belajar berdasarkan dorongan yang tidak mutlak berkaitan dengan aktifitas
belajar. Misalnya rajin belajar karena sekedar agar bisa berteman dengan
seseorang yang sedang belajar, dan lain sebagainya.
Adapun pengaruh atau peranan dari motivasi ini secara umum adalah
memberikan gairah atau semangat dalam belajar. Sehingga siswa yang
bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi umtuk melakukan kegiatan
belajar pula.
2. Faktor-faktor fisologis
Selain dari faktor psikologis masih ada faktor yang lain yang
mempengaruhi belajar yang berasal dari dalam diri si pelajar. Faktor fisiologis ini
dapat dibedakan menjadi :
(1) Keadaan jasmani pada umumnya.
21 Sumadi Suryabrata, O p – C i t, hal. 253
30
(2) Keadaan panca indra.
Hal ini didukung pernyatan Drs. Sumadi Surya Brata dalam bukunya
Psikologi Pendidikan sebagai berikut :
Faktor-faktor fisiologis masih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :(1)Tonus jasmaniah pada umumnya, dan(2)Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.22
ad. (1) Keadaan jasmani pada umumnya
Keadan jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi
aktivitas belajar keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya
denganjasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya
dengan jasmani yang tidak lelah. Dalam masalah ini ada dua hal; yang perlu
diperhatikan yaitu:
(1) Makanan harus cukup gizi, karena kekurangan gizi akan berpengaruh
terhadap keadaan jasmani. Pengaruh tersebut berupa antara lain kelesuan,
lekas mengantuk, lekas lelah dan sebagainya.
(2) Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit
seperti influenza, batuk, sakit gigi dan yang sejenis dengan itu biasanya
diabaikan, karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian
dan pengobatan, akan tetapi dalam kenyataannya penyakit ini dapat
mengganggu aktivitas belajar.
ad. (2). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu atau panca indra.
Panca indra dapat diakatakan sebagai pintu gerbang pengetahuan
seorang. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan menggunakan
22 Sumadi Suryabrata, Op – cit, hal. 251.
31
panca indra. Pendek kata semua pengetahuan diterima seseorang melelui panca
indra. Dalam sistem persekolahan di Indonesia dewasa ini, diantara panca indra
yang memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga oleh
karena itu adalah kewajiban setiap pendidik untuk menjaga agar panca indra anak
didiknya berfungsi dengan baik, baik pengajaran yang bersifat prefentif maupun
yang bersifat kuratif.
b. Drs. Achmad Wiherno Susanto dalam sari pati kuliah II “Pengantar Psikologi
Pendidikan”, menyatakan bahwa : Faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang
dapat mempengaruhi belajar ada 14 faktor, yaitu :
1. Kemampuan pembawaan2. Kondisi psikis belajar3. Kondisi psikis anak4. Sikap terhadap guru5. Kemauan belajar6. Sikap murid terhadap mata pelajaran7. Pengetian tentang kemajuan mereka sendiri8. Bimbingan9. Ulangan10. Latihan mempergunakan bahan yang telah dipelajari11. Metode belajar12. Spreading efford ( Usaha terpencar )13. Ingatan14. Faktor umum23
Dengan uraian sebagai berikut :
1) Kemampuan pembawaan
Di dunia ini masing-masing orang mempunyai kemampuan dan tidak ada
dua orang yang kemampuannya sama. Setiap individu mempunyai potensi abilitas
sendiri-sendiri dan kemampuan lebih akan lebih mudah dan lebih cepat belajarnya
23 Ahmad Wiherno susanto, O p – C i t, hal. 64
32
dari pada anak yang kemampuan pembawaannya kurang. Tetapi kemampuan
pembawaan ini bukan satu-satunya faktor yang dominan dalam belajar. Dengan
banyak mengadakan latihan-latihan misalnya dengan mengatasi kemampuan
pembawaan yang lemah. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam bahwa :
Bakat manusia itu telah ditetapkan Tuhan sejak dalam kandungan ibu,
akan tetapi dengan melalui pendidikan bakat tersebut dapat dibimbing
dalam perkembangannya. 24
2) Kondisi fisik belajar
Jiwa yang sehat terletak pada badan yang sehat, demikian kata pepatah,
jasmani yang sedang sakit-sakitan juga merupakan penghambat terhadap proses
belajar.
Seperti yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa :
“Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kurang gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk dan tidak mudah menerima pelajaran “.25
Dengan demikian maka dapat diambil suatu pengertian bahwa badan
yang sehat dapat mendorong siswa untuk lebih giat.
3) Kondisi Psikis Anak.
Kondisi Psikis anak harus dijaga supaya tetap stabil dan dengan kondisi
yang stabil tersebut akan berpengaruh baik terhadap prestasi belajar anak. Lain
24 H.M. Arifin M. ED. O p – C i t, hal. 37
25 Sumadi Surya Brata, Proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi, And Offset, Yogyakarta, 1983, hal. 10.
33
halnya dengan kondisi yang labil akan cenderung berpengaruh jelek terhadap
prestasi belajar anak.
4) Kemauan belajar.
Adanya kemauan akan mendorong belajar anak dan meningkatkan
prestasi belajarnya. Lain halnya dengan anak yang tidak mempunyai kemauan
belajar, prestasinya tentu tidak ada peningkatan dan bahkan mengalami
penurunan. Kemauan belajar ini sangat erat hubungannya dengan cita-cita anak
dan masing-masing anak mempunyai cita-cita yang berbeda.
5) Sikap terhadap guru
Murid yang benci akan gurunya tidak akan lancar proses belajarnya,
sebaliknya murid yang suka terhadap gurunya akan membantu proses belajarnya
dan peningkatan prestasi belajarnya.
6) Sikap murid terhadap mata pelajaran.
Mata pelajaran yang disukai akan lebih lancar dipelajari daripada yang
kurang disenangi, mata pelajaran yang kurang disenangi tergantung pada berbagai
faktor, antara lain : metode penyajian yang kurang menarik, adanya kegagalan
murid dalam menghadapi mata pelajaran, dan sebaginya.
7) Pengertian tentang kemajuan mereka sendiri.
Dengan adanya pengertian akan kemajuan dan kemunduran dapat
mendorong anak untuk lebih giat belajar. Salah satu cara untuk mengetahui hal ini
adalah dengan membuat "“Kurve Belajar"“ sebaliknya tiap anak membuat
kurvenya sendiri untuk setiap tahun pelajaran.
8) Bimbingan
34
Didalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan
dimaksudkan untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang diperbuat anak dalam
belajar. Usaha belajar yang tidak terpimpin/kacau dan selanjutnya agar tidak
menimbulkan rasa putus asa yang menghambat efektifitas belajar anak.
9) Ulangan
Ulangan adalah elemen yang vital untuk mengukur kemajuan dan
kelemahan belajar yang akan mempengaruhi kegiatan usaha belajar.
Pelajar harus mengetahui hasil ulangan-ulangan dan harus pula
mendiskusikan kesalahan-kesalahan yang diperbuat agar tidak terjadi kesalahan-
kesalahan lagi.
10) Latihan mempergunakan bahan yang dipelajari
Belajar yang baik bukan hanya verbalisme, tetapi yang penting adalah
dapat menggunakan dan mempraktekkan apa yang telah dipelajari semua teori
hendaknya semaksimal mungkin dapat di praktekkan.
11) Metode belajar.
Macam metode yang sering digunakan dalam belajar adalah metode
keseluruhan dan metode sebagian. Metode keseluruhan adalah mempelajari bahan
sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan metode bagian adalah mempelajari bahan
dengan cara membagi bahan atas bagian-bagian. Kombinasi dari kedua metode
tersebut adalah cara yang lebih efektif dari pada salah satu diantara keduanya.
12) Spreadig Effort ( usaha terpencar )
Belajar akan lebih efektif apabila periode-periode disusun terpencar dan
tidak terpusat pemencaran periode kerja tersebut hendaknya disesuaikan dengan
35
bahan yang dipelajari dan kemampuan untuk diperhatikan. Hal ini dilakukan
untuk mencegah kelelahan dan kebosanan.
13) Ingatan.
Telah disepakati bahwa manusia disamping mempunyai daya ingat juga
dibekali sifat pelupa, oleh karena itu anak harus mempelajari bahan-bahan
pelajaran dengan sungguh-sungguh sehingga akan lebih lama mengingatnya.
Namun bila belajar secara serampangan, maka dalam waktu yang tidak terlalu
lama pelajaran itu akan hilang dan sulit untuk diingat kembali. Terhadap masalah
ini guru harus sering mengadakan tes secara periodik agar siswa belajar dengan
sungguh-sungguh, makin lama mengingat pelajarannya.
14) Faktor umur.
Pada umumnya orang yang masih muda akan lebih mudah untuk belajar
dalam hal menyimpan dan mengingat kembali. apa yang dipirkan oleh orang tua
lebih banyak dibandingkan dengan anak yang masih muda. Hal ini merupakan
salah satu sebab orang muda untuk belajar dibanding dengan orang tua.
Dari kedua pendapat tersebut diatas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar itu kiranya dapat penulis garis bawahi, bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
(1) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri sipelajar sendiri meliputi, faktor
psikologis dan faktor fisiologis.
(2) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar meliputi, faktor sosial dan
faktor non sosial.
36
Kedua faktor tersebut saling terkait, tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Apabila kedua faktor itu diperhatikan dengan baik, maka minat anak dalam
belajar akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan memuaskan. Lain halnya
apabila kedua faktor itu kurang diperhatikan atau diabaikan begitu saja, maka
kemungkinan besar minat belajar anak akan menurun dan tentu tidak akan
berhasil sesuai dengan yang diharapkan atau prestasi belajarnya tidak akan
memuaskan.
C. PENGARUH MUSIK DANGDUT KOPLO (QOSIDAH) MODERN
TERHADAP MINAT SISWA DALAM MEMPELAJARI AGAMA
ISLAM DI KELAS X DAN XI MA ISMAILIYAH MOJODANU
NGUSIKAN JOMBANG
Dangdut Koplo lahir di Indonesia lahir sejak tahun 2000 yang
dipromotori oleh kelompok-kelompok musik Jawa Timur. Namun saat itu masih
belum menasional seperti sekarang ini. 2 tahun kemudian, variasi atau cabang
baru bagi musik Dangdut ini semakin fenomenal, setelah area 'kekuasaannya'
meluas ke beberapa wilayah seperti di Jogja dan beberapa kota di Jawa Tengah
lainnya. Salah satu hal yang membuat genre ini sukses dalam memperlebar daerah
'kekuasannya' adalah vcd bajakan yang begitu mudah dan murah didapatkan
masyarakat sebagai 'alternatif' hiburan masyarakat dari vcd/dvd original artis-
artis/selebriti nasional yang dinilai mahal. Kesuksesan vcd bajakan tersebut juga
dibarengi dengan fenomena "goyang ngebor" Inul Daratista.
Fenomena itulah yang sebenarnya membuat popularitas Dangdut Koplo
semakin meningkat di se-antero Indonesia. Apalagi setelah goyang ngebor inul itu
37
tercium oleh beberapa media-media televisi swasta nasional. Oleh karenanya,
masyarakat Indonesia semakin mengenal Dangdut Koplo dan juga Inul itu sendiri.
Tapi, fenomena itu bukan berarti tak ada masalah. Sang Raja Dangdut
Indonesia, Rhoma Irama adalah seniman Dangdut senior pertama yang nyata-
nyata menentang Inul karena goyang ngebornya itu. Munculnya Inul dengan ciri
goyangan tersendiri itu ditentang Rhoma karena berbau pornografi yang
mengakibatkan dekadensi moral. Tak hanya itu, sang Raja juga kuatir jika hal ini
dibiarkan saja, akan tumbuh-tumbuh goyangan porno model lain yang dilakukan
penyanyi-penyanyi di daerah untuk ikut-ikutan 'mengekor' si ratu goyang ngebor
itu.
Penentangan Rhoma terhadap aksi Inul dan beberapa tokoh dangdut lain
ternyata mendapat 'sambutan' dari para pembela Inul. Baik itu masyarakat umum
atau seniman-seniman Indonesia lain (dan bahkan melibatkan pakar hukum).
Sejak itulah pro-kontra terhadap Inul menjadi headline news di media-media di
Indonesia dan bahkan beberapa media-media Internasional seperti BBC News.
Pro-kontra dan kontroversi itu ternyata semakin mempopulerkan Inul itu
sendiri, Dangdut Koplo dan artis-artis Dangdut lain. Benar kata sang Raja, karena
munculnya Inul tersebut diikuti oleh munculnya artis-artis pendatang baru yang
juga membawa identitas goyangan, seperti goyang ngecor ala Uut Permatasari dan
Goyang patah-patah ala Anisa Bahar. Hal tersebut membuat sang Raja dan para
penentang lain semakin sedih. Munculnya artis atau penyanyi Dangut baru karena
kontroversi itu juga semakin mempopulerkan Dangdut Koplo. Berturut-turut
38
setelah Uut dan Anisa Bahar, muncul nama lain seperti Dewi Persik, Julia Perez,
Shinta Jojo waktu itu.
Di sisi lain, Dangdut sedang berbenah melalui Konggres PAMMI untuk
memilih calon ketua baru. Dalam kesempatan itu, Rhoma kembali terpilih sebagai
ketua PAMMI. Salah satu pernyataan yang cukup menghebohkan juga adalah
bahwa Rhoma secara terang-terangan melarang dan menggunakan embel-embel
Dangdut karena telah menyimpang dari pakem Dangdut sehingga seharusnya
aliran tersebut berdiri sendiri. Salah satu alasannya yang populer adalah karena
Dangdut Koplo melahirkan penyanyi Dangdut dengan goyangan erotis dan
penampilan vulgar.
Sayang, pernyataan beliau seperti tak pernah didengarkan oleh para
pelaku Dangdut terutama penyanyi. Justru hal itu seolah semakin mengeksiskan
Dangdut Koplo itu sendiri disamping produktifitas Dangdut non koplo yang sepi
dan kalah bersaing dengan peredaran vcd/dvd bajakan yang semakin meluas. Di
sisi lain, penyanyi pendatang baru juga semakin membludak, baik itu yang
bersifat lokal atau nasional, begitu juga dengan grup-grup Dangdut koplo juga
semakin banyak, ata grup yang tadinya beraliran klasik atau rock Dangdut,
berganti haluan menjadi Dangdut koplo.
Mungkin masyarakat Indonesia sudah banyak yang tahu artis-artis
pendatang seperti Ayu Ting Ting, Siti Badriah, Sazkia Gotik, Trio Macan,
Melinda dan sebagainya, atau grup Dangdut Koplo Jawa timuran yang semakin
populer di Indonesia. Itu semua justru terjadi karena kontroversi-kontroversi
tersebut.
39
Anak-anak dengan pribadi yang berimbang antara intelektual, emosional
dan spiritual serta kreatif dan mandiri adalah anak yang sangat kita harapkan.
Untuk mewujudkan ini maka kita perlu untuk menanamkan budaya gemar belajar
dan hidup mandiri dalam rumah tangga serta ketia anak disekolah sekolah agar
mereka mampu bertahan (survive) dan berhasil (sukses) dalam menghadapi setiap
masalah sambil menjalani proses kehidupan sehari-hari dengan fisik dan mental
yang kokoh, siswa dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya baik
kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa yang
telah dianugerahkan Tuhan YME kepadanya.
Demikian pula KBM perlu membekali siswa dengan keterampilan
belajar, yang meliputi pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan,
kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama
supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah
maupun secara informal di luar kelas.
Minat belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor baik dari luar maupun
dari dalam diri individu, faktor dari dalam seperti yang dibawa anak sejak lahir
dan biasanya diwariskan dari orang tuanya. Sedangkan faktor dari luar berupa
pengaruh lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan
masyarakat yang kesemuanya ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Dengan adanya lingkungan sekolah yang baik, fasilitas yang mendukung, maka
minat belajar siswa dapat meningkat.
Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa ada pengaruh yang
signifikan musik dangdut koplo (qosidah) modern terhadap Minat siswa dalam
40
mempelajari Agama Islam di kelas X dan XI MA Ismailiyah Mojodanu Ngusikan
Jombang.
41